Pengaruh Parent Autonomy Support Terhadap School Engagement pada Siswa Kelas IV-VI SD "X" di Kota Bandung.

(1)

Universitas Kristen Maranatha Abstrak

Penelitian mengenai dukungan orang tua dalam bentuk autonomy belum banyak berkembang pada saat ini. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh Parent Autonomy Support terhadap School Engagement pada siswa kelas IV-VI SD”X” di Kota Bandung.

Terdapat 261 siswa yang berpartisipasi dalam penelitian ini. Kuesioner Parent Autonomy Support disusun oleh Jane Savitri berdasarkan teori Parent Autonomy Support dari Grolnick (2003) dengan reliabilitas sebesar r = 0,714. Kuesioner School Engagement disusun oleh Jane Savitri berdasarkan teori Fredricks, Blumenfeld, dan Paris (2004) kemudian dilakukan perhitungan analisis faktor menggunakan Confirmatory Factor Analysis (CFA) dan diperoleh bahwa alat ukur School Engagement fit/sesuai dengan data empirik.

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh bahwa Parent Autonomy Support

berpengaruh signifikan terhadap School Engagement (F = 33,637, ρ = 0,000). Parent

Autonomy Support juga berpengaruh signifikan terhadap tiga komponen School Engagement,

yaitu behavioral engagement (β = 0,235, ρ = 0,000), emotional engagement (β = 0,305, ρ = 0,000) dan cognitive engagement (β = 0,317, ρ = 0,000)

Kesimpulannya adalah terdapat pengaruh Parent Autonomy Support terhadap School Engagement dan komponen-komponen School Engagement. Peneliti mengajukan saran agar pihak sekolah dapat merancang materi parenting untuk menyampaikan informasi mengenai pengaruh Parent Autonomy Support terhadap School Engagement kepada orang tua. Selain itu, perlu dilakukan penelitian mengenai pengaruh Parent Autonomy Support terhadap School Engagement dengan cakupan yang lebih luas.


(2)

Universitas Kristen Maranatha Abstract

These days, research on autonomy as a form of parental support has not been much developed. Thus, the present research is conducted to find out the influence of Parental Autonomy Support towards school engagement on 4th - 6th grade students of “X” elementary school in Bandung.

261 students participated in this research. Questionnaire of Parent Autonomy Support employed in the research was compiled by Jane Savitri, based on the theory of Grolnick’s Parental Autonomy Support (2003) with reliability score of r = 0.714. The research also involved the use of Questionnaire of School Engagement proposed by Jane Savitri, based on Fredricks, Blumenfeld, and Paris’s theory (2004). Moreover, calculation factor analysis is performed using Confirmatory Factor Analysis (CFA). Based on the calculation, it is found that the School Engagement instrument fit the empirical data.

Based on the result, it is revealed that Parental Autonomy Support significantly affects school engagement (F = 33.637, ρ = 0.000). It also significantly affects the three components of school engagement, namely behavioral engagement (β = 0.235, ρ = 0.000),

emotional engagement (β = 0.305, ρ = 0.000), and cognitive engagement (β = 0,317, ρ = 0,000).

As a conclusion, Parental Autonomy Support gives an influence towards school engagement and its components. It is also advised that the school can design materials on parenting to spread information on the influence of Parental Autonomy Support towards school engagement to parents. Moreover, it is suggested for the next researchers to conduct further research on the influence of Parental Autonomy Support towards school engagement with wider scope.


(3)

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ...ii

ABSTRAK ... iii

ABSTRACT ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ...vii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR BAGAN ...xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 7

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 7

1.3.1 Maksud Penelitian ... 7

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Kegunaan Penelitian... 7

1.4.1 Kegunaan Teoritis ... 7

1.4.2 Kegunaan Praktis ... 7

1.5 Kerangka Pikir ... 8

1.6 Asumsi... 13

1.7 Hipotesis ... 13


(4)

Universitas Kristen Maranatha

1.7.2 Hipotesis Minor... 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Parent Autonomy Support ... 14

2.1.1 Parent Autonomy Support versus Controlling Parenting ... 14

2.1.2 Psychological control versus psychological autonomy ... 17

2.1.3 Autonomy Support dalam perspektif SDT ... 18

2.1.4 Hubungan Parent Autonomy Support dengan SDT ... 20

2.1.4.1 Pengertian Self Determination Theory (SDT) ... 20

2.1.4.2 Basic Psychological Needs ... 20

2.1.4.3 Social Context ... 21

2.2 School Engagement ... 21

2.2.1 Definisi School Engagement ... 21

2.2.2 Komponen-komponen School Engagement ... 22

2.2.2.1 Behavioral Engagement ... 22

2.2.2.2 Emotional Engagement... 22

2.2.2.3 Cognitive Engagement ... 23

2.2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi School Engagement ... 24

2.2.3.1 School Level Factors ... 24

2.2.3.2 Classroom Context ... 25

2.2.3.2.1 Teacher Support ... 25

2.2.3.2.2 Peers ... 25

2.2.3.2.3Classroom Structure ... 26

2.2.3.2.4 Autonomy Support ... 26


(5)

Universitas Kristen Maranatha

2.2.3.3 Individual Needs ... 27

2.2.3.3.1 Need for Relatedness ... 27

2.2.3.3.2 Need for Autonomy ... 27

2.2.3.3.3 Need for Competence... 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan dan Prosedur Penelitian ... 29

3.2 Bagan Rancangan Penelitian ... 29

3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 29

3.3.1 Variabel Penelitian ... 29

3.3.2 Definisi Operasional ... 30

3.3.2.1 Parent Autonomy Support ... 30

3.3.2.2 School Engagement ... 31

3.4 Alat Ukur ... 32

3.4.1 Alat Ukur Parent Autonomy Support ... 32

3.4.2 Alat Ukur School Engagement ... 33

3.4.3 Data Pribadi... 35

3.4.4 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur ... 35

3.4.4.1 Validitas Alat Ukur ... 35

3.4.4.1 Reliabilitas Alat Ukur ... 36

3.5 Populasi dan Teknik Penarikan Sampel ... 37

3.5.1 Populasi Sasaran ... 37

3.5.2 Karateristik Populasi ... 37

3.5.3 Teknik Penarikan Sampel ... 37


(6)

Universitas Kristen Maranatha

3.7 Hipotesis Statistik... 39

3.7.1 Hipotesis Statistik Mayor ... 39

3.7.2 Hipotesis Statistik Minor ... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Sampel Penelitian ... 40

4.2 Hasil Data Deskriptif... 42

4.3 Hasil Penelitian ... 43

4.4 Pembahasan ... 44

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 48

5.2 Saran ... 48

5.2.1 Saran Teoretis ... 48

5.2.2 Saran Praktis ... 48

DAFTAR PUSTAKA ... 50

DAFTAR RUJUKAN ... 51 LAMPIRAN


(7)

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL

Tabel 3.2 Tabel Kisi-kisi Kuesioner Parent Autonomy Support ... 32

Tabel 3.3 Tabel Kisi-kisi Kuesioner School Engagement ... 34

Tabel 4.1 Gambaran Responden berdasarkan Jenis Kelamin ... 40

Tabel 4.2 Gambaran Responden berdasarkan Usia ... 41

Tabel 4.3 Gambaran Responden berdasarkan Kelas ... 41

Tabel 4.4 Gambaran Parent Autonomy Support Responden ... 42

Tabel 4.5 Gambaran School Engagement Responden ... 42

Tabel 4.6 Gambaran 3 Komponen School Engagement Responden ... 42

Tabel 4.7 Pengaruh Parent Autonomy Support terhadap School Engagement ... 43


(8)

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR BAGAN

Bagan 1.1 Bagan Kerangka Pikir ... 12 Bagan 3.1 Skema Penelitian ... 29


(9)

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kisi-kisi Alat Ukur Parent Autonomy Support ... L-1- Lampiran 2. Kisi-kisi Alat Ukur School Engagement ... L-5- Lampiran 3. Inform Concent wali kelas ... L-9- Lampiran 4. Inform Concent siswa ... L-10- Lampiran 5. Kuesioner Parent Autonomy Support ... L-11- Lampiran 6. Kuesioner School Engagement ... L-17- Lampiran 7. Hasil pengolahan data tryout alat ukur Parent Autonomy Support ... L-22- Lampiran 8. Hasil pengolahan data pengaruh Parent Autonomy Support terhadap SE ... L-31- Lampiran 9. Hasil gambaran School Engagement Responden ... L-35- Lampiran 10. Hasil gambaran Parent Autonomy Support Responden ... L-42-


(10)

Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Seiring dengan berkembangnya zaman, diharapkan sumber daya manusia semakin berkembang dan berkualitas agar mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan– perkembangan yang semakin pesat terjadi di dunia ini. Dalam menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas diperlukan pendidikan untuk membantu mengembangkan potensi mereka.

Di Indonesia pemerintah mencanangkan program wajib belajar berupa pendidikan dasar selama sembilan tahun, yaitu enam tahun di sekolah dasar dan tiga tahun di sekolah menengah pertama. Menurut Undang-Undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1 Pasal 1 Ayat 1 disebutkan bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Dalam Undang-Undang tersebut dikatakan bahwa siswa secara aktif mengembangkan potensinya, dimana diharapkan siswa turut aktif dalam kegiatan akademis dan non-akademis yang diselenggarakan oleh pihak sekolah. Selain itu disebutkan juga bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar, agar suasana belajar dapat terwujud diperlukan dukungan dari konteks sosial (social context) seperti dukungan dari orang tua, guru, dan teman.

Social context memiliki tiga dimensi yaitu structure, autonomy support, dan involvement. Structure mengacu pada ekspektasi yang dikomunikasikan dengan jelas dan menantang, konsekuensi dari tingkah laku individu dan secara konsisten memberikan


(11)

2

Universitas Kristen Maranatha konsekuensi, dan juga menyediakan umpan balik yang kompeten dan relevan. Autonomy mengacu pada komunikasi mengenai pilihan, ruang untuk inisiatif, pengakuan perasaan, dan perasaan bahwa aktivitas tersebut terhubung pada tujuan dan nilai-nilai pribadi. Involvement berhubungan dengan komunikasi dalam setiap individu melalui dedikasi dari sumber daya alam dan psikologis dan kesenangan dari individu oleh orang-orang di lingkungan sosialnya. Social context dapat membantu self-system processes siswa untuk memenuhi psychological needs. Self-system processes didefinisikan sebagai penilaian diri dalam kaitannya dengan aktvitas yang sedang berlangsung, khususnya berkenaan dengan pertemuan three fundamental psychological needs : competence, autonomy, dan relatedness.

Menurut Self Determination Theory (SDT) manusia dilahirkan dengan psychological needs yaitu the need to feel autonomous, the need to feel competent, dan the need to feel relatedness dengan orang-orang di sekitar mereka. Ketika lingkungan mendukung kebutuhan-kebutuhan tersebut maka individu akan termotivasi secara intrinsik, adjustment, dan well-being; sebaliknya jika lingkungan melemahkan kebutuhan-kebutuhan tersebut maka akan mengakibatkan kurangnya motivasi dan feeling of ill-being; karena itu diperlukan social context untuk memfasilitasi psychological needs tersebut.

Pada siswa, social context tidak selalu berasal dari lingkungan sekolah saja tetapi dapat juga berasal dari lingkungan keluarga. Dalam lingkungan keluarga, misalnya dari dimensi social context yang pertama yaitu structure adalah orang tua membiarkan anak mengetahui peraturan mengenai pekerjaan rumah, lalu ketika anak melakukan sesuatu yang tidak disukai orang tuanya mereka tahu apa yang akan orang tua mereka lakukan, kemudian orang tua konsisten dengan selalu melakukan hal yang mereka katakan; lalu dari dimensi yang kedua yaitu autonomy seperti orang tua mengijinkan anak untuk memilih kapan akan mengerjakan tugas, lalu orang tua menghargai pendapat mereka dan mendengarkan cerita dari sudut pandang mereka sebelum memutuskan hal apa yang harus dilakukan; dan dari dimensi


(12)

3

Universitas Kristen Maranatha yang ketiga yaitu involvement seperti orang tua tahu banyak tentang apa yang terjadi pada anak mereka di sekolah, menyediakan waktu luang untuk membantu anak agar lebih baik di sekolah, dan terlihat menikmati waktu ketika bersama dengan anak mereka.

Baumrind (1971) dalam authoritative parenting styles dan deCharm (1976) dalam origin and pawn classroom environment juga memberikan dukungan empiris dan teoritis untuk gagasan bahwa autonomy support adalah pengaruh kontekstual penting pada motivasi siswa dan kinerja siswa di sekolah. Autonomy support didefinisikan sebagai derajat value dan penggunaan teknik yang mendorong kemandirian problem solving, choice, dan partisipasi dalam pengambilan keputusan (Grolnick & Ryan, 1989). Autonomy support adalah sebuah proses aktif yang melibatkan penerimaan sudut pandang anak, mendukung pemecahan masalah yang bersifat independen, melibatkan anak dalam membuat aturan dan struktur, menyediakan pilihan-pilihan bagi anak untuk mengikuti aturan, dan memberikan dorongan pada anak untuk berinisiatif (Grolnick, 2003). Autonomy Support dapat diberikan oleh orang tua yang disebut juga autonomy supportive parenting. Tujuan dari autonomy supportive parenting adalah memfasilitasi rasa self-initiation pada anak dan untuk mendukung usaha aktif mereka dalam menyelesaikan masalah mereka sendiri (Grolnick, 2003). Perilaku autonomy support ini telah ditunjukkan untuk mendukung sumber motivasi dalam diri anak dan membantu perkembangan self-determination mereka (Joussemet, Landry, & Koestner, 2008).

Penelitian-penelitian lain menunjukkan hubungan antara parent autonomy support dan outcomes anak mengindikasikan bahwa parent autonomy support berhubungan dengan prestasi akademik yang baik dan indikator dari adaptive psychosocial functioning, termasuk autonomous motivation, psychological health, perceived competence, engagement, dan positive attitudes toward school (Vasquez, Patall, Fong, Corrigan, Pine, 2015). Pomerantz, Moorman, Litwack (2007) berpendapat bahwa parental autonomy support memberikan


(13)

4

Universitas Kristen Maranatha keuntungan pada academic achievement karena hal tersebut memberikan akses pada motivasi dan kognitif. Lebih lanjut hal ini mampu meningkatkan positive engagement siswa di sekolah seperti mengikuti aturan sekolah, tidak membolos, menunjukkan reaksi emosi positif terhadap sekolah, guru dan teman sebaya. Perilaku-perilaku tersebut menunjukkan keterlibatan peserta didik atau siswa secara aktif yang dikenal juga dengan sebutan school engagement yang dikemukakan oleh Fredricks, Blumentfelt & Paris (2004) yang terdiri dari tiga komponen, yaitu behavioral engagement, emotional engagement, dan cognitive engagement.

Behavioral engagement menunjukkan perilaku positif seperti mengikuti aturan sekolah dan aturan-aturan yang ada di dalam kelas, tidak memunculkan perilaku yang menganggu seperti membolos, kemudian memerhatikan partisipasi siswa ketika mengikuti kegiatan belajar seperti usaha, ketekunan, konsentrasi yang dikerahkan selama penyampaian materi, mengajukan pertanyaan jika ada hal yang tidak dimengerti, dan ikut serta dalam diskusi. Tidak terbatas hanya pada kegiatan belajar di kelas namun termasuk juga kegiatan di luar kelas seperti kegiatan ekstrakurikuler dan organisasi (Connell,1990; Finn,1989). Emotional engagement menunjuk pada reaksi perasaan positif dan negatif siswa di dalam kelas seperti minat, kebosanan, kesenangan, kesedihan dan kecemasan (Connell & Wellborn, 1991; Skinner & Belmont, 1993) dan reaksi emosional siswa terhadap sekolah, guru juga teman sebaya ( Lee & Smith, 1995; Stipek, 2002). Cognitive engagement menggambarkan ide tentang investasi; yaitu bersedia untuk mengerahkan upaya yang diperlukan untuk pemahaman ide yang rumit dan penguasaan keterampilan yang sulit (Corno & Mandinach, 1983; Newmann, Wehlage, & Lamborn, 1992 dalam Fredicks et al., 2005). Siswa menggunakan strategi pembelajaran seperti latihan, membuat ringkasan, dan melakukan perluasan untuk mengingat, mengorganisasikan, dan mengerti bahan (Corno & Madinach, 1983; Weinstein & Mayer, 1986).


(14)

5

Universitas Kristen Maranatha Komponen-komponen tersebut terlihat juga pada siswa-siswa SD “X” di kota Bandung. Berdasarkan wawancara terhadap para guru diketahui bahwa siswa-siswa di kelas sering mengobrol, tidak berpartisipasi saat diskusi, takut untuk bertanya, dan kurang konsentrasi. Berdasarkan survei awal yang dilakukan peneliti pada enam siswa di SD “X”, terdapat enam siswa yang memersepsi dirinya mengikuti aturan di sekolah. Empat siswa memersepsi dirinya menyukai guru-guru yang ada di sekolah, sedangkan dua siswa lainnya memersepsi dirinya tidak menyukai guru-guru di sekolah. Enam siswa memersepsi dirinya tidak takut ketika harus bertanya kepada guru. Lima siswa memersepsi dirinya meminta bantuan dari teman atau guru ketika ada pelajaran yang tidak dimengerti dan satu siswa memersepsi dirinya tidak meminta bantuan dari teman atau guru ketika ada pelajaran yang tidak dimengerti. Satu siswa memersepsi dirinya ditegur oleh guru jika tidak menyelesaikan tugas tepat waktu, sedangkan lima siswa lainnya memersepsi dirinya tidak ditegur oleh guru jika tidak menyelesaikan tugas tepat waktu.

Enam siswa memersepsi dirinya senang kerja kelompok di sekolah. Empat siswa memersepsi dirinya memberi tanda pada materi yang penting, sedangkan dua siswa lainnya memersepsi dirinya tidak memberi tanda pada materi yang penting. Enam siswa memersepsi dirinya memerhatikan materi yang disampaikan oleh guru. Enam siswa memersepsi dirinya tidak bosan dengan tugas-tugas sekolah. Enam siswa memersepsi dirinya menggunakan berbagai macam cara (menggunakan kata kunci / gambar) untuk menghafalkan materi. Lima siswa memersepsi dirinya memberikan pendapat dalam diskusi kelompok, sedangkan satu siswa memersepsi dirinya tidak memberikan pendapat dalam diskusi kelompok. Empat siswa memersepsi dirinya semangat pergi ke sekolah. Sedangkan dua siswa lainnya memersepsi dirinya tidak bersemangat pergi ke sekolah. Empat siswa memersepsi dirinya mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan sekolah, sedangkan dua siswa lainnya memersepsi dirinya


(15)

6

Universitas Kristen Maranatha tidak mengikuti kegiatan yang diadakan sekolah. Dapat disimpulkan bahwa siswa memersepsi secara bervariasi dalam hal school engagement.

Berdasarkan survei awal yang dilakukan peneliti pada sepuluh siswa di SD “X”, terdapat tujuh siswa yang memersepsi bahwa orang tua mengerti tentang kesulitan mereka mengatur waktu belajar, sedangkan tiga siswa lainnya memersepsi bahwa orang tua kurang mengerti tentang kesulitan mereka mengatur waktu belajar. Tiga orang siswa memersepsi bahwa orang tua memberikan dukungan kepada mereka untuk memecahkan masalah secara mandiri berkaitan dengan pendidikan, dan tujuh orang lainnya memersepsi bahwa orang tua kurang memberikan dukungan kepada mereka untuk memecahkan masalah secara mandiri berkaitan dengan pendidikan. Tiga orang siswa memersepsi bahwa orang tua mengikutsertakan mereka dalam menetapkan aturan yang berkaitan dengan pendidikan, sedangkan tujuh orang siswa lainnya memersepsi bahwa orang tua kurang mengikutsertakan mereka dalam menetapkan aturan yang berkaitan dengan pendidikan.

Delapan orang siswa memersepsi bahwa orang tua menyediakan pilihan-pilihan bagi mereka untuk mengikuti aturan yang berkaitan dengan pendidikan, dan dua orang siswa lainnya memersepsi bahwa orang tua kurang menyediakan pilihan-pilihan bagi mereka untuk mengikuti aturan yang berkaitan dengan pendidikan. Delapan orang siswa memersepsi bahwa orang tua memberikan dorongan kepada mereka untuk berinisiatif dalam hal yang berkaitan dengan pendidikan, sedangkan dua orang siswa lainnya memersepsi bahwa orang tua kurang memberikan dorongan kepada mereka untuk berinisiatif dalam hal yang berkaitan dengan pendidikan. Dapat disimpulkan bahwa siswa memersepsi secara bervariasi dalam hal autonomy support yang diberikan oleh orang tua. Oleh karena itu berdasarkan uraian tersebut, peneliti akan menguji pengaruh parent autonomy support terhadap school engagement pada siswa kelas IV-VI SD “X” di kota Bandung.


(16)

7

Universitas Kristen Maranatha 1.2 Identifikasi Masalah

Dari penelitan ini ingin diketahui apakah terdapat pengaruh parent autonomy support terhadap school engagement pada siswa kelas IV-VI SD “X” di kota Bandung.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah memahami pengaruh parent autonomy support terhadap school engagement pada siswa kelas IV-VI SD “X” di kota Bandung.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui derajat pengaruh parent autonomy support terhadap school engagement pada siswa kelas IV-VI SD “X” di kota Bandung.

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoretis

 Memberikan informasi bagi ilmu pengetahuan khususnya bidang psikologi pendidikan mengenai parent autonomy support dan school engagement pada siswa kelas IV-VI SD “X” di kota Bandung.

 Sebagai acuan bagi peneliti lain yang berminat melakukan penelitian lanjutan dan mendukung penelitian mengenai pengaruh parent autonomy support terhadap school engagement pada siswa kelas IV-VI SD “X” di kota Bandung.

1.4.2 Kegunaan Praktis

 Memberikan informasi kepada pihak sekolah terutama Kepala Sekolah SD “X”


(17)

8

Universitas Kristen Maranatha

 Memberikan informasi kepada guru BK SD “X” sebagai sarana untuk

merancang materi parenting yang berkaitan dengan parent autonomy support, merancang modul-modul pembelajaran yang memunculkan komponen behavioral, emotional, dan cognitive engagement dari school engagement siswa, dan sebagai sarana diskusi dengan orang tua murid mengenai parent autonomy support.

1.5 Kerangka Pemikiran

Menurut Deci (1975), manusia lahir dengan energi untuk tumbuh dan berkembang, meningkatkan kemampuan mereka, dan untuk menguasai dunia mereka. Sumber energi yang mendasari aktivitas spontan seperti eksplorasi dan ketekunan adalah motivasi intrinsik. Motivasi intrinsik akan muncul jika psychological needs individu terpenuhi. Manusia memiliki tiga psychological needs yaitu the need to feel autonomous, the need to feel competent, dan the need to feel relatedness.

The need to feel autonomous adalah ketika individu merasa bahwa perilaku mereka berasal dari diri mereka sendiri, individu merasa bebas, merasa mempunyai pilihan, dan secara intrinsik termotivasi untuk mengikuti kegiatan. The need to feel competent adalah ketika individu merasa competent maka mereka termotivasi untuk terus melakukan suatu hal dan memilih untuk bertahan (R. White, 1959). The need to feel relatedness menurut pendapat Harlow (1958) adalah individu perlu merasakan kasih dan kontak interpersonal untuk berkembang secara optimal. Ketika lingkungan individu mendukung untuk memenuhi needs tersebut maka akan menghasilkan motivasi, adjustment dan well-being bagi individu.

Terdapat tiga dimensi lingkungan atau social context yang dapat mendukung psychological needs tersebut yaitu, structure, autonomy, dan involvement. Social context dapat berasal dari lingkungan sekolah yang dapat diberikan oleh guru, selain itu juga dapat


(18)

9

Universitas Kristen Maranatha berasal dari lingkungan keluarga yang dapat diberikan oleh orang tua. Salah satu dukungan yang dapat diberikan oleh orang tua adalah autonomy support. Definisi autonomy support adalah derajat value dan penggunaan teknik yang mendorong kemandirian problem solving, pilihan atau choice dan partisipasi dalam pengambilan keputusan (Grolnick & Ryan, 1989). Autonomy support adalah sebuah proses aktif yang melibatkan penerimaan sudut pandang anak, mendukung pemecahan masalah yang bersifat independen, dan melibatkan anak dalam membuat aturan dan struktur, menyediakan pilihan-pilihan bagi anak dan mendorong anak untuk memulai aktivitas mereka sendiri. Ketika orang tua mendukung children autonomy, involve dan menyediakan struktur, anak-anak akan menunjukkan autonomous in school.

Ketika anak menunjukkan autonomous motivation di sekolah, berarti anak merasa termotivasi secara intrinsik untuk melakukan kegiatan-kegiatan di sekolah sehingga anak menjadi lebih engage atau terlibat dan tidak merasa tertekan atau terpaksa untuk mengikuti kegiatan-kegiatan sekolah baik dalam hal akademik maupun non-akademik. Keterlibatan anak atau siswa dalam kegiatan-kegiatan akademik maupun non-akademik di sekolah dikenal juga dengan istilah school engagement. School engagement adalah seberapa besar tindakan yang dicurahkan siswa untuk melibatkan dirinya dalam aktivitas yang berhubungan dengan sekolah baik akademik maupun non-akademik yang meliputi behavioral engagement, emotional engagement, dan cognitive engagement (Fredricks, Blumenfeld & Paris, 2004).

Behavioral engagement merupakan tingkah laku positif seperti mengikuti aturan dan menaati norma di dalam kelas, juga tidak adanya perilaku negatif seperti membolos, kemudian adanya partisipasi siswa dalam kegiatan belajar di kelas termasuk usaha, ketekunan, konsentrasi, mengajukan pertanyaan, dan turut serta dalam diskusi di kelas, selanjutnya meliputi partisipasi dalam aktivitas yang berhubungan dengan sekolah seperti ekstrakurikuler, dan organisasi siswa. Siswa kelas IV-VI SD “X” di kota Bandung dikatakan memiliki derajat behavior engagement yang tinggi jika mengikuti peraturan dan norma kelas, memerhatikan


(19)

10

Universitas Kristen Maranatha partisipasi siswa dalam kegiatan belajar siswa di kelas dan partisipasi dalam aktivitas yang berhubungan dengan sekolah, sebaliknya, siswa kelas IV-VI SD “X” di kota Bandung dikatakan memiliki behavioral engagament yang rendah apabila menunjukkan perilaku negatif seperti melanggar peraturan, tidak menaati norma di kelas, tidak berpartisipasi dalam kegiatan belajar di kelas dan aktivitas yang berhubungan dengan sekolah.

Emotional engagement menggambarkan tentang reaksi emosi siswa di kelas termasuk minat, kebosanan, kebahagian, kesedihan dan kecemasan. Jika siswa kelas IV-VI SD “X” di kota Bandung tertarik dengan tugas sekolah, merasa senang berada di sekolah, memiliki emosi yang positif terhadap guru dan teman-teman, maka mereka memiliki emotional engagement yang tinggi dan sebaliknya jika mereka tidak tertarik dengan tugas sekolah, merasa tidak senang berada di sekolah dan memiliki emosi negatif pada teman dan guru maka dapat dikatakan siswa kelas IV-VI SD “X” di kota Bandung memiliki emotional engagement yang rendah.

Cognitive engagement fokus pada investasi psikologis dalam pembelajaran, keinginan untuk melebihi harapan, dan menyukai tantangan (Connell &Wellborn, 1991 Newmann et al., 1992; Wehlage et al., 1989). Apabila siswa kelas IV-VI SD “X” di kota Bandung menyukai tantangan dan berkeinginan untuk melebihi harapan dapat dikatakan mereka memiliki cognitive engagement yang tinggi dan sebaliknya apabila siswa kurang menyukai tantangan dan kurang berkeinginan untuk melebihi harapan maka dapat dikatakan siswa kelas IV-VI SD “X” di kota Bandung memiliki cognitive engagement yang rendah.

Penelitian-penelitian menunjukkan hubungan antara parent autonomy support dan outcomes anak mengindikasikan bahwa parent autonomy support berhubungan dengan prestasi akademik yang baik dan indikator dari adaptive psychosocial functioning, termasuk autonomous motivation, psychological health, perceived competence, engagement, and positive attitudes toward school (Vasquez, Patall, Fong, Corrigan, Pine, 2015). Pomerantz,


(20)

11

Universitas Kristen Maranatha Moorman, Litwack, (2007) berpendapat bahwa parental autonomy support memberikan keuntungan pada academic achievement karena hal tersebut memberikan akses pada motivasi dan kognitif dimana hal tersebut mampu meningkatkan positive engagement siswa di sekolah.


(21)

12

Universitas Kristen Maranatha Berdasarkan uraian di atas, maka pengaruh parent autonomy support terhadap school engagement dapat dilihat pada bagan 1.1

Bagan 1.1 Bagan Kerangka Pikir

School Engagement Basic Needs

Parent Autonomy Support Siswa kelas IV, V,

dan VI SD “X” di kota Bandung

- Behavioral engagement - Emotional

engagement - Cognitive

engagement - Competence

- Autonomy - Relatedness - Penerimaan terhadap

sudut pandang anak - Dukungan untuk

pemecahan masalah

yang bersifat

independen

- Keikutsertaan dalam penetapan aturan - Penyediaan pilihan

untuk mengikuti aturan - Dorongan untuk


(22)

13

Universitas Kristen Maranatha 1.6 Asumsi

Dari kerangka pemikiran di atas peneliti memiliki asumsi:

1. School engagement akan berdampak positif bagi prestasi dan performance siswa di sekolah

2. School engagement pada siswa kelas IV-VI di SD “X” kota Bandung dilihat dari tiga komponen yaitu behavioral, emotional, dan cognitive engagement.

3. Parent autonomy support pada siswa kelas IV-VI SD “X” kota Bandung yang terdiri dari lima komponen yaitu penerimaan terhadap sudut pandang anak, dukungan pemecahan masalah yang bersifat independen, keikutsertaan dalam penetapan aturan, penyediaan pilihan untuk mengikuti aturan, dorongan untuk inisiatif.

1.7 Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah diuraikan di atas, maka dihasilkan hipotesis sebagai berikut :

1.7.1 Hipotesis Mayor

Terdapat pengaruh parent autonomy support terhadap school engagement pada siswa kelas IV-VI SD “X” di Kota Bandung.

1.7.2 Hipotesis Minor

1. Terdapat pengaruh parent autonomy support terhadap komponen behavioral engagement siswa kelas IV-VI SD “X” di Kota Bandung.

2. Terdapat pengaruh parent autonomy support terhadap komponen emotional engagement siswa kelas IV-VI SD “X” di Kota Bandung.

3. Terdapat pengaruh parent autonomy support terhadap komponen cognitive engagement siswa kelas IV-VI SD “X” di Kota Bandung.


(23)

Universitas Kristen Maranatha BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Terdapat pengaruh parent autonomy support terhadap school engagement pada siswa kelas IV-VI SD “X” di Kota Bandung.

2. Terdapat pengaruh parent autonomy support terhadap behavioral engagement pada siswa kelas IV-VI SD “X” di Kota Bandung.

3. Terdapat pengaruh parent autonomy support terhadap emotional engagement pada siswa kelas IV-VI SD “X” di Kota Bandung.

4. Terdapat pengaruh parent autonomy support terhadap cognitive engagement pada siswa kelas IV-VI SD “X” di Kota Bandung.

5.2 Saran

5.2.1 Saran Teoretis

 Memberikan informasi bagi ilmu pengetahuan khususnya bidang psikologi pendidikan mengenai parent autonomy support dan school engagement pada siswa kelas IV-VI SD “X” di kota Bandung.

 Sebagai acuan bagi peneliti lain yang berminat melakukan penelitian lanjutan mengenai pengaruh parent autonomy support terhadap school engagement dengan cakupan yang lebih luas.

5.2.2 Saran Praktis

 Memberikan informasi kepada pihak sekolah terutama Kepala Sekolah SD “X”

di kota Bandung mengenai school engagement siswa kelas IV-VI, sehingga pihak sekolah dapat merancang materi parenting yang berkaitan dengan parent


(24)

Universitas Kristen Maranatha autonomy support dan sebagai sarana diskusi dengan orang tua murid mengenai parent autonomy support.


(25)

No.2488/SN/F.PSI/UKM/PEN/2016

PENGARUH PARENT AUTONOMY SUPPORT TERHADAP

SCHOOL ENGAGEMENT PADA SISWA KELAS IV-

VI SD “X”

DI KOTA BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk menempuh sidang sarjana pada Fakultas Psikologi

Universitas Kristen Maranatha Bandung

Oleh :

CLARISSA DEVINA

NRP : 1230052

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG


(26)

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul Pengaruh Parent Autonomy Support terhadap School Engagement pada Siswa Kelas IV-VI SD “X” di Kota Bandung. Penelitian ini disusun untuk menempuh sidang sarjana di Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

Peneliti juga berterimakasih untuk segala bantuan dari berbagai pihak, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian ini. Peneliti menyadari bahwa tugas yang telah disusun ini masih jauh dari sempurna, serta masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Pada kesempatan kali ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak yang telah membantu peneliti dalam proses penyusunan dan penyelesaian tugas ini. Ucapan terimakasih ditujukan kepada :

1. Dr. Dra. O. Irene Prameswari Edwina, M. Si., Psikolog selaku dekan Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

2. Jane Savitri, M.Si., Psikolog selaku dosen pembimbing utama yang telah dengan sabar dan bersedia meluangkan waktu untuk membimbing, membantu, dan memberikan banyak masukan kepada peneliti dalam menyusun penelitian ini.

3. Destalya Anggrainy, S.Psi., M.Pd selaku dosen pembimbing pendamping yang telah dengan sabar dan bersedia meluangkan waktu untuk membimbing, membantu, dan memberikan banyak masukan kepada peneliti dalam menyusun penelitian ini.

4. Kepala sekolah dan para siswa SD “X” yang telah bersedia meluangkan waktu dan membantu peneliti dalam proses tryout dan pengambilan data penelitian ini.

5. Keluarga terkasih, untuk kedua orang tua yang selalu mendoakan, membantu, memberi dukungan, dan semangat kepada peneliti untuk menyelesaikan penelitian ini.


(27)

6. Sahabat-sahabat terkasih, untuk Veronica, Iren, Anastasha, Anin, Milla, Cynthia, Angie, Christine, Tania, Clarence, Sherly, Puji, Fey, Sheren, Vani yang selalu memberi dukungan, semangat dan menghibur peneliti selama menyelesaikan penelitian ini.

7. Patricia Astrid yang telah memberi banyak bantuan dan dukungan kepada peneliti selama mengerjakan penelitian ini.

8. Teman-teman dan senior yang turut serta membantu dalam menyelesaikan penelitian ini. 9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah membantu

kelancaran penyusunan penelitian ini.

Akhir kata peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya karena telah membantu peneliti dalam menyelesaikan penelitian ini, semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Bandung, November 2016


(28)

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Appleton, J.J., Christenson S.L., & Furlong M.J. (2008). Student engagement with school : critical conceptual and methodical issues of the construct. Psychology in the Schools, Vol, 45(5), 2008.

Bureau, J.S., & Mageau, G.A. (2014). Parental autonomy support and honesty : the mediating role of identification with the honesty value and perceived costs and benefits of honesty. Journal of Adolescence 37 (2014) 225-236.

Connell, J.P. Context, self and action : a motivational analysis of self-system processes across the life span. The Self in Transition : Infancy to Childhood (1990).

Fredricks, J.A., Blumenfeld, P., & Paris, A. (2004). Engagement : potential of the concept, state of the evidence. Review of Educational Research, Vol 74, No 1, pp. 59-109. American Educational Research Association, pub.

Fredricks, J.A., Blumenfeld, P., Friedel, J., & Paris, A. (2005). School Engagement. In K.A. Moore & L.Lippman (Eds.), What do children need to flourish?: Conceptualizing and Measuring Indicators of Positive Development, p. 305-321. New York, NY: Springer Science and Business Media.

Grolnick, W.S., & Ryan, R.M.(1989). Parent styles associated with childrent’s self-regulation and competence in school. Journal of Educational Psychology, Vol. 81., No. 2, 143-154.

Grolnick, W.S. (2003). The psychological of parental control: how well-meant parenting backfires. Mahwah, New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates.

Marbell, K.N. & Grolnick, W.S. (2012). Correlates of parental control and autonomy support in an interdependent culture: a look at ghana. Motiv Emot (2013) 32 :79-92.

Wong, Maria M. (2008). Perceptions of parental involvement and autonomy support : their relation with self-regulation, academic performance, substance use and resilience among adolescents. North American Journal of Psychology, 2008, Vol. 10, No. 3, 497-518.

Vasquez, A.C., Patall, E.A., Fong, C.J., Corrigan, A.S., Pine, L. (2015). Parent autonomy support, academic achievement, and psychosocial functioning: a meta-analysis of research. Educational Psychology Rev.(2015).


(29)

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR RUJUKAN

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta

Sugiaman, L.M. (2016). Peran parent involvement dan school engagement terhadap academic achievement pada siswa kelas 4-6 SD “X” & “Y” di kota bandung.


(1)

Universitas Kristen Maranatha autonomy support dan sebagai sarana diskusi dengan orang tua murid mengenai parent autonomy support.


(2)

No.2488/SN/F.PSI/UKM/PEN/2016

PENGARUH PARENT AUTONOMY SUPPORT TERHADAP

SCHOOL ENGAGEMENT PADA SISWA KELAS IV-

VI SD “X”

DI KOTA BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk menempuh sidang sarjana pada Fakultas Psikologi

Universitas Kristen Maranatha Bandung

Oleh :

CLARISSA DEVINA

NRP : 1230052

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG


(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul Pengaruh Parent Autonomy Support terhadap School Engagement pada Siswa Kelas IV-VI SD “X” di Kota Bandung. Penelitian ini disusun untuk menempuh sidang sarjana di Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

Peneliti juga berterimakasih untuk segala bantuan dari berbagai pihak, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian ini. Peneliti menyadari bahwa tugas yang telah disusun ini masih jauh dari sempurna, serta masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Pada kesempatan kali ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak yang telah membantu peneliti dalam proses penyusunan dan penyelesaian tugas ini. Ucapan terimakasih ditujukan kepada :

1. Dr. Dra. O. Irene Prameswari Edwina, M. Si., Psikolog selaku dekan Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

2. Jane Savitri, M.Si., Psikolog selaku dosen pembimbing utama yang telah dengan sabar dan bersedia meluangkan waktu untuk membimbing, membantu, dan memberikan banyak masukan kepada peneliti dalam menyusun penelitian ini.

3. Destalya Anggrainy, S.Psi., M.Pd selaku dosen pembimbing pendamping yang telah dengan sabar dan bersedia meluangkan waktu untuk membimbing, membantu, dan memberikan banyak masukan kepada peneliti dalam menyusun penelitian ini.

4. Kepala sekolah dan para siswa SD “X” yang telah bersedia meluangkan waktu dan

membantu peneliti dalam proses tryout dan pengambilan data penelitian ini.

5. Keluarga terkasih, untuk kedua orang tua yang selalu mendoakan, membantu, memberi dukungan, dan semangat kepada peneliti untuk menyelesaikan penelitian ini.


(4)

6. Sahabat-sahabat terkasih, untuk Veronica, Iren, Anastasha, Anin, Milla, Cynthia, Angie, Christine, Tania, Clarence, Sherly, Puji, Fey, Sheren, Vani yang selalu memberi dukungan, semangat dan menghibur peneliti selama menyelesaikan penelitian ini.

7. Patricia Astrid yang telah memberi banyak bantuan dan dukungan kepada peneliti selama mengerjakan penelitian ini.

8. Teman-teman dan senior yang turut serta membantu dalam menyelesaikan penelitian ini. 9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah membantu

kelancaran penyusunan penelitian ini.

Akhir kata peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya karena telah membantu peneliti dalam menyelesaikan penelitian ini, semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Bandung, November 2016


(5)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Appleton, J.J., Christenson S.L., & Furlong M.J. (2008). Student engagement with school : critical conceptual and methodical issues of the construct. Psychology in the Schools, Vol, 45(5), 2008.

Bureau, J.S., & Mageau, G.A. (2014). Parental autonomy support and honesty : the mediating role of identification with the honesty value and perceived costs and benefits of honesty. Journal of Adolescence 37 (2014) 225-236.

Connell, J.P. Context, self and action : a motivational analysis of self-system processes across the life span. The Self in Transition : Infancy to Childhood (1990).

Fredricks, J.A., Blumenfeld, P., & Paris, A. (2004). Engagement : potential of the concept, state of the evidence. Review of Educational Research, Vol 74, No 1, pp. 59-109. American Educational Research Association, pub.

Fredricks, J.A., Blumenfeld, P., Friedel, J., & Paris, A. (2005). School Engagement. In K.A. Moore & L.Lippman (Eds.), What do children need to flourish?: Conceptualizing and Measuring Indicators of Positive Development, p. 305-321. New York, NY: Springer Science and Business Media.

Grolnick, W.S., & Ryan, R.M.(1989). Parent styles associated with childrent’s self-regulation and competence in school. Journal of Educational Psychology, Vol. 81., No. 2, 143-154.

Grolnick, W.S. (2003). The psychological of parental control: how well-meant parenting backfires. Mahwah, New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates.

Marbell, K.N. & Grolnick, W.S. (2012). Correlates of parental control and autonomy support in an interdependent culture: a look at ghana. Motiv Emot (2013) 32 :79-92.

Wong, Maria M. (2008). Perceptions of parental involvement and autonomy support : their relation with self-regulation, academic performance, substance use and resilience among adolescents. North American Journal of Psychology, 2008, Vol. 10, No. 3, 497-518.

Vasquez, A.C., Patall, E.A., Fong, C.J., Corrigan, A.S., Pine, L. (2015). Parent autonomy support, academic achievement, and psychosocial functioning: a meta-analysis of research. Educational Psychology Rev.(2015).


(6)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR RUJUKAN

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta

Sugiaman, L.M. (2016). Peran parent involvement dan school engagement terhadap academic achievement pada siswa kelas 4-6 SD “X” & “Y” di kota bandung.