PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS PENGALAMAN (EXPERIENTIAL LEARNING).

(1)

METODE PEMBELAJARAN BERBASIS PENGALAMAN

(EXPERIENTIAL LEARNING)

(Penelitian Eksperimen Semu pada Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Bandung

Tahun Ajaran 2012/2013)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

oleh

FANJI TRIANSYAH 0906722

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG


(2)

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN

METODE PEMBELAJARAN BERBASIS PENGALAMAN

(EXPERIENTIAL LEARNING)

(Penelitian Eksperimen Semu pada Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Bandung

Tahun Ajaran 2012/2013)

Oleh Fanji Triansyah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Fanji Triansyah 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

PENGESAHAN

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS PENGALAMAN

(EXPERIENTIAL LEARNING)

(Penelitian Eksperimen Semu pada Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

oleh Fanji Triansyah

0906722

disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I,

Nenden Lilis Aisyah, M.Pd. NIP 197109262003122001

Pembimbing II,

Halimah, M.Pd. NIP 198104252005012003

diketahui oleh

Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. Dadang S Anshori, M.Si. NIP 197204031999031002


(4)

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI

DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS PENGALAMAN (EXPERIENTIAL LEARNING)

oleh : Fanji Triansyah

0906722

ABSTRAK

Penelitian ini didasari oleh keinginan peneliti untuk mengujicobakan metode experiential learning pada pembelajaran menulis puisi di kelas X SMA Negeri 4 Bandung setelah teridentifikasi bahwa siswa kesulitan dalam mengikuti pembelajaran menulis puisi di sekolah. Oleh karena itu, peneliti ingin mengujicobakan metode experiential learning ini pada pembelajaran menulis puisi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Rumusan masalah dalam penelitian ini terdiri atas tiga pertanyaan tentang kemampuan menulis puisis siswa kelas X SMA Negeri 4 Bandung sebelum dan sesudah diberi perlakuan dengan metode pembelajaran berbasis pengalaman (experiential learning), kemampuan menulis puisis siwa kelas X SMA Negeri 4 Bandung sebelum dan sesudah diberi pembelajaran terlangsung di elas kontrol, dan perbedaan yang signifikan diantara keduanya. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan menulis puisi siswa kelas X SMA Negeri 4 Bandung sebelum dan sesudah diberi perlakuan dengan menggunakan metode experiential learning, kemampuan menulis puisi siswa kelas X SMA Negeri 4 Bandung sebelum dan sesudah diberi pembelajaran menulis puisi untuk kelas kontrol, dan signifikansi perbedaan antara kemampuan siswa kelas X SMA Negeri 4 Bandung dalam menulis puisi sebelum dan sesudah belajar menggunakan metode experiential learning dengan yang menggunakan pembelajaran menulis puisi untuk kelas kontrol. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen. Penelitian ini diujicobakan terhadap populasi kelas X di SMA Negeri 4 Bandung dengan sampel kelas X-4 sebagai kelas eksperimen dan kelas X-5 sebagai kelas kontrol. Kelas eksperimen diberi perlakuan dengan menggunakan metode pembelajaran berbasis pengalaman, sedangkan kelas kontrol mendapatkan pembelajaran menulis puisi dengan metode pembelajaran terlangsung. Dalam penelitian ini, nilai rata-rata yang diperoleh tes awal kelas eskperimen adalah 42,21, sedangkan tes akhir mendapatkan nilai 64,06. Sementara itu, nilai rata-rata yang diperoleh tes awal kelas kontrol adalah 33,90, sedangkan tes akhir mendapatkan nilai 42,03. Artinya, metode experiential learning terbukti efektif untuk digunakan pada pembelajaran menulis puisi.


(5)

WRITTING POETRY LEARNING

WITH USE EXPERIENTIAL LEARNING METHOD

by : Fanji Triansyah

0906722

ABSTRACT

The first reason this research is experiment experiential learning method for writting poetry learning at X class of 4 senior high school Bandung when teh identification is many student have a many problem with this learning. So, I want to experiment this method to fix the problem. The problem in this research made by three question about ability of writting poetry student at 4 senior high schooll before or after used the experiential learning method, ability of writting poetry student at 4 senior high school before after controlle class, and different among one to one. This research have a goal to know how ability of writting poetry student at 4 senior high schooll before or after used the experiential learning method, ability of writting poetry student at 4 senior high school before after controlle class, and how long a different signification ability of writting poetry student at 4 senior high schooll after and before use experiential learning method and controlle classroom. Research method is quasiexperiment. This research has experimental in class X-5 (controlle class) and class X-4 (experimental class). In experimental class, the method of learning what we used is experiential learning method, but controlle class used a direct learning. In this research, mean report for experiment class pretest is 42,21, but posttest get report is 64,06. In the another class (controlle class), mean report of pretest is 33,90, but posttest get report 42,03. So, experiential learning method was successed in writting poetry learning.


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK

KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL DAN GRAFIK BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Identifikasi Masalah 1.3 Batasan Masalah 1.4 Rumusan Masalah 1.5 Tujuan Penelitian 1.6 Manfaat Penelitian

1.6.1 Manfaat Secara Teoretis 1.6.2 Manfaat Secara Praktis 1.7 Anggapan Dasar

1.8 Hipotesis

1.9 Definisi Operasional

BAB 2 PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DAN METODE EXPERIENTIAL LEARNING 2.1 Pembelajaran Menulis Puisi

2.1.1 Pengertian Puisi 2.1.2 Jenis-Jenis Puisi

2.1.3 Unsur Pembangun Puisi

2.1.2 Langkah-Langkah Menulis Puisi 2.1.3 Manfaat Menulis Puisi

2.2 Metode Pembelajaran Berbasis Pengalaman (Experiential Learning) 2.2.1 Konsep Metode Pembelajaran Berbasis Pengalaman (Experiential

Learning)

2.2.2 Keunggulan Metode Pembelajaran Berbasis Pengalaman (Experiential Learning)

BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian

3.2 Variabel Penelitian

3.5 Prosedur Pelaksanaan Penelitian 3.3 Tempat dan Waktu Penelitian 3.4 Populasi dan Sampel Penelitian 3.6 Teknik Pengumpulan Data 3.7 Instrumen Penelitian


(7)

3.7.1 Instrumen Perlakuan 3.7.2 Instrumen Penilaian 3.8Teknik Pengolahan Data

3.8.1 Penilaian Hasil Tes 3.8.2 Uji Prasyarat Penelitian

3.8.2.1Uji Realibilitas Antarpenimbang 3.8.2.2Uji Normalitas

3.8.2.3Uji Homogenitas 3.8.3 Uji Hipotesis

BAB 4 PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Deksripsi Proses Penelitian

4.1.1 Pelaksanaan Tes Awal 4.1.2 Pembelajaran dan Perlakuan

4.1.2.1 Pembelajaran di Kelas Kontrol 4.1.2.2 Perlakuan di Kelas Eksperimen 4.1.3 Pelaksanaan Tes Akhir

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian

4.2.1 Deskripsi Data Tes Menulis Puisi

4.2.1.1 Deskripsi Kemampuan Hasil Tes Awal Kelas Eksperimen 4.2.1.2 Deskripsi Kemampuan Hasil Tes Akhir Kelas Eksperimen 4.2.1.3 Deskripsi Kemampuan Hasil Tes Awal Kelas Kontrol 4.2.1.4 Deskripsi Kemampuan Hasil Tes Akhir Kelas Kontrol 4.2.3 Analisis Hasil Nilai Tes Awal dan Tes Akhir

4.3 Analisis Uji Prasyarat Penelitian

4.3.1 Analisis Uji Reabilitas Antarpenimbang

4.3.1.1 Data Nilai Tes Awal Kelas Kontrol dan Eksperimen 4.3.1.2 Data Nilai Tes Akhir Kelas Kontrol dan Eksperimen 4.3.2 Uji Normalitas

4.3.2.1 Uji Normalitas Data Tes Awal Kontrol dan Eksperimen 4.3.2.2 Uji Normalitas Data Tes Akhir Kontrol dan Eksperimen 4.3.3 Uji Homogenitas

4.4 Uji Hipotesis

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan

5.2. Saran

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(8)

DAFTAR TABEL DAN GRAFIK Tabel 3.1Sampel Penelitian

Tabel 3.2Skala Penilaian Rata-rata Observasi Tabel 3.3Format Penilaian Menulis Puisi Tabel 3.4Tabel Guilford

Tabel 3.5Lembar Observasi Aktivitas Guru Tabel 3.6Lembar Observasi Siswa

Tabel 4.1Nilai Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Menulis Puisi di Kelas Eksperimen Tabel 4.2 Nilai Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Menulis Puisi di Kelas Kontrol Tabel 4.3Uji Reliabilitas Antarpenimbang (ANAVA) Data Nilai Tes Awal Kontrol

Tabel 4.4Tabel ANAVA Tes awal Kelas Kontrol

Table 4.5Uji Reliabilitas Antarpenimbang (ANAVA) Data Nilai Tes Awal Eksperimen

Tabel 4.6Tabel ANAVA Tes awal Kelas Eksperimen

Tabel 4.7Uji Reliabilitas Antarpenimbang (ANAVA) Data Nilai Tes Akhir Kontrol

Tabel 4.8Tabel ANAVA Tes awal Kelas Eksperimen

Tabel 4.9Uji Reliabilitas Antarpenimbang (ANAVA) Data Nilai Tes Akhir Kontrol

Tabel 4.10 Tabel ANAVA Tes Akhir Kelas Eksperimen Tabel 4.11 Uji Normalitas Hasil Nilai Tes Awal Kontrol Tabel 4.12.Distribusi Frekuensi Tes Awal Kontrol

Tabel 4.13Daftar Frekuensi Observasi dan Ekspetasi Tes Awal Kontrol Tabel 4.14Uji Normalitas Hasil Nilai Tes Awal Eksperimen

Tabel 4.15Distribusi Frekuensi Tes Awal Eksperimen

Tabel 4.16Daftar Frekuensi Observasi dan Ekspetasi Tes Awal Eksperimen Tabel 4.17Uji Normalitas Hasil Nilai Tes Akhir Kontrol

Tabel 4.18Distribusi Frekuensi Tes Akhir Kontrol

Tabel 4.19Daftar Frekuensi Observasi dan Ekspetasi Tes Akhir Kontrol Tabel 4.20Uji Normalitas Hasil Nilai Tes Akhir Eskperimen

Tabel 4.21Distribusi Frekuensi Tes Akhir Eksperimen

Tabel 4.22Daftar Frekuensi Observasi dan Ekspetasi Tes Akhir Eksperimen Tabel 4.23Uji Homogenitas

Tabel 4.24Uji Hipotesis

Tabel 4.25Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Guru Tabel 4.26.Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa


(9)

(10)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kemampuan berbahasa siswa di tingkat SMA tentunya sudah jauh lebih mendalam daripada kemampuan berbahasa siswa di tingkat SD ataupun SMP. Di tingkat SMA, kemampuan berbahasa siswa sudah berkembang ke arah penyampaian suatu ide, gagasan, luapan pikiran dan hatinya.

Khususnya di wilayah sastra, siswa SMA diarahkan pula pada kemampuannya dalam menulis berbagai karya sastra seperti cerpen, puisi, dan naskah drama. Bahkan, kompetensi dasar tersebut sudah diberikan sejak dini. Untuk mencapai standar kompetensi tersebut, siswa harus dibekali dengan pengetahuan tentang teori dan contoh agar siswa mampu terdorong untuk menulis karya sastra dengan tema-tema yang unik dan kreatif. Khususnya dalam menulis puisi, penentuan tema merupakan tahap awal.

Menulis puisi dapat dilakukan seorang siswa ketika tema telah diketahui. Banyak juga siswa yang menulis puisi secara langsung tanpa menentukan tema terlebih dahulu. Hal seperti ini terjadi karena tema sudah tercetak di dalam ingatan siswa secara tidak sadar.

Memilih tema dalam menulis puisi tentunya bisa berasal darimana saja. Salah satu yang sangat bisa membantu saat memilih tema dalam menulis puisi adalah pengalaman. Siswa bisa menjadikan pengalamannya sebagai tema untuk menulis puisi. Menulis puisi dengan menjadikan pengalaman pribadi sebagai tema akan lebih unik karena puisi bisa menjadi media untuk membagi cerita kepada orang lain dalam bentuk berbeda. Seperti yang kita tahu, umumnya berbagi cerita atau pengalaman selalu dalam bentuk prosa.

Merujuk pada pengalaman peneliti ketika melakukan PPL di SMA Negeri 4 Bandung pada semester genap tahun ajaran 2012/2013, kemampuan menulis puisi siswa SMAN 4 Bandung dipandang masih jauh dari harapan. Siswa


(11)

membutuhkan waktu yang lama ketika diberi tugas untuk menulis sebuah puisi. Siswa mengeluhkan susahnya memilih tema. Hal yang mendasar ini menjadi penyebab sulitnya siswa untuk menulis sebuah puisi.

Selain itu, hasil wawancara peneliti dengan Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di SMA Negeri 4 Bandung pun sejalan dengan yang ditafsirkan oleh peneliti. Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di SMA Negeri 4 Bandung menyatakan bahwa siswanya kurang kreatif dalam menentukan tema untuk menulis sebuah karya, termasuk salah satunya adalah puisi. Salah satu kesulitan atau masalah yang dihadapi oleh siswa ketika menulis sebuah puisi adalah sulit dalam mengawali, atau dalam kata lain sulit menentukan tema. Hal ini membuat pembelajaran tersendat pada fase pemilihan tema yang memakan waktu banyak. Pengalaman adalah salah satu tema yang bisa dipilih oleh siswa untuk menulis sebuah puisi.

Salah satu metode pembelajaran yang berhubungan dengan pembelajaran lewat pengalaman ini adalah metode experiential learning. Cahyani (2009) menyebutkan beberapa manfaat jika metode experiential learning ini diterapkan pada pembelajaran.

Manfaat menerapkan metode experiential learning pada pembelajaran: 1. meningkatkan semangat dan gairah pembelajar,

2. membantu terciptanya suasana belajar yang kondusif, 3. memunculkan kegembiraan dalam proses belajar, 4. mendorong dan mengembangkan proses berpikir kreatif,

5. menolong pembelajar untuk dapat melihat dalam perspektif yang berbeda, 6. memunculkan kesadaran akan kebutuhan untuk berubah, dan

7. memperkuat kesadaran diri.

Berdasarkan pernyataan di atas, manfaat yang didapatkan ketika metode ini diterapkan pada pembelajaran sangat berpengaruh pada keberhasilan sebuah proses pembelajaran karena berhubungan dengan minat, motivasi, dan bakat siswa yang semuanya itu tergolong sebagai salah satu faktor keberhasilan pembelajaran


(12)

dari segi raw input. Motivasi merupakan salah satu faktor yang bisa membangkitkan dan mengarahkan tingkah laku yang ditampilkan oleh para siswa

(Eysenck dalam Slameto, 2003: 170). Motivasi belajar dipercaya berjalan sejajar

dengan keberhasilan pendidikan. Motivasi belajar yang tinggi akan membuka peluang keberhasilan sebuah proses pembelajaran semakin besar. Begitu pula sebaliknya, motivasi belajar yang rendah akan memperkecil peluang keberhasilan sebuah proses pembelajaran.

Penelitian ini tentunya tidak berdiri sendiri. Penelitian ini merujuk pada penelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Yuliantini (2007). Yuliantini (2007) melakukan penelitian eksperimen dengan mengujicobakan metode experiential learning dengan menggunakan media film dokumenter dalam pembelajaran menulis cerpen. Selain itu, rujukan lainnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Sulawati (2003) yang meneliti keefektifan pembelajaran menulis dengan menggunakan model The Experiential Approach. Penelitian lain yang menjadi sumber rujukan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Pangelista (2011) yang melakukan penelitian tindakan kelas guna meningkatkan keterampilan menulis cerpen melalui model experiential learning ini. Penelitian selanjutnya yang juga turut mendukung penelitian ini adalah yang dilakukan oleh Soimah (2010) yang melakukan penelitian tentang keefektifan metode experiential learning dalam pembelajaran menulis karangan narasi sugestif.

Dalam studi pustaka yang dilakukan, peneliti belum menemukan sebuah penelitian yang membahas secara khusus tentang pembelajaran menulis puisi dalam penelitian-penelitian dengan menggunakan metode experiential learning. Seluruh penelitian dengan metode experiential learning hanya baru membahas pembelajaran menulis secara umum dan selebihnya pembelajaran menulis prosa ataupun karangan.

Meskipun menggunakan metode yang sama, tentunya penelitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian di atas. Perbedaan tersebut bisa dilihat dengan variabel terikat yang kini digunakan oleh peneliti, yaitu pembelajaran


(13)

menulis puisi, sedangkan variabel terikat yang digunakan oleh Yuliantini (2007) dan Pangelista (2011) adalah pembelajaran menulis cerpen, juga variabel terikat yang digunakan oleh Sulawati (2003) adalah pembelajaran menulis. Variabel terikat yang digunakan oleh Soimah (2010) dalam penelitiannya pun adalah pembelajaran menulis narasi sugestif.

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, penulis

menilai perlu dilakukannya sebuah penelitian mengenai “Pembelajaran Menulis Puisi dengan Menggunakan Metode Experiential learning” untuk mengetahui efektivitas metode experiential learning dalam pembelajaran menulis puisi.

1.2 Identifikasi Masalah

Keberhasilan siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia sesuai dengan yang tertulis dalam standar kompetensi di tingkatan SD, SMP, maupun di SMA yang berkaitan erat dengan keterampilan menulis puisi memiliki hubungan dengan berbagai aspek. Di antara aspek-aspek tersebut, yang menjadi masalah adalah aspek ruang lingkup tema yang terbatas karena siswa kekurangan bahan untuk memilih. Hal ini menyebabkan tulisan siswa yang berupa puisi itu dipandang kurang beragam. Masalah ini teridentifikasi secara langsung ketika peneliti melaksanakan kegiatan PPL di SMA Negeri 4 Bandung pada semester genap tahun ajaran 2012/2013 dan ditambah dari hasil wawancara terhadap Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di SMA Negeri 4 Bandung.

1.3 Batasan Masalah

Penulis membatasi permasalahan penelitian ini hanya pada penggunaan metode pembelajaran berbasis pengalaman (experiential learning) dalam pembelajaran menulis puisi siswa kelas X SMA Negeri 4 Bandung.

(1) Metode yang akan digunakan dalam pembelajaran menulis puisi di kelas X SMA Negeri 4 Bandung adalah metode pembelajaran berbasis pengalaman (experiential learning).


(14)

(2) Kompetensi yang dicapai penelitian ini adalah menulis puisi yang terdapat di standar kompetensi dan kompetensi dasar kelas X semester 1.

1.4 Rumusan Masalah

Permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan dalam bentuk pertanyaan seperti berikut.

(1) Bagaimanakah kemampuan menulis puisi siswa kelas X SMA Negeri 4 Bandung sebelum dan sesudah diberi perlakuan di kelas eksperimen?

(2) Bagaimanakah kemampuan menulis puisi siswa kelas X SMA Negeri 4 Bandung sebelum dan sesudah diberi pembelajaran menulis puisi di kelas kontrol?

(3) Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa kelas X SMA Negeri 4 Bandung dalam menulis puisi sebelum dan sesudah belajar di kelas eksperimen dan kelas kontrol?

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini sejalan dengan uraian dari rumusan masalah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui:

(1) kemampuan menulis puisi siswa kelas X SMA Negeri 4 Bandung sebelum dan sesudah diberi perlakuan di kelas eksperimen;

(2) kemampuan menulis puisi siswa kelas X SMA Negeri 4 Bandung sebelum dan sesudah diberi pembelajaran menulis puisi di kelas kontrol;

(3) signifikansi perbedaan antara kemampuan siswa kelas X SMA Negeri 4 Bandung dalam menulis puisi sebelum dan sesudah belajar di kelas eksperimen dan kelas kontrol.

1.6 Manfaat Penelitian

Setelah dilakukannya penelitian ini, diharapkan adanya peningkatan pada keterampilan menulis puisi khususnya bagi para siswa pembelajar, dan umumnya


(15)

bagi khalayak pembelajar bahasa, guru, dan institusi pendidikan dengan menjadikan pengalaman siswa sebagai salah satu sumber belajar. Adapun penjelasan dari keempatnya adalah sebagai berikut.

(1) Bagi guru, penelitian ini diharapkan memberikan satu tambahan metode pembelajaran yang cocok digunakan untuk pembelajaran menulis puisi. (2) Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan memberikan sebuah masukan yang

dapat menunjang proses belajar mengajar sekaligus mendapat wawasan baru untuk memperbaiki kualitas pembelajaran menulis puisi dengan menjadikan pengalaman siswa sebagai sumber belajar.

(3) Khususnya bagi siswa, mereka mendapatkan bekal untuk menulis puisi dengan bersumber pada pengalaman mereka sendiri.

(4) Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan menjadi bahan ajar atau sumber pengetahuan dan wawasan baru bagi pembaca mengenai penggunaan metode experiential leaning pada pembelajaran menulis puisi.

1.7 Anggapan Dasar

Sesuai dengan judul penelitian yang membahas pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan metode pembelajaran berbasis pengalaman (experiential learning) di SMAN 4 Bandung, dirumuskan beberapa anggapan dasar sebagai berikut:

(1) kemampuan menulis sulit dikuasai dibandingkan ketiga keterampilan menulis berbahasa lainnya, sekalipun bagi penutur aslinya. Hal ini dikarenakan menulis menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan;

(2) pembelajaran menulis merupakan proses belajar mengajar yang aktif dan kreatif, sehingga memerlukan penguatan melalui penugasan-penugasan nyata; (3) menulis puisi berarti menulis kata-kata puitis yang mengandung nilai

keindahan yang khusus.

(4) metode pembelajaran berbasis pengalaman (experiential learning) mengemas pengalaman dalam proses pembelajaran lebih menarik.


(16)

(5) metode pembelajaran berbasis pengalaman (experiential learning) menjadikan pengalaman sebagai sumber belajar.

1.8 Hipotesis

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua variabel penelitian yaitu pembelajaran menulis puisi dan metode pembelajaran berbasis pengalaman (experiential learning). Peneliti menduga bahwa terdapat perbedaan yang siginifikan sebelum dan sesudah menggunakan metode pembelajaran berbasis pengalaman (experiential leaning) pada pembelajaran menulis puisi. Hipotesis dalam penelitian ini adalah H0 atau hipotesis nol ditolak dan H1 atau hipotesis kerja diterima. Dengan kata lain, penggunaan metode pembelajaran berbasis pengalaman (experiential learning) berjalan efektif pada pembelajaran menulis puisi siswa kelas X SMAN 4 Bandung.

(1) H1 : p = 0 : terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa kelas X SMA Negeri 4 Bandung dalam menulis puisi pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

(2) H0 : p ≠ 0 : tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa kelas X SMA Negeri 4 Bandung dalam menulis puisi pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

1.9 Definisi Operasional

Penelitian ini terdiri atas dua variabel, metode pembelajaran berbasis pengalaman (experiential learning) sebagai variabel X (variabel bebas) dan pembelajaran menulis puisi sebagai variabel Y (variabel terikat). Pemberian definisi pada variabel-variabel penelitian bertujuan agar tidak terjadi kesalahan dalam penafsiran penelitian dan adanya kejelasan secara operasional sehingga istilah-istilah dalam penelitian dapat dimaknai secara tepat. Definisi operasional penelitian ini menyangkut kedua variabel penelitian tersebut, di antaranya:


(17)

(1) metode experiential learning adalah sebuah metode dalam proses belajar mengajar yang memancing pembelajar untuk membangun kognitif, psikomotor, dan afektif melalui pengalamannya secara langsung;

(2) kemampuan menulis puisi merupakan suatu kemampuan siswa untuk menulis sebuah karangan atau kata-kata terindah yang berisi tentang pengalaman, perasaan, pemikiran dalam bahasa emosional dan berirama;

(3) pembelajaran menulis puisi merupakan kegiatan belajar yang dilakukan siswa dengan cara merencanakan dan menulis puisi sesuai dengan unsur-unsur yang terkandung dalam puisi.


(18)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Penelitian merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan berdasarkan suatu prosedur. Di dalam prosedur penelitian, ada yang namanya metode penelitian. Dalam penelitian ini, metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah metode eksperimen semu. Maksud dari metode eksperimen semu ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar antara sebelum dan sesudah menggunakan perlakuan metode experiential leaning di kelas eksperimen dan pembelajaran menulis puisi di kelas kontrol.

Dalam penelitian ini, peneliti memiliki desain penelitian yang menggunakan two group pretest-posttest design dengan tabel sebagai berikut.

E: O1 X O 2 C: O3 Y O4

Keterangan:

E = kelas eksperimen. C = kelas kontrol.

O1 = tes awal pada kelas eksperimen. O2 = tes akhir pada kelas eksperimen. O3 = tes awal pada kelas kontrol. O4 = tes akhir pada kelas kontrol.

X = perlakuan pembelajaran dengan menggunakan metode experiential learning.

Y = Pembelajaran dengan metode pembelajaran terlangsung

Pada penelitian ini, sampel diberi dua kali tes, yaitu tes awal yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan menulis siswa kelas X SMA Negeri 4 Bandung sebelum diberi pembelajaran menulis puisi seperti biasanya dan


(19)

perlakuan dengan menggunakan metode experiential learning. Tes kedua adalah tes akhir yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan menulis siswa kelas X SMA Negeri 4 Bandung sesudah diberi pembelajaran menulis puisi seperti biasanya dan perlakuan dengan menggunakan metode experiential learning. Tes dilakukan di kelas kontrol dan kelas eksperimen. Perbedaan pencapaian antara kelas kontrol dan kelas eksperimen akan dijadikan tolak ukur untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran menulis puisi di kelas X SMA Negeri 4 Bandung.

3.2 Variabel Penelitian

Variabel penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Variabel Bebas

Variabel bebas pada penelitian ini adalah penggunaan metode experiential learning.

b. Variabel Terikat

Variabel terikat pada penelitian ini adalah pembelajaran menulis puisi.

3.3 Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Di tahap ini, peneliti menyiapkan berbagai hal yang diperlukan dalam penelitian ini yang meliputi penyusunan instrumen penelitian, skenario pembelajaran, perlengkapan pembelajaran, format penugasan, dan format kriteria penilaian. Berikut langkah-langkah penelitian.

a. Peneliti menentukan kelas yang akan dijadikan kelas eksperimen dan kelas kontrol.

b. Menyusun instrumen penelitian.

c. Memberikan tes awal untuk mengukur kemampuan menulis puisi.

d. Memberikan materi mengenai menulis puisi dengan menggunakan metode experiential learning di kelas eksperimen dan penggunaan metode pembelajaran tematik di kelas kontrol.


(20)

f. Mengolah data.

3.4 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 4 Bandung pada siswa kelas X semester genap di bulan Mei tahun ajaran 2012/2013. Penelitian dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan PPL yang diikuti oleh peneliti di SMA Negeri 4 Bandung tersebut.

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan siswa kelas X SMAN 4 Bandung. Adapun sampel dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut.

Tabel 3.1 Sampel Penelitian

NO KELAS JUMLAH SAMPEL

1 X-4 32 orang

2 X-5 32 orang

Peneliti sengaja memilih sampel penelitian dari kelas yang diajarnya ketika melaksanakan PPL di SMA Negeri 4 Bandung tahun ajaran 2012/2013, yaitu kelas X-4 sebagai kelas eksperimen dan kelas X-5 sebagai kelas kontrol. Keputusan ini diambil dengan beberapa pertimbangan sebagai berikut.

a. Peneliti sudah jauh lebih mengenal kondisi kelas sehingga hasil penelitian dinilai akan lebih optimal.

b. Efisiensi tempat dan waktu sehingga bisa dilakukan di sela-sela mengajar.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan oleh peneliti berasal dari tes. Tes yang digunakan oleh peneliti berupa tes kemampuan menulis puisi dengan format tes uraian bebas. Format tes awal dan tes akhir sama dan bertujuan untuk mengetahui dan


(21)

mengukur nilai rata-rata siswa dalam menulis puisi sesudah dan sebelum diberi pembelajaran menulis puisi seperti biasanya dan perlakuan dengan menggunakan metode experiential learning. Aspek yang ditentukan dalam format tes disesuaikan dengan kompetensi dasar dan indikator pembelajaran. Selain itu, data yang dikumpulkan oleh peneliti didapat pula dari hasil observasi. Observasi dilakukan terhadap peneliti dan juga siswa. Observasi terhadap peneliti dilakukan untuk mengetahui kegiatan peneliti selama proses pengumpulan data berlangsung. Begitupula terhadap siswa, observasi dilakukan untuk mengetahui kegiatan siswa selama proses pengumpulan data berlangsung.

Tabel 3.2

Skala Penilaian Rata-rata Observasi

Nilai Rentang Nilai Keterangan

A 4,00-3,50 Baik Sekali

B 3,49-3,00 Baik

C 2,99-2,50 Cukup

D 2,49-2,00 Kurang

E 1,99-1,50 Kurang Sekali

3.7 Instrumen Penelitian

untuk mengumpulkan suatu data tentunya diperlukan alat untuk mengumpulkannya yang berupa instrumen penelitian. Instrumen dalam penelitian dibagi dua, yaitu instrumen perlakuan dan instrumen penilaian. Instrumen perlakuan dalam penelitian ini berupa rancangan pembelajaran yang menggunakan metode experiential learning. Sementara itu, instrumen penilaian yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes uraian bebas menulis puisi dengan format penilaian yang disesuaikan dengan kompetensi dasar dan indikator pembelajaran. Namun, dikembangkan kembali sesuai kebutuhan penelitian ini.


(22)

3.7.1 Instrumen Perlakuan

Penelitian ini menggunakan sebuah instrumen perlakuan berupa rancangan pembelajaran yang khusus dengan menggunakan metode experiential learning. Dalam merancang sebuah rancangan pembelajaran yang tepat dan akurat sehingga dapat dipertanggungjawabkan keabsahannya sebagai sebuah instrumen penelitian, maka dipertimbangkan sebuah rasionalitas, teori pedoman, dan tujuan yang hendak dicapai.

Rasionalitas, metode pembelajaran berbasis pengalaman tentunya memiliki perbedaan dengan metode-metode pembelajaran lainnya. Metode ini mnegkhususkan diri untuk memprioritaskan pengalaman sebagai sumber belajar. Ketika metode-metode lain kebanyakan berpusat pada keaktifan siswa saat belajar, ataupun kepiawaian guru dalam mengajar, maka metode ini memunculkan pengalaman sebagai sumber belajar yang bisa dipilih sesuka hati oleh pemilik pengalaman tersebut.

Teori pedoman metode pembelajaran berbasis pengalaman ini tentunya berasal dari suatu metode awal, yaitu experiential learning method yang juga menjadikan pengalaman sebagai sumber belajar dan pembangun pembelajaran.

Tujuan dari penggunaan metode pembelajaran berbasis pengalaman ini tentunya untuk memberikan sebuah konsep belajar yang baru dan segar bagi pendidik dan terdidik sehingga bisa mengoptimalkan sebuah kegiatan belajar mengajar. Berikut rancangan pembelajaran tersebut.

RENCANA PELAKSANAAN PENGAJARAN (RPP)

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/ Semester : X/1

Standar Kompetensi : Menulis

Mengungkapkan pikiran, dan perasaan melalui kegiatan menulis.


(23)

Kompetensi Dasar : Menulis puisi baru dengan memperhatikan bait, irama, dan rima.

Indikator :

 Mengidentifikasi tentang pengertian, jenis-jenis, dan unsur-unsur intrinsik puisi baru.

 Mengidentifikasi puisi baru berdasarkan bait, irama, dan rima.

 Menulis puisi baru dengan memperhatikan bait, irama, dan rima.

Alokasi Waktu : 6X 45 menit (3x pertemuan) A. Tujuan Pembelajaran.

 Siswa dapat mengidentifikasi tentang pengertian, jenis-jenis, dan unsur-unsur intrinsik puisi baru.

 Siswa dapat mengidentifikasi puisi baru berdasarkan bait, irama, dan rima.

 Siswa dapat menulis puisi baru dengan memperhatikan bait, irama, dan rima.

B. Materi Pembelajaran

Puisi baru

 Pengertian puisi baru.

 Ciri-ciri puisi baru.

 Menentukan tema puisi.

 Menjadikan pengalaman sebagai tema puisi.

 Langkah-langkah menulis puisi. C. Metode Pembelajaran

1. Experiential Learning.


(24)

Pertemuan Pertama

1. Kegiatan awal (20’)

a. Siswa dikondisikan untuk persiapan KBM (mengucapkan salam, menyapa, dan mengecek kehadiran siswa).

b. Siswa dan guru bertanya jawab tentang pengalamannya membaca puisi atau membuat sebuah puisi.

c. Guru mengarahkan siswa untuk kembali mengingat pengalaman siswa saat membaca puisi dan membuat sebuah puisi.

d. Siswa diberikan motivasi untuk mencapai tujuan pembelajaran.

2. Kegiatan Inti (50’)

Tatap Muka:

a. Siswa dan guru mendiskusikan tentang pengertian, jenis-jenis, dan unsur intrinsik puisi.

b. Siswa dan guru bertukar pikiran mengenai pemilihan tema dalam puisi. c. Perwakilan siswa diminta menyampaikan salah satu pengalaman

paling berkesan dalam hidupnya di depan kelas. d. Siswa lainnya mengapresiasi pengalaman tersebut. e. Siswa dibagi menjadi empat kelompok.

f. Setiap kelompok berlatih menulis kolaborasi dengan menggabungkan pengalaman masing-masing ke dalam bentuk kalimat yang selanjutnya disatukan menjadi sebuah puisi.

g. Perwakilan siswa membacakan hasil tulisannya di depan kelas.

Tugas Terstruktur:

a. Siswa mendengarkan cerita tentang pengalaman. b. Siswa menulis puisi kolaborasi.


(25)

a. Siswa dalam kelompok menuangkan pengalaman ke dalam baris-baris puisi, lalu menyatukannya dalam satu susunan puisi yang utuh.

3. Kegiatan Akhir (20’)

a. Siswa dan guru merefleksi kesimpulan tentang topik pembelajaran. b. Siswa diberi kesempatan bertanya atau mengungkapkan pengalaman

ketika mengikuti proses KBM.

c. Siswa diberi tugas untuk membawa benda paling berharga yang dimilikinya di pertemuan selanjutnya.

Pertemuan Kedua

1. Kegiatan awal (20’)

a. Siswa dikondisikan untuk persiapan KBM (mengucapkan salam, menyapa, dan mengecek kehadiran siswa).

b. Siswa dan guru bertanya jawab tentang kesulitan menentukan tema dalam puisi.

c. Siswa dan guru bertanya jawab tentang perbedaan perasaan siswa ketika menulis puisi berdasarkan pengalaman.

d. Siswa diberikan motivasi untuk mencapai tujuan pembelajaran. 2. Kegiatan Inti (50’)

Tatap Muka:

a. Guru mengecek tugas yang dibawa siswa dari rumah.

b. Perwakilan siswa diminta untuk menceritakan tentang benda paling berharga dalam hidupnya tersebut.

c. Siswa yang lain mengapresiasi pengalaman tersebut.

d. Siswa diminta untuk memejamkan mata selama lima menit untuk mencoba mengingat hal yang paling tidak bisa dilupakannya bersama barang berharganya tersebut.

e. siswa mendengarkan penjelasan guru tentang materi bunyi, dan irama dalam puisi.


(26)

f. Siswa berlatih menulis bait puisi tentang benda paling berharga dalam hidupnya tersebut dengan memerhatikan penggunaan bunyi dan irama.

3. Kegiatan Akhir (20’)

a. Siswa dan guru merefleksi simpulan tentang topik pembelajaran. b. Siswa diberi kesempatan bertanya atau mengungkapkan pengalaman

ketika mengikuti proses KBM.

c. Siswa diberi tugas untuk membawa pakaian kesayangannya di pertemuan selanjutnya.

Pertemuan Ketiga

1. Kegiatan awal (20’)

a. Siswa dikondisikan untuk persiapan KBM (mengucapkan salam, menyapa, dan mengecek kehadiran siswa).

b. Siswa dan guru bertanya jawab tentang kesulitan menggunakan bunyi dan irama dalam puisi.

c. Siswa dan guru bertanya jawab tentang perbedaan perasaan siswa ketika menulis puisi berdasarkan pengalaman dengan benda yang paling berharga dalam hidupnya.

d. Siswa diberikan motivasi untuk mencapai tujuan pembelajaran.

2. Kegiatan Inti (50’)

Tatap Muka:

a. Guru mengecek tugas yang dibawa siswa dari rumah. b. Siswa berganti baju mengenakan baju kesayangannya. c. Siswa dan guru belajar di lapangan terbuka untuk membuat

pembelajaran lebih santai.

d. Perwakilan siswa diminta untuk menceritakan tentang alasan memilih pakaian tersebut untuk dibawa ke sekolah.


(27)

f. Siswa diminta untuk memejamkan mata selama 5 menit untuk mencoba mengingat-ngingat hal yang paling tidak bisa dilupakannya bersama pakaian tersebut.

g. siswa mendengarkan penjelasan guru tentang pemilihan pengalaman sebagai tema dalam puisi, penggunaan diksi, imaji, dan gaya bahasa dalam puisi.

h. siswa berlatih untuk menulis satu bait puisi tentang pengalamannya bersama pakaian kesayangannya dengan memerhatikan penggunaan diksi, imaji, dan gaya bahasa di dalamnya.

3. Kegiatan Akhir (20’)

a. Siswa dan guru merefleksi simpulan tentang topik pembelajaran. b. Siswa diberi kesempatan bertanya atau mengungkapkan pengalaman

ketika mengikuti proses KBM.

c. Siswa diberi tugas untuk menyiapkan sebuah pengalaman paling spektakuler dalam hidupnya untuk dituangkan dalam bentuk puisi di pertemuan selanjutnya (tes akhir).

E. Sumber Pembelajaran

1. Pradopo, Rachmat Djoko. 2010. Pengkajian Puisi. Jakarta: UGM Press 2. Keraf, Gorys. 2010. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia

F. Bahan/alat:

Bahan:

 Contoh puisi bertemakan pengalaman.

Alat:

 LCD dan komputer G. Penilaian


(28)

2. Bentuk Instrumen : format pengamatan Uraian bebas

Bandung, Mei 2013 Peneliti

Fanji Triansyah

3.7.2 Instrumen Penilaian

Pada penelitian ini digunakan instrumen penilaian berupa tes. instrumen penelitian dibentuk dengan format uraian bebas seperti berikut.

Lembar Menulis Puisi

Bacalah petunjuk di bawah ini sebelum menulis puisi!

1. Buatlah sebuah puisi dengan tema yang berasal dari pengalaman paling berkesan dan layak untuk dijadikan sebuah puisi dengan memperhatikan unsur-unsur berikut ini!!

a. Tema

b. Diksi

c. Citraan (Imaji)

d. Bunyi

e. Gaya Bahasa

2. Waktu pengerjaan menulis puisi 30 menit!

3. Tiga puisi dengan tema pengalaman paling berkesan akan mendapat hadiah berkesan!


(29)

Tabel 3.3

Format Penilaian Menulis Puisi

Kriteria Skor Deskripsi

Sangat baik 5 Jika puisi memuat unsur-unsur sebagai berikut. 1. Kesesuaian tema.

2. Diksi. 3. Bunyi.

4. Imaji (Pencitraan). 5. Gaya Bahasa.

dan memiliki kepaduan antar unsurnya. Baik

4

1. Mengandung seluruh aspek, tapi ada aspek yang tidak padu.

2. Mengandung tiga sampai empat aspek dan padu. Cukup

3

1. Mengandung tiga sampai empat aspek, tapi ada aspek yang tidak padu.


(30)

Kurang

2

1. Mengandung dua sampai tiga aspek, tapi ada aspek yang tidak padu.

2. Mengandung satu aspek dan tepat (padu) Tidak baik 1 Mengandung satu aspek dan tidak padu.

Tabel 3.2

Format Penilaian Menulis Puisi Berdasarkan Unsur Kepaduan Puisi

Kriteria Skor Deskripsi

Sangat baik 5 Jika terdapat unsur puisi (judul, bunyi, diksi, gaya bahasa, tipografi, dan imaji) saling mendukung dan menguatkan penyampaian gagasan atau pengalaman penulis.

Baik 4 Jika terdapat salah satu unsur puisi tidak

mendukung dan menguatkan penyampaian gagasan atau pengalaman penulis.

Cukup 3 Jika terdapat dua unsur puisi yang tidak

mendukung dan menguatkan penyampaian gagasan atau pengalaman penulis.

Kurang 2 Jika terdapat tiga unsur puisi yang tidak

mendukung dan menguatkan penyampaian gagasan atau pengalaman penulis.

Tidak baik 1 Jika terdapat empat atau lima unsur puisi yang tidak mendukung dan menguatkan penyampaian


(31)

gagasan atau pengalaman penulis.

Tabel 3.3

Format Penilaian Menulis Puisi Berdasarkan Kedalaman Isi Puisi

Kriteria Skor Deskripsi

Sangat baik 5 Pemilihan dan pandangan penulis terhadap

tema puisi yang diangkat memenuhi empat aspek penilaian. Diantaranya bersifat aktual, kontekstual, universal, dan orisinal

Baik 4 Jika satu aspek penilaian tidak tercantum

dalam pemilihan dan pandangan penulis terhadap tema puisi yang diangkat

Cukup 3 Jika dua aspek penilaian tidak tercantum

dalam pemilihan dan pandangan penulis terhadap tema puisi yang diangkat

Kurang 2 Jika tiga aspek penilaian tidak tercantum

dalam pemilihan dan pandangan penulis terhadap tema puisi yang diangkat

Tidak baik 1 Jika keempat aspek penilaian tidak tercantum

dalam pemilihan dan pandangan penulis terhadap tema puisi yang diangkat

100

x

al

Skormaksim

peroleh

Skoryangdi

Nilai

3.8 Teknik Pengolahan Data

Data yang telah dikumpulkan melalui instrumen penelitian selanjutnya harus diolah untuk menjadi sebuah informasi atau fakta yang akan dimanfaatkan untuk keperluan penelitian. Dalam penelitian ilmu-ilmu sosial dan bahasa,


(32)

variabel-variabel yang diteliti sifatnya lebih abstrak sehingga sukar untuk dilihat dan divisualisasikan sehingga perlu diperjelas agar dapat dipergunakan secara operasional (Muhidin dan Abdurahman, 2011: 30). Melalui Pengolahan data perhitungan statistik data-data abstrak tersebut dirubah menjadi data konkret berupa angka-angka. Berikut langkah-langkahnya:

3.8.1 Penilaian Hasil Tes

Penilaian hasil tes menulis puisi. Penilaian ini bersift subjektif, maka penilaian dilakukan oleh tiga orang penilai, yaiu:

a. Dra. Aam Amaryani, Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di SMA Negeri 4 Bandung.

b. Whisnu Pradana, Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, juga sebagai praktikan PPL di SMA Negeri 4 Bandung semester genap tahun ajaran 2012/2013.

c. Fanji Triansyah, Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan sastra Indonesia, juga sebagai praktikan PPL di SMA Negeri 4 Bandung semester genap tahun ajaran 2012/2013.

3.8.2 Uji Prasyarat Data Penelitian

Untuk melakukan penelitian tentunya perlu dilakukan uji persyaratan data penelitian yang bertujuan untuk memastiakn bahwa data yang kita miliki merupakan data yang reabil, normal, dan homogen.

3.8.2.1Uji Realibilitas Antarpenimbang

Tes menulis puisi ini dinilai oleh tiga orang penilai. Peneliti melakukan uji reliabilitas antarpenimbang untuk skor prates dan pascates di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi unsur subjektivitas. Dalam Penelitian ini, peneliti melakukan uji reliabilitas antarpenimbang menggunakan rumus sebagai berikut.


(33)

Testi=SS

d

t

2

=

KN

x

K

K

2

(

)

2

Total=SStot 2

t

x

= ∑ x2 -

N

K

x

)

2

(

Penimbang=SSp ∑d2p =

KN

x

N

xp

2

(

)

2

Kekeliruan=SSkk∑d2kk = ∑ x2t- ∑dt2 - ∑dp2

Setelah itu, hasil data-data tersebut dimasukkan ke dalam format ANAVA. Kemudian dilakukan penghitungan reliabilitas antarpenimbang dengan menggunakan rumus: rn = vt vkk vt ) ( 

Hasil penghitungan reliabilitas yang telah diperoleh disesuaikan dengan tabel Guilford sebagai berikut.

Tabel 3.4 Tabel Guilford

Rentang Kriteria

0,80 – 1,00 Reliabilitas sangat tinggi

0,60 – 0,80 Reliabilitas tinggi

0,40 -0,60 Reliabilitas sedang

0,20 – 0,40 Reliabilitas rendah

0,00 – 0,20 Reliabilitas sangat rendah (Muhidin dan Abdurahman, 2011: 39)


(34)

Pada penelitian ini diperlukan keterangan bahwa data yang berasal dari hasil tes awal dan tes akhir berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dengan menggunakan chi kuadrat dilakukan untuk mengetahui hal tersebut.

1. Membuat rentang daftar distribusi mean posttest. a. Menghitung mean (x )

(x ) =

n x

b. Menghitung standar deviasi

S = 1 2 2     N N x x

c. Menentukan daftar frekuensi observasi dan ekspetasi: a) menentukan rentang skor:

r = skor tertinggi-skor terendah b) menentukan banyak kelas (K):

K= 1+ 3,3 log N N= jumlah subjek

c) menentukan panjang kelas (p):

d) Z untuk batas kelas e) Ei (frekuensi diharapkan) = Luas ixf f) Oi (frekuensi pengamatan)

Menggunakan rumus Chi-Kuadrat untuk memperoleh t hitung.

X2 =

i

Ei

oi

2

)

(


(35)

Keterangan :

Oi : frekuensi observer/pengamat Ei : frekuensi ekspetasi

g) menentukan derajat kebebasan (Dk): Dk= k-3

K= banyaknya kelas interval

h) menentukan nilai X2tabel dari daftar Chi Kuadrat

i) membandingkan harga X2hitung dengan X2tabel dengan bantuan tabel X2 dengan tingkat kepercayaan 95% (@= 0,05)

j) untuk menentukan kriteria uji normalitas menggunakan ketentuan sebagai berikut.

Jika X2hitung < X2tabel, maka data tersebut berdistribusi normal. Jika X2hitung > X2tabel, maka data tersebut berdistribusi normal.

3.8.4 Uji Homogenitas

Uji homogenitas varian berdasarkan rata-rata test awal dan tes akhir menggunakan rumus berikut.

,

keterangan : Fhitung = nilai yang dicari Vb = varian terbesar Vk = varian terkecil


(36)

3.8.5 Uji Hipotesis

Uji signifikansi yang digunakan adalah perhitungan pertambahan (gain), yaitu tes awal dan tes akhir dengan rumus:

x�

  

  

Keterangan:

M= nilai hasil rata-rata per kelas N= banyaknya subjek

X= deviasi setiap nilai x1 dan x2 Y= deviasi setiap nilai y2 dan y1

Kemudian hasil perhitungan tersebut dimasukan ke dalam rumus t-test:

√[ 

][ ]

Menentukan dengan taraf signifikansi (ɑ) = 0,05 dan derajat kebebasan yang telah dicari sebelumnya.

Taraf signifikansi (ɑ = 0,05)

db = (Nx+Ny-2) = 30+30-2= 58 sehingga diperoleh ttabel= 2,004 (interpolasi)


(37)

setelah melakukan pengolahan data hasil tes uraian bebas menulis puisi, selanjutnya peneliti melakukan pengolahan data hasil observasi terhadap peneliti dan siswa. Berikut ini dipaparkan lembar obervasi tersebut.

Tabel 3.5

Lembar Observasi Aktivitas Guru

NO PENGAMATAN PENILAIAN

SB B C K

1 Kemampuan Membuka Pembelajaran

a. Menarik perhatian siswa

b. Merangsang motivasi belajar siswa c. Memberi acuan

d. Mengadakan apersepsi

2 Sikap guru dalam proses pembelajaran

a. Kejelasan suara

b. Gerakan badan tidak menggangu fokus belajar siswa

c. Antusias penampillan menarik

d. Mobilitas posisi tempat

3 Proses pembelajaran

a. Kesesuaian metode dengan pokok bahasan

b. Antusias dalam menanggapi dan menggunakan respon

c. Kesesuaian waktu yang ditentukan

4 Kemampuan menggunakan metode


(38)

a. Kesesuaian langkah-langkah b. Kesesuaian metode experiential

learning dengan materi pembahasan c. Keterampilan dalam mempraktikan

metode experiential learning

5 Evaluasi pembelajaran

a. Menggunakan penilaian proses dan hasil

b. Melakukan evaluasi sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditentukan c. Melakukan evaluasi sesuai dengan

istrumen yang dirancang

6 Kemampuan menutup pembelajaran

a. Merefleksi pembelajaran

b. Menyimpulkan pembelajaran sesuai dengan proses pembelajaran

c. Memberikan tugas kurikuler d. Menginformasikan materi

pembelajaran di pertemuan selanjutnya

Komentar terhadap aktivitas guru:

Keterangan :

Mengisi lembar observasi dengan membubuhkan tanda cakra (X) Sangat baik (SB) = 4


(39)

Cukup (C) = 2

Kurang (K) = 1

Tabel 3.6

Lembar Observasi Siswa

NO PENGAMATAN PENILAIAN

SB B C K

1 Antusias dalam menulis puisi a. Mengikuti instruksi guru untuk

belajar

b. Secara tekun melaksanakan kegiatan belajar

c. Mencari dan menentukanhal penting yang dapat mendukung menulis puisi d. Mencatat hal-hal penting

2 Inisiatif dalam mengajukan pendapat a. Keaktifan bertanya

b. Keaktifan untuk menjawab c. Penyanggahan terhadap hal yang

kurang sependapat

d. Memberikan alasan atas pendapat pribadi

3 Kesungguhan mengajar tugas menulis puisi

a. Keseriusan dalam menulis puisi b. Ketekunan dalam menulis puisi c. Kesesuaian puisi yang ditulis dengan


(40)

dasar pembelajaran

4 Memerhatikan penjelasan guru dalam pembelajaran

a. Menyimak penjelasan guru dengan seksama

b. Tidak membuat gaduh saat guru menjelaskan

c. Mencatat hal penting dari penjelasan guru

d. Memahami contoh yang diberikan guru

Komentar mengenai aktivitas siswa :

Mengisi lembar observasi dengan membubuhkan tanda cakra (X) Sangat baik (SB) = 4

Baik (B) = 3

Cukup (C) = 2


(41)

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Setelah hasil penelitian diketahui, peneliti dapat menyimpulkan beberapa kesimpulan penelitian mengenai pembelajaran menulis puisi dengan metode experiential learning. Berikut ini adalah pemaparan dari kesimpulan yang peneliti temukan.

1) Nilai rata-rata hasil tes awal menulis puisi yang didapat siswa kelas eksperimen adalah sebesar 42,21. Dengan demikian, nilai tersebut termasuk ke dalam kategori rendah. Sementara itu, Nilai rata-rata hasil tes akhir menulis puisi yang didapat siswa kelas eksperimen adalah sebesar 64,06. Dengan demikian, nilai tersebut termasuk ke dalam kategori cukup. 2) Nilai rata-rata hasil tes awal menulis puisi yang didapat siswa di kelas

kontrol adalah sebesar 33,90. Dengan demikian, nilai tersebut termasuk ke dalam kategori rendah. Nilai rata-rata menulis puisi yang didapat siswa adalah sebesar 42,03. Dengan demikian, nilai tersebut termasuk ke dalam kategori rendah.

3) Dari hasil penghitungan, dapat diketahui bahwa thitung sebesar 5,8 dan ttabel sebesar 1,99 berdasarkan taraf signifikan 5% atau tingkat kepercayaan 95%. Hal tersebut berarti bahwa (5,8 > 1,99) atau thitung > ttabel. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis puisi siswa sebelum dan sesudah menggunakan metode pembelajaran berbasis pengalaman tersebut.

Berdasarkan penjabaran tersebut, dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran berbasis pengalaman (experiential learning) ini terbukti efektif digunakan dalam meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa.


(42)

5.2 Saran

Untuk hasil yang lebih maksimal pada penelitian selanjutnya, peneliti merekomendasikan beberapa saran seperti berikut.

1) Berdasarkan hasil penelitian, Metode pembelajaran berbasis pengalaman (experiential learning) terbukti efektif dalam meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa. Oleh karena itu, guru dapat menjadikan metode ini sebagai alternatif baru atau salah satu pilihan metode dalam pembelajaran menulis puisi khususnya, dan pembelajaran lain pada umumnya guna mengoptimalkan hasil pembelajaran.

2) Untuk tenaga pendidik, penelitian ini diharapkan dapat memberikan bimbingan penuh, terobosan baru, dan intensif dalam proses pembelajaran agar mampu memperoleh hasil belajar yang maksimal.

3) Untuk penelitian selanjutnya, penelitian ini diharapkan membuat penelitian lain lebih kreatif dan inovatif dalam menyusun skenario pembelajaran agar penggunaan Metode experiential learning lebih maksimal dan bervariasi.


(43)

DAFTAR PUSTAKA

Azir. (2012). “Puisi Pena Hati: Panduan Menulis Puisi”. [Online]. Tersedia:

http://agita-dreamer.blogspot.com/2012/11/panduan-menulis-puisi.html?m=1. [14 juli 2013].

Cahyani, Isah. (2009). “Peran Experiential Learning dalam Meningkatkan

Motivasi Pembelajar BIPA ”. [Online]. Tersedia:

http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd= 2&ved=0CC4QFjAB&url=http%3A%2F%2Fwww.ialf.edu%2Fkipbipa %2Fpapers%2FCahyaniIsah.doc&ei=vR0RUtHDI4eFrAf5mID4Dg&us

g=AFQjCNGqCX_IoHIg1-0XfMN-lJojQq_0Rw&sig2=sOkJG7loTszGycBDuJoU0A&bvm=bv.50768961, d.bmk. [23 Juni 2013].

Departemen Pendidikan Nasional. (2009). Buku Praktis Bahasa Indonesia 1. Jakarta: Depdikbud.

Iskandarwassid dan Sunendar. (2008). Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: Sekolah Pascasarjana UPI dan Remaja Rosdakarya.

Keraf, Gorys. (2010). Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Kolb. (1984). “Experiential Learning: Experience as The Source of Learning and

Development”. [Online]. Tersedia:

http://academic.regis.edu/ed205/kolb.pdf. [20 juli 2013].

Kurniawan, Khaerudin. (2012). Belajar dan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung: Bangkit Citra Persada.


(44)

Mawar, Megasari. (2012). “Penerapan Metode Waking Hypnotis dalam Pembelajaran Menulis Puisi (eksperimen kuasi pada siswa kelas VII di SMPN 44 Bandung)”. Skripsi Sarjana Pendidikan pada FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Muhidin, S.A. dan Abdurahman, M. (2011). Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur dalam Penelitian. Bandung: Pustaka Setia.

Multiansari, R.T. (2012). “Hubungan Kemampuan Mengonjugasikan Verba

Dengan Kemampuan Membentuk Imperativsatze”. Skripsi Sarjana Pendidikan pada FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Pangelista. Lifia. (2011). “Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen Melalui Model Experiential Learning Pada Siswa Kelas X-F SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung Tahun Ajaran 2010/2011”. Skripsi Sarjana Pendidikan pada FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan Pradopo, R.D. (2010). Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada University

Press.

Sari, Anita Novita. (2011). “Upaya Guru Meningkatkan Kemampuan Menulis

Puisi Melalui Media Gambar di Kelas III SDN Pasir Kampung Kabupaten Cianjur”. [Online]. Tersedia:

http://repository.upi.edu/operator/skripsiview.php. [14 juli 2013].

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Shoimah. (2010). “Keefektifan Metode Experiential Learning Dalam Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Sugestif (kuasi eksperimen terhadap Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Cimahi Tahhun Ajaran


(45)

2009/2010)”. Skripsi Sarjana Pendidikan pada FPBS UPI Bandung:

tidak diterbitkan.

Subana dkk. (2005). Statistik Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.

Sulawati, Tetty. (2003). “Keefektifan Pembelajaran Menulis dengan

Menggunakan model The Experiential Approach”. Tesis. UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Tarigan, H.G. (1990). Pengajaran Gaya Bahasa. Bandung: Angkasa.

Tarigan, H.G. (2008). Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Yuliantini, Fina. (2007). “Keefektifan Metode Experiential dengan Menggunakan Media Film Dokumenter Dalam Pembelajaran Menulis Cerpen Siswa

Kelas X SMA Negeri Cisarua Kabupaten Bandung”. Skripsi Sarjana


(1)

43

Fanji Triansyah, 2013

Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Metode Berbasis Pengalaman (Experience Learning)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu dasar pembelajaran

4 Memerhatikan penjelasan guru dalam pembelajaran

a. Menyimak penjelasan guru dengan seksama

b. Tidak membuat gaduh saat guru menjelaskan

c. Mencatat hal penting dari penjelasan guru

d. Memahami contoh yang diberikan guru

Komentar mengenai aktivitas siswa :

Mengisi lembar observasi dengan membubuhkan tanda cakra (X) Sangat baik (SB) = 4

Baik (B) = 3

Cukup (C) = 2


(2)

Fanji Triansyah, 2013

Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Metode Berbasis Pengalaman (Experience BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Setelah hasil penelitian diketahui, peneliti dapat menyimpulkan beberapa kesimpulan penelitian mengenai pembelajaran menulis puisi dengan metode

experiential learning. Berikut ini adalah pemaparan dari kesimpulan yang peneliti

temukan.

1) Nilai rata-rata hasil tes awal menulis puisi yang didapat siswa kelas eksperimen adalah sebesar 42,21. Dengan demikian, nilai tersebut termasuk ke dalam kategori rendah. Sementara itu, Nilai rata-rata hasil tes akhir menulis puisi yang didapat siswa kelas eksperimen adalah sebesar 64,06. Dengan demikian, nilai tersebut termasuk ke dalam kategori cukup. 2) Nilai rata-rata hasil tes awal menulis puisi yang didapat siswa di kelas

kontrol adalah sebesar 33,90. Dengan demikian, nilai tersebut termasuk ke dalam kategori rendah. Nilai rata-rata menulis puisi yang didapat siswa adalah sebesar 42,03. Dengan demikian, nilai tersebut termasuk ke dalam kategori rendah.

3) Dari hasil penghitungan, dapat diketahui bahwa thitung sebesar 5,8 dan ttabel sebesar 1,99 berdasarkan taraf signifikan 5% atau tingkat kepercayaan 95%. Hal tersebut berarti bahwa (5,8 > 1,99) atau thitung > ttabel. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis puisi siswa sebelum dan sesudah menggunakan metode pembelajaran berbasis pengalaman tersebut.

Berdasarkan penjabaran tersebut, dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran berbasis pengalaman (experiential learning) ini terbukti efektif digunakan dalam meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa.


(3)

97

Fanji Triansyah, 2013

Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Metode Berbasis Pengalaman (Experience Learning)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 5.2 Saran

Untuk hasil yang lebih maksimal pada penelitian selanjutnya, peneliti merekomendasikan beberapa saran seperti berikut.

1) Berdasarkan hasil penelitian, Metode pembelajaran berbasis pengalaman (experiential learning) terbukti efektif dalam meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa. Oleh karena itu, guru dapat menjadikan metode ini sebagai alternatif baru atau salah satu pilihan metode dalam pembelajaran menulis puisi khususnya, dan pembelajaran lain pada umumnya guna mengoptimalkan hasil pembelajaran.

2) Untuk tenaga pendidik, penelitian ini diharapkan dapat memberikan bimbingan penuh, terobosan baru, dan intensif dalam proses pembelajaran agar mampu memperoleh hasil belajar yang maksimal.

3) Untuk penelitian selanjutnya, penelitian ini diharapkan membuat penelitian lain lebih kreatif dan inovatif dalam menyusun skenario pembelajaran agar penggunaan Metode experiential learning lebih maksimal dan bervariasi.


(4)

102

Fanji Triansyah, 2013

Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Metode Berbasis Pengalaman (Experience Learning)

DAFTAR PUSTAKA

Azir. (2012). “Puisi Pena Hati: Panduan Menulis Puisi”. [Online]. Tersedia:

http://agita-dreamer.blogspot.com/2012/11/panduan-menulis-puisi.html?m=1. [14 juli 2013].

Cahyani, Isah. (2009). “Peran Experiential Learning dalam Meningkatkan Motivasi Pembelajar BIPA ”. [Online]. Tersedia: http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd= 2&ved=0CC4QFjAB&url=http%3A%2F%2Fwww.ialf.edu%2Fkipbipa %2Fpapers%2FCahyaniIsah.doc&ei=vR0RUtHDI4eFrAf5mID4Dg&us

g=AFQjCNGqCX_IoHIg1-0XfMN-lJojQq_0Rw&sig2=sOkJG7loTszGycBDuJoU0A&bvm=bv.50768961, d.bmk. [23 Juni 2013].

Departemen Pendidikan Nasional. (2009). Buku Praktis Bahasa Indonesia 1. Jakarta: Depdikbud.

Iskandarwassid dan Sunendar. (2008). Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: Sekolah Pascasarjana UPI dan Remaja Rosdakarya.

Keraf, Gorys. (2010). Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Kolb. (1984). “Experiential Learning: Experience as The Source of Learning and

Development”. [Online]. Tersedia:

http://academic.regis.edu/ed205/kolb.pdf. [20 juli 2013].

Kurniawan, Khaerudin. (2012). Belajar dan Pembelajaran Bahasa dan Sastra

Indonesia. Bandung: Bangkit Citra Persada.


(5)

103

Fanji Triansyah, 2013

Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Metode Berbasis Pengalaman (Experience Learning)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mawar, Megasari. (2012). “Penerapan Metode Waking Hypnotis dalam

Pembelajaran Menulis Puisi (eksperimen kuasi pada siswa kelas VII di SMPN 44 Bandung)”. Skripsi Sarjana Pendidikan pada FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Muhidin, S.A. dan Abdurahman, M. (2011). Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur

dalam Penelitian. Bandung: Pustaka Setia.

Multiansari, R.T. (2012). “Hubungan Kemampuan Mengonjugasikan Verba Dengan Kemampuan Membentuk Imperativsatze”. Skripsi Sarjana Pendidikan pada FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Pangelista. Lifia. (2011). “Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen Melalui Model Experiential Learning Pada Siswa Kelas X-F SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung Tahun Ajaran 2010/2011”. Skripsi Sarjana Pendidikan pada FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan Pradopo, R.D. (2010). Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada University

Press.

Sari, Anita Novita. (2011). “Upaya Guru Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi Melalui Media Gambar di Kelas III SDN Pasir Kampung Kabupaten Cianjur”. [Online]. Tersedia:

http://repository.upi.edu/operator/skripsiview.php. [14 juli 2013]. Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Shoimah. (2010). “Keefektifan Metode Experiential Learning Dalam

Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Sugestif (kuasi eksperimen terhadap Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Cimahi Tahhun Ajaran


(6)

Fanji Triansyah, 2013

Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Metode Berbasis Pengalaman (Experience Learning)

2009/2010)”. Skripsi Sarjana Pendidikan pada FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Subana dkk. (2005). Statistik Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.

Sulawati, Tetty. (2003). “Keefektifan Pembelajaran Menulis dengan Menggunakan model The Experiential Approach”. Tesis. UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Tarigan, H.G. (1990). Pengajaran Gaya Bahasa. Bandung: Angkasa.

Tarigan, H.G. (2008). Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Yuliantini, Fina. (2007). “Keefektifan Metode Experiential dengan Menggunakan Media Film Dokumenter Dalam Pembelajaran Menulis Cerpen Siswa Kelas X SMA Negeri Cisarua Kabupaten Bandung”. Skripsi Sarjana Pendidikan pada FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan.


Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PENGALAMAN (EXPERIENTIAL LEARNING) : Penelitian Tindakan Kelaspada Siswa VII C SMPN 40 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015.

0 1 39

MODEL PEMBELAJARAN PENGALAMAN DI LUAR KELAS (OUTDOOR EXPERIENTIAL LEARNING ) YANG BERORIENTASI KECERDASAN INTRAPERSONAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI.

0 0 134

PEMBELAJARAN BERBASIS PENGALAMAN (EXPERIENTIAL LEARNING) PADA MATERI BIOTEKNOLOGI DI SMP NEGERI 3 UNGARAN.

0 0 1

KEEFEKTIFAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS PENGALAMAN (EXPERIENTIAL LEARNING) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 KALASAN.

0 0 150

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN BERBASIS PENGALAMAN (EXPERIENTIAL LEARNING) UNTUK SISWA SMP/MTs.

1 5 298

KEEFEKTIFAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS PENGALAMAN (EXPERIENTIAL LEARNING) DALAM MENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X MAN YOGYAKARTA III.

0 2 173

KEFETIVITAS PENGGUNAAN METODE NATURE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI ipi143028

0 0 8

PEMBELAJARAN MENGANALISIS MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL IMAJINATIF

0 0 8

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN MENULIS PUISI BERBASIS EXPERIENTIAL LEARNING UNTUK SISWA KELAS VIII SMP Oleh Liya Selibauti, Maizar Karim, Imam Suwardi Wibowo FKIP Universitas Jambi Abstract - Pengembangan Modul Pembelajaran Menulis Puisi Berbasis Experie

0 0 27

BAB III METODE PENGEMBANGAN 3.1 Jenis Penelitian - Pengembangan Modul Pembelajaran Menulis Puisi Berbasis Experiential Learning Untuk Siswa Kelas VIII SMP - Repository Unja

0 0 18