MODEL PEMBELAJARAN PENGALAMAN DI LUAR KELAS (OUTDOOR EXPERIENTIAL LEARNING ) YANG BERORIENTASI KECERDASAN INTRAPERSONAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI.

(1)

(Studi Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Cimanggung Kabupaten Sumedang Tahun Ajaran 2013/2014 )

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia

Oleh

IDA YUDAWATI NIM 1200908

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

SEKOLAH PASCASARJANA


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul “MODEL PEMBELAJARAN PENGALAMAN DI LUAR KELAS (OUTDOOR

EXPERIENTIAL LEARNING ) YANG BERORIENTASI KECERDASAN

INTRAPERSONAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI (Studi Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Cimanggung Kabupaten Sumedang Tahun Ajaran 2013/2014 )” ini besrta seluruh isinya adalah

benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat akademik.

Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya.

Bandung, Agustus 2014 Yang membuat pernyataan,


(3)

(OUTDOOR EXPERIENTIAL LEARNING ) YANG BERORIENTASI KECERDASAN INTRAPERSONAL DALAM PEMBELAJARAN

MENULIS PUISI

(Studi Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Cimanggung Kabupaten Sumedang Tahun Ajaran 2013/2014 )

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH : Pembimbing I

Dr. Sumiyadi, M.Hum. NIP 1966032019910331004

Pembimbing II

Prof. Dr. Iskandarwassid, M.Pd. Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia


(4)

MODEL PEMBELAJARAN PENGALAMAN DI LUAR KELAS (OUTDOOR EXPERIENTIAL LEARNING ) YANG BERORIENTASI

KECERDASAN INTRAPERSONAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI

(Studi Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Cimanggung Kabupaten Sumedang Tahun Ajaran 2013/2014 )

Oleh

IDA YUDAWATI S.Pd. IKIP Bandung 1998

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Pascasarjana UPI Program Studi Bahasa

Indonesia

© Ida Yudawati

Universitas Pendidikan Indonesia Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

PERNYATAAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah penelitian ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 1

1.3 Rumusan Masalah ... 11

1.4 Tujuan Penelitian ... 12

1.5 Manfaat Penelitian ... 12

1.6 Anggapan Dasar ... 13

1.7 Hipotesis ... 14

1.8 Definisi Operasional ... 14

1.9 Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ... 15

1.10 Paradigma Penelitian ... 16

BAB 2 KAJIAN TEORETIS ... 18

2.1 Menulis ... 18

2.1.1 Pengertian Menulis ... 18

2.1.2 Tujuan menulis ... 20

2.2 Puisi ... 22

2.2.1 Pengertian Puisi ... 22

2.2.2 Unsur-unsur Pembangun Puisi ... 24

2.2.2.1 Struktur Fisik Puisi ... 24

2.2.2.2 Struktur Batin Puisi ... 26

2.2.2.3 Jenis-jenis Puisi ... 28

2.2.2.4 Puisi Keindahan Alam ... 36

2.3 Apresiasi Sastra ... 36

2.4 Menulis Puisi ... 41

2.5 Model Pembelajaran ... 44

2.5.1 Model Pembelajaran ... 44

2.5.2 Model Pembelajaran Pengalaman di Luar kelas (Outdoor Experiential Learning) Yang Berorientasi Kecerdasan Intrapersonal dalam pembelajaran Menulis Puisi ... 46

2.5.2.1 Pembelajaran pengalaman di Luar Kelas (Outdoor Experiential Learning) ... 46

2.5.2.2 Kecerdasan Majemuk ... 60

2.5.2.3 Kecerdasan Intrapersonal ... 63

2.5.3 Strategi-strategi Pengajaran yang berorientasi Kecerdasan Intrapersonal ... 69

2.5.4 Model Pembelajaran Konvensional ... 70 2.6 Pembelajaran menulis Puisi dalam Silabus Bahasa Indonesia Kelas VII


(6)

viii

Ida Yudawati, 2014

KTSP ... 72

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ... 74

3.1 Metode Penelitian ... 74

3.2 Identifikasi Variabel ... 76

3.2.1 Variabel Bebas ... 76

3.2.2 Variabel Terikat ... 76

3.3 Instrumen Penelitian ... 76

3.4 Teknik pengumpulan Data ... 79

3.4.1 Studi Pustaka ... 79

3.4.2 Tes ... 79

3.4.3 Observasi ... 79

3.4.4 Angket Tanggapan Siswa ... 81

3.5 Populasi dan Sampel ... 83

3.6 Model Pembelajaran Pengalaman di Luar Kelas ... 83

3.7 Teknik Pengolahan data ... 94

3.8 Teknik Analisis Data ... 96

3.9 Alur penelitian ... 98

BAB 4 ANALISIS PUISI - PUISI KARYA PENYAIR INDONESIA DAN PUISI – PUISI KARYA SISWA ... 101

4.1 Analisis puisi – puisi karya penyair Indonesia berdasarkan pendekatan struktural ... 101

4.2 Analisis puisi – puisi karya penyair Indonesia berdasarkan pendekatan mimesis ... 128

4.3 Analisis puisi – puisi karya siswa berdasarkan pendekatan struktural ... 144

4.3.1 Analisis Hasil Tes Awal Puisi Siswa Kelas Eksperimen Aspek ... 144

Kelengkapan Puisi, Unsur Fisik Puisi, dan Unsur Batin Puisi ... 144

4.3.2 Analisis Hasil Tes Akhir Puisi Siswa Kelas Eksperimen Aspek Kelengkapan Puisi, Unsur Fisik Puisi, dan Unsur Batin Puisi ... 285

4.4 Hasil Analisis Puisi Siswa Pada Kelas Eksperimen Berdasarkan Pendekatan Mimesis, Pengalaman dan Kosa kata ... 436

4.4.1 Hasil Analisis Puisi Siswa Berdasarkan Pendekatan Mimesis... .... 436

4.4.2 Hasil Analisis Pengalaman Pada Puisi Siswa Kelas Eksperimen ... 437

4.4.3 Hasil Analisis Kosa kata Pada Puisi Siswa Kelas Eksperimen ... 438

BAB 5 PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ... 439

5.1 Deskripsi Perencanaan Pembelajaran Menulis Puisi dengan Menggunakan Model Pembelajaran Pengalaman di Luar Kelas (Outdoor Experiential Learning) yang Berorientasi Kecerdasan Intrapersonal dalam Pembelajaran Menulis Puisi ... 440

5.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 443

5.3 Proses Pelaksanaan Pembelajaran Menulis Puisi dengan Menggunakan Model Pembelajaran Pengalaman di Luar Kelas (Outdoor Experiential Learning) yang Berorientasi Kecerdasan Intrapersonal dalam Pembelajaran Menulis Puisi ... 460


(7)

5.3.2 Analisis Aktivitas Siswa dalam Model PPLKBKIPMP ... 475

5.3.3 Deskripsi Hasil Analisis ... 477

5.3.3.1 Hasil Proses Pembelajaran ... 477

5.3.3.2 Hasil Uji Statistik ... 482

a. Uji Normalitas Data Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 482

b. Uji Homogenitas ... 484

c. Uji Hipotesis ... 485

5.3.3.3 Keefektifan Model PPLKBKIPMP ... 488

a. Uji Normalitas N-Gain ... 488

b. Uji Homogenitas N-Gain ... 490

5.4 Hasil Analisis Unsur-unsur Kecerdasan Intrapersonal dalam Tes Awal Puisi Siswa Kelas Eksperimen ... 492

5.5 Pembahasan Hasil Penelitian ... 494

5.5.1 Deskripsi Hasil Penelitian ... 494

5.5.2 Temuan Hasil Penlitian ... 497

5.6 Hasil Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas Eksperimen Pascates .. 499

5.7 Perbaikan Rancangan Model ... 501

5.8 Deskripsi dan Analisis Respons Siswa ... 502

BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN ... 506

6.1 Simpulan ... 506

6.2 Saran ... 513

DAFTAR PUSTAKA ... 515 DAFTAR RIWAYAT HIDUP


(8)

i

Ida Yudawati, 2014

ABSTRAK

MODEL PEMBELAJARAN PENGALAMAN DI LUAR KELAS (OUTDOOR

EXPERIENTIAL LEARNING ) YANG BERORIENTASI KECERDASAN

INTRAPERSONAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI

(Studi Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Cimanggung Kabupaten Sumedang Tahun Ajaran 2013/2014 )

Oleh

IDA YUDAWATI

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran pengalaman di luar kelas (outdoor experiential learning) yang berorientasi kecerdasan intrapersonal dalam pembelajaran menulis puisi.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen kuasi terhadap siswa kelas VII SMP N 1 Cimanggung Kabupaten Sumedang sebanyak 80 orang siswa. Data penelitian ini dikumpulkan melalui pengumpulan tes tertulis menulis puisi, lembar observasi, yang berisi tentang aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran, dan angket untuk memperoleh tanggapan siswa terhadap proses pembelajaran.

Setelah dianalisis terhadap data penelitian penggunaan model pembelajaran pengalaman di luar kelas (outdoor experiential learning) yang berorientasi kecerdasan intrapersonal dalam pembelajaran menulis puisi diperoleh hasil bahwa terjadi perbedaan peningkatan kemampuan menulis puisi pada kelas eksperimen dibandingkan dengan siswa kelas kontrol. Perbedaan peningkatan yang diperoleh dapat terlihat dari perbedaan N-gain dari kedua kelas. Untuk kelas kontrol skor rata-rata N-gain sebesar 8,07 dan untuk skor rata-rata N-gain kelas eksperimen sebesar 19,57. Tanggapan siswa terhadap pembelajaran menulis puisi dengan model pembelajaran pengalaman di luar kelas (outdoor experiential learning) yang berorientasi kecerdasan intrapersonal dalam pembelajaran menulis puisi, siswa berpendapat bahwa model pembelajaran ini dapat mempermudah siswa untuk mencari dan mengembangkan ide untuk melahirkan sebuah hasil karya puisi. Dengan pertimbangan tersebut, penulis menyarankan sebaiknya model pembelajaran pengalaman di luar kelas (outdoor experiential learning) yang berorientasi kecerdasan intrapersonal dalam pembelajaran menulis puisi digunakan dalam pembelajaran secara signifikan.


(9)

OUTDOOR EXPERIENTIAL LEARNING MODEL WHICH IS ORIENTED IN INTERPERSONAL INTELLIGENCE ON WRITING POETRY LEARNING (Quasi Experimental Study in Seven Grade Students of SMP Negeri 1 Cimanggung

Kabupaten Sumedang in 2013/2014 Period) By

IDA YUDAWATI

This study aims to reveal the effectiveness of outdoor experiential learning model which is oriented in interpersonal intelligence on writing poetry learning.

This study used quasi experimental method in 80 students of SMP N 1 Cimanggung Kabupaten Sumedang. The data are gathered using written test in writing poetry, observation sheet, which consists of student and teacher activity during learning process, and questionnaire to get a response from the students toward learning process.

After doing the analysis to the data using outdoor experiential learning model which is oriented in interpersonal intelligence on writing poetry learning, the finding stated that there is the difference increasing abilities in writing poetry on experimental class as compared to control student. The difference increasing can be seen on N-gain from both classes. N-gain for control class the average score is 8,07 and for experimental class is 19,57. Students’ response toward outdoor experiential learning model which is oriented in interpersonal intelligence on writing poetry learning, the student had a notion that this learning model can make them easier to search and elaborate the idea in producing poetry. In considering the result of the study, the author suggests that outdoor experiential learning model which is oriented in interpersonal intelligence on writing poetry learning had better to be used in learning process as significantly.


(10)

iii


(11)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Dalam pembelajaran berbahasa dan bersastra dikehendaki terjadinya kegiatan berbahasa dan bersastra, yaitu kegiatan menggunakan bahasa dan estetika. Kegiatan berbahasa dan bersastra mencakup kegiatan mendengarkan, kegiatan berbicara, kegiatan membaca dan kegiatan menulis. Kegiatan mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis itu digunakan dalam berkomunikasi yaitu seseorang dalam berhubungan dengan yang lainnya. Kegiatan berbahasa dan bersastra itu serempak dilakukan dalam kegiatan yang lain, baik kegiatan jasmani maupun kegiatan rohani, dalam merasa, berfikir, berimajinasi yang menggunakan panca indra dan sebagainya dalam konteks, berupa tempat,waktu, dan suasana. Salah satu keterampilan berbahasa adalah menulis. Kegiatan menulis merupakan bagian tak terpisahkan dari seluruh proses kegiatan belajar mengajar bidang studi bahasa dan sastra Indonesia. Para siswa dituntut dapat menuangkan ide atau gagasannya ke dalam bentuk tulisan, baik yang berkaitan dengan kebahasaan maupun kesastraan dengan harapan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang luas dan mendalam mengenai berbagai aspek.

Menulis merupakan suatu proses untuk menghasilkan suatu pemikiran, pembayangan, atau perasaan dalam bentuk tertulis. Menulis bentuk apapun adalah sebuah proses kreatif yang keberhasilannya sangat ditentukan oleh banyaknya


(12)

2

Ida Yudawati, 2014

latihan. Menulis merupakan sebuah kegiatan kreatif yang dapat mengungkapkan gagasan, perasaan, dan pikiran siswa. Yang menghambat kegiatan menulis adalah keraguan dalam memulai menulis. Keraguan itu dapat diatasi dengan latihan curah gagasan, siswa diminta untuk menulis sesuatu tanpa henti tentang sesuatu. Menurut Tarigan dalam Burhanuddin (2009 : 250) mengungkapkan bahwa keterampilan menulis dan membaca merupakan keterampilan yang kompleks dan sukar dibandingkan keterampilan berbicara dan menyimak. Oleh karena itu, dalam kegiatan belajar mengajar siswa perlu dibawa ke dalam proses kegiatan secara langsung yaitu proses berlatih menulis.

Bahasa adalah sarana yang digunakan untuk mencurahkan segala pikiran, ide, gagasan, ataupun perasaan. Salah satu cara untuk mengungkapkan segala pikiran, ide, gagasan atau perasaan dengan cara menulis puisi. Puisi pada hakikatnya sebagai wujud ekspresi perasaan, atau pikiran pribadi penyair dengan menggunakan bahasa berimajinasi disertai irama yang membuat rasa indah (estetis). Puisi merupakan curahan perasaan dengan menggunakan bahasa yang indah. Perasaan pribadi penyair yang dicurahkan lewat puisinya berupa perasaan cinta, benci, senang, sedih, kecewa, takut, dan sebagainya. Semua perasaan itu merupakan refleksi dari hasil pengamatannya melalui pendengaran, penglihatan, dan perabaannya.

Salah satu keterampilan berbahasa adalah menulis. Kegiatan menulis merupakan bagian tak terpisahkan dari seluruh proses kegiatan belajar mengajar bidang studi bahasa dan sastra Indonesia. Para siswa dituntut dapat menuangkan


(13)

ide atau gagasannya ke dalam bentuk tulisan, baik yang berkaitan dengan kebahasaan maupun kesastraan dengan harapan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang luas dan mendalam mengenai berbagai aspek.

Dalam pembelajaran menulis khususnya menulis puisi, banyak siswa yang merasa kesulitan untuk menuangkan ide, gagasan atau perasaannya. Hal ini terjadi karena sebagian besar siswa tidak terbiasa dan tidak memiliki pengalaman untuk menuangkan ide, gagasan, atau perasaannya ke dalam bentuk puisi. Rendahnya kemampuan menulis mengindikasikan bahwa proses pembelajaran menulis puisi belumlah optimal. Hal ini menyiratkan bahwa proses pembelajaran menulis di sekolah selama ini menyimpan sejumlah permasalahan yang harus dipecahkan dan dicarikan alternatif penyelesaiannya.

Konsep belajar masa kini adalah bagaimana cara peserta didik membangun pengalaman baru berdasarkan pengalaman awal. Prinsip ini mengarahkan kita bahwa sumber belajar yang paling otentik adalah pengalaman. Menurut Hamzah B. Uno (2009 :150) bahwa guru bertugas membantu siswa untuk menghubungkan materi yang dipelajari dengan kehidupan pribadi siswa. Menurut pendekatan konstruktivitis sosial bahwa siswa harus diberi kesempatan untuk menciptakan teks yang riil dalam pengertian menulis tentang situasi yang bermakna secara personal (Santrock, 2007 : 435).

Dalam pelaksanaan belajar mengajar guru harus dapat memilih dan menentukan pendekatan dan metode yang disesuaikan dengan kemampuannya, kekhasan bahan pelajaran, keadaan sarana, dan keadaan siswa selain harus


(14)

4

Ida Yudawati, 2014

memperhatikan asas-asas pengembangan kurikulum. Tugas utama guru dalam melaksanakan pembelajaran sastra harus dapat merangsang potensi dan minat siswa secara demokratis dan terbuka, tidak dengan pembelajaran yang otoriter. Guru harus mampu mengajak dan memotivasi siswa agar gemar membaca, menulis atau menonton pertunjukkan drama. Pada dasarnya ada dua tujuan utama pokok pembelajaran sastra yaitu pengetahuan sastra dan pengalaman bersastra. Walaupun kurikulum berganti-ganti seorang guru harus tetap mampu merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan menyiapkan bahan yang akan diajarkan, metode yang akan dipakai, dan media yang akan dijadikan alat pendukung. Perencanaan yang matang akan menciptakan pembelajaran yang terorganisasi dengan baik. Semua guru sastra dituntut dapat mengelola kelas dan berusaha menciptakan KBM yang hangat, intim, bergairah, kritis, kreatif, terbuka dan demokratis.

Menurut B. Rahmanto (200 : 16) pengajaran sastra dapat membantu pendidikan secara utuh apabila cakupannya meliputi empat manfaat yaitu (1) membantu keterampilan berbahasa, (2) meningkatkan pengetahuan budaya, (3) mengembangkan cipta dan karsa, (4) menunjang pembentukan watak. Pengajaran sastra mempunyai peranan dalam mencapai pelbagai aspek dari tujuan pendidikan dan pengajaran seperti aspek pendidikan, susila, sosial, perasaan, sikap penilaian dan keagamaan. Ekspresi sastra lebih bersentuhan dengan kehidupan siswa. Pengalaman batin, gejolak jiwa, dan persoalan-persoalan yang tidak mudah diatasi dalam berinteraksi dengan lingkungan adalah bahan-bahan yang bisa


(15)

diekspresikan dengan cara menulis sastra. Dengan menulis siswa dapat mengungkapkan atau mengekspresikan gagasan atau pendapat, pemikiran dan perasaan yang dimiliki. Selain itu dapat mengembangkan daya pikir dan kreativitas siswa dalam menulis. Seperti yang dijelaskan Hernowo (2009 : 64) ketika diri kita menulis, kita benar-benar mengeluarkan seluruh diri kita lewat kalimat-kalimat yang kita ciptakan, kita benar-benar menata diri kita terus membaik hari demi hari.

Salah satunya dengan menulis puisi. Menulis puisi merupakan sebuah kegiatan kreatif yang dapat mengungkapkan gagasan, perasaan, dan pikiran siswa. Menurut Hernowo (2009 :64) puisi sebagai ekspresi kejiwaan penulis, melalui puisi penulis akan mengenal dirinya sendiri di sana, yakni dalam puisi hasil ciptaannya. Yang menghambat kegiatan menulis adalah keraguan untuk memulai apalagi untuk menulis puisi. Menulis puisi dirasakan siswa hal yang paling sulit karena terbentur bahwa kata-kata puisi terpilih, berimajinasi, bermakna, dan berima.

Kemampuan menata diri kita agar terus membaik hari demi hari ketika kita menulis merupakan suatu hal yang sangat penting dalam diri seseorang. Menurut Gardner dalam Santrock (2007 : 322) setiap orang memiliki kecerdasan ganda. Sebagai bukti adanya kecerdasan ganda, Gardner menunjukkan kejadian-kejadian di mana kemampuan kognitif tertentu tetap bertahan meskipun adanya kerusakan otak. Orang pada umumnya dianggap berpotensi untuk mengembangkan tiap jenis kecerdasan yang dimilikinya. Menurut Gardner dalam Santrock (2007: 323)


(16)

6

Ida Yudawati, 2014

seandainya para guru memberi anak-anak kesempatan untuk menggunakan tubuh, imajinasi, dan indera mereka, hampir setiap siswa akan menemukan bahwa dirinya sangat ahli dalam suatu hal tertentu.

Seorang guru harus berupaya agar siswanya mengenali kombinasi jenis kecerdasan yang terbaik bagi dirinya, serta menyadarkan para siswa bahwa setiap orang memiliki jenis kombinasi yang berbeda dengan orang lain. Salah satu dari delapan kecerdasan ganda yang diungkapkan Gardner yaitu kecerdasan intrapersonal. Kecerdasan intrapersonal perlu dikembangkan oleh setiap orang karena kecerdasan ini merupakan kemampuan seseorang untuk memahami diri, bertindak secara adaftif, memiliki gambaran diri yang akurat tentang diri sendiri (kekuatan dan keterbatasan seseorang), kesadaran terhadap suasana hati dan batin, maksud, motivasi, temperamen, dan keinginan, serta kemampuan untuk mendisiplinkan diri, pemahaman diri dan harga diri. Kecerdasan intrapersonal melibatkan perasaan dan pemikiran kita, semakin baik kita membawakannya pada kesadaran semakin baik kita dapat menghubungkan dengan dunia batin kita ke pengalaman dunia luar. Kemampuan kecerdasan intrapersonal benar-benar penting bagi perkembangan keberhasilan siswa akan menjadi manusia yang bermoral, produktif, dan kreatif yang keduanya independen dan kolaboratif. Melalui kecerdasan intrapersonal yang dimiliki setiap orang, seseorang dapat mengungkapkan ekspresi jiwanya dengan cara menulis puisi. Puisi sebagai ekspresi kejiwaan seseorang selalu menuntut adanya kejujuran, yang dalam bahasa pilihan Sapardi dalam Hernowo (2009 :64) dinyatakan sebagai terbuka,


(17)

bersih dan telanjang, tanpa asap dan tirai. Menulis puisi merupakan salah satu aktivitas yang dapat mengeksplorasi kecerdasan intrapersonal siswa karena melalui kegiatan menulis puisi melibatkan pengerahan diri sendiri, pendekatan belajar mandiri, kesempatan untuk berimajinasi dan waktu serta ruang pribadi yang cukup untuk bekerja dan merenung.

Hal-hal di atas mendorong penulis untuk meneliti permasalahan yang ada, sekaligus mengembangkan perencanaan dan menerapkan satu pola pembelajaran yang diharapkan dapat mengatasi masalah yang selama ini menghambat proses pembelajaran menulis puisi di sekolah. Pada proses pembelajaran konvensional siswa cenderung diarahkan untuk menghafal dan menimbun informasi, sehingga peserta didik pintar secara teoretis tetapi miskin aplikasi. Akibatnya kecerdasan intrapersonal siswa tidak berkembang. Proses pengembangan diri siswa khususnya kecerdasan intapersonal terkadang sulit berkembang ketika siswa dan guru belajar dengan ketidakleluasaan di dalam kelas tradisional. Hal tersebut dikarenakan pandangan yang dimiliki siswa dibatasi dinding ruang kelas.

Ada beberapa penelitian yang sudah dilakukan, misalnya oleh mahasiswa pendidikan ilmu pengetahuan alam yang diteliti oleh Yulia Puspitasari (2010 : 117) dengan judul Penerapan Model Outdoor Experiental Learning pada Materi

Keaneragaman Biota Laut untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa. Dari hasil penelitian ini pembelajaran outdoor

experience learning menciptakan kondisi sedemikian rupa sehingga siswa aktif dalam belajar dan antusias mengikuti seluruh aktivitas belajar pada setiap


(18)

8

Ida Yudawati, 2014

pembelajaran.Pembelajaran ini mengubah siswa yang pasif menjadi aktif dan memotivasi siswa dalam belajar yaitu belajar lebih bisa menyenangkan dan mengeksplorasi pengalamannya. Model pembelajaran outdoor experience

learning dikategorikan baik dan dapat meningkatkan keterampilan proses sains

dan kemampuan berpikir kritis siswa. Lalu Rohayati ( 2009 : 437) melakukan penelitian yang berjudul Model Pembelajaran Menulis Puisi Religius Islami

dengan Teknik Pengamatan Objek yang berorientasi pada Pengembangan Karakter. Hasil dari penelitian Rohayati bahwa teknik pengamatan objek dapat

mengembangkan karakter siswa dalam menulis puisi religius. Berdasarkan hasil observasi memperlihatkan bahwa dalam pembelajaran menulis puisi dengan model pembelajaran menulis puisi religius islami dengan teknik pengamatan objek siswa lebih aktif bekerja sama untuk saling melengkapi materi pembelajaran. Dalam kelas eksperimen terlihat interaksi antarsiswa lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yang lebih berpusat pada guru. Kemampuan menulis siswa sebelum perlakuan 70,14 sedangkan setelah perlakuan dengan menggunakan model PMPRI adalah 82,12. Perlakuan yang diberikan kepada kelas eksperimen yang mendapat perlakuan pembelajaran dengan model PMPRI memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol yang mendapat perlakuan. Nursyamsiah (2010 : 477) melakukan penelitian yang berjudul Keefektifan Model Pembelajaran Menulis Puisi dengan Model

Pembelajaran Terpadu Bentuk Nested Berorientasi Kecerdasan Berpikir dan Keterampilan Sosial. Menurut hasil penelitian Nursyamsiah bahwa model


(19)

pembelajaran berbentuk NESTED berorientasi kecerdasan berpikir dan keterampilan sosial dalam pembelajaran menulis puisi dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam menulis puisi.

Yulianti Aslami (2007 :198) melakukan penelitian yang berjudul Nilai

Kecerdasan Intrapersonal dan Kecerdasan Interpersonal dalam Novel di bawah Lindungan Ka’bah dan Pemanfaatannya sebagai Pembelajaran Apresiasi Sastra.

Dalam novel tersebut adanya indikator nilai-nilai kecerdasan intrapersonal dan kecerdasan interpersonal. Dalam penelitiannya ditemukan beberapa nilai kecerdasan intrapersonal dalam novel DBLK antara lain : 1) menyadari wilayah emosi diri (keberanian, keyakinan, ketakutan, kecemasan, kemarahan, kebingungan, dan keraguan, 2) memahami kekurangan dan kelebihan diri dengan baik, 3) memiliki perencanaan diri yang baik dalam menghadapi masalah, 4) selalu optimis dalam memperjuangkan keinginan dan cita-cita, 5) berusaha hidup dengan didasarkan pada etika sosial dan agama, 6) menunjukkan sikap mandiri atau kemauan yang keras, 7) mampu belajar dari kegagalan dan keberhasilan yang pernah dialami, 8) berusaha mencari dan memahami pengalaman batinnya sendiri, 9) memiliki ras penghargaan terhadap diri sendiri dengan baik, 10) dapat hidup berdampingan dan dapat bekerjasama dengan orang lain. Bahan karya sastra untuk pengajaran harus ada kontak hubungan antara pengalaman karya sastra, subjek didik, tempat, tak hanya level luar (surface) saja tetapi pada level dibalik tema itu dan selalu memperhatikan fakta yang memuat interes dan penalaran.


(20)

10

Ida Yudawati, 2014

Kardjono (2009 :212) telah melakukan penelitian dengan judul Pengendalian

Diri (Self Control) melalui Outdoor Education. Menurut hasil penelitian

Kardjono, pendidikan di alam bebas memberikan pengaruh yang besar kepada para siswa untuk mendapatkan pengalaman, dan merenungkannya. Keadaan-keadaan yang dihadapi secara alami tersebut menempatkan para siswa menciptakan pembelajaran pengalaman untuk dapat berpikir jernih dan kritis. Implikasi outdoor educational dengan pengalaman ajar Hiking, merupakan sebuah program pembelajaran bermakna. Siswa dapat merasakan secara langsung sentuhan-sentuhan alam nyata dan melihat dengan mata kepala sendiri keindahan alam yang menakjubkan dan yang menyentuh emosi-emosi pribadinya.

Penelitian tersebut membuktikan bahwa peran model pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi yang berorientasi kecerdasan intrapersonal.

1.2 Identifikasi Masalah

Masalah pembelajaran sastra pada kenyataannya baik guru maupun siswa tidak memiliki banyak waktu dan kesempatan untuk langsung bersentuhan dengan karya sastra, juga masalah kemampuan guru, minat siswa, metode pembelajaran, dan pelaksanaan KBM. Proses pengajaran di sekolah secara rutinitas proses belajar di dalam kelas yang cenderung kaku dan baku. Khususnya pembelajaran menulis puisi, guru mengalami kesulitan untuk mengajarkan dan memotivasi agar siswa dapat mengeksplor kemampuan dalam menulis puisi. Guru lebih


(21)

cenderung lebih banyak mengupas teori tentang puisi dan apresiasinya, namun kurang membelajarkan bagaimana cara menulis puisi. Sejalan dengan hal di atas siswa mengalami kesulitan untuk mengungkapkan kesulitan ide-ide abtraks ke dalam kata-kata yang puitis dalam menulis puisi.


(22)

12

Ida Yudawati, 2014 1.3Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah penelitian yang telah diuraikan,masalah-masalah diatas dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimanakah bentuk rancangan pembelajaran menggunakan model pembelajaran pengalaman di luar kelas (outdoor experiential learning) yang berorientasi kecerdasan intrapersonal dalam pembelajaran menulis puisi keindahan alam?

2. Bagaimana kemampuan menulis puisi siswa dalam menulis puisi keindahan alam melalui pembelajaran pengalaman di luar kelas (outdoor

experiential learning) yang berorientasi kecerdasan intrapersonal ?

3. Bagaimanakah proses pembelajaran menulis puisi keindahan alam dengan menggunakan model pembelajaran pengalaman di luar kelas (outdoor

experiential learning) yang berorientasi kecerdasan intrapersonal ?

4. Bagaimanakah keefektifan pelaksanaan pembelajaran model pembelajaran pengalaman di luar kelas (outdoor experiential learning) dalam pembelajaran menulis puisi keindahan alam yang berorientasi kecerdasan intrapersonal ?

5. Bagaimanakah respons siswa terhadap model pembelajaran pengalaman di luar kelas (outdoor experiential learning) dalam pembelajaran menulis puisi keindahan alam yang berorientasi kecerdasan intrapersonal ?


(23)

1.4Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka penulis dapat merumuskan tujuan penelitian ini adalah untuk

1. mendapatkan gambaran bentuk rancangan pembelajaran menggunakan model

outdoor experiential learning yang berorientasi kcererdasan intrapersonal

dalam pembelajaran menulis puisi keindahan alam;

2. Mendapat gambaran kemampuan menulis puisi siswa dalam menulis puisi keindahan alam melalui model pembelajaran pengalaman di luar kelas (outdoor experiential learning) yang berorientasi kecerdasan intrapersonal; 3. mendapatkan gambaran pelaksanaan pembelajaran menggunakan model

pembelajaran outdoor experiential learning yang berorientasi kecerdasan intrapersonal dalam pembelajaran menulis puisi keindahan alam;

4. mendapatkan gambaran keefektifan pelaksanaan pembelajaran model pembelajaran pengalaman di luar kelas (outdoor experiential learning) dalam pembelajaran menulis puisi keindahan alam yang berorientasi kecerdasan intrapersonal;

5. mendapatkan gambaran respons dan sikap siswa terhadap model pembelajaran

outdoor experiential learning yang berorientasi kecerdasan intrapersonal

dalam pembelajaran menulis puisi keindahan alam.

1.5Manfaat Penelitian


(24)

14

Ida Yudawati, 2014

1. Manfaat Teoretis

Penelitian ini mencoba menerapkan model outdoor experiential learning yang berorientasi kecerdasan intrapersonal dalam pembelajaran menulis puisi keindahan alam . Dengan demikian, secara teoretis penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap pengembangan prinsip-prinsip yang didasarkan pada efektivitas bagi pengembangan model pembelajaran menulis puisi keindahan alam.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang bermanfaat bagi kepentingan pengajaran , terutama pengajar Bahasa Indonesia dalam upaya meningkatkan keterampilan menulis puisi di tingkat sekolah menengah. Penelitian ini juga diharapkan dapat menumbuhkan dan mengembangkan motivasi belajar siswa dalam meningkatkan keterampilan menulis puisi serta memupuk kebiasaan siswa untuk senantiasa mengungkapkan gagasan, pikiran, dan perasaan dalam bentuk puisi.

1.6 Anggapan Dasar

1. Penggunaan model pembelajaran outdoor experiential learning yang berorientasi kecerdasan intrapersonal dalam pembelajaran menulis puisi keindahan alam dapat mengaktifkan siswa.

2. Siswa dapat menerapkan nilai-nilai kehidupan yang diperoleh melalui proses pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan.


(25)

3. Nilai-nilai kehidupan dan pengalaman dapat menumbuhkan kecerdasan intrapersonal siswa.

1.7Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara mengenai suatu masalah yang perlu dibuktikan melalui penelitian. Berdasarkan anggapan dasar di atas maka penulis berhipotesis bahwa “adanya perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa SMP Negeri 1 Cimanggung tahun pelajaran 2013/2014 sebelum diberi model pembelajaran pengalaman di luarkelas (outdoor experiential learning) yang berorientasi kecerdasan intrapersonal dalam menulis puisi keindahan alam dan sudah diberi model pembelajaran pengalaman di luar kelas (outdoor experiential

learning) yang berorientasi kecerdasan intrapersonal dalam menulis puisi

keindahan alam.

1.8 Definisi Operasional

Agar tidak menimbulkan salah pengertian terhadap judul penelitian, istilah-istilah dalam judul didefinisikan sebagai berikut :

1. Model Pembelajaran Pengalaman di Luar Kelas (Outdoor Experience

Learning)

Model ourdoor experiental learning merupakan sebuah model pembelajaran yang menekankan pada pengalaman dalam proses pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan siswa terhadap diri mereka sendiri, sosial, dan lingkungan alam sekitar.


(26)

16

Ida Yudawati, 2014

1. Menulis Puisi

Menulis puisi adalah kemampuan mengungkapkan pikiran, perasaan, pendapat dalam bentuk tulisan yang memiliki nilai-nilai keindahan pada diksi, pengimajian, kata konkret, majas, tipografi, tema, nilai rasa, nada, dan amanat. 2. Berorientasi

Berorientasi adalah mempunyai kecenderungan pandangan terhadap sesuatu. Dalam penelitian ini penulis memiliki kecenderungan bahwa melalui pembelajaran sastra khususnya menulis puisi siswa memiliki kesadaran akan kecerdasan intrapersonal yang dimilikinya.

3. Kecerdasan Intrapersonal

Kecerdasan intapersonal adalah kemampuan memahami perasaan diri sendiri, memahami situasi yang sedang dihadapi dirinya sendiri, kemampuan mengendalikan diri dan mengarahkan dirinya secara matang terutama ketika menghadapi konflik. Kemampuan menemukan cara atau jalan keluar untuk mengekspresikan perasaan dan pemikiran secara efektif.

1.9 Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian

Populasi yang diteliti dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP


(27)

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut, Sugiono (2006 :90). Teknik Sampling yang digunakan adalah purposive sample yaitu pengambilan sampel secara acak. Pada penelitian ini sampel yang digunakan adalah siswa kelas VII H sebagai kelas kontrol dan kelas VII I sebagai kelas eksperimen di SMP Negeri 1 Cimanggung Kabupaten Sumedang.

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII Semester 2 Tahun Pelajaran 2013-2014 dengan jumlah subjek penelitian sebanyak 90 siswa yaitu kelas VII H dengan jumlah siswa 45 dan kelas VII I dengan jumlah siswa 45.

1.10 Paradigma Penelitian

Adapun langkah – langkah desain penelitian tersebut dan alur penelitian digambarkan dalam bagan di bawah ini!


(28)

18


(29)

Identitas masalah

Model Pembelajaran

Outdoor Experiential Learning

Penentuan Subjek

Penentuan

Kelompok Eksperimen en

Prates Kelompok Kontrol

Model Pembelajaran

Outdoor Experiential Learning

Pascates

Pembelajaran Konvensional

Observasi Pelaksanaan

Model

Kesimpulan Pengolahan dan

Analisis Data


(30)

74

Ida Yudawati, 2014

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen. Quasi eksperimen atau eksperimen semu dan deskriptif analitis. Dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan metode eksperimen semu ini siswa dibagi dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Desain eksperimen yang digunakan adalah nonequivalent group pretest-posttest. Dalam desain ini dua kelompok, tidak dipilih secara random (R), diberi prates untuk mengetahui keadaan awal adalah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol ( Sugiono, 2010 :114 ). Hasil prates yang baik bila nilai kelompok eksperimen tidak berbeda secara signifikan. Eksperimen dilakukan dengan memberikan perlakuan pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran terpadu dengan teknik outdoor experiential learning dan pembelajaran konvensional pada kelompok kontrol. Kelompok eksperimen merupakan kelompok yang diberi perlakuan berupa pengajaran menulis puisi dengan menggunakan model pembelajaran outdoor experiential learning, sedangkan kelompok yang tidak diberi perlakuan yaitu dengan pembelajaran konvensional di dalam kelas. Diagram dari rancangan desain ini dapat dilihat seperti berikut ini.


(31)

Tabel 3.1

Bagan Penelitian Eksperimen

Kelompok Pratest Treatment Postest

Eksperimen 01 X1 O2

Kontrol 03 X2 O4

Keterangan :

O1 : Tes awal pada kelompok eksperimen O2 : Tes akhir pada kelompok eksperimen

X1 : Perlakuan Pembelajaran Outdoor Experiential Learning

X2 : Perlakuan Pembelajaran yang digunakan guru di kelas Konvensial O3 : Tes awal pada Kelompok Kontrol

O4 : Tes akhir pada Kelompok Kontrol

Dalam pelaksanaan penelitian ini, faktor-faktor luar tidak akan diperhitungkan. Faktor-faktor luar yang dimaksud yaitu, 1) faktor motivasi atau suasana hati siswa selama mengikuti proses belajar mengajar dan mengikuti postes, 2) faktor keadaan tempat tinggal dan lingkungan belajar siswa, baik yang tinggal bersama keluarga maupun tidak, 3) faktor ekonomi dan latar belakang kehidupan keluarga siswa.

Dalam penelitian ini, peneliti tetap memperhatikan ketentuan yang ada yaitu, 1) kejelasan rancangan serta hasil statistiknya, 2) kejelasan menetapkan model perlakuan yang dieksperimenkan, 3) pengadaan kelompok yang dieksperimenkan (kelompok eksperimen) dan kelompok pembanding (kelompok kontrol), serta 4)


(32)

76

Ida Yudawati, 2014

agar jelas terbukti bahwahasilnya itu bukan karena faktor-faktor luar atau situasi dari subjek peneliti.

3.2 Identifikasi Variabel 3.2.1 Variabel Bebas

Dalam penelitian ini yang tergolong variabel bebas adalah Model Pembelajaran Pengalaman di Luar Kelas (Outdoor Experiential Learning) yang Berorientasi Kecerdasan Intrapersonal dalam Pembelajaran Menulis Puisi pada kelompok eksperimen, sedangkan model pembelajaran konvensional ( pembelajaran kebiasaan guru di dalam kelas) digunakan dalam pembelajaran menulis puisi pada kelompok kontrol.

3.2.2 Variabel Terikat

Dalam penelitian ini yang tergolong variabel terikat adalah hasil prates dan pascates seluruh siswa, baik para siswa dari kelompok eksperimen maupun para siswa dari kelompok kontrol. Hasil prates dan pascates ini merupakan refleksi kemapuan siswa sebelum dan sesudah mendapatkan perlakuan berupa kemampuan menulis puisi.

3.3 Instrumen Penelitian

Keberhasilan penelitian banyak ditentukan oleh instrumen yang digunakan dan data yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian dan menguji hipotesis diperoleh melalui instrumen. Instrumen penelitian adalah alat untuk memperoleh data atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam


(33)

mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematik sehingga lebih mudah diolah (Arikunto,2002 : 236). Pemilihan instrumen penelitian sangat ditentukan oleh beberapa hal, yaitu objek penelitian, sumber data, waktu, dan dana yang tersedia, jumlah tenaga peneliti, dan teknik yang digunakan untuk mengolah data bila sudah terkumpul. Adapun instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut.

Instrumen tes, dalam hal ini adalah tes keterampilan menulis puisi bebas. Adapun alat-alat yang peneliti sediakan sebagai berikut.

1. Tes yang dilaksanakan dengan cara prates dan pascates. 2. Sekala penilaian keterampilan menulis.

Dalam penelitian ini berupa kemampuan siswa dalam menulis puisi. Untuk memudahkan siswa dalam menulis puisi berikut dibuat tabel instrumen penelitian tes kemampuan menulis puisi.

Tabel 3.2

Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Target Metode Instrumen Subjek Waktu

Menulis puisi

Tes tertulis Essai

Siswa

Awal dan akhir Assesmen

kinerja

Lembar observasi kinerja

Pada saat

pembelajaran

Kecerdasan interpersonal

Assesmen kinerja

Lembar Kerja

Siswa Siswa

Pada saat

pembelajaran Tanggapan


(34)

78

Ida Yudawati, 2014

Parameter untuk menilai kemampuan menulis puisi,penulis mempelajari beberapa pedoman penilaian kemampuan menulis puisi, yaitu sebagai berikut Sumiyadi (2010) menjelaskan bahwa puisi terdiri atas tiga bagian besar yaitu kelengkapan aspek formal puisi, kejelasan unsur puisi, kejelasan hakikat puisi.

Tabel 3.3

Kisi-kisi Penilaian Menulis Puisi Siswa

No

Aspek yang dinilai

Skor

Skor Ideal

Aspek Kriteria

1 Kelengkapan aspek formal puisi

Judul 5

20

Tipografi 5

Pengarang 5

Titimangsa 5

2 Kejelasan unsur puisi

Diksi 10

40

Citraan 10

Gaya bahasa 10

Rima dan irama 10

3 Kejelasan hakikat puisi

Tema 10

40

Amanat 10

Nada 10

Suasana 10

Sumiyadi (2010) dengan perubahan

Tabel 3.4

Pedoman Kriteria Penilaian Menulis Puisi

No RentangSkor Kriteria

1 86-100 Baik sekali


(35)

3 56-74 Cukup

4 10-55 Kurang

Burhanurgiantoro (2012: ….)

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data-data penelitian ada tiga teknik pengumpulan data yang digunakan. Tiga teknik pengumpulan data tersebut sebagai berikut.

3.4.1 Studi Pustaka

Teknik ini digunakan untuk menggali berbagai teori yang relevan untuk dijadikan acuan dalam penyusunan model pembelajaran yang menjadi bahan ujicoba. Teori-teori yang dipelajari adalah berbagai teori yang berhubungan dengan model pembelajaran dalam hal ini Model Pembelajaran Pengalaman di Luar Kelas (Outdoor Experiential Learning) yang Berorientasi Kecerdasan Intrapersonal dalam Pembelajaran Menulis Puisi.

3.4.2 Tes

Dalam penelitian ini teknik tes digunakan sebanyak dua kali yaitu sebelum perlakuan dan sesudah pemberian perlakuan. Teknik tes digunakan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap kemampuan siswa dalam menulis puisi. Dengan kata lain pemberian tes ini dilakukan untuk melihat efektivitas penggunaan model pembelajaran yang diterapkan pada kelompok eksperimen. Jenis tes ini digunakan adalah tes uraian.


(36)

80

Ida Yudawati, 2014 3.4.3 Observasi

Teknik ini dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang proses penerapan Model Pembelajaran Pengalaman di Luar Kelas (Outdoor Experiential Learning ) Yang Berorientasi Kecerdasan Intrapersonal dalam Pembelajaran Menulis Puisi. Hasil dari teknik observasi ini nantinya dapat digunakan untuk melengkapi data yang diperoleh dari teknik tes sehingga pada akhirnya dapat dirumuskan suatu kesimpulan penelitian yang akurat dan komprehensif.

1. Observasi Kinerja Guru

Tabel 3.5

Kisi-kisi Pedoman Pengamatan Guru

Variabel Indikator

Aspek yang diamati Nomor item intrum

en 1. Persiapan (pra

pembelajaran)

Pelaksanaan model pembelajaran 1. Pra pembelajaran

1. kesiapan 1

2. Membuka pembelajaran apersepsi)

2. Membuka Pembelajaran 1. pembukaan 1

3. Kegiatan inti 3. Kegiatan inti pembelajaran a. Penguasaan Materi

pembelajaran

b. Pendekatan/strategi pembelajaran

c. pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran d. pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa

e. penilaian proses dan hasil belajar

3. Kegiatan inti Proses

pembelajaran a. Penguasaan materi b. Strategi

pembelajaran c. Penggunaan media

pembelajaran d. Pembelajaran yang

inteaktif

e. Penilaian proses

dan hasil

pembelajaran 2 5 5 3 6

4. Penutup 4. Penutup 4. Penutup 7


(37)

2. Observasi Kinerja Siswa

Observasi dilakukan oleh guru dan observer untuk menilai kinerja siswa dan untuk mengetahui sejauh mana ketercapaian setiap aspek yang diukur.

Tabel 3.6

Kisi-kisi Pedoman Pengamatan Kegiatan Siswa

Variabel Indikator Aspek yang diamati

Nomor item intrume n 1. Persiapan (pra pembelajaran) Pelaksanaan model pembelajaran

1. Pra pembelajaran

1. Kesiapan 1

2.Orientasi belajar

3.Kegiatan inti

2. Orientasi/ pembukaan

pembelajaran

3. Kegiatan inti pembelajaran

a. hubungan wawasan

pengetahuan dengan materi pembelajaran

b. motivasi belajar

c. responsive terhadap

penggunaan sumber

belajar/media pembelajaran d. pembelajaran yang kondusif,

aktif dan tertib

e. responsive terhadap

penilaian proses dan hasil belajar

2. Pembukaan

3. Kegiatan inti Proses pembelajaran

a. Hubungan pengetahuan dengan materi

b. Respons belajar

c. Antusias menggunakan sumber/media

pembelajaran

d. pembelajaran yang aktif, interaktif, responsive dan

1 2 3 3 2 4


(38)

82

Ida Yudawati, 2014

Variabel Indikator Aspek yang diamati

Nomor item intrume

n

e. respons terhadap

penilaian proses dan hasil pembelajaran

5

4. Penutup 4. Penutup 4. Penutup

3.4.4 Angket Tanggapan Siswa

Angket digunakan untuk memperoleh data mengenai tanggapan siswa terhadap model pembelajaran pengalaman di luar kelas (outdoor experiental

learning) yang berorientasi kecerdasan intrapersonal dalam menulis puisi. Angket

ini berisi sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya telah disediakan (angket terstruktur). Pengisian angket oleh siswa dilakukan setelah siswa melaksanakan pembelajaran.

Langkah penyususnan angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran adalah kisi-kisi angket dan konsultasi dengan pembimbing dan teman sejawat. Konsultasi pembimbing dan teman sejawat dilakukan untuk mendapatkan validitas isi. Pertanyaan dalam angket ini digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang tanggapan siswa terhadap model pembelajaran pengalaman di luar kelas (outdoor

experiential learning)

Tabel 3.7 Kisi-kisi Angket


(39)

No Tujuan Aspek No. Butir Angket 1 Mengetahui intensitas kegiatan

pembelajaran di luar kelas

Frekuensi kegiatan

pembelajaran yang

dilaksanakan di luar sekolah

1,2,3

2 Mengetahui kegiatan

pembelajaran yang

berhubungan dengan

kecerdasan intra

Latihan pembelajaran

kecerdasan intra

4,5,6

3 Mengungkap minat dan

motivasi siswa mengikuti pembelajaran

Minat dan motivasi siswa

dalam mengikuti

pembelajaran

10,9

4 Mengungkap persepsi siswa tentang kegiatan pembelajaran

Persepsi siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang biasa dilaksanakan di sekolah dan pembelajaran model outdoor experiental

learning

8,13,14,15

5 Mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi siswa selama kegiatan pembelajaran

Permasalahan yang dihadapi siswa selama kegiatan

pembelajaran outdoor

experiental learning

6,7,11,12

3.5 Populasi dan Sampel

Populasi yang diteliti dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Cimanggung Kabupaten Sumedang.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut, Sugiono (2006 :90). Teknik Sampling yang digunakan adalah purposive sample yaitu pengambilan sampel secara acak. Pada penelitian ini


(40)

84

Ida Yudawati, 2014

sampel yang digunakan adalah siswa kelas VII H sebagai kelas kontrol dan kelas VII I sebagai kelas eksperimen di SMP Negeri 1 Cimanggung Kabupaten Sumedang.

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII Semester 2 Tahun Pelajaran 2013-2014 dengan jumlah subjek penelitian sebanyak 90 siswa yaitu kelas VII H dengan jumlah siswa 45 dan kelas VII I dengan jumlah siswa 45.

3.6 Model Pembelajaran Pengalaman di Luar Kelas (Outdoor Experiential

Learning) yang Berorientasi Kecerdasan Intrapersonal dalam Pembelajaran Menulis Puisi.

Pedoman pembelajaran merupakan acuan pembelajaran menulis bagi guru

untuk melaksanakan model pembelajaran pengalaman di luar kelas dan model konvensional berisi (1) pendahuluan, (2) rencana pelaksanaan pembelajaran, (3) lembar kerja siswa atau LKS.


(41)

MODEL PEMBELAJARAN PENGALAMAN DI LUAR KELAS (OUTDOOR EXPERIENTIAL LEARNING) YANG BERORIENTASI

KECERDASAN INTRAPERSONAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI

1.Orientasi Model

Model pembelajaran pengalaman di luar kelas (outdoor experiential learning) adalah model pembelajaran yang menyajikan situasi pembelajaran dalam bentuk suatu siklus dengan mengadakan pengalaman konkret (concrete experience) bagi siswa sebagai awal pembelajaran diteruskan dengan pengamatan reflektif (reflective observation) dan masuk pada tahap pembentukan konsep abstrak (abstract conceptualization) atau generalisasi, kemudian diselesaikan melalui percobaan aktif (aktif experimentation) atau menerapkan pengalaman baru (testing

new behaviours and perceptions) dan diterapkan dengan menggunakan

pendekatan eksperimen (Kolb ,1984).

Model outdoor experiential learning disarankan sebagai salah satu model pembelajaran untuk mengondisikan siswa dengan pendekatan pembelajaran aktif. Proses pembelajaran dalam model outdoor experiential learning dibagi menjadi empat tahap (Kolb, 1984), berikut ini adalah uraian sintaks atau fase pembelajaran experiential learning.


(42)

86

Ida Yudawati, 2014

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran menulis puisi keindahan alam yang dilakukan di luar kelas. Guru menggali pengalaman siswa dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menceritakan pengalaman mereka dalam keseharian, ketika mengunjungi objek wisata alam melalui kegiatan diskusi dan tanya jawab.

b. Reflektive observation (pengalaman reflektif)

Guru mengarahkan siswa untuk dapat mengingat kembali pengalaman-pengalaman yang pernah dilakukan pada waktu terdahulu saat mengunjungi suatu tempat pariwisata alam. Guru meminta siswa untuk menyebutkan hal-hal yang menarik dari tempat pariwisata alam yang pernah mereka kunjungi. Guru meminta siswa untuk mengamati keindahan alam di lingkungan sekitar secara langsung.

Siswa menikmati dan melakukan pengamatan terhadap alam di lingkungan sekitar sekolah yang mendukung, indah, dan menyenangkan kemudian menghubungkannya dengan pengalaman yang mereka punya.

c. Abstract conceptualization (pembentukan konsep abstrak)

Guru membimbing siswa untuk dapat mengeksplorasi kecerdasan intrapersonal mereka dengan cara mengungkapkan perasaan yang sedang dialaminya saat menikmati keindahan alam.

Siswa mencoba mengungkapkan perasaan pribadi, yang dirasakannya, pengalaman yang pernah dialaminya, dari persetujuan atau penolakan terhadap sesuatu, rasa keagamaan, dan tentang kesadaran akan kelebihan dan kekurangan


(43)

dirinya dan menuliskannya setelah mengamati keindahan alam di lingkungan sekitar sekolah. Siswa menentukan kosa kata puisi yang dipilihnya sesuai dengan tema atau ide keindahan alam dan menyesuaikannya ke dalam teori atau konsep menulis puisi.

Guru dan siswa mengasimilasi hasil pilihan kata-katanya ke dalam teori tentang hal-hal yang harus diperhatikan saat menulis puisi yaitu judul harus menarik dan berhubungan dengan tema, pilihan kata tepat, pengimajian atau citraan rima, gaya bahasa dan tipografi puisi.

d. Active experimentation (percobaan aktif atau aplikasi)

Siswa mencoba memilih kata-kata yang ditemukananya dari hasil pengamatan langsung dari alam sekitar di lingkungan sekolah atau dari pengalamannya menikmati keindahan alam yang lain.

Siswa mencoba memilih kata-kata yang ditemukannya dari perasaan pribadi yang dirasakannya, pengalaman yang pernah dialaminya, dari persetujuan atau penolakan terhadap sesuatu, rasa keagamaan, dan tentang kesadaran akan kelebihan dan kekurangan dirinya.

Siswa ditugaskan menyusun kata-kata yang telah dipilih tadi menjadi sebuah puisi keindahan alam yang sesuai dengan gagasan dan pengalaman yang dipilihnya.

2. Model Pembelajaran a) Kegiatan Pembelajaran


(44)

88

Ida Yudawati, 2014

Model Pembelajaran Pengalaman di Luar Kelas (Outdoor Experiential

Learning) yang Berorientasi Kecerdasan Intrapersonal dalam Pembelajaran

Menulis Puisi melalui tiga tahapan atau fase-fase yaitu (1) kegiatan awal, (2) kegiatan inti dan (3) kegiatan penutup.

(1).Kegiatan awal

Kegiatan awal bertujuan untuk memberikan kesempatan pada siswa untuk mengembangkan motivasinya dalam mempelajari suatu topik atau materi pembelajaran sebelum pelaksanaan pembelajaran dimulai.

Guru mengondisikan siswa untuk pembelajaran di luar kelas. Guru dan siswa menuju suatu tempat yang menarik di sekitar sekolah. Guru memotivasi siswa dengan menunjukkan contoh pemandangan alam di sekeliling siswa. Guru mengemukakan tujuan pembelajaran.

(2). Kegiatan Inti

Proses pembelajaran menulis puisi ini berlangsung pada kegiatan inti. Pada kegiatan inti ini siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran. Tahap ini berawal dari tahap penemuan konsep sampai pada tahap aplikasi. Guru berperan sebagai fasilitator dalam mengarahkan dan memotivasi siswa untuk belajar mandiri.

Pertemuan ke-1

Guru membimbing siswa melakukan kegiatan pembelajaran melalui tahap-tahap : a.Pengalaman Konkret (Concrete experience)


(45)

(1) Guru menggali pengalaman siswa dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menceritakan pengalaman mereka dalam keseharian, ketika mengunjungi objek wisata alam melalui kegiatan diskusi dan tanya jawab.

(2) Siswa melakukan diskusi kelompok tentang pengalaman yang mereka punyai ketika berada di sekitar tempat pariwisata alam.

b.Pengalaman Reflektif

(1) Guru mengarahkan siswa untuk dapat mengingat kembali pengalaman-pengalaman yang pernah dilakukan pada waktu terdahulu saat mengunjungi suatu tempat pariwisata alam.

(2) Guru meminta siswa untuk menyebutkan hal-hal yang menarik dari tempat pariwisata alam yang pernah mereka kunjungi.

(3) Guru meminta siswa untuk mengamati keindahan alam di lingkungan sekitar secara langsung.

(4) Siswa menikmati dan melakukan pengamatan terhadap alam di lingkungan sekitar sekolah dan menghubungkannya dengan pengalaman yang mereka punya.

c.Pembentukan Konsep Abstrak

(1) Siswa mencoba mengungkapkan perasaan pribadi, yang dirasakannya, pengalaman yang pernah dialaminya, dari persetujuan atau penolakan terhadap sesuatu, rasa keagamaan, dan tentang kesadaran akan kelebihan dan kekurangan dirinya dan menuliskannya setelah mengamati keindahan alam di lingkungan sekitar sekolah.


(46)

90

Ida Yudawati, 2014

(2) Siswa menentukan kosa kata puisi yang dipilihnya sesuai dengan tema atau ide keindahan alam dan menyesuaikannya ke dalam teori atau konsep menulis puisi.

Siswa dibantu guru mencoba membahas hasil diskusi kelompoknya.

c.Percobaan Aktif (Active experimentation)

Siswa mencoba memilih kata-kata yang ditemukananya dari hasil pengamatan langsung dari alam sekitar di lingkungan sekolah atau dari pengalamannya menikmati keindahan alam yang lain.

Siswa mencoba memilih kata-kata yang ditemukannya dari perasaan pribadi yang dirasakannya, pengalaman yang pernah dialaminya, dari persetujuan atau penolakan terhadap sesuatu, rasa keagamaan, dan tentang kesadaran akan kelebihan dan kekurangan dirinya.

Pertemuan ke-2

a. Pengalaman Konkret

Siswa dan kelompoknya disuruh untuk memperhatikan, mengamati, dan menikmati keindahan alam di lingkungan sekitar siswa.

Guru membimbing siswa dalam melaksanakan pengamatan dan menikmati keindahan alam di lingkungan sekitar siswa.


(47)

Guru mengawasi dan memperhatikan sikap dan kinerja setiap siswa dari masing-masing keompok.

b.Pengalaman Reflektif

Siswa membaca kembali kata-kata yang telah kamu temukan sesuai gagasan yang kamu pilih pada LKS pertemuan minggu yang lalu.

Guru membimbing siswa utuk memilih kata-kata yang berhubungan dengan pengungkapan perasaan siswa untuk dijadikan diksi dalam puisi.

Siswa memilih dan menentukan kata-kata yang mengungkapkan perasaan pribadinya untuk dijadikan diksi dalam puisi.

Guru membimbing siswa untuk memilih kata-kata yang mengungkapkan pengalaman yang tepat, mengungkapkan persetuajuan atau penolakan terhadap sesuatu, mengungkapkan keinginan atau impian, mengungkapkan rasa keagamaan dan mengungkapkan kesadaran akan kekurangan atau kelebihan diri yang tepat untuk dijadikan diksi dalam puisi.

Siswa memilih dan menentukan kata-kata yang mengungkapkan pengalaman, persetujuan atau penolakan terhadap sesuatu, keinginan atau impian, rasa keagamaan, dan kesadaran akan kekurangan atau kelebihan diri untuk dijadikan diksi dalam puisi.

c.Pembentukan Konsep Abstrak

Guru dan siswa mengasimilasi hasil pilihan kata-katanya ke dalam teori tentang hal-hal yang harus diperhatikan saat menulis puisi yaitu judul harus menarik dan


(48)

92

Ida Yudawati, 2014

berhubungan dengan tema, pilihan kata tepat, pengimajian atau citraan rima, gaya bahasa dan tipografi puisi.

Siswa dibantu oleh guru mencoba mengasimilasikan dan memilih kata-kata yang akan dijadikan puisinya sesuai dengan unsur-unsur fisik puisi.

d.Percobaan Aktif dan Aplikasi

Siswa ditugaskan menyusun kata-kata yang telah dipilih tadi menjadi sebuah puisi keindahan alam yang sesuai dengan gagasan dan pengalaman yang dipilihnya. Siswa membacakan puisi yang telah dibuatnya di depan kelompok kecilnya. Siswa berdiskusi dengan kelompok kecilnya tentang puisi yang telah dibuatnya. Siswa memberikan tanggapan terhadap puisi yang dibuat oleh temannya. Pertemuan ke-3

a.Pengalaman Konkret

Guru menggali pengalaman siswa dengan memberikan kesempatan untuk menceritakan pengalamannya ketika melaksanakan kegiatan mengamati dan menikmati keindahan alam lingkungan sekitar siswa pada pertemuan-pertemuan yang telah lalu.

Guru menanyakan kepada siswa hal-hal yang dapat diamati, dirasakan dan didengarkan saat mengamati dan menikmati keindahan alam.

Siswa menceritakan pengalamannya ketika mengamati, merasakan dan mendengarkan hal-hal yang dapat diamati dari keindahan alam sekitar.


(49)

Guru mengarahkan siswa untuk memeriksa dan menganalisis ketepan kata-kata dan keindahan rima pada puisi buatannya.

Guru membimbing siswa berpasang-pasangan dan memeriksa dan menganalisis ketepatan kata-kata dan keindahan rima pada puisi hasil karya temannya.

Guru membimbing siswa untuk melaksanakan diskusi dan membacakan hasil analisis ketepatan kata-kata dan keindahan rima pada puisi hasil karya temannya.

c.Pembentukan Konsep Abstrak

Guru mengarahkan siswa untuk bertanya dan menjawab hasil analisis ketepatan kata-kata dan keindahan rima pada puisi temannya

Guru membimbing siswa untuk mengasimilasikan hasil analisis ke dalam unsur-unsur fisik puisi.

Guru mengarahkan siswa untuk membuat generalisasi dari materi yang dipelajari dengan karya yang telah dibuatnya.

d.Percobaan Aktif

Guru membimbing siswa untuk memperhatikan perbaikan atau hasil analisis temannya pada puisi buatannya sendiri.

Guru membimbing siswa untuk memperbaiki hasil karya puisinya berdasarkan masukan dari teman-temannya.

Siswa merevisi puisi buatannya berdasarkan hasil analisis atau masukan dari teman-temannya.


(50)

94

Ida Yudawati, 2014

(3)Kegiatan Akhir

Kegiatan akhir pada proses pembelajaran guru dan siswa mengapresiasi karya siswa, merefleksi, dan mengevaluasi jalannya pembelajaran. Sebelum ditutup dengan doa, guru memberikan pesan moral dan hikmah kepada siswa bahwa pembelajaran yang dilakukan bermakna dalam mengembangkan kecerdasan intrapersonal setiap siswa.

b.Sistem Kepribadian

Model ini bercirikan proses eksplorasi diri terhadap kemampuan individu

dalam menemukan apa yang dipelajari dan bagaimana mempelajarinya. Model ini membangun kesadaran diri siswa akan kelebihan dan kekurangan dirinya, menumbuhkan rasa percaya diri,dan berpikir kritis.

Kecerdasan intrapersonal ini meliputi kemampuan memahami diri yang akurat ( kekuatan dan keterbatasan diri) kesadaran akan suasana hati, maksud, motivasi, temperamen, keinginan, serta kemampuan berdidiplin diri memahami dan menghargai diri. Kecerdasan intrapersonal melibatkan perasaan dan pemikiran kita, semakin baik kita membawanya pada kesadaran semakin baik kita dapat menghubungkannya dengan dunia batin kita ke pengalaman dunia luar.


(51)

Setelah seluruh data penelitian terkumpul, peneliti selanjutnya mengolah data

penelitian. Pengolahan data merupakan salah satui langkah yang sangat penting dalam kegiatan penelitian.

Pengolahan data dalam penelitian ini, penulis menggunakan analisis data t-tes. Analisis ini digunakan untuk menilai tulisan siswa termasuk juga untuk menganalisis data yang diperoleh dari proses pembelajaran sebelum dan sesudah memperoleh perlakuan dengan Model Pembelajaran Pengalaman di Luar Kelas (Outdoor Experiential Learning) yang Berorientasi Kecerdasan Intrapersonal dalam Pembelajaran Menulis Puisi. Cara penghitungan peningkatan kompetensi yang terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran dihitung dengan rumus g faktor (N-Gains) dengan rumus :

G = S pascates − S prates

� � � � − �� � �

Keterangan :

S pascates = Skor pascates S prates = Skor prates S maksimal = Skor maksimal

Hasil perhitungan gain (N-Gains) kemudian diinterpretasikan dengan menggunakan klasifikasi dari Hake dalam Meltzer.

Tabel 3.8 Klasifikasi Gain (g)

Besarnya g Interpretasi

g ≥ 0,7 Tinggi

0,3 ≤ g ≤ 0,7 Sedang

G ≤ 0,3 Rendah

Sumber : Hake dalam Meltzer (2002)


(52)

96

Ida Yudawati, 2014

1.Deskripsi hasil penelitian; 2.Pengujian hipotesis

a) Adakah perbedaan hasil yang signifikan antara pembelajaran menulis puisi sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaran pengalaman di luar kelas (outdoor experiential learning) yang berorientasi kecerdasan intrapersonal dalam pembelajaran menulis puisi di kelas VII SMP Negeri 1 Cimanggung ?

b) Model pembelajaran manakah yang lebih efektif meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa, model pembelajaran pengalaman di luar kelas (outdoor

experiential Learning ) yang berorientasi kecerdasan intrapersonal dalam

pembelajaran menulis puisi atau model konvensional.

Pertanyaan penelitian tersebut kemudian penulis turunkan menjadi :

H1 = Ada perbedaan yang signifikan antara skor rata tes awal dan skor rata-rata tes akhir melalui model pembelajaran pengalaman di luar kelas (outdoor

experiential learning) yang berorientasi kecerdasan intrapersonal dalam

pembelajaran menulis puisi.

H0 = Tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor rata-rata tes awal dan skor rata-rata tes akhir melalui model pembelajaran pengalaman di luar kelas yang berorientasi kecerdasan intrapersonal dalam pembelajaran menulis puisi.

Penghitungn statistik yang digunakan dalam pengukuran hipoteis penelitian tersebut menggunakan pengujian t-test untuk membandingkan mean hasil tes awal (kemampuan awal) dan tes akhir ( prestasi hasil belajar).


(53)

3.8 Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan terhadap data yang telah terkumpul dan berpedoman pada pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat dalam penelitian. Terdapatdua jenis data dalam penelitian ini yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data yang bersifat kualitatif dianalisis secara desktiptif untuk menemukan kecenderungan-kecenderungan yang muncul pada penelitian.

1. Analisis Puisi Keindahan Alam

Kegiatan menganalisis puisi dilakukan untuk memberikan gambaran keberhasilan siswa dalam menulis puisi keindahan alam. Berdasarkan landasan teoretis, penganalisisan puisi tersebut ditinjau dari aspek : 1) Unsur kelengkapan puisi yang terdiri atas : judul, nama pengarang, tipografi dan titimangsa penulisan puisi; 2) Unsur- unsur fisik puisi yang terdiri atas : diksi, citraan, majas, dan rima; 3) Unsur –unsur batin puisi yang terdiri atas : tema, nada, suasana, dan amanat.

2. Pengolahan Nilai Puisi Keindahan Alam

Pengolahan nilai puisi keindahan alam diolah secara statistik deskriptif dengan menggunakan program SPSS. Langkah-langkah pengolahan data hasil penelitian adalah sebagai berikut.

1) Menilai puisi karya siswa ke dalam data kuantitatif data prates dan pascates kelas eksperimen dan kelas kontrol.


(54)

98

Ida Yudawati, 2014

2) Menyusun dalam bentuk tabel.

3) Menguji data-data tersebut dengan menggunakan program komputer, yaitu program SPSS.

Ukuran-ukuran statistik yang digunakan dalam mendeskripsikan data yaitu : a.ukuran tendensi sentral berupa Mean (rata-rata), Median, Modus, dan jumlah data;

b.ukuran penyebaran data berupa varians, standar deviasi, data terkecil, data terbesar dan rentang;

c.daftar frekuensi, dan daftar distribusi frekuensi; d.uji normalitas, uji Chi-Kuadrat,Z-score, dan uji t.

3. Pengolahan Angket

Teknik pengolahan data angket dengan menggunakan persentase jumlah

tanggapan siswa serta kecenderungan jawaban yang diberikan. Berikut ini disajikan pada tabel 3.9.

Tabel 3.9 Interpretasi data angket

Skor Interpretasi

0% Tidak ada

1-25% Sebagian kecil

26-49% Hamper setengahnya

50% Setengahnya

51-75% Sebagian besar

76-99% Pada umumnya


(55)

3.9 Alur Penelitian

Langkah pertama dalam penelitian ini dilakukan studi pendahuluan di kelas pada waktu pembelajaran menulis. Hasilnya dipakai untuk menentukan konsep-konsep yang akan diteliti dan menentukan variabel penelitian, yaitu model pembelajaran outdoor experiential learning yang berorientasi kecerdasan intrapersonal dalam menulis puisi. Langkah selanjutnya melihat materi dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar bahasa Indonesia di SMP kelas VII, sehingga diperoleh materi pokok yaitu menulis puisi keindahan alam dengan pilah kata yang tepat dan rima yang menarik. Kajian lebih lanjut tentang indikator penilaian menulis dari teori yang sudah ada serta cara-cara menganalisis puisi. Akhirnya dirumuskan suatu rencana model pembelajaran menulis puisi yaitu model pembelajaran outdoor experiential learning yang berorientasi kecerdasan intrapersonal dalam menulis puisi di SMP kelas VII.

Untuk melihat proses pembelajaran sebagai data kuantitatif dan kualitatif dilakukan dengan melihat pelaksanaan pembelajaran oleh guru melalui langkah-langkah sebagai berikut.

1. Melakukan penelitian pendahuluan untuk mempersiapkan hal-hal yang diperlukan sebelum penelitian dilakukan.

2. Mengadakan prates, baik terhadap kelompok eksperimen maupun terhadap kelompok kontrol. Prates dilakukan untuk mengukur kemampuan awal kelas eksperimen dan kelas kontrol sama atau tidak.


(56)

100

Ida Yudawati, 2014

3. Melaksanakan model pembelajaran outdoor experiential learning yang berorientasi kecerdasan intrapersonal dalam menulis puisi terhadap kelas eksperimen yang dilakukan oleh guru.

4. Melaksanakan pembelajaran menulis puisi dengan pengajaran konvensional di dalam kelas terhadap kontrol yang dilakukan oleh guru.

5. Mengamati, mendeskripsikan, menganalisis dan membahas data verbal dan non verbal pada saat penelitian berlangsung untuk menggali kemampuan menulis siswa SMP kelas VII selama pembelajaran berlangsung.

6. Mengadakan postes, baik terhadap kelompok eksperimen maupun terhadap kelompok kontrol. Postes dilakukan untuk melihat apakah hasil belajar yang didapat oleh kelompok eksperimen dan kelompok kontrol ada perbedaan atau tidak.

Langkah selanjutnya menganalisis hasil belajar siswa dalam model pembelajaran outdoor experiential learning yang berorientasi kecerdasan intrapersonal dalam menulis puisi di SMP kelas VII untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah sebagai berikut yaitu :

1. Menganalisis puisi siswa memuat aspek tema, kekuatan imajinasi, rasa, nada, amanat, diksi, tipografi, gaya bahasa, dan verifikasi, kemudian mendeskripsikan secara kualitatif kemampuan siswa;

2. Menilai pusi siswa berdasarkan kriteria pedoman penilaian untuk menghasilkan data kuantitatif kemampuan menulis puisi;


(57)

3. Langkah akhir yaitu menguji secara statistik hasil nilai kedua kelompok dengan membandingkan perbedaan rata-rata yang diperoleh siswa antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Uji statistik yang digunakan adalah uji normalitas, uji homogenitas, , dan uji t.


(58)

440

Ida Yudawati, 2014

BAB 5

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

5.1Deskripsi Perencanaan Pembelajaran Menulis Puisi dengan Menggunakan Model Pembelajaran Pengalaman di Luar Kelas (Outdoor

Experiential Learning) yang Berorientasi Kecerdasan Intrapersonal

dalam Pembelajaran Menulis Puisi.

Secara garis besar penelitian dilakukan menjadi tiga tahap yaitu : 1. Tahap persiapan

a. Melakukan identifikasi masalah berkaitan dengan kompetensi dasar menulis puisi.

b. Menetapkan kebutuhan siswa berkenaan dengan kemampuan menulis puisi.

c. Mencari dan mengkaji sumber-sumber rujukan berkaitan dengan model pembelajaran yang akan diterapkan hal yang dikaji adalah kajian teoritis tentang outdoor experiential learning.

d. Membuat proposal penelitian, seminar proposal penelitian dan revisi proposal penelitian.

e. Menyusun tesis.

f. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan penerapan pembelajaran pengalaman di luar kelas (outdoor


(59)

g. Membuat instrument penelitian (tes tertulis, lembar observasi kinerja guru, siswa dan angket) pedoman penilaian menulis puisi.

h. Melakukan judgment kepada dosen pembimbing dan teman sejawat yang memiliki keahlian dalam bidang ilmu terkait dengan tema penelitian.

2. Tahap pelaksanaan menerapkan model pembelajaran pengalaman di luar kelas (outdoor experiential learning) yang berorientasi kecerdasan intrapersonal dalam pembelajaran menulis puisi.

a. Melakukan breefing dengan instruktur (guru) mengenai aturan pelaksanaan model pembelajaran.

b. Melakukan prates pada pertemuan pertama dengan tes kemampuan menulis puisi siswa sebelum melakukan pembelajaran dengan model pembelajaran pengalaman di luar kelas yang berorientasi kecerdasan intrapersonal dalam pembelajaran menulis puisi.

c. Melaksanakan model pembelajaran pengalaman di luar kelas (outdoor experiential learning) dilakukan pada satu kelas eksperimen dan pada kelas kontral. Kedua kelas telah ditentukan sebelumnya sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun. Pembelajaran dilakukan dalam 3 kali pertemuan (1 pertemuan= 2 x 40 menit).

d. Melakukan pengamatan terhadap proses pelaksanaan model pembelajaran.


(60)

442

Ida Yudawati, 2014

e. Melaksanakan pascates dengan tes kemampuan menulis puisi siswa setelah melakukan pembelajaran dengan model pembelajaran pengalaman di luar kelas yang berorientasi kecerdasan intrapersonal dalam pembelajaran menulis puisi.

f. Pemberian angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran. Angket tanggapan diberikan pada kelas eksperimen setelah rangkaian pembelajaran selesai.

3. Tahap analisis data

a. Analisis dan pengolahan data berpedoman pada data yang terkumpul dan pertanyaan penelitian.

b. Data yang diperoleh dari pelaksanaan penelitian ini ialah data kuantitatif dan kualitatif.

c. Data kuantitatif berupa : skor prates, skor postes dan N-gain yang di analisis dengan uji statistik untuk menguji hipotesis penelitian yang diajukan.

d. Data kualitatif berupa tanggapan siswa yang dikonversikan menjadi data kuantitatif berupa persentase jawaban dan data tema di lapangan selama penelitian berlangsung.

e. Menyimpulkan hasil penerapan model pembelajaran pengalaman di luar kelas yang berorientasi kecerdasan intrapersonal.

f. Menyimpulkan kelebihan dan kekurangan model pembelajaran di luar kelas yang berorientasi kecerdasan intrapersonal.


(61)

(1)

sisw untuk menulis puisi. Pertanyaan kesembilan tentang minat siswa dalam pembelajaran pengalaman di luar kelas. Untuk pertanyaan kesembilan ini 100 % siswa menjawab ya. Hal ini menegaskan bahwa seluruh siswa merasa senang dengan pembelajaran pengalaman di luar kelas. Pertanyaan kesepuluh tentang pembelajaran pengalaman di luar kelas dapat membangkitan pengalaman sebelumnya. Untuk pertanyaan kesepuluh ini 97,5%siswa menjawab ya dan 2,5 % siswa menjawab tidak. Hal ini menegaskan bahwa 39 siswa merasa pembelajaran pengalaman di luar kelas dapat membangkitkan atau mengingat pengalaman sebelumnya. Pertanyaan kesebelas tentang pembelajaran pengalaman di luar kelas dapat memudahkan dalam memilih diksi puisi atau tidak. Untuk pertanyaan kesebelas 97,5 % siswa menjawab ya dan 2,5 % siswa menajwab tidak. Hal ini menegaskan bahwa 39 siswa menjawab bahwa pembelajaran pengalaman di luar kelas dapat memudahkan siswa dalam memilih diksi puisi dan hanya 1 siswa yang merasa tetap kesulitan saat memilih diksi. Petanyaan kedua belas tentang pembelajaran pengalaman di luar kelas dapat mengembangkan daya khayal dalam menulis puisi atau tidak. Untuk pertanyaan kedua belas 100 % siswa menjawab ya. Hal ini menegaskan bahwa seluruh siswa merasa pembelajaran pengalaman di luar kelas dapat mengembangkan daya khayal dalam menulis puisi. Pertanyaan ketiga belas tentang sulit atau tidaknya pembelajaran pengalaman di luar kelas sulit untuk memahami materi yang dipelajari. Untuk jawaban ketiga belas 87,5 % siswamenjawab tidak sulit untuk memahami materi dengan pembelajaran pengalaman di luar kelas, dan 12,5 % siswa merasa sulit untuk mamahami materi


(2)

melalui pembelajaran pengalaman di luar kelas. Ada 5 siswa yang merasa kesulitan memahami materi dari 40 siswa. Pertanyaan keempat belas tentang dapat melatih kemampuan menulis puisi atau tidak pembelajaran pengalaman di luar kelas. Untuk jawaban pertanyaan keempat belas 100 % siswa menjawab ya. Hal ini menegaskan pembelajaran pengalaman di luar kelas dapat melatih kemampuan menulis puisi siswa.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Mukhsin.1990. Keterampilan Berbahasa dan Apresiasi Sastra Indonesia. Malang Y A3

Aminudin. 1995. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung : Sinar Baru

Armstrong,Thomas.2005. Setiap Anak Cerdas Panduan Membantu Anak Belajar dengan Memanfaatkan Multiple Intelegence-nya. Jakarta : Gramedia Utama. Armstrong, Thomas. 2013. Kecerdasan Multiple di dalam Kelas. Jakarta : PT

Indeks.

Armstrong, Thomas. 2004. Sekolah Para Juara. Bandung : Kaifa.

Anwar, Saifudin. 2010. Psikologi Intelegensi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta : Rineka Cipta.

Aslami,Yulianti. 2007. Nilai kecerdasan Intrapersonal dan kecerdasan Interpersonal Pembelajaran dalam Novel di Bawah Lindungan Ka’bah dan Pemanfaatannya Sebagai pembelajaran Apresiasi Sastra. Tesis pada Prodi Bahasa Indonesia SPS UPI.Tidak diterbitkan.

Atmazaki. 1998. Analisis Sajak Teori, Metodologi, dan Aplikasi. Bandung : Angkasa.

Bisson,C. 1996. The Outdoor Education Umbrella : a metaphoric model to conceptualize Outdoor experiental learning methods. Educational Resources Information Center(ERIC).ED.416.049. (Online)

Budi, Henry Setya. 2012. Model Experiential Learning untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dalam Keterampilan Proses Sain serta Identifikasi Miskonsepsi Siswa setelah Pembelajaran. Bandung : SPs UPI Prodi IPA. Burton, William H. 1952. The Guidance of Learning Activities. USA :

D.Appleton-Century Company,Inc.

Cahyani, Isah. 2011. Menulis Proposal Penelitian. Bandung : Bintang WarliArtika.

Cahyani, Isah. 2012. Pembelajaran Menulis Berbasis Karakter dengan Pendekatan Experiential Learning. Bandung: Program Studi PEndidikan Dasar SPS UPI.

Campbell, Linda. 2006. Metode Praktis Pembelajaran Berbasis Multiple Intelegences. Depok : Intuisi Press.

Dadang S. Ansori & Sumiyadi. 2009. Bahasa dan Sastra dalam Perspektif Pendidikan.Bandung : Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS UPI.

Djojosuroto, Kinayati. 2005. Puisi, Pendekatan, dan Pembelajarannya. Bandung : Nuansa.

Effendi,S. 2002. Bimbingan Apresiasi Puisi. Bandung : Remaja Rosdakarya. Elkayeni, Kajitow. 2012. Logika dalam puisi 2 [online] tersedia :

http://esaldimasor.blogspot.com/2012/04/esai-kajitow-el-kayeni-seperti-yang.html


(4)

Fraenkel, J. R. & Wallen, N. E. 2007. How to Design and Evaluate Research in Education. New York : McGraw-Hill Inc.

Gardner, Howard. 2003. Kecerdasan Majemuk. Batam : Interaksara. Manalik, O. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.

Hake, RR. 1998. Analyzing change/gain scoves. [online]. Tersedia : http://www.phsics.indiana.edu/sdi/analyzingcgane-Gain.Pdf diunduh.... juni 2014

Hernowo. 2009. Mengikat Makna Update. Bandung : Mizan Pustaka.

Husamah. 2013. Pembelajaran Luar Kelas Outdoor Learning. Jakarta : Prestasi Pustaka.

Iskandarwassid dan Dadang Sunendar. 2009. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Jauhari,Latif. 2011. Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menulis Puisi Bebas melalui Pengimajian dengan Pendekatan Mimesis. Tesis pada Prodi Bahasa Indonesia SPs UPI. Tidak diterbitkan.

Joyce, Bruce. 2009. Models of Teaching. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Kardjono. 2009. Pengendalian Diri (Self Control) melalui outdoor education) Disertasi Doktor pada Prodi Olah Raga SPs UPI. Tidak diterbitkan.

Keraf, gorys. 2002. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama Kobl. A.Y. & Kobl, D.A (2005) The Kobl Learning Style Inventori . (Online)

www.learningfromexperience.com/inages/uploads/Tech_Spec_LSI. Pdf

Mary. Et.al. 2002. Linking Universities and K-12 through Design of Outdoor Learning Environment. Paper from the 13 International Conference on College Teaching and Learning. [Online]. Tersedia di http://www.glennin stitute.org. Pdf. [2 Maret 2014]

Nurgiantoro, Burhan. 2010. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta : BPFE UGM.

Nursyamsiah.2010. Keefektifan Model Pembelajaran Menulis Puisi Model Pembelajaran Terpadu Bentuk Nested berorientasi kecerdasan berpikir dan Keterampilan Sosial. Tesis pada Prodi Bahasa Indonesia SPS UPI. Tidak diterbitkan.

Pradopo,Rachmat Djoko. 2010. Pengkajian Puisi. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Puspitasari,Yulia.2010. Penerapan Model Outdoor Experiental Learning pada Materi Keanekaragaman Biota Laut untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa. Tesis pada Prodi IPA SPS UPI. Tidak diterbitkan.

Rohayati. 2009. Model Pembelajaran Menulis Puisi Religius Islami dengan Teknik Pengamatan Objek yang Berorientasi pada Pengembangan Karakter. Tesis pada Prodi Bahasa Indonesia SPS UPI. Tidak diterbitkan

Rohati. 2011. Strategi Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Terpadu dengan Teknik Parafrase untuk Meningkatkan Kemampuan Apresiasi dan Menulis Puisi. Tesis pada Prode Pendas SPS UPI. Tidak diterbitkan.


(5)

Rusyana, Yus. 1984. Bahasa dan Sastra Indonesia dalam Gamitan Pendidikan. Bandung

Rusyana, Yus. 1982. Metode Pembelajaran Sastra. Bandung FKSS IKIP Bandung

Sahmini, Mimin. 2012. Puisi Lirik dalam Sastra Indonesia Modern dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter. Bandung : SPs UPI.

Santrock,John W.. 2007. Perkembangan Anak. Jakarta : Gramedia.

Sihabuddin. 2009. Evaluasi Pengajaran Bahasa Indonesia. Bandung : SPS UPI. Sugiyono.2011. Metode P6enelitian Pendidikan. Bandung : Al-Fabeta.

Sumardjo, Yakob dan Saini K.M. 1988. Apresiasi KEsusastraan. Jakarta : Gramedia.

Sumiyadi.2010. Kriteria Penilaian Lomba Menulis Puisi. [Online]. Tersedia di file.upi.edu. (diunduh 5 september 2013.)

Sumiyadi & Dadang S. Ansori. 2009. Kajian Sastra dalam Perspektif Teori Kontemporer. Bandung : Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS UPI.

Suparno. 2002. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta : Depdiknas : UT.

Stauffer, Russell G. 1970. The Languange Experience Approach to the Teaching of Reading. New York- Evanson london : University of Delaware harper&Row Publisher.

Tarigan, Henry Guntur. 1984. Prinsip-prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa. Tarigan, H. G. 1987. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa . Bandung :

Angkasa.

Tarigan, Henry Guntur. 1991. Metodologi Pengajaran Bahasa I. Bandung: Angkasa

Tarigan, Henry Guntur. 1993. Strategi Pengajaran dan Pembelajaran Bahasa. Bandung: Angkasa

Uno, Hamzah. 2009. Model Pembelajaran : Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta : Bumi Aksara.

Uno, Hamzah. 2009. Mengelola Kecerdasan dalam Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara.

Waluyo, Herman J. 1998. Teori dan Apresiasi Puisi. Bandung : Erlangga.

Yaumi, Muhamad. 2012. Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences. Jakarta : Dian Rakyat

.www.plymouth.ac.uk/researchcover/rcp.as?page:321&pagetype:Goutdoorandexp erientallearning.

www.ercdigests.org/2003.2/outdoor.Htmlreviewing.co.uk/reviews/outdoor.and.ex perientallearning.html.


(6)