PEMBELAJARAN KREATIF DENGAN PEMANFAATAN ALAT MUSIK BAMBU DI SEKOLAH DASAR.

(1)

LEMBAR PENGESAHAN... i

LEMBAR PERNYATAAN... ii

UCAPAN TERIMA KASIH... iii

ABSTRAK... v

KATA PENGANTAR... vi

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR BAGAN... x

DAFTAR TABEL... xi

DAFTAR GAMBAR... xi

BAB I. PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah... 5

C. Tujuan Penelitian... 5

D. Metode Penelitian... 6

E. Manfaat/Signifikasi Penelitian... 11

BAB II. LANDASAN TEORITIS... 13

A. Model Pembelajaran Kreatif dan Produktif... 13

B. Pengertian Kreativitas... 18

C. Konsep Dasar Kreativitas... 31

D. Tahap dalam Proses Kreatif... 37

E. Proses Kreatif... 39

F. Tingkat Kreativitas... 40

G. Kreativitas dalam Pendidikan Seni... 41

H. Media Pembelajaran... 48

BAB III. METODE PENELITIAN... 55

A. Metode Penelitian, Teknik dan Alat Pengumpulan Data... .. 55

B. Lokasi dan Subjek Penelitian... 60

C. Pelaksanaan Penelitian... 61

D. Teknik Pengolahan dan Penafsiran Data... 64

E. Validasi Hasil Penelitian... 66


(2)

A. Pembelajaran Kreatif dan Produktif... 71

B. Tahap Penerapan Model... 83

C. Pembahasan... 101

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN... 127

A. Kesimpulan... 127

B. Saran... 128

DAFTAR PUSTAKA... 131


(3)

DAFTAR BAGAN

1.1 Langkah Analisis Data Kualitatif... 10

2.1. Tahapan Pembelajaran Kreatif Produktif... 13

3.1. Desain Alur Metode Penelitian... 56

4.1. Pengembangan Silabus... 73

4.2. Adaptasi Model Pembelajaran kreatif dan Produktif... 76

4.4. Indikator keberhasilan model ………. 109

4.3. Sintaks Pembelajaran Kreatif dan Produktif... 83

4.5. Adaptasi Model kreatif dan produktif... 117

4.6. Tahap Orientasi Pembelajaran... 118

4.7. Tahap Eksplorasi... 119

4.8. Tahap Interpretasi... 119


(4)

DAFTAR TABEL

4.1. Sintaks Menunjukan Gejala Seni Musik... 77

4.2. Sintaks Menentukan Tujuan Pembelajaran... 78

4.3. Sintaks Mengumpulkan Data... 79

4.4. Sintaks Mengembangkan Sensitifitas Siswa... 79

4.5. Sintaks Merancang Percobaan... 80


(5)

DAFTAR GAMBAR

4.1. Karinding... 87

4.2. Suling... 88

4.3. Celempung... 88

4.4. Keprak... 88

4.5. Calung Rantay... 89

4.6. Notasi grafis pola tabuhan karinding... 91

4.7. Notasi grafis pola tabuhan Celempung... 91

4.8. Notasi grafis pola tabuhan Keprak... 92

4.9. Notasi lagu pola melodi suling dan calung... 92

4.10. Tahap eksplorasi alat musik suling... 93

4.11. Tahap eksplorasi alat musik karinding... 93

4.12. Tahap eksplorasi alat musik calung... 93

4.13. Tahap eksplorasi alat musik celempung... 94

4.14. Tahap eksplorasi alat musik keprak... 94

4.15. Notasi grafis tahap Interpretasi... 96


(6)

(7)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Peningkatan Sumber Daya Manusia pada dasarnya tidak hanya dititik beratkan pada pengetahuan dan keterampilannya saja, akan tetapi harus lebih ditingkatkan dalam masalah kreativitasnya. Sumber Daya Manusia yang memiliki kreativitas tinggi dapat menghasilkan suatu terobosan baru dalam berbagai bidang.

Pendidikan memiliki peran yang sangat strategis dalam menghasilkan Sumber Daya Manusia yang kreatif, sehingga mampu menciptakan produk-produk yang baru dan berkualitas. Hal tersebut sebagai mana tercantum dalam Undang-undang RI No.20 Pasal 40, ayat (2) tahun 2003 tentang pendidikan nasional yang berbunyi:

Guru dan tenaga kependidikan berkewajiban;

1. Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis dan dialogis.

2. Mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan, dan;

3. Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.


(8)

Sementara itu dalam peraturan pemerintah No.19 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 19 ayat (1) dinyatakan bahwa;

Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, memberikan ruang gerak yang cukup bagi prakarsa kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologi anak.

Berdasarkan kebijakan tersebut di atas sangatlah penting untuk mengembangkan beberapa model pembelajaran yang telah ada dalam proses pembelajaran sebagai bahan acuan untuk lebih meningkatkan kreativitas siswa. Ada sebuah model dalam pembelajaran sastra yang dapat membantu meningkatkan kreativitas siswa. Model tresebut adalah pembelajaran kreatif dan produktif. Pembelajaran kreatif dan produktif merupakan salah satu model pembelajaran yang lebih dominan memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengembangkan imajinasi dan daya kreativitasnya. Dalam model ini yang lebih dominan berperan adalah siswa, sedangkan guru hanya bertindak sebagai organisator, fasilitator dan evaluator.

Pada awalnya model pembelajaran kreatif dan produktif khusus dirancang untuk pembelajaran apresiasi sastra, namun pada perkembangannya melalui berbagai tahapan modifikasi model ini dapat digunakan untuk pembelajaran berbagai bidang studi. Model pembelajaran kreatif dan produktif mendasar pada teori belajar kognitif yang dikemukakan oleh Piaget, Bruner dan Ausubel (Budiwati,2009) yang menekankan pada pentingnya keterlibatan siswa dalam proses belajar.


(9)

Proses kreatif dan produktif dalam pembelajaran di sekolah, khususnya pembelajaran seni musik bagi siswa SD penting dilakukan. Diharapkan setelah mengikuti pembelajaran seni musik siswa diharapkan memiliki pola pikir kreatif dan mampu memenuhi kebutuhan skill (keahlian) di bidang seni dan budaya. Kemampuan yang dimaksud adalah sikap, pemahaman, konseptual, keterampilan berkarya, dan sensitivitas estetik.

Salah satu faktor yang menunjang dalam proses pembelajaran kreatif pada pelajaran Seni Budaya Keterampilan (SBK) adalah ketersediaannya sarana dan prasarana pendidikan yang memadai. Akan tetapi tidak semua sekolah memiliki sarana dan prasarana penunjang proses pembelajaran tersebut. Keterbatasan sarana dan prasarana yang mendukung proses pembelajaran seni di sekolah, mengharuskan para pendidik untuk mampu memanfaatkan lingkungan di sekitar kita sebagai media pembelajaran.

Di kawasan Lembang Kabupaten Bandung Barat, bambu merupakan bahan baku penting dalam kehidupan masyarakatnya, terutama dalam kehidupan masyarakat pertanian. Berdasarkan sejarahnya, bambu bagi sebagian masyarakat Sunda di Jawa Barat pada umumnya merupakan salah satu sumber daya alam yang banyak dimanfaatkan.. Bagi orang Sunda sendiri, keberadaan bambu tidak bisa lepas dari kehidupan sehari-hari.

Beberapa jenis diantaranya juga sering digunakan dalam penyelenggaraan upacara tanam padi masyarakat Sunda, antara lain awi tamiang yang biasa disertakan dalam sesajen. Jenis bambu lainnya, bambu hitam (awi hideung)


(10)

sebagai bahan baku musik angklung buhun yang sakral, dan biasa digunakan untuk mengiringi upacara ngaseuk di huma. Selain sebagai bahan musik angklung buhun, beberapa jenis bambu juga digunakan untuk berbagai bahan alat musik lainnya, antara lain calung, suling, celempung, calintu, karinding dan lain-lain.

Berkaitan dengan hal tersebut, dalam kenyataan di lapangan membuktikan bahwa dalam perkembangannya sekarang ini terdapat beberapa bentuk seni musik bambu telah menjadi sarana atau media pembelajaran dalam pendidikan seni musik di sekolah. Angklung merupakan salah satu bentuk instrument musik bambu yang telah diakui keberadaannya sebagai media pembelajaran seni musik di sekolah baik di Indonesia bahkan dunia internasional.

Hal inilah yang memberikan inspirasi bagi kita untuk dapat mengembangkan lagi bahan baku bambu sebagai media pembelajaran seni musik, khususnya bagi siswa di sekolah dasar. Selain memiliki keunikan dan kekhasan yang mencerminkan kehidupan orang Sunda pada khususnya, bambu juga akan memberikan inspirasi terhadap proses kreativitas siswanya. Dengan demikian, perlu dicari berbagai alternatif bentuk pengembangan instrumen musik bambu yang memiliki keunikan dan kekhasan serta mengarah pada pengembangan imajinasi siswa untuk berkreativitas seni musik.


(11)

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan terdahulu maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian ini adalah ”Bagaimana pembelajaran kreatif dan produktif melalui pemanfaatan media bambu di sekolah dasar”.

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka di susunlah pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana adaptasi konsep kreatif dan produktif pada pembelajaran seni musik di sekolah dasar?

2. Bagaimana implementasi pembelajaran kreatif dan produktif melalui pemanfaatan media bambu dalam pembelajaran seni musik di sekolah dasar? 3. Bagaimana efektifitas pembelajaran kreatif dan produktif melalui

pemanfaatan media bambu di sekolah dasar?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk memahami proses dan pengembangan model pembelajaran kreatif dan produktif dalam pembelajaran seni musik di sekolah dasar yang berorientasi pada pemanfaatan alat musik bambu sebagai media pembelajarannya.

2. Kemudian dikaji dan dianalisa, sehingga mendapatkan satu model pembelajaran yang dapat dievaluasi dan dikembangkan untuk kepentingan dan pengembangan kreativitas siswa, melalui pemanfaatan alat musik bambu khususnya dalam pembelajaran seni musik.


(12)

3. Kajian dan analisa dari penemuan tersebut dapat dideskripsikan dalam bentuk laporan hasil penelitian yang akhirnya dapat dijadikan sebuah acuan atau formula untuk pegangan bagi guru pendidikan seni di sekolah dasar khususnya yang sampai saat ini belum paham dan kurang mengetahui bagaimana proses kreatif dan produkti dalam pembelajaran seni musik melalui pemanfaatan alat musik bambu.

Sesuai dengan rumusan masalah, dan pertanyaan penelitian maka penelitian ini bertujuan juga untuk;

1. Mendeskripsikan adaptasi konsep kreatif dan produktif pada pembelajaran seni musik di sekolah dasar.

2. Mendeskripsikan implementasi pembelajaran kreatif dan produktif melalui pemanfaatan media bambu dalam pembelajaran seni musik di sekolah dasar. 3. Mendeskripsikan efektifitas pembelajaran kreatif dan produktif melalui

pemanfaatan media bambu di sekolah dasar.

D. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Metode

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dimana pengembangannya menggunakan deskriptif analisis. Metode deskriptif ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis data dan informasi yang


(13)

dikumpulkan sehubungan dengan pembelajaran kreatif dengan pemanfaatan alat musik bambu.

2. Subjek dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar di Kecamatan Lembang, tetapi lebih difokuskan pada Sekolah Dasar Negeri Pancasila kelas V. Lokasi dan subjek penelitian dipilih dengan prinsip purposive sampling, yaitu mempertimbangkan tujuan untuk mendapatkan data tentang pemanfaatan bambu dan model pembelajaran kreativitas dalam pendidikan seni. Subjek penelitiannya yaitu siswa kelas V, dan guru kelas yang mengajar pendidikan seni.

3. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dikelompokkan dalam tiga bagian yaitu, studi pendahuluan, pengembangan, dan uji efektivitas. Dalam setiap tahap penelitian dipilih teknik pengumpulan data tertentu sesuai dengan tujuan masing-masing. Pada studi pendahuluan, dipilih teknik wawancara, observasi, dan studi dokumentasi termasuk kajian literatur (literature review). Secara umum, ketiga teknik tersebut (wawancara, observasi dan studi dokumentasi) digunakan secara bersamaan dan saling melengkapi. Namun secara khusus, masing-masing teknik dijelaskan sebagai berikut: wawancara digunakan untuk mengungkap (1) kondisi penyelenggaraan pembelajaran seni


(14)

saat ini; (2) kebutuhan model yang diharapkan, (3) rancang bangun atau lingkup isi draft model.

Observasi terutama digunakan untuk melihat kondisi penyelenggaraan pemanfaatan alat musik bambu dalam pembelajaran seni berupa uji coba draft model. Dokumentasi, digunakan di samping untuk melengkapi dan cross-check data hasil wawancara dan observasi, juga digunakan untuk mengungkap ketersediaan bahan/dokumen yang ada, sesuai dengan, tahapan proses pembelajaran (tahapan perancangan, pelaksaan pembelajaran, evaluasi dan tindak lanjut pembelajaran), pembelajaran dimaknai didalamnya adalah orientasi atau pelatihan, praktek kerja, kegiatan usaha.

Pada tahap pengembangan model, ada dua langkah yang berkaitan dengan teknik pengumpulan data, yaitu ujicoba tahap satu, dan ujicoba tahap dua. Pada ujicoba kesatu dan kedua, teknik pengumpulan data yang pokok adalah observasi dan test. Observasi dilakukan terhadap proses penerapan draft model, untuk mengetahui apakah draft model dapat diterapkan secara benar, dan mengetahui secara langsung kendala/kesulitan yang dihadapi subjek. Tes dilakukan terhadap peserta didik. peserta didik untuk mengungkap hasil belajar yang diperoleh, aspek yang diungkap meliputi pengetahuan, keterampilan, kegiatan usaha dan sikap, karakter kreativitas yang telah dimiliknya.


(15)

Khusus uji coba tahap dua, di samping dilakukan observasi dan tes sebagaimana pada ujicoba tahap satu, ada penekanan pada tes hasil pembelajaran (pengetahuan, keterampilan dan sikap), kegiatan usaha dan pengembangan diri lainnya dengan membandingkan antara kelompok uji coba (eksperimen) dengan sekolah dasar yang sudah ada dan menggunakan model pembelajaran kreativitas melalui media bambu dalam pembelajaran seni. Tes dilakukan sebelum (pra) dan sesudah (pasca) pembelajaran dilakukan.

4. Teknik Analisis Data

Pada penelitian kualitatif data yang terkumpul banyak sekali dan terdiri dari catatan lapangan dan komentar peneliti, gambar, foto, dokumen berupa laporan, biografi, artikel, dan sebagainya. Pekerjaan analisis data dalam hal ini adalah mengartikan, mengurutkan, mengelompokan, memberikan kode, dan mengkategorikannya. Pengorganisasian dan pengelolaan data tersebut bertujuan menemukan tema dan hipotesis kerja akhirnya diangkat menjadi teori subtantif.

Perlu juga dikemukaan bahwa analisis data sudah mulai dilakukan dalam suatu proses. Proses berarti pelaksanaannya sudah dimulai sejak pengumpulan data dilakukan dan dikerjakan secara intensif, yaitu sesudah meningggalkan lapangan. Pada tahap analisis dilakukan langkah-langkah


(16)

seperti dikemukakan oleh Nasution, (1996) yaitu: “reduksi data, display data, dan mengambil kesimpulan (verifikasi)”.

Reduksi data adalah membuat abstraksi atau merangkum data dalam suatu laporan yang lebih sistematis yang difokuskan pada hal-hal yang inti atau penting. Data yang direduksi akan memberikan gambaran yang lebih tajam tentang hasil pengamatan, dan juga mempermudah peneliti untuk mencari kembali data yang diperlukan. Pada penelitian ini reduksi data dilakukan sejak peneliti memasuki wilayah penelitian sampai dengan akhir penelitian seperti pada Gambar berikut:

Bagan 1.1. : Langkah Analisis Data Kualitatif : Model Interaktif (diadaptasi dari Miles dan Huberman, 1992 : 20)

Display data dilakukan untuk mempermudah melihat gambaran penelitian secara menyeluruh atau bagian-bagian tertentu dari hasil penelitian.

Pengumpulan

Penyajian

Penarikan kesimpulan Reduksi

data

Pengumpulan

Penyajian

Penarikan kesimpulan Reduksi


(17)

Display data disajikan dalam berbagai macam matriks, grafik, alur, chart atau dalam bentuk gambar.

Kesimpulan atau verifikasi merupakan upaya untuk mencari makna dari data yang dikumpulkan. Upaya ini sebagaimana yang dikemukan oleh Nastution, (1996;130),

“dilakukan dengan cara mencari pola, tema, hubungan, persamaan, hal-hal yang sering timbul, hipotesis dan sebagainya. Kesimpulan ini mula-mula masih sangat tentatif dan kabur. Agar diperoleh kesimpulan yang lebih mantap, kesimpulan senantiasa diverifikasi selama penelitian berlangsung”.

E. Manfaat/Signifikasi Penelitian

Kegunaan atau manfaat penelitian ini dilihat dari aspek teoritis maupun praktis. Secara teoritis ada empat aspek yang akan dituju, pertama mengembangkan konsep dan prinsip-prinsip pemanfaatan alat musik bambu, sehingga memberikan berbagai alternatif pemanfaatan sumber daya alam bagi pendidikan seni di sekolah. Kedua, mengembangkan konsep kreativitas dan produktif dalam pembelajaran seni musik di sekolah dasar. Ketiga, menemukembangkan karakter kreatif dan produktif untuk mendukung kemandirian peserta didik, yang selama ini pembelajaran seni budaya (seni musik) kurang menekankan pada pembahasan materi bagaimana membangun dan mengembangkan karakter kreatif dan produktif bagi siswanya. Keempat, mengembangkan model pembelajaran kreatif siswa dalam pembelajaran seni musik di sekolah dasar.


(18)

Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi peneliti, siswa, guru, sekolah dan institusi, sebagai masukan dan kajian dalam kegiatan pengembangan dan uji coba, perencanaan dan penyelenggaraan, pemanfaatan alat musik bambu sebagai media pembelajaran seni musik di sekolah. Sedangkan bagi masyarakat, diharapkan hasil penelitian ini bermanfaat sebagai masukan dalam pemanfaatan sumber daya alam (bambu) dalam kehidupan sehari-hari.


(19)

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bagian ini akan dikemukakan metodologi penelitian yang penyajiannya diklasifikasikan menjadi lima bagian. Bagian pertama membicarakan metoda, teknik dan alat pengumpulan data. Pada bagian kedua dijelaskan mengenai subjek penelitian. Bagian ketiga menjelaskan pelaksanaan penelitian. Kemudian pada bagian keempat, dijelaskan mengenai teknik pengolahan dan analisis data, dan kelima menguraikan tentang pengujian tingkat kepercayaan.

A. Metoda Penelitian 1. Metoda

Berdasarkan tujuan penelitian yakni untuk mengungkapkan proses pembelajaran kreatif melalui pemanfaatan alat musik bambu di Sekolah Dasar, maka penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, metode yang digunakan adalah deskriptif. Tujuannya adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis data dan informasi yang dikumpulkan sehubungan dengan pembelajaran seni musik di SDN Pancasila Lembang.

Metode yang dianggap tepat dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dengan pendekatan. Penelitian berlangsung dalam latar belakang alamiah, dimana peneliti sendiri merupakan instrumen utamanya dan analisis data dilakukan dengan induktif kualitatif. Penggunaan metoda dan pendekatan ini berangkat dari tujuan pokok penelitian yaitu mendeskripsikan dan menganalisis


(20)

pembelajaran kreatif melalui pemanfaatan alat musik bambu di SD. Upaya untuk mencari alternatif jawaban yang dikembangkan dari permasalahan bersumber dari unsur-unsur terkait dalam pembelajaran seni musik di kelas sebagai subjek penelitian.

Bagan; 3.1. Desain Alur Metode Penelitian (sumber : Indra Budiaji, 2011)

2. Instrumen Penelitian

Huberman & Miles (1984: 42) menjelaskan bahwa seseorang peneliti kualitatif melakukan penelitian berpegang pada fokus dan pembatasan studi melalui kerangka kerja konseptual, pertanyaan-pertanyaan penelitian, dan

STUDI PENDAHULUAN

Penelitian Lapangan

Model pembelajaran kreatif dan produktif pada pembelajaran sastra

Faktual

- Pembelajaran kreatif yang diadaptasi

- Pengembangan model pembelajaran kreatif dan produktif melalui pemanfaatan alat musik bambu

Penelitia Penelitian pustaka untuk ujicoba model pembelajaran kreatif dan produktif yang diadaptasi melalui pemanfaatan alat musik bambu dalam pembelajaran seni musik Revisi

Uji coba adaptasi model

Revisi Evaluasi

Analisis dan revisi


(21)

penentuan sampel. Ketiga komponen tersebut merupakan rambu-rambu dalam melaksanakan penelitian di lapangan. Fokus cukup longgar memberi peluang untuk menggunakan cara lain dalam mengungkap isu-isu utama yang ada di lapangan. Peneliti kualitatif berangkat ke lapangan dengan rencana mengumpulkan data, langsung atau tidak langsung, dan biasanya berpegang pada kerangka kerja konseptual dan pertanyaan-pertanyaan penelitian.

Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri (manusia sebagai instrumen). Peneliti datang ke situs berpegang pada fokus, kerangka konseptual, sampel, dan beberapa pertanyaan awal. Lincoln & Guba (1985 : 199) secara tegas mengemukakan bahwa apabila metoda penelitian telah jelas kualitatif maka instrumen yang digunakan adalah manusia. Peneliti sebagai instrumen melakukan observasi, wawancara, mengkaji dokumen-dokumen dan catatan-catatan yang ada di lapangan dan menjelaskan isyarat-isyarat non-verbal.

Instrumen dalam penelitian ini mempunyai empat ciri : (1) tidak dibuat secara rinci; (2) bisa disesuaikan dengan konteks penelitian atau kondisi nyata di lapangan; (3) lebih mengutamakan pendalaman kasus yang dikaji; (4) dimulai dengan beberapa pertanyaan awal sesuai dengan teknik pengumpulan data yang digunakan. Walaupun bersifat longgar, tetapi tetap berpegang pada struktur dan keabsahan konteks atau kerangka konseptual yang telah dibangun. Pertimbangan ini menempatkan ketiga pertanyaan pokok di atas menjadi rambu-rambu atau arahan utama bagi peneliti dalam proses pengumpulan data di lapangan.

Alat-alat yang digunakan untuk mengumpulkan data terdiri dari seperangkat pedoman observasi, pedoman wawancara, daftar isian dan pedoman studi


(22)

dokumenter. Pedoman observasi digunakan untuk melihat situasi dan kondisi yang terjadi selama proses pembelajaran seni musik di kelas berlangsung. Pedoman wawancara digunakan sebagai pembimbing peneliti untuk mengarahkan pelaksanaan konfirmasi dengan subjek penelitian.

3. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menghimpun semua data lapangan yang berkaitan langsung dengan problema dan bersumber dari dokumen dan jawaban responden. Data dokumen dikumpulkan sehubungan dengan proses pembelajaran kreatif dan produktif, metode pembelajaran, pengalokasian kegiatan, serta keadaan tenaga pendidikan bidang studi seni musik di Sekolah Dasar.

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah teknik pengamatan (observasi), wawancara dan studi dokumentasi. Ketiga teknik ini digunakan dengan harapan dapat saling melengkapi untuk memperoleh data yang diperlukan, sedangkan jenis data yang diperlukan diklarifikasi menjadi data primer dan data sekunder.

Data primer bersumber dari wawancara langsung dan observasi dengan guru kelas dan bidang studi seni musik serta siswa sebagai objek yang menerima pembelajaran. Data primer ini didukung oleh informasi dari berbagai pihak yang terkait, baik secara langsung maupun secara tak langsung.

Teknik-teknik untuk memperoleh data dari guru kelas dan bidang studi seni musik adalah sebagai berikut :


(23)

3.1. Observasi (Pengamatan)

Teknik ini digunakan untuk mengamati secara langsung kondisi sekolah seperti keadaan guru bidang studi seni musik di sekolah, model pembelajaran seni musik, metode pembelajaran seni musik, fasilitas sekolah, kegiatan pembinaan, sarana dan prasarana pembelajaran. Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan selama 3 minggu, yaitu pada bulan agustus 2011.

3.2. Wawancara

Teknik ini digunakan untuk menggali dan memperoleh data atau informasi yang lebih mendalam dan relevan dengan masalah yang diteliti. Wawancara dilakukan dengan guru kelas/bidang studi seni musik dan siswa. Wawancara dilakukan dengan dua cara yaitu wawancara dengan berstruktur dan wawancara tak berstruktur. Hasil-hasil wawancara ini dituangkan dalam satu struktur ringkasan unsur-unsur yang tercakup dalam ringkasan itu sama seperti ringkasan observasi. Dimulai dari penjelasan identitas, deskripsi situasi atau konteks, identifikasi masalah, deskripsi data, unitisasi dan ditutup oleh pertanyaan-pertanyaan berikutnya. Wawancara dilakukan selama 1 minggu pada bulan agustus 2011 selama empat hari.

Begitu juga tujuannya, membuat file-file yang dapat membantu untuk memudahkan proses analisis, membuat kategori, melarik hubungan atau membandingkan, menarik kesimpulan dan pembuktiannya. Sesungguhnya teknik ringkasan hasil wawancara ini tergolong dalam mengelola data, ringkasan ini sangat berarti dalam proses analisis selama pengumpulan data.


(24)

3.3. Studi Dokumentasi

Dokumentasi yang dikaji dalam tesis ini adalah suatu tulisan atau catatan berupa laporan, arsip, atau catatan materi lain, tidak dipersiapkan secara khusus untuk merespon permintaan peneliti. Dokumentasi yang tergolong sebagai sumber informasi dalam penelitian ini meliputi pelaksanan pembelajaran seni musik di kelas, model pembelajaran, metode pembelajaran seni musik dan materi pembelajaran yang dilakukan terhadap guru dan kelas/bidang studi dan siswa.

Studi dokumentasi ini dituangkan dalam satu ringkasan, tertulis. Struktur ringkasan terdiri atas : identitas, deskripsi dokumen pembelajaran alat musik bambu, hubungan dokumen terhadap fokus kajian, rangkuman isi dokumen, unitisasi, pertanyaan-pertanyaan untuk penelusuran selanjutnya. Sama seperti kedua teknik sebelumnya, format studi dokumentasi ini juga dimaksudkan untuk mempermudah dalam proses analisis, penarikan dan pengujian kesimpulan, serta membangun keabsahan penelitian.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

Subjek penelitian yang dipilih dalam penelitian ini disesuaikan dengan tuntutan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagaimana yang diungkapkan pada bab terdahulu dalam penelitian. Lokasi penelitian ini adalah SDN Pancasila Lembang yang ada di bawah naungan Dinas Pendidikan terletak di Jalan Teropong Bintang No.52 Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat,


(25)

dengan luas areal 10.000 meter persegi. Pemilihan lokasi diambil dengan beberapa pertimbangan, diantaranya:

1. Karena model yang akan dikembangkan di sekolah dasar yang ada di kabupaten Bandung Barat, maka peneliti menggunakan salah satu sekolah yang ada di Kecamatan Lembang, yaitu SDN Pancasila Lembang, yang termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Bandung Barat.

2. Peneliti sebagai salah satu staf pengajar di sekolah tersebut, sehingga dapat menggunakan sekolah sebagai laboratorium penelitian.

3. Jika model ini telah selesai diterapkan di SD Pancasila, langkah selanjutnya dapat dikembangkan dan diterapkan kembali di SD yang ada di kawasan Bandung Barat pada khususnya.

4. SDN Pancasila merupakan salah satu sekolah rintisan sekolah bertarap internasional yang merupakan cikal bakal pengembangan rintisan sekolah-sekolah selanjutnya.

Adapun subjek penelitian ini adalah para siswa kelas V di SDN Pancasila Lembang, yang usianya antara 10 sampai dengan 12 tahun. Penentuan subyek dilakukan secara purposif dengan kriteria peserta didik kelas atas yang telah mengikuti berbagai pembelajaran SBK yang diselenggarakan oleh sekolah.

C. Pelaksanaan Penelitian

Adapun pelaksanaan penelitian ini dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut :


(26)

1. Tahap Orientasi

Tahap pertama pelaksanaan penelitian dengan menentukan permasalahan yang terjadi di lapangan. Hal-hal yang dilakukan dalam kepentingan sebagai berikut :

1.1. Mengamati berbagai gejala yang terjadi di dalam proses pembelajaran seni musik di Sekolah Dasar yang dilakukan oleh guru kelas/bidang studi di sekolah tersebut;

1.2. Memilih lokasi penelitian untuk memudahkan pelaksanaan dan mencari tingkat permasalahan yang paling serius;

1.3. Menyusun rancangan penelitian sebagai salah satu langkah awal persiapan menghadapi seminar desain;

1.4. Mengurus perizinan (UPI Bandung, Sekolah bersangkutan);

1.5. Menentukan tenaga bantuan untuk menyebarkan daftar isian atau kuisioner dari tenaga pengajar setempat atau pihak lain yang dianggap proporsional; 1.6. Menyiapkan perlengkapan penelitian, seperti perangkat pedoman

wawancara, pedoman observasi, kuisioner dan pedoman penilaian dokumen serta alat bantu perekam dan kamera.

2. Tahap Eksplorasi

Pada tahap ini, dilakukan pengumpulan data tentang pembelajaran seni musik di sekolah dasar di SDN pancasila melalui pengedaran daftar isian, pelaksanaan observasi, wawancara serta studi dokumenter. Meskipun pelaksanaan


(27)

disatukan, pertanyaan-pertanyaan penelitian dimungkinkan berkembang sesuai dengan signifikan keadaan di lapangan. Kegiatan yang dilakukan meliputi :

2.1. Mengedarkan daftar isian/kuisioner kepada beberapa orang guru kelas/bidang studi, serta siswa siswi di SDN pancasila Lembang, seperti ditetapkan sebagai subjek penelitian yang dijadikan mitra kerja dalam penelitian ini, menunjukkan subjek tersebut berdasarkan pertimbangan tertentu, sehingga rahasia penelitian dapat terjamin pada satu sisi, dan sisi lain subjek penelitian mengisi atau memberikan jawaban dalam kondisi apa yang sesungguhnya terjadi, bukan apa yang diharapkan;

2.2.Mengobservasi pembelajaran seni musik yang diterapkan pada saat ini di lingkungan SDN Pancasila oleh guru kelas/bidang studi sejak tahap perencanaan pembelajaran, pelaksanaan hingga proses akhir untuk mencapai tingkat profesional.

2.3.Melakukan wawancara dengan subjek penelitian dalam situasi yang harmonis. Wawancara ini bersifat “snow ball sampling”, artinya jika orang yang pertama belum memberikan jawaban yang lengkap maka akan dihimpun dari orang-orang yang terkait dan mempunyai karakteristik yang sama.

2.4.Mengumpulkan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan masalah penelitian, terutama dokumen pembelajaran kreatif dan produktif baik mengenai persepsi, dasar, alokasi kegiatan, sistematika dan prosedur maupun sumber dana serta implementasi kebijakan tersebut.


(28)

3. Tahap Pengecekan

Pada tahap ini, dilakukan pengecekan ulang semua data atau informasi yang telah dikumpulkan dalam kegiatan terdahulu. Upaya demikian bermanfaat bagi kelengkapan atau kesempurnaan data serta validitas data yang dapat dipercaya. Teknik pengecekan data-data ini melalui kegiatan yang meliputi :

3.1. Mengecek ulang data-data yang sudah tekumpul, baik data bersumber dari dokumentasi maupun melalui pengamatan dan konfirmasi.

3.2. Meminta data dan informasi ulang kepada subjek penelitian apabila ternyata data yang telah terkumpul tersebut belum lengkap. Kegiatan yang dilakukan dengan mengkonfirmasi secara langsung atau melalui perantara lain seperti mengedarkan kuisioner.

3.3. Meminta penjelasan pada pihak-pihak terkait tentang implementasi pembelajaran kreatif dalam pendidikan seni musik, terutama kepada para ahli pendidikan dan para peneliti pembelajaran seni yang bukan termasuk subjek dalam penelitian ini.

D. Teknik Pengolahan dan Penafsiran Data

Sebagaimana dibicarakan di atas bahwa penelitian ini bersifat deskriptif, maka dalam upaya mengolah dan menafsirkan data yang sudah terkumpul kearah yang efektif dilakukan proses ataupun petunjuk pelaksanaan pembelajaran kreatif dan produktif melalui pemanfaatan alat musik bambu yang relevan, seperti dituangkan dalam bab dua. Artinya upaya mengetahui pembelajaran kreatif dan produktif tentang apa adanya pada saat ini dilakukan komparasi dengan berbagai


(29)

teori dan pedoman, akan tetapi tidak mencari hubungan korelasional. Oleh karena itu pengolahan dan penafsiran data dilakukan dengan teknik analisis kualitatif.

Teknik pengolahan dan penafsiran kualitatif tersebut bertujuan untuk melihat hubungan antara persepsi dan gambaran mekanisme, prosedur serta kelemahan dan keunggulan pembelajaran kreatif dan produktif melalui pemanfaatan alat musik bambu di Sekolah Dasar sesuai dengan kondisi saat ini. Teknik pengolahan dan penafsiran data akan menempuh tahapan pelaksanaan berikut ini.

1. Reduksi data; tahap reduksi, semua data yang sudah terkumpul akan diolah dengan menemukan hal-hal pokok dalam pembelajaran kreatif melalui pemanfaatan alat musik bambu di Sekolah Dasar dan merupakan objek tepenting dari temuan penelitian.

2. Display data; Kegiatan pada tahap ini yaitu membuat rangkuman temuan penelitian dalam suasana yang sistematis sehingga pola dan tema sentral pembelajaran kreaatif melalui pemanfaatan alat musik bambu yang dilakukan dapat diketahui dengan mudah. Dari kesimpulan inilah data tersebut akan diberikan makna yang relevan dengan tema penelitian.

3. Verifikasi data; verifikasi data dimaksudkan untuk melakukan pengujian atas kesimpulan yang telah diambil dengan membandingkan teori-teori yang relevan serta pedoman pembelajaraan kreatif melalui pemanfaatan alat musik bambu di sekolah tersebut. Upaya memantapkan pengujian dikaitkan dengan data prasurvey melalui kegiatan member check, sehingga menghasilkan suatu


(30)

penelitian yang bermakna. Setelah semua kegiatan dianggap tuntas, maka selanjutnya dibuat laporan utuh dalam bentuk Tesis.

E. Validasi Hasil Penelitian

Upaya mencapai keabsahan atas data dan informasi yang dihimpun di lapangan, maka secara aktual akan dilakukan dengan mempedomani kombinasi konsep Nasution (1988) dan Mugahdjir (1990) melalui tiga langkah seperti diuraikan di bawah ini :

1. Kredibilitas; dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh kebenaran hasil penelitian dapat dipercaya. Dalam kepentingan ini, dilakukan kegiatan berupa: (a) Trianggulasi yakni mengecek kebenaran data dengan membandingkan data yang diperoleh dari sumber lain, seperti membicarakannya dengan pengawas sekolah dasar atau yang relevan lainnya. (b) membicarakan dengan kolega guna memperoleh penajaman analisis, seperti teman-teman seangkatan atau mereka yang telah menyelesaikan studi setingkat atau program doktoral lainnya. (c) menggunakan bahan referensi guna memahami konteks inti pembicaraan. (d) mengadakan member check, setiap akhir wawancara atau membahas suatu topik diusahakan menyimpulkan secara bersama untuk menghindarkan perbedaan persepsi dan melakukan konfirmasi dengan nara sumber dari hasil wawancara sehingga kekurangan, kekeliruan dapat diperbaiki sesuai dengan yang dimaksud oleh nara sumber.

2. Transferbilitas; dimaksudkan untuk mengetahui hingga mana hasil penelitian dapat diaplikasikan atau digunakan dalam situasi lain. Dalam kepentingan ini,


(31)

dilakukan kegiatan mendeskripsikan serinci mungkin bagaimana penelitian ini dapat diterapkan, terutama di SD Pancasila atau di Sekolah Dasar lainnya. 3. Dependenbilitas; dimaksudkan untuk memeriksa terhadap ketelitian yang

dilakukan sehingga timbul keyakinan bahwa yang dilakukan itu demikian adanya.

Demikian beberapa ketentuan dan cara-cara yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian ini, dengan asumsi bahwa sewaktu-waktu langkah-langkah penelitian tersebut bisa terjadi perubahan, akan tetapi tidak mempengaruhi pada proses perolehan data dan penafsiran dalam pengambilan kesimpulan.

F. Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Pertanyaan Penelitian Aspek Yang Diteliti Indikator

Bagaimana

pembelajaran awal Seni Budaya Keterampilan (seni musik) yang dilaksanakan di SDN Pancasila selama ini.

1. Perencanaan

2. Pengorganisasian

1.1 Pihak yang terlibat dalam penyusunan rencana

pembelajaran.

1.2 Langkah-langkah yang ditempuh dalam penyusunan rencana

pembelajaran. 1.3 Cara mengidentifikasi kebutuhan.

1.4 Komponen-komponen

yang direncanakan.

1.5 Penetapan program

Pembelajaran seni musik

1.6 Penetapan model

pembelajaran seni musik

1.7 Penyediaan sarana dan

media pembelajaran


(32)

3. Pelaksanaan

4. Evaluasi

pembelajaran.

2.2 Pihak yang terlibat dalam

proses pembelajaran

3.1 Model pembelajaran yang

Digunakan

3.2 Pembelajaran seni musik

3.3 Kondisi siswa

4.1 Hasil evaluasi.

Bagaimana pelaksanaan pengembangan model pembelajaran kreatif melalui pemanfaatan alat musik bambu dalam pembelajaran seni musik di SDN Pancasila.

1. Perencanaan

2. Pengorganisasian

3. Pelaksanaan

4. Evaluasi

1.1 Menetukan program pembelajaran berdasarkan satuan pendidikan

1.2 Menginpentarisir

Minat,bakat,dan kemampuan siswa.

1.2 Cara menyiapkan sarana

pengembangan kreativitas yang berdasarkan pada keaadaan lingkungaan sekitar (pemanpaatan bambu)

1.3 Cara penggunaan sarana

dalam meningkatkan kreativitas.

2.1. Struktur proses

pembelajaran.

2.2.Pihak yang terlibat dalam

proses pembelajaran

2.3.Model pembelajaran yang

Digunakan

3.1 Waktu pelaksanaan adaptasi

model pembelajaran

3.2 Proses Pembelajaran.

4.1 Penilaian adaptasi model

pembelajaran kreatif dan produktif

4.2 Pihak yang terlibat dalam

evaluasi.

4.3 Komponen yang di

evaluasi.

5.1 Mengembangkan adaptasi


(33)

5. Pengembangan

Bagaiman efektifitas adaptasi model pembelajaran kreatif melalui pemanfaatan alat musik bambu dalam pembelajaran seni musik yang telah dikembangkan dan disempurnakan. 1. Perencanaan 2. Pengorganisasian 3. Pelaksanaan 4. Kesesuaian pengadaptasian model Pembelajaran kreatif melalui pemanfaatan alat musik bambu

5. Evaluasi

6. Hasil

1.1 Keterlibatan dalam mengidentifikasi kebutuhan dan potensi.

1.2 Keterlibatan dalam

perumusan tujuan.

1.3 Keterlibatan dalam

penyusunan program.

1.4 Keterlibatan dalam

penyediaan sarana.

1.5 Keterlibatan dalam

penentuan waktu.

2.1 Keterlibatan dalam

penyusunan pembelajaran.

2.2 Peran dan tugas guru

pendidikan seni .

3.1 Kelancaran dalam

pelaksanaan pembelajaran.

3.2 Pemanfaatan potensi yang

ada.

3.3 Pemanfaatan alat/media

yang tepat.

3.4 Kesesuaian alat dengan

kemampuan siswa.

3.5 Keterlibatan siswa.

3.6 Suasana pembelajaran.

3.7 Keterlibatan dalam evaluasi.

4.1 Kesesuaian model

pembelajaran dengan kebutuhan siswa.

4.2 Kesesuaian model

pembelajaran dengan potensi siswa.

4.3 Kesesuaian media yang

tepat

dalam mengembangkan kreativitas.

5.1 Keterlibatan dalam

evaluasi.

6.1 Kemudahan meningkatkan


(34)

7. Pengembangan

6.2 Kreativitas yang sesuai

dengan potensi siswa.

6.3 Perubahan, keterampilan

dan sikap.

7.1 Peningkatan kreativitas

yang diharapkan.

7.2 Peningkatan rasa percaya

diri.

7.3 Kemampuan

mengembangkan keahlian yang dimiliki.


(35)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Secara umum, penelitian ini telah mencapai tujuannya yakni menemukan dan mengadaptasikan sebuah model pembelajaran kreatif dan produktif dengan memanfaatkan alat musik bambu di sekolah dasar. Model ini diadaptasi berdasarkan pertimbangan bahwa pada dasarnya siswa memiliki potensi maju dan berkembang sepanjang ada lembaga pendidikan/sekolah yang memberikan pembelajaran kreatif dan produktif secara berkesinambungan, sehingga setiap siswa dapat dengan mudah mengadopsi inovasi. Secara khusus penelitian ini mengajukan kesimpulan-kesimpulan sebagai berikut :

Pertama, pada awalnya pembelajaran yang dilakukan oleh Guru kelas

dalam pembelajaran seni musik di SD Pancasila Lembang bertujuan untuk memberikan proses pembelajaran kepada siswa di sekolah melalui pengalaman berapresiasi, berekspresi melalui pengalaman bermusik yang didapatnya, sehingga tumbuh kepekaan rasa terhadap kesenian, serta dapat menghargai seni dan budayanya, Namun kemampuan untuk menuju kearah tersebut sangat sulit, karena setiap siswa memiliki latar belakang yang berbeda. SDN Pancasila Lembang memiliki beberapa daya dukung dalam rangka pengembangan model pembelajaran kreatif dan produktif, yaitu melalui pemanfaatan lingkungan sekitar dengan pemanfaatan alat musik bambu.


(36)

Kedua, model diawali dengan pertimbangan kondisi objektif para siswa. Proses pembelajaran di padukan dengan bimbingan dan latihan dari guru, melalui berbagai strategi terutama dengan mempertunjukkan kebolehan para siswa didalam setiap kesempatan. Hasil adaptasi model dianalisis secara deskriptif untuk membuat keputusan dalam memperbaiki model konseptual yang telah dibuat untuk siap diuji-cobakan, cara mengimplementasikan model diawali dengan proses identifikasi kebutuhan belajar siswa, selanjutnya disiapkan model pembelajaran kreatif dan produktif dalam tiga tahap.

Ketiga, penilaian dilakukan secara deskriptif melaui pengamatan dan

wawancara. Hasil analisis data menunjukkan bahwa terdapat peningkatan dan pengembangan kreativitas siswa melalui berbagai pembelajaran dan latihan. Selanjutnya model yang sudah dilaksanakan dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan kemampuan siswa, ternyata selain terjadi pengembangan kreativitas siswa, juga terdapat perubahan yang sangat mendasar dimana siswa memiliki rasa tanggung jawab yang sangat tinggi, memiliki rasa percaya diri dan produktif.

B. Saran

Penelitian mendapatkan temuan-temuan yang diperoleh sebagai hasil analisis yang berlandaskan konsepsi keilmuan, sehingga peneliti perlu mengemukakan saran sebagai berikut:


(37)

Penelitian yang menyangkut adaptasi model pembelajaran kreatif dan produktif dengan pemanfaatan alat musik bambu di SD, ternyata lebih efektif untuk peningkatan kreativitas siswa, sehingga implementasi model tersebut dapat ditingkatkan kualitas dan jangkauan pelaksanaannya hingga melibatkan partisipasi dari semua pihak. Model yang diadaptasikan diharapkan dapat diterapkan di sekolah-sekolah yang berada di bawah naungan Dinas Pendidikan khususnya, atau sekolah dibawah naungan yayasan lain pada umumnya.

2. Bagi Siswa

Pelaksanaan model pembelajaran kreatif yang diadaptasikan melalui pemanfaatan alat musik bambu dalam pembelajaran seni musik secara kolaboratif, memberikan peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk mempersiapkan hidup bermakna di masyarakat serta memiliki keterampilan dan keahlian yang berdampak pada penumbuhan rasa tanggung jawab, percaya diri, mandiri, dan produktif. Kondisi realitas demikian bagi siswa dapat berpartisipasi dalam proses pembelajaran secara kolaborasi di rumah maupun di sekolah. Melalui pembelajaran seni musik dengan pengadaptasian model pembelajaran kreatif dan produktif, juga merupakan salah satu usaha untuk memberikan pengalaman berpikir kreatif pada siswanya.

3. Bagi Pemerintah

Partisipasi pemerintah baik pusat maupun daerah untuk dewasa ini dirasakan masih cukup dominan, walau paradigma pembangunan mulai bergeser kepada pemberdayaan masyarakat. Keadaan demikian berdampak pada penyelenggaraan pendidikan, dimana pihak lembaga pendidikan masih


(38)

tergantung terhadap intervensi pemerintah dalam bentuk penyediaan fasilitas, maupun stimulan biaya. Konsekuensi bagi pemerintah setempat dan instansi terkait selayaknya memfasilitasi dan berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan kebutuhan sekolah.

4. Bagi Peneliti Lebih Lanjut

Dalam penelitian ini belum dapat menjangkau partisipasi semua penyelenggara pendidikan seni di sekolah-sekolah secara efektif. Sekolah dengan berbagai keterbatasan memiliki kepentingan untuk memecahkan masalah siswa agar bisa mandiri dan kreatif. sehingga untuk penelitian lebih lanjut direkomendasikan apabila melakukan penelitian adaptasi model pembelajaran kreatif dapat mengkolaborasikan antara kondisi lingkungan sekolah dengan berbagai kegiatan pembelajaran sesuai dengan pasilitas yang ada di sekolah.

Adaptasi model pembelajaran kreatif dengan pemanfaatan alat musik bambu di SD, sangat efektif untuk menangani masalah pembelajaran seni musik di kelas, namun belum semua terpecahkan, sehingga disarankan untuk mengembangkan penelitian lebih lanjut bagaimana mendisain model pembelajaran kreatif dan produktif yang paling efektif bagi para siswa.


(39)

DAFTAR PUSTAKA

Arif, Zainudin (1986), Andragogi, Bandung Angkasa.

Borg, W.R. et.all, (1989), Educational Research, New York:Pitman Publishing.

Davis, Keith, (1985), Human Behavior at Work: Organizational Behavior. New Delhi:tata McGraw-Hill Publishing Company.

Fattah,N. (2000). Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung Remaja Rosda Karya.

Gordon G. Darkenwald & Sharan B. Merriam (1982) Adult Education Foundation

of Practice: Happer &Row, Publishers, New York.

Gowan,J. C . (1981). The Use of Developmental Stage Theory in Helping Gifted Children Become creative.

Gary,S.B. (1993). Human Capital: a Theorytical: and Empirical Analysis With

Special Reference to Educational. Chicago; The University of Chicago

Press.

Hanseker Philip, Dkk (1999), Teknik Pendampingan, Jakarta: Grasindo. Harahap, Irwansyah (2002), Alat Musik Dawai. Jakarta: Lembaga Pendidikan

Seni.

Hastuti.L.W. (2004). Psikologi Perkembangan Anak, Semarang.

James H Mc Millan and Sally Schumacher (2001). Research in Education (a

conceptual introduction). New York: Logman.

Knowles, M. (1977). The Modern Pratice of Adult Education. Andragogy Versus

Pedagogy, New York: Association Press.

Kubarsah, Ubun. (1994). Waditra. CV. Sampurna.

Mack, Dieter. (1996). Pendidikan Musik. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Masunah, Juju. (2003). Apresiasi Seni dan Budaya dalam Pendidikan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.


(40)

Moleong, J,L (2006), Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mudyahardjo R. (2001), Filsafat Ilmu Pendidikan Suatu Pengantar, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Oemar Hamalik (2001). Pendekatan Baru Strategi Belajar Mengajar

Berdasarkan CBSA, Bandung Sinar Baru Algentino.

Pontak, E , (1981),Beberapa Aspek Yang Dapat Menumbuhkan Aktivitas Belajar

Anak, Jakarta: Karya Bhakti Ria Pembangunan.

Roesmidi & Riza. (2006). Pemberdayaan Masyarakat, Sumedang: Alqaprint Jatinangor.

Syaodih, N, (2004). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosda.

Sukanda Enip, & Kubarsah, Ubun. (1994). Ragam Cipta Mengenal Seni

Pertunjukan Jawa Barat. Bandung: CV. Sampurna.

Surya, M , (1985), Psikologi Perkembangan, BP-FIP-Institut Keguruan Ilmu Pendidikan, Bandung.

Supriadi, D, (1995), Kreativitas, Kebudayaan, dan Perkembangan Iptek, Jakarta: Alfabeta

Stewart, A. M. (1998). Empowering People Pemberdayaan Sumber Daya

Manusia, Yogyakarta: Kanisius.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.


(41)

Arif, Zainudin (1986), Andragogi, Bandung Angkasa.

Borg, W.R. et.all, (1989), Educational Research, New York:Pitman Publishing.

Davis, Keith, (1985), Human Behavior at Work: Organizational Behavior. New Delhi:tata McGraw-Hill Publishing Company.

Fattah,N. (2000). Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung Remaja Rosda Karya. Gordon G. Darkenwald & Sharan B. Merriam (1982) Adult Education Foundation of

Practice: Happer &Row, Publishers, New York.

Gowan,J. C . (1981). The Use of Developmental Stage Theory in Helping Gifted Children Become creative.

Gary,S.B. (1993). Human Capital: a Theorytical: and Empirical Analysis With Special

Reference to Educational. Chicago; The University of Chicago Press.

Hanseker Philip, Dkk (1999), Teknik Pendampingan, Jakarta: Grasindo.

Harahap, Irwansyah (2002), Alat Musik Dawai. Jakarta: Lembaga Pendidikan Seni. Hastuti.L.W. (2004). Psikologi Perkembangan Anak, Semarang.

James H Mc Millan and Sally Schumacher (2001). Research in Education (a conceptual

introduction). New York: Logman.

Knowles, M. (1977). The Modern Pratice of Adult Education. Andragogy Versus Pedagogy, New York: Association Press.

Kubarsah, Ubun. (1994). Waditra. CV. Sampurna.

Mack, Dieter. (1996). Pendidikan Musik. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Masunah, Juju. (2003). Apresiasi Seni dan Budaya dalam Pendidikan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Moleong, J,L (2006), Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mudyahardjo R. (2001), Filsafat Ilmu Pendidikan Suatu Pengantar, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Oemar Hamalik (2001). Pendekatan Baru Strategi Belajar Mengajar Berdasarkan CBSA, Bandung Sinar Baru Algentino.


(42)

Pontak, E , (1981),Beberapa Aspek Yang Dapat Menumbuhkan Aktivitas Belajar Anak, Jakarta: Karya Bhakti Ria Pembangunan.

Roesmidi & Riza. (2006). Pemberdayaan Masyarakat, Sumedang: Alqaprint Jatinangor. Syaodih, N, (2004). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosda.

Sukanda Enip, & Kubarsah, Ubun. (1994). Ragam Cipta Mengenal Seni Pertunjukan Jawa

Barat. Bandung: CV. Sampurna.

Surya, M , (1985), Psikologi Perkembangan, BP-FIP-Institut Keguruan Ilmu Pendidikan, Bandung.

Supriadi, D, (1995), Kreativitas, Kebudayaan, dan Perkembangan Iptek, Jakarta: Alfabeta Stewart, A. M. (1998). Empowering People Pemberdayaan Sumber Daya Manusia,

Yogyakarta: Kanisius.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


(1)

Penelitian yang menyangkut adaptasi model pembelajaran kreatif dan produktif dengan pemanfaatan alat musik bambu di SD, ternyata lebih efektif untuk peningkatan kreativitas siswa, sehingga implementasi model tersebut dapat ditingkatkan kualitas dan jangkauan pelaksanaannya hingga melibatkan partisipasi dari semua pihak. Model yang diadaptasikan diharapkan dapat diterapkan di sekolah-sekolah yang berada di bawah naungan Dinas Pendidikan khususnya, atau sekolah dibawah naungan yayasan lain pada umumnya.

2. Bagi Siswa

Pelaksanaan model pembelajaran kreatif yang diadaptasikan melalui pemanfaatan alat musik bambu dalam pembelajaran seni musik secara kolaboratif, memberikan peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk mempersiapkan hidup bermakna di masyarakat serta memiliki keterampilan dan keahlian yang berdampak pada penumbuhan rasa tanggung jawab, percaya diri, mandiri, dan produktif. Kondisi realitas demikian bagi siswa dapat berpartisipasi dalam proses pembelajaran secara kolaborasi di rumah maupun di sekolah. Melalui pembelajaran seni musik dengan pengadaptasian model pembelajaran kreatif dan produktif, juga merupakan salah satu usaha untuk memberikan pengalaman berpikir kreatif pada siswanya.

3. Bagi Pemerintah

Partisipasi pemerintah baik pusat maupun daerah untuk dewasa ini dirasakan masih cukup dominan, walau paradigma pembangunan mulai bergeser kepada pemberdayaan masyarakat. Keadaan demikian berdampak pada penyelenggaraan pendidikan, dimana pihak lembaga pendidikan masih


(2)

130

tergantung terhadap intervensi pemerintah dalam bentuk penyediaan fasilitas, maupun stimulan biaya. Konsekuensi bagi pemerintah setempat dan instansi terkait selayaknya memfasilitasi dan berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan kebutuhan sekolah.

4. Bagi Peneliti Lebih Lanjut

Dalam penelitian ini belum dapat menjangkau partisipasi semua penyelenggara pendidikan seni di sekolah-sekolah secara efektif. Sekolah dengan berbagai keterbatasan memiliki kepentingan untuk memecahkan masalah siswa agar bisa mandiri dan kreatif. sehingga untuk penelitian lebih lanjut direkomendasikan apabila melakukan penelitian adaptasi model pembelajaran kreatif dapat mengkolaborasikan antara kondisi lingkungan sekolah dengan berbagai kegiatan pembelajaran sesuai dengan pasilitas yang ada di sekolah.

Adaptasi model pembelajaran kreatif dengan pemanfaatan alat musik bambu di SD, sangat efektif untuk menangani masalah pembelajaran seni musik di kelas, namun belum semua terpecahkan, sehingga disarankan untuk mengembangkan penelitian lebih lanjut bagaimana mendisain model pembelajaran kreatif dan produktif yang paling efektif bagi para siswa.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Arif, Zainudin (1986), Andragogi, Bandung Angkasa.

Borg, W.R. et.all, (1989), Educational Research, New York:Pitman Publishing.

Davis, Keith, (1985), Human Behavior at Work: Organizational Behavior. New Delhi:tata McGraw-Hill Publishing Company.

Fattah,N. (2000). Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung Remaja Rosda Karya.

Gordon G. Darkenwald & Sharan B. Merriam (1982) Adult Education Foundation of Practice: Happer &Row, Publishers, New York.

Gowan,J. C . (1981). The Use of Developmental Stage Theory in Helping Gifted Children Become creative.

Gary,S.B. (1993). Human Capital: a Theorytical: and Empirical Analysis With Special Reference to Educational. Chicago; The University of Chicago Press.

Hanseker Philip, Dkk (1999), Teknik Pendampingan, Jakarta: Grasindo. Harahap, Irwansyah (2002), Alat Musik Dawai. Jakarta: Lembaga Pendidikan

Seni.

Hastuti.L.W. (2004). Psikologi Perkembangan Anak, Semarang.

James H Mc Millan and Sally Schumacher (2001). Research in Education (a conceptual introduction). New York: Logman.

Knowles, M. (1977). The Modern Pratice of Adult Education. Andragogy Versus Pedagogy, New York: Association Press.

Kubarsah, Ubun. (1994). Waditra. CV. Sampurna.

Mack, Dieter. (1996). Pendidikan Musik. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Masunah, Juju. (2003). Apresiasi Seni dan Budaya dalam Pendidikan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.


(4)

132

Moleong, J,L (2006), Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mudyahardjo R. (2001), Filsafat Ilmu Pendidikan Suatu Pengantar, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Oemar Hamalik (2001). Pendekatan Baru Strategi Belajar Mengajar Berdasarkan CBSA, Bandung Sinar Baru Algentino.

Pontak, E , (1981),Beberapa Aspek Yang Dapat Menumbuhkan Aktivitas Belajar Anak, Jakarta: Karya Bhakti Ria Pembangunan.

Roesmidi & Riza. (2006). Pemberdayaan Masyarakat, Sumedang: Alqaprint Jatinangor.

Syaodih, N, (2004). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosda.

Sukanda Enip, & Kubarsah, Ubun. (1994). Ragam Cipta Mengenal Seni Pertunjukan Jawa Barat. Bandung: CV. Sampurna.

Surya, M , (1985), Psikologi Perkembangan, BP-FIP-Institut Keguruan Ilmu Pendidikan, Bandung.

Supriadi, D, (1995), Kreativitas, Kebudayaan, dan Perkembangan Iptek, Jakarta: Alfabeta

Stewart, A. M. (1998). Empowering People Pemberdayaan Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: Kanisius.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arif, Zainudin (1986), Andragogi, Bandung Angkasa.

Borg, W.R. et.all, (1989), Educational Research, New York:Pitman Publishing.

Davis, Keith, (1985), Human Behavior at Work: Organizational Behavior. New Delhi:tata McGraw-Hill Publishing Company.

Fattah,N. (2000). Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung Remaja Rosda Karya. Gordon G. Darkenwald & Sharan B. Merriam (1982) Adult Education Foundation of

Practice: Happer &Row, Publishers, New York.

Gowan,J. C . (1981). The Use of Developmental Stage Theory in Helping Gifted Children Become creative.

Gary,S.B. (1993). Human Capital: a Theorytical: and Empirical Analysis With Special Reference to Educational. Chicago; The University of Chicago Press.

Hanseker Philip, Dkk (1999), Teknik Pendampingan, Jakarta: Grasindo.

Harahap, Irwansyah (2002), Alat Musik Dawai. Jakarta: Lembaga Pendidikan Seni. Hastuti.L.W. (2004). Psikologi Perkembangan Anak, Semarang.

James H Mc Millan and Sally Schumacher (2001). Research in Education (a conceptual introduction). New York: Logman.

Knowles, M. (1977). The Modern Pratice of Adult Education. Andragogy Versus Pedagogy, New York: Association Press.

Kubarsah, Ubun. (1994). Waditra. CV. Sampurna.

Mack, Dieter. (1996). Pendidikan Musik. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Masunah, Juju. (2003). Apresiasi Seni dan Budaya dalam Pendidikan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Moleong, J,L (2006), Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mudyahardjo R. (2001), Filsafat Ilmu Pendidikan Suatu Pengantar, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Oemar Hamalik (2001). Pendekatan Baru Strategi Belajar Mengajar Berdasarkan CBSA, Bandung Sinar Baru Algentino.


(6)

Pontak, E , (1981),Beberapa Aspek Yang Dapat Menumbuhkan Aktivitas Belajar Anak, Jakarta: Karya Bhakti Ria Pembangunan.

Roesmidi & Riza. (2006). Pemberdayaan Masyarakat, Sumedang: Alqaprint Jatinangor. Syaodih, N, (2004). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosda.

Sukanda Enip, & Kubarsah, Ubun. (1994). Ragam Cipta Mengenal Seni Pertunjukan Jawa Barat. Bandung: CV. Sampurna.

Surya, M , (1985), Psikologi Perkembangan, BP-FIP-Institut Keguruan Ilmu Pendidikan, Bandung.

Supriadi, D, (1995), Kreativitas, Kebudayaan, dan Perkembangan Iptek, Jakarta: Alfabeta Stewart, A. M. (1998). Empowering People Pemberdayaan Sumber Daya Manusia,

Yogyakarta: Kanisius.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.