Perancangan Branding "Galengan Sora Awi" Sebagai Kelompok Musik Tradisional Bambu Kreatif.

(1)

  ii ABSTRACT

THE BRANDING SCHEME OF GALENGAN SORA AWI AS A CREATIVE TRADITIONAL BAMBOO MUSIC GROUP

Submitted by Ega ramdani pratama

NRP 0964190

West Java is one of the provinces in Indonesia famous for as bamboo traditional musical instrument. And yet, their knowledge of bamboo musical instruments seems to be limited in only certain musical instruments like angklung, karinding and suling. Based on that ground, the writer attempts to bring back the indonesians’s memories through the so called Galengan Sora Awi. It is a bamboo musical instrument invented by a group of creative artists. They find it compulsory to conserve the heritage of their ancestors’ culture. Speaking of the name, Galengan is a path that exists in rice fields and sora means sound, whereas Awi means bamboo. Thus, Galengan Sora Awi means to provide ways for the potentials to maximize their capabilities through bamboo as the musical instruments. To materialize it, the writer makes use of Galengan sora Awi branding. The branding is made up of four elements.i.e., brand positioning, brand identity, brand personality and brand communication. The branding of Galengan Sora Awi will be visualized via logogram that has a bamboo piece shape and the logotype Galengan sora Awi will use the tag line culture, unique and natural. The media used are websites and cd covers, with complementary media such as stationaries, web banner, merchandise including pin, sticker, t-shirt, and mini karinding. With proper branding scheme of Galengan sora Awi as a creative bamboo traditional music, the youngsters will learn to love and preserve the Sundanese culture.


(2)

  iii DAFTAR ISI

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang……….. 1

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup……… 2

1.2.1 Rumusan Masalah………. 2

1.2.1 Ruang Lingkup……….. 2

1.3 Tujuan Perancangan……….. 3

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data……… 3

1.5 Skema Perancangan………... 4

  BAB II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kebudayaan... 5

2.2 Kesenian Tradisional... 5

2.3 Pengertian Musik Tradisional... 6

2.3.1 Fungsi Musik Tradisional... 7

2.4 Alat Musik Bambu... 8

2.4.1 Jenis – jenis Musik Bambu... 8

2.5 Teori Brand……… 13

2.5.1 Brand……… 13

2.5.3 Logo……….. 17

2.6 Teori Psikologi Remaja………... 18

2.6.1 Batasan Usia Remaja………. 18

BAB III. DATA DAN ANALISIS 3.1 Data dan Fakta……… 21

3.1.1 Sejarah Kelompok Musik Galengan Sora Awi……….... 21

3.1.2 Profil Lembaga dan Badan Terkait……….. 23

3.1.2.1 Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat... 23

3.1.2.2 Balai Pengelola Taman Budaya... 24

3.1.3 Data Wawancara dan kuesioner……….... 25


(3)

  iv

3.1.3.2 Data kwesioner………. 27

3.1.4 Tinjauan Terhadap Proyek Sejenis………... 30

3.1.4.1 Saung Angklung Udjo……….. 30

3.2 Analisis Terhadap Permasalahan Berdasarkan Data dan Fakta... 31

3.2.1 Analisis Pemecahan Masalah Galengan Sora Awi... 31

3.2.2 Analisis STP (Segmentasi, Targeting, Positioning)….... 32

3.2.3 Analisis SWOT……….... 32

BAB IV. PEMECAHAN MASALAH 4.1 Konsep Komunikasi……….... 34

4.2 Konsep Kreatif ………... 34

4.2.1 Warna……….... 35

4.2.2 Fotografi……… 35

4.3 Konsep Media………. 36

4.4 Hasil Karya………. 38

4.1 Logo………... 38

4.4.2 Website………. 40

4.4.3 Cover CD... 44

4.4.4 Stationary……….. 45

4.4.5 Web Banner……….. 46

4.4.6 Merchandise………... 46

4.4.7 Aplikasi promosi sosial media………. 47

BAB V. PENUTUP 5.1 Kesimpulan………. 48


(4)

Universitas Kristen Maranatha 1 BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia mempunyai beraneka ragam kebudayaan yang sangat erat hubungannya dengan masyarakat, sayangnya dengan kemajuan jaman sekarang perlahan-lahan kebudayaan yang dimiliki Indonesia kurang di lestarikan dengan baik. Sangat diperlukan kesadaran masyarakat untuk lebih melestarikan, mencintai, dan menumbuhkan rasa bangga terhadap kebudayaan yang ada salah satunya budaya musik di Indonesia, seluruh musik yang berkembang di Indonesia, yang menunjukkan ciri kebudayaan Indonesia. Menurut Alan P. Merriam (1964:218) musik memiliki fungsi sebagai sarana komunikasi, persembahan simbolis, respon fisik, keserasian norma-norma masyarakat, ritual keagamaan, kebudayaan, dan identitas masyarakat. Ragam musik nusantara yang berkembang dapat dibedakan menjadi musik tradisi, musik keroncong, musik dangdut, musik perjuangan, dan musik pop.

Alat musik tradisional tidak hanya sekedar alat musik yang dimainkan pada waktu-waktu tertentu. Alat musik tradisional merupakan warisan budaya bangsa yang juga menunjukan identitas Negara. Di kawasan Jawa Barat merupakan salah satu wilayah dengan kekayaan budaya yang kental, alat musik tradisional Jawa Barat sudah banyak dikenal masyarakat Indonesia. Alat musik yang berasal dari wilayah Jawa Barat yang sudah dikenal oleh masyarakat adalah angklung, calung, gendang, suling, kecapi dan lain-lain.

Seperti yang dilansir detikHOT pada 06/09/2013 yang berjudul “Meski Indonesia Gudangnya, Alat Musik Bambu Kurang Diakrabi Bangsa Sendiri” bambu sudah jadi bagian dari hidup keseharian orang Indonesia. Mulai sebagai senjata bambu runcing saat perebutan kemerdekaan, dan sebagai alat musik.

Seperti pemberitahuan artikel di atas maka penulis ingin memperkenalkan kembali seni tradisional di daerah Jawa Barat yaitu Kota Bandung, Kesenian yang diangkat adalah kesenian alat musik yang terbuat dari bambu, alat musik bambu ini sempat dibilang punah karena kurangnya generasi penerus untuk mengembangkan seni ini sendiri.

Banyak masyarakat yang mengartikan alat musik bambu khas Jawa Barat itu hanyalah angklung, karinding, dan suling. Penulis ingin memperkenalkan alat


(5)

Universitas Kristen Maranatha 2 musik bambu yang sudah dilupakan khususnya oleh masyarakat Jawa Barat, Alat musik bambu yang diciptakan atau mereka ulang cipta kemasan (modifikasi) dan di mainkan oleh kelompok musik Galengan Sora Awi ini terbilang sangat unik dan langka, alat musik yang diciptakan oleh Galengan Sora Awi ini adalah terompet, kendang awi (baragbag), gambang, kohkol, karinding, suling dan celempung goong.

Sangat di sayangkan apabila kesenian dan kebudayaan warisan nenek moyang kita ini lagi-lagi diambil oleh Negara lain inilah dasar dari penulis ingin mengangkat kembali kesenian yang telah dibuat oleh kelompok musik Galengan Sora Awi.

Selain itu, kelompok musik Galengan Sora Awi memiliki banyak orang-orang yang kreatif dalam hal seni musik apalagi mereka di tuntut dan di wajibkan untuk melestarikan warisan budaya leluhur, selain itu kelompok musik Galengan Sora Awi yang artinya “Galengan” jalan kecil di pematang sawah, “Sora” suara musik, “Awi” dalam bahasa Indonesia yang artinya bambu, jadi Galengan Sora Awi itu jalan kecil yang membawa manfaat dan memaksimalkan potensi dari masing-masing personil melalui media musik bambu.

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup 1.2.1 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka penulis merumuskan bahwa permasalahan yang terjadi adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana merancang strategi branding Galengan Sora Awi agar dapat dikenal sebagai kelompok musik tradisional bambu yang kreatif ?

2. Bagaimana memperkenalkan alat musik bambu khas sunda yang direka cipta ulang oleh kelompok musik Galengan sora awi ?

1.2.1 Ruang Lingkup

Memperkenalkan Galengan Sora Awi sebagai kelompok musik tradisional bambu dengan strategi branding dengan target audience remaja dan mahasiswa dengan skala lokal daerah kota Bandung.


(6)

Universitas Kristen Maranatha 3 Tujuan perancangan berdasarkan permasalahan diatas adalah sebagai berikut:

1. Remaja dapat mengetahui Kelompok musik Galengan Sora Awi melalui perancangan strategi branding yang efektif

2. Remaja dapat mengetahui alat musik bambu khas sunda yang sudah direka cipta ulang oleh kelompok musik Galengan Sora Awi.

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Dalam penyusunan penulisan ini, penulis memperoleh data dengan cara kualitatif, yaitu dengan cara:

1. Studi Pustaka

Penulis mengumpulkan data dan informasi yang di dapat melalui buku, Koran, dan situs internet yang dapat mendukung penelitian. Studi pustaka digunakan sebagai pendukung teori, agar informasi yang disampaikan dapat

dipertanggung jawabkan kebenarannya. 2. Kuesioner

Penulis membuat pernyataan tentang kesenian musik tradisional bambu Jawa Barat yang di sebarkan melalui media internet agar memperoleh data dan fakta yang relevan.

3. Wawancara

Penulis membuat beberapa pertanyaan tentang kelompok musik Galengan Sora Awi untuk di jawab dan didiskusikan dengan berbagai narasumber. 4. Observasi Lapangan


(7)

Universitas Kristen Maranatha 4 1.5 Skema Perancangan

                                                LATAR BELAKANG

Alat musik bambu kurang diakrabi bangsa sendiri, banyak masyarakat yang mengartikan alat

musik bambu khas Jawa Barat itu hanyalah angklung, karinding, dan suling.

PERMASALAHAN DAN RUANG LINGKUP

Bagaimana merancang strategi branding Galengan Sora Awi agar dapat dikenal sebagai kelompok musik tradisi bambu yang kreatif ?

TUJUAN AKHIR PERANCANGAN

• Remaja dapat mengetahui Kelompok musik Galengan Sora Awi melalui perancangan

strategi branding yang efektif

• Remaja dapat mengetahui alat musik bambu khas sunda yang sudah direka cipta ulang oleh kelompok musik Galengan Sora Awi.

LANDASAN TEORI

• Pengertian Kebudayaan

• Kesenian Tradisional

• Pengertian Musik Tradisional

• Alat Musik Bambu

• Teori Branding

• Teori Warna

• Teori Psikologi Remaja

SUMBER DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA

• Studi Pustaka

• Observasi Lapangan

• Kuesioner

• Wawancara

SUMBER DAN PENGUMPULAN DATA

HASIL AKHIR PERANCANGAN

Melalui branding remaja / anak muda dapat mengenal Galengan Sora Awi sebagai kelompok


(8)

Universitas Kristen Maranatha 47 BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan riset dan pendalaman masalah, dapat disimpulkan bahwa banyak orang yang tidak mengetahui dan mengenal Kelompok musik Galengan Sora Awi. Padahal Galengan Sora Awi merupakan kelompok musik yang mengeksplorasi kekayaan bambu dan mengembangkan kebudayaan.

Berangkat dari masalah diatas, penulis ingin memperkenalkan melalui branding kelompok musik Galengan Sora Awi, diharapkan dapat memberikan dampak yang baik pada kelestarian budaya Indonesia. Branding yang dibuat harus menarik terutama bagi para kaum muda.

Demikian kesimpulan yang diperoleh penulis selama melakukan penelitian dan perancangan. Semoga hasil penulisan serta perancangan dapat berguna di masa yang akan datang. Terima kasih.

5.2 Saran

Di masyarakat khususnya masyarakat Jawa Barat, kesenian musik khas bambu merupakan warisan kebudayaan yang turun temurun diwariskan oleh nenek moyang, harus kita jaga, karena musik bambu mengandung arti yang sangat dalam yang mengacu pada kebudayaan dan eksistensi suku Sunda. Melalui

perancangan banding Kelommpok musik Galengan Sora Awi ini diharapkan

dapat membuka paradigma dan pembelajaran tentang eksplorasi musik bambu sehingga kebudayaan Indonesia tidak menghilang keberadaannya.


(9)

  x

DAFTAR PUSTAKA

Tridoanda, Reski, 2013. “Perancangan Branding Band Tiga Pagi”. Skripsi. Bandung: Fakultas Seni Rupa dan Desain, Universitas Kristen Maranatha.

Gunarsa, S. D. (1989). PsikologiPperkembangan: Anak dan Remaja. Jakarta: BPK. Gunung Mulia.

Hurlock, E.B. (1991). Psikolgi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan (Terjemahan oleh Istiwidayanti dan Soedjarwo). Jakarta : Penerbit Erlangga.

Mongks, F. J. , Knoers, A. M. P. , & Haditono, S. R. (2000). Psikologi

Perkembangan: Pengantar dalam berbagai bagiannya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Santrok, J. W. (2003). Adolescence (Perkembangan Remaja). Terjemahan. Jakarta: Penerbit Erlangga.

10 Mei 2012. “alat musik bambu”, (online),

(http://edukasi.kompasiana.com/2012/10/03/25-alat-musik-bambu-asli-indonesiayang-hampir-punah-492537.html, diakses 19 Februari 2014).

(online), (http://www.jabarprov.go.id/index.php/subMenu/42, diakses 20 Februari 2014),

(online), (http://www.angklung-udjo.co.id, diakses 20 Februari 2014), November 2012. “Pengertian budaya dan kebudayaan”, (online),

(http://www.referensimakalah.com/2012/11/pengertian-budaya-dan-kebudayaan.html, diakses 19 Februari 2014),

April 2009. “Psikologi remaja” (online) (http://netsains.net/2009/04/psikologi-remaja-karakteristik-dan-permasalahannya.html, diakses 29 Februari 2014)


(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia mempunyai beraneka ragam kebudayaan yang sangat erat hubungannya dengan masyarakat, sayangnya dengan kemajuan jaman sekarang perlahan-lahan kebudayaan yang dimiliki Indonesia kurang di lestarikan dengan baik. Sangat diperlukan kesadaran masyarakat untuk lebih melestarikan, mencintai, dan menumbuhkan rasa bangga terhadap kebudayaan yang ada salah satunya budaya musik di Indonesia, seluruh musik yang berkembang di Indonesia, yang menunjukkan ciri kebudayaan Indonesia. Menurut Alan P. Merriam (1964:218) musik memiliki fungsi sebagai sarana komunikasi, persembahan simbolis, respon fisik, keserasian norma-norma masyarakat, ritual keagamaan, kebudayaan, dan identitas masyarakat. Ragam musik nusantara yang berkembang dapat dibedakan menjadi musik tradisi, musik keroncong, musik dangdut, musik perjuangan, dan musik pop.

Alat musik tradisional tidak hanya sekedar alat musik yang dimainkan pada waktu-waktu tertentu. Alat musik tradisional merupakan warisan budaya bangsa yang juga menunjukan identitas Negara. Di kawasan Jawa Barat merupakan salah satu wilayah dengan kekayaan budaya yang kental, alat musik tradisional Jawa Barat sudah banyak dikenal masyarakat Indonesia. Alat musik yang berasal dari wilayah Jawa Barat yang sudah dikenal oleh masyarakat adalah angklung, calung, gendang, suling, kecapi dan lain-lain.

Seperti yang dilansir detikHOT pada 06/09/2013 yang berjudul “Meski Indonesia Gudangnya, Alat Musik Bambu Kurang Diakrabi Bangsa Sendiri” bambu sudah jadi bagian dari hidup keseharian orang Indonesia. Mulai sebagai senjata bambu runcing saat perebutan kemerdekaan, dan sebagai alat musik.

Seperti pemberitahuan artikel di atas maka penulis ingin memperkenalkan kembali seni tradisional di daerah Jawa Barat yaitu Kota Bandung, Kesenian yang diangkat adalah kesenian alat musik yang terbuat dari bambu, alat musik bambu ini sempat dibilang punah karena kurangnya generasi penerus untuk mengembangkan seni ini sendiri.

Banyak masyarakat yang mengartikan alat musik bambu khas Jawa Barat itu hanyalah angklung, karinding, dan suling. Penulis ingin memperkenalkan alat


(2)

Universitas Kristen Maranatha 2 musik bambu yang sudah dilupakan khususnya oleh masyarakat Jawa Barat, Alat musik bambu yang diciptakan atau mereka ulang cipta kemasan (modifikasi) dan di mainkan oleh kelompok musik Galengan Sora Awi ini terbilang sangat unik dan langka, alat musik yang diciptakan oleh Galengan Sora Awi ini adalah terompet, kendang awi (baragbag), gambang, kohkol, karinding, suling dan celempung goong.

Sangat di sayangkan apabila kesenian dan kebudayaan warisan nenek moyang kita ini lagi-lagi diambil oleh Negara lain inilah dasar dari penulis ingin mengangkat kembali kesenian yang telah dibuat oleh kelompok musik Galengan Sora Awi.

Selain itu, kelompok musik Galengan Sora Awi memiliki banyak orang-orang yang kreatif dalam hal seni musik apalagi mereka di tuntut dan di wajibkan untuk melestarikan warisan budaya leluhur, selain itu kelompok musik Galengan Sora Awi yang artinya “Galengan” jalan kecil di pematang sawah, “Sora” suara musik, “Awi” dalam bahasa Indonesia yang artinya bambu, jadi Galengan Sora Awi itu jalan kecil yang membawa manfaat dan memaksimalkan potensi dari masing-masing personil melalui media musik bambu.

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup 1.2.1 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka penulis merumuskan bahwa permasalahan yang terjadi adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana merancang strategi branding Galengan Sora Awi agar dapat dikenal sebagai kelompok musik tradisional bambu yang kreatif ?

2. Bagaimana memperkenalkan alat musik bambu khas sunda yang direka cipta ulang oleh kelompok musik Galengan sora awi ?

1.2.1 Ruang Lingkup

Memperkenalkan Galengan Sora Awi sebagai kelompok musik tradisional bambu dengan strategi branding dengan target audience remaja dan mahasiswa dengan skala lokal daerah kota Bandung.


(3)

Tujuan perancangan berdasarkan permasalahan diatas adalah sebagai berikut: 1. Remaja dapat mengetahui Kelompok musik Galengan Sora Awi melalui

perancangan strategi branding yang efektif

2. Remaja dapat mengetahui alat musik bambu khas sunda yang sudah direka cipta ulang oleh kelompok musik Galengan Sora Awi.

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Dalam penyusunan penulisan ini, penulis memperoleh data dengan cara kualitatif, yaitu dengan cara:

1. Studi Pustaka

Penulis mengumpulkan data dan informasi yang di dapat melalui buku, Koran, dan situs internet yang dapat mendukung penelitian. Studi pustaka digunakan sebagai pendukung teori, agar informasi yang disampaikan dapat

dipertanggung jawabkan kebenarannya. 2. Kuesioner

Penulis membuat pernyataan tentang kesenian musik tradisional bambu Jawa Barat yang di sebarkan melalui media internet agar memperoleh data dan fakta yang relevan.

3. Wawancara

Penulis membuat beberapa pertanyaan tentang kelompok musik Galengan Sora Awi untuk di jawab dan didiskusikan dengan berbagai narasumber. 4. Observasi Lapangan


(4)

Universitas Kristen Maranatha 4 1.5 Skema Perancangan

                                                LATAR BELAKANG

Alat musik bambu kurang diakrabi bangsa sendiri, banyak masyarakat yang mengartikan alat musik bambu khas Jawa Barat itu hanyalah angklung, karinding, dan suling.

PERMASALAHAN DAN RUANG LINGKUP

Bagaimana merancang strategi branding Galengan Sora Awi agar dapat dikenal sebagai kelompok musik tradisi bambu yang kreatif ?

TUJUAN AKHIR PERANCANGAN

• Remaja dapat mengetahui Kelompok musik Galengan Sora Awi melalui perancangan

strategi branding yang efektif

• Remaja dapat mengetahui alat musik bambu khas sunda yang sudah direka cipta ulang oleh kelompok musik Galengan Sora Awi.

LANDASAN TEORI

• Pengertian Kebudayaan

• Kesenian Tradisional

• Pengertian Musik Tradisional

• Alat Musik Bambu

• Teori Branding

• Teori Warna

• Teori Psikologi Remaja

SUMBER DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA

• Studi Pustaka

• Observasi Lapangan

• Kuesioner

• Wawancara

SUMBER DAN PENGUMPULAN DATA

HASIL AKHIR PERANCANGAN

Melalui branding remaja / anak muda dapat mengenal Galengan Sora Awi sebagai kelompok musik tradisional bambu yang kreatif, dan memiliki alat musik bambu khas Jawa Barat yang unik.


(5)

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan riset dan pendalaman masalah, dapat disimpulkan bahwa banyak orang yang tidak mengetahui dan mengenal Kelompok musik Galengan Sora Awi. Padahal Galengan Sora Awi merupakan kelompok musik yang mengeksplorasi kekayaan bambu dan mengembangkan kebudayaan.

Berangkat dari masalah diatas, penulis ingin memperkenalkan melalui branding kelompok musik Galengan Sora Awi, diharapkan dapat memberikan dampak yang baik pada kelestarian budaya Indonesia. Branding yang dibuat harus menarik terutama bagi para kaum muda.

Demikian kesimpulan yang diperoleh penulis selama melakukan penelitian dan perancangan. Semoga hasil penulisan serta perancangan dapat berguna di masa yang akan datang. Terima kasih.

5.2 Saran

Di masyarakat khususnya masyarakat Jawa Barat, kesenian musik khas bambu merupakan warisan kebudayaan yang turun temurun diwariskan oleh nenek moyang, harus kita jaga, karena musik bambu mengandung arti yang sangat dalam yang mengacu pada kebudayaan dan eksistensi suku Sunda. Melalui perancangan banding Kelommpok musik Galengan Sora Awi ini diharapkan dapat membuka paradigma dan pembelajaran tentang eksplorasi musik bambu sehingga kebudayaan Indonesia tidak menghilang keberadaannya.


(6)

  x

DAFTAR PUSTAKA

Tridoanda, Reski, 2013. “Perancangan Branding Band Tiga Pagi”. Skripsi. Bandung: Fakultas Seni Rupa dan Desain, Universitas Kristen Maranatha.

Gunarsa, S. D. (1989). PsikologiPperkembangan: Anak dan Remaja. Jakarta: BPK. Gunung Mulia.

Hurlock, E.B. (1991). Psikolgi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan (Terjemahan oleh Istiwidayanti dan Soedjarwo). Jakarta : Penerbit Erlangga.

Mongks, F. J. , Knoers, A. M. P. , & Haditono, S. R. (2000). Psikologi

Perkembangan: Pengantar dalam berbagai bagiannya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Santrok, J. W. (2003). Adolescence (Perkembangan Remaja). Terjemahan. Jakarta: Penerbit Erlangga.

10 Mei 2012. “alat musik bambu”, (online),

(http://edukasi.kompasiana.com/2012/10/03/25-alat-musik-bambu-asli-indonesiayang-hampir-punah-492537.html, diakses 19 Februari 2014).

(online), (http://www.jabarprov.go.id/index.php/subMenu/42, diakses 20 Februari 2014),

(online), (http://www.angklung-udjo.co.id, diakses 20 Februari 2014), November 2012. “Pengertian budaya dan kebudayaan”, (online),

(http://www.referensimakalah.com/2012/11/pengertian-budaya-dan-kebudayaan.html, diakses 19 Februari 2014),

April 2009. “Psikologi remaja” (online) (http://netsains.net/2009/04/psikologi-remaja-karakteristik-dan-permasalahannya.html, diakses 29 Februari 2014)