UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMUKUL DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN KASTI MELALUI MODIFIKASI ALAT : Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V B SDN Gegerkalong KPAD Bandung.
Ikka Rismawati Sukana, 2015
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMUKUL DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN KASTI MELALUI MODIFIKASI ALAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMUKUL DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN KASTI MELALUI MODIFIKASI ALAT
(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V B SDN Gegerkalong KPAD Bandung)
Ikka Rismawati Sukana Pembimbing I Drs. Mudjihartono, M.Pd.
Pembimbng II Jajat Darajat K.N., M.Kes., AIFO
Abstrak
Penelitian ini dilatarberlakangi rendahnya keterampilan memukul siswa dalam pembelajaran permainan kasti, diduga alat yang ada disekolah kurang sesuai dengan karakteristik perkembangan siswa, diperlukan alat modifikasi yang tepat untuk membantu siswa dalam pembelajaran permainan kasti. Masalah penelitian ini adalah sejauh mana upaya meningkatkan keterampilan memukul dalam pembelajaran permainan kasti melalui modifikasi alat. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas atau Classroom Action Research pada siswa kelas V B SDN Gegerkalong KPAD Bandung yang berjumlah 36 siswa. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi siswa mengenai format penilaian keterampilan memukul, dan dokumentasi penelitian. Prosentase peningkatan perolehan rata-rata setiap tindakan pada praobservasi mencapai 49%, pada siklus I tindakan 1 mencapai 61%, Pada siklus I tindakan 2 mencapai 72%, pada siklus II tindakan 3 mencapai 88% dan pada siklus II tindakan 4 mencapai 91%. Selanjutnya tindakan dihentikan karena sudah dirasa cukup. Hasil ini menunjukkan peningkatan setiap tindakannya dan menunjukkan bahwa melalui modifikasi alat dapat meningkatkan keterampilan memukul siswa dalam pembelajaran permainan kasti.
(2)
Ikka Rismawati Sukana, 2015
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMUKUL DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN KASTI MELALUI MODIFIKASI ALAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
An Efforts in Improving Hitting Ability in Rounders Game Lesson Through Modification Tools
(A Classroom Action Research on Fifth Grade Students at SDN Gegerkalong KPAD Bandung)
Ikka Rismawati Sukana
Main Supervisor Drs. Mudjihartono, M.Pd.
Co-Supervisor Jajat Darajat K.N., M.Kes., AIFO
Abstract
This study was based on the lack of students’ ability in hitting the ball in
rounders game lesson. This problem is caused by inappropriate tools with the students characteristic which is used in the school. As a result, the appropriate modification tools is needed to help students in learning rounders game. Moreover, students are expected to be able in pursuing rounders game lesson well and improving their hitting ability. This study is using Classroom Action Research as a research methods. The population of this study is 36 fifth grade of students in SDN Gegerkalong KPAD Bandung. The research instruments, which are used for this study, are observation and documentation. The average percentage improvement, which is increasing in every action; in pre-observation, is about 49%. In cycle I - action 1 61%, cycle I - action 2 72%. In cycle II – action 3 88%, cycle II – action 4 91%. Afterwards, the action is stopped because the result of the action is considered as sufficient enough. The result of the study shows that there is a great improvement
in every action. Thus, it reveals that modification tools improve students’ hitting
ability in rounders game lesson.
(3)
Ikka Rismawati Sukana, 2015
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMUKUL DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN KASTI MELALUI MODIFIKASI ALAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku
Arikunto, dkk. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara. Aussie (1996) dalam Bahagia (2011:35)
Bahagia, Y., Mujianto, S. (2010). Fasilitas Dan Perlengkapan Penjas. Bandung: FPOK UPI.
Lutan (1988) dalam Bahagia (2011:29)
Madya. (2009). Teori dan Praktik Penelitian Tindakan. Bandung: Alfabeta
Mahendra, A. (2012). Teori Belajar Mengajar Motorik. Bandung: FPOK Universitas Pendidikan Indonesia.
Mahendra, A. (2012). Asas dan Falsafah Pendidikan Jasmani. Bandung: FPOK UPI Mertler. (2012). Action Research. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Sanjaya, W. (2013). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana
Subroto, T., Yudiana, Y., dan Hidayat, Y. (2014). Buku Pedoman Penulisan
Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pendidikan Jasmani, Olaraga, Dan Kesehatan. Bandung: FPOK UPI
Sugiyono (2010). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Sukintaka. (1992). Teori Bermain. Bandung: Departemen dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Pendidikan.
(4)
Ikka Rismawati Sukana, 2015
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMUKUL DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN KASTI MELALUI MODIFIKASI ALAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Suparlan, A., Hartono, M., Darajat, J. (2010). Permainan Bola Kecil. Bandung: FPOK UPI.
Suparno. (2008). Riset Tindakan Untuk Pendidik. Jakarta: PT Gasindo. Suriasumantri (1986) dalam Sugiyono (2009:92)
UPI, (2014). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. UPI: Bandung.
Sumber Internet
Saifedia. (2014). Definisi dari teori dan kerangka. [Online]. Tersedia di:
http://saifedia.blogspot.com/2014/08/definisi-dari-teori-dan-kerangka.html/ Diakses 5 Maret 2015
Didit. (2013). Kerangka piker dalam penelitian skripsi. [Online]. Tersedia di: http://diditnote.blogspot.com/2013/04/kerangka-pikir-dalam-penelitian-skripsi.html/ Diakses 9 Februari 2015
Dunia Pelajar. (2014). [Online]. Tersedia di:
http://www.duniapelajar.com/2014/07/16/pengertian-dokumentasi-menurut-para-ahli/ Diakses 4 Juni 2015.
Mastugino. (2013). [Online]. Tersedia di
http://mastugino.blogspot.com/2013/09/teknik-dasar-permainan-kasti.html?m=1http:/// Diakses 5 Mei 2015.
Dunia Pelajar. (2014). [Online]. Tersedia di:
zaifbio.wordpress.com/2009/11/15/ranah-penilaian-kognitif-afektif-dan-psikomotorik/ Diakses 23 Juni 2015.
(5)
1
Ikka Rismawati Sukana, 2015
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMUKUL DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN KASTI MELALUI MODIFIKASI ALAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pendidikan merupakan upaya terorganisasi, terencana, dan sistematis untuk mentransmisikan kebudayaan dalam arti luas (ilmu pengetahuan, teknologi, sikap, moral, nilai-nilai kehidupan, dan keterampilan) dari suatu generasi ke generasi lain. Di dalam proses pendidikan tidak akan pernah lepas dengan kegiatan belajar mengajar di sekolah. Proses belajar mengajar adalah interaksi antara guru dan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pendidikan jasmani merupakan bagian penting dari proses pendidikan. Melalui pendidikan jasmani anak dapat mengembangkan keterampilan yang berguna bagi pengisian waktu senggang, mengembangkan hidup sehat, berkembang secara sosial dan sehat fisik serta mentalnya. Pelajaran pendidikan jasmani tidak kalah penting dengan pelajaran lainnya.
Pendidikan jasmani menjadi bagian tak terpisahkan dari pendidikan umum. Tujuannya adalah untuk membantu anak agar tumbuh dan berkembang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yaitu menjadi manusia Indonesia seutuhnya. Pencapaian tujuan tersebut berpangkal pada perencanaan pengalaman gerak yang sesuai dengan karakteristik anak. Pendidikan jasmani diartikan sebagai proses pendidikan melalui aktivitas jasmani atau olahraga. Alat yang digunakannya adalah gerak insani, manusia yang bergerak secara sadar. Tujuan pendidikan jasmani yaitu memberikan kesempatan kepada anak untuk mempelajari berbagai kegiatan yang membina sekaligus mengembangkan potensi anak, baik dalam aspek fisik, mental, sosial, emosional dan moral. Singkatnya, pendidikan jasmani bertujuan untuk mengembangkan potensi setiap anak setinggi-tingginya. Pembelajaran pendidikan jasmani memberikan kebugaran bagi anak dalam meningkatkan kesehatan.
Menurut Clarke (Baumgartner dan Jackson, 1975) :
Kesegaran jasmani merupakan kemampuan melaksanakan tugas sehari-hari dengan baik dan kuat, tanpa kelelahan yang berarti, dan dengan energi yang besar
(6)
2
Ikka Rismawati Sukana, 2015
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMUKUL DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN KASTI MELALUI MODIFIKASI ALAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mendapatkan kesenangan dalam menggunakan waktu luang, dan dapat mengatasi bila menjumpai keadaan darurat yang tidak disangka-sangka.
Menjadi semacam kesepakatan umum bahwa tujuan pembelajaran dalam domain psikomotor yang harus terkembangkan melalui program pendidikan jasmani harus pula mencangkup peningkatan kebugaran jasmani siswa. Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang dilakukan oleh M. Denny (2011) mengenai “Upaya memodifikasi alat pada permainan kasti untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas
IV SDN Caringin Nunggal”. Hasil penelitian tersebut dicantumkan alasan kurangnya
kebugaran siswa serta fasilitas mengajar yang menyebabkan guru tidak bisa menyampaikan materi sesuai RPP. Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan adalah peneliti akan menerapkan modifikasi alat pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan memukul dalam pembelajaran permainan kasti.
Dalam pembelajaran penjas di sekolah dasar (SD), terdapat berbagai macam materi ajar yang harus diberikan oleh seorang guru penjas kepada muridnya. Salah satu materinya yaitu tentang aktivitas permainan bola kecil. Permainan bola kasti merupakan aktivitas permainan bola kecil yang menggunakan pendekatan taktis dalam proses pembelajarannya. Pembelajaran permainan bola kasti terdapat unsur melempar, menangkap, memukul, dan berlari. Anak dapat mempelajarinya dengan membuat kelompok kecil dalam pembelajarannya. Dari keterangan awal yang dilihat peneliti di lapangan, banyak anak yang kurang terampil dalam memukul bola. Salah satu masalahnya adalah anak kesulitan dalam memukul bola yang dilemparkan oleh temannya dalam permainan kasti. Alat pemukulnya juga merupakan faktor anak kesulitan dalam memukul bola.
Penelitian ini akan dilakukan sebagai bahan ajar serta menjawab masalah yang ada pada pembelajaran penjas di sekolah khususnya dalam pembelajaran permainan bola kasti. Untuk meningkatkan keterampilan memukul dalam pembelajaran permainan bola kasti, dapat diberikan alat modifikasi pembelajaran seperti memodifikasi pemukul atau bola. Perlunya ekspose guru dalam memberikan pembelajaran kasti yang menyenangkan, sehingga memahami esensi yang ada dalam
(7)
3
Ikka Rismawati Sukana, 2015
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMUKUL DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN KASTI MELALUI MODIFIKASI ALAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
permainan kasti. Hasil belajar untuk mengetahui keterampilan memukul anak dalam pembelajaran kasti dapat dilihat dari nilai yang diperoleh pada saat pembelajaran kasti, dengan catatan lapangan yang dimiliki guru dan observasi langsung peneliti di lapangan. Nilai yang diperoleh adalah hasil penilaian dari kegiatan belajar yang telah dilakukan dan merupakan bentuk perumusan akhir yang diberikan oleh guru untuk melihat sampai di mana kemampuan siswa yang dinyatakan dalam bentuk angka, simbol, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang telah dicapai.
Objek penelitian yang akan diteliti berkaitan dengan upaya meningkatkan keterampilan memukul siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) Gegerkalong KPAD Bandung. SD Negeri Gegerkalong KPAD terdiri dari kelas 1-6. Kelas 1-4 terdiri dari A-C sedangkan kelas 5 dan 6 terdiri atas A-D. Sehingga jumlah keseluruhan terdapat 20 kelas di SD Negeri Gegerkalong KPAD. Mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan sudah didapat mulai dari kelas 1 hingga kelas 6. Karena sebagai tujuan pendidikan jasmani yaitu memberikan kesempatan kepada anak untuk mempelajari berbagai kegiatan yang membina sekaligus mengembangkan potensi anak, baik dalam aspek fisik, sosial, emosional dan moral. Kurikulum yang digunakan di SD Negeri Gegerkalong KPAD adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Dari hasil penelitian awal yang dilakukan pada saat Program Latihan Profersi (PLP) mengenai pembelajaran permainan bola kasti di kelas 5 masih kurangnya dalam keterampilan memukul. Siswa cenderung kesulitan dalam memukul bola kasti, karena mungkin alat pemukulnya yang kurang pas dengan siswa. Siswa juga belum mengetahui posisi memukul yang benar, sehingga menyulitkan melakukan gerak manipulatif mengayunkan pemukul. Perkenaan alat pemukul dan bola menjadi tidak pas, sehingga bola tidak dapat terpukul. Adapun ukuran bola yang kurang sesuai maupun faktor lainnya yang dialami oleh siswa. Alasan yang mereka ungkapkan adalah pada pembelajaran bola kasti alat pemukulnya terlalu kecil, sehingga anak kesulitan dalam mengenakan bola dengan alat pemukulnya.
(8)
4
Ikka Rismawati Sukana, 2015
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMUKUL DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN KASTI MELALUI MODIFIKASI ALAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Fenomena ini menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran dapat terjadi kesulitan yang dialami oleh siswa. Tujuan dalam penjas diterapkan agar siswa mampu melakukan pembelajaran dengan baik. Siswa tidak dianjurkan untuk mahir dalam setiap cabang olahraga yang dipelajarinya, tetapi siswa dapat melakukan dengan baik sehingga tujuan penjasnya dapat tercapai. Hal ini pun terlihat berupa hasil observasi awal saat pembelajaran kasti berlangsung di kelas 5 SDN Gegerkalong KPAD sebagai berikut:
Berdasarkan data hasil observasi awal dapat dilihat bahwa masih banyak siswa yang kurang terampil memukul dalam pembelajaran permainan kasti di kelas 5. Ini menggambarkan bahwa masih rendahnya minat siswa dalam bermain kasti karena kesulitan dalam memukul bolanya. Masalah rendahnya keterampilan memukul ini sangat penting untuk diperhatikan khususnya untuk guru penjas sebagai bahan evaluasi. Hal ini akan berdampak kepada tidak tercapainya tujuan-tujuan pendidikan yang telah dipaparkan diatas serta penilaian terhadap mutu pendidikan dianggap rendah. Selain itu, siswa akan kesulitan dalam melanjutkan materi dalam pembelajaran kasti selanjutnya, karena semua unsur dalam bermain kasti sangat berkaitan satu sama lainnya.
B. Rumusan Masalah Penelitian
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Apakah modifikasi alat dapat meningkatkan keterampilan memukul dalam pembelajaran permainan kasti?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan diadakannya penelitian ini adalah:
Untuk mengetahui modifikasi alat dapat meningkatkan keterampilan memukul dalam pembelajaran permainan kasti.
(9)
5
Ikka Rismawati Sukana, 2015
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMUKUL DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN KASTI MELALUI MODIFIKASI ALAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D. Manfaat Penelitian
Dalam penyusunan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi para pembacanya. Kegunaan penelitian ini akan dijelaskan sebagai berikut:
(10)
6
Ikka Rismawati Sukana, 2015
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMUKUL DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN KASTI MELALUI MODIFIKASI ALAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap teori belajar dan pembelajaran serta dapat menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak-pihak terkait di dunia pendidikan. Khususnya bagi guru pendidikan jasmani, penelitian tindakan kelas ini berguna untuk menyajikan salah satu alternatif yang baik bagi upaya mengatasi masalah yang dihadapi.
2. Praktis
a. Siswa
Siswa mendapatkan pengalaman baru dengan diterapkannya modifikasi alat pembelajaran. Diharapkan siswa dapat lebih terampil dalam memukul bola kasti, mengenali posisi bermain dilapangan, pilihan-pilihan gerak yang mungkin dilakukan, dan situasi-situasi bermain yang dihadapi siswa.
b. Guru
Penelitian ini diharapkan menjadi bahan pembelajaran bagi guru untuk lebih kreatif dan inovatif dalam mengajar penjas. Guru mendapatkan pengetahuan baru tentang modifikasi alat pembelajaran. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan menjadi umpan balik bagi guru dalam menyusun bahan pembelajaran yang lebih variatif dan diharapkan dapat bermanfaat untuk menyempurnakan pelaksanaan pembelajaran permainan bola kasti di sekolah.
c. Peneliti
Dapat digunakan untuk menambah pengetahuan dalam menerapkan gambaran modifikasi alat pembelajaran pada pembelajaran permainan bola kasti, serta dapat meningkatkan wawasan peneliti dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar penjas di SD dengan meningkatkannya keterampilan siswa dalam memukul bola kasti dengan modifikasi alat pembelajaran.
d. Sekolah
Dapat membantu menciptakan panduan model pembelajaran dalam proses belajar mengajar pada pembelajaran penjas, dan penelitian ini akan memberikan
(11)
7
Ikka Rismawati Sukana, 2015
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMUKUL DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN KASTI MELALUI MODIFIKASI ALAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sumbangan yang baik bagi sekolah dalam rangka perbaikan pembelajaran penjas khususnya pembelajaran bola kasti. Adanya peningkatan kualitas pembelajaran dan pengajaran yang berakibat terhadap peningkatan kualitas siswa dan tenaga pendidik, sehingga mampu meningkatkan kualiatas sekolah secara keseluruhan.
(12)
Ikka Rismawati Sukana, 2015
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMUKUL DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN KASTI MELALUI MODIFIKASI ALAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan cara atau metode yang ditempuh dalam penelitian, sehingga rumusan masalah dan hipotesis yang akan diajukan dapat dijawab dan diuji secara akurat. Desain penelitian yang diggunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan rancangan penelitian tindakan kelas (Classroom Action
Research). Metode penelitian tindakan kelas (PTK) adalah sebuah kajian sistematik
tentang upaya meningkatkan mutu praktik pembelajaran oleh sekelompok masyarakat melalui tindakan praktis dan refleksi atas hasil tindakan tersebut. PTK dilaksanakan secara siklis (berdaur) oleh guru atau calon guru dalam kelas yang ditujukan untuk menemukan pemecahan masalah pembelajaran yang aktual (Susilo, Chotimah, & Dwita Sari, 2009; Sukarno, 2009). Dalam konteks pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, PTK adalah sebuah penelitian reflektif yang dilaksanakan secara siklis atau berdaur oleh guru atau calon guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di lapangan atau ruangan olahraga dengan tujuan pokok untuk memecahkan masalah-masalah pembelajaran yang dihadapi para guru pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan ketika sedang melaksanakan pembelajaran. Permasalahan dalam penelitian ini bertujuan bagaimana meningkatkan keterampilan memukul anak dalam pembelajaran permaianan kasti.
PTK pada dasarnya merupakan salah satu cara strategis dalam memperbaiki dan meningkatkan layanan pendidikan yang harus dilaksanakan dalam konteks pembelajaran atau dalam peningkatan kualitas program sekolah secara keseluruhan. Prosedur PTK merujuk pada rancangan penelitian yang dirancang secara bertahap. PTK ini menggunakan rancangan model menurut Kurt Lewin, yang terdiri atas 4 (empat) komponen, yaitu (1) perencanaan atau planning, (2) tindakan atau acting, (3)
(13)
Ikka Rismawati Sukana, 2015
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMUKUL DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN KASTI MELALUI MODIFIKASI ALAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pengamatan atau observing, dan (4) refleksi atau reflecting. Adapun alur tindakannya dapat dilihat pada gambar berikut :
Bagan 3.1
Prosedur atau Tahapan Penelitian Tindakan Kelas
Pemaparan dari 4 (empat) komponen tersebut adalah sebagai berikut :
1. Perencanaan (Planning)
Kegiatan merencanakan tindakan terdiri atas empat kegiatan, yaitu:
SIKLUS I
Pelaksanaan
Perencanaan
Pengamatan
Refleksi
SIKLUS II
Pelaksanaan
Perencanaan Ulang
Pengamatan
Refleksi
--- Tindakan 1&2
Tindakan 3&4
----Observasi Awal
(14)
Ikka Rismawati Sukana, 2015
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMUKUL DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN KASTI MELALUI MODIFIKASI ALAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a) Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran untuk setiap pertemuan atau tindakan sebagai pedoman untuk melakukan proses pembelajaran, termasuk di dalamnya membuat skenario pembelajaran;
b) Mempersiapkan sarana dan prasarana pendukung yang diperlukan;
c) Menyusun dan mengembangkan instrumen atau alat pengumpul data. Membuat lembar observasi, yaitu:
1. Sebuah catatan atau kertas kosong yangtujuannya untuk melihat dan mengamati kondisi belajar mengajar dilapangan.
2. Mendokumetasikan data-data yang diambil selama proses pembelajaran berlangsung menggunakan kamera.
3. Membuat junal harian yaitu salah satu untuk mengumpulkan data dimana peneliti mencatat segala aspek pembelajaran baik diawal pembelajaran maupun diakhir pembelajaran.
d) Melaksanakan simulasi pelaksanaan tindakan untuk menguji keterlaksanaan rancangan.
2. Tindakan (Acting)
Pelaksanaan tindakan menggambarkan deskripsi tindakan yang akan diterapkan, skenario kerja serta tindakan perbaikan serta prosedur tindakan. Sebelum melaksanakan tindakan terlebih dahulu perlu ditentukan apa, kapan, dimana, dan bagaimana melaksanakannya. Semua rencana tindakan yang telah ditetapkan dilaksanakan dalam situasi yang sebenarnya. Tahap pelaksanaan tindakan mencakup pula tahap-tahap yang lain, jadi pada saat yang bersamaan dilakukan pula tahap observasi, interpretasi, dan refleksi. Penulis sebagai guru terjun langsung untuk melaksanakan proses pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dengan menerapkan pembelajaran permainan kasti dalam upaya meningkatkan keterampilan memukul siswa kelas V B SDN Gegerkalong KPAD Bandung.
3. Pengamatan (Observing)
Tahap observasi adalah tahap perekaman data yang meliputi proses dan hasil dari pelaksanaan kegiatan. Tahap ini ditunjukan untuk mengumpulkan bukti
(15)
Ikka Rismawati Sukana, 2015
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMUKUL DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN KASTI MELALUI MODIFIKASI ALAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
hasil tindakan agar dapat dievaluasi dan dijadikan landasan dalam melakukan refleksi. Observasi secara langsung dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan pembelajaran yang memperhatikan proses penampilan anak dalam keterampilan memukul pada pembelajaran permainan kasti dengan menggunakan modifikasi alat. Proses perekaman data atau pengumpulan data ini dapat dilakukan dengan mendokumentasikan pengaruh-pengaruh yang terjadi akaibat tindakan dalam kelas.
4. Refleksi (Reflecting)
Sesudah perekaman data selesai, peneliti melakukan analisis dan refleksi terhadap data yang telah direkam. Dalam tahap ini, ada empat kegiatan yang peneliti lakukan, yaitu:
a) Hasil yang didapat dalam tahap observasi dikumpulkan serta dianalisa;
b) Data yang didapat kemudian ditafsisrkan, dianalisis, dan dilaksanakan untuk mewujudkan kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan. Refleksi dilakukan analisis tentang masalah dan hambatan yang telah dan mungkin dihadapi, sekaligus melakukan sintesis untuk menemukan kesamaan esensinya secara konseptual sehingga dapat ditampilkan sebagai satu kesatuan;
c) Merumuskan dampak tindakan;
d) Menentukan kriteria dan rencana bagi tindakan berikutnya.
Setelah merefleksi, peneliti perlu melakukan konfrensi portofolio untuk mengevaluasi sejauh mana hasil refleksi pada tindakan sebelumnya, apakah proses belajar mengajar sesuai dengan harapan atau tidak. Pada waktu tindakan itu dilaksanakan, data baru mulai masuk dan keadaan, tindakan, dan pengaruhnya dapat dideskripsikan dan dievaluasi. Tahap evaluasi ini menjadi peninjauan yang dapat dipakai untuk menyiapkan perencanaan baru (Kemmis dkk, 1982:6-7).
(16)
Ikka Rismawati Sukana, 2015
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMUKUL DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN KASTI MELALUI MODIFIKASI ALAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Partisipan sebagai subjek penelitian yang penulis teliti adalah siswa kelas V.B SDN Gegerkalong KPAD Bandung sebanyak 36 peserta didik, terdiri dari 20 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan. Peserta didik di sekolah ini berasal dari latar belakang keluarga yang berbeda-beda, orang tua mereka berasal dari profesi yang berbeda pula, ada yang berprofesi sebagai pegawai negeri, wiraswasta, aparat pemerintah, dan lain-lain.
Tempat penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN Gegerkalong KPAD Bandung yang beralamat di Jalan Manunggal No.1 Komplek Perumahan Angkatan Darat Gegerkalong, Kecamatan Sukasari, Kota Bandung. Alasan penentuan dilokasi ini adalah peserta didik yang secara umum sangat antusias untuk mengikuti pembelajaran penjas di sekolah serta sarana dan prasarananya mendukung untuk dilakukannya penelitian ini. Pembelajaran yang dilaksanakan adalah pembelajaran permainan bola kasti kelas V B SDN Gegerkalong KPAD tahun pelajaran 2014/2015.
C. Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian. Nasution (1988) menyatakan:
“Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain dari pada menjadikan
manusia sebagai instrumen penelitian utama. Alasannya ialah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya”.
Oleh karena itu peneliti sebagai instrumen menggunakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan observasi (pengamatan), tes dan dokumentasi.
1. Observasi
Nasution (1998) menyatakan bahwa observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Kemudian, Marshall (1995) menyatakan bahwa melalui observasi,
(17)
Ikka Rismawati Sukana, 2015
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMUKUL DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN KASTI MELALUI MODIFIKASI ALAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut. Observasi dilaksanakan oleh peneliti sebagai guru untuk mengetahui seberapa besar kemampuan memukul anak dalam pembelajaran permainan kasti di SDN Gegerkalong KPAD Bandung. Alat yang digunakan adalah lembar observasi tentang aktivitas guru dan siswa. Dalam PTK, observasi menjadi instrumen utama yang digunakan untuk mengumpulkan data. Hal ini disebabkan observasi sebagai proses pengamatan langsung, merupakan instrumen yang cocok untuk memantau kegiatan pembelajaran. Instrumen observasi yang digunakan adalah check list atau daftar cek. Check list atau daftar cek digunakan observer untuk memberi tanda ada atau tidak adanya dengan
tanda cek (√) tentang aspek yang diobservasi. Kegiatan observasi dilaksanakan pada
saat pembelajaran, untuk memperoleh data tentang pelaksanaan pembelajaran, serta faktor-faktor penunjang dan penghambat pelaksanaan pembelajaran. Lembar observasi ditunjukan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas siswa sewaktu pembelajaran permainan kasti berlangsung. Adapun komponen gerak dan aspek dalam keterampilan memukul dalam tabel berikut ini:
Tabel 3.1
Gerakan Keterampilan Memukul dalam Kasti
Komponen Gerakan Aspek
Sikap Awal
Buka kaki selebar bahu Lutut/tungkai sedikit ditekuk
Tumpuan berat badan di tengah/belakang Punggung, lengan dan bahu tidak tegang/kaku
Kepala/pandangan menghadap ke arah pelempar bola
Pelaksanaan
Kaki menyerong tidak terlalu jauh menghadap ke arah datang bola Pindahkan tumpuan berat badan ke depan
Ayunkan lengan untuk memukul bola Putar pinggang mengikuti bahu dan lengan Kepala/pandangan tetap pada arah datang bola
(18)
Ikka Rismawati Sukana, 2015
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMUKUL DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN KASTI MELALUI MODIFIKASI ALAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sikap Akhir
Kaki bersiap untuk berlari ke tiang pertolongan/tiang hinggap Lutut/tungkai condong ke depan pergerakan berlari
Kepala/pandangan melihat ke arah bola Badan harus menghindar dari lemparan bola
(19)
Ikka Rismawati Sukana, 2015
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMUKUL DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN KASTI MELALUI MODIFIKASI ALAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Hasil Pukulan
Bola terpukul melewati tiang pertolongan Bola terpukul melewati garis tengah Bola terpukul melewati tiang hinggap Bola terpukul melambung
Berdasarkan Tabel 3.1 manfaat memukul bola terhadap permainan kasti secara keseluruhan yaitu dalam memukul bola kasti terdapat keterampilan memukul yang dilakukan oleh siswa yang akan mencakup tiga ranah memukul teori Bloom yaitu kognitif, afektif dan psikomotor sehingga keterampilan memukul yang akan ditelitipun diharapkan dapat meningkat sesuai dengan pelaksanaan prosedur dan tahapan penelitian tindakan kelas. Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Ranah kognitif berhubungan dengan kemampuan berpikir, termasuk didalamnya kemampuan menghafal, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis dan kemampuan mengevaluasi. Dalam memukul, siswa harus dapat mengingat cara yang tepat agar dapat mengenai bola saat bola dilempar. Posisi yang benar saat akan memukul juga perlu dipahami dengan baik agar hasil pukulan mendapatkan skor yang tinggi dalam mengaplikasikannya. Berikutnya ranah afektif yang menurut Bloom adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai. Ciri-ciri hasil belajar efektif dalam pembelajaran permainan kasti akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku. Seperti: perhatiannya terhadap mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan (PJOK), kedisplinannya dalam mengikuti pelajaran PJOK di sekolah, motivasinya yang tinggi untuk lebih tahu banyak mengenai pelajaran PJOK yang diterimanya, serta penghargaan atau rasa hormatnya terhadap guru PJOK. Kemudian ranah psikomotor yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Ranah psikomotor adalah ranah yang berhubungan dengan aktvitas fisik, misalnya memukul. Hasil belajar
(20)
Ikka Rismawati Sukana, 2015
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMUKUL DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN KASTI MELALUI MODIFIKASI ALAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ranah psikomotor dikemukakan oleh Simpson (1956) yang menyatakan bahwa hasil belajar psikomotor ini tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemapuan bertindak individu. Hasil belajar psikomotor ini merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif (memahami sesuatu) dan hasil belajar afektif (berperilaku). Dalam memukul bola kasti, ranah psikomotor yang didapat oleh siswa yaitu berupa kemampuan (skill) yang tinggi akan menghasilkan hasil pukulan yang baik, sehingga akan mendapatkan skor tinggi dalam penilaiannya.
Tabel 3.2
Kriteria Penilaian Keterampilan Memukul dalam Kasti (Sikap Awal)
Aspek Kriteria Skor
Siswa dapat melakukan semua komponen gerakan sikap
awal pada aspek keterampilan memukul dalam kasti. Baik 3
Siswa tidak dapat melakukan salah satu dari komponen gerakan sikap awal pada aspek keterampilan memukul dalam kasti.
Cukup 2
Siswa tidak dapat melakukan dua/tiga dari komponen gerakan sikap awal pada aspek keterampilan memukul dalam kasti.
Kurang 1
Tabel 3.3
Kriteria Penilaian Keterampilan Memukul dalam Kasti (Pelaksanaan)
Aspek Kriteria Skor
Siswa dapat melakukan semua komponen gerakan pelaksanaan pada aspek keterampilan memukul dalam kasti.
Baik 3
Siswa tidak dapat melakukan salah satu dari komponen gerakan pelaksanaan pada aspek keterampilan memukul dalam kasti.
(21)
Ikka Rismawati Sukana, 2015
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMUKUL DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN KASTI MELALUI MODIFIKASI ALAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Siswa tidak dapat melakukan dua/tiga dari komponen gerakan pelaksanaan pada aspek keterampilan memukul dalam kasti.
Kurang 1
Tabel 3.4
Kriteria Penilaian Keterampilan Memukul dalam Kasti (Sikap Akhir)
Aspek Kriteria Skor
Siswa dapat melakukan semua komponen gerakan sikap
akhir pada aspek keterampilan memukul dalam kasti. Baik 3
Siswa tidak dapat melakukan salah satu dari komponen gerakan sikap akhir pada aspek keterampilan memukul dalam kasti.
Cukup 2
Siswa tidak dapat melakukan dua/tiga dari komponen gerakan sikap akhir pada aspek keterampilan memukul dalam kasti.
Kurang 1
Tabel 3.5
Kriteria Penilaian Keterampilan Memukul dalam Kasti (Hasil Pukulan)
Aspek Kriteria Skor
Siswa dapat melakukan hasil pukulan bola melewati tiang
hinggap. Baik 3
Siswa dapat melakukan hasil pukulan bola melewati tiang
pertolongan/garis tengah. Cukup 2
Siswa dapat melakukan hasil pukulan bola melewati
(22)
Ikka Rismawati Sukana, 2015
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMUKUL DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN KASTI MELALUI MODIFIKASI ALAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.6
Lembar Observasi Siswa
No. Nama Siswa
Aspek Yang Dinilai
Jumlah Sikap Awal Pelaksanaan Sikap Akhir Hasil
Pukulan
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Dst.
Jumlah ∑
Rata-rata (�̅)
Rata-rata (�̅) dalam %
Skor Maksimal = 12
Keterangan:
(23)
Ikka Rismawati Sukana, 2015
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMUKUL DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN KASTI MELALUI MODIFIKASI ALAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Jumlah skor yang diperoleh
Nilai Akhir = ×100
Jumlah skor maksimal
2. Tes
Tes merupakan instrumen penting untuk mengetahui seberapa besar peningkatan keterampilan memukul dalam pembelajaran permainan kasti. Data yang akan dihasilkan dalam penelitian ini adalah mengenai hasil tes keterampilan memukul guna mengetahui peningkatan keterampilan memukul dalam pembelajaran permainaan kasti. Serangkaian tes ini diberikan oleh peneliti yang bertindak sebagai guru penjas saat pembelajaran penjas berlangsung. Tes yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas ini meliputi tes keterampilan dasar memukul dalam pembelajaran permainan kasti. Tes tersebut meliputi:
a. Keterampilan dasar memukul dalam pembelajaran permainan kasti yang diobservasi melalui aktivitas bermain yang dilakukan oleh siswa.
b. Alat ukur yang dibuat oleh peneliti dilakukan oleh siswa secara individu, menggunakan tes keterampilan dasar memukul yang meliputi empat aspek komponen gerakan yaitu dilihat dari awalan, pelaksanaan, akhiran, dan hasil pukulan.
3. Dokumentasi
Dokumentasi dalam sebuah penelitian ditujukan untuk memperoleh dokumen yang dibutuhkan berupa keterangan dan hal-hal yang membuktikan adanya suatu kegiatan yang didokumentasikan. Dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti yaitu berupa foto ketika proses pembelajaran permainan kasti berlangsung.
D. Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain, sehingga
(24)
Ikka Rismawati Sukana, 2015
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMUKUL DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN KASTI MELALUI MODIFIKASI ALAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dapat mudah difahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Dalam penelitian kualitatif, analisis data lebih difokuskan selama proses di lapangan bersamaan dengan pengumpulan data. Data yang telah dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus penelitian dianalisis dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dengan menggunakan presentase untuk melihat peningkatan keterampilan memukul yang terjadi pada proses pembelajaran permainan kasti.
Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Terdapat dua siklus dalam penelitian ini, Siklus I terdiri atas tindakan 1 dan tindakan 2, serta Siklus II terdiri atas tindakan 3 dan 4. Kriteria dan ukuran keberhasilan tujuan penelitian ditentukan berdasarkan hasil evaluasi belajar secara individu. Untuk mengetahui nilai rata-rata dan presentase peningkatan keberhasilan pembelajaran, peneliti menggunakan cara sebagai berikut :
1. Mencari rata-rata (�̅)
�̅ = �� �
Keterangan :
�̅ = Nilai rata-rata yang dicari Σ� = Jumlah Skor (X)
= Banyaknya Subjek X = Skor setiap subjek
2. Mencari Presentase (%) Penilaian
% = � − �� ×
= � �� � �ℎ � �� �� � � � ×
Keterangan :
(25)
Ikka Rismawati Sukana, 2015
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMUKUL DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN KASTI MELALUI MODIFIKASI ALAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
� = Nilai data pertama � = Nilai data kedua
X1 > X2
3. Mencari Perolehan Presentase yang dicapai setiap Tindakan
∑ �̅ � � �
��. � %
Peneliti menggunakan lembar observasi yang diberikan kepada observer, yaitu lembar observasi siswa. Lembar observasi ini berisikan gerakan keterampilan memukul dalam kasti dilihat dari sikap awal, pelaksanaan, sikap akhir, dan hasil pukulan. Serta aspek penilaian keterampilan memukul dalam kasti yaitu nilai baik, cukup dan kurang.
E. Isu Etik
Penelitian yang melibatkan manusia sebagai subjek penelitiannya, pertimbangan potensi dampak negatif secara fisik dan psikologis perlu mendapatkan perhatian khusus. Penulis membuat prosedur penangan isu dalam penelitian ini yang tidak menimbulkan dampak negatif baik secara fisik maupun nonfisik karena penelitian ini juga dipantau oleh observer yaitu guru penjas yang membantu peneliti dalam melaksanakna penelitian di SDN Gegerkalong KPAD Bandung.
Dalam sebuah penelitian kualitatif, tentunya terdapat uji keabsahan dalam proses penelitiannya. Kriteria utama terhadap data hasil penelitian adalah valid, reliabel dan obyektif. Penellitian kualitatif, temuan atau data dapat dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan penenliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada objek peneliti. Jadi uji keabsahan data yang digunakan penulis dalam penelitian kualitatif ini meliputi:
(26)
Ikka Rismawati Sukana, 2015
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMUKUL DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN KASTI MELALUI MODIFIKASI ALAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif, dan member check.
a. Perpanjangan Pengamatan
Dalam perpanjangan pengamatan untuk menguji kredibilitas data penelitian ini, difokuskan pada pengujian terhadap data yang telah diperoleh. Bila setelah dicek kembali ke lapangan data sudah benar berarti kredibel, maka waktu perpanjangan pengamatan dapat diakhiri.
b. Peningkatan Ketekunan
Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan demikian kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis. Sebagai bekal peneliti untuk meningkatkan ketekunan adalah dengan cara membaca berbagai referensi buku maupun hasil penelitian atau dokumentasi-dokumentasi yang terkait dengan temuan yang diteliti.
c. Triangulasi
Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu (William Wiersma, 1986). Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu.
d. Analisis Kasus Negatif
Melakukan analisis kasus negatif berarti peneliti mencari data yang berbeda atau bertentangan dengan data yang telah ditemukan. Dengan demikian temuan penelitian menjadi lebih kredibel.
e. Member Check
Member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuannya agar informasi yang diperoleh dan akan digunakan
(27)
Ikka Rismawati Sukana, 2015
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMUKUL DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN KASTI MELALUI MODIFIKASI ALAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dalam penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksud sumber data atau informan.
2. Uji Transferability
Transferability merupakan validitas eksternal yang menunjukkan derajat ketepatan atau diterapkannya hasil penenlitian ke populasi dimana sampel tersebut diambil. Bila pembaca laporan penelitian memperoleh gambaran yang
sedemikian jelasnya, “semacam apa” suatu hasil penelitian dapat diberlakukan
(tranferability), maka laporan tersebut memenuhi standar transferabilitas (Sanafiah Faisal, 1990).
3. Uji Dependability
Dalam penelitian kualitatif, uji dependability dilakukan dengan melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Bagaimana peneliti mulai menentukan masalah/fokus, memasuki lapangan, menentukan sumber data, melakukan analisis data, melakukan uji keabsahan data, sampai membuat kesimpulan harus dapat ditunjukan oleh peneliti. Jika peneliti tak mempunyai dan tak dapat
menunjukkan “jejak aktivitas lapangannya”, maka depenabilitas penelitiannya
patut diragukan (Sanafiah Faisal, 1990). 4. Uji Konfirmability
Dalam penelitian kualitatif, uji konfirmability mirip dengan uji dependability, sehingga pengujianya dapat dilakukan secara bersamaan. Bila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah memenuhi standar konfirmability.
Berdasarkan uji kredibilitas, penulis mengambil cara triangulasi untuk validitas penelitian tindakan kualitatif. Triangualasi melihat sesuatu realitas dari berbagai sudut pandang atau perspektif, dari berbagai segi sehingga lebih kredibel dan akurat. Triangulasi menjadi lebih valid bila datanya diambil dari berbagai sudut padang. Peneliti dalam penelitiannya berkaitan dengan guru yang bersangkutan (Guru PJOK),
(28)
Ikka Rismawati Sukana, 2015
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMUKUL DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN KASTI MELALUI MODIFIKASI ALAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
rekan observasi, dan guru kelas agar selalu terpantau dalam melaksanakan penelitiannya.
(29)
Ikka Rismawati Sukana, 2015
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMUKUL DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN KASTI MELALUI MODIFIKASI ALAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti mulai dari observasi awal sampai dengan Siklus II (Tindakan 4), peneliti menyimpulkan bahwa melalui modifikasi alat dapat meningkatkan keterampilan memukul dalam pembelajaran permainan kasti siswa kelas V.B SDN Gegerkalong KPAD Bandung. Berdasarkan hasil pengolahan analisis data keterampilan memukul setiap tindakan mengalami peningkatan dilihat dari perolehan presentase rata-rata yang dicapai setiap tindakan.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis mengemukakan implikasi sebagai berikut:
1. Keterampilan yang dinyatakan oleh Schmidt (1991) bahwa pada dasarnya merupakan upaya untuk mencapai tujuan-tujuan yang berhubungan dengan cara memaksimalkan kepastian prestasi, meminimalkan pengeluaran energi tubuh dan mental, serta meminimalkan waktu yang digunakan. Tetapi pada pembelajaran dilapangan, keterampilan siswa masih kurang dikarenakan siswa kurang memahami keterampilan terkait pembelajaran permainan kasti dalam memukul. Sehingga dalam prosesnya, penulis memberikan pembelajaran tentang gerak dasar memukul yang memudahkan siswa untuk mengikuti pembelajaran serta diharapkan dapat meningkatkan keterampilan memukulnya.
2. Kasti merupakan permainan bola kecil beregu yang mengutamakan unsur kekompakan, ketangkasan, dan kegembiraan. Siswa sangat antusias dan senang dalam mengikuti pembelajaran kasti. Dengan menggunakan modifikasi alat yang digunakan sebagai suatu alternatif dalam pembelajaran penjas. Beberapa komponen yang dapat dimodifikasi diantaranya ukuran, berat atau bentuk peralatan; lapangan; waktu bermain; peraturan
(30)
Ikka Rismawati Sukana, 2015
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMUKUL DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN KASTI MELALUI MODIFIKASI ALAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
permainan; dan jumlah pemain (Aussie,1996). Penulis dalam penelitiannya memodifikasi alat pemukul dengan memperlebar penampang pemukul agar perkenaan bola lebih mudah dan menggunakan bola tenis yang lebih ringan dari bola kasti sesungguhnya, peneliti mencoba jenis alat yang berbeda dari standar alat yang digunakan.
C. Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis mengemukakan rekomendasi sebagai berikut:
1. Bagi guru pendidikan jasmani, hasil penelitian ini membuktikan bahwa penggunaan modifikasi alat dapat meningkatkan keterampilan memukul dalam pembelajaran permainan kasti, sehingga disarankan untuk menggunakan modifikasi alat dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani.
2. Bagi sekolah dapat mendukung dan memfasilitasi proses pembelajaran pendidikan jasmani untuk kemajuan dan keterampilan memukul siswa dalam mengembangkan pengalaman geraknya melalui aktivitas pendidikan jasmani.
3. Kepada rekan mahasiswa yang akan mengadakan penelitian tentang keterampilan memukul dalam pembelajaran permainan kasti, penulis sarankan untuk diadakan penelitian lebih lanjut agar dapat mengembangkan dan meningkatkan segala aspek yang terkandung dalam permainan kasti, serta kajian yang lebih dalam.
(31)
Ikka Rismawati Sukana, 2015
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMUKUL DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN KASTI MELALUI MODIFIKASI ALAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR BAGAN ... x
DAFTAR GRAFIK ... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Rumusan Masalah Penelitian ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kajian Pustaka ... 6
1. Belajar ... 6
2. Pembelajaran ... 8
3. Keterampilan ... 10
4. Permainan ... 11
5. Bermain ... 15
6. Bentuk-bentuk Permainan ... 23
7. Permainan Kasti ... 25
8. Modifikasi Alat Pembelajaran Pendidikan Jasmani ... 41
(32)
Ikka Rismawati Sukana, 2015
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMUKUL DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN KASTI MELALUI MODIFIKASI ALAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
C. Hipotesis Tindakan ... 46
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 47
B. Partisipan dan Tempat Penelitian ... 50
C. Pengumpulan Data ... 51
D. Analisis Data ... 57
E. Isu Etik ... 58
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan Penelitian ... 62
1. Deskripsi Data ... 62
2. Analisis Data Observasi Awal ... 63
B. Pembahasan Penelitian ... 67
1. Hasil Siklus I (Tindakan 1) ... 67
2. Hasil Siklus I (Tindakan 2) ... 73
3. Hasil Siklus II (Tindakan 3) ... 77
4. Hasil Siklus II (Tindakan 4) ... 82
C. Refleksi dan Kesimpulan Proses Penelitian ... 90
D. Diskusi Penemuan ... 90
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Simpulan ... 98
B. Implikasi ... 98
C. Rekomendasi ... 99
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN – LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP
(1)
Ikka Rismawati Sukana, 2015
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMUKUL DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN KASTI MELALUI MODIFIKASI ALAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dalam penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksud sumber data atau informan.
2. Uji Transferability
Transferability merupakan validitas eksternal yang menunjukkan derajat ketepatan atau diterapkannya hasil penenlitian ke populasi dimana sampel tersebut diambil. Bila pembaca laporan penelitian memperoleh gambaran yang
sedemikian jelasnya, “semacam apa” suatu hasil penelitian dapat diberlakukan
(tranferability), maka laporan tersebut memenuhi standar transferabilitas (Sanafiah Faisal, 1990).
3. Uji Dependability
Dalam penelitian kualitatif, uji dependability dilakukan dengan melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Bagaimana peneliti mulai menentukan masalah/fokus, memasuki lapangan, menentukan sumber data, melakukan analisis data, melakukan uji keabsahan data, sampai membuat kesimpulan harus dapat ditunjukan oleh peneliti. Jika peneliti tak mempunyai dan tak dapat
menunjukkan “jejak aktivitas lapangannya”, maka depenabilitas penelitiannya
patut diragukan (Sanafiah Faisal, 1990). 4. Uji Konfirmability
Dalam penelitian kualitatif, uji konfirmability mirip dengan uji dependability, sehingga pengujianya dapat dilakukan secara bersamaan. Bila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah memenuhi standar konfirmability.
Berdasarkan uji kredibilitas, penulis mengambil cara triangulasi untuk validitas penelitian tindakan kualitatif. Triangualasi melihat sesuatu realitas dari berbagai sudut pandang atau perspektif, dari berbagai segi sehingga lebih kredibel dan akurat. Triangulasi menjadi lebih valid bila datanya diambil dari berbagai sudut padang. Peneliti dalam penelitiannya berkaitan dengan guru yang bersangkutan (Guru PJOK),
(2)
Ikka Rismawati Sukana, 2015
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMUKUL DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN KASTI MELALUI MODIFIKASI ALAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
rekan observasi, dan guru kelas agar selalu terpantau dalam melaksanakan penelitiannya.
(3)
Ikka Rismawati Sukana, 2015
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMUKUL DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN KASTI MELALUI MODIFIKASI ALAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti mulai dari observasi awal sampai dengan Siklus II (Tindakan 4), peneliti menyimpulkan bahwa melalui modifikasi alat dapat meningkatkan keterampilan memukul dalam pembelajaran permainan kasti siswa kelas V.B SDN Gegerkalong KPAD Bandung. Berdasarkan hasil pengolahan analisis data keterampilan memukul setiap tindakan mengalami peningkatan dilihat dari perolehan presentase rata-rata yang dicapai setiap tindakan.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis mengemukakan implikasi sebagai berikut:
1. Keterampilan yang dinyatakan oleh Schmidt (1991) bahwa pada dasarnya merupakan upaya untuk mencapai tujuan-tujuan yang berhubungan dengan cara memaksimalkan kepastian prestasi, meminimalkan pengeluaran energi tubuh dan mental, serta meminimalkan waktu yang digunakan. Tetapi pada pembelajaran dilapangan, keterampilan siswa masih kurang dikarenakan siswa kurang memahami keterampilan terkait pembelajaran permainan kasti dalam memukul. Sehingga dalam prosesnya, penulis memberikan pembelajaran tentang gerak dasar memukul yang memudahkan siswa untuk mengikuti pembelajaran serta diharapkan dapat meningkatkan keterampilan memukulnya.
2. Kasti merupakan permainan bola kecil beregu yang mengutamakan unsur kekompakan, ketangkasan, dan kegembiraan. Siswa sangat antusias dan senang dalam mengikuti pembelajaran kasti. Dengan menggunakan modifikasi alat yang digunakan sebagai suatu alternatif dalam pembelajaran penjas. Beberapa komponen yang dapat dimodifikasi diantaranya ukuran, berat atau bentuk peralatan; lapangan; waktu bermain; peraturan
(4)
Ikka Rismawati Sukana, 2015
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMUKUL DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN KASTI MELALUI MODIFIKASI ALAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
permainan; dan jumlah pemain (Aussie,1996). Penulis dalam penelitiannya memodifikasi alat pemukul dengan memperlebar penampang pemukul agar perkenaan bola lebih mudah dan menggunakan bola tenis yang lebih ringan dari bola kasti sesungguhnya, peneliti mencoba jenis alat yang berbeda dari standar alat yang digunakan.
C. Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis mengemukakan rekomendasi sebagai berikut:
1. Bagi guru pendidikan jasmani, hasil penelitian ini membuktikan bahwa penggunaan modifikasi alat dapat meningkatkan keterampilan memukul dalam pembelajaran permainan kasti, sehingga disarankan untuk menggunakan modifikasi alat dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani.
2. Bagi sekolah dapat mendukung dan memfasilitasi proses pembelajaran pendidikan jasmani untuk kemajuan dan keterampilan memukul siswa dalam mengembangkan pengalaman geraknya melalui aktivitas pendidikan jasmani.
3. Kepada rekan mahasiswa yang akan mengadakan penelitian tentang keterampilan memukul dalam pembelajaran permainan kasti, penulis sarankan untuk diadakan penelitian lebih lanjut agar dapat mengembangkan dan meningkatkan segala aspek yang terkandung dalam permainan kasti, serta kajian yang lebih dalam.
(5)
Ikka Rismawati Sukana, 2015
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMUKUL DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN KASTI MELALUI MODIFIKASI ALAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR BAGAN ... x
DAFTAR GRAFIK ... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Rumusan Masalah Penelitian ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kajian Pustaka ... 6
1. Belajar ... 6
2. Pembelajaran ... 8
3. Keterampilan ... 10
4. Permainan ... 11
5. Bermain ... 15
6. Bentuk-bentuk Permainan ... 23
7. Permainan Kasti ... 25
8. Modifikasi Alat Pembelajaran Pendidikan Jasmani ... 41
(6)
Ikka Rismawati Sukana, 2015
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMUKUL DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN KASTI MELALUI MODIFIKASI ALAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
C. Hipotesis Tindakan ... 46
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 47
B. Partisipan dan Tempat Penelitian ... 50
C. Pengumpulan Data ... 51
D. Analisis Data ... 57
E. Isu Etik ... 58
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan Penelitian ... 62
1. Deskripsi Data ... 62
2. Analisis Data Observasi Awal ... 63
B. Pembahasan Penelitian ... 67
1. Hasil Siklus I (Tindakan 1) ... 67
2. Hasil Siklus I (Tindakan 2) ... 73
3. Hasil Siklus II (Tindakan 3) ... 77
4. Hasil Siklus II (Tindakan 4) ... 82
C. Refleksi dan Kesimpulan Proses Penelitian ... 90
D. Diskusi Penemuan ... 90
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Simpulan ... 98
B. Implikasi ... 98
C. Rekomendasi ... 99
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN – LAMPIRAN