MODIFIKASI PEMBELAJARAN PERMAINAN FUTSAL UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU AKTIF BELAJAR : Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V Di Sdn Cisitu I Kota Bandung.
MODIFIKASI PEMBELAJARAN PERMAINAN FUTSAL UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU AKTIF BELAJAR
(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V di SDN Cisitu I Kota Bandung)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Pendidikan Jasmani
Oleh :
GILANG RAMADAN SOBARI 1002816
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PENDIDIKAN JASMANI DEPARTEMEN PENDIDIKAN OLAHRAGA
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG 2015
(2)
=======================================================================
MODIFIKASI PEMBELAJARAN PERMAINAN
FUTSAL UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU
AKTIF BELAJAR
PENELITIAN TINDAKAN KELAS PADA SISWA
KELAS V SDN CISITU 1
Oleh
GILANG RAMADAN SOBARI
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
© GILANG RAMADAN SOBARI 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Februari 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
LEMBAR PENGESAHAN GILANG RAMADAN SOBARI
MODIFIKASI PEMBELAJARAN PERMAINAN FUTSAL UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU AKTIF BELAJAR
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:
Pembimbing I
Dr.Nuryadi, M. Pd NIP. 197101171998021001
Pembimbing II
Drs. Andi Suntoda M. Pd NIP. 195806201986011002
Mengetahui
Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Pendidikan Jasmani
Drs. Andi Suntoda M. Pd NIP. 195806201986011002
(4)
Modification Of The Game Futsal Learning To Improve The Behavior Of Active Learning Students
Gilang Ramadan Sobari Promotor I Dr.Nuryadi.M.Pd Promotor II Drs.Andi Suntoda.M.Pd
Abstract
This research aims to examine the levels of active student learning behavior using a modification of the learning media. Class action research was carried out by applying the draft research developed by Kemmis and Teggart. Research consists of several stages, namely as follows: (1) the Planning Act, (2) the implementation of the action, (3) observations, and (4) Reflection. Place of research at elementary school Cisitu 1 State of Bandung with Class 5 student research objects that add up to 30 students. The research process is divided into two cycles that consist of the four actions. Each action uses a modification of the learning in the form of the game. The data was collected by using the instrumentation Time Analysis. Then all of the data collected is analyzed using percentages. Initial data was 43.3% and cycle 1 action 1 is 53.8%, cycle 1 action 2 is 59,5%, cycle 2 action 1 was 66,2%, and cycle 2 action 2 was 74.7%. Based on the results of data analysis, it can be concluded that the application of the learning game modifications can improve the behavior of active learning students. As suggested from the results of research, in delivering learning games futsal, can use the modification of learning, so that students can be more optimal in every learning process following futsal.
(5)
Modifikasi Pembelajaran Permainan Futsal Untuk Meningkatkan Perilaku Aktif Belajar Siswa
Gilang Ramadan Sobari Pembimbing I Dr.Nuryadi.M.Pd Pembimbing II Drs.Andi Suntoda.M.Pd
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti tingkat perilaku aktif belajar siswa dengan menggunakan modifikasi media pembelajaran.Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan dengan menerapkan rancangan penelitian yang dikembangkan oleh Kemmis dan Teggart.Penelitian terdiri atas beberapa tahapan, yaitu sebagai berikut: (1) perencanaan tindakan,(2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, dan(4) refleksi. Tempat penelitiandi Sekolah Dasar Negeri Cisitu1 Kota Bandung dengan objek penelitian siswa kelas5 yang berjumlah 30 siswa. Proses penelitian dibagi menjadi dua siklus yang terdiri atas empat tindakan. Setiap tindakan menggunakan modifikasi pembelajaran dalam bentuk permainan.Data dikumpulkan dengan menggunakan instrumen Time Analysis. Kemudian semua data yang terkumpul dianalisis menggunakan teknik persentase. Data awal adalah 43,3% dan siklus 1 tindakan 1 adalah 53,8%, siklus 1 tindakan 2 adalah 59,5%, siklus 2 tindakan 1 adalah 66,2%, dan siklus 2 tindakan 2 adalah 74,7%. Berdasarkan hasil analisis data, dapat disimpulkan bahwa penerapan modifikasi pembelajaran permainan dapat meningkatkan perilaku aktif belajar siswa. Sebagai saran dari hasil penelitian, dalam menyampaikan materi pembelajaran permainan futsal, dapat menggunakan modifikasi pembelajaran, sehingga siswa bisa lebih optimal dalam mengikuti setiap proses pembelajaran futsal.
(6)
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMAKASIH ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR BAGAN ... ix
DAFTAR GRAFIK ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 6
C. Rumusan Masalah ... 7
D. Tujuan Penelitian ... 7
E. Manfaat Penelitian ... 8
F. Struktur Organisasi Skripsi ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 10
A. KAJIAN PUSTAKA ... 10
1. Konsep Dasar Pendidikan Jasmani ... 10
2. Perilaku Aktif Belajar ... 13
3. Futsal ... 15
4. Modifikasi Pembeajaran ... 20
5. Penelitian Tindakan Kelas ... 23
B. KERANGKA PEMIKIRAN ... 27
C. HIPOTESIS PENELITIAN ... 28
BAB III METODE PENELITIAN ... 29
(7)
B. Jenis dan Rancangan Penelitian ... 29
C. Waktu dan Tempat Penelitian ... 30
D. Subjek Penelitian ... 31
E. Variabel Penelitian ... 31
F. Prosedur Penelitian ... 31
G. Rencana Tindakan ... 32
H. Instrumen Penelitian ... 45
I. Teknik Pengumpulan Data ... 48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 50
A. Hasil Penelitian ... 50
1. Deskripsi Data ... 50
2. Hasil Analisis Data ... 51
B. Pembahasan Penelitian ... 53
1. Hasil Siklus 1 Tindakan 1 ... 53
2. Hasil Siklus 1 Tindakan 2 ... 56
3. Hasil Siklus 2 Tindakan 1 ... 60
4. Hasil Siklus 2 Tindakan 2 ... 63
C. Refleksi dan Kesimpulan Proses Penelitian ... 68
D. Diskusi Penemuan ... 69
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 73
A. Kesimpulan ... 73
B. Saran ... 73
DAFTAR PUSTAKA ... 74 LAMPIRAN
(8)
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan yang terangkai dalam beberapa aktivitas gerak dan bertujuan untuk tercapainya suatu tujuan pendidikan. Pendidikan jasmani merupakan bagian yang integral dari sistem pendidikan keseluruhan, pendidikan jasmani didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan, sikap, perilaku hidup sehat, keterampilan sosial, dan kecerdasan emosional. Seperti yang diungkapkan Mahendra (2009, hlm 3), mengemukakan :
Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah peroses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistic dalam kualitas individu, baik dalam fisik, mental, serta emosional. Pendidikan jasmani memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan utuh, mahluk social, dari pada hanya menganggapnya sebagai seseorang yang terpisah kualitas fisik dan mentalnya.
Dengan demikian bahwa pendidikan jasmani memang sudah seharusnya diberikan pada anak sedini mungkin, karena dengan diberikannya pendidikan jasmani pada anak, diharapkan akan terbinanya sikap dan karakter anak yang sehat secara fisik, cerdas secara pengetahuan dan diharapkan pula anak memiliki kecerdasan dalam setiap sikap dan perilaku yang ditunjukannya.
Pendidikan jasmani dan olahraga di sekolah dasar telah menjadi bagian dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan maksud untuk mengubah perilaku peserta didik. Meski demikian pada kenyataannya masih banyak guru penjas yang melaksanakan proses pembelajaran dengan cara tradisional dengan menitikberatkan materi dan tujuan pembelajaran yang bersifat kecabangan olahraga tanpa memperhatikan siapa yang menjadi peserta didiknya.
Materi, tujuan, proses pembelajaran, dan peserta didik adalah aspek – aspek yang sangat memerlukan perhatian dari seorang guru penjas. Karena hal ini merupakan aspek penting yang saling terkait dan mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Ketika akan mengajar suatu bentuk keterampilan gerak, sudah sewajarnya
(9)
seorang guru penjas memperhatikan tingkat pertumbuhan dan perkembangan kemampuan gerak siswanya.
Materi pembelajaran yang akan diberikan kepada siswa harus sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan peserta didik. Sehingga materi pembelajaran akan tersampaikan dengan baik dan tujuan pembelajaran akan tercapai sesuai apa yang diharapkan. Berdasarkan kurikulum pendidikan 2006, terkait dengan materi pembelajaran, khususnya dalam bentuk permainan dan olahraga, banyak sekali permainan yang termasuk kedalam kelompok permainan bola besar. Salah satunya adalah permainan futsal yang merupakan salah satu bentuk olahraga yang diberikan di sekolah dasar. Saat ini olahraga Futsal merupakan salah satu cabang olahraga yang sangat populer di kalangan pelajar. Tidak jarang siswa yang sangat menyenangi olahraga ini. Keinginan siswa mengikuti olahraga ini sangat beragam. Mulai dari ingin populer di sekolahnya, sampai yang memang betul-betul ingin mendalami olahraga ini. Tidak jarang juga guru Penjas menggunakannya sebagai alat untuk pembelajaran Penjas, tetapi sangat disayangkan ketika dalam pengajaran Penjas penggunaan pembelajaran tak ubahnya seperti melatih suatu cabang olahraga yang hanya menekankan pada keterampilan teknik saja. Karena teknik dianggap sesuatu yang sangat penting dalam bermain futsal, akan tetapi keterampilan teknik dasar futsal saja, sedangkan tujuan dari pembelajaran disekolah lebih mengarah salah satunya pada perilaku aktif siswa dalam pembelajaran,Karena, jika mengandalkan keterampilan teknik dasar futsal saja belum tentu semua siswa mahir dan berbakat dalam bermai futsal. Tidak dipungkiri bahwa permainan futsal dapat membuat gembira dan bersenang-senang para pemain yang menyenanginya dan mampu menumbuhkan rasa kepercayaan diri saat bermain.
Meskipun Penjas menawarkan kepada anak untuk bergembira, tidaklah tepat untuk mengatakan bahwa Penjas di sekolah semata-mata bertujuan agar anak bergembira dan bersenang-senang. Bila demikian seolah-olah Penjas di sekolah hanya dijadikan program selingan, tidak berbobot, dan tidak memiliki tujuan yang mendidik. Penjas merupakan wahana pendidikan, yang memberikan kesempatan bagi anak untuk mempelajari hal-hal penting, dalam pembelajaran pendidikan
(10)
jasmani tidak hanya membina dimensi psikomotor siswa saja, akan tetapi dimensi kognitif dan afektif siswa pun ikut terbina. Dimensi psikomotor yang dimaksud dalam pendidikan jasmani yaitu meliputi keterampilan gerak anak, sedangkan dimensi kognitif yaitu meliputi pengetahuan anak dan dimensi afektif meliputi sikap dan prilaku anak dalam mengikuti proses pembelajaran.
Namun pada kenyataannya pendidikan jasmani di Sekolah Dasar hanya terfokus pada dimensi psikomotor saja tanpa memperhatikan sikap dan perilaku yang muncul saat proses pembelajaran berlangsung. Dalam pembelajaran pendidikan jasmani di SDN Cisitu 1 kelas 5 mengenai materi pembelajaran permainan futsal masih banyak siswa yang kurang berperilaku aktif dalam proses pembelajaran, hal ini tidak luput dari faktor-faktor penyebabnya, salah satunya karena kurang menariknya kegiatan pembelajaran. Untuk mendorong siwa membentuk prilaku aktif belajar guru seyogiyanya dapat menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan, sehingga keadaan pembelajaran menjadi hidup dengan adanya sedikit debat yang dilakukan siswa seperti mengajukan pertanyaan dan mengemukakan gagasanya .
Perilaku aktif belajar atau juga disebut jumlah waktu aktif belajar adalah waktu yang dimiliki oleh setiap siswa untuk berpartisipasi aktif dalam sebuah pembelajaran merupakan tolak ukur dari kualitas hasil pembelajaran pendidikan jasmani. Semakin banyak waktu yang dihabiskan oleh siswa untuk berperan aktif dan berpartisipasi dalam proses membangun suatu pemahaman tentang materi pembelajaran yang diberikan idealnya akan semakin baik kualitas belajar yang dihasilkan. Seperti yang diungkapkan oleh Husdarta (2009, hlm. 163) yang
menyatakan bahwa: “Salah satu prinsip penting dalam pendidikan jasmani adalah
partisipasi peserta didik secara penuh dan merata”. Berbanding lurus menurut Suherman (2009, hlm. 115) :
Partisipasi secara penuh dan merata. Hal tersebut menggambarkan bahwa salah satu prinsip yang paling utama dalam proses pembelajaran penjas adalah partisipasi dan keikut sertaan siswa secara penuh yaitu antusias minat dan motivasi siswa yang tinggi untuk mengikuti proses pembelajaran dari awal hingga akhir serta merata dalam arti seluruh siswa memiliki partisipasi yang sama dalam setiap pertemuan pembelajaran pendidikan jasmani. Hal
(11)
tersebutlah yang menjadi penentu efektivitas pembelajaran pendidikan jasmani yang dilaksanakan di sekolah.
Jadi pada kesimpulanya Perilaku aktif belajar adalah perilaku aktif atau perilaku berpartisipasi dari setiap kegiatan pembelajaran yang menjadi fokusnya adalah kegiatan yang dilakukan oleh mayoritas siswa yang sedang terlibat dalam kegiatan pembelajaran.
Dalam hal ini perilaku aktif belajar siswa dalam pembelajaran dapat diukur dari proses masuknya informasi yang diproses melalui beberapa tahapan yang kemudian akhirnya menghasilkan mutu ketercapaian informasi yang di sampaikan dalam bentuk perilaku.
Jadi berdasarkan kajian teori tersebut, dapat disimpulkan bahwa memperoleh perilaku yang aktif dalam belajar tentunya dalam diri siswa harus memiliki motivasi sebagai dorongan atau kekuatan dari dalam diri untuk berbuat atau bertingkah laku dalam rangka mencapai tujuan tertentu, perilaku aktif ditunjukan oleh siswa melalui tindakan yang bekerja keras, disiplin dan bertanggung jawab.
Karena itu penting bagi guru Penjas untuk menyajikan tugas-tugas belajar yang bisa menyediakan pengalaman sukses dan menimbulkan perasaan berhasil (feeling of succes) pada setiap anak.
Mengacu pada uraian latar belakang dan permasalahan yang dihadapi oleh siswa di SDN Cisitu 1 Kota Bandung, terdapat masalah dikelas yaitu kurang aktifnya siswa dalam mengikuti pembelajaran futsal karena pembelajaran yang diberikan oleh guru terlihat monoton. Sehingga penulis tertarik untuk menindaklanjutinya dengan mengadakan penelitian “modifikasi pembelajaran
permainan futsal untuk meningkatkan perilaku aktif belajar”, dengan penelitian tindakan kelas (PTK) seperti yang disebutkan pada Kompetensi inti dan kompetensi dasar kelas V (Lima) semester satu Nomor 3.1 dan 4.1 yaitu :
3.1 Memahami konsep variasi dan kombinasi pola gerak dasar dalam berbagai permainan bola besar
(12)
4.1 Mempraktikkan variasi dan kombinasi pola gerak dasar yang dilandasi konsep gerak dalam berbagai permainan bola besar.
Berdasarkan kutipan di atas, gerak yang dimaksud yaitu menendang, mendribling dan mengehentikan bola dalam permainan futsal yang dimodifikasi, memodifikasi bentuk pembelajaran dalam permainan futsal dengan fokus
penelitian, “Modifikasi pembelajaran permainan futsal untuk meningkatkan
perilaku aktif belajar”.
Dalam hal ini kreatifitas seorang guru sangatlah diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran. Seorang guru pendidikan jasmani yang kreatif akan mampu menciptakan sesuatu yang baru, atau memodifikasi yang sudah ada tetapi disajikan dengan cara yang semenarik mungkin, sehingga anak didik akan merasa senang mengikuti pelajaran penjas yang diberikan. Banyak hal-hal sederhana yang dapat dilakukan oleh guru pendidikan jasmani untuk kelancaran jalannya pendidikan jasmani. Seperti yang dikemukakan oleh Lutan dalam bahagia (2010 hlm. 71) bahwa :
Modifikasi dalam mata pelajaran pendidikan jasmani diperlukan, dengan tujuan agar : a) Siswa memperoleh kepuasan dalam mengikuti pelajaran, b) Meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam berpartisipasi, c) Siswa dapat melakukan pola gerak secara benar.
Penerapan modifikasi ini dimaksudkan agar materi yang ada dalam kurikulum dapat disajikan sesuai dengan tahap-tahap perkembangan kognitif, afektif dan psikomotorik anak. Menurut Aussie dalam bahagia (2010 hlm. 82) menyatakan bahwa :
Pengembangan modifikasi di Australia dilakukan dengan pertimbangan : a) Anak-anak belum memiliki kematangan fisik dan emosional seperti orang dewasa, b) Berolahraga dengan peralatan dan peraturan yang dimodifikasi akan mengurangi cedera pada anak, c) Olahraga yang dimodifikasi akan mampu mengembangkan keterampilan anak lebih cepat dibanding dengan peralatan standar untuk orang dewasa, d) Olahraga yang dimodifikasi menumbuhkan kegembiraan dan kesenangan pada anak-anak dalam situasi kompetitif.
(13)
Dari pendapat tersebut dapat diartikan bahwa pendekatan modifikasi dapat digunakan sebagai suatu alternatif dalam pembelajaran pendidikan jasmani, oleh karenanya pendekatan ini mempertimbangkan tahap-tahap perkembangan dan karakteristik anak, sehingga diharapkan dengan dilakukannya modifikasi, khususnya modifikasi pada pembelajaran yang akan dilakukan di SDN Cisitu 1-2, anak akan berperilaku aktif mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani dengan senang dan gembira.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, yang menjadi masalah umum dari penelitian ini adalah kurang aktifnya siswa dalam proses pembelajaran permainan futsal. Salah satu penyebabnya adalah karena kurangnya fasilitas pendukung, seperti jumlah bola yang sangat terbatas yang menyebabkan siswa kurang memiliki kesempatan untuk mencoba dan mengakibatkan siswa tidak memiliki pengalaman yang cukup banyak dalam mencoba keterampilan gerak dasar passing yang ditugaskan oleh guru. Diperparah lagi oleh monotonnya pembelajaran yang diberikan oleh guru, sehingga siswa mudah merasa bosan yang mengakibatkan siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran. salah satu solusi yang cukup tepat ialah dengan memodifikasi pembelajaran. Dalam kegiatan belajar mengajar sebaiknya guru lebih kreatif dalam menyusun rencana pembelajaran, pembelajaran harus lebih bervariatif sehingga siswa lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran dan tujuan pembelajaran bisa tercapai sesuai dengan apa yang diharapkan.
Masalah umum di atas selanjutnya dirinci dalam bentuk point – point masalah yang terjadi di SDN Cisitu 1 adalah :
1. Kurang antusisnya siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani yang tidak luput dari faktor-faktor penyebabnya salah satunya karena kurang menariknya kegiatan pembelajaran.
2. Dalam satu kelas siswa heterogen, ada siswa yang menyukai ada pula yang tidak menyukai pembelajaran futsal,sehingga saat pembelajaran berlangsung ada siswa yang aktif dan ada juga yang pasif dalam mengikuti pembelajaran,ini menjadi kesulitan bagi guru dalam menyampaikan materi.
(14)
C. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang yang telah dirumuskan, serta untuk memfokuskan permasalahan dalam penelitian maka yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah
1. Apakah penerapan modifikasi pembelajaran permainan futsal dapat meningkatkan perilaku aktif belajar siswa kelas 5 SDN Cisitu 1?
2. Seberapa besar kontribusi penerapan modifikasi pembelajaran permainan futsal dalam meningkatkan perilaku aktif belajar siswa kelas 5 SDN Cisitu 1?
D. Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini adalah untuk meningkatkan perilaku aktif belajar siswa dalam pembelajaran permainan futsal, dimana secara khusus difokuskan terhadap :
1. Untuk mengetahui apakah penerapan modifikasi pembelajaran permainan futsal dapat meningkatkan perilaku aktif belajar siswa khususnya di SDN Cisitu 1?
2. Seberapa besar kontribusi penerapan modifikasi pembelajaran permainan futsal pada Peningkatkan perilaku aktif belajar siswa khususnya di SDN Cisitu 1?
E. Manfaat Penelitian
Dalam sebuah penelitian yang penulis beri judul “modifikasi pembelajaran permainan futsal dapat meningkatkan perilaku aktif belajar siswa kelas 5 SDN Cisitu 1”. Diharapkan mempunyai manfaat yang baik, baik bagi peneliti atau penulis maupun pembaca. Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah :
1. Manfaat teoritis
a. Penelitian ini diharapkan berguna bagi penulis untuk mengetahui manfaat penerapan modifikasi pembelajaran permainan futsal dalam menanggulangi perilaku aktif belajar yang kurang.
b. Sebagai bahan bacaan bagi pembaca yang meneliti hal-hal yang ada relevansinya dengan masalah penelitian ini.
(15)
2. manfaat praktis
a. Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi para guru penjadalam menyusun rencana pembelajaran untuk menerapkan modifikasi pembelajaran permainan futsal.
b. Hasil penelitian dapat dijadikan acuan dan pedoman bagi guru pendidikan jasmani untuk mengatasi kesulitan pembelajaran yang diakibatkan oleh kurang menariknya materi yang diberikan oleh guru, khususnya dalam upaya meningkatkan perilaku aktif belajar siswa dalam pembelajaran permainan futsal.
3. Struktur Organisasi Skripsi Bab I. Pendahuluan
a) Latar belakang masalah b) Identifikasi masalah c) Rumusan masalah d) Tujuan penelitian e) Manfaat penelitian
f) Struktur organisasi skripsi
Bab II. Kajian pustaka, kerangka pemikiran dan hipotesis tindakan Bab III. Metodologi penelitian
a) Metode penelitian b) Subjek penelitian
c) Waktu dan tempat penelitian d) Prosedur penelitian
e) Desain penelitian
f) Instrumen penelitian dan pengumpulan data g) Teknik pengolahan dan analisis data
Bab IV. Pemaparan data dan hasil penelitian Bab V. Kesimpulan dan saran
(16)
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian adalah kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyajian data yang disusun secara sistematis untuk menguji suatu permasalahan. Sedangkan metode penelitian adalah cara ilmiah yang dilakukan untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu. Suatu penelitian harus disusun secara sistematis berdasarkan tahapan-tahapan penelitian.
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).Penelitian Tindakan Kelas menurut Harjodipuro dalam Iskandar (2011, hlm. 22) bahwa PTK adalah :
Suatu pendekatan untuk memperbaiki pendidikan melalui perubahan, dengan mendorong para guru untuk memikirkan praktik mengajarnya sendiri, agar kritis terhadap praktik tersebut dan agar mau untuk mengubahnya. PTK bukan sekedar mengajar, PTK mempunyai makna sadar dan kritis terhadap mengajar, dan menggunakan kesadaran kritis terhadap dirinya sendiri untuk bersiap terhadap proses perubahan dan perbaikan proses pembelajaran. PTK mendorong guru untuk berani bertindak dan berpikir kritis dalam mengembangkan teori dan rasional bagi mereka sendiri, dan bertanggung jawab mengenai pelaksanaan tugasnya secara professional.
Penelitian ini berangkat dari permasalahan yang faktual dalam praktek pembelajaran yang dihadapi guru, karena permasalahan dalam penelitian ini bertujuan bagaimana mengatasi kurang aktifnya anak dalam belajar penjas dalam pembelajaran futsal, sehingga kesulitan anak dapat dipecahkan. Berbekal dari keinginan memperbaiki pembelajaran penjas pada permainan futsal, penulis mempersiapkan diri tentang apa itu penelitian tindakan kelas, latar belakang, karakter dan prosedur yang harus ditempuh.
Dengan dilaksanakannya PTK, berarti guru juga berkedudukan sebagai peneliti, yang senantiasa bersedia meningkatkan kualitas kemampuan mengajarnya. Upaya peningkatan kualitas tersebut diharapkan dilakukan secara
(17)
28
sistematis, realities, dan rasional, yang disertai dengan meneliti semua aksinya di depan kelas sehingga gurulah yang tahu persis.
Kekurangan-kekurangan dan kelebihannya. Apabila di dalam pelaksanaan “Aksi” nya masih terdapat kekurangan, dia akan bersedia mengadakan perubahan sehingga di dalam kelas yang menjadi tanggungjawabnya tidak terjadi permasahan.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan PTK ialah suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis reflektif terhadap berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti, sejak disusunnya suatu perencanaan sampai penilaian terhadap tindakan nyata di dalam kelas yang berupa kegiatan belajar-mengajar, untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan. Sementara itu, dilaksanakannya PTK oleh peneliti di antaranya untuk meningkatkan perilaku aktif belajar yang diselenggarakan oleh guru/pengajar-peneliti itu sendiri, yang dampaknya diharapkan siswa akan lebih berperilaku aktif dan dapat mengurangi tingkat kurang aktifnya siswa dalam mengikuti pembelajaran, yang merupakan kendala yang mengganjal pada guru dalam menyelenggarakan pembelajaran di kelas. Salah satunya dengan cara menerapkan modifikasi pembelajaran permainan futsal yang diterapkan kepada siswa sd kelas 5 SDN Cisitu 1.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Pelaksanaan penelitian dilakukan selama kurang lebih 1 bulan yang disesuaikan dengan jadwal pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah tersebut. Waktu penelitian dilakukan pada tanggal 5 Januari sampai dengan 15 Januari. Penelitian ini dilaksanakan di lingkungan SDN Cisitu 1 Kec. Coblong Kota Bandung. Dimana dalam hal ini peneliti mengambil tempat atau lokasi penelitian di SDN Cisitu 1 Kec. Coblong Kota Bandung dengan alasan atau pertimbangan antara lain :
1. Tersedianya lapangan yang cukup luas untuk aktivitas pembelajaran.
2. Dalam pelaksanaan pembelajaran permainan futsal khususnya, siswa mengalami banyak hal, yakni diantaranya kurang aktifnya siswa dalam mengikuti mata pelajaran penjas.
(18)
29
3. Selain itu penulis atau peneliti pernah melakukan praktek atau mengajar disekolah yang bersangkutan.
4. Selama praktek mengajar berlangsung peneliti telah mengamati dan kemudian menemukan banyak persoalan yang terjadi dalam proses pembelajaran.
C. Subjek Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SDN Cisitu 1 Kota Bandung, pada kelas V dengan jumlah siswa 41 orang, terdiri dari 18 orang siswa laki-laki dan 23 orang siswa perempuan.
D. Variabel Penelitian
Variabel adalah gejala yang dijadikan objek pengamatan dalam penelitian. Dalam PTK ada 3 variabel yang akan dikaji yaitu variabel input, variabel proses dan variabel output.
1. Variabel input dari penelitian ini adalah siswa kelas 5 SDN Cisitu 1.
2. Variabel proses dalam penelitian ini adalah pembelajaran permainan Futsal. 3. Variabel output dari penelitian ini adalah peningkatan perilaku aktif belajar
siswa.
E. Prosedur Penelitian
Penelitian tindakan ini mengacu pada model penelitian tindakan dari Kemmis dan Teggart dalam Sukajati (2008, hlm. 38) yaitu “Penelitian tindakan yang dipandang sebagai suatu siklus spiral dari penyusunan perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan (observasi), dan refleksi yang selanjutnya mungkin diikuti dengan siklus spiral berikutnya”.
(19)
30
Gambar 3.1 Gambar Alur PTK
SIKLUS II
SIKLUS I
Sumber: Mulyasa (2012, hlm. 73) F. Rencana Tindakan
Rencana pembelajaran dalam suatu penelitian tindakan haruslah tersusun dengan memperhitungkan segala sesuatu yang mungkin bisa terjadi. Seperti yang diungkapkan oleh Kunandar (2012, hlm. 91) :
Rencana tindakan merupakan tindakan pembelajaran kelas yang tersusun dan dari segi definisi harus perspektif atau memandang ke depan pada tindakan dengan memperhitungkan peristiwa-peristiwa tidak terduga, sehingga mengandung sedikit resiko.
Dalam menentukan tindakan, peneliti berperan sebagai aktor (guru) dibantu oleh observer (guru penjas atau teman sejawat) untuk melakukan rancangan tindakan. Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh peneliti dan observer diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti dan observer menentukan suatu perencanaan tindakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Rencana
2. Tindakan
3. Observasi 4. Refleksi
1. Rencana
2. Tindakan
3. Observasi 4. Refleksi
(20)
31
a. Membuat rencana pembelajaran dengan menerapkan modifikasi pembelajaran dan variasi bentuk tugas gerak yang sistematis dalam pembelajaran basket ball like games.
b. Membuat lembar observasi yaitu:
1. Catatan-catatan yang digunakan sebagai media untuk mencatat semua kejadian yang muncul selama proses pembelajaran. Catatan-catatan ini harus tertib dan sistematis karena akan menjadi sumber informasi dalam proses pengolahan data dan analisis data.
2. Dengan menggunakan alat elektronik (Handphone atau camera) untuk merekam atau mendokumentasikan fakta dan data-data penting yang diambil selama proses pembelajaran berlangsung. Ini dapat dijadikan bahan untuk koreksi dan evaluasi guna perbaikan proses tindakan pembelajaran di tahap berikutnya.
c. Membuat jurnal harian yang digunakan sebagai alat pengumpul data yang berkenaan dengan aspek-aspek kegitan pembelajaran yang berkaitan untuk meningkatkan jumlah waktu aktif belajar.
d. Menyiapkan sarana dan prasarana (fasilitas dan alat) untuk kegiatan pembelajaran aktivitas permainan Futsal.
2. Pelaksanaan tindakan
Dalam proses pelaksanaan tindakan, peneliti berperan sebagai aktor (guru) yang terjun langsung untuk melaksanakan pembelajaran permainan futsal melalui modifikasi media yang digunakan dalam proses pembelajaran.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam pelaksanaan tindakan ini yaitu:
a. Peneliti menerapkan rencana pembelajaran dengan menerapkan modifikasi pembelajaran dan variasi bentuk tugas gerak yang sistematis dalam pembelajaran aktivitas permainan futsal.
b. Peneliti mengajar langsung di lapangan sekaligus melakukan pengamatan terhadap seluruh siswa yang belajar. Proses pengamatan harus didasari dengan sadar, kritis, sistematis, dan objektif.
(21)
32
c. Setelah pembelajaran berakhir, peneliti mencatat segala bentuk kegiatan, kejadian, kendala-kendala yang muncul selama pembelajaran berlangsung ke dalam lembar observasi yang telah disiapkan.
Siklus I
Skenario tindakan pembelajaran
a. Tindakan satu aktivitas pemebelajaran futsal dalam permainan 2 vs 1
Fokus Pembelajaran : Aktivitas mengoper, menguasai, mempertahankan bola sebanyak 10 kali passsing, dan menembak atau shoting ke gawang yang dijaga seorang penjaga gawang.
Tujuan pembelajaran : Aktivitas meningkatkan kemampuan gerak dasar dan berdiskusi pada saat permainan selesai agar tercapai tujuan yang diharapkan dengan mempertahankan dan mencetak poin.
1. Pendahuluan
a) 1). Mengecek kesiapan belajar siswa, lapangan, dan media yang akan digunakan dalam pembelajaran.
b) 2). Menertibkan siswa dengan berbaris
c) 3). Guru bersama siswa berdoa bersama-sama. d) 4). Guru men-cek kehadiran siswa.
e) 5). Apersepsi
Guru memberikan pertanyaan tentang materi yang sudah dipelajari sebelumnya.
Guru memberikan pertanyaan tentang pengalaman gerak yang anak ketahui dalam pembelajaran futsal.
6). Menyampaikan tujuan pembelajaranPemanasan dengan permainan jala ikan. Cara memainkannya adalah dengan membentuk kelompok kecil yang saling
berpegangan tangan dan berperan sebagai jala yang bertugas menangkap temannya yang berperan sebagai ikan.
(22)
33
Tabel 3.1
2. Inti
Indikator Guru Siswa Formasi
Cara passing,
stopping dan dribbling
permainan 2 vs 1
Guru menjelask an cara bermain
Siswa terbagi dalam
kelompok kecil. Tiap
kelompok terdiri dari 3 orang. 1 bertahan dan 2 penyerang. Penyerang harus melakukan passing, stopping dan dribbling untuk
mencetak skor dengan
sasaran (kardus). Sedangkan
pemain bertahan harus
menjaga agar penyerang
tidak mendapat skor.
Cara passing, stopping, dribbling dan mendukung teman dalam permainan
4 vs 2
Guru menjelask an cara bermain
Siswa terbagi dalam
kelompok kecil. Tiap
kelompok terdiri dari 6 orang. 2 bertahan dan 4 penyerang. Penyerang harus melakukan passing, stopping,
dribbling lalu mencetak skor
dengan sasaran (kardus). Sedangkan pemain bertahan
harus menjaga agar
penyerang tidak mendapat skor..
(23)
34
Indikator Guru Siswa Formasi
Cara passing,
stopping, dribbling dan
mendukung teman dalam permainan
3 vs 2
Guru menjelask an cara bermain
Siswa terbagi dalam
kelompok kecil. Tiap
kelompok terdiri dari 5 orang. 2 bertahan dan 3 penyerang. Penyerang harus melakukan passing, stopping,
dribbling lalu mencetak skor
dengan sasaran (kardus). Sedangkan pemain bertahan
harus menjaga agar
penyerang tidak mendapat skor.
3. Penutup
1). Guru dan siswa melakukan relaksasi.
2). Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilalui.
3). Guru memberi penguatan terhadap hasil tugas siswa melalui kegiatan tanya jawab untuk mengetahui penguasaan materi yang telah
dipelajari selama pembelajaran (kegiatan evaluasi hasil belajar). 4). Guru dan semua siswa berdoa untuk mengakhiri pelajaran. 5). Observasi Kegiatan observasi dalam penelitian ini dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan pembelajaran. Untuk mempermudah
pelaksanaan observasi, penulis dibantu oleh observer (guru mata pelajaran pendidikan jasmani atau teman sejawat). Objek yang diamati difokuskan pada aktivitas dan efektivitas siswa selama pembelajaran dilaksanakan.
(24)
35
b. Tindakan dua aktivitas pembelajaran futsal materi permainan (3 vs 2) Fokus Pembelajaran : Aktivitas passing dan shoting, menguasai,
mempertahankan bola dan menembak bola pada target. Tujuan pembelajaran : Aktivitas meningkatkan kemampuan gerak dasar dan
berdiskusi pada saat permainan selesai agar tercapai tujuan yang diharapkan dengan mempertahankan dan mencetak poin.
1. Pendahuluan
1). Mengecek kesiapan belajar siswa, lapangan, dan media yang akan digunakan dalam pembelajaran.
2). Menertibkan siswa dengan berbaris
3). Guru bersama siswa berdoa bersama-sama. 4). Guru men-cek kehadiran siswa.
5). Apersepsi
Guru memberikan pertanyaan tentang materi yang sudah dipelajari sebelumnya.
Guru memberikan pertanyaan tentang pengalaman gerak yang anak ketahui dalam pembelajaran futsal.
6). Menyampaikan tujuan pembelajaran.
7). Pemanasan dengan permainan ayam dan serigala. Siswa dibagi dalam
beberapa kelompok kecil, dalam satu kelompok terdapat 1 serigala, 1 induk ayam dan beberapa anak ayam yang saling berpegangan di belakang induk ayam. Serigala harus berusaha menangkap anak ayam yang paling terakhir, sementara sang induk ayam harus menjaga agar anak ayam tidak ditangkap serigala.
(25)
36
Tabel 3.2 2. Kegitan Inti
Indikator Guru Siswa Formasi
Cara Cara passing, stopping, dribbling dan mendukung teman dalam permainan
4 vs 2
Guru menjelaskan cara
bermain
Siswa terbagi dalam
kelompok kecil. Tiap
kelompok terdiri dari 6 orang. 2 bertahan dan 4
penyerang. Penyerang
harus melakukan passing,
stopping, dribbling lalu
mencetak skor dengan
sasaran (kardus).
Sedangkan pemain
bertahan harus menjaga
agar penyerang tidak
mendapat skor. Cara passing, stopping, dribbling dan mendukung teman dalam permainan
3 vs 2
Guru menjelaskan cara
bermain.
Siswa terbagi dalam
kelompok kecil. Tiap
kelompok terdiri dari 5 orang. 2 bertahan dan 3
penyerang. Penyerang
harus melakukan passing,
stopping, dribbling lalu
mencetak skor dengan
sasaran (kardus).
Sedangkan pemain
bertahan harus menjaga
agar penyerang tidak
(26)
37
3. Penutup
1). Guru dan siswa melakukan relaksasi.
2). Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilalui.
3). Guru memberi penguatan terhadap hasil tugas siswa melalui kegiatan tanya jawab untuk mengetahui penguasaan materi yang telah dipelajari selama pembelajaran (kegiatan evaluasi hasil belajar).
4). Guru dan semua siswa berdoa untuk mengakhiri pelajaran. 5). Observasi
Kegiatan observasi dalam penelitian ini dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan pembelajaran. Untuk mempermudah pelaksanaan observasi, penulis dibantu oleh observer (guru mata pelajaran pendidikan jasmani atau teman sejawat). Objek yang diamati difokuskan pada aktivitas dan efektivitas siswa selama pembelajaran dilaksanakan.
6). Refleksi
Langkah selanjutnya adalah melakukan analisis, refleksi dan interpretasi (pemaknaan) terhadap data yang didapat dari hasil observasi, sehingga dapat
Indikator Guru Siswa Formasi
Cara Cara
passing, stopping, dribbling dan
mendukung teman dalam permainan
5 vs 3
Guru menjelaskan cara
bermain
Siswa terbagi dalam kelompok kecil. Tiap kelompok terdiri dari 8 orang. 3 bertahan dan 5 penyerang. Penyerang harus melakukan passing,
stopping, dribbling lalu
mencetak skor dengan sasaran (kardus). Sedangkan pemain bertahan harus menjaga agar penyerang tidak mendapat skor.
(27)
38
diketahui apakah tindakan yang dilakukan telah mencapai tujuan. Hasil yang didapatkan dalam tahap observasi dikumpulkan serta dianalisa dalam tahap ini. Dari hasil observasi guru dapat merefleksi diri dengan melihat data observasi apakah kegiatan yang dilakukan telah dapat meningkatkan perilaku aktif belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran permainan futsal. Pemaknaan hasil observasi ini dijadikan dasar untuk melakukan evaluasi sehingga dapat disusun langkah-langkah dalam tindakan berikutnya.
Penelitian tindakan kelas ini akan dilakukan dengan dua siklus, dalam satu siklus terdapat dua tindakan. Berikut di bawah ini adalah langkah-langkah pembelajaran siklus pelaksanaan tindakan dalam penelitian tindakan kelas.
Siklus II:
a. Tindakan tiga aktivitas pembelajaran futsal permainan (3 vs 2) Fokus Pembelajaran : Aktivitas passsing, stoping dan shoting, menguasai,
mempertahankan bola, cara mencetakskor dengan shoting bola diwilayah yang sudah disediakan. Tujuan pembelajaran : Aktivtas meningkatkan kemampuan gerak dasar dan
berdiskusi pada saat permainan selesai agar tercapai tujuan yang diharapkan dengan mempertahankan dan mencetak poin.
1. Pendahuluan
1). Mengecek kesiapan belajar siswa, lapangan, dan media yang akan digunakan dalam pembelajaran.
2). Menertibkan siswa dengan berbaris
3). Guru bersama siswa berdoa bersama-sama. 4). Guru men-cek kehadiran siswa.
5). Apersepsi
Guru memberikan pertanyaan tentang materi yang sudah dipelajari sebelumnya.
Guru memberikan pertanyaan tentang pengalaman gerak yang anak ketahui dalam pembelajaran bola basket.
6). Menyampaikan tujuan pembelajaran.
7). Pemanasan dengan permainan tag ball. Cara memainkannya adalah dengan membentuk kelompok kecil yang berperan sebagai kucing, lalu saling passing
(28)
39
bola dan harus menyentuhkan bola kepada siswa yg berlari bebas sebagai burung, jika siswa yang menjadi burung terkena bola, maka ia bergabung dengan
kelompok kucing. Permainan ini dilakukan sampai semua siswa menjadi kucing. Tabel 3.3
2. Kegitan Inti
Indikator Guru Siswa Formasi
Cara passing,
stopping dan dribbling
permainan
3 vs 2
Guru menjelaskan cara bermain
Siswa terbagi dalam
kelompok kecil. Tiap
kelompok terdiri dari 5 orang. 2 bertahan dan 3 penyerang. Penyerang harus
melakukan passing,
stopping dan dribbling
untuk mencetak skor dengan sasaran (kardus). Sedangkan
pemain bertahan harus
menjaga agar penyerang tidak mendapat skor.
Cara passing, stopping, dribbling dan mendukung teman dalam permainan
5 vs 3
Guru menjelaskan cara bermain
Siswa terbagi dalam
kelompok kecil. Tiap
kelompok terdiri dari 8 orang. 5 orang team biru dan 3 orang team coklat. Team biru mempunyai 3 lingkaran skor sedangkan team merah mempunyai 1 lingkaran skor. Setiap team harus saling menyerang dan memasukkan bola ke dalam lingkaran skor lawan. Skor tercipta ketika bola masuk lingkaran.
(29)
40
Indikator Guru Siswa Formasi
Cara passing,
stopping, dribbling dan
mendukung teman dalam permainan
5 vs 4
Guru menjelaskan cara bermain
Siswa terbagi dalam
kelompok kecil. Tiap
kelompok terdiri dari 9 orang. 5 orang team biru dan 4 orang team coklat. Team biru mempunyai 3 lingkaran skor sedangkan team merah mempunyai 1 lingkaran skor. Setiap team harus saling menyerang dan memasukkan bola ke dalam lingkaran skor lawan. Skor tercipta ketika bola masuk lingkaran
3.Penutup
1) Guru dan siswa melakukan relaksasi.
2) Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilalui. 3) Guru memberi penguatan terhadap hasil tugas siswa melalui kegiatan tanya
jawab untuk mengetahui penguasaan materi yang telah dipelajari selama pembelajaran (kegiatan evaluasi hasil belajar). Guru dan semua siswa berdoa untuk mengakhiri pelajaran.
4) Observasi
Mengamati proses pembelajaran sekaligus mengevaluasi penguasaan tugas gerak yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan di siklus II tindakan ke satu.
b. Tindakan empat aktivitas pembelajaran futsal materi permaianan (5 vs 3). Fokus Pembelajaran : Aktivitas passing, stoping, dan shoting, mempertahankan
bola dan mencetak skor.
Tujuan pembelajaran: Aktivitas meningkatkan kemampuan gerak dasar dan berdiskusi pada saat permainan selesai dalam agar
(30)
41
tercapai tujuan yang diharapkan dengan mempertahankan dan mencetak poin
1. Pendahuluan
1). Mengecek kesiapan belajar siswa, lapangan, dan media yang akan digunakan dalam pembelajaran.
2). Menertibkan siswa dengan berbaris
3). Guru bersama siswa berdoa bersama-sama. 4). Guru men-cek kehadiran siswa.
5). Apersepsi
Guru memberikan pertanyaan tentang materi yang sudah dipelajari sebelumnya.
Guru memberikan pertanyaan tentang pengalaman gerak yang anak ketahui dalam pembelajaran futsal.
6). Menyampaikan tujuan pembelajaran.
7). Pemanasan dengan permainan hitam dan hijau. Ketika guru menyebutkan hitam maka hitam harus lari ke daerah aman sedangkan hijau harus berusaha menangkap. Ketika guru menyebutkan hijau maka hijau harus lari ke daerah amandan hitam harus berusaha menangkap hijau.
(31)
42
Tabel 3.4 2. Kegiatan Inti
Indikator Guru Siswa Formasi
Cara Cara passing, stopping, dribbling dan mendukung teman dalam permainan
5 vs 3
Guru menjelask an cara bermain
Siswa terbagi dalam kelompok kecil yang terdiri dari 8 orang. 5 orang team biru dan 3 orang
team merah. Team biru
mempunyai 5 botol target
sedangkan team coklat
mempunyai 3 botol target. Pemenang ditentukan ketika botol target habis terjatuh oleh team penyerang. Dengan cara dipassing bola tanpa melewati garis lemparan. Cara passing, stopping, dribbling dan mendukung teman dalam permainan
5 vs 4
Guru menjelask an cara bermain
Siswa terbagi dalam kelompok kecil yang terdiri dari 9 orang. 5 orang team biru dan 4 orang
team coklat. Team biru
mempunyai 2 daerah skor dan
team merah mempunyai 1
daerah skor. Skor tercipta apabila salah satu pemain menyimpan bola distop di dalam daerah skor lawan.
(32)
43
Indikator Guru Siswa Formasi
Cara Cara
passing, stopping, dribbling
dan
mendukung teman dalam permainan
5 vs 5
Guru menjelask an cara bermain
Siswa terbagi dalam kelompok 10 orang yang didalamnya
terbagi 2 kelompok sama
banyak. Team coklat 5 orang, team biru 5 orang. Setiap tim mempunyai 1 lingkaran skor/ gawang. Tim yang mampu memasukkan bola ke dalam lingkaran skor/ gawang lawan maka akan mendapat 1 skor.
3. Penutup
1). Guru dan siswa melakukan relaksasi.
2). Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilalui.
3). Guru memberi penguatan terhadap hasil tugas siswa melalui kegiatan tanya jawab untuk mengetahui penguasaan materi yang telah dipelajari selama pembelajaran (kegiatan evaluasi hasil belajar).
4). Guru dan semua siswa berdoa untuk mengakhiri pelajaran. 1) Observasi
Mengamati proses pembelajaran sekaligus mengevaluasi penguasaan tugas gerak yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan di siklus II tindakan ke satu dan ke dua.
2) Refleksi
Mengevaluasi secara total berkenaan dengan proses dan hasil yang dicapai pada siklus II untuk menentukan tindakan berikutnya di siklus selanjutnya. Dalam melaksanakan kegiatan tindakan penelitian ini peneliti memberikan materi pembelajaran futsal dengan empat pertemuan yaitu dengan bentuk materi modifikasi pembelajaran permainan futsal. Peneliti membuat kelompok kecil dalam pembelajaran karena pembelajaran terlihat kurang aktif.
(33)
44
G. Instrumen Penelitian
Instrumen utama yang menjadi alat pengumpul data dalam penelitian tindakan kelas ini adalah peneliti itu sendiri. Menurut Sugiono (2013, hlm. 147) ”Pada prisipnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap penomena sosial maupun alam.” Jadi menurut pengertian tersebut instrument penelitian adalah alat bantu digunakan dalam kegiatan mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah. Selain itu, peneliti juga menggunakan instrumen-instrumen lain sebagai alat bantu dalam melakukan penelitian. Instrumen-instrumen pembantu dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan variasi
bentuk-bentuk tugas gerak yang sistematis dalam proses pembelajaran.
b. Pedoman observasi dalam bentuk format yang telah dibuat untuk mengumpulkan data berbagai informasi dalam upaya meningkatkan Perilaku aktif belajar siswa dalam pemebelajaran pendidikan jasmani. Adapun format observasi yang digunakan dalam penelitian ini merujuk kepada time analysis dalam Suherman (2009, hlm. 116) seperti di bawah ini :
Bagan 3.1
Format Observasi Time Analysis
| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | 5 10 15 20 25 30
| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | 35 40 45 50 55 60
| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | 65 70 75 80 85 90
| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | 95 100 105 110 115 120 Sumber : Suherman, (2009 hlm. 116 )
(34)
45
Keterangan:
1. Manajemen (M) adalah waktu yang dihabiskan oleh sebagian bessar siswa (lebih dari 50%) untuk yang bersifat manaerial (misal: penggantian bentuk latihan, menyimpan dan mengambil bola, mendengarkan aturan-aturan dalam mengikuti pelajaran/ rules, mendengarkan peringatan atau teguran, ganti pakaian, mengecek kehadiran.
2. Aktivitas belajar (A) adalah waktu yang dihabiskan oleh sebagian besar siswa (lebih dari 50%) untuk melakukan aktivitas belajar secara aktif (misal: menangkap bola, melempar bola, dribbling, lari).
3. Instruction (I) Adalah waktu yang dihabiskan oleh sebagian besar siswa (lebih dari 50%) untuk mendengarkan informasi bagaimana melakukan keterampilan (melihat demontrasi, mendengarkan instruksi keterampilan).
4. Waiting (W) Adalah waktu yang dihabiskan oleh sebagian besar siswa (lebih dari 50%) tetapi tidak termasuk dalam ke tiga kategori di atas (misal: tunggu giliran, off ask behavior : sebagian besar siswa diam atau ngobrol tidak melakukan kegiatan yang ditugaskan, menunggu guru untuk memberikan instruksi).
c. Data perubahan perilaku siswa dalam hal peningkatan jumlah waktu aktif belajar siswa pada pemebelajaran pendidikan jasmani.
d. Dokumentasi
Dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti berupa foto–foto ketika proses pembelajaran berlangsung, absensi siswa untuk mengetahui nama dan jumlah anak.
e. Catatan data lapangan
Membuat catatan lapangan merupakan salah satu cara melaporkan hasil observasi, refleksi dan reaksi terhadap masalah-masalah selama penelitian. Catatan lapangan ini digunakan untuk mencatat semua hasil pengamatan observer selama pembelajaran berlangsung, hal-hal yang diamati oleh observer selama pembelajaran baik itu mengenai kinerja guru, pemberian materi, feedback yang
(35)
46
diberikan anak terhadap pembelajaran yang diberikan, dan lain-lain dicatat oleh observer dalam catatan data lapangan.
Bagan 3.2
Format Cacatan Data Lapangan H. Teknik Pengumpulan Data
Data penelitian dikumpulkan dan disusun melalui teknik pengumpulan data yang meliputi: sumber data, jenis data, teknik pengumpulan data dan teknik analisa data. Dalam penelitian tindakan kelas ini instrument yang digunakan adalah observasi/pengamatan untuk guru, catatan lapangan, dan lembar observasi digunakan oleh kolaborator untuk mengamati guru pada saat KBM berlangsung. 1. Sumber Data : Yang menjadi data dalam penelitian ini adalah siswa kelas V
SDN Cisitu 1 Kota Kandung
Catatan Lapangan Tindakan :
Hari/tgl :
Waktu :
Pengajar :
... ... ... ... ... ... ... ... ...
(36)
47
2. Pada penelitian tindakan kelas ini, peneliti menggunakan 2 (dua) siklus yang masing-masing siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Tiap pertemuan waktunya 2 x 35 menit. Masing-masing siklus dilaksanakan dan dilengkapi dengan instrument atau alat observasi. Siklus pertama dirancang dengan dasar refleksi awal, selanjutnya siklus kedua didasarkan atas refleksi siklus pertama.
I. Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan mempergunakan teknik analisis data kualitatif, secara garis besar kegiatan analisis data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Menelaah seluruh data yang telah telah terkumpul, penelaahan dilakukan dengan cara menganalisis, memahami, menerangkan, dan menyimpulkan data yang telah didapat.
2. Mereduksi data yang di dalamnya melibatkan kegiatan pengkategorikan dan pengklasifikasian hasil yang diperoleh berupa pola-pola dan kecenderungan-kecenderungan yang berlaku dalam pelaksanaan pembelajaran.
(37)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Penelitian tindakan kelas ini meneliti mengenai penerapan modifikasi pembelajaran permainan futsal untuk meningkatkan Perilaku Aktif Belajar siswa, Berdasarkan hasil pengelolaan dan analisis data dalam penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa, “Penerapan modifikasi pembelajaran permainan futsal dapat meningkatkan perilaku aktif belajar siswa kelas V SDN Cisitu 1 Kota Bandung”. B.Saran
Berdasarkan kesimpulan peneliti mengajukan beberapa rekomendasi untuk perbaikan proses pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah. Adapun saran tersebut adalah:
1. Guru pendidikan jasmani di sekolah hendaknya penelitian ini menjadi masukan bahwa dengan penerapan modifikasi pembelajaran permainan futsal dapat meningkatkan perilaku aktif belajar siswa dalam pembelajaran penjas khususnya pembelajaran futsal.
2. Untuk meningkatkan perilaku aktif belajar siswa menjadi lebih optimal maka disarankan penelitian dilanjutkan dengan siklus berikutnya sampai semua siswa dapat berperilaku aktif belajar dalam pembelajaran futsal. 3. Pada penyampaian materi pembelajaran guru bisa menggunakan tahapan
pemberian tugas gerak mulai dari tahap yang termudah sampai ke tahapan yang paling sulit.
4. Dapat dilakukan penelitian yang membandingkan keterampilan siswa laki-laki dan siswa perempuan.
5. Bagi rekan mahasiswa yang akan melakukan penelitian tentang perilaku aktif belajar siswa, perlu dilakukannya penelitian yang lebih lanjut mengenai modifikasi pembelajaran lewat metode permainan, dengan memperluas luanglingkup penelitian dan sample yang lebih besar sehingga hasil yang dicapai lebih memuaskan dan lebih signifikan.
(38)
DAFTAR PUSTAKA Abduljabar,B. (2011) Pedagogi Olahraga. Bandung.
Arikunto, S dkk. (2010), Penelitian Tindakan Kelas Jakarta: PT Bumi Aksara Bahagia, Y. (2010) permainan invasi. Bandung: FPOK-UPI
Bahagia, Y dan Suherman, A. (2000) Prinsip – prinsip Pengembangan dan Modifikasi cabang.
Budiman, D. dan Hidayat, Y. (2011). Psikologi anak dalam pendidikan jasmani. Bandung: FPOK-UPI
John, D,Tenang,. (2008). Mahir Bermain Futsal. Bandung: DAR! Mizan Lhaksana, J. (2011). Taktik dan Strategi Futsal Modern. Jakarta: BeChampion Husdarta, H.J.S (2009). Manajemen Pendidikan Jasmani. Bandung: Alfabeta. Iskandar.(2011). Penelitian tindakan kelas. Gaung Persada (GP): Prees Jakarta Juliantine, dkk. (2012). Belajar dan Pembelajaran Penjas. Bandung: FPOK UPI Kunandar. (2012). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai
Pengembangan Profesi guru. Jakarta: PT Raja grafindo Persada. Mahendra, A. (2009). Asas dan Falsafah Pendidikan Jasmani. Bandung. Mulyasa, E. (2012) Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung
Murhananto. (2006). Dasar-dasar bermain futsal. Jakarta: Pustaka Timur
Suherman, A (2009), Revitalisasi Pengajaran dalam Pendidikan Jasmani. Bandung: Bintang Wali Artika.
Sukajati. (2008). Modul Penelitian Tindakan Kelas Sd. Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Matematika. Yogyakarta.
(39)
Tersedia dalam :
(dalam saranaprasarana.blogspot.com/2012/12/prinsip
prinsip-pengembangan-dan.html?m=1)Diakses pada 15 januari 2015 pukul 22.10
Suaidinmath (dalam http: //suaidinmath.wordpress.com/2012/06/14/konsep-dasar-dan-prosedurpelaksanaan-penelitian-tindakan-kelas/) diakses pada 22 agustus 2014 pukul 11.20
(dalam http://kumpulan-contoh-ptk.blogspot.com/2013/06/ pengertian-penelitiantindakan -kelas.html ) Diakses pada 13 Juli 2014 pukul 19.10
(1)
45
Keterangan:
1. Manajemen (M) adalah waktu yang dihabiskan oleh sebagian bessar siswa (lebih dari 50%) untuk yang bersifat manaerial (misal: penggantian bentuk latihan, menyimpan dan mengambil bola, mendengarkan aturan-aturan dalam mengikuti pelajaran/ rules, mendengarkan peringatan atau teguran, ganti pakaian, mengecek kehadiran.
2. Aktivitas belajar (A) adalah waktu yang dihabiskan oleh sebagian besar siswa (lebih dari 50%) untuk melakukan aktivitas belajar secara aktif (misal: menangkap bola, melempar bola, dribbling, lari).
3. Instruction (I) Adalah waktu yang dihabiskan oleh sebagian besar siswa (lebih dari 50%) untuk mendengarkan informasi bagaimana melakukan keterampilan (melihat demontrasi, mendengarkan instruksi keterampilan).
4. Waiting (W) Adalah waktu yang dihabiskan oleh sebagian besar siswa (lebih dari 50%) tetapi tidak termasuk dalam ke tiga kategori di atas (misal: tunggu giliran, off ask behavior : sebagian besar siswa diam atau ngobrol tidak melakukan kegiatan yang ditugaskan, menunggu guru untuk memberikan instruksi).
c. Data perubahan perilaku siswa dalam hal peningkatan jumlah waktu aktif belajar siswa pada pemebelajaran pendidikan jasmani.
d. Dokumentasi
Dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti berupa foto–foto ketika proses pembelajaran berlangsung, absensi siswa untuk mengetahui nama dan jumlah anak.
e. Catatan data lapangan
Membuat catatan lapangan merupakan salah satu cara melaporkan hasil observasi, refleksi dan reaksi terhadap masalah-masalah selama penelitian. Catatan lapangan ini digunakan untuk mencatat semua hasil pengamatan observer selama pembelajaran berlangsung, hal-hal yang diamati oleh observer selama pembelajaran baik itu mengenai kinerja guru, pemberian materi, feedback yang
(2)
46
diberikan anak terhadap pembelajaran yang diberikan, dan lain-lain dicatat oleh observer dalam catatan data lapangan.
Bagan 3.2
Format Cacatan Data Lapangan H. Teknik Pengumpulan Data
Data penelitian dikumpulkan dan disusun melalui teknik pengumpulan data yang meliputi: sumber data, jenis data, teknik pengumpulan data dan teknik analisa data. Dalam penelitian tindakan kelas ini instrument yang digunakan adalah observasi/pengamatan untuk guru, catatan lapangan, dan lembar observasi digunakan oleh kolaborator untuk mengamati guru pada saat KBM berlangsung. 1. Sumber Data : Yang menjadi data dalam penelitian ini adalah siswa kelas V
Catatan Lapangan
Tindakan :
Hari/tgl :
Waktu :
Pengajar :
... ... ... ... ... ... ... ... ...
(3)
47
2. Pada penelitian tindakan kelas ini, peneliti menggunakan 2 (dua) siklus yang masing-masing siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Tiap pertemuan waktunya 2 x 35 menit. Masing-masing siklus dilaksanakan dan dilengkapi dengan instrument atau alat observasi. Siklus pertama dirancang dengan dasar refleksi awal, selanjutnya siklus kedua didasarkan atas refleksi siklus pertama.
I. Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan mempergunakan teknik analisis data kualitatif, secara garis besar kegiatan analisis data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Menelaah seluruh data yang telah telah terkumpul, penelaahan dilakukan dengan cara menganalisis, memahami, menerangkan, dan menyimpulkan data yang telah didapat.
2. Mereduksi data yang di dalamnya melibatkan kegiatan pengkategorikan dan pengklasifikasian hasil yang diperoleh berupa pola-pola dan kecenderungan-kecenderungan yang berlaku dalam pelaksanaan pembelajaran.
(4)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Penelitian tindakan kelas ini meneliti mengenai penerapan modifikasi pembelajaran permainan futsal untuk meningkatkan Perilaku Aktif Belajar siswa, Berdasarkan hasil pengelolaan dan analisis data dalam penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa, “Penerapan modifikasi pembelajaran permainan futsal dapat meningkatkan perilaku aktif belajar siswa kelas V SDN Cisitu 1 Kota Bandung”. B.Saran
Berdasarkan kesimpulan peneliti mengajukan beberapa rekomendasi untuk perbaikan proses pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah. Adapun saran tersebut adalah:
1. Guru pendidikan jasmani di sekolah hendaknya penelitian ini menjadi masukan bahwa dengan penerapan modifikasi pembelajaran permainan futsal dapat meningkatkan perilaku aktif belajar siswa dalam pembelajaran penjas khususnya pembelajaran futsal.
2. Untuk meningkatkan perilaku aktif belajar siswa menjadi lebih optimal maka disarankan penelitian dilanjutkan dengan siklus berikutnya sampai semua siswa dapat berperilaku aktif belajar dalam pembelajaran futsal. 3. Pada penyampaian materi pembelajaran guru bisa menggunakan tahapan
pemberian tugas gerak mulai dari tahap yang termudah sampai ke tahapan yang paling sulit.
4. Dapat dilakukan penelitian yang membandingkan keterampilan siswa laki-laki dan siswa perempuan.
5. Bagi rekan mahasiswa yang akan melakukan penelitian tentang perilaku aktif belajar siswa, perlu dilakukannya penelitian yang lebih lanjut mengenai modifikasi pembelajaran lewat metode permainan, dengan memperluas luanglingkup penelitian dan sample yang lebih besar sehingga hasil yang dicapai lebih memuaskan dan lebih signifikan.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Abduljabar,B. (2011) Pedagogi Olahraga. Bandung.
Arikunto, S dkk. (2010), Penelitian Tindakan Kelas Jakarta: PT Bumi Aksara
Bahagia, Y. (2010) permainan invasi. Bandung: FPOK-UPI
Bahagia, Y dan Suherman, A. (2000) Prinsip – prinsip Pengembangan dan Modifikasi cabang.
Budiman, D. dan Hidayat, Y. (2011). Psikologi anak dalam pendidikan jasmani. Bandung: FPOK-UPI
John, D,Tenang,. (2008). Mahir Bermain Futsal. Bandung: DAR! Mizan
Lhaksana, J. (2011). Taktik dan Strategi Futsal Modern. Jakarta: BeChampion
Husdarta, H.J.S (2009). Manajemen Pendidikan Jasmani. Bandung: Alfabeta.
Iskandar.(2011). Penelitian tindakan kelas. Gaung Persada (GP): Prees Jakarta
Juliantine, dkk. (2012). Belajar dan Pembelajaran Penjas. Bandung: FPOK UPI
Kunandar. (2012). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi guru. Jakarta: PT Raja grafindo Persada. Mahendra, A. (2009). Asas dan Falsafah Pendidikan Jasmani. Bandung.
Mulyasa, E. (2012) Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung
Murhananto. (2006). Dasar-dasar bermain futsal. Jakarta: Pustaka Timur
Suherman, A (2009), Revitalisasi Pengajaran dalam Pendidikan Jasmani. Bandung: Bintang Wali Artika.
Sukajati. (2008). Modul Penelitian Tindakan Kelas Sd. Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Matematika. Yogyakarta.
(6)
Tersedia dalam :
(dalam saranaprasarana.blogspot.com/2012/12/prinsip
prinsip-pengembangan-dan.html?m=1)Diakses pada 15 januari 2015 pukul 22.10
Suaidinmath (dalam http: //suaidinmath.wordpress.com/2012/06/14/konsep-dasar-dan-prosedurpelaksanaan-penelitian-tindakan-kelas/) diakses pada 22 agustus 2014 pukul 11.20
(dalam http://kumpulan-contoh-ptk.blogspot.com/2013/06/ pengertian-penelitiantindakan -kelas.html ) Diakses pada 13 Juli 2014 pukul 19.10