Kemitraan Dunia Usaha Melalui Program CSR.

-

is~
/

- 1

(

0

Pikiran
.

18

0

Senin

2


17

,-

20
- - --

o Kamis o Jumal o Sabtu o Minggu

Rabu

Selas..

3~5~7
19

Rakyat

21

---"

22
-

8
23

PC!:.__
'~A!::'_~_~Apr~c,

~~~

~

UNPAD

9

10

24

11
25

12
26

(__):!!!~__~~
Jul () Ags

13
27

() Scp

14
28

() Okl


'" ""'~

15
29
( ) Nov

16
30

31

() Vcs

-Kemitraan Duma U saha
MelaluiProgram CSR
-- -- - '.

--".1-


Oleh ERNIE SULE

K

ONSEP tanggungjawab
sosial perusahaan
atau
corporate social responsibility (CSR) yang dikemukakan H.
R. Bowen (1953), muncul sebagai
akibat karakter perusahaan yang
mencari keuntungan tanpa memerdulikan kesejahteraan karyawan, masyarakat, dan lingkungan.
Undang-Undang Nomor 40 Tahun
2007 tentang Perseroan Terbatas
yang disahkan
20 Juli 2007
menandai babak baru pengaturan
CSR di negeri ini.
Di Indonesia, praktik CSR belum
menjadi perilaku umum, karena
banyak perusahaan yang menganggap sebagai cost center. Namun, di

era informasi dan teknologi serta desakan globalisasi, tuntutan menjalankan CSR semakin besar. Selain
itu, pelaksanaan CSR meDIPakan
bagian dari good corporate governance (GCG), yakni fairness,
transparan, akuntabilitas, dan responsibilitas, termasuk tanggung
jawab terhadap lingkungan fisik dan
sosial, yang mestinya didorong
melalui pendekatan etika pelaku
ekonomi. Oleh karena itu, di dalam
praktik, penerapan CSR selalu disesuaikan dengan kemampuan perusahaan
dan
kebutuhan

--

- - -- - -

masyarakat. Idealnya terlebih dahulu dirumuskan bersama tiga pilar
yakni dunia usaha, pemerintah, dan
masyarakat, dan kemudian dilaksanakan sendiri oleh perusahaan.
Etika bisnis

Pengusaha
seharusnya
menjalankan bisnis tidak semata untuk
profitability melainkan lebih dari
itu, sustainability. Pemikiran yang
mendasari CSR yang sering dianggap inti dari etika bisnis adalah bahwa perusahaan tidak hanya mempunyai kewajiban ekonomis dan legal kepada shareholder tapi juga kewajiban terhadap stakeholder.
Kemitraan antara korporasi dan
stakeholder
menjadi keharusan
dalam lingkungan bisnis. Dengan
demikian, bisnis akan mengutamakan hal-hal yang berkaitan dengan
membangun
kemitraan
bersama perusahaan, pemerintah,
dan masyarakat sipil, untuk menyatakan bahwa pasar dapat membantu masyarakat terhadap kesinambungan hidup mereka.
Program kemitraan yang sukses
dimulai dari komitmen yang kuat
dari pimpinan perusahaan untuk
mengubah paradigma konvensional
(self-interest) ke paradigma baru


-----------Kliping

Humos

Un pod

2009

(enlightened common interests). Reward yang diperoleh perusahaan
dari pola kemitraan ini antara lain
(i) program lebih tepat sasaran dan
terorganisasi, (ii) merek produk perusahaan semakin diapresiasi oleh
pelanggan terutama dalam membentuk loyalitas, (iii) dan pada
akhimya, perusahaan akan mendapatkan reputasi yang diharapkan.
Peran pemerintah sebagai penjamin keamanan
dan penegak
hukum serta menciptakan iklim bisnis yang kondusif sangat menentukan keberlanjutan hidup perusahaan. Pemerintah juga dituntut
melakukan intervensi pasar melalui
pajak, subsidi untuk mendorong

penggunaan renewable resources,
pengembangan eco-efficiency serta
kebijakan distribusi resources yang
mengindahkan equity.
Masyarakat juga berperan sebagai
penghubung antara pemerintah dan
perusahaan. Masyarakat diharapkan
aktif dan me-ngoreksi dampak pembangunan, menyampaikan aspirasi
publik dan dinamisator keberdayaan
publik.

Sinergi
Upaya perusahaan menerapkan
CSR memerlukan sinergi dari pemerintah dan masyarakat.Pemerintah sebagairegulatordiharapkandapat menumbuhkembangkan CSR
tanpa membebani
Per___ perusahaan.
_ _
:a::;._

an masyarakat juga diperlukan

dalam upaya perusahaan memperoleh rasa aman dan kelancaran
dalam berusaha.
Salah satu bentuk aktualisasi CSR
adalah community development
dengan
programnya
yang
didedikasikan pada peningkatan kesejahteraan masyarakat, masalah
pekerjaan, peningkatan pendidikan,
kesehatan masyarakat, penguatan
kelembagaan lokal serta tersedianya
basic infrastruktur yang memadai.
Di dalam keterbatasan sumber
daya, sering kali pemerintah mengalami kebuntuan mencari solusi
terhadap masalah masyarakat, antara lain kesenjangan ekonomi yang
semakin lebar, kemiskinan, pengangguran,
pendidikan,
anak
jalanan, dan masalah sosiallainnya.
Meskipun tanggung jawab utama

berada pada pemerintah, namun hal
ini juga tanggung jawab semua pihak sebagai anggota masyarakat.
Upaya yang dapat dilakukan adalah
memetakan masalah dan kebutuhan
masyarakat secara komprehensif
berikut solusinya. Beberapa projek'
strategis yang tanggungjawab utamanya berada pada pemerintah,
tentu dapat dibiayai oleh APBD, selebihnya bisa melibatkan dunia usaha dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) untuk bersama-sama
mengatasi secara tuntas.
Pemerintah dapat mengambil

peran penting di tengah situasi
hukum dan politik saat ini. Di tengah persoalan kemiskinan, pengangguran, .pendidikan, anak
jalanan, dan masalah sosiallainnya,
pemerintah harns berperan sebagai
koordinator penanganan krisis
melalui CSR dengan menetapkan
bidang penanganan yang menjadi
fokus, dengan masukan pihak yang
kompeten. Pemerintah dan perusahaan dituntut membuat mekanisme
komunikasi dengan banyak pihak
dan memperhatikan kepentingan
mereka.
Setelah itu, pemerintaIt dapat
memfasilitasi, mendukung, dan
memberi penghargaan pada kalangan bisnis yang mau terlibat dalam
upaya ini. Pemerintah juga dapat
mengawasi proses interaksi antara
pelaku bisnis dan kelompok-kelompok lain agar teIjadi proses interaksi yang lebih adil dan menghindarkan proses manipulasisatu pihakterhadap yanglain,
Melalui peran pemerintah, perusahaan diharapkan lebih bertanggongjawab memberikan kontribusi
yang bermakna bagi kesejahteraan
masyarakat, perekonomian nasional, serta dasar-dasar pendidikan
sosial dan Iingkungan. ***

Penulis, Guru Besar Jurusan
Manajemen Fakultas Ekonomi
Unpad.
__

_~ __

~

_

a;.::