Memahami UU Lalu Lintas-Angkutan Jalan.

[(OMPAS
.--------

Sellill

:/

\,

\..

. -_................

1

3
19

2
18


17

" . -'--jiJI;-_u-

-P('~--

SelasiJ
-.
.-...--.---... R,lbu

456

W)
..

"Mal

21

7

22

.'_.'0'.'__'-,-

8
23

ArJr

Kalllis

9
24

.

.III/nal
10
11
25

26

'J-;;;- 0 Jul --~) Ags

0

o Sablu
12
27
OSep

'Jin,.,gu
14

13
28
OOkl

15
29

.Nav

16
30

31

ODes

Memahami UU Lalu LintasAngkutan
Jalan
--- -- ...--

I;D.
-

-.

~~


~

, ,. ~

-

~

_

,.,

=

~

~_

-.-a.....-.


-

Oleh

P

ada 22 Juni 2009 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengesahkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
Ini merupakan pengganti UU LLAJ No 14/1992.
Berbeda dengan situasi 17 tahun silam, ternyata pembahasan
ROO LLAJ di DPR tahun 2009
nyaris tanpa reaksi masyarakat.
Bahkan setelah 00 LLAJ No
22/2009 disahkan pun tidak ada
tanggapan positif atau negatif dari
semua pemangku kepentingan,
baik warga masyarakat pengguna
jalan, penegak dan pelaksana 00
LLAJ di lapangan (polrijPNS sebagaipenyidik),maupun pemerintah pusat dan daerah sebagai penyedia dan pemelihara sarana jaIan. Padahal, 00 LLAJ No
22/2009 muJai diberlakukan tahun depan.
Baru-barn ini ada satu hal yang

menarik-aneh tapi nyata-di DKI
Jakarta. Setelah 00 LLAJ No
22/2009 disahkan, Dinas Perhubungan DKI Jakarta langsung
memberlakukannya muJai Januari 2010. Dalam rangka ini semua,
rambu Ialulintas bertulisan "Belok
Kiri Langsung" di persimparigan
jalan harns dicabut. DiJakarta terdapat sekitar 550 persimpangan
jalan dan hampir semua memiliki
rambu lalu lintas "BelokKiriLangsung". Wakil Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Riza Hashim
mengakui, mencabut ratusan ram-

bu lalu lintas "Belok Kiri Langsung" itu merupakan pekeIjaaan
berat, lama, dan membutuhkan
biaya cukup besar.
Yang menjadi soal, mengapa
rambu lalu lintas itu harus dicabut
oleh Dinas Perhubungan DKI JaJrnrta.?Bukankah rambu lalu lintas
itu sudah pas dengan isi 00 LLAJ
No 22/2oo9? Rupanya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, dalam
hal ini Wakil Kepala Dinas Perhubungan Riza Hashim, salah mengartikan dan menafsirkan isi PasaI

112 00 LLAJ No 22/2009 yang
mengatur belokan atau simpangan. PasaI 112Ayat 3 00 LLAJ No
22/2009 berbunyi, Pada persimpangan jalan yang dilengkapi alat
pemberi isyarat lalu lintas, pengemum kendaraan dilaranglangsung
berbelok kiri kecuali ditentukan
lain olehrambu lalulintas ataualat
pemberi isyaratlalulintas.
Isi 00 LLAJ baru ini sebenarnya sudah pas atau justru memperkuat peraturan yang diterapkan selama ini di DKI Jakarta dan
kota-kota besar lain, termasuk
Bandung, yakni pengendara boleh
langsung berbelok ke kiri bila di
persimpapgan jalan yang terdapat
rambu Ialulintas "BelokKiriLang-

Kliping

Humos

S


SAHALA

TUA

SARAGIH

sung". Cukup jelas menurut DPR
dan Presiden ternyata tidak cukup
jelas bagi Wakil Kepala Dinas Perhubungan DKIJakarta.
Bila seorang wakil kepala dinas
perhubungan di ibu kota republik
ini sajasalah mengartikan dan menafsirkan isi 00 LLAJ No
22/2009, lalu bagaimana dengan
warga masyarakat yang sangat
awam dalam hal bahasa hukum?
Begitu sulitkah memahami bahasa hukum yang digunakan dalam
00 LLAJ yang baru ini? Untuk
menjawabnya, silakan baca sendiri
ooberisi 326 pasaItersebut.
Segera komunlkaslkan

Agar 00 LLAJ No 22/2009 kelak dapat diberlakukan dengan baik,terutamadiwilayahJawaBarat,
semua pemangku kepentingan harus terlebih dahuJu mengetahui
dan memahami dengan benar isi
00 ini. Dengan kata lain, pemerintah pusat dan daerah (departemen/dinas perhubungan) wajib
segera mengomunikasikan seluruh isi 00 LLAJyang baru secara
intensif dan sungguh-sungguh.
Pihak pertama dan terutama
yang menjadi sasaran sosialisasi
00 LLAJini tentu pemerintahpusat dan daerah. Mengapa? Sebab,
menurut Pasal23-27 00 LLAJNo
22/2009, pemerintah berperan sebagai penyelenggara jalan yang
memiliki banyak kewajiban. Kewajiban itu, antara lain, melaksanakan preservasi jalan dan atau

Unpod

2009'

'

"


peningkatan kapasitas jalan; menjaga keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran LLAJ;
wajib segera dan patut memperbaiki jalan yang rusak yang dapat
mengakibatkan kecelakaan Ialu
lintas; memberi tanda atau rambu
padajalan yang rusak untuk mencegah teIjadinya kecelakaan lalu
lintas; dan memasang semua rambu lalu lintas yang dibutuhkan
penggunajalan.
00 LLAJ ini mengatur sanksi
bagipenyelenggarajalanyangtidak
melaksanakan ke~ibannya (pasaI 273). Dengan sosialisasiini, pemerintah diharapkan bersungguhsungguh menunaikan tugasnya sebagai penyelenggara jalan karena
sanksi hukumnya berat (hukuman
penjara enam buJan sampai lima
tahun atau denda ~ 1,5juta sampai Rp 120juta). Piluikyangmenjadi sasaran dalam sosialisasiini ada-

lah para pejabat yangrelevandi Pe- wan melalui media massa masingmerintah Provinsi Jabar dan Pe- masing memiliki kemampuan besar untuk menyosialisasikan isi
merintah Kota Bandung,terntama
pejabat dinas pekerjaaan umum UU ini sekaligus mengontrol pedan dinas perhubungan. Sosialisasi laksanaannya kelak di lapangan.
ini t~ntu ditempuh melalui komu- lni juga ditempuh melalui komunikasi kelompok.
nikasi kelompok.
Pihak kedua yang menjadi sasaran sosialisasiUU LLAJyangba- Warga masyarakat
Sosialisasi terakhir dilakukan
rn adalah PolrijPNS yang relevan.
Mengapa? Sebab, tegak tidaknya kepada warga masyarakat penggusebuah produk hukum barn di la- na jalan. lni pun dilakukan bertapangan sangat tergantung pada hap, mulai dari sosialisasi kepada
kemauan dan kemampuan para pengemudi kendaraan bermotor
penegak hukum, dalam hal ini Pol- umum, pengemudi kendaraan
rijPNS. UU LLAJ No 22/2009 bermotor pribadi, pengusaha kenmemberikan wewenang khusus daraan umum, pengemudi kendapada Polri/ PNSuntuk melakukan raan tidak bermotor, kemudian
penyidikan dalam perkara pelang- pejalankaki.
garan UU LLAJNo 22/2009.
Hak dan kewajiban pejalan kaki
Untuk dapat memberlakukan juga diatur dalam Pasal 131-132.
UU LLAJ ini di lapangan dengan Bahkan UU inijuga mengatur perbenar, pihak PolrijPNS yangdiberi lakuan khusus bagi penyandang
wewenang khusus harus lebih du- cacat, manusia usia Ianjut, anaklu mengetahui dan memahami isi anak, wanita hamil, clanorang saUU LLAJ No 22/2009 dengan be- kit (Pasal242-244).
Siapapun niscayamengakui benar, tidak menafsirkannya secara
berbeda dari maksud pembuat UU tapa sangat penting mematuhi dan
tersebut. Dalam hal ini, yang men- menaati UU LLAJ banl ini demi
jadi sasaran utama dalam sosiali- keselamatan kita semua. Kita tensasi UU LLAJ adalah para pejabat tu tidak relajalan raya darat terus
terkait (satuan lalu lintas) dari Pol- menjadi "pembunuh" nomor satu
da Jabar dan polwiltabes/polres di negeri ini. Kita pun pasti tidak
serta polisi lalu lintas yang bertu- setuju jalan raya darat dijadikan
gas diJabar. lnijuga dilakukan me- arena pengurangan jumlah penduduk dan penambahan jumlah
laluikomunikasi kelompok.
Wartawan atau media massa di orang cacat permanen.
SSAHALATUASARAGIH
Jabar menjadi sasaran prioritas
Dosen Jurusan JumalisOk
ketiga dalam sosialisasi UU LLAJ
No 22/2009 karena" para wartaFikom Unpad