Kakawin Indra Bandhana: Edisi Teks, Analisis Struktur, dan Interteks.

ABSTRACT
Penelitian ini mengkaji teks Kakawin Indra Bandhana, mencakup pokok
This research assess Kakawin Indra Bandhana text, covers text philology
and literarture. The purpose of this research is to present text that free from
errors, , making translation into Indonesian, unfold the text structure both form
and narrative, explain linkages of Kakawin Indra Bandhana text with hipogram
text.
To acchieve that purpose we used philological and literature research. Related
to philological research the phases such as: (1) script tracking and inventory; (2)
comparing scripts; (3) determine edition script. Text edition of Kakawin Indra
Bandhana done with basic methods of working principle because found in three
scriots. Edition result text translated into Indonesian based on working principle
of literal and idiomatic translation method. Based on literature approach,
especially structural approach literature aspect of Kakawin Indra Bandhana
studied from formal and naratif structure to know the linkages between Kakawin
Indra Bandhana and Uttarakanda text as its hipogram. With úakti matrix that
actualized in form of anugraha model. This anugraha model that moving the
overall of story.
Kakawin Indra Bandhana in its presentation also experience the dynamics of
literature. In one side it follow kakawin pattern generally, in other side Kakawin
Indra Bandhana is between the convention and innovation tension. Convention

tension of Balinese Culture conducted by the author that appears on the
decomposition of the title as well as a major incident the deva defeat against the
giant. But in the end of the story after the main incident the author perform
hipogram distortion that intended to won the reader’s general view in form of
give back Balinese culture convention that initially opposed. The distortion of
story at once as author’s reflection to ilustrate the coup d'etat that experienced by
Dalem Di Made that conducted by his assistance, I Gusti Agung Maruti, in 1686.
I Dewa Agung Jambe managed to restore his father sovereignty in 1687 by doing
counterattack assisted by a combined army.

Key Words: Manuscript, Kakawin, Indra Bandhana, Convention, Anugraha

iv

ABSTRAK
Penelitian ini mengkaji teks Kakawin Indra Bandhana, mencakup pokok
bahasan filologi dan kesastraan teks. Tujuan dari penelitian ini ialah tersajinya
teks yang bersih dari kesalahan, membuat terjemahan ke dalam bahasa
Indonesia, membedah struktur teks baik forma maupun naratif, memaparkan
keterkaitan teks Kakawin Indra Bandhana dengan teks hipogram.

Guna mencapai tujuan tersebut maka digunakanlah penelitian filologi dan
sastra. Berkaitan dengan penelitian filologi tahapan yang dipergunakan antara
lain: (1) pelacakan dan inventarisasi naskah; (2) membandingan naskah-naskah
yang ditemukan berjumlah tiga buah naskah; (3) penetapan naskah yang diedisi.
Edisi teks Kakawin Indra Bandhana dilakukan dengan prinsip kerja metode edisi
kritis atau metode landasan. Teks hasil edisi diterjemahkan ke dalam Bahasa
Indonesia berdasarkan prinsip kerja metode terjemahan idiomatik dan harfiah
Berdasarkan pendekatan sastra, khususnya pendekatan struktural aspek-aspek
kesastraan Kakawin Indra Bandhana dikaji melalui struktur formal dan naratif
guna mengetahui keterkaitan teks Kakawin Indra Bandhana dan teks Uttarakanda
sebagai hipogramnya. Dengan matriks úakti yang diaktualisasikan dalam bentuk
model anugraha. Model anugraha inilah yang mengerakan cerita secara
keseluruhan.
Kakawin Indra Bandhana dalam penyajiannya juga mengalami dinamika
sastra. Di satu sisi mengikuti pola kakawin umumnya, di sisi lain Kakawin Indra
Bandhana berada di antara ketegangan konvensi dan inovasi. Ketegangan
konvensi budaya Bali yang dilakukan oleh pengarang tampak pada penguraian
judul yang sekaligus menjadi insiden utama yakni kekalahan Dewa melawan
Raksasa. Namun pada akhir cerita setelah insiden utama pengarang justru
melakukan pemutar balikan hipogram yang bertujuan untuk memenangkan

pandangan umum pembaca berupa mengembalikan konvensi budaya Bali yang
awalnya ditentang. Pemutarbalikan cerita sekaligus merupakan refleksi
pengarang untuk dapat mengilustrasikan kudeta yang dialami oleh Dalem Di
Made yang dilakukan oleh patihnya yang bernama I Gusti Agung Maruti pada
tahun 1686. I Dewa Agung Jambe berhasil mengembalikan kedaulatan Ayahnya
pada tahun 1687 dengan cara melakukan serangan balasan yang dibantu oleh
laskar gabungan.
Kata Kunci: Naskah, Kakawin Indra Bandhana, Konvensi, Anugraha

v