Penerapan Near Field Comunication (NFC) Sebagai Pengganti Tiket Konvensional Pada Bus Trans Sarbagita.

(1)

i

PENERAPAN NEAR FIELD COMUNICATION (NFC) SEBAGAI PENGGANTI TIKET KONVENSIONAL

PADA BUS TRANS SARBAGITA

SKRIPSI

I NYM AGUS WINARTA PALGUNA NIM. 1208605087

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA JURUSAN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS UDAYANA

BUKIT JIMBARAN 2016


(2)

ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa naskah Skripsi dengan judul:

……… ……… ……… Nama : I Nym Agus Winarta Palguna

NIM : 1208605087

Program Studi : Teknik Informatika

E-mail : Agus.winarta@mhs.cs.unud.ac.id Nomor telp/HP : 081236526758

Alamat : Jalan Gemitir No: 45 Denpasar

Belum pernah dipublikasikan dalam dokumen skripsi, jurnal nasional maupun internasional atau dalam prosiding manapun, dan tidak sedang atau akan diajukan untuk publikasi di jurnal atau prosiding manapun. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat pelanggaran kaidah-kaidah akademik pada karya ilmiah saya, maka saya bersedia menanggung sanksi-sanksi yang dijatuhkan karena kesalahan tersebut, sebagaimana diatur oleh Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi.

Demikian Surat Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya untuk dapat dipergunakan bilamana diperlukan.

Denpasar, Juni 2016 Yang membuat pernyataan, Materai

(I Nym Agus Winarta Palguna) NIM. 1208605087


(3)

(4)

iv

Judul : PENERAPAN NEAR FIELD COMUNICATION (NFC)

SEBAGAI PENGANTI TIKET KONVENSIONAL PADA BUS TRANS SARBAGITA.

Nama : Nyoman Agus Winarta Palguna

Nim : 1208605087

Pembimbing I : I Komang Ari Mogi, S.Kom., M.Kom. Pembimbing II : Ida Bagus Made Mahendra, S.kom., M.Kom.

ABSTRAK

Permasalahan yang dihadapi oleh sarana transportasi umum, khususnya Bus Trans Sarbagita dalam transaksi pembelian tiket sebelumnya penumpang masih menggunakan tiket konvensional dalam bertransaksi, terdapat kekurangan dalam proses pembelian tiket dimana masih sering terjadi kecurangan saat penumpang membeli tiket terkadang pegawai bus transsarbagita tidak memberikan tiket hanya meminta retribusi tiket dengan alasan tiket habis, dan penumpang sering mengaku sebagai pelajar untuk mendapatkan harga tiket yang murah

Dari permasalahan yang sering muncul pada proses transaski konvensional dirancanglah sebuah aplikasi Smart Card NFC yang dapat meminimalisi kecurangan dari pegawai dan penumpang Bus Trans Sarbagita, dengan diterapkan Smart Card NFC sebagai pengganti tiket konvensional sehingga kecurangan dari operator dan pengguna bus trans sarbagita dapat dihindari karena transaksi tidak menggunakan tiket konvensional kertas dan dengan adanya Smart Card NFC pengguna sarbagita tidak bisa lagi mengaku sebagai pelajar untuk mendapatkan harga tiket murah, karena smart card nfc dibedakan untuk kategori umum dan pelajar

Dari hasil pengujian fungsionalitas yang mengacu pada analisis kebutuhan sistem, semua analsisis kebutuhan sistem Smart Card Bus Trans Sarbagita sudah berjalan sesuai harapan berdasarkan skenario pengujian yang meliputi semua aspek dari fungsionalitas program.


(5)

v

Title : THE APPLICATION OF NEAR FIELD COMMUNICATION

(NFC) IN LIEU OF CONVENTIONAL TICKETS IMPOSED ON THE TRANS SARBAGITA BUS

Name : Nyoman Agus Winarta Palguna Student Number : 1208605087

Supervisor I : I Komang Ari Mogi, S.Kom., M.Kom. Supervisor II : Ida Bagus Made Mahendra, S.kom., M.Kom.

ABSTRACT

The problem faced by means of public transport, particularly Trans Sarbagita bus is that the purchase of passenger tickets is still using conventional ticket in the transaction. The shortcomings in the ticket purchase process is seen in fraud that often happens when passengers buy a ticket. Trans Sarbagita bus employee sometimes does not give passenger a ticket but just ask for a levy on the grounds that the tickets are sold out, and the passengers often admitted as a student to get a cheap ticket.

Because of the problems that often arise in the process of conventional transactions, an application of NFC Smart Card is designed to minimize fraud from employees and passengers of Trans Sarbagita Bus. With the implementation of Smart Card NFC as a substitute for conventional tickets, cheating of operators and users of trans Sarbagita bus can be avoided because the transaction does not use a conventional paper ticket and with the Smart Card NFC Sarbagita users can no longer pose as students to get cheap fares, because the smart card is distinguished for the general category and students.

From the functionality test results that refer to the analysis of system requirements, all system need analysis of Smart Card for Trans Sarbagita Bus has been done according to the expectations based on test scenarios covering all aspects of the program functionality.


(6)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-Nya peneliti dapat menyelesaikan proposal Proposal penelitian dengan judul “Penerapan Near Field Comunication (NFC) Sebagai Pengganti Tiket Konvensional Pada Bus Trans Sarbagita” ini disusun dalam kegiatan pelaksanaan Tugas Akhir di Jurusan Ilmu Komputer FMIPA UNUD. Skripsi ini disusun dengan harapan dapat menjadi pedoman dan arahan dalam melaksanakan penelitian di atas. Sehubungan dengan telah terselesaikannya proposal ini, maka diucapkan terima kasih dan penghargaan kepada berbagai pihak yang telah membantu penyusunan , antara lain:

1. Bapak Agus Muliantara, S.Kom. selaku Ketua Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. 2. Bapak I Komang Ari Mogi, S.Kom, M.Kom. selaku Pembimbing I yang

telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan saran dan masukan dalam penyempurnaan Tugas Akhir ini.

3. Bapak I.B.Made Mahendra, S.Kom.,M.Kom. selaku Pembimbing II yang telah banyak membantu dan meluangkan waktu untuk penyempurnaan Tugas Akhir ini.

4. Ratna Sri Andi Yani.S.Kom, Pio Pratama.S.Kom, Sista Pradjna.S.Kom, Dedik Amijaya, Aditya Setiawan Keluarga dan kerabat serta semua pihak yang turut serta memberi dukungan sehingga laporan ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang ditentukan.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih belum sempurna, untuk itu kritik dan saran yang bermanfaat demi kesempurnaan tugas akhir ini sangat penulis harapkan

Denpasar, Juni 2016 Penyusun


(7)

vii DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penelitian ... 2

1.4 Batasan Masalah... 3

1.5 Manfaat Penelitian ... 3

1.6 Metodologi Penelitian ... 3

1.6.2 Metode Pengembangan Sistem ... 4

1.6.3 Analisis Kebutuhan ... 4

1.6.4 Desain Sistem ... 5

1.6.5 Implementasi Sistem ... 5

1.6.6 Pengujian Sistem ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1. NFC ... 6

2.2. Smartcard Reader/Writer ACR122U NFC... 6

2.3 NFC tags ... 7

2.4. Mifare ... 7

2.5. Metode Pengembangan Perangkat Lunak Waterfall ... 8

2.6. Tinjauan studi ... 9

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN ... 13

3.1. Analisis Kebutuhan Sistem ... 13

3.1.1. Kebutuhan Fungsional ... 13


(8)

viii

3.2. Perancangan Sistem ... 16

3.2.1 Data Flow Diagram (DFD) ... 16

3.2.2 Diagram Alir Sistem ... 26

3.2.3 Entity Relationship Diagram ... 30

3.3 Perancangan Antar Muka ... 31

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 43

4.1. Implementasi Basi Data ... 43

4.2. Implementasi Antar Muka... 45

4.3. Implentasi Sistem ... 64

4.4. Pengujian Fungsionalitas Sistem (Black Box Testing) ... 67

BAB V PENUTUP ... 80

5.1 Kesimpulan ... 80

5.2 Saran ... 80

DAFTAR PUSTAKA ... 81


(9)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Tabel Kebutuhan Fungsional ... 13

Tabel 4. 1 Checklist Kebutuhan Pengujian Black Box ... 67

Tabel 4. 2 Pengujian Kebutuhan Register Customer,Operator ... 69

Tabel 4. 3 Pengujian Kebutuhan Proses Login customer service, Operator, Customer ... 70

Tabel 4. 4 Pengujian Kebutuhan Proses Update Data Operator, Customer ... 71

Tabel 4. 5 Pengujian Kebutuhan Proses delete operator dan Customer ... 72

Tabel 4. 6 Pengujian Kebutuhan Proses Menampilkan Detail Transaksi ... 73

Tabel 4. 7 Pengujian Kebutuhan Proses Download Detail Transaksi ... 73

Tabel 4. 8 Pengujian Kebutuhan Proses Detail Transaksi ... 74

Tabel 4. 9 Pengujian Kebutuhan Proses Penggantian Password Operator ... 75

Tabel 4. 10 Pengujian Kebutuhan Proses Transaksi ... 76

Tabel 4. 11 Pengujian Kebutuhan Proses Login Pada Sistem Web ... 77

Tabel 4. 12 Pengujian Kebutuhan Proses Cek Mutasi Pada Sistem Web ... 78

Tabel 4. 13 Pengujian Kebutuhan Proses Proses Lupa Password ... 78


(10)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4. 1 Implementasi Database ... 43

Gambar 4. 2 Implementasi Antar Muka ... 46

Gambar 4. 3 CS menu ... 46

Gambar 4. 4 Manage Operator ... 47

Gambar 4. 5 Tampilan Add Data Operator ... 48

Gambar 4. 6 Operator Terdaftar ... 48

Gambar 4. 7 Sending Email Operator ... 49

Gambar 4. 8 Login Operator ... 50

Gambar 4. 9 Tampilan iplementasi menu Operator ... 51

Gambar 4. 10 Tampilan Implementasi form change password... 51

Gambar 4. 11 Tampilan Login New Password operator ... 52

Gambar 4. 12 Tampilan Implementasi Form Transaksi... 53

Gambar 4. 13 Tampilan Implementasi Proses pada Form Transaksi ... 53

Gambar 4. 14 Gambar Menu Add Customer ... 54

Gambar 4. 15 Tampilan proses Add Customer ... 54

Gambar 4. 16 Tampilan proses sending Password Customer ... 55

Gambar 4. 17 Tampilan Implementasi Data Transaction ... 56

Gambar 4. 18 Tampilan Implementasi TopUp ... 57

Gambar 4. 19 Tampilan Implementasi category ... 57

Gambar 4. 20 Tampilan Implementasi edit category ... 58

Gambar 4. 21 Tampilan Implementasi hasil Add, edit category ... 59

Gambar 4. 22 Tampilan Implementasi hasil Delete category ... 59

Gambar 4. 23 Tampilan Implementasi Branch ... 60

Gambar 4. 24 Tampilan Implementasi Add Branch ... 60

Gambar 4. 25 Tampilan Implementasi Delete Branch ... 61

Gambar 4. 26 Tampilan Implementasi Sign In Customer Sistem Web ... 61

Gambar 4. 27 Tampilan Implementasi Forgot Password ... 62


(11)

xi

Gambar 4. 29 Tampilan Awal Implementasi change Password Customer ... 63 Gambar 4. 30 Tampilan Implementasi Antar Muka change Password ... 63 Gambar 4. 31 Tampilan Implementasi Antar Muka Home Customer ... 64


(12)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini pertumbuhan mode transportasi sangat pesat, keberadaan transportasi masal yang handal dan memadai sangat dibutuhkan, saat ini transportasi masal masih menggunakan tiket konvensioanal, tiket konvensional adalah suatu dokumen perjalanan yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan yang berisi rute, tanggal, harga dan data penumpang. digunakan untuk melakukan suatu perjalanan yang pada awalnya diperuntukan hanya untuk sekali pakai saja dalam penggunaan tiket ini. masih terdapat banyak kekurangan diantaranya, dalam prakteknya tiket konvensional memerlukan sumber daya yang kompeten untuk melayani transaksi tiket dimana dalam transaksi pegawai Bus Trans Sarbagita mengimputkan secara manual total transaksi dan pegawai Bus Trans Sarbagita Harus mengidentifikasi satu per satu kategori penumpang dimana terdapat perbedaan harga tiket. kategori pelajar atau mahasiswa seharga 2500 dan umum 3500 dan masih banyak terjadinya kecurangan pada saat transaksi tiket konvensional sering kali petugas hanya menerima uang dan tidak memberikan Tiket kepada konsumen. hal tersebut yang mendasari pengembangan teknologi Tiketing ke arah yang lebih baik .

e-Tiket merupakan pegembangan dari Tiket konvensional sebelumnya di dalam e-Tiket tersimpan identitas penumpang, nama penumpang, rute perjalanan kelas tiket, dan harga tiket. Pada umummya fungsi e-Tiket sama seperti tiket konvensional, perbedaannya terletak pada penambahan fitur keamanan dan flexibelitas. e-Tiket dapat digunakan berulang menurut Ardiyanto (2011) e-Tiket atau electronic ticketing adalah suatu cara untuk mendokumentasikan proses penjualan dari aktifitas perjalanan pelanggan tanpa harus mengeluarkan dokumen berharga secara fisik ataupun paper ticket. Semua informasi mengenai electronic ticketing disimpan secara digital dalam sistem komputer milik perusahaan.


(13)

2

Dalam realisasi e-Tiket dikembangkanlah suatu teknologi yang disebut Near Field Communication (NFC). Sistem ini merupakan sistem prabayar dimana tiket disimpan di dalam chip yang berbentuk card yang didalamnya dapat menyimpan data seperti ATM, pada kasus Bus Trans Sarbagita Near Field Communication (NFC) berperan sebagai pengganti Tiket konvensional dimana dalam transaksi pembayaran natinya dengan menempelkan card Near Field Communication (NFC). Pada reader yang tersedia pada Bus Trans Sarbagita secara otomatis reader NFC akan membaca sisa dari Tiket. Setiap card saat diletakan pada reader jumlah kapasitas tiket yang ada berkurang satu setiap transaksi dan secara langsung data base akan menyimpan nama pemegang kartu dan kaegori dari penumpang saat e-Tiket habis penumpang bisa langsung membeli isi ulang e-e-Tiket saat berada dalam Bus Trans Sarbagita dengan menghubungi Customer Service yang berada di dalam Bus Trans Sarbagita, pengembangan teknologi ini mempermudah melakukan transaksi tanpa harus terbatas dengan ruang dan waktu. Metode pembayaran e-Tiket ini merupakan sebuah sistem pembayaran yang memungkinkan melakukan transaksi tanpa melibatkan uang secara fisik. Metode ini mulai banyak dikembangkan dengan tujuan mengurangi peredaran uang fisik yang beredar. serta meminimalisir kejahatan yang melibatkan penggunaan uang fisik yang sangat tidak bisa di prediksi.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dijelaskan diatas maka permasalahan yang akan dikaji dalam Tugas Akhir ini adalah bagaimana mengimplementasikan NFC (Near Field Communication)sebagai e-Tiket yang akan di terapkan pada proses Transaksi sebagai pengganti tiket konvensional pada Bus Trans Sarbagita.

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai pada Tugas Akhir ini adalah implementasi e-Tiket menggunakan NFC (Near Field Communication) sebagai pengganti Tiket Konvensional pada Bus Trans Sarbagita.


(14)

3

1.4Batasan Masalah

1. Id pengguna tiket yang akan disimpan dalam Tag NFC.

2. Sistem yang dibuat adalah e-Tiket yang mengutamakan kemudahan dalam Transaksi Tiket.

3. Sistem E-Tiket dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman C#. 4. Tag yang digunakan adalah card NFC Mifire 1K.

5. Reader yang digunakan ACR-122U. 1.5Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari perancangan sistem Smart Card E-Tiket Trans Sarbagita adalah :

1. Bagi Pelanggan

Penelitian ini diharapkan dapat membantu pelanggan dalam melakukan proses transaksi dan mempersingkat waktu dalam melakukan transaksi tiket yang awalnya harus mempergunakan uang fisik setiap menggunakan jasa Bus Trans Sarbagita.

2. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat membantu dan mempermudah pihak perusahaan dalam mengelola data-data pembukuan transaksi, dan meminimalisir kecurangan sumber daya manusia dalam mewujudkan pelayanan yang transparan dan maksimal.

1.6Metodologi Penelitian

Langkah-langkah yang akan ditempuh dalam Perancangan dan Implementasi penerapan near field comunication (NFC) Sebagai pengganti tiket konvensional Pada bus Trans Sarbagita Terdiri dari Metode Pengumpulan Data, Metode Pengembangan Sistem, Analisis Kebutuhan Sistem, Perancangan Sistem, Implementasi Sistem, dan Pengujian Sistem.

1.6.1 Desain Penelitian

Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi dan interview yaitu dengan cara pengumpulan data dan informasi yang dilakukan dengan


(15)

4

cara melakukan pengamatan langsung dan proses tanya jawab terhadap operator yang ada pada Bus Trans Sarbagita untuk memperoleh gambaran mengenai sistem yang berjalan atau prosedur yang ada pada saat pembelian tiket.

1.6.2 Metode Pengembangan Sistem

Metode pengembangan dalam penelitian ini menggunakan metode waterfall yang terdiri dari lima langkah. Langkah – langkah tahapan dalam pengembangan sistem tersebut adalah :

1. Analisis kebutuhan sistem yaitu membuat analisis apa saja yang dibutuhkan sistem dan kebutuhan pengguna dalam sistem e-Tiket Bus Trans Sarbagita.

2. Perancangan (Design) sistem yaitu membuat desain aliran kerja manajemen dan desain pemrograman yang diperlukan untuk pengembangan sistem e-Tiket Bus Trans Sarbagita.

3. Penerapan (Implementasi) sistem yaitu membuat sistem dari desain hingga sistem e-Tiket Bus Trans Sarbagita selesai

4. Pengujian dan Evaluasi sistem merupakan tahapan melakukan pengujian sistem yang dioperasikan kepada pengguna

5. Operasi dan Pemeliharaan Sistem merupakan perawatan dari sistem e-Tiket Bus Trans Sarbagita yang sudah dibangun.

1.6.3 Analisis Kebutuhan

Dalam tahap analisis, dilakukan proses pencarian informasi dan data yang dibutuhkan pada saat sistem yang dibangun. Pada pencarian informasi menggunakan metode observasi dan interview kepada operator Bus Trans Sarbagita untuk mengetahui kebutuhan di dalam melakukan Pembelian Tiket dan cara memverifikasi customer.


(16)

5

1.6.4 Desain Sistem

Pada tahap ini melakukan desain sistem bertujuan untuk menerapkan solusi pemecahan masalah yang telah diajukan pada analisis sistem. Di dalam membangun perancangan sistem ini digunakan beberapa proses yaitu

1. Data Flow Diagram dan untuk pemodelan data menggunakan Entity Relationship Diagram (ERD) yang menggambarkan hubungan antar entitas

2.Perancangan desain sistem berupa tampilan antarmuka atau interface sistem.

1.6.5 Implementasi Sistem

Pada tahap ini dilakukan implementasi hasil dari perancangan sistem kedalam kode program. Komponen pendukung yang dibutuhkan adalah :

1. Dalam Pembangunan sistem menggunakan bahasa pemrograman C#.

2. Basis data server akan menggunakan MySQL.

3. Implementasi Tiket menggunakan Kartu Mifire NFC 1K 4. Reader NFC Menggunakan Reader ACR 122U

1.6.6 Pengujian Sistem

Teknik pengujian yang dilakukan pada tahap ini bertujuan untuk menguji apakah proses penentuan requirment sudah sesuai dengan kebutuhan. Tahap pengujian ini menggunakan Black BoxTesting. Black Box Testing yaitu melakukan test case dengan mempartisi domain input dari suatu program dengan cara yang memberikan cakupan pengujian yang mendalam. Pada pengujian ini dilakukan pengecekan input dengan output yang dihasilkan pada sistem E-Tiket Bus Trans Sarbagita.


(17)

6 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. NFC

Teknologi Near Field Communication (NFC) adalah teknologi nirkabel jarak pendek yang dirancang untuk bertukar dengan cepat, bertukar informasi dikembangkan bertujuan membuat hidup lebih mudah dan nyaman bagi penggunanya di dalam melakukan transaksi, seperti pertukaran konten digital, hanya menghubungkan perangkat elektronik ke perangkat elektronik yang memiliki teknologi NFC dengan sentuhan (Putra, Konradus M.K,2013), pengguna juga bisa membeli tiket apapun hanya dengan mengaktifkan NFC pada ponsel. Sebuah teknologi konektivitas berbasis standar, NFC memungkinkan memberikan solusi saat ini dan masa mendatang seperti Akses kontrol Konsumen pada perangkat elektronik pada bidang Kesehatan Informasi pengumpulan dan pertukaran Loyalitas dan pembelian kupon Pembayaran Transportasi

NFC adalah seperangkat teknologi konektivitas nirkabel berbasis teknologi RFID (Radio Frecuency Identification) yang menggunakan induksi medan magnet untuk memungkinkan komunikasi antar perangkat elektronik dalam jarak yang dekat. NFC dirancang untuk dapat dintegrasikan dengan perangkat mobile, maupun desktop yang dapat berkomunikasi antara perangkatyang memiliki fitur NFC dengan perangkatlainnya secara(peer-topeer) atau membaca informasi di tag dan kartu (baca). Sebuah perangkat NFC juga dapat dimasukkan dalam mode emulasi kartu, menawarkan kompatibilitas dengan standar contactless smart card lainnya. Hal ini memungkinkan perangkat NFC untuk menggantikan kartu plastik contactless tradisional yang sering digunakan di depan umum pada tiket transportasi dan sejenis lainnya.

2.2. Smartcard Reader/Writer ACR122U NFC

Smartcard Reader/Writer ACR122U NFC Adalah contactless smartcard reader/writer yang dapat terhubung ke komputer dan dikembangkan berdasarkan teknologi RFID. Sesuai dengan standar ISO/IEC 18092 untuk


(18)

7

NFC, yang bisa mendukung tidak hanya teknologi kartu Mifare dan ISO 14443 A dan B, namun juga semua empat jenis Smartcard Reader/Writer yang kompatibel dengan kedua versi komunikasi, yaitu CCID dan PC/SC. Dengan kecepatan akses hingga 424 kbps dan kecepatan penuh USB yaitu hingga 12 Mbps, ACR122U juga dapat membaca dan menulis lebih cepat dan efisien. Operasi kedekatan jarak alat pembaca ACR122U adalah sampai 5 cm, tergantung dari tipe kartu cerdas yang digunakan. Untuk meningkatkan tingkat keamanan, ACR122 dapat diintegrasikan dengan ISO 7816-3. Ada dua antarmuka yang berbeda. Yang pertama antarmuka dari kartu cerdas menuju alat pembaca yang disebut RF Interface. Yang kedua adalah antar muka USB atau yang biasa disebut USB Interface/CCID yang menghubungkan alat pembaca dengan PC.

2.3 NFC tags

NFC tags adalah chip tidak menggunakan tenaga listrik dimana di dalam tag tersimpan data ,untuk terkoneksi NFC perlu menyatukan atau menempelkan dua perangkat NFC.Misalkan saja dengan menempelkan dua perangkat yang mempunyai fitur NFC, saat menempelkan back to back. Secara langsung kedua device bertukar data.jika menggunakan NFC tags atau card default NFC cukup tempelkan Card pada reader (Didik Suyoko,2012). 2.4. Mifare

Mifare adalah merek dagang serangkaian chip produk dari NXP Semiconductors, yang secara luas diaplikasikan pada contactless smartcards dan proximity cards. Nama Mifare berasal dari Mikron Fare Collection System, mencakup teknologi proprietary berdasarkan berbagai tingkat standar contactless smartcards yaitu ISO/IEC 14443 Tipe A dengan 13,56 MHz. Mifare sering dianggap sebagai teknologi “kartu pintar”. Hal ini didasarkan pada kemampuan untuk membaca dan menulis ke kartu. Mifare cocok untuk melakukan fungsi Increment/Decrement. Berikut 7 jenis kartu Mifare contactless card yaitu Mifare Classic, Ultralight, Ultralight C, SmartMX, DESFire, DESFire EV1, Mifare Plus, dan Mifare SAM AV2.


(19)

8

2.5. Metode Pengembangan Perangkat Lunak Waterfall

Metode pengembangan perangkat lunak Waterfall merupakan salah satu model proses perangkat lunak yang mengambil kegiatan proses dasar seperti spesifikasi, pengembangan, validasi, dan evolusi. Model ini kemudian merepresentasikannya ke dalam bentuk fase-fase proses yang berbeda seperti analisis dan pendefinisian kebutuhan, perancangan perangkat lunak, implementasi, pengujian unit, integrasi sistem, pengujian sistem, serta operasi dan pemeliharaan (Sommerville, 2003).

Gambar 2. 1 Metode waterfall (Sumber : Sommerville, 2003)

Adapun penjelasan tahapan-tahapan dari model waterfall yang ditunjukkan pada gambar 2.1 menurut Sommerville (2003) adalah sebagai berikut : 1. Analisis dan Penentuan Kebutuhan

Merupakan tahap pengumpulan informasi mengenai kebutuhan sistem yang didapat dari pengguna (user). Proses ini mendefinisikan secara rinci mengenai fungsi-fungsi, batasan dan tujuan dari perangkat lunak sebagai spesifikasi sistem.

2. Desain Sistem dan Perangkat Lunak

Tahap desain merupakan tahap yang melibatkan proses perancangan sistem yang difokuskan pada empat atribut, yaitu struktur data, arsitektur perangkat lunak, representasi antarmuka, dan detail (algoritma) prosedural. Yang


(20)

9

dimaksud struktur data adalah representasi dari hubungan logis antara elemen-elemen data individual.

3. Implementasi dan Pengujian

Pada tahap ini, perancangan perangkat lunak direalisasikan sebagai serangkaian program atau unit program. Kemudian proses pengujian melibatkan verifikasi bahwa setiap unit program telah memenuhi kebutuhan yang telah didefinisikan pada tahap pertama.

4. Integrasi dan Uji Coba Sistem

Unit program/program individual diintegrasikan menjadi sebuah kesatuan sistem dan kemudian dilakukan pengujian. Dengan kata lain, pengujian ini ditujukan untuk menguji keterhubungan dari tiap-tiap fungsi perangkat lunak sudah memenuhi kebutuhan. Setelah pengujian sistem selesai dilakukan, perangkat lunak dikirim kepada pelanggan/user.

5. Operasi dan Pemeliharaan Sistem

Tahap ini biasanya memerlukan waktu yang paling lama, di mana sistem diterapkan dan digunakan. Pemeliharaan mencakup proses pengoreksian beberapa kesalahan yang tidak ditemukan pada tahap-tahap sebelumnya ataupun penambahan kebutuhan-kebuthan baru yang diperlukan.

2.6. Tinjauan studi

Penelitian yang dilakukan oleh Konradus M.K Putra dkk (2013). dimana dalam penelitannya dikatakan perkembangan teknologi mobile ke depan yang salah satunya adalah menuju ke arah kebebasan dan kemudahan bertransaksi menjadikan teknologi mobile sebagai salah satu kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari. Penerapan teknologi mobile dapat menjadi solusi bagi peningkatan pelayanan kepada pelanggan oleh pihak penyedia layanan. Sisi lain juga sebagai bentuk persaingan yang sehat pada dunia usaha, seperti penggunaan teknologi mobile sebagai alat pembayaran (m-payment) dalam bidang transportasi.

Sasaran penggunaan teknologi mobile sebagai alat pembayaran adalah pelanggan yang mengharapkan kemudahan dalam bertransaksi. Untuk itu dikembangkan aplikasi mobile untuk pembayaran media


(21)

10

trasportasi menggunakan teknologi Near-field communication (NFC). Teknologi NFC merupakan antarmuka teknologi wireless yang bekerja pada jarak sekitar 10 cm dan menggunakan teknologi Radio Frequency Identification (RFID). Pengimplementasian aplikasi ini dari sisi komunikasi diharapkan dapat memudahkan proses komunikasi data (pembayaran alat transportasi) antara pelanggan dan penyedia layanan. Dari sisi persaingan bisnis, diharapkan dapat menjadi bentuk daya saing yang sehat dengan penyedia layanan lainnya dalam hal pelayanan kepada pelanggan.

2.7 DFD (Data Flow Diagram)

Melalui suatu teknik analisa data terstruktur yang disebut Diagram Aliran Data (DAD), penganalisis sistem dapat merepresentasi proses-proses data di dalam organisasi. Pendekatan aliran data menekankan logika yang mendasari sistem. Dengan menggunakan kombinasi dari empat simbol, penganalisis sistem dapat menciptakan suatu gambaran proses-proses yang bisa menampilkan dokumentasi sistem yang solid. (Kenneth E Kendall & Julie E Kendall, 2003, Jilid 1, 263)

Berikut adalah simbol-simbol yang digunakan dalam diagram aliran data: Tabel 2. 1 Simbol-simbol dalam diagram aliran data


(22)

11

a. Menciptakan Diagram Konteks

Diagram Konteks adalah tingkatan tertinggi dalam diagram aliran data dan hanya memuat satu proses, menunjukkan sistem secara keseluruhan. proses tersebut diberi nomor nol. Semua entitas eksternal yang ditunjukkan pada diagram konteks berikut aliran data-aliran data utama menuju dan dari sistem. Diagram tersebut tidak memuat penyimpanan data dan tampak sederhana untuk diciptakan, begitu entitas-entitas eksternal serta aliran data-aliran data menuju dan dari sistem diketahui penganalisis dari wawancara dengan pengguna dan sebagai hasil analisis dokumen. (Kenneth E Kendall & Julie E Kendall, 2003, Jilid 1, 267)

b. Menggambar Diagram 0 (Level Berikutnya)

Diagram 0 adalah pengembangan diagram konteks dan bisa mencakup sampai sembilan proses. Memasukkan lebih banyak proses pada level ini akan terjadi dalam suatu diagram yang kacau yang sulit dipahami. Setiap proses diberi nomor bilangan bulat, umumnya dimulai dari sudut sebelah kiri atas diagram dan mengarah ke sudut sebelah kanan bawah. Penyimpanan data-penyimpanan data utama dari sistem (mewakili file-file master) dan semua entitas eksternal dimasukkan ke dalam Diagram 0. (Kenneth E Kendall & Julie E Kendall, 2003, Jilid 1, 268)

c. Menciptakan Diagram Anak (Tingkat Yang Lebih Mendetail)

Setiap proses dalam Diagram 0 bisa dikembangkan untuk menciptakan diagram anak yang lebih mendetail. Proses pada Diagram 0 yang dikembangkan itu disebut parent process (proses induk) dan diagram yang dihasilkan disebut child diagram (diagram anak). Aturan utama untuk menciptakan diagram anak, keseimbangan vertikal, menyatakan bahwa suatu diagram anak tidak bisa menghasilkan keluaran atau menerima masukan dimana proses induknya juga tidak menghasilkan atau menerima. Semua aliran data yang menuju atau keluar dari proses induk harus ditunjukkan mengalir ke dalam atau keluar dari diagram anak. (Kenneth E Kendall & Julie E Kendall, 2003, Jilid 1, 268).

Diagram anak ditetapkan nomor yang sama seperti proses induknya di dalam Diagram 0. Sebagai contoh, proses 3 akan berkembang ke Diagram 3. Proses-proses


(23)

12

pada diagram anak diberi nomor dengan menggunakan nomor proses induk, poin desimal, serta sebuah nomor unik untuk setiap proses anak. Pada diagram 3, proses-proses tersebut akan diberi nomor 3.1, 3.2, 3.3, dan seterusnya. Ketentuan ini memungkinkan penganalisis mengikuti rangkaian proses di setiap tingkat pengembangan. Bila Diagram 0 menggambarkan prosesproses 1, 2, dan 3, diagram anak 1, 2, dan 3 semuanya berada pada level yang sama. (Kenneth E Kendall & Julie E Kendall, 2003, Jilid 1, 269)


(1)

NFC, yang bisa mendukung tidak hanya teknologi kartu Mifare dan ISO 14443 A dan B, namun juga semua empat jenis Smartcard Reader/Writer yang kompatibel dengan kedua versi komunikasi, yaitu CCID dan PC/SC. Dengan kecepatan akses hingga 424 kbps dan kecepatan penuh USB yaitu hingga 12 Mbps, ACR122U juga dapat membaca dan menulis lebih cepat dan efisien. Operasi kedekatan jarak alat pembaca ACR122U adalah sampai 5 cm, tergantung dari tipe kartu cerdas yang digunakan. Untuk meningkatkan tingkat keamanan, ACR122 dapat diintegrasikan dengan ISO 7816-3. Ada dua antarmuka yang berbeda. Yang pertama antarmuka dari kartu cerdas menuju alat pembaca yang disebut RF Interface. Yang kedua adalah antar muka USB atau yang biasa disebut USB Interface/CCID yang menghubungkan alat pembaca dengan PC.

2.3 NFC tags

NFC tags adalah chip tidak menggunakan tenaga listrik dimana di dalam tag tersimpan data ,untuk terkoneksi NFC perlu menyatukan atau menempelkan dua perangkat NFC.Misalkan saja dengan menempelkan dua perangkat yang mempunyai fitur NFC, saat menempelkan back to back. Secara langsung kedua device bertukar data.jika menggunakan NFC tags atau card default NFC cukup tempelkan Card pada reader (Didik Suyoko,2012). 2.4. Mifare

Mifare adalah merek dagang serangkaian chip produk dari NXP Semiconductors, yang secara luas diaplikasikan pada contactless smartcards dan proximity cards. Nama Mifare berasal dari Mikron Fare Collection System, mencakup teknologi proprietary berdasarkan berbagai tingkat standar contactless smartcards yaitu ISO/IEC 14443 Tipe A dengan 13,56 MHz. Mifare sering dianggap sebagai teknologi “kartu pintar”. Hal ini didasarkan pada kemampuan untuk membaca dan menulis ke kartu. Mifare cocok untuk melakukan fungsi Increment/Decrement. Berikut 7 jenis kartu Mifare contactless card yaitu Mifare Classic, Ultralight, Ultralight C, SmartMX, DESFire, DESFire EV1, Mifare Plus, dan Mifare SAM AV2.


(2)

2.5. Metode Pengembangan Perangkat Lunak Waterfall

Metode pengembangan perangkat lunak Waterfall merupakan salah satu model proses perangkat lunak yang mengambil kegiatan proses dasar seperti spesifikasi, pengembangan, validasi, dan evolusi. Model ini kemudian merepresentasikannya ke dalam bentuk fase-fase proses yang berbeda seperti analisis dan pendefinisian kebutuhan, perancangan perangkat lunak, implementasi, pengujian unit, integrasi sistem, pengujian sistem, serta operasi dan pemeliharaan (Sommerville, 2003).

Gambar 2. 1 Metode waterfall (Sumber : Sommerville, 2003)

Adapun penjelasan tahapan-tahapan dari model waterfall yang ditunjukkan pada gambar 2.1 menurut Sommerville (2003) adalah sebagai berikut : 1. Analisis dan Penentuan Kebutuhan

Merupakan tahap pengumpulan informasi mengenai kebutuhan sistem yang didapat dari pengguna (user). Proses ini mendefinisikan secara rinci mengenai fungsi-fungsi, batasan dan tujuan dari perangkat lunak sebagai spesifikasi sistem.

2. Desain Sistem dan Perangkat Lunak

Tahap desain merupakan tahap yang melibatkan proses perancangan sistem yang difokuskan pada empat atribut, yaitu struktur data, arsitektur perangkat lunak, representasi antarmuka, dan detail (algoritma) prosedural. Yang


(3)

dimaksud struktur data adalah representasi dari hubungan logis antara elemen-elemen data individual.

3. Implementasi dan Pengujian

Pada tahap ini, perancangan perangkat lunak direalisasikan sebagai serangkaian program atau unit program. Kemudian proses pengujian melibatkan verifikasi bahwa setiap unit program telah memenuhi kebutuhan yang telah didefinisikan pada tahap pertama.

4. Integrasi dan Uji Coba Sistem

Unit program/program individual diintegrasikan menjadi sebuah kesatuan sistem dan kemudian dilakukan pengujian. Dengan kata lain, pengujian ini ditujukan untuk menguji keterhubungan dari tiap-tiap fungsi perangkat lunak sudah memenuhi kebutuhan. Setelah pengujian sistem selesai dilakukan, perangkat lunak dikirim kepada pelanggan/user.

5. Operasi dan Pemeliharaan Sistem

Tahap ini biasanya memerlukan waktu yang paling lama, di mana sistem diterapkan dan digunakan. Pemeliharaan mencakup proses pengoreksian beberapa kesalahan yang tidak ditemukan pada tahap-tahap sebelumnya ataupun penambahan kebutuhan-kebuthan baru yang diperlukan.

2.6. Tinjauan studi

Penelitian yang dilakukan oleh Konradus M.K Putra dkk (2013). dimana dalam penelitannya dikatakan perkembangan teknologi mobile ke depan yang salah satunya adalah menuju ke arah kebebasan dan kemudahan bertransaksi menjadikan teknologi mobile sebagai salah satu kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari. Penerapan teknologi mobile dapat menjadi solusi bagi peningkatan pelayanan kepada pelanggan oleh pihak penyedia layanan. Sisi lain juga sebagai bentuk persaingan yang sehat pada dunia usaha, seperti penggunaan teknologi mobile sebagai alat pembayaran (m-payment) dalam bidang transportasi.

Sasaran penggunaan teknologi mobile sebagai alat pembayaran adalah pelanggan yang mengharapkan kemudahan dalam bertransaksi. Untuk itu dikembangkan aplikasi mobile untuk pembayaran media


(4)

trasportasi menggunakan teknologi Near-field communication (NFC). Teknologi NFC merupakan antarmuka teknologi wireless yang bekerja pada jarak sekitar 10 cm dan menggunakan teknologi Radio Frequency Identification (RFID). Pengimplementasian aplikasi ini dari sisi komunikasi diharapkan dapat memudahkan proses komunikasi data (pembayaran alat transportasi) antara pelanggan dan penyedia layanan. Dari sisi persaingan bisnis, diharapkan dapat menjadi bentuk daya saing yang sehat dengan penyedia layanan lainnya dalam hal pelayanan kepada pelanggan.

2.7 DFD (Data Flow Diagram)

Melalui suatu teknik analisa data terstruktur yang disebut Diagram Aliran Data (DAD), penganalisis sistem dapat merepresentasi proses-proses data di dalam organisasi. Pendekatan aliran data menekankan logika yang mendasari sistem. Dengan menggunakan kombinasi dari empat simbol, penganalisis sistem dapat menciptakan suatu gambaran proses-proses yang bisa menampilkan dokumentasi sistem yang solid. (Kenneth E Kendall & Julie E Kendall, 2003, Jilid 1, 263)

Berikut adalah simbol-simbol yang digunakan dalam diagram aliran data: Tabel 2. 1 Simbol-simbol dalam diagram aliran data


(5)

a. Menciptakan Diagram Konteks

Diagram Konteks adalah tingkatan tertinggi dalam diagram aliran data dan hanya memuat satu proses, menunjukkan sistem secara keseluruhan. proses tersebut diberi nomor nol. Semua entitas eksternal yang ditunjukkan pada diagram konteks berikut aliran data-aliran data utama menuju dan dari sistem. Diagram tersebut tidak memuat penyimpanan data dan tampak sederhana untuk diciptakan, begitu entitas-entitas eksternal serta aliran data-aliran data menuju dan dari sistem diketahui penganalisis dari wawancara dengan pengguna dan sebagai hasil analisis dokumen. (Kenneth E Kendall & Julie E Kendall, 2003, Jilid 1, 267)

b. Menggambar Diagram 0 (Level Berikutnya)

Diagram 0 adalah pengembangan diagram konteks dan bisa mencakup sampai sembilan proses. Memasukkan lebih banyak proses pada level ini akan terjadi dalam suatu diagram yang kacau yang sulit dipahami. Setiap proses diberi nomor bilangan bulat, umumnya dimulai dari sudut sebelah kiri atas diagram dan mengarah ke sudut sebelah kanan bawah. Penyimpanan data-penyimpanan data utama dari sistem (mewakili file-file master) dan semua entitas eksternal dimasukkan ke dalam Diagram 0. (Kenneth E Kendall & Julie E Kendall, 2003, Jilid 1, 268)

c. Menciptakan Diagram Anak (Tingkat Yang Lebih Mendetail)

Setiap proses dalam Diagram 0 bisa dikembangkan untuk menciptakan diagram anak yang lebih mendetail. Proses pada Diagram 0 yang dikembangkan itu disebut parent process (proses induk) dan diagram yang dihasilkan disebut child diagram (diagram anak). Aturan utama untuk menciptakan diagram anak, keseimbangan vertikal, menyatakan bahwa suatu diagram anak tidak bisa menghasilkan keluaran atau menerima masukan dimana proses induknya juga tidak menghasilkan atau menerima. Semua aliran data yang menuju atau keluar dari proses induk harus ditunjukkan mengalir ke dalam atau keluar dari diagram anak. (Kenneth E Kendall & Julie E Kendall, 2003, Jilid 1, 268).

Diagram anak ditetapkan nomor yang sama seperti proses induknya di dalam Diagram 0. Sebagai contoh, proses 3 akan berkembang ke Diagram 3. Proses-proses


(6)

pada diagram anak diberi nomor dengan menggunakan nomor proses induk, poin desimal, serta sebuah nomor unik untuk setiap proses anak. Pada diagram 3, proses-proses tersebut akan diberi nomor 3.1, 3.2, 3.3, dan seterusnya. Ketentuan ini memungkinkan penganalisis mengikuti rangkaian proses di setiap tingkat pengembangan. Bila Diagram 0 menggambarkan prosesproses 1, 2, dan 3, diagram anak 1, 2, dan 3 semuanya berada pada level yang sama. (Kenneth E Kendall & Julie E Kendall, 2003, Jilid 1, 269)