Kemampuan Kinerja Keuangan Memoderasi Pengaruh Corporate Social Responsibility dan Struktur Modal pada Nilai Perusahaan Manufaktur yang Tergolong High dan Low Profile.

(1)

TESIS

KEMAMPUAN KINERJA KEUANGAN

MEMODERASI PENGARUH CORPORATE SOCIAL

RESPONSIBILITY DAN STRUKTUR MODAL PADA

NILAI PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG

TERGOLONG HIGH DAN LOW PROFILE

Kadek Nonik Sri Wahyuni

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2016


(2)

TESIS

KEMAMPUAN KINERJA KEUANGAN MEMODERASI

PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN

STRUKTUR MODAL PADA NILAI PERUSAHAAN

MANUFAKTUR YANG TERGOLONG HIGH DAN LOW

PROFILE

Judul

Kadek Nonik Sri Wahyuni

1391661010

PROGRAM MAGISTER

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR


(3)

KEMAMPUAN KINERJA KEUANGAN MEMODERASI PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN STRUKTUR MODAL PADA NILAI PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERGOLONG

HIGH DAN LOW PROFILE Judul

Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister pada Program Magister, Program Studi Akuntansi,

Program Pascasarjana Universitas Udayana

Kadek Nonik Sri Wahyuni 1391661010

PROGRAM MAGISTER

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR


(4)

Lembar Pengesahan

TESIS INI TELAH DISETUJUI

TANGGAL 7 januari 2016

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. I Dewa Nyoman Badera, SE, MSi.,Ak Dr. I Gusti Ayu Nyoman Budiasih, SE, MSi. NIP 196412251993031003 NIP 196901151994022001

Mengetahui

Ketua Program Studi Akuntansi Direktur Program Pascasarjana Program Pascasarjana

Universitas Udayana Universitas Udayana,

Dr. Dewa Gede Wirama, MSBA., Ak. Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp. S (K)


(5)

Tesis ini Telah Diuji pada Tanggal 07 Januari 2016

Panita Penguji Tesis Berdasarkan Sk Rektor

Universitas Udayana, No:0512/UN14.4/HK/2016, Tanggal 6 Januari 2016

Penetapan Panitia Penguji

Ketua : Dr. I Dewa Nyoman Badera, SE., MSi., Ak. Sekretaris : Dr. I Gusti Ayu Nyoman Budiasih, SE., MSi. Anggota :

1. Prof. Dr. I Ketut Yadnyana, SE., MSi., Ak. 2. Dr. Ni Made Dwi Ratnadi, SE., MSi., Ak 3. Dr. Ida Bagus Putra Astika, SE., MSi., Ak.


(6)

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Nama : Kadek Nonik Sri Wahyuni Nim : 1391661010

Program Studi : Magister Akuntansi Universitas Udayana

Judul Tesis : Kemampuan Kinerja Keuangan Memoderasi Pengaruh

Corporate Social Responsibility dan Struktur Keuangan Pada Peusahaan Manufaktur Yang Tergolong High dan Low Profile

Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah tesis ini bebas dari plagiat.

Apabila di kemudian hari terbukti plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan Mendiknas Republik Indonesia No. 17 Tahun 2010 dan peraturan Perundangan-undangan yang berlaku.

.

Denpasar, 07 Januari 2016 Penulis


(7)

UCAPAN TERIMA KASIH

Pertama-tama perkenankanlah penulis memanjatkan puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya atas asung wara nugraha-Nya/kurnia-Nya, Tesis ini dapat diselesaikan. Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dr. I Dewa Nyoman Badera, SE, MSi., Ak, dan Dr. I Gusti Ayu Nyoman Budiasih, SE, MSi., sebagai pembimbing yang dengan penuh perhatian dan kesabaran telah memberikan dorongan, semangat, bimbingan, dan saran-saran yang sangat berguna selama penulis mengikuti program magister akuntansi ini, khususnya dalam penyelesaian Tesis ini.

Ucapan yang sama juga ditunjukan kepada Rektor Universitas Udayana Prof Dr. dr. I Ketut Suastika, Sp.PD-KEMD atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program Magister Akuntansi di Universitas Udayana. Ucapan terima kasih ini juga ditunjukan kepada Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana yang dijabat oleh Prof Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp. S (K) atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menjadi mahasiswa Program Magister Akuntansi pada Pascasarjana di Universitas Udayana. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Dr. I Nyoman Mahaendra Yasa, SE, MSi., Dekan fakultas Ekonomi Universitas Udayana atas ijin yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan program Magister Akuntansi. Pada kesempatan kali ini penulis juga menyampaikan terima kasih kepada Dr. A.A.G.P Widanaputra, SE, MSi., Ak. Ketua Jurusan Akuntansi dan para penguji Tesis Prof. Dr. I Ketut Yadnyana, SE., MSi., Ak., Dr. Ni Made Dwi Ratnadi, SE, MSi., Ak. Dan Dr. Ida Bagus Putra Astika, SE, MSi., Ak. yang telah memberikan masukan saran, sanggahan, dan koreksi hingga sehingga tesis ini dapat terwujud seperti ini.

Pada kesempatan ini penulis tidak lupa menyampaikan ucapkan terima kasih kepada kedua orangtua Made Wenten, SH dan Luh Suartini yang dengan sabar dan tulus membesarkan penulis dengan nasehat-nasehat yang sangat baik dan menjadi panutan penulis sampai saat ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman Maksi angkatan XII dan rekan kerja PT Bank Panin Tbk atas dukungan dan motivasi kepada penulis. Terima Kasih kepada Agung Arioka Purnabawa dan teman-teman yang memberikan kritik dan saran yang membangun untuk penulis.

Semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa/ Tuhan Yang Mahaesa selalu melimpakan rahmat-Nya kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan dan penyelesaian tesis ini, serta kepada keluarga penulis.


(8)

KEMAMPUAN KINERJA KEUANGAN MEMODERASI PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN STRUKTUR MODAL

PADA NILAI PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERGOLONG HIGH DAN LOW PROFILE

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Corporate Social

Responsibility (CSR) dan Struktur Modal pada Nilai Perusahaan Manufaktur

yang tergolong High dan Low Profile dengan kinerja keuangan yang diproksikan dengan ROA sebagai variabel pemoderasi. Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia, dengan jumlah populasi 132 perusahaan, serta menggunakan metode

non probability sampling, dengan teknik purposive sampling sehingga diperoleh

10 perusahaan sebagai sampel.

Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi dengan menggunakan

Moderated Regression Analysis (MRA). Rasio Tobins’Q digunakan untuk

mengukur Nilai Perusahaan, sedangkan indikator Global Reporting Initiatives

(GRI) untuk mengukur CSR dan Debt Equity Rasio (DER) untuk mengukur struktur modal. Model regresi telah lulus uji asumsi klasik. Hasil analisis menunjukkan bahwa Corporate Social Responsibility berpengaruh pada nilai perusahaan sedangkan struktur modal tidak berpengaruh pada nilai perusahaan. Hasil analisis juga menunjukkan Kinerja Keuangan yang diproksikan dengan ROA tidak mampu memoderasi pengaruh Corporate Social Responsility dan struktur modal pada Nilai perusahaan yang tergolong High dan Low Profile.

Kata kunci: Corporate Social Responsibility, Struktur Modal, Kinerja Keuangan, dan Nilai Perusahaan.


(9)

FINANCIAL PERFORMANCE TO MODERATE INFLUENCE OF CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY AND CAPITAL STRUCTURE

ON THE FIRM VALUE OF MANUFACTURING COMPANIES ARE CLASSIFIED AS HIGH AND LOW PROFILE

ABSTRACT

This study aims to determine the influence of Corporate Social Responsibility (CSR) and the Capital Structure on Firm Values Manufacturing Company classified as High and Low Profile with financial performance proxied by the ROA as moderating variables. This research was conducted in the Indonesia Stock Exchange, with total population of 132 companies, as well as using non-probability sampling method, using purposive sampling technique in order to obtain the 10 companies for sample.

This study uses regression analysis technique using Moderated Regression Analysis (MRA). Tobins'Q ratio is used to measure the firm value Company, while the indicators of the Global Reporting Initiatives (GRI) for measuring CSR and Debt to Equity Ratio (DER) to measure capital structure. The regression model has passed the test classic assumptions. The analysis showed that the Corporate Social Responsibility effect on the value of the company, while the capital structure does not affect the value of the company. The analysis also shows that financial performance is proxied by the ROA was not able to moderate the influence of Corporate Social Responsility and capital structure on the firm value of companies classified as High and Low Profile

Keywords : Corporate Social Responsibility, Capital Structure, Financial Perfomance, and Firm Value


(10)

KEMAMPUAN KINERJA KEUANGAN MEMODERASI PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN STRUKTUR MODAL

PADA NILAI PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERGOLONG HIGH DAN LOW PROFILE

RINGKASAN PENELITIAN

Perusahaan memiliki tujuan untuk meningkatkan nilai perusahaan, sedangkan tujuan bisnisnya adalah untuk memberikan nilai dan insentif bagi para pemegang sahamnya. Hal yang mendasari penelitian dalam menguji pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan adalah apabila kinerja keuangan semakin tinggi, maka nilai perusahaan akan semakin baik. Laporan keuangan yang menyajikan informasi kinerja perusahaan merupakan alat utama bagi manajemen dan investor untuk memperoleh informasi. Laporan keuangan adalah komponen penting yang sering digunakan sebagai alat untuk menginformasikan kinerja perusahaan. Laporan keuangan adalah komponen penting yang sering digunakan sebagai alat untuk menginformasikan kinerja perusahaan. Laba bersih merupakan indikator kinerja keuangan perusahaan dan dapat digunakan oleh para stakeholder sebagai dasar dalam mengambil keputusan di perusahaan.

Perusahaan mempunyai beberapa kewajiban yang harus senantiasa dipenuhi, kewajiban tersebut tidak hanya kepada para pemegang saham namun juga kewajiban terhadap pihak lain termasuk masyarakat. Semakin besar kepedulian perusahaan pada masyarakat yang tercermin dalam Corporate Social

Responsibility (CSR) dan mengungkapkannya dalam pelaporan perusahaan, maka

semakin besar pengaruh positifnya terhadap kinerja keuangan dan nilai perusahaan. Penelitian mengenai pengaruh Corporate Social Responsibility telah banyak dilakukan yang berkaitan dengan nilai perusahaan. Adanya inskonsistensi beberapa hasil penelitian menyebabkan penelitian ini menarik untuk diteliti. Inkonsistensi tersebut diduga disebabkan oleh adanya pemoderasi hubungan tersebut. Variabel pemoderasi yang akan diteliti adalah kinerja keuangan. Perusahaan yang memliki nilai perusahaan yang tinggi tidak lepas dari kinerja keuangan yang baik pula.

Jenis data pada penelitian ini adalah data sekunder dengan mengunakan teknik pengambilan sampel yaitu purposive sampling. Berdasarkan teknik

purposive sampling tersebut diperoleh total sampel 40 selama periode waktu

penelitian (2011-2014). Pada penelitian ini terdapat 1 varibel terikat yaitu nilai perusahaan dengan Tobins’Q dan 2 varibel bebas yaitu (Corporate Social

Responsibility) CSR dengan pengungkapan GRI (Global Reporting Initiatives)

dan struktur modal dengan proksi DER. Variabel pemoderasi yaitu kinerja keunagan dengan diproksikan (Return On Asset) ROA. Analisis pada penelitian ini menggunakan regresi linear berganda dengan MRA (Moderated Regression


(11)

asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, uji heteroskedastisitas, uji multikolinearitas, dan uji autokorelasi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja keuangan tidak mampu memoderasi pengaruh CSR dan struktur modal pada nilai perusahaan. Sedangkan CSR berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Sedangkan struktur modal ternyata tidak bepengaruh terhadap nilai perusahaan. Tidak mampunya kinerja keuangan memoderasi pengaruh CSR dan struktur modal disebabkan karena proksi ROA belum mampu menggambarkan laba perusahaan yang sebenarnya.

Kesimpulan penelitian ini adalah tidak membuktikan Kinerja Keuangan sebagai variabel pemoderasi pengaruh Corporate social responsibility dan struktur modal pada nilai perusahaan yang tergolong high dan low profile pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011 sampai dengan 2014. Hal tersebut dikarenakan kemungkinan beberapa faktor seperti perusahaan sangat berhati-hati dalam persaingan yang ketat ini sehingga cenderung akan melaporkan kondisi keuangan dengan akurat karena akan diperhatikan oleh masyarakat, kuatnya pengendalian internal suatu perusahaan, dan pengawasan para shareholder.

Saran pada penelitian ini adalah kinerja keuangan tidak dapat memoderasi hubungan corporate social responsibility pada nilai perusahaan, hubungan struktur modal pada nilai perusahaan. Saran bagi peneliti selanjutnya agar menggunakan kinerja keuangan sebagai variabel bebas, sedangkan untuk variabel pemoderasi bisa menggunakan variabel lainnya seperti yang secara teori dapat menjelaskannya.


(12)

DAFTAR ISI

JUDUL ... i

PERSYARATAN GELAR ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PENETAPAN PANITIA PENGUJI ... iiv

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ... v

UCAPAN TERIMA KASIH ... vi

ABSTRAK ... vii

RINGKASAN PENELITIAN ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Manfaat Penelitian ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10

2.1 Agency Theory ... 10

2.2 Teori Legitimasi ... 11

2.3 Stakeholder Theory ... 12

2.4 Corporate Social Responsibility ... 12

2.5 Kinerja Keuangan ... 13

2.6 Struktur Modal ... 15

2.7 Nilai Perusahaan ... 16

2.8 Penelitian Terdahulu ... 16

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 18

3.1 Kerangka Berpikir ... 18

3.2 Konsep Penelitian ... 19

3.3 Hipotesis ... 19

3.3.1 Corporate Social Responsibility (CSR) dan Nilai Perusahaan . 19 3.3.2 Struktur Modal Dan Nilai Perusahaan ... 21

3.3.3 Moderasi Kinerja Keuangan pada CSR ... 23

3.3.4 Moderasi Kinerja Keuangan Pada Struktur Modal ... 24

3.3.5 Perbedaan Nilai Perusahaan Manufaktur yang tergolong High dan Low Profile ... 25

BAB IV METODE PENELITIAN ... 28


(13)

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 30

4.3 Jenis dan Sumber Data ... 30

4.3.1 Jenis data ... 30

4.3.2 Sumber data ... 30

4.4 Populasi dan Sampel ... 30

4.5 Metode Pengumpulan Data ... 31

4.6 Variabel Penelitian ... 31

4.7 Analisis Data ... 35

4.7.1 Analisis deskriptif ... 35

4.7.2 Analisis Regresi Linear berganda ... 35

4.7.3 Uji Asumsi Klasik ... 36

4.7.4 Koefisien Determinasi (R2), Uji F, dan Uji t ... 38

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 42

5.1 Gambaran Umum dan Obyek Penelitian ... 42

5.2 Statistik Deskriptif ... 43

5.3 Hasil Pengujian Asumsi Klasik ... 44

5.3.1 Pengujian Asumsi Klasik ... 44

5.3.2 Hasil uji Regresi Linear Berganda ... 48

5.3.3 Hasil Regresi Moderasi Kinerja keuangan terhadap CSR dan Struktur Modal Pada Nilai Perusahaan ... 50

5.4 Koefisien Determinasi (R2 ), Uji f, uji t dan Uji beda ... 50

5.5 Uji Hipotesis ... 52

5.5.1 Corporate Social responsibility pada Nilai perusahaan (H1)... 52

5.5.2 Struktur Modal Pada Nilai Perusahaan (H2) ... 53

5.5.3 Kinerja keuangan memoderasi CSR (H3) ... 53

5.5.4 Kinerja Keuangan memoderasi struktur modal (H4) ... 53

5.5.5 Perbedaan nilai perusahaan manufaktur yang tergolong High dan Low Profile (H5) ... 53

5.6 Pembahasan ... 54

5.6.1 Pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR) pada Nilai Perusahaan... 54

5.6.2 Pengaruh Struktur Modal pada Nilai Perusahaan ... 55

5.6.3 Kinerja keuangan memoderasi csr terhadap nilai perusahaan . 56 5.6.4 Kinerja Keuagan memoderasi pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan ... 57

5.6.5 Perbedaan Nilai Perusahaan Manufaktur yang tergolong Hihg dan Low Profile ... 58

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN ... 60

6.1 Simpulan ... 60

6.2 Saran ... 61

DAFTAR PUSTAKA ... 62


(14)

Daftar Tabel

Tabel 1.1 pengukuran tipe industri... 32

Tabel 2.1 penelitian terdahulu ... 63

Tabel 3.1 pengungkapan CSR ... 68

Tabel 5.1 Pengambilan sampel penelitian ... 39

Tabel 5.2 Statistik deskriptif ... 41

Tabel 5.3 Uji Normalitas ... 42

Tabel 5.4 Uji Multikolinearitas ... 43

Tabel 5.5 Uji Autokorelasi ... 44

Tabel 5.6 Uji Heteroskedastisitas ... 45

Tabel 5.7 Uji Regresi Linear Berganda... 46

Tabel 5.8 Uji Regresi Moderasi ... 47


(15)

Daftar Gambar

GAMBAR 3.1 Konsep Penelitian ... 19


(16)

Daftar Lampiran

Lampiran 1 ... 64 Lampiran 2 ... 69 Lampiran 3 ... 76


(17)

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan dunia bisnis saat ini mengalami kemajuan yang sangat pesat serta persaingan yang begitu ketat. Saat perusahaan semakin berkembang, maka tingkat kesenjangan sosial dan kerusakan lingkungan pun semakin tinggi karena adanya aktivitas perusahaan yang tidak terkendali terhadap berbagai sumber daya untuk meningkatkan laba perusahaan. Selain pihak yang terkait langsung dengan perusahaan, masyarakat dan lingkungan sekitar perusahaan pun merasakan dampak yang ditimbulkan oleh aktivitas operasi perusahaan. Oleh sebab itu, tanggung jawab perusahaan tidak hanya kepada para shareholder, tetapi juga kepada pihak-pihak yang memiliki kepentingan dengan perusahaan, seperti pelanggan, pemilik atau investor, supplier, komunitas dan juga pesaing (Nurlela dan Islahuddin, 2008).

Di tengah persaingan global yang semakin ketat, perusahaan berlomba meningkatkan daya saing di berbagai sektor untuk dapat menarik minat investor untuk berinvestasi. Oleh karena itu, nilai perusahaan menjadi sangat penting karena mencerminkan kinerja perusahaan yang dapat mempengaruhi persepsi investor terhadap perusahaan. Peningkatan nilai perusahaan dapat memberikan sinyal positif kepada investor untuk berinvestasi pada suatu perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi akan membuat pasar (investor) percaya tidak hanya pada kinerja perusahaan saat ini namun juga pada prospek perusahaan di masa depan.


(18)

2

Kinerja keuangan perusahaan merupakan faktor penting untuk menilai keseluruhan kinerja perusahaan itu sendiri. Mulai dari penilaian aset, utang, likuiditas, dan lain sebagainya. Banyak indikator yang dapat digunakan dalam menganalisis kinerja keuangan perusahaan antara lain cash flow atau aliran dana per transaksi, profitabilitas, likuiditas, struktur keuangan dan investasi atau rasio pemegang saham.

Profitabilitas adalah faktor yang memberikan kebebasan dan fleksibelitas kepada manajemen untuk melakukan dan mengungkapkan kepada pemegang saham program tanggung jawab sosial secara lebih luas. Profitabilitas juga disinyalir sebagai faktor yang mempengaruhi luas pengungkapan yang dilakukan perusahaan. Hubungan antara profitabilitas perusahaan dengan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan telah menjadi anggapan dasar untuk mencerminkan pandangan bahwa reaksi sosial memerlukan gaya manajerial. Sehingga semakin tinggi tingkat profitabilitas yang dihasilkan perusahaan, maka pengungkapan informasi sosial akan cenderung semakin besar

Bangun dan Wati (2007) dalam melakukan investasi, investor akan mempertimbangkan profit dari perusahaan mana yang akan memberikan return tinggi. Profitabilitas memberikan nilai yang objektif mengenai nilai investasi pada sebuah perusahaan. Oleh karena itu profit sebuah perusahaan merupakan harapan bagi investor, tetapi investor juga harus berhati-hati dalam menentukan keputusan investasi karena jika tidak tepat, investor tidak hanya kehilangan return tetapi semua modal awal yang diinvestasikannya juga akan hilang. Oleh karena itu,


(19)

3

investor juga perlu mengumpulkan informasi yang lengkap dan tepat mengenai perusahaan yang akan di pilih sebagai tempat investasinya.

Modigliani dan Miller (1963) dalam Ulupui (2007) menyatakan bahwa nilai perusahaan ditentukan oleh earnings power dari aset perusahaan. Hasil positif menunjukkan bahwa semakin tinggi earnings power semakin efisien perputaran aset dan atau semakin tinggi profit margin yang diperoleh perusahaan. Hal ini berdampak pada peningkatan nilai perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Ulupui (2007) menemukan hasil bahwa Return on Asset (ROA) berpengaruh positif signifikan terhadap return saham satu periode ke depan. Oleh karena itu, ROA merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Makaryawati (2002), Carlson dan Bathala (1997) dalam Suranta dan Pratana (2004) juga menemukan bahwa Return On Asset (ROA) berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Namun, hasil yang berbeda diperoleh oleh Gamalasari (2012) dan Tjia dan Setiawati (2012) menemukan hasil bahwa kinerja keuangan yang diproksikan dengan ROA tidak memiliki pengaruh signifikan pada nilai perusahaan.

Weston dan Brigham (1998), menyatakan bahwa struktur keuangan

(financial leverage) merupakan cara aktiva-aktiva dibelanjai/dibiayai, hal ini

seluruhnya merupakan bagian dari neraca, sedangkan struktur modal (capital

structure) merupakan pembiayaan pembelanjaan permanen, yang terutama berupa

hutang jangka panjang, saham preferen dan modal saham biasa, tetapi tidak semua masuk kredit jangka pendek. Jadi struktur modal dalam suatu perusahaan adalah hanya sebagian dari struktur keuangannya.


(20)

4

Teori struktur modal menjelaskan bahwa kebijakan pendanaan (financial

policy) perusahaan dalam menentukan struktur modal (bauran antara hutang dan

ekuitas) bertujuan untuk mengoptimalkan nilai perusahaan (value of the firm). Struktur modal yang optimal suatu perusahaan adalah kombinasi dari utang dan ekuitas (sumber eksternal) yang memaksimumkan harga saham perusahaan. Pada saat tertentu, manajemen perusahaan menetapkan struktur modal yang ditargetkan, yang mungkin merupakan struktur yang optimal, meskipun target tersebut dapat berubah dari waktu ke waktu. Sejumlah faktor mempengaruhi keputusan mengenai struktur modal perusahaan, seperti stabilitas penjualan, struktur aktiva, leverage operasi, peluang pertumbuhan, tingkat profitabilitas, pajak penghasilan, tindakan manajemen dan sebagainya. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi struktur modal perusahaan adalah ukuran perusahaan, perusahaan yang lebih besar pada umumnya lebih mudah memperoleh pinjaman dibandingkan dengan perusahaan kecil. Oleh sebab itu dengan memperoleh pinjaman perusahaan dapat berkembang lebih baik lagi (Mai, 2006). Teori struktur modal menjelaskan pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan.

Di Indonesia banyaknya kasus terkait dengan lingkungan yang dilakukan oleh perusahaan yang berdampak pada masyarakat dan lingkungan. Seperti kasus lumpur Lapindo yang terjadi di daerah Sidoarjo yang dinobatkan sebagai perusahaan yang tidak bertanggung jawab, pencemaran Teluk Buyat Oleh PT. Newmont Minahasa Raya, dan kasus pencemaran yang dilakukan oleh PT. Freeport Indonesia yang dinilai tidak memenuhi batas air limbah dan telah mencemari biota laut (Arifin dkk., 2012). Kasus-kasus tersebut memberikan


(21)

5

gambaran bahwa perusahaan sesungguhnya juga perlu memperhatikan sisi non keuangan terutama dari sisi lingkungan dan sosial.

Corporate social responsibility (CSR) merupakan salah satu faktor non

keuangan yang sekarang ini perlu dipertimbangkan oleh perusahaan dalam upaya meningkatkan nilai perusahaan. Melaksanakan CSR secara konsisten dalam jangka panjang akan meningkatkan legitimasi masyarakat terhadap kehadiran perusahaan. Semakin banyak bentuk pertanggungjawaban yang dilakukan perusahaan terhadap lingkungannya, gambaran perusahaan menjadi meningkat.

Penerapan Corporate Social Responsibility merupakan salah satu faktor yang dapat menarik minat pemegang saham untuk berinvestasi. Para investor lebih tertarik untuk menanamkan sahamnya pada perusahaan yang menerapkan program CSR sebagai kegiatan usahanya. Hal ini didukung oleh penelitian Pfleiger, et al. (2005) yang menunjukkan bahwa usaha-usaha pelestarian lingkungan oleh perusahaan akan mendatangkan beberapa keuntungan, diantaranya adalah ketertarikan pemegang saham dan stakeholder terhadap keuntungan yang diperoleh perusahaan akibat pengelolaan lingkungan yang bertanggungjawab. Nilai perusahaan akan terjamin tumbuh secara berkelanjutan jika perusahaan memperhatikan dimensi ekonomi, sosial dan lingkungan hidup karena keberlanjutan merupakan keseimbangan antara kepentingan kepentingan ekonomi, lingkungan dan masyarakat.

Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan dengan kompleksitas kegiatan yang tinggi karena perusahaan manufaktur melakukan usahanya dari proses pengolahan bahan baku menjadi bahan jadi. Perusahaan manufaktur dapat


(22)

6

digolongkan menjadi dua jenis industri utama yaitu high-profile dan lowprofile. Menurut Robert (1992) dalam Anggraini (2006), industri dengan kategori

high-profile didefinisikan sebagai industri dengan visibilitas konsumen, kompetisi yang

tinggi serta risiko politik yang tinggi. Sedangkan industri low-profile adalah industri yang memiliki tingkat sensitivitas yang rendah terhadap lingkungannya, serta risiko politik atau kompetisi yang rendah. perusahaan manufaktur yang termasuk dalam kategori high-profile adalah perusahaan yang bergerak di bidang makanan dan minuman, bahan kimia, plastik, kertas, otomotif, rokok, farmasi, kosmetika dan perkakas/perabotan. Perusahaan manufaktur yang termasuk dalam kategori low-profile adalah perusahaan yang bergerak di bidang semen, keramik, logam, pakan hewan, kayu, mesin dan alat berat, tekstil, alas kaki, kabel dan elektronik (Sari, 2012).

Perusahaan yang aktivitasnya terkait dengan sumber daya alam wajib mengungkapkan CSR, hal itu termuat dalam UU No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dalam pasal 74 menyebutkan bahwa:

“Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan”. Pada tahun 2012 Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2012 diterbitkan mengenai Tanggung jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas. Dengan adanya peraturan yang mengatur CSR, maka CSR tidak lagi bersifat sukarela melainkan sudah menjadi suatu kewajiban perusahaan untuk melaporkan pertanggungjawaban sosial yang dilakukan dalam laporan tahunan” (Swastika, 2013).

Penerapan CSR tidak lagi dianggap sebagai cost, melainkan investasi perusahaan Erni (2007) dalam Kusumadilaga (2010). Penelitian Bassamalah dan Jermias (2005) menunjukkan bahwa salah satu alasan manajemen melakukan pelaporan sosial adalah untuk alasan strategis. Meskipun belum bersifat


(23)

7

mandatory, tetapi dapat dikatakan bahwa hampir semua perusahaan yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia sudah mengungkapkan informasi mengenai CSR dalam laporan tahunannya. Dengan adanya praktik corporate social responsibility maka diharapkan nilai perusahaan akan baik dimata masyarakat. Perusahaan besar dan memiliki biaya keagenan yang lebih besar tentu akan mengungkapkan informasi yang lebih luas hal ini dilakukan untuk mengurangi biaya keagenan yang dikeluarkan Martina (2012).

Penelitian mengenai Corporate Social Responsibility (CSR) telah banyak dilakukan yang berkaitan dengan nilai perusahaan. Ada tiga kemungkinan hasil penelitian yang terjadi dari pengungkapan tanggung jawab sosial terhadap nilai perusahaan dan earnings management, yaitu berpengaruh positif, berpengaruh negatif, dan tidak berpengaruh. Yustiana (2011) menyatakan bahwa CSR tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Hasil berbeda dinyatakan oleh Rustiarini (2010) menyatakan bahwa pengungkapan CSR berpengaruh pada nilai perusahaan. Zuraedah (2010) menyatakan bahwa kinerja keuangan, Corporate

Social Responsibilty, dan interaksi antara kinerja keuangan dan CSR memiliki

pengaruh secara signifikan pada nilai perusahaan

Adanya inkonsistensi beberapa hasil penelitian menyebabkan penelitian ini menarik untuk diteliti. Inkonsistensi hasil tersebut diduga disebabkan oleh adanya variabel yang memediasi hubungan antara CSR terhadap nilai perusahaan. Variabel yang memediasi hubungan tersebut yaitu Kinerja Keuangan. Perusahaan yang memiliki nilai yang tinggi tidak lepas dari Kinerja Keuangan perusahaan yang baik pula. Dimana semakin baik kinerja keuangan maka semakin tinggi nilai


(24)

8

perusahaan. Alasan kinerja keuangan sebagai pemoderasi karena semua bentuk investasi perusahaan dijalankan dengan kinerja keuangan.

1.2 Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang yang dipaparkan, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah

1) Apakah Corporate Social Responsibility berpengaruh pada Nilai Perusahaan Manufaktur yang tergolong High dan Low Profile?

2) Apakah Struktur Modal berpengaruh pada Nilai Perusahaan Manufaktur yang tergolong High dan Low Profile?

3) Apakah kinerja keuangan memoderasi pengaruh Corporate Social

Responsibility pada Nilai Perusahaan Manufaktur yang tergolong High dan

Low Profile?

4) Apakah kinerja keuangan memoderasi pengaruh Struktur Modal pada Nilai Perusahaan Manufaktur yang tergolong High dan Low Profile?

5) Apakah terdapat perbedaan pada Nilai Perusahaan yang tergolong High

Profile dan Low Profile?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Corporate Social

Responsibility dan Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan dengan Kinerja

Keuangan sebagai variabel pemoderasi. Oleh karena itu tujuan penelitian ini secara khusus membahas tentang pengaruh sebagai berikut:


(25)

9

1) Untuk menguji pengaruh Corporate Social Responsibility pada nilai perusahaan manufaktur yang tergolong High dan Low Profile.

2) Untuk menguji pengaruh struktur modal pada nilai perusahaan manufaktur yang tergolong High dan Low Profile.

3) Untuk menguji pengaruh kinerja keuangan memoderasi pengaruh

Corporate Social Responsibility pada nilai perusahaan manufaktur yang

tergolong High dan Low Profile.

4) Untuk menguji pengaruh keuangan memmoderasi pengaruh struktur modal pada nilai perusahaan manufaktur yang tergolong High dan Low Profile. 5) Untuk mengetahui perbedaan nilai perusahaan yang tergolong High dan

Low Profile.

1.4 Manfaat Penelitian

Secara teoritis penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi empiris terhadap dunia akademis mengenai kinerja keuangan dalam memoderasi pengaruh

Corporate Social Responsibility dan Struktur Modal pada Nilai Perusahaan.

Bagi pengguna laporan keuangan, investor, maupun calon investor, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti mengenai pengaruh kinerja keuangan dalam memoderasi pengaruh Corporate Social Responsibility dan Struktur Modal pada Nilai Perusahaan Manufaktur yang tergolong High dan Low Profile.

Bagi perusahaan, penelitian ini dapat memberikan pemahaman tentang pengungkapan CSR dan struktur modal daan pengaruhnya pada nilai perusahaan dengan kinerja keuangan sebagai variabel pemoderasi.


(26)

10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Teori utama (grand theory) yang mendasari penelitian ini adalah agency

theory dan teori pendukung (supporting theory) adalah Legitimacy theory dan

Stakeholder Theory. Berikut ini penjelasan dari tiap-tiap teori tersebut

2.1 Agency Theory

Teori keagenan (agency theory) menjelaskan mengenai hubungan antara

principal (pemegang saham) dan agent (manajemen). Hardiningsih (2009)

menyatakan bahwa agency theory merupakan teori yang mengatur hubungan pemegang saham digambarkan sebagai hubungan antara agent dengan principal,

dimana manajer sebagai agent dan shareholder sebagai principal.Agent diberikan mandat oleh shareholder (principal) untuk menjalankan bisnis demi kepentingan

principal dan agent itu sendiri. Menurut Jensen dan Meckling (1976), teori

keagenan (agency theory) menjelaskan bahwa hubungan agensi muncul ketika satu orang atau lebih (principal) mempekerjakan orang lain (agent) untuk memberikan suatu jasa dan kemudian mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan kepada agent tersebut.

Proses memaksimalkan nilai perusahaan akan muncul konflik kepentingan antara manajer dan pemegang saham (pemilik perusahaan) yang sering disebut

agency problem. Tidak jarang pihak manajemen yaitu manajer perusahaan

mempunyai tujuan dan kepentingan lain yang bertentangan dengan tujuan utama perusahaan dan sering mengabaikan kepentingan pemegang saham. Perbedaan


(27)

11

kepentingan antara manajer dan pemegang saham ini mengakibatkan timbulnya konflik yang biasa disebut agency conflict, hal tersebut terjadi karena manajer mengutamakan kepentingan pribadi, sebaliknya pemegang saham tidak menyukai kepentingan pribadi dari manajer karena apa yang dilakukan manajer tersebut akan menambah biaya bagi perusahaan sehingga menyebabkan penurunan keuntungan perusahaan dan berpengaruh terhadap harga saham sehingga menurunkan nilai perusahaan (Jensen dan Meckling, 1976).

2.2 Teori Legitimasi

Legitimacy theory mengungkapkan bahwa perusahaan secara kontinyu

berusaha untuk bertindak sesuai dengan batas-batas dan norma-norma dalam masyarakat, atas usahanya tersebut perusahaan berusaha agar aktivitasnya diterima menurut persepsi pihak eksternal (Deegan, 2000 dalam Febrina dan Suaryana, 2011). Legitimasi didapatkan jika apa yang dijalankan oleh perusahaan telah selaras dengan apa yang juga diinginkan oleh masyarakat.

Kelangsungan hidup perusahaan akan terancam jika tidak adanya keselarasan antara sistem nilai perusahaan dengan sistem nilai masyarakat dan menyebabkan perusahaan tidak memperoleh legitimasi. Jadi pengungkapan CSR merupakan hal penting untuk membangun, mempertahankan, dan melegitimasi kontribusi perusahaan dari sisi ekonomi dan politis (Haniffa dan Cooke, 2005 dalam Chritiyanti, 2011).


(28)

12

2.3 Stakeholder Theory

Stakeholder Theory menyatakan bahwa kegiatan operasional perusahaan

harus memberikan manfaat kepada seluruh stakeholders-nya (Kusumadilaga, 2010). Dari tahun 1980-an, teori stakeholder secara bertahap menempatkan dirinya sebagai kerangka kerja untuk lebih menentukan bahwa perusahaan harus memiliki tanggung jawab sosial (Dkhili dan Ansi, 2012). Teori stakeholder

menunjukkan bahwa penting bagi perusahaan untuk bergerak memperoleh keuntungan pasar dalam mencapai kinerja yang unggul dalam bisnis mereka (Arshad et al., 2012). Keberadaan stakeholder di suatu perusahaan sangat penting. Menurut Rawi dan Muchlish (2010) stakeholder merupakan orang atau kelompok orang yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh berbagai keputusan, kebijakan, maupun operasi perusahaan. Kaitannya dengan CSR adalah segala informasi yang diberikan perusahaan mengenai kinerja perusahaan kepada

stakeholder tidak hanya didasarkan pada kinerja keuangan saja. CSR mampu

memberikan informasi tambahan mengenai tanggung jawab sosial dan lingkungan yang telah dilakukan perusahaan yang nantinya juga berpengaruh dalam pengambilan keputusan. CSR mengharuskan perusahaan untuk bertanggung jawab kepada stakeholder dan melaporkan pertanggungjawaban yang telah dilakukan oleh perusahaan.

2.4 Corporate Social Responsibility

Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan yang sering juga disebut sebagai


(29)

13

social responsibility (Hackston and Milne, 1996) merupakan proses

pengkomunikasian dampak sosial dan lingkungan dari kegiatan ekonomi organisasi terhadap kelompok khusus yang berkepentingan dan terhadap masyarakat secara keseluruhan. Hal tersebut memperluas tanggung jawab organisasi (khususnya perusahaan), di luar peran tradisionalnya untuk menyediakan laporan keuangan kepada pemilik modal, khususnya pemegang saham. Perluasan tersebut dibuat dengan asumsi bahwa perusahaan mempunyai tanggung jawab yang lebih luas dibanding hanya mencari laba untuk pemegang saham (Beasley, 1996)

2.5 Kinerja Keuangan

Menurut Chandra (2010) kinerja keuangan merupakan prestasi kerja yang telah dicapai oleh perusahaan dalam suatu periode tertentu dan tertuang pada laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Analisis rasio keuangan merupakan instrumen analisis prestasi perusahaan yang menjelaskan berbagai hubungan dan indikator keuangan yang ditujukan untuk menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan atau prestasi operasi di masa lalu. Makna dan kegunaan rasio keuangan dalam praktik bisnis pada kenyataannya bersifat subyektif, bergantung pada untuk apa suatu analisis dilakukan dalam konteks apa analisis tersebut diaplikasikan.

Dalam pengukuran kinerja keuangan suatu perusahaan terdapat berbagai macam rasio yang digunakan. Adapun rasio yang sering digunakan oleh para peneliti dalam melakukan penelitian untuk mengukur kinerja keuangan suatu perusahaan adalah rasio profitabilitas atau rentabilitas.


(30)

14

Profitabilitas itu sendiri adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui seluruh kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal jumlah karyawan dan sebagainya (Harahap, 2002). Laba bersih merupakan indikator kinerja keuangan perusahaan dan dapat digunakan oleh para stakeholder sebagai dasar dalam mengambil keputusan di perusahaan (Weshah et al., 2012).

Menurut Rahayu (2010), penilaian terhadap kinerja keuangan suatu perusahaan merupakan cara yang dapat dilakukan oleh pihak manajemen agar dalam memenuhi kewajiban terhadap para penyandang dananya dan merupakan suatu bentuk pertanggung jawaban atas kinerja yang telah dilakukannya dan atas dana yang telah diinvestasikan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan perusahaan. Penilaian kinerja juga dapat digunakan sebagai penilaian atas segala keputusan yang telah dilakuakn oleh manajemen Jadi dalam menilai kinerja keuangan perusahaan, dapat digunakan suatu ukuran atau tolak ukur tertentu. Menurut Putri (2009) dalam Rahayu (2010), ada dua macam kinerja yang diukur dalam berbagai penelitian, yaitu kinerja operasi perusahaan dan kinerja pasar. Kinerja operasi perusahaan diukur dengan melihat kemampuan perusahaan yang tampak pada laporan keuangannya. Rasio profitabilitas merupakan salah satu dari kinerja operasi, return on asset (ROA) merupakan salah satu dari pengukuran rasio profitabilitas. Rasio profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuangan pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham tertentu, rasio yang sering digunakan adalah ROA (Zuraedah, 2010). Rasio ROA adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang dimaksudkan untuk mengukur


(31)

15

kemampuan perusahaan untuk mengasilkan laba atas keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktivitas yang digunakan untuk aktivitas operasi perusahaan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya (Zuraedah, 2010).

2.6 Struktur Modal

Berdasarkan teori struktur modal, apabila posisi struktur modal berada diatas targetstruktur modal optimalnya, maka setiap pertambahan hutang akan menurunkan nilaiperusahaan. Penentuan target struktur modal optimal adalah salah satu dari tugas utama manajemen perusahaan. Struktur modal adalah proporsi pendanaan dengan hutang (debtfinancing) perusahaan, yaitu rasio

leverage perusahaan. Dengan demikian, hutang adalah unsur dari struktur modal

perusahaan. Struktur modal merupakan kunci perbaikan produktivitas dan kinerja perusahaan.

Menurut Brigham dan Houston, (2001) ada beberapa faktor yang mempengaruhi struktur modal, pertama adalah stabilitas penjualan, perusahaan dengan penjualan yang relatif stabil dapat lebih aman memperoleh lebih banyak pinjaman dan menanggung beban tetap yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang penjualannya tidak stabil. Kedua adalah struktur aktiva; perusahaan yang aktivanya sesuai untuk dijadikan jaminan kredit cenderung lebih banyak menggunakan utang. Faktor ketiga yang mempengaruhi struktur modal adalah leverage operasi. Dalam hal ini, perusahaan dengan leverage operasi yang lebih kecil cenderung lebih mampu untuk memperbesar leverage keuangan karena memiliki resiko bisnis yang lebih kecil. Faktor keempat adalah tingkat pertumbuhan; perusahaan yang tumbuh dengan pesat harus lebih banyak


(32)

16

mengandalkan modal eksternal. Namun, pada saat yang sama perusahaan yang memiliki pertumbuhan yang pesat sering menghadapi ketidakpastian yang lebih besar, yang cenderung mengurangi keinginannya untuk menggunakan hutang.

2.7 Nilai Perusahaan

Nurlela dan Islahuddin (2008) menjelaskan bahwa enterprise value (EV) atau dikenal juga sebagai firm value (nilai perusahaan) merupakan konsep penting bagi investor, karena merupakan indikator bagi pasar menilai perusahaan secara keseluruhan. Wahyudi (2006) menyebutkan bahwa nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli andai perusahaan tersebut di jual. Suatu perusahaan dikatakan mempunyai nilai yang baik jika kinerja perusahaan juga baik. Nilai perusahaan dapat tercermin dari harga sahamnya. Jika nilai sahamnya tinggi bisa dikatakan nilai perusahaannya juga baik. Karena tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham (Wahidahwati, 2002).

2.8 Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu tentang pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan dan CSR terhadap nilai perusahaan. Namun dalam beberapa penelitian terdahulu masih terdapat ketidak konsistenan hasil penelitian. Penelitian yang dilakukan Swastika (2013) dimana kinerja keuangan tidak mampu memediasi hubungan antara CSR terhadap nilai perusahaan. Tidak mampunya kinerja keuangan memediasi hubungan antara CSR dengan nilai perusahaan disebabkan karena proksi ROA belum mampu menggambarkan kinerja keuangan perusahaan


(33)

17

yang sebenarnya. Wahyu Ardimas (2011) menyatakan bahwa Kinerja perusahaan yang di ukur menggunakan ROA, ROE, OPM, NPM berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Sedangkan CSR tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Menurut Muliani dan Yuniarta (2014) hasil penelitian menunjukkan kinerja keuangan yang diproksikan dengan ROA mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan secara positif, corporate social responcibility mampu memoderasi kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan secara positif, good corporate

governance mampu memoderasi kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan

secara negative (diperlemah).

Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Yuniasih (2007) dimana hasil penelitian Return on asset terbukti berpengaruh positif pada nilai perusahaan, penelitian Ervina Rosiana (2013) dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan CSR berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan dan profitabilitas diproksikan dengan ROA mampu memperkuat pengaruh pengungkapan CSR terhadap nilai perusahaan Hasil berbeda dinyatakan oleh Aulia (2013) Corporate Social Responsibility (CSR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, sedangkan kinerja keuangan (ROE) tidak mampu memoderasi hubungan antara pengungkapan CSR dengan nilai perusahaan.


(1)

2.3 Stakeholder Theory

Stakeholder Theory menyatakan bahwa kegiatan operasional perusahaan harus memberikan manfaat kepada seluruh stakeholders-nya (Kusumadilaga, 2010). Dari tahun 1980-an, teori stakeholder secara bertahap menempatkan dirinya sebagai kerangka kerja untuk lebih menentukan bahwa perusahaan harus memiliki tanggung jawab sosial (Dkhili dan Ansi, 2012). Teori stakeholder menunjukkan bahwa penting bagi perusahaan untuk bergerak memperoleh keuntungan pasar dalam mencapai kinerja yang unggul dalam bisnis mereka (Arshad et al., 2012). Keberadaan stakeholder di suatu perusahaan sangat penting. Menurut Rawi dan Muchlish (2010) stakeholder merupakan orang atau kelompok orang yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh berbagai keputusan, kebijakan, maupun operasi perusahaan. Kaitannya dengan CSR adalah segala informasi yang diberikan perusahaan mengenai kinerja perusahaan kepada stakeholder tidak hanya didasarkan pada kinerja keuangan saja. CSR mampu memberikan informasi tambahan mengenai tanggung jawab sosial dan lingkungan yang telah dilakukan perusahaan yang nantinya juga berpengaruh dalam pengambilan keputusan. CSR mengharuskan perusahaan untuk bertanggung jawab kepada stakeholder dan melaporkan pertanggungjawaban yang telah dilakukan oleh perusahaan.

2.4 Corporate Social Responsibility

Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan yang sering juga disebut sebagai social disclosure, corporate social reporting, social accounting atau corporate


(2)

social responsibility (Hackston and Milne, 1996) merupakan proses pengkomunikasian dampak sosial dan lingkungan dari kegiatan ekonomi organisasi terhadap kelompok khusus yang berkepentingan dan terhadap masyarakat secara keseluruhan. Hal tersebut memperluas tanggung jawab organisasi (khususnya perusahaan), di luar peran tradisionalnya untuk menyediakan laporan keuangan kepada pemilik modal, khususnya pemegang saham. Perluasan tersebut dibuat dengan asumsi bahwa perusahaan mempunyai tanggung jawab yang lebih luas dibanding hanya mencari laba untuk pemegang saham (Beasley, 1996)

2.5 Kinerja Keuangan

Menurut Chandra (2010) kinerja keuangan merupakan prestasi kerja yang telah dicapai oleh perusahaan dalam suatu periode tertentu dan tertuang pada laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Analisis rasio keuangan merupakan instrumen analisis prestasi perusahaan yang menjelaskan berbagai hubungan dan indikator keuangan yang ditujukan untuk menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan atau prestasi operasi di masa lalu. Makna dan kegunaan rasio keuangan dalam praktik bisnis pada kenyataannya bersifat subyektif, bergantung pada untuk apa suatu analisis dilakukan dalam konteks apa analisis tersebut diaplikasikan.

Dalam pengukuran kinerja keuangan suatu perusahaan terdapat berbagai macam rasio yang digunakan. Adapun rasio yang sering digunakan oleh para peneliti dalam melakukan penelitian untuk mengukur kinerja keuangan suatu perusahaan adalah rasio profitabilitas atau rentabilitas.


(3)

Profitabilitas itu sendiri adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui seluruh kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal jumlah karyawan dan sebagainya (Harahap, 2002). Laba bersih merupakan indikator kinerja keuangan perusahaan dan dapat digunakan oleh para stakeholder sebagai dasar dalam mengambil keputusan di perusahaan (Weshah et al., 2012).

Menurut Rahayu (2010), penilaian terhadap kinerja keuangan suatu perusahaan merupakan cara yang dapat dilakukan oleh pihak manajemen agar dalam memenuhi kewajiban terhadap para penyandang dananya dan merupakan suatu bentuk pertanggung jawaban atas kinerja yang telah dilakukannya dan atas dana yang telah diinvestasikan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan perusahaan. Penilaian kinerja juga dapat digunakan sebagai penilaian atas segala keputusan yang telah dilakuakn oleh manajemen Jadi dalam menilai kinerja keuangan perusahaan, dapat digunakan suatu ukuran atau tolak ukur tertentu. Menurut Putri (2009) dalam Rahayu (2010), ada dua macam kinerja yang diukur dalam berbagai penelitian, yaitu kinerja operasi perusahaan dan kinerja pasar. Kinerja operasi perusahaan diukur dengan melihat kemampuan perusahaan yang tampak pada laporan keuangannya. Rasio profitabilitas merupakan salah satu dari kinerja operasi, return on asset (ROA) merupakan salah satu dari pengukuran rasio profitabilitas. Rasio profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuangan pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham tertentu, rasio yang sering digunakan adalah ROA (Zuraedah, 2010). Rasio ROA adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang dimaksudkan untuk mengukur


(4)

kemampuan perusahaan untuk mengasilkan laba atas keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktivitas yang digunakan untuk aktivitas operasi perusahaan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya (Zuraedah, 2010).

2.6 Struktur Modal

Berdasarkan teori struktur modal, apabila posisi struktur modal berada diatas targetstruktur modal optimalnya, maka setiap pertambahan hutang akan menurunkan nilaiperusahaan. Penentuan target struktur modal optimal adalah salah satu dari tugas utama manajemen perusahaan. Struktur modal adalah proporsi pendanaan dengan hutang (debtfinancing) perusahaan, yaitu rasio leverage perusahaan. Dengan demikian, hutang adalah unsur dari struktur modal perusahaan. Struktur modal merupakan kunci perbaikan produktivitas dan kinerja perusahaan.

Menurut Brigham dan Houston, (2001) ada beberapa faktor yang mempengaruhi struktur modal, pertama adalah stabilitas penjualan, perusahaan dengan penjualan yang relatif stabil dapat lebih aman memperoleh lebih banyak pinjaman dan menanggung beban tetap yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang penjualannya tidak stabil. Kedua adalah struktur aktiva; perusahaan yang aktivanya sesuai untuk dijadikan jaminan kredit cenderung lebih banyak menggunakan utang. Faktor ketiga yang mempengaruhi struktur modal adalah leverage operasi. Dalam hal ini, perusahaan dengan leverage operasi yang lebih kecil cenderung lebih mampu untuk memperbesar leverage keuangan karena memiliki resiko bisnis yang lebih kecil. Faktor keempat adalah tingkat pertumbuhan; perusahaan yang tumbuh dengan pesat harus lebih banyak


(5)

mengandalkan modal eksternal. Namun, pada saat yang sama perusahaan yang memiliki pertumbuhan yang pesat sering menghadapi ketidakpastian yang lebih besar, yang cenderung mengurangi keinginannya untuk menggunakan hutang.

2.7 Nilai Perusahaan

Nurlela dan Islahuddin (2008) menjelaskan bahwa enterprise value (EV) atau dikenal juga sebagai firm value (nilai perusahaan) merupakan konsep penting bagi investor, karena merupakan indikator bagi pasar menilai perusahaan secara keseluruhan. Wahyudi (2006) menyebutkan bahwa nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli andai perusahaan tersebut di jual. Suatu perusahaan dikatakan mempunyai nilai yang baik jika kinerja perusahaan juga baik. Nilai perusahaan dapat tercermin dari harga sahamnya. Jika nilai sahamnya tinggi bisa dikatakan nilai perusahaannya juga baik. Karena tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham (Wahidahwati, 2002).

2.8 Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu tentang pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan dan CSR terhadap nilai perusahaan. Namun dalam beberapa penelitian terdahulu masih terdapat ketidak konsistenan hasil penelitian. Penelitian yang dilakukan Swastika (2013) dimana kinerja keuangan tidak mampu memediasi hubungan antara CSR terhadap nilai perusahaan. Tidak mampunya kinerja keuangan memediasi hubungan antara CSR dengan nilai perusahaan disebabkan karena proksi ROA belum mampu menggambarkan kinerja keuangan perusahaan


(6)

yang sebenarnya. Wahyu Ardimas (2011) menyatakan bahwa Kinerja perusahaan yang di ukur menggunakan ROA, ROE, OPM, NPM berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Sedangkan CSR tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Menurut Muliani dan Yuniarta (2014) hasil penelitian menunjukkan kinerja keuangan yang diproksikan dengan ROA mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan secara positif, corporate social responcibility mampu memoderasi kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan secara positif, good corporate governance mampu memoderasi kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan secara negative (diperlemah).

Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Yuniasih (2007) dimana hasil penelitian Return on asset terbukti berpengaruh positif pada nilai perusahaan, penelitian Ervina Rosiana (2013) dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan CSR berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan dan profitabilitas diproksikan dengan ROA mampu memperkuat pengaruh pengungkapan CSR terhadap nilai perusahaan Hasil berbeda dinyatakan oleh Aulia (2013) Corporate Social Responsibility (CSR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, sedangkan kinerja keuangan (ROE) tidak mampu memoderasi hubungan antara pengungkapan CSR dengan nilai perusahaan.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Corporate Social Responsibility dan Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Perbankan

0 20 96

ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN DAN CORPORATE Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Dan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).

0 3 16

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE, CORPORATE SOCIAL Pengaruh Good Corporate Governance, Corporate Social Responsibility, Kebijakan Manajemen Keuangan Dan Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar

0 3 17

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE, CORPORATE SOCIAL Pengaruh Good Corporate Governance, Corporate Social Responsibility, Kebijakan Manajemen Keuangan Dan Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar

0 2 13

PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

1 2 15

PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 3 12

Pengaruh Corporate Social Responsibility dan Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Perbankan

0 0 9

PENGARUH KINERJA KEUANGAN DAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI

0 0 9

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE, PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY, STRUKTUR MODAL DAN KINERJA KEUANGAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DIBEI 2012-2014)

0 11 16

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE, PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY, STRUKTUR MODAL DAN KINERJA KEUANGAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DIBEI 2012-2014) - repository perpustakaan

2 53 5