TIM PENELITI PENELITIAN PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL BULBUS BAWANG DAYAK (Eleutherine Americana Merr) MENINGKATKAN KADAR SUPEROKSIDA DISMUTASE MENCIT DALAM KONDISI STRES OKSIDATIF PROGRAM STUDI PENDIDIKAN.

Kode/Nama Bidang Ilmu : 306/Ilmu Kedokteran Dasar

LAPORAN AKHIR
HIBAH PENELITIAN DOSEN MUDA

PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL BULBUS BAWANG DAYAK (Eleutherine
americana Merr) MENINGKATKAN KADAR SUPEROKSIDA DISMUTASE
MENCIT DALAM KONDISI STRES OKSIDATIF

TIM PENGUSUL
dr. Ida Ayu Dewi Wiryanthini, M.Biomed (0022038106)
dr. I Wayan Surudarma, M.Si (0014027305)
dr. I Wayan Gede Sutadarma, M.Gizi, Sp.GK (0016128003)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA

NOVEMBER 2015
1


HALAMAN PENGESAHAN
HIBAH PENELITIAN DOSEN MUDA
Judul Penelitian

Bidang Ilmu
Ketua Peneliti
a. Nama lengkap dengan gelar
b. NIP/NIDN
c. Pangkat/Gol
d. Jabatan Fungsional/Struktural
e. Pengalaman penelitian
f. Program Studi/Jurusan
g. Fakultas
h. Alamat Rumah/HP
i. E-mail
Jumlah Tim Peneliti
Pembimbing
a. Nama lengkap dengan gelar
b. NIP/NIDN
c. Pangkat/Gol/NIP

d. Jabatan Fungsional/Struktural
e. Pengalaman penelitian
f. Program Studi/Jurusan
g. Fakultas
Lokasi Penelitian
Kerjasama (jika ada)
a. Nama Instansi
b. Alamat
Jangka waktu penelitian
Biaya Penelitian

: Pemberian Ekstrak Etanol Bulbus Bawang Dayak
(Eleutherine americana Merr) Meningkatkan Kadar
Superokside Dismutase Mencit Dalam Kondisi Stres
Oksidatif
:
: dr. Ida Ayu Dewi Wiryanthini, M.Biomed
: 19810322 200604 2 002/0022038106
: Penata /III c
: Lektor

: (terlampir dalam CV)
: Pendidikan Dokter
: Kedokteran
: Br. Celuk, Kapal, Mengwi/081239990399
: dew_wiryanthini@yahoo.com
: 3 orang
: dr. I Nyoman Arcana, Sp.Biok
: 19500711 198003 1 002/
: Pembina/IVa
: Lektor Kepala
: (terlampir dalam CV)
: Pendidikan Dokter
: Kedokteran
: Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
::: 6 bulan
: Rp.10.000.000,- (Sepuluh Juta Rupiah)

Mengetahui
Ketua PSPD FK Unud


Denpasar, 25 November 2015
Ketua Peneliti

(Dr.dr. Dw Putu Purwa Samatra, Sp.S(K))
NIP: 19550321 198303 1 004

(dr. IA Dewi Wiryanthini, M.Biomed)
NIP: 19810322 200604 2 002

Mengetahui
Ketua LPPM Universitas Udayana

(Prof. Dr. Ir. I Nyoman Gde Antara, M.Eng)
NIP: 19640807 199203 1 002
i

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................................


ii

RINGKASAN...............................................................................................................

iii

BAB I. PENDAHULUAN ...........................................................................................

1

A. Perumusan masalah ..........................................................................................

2

B. Tujuan Penelitian ..............................................................................................

2

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................


2

Kerangka Konsep dan Hipotesis ...........................................................................

5

BAB III. METODE PENELITIAN ..............................................................................

5

Waktu dan Tempat Penelitian ...............................................................................

5

Populasi dan Sampel..............................................................................................

5

Desain Penelitian ...................................................................................................


7

Variabel dan Definisi Operasional ........................................................................

7

Alat dan Bahan Penelitian .....................................................................................

8

Jalannya Penelitian ................................................................................................

8

Analisis Data .........................................................................................................

10

BAB IV. BIAYA dan JADWAL PENELITIAN..........................................................


11

4.1 Biaya ................................................................................................................

11

4.2 jadwal Penelitian .............................................................................................

11

BAB V. KRMAJUAN PENELITIAN .........................................................................

11

Daftar Pustaka ..............................................................................................................

12

Lampiran ......................................................................................................................


14

ii

RINGKASAN
Seiring berjalannya waktu, angka kejadian penyakit degeratif semakin meningkat di
masyarakat. Banyak hal yang menyebabkan terjadinya penyakit, salah satunya diakibatkan
oleh stres oksidatif. Stres oksidatif diakibatkan oleh jumlah antioksidan yang lebih rendah
dibandingkan radikal bebas, sehingga memicu pembentukan radikal bebas baru.
Carbotetrachlorida atau CCl4 merupakan salah satu senyawa hidrokarbon terhalogenasi
yang paling toksik, berbentuk cair, mudah menguap, larut dalam minyak alami dan tidak
tercampur dengan air. Pemberian CCl4 baik per oral maupun per-inhalasi menyebabkan
kerusakan hepar berupa perlemakan dan nekrosis, sehingga CCl4 merupakan model terbaik
sebagai senyawa penginduksi radikal bebas pada sel hepar.
Bawang dayak (Eleutherine americana Merr) banyak dijumpai di Kalimantan maupun
pulau lainnya di Indonesia. Bawang dayak berupa pohon perdu, banyak mengandung
antioksidan terutama flavonoid, baik pada umbi atau bulbus maupun pada daunnya.
Masyarakat awam telah banyak memanfaatkan bawang dayak sebagai obat alternatif untuk
gangguan sembelit, demam dan gangguan lainnya.
Dengan telah banyak digunakannya bawang dayak oleh masyarakat umum, maka tujuan

dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas ekstrak umbi bawang dayak untuk
meningkatkan kadar enzim Superoksida Dismutase (SOD) pada mencit dalam keadaan stres
oksidatif karena pemberian CCl4.
Mencit akan dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan dengan 3 variasi dosis ekstrak umbi
bawang dayak. Sebelum perlakuan akan dilakukan pemeriksaan SOD pre test, kemudian
mencit akan diberikan ekstrak umbi bawang dayak selama 7 hari. Pada hari ke-8 semua
mencit diberikan CCl4 per oral, 72 jam setelah pemberian CCl4 dilakukan pemeriksaan SOD
post test.

iii

JUDUL PENELITIAN
Pemberian Ekstrak Etanol Bulbus Bawang Dayak (Eleutherine americana Merr)
Meningkatkan Kadar Superokside Dismutase Mencit Dalam Kondisi Stres Oksidatif.

BAB I. PENDAHULUAN
Penyakit yang berkembang di masyarakat saat ini mengalami perubahan dari penyakit
yang sebelumnya diakibatkan oleh mikroorganisme menjadi penyakit yang diakibatkan oleh
perubahan gaya hidup. Gaya hidup seperti kebiasaan merokok, jarang berolahraga, kebiasaan
makan yang tidak sehat serta polusi lingkungan menyebabkan terjadinya penyakit degeneratif

dan kanker. Seiring dengan bertambah majunya tingkat pengetahuan, masyarakat mulai
mencari upaya untuk mempertahankan kesehatan, salah satunya dengan mengkonsumsi
makanan yang kaya akan kandungan antioksidan.
Penggunaan antioksidan telah secara luas diketahui dapat mencegah terbentuknya
radikal bebas. Secara umum, antioksidan dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu
antioksidan enzimatik dan nonenzimatik. Antioksidan enzimatik yang disebut juga
antioksidan pencegah terdiri dari superoxide dismutase, catalase dan glutathione peroxidase.
Antioksidan nonenzimatis disebut juga antioksidan pemutus rantai dibagi menjadi dua
kelompok yaitu antioksidan larut lemak seperti tokoferol, karotenoid, flavonoid, quinon dan
bilirubin serta antioksidan larut air seperti asam askorbat, asam urat, protein pengikat logam,
dan protein pengikat heme (Winarsi, 2007).
Radikal bebas yaitu senyawa kimia yang memiliki satu atau lebih elektron yang tidak
berpasangan pada bagian terluar dari orbitnya, sehingga memiliki kecenderungan menarik
elektron dari senyawa lain menyebabkan radikal bebas bersifat sangat reaktif (Mayes &
Botham, 2003). Suatu kondisi dimana jumlah antioksidan lebih rendah dibandingkan radikal
bebas disebut stres oksidatif, menyebabkan terjadinya kerusakan pada asam basa nukleus,
lemak, dan protein yang mempengaruhi kondisi kesehatan sel dan viabilitasnya atau
menginduksi terjadinya berbagai macam respon seluler melalui pembentukan senyawa reaktif
sekunder dan akhirnya kematian sel oleh karena nekrosis atau apoptosis (Dalle-Donne et al,
2006). Radikal bebas menyebabkan peroksidasi lipid yang salah satunya ditandai dengan
peningkatan produksi malondialdehide (MDA) disertai penurunan kadar antioksidan
enzimatis (Pangkahila, 2007).
Bawang dayak atau disebut juga bawang tiwai (Eleutherine americana Merr) umumnya
digunakan sebagai obat atau ramuan tradisional oleh masyarakat pedalaman. Kandungan yang
terdapat dalam umbi bawang dayak berupa senyawa alkaloid, glikosida, flavonoid, fenolik,
1

saponin, triterpenoid, tannin, steroid dan kuinon (Firdaus, 2006). Penelitian sebelumnya
membuktikan adanya aktivitas antioksidan yang kuat pada ekstrak etanol bulbus bawang
dayak dengan nilai IC50 sebesar 25,33 µg/mL (Kuntorini & Astuti, 2010).
Pada penelitian sebelumnya diperoleh keadaan stres oksidatif dapat diinduksi dengan
pemberian larutan Carbontetrachlorida per oral dengan dosis 0,55 mg/g BB pada hewan coba
mencit jantan umur 2,5-3 bulan dengan berat badan 25-30 gram. Radikal bebas yang
terbentuk akan memperoksidasi lipid dari membran sel hepar sehingga mengalami kerusakan
dan mudah pecah. Pecahnya sel hepar akan disertai dengan pelepasan Glutamic-Pyruvate
Transaminase (GPT) ke dalam darah dan besarnya peningkatan kadar Serum GPT berbanding
lurus dengan derajat kerusakan sel hepar (Arcana, Adioka

dan Wihandani, 2008).

Peningkatan SGPT karena pecahnya sel hepar juga diserta penurunan kadar antioksidan
internal salah satunya Superoksida Dismutase (SOD).
Meskipun bawang dayak (Eleutherine americana Merr) memiliki kandungan
antioksidan yang tinggi namun masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui
efektifitas bulbus bawang dayak sebagai antioksidan dalam meningkatkan kadar SOD darah
mencit dalam kondisi stres oksidatif.

A. PERUMUSAN MASALAH
Apakah pemberian ekstrak bulbus bawang dayak (Eleutherine americana Merr) dapat
meningkatkan kadar Superoksida Dismutase (SOD) mencit dalam kondisi stres oksidatif ?

B. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan Umum :
Untuk mengetahui apakah ekstrak bulbus bawang dayak (Eleutherine americana Merr) dapat
meningkatkan kadar Superokside Dismutase (SOD) mencit dalam kondisi stres oksidatif.
Tujuan Khusus :
Untuk mengetahui efektifitas ekstrak bulbus bawang dayak (Eleutherine americana Merr)
sebagai antioksidan dengan mengukur kadar Superoksida Dismutase (SOD) mencit dalam
kondisi stres oksidatif.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Bawang dayak berasal dari daratan Amerika dan telah dibudidayakan di Indonesia.
Bawang dayak banyak dijumpai di Sumatera, Jawa, dan Kalimantan (Elisa, 2009). Bawang
dayak merupakan tanaman perdu dan termasuk dalam famili Iridaceae, memiliki banyak
2

manfaat yaitu sebagai antiradang, untuk menghentikan perdarahan dan anti tumor. Bagian
bawang dayak yang umum digunakan yaitu umbi dan daun (Redaksi Agromedia, 2008;
Mangan, 2009).
Umbi bawang dayak mengandung alkaloid, flavonoid, saponin, terpenoid, steroid,
glikosida, tanin, fenolik, antrakuinon (Singarimbun, 2011). Golongan senyawa kimia yang
terdapat pada ekstrak etanol umbi bawang dayak adalah alkaloid, flavonoid, glikosida,
saponin, antrakuinon glikosida, tanin dan triterpenoid/steroid. Golongan senyawa kimia yang
terdapat pada fraksi etilasetat adalah senyawa fenol, tanin dan flavonoid (Mierza, 2011;
Subramaniam, et al., 2012).
Umbi bawang dayak dapat digunakan untuk mengatasi sembelit, disuria, radang usus,
disentri dan luka, daunnya digunakan untuk demam, nifas dan antiemetik. Selain itu air
rebusan umbi dapat digunakan sebagai obat penyakit kuning, disentri dan radang usus
(Wardani, 2009).
Radikal bebas yaitu senyawa kimia yang memiliki satu atau lebih elektron yang tidak
berpasangan pada bagian terluar dari orbitnya, sehingga memiliki kecenderungan menarik
elektron dari senyawa lain menyebabkan radikal bebas bersifat sangat reaktif (Mayes &
Botham, 2003). Oksidan merupakan suatu senyawa yang dapat menarik elektron. Berdasarkan
definisinya oksidan dan radikal bebas sering dianggap sama karena keduanya memiliki sifat
yang mirip yaitu sama-sama memiliki kemampuan untuk menarik elektron. Namun radikal
bebas memiliki reaktifitas yang tinggi, sehingga tidak semua oksidan merupakan radikal
bebas dan semua radikal bebas merupakan oksidan (Winarsi, 2007).
Sifat yang dimiliki oleh radikal bebas yaitu memiliki reaktifitas yang tinggi karena
kecenderungannya menarik elektron serta memiliki kemampuan mengubah suatu molekul
menjadi suatu radikal bebas yang baru. Bila radikal bebas yang baru terbentuk bertemu
dengan molekul yang lain maka akan terbentuk radikal bebas yang baru lagi, demikian
seterusnya sehinga terjadi reaksi rantai (chain reaction). Bila elektron yang berikatan dengan
radikal bebas berasal dari senyawa yang memiliki ikatan kovalen akan sangat berbahaya
karena ikatan kovalen tersebut digunakan bersama-sama pada orbit luarnya. Umumnya
senyawa yang memiliki ikatan kovalen adalah molekul-molekul besar seperti lemak, protein
dan DNA (Winarsi, 2007).
Sasaran utama radikal bebas adalah protein, asam lemak tak jenuh, dan lipoprotein serta
unsur DNA termasuk karbohidrat. Dari ketiga molekul tersebut, yang paling rentan terhadap
serangan radikal bebas adalah asam lemak tak jenuh. Senyawa radikal bebas di dalam tubuh

3

dapat merusak asam lemak tak jenuh ganda pada membran sel, mengakibatkan dinding sel
menjadi rapuh (Winarsi, 2007).
Carbotetrachlorida atau CCl4 merupakan salah satu senyawa hidrokarbon terhalogenasi,
berbentuk cair, mudah menguap, larut dalam minyak alami dan tidak tercampur dengan air.
Diantara senyawa hidrokarbon terhalogenisasi, CCl4 merupakan turunan yang paling toksik
dibandingkan Chloroform (CHCl3) atau methyldichlorida (CH2Cl2). Pemberian CCl4 per oral
maupun per-inhalasi menyebabkan kerusakan hepar berupa perlemakan dan nekrosis.
Metabolisme CCl4 berlangsung di endoplasmic reticulum dan dikatalisis enzin Cytochrom
P450. Carbotetrachlorida dimetabolisir menjadi radikal aktif CCl3* (triklormetil) dan dengan
oksigen berubah menjadi radikal bebas CCl3O2* (triklormetilperoksida). Carbotetrachlorida
merupakan senyawa penginduksi stres oksidatif paling baik yang dapat diberikan secara per
oral dengan dosis 0,55 mg/g BB atau 0,346 mikro liter/g BB. Radikal Triklormetilperoksida
mengoksidasi lipid membran sel hepar menjadi senyawa lain yang kehilangan kemampuan
proteksinya sehingga menyebabkan sel hepar pecah dengan disertai keluarnya komponen
sitoplasma seperti enzim GPT, sehingga CCl4 merupakan model terbaik sebagai senyawa
penginduksi radikal bebas pada sel hepar (Winaya & Suarsana, 2005).
Flavonoids merupakan antioksidan yang kuat yang dapat berfungsi sebagai agen
pereduksi, sebagai antioksidan pendonor atom hidrogen dan sebagai pemutus singlet oksigen.
Efisiensi antioksidan flavonoids berhubungan langsung dengan derajat hidroksilasinya dan
menurun dengan penambahan gula. Flavonoids efektif untuk menangkal radikal hidroksil dan
peroksil serta anion superoksid. Flavonoids memiliki peranan dalam berbagai proses biologis
dalam tubuh manusia yang dapat berpengaruh pada membran sel, peroksidasi lipid, dan
oksidasi LDL yang dapat mencegah terjadinya penyakit jantung dan pembuluh darah
(Fuhrman & Aviram, 2002).
Enzim Superoksida Dismutase (SOD) berfungsi sebagai katalisator reaksi dismutasi dari
anion superoksida menjadi hidrogen peroksida dan oksigen. SOD melindungi sel-sel tubuh
dan mencegah terjadinya proses peradangan yang diakibatkan oleh radikal bebas dan
memerlukan bantuan zat-zat mineral gizi seperti mangan (Mn), seng (Zn) dan tembaga (Cu)
agar bisa bekerja. Penurunan kadar SOD berimplikasi pada beberapa kondisi dan penyakit
seperti reumatoid artritis, infeksi saluran pernafasan, katarak dan infertil (Winarsi, 2007).
Penelitian yang dilakukan oleh Bub dkk pada tahun 2000 menyatakan bahwa aktivitas
SOD eritrosit pada kaum pria yang diberi jus tomat selama seminggu meningkat dari 816
µ/gHb menjadi 961 µ/gHb. Peningkatan ini disebabkan oleh kandungan antioksidan likopen
pada tomat yang dapat menghambat terjadinya reaksi oksidasi disertai penurunan konsentrasi
4

MDA. Penemuan ini membuktikan bahwa aktivitas antioksidan enzimatis sangat dipengaruhi
oleh antioksidan non enzimatis (Bub et al., 2000).
Kerangka Konsep dan Hipotesis
Kerangka Konsep
Ekstrak bawang dayak

Faktor Internal
- Usia
- Berat badan
- Radikal Bebas Endogen
- Glikosilasi, metilasi

Faktor Eksternal
Stres Oksidatif
CCl4

Kadar
Antioksidan
Kadar SOD

Hipotesis
Dari kerangka konsep dan landasan teori yang ada dapat disusun suatu hipotesis dari
penelitian ini yakni sebagai berikut :
Ekstrak etanol bulbus bawang dayak (Eleutherine americana Merr) dapat meningkatkan
kadar Superokside Dismutase (SOD) tikus dalam kondisi stres oksidatif.

BAB III. METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu penelitian selama 6 bulan yang berlangsung mulai bulan Juni 2015 sampai
dengan Nopember 2015. Tempat penelitian adalah di Laboratorium Biokimia dan
Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.

Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah mencit jantan (Mus musculus strain Balb/C), umur
antara 2,5-3 bulan dengan berat badan antara 25-30 gram yang didapat dari Animal
Laboratory Unit Laboratorium Farmakologi FK UNUD.
Besar sampel dalam penelitian ini dihitung menggunakan rumus Pocock, 1984 yaitu :
n =

2 σ2
x f (α,β)
(μ1 – μ2)2

Keterangan :
5

n

= jumlah sampel

μ1

= rerata hasil variabel kelompok perlakuan

μ2

= rerata hasil variabel kelompok kontrol

σ

= simpang baku kelompok kontrol

α

= tingkat kesalahan I (ditetapkan 0,1)

β

= tingkat kesalahan II (ditetapkan 0,1)

f (α,β)

= besarnya diperoleh dari tabel (Pocock, 1984, tabel 9.1, pp. 125)

Dari penelitian sebelumnya diperoleh (Arcana, Adioka dan Wihandani, 2008) :
μ1

= 28,08 mg/dl

μ2

= 33,04 mg/dl

σ

= 2,67

α

= 0,05

β

= 0,1

f (α,β)

= 10,5

Sehingga besar sampel adalah :
n =

2 σ2
x f (α,β)
(μ1 – μ2)2

n = 2 (2,67)2 x 10,5
(28,08 – 33,04)2
n = 2 x 5,36 x 10,5
(-4,96)2
n = 10,72
x 10,5
24,6016
n = 4,58 ≈ 5
Dengan demikian diperoleh jumlah sampel 5 ekor mencit per kelompok. Sehingga jumlah
sampel seluruhnya adalah 20 ekor mencit.
Teknik penentuan sampel dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. Dari populasi mencit Mus musculus dilakukan pemilihan sampel berdasarkan kriteria
inklusio (jantan, umur 2,5-3 bulan, berat 25-30 gram, sehat).
b. Dari jumlah sampel yang telah memenuhi syarat diambil secara acak sederhana untuk
memperoleh jumlah sampel yang sesuai dengan yang diperoleh dengan menggunakan
rumus Pocock yaitu 5 ekor tiap kelompok.

6

Desain Penelitian
Penelitian ini adalah eksperimental murni acak in vivo dengan desain Pre and Post Test
Control Group Design pada hewan coba.
O1 ---------------P0--------- O2
P

O3 -------------- P1 --------- O4

S

O5 -------------- P2 --------- O6
O7 ------------- P3 --------- O8
Keterangan :
P : Populasi

S : Sampel

O1, O3, O5, O7

: Pre test (kadar SOD sebelum diinduksi CCl4)

O2, O4, O6, O8

: Post test (kadar SOD setelah diinduksi CCl4)

P0

: pemberian aquabidest 1 ml perhari selama 7 hari dan pemberian CCl4 pada hari ke-8

P1

: pemberian ekstrak bulbus bawang dayak 4 mg/30 gram BB mencit perhari selama 7
hari dan pemberian CCl4 pada hari ke-8

P2

: pemberian ekstrak biji kakao 8 mg/30 gram BB mencit perhari selama 7 hari dan
pemberian CCl4 pada hari ke-8

P3

: pemberian ekstrak biji kakao 16 mg/30 gram BB mencit perhari selama 7 hari dan
pemberian CCl4 pada hari ke-8

Variabel dan Definisi Operasional
Variabel Penelitian
1. Variabel bebas dalam penelitian ini ekstrak bulbus bawang dayak.
2. Variabel tergantung adalah kadar Superoksida Dismutase (SOD) darah.
3. Variabel kendali adalah umur, berat badan, kesehatan dan kondisi lingkungan.
Definisi Operasional Variabel
1. Stres oksidatif adalah stres yang diakibatkan pemberian CCl4 per oral 0,55 mg/gram berat
badan mencit pada hari ke-8 penelitian.
2. Pemberian ekstrak bulbus bawang dayak adalah pemberian ekstrak bulbus bawang dayak
dengan 3 variasi dosis.
Ekstrak bulbus bawang dayak : ekstrak bulbus bawang dayak yang diberikan pada mencit
dengan 3 dosis yang berbeda, berdasarkan hasil penelitian sebelumnya diperoleh dosis
toksik pada tikus adalah 200 mg/kgBB tikus (Yurindani, 2010), sehingga digunakan
setengah dosis toksik yaitu 100 mg/kgBB tikus, jadi untuk mencit dengan berat badan 30
gram diperoleh dosis 4 mg. Dosis ekstrak bulbus bawang dayak untuk kelompok P1 adalah
7

4 mg/30 gram berat badan mencit, kelompok P2 diberikan dosis 8 mg/30 gram berat badan
mencit dan kelompok P3 diberikan dosis 16 mg/30 gram berat badan mencit. Masingmasing dosis ekstrak bulbus bawang dayak tersebut kemudian dilarutkan dengan 1 ml
aquabides dan diberikan sekali sehari.
3. Kadar Superoksida Dismutase (SOD) adalah kadar SOD yang diukur menggunakan reagen
pemeriksaan SOD dan dinyatakan sebagai kadar Superoksida Dismutase (SOD).
4. Berat badan adalah berat badan mencit jantan yang dewasa yang ditimbang dengan timbangan
elektronik denan merek “Sartorius” setiap minggu selama perlakuan.
5. Usia yaitu umur mencit jantan dewasa dalam hitungan bulan.
6. Cahaya, suhu dan kelembaban, yaitu kondisi lingkungan yang dialami oleh mencit jantan
dewasa. Pada penelitian ini kondisi lingkungan yang dialami selama masa percobaan akan
dibuat sama.

Alat dan Bahan Penelitian
Alat yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah : kandang berukuran 50 x 40 x 15
cm sebanyak 4 buah didalamnya terdapat sekam, tempat makanan dan botol minuman,
timbangan electronic scale merek Sartorius dengan kapasitas 5000 gram.
Bahan Penelitian berupa mencit putih jantan galur Mus musculus usia 2,5-3 bulan
dengan berat antara 25-30 gram, ekstrak bulbus bawang dayak, aquabides, makanan standar
untuk mencit jantan, ether, EDTA, reagensia untuk pengukuran kadar SOD.

Jalannya Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biokimia dan Farmakologi Fakultas
Kedokteran Universitas Udayana.
Tahapan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Pembuatan ekstrak bulbus bawang dayak
Bulbus bawang dayak dikupas kulitnya terlebih dahulu, kemudian dihaluskan. Serbuk
bulbus bawang dayak ditimbang 500 gram, dimasukkan ke dalam alat maserasi dan
ditambahkan etanol 97% secara perlahan sambil diaduk hingga cairan etanol merendam 1
cm di atas permukaan sampel. Ekstraksi selama 3x24 jam, pergantian pelarut dilakukan
sekali sehari. Pelarut diuapkan menggunakan vacuum rotary evaporator pada suhu 40oC
sampai tidak menguap lagi. Filtrat diuapkan kembali di atas waterbath dan ditimbang berat
ekstrak yang dihasilkan (Ernawati & Anni, 2012).
2. Membuat larutan CCl4 dengan cara melarutkan 3,5 ml CCl4 dalam minyak kelapa sampai
didapat volume 50 ml.
8

3. Persiapan sebelum penelitian :
a. Persiapan binatang percobaan meliputi pemilihan umur yang sama, sehat, berat badan
yang sesuai serta persiapan kandang dan makanan hewan.
b. Hari pertama sampai hari ketujuh dilakukan adaptasi binatang percobaan.
4. Perlakuan pada hewan coba :
Sebanyak 20 ekor mencit putih jantan Mus musculus diukur kadar SOD darahnya (pre
test) kemudian dirandomisasi dan dibagi menjadi 4 kelompok. P0 sebagai kontrol negatif
diberi perlakuan hanya dengan aquabidest, P1 diberi perlakuan dengan ekstrak bulbus
bawang dayak 4 mg/30 gram berat badan, P2 diberi perlakuan dengan ekstrak bulbus
bawang dayak 8 mg/30 gram berat badan mencit per hari dan P3 diberi perlakuan dengan
ekstrak bulbus bawang dayak 16 mg/30 gram berat badan mencit per hari. Perlakuan
diberikan selama 7 hari. Pada hari ke-8 masing-masing kelompok perlakuan diberikan
larutan CCl4 0,55 mg/gram berat badan mencit secara oral dan pemberian ekstrak bulbus
bawang dayak tetap dilakukan. Selanjutnya pada hari ke-11 atau 72 jam setelah pemberian
larutan CCl4, dilakukan pengambilan darah untuk pemeriksaan post test untuk memeriksa
kadar SOD darah.
Skema rancangan penelitian adalah sebagai berikut :
20 ekor mencit jantan Mus musculus

7 hari

Pemeriksaan kadar SOD darah (pre test )

Randomisasi

P0

P1

P2

P3

Diet standar
Aquabides

Diet standar
EBBD 4 mg/30 gr

Diet standar
EBBD 8 mg/30 gr

Diet standar
EBBD 16 mg/30 gr

Pemberian CCl4 dosis 0,55 mg/gram BB

 Pemeriksaan kadar SOD darah (post test ) 72 jam
setelah pemberian CCl4
Analisis

9

7 hari

1 hari

5. Pengukuran kadar Pengukuran Kadar Superoksida Dismutase (SOD)
Sampel darah diambil dari medial canthus sinus orbitalis sebanyak 2 mL. Darah
dimasukkan ke dalam tabung yang mengandung EDTA 1 mg/mL darah, kemudian
disentrifuse 4000 rpm selama 15 menit untuk memperoleh plasma yang akan digunakan
untuk memeriksa kadar SOD.
Reagen yang diperlukan :
1.

Mixed Substrate 0,05 mmol/l
Xanthine 0,025 mmol/l

2.

Buffer 50 mmol/l, pH 10,2
CAPS 0,94 mmol/l

3.

Xanthine Oxidase 80 U/l

4.

Standar
Untuk pemeriksaan kadar antioksidan SOD dilakukan berdasarkan buku manual dari

Randox laboratories, 2006. Dipersiapkan dua buah tabung, satu digunakan untuk tandar
sedangkan yang lagi satu digunakan untuk pemeriksaan sampel plasma. Ke dalam tabung
sampel dimasukkan 0,05 ml sampel plasma, sedangkan ke dalam tabung standar
dimasukkan 0,05 ml larutan standar. Kedua tabung dimasukkan 1,7 ml larutan mixed
substrate. Kedua larutan dalam tabung dikocok dengan mesin vortex. Terakhir
ditambahkan larutan xanthine oxidase 0,25 ml ke dalam masing-masing tabung dan
dikocok dengan mesin vortex. Setelah 30 detik pertama absorbansi campuran dibaca (A1)
dalam spektrofotometer dan tiga menit berikutnya (A2).
Kadar SOD dihitung dengan rumus: A2 – A1
3

Analisis Data
Data yang diperoleh pada penelitian ini dianalisis sebagai berikut :
a. Analisis deskriptif
b. Uji normalitas data. Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal
dengan menggunakan uji Shapiro-Wilk.
c. Uji homogenitas data dengan Leven test.
d. Uji komparabilitas. Jika data berdistribusi normal digunakan uji one way Anova untuk
membandingkan antar kelompok. Bila data tidak berdistribusi normal digunakan uji
Kruskal-Wallis untuk membandingkan antar kelompok.
e. Derajat kemaknaan pada penelitian ini adalah α = 0,05

10

BAB IV. BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN
4.1 Biaya
No

Jenis Pengeluaran

Biaya yang Diusulkan (Rp)

1

Gaji dan upah

1.625.000

2

Bahan habis pakai dan peralatan

8.175.000

3

Perjalanan

4

Lain-lain (Laporan dan seminar)

200.000

Jumlah

10.000.000

4.2 Jadwal Kegiatan
No

Jenis Kegiatan

1

1

Persiapan Penelitian

2

Pelaksanaan Penelitian

3

Pengumpulan Data Penelitian

4

Analisis Data

5

Penyusunan Laporan Penelitian

2

3

4

5

Tahun ke-1
6 7 8

9

10

11

12

BAB V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Data kadar SOD darah sebelum dan sesudah perlakuan disajikan pada tabel 1 berikut :
Tabel 1. Data Kadar SOD sebelum dan sesudah perlakuan

No

Kadar SOD (%)
P0
Pre
Post

Kadar SOD (%)
P1
Pre
Post

Kadar SOD (% )
P2
Pre
Post

Kadar SOD (%)
P3
Pre
Post

1

76,36

16,36

74,55

43,64

89,09

69,09

87,27

70,91

2

78,18

18,18

70,91

58,18

85,45

65,45

83,64

63,64

3

87,27

12,73

69,09

50,91

80

56,36

74,55

61,82

4

83,64

21,82

81,82

47,27

72,73

52,73

80

65,45

5

80

20

78,18

34,55

74,55

60

85,45

67,27

M

81,09

17,82

74,91

42,91

80,36

60,73

82,18

65,82

Data kadar SOD sebelum maupun sesudah perlakuan pada masing-masing kelompok
diuji normalitasnya menggunakan uji Shapiro-Wilk, menunjukkan data berdistribusi normal
(p>0,05).
11

Data kadar SOD antar kelompok sebelum maupun sesudah perlakuan diuji
homogenitasnya menggunakan uji Levene test, menunjukkan data homogen (p>0,05).

Gambar 1 Grafik Peningkatan Kadar SOD Setelah Pemberian Ekstrak Bawang Dayak
Gambar 1 di atas menggambarkan bahwa pemberian ekstrak biji kakao mulai dosis 16 mg
dapat meningkatkan kadar SOD dibandingkan dengan kontrol. Hasil penelitian di atas
menunjukkan dengan peningkatan dosis akan meningkatkan efek peningkatan kadar SOD
dalam darah mencit yang telah dinduksi carbontetrachlorida (CCl4).
Penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Bub dkk pada tahun
2000 menyatakan bahwa aktivitas SOD eritrosit pada kaum pria yang diberi jus tomat selama
seminggu meningkat dari 816 µ/gHb menjadi 961 µ/gHb. Peningkatan ini disebabkan oleh
kandungan antioksidan likopen pada tomat yang dapat menghambat terjadinya reaksi oksidasi
disertai penurunan konsentrasi MDA. Penemuan ini membuktikan bahwa aktivitas
antioksidan enzimatis sangat dipengaruhi oleh antioksidan non enzimatis (Bub et al., 2000).
Mekanisme penghambatan penurunan kadar SOD karena flavanols (epicatechin,
catechin dan procyanidin) yang terdapat pada ekstrak biji kakao bekerja dengan menangkap
radikal bebas (free radical scavenger) terhadap radikal hidroksil, anion superoksida, radikal
peroksil dan alkoksil serta sebagai pengkelat Fe (chelating agent) (Baba et al., 2007).

C. SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak bawang
dayak dapat mengatasi keadaan stres oksidatif dengan meningkatkan kadar SOD darah mencit
yang telah dinduksi carbontetrachlorida (CCl4). Dosis ekstrak bawnag dayak 16 mg lebih
efektif meningkatkan kadar SOD sehingga lebih efektif mencegah terjadinya stres oksidatif.
12

Saran untuk hasil penelitian ini agar dapat diaplikasikan pada manusia, maka perlu
dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai efek toksik, baik akut maupun kronis dari ekstrak
bawang dayak.

DAFTAR PUSTAKA
Arcana, I.N., Adioka, G.M dan Wihandani, D.M. 2008. Daya Hepatoprotektor Ekstrak Buah
Jambu Biji, Buni dan Wortel pada Mencit yang Diinduksi dengan CCl4. Medicina.Vol
39. No 1. Januari 2008.
Baba, S., et al. 2007. Continuous Intake of Polyphenolic Compounds Containing Cocoa
Powder Reduces LDL Oxidative Susceptibility and Has Beneficial Effects on Plasma
HDL-Cholesterol Concentrations in Humans. Am J Clin Nutr. 85:709-717.
Bub, A. et al. 2000. Moderate Intervention with Carotenoid-Rich vegetable Products Reduces
Lipid Peroxidation in Men. Journal of Nutrition. 130: 2200-2206.
Dalle-Donne. I., Rossi, R., Colombo, R., Giustarini, D., and Milzani, A. 2006. Biomarkers of
Oxidative Damage in Human Disease. Clinical Chemistry. 52 (4): 601-623.
Elisa, 2009. Pengaruh Penambahan Bahan Pengisi dari Agar-agar dan Variasi Konsentrasi
Ekstrak Bawang Tiwai Terhadap Mutu Permen Bawang Tiwai. Skripsi Fakultas
Pertanian, Universitas Mulawarman, Samarinda.
Ernawati dan dan Anni N. 2012. Efek Antioksidan Ekstrak Etanol Bulbus Bawang Dayak
(Eleutherine Americana Merr) Terhadap Struktur Mikroanatomi Tubulus Seminiferus
Testis Tikus yang Dipapar Asap Rokok. Sains dan Terapan Kimia. Vol. 6(2): 93-100).
Firdaus, R. 2006. Telaah Kandungan Kimia Ekstrak Metanol Umbi Bawang Tiwai
(Eleutherine americana (Aubl.) Merr). Skripsi. Institute Teknologi Bandung, Bandung.
Fuhrman, B., Aviram, M. 2002. Polyphenols and Flavonoids Protect LDL Against
Atherogenic Modifications. In: Cadenas, E., Packer, L. (editors). Handbook of
Antioxidants. New York: Marcel Dekker. p.303-350.
Kuntorini, E.M. dan Astuti, M.D. 2010. Penentuan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol
Bulbus Bawang Dayak (Eleutherine americana Merr). Sains dan Terapan Kimia. Volume
4. Nomor 1, hal 15-22.
Lalamentik, G. 2008. Terapi Sulih Testosteron (Testosterone Replacement Therapy)
Memperbaiki Korpus Kavernosum Tikus Wistar (Rattus Norvegicus) yang dikastrasi
(tesis). Denpasar. Universitas Udayana.
Mangan, Y. 2009. Solusi Mencegah dan Mengatasi Kanker. Jakarta : Agromedia Pustaka,
hal.64.
13

Mayes, P.A., and Botham, K.M. 2003. Lipids of Physiologic Significance. In: Murray, R.K.,
Granner, D.K., Mayes, P.A., and Rodwel, V.W (editors). Harper’s Illustrated
Biochemistry. 26th. Ed. New York: McGraw Hill. p.111-121.
Mierza, V. 2011. Fraksi Etano Umbi Bawang Sabrang (Eleutherine Palmifolia merr) yang
Bersifat Antibakteri. Tesis. Medan: Fakultas Farmasi USU. Hal 61.
Pangkahila, W. 2007. Anti-Aging Medicine : Memperlambat Penuaan Meningkatkan Kualitas
Hidup. Jakarta. Kompas.
Pocock, S.J. 1984. The Size of Clinical Trial, In: Clinical Trials, A Practical Approach, John
Wiley & Sons. 123-127.
Redaksi Agromedia. 2008. Buku Pintar Tanaman Obat. Jakarta : PT. Agromedia Pustaka. Hal.
22-23.
Singarimbun, D. 2011. Isolasi dan Karakterisasi Senyawa Atrakuinon dari Umbi Bawang
Sabrang (Eleutherinae bulbus). Skripsi. Medan: Fakultas Farmasi Universitas Sumatera
Utara. Hal. 31-37.
Subramaniam, K., Sembian, S., Femina, W., Febrina, B.S. dan Gilbert, R.R. 2012.
Antagonistic Activity of Eleutherine palmifolia Linn. Asian Pacific Journal of Tropical
Disease. S491-493.
Wardani, R. 2009. Identifikasi Kandungan Senyawa Metabolit Sekunder Ekstrak Kloroform
Umbi Bawang Sabrang (Eleutherine palmifolia (L) Merr). Makalah Seminar Kimia di
fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Palangkaraya. Hal. 1-10.
Winarsi, H. 2007. Antioksidan Alami dan Radikal Bebas. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Winaya, I.B.O &Suarsana,N, 2005. Perubahan Morfologi Hati dan Ginjal Mencit yang
Diinduksi Karbotetraklrida (CCl4). Jurnal Vetenier, Maret 2005, pp 21-23
Yurindani, F.S. 2010. Uji Toksisitas Ekstrak Metanol Bulbus Bawang Dayak (Eleutherine
palmifolia) pada Jumlah Sel Darah Tikus Galur Wistar (Rattus norvegicus). Skripsi.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lambung Mangkurat,
Banjarbaru. Tidak dipublikasikan.

14

LAMPIRAN
Lampiran 1. Format Justifikasi Anggaran Penelitian
1. Honor
Honor Honor/jam
(Rp)
Ketua
12.500
Anggota 10.000
Anggota 10.000

Waktu
Minggu
Honor per tahun
(Jam/minggu)
Thn 1
Thn 2
Thn 3
5
10
625.000 5
10
500.000 5
10
500.000 Sub Total (Rp) 1.625.000 1. Peralatan Penunjang
Material Justifikasi
Kuantitas
Harga
Harga Peralatan Penunjang
Pemakaian
Satuan (Rp)
Thn 1
Thn 2
Thn 3

Sub Total (Rp)
2. Bahan Habis Pakai
Material
Justifikasi
Pemakaian
Mencit jantan
Ekor
Bawang dayak
Kg
Tabung evendorf Buah
Pipet tip
Box
Aquabides
Liter
Kit Pemeriksaan Buah
SOD

Kuantitas

Harga
Satuan (Rp)
14.000
92.200
1.000
75.000
50.000
6.728.000

25
10
50
1
1
1

Sub Total (Rp)
3. Perjalanan
Material Justifikasi
Perjalanan

Kuantitas

Harga
Satuan (Rp)

Biaya per tahun (Rp)
Thn 1
Thn 2 Thn 3
350.000 922.000 50.000 75.000 50.000 6.728.000 8.175.000 -

-

Biaya per tahun (Rp)
Thn 1
Thn 2
Thn 3

Sub Total (Rp)
4. Lain-lain
Kegiatan
Justifikasi
Laporan
penelitian

Fotocopy
Jilid laporan

Kuantitas
500 lembar

Harga
Satuan (Rp)
200

10 eks

10.000
Sub Total (Rp)
Total Anggaran yang diperlukan setiap Tahun (Rp)
Total Anggaran yang diperlukan Seluruh Tahun (Rp)

15

Biaya per tahun (Rp)
Thn 1
Thn 2 Thn 3
100.000 100.000 200.000 10.000.000 -

10.000.000

KONVERSI PERHITUNGAN DOSIS UNTUK BEBERAPA JENIS
HEWAN DAN MANUSIA (GOSH, 1971)

Dikutip dari Lalamentik, 2008

16

LAPORAN PENGGUNAAN DANA
1. Honor
2. Bahan Habis Pakai
- Mencit
- Bawang Dayak
- Kit SOD
3. Penggandaan Dokumen
Jumlah

Rp 1.625.000,Rp
350.000,Rp
922.000,Rp 6.903.000,Rp
200.000,- +
Rp 10.000.000,-

17