Pengaruh Ekstrak Bawang Berlian (Eleutherine americana Merr.) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Pada Mencit Swiss Webster Jantan Model Hiperglikemia.
iii ABSTRAK
PENGARUH EKSTRAK BAWANG BERLIAN (Eleutherine americana Merr) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA
MENCIT SWISS WEBSTER JANTAN MODEL HIPERGLIKEMIA
Hendrik, 2014 Pembimbing 1: Endang Evacuasiany, dra., Apt.,MS., AFK. Pembimbing 2: Pinandojo Djojosoewarno, dr., drs., AIF. Diabetes mellitus merupakan kondisi medis berupa hiperglikemia kronis yang diakibatkan oleh gangguan sekresi insulin, resistansi insulin, atau keduanya. Diabetes mellitus dapat mengakibatkan berbagai komplikasi termasuk penyakit kardiovaskuler, stroke, serta mikroangiopati dan makroangiopati. Saat ini, terapi diabetes mellitus konvensional mencakup perubahan gaya hidup, terapi insulin, serta penggunaan obat-obat antidiabetik oral. Terapi konvensional diabetes mellitus memiliki berbagai efek samping sehingga dibutuhkan terapi komlementer, antara lain menggunakan bawang berlian (Eleutherine americana Merr).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ekstrak bawang berlian dapat menurunkan kadar glukosa darah pada mencit Swiss Webster jantan.
Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik sungguhan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap dan bersifat komparatif. Subjek penelitian menggunakan mencit Swiss Webster jantan 30 ekor yang telah diinduksi glukosa secara oral. Penelitian dibagi dalam 5 kelompok, yaitu : kelompok perlakuan dengan ekstrak bawang berlian dosis 100 mg/kgBB, dosis 200 mg/kgBB dan dosis 400 mg/kgBB, glibenklamid, CMC 0,5% sebagai kontrol negatif. Analisis data dilakukan dengan uji ANAVA satu arah, diikuti dengan post-hoc LSD dengan α=0,05.
Hasil menunjukkan dibandingkan kontrol negatif, Rerata penurunan kadar glukosa darah EBB 1, EBB 2, dan EBB 3 tidak berbeda bermakna (p>0.05). Sementara kontrol positif menunjukkan hasil yang berbeda bermakna dibandingkan dengan EBB 1, EBB 2, EBB 3 dan kontrol negatif (p<0.05).
Simpulan penelitian ini adalah pemberian ekstrak bawang berlian (Eleutherine americana Merr) tidak menurunkan kadar glukosa darah pada mencit Swiss-Webster jantan dan potensinya tidak sebanding dengan glibenklamid.
(2)
iv
ABSTRACT
THE HYPOGLYCEMIC EFFECT OF DIAMOND ONIONS (Eleutherine americana Merr) IN MALE WISTAR RATS
Hendrik, 2014 1st Advisor: Endang Evacuasiany, dra., Apt.,MS., AFK. 2nd Advisor: Pinandojo Djojosoewarno, dr., drs., AIF.
Diabetes mellitus is a medical condition marked by chronic hyperglycemic state caused by defect in insulin secretion, insulin resistance, or both. Diabetes mellitus may cause several complications including cardiovascular diseases, stroke, along with microangiopathy and macroangiopathy. Currently, conventional diabetes mellitus treatment involves lifestyle modifications, insulin therapy, and the usage of oral antidiabetic agents. Conventional therapy for diabetes mellitus has several side effects. Therefore, alternative therapeutic options are needed, among others, using diamond onions (Eleutherine americana Merr).
The aim of this study is to determine whether diamond onion extract could lower blood glucose levels in male Swiss Webster rats.
This study is an comparative experimental, laboratoric study with complete random design. The subjects of the study are 30 male Swiss Webster rats that was induced glucose by oral. The subjects then being divided into 5 groups, which is: the administration group of 100mg/kgBB, 200mg/kgBB,and 400mg/kgBB dose of diamond onion extract, a group of glibenclamide administration, and a negative control group of CMC 0,5% administration. Data analysis is performed with one-way ANOVA, followed with LSD post-hoc test with α=0,05.
The results showed that compared to negative control groups, there isn’t a significant difference between the means of all pair of treatment (p>0.05). Meanwhile, the positive control groups showed a result that differed significantly with the treatment groups and also the negative control groups (p<0.05).
This study concludes that the administration of diamond onion extract (Eleutherine americana Merr) do not lower blood glucose levels and its potency is not effective as glibenclamide in male Swiss Webster rats.
(3)
v DAFTAR ISI
JUDUL ... i
LEMBAR PERSETUJUAN ... ii
SURAT PERNYATAAN ... iii
ABSTRAK ... iii
ABSTRACT ... iv
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... ixi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 2
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian... 2
1.4 Manfaat Penelitian ... 2
1.4.1 Manfaat Akademis ... 2
1.4.2 Manfaat praktis ... 3
1.5 Kerangka Penelitian dan Hipotesis Penelitian ... 3
1.5.1 Kerangka Pemikiran ... 3
1.5.2 Hipotesis Penelitian ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5
2.1 Anatomi Pankreas ... 5
2.2 Histologi Pankreas ... 8
2.3 Insulin ... 9
2.4 Karbohidrat ... 10
2.4.1 Pencernaan Karbohidrat ... 12
2.4.2 Metabolisme Energi Karbohidrat ... 14
2.4.3 Regulasi Metabolisme Energi ... 16
(4)
vi
2.5.1 Terapi Diabetes Mellitus ... 20
2.6 Bawang Berlian (Eleutherine americana Merr) ... 23
2.6.1 Taksonomi Eleutherine americana Merr ... 23
2.6.2 Fitofarmakologi Eleutherine americana Merr ... 24
2.4.3 Efek Antidiabetik Eleutherine americana Merr ... 24
BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN ... 26
3.1 Alat dan Bahan Penelitian ... 26
3.2 Subjek Penelitian ... 26
3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 27
3.4. Metode Penelitian ... 27
3.4.1. Metode Sampling ... 27
3.4.2. Desain Penelitian ... 27
3.4.3 Variabel Penelitian ... 28
3.5 Prosedur Kerja ... 29
3.5.1 Persiapan Hewan Coba ... 29
3.5.2 Prosedur Pembuatan Etanol Ekstrak Bawang Berlian ... 30
3.5.3 Prosedur Pembuatan Glibenklamid ... 30
3.5.4 Prosedur Perlakuan ... 30
3.5.5 Cara Pemeriksaan ... 31
3.6 Metode Analisis ... 31
3.7 Hipotesis Penelitian ... 31
3.8 Aspek Etik Penelitian ... 31
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 32
4.1. Hasil Penelitian ... 32
4.1.1. Karakteristik Data ... 32
4.1.2. Uji Normalitas Data ... 33
4.1.3. Uji ANAVA Satu Arah ... 33
4.2. Pembahasan... 35
(5)
vii
5.1. Simpulan ... 38
5.2. Saran ... 38
DAFTAR PUSTAKA ... 39
LAMPIRAN ... 41
(6)
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Glukosa Darah Setelah Perlakuan Menit Ke-120……… 32
Tabel 4.2 Uji Normalitas Data ……… 33
Tabel 4.3 Uji Homogenitas Varians ……… 33
Tabel 4.4 Uji ANAVA Satu Arah ………... 34
Tabel 4.5 Hasil Multiple Comparisons untuk Post-hoc LSD ………. 34
(7)
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Anatomi Pankreas dan Permukaan Pankreas ……….. 5
Gambar 2.2. Perdarahan Arterial Pankreas……….. 7
Gambar 2.3. Drainase Vena Pankreas………. 7
Gambar 2.4. Histologi Pankreas………... 9
Gambar 2.5. Struktur Rantai Glukosa dan Struktur Cincin Glukosa………… 11
Gambar 2.6. Struktur Glikogen Yang Disederhanakan……… 11
Gambar 2.7. Proses Pencernaan Glukosa ……… 13
(8)
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Perhitungan Dosis ………... 41
Lampiran 2 Hasil Pengukuran Kadar Glukosa Darah Mencit ………... 43
Lampiran 3 Perhitungan Statistik Anova dan Uji Tukey HSD ……….. 45
Lampiran 4 Dokumentasi ………... 47
Lampiran 5 Pembuatan Ekstrak ………. 48
(9)
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Hiperglikemia adalah meningkatnya kadar glukosa dalam darah disebabkan oleh kurangnya produksi hormon insulin, yang diperlukan dalam proses pengubahan glukosa menjadi tenaga serta sintesis lemak (Lanywati, 2001). Diabetes mellitus juga didefinisikan sebagai peningkatan glukosa darah yang berkaitan dengan tidak ada atau kurang memadainya sekresi insulin pankreas, dengan atau tanpa gangguan efek insulin (Longo, et al., 2011).
Penyakit diabetes dapat menyerang semua usia dan berbagai kalangan. Semakin lama, jumlah penderita diabetes semakin bertambah. Menurut WHO (World Health Organization) pada tahun 2000 jumlah penduduk dunia yang menderita diabetes mencapai 171.230.000 orang. Diperkirakan dalam kurun waktu 30 tahun, sekitar tahun 2030, jumlahnya akan meningkat mencapai 366.210.000 orang (naik sebesar 114%). Berdasarkan data statistik WHO, dari 10 besar negara yang memiliki penderita diabetes terbanyak, Indonesia menempati peringkat ke-4 dunia (Herliana, 2013).
Dalam UU Kesehatan Tahun 1992 tercantum bahwa yang dimaksud dengan pengobatan tradisional adalah salah satu upaya pengobatan atau perawatan yang merupakan cara lain di luar ilmu kedokteran atau ilmu keperawatan, mencakup obat, cara dan pengobatannya yang mengacu kepada pengetahuan, pengalaman dan keterampilan turun temurun baik yang asli maupun berasal dari luar Indonesia dan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku dalam masyarakat.
Salah satu jenis tanaman obat tradisional yang digunakan secara luas dalam masyarakat sebagai obat diabetes adalah bawang berlian (Eleutherine americana
(10)
2
Merr). Umbi bawang berlian dipercaya mengandung berbagai macam senyawa aktif yaitu senyawa golongan triterpenoid, kuinon dan naftokuinon yang ampuh untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit (Utami & Mardiana, 2013)
Selama ini penggunaan bawang berlian sebagai tanaman obat diabetes kebanyakan hanya berdasarkan pengetahuan turun temurun sebab penelitian tentang efek bawang berlian terhadap penurunan kadar glukosa darah masih sedikit. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai efek bawang berlian (Eleutherine americana Merr) dalam menurunkan kadar glukosa darah dengan menggunakan mencit sebagai binatang percobaan.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang penelitian tersebut di atas, maka dapat dirumuskan identifikasi masalah penelitian sebagai berikut:
Apakah ekstrak bawang berlian menurunkan glukosa darah pada mencit Swiss Webster jantan.
Apakah potensi ekstrak bawang berlian sebanding dengan glibenklamid.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud dan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ekstrak bawang berlian dapat menurunkan kadar glukosa darah pada mencit swiss Webster jantan.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Akademis
Manfaat akademis penelitian ini adalah menambah wawasan dan informasi di dunia kesehatan khususnya pada bidang ilmu farmakologi, tentang bawang berlian (Eleutherine americana Merr) sebagai obat antihiperglikemia..
(11)
3 1.4.2 Manfaat praktis
Manfaat praktis penelitian ini adalah bawang berlian (Eleutherine americana Merr) diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu pilihan terapi komplementer bagi penderita diabetes.
1.5 Kerangka Penelitian dan Hipotesis Penelitian
1.5.1 Kerangka Pemikiran
Hiperglikemia merupakan suatu kondisi di mana kadar glukosa darah melebihi batas normal. Glukosa berasal dari bahan makanan yang dikonsumsi manusia, dan berfungsi sebagai penghasil energi. Hiperglikemia dapat terjadi apabila tubuh tidak dapat memproduksi insulin dalam jumlah yang mencukupi atau menggunakan glukosa darah dengan efektif. Kondisi tersebut, apabila terjadi secara kronis, disebut diabetes mellitus. Pada diabetes mellitus, hiperglikemia dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan tinggi karbohidrat, tidak mengkonsumsi obat-obatan antidiabetik, infeksi, ketidakseimbangan hormon, dan penyakit berat (The National Institutes of Health, 2014).
Meskipun obat-obat antidiabetik modern memiliki efektivitas tinggi dalam menangani kondisi hiperglikemia akibat diabetes mellitus, obat-obat tersebut memiliki berbagai efek samping, termasuk beberapa efek samping yang berat. Selain itu, obat-obat antidiabetik yang seringkali diberikan secara kombinasi dalam jangka panjang memiliki risiko terjadinya interaksi dengan obat lainnya dan biaya perawatan yang relatif mahal (Longo, et al., 2011). Oleh karena itu, dibutuhkan alternatif terapi hiperglikemia dengan tanaman obat diperoleh masyarakat. Salah satu tanaman yang digunakan secara tradisional sebagai obat herbal adalah bawang berlian atau Eleutherine americana Merr.
Ekstrak bawang berlian mempunyai senyawa bioaktif yaitu flavonoid dan polifenol yang terkandung dalam daun dan akar Eleutherine americana Merr (Sistem
(12)
4
Informasi Tanaman Obat, 2010). Ekstrak aqueous Eleutherine americana Merr terutama mengandung alkaloid fenol dan triterpenoid, sedangkan ekstrak etanol mengandung lebih banyak alkaloid, tannin, fenol, flavonoid, dan triterpenoid (Febrinda et al., 2014). Selain itu, Eleutherine americana Merr juga mengandung senyawa aktif yang lain yaitu naftoquinonen dan derivatnya seperti elecanacine, eleutherine, eleutherol, dan eleuthernone yang memiliki efek antimikroba, antiviral, antiinflamasi, antipiretik, antifungal, dan antiproliferasi (Fitri, et al., 2014).
Efek antidiabetik herbal dimediasi oleh beberapa jalur, yaitu glikolisis dan siklus asam sitrat, glukoneogenesis, shunt heksosa monofosfat, sintesis glikogen, glikogenolisis, pencernaan dan absorpsi karbohidrat, serta peningkatan sekresi insulin. Penelitian menunjukkan bahwa bulbus Eleutherine americana Merr memiliki efek inhibisi α-glucosidase. Ekstrak etanol dan ekstrak air Eleutherine americana Merr juga memiliki aktivitas inhibisi α-glucosidase. Inhibisi aktivitas katalitik α -glucosidase menyebabkan penurunan glukosa postprandial darah. Selain itu, ekstrak Eleutherine americana Merr juga dapat meningkatkan sekresi insulin oleh sel beta pankreas (Ieyama et al., 2011). Pemberian ekstrak Eleutherine americana Merr juga membantu memperbaiki profil lipid, menurunkan persentase lemak tubuh, serta meningkatkan sensitivitas insulin pada jaringan lemak tikus. Efek tersebut dipengaruhi oleh adanya eleutherinoside A, eleuthoside B, dan eleutherol yang memiliki efek inhibisi α-glucosidase dalam ekstrak Eleutherine americana Merr. Pemberian ekstrak Eleutherine americana Merr tidak memiliki efek samping yang serius dan tidak mengganggu fungsi hati
(Febrinda, et al., 2014) 1.5.2 Hipotesis Penelitian
Ekstrak bawang berlian (Eleutherine americana Merr) menurunkan kadar glukosa dalam darah pada mencit swiss webster jantan.
Potensi ekstrak bawang berlian (Eleutherine americana Merr) sebanding dengan glibenklamid.
(13)
38 BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Ekstrak bawang berlian (Eleutherine americana Merr) tidak menurunkan kadar glukosa darah pada mencit Swiss Webster jantan.
Ekstrak bawang berlian (Eleutherine americana Merr) tidak mempunyai potensi sebanding dengan glibenklamid.
5.2. Saran
Dibutuhkan penelitian lebih lanjut mengenai efek bawang berlian terhadap glukosa darah dengan metode lain, seperti aloksan.
Perlu dilakukan penelitian dengan variasi dosis lebih banyak.
Dibutuhkan kontrol positif menggunakan obat antidiabetes jenis lain, seperti golongan inhibitor α-glukosidase.
Masyarakat harus membudayakan pola hidup sehat untuk menghindariterjadinya diabetes mellitus.
(14)
51
RIWAYAT HIDUP
Nama : Hendrik
Tempat/Tanggal Lahir : Bandung, 12 Juli 1992
Alamat ` : Jl. Perkebunan Kab. Rokan Hilir,Rimba melintang.
Email : [email protected]
Agama : Kristen Protestan
Riwayat Pendidikan :
Tahun 2003, lulus SD negeri 018, Lenggadai Hulu Tahun 2008, lulus SMP Negeri 1, Rimba Melintang
Tahun 2009, lulus SMA Swasta Roma Khatolik, Lubuk Pakam
Tahun 2011-sekarang, mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha, Bandung
(15)
PENGARUH EKSTRAK BAWANG BERLIAN (Eleutherine americana Merr) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA
MENCIT SWISS WEBSTER JANTAN MODEL HIPERGLIKEMIA
THE HYPOGLYCEMIC EFFECT OF DIAMOND ONIONS (Eleutherine americana Merr) IN MALE SWISS WEBSTER RATS
Endang Evacuasiany1, Pinandojo Djojosoewarno2, Hendrik3 1
Bagian Farmakologi, Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha, 2
Bagian Ilmu Faal, Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha 3
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha
Jalan Prof. Drg. Suria Sumantri MPH No. 65 Bandung 40164 Indonesia
ABSTRAK
Diabetes mellitus merupakan kondisi medis berupa hiperglikemia kronis yang diakibatkan oleh gangguan sekresi insulin, resistansi insulin, atau keduanya. Diabetes mellitus dapat mengakibatkan berbagai komplikasi termasuk penyakit kardiovaskuler, stroke, serta mikroangiopati dan makroangiopati. Saat ini, terapi diabetes mellitus konvensional mencakup perubahan gaya hidup, terapi insulin, serta penggunaan obat-obat antidiabetik oral. Terapi konvensional diabetes mellitus memiliki berbagai efek samping sehingga dibutuhkan terapi komlementer, antara lain menggunakan bawang berlian (Eleutherine americana Merr).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ekstrak bawang berlian dapat menurunkan kadar glukosa darah pada mencit Swiss Webster jantan.
Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik sungguhan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap dan bersifat komparatif. Subjek penelitian menggunakan mencit Swiss Webster jantan 30 ekor yang telah diinduksi glukosa secara oral. Penelitian dibagi dalam 5 kelompok, yaitu : kelompok perlakuan dengan ekstrak bawang berlian dosis 100 mg/kgBB, dosis 200 mg/kgBB dan dosis 400 mg/kgBB, glibenklamid, CMC 0,5% sebagai kontrol negatif. Analisis data dilakukan dengan uji ANAVA satu arah, diikuti dengan post-hoc LSD dengan α=0,05.
Hasil menunjukkan dibandingkan kontrol negatif, Rerata penurunan kadar glukosa darah EBB 1, EBB 2, dan EBB 3 tidak berbeda bermakna (p>0.05). Sementara kontrol positif menunjukkan hasil yang berbeda bermakna dibandingkan dengan EBB 1, EBB 2, EBB 3 dan kontrol negatif (p<0.05).
Simpulan penelitian ini adalah pemberian ekstrak bawang berlian (Eleutherine americana
Merr) tidak menurunkan kadar glukosa darah pada mencit Swiss-Webster jantan dan potensinya tidak sebanding dengan glibenklamid.
Kata Kunci: Eleutherine americana, glukosa darah, mencit Swiss-Webster ABSTRACT
Diabetes mellitus is a medical condition marked by chronic hyperglycemic state caused by defect in insulin secretion, insulin resistance, or both. Diabetes mellitus may cause several complications including cardiovascular diseases, stroke, along with microangiopathy and macroangiopathy. Currently, conventional diabetes mellitus treatment involves lifestyle
(16)
modifications, insulin therapy, and the usage of oral antidiabetic agents. Conventional therapy for diabetes mellitus has several side effects. Therefore, alternative therapeutic options are needed, among others, using diamond onions (Eleutherine americana Merr).
The aim of this study is to determine whether diamond onion extract could lower blood glucose levels in male Swiss Webster rats.
This study is an comparative experimental, laboratoric study with complete random design. The subjects of the study are 30 male Swiss Webster rats that was induced glucose by oral. The subjects then being divided into 5 groups, which is: the administration group of 100mg/kgBB, 200mg/kgBB,and 400mg/kgBB dose of diamond onion extract, a group of glibenclamide administration, and a negative control group of CMC 0,5% administration. Data analysis is performed with one-way ANOVA, followed with LSD post-hoc test with α=0,05.
The results showed that compared to negative control groups, there isn’t a significant difference between the means of all pair of treatment (p>0.05). Meanwhile, the positive control groups showed a result that differed significantly with the treatment groups and also the negative control groups (p<0.05).
This study concludes that the administration of diamond onion extract (Eleutherine americana Merr) do not lower blood glucose levels and its potency is not effective as glibenclamide in male Swiss Webster rats.
Keywords: Eleutherine americana, blood glucose, male Swiss Webster rats
PENDAHULUAN
Hiperglikemia adalah meningkatnya kadar glukosa dalam darah disebabkan oleh kurangnya produksi hormon insulin, yang diperlukan dalam proses pengubahan glukosa menjadi tenaga serta sintesis lemak1. Diabetes mellitus juga didefinisikan sebagai peningkatan glukosa darah yang berkaitan dengan tidak ada atau kurang memadainya sekresi insulin pankreas, dengan atau tanpa gangguan efek insulin2.
Penyakit diabetes dapat menyerang semua usia dan berbagai kalangan. Semakin lama, jumlah penderita diabetes semakin bertambah. Menurut WHO (World Health Organization) pada tahun 2000 jumlah penduduk dunia yang menderita diabetes mencapai 171.230.000 orang. Diperkirakan dalam kurun waktu 30 tahun, sekitar tahun 2030, jumlahnya akan meningkat mencapai 366.210.000 orang (naik sebesar 114%). Berdasarkan data statistik WHO, dari 10 besar negara yang memiliki penderita diabetes terbanyak, Indonesia menempati peringkat ke-4 dunia3.
Dalam UU Kesehatan Tahun 1992 tercantum bahwa yang dimaksud dengan
pengobatan tradisional adalah salah satu upaya pengobatan atau perawatan yang merupakan cara lain di luar ilmu kedokteran atau ilmu keperawatan, mencakup obat, cara dan pengobatannya yang mengacu kepada pengetahuan, pengalaman dan keterampilan turun temurun baik yang asli maupun berasal dari luar Indonesia dan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku dalam masyarakat.
Salah satu jenis tanaman obat tradisional yang digunakan secara luas dalam masyarakat sebagai obat diabetes adalah bawang berlian (Eleutherine americana
Merr). Umbi bawang berlian dipercaya mengandung berbagai macam senyawa aktif yaitu senyawa golongan triterpenoid, kuinon
dan naftokuinon yang ampuh untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit4. Selama ini penggunaan bawang berlian sebagai tanaman obat diabetes kebanyakan hanya berdasarkan pengetahuan turun temurun sebab penelitian tentang efek bawang berlian terhadap penurunan kadar glukosa darah masih sedikit. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai efek bawang berlian (Eleutherine americana Merr) dalam menurunkan kadar glukosa darah dengan menggunakan mencit sebagai binatang percobaan.
(17)
METODOLOGI
Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik sungguhan, menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), bersifat komparatif. Data yang diproses adalah glukosa darah mencit setelah induksi glukosa secara oral serta penurunan glukosa darah setelah pemberian ekstrak bawang berlian dalam tiga dosis dengan kontrol positif glibenklamid. Lalu mencit dikelompokkan menjadi 5 kelompok secara acak, dengan masing-masing kelompok terdiri atas 6 ekor mencit. Hewan coba yang digunakan adalah mencit swiss webster
jantan berumur 8 minggu dengan berat rata – rata 25-30 gram.
Mencit Swiss Webster jantan sebanyak 30 ekor diadaptasikan dahulu di Laboratorium Farmakologi FK UKM selama 7 hari dan diberi makan pelet dan minum air suling. Kemudian mencit dipuasakan selama 12-16 jam, kemudian di periksa kadar
glukosa darah puasanya dengan
menggunakan Glukometer Easy Touch®.
Selanjutnya mencit diberikan glukosa per oral, setengah jam kemudian periksa glukosa darah awal mencit. Sebanyak 30 ekor mencit dikelompokkan secara acak menjadi 5 kelompok, tiap kelompok terdiri atas 6 ekor mencit, masing masing satu kelompok kontrol positif, satu kelompok negatif yang hanya diberi CMC 0,5% dan tiga kelompok yang diberi sediaan uji pada rentang dosis yang berbeda dengan faktor perkalian tetap. Mencit dengan bobot badannya kurang dari 25g tidak dipakai untuk percobaan. Masing-masing kelompok mendapat perlakuan berbeda, kelompok I adalah kontrol negatif
diberi CMC 0,5% sebanyak 0,5 cc peroral setelah dipuasakan 12-16 jam. Kelompok II adalah kontrol positif, diberi 0,5 cc Glibenklamid dosis 1,3 mg/kg BB per oral setelah dipuasakan 12-16 jam. Kelompok III diberi 0,5 cc larutan ekstrak bawang berlian yang diberi 100 mg/kgBB per oral. Kelompok IV diberi 0,5 cc larutan ekstrak bawang berlian yang diberi 200 mg/kgBB per oral. Kelompok V diberi 0,5 cc larutan ekstrak bawang berlian yang diberi 400 mg/kgBB per oral.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan rerata glukosa darah setelah perlakuan, tampak bahwa perlakuan yang paling efektif dalam menurunkan glukosa darah adalah kontrol positif glibenklamid dengan rerata glukosa setelah perlakuan sebesar 89.83 ± 30.314. kelompok perlakuan EBB 3, EBB 2, kontrol negatif dan EBB 1
menunjukkan tidak efektif dalam
menurunkan kadar glukosa darah.
Berdasarkan hasil uji post-hoc LSD, rerata penurunan kadar glukosa darah setelah perlakuan pada EBB 1, EBB 2 dan EBB 3 tidak berbeda bermakna (p>0.05) dibandingkan dengan kontrol negatif, artinya
kelompok yang diberi EBB dosis
100mg/kgBB, dosis 200mg/kgBB dan dosis 400mg/kgBB tidak berpengaruh dalam menurunkan kadar glukosa darah. Rerata penurunan kadar glukosa darah pada ke tiga dosis juga terdapat perbedaan yang bermakna (p>0.05) terhadap kontrol positif, hal ini berarti ekstrak bawang berlian tidak mempunyai potensi yang sebanding dengan glibenklamid. Hasil uji ANAVA dijabarkan
dalam Tabel 1.
Tabel 1. Subset homogen Duncan dalam uji ANAVA satu arah.
Kelompok Perlakuan N
Subset for alpha = 0.05
1 2
Kontrol Positif 6 89.83
EBB 3 6 124.50
EBB 2 6 130.17
Kontrol Negatif 6 144.33
EBB 1 6 146.00
(18)
Penelitian menunjukkan bahwa bulbus
Eleutherine americana Merr memiliki efek
inhibisi α-glucosidase. Ekstrak etanol dan ekstrak air Eleutherine americana Merr juga
memiliki aktivitas inhibisi α-glucosidase.
Inhibisi aktivitas katalitik α-glucosidase
menyebabkan penurunan glukosa
postprandial darah. Selain itu, ekstrak
Eleutherine americana Merr juga dapat meningkatkan sekresi insulin oleh sel beta pankreas. Pemberian ekstrak Eleutherine
americana Merr juga membantu
memperbaiki profil lipid, menurunkan persentase lemak tubuh, serta meningkatkan sensitivitas insulin pada jaringan lemak tikus. Efek-efek tersebut dipengaruhi oleh adanya eleutherinoside A, eleuthoside B, dan eleutherol yang memiliki efek inhibisi
α-glucosidase dalam ekstrak Eleutherine americana Merr. Pemberian ekstrak
Eleutherine americana Merrtidak memiliki efek samping yang serius dan tidak mengganggu fungsi hati5. Pada penelitian ini kemungkinan lain kandungan zat aktif dalam bawang berlian lebih kecil.
KESIMPULAN
Ekstrak bawang berlian
(Eleutherine americana Merr) tidak menurunkan kadar glukosa darah pada mencit Swiss Webster jantan. Ekstrak bawang berlian (Eleutherine americana
Merr) tidak mempunyai potensi sebanding dengan glibenklamid.
DAFTAR PUSTAKA
1. Lanywati E. Diabetes mellitus Yogyakarta: Kanisius; 2001.
2. Longo D, Fauci A, Kasper D, Hauser S, Jameson J, Loscalzo J. Harrison's Principles of Internal Medicine. 18th ed. New York, NY: McGraw-Hill; 2011.
3. Herliana E. Diabetes Kandas Berkat Herbal Jakarta: AgroMedia Pustaka; 2013.
4. Utami dP, Mardiana L. Umbi Ajaib Tumpas Penyakit Nugroho S, Kusumaningtyas P, W BP, editors. Jakarta: Penebar Swadaya; 2013.
5. Febrinda AE, Yuliana ND, Ridwan E, Wresdiyati T, Astawan M.
Hyperglycemic control and diabetes complication preventive activities of Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia L. Merr) bulbs extract in alloxan-diabetic rats. International Food Research Journal. 2014; 21(4): p. 1405-1411.
(19)
39
DAFTAR PUSTAKA
Barrett, K. E., Barman, S. M., Boitano, S. & Brooks, H., 2012. Ganong's Review of Medical Physiology. 24th ed. New York(NY): McGraw-Hill Medical.
Camps, M. et al., 1992. Effect of diabetes and fasting on GLUT-4 (muscle/fat) glucose-transporter expression in insulin-sensitive tissues. Heterogeneous response in heart, red and white muscle. Biochemical Journal, Volume 282, pp. 765-772.
Daniel, S. & Widjaya, P., 2009. Anatomi Tubuh Manusia. Bandung: Graha Ilmu.
Dwiyanto, 2012. Bawang Dayak Berlian.
http://www.bawangberlian.com/
Fajar, A. & Elna, K., 2009. Penuntun Praktikum Kumpulan Foto Mikroskopik Histologi. Jakarta: Penerbit Universitas Trisakti.
Febrinda, A. et al., 2014. Hyperglycemic control and diabetes complication preventive activities of Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia L. Merr) bulbs extract in alloxan-diabetic rats. International Food Research Journal, 21(4), pp. 1405-1411.
Fern, K., 2014. Eleutherine Bulbosa.
http://tropical.theferns.info/viewtropical.php?id=Eleutherine+bulbosa., 11 November 2014.
Fitri, Y., Rosidah & Suwarso, E., 2014. Effects of Inhibition Cell Cycle and Apoptosis of Sabrang Onion extract (Eleutherine bulbosa (Mill.) Urb.) on Breast Cancer Cells. International Journal of PharmTech Research, 6(4), pp. 1392-1396.
Hall, J. E., 2010. Guyton and Hall Textbook of Medical Physiology. 12th ed. Philadelphia(PA): Saunders-Elsevier.
Hanafiah, K. A., 2005. Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Herliana, E., 2013. Diabetes Kandas Berkat Herbal. Jakarta: AgroMedia Pustaka. Integrated Taxonomic Information System, 2014. Eleutherine bulbosa. http://www.itis.gov/servlet/SingleRpt/SingleRpt?search_topic=TSN&search_ value=43321., 7 December 2014.
Katzung, B., Masters, S. & Trevor, A., 2012. Basic and Clinical Pharmacology. 12th ed. New York: McGraw-Hill.
Lanywati, E., 2001. diabetes mellitus. yogyakarta: Kanisius.
Longo, D. et al., 2011. Harrison's Principles of Internal Medicine. 18th ed. New York, NY: McGraw-Hill.
(20)
40
McCance, K. L. & Huether, S. E., 2009. Pathophysiology: The Biologic Basis for Disease in Adults and Children. Philadelphia: Mosby-Elsevier.
Murray, et al., 2009. Harper's Illustrated Biochemistry. 28th ed. New York: McGraw-Hill.
Paran Sangkan, 2008. Diabet Cookies. Jakarta: PT Kawan Pustaka.
Sherwood, L., 2007. Human Physiology: From Cells to Systems. 6th ed. Belmont: Thomson Brooks/Cole.
Sistem Informasi Tanaman Obat, 2010. Eleutherine americana Merr.. [Online] http://ff.unair.ac.id/sito/index.php?search=Eleutherine+Americana&p=1&mod e=search&more=true&id=201.,17 November 2014.
Skp Hotma Rumahorbo, 1999. Asuhan Keperawatan Klien dengan Sistem Gangguan Endokrin. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Standring, S., 2008. Gray's Anatomy: The Anatomical Basis of Clinical Basis. London: Churchill-Livingstone.
The National Institutes of Health, 2014. Hyperglycemia. http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/hyperglycemia.html., 15 January 2015. The Plant List, 2013. Eleutherine bulbosa (Mill.) Urb.. http://www.theplantlist.org/tpl1.1/record/kew-327974., 17 November 2014. Utami, d. .. & Mardiana, L., 2013. Umbi Ajaib Tumpas Penyakit. Jakarta: Penebar Swadaya.
Wibowo, D. S. & Paryana, W., 2009. Anatomi Tubuh Manusia. 1 ed. Yogyakarta: Graha Ilmu.
(1)
PENGARUH EKSTRAK BAWANG BERLIAN (Eleutherine americana
Merr) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA
MENCIT SWISS WEBSTER JANTAN MODEL HIPERGLIKEMIA
THE HYPOGLYCEMIC EFFECT OF DIAMOND ONIONS (Eleutherine
americana Merr) IN MALE SWISS WEBSTER RATS
Endang Evacuasiany
1, Pinandojo Djojosoewarno
2, Hendrik
3 1Bagian Farmakologi, Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha,
2Bagian Ilmu Faal, Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha
3Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha
Jalan Prof. Drg. Suria Sumantri MPH No. 65 Bandung 40164 Indonesia
ABSTRAKDiabetes mellitus merupakan kondisi medis berupa hiperglikemia kronis yang diakibatkan oleh gangguan sekresi insulin, resistansi insulin, atau keduanya. Diabetes mellitus dapat mengakibatkan berbagai komplikasi termasuk penyakit kardiovaskuler, stroke, serta mikroangiopati dan makroangiopati. Saat ini, terapi diabetes mellitus konvensional mencakup perubahan gaya hidup, terapi insulin, serta penggunaan obat-obat antidiabetik oral. Terapi konvensional diabetes mellitus memiliki berbagai efek samping sehingga dibutuhkan terapi komlementer, antara lain menggunakan bawang berlian (Eleutherine americana Merr).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ekstrak bawang berlian dapat menurunkan kadar glukosa darah pada mencit Swiss Webster jantan.
Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik sungguhan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap dan bersifat komparatif. Subjek penelitian menggunakan mencit Swiss Webster jantan 30 ekor yang telah diinduksi glukosa secara oral. Penelitian dibagi dalam 5 kelompok, yaitu : kelompok perlakuan dengan ekstrak bawang berlian dosis 100 mg/kgBB, dosis 200 mg/kgBB dan dosis 400 mg/kgBB, glibenklamid, CMC 0,5% sebagai kontrol negatif. Analisis data dilakukan dengan uji ANAVA satu arah, diikuti dengan post-hoc LSD dengan α=0,05.
Hasil menunjukkan dibandingkan kontrol negatif, Rerata penurunan kadar glukosa darah EBB 1, EBB 2, dan EBB 3 tidak berbeda bermakna (p>0.05). Sementara kontrol positif menunjukkan hasil yang berbeda bermakna dibandingkan dengan EBB 1, EBB 2, EBB 3 dan kontrol negatif (p<0.05).
Simpulan penelitian ini adalah pemberian ekstrak bawang berlian (Eleutherine americana Merr) tidak menurunkan kadar glukosa darah pada mencit Swiss-Webster jantan dan potensinya tidak sebanding dengan glibenklamid.
Kata Kunci: Eleutherine americana, glukosa darah, mencit Swiss-Webster ABSTRACT
Diabetes mellitus is a medical condition marked by chronic hyperglycemic state caused by defect in insulin secretion, insulin resistance, or both. Diabetes mellitus may cause several complications including cardiovascular diseases, stroke, along with microangiopathy and macroangiopathy. Currently, conventional diabetes mellitus treatment involves lifestyle
(2)
modifications, insulin therapy, and the usage of oral antidiabetic agents. Conventional therapy for diabetes mellitus has several side effects. Therefore, alternative therapeutic options are needed, among others, using diamond onions (Eleutherine americana Merr).
The aim of this study is to determine whether diamond onion extract could lower blood glucose levels in male Swiss Webster rats.
This study is an comparative experimental, laboratoric study with complete random design. The subjects of the study are 30 male Swiss Webster rats that was induced glucose by oral. The subjects then being divided into 5 groups, which is: the administration group of 100mg/kgBB, 200mg/kgBB,and 400mg/kgBB dose of diamond onion extract, a group of glibenclamide administration, and a negative control group of CMC 0,5% administration. Data analysis is performed with one-way ANOVA, followed with LSD post-hoc test with α=0,05.
The results showed that compared to negative control groups, there isn’t a significant difference between the means of all pair of treatment (p>0.05). Meanwhile, the positive control groups showed a result that differed significantly with the treatment groups and also the negative control groups (p<0.05).
This study concludes that the administration of diamond onion extract (Eleutherine americana Merr) do not lower blood glucose levels and its potency is not effective as glibenclamide in male Swiss Webster rats.
Keywords: Eleutherine americana, blood glucose, male Swiss Webster rats
PENDAHULUAN
Hiperglikemia adalah meningkatnya kadar glukosa dalam darah disebabkan oleh kurangnya produksi hormon insulin, yang diperlukan dalam proses pengubahan glukosa menjadi tenaga serta sintesis lemak1. Diabetes mellitus juga didefinisikan sebagai peningkatan glukosa darah yang berkaitan dengan tidak ada atau kurang memadainya sekresi insulin pankreas, dengan atau tanpa gangguan efek insulin2.
Penyakit diabetes dapat menyerang semua usia dan berbagai kalangan. Semakin lama, jumlah penderita diabetes semakin bertambah. Menurut WHO (World Health Organization) pada tahun 2000 jumlah penduduk dunia yang menderita diabetes mencapai 171.230.000 orang. Diperkirakan dalam kurun waktu 30 tahun, sekitar tahun 2030, jumlahnya akan meningkat mencapai 366.210.000 orang (naik sebesar 114%). Berdasarkan data statistik WHO, dari 10 besar negara yang memiliki penderita diabetes terbanyak, Indonesia menempati peringkat ke-4 dunia3.
Dalam UU Kesehatan Tahun 1992 tercantum bahwa yang dimaksud dengan
pengobatan tradisional adalah salah satu upaya pengobatan atau perawatan yang merupakan cara lain di luar ilmu kedokteran atau ilmu keperawatan, mencakup obat, cara dan pengobatannya yang mengacu kepada pengetahuan, pengalaman dan keterampilan turun temurun baik yang asli maupun berasal dari luar Indonesia dan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku dalam masyarakat.
Salah satu jenis tanaman obat tradisional yang digunakan secara luas dalam masyarakat sebagai obat diabetes adalah bawang berlian (Eleutherine americana Merr). Umbi bawang berlian dipercaya mengandung berbagai macam senyawa aktif yaitu senyawa golongan triterpenoid, kuinon dan naftokuinon yang ampuh untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit4. Selama ini penggunaan bawang berlian sebagai tanaman obat diabetes kebanyakan hanya berdasarkan pengetahuan turun temurun sebab penelitian tentang efek bawang berlian terhadap penurunan kadar glukosa darah masih sedikit. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai efek bawang berlian (Eleutherine americana Merr) dalam menurunkan kadar glukosa darah dengan menggunakan mencit sebagai binatang percobaan.
(3)
METODOLOGI
Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik sungguhan, menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), bersifat komparatif. Data yang diproses adalah glukosa darah mencit setelah induksi glukosa secara oral serta penurunan glukosa darah setelah pemberian ekstrak bawang berlian dalam tiga dosis dengan kontrol positif glibenklamid. Lalu mencit dikelompokkan menjadi 5 kelompok secara acak, dengan masing-masing kelompok terdiri atas 6 ekor mencit. Hewan coba yang digunakan adalah mencit swiss webster jantan berumur 8 minggu dengan berat rata – rata 25-30 gram.
Mencit Swiss Webster jantan sebanyak 30 ekor diadaptasikan dahulu di Laboratorium Farmakologi FK UKM selama 7 hari dan diberi makan pelet dan minum air suling. Kemudian mencit dipuasakan selama 12-16 jam, kemudian di periksa kadar glukosa darah puasanya dengan menggunakan Glukometer Easy Touch®. Selanjutnya mencit diberikan glukosa per oral, setengah jam kemudian periksa glukosa darah awal mencit. Sebanyak 30 ekor mencit dikelompokkan secara acak menjadi 5 kelompok, tiap kelompok terdiri atas 6 ekor mencit, masing masing satu kelompok kontrol positif, satu kelompok negatif yang hanya diberi CMC 0,5% dan tiga kelompok yang diberi sediaan uji pada rentang dosis yang berbeda dengan faktor perkalian tetap. Mencit dengan bobot badannya kurang dari 25g tidak dipakai untuk percobaan. Masing-masing kelompok mendapat perlakuan berbeda, kelompok I adalah kontrol negatif
diberi CMC 0,5% sebanyak 0,5 cc peroral setelah dipuasakan 12-16 jam. Kelompok II adalah kontrol positif, diberi 0,5 cc Glibenklamid dosis 1,3 mg/kg BB per oral setelah dipuasakan 12-16 jam. Kelompok III diberi 0,5 cc larutan ekstrak bawang berlian yang diberi 100 mg/kgBB per oral. Kelompok IV diberi 0,5 cc larutan ekstrak bawang berlian yang diberi 200 mg/kgBB per oral. Kelompok V diberi 0,5 cc larutan ekstrak bawang berlian yang diberi 400 mg/kgBB per oral.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan rerata glukosa darah setelah perlakuan, tampak bahwa perlakuan yang paling efektif dalam menurunkan glukosa darah adalah kontrol positif glibenklamid dengan rerata glukosa setelah perlakuan sebesar 89.83 ± 30.314. kelompok perlakuan EBB 3, EBB 2, kontrol negatif dan EBB 1 menunjukkan tidak efektif dalam menurunkan kadar glukosa darah.
Berdasarkan hasil uji post-hoc LSD, rerata penurunan kadar glukosa darah setelah perlakuan pada EBB 1, EBB 2 dan EBB 3 tidak berbeda bermakna (p>0.05) dibandingkan dengan kontrol negatif, artinya kelompok yang diberi EBB dosis 100mg/kgBB, dosis 200mg/kgBB dan dosis 400mg/kgBB tidak berpengaruh dalam menurunkan kadar glukosa darah. Rerata penurunan kadar glukosa darah pada ke tiga dosis juga terdapat perbedaan yang bermakna (p>0.05) terhadap kontrol positif, hal ini berarti ekstrak bawang berlian tidak mempunyai potensi yang sebanding dengan glibenklamid. Hasil uji ANAVA dijabarkan
dalam Tabel 1.
Tabel 1. Subset homogen Duncan dalam uji ANAVA satu arah.
Kelompok Perlakuan N
Subset for alpha = 0.05
1 2
Kontrol Positif 6 89.83
EBB 3 6 124.50
EBB 2 6 130.17
Kontrol Negatif 6 144.33
EBB 1 6 146.00
(4)
Penelitian menunjukkan bahwa bulbus Eleutherine americana Merr memiliki efek inhibisi α-glucosidase. Ekstrak etanol dan ekstrak air Eleutherine americana Merr juga memiliki aktivitas inhibisi α-glucosidase. Inhibisi aktivitas katalitik α-glucosidase menyebabkan penurunan glukosa postprandial darah. Selain itu, ekstrak Eleutherine americana Merr juga dapat meningkatkan sekresi insulin oleh sel beta pankreas. Pemberian ekstrak Eleutherine americana Merr juga membantu memperbaiki profil lipid, menurunkan persentase lemak tubuh, serta meningkatkan sensitivitas insulin pada jaringan lemak tikus. Efek-efek tersebut dipengaruhi oleh adanya eleutherinoside A, eleuthoside B, dan eleutherol yang memiliki efek inhibisi α-glucosidase dalam ekstrak Eleutherine americana Merr. Pemberian ekstrak Eleutherine americana Merr tidak memiliki efek samping yang serius dan tidak mengganggu fungsi hati5. Pada penelitian ini kemungkinan lain kandungan zat aktif dalam bawang berlian lebih kecil.
KESIMPULAN
Ekstrak bawang berlian (Eleutherine americana Merr) tidak menurunkan kadar glukosa darah pada mencit Swiss Webster jantan. Ekstrak bawang berlian (Eleutherine americana Merr) tidak mempunyai potensi sebanding dengan glibenklamid.
DAFTAR PUSTAKA
1. Lanywati E. Diabetes mellitus Yogyakarta: Kanisius; 2001.
2. Longo D, Fauci A, Kasper D, Hauser S, Jameson J, Loscalzo J. Harrison's Principles of Internal Medicine. 18th ed. New York, NY: McGraw-Hill; 2011.
3. Herliana E. Diabetes Kandas Berkat Herbal Jakarta: AgroMedia Pustaka; 2013.
4. Utami dP, Mardiana L. Umbi Ajaib Tumpas Penyakit Nugroho S, Kusumaningtyas P, W BP, editors. Jakarta: Penebar Swadaya; 2013.
5. Febrinda AE, Yuliana ND, Ridwan E, Wresdiyati T, Astawan M.
Hyperglycemic control and diabetes complication preventive activities of Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia L. Merr) bulbs extract in alloxan-diabetic rats. International Food Research Journal. 2014; 21(4): p. 1405-1411.
(5)
39
DAFTAR PUSTAKA
Barrett, K. E., Barman, S. M., Boitano, S. & Brooks, H., 2012. Ganong's Review
of Medical Physiology. 24th ed. New York(NY): McGraw-Hill Medical.
Camps, M. et al., 1992. Effect of diabetes and fasting on GLUT-4 (muscle/fat)
glucose-transporter expression in insulin-sensitive tissues. Heterogeneous
response in heart, red and white muscle.
Biochemical Journal,
Volume 282,
pp. 765-772.
Daniel, S. & Widjaya, P., 2009. Anatomi Tubuh Manusia. Bandung: Graha Ilmu.
Dwiyanto,
2012.
Bawang
Dayak
Berlian.
http://www.bawangberlian.com/
Fajar, A. & Elna, K., 2009.
Penuntun Praktikum Kumpulan Foto Mikroskopik
Histologi. Jakarta: Penerbit Universitas Trisakti.
Febrinda, A. et al., 2014. Hyperglycemic control and diabetes complication
preventive activities of Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia L. Merr) bulbs
extract in alloxan-diabetic rats.
International Food Research Journal,
21(4),
pp. 1405-1411.
Fern,
K.,
2014.
Eleutherine
Bulbosa.
http://tropical.theferns.info/viewtropical.php?id=Eleutherine+bulbosa.,
11
November 2014.
Fitri, Y., Rosidah & Suwarso, E., 2014. Effects of Inhibition Cell Cycle and
Apoptosis of Sabrang Onion extract (Eleutherine bulbosa (Mill.) Urb.) on
Breast Cancer Cells.
International Journal of PharmTech Research,
6(4), pp.
1392-1396.
Hall, J. E., 2010.
Guyton and Hall Textbook of Medical Physiology.
12th ed.
Philadelphia(PA): Saunders-Elsevier.
Hanafiah, K. A., 2005.
Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi.
Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Herliana, E., 2013. Diabetes Kandas Berkat Herbal. Jakarta: AgroMedia Pustaka.
Integrated Taxonomic Information System, 2014.
Eleutherine bulbosa.
http://www.itis.gov/servlet/SingleRpt/SingleRpt?search_topic=TSN&search_
value=43321., 7 December 2014.
Katzung, B., Masters, S. & Trevor, A., 2012.
Basic and Clinical Pharmacology.
12th ed. New York: McGraw-Hill.
Lanywati, E., 2001. diabetes mellitus. yogyakarta: Kanisius.
Longo, D. et al., 2011.
Harrison's Principles of Internal Medicine. 18th ed. New
York, NY: McGraw-Hill.
(6)