PERAN MANAJERIAL KEPALA MADRASAH DALAM RANGKA MENCAPAI STANDAR MUTU PENGELOLAAN DI MAN 1 BANDAR LAMPUNG
PERAN MANAJERIAL KEPALA MADRASAH DALAM RANGKA MENCAPAI STANDAR MUTU
PENGELOLAAN DI MAN 1 BANDAR LAMPUNG
Skripsi
Diajukan Untuk Melengkapai Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Mendapatkan Gelar Sarjana S1 dalam Ilmu Tarbiyah
Oleh Nova Sari NPM. 1311030046
Jurusan : Manajemen Pendidikan Islam
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN INTAN
LAMPUNG 1438/2017 M
(2)
Skripsi
Diajukan Untuk Melengkapai Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Mendapatkan Gelar Sarjana S1 dalam Ilmu Tarbiyah
Oleh Nova Sari NPM: 1311030046
Jurusan: Manajemen Pendidikan Islam
Pembimbing I : Drs. H. Septuri, M.Ag Pembimbing II : Dr. Yetri Hasan, M.Pd
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN
LAMPUNG 1438/2017 M
(3)
ii
ABSTRAK
PERAN MANAJERIAL KEPALA MADRASAH DALAM RANGKA MENCAPAI STANDAR MUTU PENGELOLAAN
DI MAN 1 BANDAR LAMPUNG Oleh
Nova Sari
Penelitian ini dilatar belakangi oleh mutu pengelolaan di MAN 1 Bandar Lampung yang sudah memenuhi standar, dengan itu peneliti melakukan penelitian terhadap kepala MAN 1 tentang bagaimana peran manajerialnya dalam mencapai standar mutu pengelolaan dengan melaksanakan tiga perannya yaitu peran interpersonal, peran informasional, dan peran decisional , jadi rumusan masalah pada penelitian ini ada tiga yaitu : bagaimanakah peran interpersonal dalam rangka mencapai standar mutu pengelolaan, bagaimanakah peran informasional dalam rangka mencapai standar mutu pengelolaan, dan bagaimanakah peran decisional dalam rangka mencapai standar mutu pengelolaan di MAN 1 Bandar Lampung. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tekhnik pengumpulan data wawancara, observasi dan dokumentasi. Wawancara dilakukan terhadap kepala madrasah, wakil kepala madrasah, kepala Tata Usaha, Guru dan Staf Tata Usaha. Observasi dilakukan terhadap kegiatan yang berkaitan dengan terpenuhi standar mutu pengelolaan. Dan dokumentasi dilakukan menggunakan alat bantu yaitu kamera untuk mengambil gambar bukti bahwa standar pengelolaan sudah dilaksanakan sesuai dengan standar.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepala madrasah sudah melaksanakan peran manajerialnya yang mencakup : peran interpersonal yatu kepala madrasah telah melakukan penyusunan Rencana Kegiatan Madrasah dengan memperhatakn pertimbangan komite sekolah, dan disahkan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, peran informasional yaitu kepala madrasah telah mensosialisasikan visi misi dan tujuan sekolah dengan semua warga sekolah dan telah dipahami oleh semua komponen sekolah, dan warga sekolah dapat mengakses laporan pengelolaan keuangan sekolah secara transparan dan akuntabel, dan peran decisional yaitu kepala madrasah telah melakukan evaluasi pendayagunaan tenaga kependidikan pada setiap akhir semester, melaksanakan pengelolaan sekolah secara efektif dan efisien untuk peningkatan mutu sekolah, dan melaksanakan kegiatan sekolah dengan tahapan yang tepat.
(4)
(5)
(6)
V
Artinya : “Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang
memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar. Dan
adalah mereka meyakini ayat-ayat kami. ( As-Sajdahayat : 24 )1
(7)
vi
PERSEMBAHAN
Terucap syukur kehadirat Allah SWT, ku persembahkan karya skripsi ini sebagai tanda bukti dan cinta kasih sayang serta baktiku yang tulus kepada:
1. Ayahandaku tercinta yang telah menjadi sosok ayah yang sangat aku kagumi, menjadi contoh setiap langkahku dalam hidup bermasyarakat, dan selalu mendukungku dalam menggapai cita-cita serta tak lupa mendoakan untuk setiap keberhasilanku.
2. Ibundaku tercinta yang telah membesarkan dengan penuh kesabaran, kasih sayang, dan tak pernah bosan menyemangatiku, serta tak pernah lelah menengadahkan tangan untuk senantiasa mendoakan keberhasilan dan kebahagiaan anak-anakmu.
3. Kakak-kakakku, Misdalena, Susriyati, Reswani, Musthaperi, Efrizal, Robito Syamsi, Deta Revina, yang telah memberikan dukungan dan senantiasa menyemangati.
(8)
vii
kabupaten Pesisir Barat pada tanggal 04 November 1994, anak kedelapan dari delapan bersaudara. Buah cinta dari Bapak Mursal dan Ibu Masdiana.
Pendidikan Sekolah Dasar ditamatkan pada tahun 2007 di SDN LA’AY,
setelah itu penulis melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama yang ditamatkan pada tahun 2010 di SMP Negeri 1 Pesisir Tengah Krui, dan di tahun 2013 penulis telah tamat Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Pesisir Tengah Krui. Tahun 2013 penulis melanjutkan pendidikan dan terdaftar sebagai mahasiswi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan mengambil Strata Satu (S1) Jurusan Manajemen Pendidikan Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung, penulis juga pernah aktif dalam Organisasi extra Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia ( PMII ) tahun 2014. Penulis kemudian melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Siswo Bangun, Kec. Seputih Banyak, Kab. Lampung Tengah pada tahun 2016 dan melaksanakan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 13 Bandar Lampung selama 2 bulan pada Bulan Oktober- Desember tahun 2016.
(9)
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN Raden Intan Lampung.
Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Dan pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. H. Moh. Mukri, M.Ag selaku rektor IAIN Raden Intan Lampung
beserta jajarannya.
2. Dr. H. Chairul Anwar, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan IAIN Raden Intan Lampung beserta jajarannya.
3. Drs. H. Amirudin, M,Pd.I selaku ketua jurusan Manajemen Pendidikan Islam
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN Raden Intan Lampung .
4. Drs. H. Septuri, M.Ag selaku pembimbing I dan Ibu Dr. Yetri Hasan, M.Pd
selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan.
5. Bapak dan ibu dosen Fakultas Tarbiyah yang telah mendidik dan
memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama menuntut ilmu di Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN Raden Intan Lampung.
6. Kepala Madrasah Bapak Drs. Iqbal beserta Dewan Guru dan Staf TU MAN 1
Bandar Lampung yang telah memberikan bantuan dalam penelitian hingga terselesainya skripsi ini.
(10)
ix membuat skripsi.
8. Teman hatiku Zepri Wijaya, S.E
9. Teman-teman seperjuangan Seluruh Angkatan tahun 2013 Jurusan
Manajemen Pendidikan Islam
10.Sahabat-sahabatku di KKN ( Wulan, Sri, Bayu, Ade, Umam, Nurul, Dwi, Ida,
Indri, Sasda, Inas dan Irma ) dan PPL ( Ririn, Aisyah, Siska, Ruhanee, dan
Resty ) Terima kasihatas kebersamaan dan ilmu serta pengalaman yang dapat
diambil dari kalian ketika kita bersama.
11.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
12.Serta Almamater IAIN Raden Intan Lampung yang mendewasakanku.
Terima kasih setulusnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan para pembaca. Terima kasih.
Bandar Lampung, April 2017
Nova Sari
(11)
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
ABSTRAK ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ... ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ...iv
MOTTO ... ... v
PERSEMBAHAN ... vi
RIWAYAT HIDUP ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ...xiv
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Fokus dan Sub Fokus ... 13
C. Rumusan Masalah ... 13
D. Tujuan Penelitian... 13
E. Kegunaan Penelitian ... 14
BAB II. LANDASAN TEORI A. Manajemen dan Manajer …... 15
(12)
xii
C. Peran Manajerial Kepala Sekolah ... ... 37
1. Peran interpersonal... 38
2. Peran informasional... 39
3. Peran decisional... 39
D. Mutu pengelolaan... 43
E. Langkah – langkah pelaksanaan peran manajerial kepala madarsah dalam rangka mencapai standar mutu pengelolaan ... 52
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian... 56
B. Jenis dan Sumber Data... 57
C. Alat Pengumpul Data... 58
D. Teknik Analisis Data... 62
E. Uji Keabsahan Data... 64
BAB IV PENYAJIAN DATA LAPANGAN A. Profil Madrasah Aliyah Negeri 1 Model Bandar Lampung... 66
1. Visi dan misi madrasah...67
(13)
xiii
3. Kondisi peserta didik...69
4. Rencana Kerja Tahunan Madrasah ( RKTM ) ...70
5. Rencana Kegiatan Anggaran Madrasah ( RKAM ) ...71
B. Temuan penelitian...72
C. Pembahasan dan analisis data...97
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 99
B. Saran ...99
C. Penutup ...100 DAFTAR PUSTAKA
(14)
Dalam era ini kehidupan manusia di dunia mengalami peningkatan kemajuan perkembangan yang cukup pesat. Indikasi mengglobalnya dunia di berbagai bidang, persaingan semakin ketat dan kompleks menuntut tiap organisasi atau lembaga berkompetisi dengan yang lain baik berada dalam wilayah negara, regional maupun dalam lingkup global sekalipun.
Sebuah organisasi untuk dapat bertahan dan menang dalam lingkungan yang sangat kompetitif ini diharuskan lebih adaptif, lebih fleksibel dan lebih efisien dalam mengoperasikan bisnisnya. Kondisi seperti ini peran pemimpin sangat penting dalam menghadapi perubahan yang terjadi baik dari dalam organisasi (internal) maupun dari luar organisasi (eksternal). Begitu halnya dalam dunia pendidikan.
Pendidikan merupakan faktor penting dan menentukan dalam kehidupan suatu bangsa yang berbudaya. Kemajuan suatu bangsa sangat tergantung pada tingkat pendidikan yang diperolehnya. Sistem pendidikan nasional dilaksanakan
untuk meningkatkan kehidupan bangsa.1
1 Choirul Fuad Yusuf, Budaya Sekolah Dan Mutu Pendidikan, Jakarta: Pena Citasatria, 2008,
(15)
2
Hal diatas sesuai dengan Amanat Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional No. 20 Tahun 2003.2 :
”Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dalam
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik, agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”
Didalam aspirasi kemajuan masa depan yang visioner, didalam sistem yang desentralisasi, dan didalam strategi pengembangan secara nasional, pendidikan bukan saja menghadapi era yang baru, tetapi pendidikan itu sendiri
diharapkan menjelma sebagai potensi dan lambang pembaharuan. 3
Mengingat pentingnya pendidikan bagi suatu bangsa dalam membentuk generasi bangsa yang cerdas, bermoral, bermartabat serta mampu bersaing ditingkat global, fenomena di era yang tak mengenal batas ini tuntutan pendidikan semakin kompleks dan meningkat, untuk itu mutu pendidikan tetap terus ditingkatkan.
2Undang- Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003
, Yogyakarta: Media Wacana Press, 2003
(16)
Sesuai dengan firmal Allah SWT yang berbunyi :
Artinya : “ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan
berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatNya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran”. (QS ‘Shaad : 29 ) 4
Firman Allah diatas menjelaskan bahwa manusia diperintahkan oleh-Nya untuk mendapatkan ilmu dengan membaca dan mengikuti pendidikan.
Pendidikan yang bermutu tidak dapat hanya dilihat dari kualitas lulusannya saja, tetapi juga mencakup bagaimana lembaga pendidikan mampu memenuhi kebutuhan pelanggan sesuai dengan standar mutu yang berlaku.
Pelanggan dalam hal ini adalah pelangan internal dan pelanggan eksternal. 5
Ruswandi Hermawan (2010:3) menyebutkan bahwa satuan pendidikan memiliki sumber daya yang dapat dimanfaatkan untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Sumber daya pendidikan di sekolah dapat dikelompokkan menjadi (a) sumber daya bukan manusia, yang meliputi program sekolah, kurikulum, (b) sumber daya manusia (SDM) yang meliputi kepala sekolah, guru, staf, tenaga
4Al-Qur’an dan terjemahannya.
Shaad ayat 29
(17)
4
pendidikan lainnya, siswa, orang tua siswa, dan masyarakat yang memiliki 2 keperdulian kepada sekolah, (c) sumber daya fisik (SDF) yang meliputi bangunan, ruangan, peralatan, alat peraga pendidikan, waktu belajar, dan penampilan fisik sekolah, dan sumber daya keuangan (SDK) yang meliputi keseluruhan dana pengelolaan sekolah baik yang diterima dari pemerintah maupun masyarakat.
Diperlukan bentuk pengelolaan untuk setiap sumber daya tersebut agar dapat mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan oleh masing-masing satuan pendidikan. Kebijakan tentang pengelolaan pendidikan tersebut dijelaskan menggunakan produk hukum berupa Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. Sehingga kemudian diterapkan standar minimal yang harus dimiliki pada pengelolaan satuan pendidikan.
Standar tersebut meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana,
standar pengelolaan, standar pembiayaan,dan standar penilaian pendidikan.6
Delapan standar nasional kemudian dijelaskan melalui peraturan dan petunjuk yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Agar setiap satuan pendidikan dapat memenuhi kedelapan standar tersebut diperlukan proses evaluasi, akreditasi dan sertifikasi. Tujuannya adalah agar diketahui pencapaian
6 Helmawati, Meningkatkan Kinerja Kepala Sekolah/Madrasah melalui Manajerial Skill,
(18)
mutu pengelolaan satuan pendidikan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Standar nasional pendidikan yang akan dijabarkan luaskan pada karya tulis ini adalah standar pengelolaan.
Standar pengelolaan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan. (Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan). 7
Berdasarkan pemendiknas nomor 19 tahun 2005, dinyatakan bahwa setiap satuan pendidikan wajib memenuhi standar pengelolaan pendidikan yang berlaku
secara nasional.8 Setiap sekolah atau madrasah harus merumuskan visi sekolah
sebagai cita-cita bersama warga sekolah/madrasah dan segenap pihak yang berkepentingan pada masa yang akan datang; mampu memberikan inspirasi, motivasi dan kekuatan pada warga sekolah/madrasah dan segenap pihak yang berkepentingan; dirumuskan berdasarkan masukan dari berbagai warga sekolah/madrasah dan pihak-pihak yang berkepentingan, selaras dengan visi institusi di atasnya, serta visi pendidikan nasional; diputuskan dalam rapat dewan pendidik yang dipimpin oleh kepala sekolah/madrasah dengan memerhatikan masukan komite sekolah atau madrasah; disosialisasikan kepada warga sekolah
7 Tilaar, Standarisasi Pendidikan Nasional: Suatu Tinjauan Kritis, Jakarta: Asdi Mahasatya,
2012, h. 170
(19)
6
atau madrasah dan segenap pihak yang berkepentingan; serta ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai dengan perkembangan dan tantangan di masyarakat.
Selanjutnya, sekolah/madrasah harus merumuskan visi dan misi sekolah yang memberikan arah dalam mewujudkan visi sekolah/madrasah sesuai dengan tujuan
pendidikan nasional.9 Tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu tertentu yaitu;
menjadi dasar program pokok sekolah/madrasah; menekankan pada kualitas layanan peserta didik dan mutu lulusan yang diharapkan oleh sekolah/madrasah; memuat pernyataan umum dan khusus yang berkaitan dengan program sekolah/madrasah; memberikan keluwesan dan ruang gerak untuk pengembangan kegiatan satuan-satuan unit sekolah/madrasah yang terlibat; dirumuskan dari masukan segenap pihak yang berkepentingan termasuk komite sekolah/madrasah dan diputuskan dalam rapat dewan pendidik, yang dipimpin oleh kepala sekolah/madrasah dan segenap pihak yang berkepentingan; ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai dengan perkembangan dan tantangan masyarakat.
Sekolah atau madrasah menyusun tujuan sekolah yang menggambarkan tingkat kualitas yang perlu dicapai dalam jangka menengah ( empat tahunan ); mengacu pada visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional, serta relevan dengan kebutuhan masyarakat; mengacu pada standar kompetensi lulusan yang sudah
(20)
ditetapkan oleh sekolah/madrasah dan pemerintah; mengakomodasi masukan dari berbagai pihak yang berkepentingan termasuk komite sekolah/madrasah dan diputuskan dalam rapat dewan pendidik yang dipimpin oleh kepala sekolah/madrasah; disosialisasikan kepada warga sekolah/madrasah dan segenap pihak yang berkepentingan.
Standar pengelolaan juga perlu mendapatkan perhatian dari pihak sekolah, dalam mencapai sekolah yang bermutu sekolah harus memenuhi standar nasional pendidikan. Indikator dari standar pengelolaan tersebut disajikan pada tabel 1.1 :
Tabel 1
Indikator standar pengelolaan pendidikan
Indikator Deskripsi pemenuhan Bukti fisik
1. Visi, misi dan
tujuan sekolah
sesuai dengan
EDS ( Evaluasi Diri Sekolah )
Visi, misi, dan tujuan sekolah mengacu pada SKL ( Standar
Kompetensi Lulus ) serta
kebutuhan internal dan eksternal sekolah.
1. Laporan EDS
2. Profil sekolah
3. Hasil UN dan US
Visi dan misi sekolah ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala
Laporan kegiatan review renstrap
2. Visi, misi, dan
tujuan sekolah
dipahami oleh
semua warga
sekolah
Sosialisai visi, misi, dan tujuan sekolah dilakukan kepada semua warga sekolah
1. Notula rapat
2. Renstra
3. RKS ( Rencana Kerja
Tahunan )
4. Spanduk, leaflet,
brosur Sekolah memiliki rumusan visi
dan misi yang dipahami oleh semua komponen sekolah.
1. Renstra
2. Notula rapat
(21)
8
Tabel lanjutan :
Indikator Deskripsi pemenuhan Bukti fisik
3. Rencana kerja
sekolah sesuai
dengan EDS
Penyusunan RKS ( Rencana Kegiatan Sekolah ) memperhati-kan pertimbangan komite seko-lah dan disahkan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota atau oleh penyelenggaraan sekolah swasta.
1. Hasil EDS
2. Notula rapat
3. Daftar hadir kegiatan
Penyusunan program peningka-tan mutu sekolah mendasar pada : hasil evaluasi diri, hasil akreditasi sekolah, dan kelulusan siswa.
1. Laporan EDS
2. Hasil UN/US
3. Hasil akreditasi
4. Perencanaan
seko-lah terkait pening-katan mutu Proses Belajar Mengajar
Sekolah memiliki dokumen
perencanaan yang berkualitas, mencakup peningkatan PBM, tenaga kependidikan, dan sarana
prasarana, yang dijalankan
secara konsisten.
1. RKT
2. RKS
5. Pimpinan
melaku-kan supervisi dan
evaluasi sesuai
standar
Program supervisi dan evaluasi meliputi : pemantauan, evaluasi, dan tindak lanjut.
1. Dokumen rencana
dan laporan program kepengawasan
2. Rekap kehadiran
guru
3. Rekap kehadiran
siswa
4. Laporan supervisi
akademis
5. Rencana tindak lanjut
supervisi akademis
Kepala sekolah melakukan
evaluasi pendayagunaan tenaga kependidikan pada setiap akhir semester.
Laporan supervisi akademis
6. Pelaksanaan
program sekolah
berorientasi mutu.
Sekolah melaksanakan program peningkatan mutu sekolah
1. RKT
(22)
Tabel lanjutan :
Indikator Deskripsi pemenuhan Bukti fisik
7. Pelaksanaan
ke-giatan sekolah
mengikuti tahapan yang tepat
Pelaksanaan kegiatan sekolah
terdiri dari perencanaan,
pelaksanaan, monitoring, eva-luasi, dan pelaporan.
1. RKAS ( Rencana
Keuangan Anggaran Sekolah
2. Notula rapat
3. Laporan kegiatan
8. Kegiatan sekolah
terkait dengan
pencakapan visi
Sekolah merealisasikan visi dan
misi kedalam pelaksanaan
kegiatan pembelajaran,
pengelolaan PTK ( penelitian
tindakan kelas ), dan
pelaksanaan kegiatan kesiswaan.
1. Laporan kegiatan
PPDB ( Penerimaan Peserta Didik Baru )
2. Daftar nama siswa
diterima
9. Pengelolaan
sekolah dilaksana-kan secara efektif dan efisien.
Kepala sekolah melaksanakan
pengelolaan sekolah secara
efektif dan efisien untuk
peningkatan mutu sekolah.
1. Laporan supervisi
kelas
2. Laporan monitoring
dan evaluasi
10.Pengelolaan
keua-ngan yang transpa-ran dan akuntabel.
Warga sekolah dapat mengakses laporan pengelolaan keuangan sekolah secara transparan dana kauntabel.
1. Website sekolah
2. Laporan keuangan
Sumber: Ridwan Abdullah, Isda Pramuniati, Anies Mucktiany, Penjaminan Mutu Sekolah,
(23)
10
Secara faktual kondisi pencapaian standar pengelolaan di MAN 1 Model sudah sangat baik, yaitu pengelolaannya sudah mencapai rata-rata 90%. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 1.2 berikut :
Tabel 2
Data lapangan capaian indikator standar pengelolaan
Indikator Deskripsi pemenuhan Bukti fisik Capaian
1. Visi, misi dan
tujuan sekolah sesuai dengan EDS ( Evalua-si Diri Seko-lah )
Visi, misi, dan tujuan sekolah mengacu pada SKL ( Standar
Kompetensi Lulus ) serta
kebutuhan internal dan eksternal sekolah.
1. Laporan EDS
2. Profil sekolah
3. Hasil UN dan US
95% Visi dan misi sekolah ditinjau
dan dirumuskan kembali secara berkala
Laporan kegiatan
review renstra
2. Visi, misi, dan
tujuan sekolah dipahami oleh semua warga sekolah
Sosialisai visi, misi, dan tujuan
sekolah dilakukan kepada
semua warga sekolah
1. Notula rapat
2. Renstra
3. RKS ( Rencana
Kerja Tahunan )
4. Spanduk, leaflet,
brosur 95%
Sekolah memiliki rumusan visi dan misi yang dipahami oleh semua komponen sekolah.
1. Renstra
2. Notula rapat
3. Daftar hadir
3. Rencana kerja
sekolah sesuai dengan EDS
Penyusunan RKS ( Rencana Kegiatan Sekolah ) memperhati-kan pertimbangan komite seko-lah dan disahkan oleh Dinas
Pendidikan Kabupaten/Kota
atau oleh penyelenggaraan
sekolah swasta.
1. Hasil EDS
2. Notula rapat
3. Daftar hadir
ke-giatan
90% Penyusunan program
peningka-tan mutu sekolah mendasar pada : hasil evaluasi diri, hasil
akreditasi sekolah, dan
kelulusan siswa.
1. Laporan EDS
2. Hasil UN/US
(24)
Tabel lanjutan :
Indikator Deskripsi pemenuhan Bukti fisik Capaian
4. Perencanaan
sekolah
terkait
pe-ningkatan
mutu Proses
Belajar Mengajar
Sekolah memiliki dokumen
perencanaan yang berkualitas, mencakup peningkatan PBM, tenaga kependidikan, dan sarana
prasarana, yang dijalankan
secara konsisten. 1. RKT 2. RKS 90% 5. Pimpinan melakukan supervisi dan evaluasi sesuai standar
Program supervisi dan evaluasi meliputi : pemantauan, evaluasi, dan tindak lanjut.
1. Dokumen rencana
dan laporan pro-gram
kepengawasan
2. Rekap kehadiran
guru
3. Rekap kehadiran
siswa
4. Laporan supervisi
akademis
5. Rencana tindak
lanjut supervisi
akademis
90%
Kepala sekolah melakukan
evaluasi pendayagunaan tenaga kependidikan pada setiap akhir semester.
Laporan supervisi akademis
6. Pelaksanaan
program seko-lah berorien-tasi mutu.
Sekolah melaksanakan program peningkatan mutu sekolah
1. RKT
2. Program tahunan 90%
7. Pelaksanaan
kegiatan seko-lah mengikuti tahapan yang tepat
Pelaksanaan kegiatan sekolah
terdiri dari perencanaan,
pelaksanaan, monitoring, eva-luasi, dan pelaporan.
1. RKAS ( Rencana
Keuangan
Anggaran Sekolah
2. Notula rapat
3. Laporan kegiatan
(25)
12
Tabel lanjutan :
Indikator Deskripsi pemenuhan Bukti fisik Capaian
8. Kegiatan
sekolah
terkait dengan pencakapan visi
Sekolah merealisasikan visi dan
misi kedalam pelaksanaan
kegiatan pembelajaran, pengelo-laan PTK ( penelitian tindakan
kelas ), dan pelaksanaan
kegiatan kesiswaan.
1. Laporan kegiatan
PPDB ( Penerima- an Peserta Didik Baru )
2. Daftar nama siswa
diterima
95%
9. Pengelolaan
sekolah dilak-sanakan secara efektif dan efisien.
Kepala sekolah melaksanakan
pengelolaan sekolah secara
efektif dan efisien untuk
peningkatan mutu sekolah.
1. Laporan supervisi
kelas
2. Laporan
monitoring dan
evaluasi
90%
10.Pengelolaan
keuangan yang transpa-ran dan akun-tabel.
Warga sekolah dapat mengakses laporan pengelolaan keuangan sekolah secara transparan dana kauntabel.
1. Website sekolah
2. Laporan keuangan 95%
Sumber : Dokumentasi MAN 1 Model Bandar Lampung
Dilihat dari data di MAN 1 Model tersebut dijelaskan dalam indikator mutu pengelolaan di MAN 1 Model Bandar Lampung sudah memenuhi standar dengan baik. Oleh karena itu, penulis tertarik ingin mengadakan penelitian di MAN 1 Model untuk mengetahui bagaimana Peran Manajerial Kepala Madrasah dalam memenuhi Standar Pengelolaan di MAN 1 tersebut.
Kepala sekolah memiliki peranan yang kuat dalam mengkoordinasikan, menggerakkan dan menyerasikan semua sumber daya pendidikan yang tersedia
(26)
disekolah. Kepemimpinan kepala sekolah merupakan salah satu factor yang dapat mendorong sekolah untuk dapat mewujudkan visi, misi, tujuan, dan sasaran sekolahnya ( jika didalam Standar Nasional Pendidikan termasuk didalam standar pengelolaan ) melalui program-program yang dilaksanakan secara terencana dan bertahap.
Dari penjelasan diatas kepala sekolah atau kepala madrasah dituntut mempunyai kemampuan manajemen ( berperan sebagai manajer ) dan kepemimpinan yang memadai agar mampu mengambil inisiatif dan prakarsa untuk
meningkatkan mutu sekolah.10 Dari uraian di atas, maka penulis tertarik
mengadakan penelitian tentang Peran Manajerial Kepala Madrasah dalam rangka mencapai Standar Pengelolaan di MAN 1 MODEL Bandar Lampung.
B. Fokus dan Sub Fokus
1. Fokus
Untuk mempermudah penulis dalam menganalisis hasil penelitian, maka Penelitian ini difokuskan pada Peran Manajerial Kepala Madrasah dalam Mencapai Standar Pengelolaan.
2. Sub focus
a. Peran Interpersonal
b. Peran Informasional
(27)
14
c. Peran Decisional
C. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, dapat disimpulkan Rumusan Masalah dari penelitian ini adalah :
1. Bagaimanakah peran interpersonal kepala madrasah dalam mencapai Standar
Pengelolaan Di MAN 1 Model Bandar Lampung ?
2. Bagaimanakah peran informasional kepala madrasah dalam mencapai
Standar Pengelolaan Di MAN 1 Model Bandar Lampung ?
3. Bagaimanakah peran decisional kepala madrasah dalam mencapai Standar
Pengelolaan Di MAN 1 Model Bandar Lampung ?
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang akan dicapai dari penilitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui peran interpersonal kepala madrasah dalam rangka
mencapai Standar Pengelolaan Di MAN 1 Model Bandar Lampung ?
2. Untuk mengetahui peran informasional kepala madrasah dalam rangka
mencapai Standar Pengelolaan Di MAN 1 Model Bandar Lampung ?
3. Untuk mengetahui peran decisional kepala madrasah dalam rangka mencapai
(28)
E. Kegunaan penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk :
1. Kegunaan teoritis : Untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis
mengenai masalah peran manajerial kepala madrasah dan standar mutu pengelolaan
2. Kegunaan Praktis : Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan kajian
yang bermanfaat untuk peningkatan standar pengelolaan di sekolah dan dapat mengetahui aspek-aspek secara lebih mendalam pada pengelolaan pendidikan, sehingga mampu meningkatkan mutu pengelolaan sekolah.
(29)
BAB II
LANDASAN TEORI A. Manajemen dan Manajer
1. Manajemen
Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur.
Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi manajemen itu. Jadi manajemen itu merupakan suatu proses
untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan.1
Selain itu, islam secara jelas menjelaskan bahwa Allah mencintai orang-orang yang teratur. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT yang berbunyi :
Artinya : “Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya
dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh”. ( QS ‘Ash shaff : 4 )2
1 Malayu Hasibuan, Manajemen: Dasar, pengertian, dan masalah, Jakarta:Bumi Aksara,
2006. h. 1
(30)
Dari ayat diatas dijelaskan bahwa Allah menyukai orang-orang yang memiliki barisan yang teratur, maksudnya memiliki manajemen yang kuat begitu juga dengan organisasi jika memiliki manajemen yang kuat maka organisasi tersebut dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Untuk lebih jelasnya pengertian manajemen ini penulis mengutip beberapa defenisi sebagai berikut :
a. Menurut Drs. H. S.P. Hasibuan
Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
b. Menurut Andrew F. Sikula
Manajemen pada umumnya dikaitkan dengan aktivitas-aktivitas perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, penempatan, pengarahan, pemotivasian, komunikasi dan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh setiap organisasi dengan tujuan untuk mengkoordinasikan berbagai sumberdaya yang dimiliki oleh perusahaan sehingga akan dihasilkan suatu produk atau jasa secara efisien.
(31)
18
c. Menurut G.R Terry
Manajemen adalah suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengendalian yang dilakukan.3
Jadi dari beberapa definisi manajemen diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen menyangkut manusia melakukan kerja sama dengan cara merencanakan, mengorganisasikan, mengawasi dan mengendalikan untuk mencapai tujuan tertentu.
2. Manajer
Dengan pemahaman manajemen diatas, mendefinisikan istilah manajer menjadi sangat sederhana, manajer adalah seorang yang tanggung jawab
utamanya adalah melaksanakan proses manajemen.4 Khususnya, manajer
adalah seseorang yang merencanakan dan membuat keputusan,
mengorganisasikan, memimpin, dan mengendalikan sumber-sumber daya manusia, financial, fisik dan informasi.
Seorang manajer adalah seorang yang melakukan koordinasi dan pengawasan terhadap pekerjaan orang lain, sehingga sasaran-sasaran organisasi dapat dicapai. Pekerjaan manajer bukanlah menyelesaikan
3Ibid, h. 2
(32)
tugasnya pribadi, pekerjaan manajer adalah berupaya membantu orang lain menyelesaikan tugas-tugas mereka dengan baik.
Para manajer biasanya dikelompokkan dalam kelas manajemen lini
pertama ( first-line manager ), manajemen tingkat menengah ( middle
manager ), dan manajemen puncak ( top manager ).5
Manajer memegang kendali yang sangat penting dalam mewujudkan efektivitas organisasi. Seberapa jauh organisasi mencapai tujuannya dan memenuhi kebutuhan masyarakat, sangat bergantung pada baik tidaknya seorang manajer organisasi yang bersangkutan mengoprasikan pekerjaannya. Ketika manajer tidak baik dalam mengoperasikan pekerjaannya, niscaya organisasi tersebut tidak akan berhasil mencapai tujuannya dengan baik pula. Hampir sama dengan manajer yang berfungsi dalam organisasi, rganisasipun memiliki fungsi yang lebih luas dalam masyarakat. Keberhasilan suatu
organisasi yang merupakan suatu kelompok adalah suatu faktor kunci ( key
factor ) dalam masyarakat.
Menurut James A.F. Stoner dan Charles Wankel yang mengutip di
dalam buku Siswanto yang berjudul Pengantar Manajemen
menspesipikasikan secara lebih lengkap tentang manajer sebagai berikut :
(33)
20
1. Manajer bekerja dengan dan melalui orang lain ( manager work with and
through other people )
Yang dimaksud orang di sini adalah para bawahan, para penyelia, dan manajer dalam hierarki yang samaa maupun hierarki lain dalam organisasi. Orang juga menyangkut pihak ekstern, orang yang
berhubungan langsung dengan organisasi: pemegang saham ( stock holder
), pembeli ( buyer ), pelanggan ( costomer ), kreditur ( creditor ), bank,
pemasok ( supplier ), dan sejenisnya.
2. Manajer bertanggung jawab dan bertanggung gugat ( managers are
responsible and accountable )
Manajer bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas dan pekerjaan tertentu dengan berhasil. Selan itu manajer biasanya dinilai atas dasar sejauh mana ia mengatur tugas dan pekerjaan tersebut untuk dilaksanakan. Manajer juga bertanggung jawab atas aktivitas dan tindakan para bawahan. Berhasil atau gagalnya para bawahannya dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan secara langsung mencerminkan keberhasilan atau kegagalan manajer yang bersangkutan.
Seluruh anggota organisasi, termasuk pada pihak yang bukan manajer, bertanggung jawab atas tgas dan pekerjaannya. Manajer lebih dari itu,
selain harus bertanggung jawab dan bertanggung gugat
(34)
juga harus bertanggung jawab dan bertanggung gugat atas tugas dan pekerjaan yang dilakukan orang lain ( bawahannya ).
Tanggung jawab dalam pengertian ini adalah kewajiban untuk melakukan pekerjaan yang telah diserahkan kepadanya dengan sebabaik-baiknya; sesuai dengan kemampuannya. Sedangkan tanggung gugat adalah kewajiban untuk melaksanakan tangung jawab dan otoritas menurut standar pelaksanaan pekerjaan yang telah ditetapkan.
3. Manajer menyeimbangkan persaingan tujuan dan menetapkan prioritas
Setiap waktu manajer dihadapkan pada sejumlah tujuan,
permasalahan, dan kebutuhan organisasi yang seluruhnya berkompetensi untuk mendapatkan sumber daya dan waktu manajer. Menginat sumber daya selalu terbatas, setiap manajer harus mencari keseimbangan diantara berbgai macam tujuan dan kebutuhan.
4. Manajer harus berfikir secara analitis dan konseptual
Agar menjadi seorang pemikir analitis, manajer harus memisahkan suatu permasalahan menjadi komponen, menganalisis komponen tersebut, kemudian muncul dengan suatu penyelesaian yang mungkin. Selain itu, manajer harus menjadi seorang pemikir konseptual, mampu melihat tugas dan pekerjaannya keseluruhannya secara abstrak, dan mengaitkannya dengan tugas dan pekerjaan orang lain.
(35)
22
5. Manajer adalah penengah
Organisasi terdiri atas sekelompok orang, dan sekelompok orang saja mungkin tidak akur atau bertengkar. Perselisihan yang terjadi dalam suatu organisasi dapat melemahkan moral dan produktivitas. Akhirnya mereka bisa menjadi tidak senang atau mengacau. Dengan demikian, bawahan yang benar-benar mampu akan mengambil keputusan untuk meningkan organisasi.
Manakala terjadi perselisihan antara para bawahan, manajerlah yang harus menjadi penengah atas perselisihan sehingga kontinuitas organisasi tidak mengalami gangguan.
6. Manajer adalah politikus
Manajer harus membangun hubungan dan menggunakan bujuk rayu serta kompromi dalam mencapai tujuan organisasi, sebagaimana yang dilakukan oleh politikus untuk menjalankan programnya.
7. Manajer adalah diplomat
Manajer dapat bertindak sebagai wakil resmi dari unti kerja atau rapat-rapat organisasi. Manajer dapat mewakili organisasi sebagai keseluruhan, juga mewakili suatu unit tertentu dalam berurusan dengan kreditur, pelanggan, pemasok, kontraktor, pejabat pemerintah, dan individu dari organisasi lain.
(36)
8. Manajer adalah lambang
Manajer menjelmakan atau melambangkan kesuksesan atau kegagalan suatu organisasi, baik di hadapan anggota organisasi itu sendiri maupun dihadapan para pengamat luar.
9. Manajer mengambil keputusan yang sulit
Hampir setiap organisasi tidak bisa terlepas dari permasalahan atas kehidupannya, misalnya permasalahan ketenagakerjaan, financial, produksi, pemasaran, dan sebagainya. Manajer adalah orang yang diharapkan akan hadir dengan penyelesaian dan permaslaahan yang sulit dan pantang enyerah dalam implementasi keputusan, meskipun dengan berbuat demikian, ia menjadi kurang disukai.
Spesifikasi tentang manajer seperti telah dideskripsikan diatas menunjukkan bahwa manajer harus pandai memainkan peran tertentu pada waktu tertentu pula. Seorang manajer yang efektif akan lihai dalam
melakukan peran mereka saat keadaan menuntutnya.6
Jadi dapat disimpulkan manajer adalah orang yang mempunyai tanggung jawab terhadap pelaksanaan tugas dan pekerjaan oleh semua anggota organisasi ( bawahannya ), baik buruk hasil pekerjaan itu sudah menjadi tanggung jawab seorang manajer itu sendiri.
(37)
24
B. Kepala Sekolah Sebagai Manajer
Kepala sekolah atau kepala madrasah adalah salah satu personel sekolah yang membimbing dan memiliki tanggung jawab bersama anggota lain untuk mencapai tujuan. Kepala sekolah secara resmi diangkat oleh pihak atasan. Kepala
sekolah disebut pemimpin resmi ( official leader ). 7
Selanjutnya, untuk dapat mewujudkan tujuan pendidikan dilembaga yang dipimpinnya, kepala sekolah/ kepala madrasah berdasarkan Daryanto harus :
1. Memiliki wawasan jauh kedepan ( visi ) dan tahu tindakan apa yang harus
dilakukan ( misi ) serta paham benar cara yang akan ditempuh ( strategi ).
2. Memiliki kemampuan untuk mengkoordinasikan dan menyerasikan seluruh
sumber daya terbatas yang ada untuk mencapai tujuan atau untuk memenuhi kebutuhan sekolah ( yang umumnya tidak terbatas )
3. Memiliki kemampuan mengambil keputusan dengan terampil
( cepat, tepat, dan akurat )
4. Memiliki kemampuan memobilisasi sumber daya yang ada untuk mencapai
tujuan dan mampu menggugah pengikutnya untuk melakukan hal-hal penting bagi tujuan sekolah atau madrasah.
5. Memiliki toleransi terhdaap perbedaan pada setiap orang
6. Memiliki kemampuan memerangi musuh-musuh kepala sekolah atau
madarsah, seperti ketidakpedulian, kecurigaaan, tidak membuat keputusan,
7 Helmawati, meningkatkan kinerja kepala sekolah melalui manajerial skills, Jakarta: Rineka
(38)
mediokrasi, imitasi, arogansi, pemborosan, kaku, dan bermuka dua dalam bersikap dan bertindak.
Demikianlah, bagi seorang kepala sekolah atau kepala madarasah memimpin adalah mempengaruhi. Kepemimpinan bukan jabatan, posisi, atau bagan alir.
Kepemimpinan adalah suatu kehidupan yang mempengaruhi kehidupan lain.8
kepala sekolah memiliki 7 peran, yaitu meliputi : sebagai administrator, sebagai supervisor, sebagai manajer, sebagai innovator, sebagai motivator, sebagai educator (pendidik), leader (pemimpin).
Dalam penelitian ini peneliti fokus kepada peran kepala sekolah sebagai manajer. Dalam buku standar supervisi pada madrasah aliyah, fungsi kepala sekolah sebagai manajer bertugas menyelenggarakan kegiatan pendidikan diantaranya :
1. penyusunan program kerja
2. mengatur kegiatan mengajar
3. belajar dan bermain,
4. menyusunan rencana anggaran dan pendapatan sekolah
5. membina para personal
6. menilai kinerja para personal
7. merencanakan pengembangan dan
(39)
26
8. pendayagunaan sarana dan prasarana, melaksanakan hubungan sekolah
dengan lingkungan.9
Kepala sekolah sebagai manajer memiliki empat fungsi.
Pertama fungsi perencanaan, sebagai seorang perencana seoarang pemimpin harus memiliki visi yang jelas. Daryanto menyatakan bahwa sebuah visi adalah pernyataan yang secara relative mendiskripsikan aspirasi atau arahan untuk masa depan organisasi. Agar visi sesuai dengan arahan organisasi dimasa mendatang, para pemimpin harus menyusun dan menafsirkan tujuan-tujuan individu dan unit unit kerja.
Kedua fungsi pengorganisasian, tindakan manajemen para pemimpin organisasi dalam mengendalikan organisasi meliputi : (1) mengelola harta milik atau asset organisasi, (2) mengendalikankualitas kepemimpinan dan kinerja organisasi; (3) menumbuhkembangkan serta mengendalikan situasi maupun kondisi kondusif yang berkenaan dengan keberadaan hubungan dalam organisasi.
Fungsi ketiga pelaksanaan, untuk melaksanakan kepemimpinan yang efektif diperlukan pengetahuan yang luas, seni, dan juga keahlian. Dalam proses pelaksanaan, seorang pemimpin berperan untuk membangkitkan semangat kerja, khusunya para guru baik dengan reward atau punishment; atau pelatihan baik didalam lingkungan sekolah amupun diluar lingkungan sekolah.
9Ibid, h. 26
(40)
Fungsi keempat pengendalian, ruang lingkup peran pengendali organisai yang melekat pada pemimpin meliputi pengendalian pada perumusan pendefnisian
masalah dan pemecahannya, pengendalian mendelegasikan wewenang,
pengendalian uraian kerja, dan manajemen konflik.10
Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai manajer, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk :
1. Memberdayakan tenaga kependidikan melalui kerjasama yang kooparatif
2. Memberikan kesempatan kepada tenaga kependidikan untuk meningkatkan
profesinya
3. Mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan dalam berbagai
kegiatan yang menunjang program sekolah.11
Pertama, memberdayakan tenaga kependidikan melalui persaingan sehat
yang membuahkan kerjasama (coopetition). Maksudnya ialah dalam peningkatan
profesionalisme tenaga kependidikan di sekolah, kepala sekolah harus mementingkan kerjasama dengan tenaga kependidikan dan pihak lain yang terkait dalam melaksanakan setiap kegiatan. Sebagai manajer kepala sekolah harus mau dan mampu mendayagunakan seluruh sumber daya sekolah dalam rangka mewujudkan visi, misi dan mencapai tujuannya. Kepala sekolah harus mampu menghadapi berbagai persoalan di sekolah, berpikir secara analitik dan
10Ibid. h. 25
(41)
28
konseptual dan harus senantiasa berusaha untuk menjadi juru penengah dalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapi oleh para tenaga kependidikan yang menjadi bawahannya, serta berusaha untuk mengambil keputusan yang
memuaskan bagi semua stakeholders sekolah.
Kedua, memberikan kesempatan kepada tenaga kependidikan untuk meningkatkan profesinya. Sebagai manajer kepala sekolah harus mampu meningkatkan profesi tenaga kependidikan secara persuasif dan dari hati ke hati. Dalam hal ini, kepala sekolah harus bersikap demokratis dan memberikan kesempatan kepada seluruh tenaga kependidikan untuk mengembangkan potensinya secara optimal. Misalnya, memberi kesempatan kepada bawahan untuk meningkatkan profesinya melalui berbagai penataran dan lokakarya sesuai dengan bidangnya masing-masing.
Ketiga, mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan setiap kegiatan di sekolah (partisipatif). Dalam hal ini kepala sekolah bisa berpedoman pada asas tujuan, asas keunggulan, asas mufakat, asas kesatuan, asas persatuan,
asas empirisme, asas keakraban dan asas integritas.12
Azas tujuan, bertolak dari anggapan bahwa kebutuhan dasar tenaga
kependidikan akan harga dirinya mungkin dicapai dengan turut menyumbang pada suatu tujuan yang lebih tinggi. Hal tersebut merupakan kesempatan bagi
(42)
kepala sekolah selaku pemimpin untuk memenuhi kebutuhan tenaga kependidikan tersebut. Kemampuan untuk menyampaikan dan menanamkan tujuan merupakan seni yang harus dimiliki oleh kepala sekolah dalam melaksanakan tugas kepemimpinannya.
Asas keunggulan, bertolak dari anggapan bahwa setiap tenaga
kependidikan membutuhkan kenyamanan dan harus memperoleh kenyamanan serta harus memperoleh kepuasan dan penghargaan pribadi. Kepuasan mengandung makna penerimaan keadaan seperti apa adanya, sehingga ketidakpuasan merupakan sumber motivasi yang dapat menggerakkan tenaga kependidikan untuk menutupi ketidakpuasan tersebut dan mencapai kepuasan yang diinginkan. Oleh karena itu, kepala sekolah harus berusaha untuk mengembangkan budaya kerja dan ketidakpuasan kreatif.
Azas mufakat, dalam hal ini kepala sekolah harus mampu menghimpun
gagasan bersama dan membangkitkan tenaga kependidikan untuk berpikir kreatif dan bertindak inovatif dalam melaksanakan tugasnya.
Azas kesatuan, dalam hal ini kepala sekolah harus menyadari bahwa
tenaga kependidikan tidak ingin dipisahkan dari tanggung jawabnya. Oleh karena itu, kepala sekolah harus berusaha untuk menjadikan tenaga kependidikan sebagai pengurus upaya-upaya pengembangan sekolah. Hal ini penting untuk
(43)
30
menumbuhkan rasa kepemilikan pada tenaga kependidikan terhadap sekolah tempatnya melaksanakan tugas.
Azas persatuan, kepala sekolah harus mendorong tenaga kependidikan
untuk meningkatkan profesionalismenya dalam melaksanakan tugas dan fungsinya untuk mencapai tujuan sesuai dengan visi dan misi sekolah. Hal ini dapat dilakukan, misalnya, dengan sistem imbalan terhadap setiap kegiatan yang dilakukan oleh bawahan. Dalam konsep kontemporer dikenal dengan istilah kompensasi berbasis kinerja.
Azas empirisme,kepala sekolah harus mampu bertindak berdasarkan atas
nilai dan angka yang menunjukkan prestasi para tenaga kependidikan. Oleh karena itu, data dan informasi yang memuat semua komponen sekolah memegang peranan yang sangat penting.
Azas keakraban, kepala sekolah harus berupaya menjaga keakraban
dengan para tenaga kependidikan, agar tugas-tugas dapat dilaksnakan dengan lancar. Hal ini dimungkinkan karena keakraban mendorong berkembangnya saling percaya dan kesediaan untuk berkorban di antara para tenaga kependidikan.
Azas integritas, kepala sekolah harus memandang bahwa peran
(44)
dan memobilisasi energi seluruh tenaga kependidikan dalam melaksanakan dan menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya. Integritas merupakan kejujuran dan upaya mencapai suatu langkah tindakan yang telah ditetapkan secara bertanggung
jawab dan konsisten.13
Sesuai dengan apa yang ditetapkan dalam penilaian kinerja kepala sekolah, kepala sekolah harus memiliki kemampuan dalam melaksanakan tugas kepemimpinannya dengan baik, yang diwujudkan dalam kemampuan menyusun program sekolah, organisasi personalia, memberdayakan tenaga kependidikan dan mendayagunakan sumber daya sekolah secara optimal.
Kemampuan menyusun program sekolah harus diwujudkan dalam: (1) pengembangan program jangka panjang, baik program akademis maupun non-akademis, yang dituangkan dalam kurun waktu lebih dari lima tahun; (2) pengembangan program jangka menengah, baik program akademis maupun non-akademis, yang dituangkan dalam kurun waktu tiga sampai lima tahun; (3) pengembangan program jangka pendek, baik program akademis maupun non-akademis yang dituangkan dalam kurun waktu satu tahun (program tahunan), termasuk pengembangan rencana anggaran pendapatan belanja sekolah (RAPBS) dan Anggaran Biaya Sekolah (ABS). Dalam pada itu, kepala sekolah harus memiliki mekanisme yang jelas untuk memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan program secara periodik, sistemik dan sistematik.
13 Mulyasa, Op. Cit. hlm. 104-105
(45)
32
Kemampuan menyusun organisasi personalia sekolah harus diwujudkan dalam pengembangan susunan personalia sekolah dan personalia pendukung, seperti pengelola laboraturium, perpustakaan dan pusat sumber belajar (PSB); serta penyusunan kepanitiaan untuk kegiatan temporer, seperti panitia penerimaan peserta didik baru (PSB), panitia ujian dan panitia peringatan hari-hari besar keagamaan.
Kemampuan memberdayakan tenaga kependidikan di sekolah harus diwujudkan dalam pemberian arahan secara dinamis, pengkoordinasian tenaga kependidikan dalam pelaksanaan tugas, pemberian hadiah bagi mereka yang
berprestasi dan pemberian hukuman (punishment) bagi yang kurang disiplin
dalam melaksanakan tugas. Disamping itu, kemampuan mendayagunakan sumber daya sekolah, yang harus diwujudkan dalam pendayagunaan serta perawatan sarana dan prasarana sekolah, pencatatan berbagai kinerja tenaga kependidikan
dan pengembagan program peningkatan profesioanlisme.14
Kepala sekolah harus melaksanakan tugas kepemimpinannya dengan baik, sesuai dengan firman Allah SWT yang berbunyi :
14 Mulyasa, Op. Cit. hlm. 106
(46)
Artinya : "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." ( QS ‘Al-Baqarah : 30 )15
Berdasarkan ayat tersebut, dapat diketahui bahwa manusia memiliki tugas sebagai pemimpin di bumi. Tugas kepemimpinan ini tidak hanya ditujukan pada Nabi Adam saja, melainkan untuk manusia secara umum yang diberikan tugas memimpin golongannya. Manusia diberikan akal untuk berfikir sehingga dapat menjalankan tugas sebagaimana mestinya. Adapun tugas kepemimpinan manusia ini mencakup seluruh aspek kehidupan termasuk di dalamnya masalah pendidikan.
Pemimpin juga mempunyai kemampuan menyusun program sekolah harus diwujudkan dalam: (1) pengembangan program jangka panjang, baik program akademis maupun non-akademis, yang dituangkan dalam kurun waktu
(47)
34
lebih dari lima tahun; (2) pengembangan program jangka menengah, baik program akademis maupun non-akademis, yang dituangkan dalam kurun waktu tiga sampai lima tahun; (3) pengembangan program jangka pendek, baik program akademis maupun non-akademis yang dituangkan dalam kurun waktu satu tahun (program tahunan), termasuk pengembangan rencana anggaran pendapatan belanja sekolah (RAPBS) dan Anggaran Biaya Sekolah (ABS). Dalam pada itu, kepala sekolah harus memiliki mekanisme yang jelas untuk memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan program secara periodik, sistemik dan sistematik.
Kemampuan menyusun organisasi personalia sekolah harus diwujudkan dalam pengembangan susunan personalia sekolah dan personalia pendukung, seperti pengelola laboraturium, perpustakaan dan pusat sumber belajar (PSB); serta penyusunan kepanitiaan untuk kegiatan temporer, seperti panitia penerimaan peserta didik baru (PSB), panitia ujian dan panitia peringatan hari-hari besar keagamaan.
Kemampuan memberdayakan tenaga kependidikan di sekolah harus diwujudkan dalam pemberian arahan secara dinamis, pengkoordinasian tenaga kependidikan dalam pelaksanaan tugas, pemberian hadiah bagi mereka yang
berprestasi dan pemberian hukuman (punishment) bagi yang kurang disiplin
(48)
Disamping itu, kemampuan mendayagunakan sumber daya sekolah, yang harus diwujudkan dalam pendayagunaan serta perawatan sarana dan prasarana sekolah, pencatatan berbagai kinerja tenaga kependidikan dan pengembagan
program peningkatan profesioanlisme.16
Dalam perannya sebagai manajer, kepala sekolah bertugas menyusun
program, menyusun pengorganisasian sekolah, menggerakkan staf,
mengoptimalkan sumber daya sekolah dan mengendalikan kegiatan.17
Tugas dan tanggung jawab kepala sekolah sebagai manajer adalah :
1. Menguasai garis-garis besar program pengajaran ( GBPP )
2. Bersama guru menyusun program sekolah untuk satu tahun kegiatan
3. Menyusun jadwal pelajaran
4. Mengkoordinasi kegiatan penyusunan model satuan pelajaran
5. Mengatur pelaksanaan evaluasi belajar dengan memperhatikan syarat dan
norma penilaian
6. Mencatat dan melaporkan hasil-hasil kemajuan kepada instansi atasan (
Kanwil Dinas P dan K )
7. Melaksanakan penerimaan murid baru berdasarkan ketentuan dari Dep. P dan
K.
8. Mengatur kegiatan program Bimbingan Penyuluhan ( BP )
9. Meneliti dan mencatat kehadiran murid.
16Ibid. h. 106
(49)
36
10.Merencanakan pembagian tugas guru
11.Mengusulkan formasi pengangkatan, kenaikan tingkat dan mutasi guru
12.Mengatur usaha-usaha kesejahteraan personal sekolah
13.Memelihara pencatatan buku sekolah
14.Merencanakan, mengembangkan, dan memelihara alat pelajaran peraga
15.Mengatur pemeliharaan gedung dan halaman sekolah
16.Memelihara perlengkapan sekolah
17.Mengatur dan bertanggung jawab dalam pengelolaan keuangan sekolah
18.Memelihara dan mnegembangkan hubungan sekolah dengan masyarakat
19.Mengatur program-program kekurikuler seperti UKS, kepramukaan, dan
sebagainya.
20.Memelihara dan mnegatur penyimpanan arsip kegiatan sekolah18
Dalam menjalankan fungsinya sebagai manajer ini kepala sekolah atau kepala madrasah perlu berpedoman pada prinsip-prinsip manajemen pendidikan di sekolah. Pada buku pedoman penyelengaraan SPG yang diterbitkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan diketengahkan bahwa prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam penyelenggaraan manajemen sekolah antara lain :
1. Perencanaan secara jelas, sederhana, fleksibel dan seimbang.
2. Organsasi tegas dan memiliki asas-asas :
a. Adanya kesatuan komando
(50)
b. Adanya pengawasan yang terus menerus
c. Adanya pembagian tanggung jawab yang seimbang
d. Adanya pembagian tugas yang logis dengan memperhatiakn usia,
masa kerja, pangkat dan kemampuan.
3. Staffing secara tepat : the right man of the right place
4. Pngarahan secara terus menerus oleh setiap unsur pimpinan kepada
bawahan.
5. Koordinasi yang menimbulkan suasana kerja dan kerja sama secara
harmonis.
6. Pengawasan secara cermat sehingga terhindar dari
penyimpangan-penyimpangankegiatan.
7. Pelaporan yang dimanfaatkan untuk memelihara dan mengembangkan
hal-hal yang baik dan mungkin dari terhal-halangnya kegagalan.
8. Pembiayaan yang hemat dan merata serta dapat dipertanggungjawabkan.
9. Pelaksanaan berlangsung secara tertib, lengkap, cepat, dan tepat sehingga
siap dipakai.
10.Peka terhadap pembaharuan agar dapat melayani proses pembaruan
pendidikan. 19
(51)
38
Henry Mintzberg menawarkan sejumlah pandangan yang menarik mengenai hakikat peran manajerial. Dia secara teliti mengamati aktivitas sehari-hari dari sekelompok CEO dengan mengikuti mereka dan membuat catatan mengenai apa
yang mereka lakukan.20 Berdasarkan observasinya, Mintzberg menyimpulkan
bahwa manajer memainkan sepuluh peran yang berbeda, dan peran-peran ini
dapat dibagi menjadi tiga kategori dasar : interpersonal roles ( peran
interpersonal), information roles ( peran pembawa informasi ), dan decisional
roles (peran pengambil keputusan ).
Jadi dalam tugasnya sebagai manajer kepala sekolah atau kepala madrasah harus memiliki strategi yang tepatuntuk memberdayakan tenaga kependidikan melalui kerja sama dan kooperatif, member kesempatan kepada para tenaga kependidikan untuk meningkatkan profesinya, dan mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan dalam berbagai kegiatan yang menunjang program sekolah.
C. Peran Manajerial Kepala Sekolah atau Kepala Madrasah
Peranan adalah aktivitas yang wajib dikerjakan atau dimainkan seseorang. Menurut Stoner dan Freeman, peranan manajer muncul karena adanya pemberian otoritas formal berupa surat keputusan kepada seseorang sekaligus dengan status atau kedudukannya. Untuk melaksanakan otoritas formal dan
(52)
statusnya, setiap manajer minimal mempunyai tiga peranan, yaitu sebagai interpersonal, informasional dan pengambil keputusan.
1. Peranan interpersonal ( pernanan antarpribadi)
Peranan interpersonal meliputi kepala sekolah atau kepala madrasah
sebagai : (a) figurehead ( kepala sekolah sebagai lambang atau symbol ), ia
mewakili sekolah atau madrasah menghadiri acara-acara seremonial, baik resmi maupun tidak resmi seperti upacara-upacara resmi disekolah atau madrasah dan pemerintahan atau swasta, menerima tamu, menyampaikan pidato, dan menghadiri undangan pernikahan pendidik dan tenaga kependidikan, meninjau sekeliling skeolah atau madrasah, mengunjungi kelas-kelas, mengenal siswa-siswanya, menyiapkan visi dan sebagainya. (b)
pemimpin ( leader ), kepala madrasah sebagai leader sering dikaburkan
orang dengan kepala sekolah atau kepala madrasah sebagai manager.
Peranan ini untuk menjadikan unit organisasinya berfungsi sebagai suatu kesatuan dalam mencapai tujuan dimana manajer perlu mengarahkan, memotivasi, dan menciptakan kondisi yang memungkinkan untuk bekerja
bagi pengikutnya. Dan (c) penghubung ( liaison ), ia berperan sebagai politisi
dan pengelola hubungan sekolah dengan masyarakat. Sebagai politisi ia harus mempelajari kerja sama dengan setiap orang, baik di dalam maupun di luar
sekolah atau madrasah.21
21 Husaini, Manajemen: Teori, Praktik, Dan Riset Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta, 2014, h.
(53)
40
2. Peranan informasional ( peranan informasional )
Peranan informasional menurut Mintzberg meliputi : peranan sebagai (a) monitor, ia mencari informasi di dalam atau di luar madrasah secara konstan. Peranan kepala seklah sebagai monitor mengakibatkan ia sebaagi orang yang palng banyak memiliki informasi terbaik dibandingkan pendidik dan tenaga
kependidiknya. (b) disseminator, ia mendistribusikan informasi-informasi
penting kepada pendidik dan tenaga kependidikan, orang tua peserta didik, anggota komite sekolah atau madrasah, aparatur pemerintah, dan masyarakat. Kepala sekolah/madrasah bertanggung jawab memberikan informasi-informasi penting yang dibutuhkan pendidik dan tenaga kependidikannya. Dan (c) spokes person, ia bagaikan menjadi seorang diplomat, sebagai seorang diplomat ia harus mampu berbicara dengan penuh diplomasi dan mampu membuat pendengarnya terpesona dan siap melaksanakan yang ia bicarakan, kepala sekolah atau madrasah menyampaikan pembicaraannya didepan pendidik dan tenaga kependidikan, orang tua peserta didik, anggota komite sekolah atau madrasah, aparatur pemerintah, dan masyarakat dalam rangka membangun citra positif terhadap sekolah atau madrasah.
3. Peranan Decisional ( peranan pembuatan keputusan )
Menurut Mintberg peranan decisional meliputi (a) entrepreneur, ia
(54)
menciptakan produk atau jasa pendidikan, mampu memasarkan sekolah atau madrasahnya agar banyak diminati masyarakat, pekerja keras yang memiliki motivasi pantang menyerah, mampu memanfaatkan dan menciptaknan peluang, dan berani mengambil resiko dengan penuh perhitungan yang
matang. (b) disturbance hander, berarti ia harus mampu mengantisipasi dan
menanggulangi kesulitan-kesulitan, mengalokasikan sumber daya organisasi,
dan bernegosiasi. (c) resources allocato, kepada siapa, untuk apa, bagaimana
sumber daya dialokasikan. (d) negotiator, perundingan dengan serikat buruh,
klien dan pihak-pihak lain.22
Keahlian yang sangat diperlukan pada seorang pemimpin salah satunya ialah keahlian manajerial. Keahlian manajerial adalah kemampuan yang mendalam mengenai urusan kepemimpinan. Seorang kepala sekolah atau kepala madrasah mungkin memerlukan sejumlah keahlian yang spesifik dalam menjalankan organisasinya. Melalui keahlian spesifik tersebut akan dapat membantu pemimpin lembaga pendidikan mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan secara efektif dan efisien.
Efisiensi merupakan kemampuan untuk meminimalkan penggunaan sumber daya dalam mencapai tujuan organisasi ( melakukan sesuatu dengan
tepat ). Ini adalah konsep input-output . kepala sekolah atau kepala madrasah
sebagai seorang manajer yang efisien adalah seorang yang mencapai output
(55)
42
atau hasil yang diukur dengan input ( tenaga kerja, material, dan waktu ) yang diperlukan. Manajer yang bertindak secara efisien mampu meminimalkan biaya sumber daya yang diperlukan. Sementara efektifitas adalah kemampuan untuk menentukan tujuan yang memadai ( melakukan hal yang tepat ).
Untuk menjadi kepala sekolah atau kepala madarsah yang berhasil, Moorhead/Griffin mengajukan empat keahlian manajerial yaitu : keahlian
teknis, ialah keahlian yang diperlukan utnuk menyelesaikan tugas pokok.23
Keahlian interpersonal, ialah keahlian berinteraksi dengan orang lain. Keahlian konseptual, ialah kemampuan dari seorang manajer untuk berfikir abstrak. dan Keahlian diagnostik ialah kemampuan manajer dalam mendiagnosa atau mendeteksi, dan keahlian yaitu kemampuan menganalissi suatu permasalahan sampai pada tahapan pengambilan keputusan
Sementara itu, departemen pendidikan nasional tahun 2004 merumuskan tiga keahlian manajerial yang harus dimiliki kepala sekolah atau kepala madrasah. Keahlian mnaajerial tersebut yaitu : keahlian teknis, keahlian hubungan sesame manusia, dan keahlian konseptual. Konsep keahlian manajerial yang dirumuskan para ahli di departemen nasional sepertinya memiliki persamaan dengan konsep yang dirumuskan oleh Muhammad Abdul Jawwad menyatakan ada tiga keahlian
(56)
manajerial yaitu : keahlian teknis, keahlian mengenai manusia, dan keahlian
konseptual.24
Sedangkan manfaat dari keahlian dari seorang mnaajerial itu sendiri diantaranya :
1. Untuk dapat mengetahui dan mengaplikasikan apa saja tugas pokok yang
harus dijalankan seorang pemimpin;
2. Untuk dapat berinteraksi atau berkomunikasi dengan ornag lain baik yang
berada dalam organisasi maupun di luar organisasi;
3. Untuk dapat mengembangkan berfikir abstrak
4. Untuk dapat mendiagnosis atau mendeteksi kemungkinan – kemungkinan
yang akan dihadapinya;
5. Untuk dapat menganaliti atau menganalisis secara mendalam baik
buruknya suatu permasalahan sampai pada tahapan pengambilan
keputusan yang tepat dalam periode kepemimpinannya.25
Menurut GR Terry, peran manajerial kepala sekolah atau kepala madrasah ada empat tahapan, yaitu planning, organizing, actuating, dan controlling (POAC).
24Ibid. h. 12 25Ibid. h. 14
(57)
44
1. Planning.
Perencanaan pada hakekatnya adalah aktifitas pengambilan keputusan tentang sasaran (objectives) apa yang akan dicapai, tindakan apa yang akan diambil dalam rangka mencapai tujuan dan siapa yang akan melaksanakan tugas-tugas tersebut. Menurut Roger A. Kauffman perencanaan adalah proses penentuan tujuan atau sasaran yang hendak dicapai dan menetapkan jalan dan sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan seefektif dan seefisien mungkin.
Dengan demikian perencanaan pendidikan adalah keputusan yang diambil untuk melakukan tindakan sesuai dengan jangka waktu perencanaan agar penyelenggaraan system pendidikan menjadi lebih efektif dan efisien, serta menghasilkan lulusan yang bermutu, dan relevan dengan kebutuhan pembangunan.
2. Organizing
Pengorganisasian sebagai proses membagi kerja ke dalam tugas-tugas yang lebih kecil, membebankan tugas-tugas itu kepada orang yang sesuai
dengan kemampuannya, dan mengalokasikan sumber daya, serta
mengkoordinasikannya dalam rangka efektivitas pencapaian tujuan organisasi.
(58)
Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa dalam fungsi pengorganisasian itu terdapat adanya sekelompok orang yang bekerja sama, adanya tujuan tertentu yang hendak dicapai, adanya pekerjaan yang akan dikerjakan, adanya pembagian tugas yang disusun oleh pimpinan, mengelompokkan kegiatan, menyediakan ala-alat yang dibutuhkan untuk aktivitas organisasi, adanya pendelegasian wewenang antara atasan dan bawahan, sampai pada pembuatan struktur organisasi yang efektif dan efisien.
3. Actuating (penggerakan)
Terry memberikan definisi penggerakan: Berarti, penggerakan adalah membuat semua anggota kelompok agar mau bekerja sama secara ikhlas serta bergairah untuk mencapai tujuan organisasi sesuai dengan perencanaan dan usaha-usaha pengorganisasian
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa penggerakan adalah kegiatan yang dilakukan oleh pimpinan untuk membimbing, mengarahkan, dan mengatur bawahan yang telah diberikan tugas dalam melakukan suatu kegiatan secara efektif dan efisien agar diperoleh suatu hasil yang optimal.
4. Controlling
Pengawasan adalah proses penentuan apa yang dicapai, yaitu standar, apa yang sedang dihasilkan, yaitu pelaksanaan, menilai pelaksanaan dan bilamana
(59)
46
perlu mengambil tidakan korektif sehingga pelaksanaan dapat berjalan sesuai rencana, yaitu sesuai dengan standar.
Peran kepala sekolah dalam pengawasan adalah mengadakan penilaian untuk mengetahui sejauh mana program dilaksanakan. Melalui evaluasi akan diketahui apakah program yang direncanakan sudah berhasil atau belum, apakah telah mencapai sasaran atau belum, apakah hambatan yang terjadi dan bagaimana cara mengatasinya.
Jadi manajer memiliki tiga peranan yaitu peranan interpersonal, peranan , informasional dan peranan pengambil keputusan. Sedangkan peranan manajerial kepala sekolah atau kepala madrasah mempunyai empat tahapan yaitu planning, organizing, actuating, dan controlling (POAC). Dari empat tahapan tersebut harus dijalankan menyangkut tercapainya tujuan dari organisasi tersebut.
D. Mutu Pengelolaan
Arcaro mendefinisikan mutu sebagai sebuah derajat variasi yang terduga standar yang digunakan dan memiliki kebergantungan pada biaya yang rendah. Pada pengertian yang lain disebutkan bahwa mutu adalah ukuran baik atau buruk suatu benda, kadar atau derajat kualitas sesuatu. Sehingga mutu dapat diartikan sebagai derajat atau kadar variasi terduga standar yang digunakan dan memiliki ketergantungan pada biaya rendah. Sallis menambahkan pengertian mutu sebagai
(60)
filosofis dan metodologis yang membantu institusi untuk merencanakan perubahan dan mengatur agenda dalam menghadapi tekanantekanan eksternal yang berlebihan.
Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana memberikan definisi terhadap kualitas dengan mengungkapkan beberapa elemen kesamaan yang terkandung pada beberapa pengertian tentang kualitas, yaitu sebagai berikut.
1. Kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan
2. Kualitas mencakup produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan.
3. Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah (misalnya apa yang
diangggap merupakan kualitas saat ini mungkin dianggap kurang berkualitas pada masa mendatang).
Kemudian kualitas (mutu) dapat diartikan sebagai suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Berdasarkan beberapa pengertian tentang mutu atau kualitas tersebut, maka mutu dapat didefiniskan sebagai ukuran relatif kebaikan suatu produk maupun jasa yang digunakan sebagai usaha memenuhi harapan konsumen atau pelanggan.
(61)
48
Di dalam pengelolaan pendidikan diperluan berbagai penguasaan ilmu serta keterampilan, yaitu sebagai berikut :
1. Perencanaan
Perencanaan yang dimaksud ialah perencanaan mikro ( sekolah ) maupun
perencanaan masyarakat sekitar sampai kepada perencanaan
pembangunan daerah dalam kaitan dengan otonomi daerah.
2. Pengorganisasian
Di dalam hal ini diperlukan pengetahuan mengenai organisasi ( teori –
teori organisasi ) serta bentuk – bentuk mekanisme serta kinerja
masing-masing organisasi.
3. Aktualisasi
Di dalam hal ini diperlukan konsep-konsep mengenai manajemen, teori-teori mengenai mobilisasi sumber-sumber yang tersedia untuk mewujudkan suatu program atau suatu rencana kerja.
4. Pengawasan
Pengetahuan berbagai bentuk pengawasan untuk memilih yang sesuai dengan kondisi serta tingkat perkembangan suatu organisasi.
5. Budjet
Di sini diperlukan pengetahuan mengenai penyusunan RAPBS maupun pada tingkat daerah dalam rangka kerja sama antar lembaga pendidikan.
(62)
6. Administrasi pendidikan
Di dalam arti mikro diperlukan pengetahuan mengenai adminsitrasi pendidikan sekolah yang efektif antara lain dengan menggunakan teknologi komunikasi komputer yang akan mempermudah tugas-tugas administratif.
7. Pemantauan dan pelaporan
Di dalam kaitan ini dikembangkan program EMIS ( Educational
Management Information System ) dalam lingkup sekolah maupun lingkup daerah.
8. Evaluasi
Dalam hal ini evaluasi perilaku di dalam rangka pencapaian misi yang
telah ditetapkan.26
Berdasarkan pemendiknas nomor 19 tahun 2005, dinyatakan bahwa setiap satuan pendidikan wajib memenuhi standar pengelolaan pendidikan yang berlaku
secara nasional.27 Setiap sekolah/madrasah harus merumuskan visi sekolah
sebagai cita-cita bersama warga sekolah/madrasah dan segenap pihak yang berkepentingan pada masa yang akan datang; mampu memberikan inspirasi, motivasi dan kekuatan pada warga sekolah atau madrasah dan segenap pihak yang berkepentingan; dirumuskan berdasarkan masukan dari berbagai warga sekolah/madrasah dan pihak-pihak yang berkepentingan, selaras dengan visi
26 Tilaar, Paradigma Baru Pendidikan Naisonal, Rineka Cipta, Jakarta 2010, h. 163 27 Ridwan Abdullah, Isda Pramuniati, Anies Mucktiany, Op. Cit, h. 101
(63)
50
institusi di atasnya, serta visi pendidikan nasional; diputuskan dalam rapat dewan pendidik yang dipimpin oleh kepala sekolah/madrasah dengan memerhatikan masukan komite sekolah atau madrasah; disosialisasikan kepada warga sekolah atau madrasah dan segenap pihak yang berkepentingan; serta ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai dengan perkembangan dan tantangan di masyarakat.
Selanjutnya, sekolah atau madrasah harus merumuskan visi dan misi sekolah yang memberikan arah dalam mewujudkan visi sekolah/madrasah sesuai dengan
tujuan pendidikan nasional.28 Tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu
tertentu yaitu; menjadi dasar program pokok sekolah/madrasah; menekankan pada kualitas layanan peserta didik dan mutu lulusan yang diharapkan oleh sekolah/madrasah; memuat pernyataan umum dan khusus yang berkaitan dengan program sekolah atau madrasah; memberikan keluwesan dan ruang gerak untuk pengembangan kegiatan satuan-satuan unit sekolah/madrasah yang terlibat; dirumuskan dari masukan segenap pihak yang berkepentingan termasuk komite sekolah/madrasah dan diputuskan dalam rapat dewan pendidik, yang dipimpin oleh kepala sekolah/madrasah dan segenap pihak yang berkepentingan; ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai dengan perkembangan dan tantangan masyarakat.
(64)
Sekolah atau madrasah menyusun tujuan sekolah yang menggambarkan tingkat kualitas yang perlu dicapai dalam jangka menengah ( empat tahunan ); mengacu pada visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional, serta relevan dengan kebutuhan masyarakat; mengacu pada standar kompetensi lulusan yang sudah ditetapkan oleh sekolah/madrasah dan pemerintah; mengakomodasi masukan dari berbagai pihak yang berkepentingan termasuk komite sekolah/madrasah dan diputuskan dalam rapat dewan pendidik yang dipimpin oleh kepala sekolah atau madrasah; disosialisasikan kepada warga sekolah/madrasah dan segenap pihak yang berkepentingan.
Sekolah atau madrasah diwajibkan membuat :
1. Rencana kerja jangka menengah yang menggambarkan tujuan yang akan
dicapai dalam kurun waktu empat tahun, yang berkaitan dengan mutu lulusan yang ingin dicapai dan perbaikan komponen yang mendukung peningkatan mutu lulusan
2. Rencana kerja tahunan yang dinyatakan dalam rencana kegiatan dan
anggaran sekolah/madrasah, yang dilaksanakan berdasarkan jangka
menengah.29
(65)
52
Sekolah wajib membuat pedoman yang mengatur berbagai aspek pengelolaan secara tertulis yang mudah dibaca oleh pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan rencana kerja.
Standar pengelolaan meliputi perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, pengelolaan pendidikan ditingkat kabupaten/kota, provinsi, dan pada tingkat nasional. Tujuan dari standar
ini adalah meningkatkan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan.30
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005, Standar pengelolaan pada satuan pendidikan harus memiliki pedoman yang mengatur tentang :
1. Kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabus
2. Kalender pendidikan/akademik, yang menunjukkan seluruh kategori aktivitas
satuan pendidikan selama satu tahun dan dirinci selama semesteran, bulanan, dan mingguan
3. Struktur organisasi satuan pendidikan
4. Pembagian tugas diantara pendidik
5. Pembagian tugas diantara tenaga kependidikan
6. Peraturan akademik
30 Tilaar, Standarisasi Pendidikan Nasional: Suatu Tinjauan Kritis, Jakarta: Asdi Mahasatya,
(66)
7. Tata tertib satuan pendidikan, yang minimal meliputi tata tertib pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik, serta penggunaan dan pemeliharaan sarana prasarana
8. Kode etik hubungan sesama warga didalam lingkungan satuan pendidian dan
hubungan antara warga stuan pendidikan dengan masyarakat
9. Biaya operasional satuan pendidikan. 31
Jadi kualitas (mutu) dapat diartikan sebagai suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Berdasarkan beberapa pengertian tentang mutu atau kualitas tersebut, maka mutu dapat didefiniskan sebagai ukuran relatif kebaikan suatu produk maupun jasa yang digunakan sebagai usaha memenuhi harapan konsumen atau pelanggan.
E. Langkah-langkah Pelaksanaan Peran Manajerial Kepala Madrasah dalam rangka Mencapai Standar Mutu Pengelolaan
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam mencapai standar pengelolaan pendidikan, Kepala Madrasah harus melaksanakan perannya sebagai manajer. Menurut Stoner Freeman, peran manajer yang harus dilakukan oleh kepala madrasah sebagai manajer dalam rangka mencapai standar mutu pengelolaan, yakni sebagai berikut :
31
Tim redaksi Fokusmedia, himpunan peraturan perundang-undangan tentang standar nasional pendidikan, Bandung : Fokusmedia, 2008 h. 32-33
(1)
100
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan, maka penulis mengajukan beberapa saran di antaranya:
1. Kepada Kepala Madrasah MAN 1 Bandar Lampung, agar tidak merasa puas dengan keadaan MAN yang saat ini sudah tercapainya standar pengelolaannya, terus melakukan evaluasi untuk kemajuan MAN 1 itu sendiri.
2. Kepada seluruh warga madrasah, harus ikut berpartisipasi, mengembangkan mengawasi serta mengevaluasi peran-peran kepala madrasah agar kepala madrasah dapat menjalankan perannya dengan baik demi terwujudnya tujuan yang telah di tetapkan.
C. Penutup
Dengan mengucapkan Alhamdulilahirobbil’alamin syukur kepada Allah SWT, atas limpahan karunia, rahmat, dan pertolongan-nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, dan tidak menemui hambatan yang berarti meskipun dalam penyusunan sangat sederhana, dengan upaya maksimal dan kerja keras namun pada akhirnya dapat terselesaikan.
Penulis menyadari sepebuhnya akan keterbatasan potensi, pengalaman serta wawasan keilmuan yang ada sehingga kemungkinan skripsi ini ada kesalahan dan kekeliruan yang sengaja maupun tidak sengaja, sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan yang kan datang.
(2)
101
Akhirnya, atas bimbingan yang telah diberikan dengan tulus dan ikhlas penulis mengucapkan terimaksih yang sebesar-besarnya. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya bagi pembaca pada umumnya, semoga Allah SWT mengampuni segala kesalahan dan kekhilafan bagi penulis dalam penulisan skripsi ini, semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya. Aamiin Ya Robbal Alamin.
(3)
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Indikator standar pengelolaan pendidikan... 7
Tabel 1.2 Data lapangan capaian indikator standar pengelolaan... 10
Tabel 4.1 Daftar siswa 3 tahun terakhir... 69
Tabel 4.2 Hasill ujian nasional 3 tahun terakhir...69
(4)
PEDOMAN OBSERVASI
No Indikator Keterangan
1 Kepala madrasah menjalankan perannya sebagaifigurehead 2 Kepala madrasah menjalankan perannya sebagaileader 3 Kepala madrasah menjalankan perannya sebagailiaison 4 Kepala madrasah menjalankan perannya sebagaimonitor 5 Kepala madrasah menjalankan perannya sebagaidisseminator 6 Kepala madrasa menjalankan perannya sebagaispokes person 7 Kepala madrasah menjalankan perannya sebagai entrepreneur 8 Kepala madrasah menjalankan perannya sebagaidisturbance
hander
9 Kepala madrasah menjalankan perannya sebagairesources allocato
(5)
1. Wawancara dengan kepla MAN 1 Bandar Lampung
(6)
3. Wawancara dengan Staf Tata Usaha MAN 1 Bandar Lampung