Implementasi Manajemen Mutu Terpadu Pada Standar Proses di MAN 2 Bandar Lampung

(1)

TESIS

Diajukan Kepada Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Dalam Ilmu Manajemen Pendidikan Islam

Oleh

RENI PRANIRTA NPM. 1422030017

PROGRAM STUDI

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

PRODI MANAJEMEN PENDIIDKAN ISLAM

PROGRAM PASCASARJANA (PPs)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) RADEN INTAN

LAMPUNG


(2)

TESIS

Diajukan Kepada Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Dalam Ilmu Manajemen Pendidikan Islam

Oleh

RENI PRANIRTA NPM. 1422030017

PEMBIMBING I : Prof.Dr. H. Moh. Mukri, M.Ag PEMBIMBING II : Dr. Hj. Siti Fatimah, M.Pd

PRODI MANAJEMEN PENDIIDKAN ISLAM

PROGRAM PASCASARJANA (PPs)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) RADEN INTAN

LAMPUNG


(3)

Nama : Reni Pranirta

NPM : 1422030017

Program Studi : Ilmu Tarbiyah

Konsentrasi : Manajemen Pendidikan Islam

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang berjudul:―IMPLEMENTASI

MANAJEMEN MUTU TERPADU PADA STANDAR PROSES DI MAN 2 BANDARLAMPUNG” adalah benar-benat karya asli saya, kecuali yang disebutkan sumbernya. Apabila terdapat kesalahan dan kekeliruan didalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Bandar Lampung, Oktober 2016 Yang Menyatakan,


(4)

agar produknya sesuai dengan standar kualitas dari masyarakat yang dilayani dalam pelaksanaan tugas pelayanan umum dan pembangunan masyarakat (Community Development) atau TQM merupakan sistem manajemen yang mengangkat kualitas sebagai strategi usaha dan berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota organisasi. Untuk dapat menerapkan Manajemen Mutu Terpadu dengan baik tentunya diperlukan prinsip-prinsip dan komponen yang harus ada sehingga nantinya Manajemen Mutu Terpadu ini akan dapat diukur berhasil atau tidaknya. Prinsip dari Manajemen Mutu Terpadu ini adalah sebagai berikut : 1)Kepuasaan pelanggan 2) Respek terhadap semua orang 3) Kepemimpinan (Leadership), 4)Perbaikan terus-menerus.

Penelitian ini akan dilaksananakan di MAN 2 Bandar Lampung, dengan pertimbangan karena MAN 2 Bandar Lampung merupakan salah satu Madrasah yang maju terbukti dengan prestasi yang telah dicapai, baik prestasi hasil belajar

siswa (akademik) maupun prestasi lain – lain (non akademik).

Berdasarkan hasil penelitian praservei penulis dilapanggan bahwa implementasi MMT di MAN 2 Bandar Lampung sudah dijalankan dengan baik, hal ini dapat dilihat dari kepala madrasah telah mengadakan perbaikan secara terus menerus, ini terlihat dari upaya yang dilakukan dengan meningkatkan kualitas rekrutmen siswa baru baik dari segi kualitas maupun kuantitas dan ini dilakukan dengan baik, kemudian kepala madrasah juga selalu mengadakan pelatihan-pelatihan yang tujuannya untuk meningkatkan profesionalisme guru dalam mengajar. Dalam pengumpulan data penulis menggunakan tiga teknik utama, yaitu observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini dikelompokan menjadi dua, yaitu data utama (primer) data pendukung (sekunder).

Dari hasil penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Implementassi Manajemen Mutu Terpadu Pada Standar Proses di MAN 2 Bandar Lampung. sudah dijalankan dengan baik, hal ini terlihat dari hasil penelitian yang penulis lakukan di mana didapat hasil bahwa kepala madrasah telah memaksimalkamm layanan kepada pelanggan dengan cara menciptakan keamanan dan kenyamanan dalam belajar, kemudian kepala madrasah juga telah memberikan respek kepada setiap orang yang ada di lingkungan madrasah dengan memberikan kesempatan berprestasi, berkarir dan dalam pengambilan keputusan, selain itu juga kepala madrasah selalu bersikap demokratis, dan yang terakhir kepala madrasah juga telah mengadakan perbaikan secara terus menerus, ini terlihat dari upaya yang dilakukan dengan meningkatkan kualitas rekrutmen siswa baru baik dari segi kualitas maupun kuantitas dan ini dilakukan dengan baik, kemudian kepala madrasah juga selalu mengadakan pelatihan-pelatihan yang tujuannya untuk meningkatkan profesionalisme guru dalam mengajar.


(5)

Tesis yang berjudul IMPLEMENTASI MANAJEMEN MUTU TERPADU PADA STANDAR PROSES DI MAN 2 BANDARLAMPUNG. ditulis oleh : Reni Pranirta, NPM 1422030017 telah diujikan dalam Ujian Tertutup dan di setujui untuk di ujikan dalam ujian terbuka pada program Pascasarjana IAIN Raden Intan Lampung.

Tim Penguji

Ketua Sidang : Prof. Dr. Idham Kholid, M.Ag ...

Sekretaris : Dr. Yetri Hasan, M.Pd ...

Penguji I : Prof. Dr. Hj. Nirva Diana, M.Pd ...

Penguji II : Dr. Hj. Siti Fatimah, M.Pd ...

Tanggal Lulus Ujian Tertutup : 28 Oktober 2016 Program Pascasarjana IAIN Raden Intan Lampung


(6)

TERPADU PADA STANDAR PROSES DI MAN 2 BANDARLAMPUNG. ditulis oleh : Reni Pranirta, NPM 1422030017 telah diujikan dalam Sidang Ujian Terbuka pada Program Pascasarjana IAIN Raden Intan Lampung.

Tim Penguji

Ketua Sidang : Prof. Dr. Idham Kholid, M.Ag ...

Sekretaris : Dr. Yetri Hasan, M.Pd ...

Penguji I : Prof. Dr. Hj. Nirva Diana, M.Pd ...

Penguji II : Prof. Dr. H. Moh. Mukri, M.Ag ...

Mengetahui

Direktur Program Pascasarjana IAIN Raden Intan Lampung

Prof. Dr. Idham Kholid, M.Ag


(7)

Judul tesis : IMPLEMENTASI MANAJEMEN MUTU TERPADU

PADA STANDAR PROSES DI MAN 2

BANDARLAMPUNG

Nama Mahasiswa : RENI PRANIRTA

NPM : 1422030017

Program Studi : Ilmu Tarbiyah

Konsentrasi : Manajemen Pendidikan Islam

Telah diajukan untuk diujikan dalam ujian terbuka pada program pascasarjana IAIN Raden Intan Lampung.

Bandar Lampung, September 2016

Menyetujui Komisi Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Prof.Dr.H. Moh.Mukri, M.Ag Dr. Hj. Siti Fatimah, M.Pd

NIP. 195904161987031002 NIP. 197211211998032007

Mengetahui

Ketua Program Studi Ilmu Tarbiyah

Dr.H. Jamal Fakhri, M.Ag NIP. 196301241991031002


(8)

Judul tesis : IMPLEMENTASI MANAJEMEN MUTU TERPADU PADA STANDAR PROSES DI MAN 2 BANDARLAMPUNG

Nama mahasiswa : RENI PRANIRTA

NPM : 1422030017

Program Studi : Ilmu Tarbiyah

Konsentrasi : Manajemen Pendidikan Islam

Telah disetujui untuk diajukan dalam ujian tertutup pada program pascasarjana IAIN Raden Intan Lampung.

Bandar Lampung, 2016

Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Prof.Dr.H. Moh.Mukri, M.Ag Dr. Hj. Siti Fatimah, M.Pd

NIP. 150231958 NIP. 197211211998803200

Mengetahui,

Ketua Program Studi Ilmu Tarbiyah Konsentrasi Manajemen Pendidikan Islam

Dr.H. Jamal Fakhri, M.Ag NIP. 196301241991031002


(9)

kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah serta inayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul ―Implementasi

Manajemen Mutu Terpadu Pada Standar Proses di MAN 2 Bandar Lampung”.

Shalawat serta salam semoga teteap tercurah kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan pengikutnya yang senantiasa menegakkan Islam hingga Yaumil Akhir, amin ya rabbal alamin.

Penulisan tesis ini dimaksudkan sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan program Strata Dua (S2) untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Islam (M.Pd.I) dalam Fakultas Ilmu Tarbiyah Konsentrasi Manajemen Pendidikan Islam (MPI) pada Program Pascasarjana IAIN Raden Intan Lampung. Selama proses penyusunan ini tentunya penulis banyak mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr.Idham Kholid, M.Ag Selaku Direktur Program

Pascasarjana IAIN Raden Intan Lampung.

2. Bapak Dr.H. Jamal Fakhri, M.Ag selaku Ketua Prodi Ilmu Tarbiyah

Program Pascasarjana IAIN Raden Intan Lampung.

3. Prof.Dr.H.Moh.Mukri, M.Ag sebagai pembimbing I


(10)

Lampung yang telah memberikan izin penelitian guna terselesainya tesis ini.

7. Semua pihak yang telah ikut berjasa dalam penyusunan tesis ini yang tidak

mungkin disebutkan satu persatu.

Akhirnya, semoga tesis ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya, dan atas amal baik semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan tesis ini semoga atas bantuan dan jerih payah dari semua pihak menjadi catatan ibadah di sisi Allah SWT, Amin.

Bandar Lampung, Oktober 2016 Penulis

RENI PRANIRTA NPM. 1422030017


(11)

standar kualitas dari masyarakat yang dilayani dalam pelaksanaan tugas pelayanan umum dan

pembangunan masyarakat (Community Development) atau TQM merupakan sistem manajemen

yang mengangkat kualitas sebagai strategi usaha dan berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota organisasi. Untuk dapat menerapkan Manajemen Mutu Terpadu dengan baik tentunya diperlukan prinsip-prinsip dan komponen yang harus ada sehingga nantinya Manajemen Mutu Terpadu ini akan dapat diukur berhasil atau tidaknya. Prinsip dari Manajemen Mutu Terpadu ini adalah sebagai berikut : 1)Kepuasaan pelanggan 2) Respek terhadap semua orang 3) Kepemimpinan (Leadership), 4)Perbaikan terus-menerus.

Penelitian ini akan dilaksananakan di MAN 2 Bandar Lampung, dengan pertimbangan karena MAN 2 Bandar Lampung merupakan salah satu Madrasah yang maju terbukti dengan

prestasi yang telah dicapai, baik prestasi hasil belajar siswa (akademik) maupun prestasi lain –

lain (non akademik).

Berdasarkan hasil penelitian praservei penulis dilapanggan bahwa implementasi MMT di MAN 2 Bandar Lampung sudah dijalankan dengan baik, hal ini dapat dilihat dari kepala madrasah telah mengadakan perbaikan secara terus menerus, ini terlihat dari upaya yang dilakukan dengan meningkatkan kualitas rekrutmen siswa baru baik dari segi kualitas maupun kuantitas dan ini dilakukan dengan baik, kemudian kepala madrasah juga selalu mengadakan pelatihan-pelatihan yang tujuannya untuk meningkatkan profesionalisme guru dalam mengajar. Dalam pengumpulan data penulis menggunakan tiga teknik utama, yaitu observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini dikelompokan menjadi dua, yaitu data utama (primer) data pendukung (sekunder).

Dari hasil penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Implementassi Manajemen Mutu Terpadu Pada Standar Proses di MAN 2 Bandar Lampung. sudah dijalankan dengan baik, hal ini terlihat dari hasil penelitian yang penulis lakukan di mana didapat hasil bahwa kepala madrasah telah memaksimalkamm layanan kepada pelanggan dengan cara menciptakan keamanan dan kenyamanan dalam belajar, kemudian kepala madrasah juga telah memberikan respek kepada setiap orang yang ada di lingkungan madrasah dengan memberikan kesempatan berprestasi, berkarir dan dalam pengambilan keputusan, selain itu juga kepala madrasah selalu bersikap demokratis, dan yang terakhir kepala madrasah juga telah mengadakan perbaikan secara terus menerus, ini terlihat dari upaya yang dilakukan dengan meningkatkan kualitas rekrutmen siswa baru baik dari segi kualitas maupun kuantitas dan ini dilakukan dengan baik, kemudian kepala madrasah juga selalu mengadakan pelatihan-pelatihan yang tujuannya untuk meningkatkan profesionalisme guru dalam mengajar.


(12)

PERNYATAAN ORISINALITAS ... iii

ABSTRAK ... iv

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... v

HALAMAN PENGESAHAN ... vi

PEDOMAN TRANSLITERASI ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 17

C. Fokus dan Sub fokus ... 18

D. Batasan Masalah ... 18

E. Rumusan Masalah ... 19

F. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 19

G. Kerangka Pikir ... 20

BAB II LANDASAN TEORI ... 24

A. MANAJEEN MUTU TERPADU ... 24

1. Pengertian Manajemen Mutu Terpadu ... 24

2. Implementasi Manajemen Mutu Terpadu pada Bidang Pendidikan ... 28

3. Manfaat Implementasi Manajemen Mutu Terpadu (TQM) di Madrasah ... 34

4. Peranan Manajemen Mutu Terpadu di Madrasah... 36

B. STANDAR MUTU PENDIDIKAN ... 42

1. Standar Proses ... 43

BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian ... 49

B. Metode Penelitian ... 49

1. Pendekatan Penelitian ... 49

2. Subyek Penelitian ... 52


(13)

BAB IV PROFIL MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG

A. Diskripsi Lapangan ... 62

1. Sejarah singkat berdirinya MAN 2 Bandar Lampung ... 62

2. Visi, Misi dan Tujuan MAN 2 Bandar Lampung ... 64

3. Keadaan Sarana dan Prasarana MAN 2 Bandar Lampung ... 67

4. Struktur Organisasi ... 68

5. Keadaan Siswa MAN 2 Bandar Lampung ... 71

6. Keadaan Guru dan TU MAN 2 Bandar Lampung ... 74

B. Penyajian Data ... 79

1. Implementasi Manajemen Mutu Terpadu Pada Standar Proses dalam Fokus Pada Pelanggan ... 79

2. Implementasi Manajemen Mutu Terpadu Pada Standar Proses dalam respek terhadap semua orang ... 81

3. Implementasi Manajemen Mutu Terpadu Pada Standar Proses dalam perbaikan proses ... 86

4. Implementasi Manajemen Mutu Terpadu Pada Standar Proses dalam Kepemimpinan ... 88

C. Analisa Data ... 91

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 98

B. Rekomendasi ... 100 DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN-LAMPIRAN ...


(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan sangat mempengaruhi kualitas suatu bangsa. Secara empirik kita bisa mengamati bahwa bangsa-bangsa di Eropa dan Amerika, bahkan beberapa negara tetangga kita dikawasan Asia, seperti halnya Jepang dan Korea Selatan, mampu menjadi bangsa-bangsa terkemuka didunia karena rakyatnya secara umum memang memiliki pendidikan yang baik dan berkualitas. Sebaliknya banyak bangsa berpendidikan rendah. Gambaran nyata dari kondisi tersebut dapat kita amati dari bangsa-bangsa dibelahan Afrika, Berdasarkan realita empirik tersebut maka pendidikan harus mendapatkan prioritas tersendiri agar suatu bangsa bisa menjadi maju dan menempati posisi terhormat diantara bangsa-bangsa lainnya.

Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti yang luhur, berkepribadian, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas, dan terampil serta sehat jasmani dan rohani. Pendidikan Nasional juga diharapkan mampu menumbuhkan dan memperdalam cinta tanah air, mempertebal semangat kebangsaan dan rasa kesetiakawanan sosial. Sejalan dengan hal tersebut maka perlu dikembangkan situasi belajar mengajar yang dapat menumbuhkan rasa percaya diri, sikap dan perilaku yang inovatif dan kreatif. Dengan demikian pendidikan nasional akan mampu mewujudkan manusia pembangunan yang dapat


(15)

membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsanya.

Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 Negara Republik Indonesia dinyatakan bahwa salah satu tujuan negara Republik Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan untuk itu setiap warga negara Indonesia berhak mendapatkan pendidikan yang bermutu sesuai dengan minat dan bakat

yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, ras, etnis, agama dan gender.1

Salah satu kebijakan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia adalah melalui peningkatan mutu pendidikan. Pemerataan dan mutu pendidikan akan membuat warga negara Indonesia memiliki keterampilan khusus (Life Skills) sehingga memiliki kemampuan untuk mengenal dan mengatasi

masalah diri dan lingkungannya, mendorong tegaknya masyarakat madani dan modern yang dijiwai nilai-nilai agama dan ideologi negara.

Dalam bidang pendidikan, Indonesia dewasa ini paling sedikit menghadapi

tiga persoalan yang serius. Pertama, krisis moral yang begitu dahsyat di dalam

masyarakat. Kedua, sistem pembelajaran yang belum begitu memadai

disekolah-sekolah. Ketiga, mutu pendidikan yang masih rendah khususnya dijenjang

pendidikan dasar dan menengah 2. Namun demikian pemerintah beserta berbagai

kalangan telah dan terus menerus berupaya mewujudkan peningkatan mutu pendidikan, antara lain melalui pengembangan dan perbaikan kurikulum dan sistem evaluasi, perbaikan sarana prasarana pendidikan, pengembangan dan

1

Suryadi, Manajemen Mutu Berbasis Sekolah Konsep dan Aplikasi, Bandung, Sarana Panca Karya Nusa, 2009, hlm. 2

2 Sindhunata (Ed). 2000. Menggagas Paradigma Baru Pendidikan Demokrasi, Otonomi,


(16)

pengadaan buku dan alat pelajaran, pelatihan dan peningkatan kualitas guru dan tenaga kependidikan lainnya, serta peningkatan manajemen sekolah. Walaupun berbagai hal tersebut telah dilakukan tetapi belum mampu menunjukan peningkatan kualitas yang berarti, terutama sekolah-sekolah di pedesaan atau daerah tertinggal.

Sedikitnya terdapat tiga faktor yang menyebabkan mutu pendidikan tidak mengalami peningkatan yang merata, (Depdiknas, 2002:1). Faktor tersebut adalah : Pertama, kebijakan dan penyelenggaraan pendidikan nasional yang masih

menggunakan pendekatan education production function atau input-out put

analysis kurang begitu optimal, karena selama ini dalam menerapkan pendekatan

tersebut kurang memperhatikan proses pendidikan. Banyak kalangan berasumsi

bahwa sekolah apabila in – put nya baik akan menghasilkan out-put yang baik

pula. Padahal proses pendidikan sangat menentukan out – put pendidikan. Kedua,

penyelenggaraan pendidikan nasional dilakukan secara birokratik-sentralistik sehingga menempatkan sekolah sebagai penyelenggaraan pendidikan sangat tergantung pada keputusan birokrasi pusat yang kadang-kadang kebijakan tersebut tidak sesuai dengan kondisi sekolah setempat. Sekolah kehilangan kemandirian, keluwesan, motivasi, kreatifitas/inisiatif untuk memajukan dan mengembangkan

lembaganya termasuk peningkatan mutu sekolah. Ketiga, kurangnya peran serta

warga sekolah (guru) dan warga masyarakat (orang tua siswa) dalam menyelenggarakan pendidikan dewasa ini. Partisipasi guru dalam pengambilan keputusan sering diabaikan, padahal terjadi tidaknya perubahan di sekolah sangat tergantung pada guru. Partisipasi masyarakat dewasa ini umumnya masih sebatas


(17)

pada dukungan dana, sedangkan dukungan lainnya yang berupa moral, pemikiran, barang dan jasa kurang diperhatikan. Akuntabilitas sekolah terhadap masyarakat juga lemah terutama mempertanggungjawabkan hasil pelaksanaan pendidikan

kepada masyarakt (orang tua) sebagai stakeholder.3

Pada hakikatnya, berbagai upaya yang dilakukan pemerintah untuk

meningkatkan kualitas pendidikan belum menunjukkan hasil yang

menggembirakan, bahkan masih banyak kegagalan, ini disebabkan antara lain : masalah manajemen pendidikan yang kurang tepat, penempatan tenaga tidak sesuai dengan bidang keahliannya, penanganan masalah bukan pada ahlinya, pemerataan kesempatan, keterbatasan anggaran yang tersedia, sehingga tujuan pendidikan nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa melalui peningkatan mutu pada setiap jenis dan jenjang pendidikan belum dapat diwujudkan secara signifikan.

Untuk menciptakan sebuah lembaga pendidikan yang bermutu sebagaimana yang diharapkan banyak orang atau masyarakat bukan hanya menjadi tanggungjawab sekolah, tetapi merupakan tanggungjawab dari semua pihak termasuk didalamnya orangtua dan dunia usaha sebagai customer internal dan eksternal dari sebuah lemabaga pendidikan. Arcaro S.Jerome dalam Ary Bogdan, RC and Bihlen, menyampaikan bahwa terdapat lima karakteristik

3 Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Informasi tentang Bantuan Operasional

Manajemen Mutu (BOMM) untuk Sekolah Menengah Umum. Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Umum. hlm. 1-2


(18)

sekolah yang bermutu yaitu : 1) Fokus pada pelanggan. 2) keterlibatan total. 3)

pengukuran. 4) komitmen. 5) perbaikan berkelanjutan.4

Pemimpin lembaga pendidikan Islam, khususnya dilingkungan Madrasah

merupakan motivator, event organizer, bahkan penentu arah kebijakan sekolah

dan madrasah yang akan menentukan bagaimana tujuan-tujuan pendidikan pada umumnya direalisasikan. Firman Allah SWT (QS. Al-Anbiya :73) :

Artinya : “Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang

memberi petunjuk dengan perintah Kami dan telah Kami wahyukan kepada, mereka mengerjakan kebajikan, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan hanya kepada Kamilah mereka selalu menyembah, (QS. Al-Anbiya (21):73)

Kepala sekolah yang efektif adalah kepala sekolah yang memenuhi kriteria sebagai berikut :

1. Mampu memberdayakan guru-guru untuk melaksanakan proses pembelajaran

dengan baik, lancar dan produktif.

2. Dapat menyelesaikan tugas dan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah

ditetapkan.

3. Mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat sehingga

dapat melibatkan mereka secara aktif dalam rangka mewujudkan tujuan sekolah dan pendidikan.

4 Ary bogdan, RC And Bihlen, Qualitative Research For Education An Introduction to


(19)

4. Berhasil menerapkan prinsip kepemimpinan yang sesuai dengan tingkat kedewasaamn guru dan pegawai lain di sekolah.

5. Bekerja dengan tim manajemen.

6. Berhasil mewujudkan tujuan sekolah secara produktif sesuai dengan

ketentuan yang telah ditentukan.5

Untuk menjawab berbagai permasalahan yang ada dilingkungan pendidikan tersebut terletak pada Manajemen Mutu Terpadu yang akan memberikan solusi para profesional pendidikan untuk menjawab tantangan masa kini dan masa depan. Karena Manajemen Mutu Terpadu dapat digunakan untuk membangun aliansi antara pendidikan, bisnis dan pemerintah. Manajemen Mutu Terpadu dapat membentuk masyarakat responsive terhadap perubahan tuntutan masyarakat di era globalisasi ini. Manajemen Mutu Terpadu juga dapat membentuk sekolah yang tanggap dan mampu merespon perubahan yang terjadi

dalam bidang pendiidkan demi memberikan kepuasan kepada stakeholder.

Manajemen Mutu Terpadu adalah sebuah konsep pendidikan dimana MMT ini adalah suatu sistem manajemen yang berorientasi pada perbaikan mutu secara terus menerus, dimana dalam mencapai itu melibatkan seluruh anggota

organisasi dalam mencapainya.6

Untuk dapat menerapkan Manajemen Mutu Terpadu dengan baik tentunya diperlukan prinsip-prinsip dan komponen yang harus ada sehingga nantinya

5

Mulyasa, E, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik, dan Implementasi, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2005, hlm.126

6 Tjipto, F & Diana A, Total Quality manajement, Yogyakarta , Andi Offset, 1995, Hlm.


(20)

Manajemen Mutu Terpadu ini akan dapat diukur berhasil atau tidaknya. Prinsip dari Manajemen Mutu Terpadu ini adalah sebagai berikut :

1. Kepuasaan pelanggan : Pendidikan harus memberikan pelayanan kepada

pelanggannya, dimana yang dimaksud dengan pelanggan pendidikan ini meliputi pelanggan internal dan pelanggan ekternal. Pelanggan internal adalah siswa, guru dan staf tata usaha, sedangkan pelanggan ekternal adalah orangtua siswa, pemerintah dan masyarakat termasuk komite sekolah.

2. Respek terhadap semua orang : Jadi semua orang yang ada di sekolah

dianggap memiliki potensi, sehingga setiap orang yang ada di organisasi diperlakukan dengan sebaik-baiknya dan diberi kesempatan untuk berprestasi, berkarir dan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan.

3. Kepemimpinan (Leadership)

4. Perbaikan terus-menerus, agar sukses sekolah atau madrasah harus berusaha

untuk melakukan proses sistematis dalam melakukan perbaikan secara

berkesinambungan.7

Adapun komponen-komponen dalam pelaksanaan Manajemen Mutu Terpadu adalah sebagai berikut : 1) Fokus pada kepuasan pelanggan, 2) Obsesi terhadap mutu, 3) Pendekatan Ilmiah, 4) Komitmen jangka panjang, 5) kerjasama tim, 6) Perbaikan sistem secara terus menerus, 7) Pendidikan dan pelatihan, 8) Kebebasan yang terkendali, 9) kesatuan tujuan, 10) adanya keterlibatan dan

pemberdayaann guru dan staf tata usaha.8

7 Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktek Dan Riset Pendidikann, Jakarta, Bumi

Aksara, 2009, Hlm. 572-573


(21)

Jadi pada dasarnya Manajemen Mutu Terpaduu Pendidikan ini adalah bagaimana manajemen suatu sekolah atau madrasah dengan menggunakan prinsip-prinsip serta komponen-komponenn yang diupayakan agar ada perbaikan secara terus menerus sehingga tujuan yang akan dicapai yakni kepuasan pelanggan dapat tercapai dengan sebaik-baiknya.

Mengacu pada latar belakang masalah diatas, dapat ditegaskan bahwa mutu pendidikan saat ini sedang menghadapi problem pelik dan komplek, bukan saja problem-problem rutin administrasi, namun pula hadirnya kemampuan keterampilan manajerial pimpinan lembaga pendidikan, perubahan perilaku dan pola hidup pimpinan lembaga pendidikan khususnya di lembaga pendidikan Islam, rendahnya partisipasi dan tanggung jawab secara komprehensif tenaga pendidik dan kependidikan, niat yang kurang tulus dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi (TUPOKSI) yang di emban oleh tim work tenaga pendidik dan kependidikan, para pelanggan pengguna lulusan menuntut profesionalisme terhadap teori, skill, dan pengalaman yang mereka miliki sesuai dengan tuntutan lapangan, masih carut marutnya pemahaman dan aplikasi teori belajar dan pembelajaran yang dimiliki oleh guru, dan evaaluasi pembelajaran yang masih labil dan berubah-ubah akan mempengaruhi kegoncangan pemahaman dan ketidaknyamanan pendidik dan tenaga kependidikan.

Untuk menyahuti perkembangan sosial politik, ekonomi, sosial dan budaya global yang telah mempengaruhi hidup dan kehidupan saat ini dan masa depan, pendidikan diharuskan bersikap responsif dan pro aktif terhadap tuntutan masyarakat sebagai pengguna jasa pendidikan persekolahan. Tuntutan tersebut


(22)

adalah agar dunia pendidikan persekolahan dapat memberikan layanan prima terhadap penlanggan atau pengguna jasa pendidikan tersebut, sehingga secara normatif dapat merubah sikap dan meningkatkna pengetahuan dan keterampilan

peserta didik.9

Hal diatas mengidentifikasikan bahwa sebuah lembaga pendidikan harus dikelola secara profesional, sehingga dapat mengahasilkan out put yang potensial dan kompetitif. Sekolah sebagai sarana untuk mencetuskan sumber daya dan menjadikan sumber daya yang produktif perlu untuk mereposisi kembali menjadi sekolah yang handal, berkualitas dan berstandar nasional maupun internasional yang dikembangkan bersama oleh warga sekolah dengan menggalakkan peran serta pemerintah pusat maupun daerah serta masyarakat sebagai stake holder.

Setidaknya ada dua hal yang senantiasa membayangi lembaga pendidikan dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan, yaitu :

Pertama, kinerja guru yang kurang profesional. Dalam hal ini guru

merupakan orang yang berada di garis depan dalam proses pendidikan, guru memiliki peran yang sangat penting. Peranan guru dallam kegiatan pembelajaran tidak hanya bersifat administratif dan organisatoris, tetapi juga bersifat

metodologis dan psikologis.10 Sebagai mana Allah SWT berfirman :

9 Muhyi Batubara, Sosiologi Pendidikan, Jakarta, Ciputat Press, 2004 Hlm. 88

10 Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan P endekatan Sistem, Jakarta,


(23)

Artinya : “Dan katakanlah: bekerjalah kamu, nanti Allah dan Rosul-nya serta orang-orang yang mukmin akan melihat pekerjaan itu. Nanti kamu

akan dikembalikan kepada Allah, Allah mengetahui segala yang ghaib

dan yang nyata, lalu diberitahukan kepadamu apa yang telah kamu

kerjakan.” (QS. Attaubah : 105).

Penegasan dari ayat diatas adalah bahwa pekerjaan seseorang akan dilihat oleh Allah SWT, rasul-Nya serta orang-orang yang beriman, artinya secara tidak langsung setiap pekerjaan yang dilakukan akan diketahui, diawasi dan dievaluasi oleh orang lain, demi memperoleh hasil yang diharapkan.

Kedua, manajemen pengelolaan sekolah yang kurang profesional. Dalam

hal ini Ranupandojo mengutip pendapat James Stoner yang mengatakan bahwa manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya orang lain yang ada dalam organisasi, guna mencapai tujuan yang telah ditentukan. Pengertian tersebut mengindikasikan bahwa agar tujuan sekolah dapat tercapai, maka perlu dilakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian serta penggunaan sumber daya setiap orang yang terlibat dalam sekolah.

Menyadari akan hal tersebut, banyak lembaga pendidikan kemudian berupaya menerapkan konsep manajemen modern untuk mempercepat ketertinggalan serta meraih sumber daya manusia yang unggul dan berkualitas. Penerapan ini merupakan ikhtisar agar sekolah dapat meningkatkan mutu dan


(24)

kualitasnya melalui perbaikan yang berkesinambungan, kualitas, produk, jasa,

manusia, proses serta lingkungan organisasi.11

Salah satu model manajemen modern yang banyak diterapkan pada lembaga pendidikan adalah Manajemen Mutu Terpadu (MMT) atau Total Quality Management (TQM). Meskipun pada awalnya MMT dikembangkan sebagai model manajemen perusahaan (bisnis) namun dalam perkembangan selanjutnya banyak lembaga pendidikan yang mengembangkan konsep MMT/TQM. Hal ini dikarenakan karakteristik utama MMT/TQM yang secara filosofi senantiasa menekankan pada pencarian secara konsisten terhadap perbaikan berkelanjutan

untuk pencapaian kebutuhan dan kepuasan pelanggan.12

Strategi yang dalam perkembangan dalam penggunaan Manajemen Mutu Terpadu dalam dunia pendidikan adalah, institusi pendidikan memposisikan dirinya sebagai institusi jasa atau dengan kata lain menjadi industri jasa, yakmi imstiitusi yang memberikan pelayanan sesuai dengan keinginan para pelanggan. Oleh karena itu dalam memposisikan dirinya sebagai industri jasa, maka sebuah lembaga pendidikan harus memenuhi standar mutu. Konsep mutu dalam TQM ini harus memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan. Secara operasional, mutu ditentukan oleh dua faktor yaitu terpenuhinya spesifikasi yang telah ditentukan

sebelumnya (Quality In Fact) dan terpenuhinya spesifikasi yang diharapkan

(Quality In Perfection) menurut tuntutan dan kebutuhan pengguna jasa.13

11 Fandi Tjiptono, Anastasia Diana, Total Quality Manajemen, Yogyakarta, Penerbit

Andi, 1994, Hlm. 4

12 Edward Salis, Total Quality Manajement, Alih bahasa, Ahmad Ali Riyadi, Fahrurrazi,

Yogyakarta, Ircisod, Hlm. 5-6


(25)

Manajemen Mutu Terpadu dalam pendidikan mencoba untuk

memaksimalkan daya saing organisasi pendidikan melalui perbaikan

berkelanjutan, input, proses, output, jasa, manusia, serta lingkungan yang memiliki prinsip-prinsip utama yaitu tetap fokus pada peserta didik, obsesi terhadap kualitas, pendekatan ilmiah, komitmen jangka panjang, kerja sama tim. Perbaikan sistem secara berkesinambungan, pelatihan dan pengembangana, kebebasan yang terkendali serta adanya satu kesatuan tujuan yang dilakukan dalam proses yang sistematis melalui pola PDCA yang terdiri dari langkah perencanaan, melaksanakan rencana, memeriksa hasil pelaksanaan rencana dan

melakukan tindakan korektif terhadap hasil yang diperoleh.14

Sedangkan Mutu pendidikan yang baik memiliki standar. Oleh karena itu, secara nasional diberlakukanlah standar-standar mutu pendidikan, yang disebut Standar Nasional Pendidikan (SNP). Dalam pasal 2 ayat 1 PP No. 19 tahun 2005 dinyatakan bahwa ruang lingkup SNP meliputi: (1) standar isi; (2) standar proses; (3) standar kompetensi lulusan; (4) standar pendidik dan tenaga kependidikan; (5) standar sarana dan prasarana; (6) standar pengelolaan sekolah; (7) standar

pembiayaan, dan (8) standar penilaian pendidikan. 15

Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun 2005 Pasal 1 Ayat (6) mengemukakan bahwa standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk

mencapai standar kompetensi lulusan.16 Ruang lingkup standar proses untuk

14

Husaini Usman, Op Cit, Hlm 573

15 Peraturan Pemerintah Nomor 32 Trntang Standar Nasional Pendidikan dan Sistem

Pendidikan Nasional Tahun 2013, Jakarta, Tamita Utama, Hlm. 6


(26)

satuan pendidikan dasar dan menengah menurut Permendiknas RI No. 41 Tahun 2007 mencakup perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses

pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses

pembelajaran. Standar proses telah menempatkan guru pada posisi yang strategis dalam proses mengajar siswa, karena mengajar memerlukan tanggung jawab moral yang cukup berat. Keberhasilan pendidikan bergantung pada pertanggungjawaban guru dalam melaksanakan tugas mengajarnya. Firman Allah SWT dalam Surat Al-Kahfi ayat 66-70.

Artinya : “Musa berkata kepada Khidhr: "Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu?"Dia menjawab: "Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sanggup sabar bersama aku. dan bagaimana kamu dapat sabar atas sesuatu, yang kamu belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu?" Musa berkata: "Insya Allah kamu akan mendapati aku sebagai orang yang sabar, dan aku tidak akan menentangmu dalam sesuatu urusanpun". Dia berkata: "Jika kamu mengikutiku, Maka janganlah kamu menanyakan kepadaku tentang sesuatu apapun, sampai aku sendiri menerangkannya kepadamu".17

SKL-SP adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan pada setiap satuan pendidikan yang terdiri dari satuan pendidikan dasar (SD/MI/SDLB/Paket A, SMP/MTs/SMPLB/Paket B) dan satuan pendidikan menengah (SMA/MA/SMALB/Paket C, SMK/MAK). Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) dikembangkan berdasarkan tujuan setiap satuan pendidikan, yaitu:


(27)

1. Pendidikan Dasar, yang meliputi SD/MI/SDLB/Paket A dan SMP/MTs./SMPLB/Paket B, bertujuan: meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

2. Pendidikan Menengah yang terdiri atas SMA/MA/SMALB/Paket C bertujuan:

meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

3. Pendidikan Menengah Kejuruan yang terdiri atas SMK/MAK bertujuan:

meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.

SK-KMP adalah kualifikasi kemampuan lulusan pada setiap kelompok mata pelajaran yang mencakup: Agama dan Akhlak Mulia, Kewarganegaraan dan Kepribadian, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Estetika, dan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan, baik untuk satuan pendidikan dasar maupun satuan pendidikan menengah. Secara khusus, di SMK aspek yang menjadi fokus perhatian dalam standar kompetensi lulusan adalah (1) kualifikasi lulusan, (2) kepuasan lulusan, dan (3) keterserapan lulusan di dunia kerja.

Dari segi proses, suatu pendidikan disebut bermutu apabila peserta didik mengalami proses pembelajaran yang riil dan bermakna, yang ditunjang oleh proses belajar mengajar yang efektif. Suyata (1996: 1), menjelaskan bahwa kualitas suatu sekolah ditentukan oleh pendayagunaan sumber-sumber instruksional secara optimal, efisiensi pengelolaan input-input material dan non


(28)

material, yang secara keseluruhan ditransformasi melalui proses yang meyakinkan. Dari segi produk, pendidikan disebut bermutu apabila siswa: (1) dapat menyelesaikan studi dengan tingkat penguasaan yang tinggi terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi sebagaimana tidak diberikan dalam tugas-tugas belajarnya; (2) memperoleh kepuasan atas hasil pendidikannya karena ada kesesuaian antara penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan kebutuhan hidupnya; (3) mampu memanfaatkan secara fungsional ilmu pengetahuan dan teknologi hasil belajarnya demi perbaikan kehidupannya; dan (4) dapat dengan mudah memperoleh kesempatan bekerja sesuai dengan tuntutan dunia kerja.

Filosofi mutu dalam pendidikan merekomendasikan tiga prinsip sebagai berikut: (1) pendidikan merupakan industri jasa yang mengimplikasikan pada pentingnya mengembangkan hubungan kemanusiaan yang mendasar dan sikap kepelayanan; (2) mutu pendidikan merupakan kesesuaian atribut-atribut jasa dengan kebutuhan para pelanggannya, dan atribut-atribut itu adalah relevansi, efisiensi, akuntabilitas, dan kemampuan akademis yang semuanya merupakan suatu keterpaduan; dan (3) proses kegiatan pendidikan bersifat sirkuler yang mengimplikasikan berkembangnya hubungan kemitraan antara lembaga pendidikan dengan masyarakat dan dunia usaha serta mutu berkelanjutan.

Menurut Juran (1995: 99), secara berturut-turut manajemen mutu yang berbasis pada kebutuhan pelanggan dilakukan dengan cara: (1) mengenali pelanggan; (2) menemukan; (3) menerjemahkan kebutuhan pelanggan; (4)


(29)

mengembangkan produk; (5) mengembangkan proses produksi; dan (6)

mewujudkan menjadi serangkaian kegiatan operasional.18

Berangkat dari uraian di atas maka penulis ingin mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai Implementassi Manajemen Mutu Terpadu Pada Standar Proses di MAN 2 Bandar Lampung. Yang dalam kenyataannya implementasi MMT di MAN 2 Bandar Lampung sudah dijalankan dengan baik, hal ini terlihat dari hasil penelitian pra survey yang penulis lakukan di mana didapat hasil bahwa kepala madrasah telah memaksimalkan layanan kepada pelanggan dengan cara menciptakan keamanan dan kenyamanan dalam belajar, kemudian kepala madrasah juga telah memberikan respek kepada setiap orang yang ada di lingkungan madrasah dengan memberikan kesempatan berprestasi, berkarir dan dalam pengambilan keputusan, selain itu juga kepala madrasah selalu bersikap demokratis, dan yang terakhir kepala madrasah juga telah mengadakan perbaikan secara terus menerus, ini terlihat dari upaya yang dilakukan dengan meningkatkan kualitas rekrutmen siswa baru baik dari segi kualitas maupun kuantitas dan ini dilakukan dengan baik, kemudian kepala madrasah juga selalu mengadakan pelatihan-pelatihan yang tujuannya untuk meningkatkan profesionalisme guru

dalam mengajar.19

Dalam meningkatkan mutu pendidikan, Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Bandar Lampung memiliki kegiatan yang berbeda dengan sekolah lainnya yang ada di Bandar Lampung, salah satunya yaitu madrasah ini mengadakan kegiatan pengembangan diri, pengembangan bakat dan minat peserta didik seperti

18 https://jodenmot.wordpress.com/2012/12/26/standar-mutu-pendidikan/ 19 Pra Survey, tentang pelaksanaan MMT, pada hari senin tanggal April 2016


(30)

mengadakan ektrakurikuler tata busana, elektronik dan dalam hal perbengkelan. Tata busana adalah kegiatan dimana peserta didik dapat mengembangkan

keterampilan, kemahirannya dalam menjahit pakaian. Elektronik dan

perbengkelan adalah keterampilan bagi peserta didik yang ingin mengembangkan bakatnya dalam hal perbengkelan ataupun listrik. Tujuan dari pengembangan diri tata busana, elektronik dan perbengkelan itu adalah agar dapat menciptakan kelulusan peserta didik yang berkompetensi dan memiliki keahlian serta

keterampilan pada diri peserta didik.20

B.Fokus dan Sub Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang diatas, fokus permasalahan dalam penelitian ini adalah Manajemen Mutu Terpadu, sedangkan sub fokus Penelitian 1) Kepuasan kepada pelanggan/focus pada pelanggan, 2) Respek terhadap semua orang, 3) Kepemimpinan (Leadership), 4) perbaikan terus menerus, serta 5) Standar proses (perencanaan, pelaksanaan, penilaian, dan pengawasan proses pembelajaran). Penelitian di lakukan di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Bandar Lampung.

C. Batasan Masalah

Batasan didalam penelitian tesis ini terkonsentrasi pada Manajemen Mutu Terpadu, 1) Kepuasan kepada pelanggan/focus pada pelanggan, 2) Respek terhadap semua orang, 3) kepemimpinan (Leadership), 4) perbaikan terus menerus, dalam kaitannya pada standar proses di MAN 2 Bandarlampung dihadapkan dengan berbagai tantangan diantaranya adalah bagaimana


(31)

mempertahankan berbagai prestasi yang telah diraih di MAN 2 Bandarlampung dan cara mengelola sekolah tersebut sesuai dengan kontek MMT.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan latar belakang, identifikasi dan batasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan rumusan masalah dalam penelitian tesis ini, yaitu :

1. Bagaimanakah Implementasi Manajemen Mutu Terpadu dalam prinsip

kepuasan pelanggan Pada Standar proses di MAN 2 Bandar Lampung?

2. Bagaimanakah Implementasi Manajemen Mutu Terpadu dalam prinsip respek

terhadap semua orang Pada Standar proses di MAN 2 Bandar Lampung?

3. Bagaimanakah Implementasi Manajemen Mutu Terpadu dalam prinsip

kepemimpinan (Leadership) Pada Standar proses di MAN 2 Bandar Lampung?

4. Bagaimanakah Implementasi Manajemen Mutu Terpadu perbaikan terus

menerus dalam prinsip Pada dalam prinsip Standar proses di MAN 2 Bandar Lampung?

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang diteliti maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Implementasi Manajemen Mutu Terpadu (MMT) pada Standar Proses di MAN 2 Bandar Lampung.

2. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan deskripsi nyata di lapangan tentang Implementasi Manajemen Mutu Terpadu (MMT) pada Standar Proses di MAN 2 Bandar Lampung.


(32)

- Manfaat Teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan kajian yang mendalam dan mengembangkan konsep atau teori tentang Implementasi Manajemen Mutu Terpadu (MMT) pada Standar Proses.

- Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis bagi kepala sekolah dan para pengambil kebijakan pendidikan karena hasil penelitian ini dapat memberikan masukan atau informasi tentang Implementasi Manajemen Mutu Terpadu (MMT) dalam hal Standar Proses.

F. Kerangka Berfikir

Sebagaimana diuraikan pada bagian sebelumnya, bahwa problem yang di hadapai oleh kebanyakan lembaga pendidikan adalah rendahnya kualitas manajemen yang ada dalam lembaga pendidikan tersebut. oleh karena itu mau tidak mau sekolah harus menerapkan manajemen secara profesional. Bagaimanapun juga manajemen menentukan keberhasilan proses pelayanan jasa sekolah. Artinya manajemen sekolah yang baik akan mendatangkan mutu pelayanan yang baik pula, dan mutu pelayanan yang baik akan menghasilkan output yang baik pula demikian sebaliknya.

Dalam konteks yang demikian, Manajemen Mutu Terpadu (MMT) atau yang biasa disebut Total Quality Management (TQM) merupakan salah satu alternatif yang bisa diterapkan oleh lembaga pendidikan, TQM adalah tentang usaha menciptakan sebuah kultur mutu, yaitu fokus kepada pelanggan sehingga pelanggan merasa puas. Karena pelanggan dalam konteks mutu adalah raja. Nilai


(33)

lebih dari MMT adalah seluruh pelayanan diorientasikan pada ―mutu” yang menjadi kata kunci dari satu tujuan proses pendidikan.

Dalam konteks Manajemen Mutu Terpadu (MMT), senantiasa dilakukann perbaikan berkelanjutan dari seluruh proses pelayanan. Hal ini mengindikasikan bahwa dalam konteks Manajemen Mutu Terpadu senantiasa diadakan perbaikan berkelanjutan atas tenaga pendidik atau guru. Perbaikan berkelanjutan mensyaratkan adanya evaluasi, monitoring dan tindak lanjut dari hasil evaluasi tersebut. proses demikian dilaksanakan secara kontinyu sampai didapatkan mutu pelayanan yang diharapkan.

Untuk dapat menerapkan Manajemen Mutu Terpadu dengan baik tentunya diperlukan prinsip-prinsip Manajemen Mutu Terpadu yang harus ada sehingga nantinya Manajemen Mutu Terpadu ini akan dapat diukur berhasil atau tidaknya. Prinsip dari Manajemen Mutu Terpadu ini adalah sebagai berikut :

1. Kepuasaan pelanggan : Pendidikan harus memberikan pelayanan kepada

pelanggannya, dimana yang dimaksud dengan pelanggan pendidikan ini meliputi pelanggan internal dan pelanggan ekternal. Pelanggan internal adalah siswa, guru dan staf tata usaha, sedangkan pelanggan ekternal adalah orangtua siswa, pemerintah dan masyarakat termasuk komite sekolah.

2. Respek terhadap semua orang : Jadi semua orang yang ada di sekolah

dianggap memiliki potensi, sehingga setiap orang yang ada di organisasi diperlakukan dengan sebaik-baiknya dan diberi kesempatan untuk berprestasi, berkarir dan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan.


(34)

4. Perbaikan terus-menerus, agar sukses sekolah atau madrasah harus berusaha untuk melakukan proses sistematis dalam melakukan perbaikan secara berkesinambungan.

Apabila prinsip-prinsip dalam pelaksanaan Manajemen Mutu Terpadu ini dijalankan dengan baik maka akan membawa dampak yang baik terhadap perkembanagan lembaga pendidikan tersebut. Mutu yang baik memiliki standar. Oleh karena itu, secara nasional diberlakukanlah standar-standar mutu pendidikan, yang disebut Standar Nasional Pendidikan (SNP). Dalam pasal 2 ayat 1 PP No. 19 tahun 2005 dinyatakan bahwa salah satu ruang lingkup SNP yaitu Standar Proses.

Secara singkat dapat ditegaskan bahwa akhir dari itu semua bermuara padaa mutu pendidikan. Oleh karena itu sekolah-sekolah harus berjuang untuk menjadi pusat mutu dan ini mendorong masing-masing sekolah agar dapat menentukan visi dan misi nya untuk mempersiapkan dan memenuhi kebutuhan masa depan siswanya. Kerangka pemikiran demikian dapat digambarkan dalam gambar berikut :


(35)

Gambar I

Kerangka Pikir Penelitian Implementasi Manajemen Mutu Terpadu

Komponen-komponen dalam MMT/TQM :

1.Fokus pada pelanggan

2.Respek terhadap

semua orang.

3.Kepemimpinan

(Leadership).

4.Perbaikan terus

menerus

Standar mutu pendidikan/Standar nasional pendidikan (SNP)

1.Standar Proses

- Perencanaan Proses

pembelajaran

- Pelaksanaan proses

pembelajaran

- Penilaian hasil

pembelajaran

- Pengawasan proses


(36)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. MANAJEMEN MUTU TERPADU 1. Pengertian Manajemen Mutu Terpadu

Dalam era kemandirian sekolah dan era manajemen berbasis sekolah (MBS), tugas dan tanggung jawab yang pertama dari pimpinan sekolah adalah menciptakan sekolah yang mereka pimpin menjadi semakin efektif, dalam arti menjadi semakin bermanfaat bagi sekolah itu sendiri dan bagi masyarakat luas

penggunanya.1 Agar tugas dan tanggung jawab para pemimpin sekolah tersebut

menjadi nyata kiranya kepala sekolah perlu memahami, mendalami dan menerapkan beberapa konsep ilmu manajemen yang dewasa ini telah berkembang dan dimekarkan oleh para pakar-pakar dalam dunia bisnis. Salah satu ilmu

manajemen yang banyak diadopsi adalah TQM (Total Quality Management) atau

manajemen mutu terpadu.

Menuruut Hadari Nawawi Manajemen Mutu Terpadu adaalah manajemen fungsional dengan pendekatan yang secara terus menerus difokuskann pada peningkatan kualitas, agar produknya sesuai dengan standar kualitas dari masyarakat yang dilayani dalam pelaksanaan tugas pelayanan umum dan

pembangunan masyarakat (Community Development).2

Menutur Cassio seperti yang dikutip oleh Hadari Nawawi, ia memberikan pengertian bahwa :

1 Thomas B. Santoso, Manajemen Sekolah di Masa Kini, Pendidikan Network 24 Maret

2006, Hlm. 45

2


(37)

“TQM a philosophy and set of guilding principles that represent the foundation of a continuosly improving organization, include seven broad

components.

a. A focus on the customer or user of a product or service, ensuring the customer’s need an expectations are satisfied consistenly.

b. Active leadership from executive to establish quality as a fundamental value to be incorporated into a company’’s managemen philosophy.

c. Quality concept (e.g. statistical process control or computer assisted design, engineering, and manufacturing) that are thoroughly integrated throughout al activities of or a company

d. A corporate culture, estabilshed and reinforced by top executives, that involves all employees in contributing to quality improvement.

e. A focus on employeed involvement, teamwork, and training at all levels in order to strengthen employee commitment to continous quality improvement. f. An approach to problem solving that is base on continously gathering,

evaluating, and acting on facts and data is a systematic manner.

g. Recognition of supliers as full partners in quality management process.3

Pengertian lain dikemukakan oleh Santoso yang di kutip oleh Fandi Tjiptono dan Anastasia Diana yang mengatakan bahwa ―TQM merupakan sistem manajemen yang mengangkat kualitas sebagai strategi usaha dan berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota organisasi”4

disamping itu juga Fandy Tjiptono dan Nastasia Diana menyatakan pula bahwa ―Total Quality Management merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan

terus menerus atas produk, jasa, manusia, proses dan lingkungannya.5

3

Umi Hanik, Implementasi Total Quality Management dalam peningkatan Mutu Pendidikan, Rasail Media Group, 2011, Hlm. 9-10

4 Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana, Total Quality Manajemen (TQM), Yogyakarta,

Andi Ofset, 1998, Hlm. 35

5


(38)

Untuk dapat menerapkan Manajemen Mutu Terpadu dengan baik tentunya diperlukan prinsip-prinsip dan komponen yang harus ada sehingga nantinya Manajemen Mutu Terpadu ini akan dapat diukur berhasil atau tidaknya. Prinsip dari Manajemen Mutu Terpadu ini adalah sebagai berikut :

1. Kepuasaan pelanggan : Pendidikan harus memberikan pelayanan kepada

pelanggannya, dimana yang di maksud dengan pelanggan pendidikan ini meliputi pelanggan internal dan pelanggan ekternal. Pelanggan internal adalah siswa, guru dan staf tata usaha, sedangkan pelanggan ekternal adalah orangtua siswa, pemerintah dan masyarakat termasuk komite sekolah.

2. Respek terhadap semua orang : Jadi semua orang yang ada di sekolah dianggap

memiliki potensi, sehingga setiap orang yang ada di organisasi diperlakukan dengan sebaik-baiknya dan diberi kesempatan untuk berprestasi, berkarir dan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan.

3. Kepemimpinan (Leadership) : Prinsip ini menyatakan bahwa keberhasilan

pelaksanaan MMT merupakan tanggung jawab dari manajemen puncak yaitu Kepala Madrasah. Implikasinya adalah kepemimpinan sebagai alat dalam menerapkan Manajemen Mutu Terpadu yang harus memiliki visi dan misi atau pandangan jauh yang jelas kedepannya.

4. Perbaikan terus-menerus, agar sukses sekolah atau madrasah harus berusaha

untuk melakukan proses sistematis dalam melakukan perbaikan secara

berkesinambungan.6

6 Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktek Dan Riset Pendidikann, Jakarta, Bumi


(39)

Berdasarkan beberapa pengertian diatas, Hadari Nawawi mengemukakan tentang karakteristik TQM sebagai berikut :

a. Fokus pada pelanggan, baik pelanggan internal maupun pelanggan eksternal.

b. Memiliki obsesi yang tinggi terhadap kualitas.

c. Menggunakan pendekatan ilmiah dalam pengambilan keputusan dan

pemecahan masalah.

d. Memiliki komitmen jangka panjang

e. Membutuhkan kerjasama tim

f. Memperbaiki proses secara kesinambungan.

g. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan.

h. Memberikan kebebasan yang terkendali

i. Memiliki kesatuan yang terkendali.

j. Adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan.7

Berdasarkan pengertian tersebut dapat dinyatakan bahwa Total Quality Manajemen (TQM) atau Manajemen Mutu Terpadu (MMT) adalah suatu pendekatan atau manajemen untuk meningkatkan kualitas, kompetitif, efektivitas, serta fleksibelitas dari seluruh organisasi dan berorientasi pada kepuasan pelanggan.

Manajemen mutu terpadu (Total Quality Management) dalam kontek

pendidikan merupakan sebuah filosofi metodologi tentang perbaikan secara terus menerus yang dapat memberikan seperangkat alat praktis kepada setiap institusi pendidikan dalam memenuhi kebutuhan, keinginan, dan harapan pelanggan saat

ini maupun masa yang akan datang.8 Sedangkan Sumahamijaya menyampaikan

bahwa TQM merupakan suatu sistem manajemen yang mengangkat kualitas sebagai strategi usaha yang berorientasi pada kepuasaan pelanggan dengan

7 Ibid, Hlm. 10

8 Edwar Sallis, Total Quality Management, Alih Bahasa, Ahmad Ali Riyadi, Yogyakarta,


(40)

melibatkan seluruh anggota organisasi.9 Total Quality Management merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimalkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus menerus atas produk, jasa, manusia,

tenaga kerja, proses, dan lingkungan.10

Pada hakikatnya tujuan institusi pendidikan adalah untuk menciptakan dan mempertahankan kepuasan para pelanggan dan dalam TQM kepuasan pelanggan ditentukan oleh Stakeholder lembaga pendidikan tersebut. Oleh karena hanya dengan memahami proses dan kepuasan pelanggan maka organisasi dapat menyadari dan menghargai kualitas. Semua usaha //manajemen dalam TQM harus diarahkan pada suatu tujuan utama, yaitu kepuasaan pelanggan, apa yang dilakukan manajemen tidak ada gunanya bila tidak melahirkan kepuasaan pelanggan.

5. Implementasi Manajemn Mutu Terpadu Pada Bidang Pendidikan. Dilingkungan organisasi non profit, khususnya pendidikan, penetapan kualitas produk dan kualitas proses untuk mewujudkannnya merupakan bagian yang tidak mudah dalam pengimplementasian Manajemen Mutu Terpadu (TQM). Kesulitan ini disebabkan oleh karena ukuran produktivitasnya tidak sekedar bersifat kuamtittatif, misalnya hanya dari jumlah lokal dana gedung sekolah atau laboratorium yang berhasil dibangun, tetapi juga berkenaan dengan aspek kualitas yang menyangkut manfaat dan kemampuannya memanfaatkannya.

9 Sumahamijaya, Dkk, Pendidikan Karakter Mandiri dan Kewiraswastaan, Suatu Upaya

Bagi Keberhasilan Program Pendidikan Berbasis Luas/BBE dan Life Skills, Bandung, PT Angkasa, 2003, Hlm. 4

10


(41)

Demikian juga jumlah lulusan yang dapat diukur secara kuantitatif, sedang kualitasnya sulit untuk ditetapkan kualifikasinya. Sehubungan dengan itu, dilingkungan organisasi bidang pendidikan yang bersiifat non profit, menurut Hadari Nawawi ukuran produktifitas organisasi bidang pendidikan dapat dibedakan sebagai berikut :

a. Produktivitas internal, berupa hasil yang dapat di ukur secara kuantitatif,

seperti jumlah atau persentase lulusan sekolah, atau jumlah gedung dan lokal yang dibangun sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan.

b. Produktivitas eksternal, berupa hasil yang tidak dapat diukur secara

kuantitatif, karena sifat kualitatif tersebut hanya dapat diketahui setelah

melewati tenggang waktu yang cukup lama.11

Masih menurut Hadari Nawawi, bagi organisasi pendidikan, Manajemen Mutu Terpadu dapat dikatakan sukses, jika menunjukkan gejala-gejala sebagai berikut :

a. Tingkat konsistensi produk dalam memberikan pelayanan umum dan

pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan peningkatan kualitas SDM terus meningkat.

b. Kekeliruan dalam bekerja yang berdampak menimbulkan ketidakpuasan dan

komplain masyarakat yang dilayani semakin berkurang.

c. Disiplin waktu dan didiplin kerja semakin meningkat.

d. Inventarisasi organisasi semakin sempurna, terkendali dan tidak

berkurang/hilang tanpa diketahui sebab-sebabnya.

e. Kontrol berlangsung efektif terutama dari atasan langsung melalui

pengawasan melekat, sehingga mampu menghemat pembiayaan, mencegah penyimpangan dalam pemberian pelayanan umum dan pembangunan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

f. Pemborosan dana dan waktu dalam bekerja dapat dicegah.

g. Peningkatan keterampilan dan keahlian dalam bekerta terus dilaksanakan

sehingga metode atau cara bekerja selalu mampu mengadaptasi perubahan perkembangnan ilmu pengetahuan dan teknologi, sebagai cara bekerja yang

11


(42)

paling efektif, efesien dan produktif, sehingga kualitas produk dan pelayanan

umum terus meningkat.12

Manajemen Mutu Terpadu dilingkungan suatu organisasi nonprofit termasuk pendidikan tidak mungkin diwujudkan jika tidak didukung dengan tersedianya sumber-sumber untuk mewujudkan kualitas proses dan hasil yang akan dicapai. Di lingkungan organisasi yang kondisinya sehat, terdapat berbagai sumber kualitas yang dapat mendukung pengimplementasian TQM secara maksimal. Menurut Hadari Nawawi beberapa di antara sumber-sumber kualitas tersebut adalah sebagai berikut :

a. Komitmen kepala sekolah terhadap kualitas. Komitmen ini sangatlah penting

karena berpengaruh langsung pada setiap pembuatan keputusan dan kebijakan, pemilihan dan pelaksanaan program dan proyek, pemberdayaan SDM, dan pelaksanaan kontrol. Tanpa komitmen ini tidak mungkin di ciptakan dan dikembangkan pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen yang berorientasi pada kualitas produk dan pelayanan umum.

b. Sistem informasi manajemen. Sumber ini sangat penting karena usaha

mengimplementasikan semua fungsi manajemen yang berkualitas sangat tergantung pada ketersediaan informasi dan data yang akurat, cukup/lengakap dan terjamin kekiniannya sesuai dengan kebutuhan dalam melaksanakan tugas poko organisasi.

c. Sumber daya manusia yang potensial. SDM di lingkungan sekolah sebagai

aset bersifat kuantitatif dalam arti dapat dihitung jumlahnya. Disamping itu SDM juga merupakan potensi yang berkewajiban melaksanakan tugas pokok organisasi/sekolah untuk mewujudkan eksistensinya. Kualitas pelaksanaan tugas pokok sangat ditentukan oleh potensi yang dimiliki oleh SDM, baik yang telah diwujudkan dalam prestasi kerja maupun yang masih bersifat potensial dan dapat dikembangkan.

d. Keterlibatan semua fungsi. Semua fungsi organisasi sebagai sumber kualitas,

sama pentingnya satu dengan yang lainnya, yang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Untuk itu semua fungsi harus dilibatkan secara maksimal sehingga saling menunjang satu dengan yang lainnya.

12


(43)

e. Filsafat perbaikan kualitas secara berkesinambungan. Sumber-sumber kualitas yang ada bersifat sangat mendasar, karena tergantung pada kondisi kepada sekolah, yang selalu dapat menghadapi kemungkinan dipindahkan atau dapat memohon untuk dipindahkan. Sehubungan dengan itu, realisasi TQM tidak boleh digantungkan pada individu kepala sekolah sebagai sumber kualitas, karena sikap dan prilaku individu terhadap kualitas dapat berbeda. Dengan kata lain sumber kualitas ini harus ditransformasikan pada filsafat

kualitas yang berkesinambungan dalam merealisasikan TQM.13

Secara singkat dapat digambarkan diagram komitmen kualitas Manajemen Mutu Terpadu adalah sebagai berikut :

Gambar 2

Komitmen Kualitas Dalam Manajemen Mutu Terpadu

13

Hadari Nawawi, Op Cit, Hlm. 138-141

TQM

KOMITMEN PADA KUALITAS

HASIL :

PELAYANAN UMUM DAN PEMBANGUNAN FISIK/NON FISIK

MEMUASKAN MASYARAKAT PELAKSANAAN

PEKERJAAN SECARA BERKUALITAS

FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN : PERENCANAAN, PENGORGANISASIAN, PELAKSANAAN, PENGANGGARAN, KONTROL PERBAIKAN KUALITAS

SECARA BERKELANJUTAN

SUMBER-SUMBER KUALITAS


(44)

Dengan mengkombinasikan prinsip-prinsip tentang mutu oleh para ahli dengan pengalaman praktek telah dicapai pengembangan suatu model sederhana akan tetapi sangat efektif untuk mengimplementasikan Manajemen Mutu Terpadu di sekolah. Model tersebut terdiri dari komponen-komponen berikut :

Tujuan : Perbaikan terus menerus, artinya mutu selalu diperbaiki dan disesuaikan dengan perubahan yang menyangkut kebutuhan dan keinginan pelanggan.

Prinsip : fokus pada pelanggan, perbaikan proses dan keterlibatan total.

Elemen : kepemimpinan, pendidikan dan pelatihan, struktur pendukung,

komunikasi, ganjaran dan pengakuan serta pengukuran.14

Model diatas dibentuk berdasarkan tiga prinsip mutu terpadu yaitu :

1) Fokus pada pelanggan

Prinsip mutu yaitu memenuhi kepuasan pelanggan

(Customer Satisfaction). Dalam manajemen mutu terpadu, pelanggan dibedakan

menjadi dua, yaitu : Pelanggan internal (didalam organisasi sekolah), dan pelanggan eksternal (diluar organisasi sekolah)

Organisasi dikatakan bermutu apabila kebutuhan pelanggan bisa terpenuhi dengan baik. Dalam arti bahwa pelanggan internal, misalnya guru selalu mendapatkan pelayanan yang memuaskan dari petugas TU, kepala sekolah selalu puas terhadap hasil kerja guru dan guru selalu menanggapi keinginan siswa. Begitu pula pada pelanggan eksternal misalnya masyarakat sekitar.

2) Perbaikan proses

Konsep perbaikan terus menerus dibentuk berdasarkan pada suatu urutan atau langkah-langkah kegiatan yang berkaitan dengan menghasilkan output.

14


(45)

Perhatian secara terus menerus bagi setiap langkah dalam proses kerja sangat penting untuk mengurangi keragaman dari output dan memperbaiki kehandalan. Tujuan pertama perbaikan terus menerus ialah proses yang handal, dalam arti bahwa dapat diproduksi yang diinginkan setiap saat tanpa variasi yang diminimumkan. Apabila keragaman telah dibuat minimum dan hasilnya belum dapat diterima maka tujuan kedua dari perbaikan proses ialah merancang kembali proses tersebut untuk memproduksi output yang lebih dapat memenuhi kebutuhan pelanggan, agar pelanggan baik yang internal maupun yang eksternal menjadi puas.

3) Keterlibatan total

Pendekatan ini dimulai dengan kepemimpinan manajemen senior yang aktif, dalam hal ini kepala sekolah dan mencakup usaha yang memanfaatkan bakat semua warga sekolah untuk mencapai suatu keunggulan kompetitif di dunia pendidikan. Warga sekolah berwenang/berkuasa untuk memperbaiki output melalui kerjasama dalam struktur kerja baru yang luwes (flekksibel) untuk memecahkan persoalan, memperbaiki proses dan memuaskan.

Sedangkan prinsip dasar manajemen mutu terdiri dari 8 butir, sebagai berikut :

a) Setiap orang memiliki pelanggan

b) Setiap orang bekerja dalam sebuah sistem’

c) Semua sistem menunjukkan variasi.

d) Mutu bukan pengeluaran biaya tetapi investasi.

e) Peningkatan mutu harus dilakukan sesuai dengan perencanaan.

f) Peningkatan mutu harus menjadi pandangan hidup.

g) Manajemen berdasarkan fakta dan data.


(46)

Syarat-syarat TQM dapat berlangsung di sekolah, yaitu :

a) Sekolah harus secara terus menerus melakukan perbaikan mutu produk

(output) sehingga dapat memuskan para pelanggan baik internall maupun eksternal.

b) Memberikan kepuasaan kepada warga sekolah, komite sekolah, penyumbang

dana pendidikan disekolah tersebut.

c) Memiliki wawasan jauh kedepan.

d) Fokus utama ditujukan pada proses, baru kemudian menyusul pada hasil.

e) Menciptakan kondisi dimana setiap warga sekolah aktif berpartisipasi dalam

menciptakan keunggulan mutu.

f) Ciptakan kepemimpinan yang berorientasi pada bawahan dan aktif

memotivasi warga sekolah bukan dengan cara otoriter, sehingga diperoleh suasana yang kondusif bagi lahirnya ide-ide baru.

g) Rela memberikan ganjaran, pengakuan bagi yang sukses dan mudah

memberikan maaf bagi yang belum berhasil/berbuat salah.

h) Setiap keputusan harus berdasarkan pada data, baru berdasarkan

pengalaman/pendapat.

i) Setiap langkah kegiatan harus selalu terukur jelas, sehingga pengawasan lebih

mudah.

j) Program pendidikan dan pelatihan hendaknya menjadi urutan utama dalam

upaya peningkatan mutu.15

Jadi dalam mengimplementasikan Manajemen Mutu Terpadu ini dapat dilihat dari pengimplementasian dari prinsip-prinsip Manajemen Mutu Terpadu pada bidang pendidikan sehingga apa yang akan dicapai dari suatu pendidikan akan dengaan baik terwujud oleh pelaku-pelaku pendidikan.

6. Manfaat Implementasi Manajemen Mutu Terpadu(TQM) di Madrasah. Salah satu cara terbaik dalam perssaingan global adalah dengan mengklasifikasikan suatu produk barang//jasa dengaan kualitas yang baik. Kualitas yang baik akan diperoleh dengan melakukan upaya perbaikan secara terus menerus terhadap kemampuan manusia, proses, lingkungan. Penerapan

15


(47)

TQM adalah hal yang sangat tepat agar dapat memperbaiki kemampuan unsur-unsur tersebut secara berkesinambungan. Penerapan TQM dapat memberikan beberapa manfaat utama.

Dengan perbaikan kualitas secara berkesinambungan, perusahaan akan dapat memperbaiki posisi persaingan. Dengan posisi yang lebih baik akan meningkatkan pasar-pasar dan menjamin harga yang lebih tinggi. Hal ini akan memberikan pengahsilan lebih tinggi dan secara otomatis laba yang akan diperoleh semakin meningkat. Upaya perbaikan kualitas akan mengahasilkan peningkatan ke-luaran (output) yang bebas dari kerusakan atau mengurangi produk yang cacat. Berkurangnya produk yang cacat berarti bebrkurang pula biaya operasi yang dikeluarkan perusahaan sehingga akan diperoleh laba yang semakin tinggi.

According to the practical evidences, the TQM principles help the schools

in following clauses, adapun manfaat dari implementasi Manajemen Mutu

Terpadu di sekolah antara lain :

1) Membantu dalam menggambarkan kembali peran, tujuan dan tanggungjawab

sekolah. Denngan adanya penerapan TQM dalam pendidikan akan membantu memperjelas peranan masing-masing komponen sekolah. Seperti kepala sekolah, guru dan siswa serta masyarakat.

2) Meningkatkan sekolah sebagai ―Jalan Hidup”. Sebagian orang menganggap bahwa sekolah hanya sebagai kebutuhan semata, tetapi dengan adanya penerapan TQM maka akan menjadikan sekolah sebagai jalan hidup, artinya


(48)

sekolah merupakan salah satu jalan bagi mereka untuk mencapai kehidupan yang lebih baik.

3) Memberikan bantuan dalam merencanakan pelatihan kepemimpinan secara

menyeluruh untuk pendidik pada semua tingkatan.

4) Membantu dalam menggunakan riset dan informasi praktis untuk memandu

kebijakan dan pelaksanaan kegiatan disekolah serta di tujukan untuk adanya perbaikan secara terus menerus. Hal ini akan berdampak pada adanya upaya penelitian serta adanya penyediaan informasi mengenai sekolah..

5) Mendesain secara menyeluruh pengembangan anak. Artinya bahwa dengan

adanya TQM akan memberikan manfaat pada desain atau rancangan dalam

pengembangan peserta didik.16

7. Peran Manajemen Mutu Terpadu di Madrasah

W. Edward Deming diakui sebagai ―bapak mutu ―. Beberapa prinsip

pokok yang dapat diterapkan dalam bidang pendidikan antara lain :

a. Anggota dewan sekolah dan administrator harus menerapkan tujuan mutu

pendidikan yang akan di capai.

b. Menekankan pada upaya pencegahan kegagalan pada siswa, bukannya

mendeteksi kegagalan setelah peristiwanya terjadi.

c. Asal diterapkan secara ketat, penggunaan metode kontrol statistik dapat

membantu memperbaiki outcome siswa dan administratif.17

Juran menyebutkan mutu sebagai ―Tepat Untuk Pakai” dan menegaskan bahwa dasar misi mutu sebuah sekolah adalah ―Mengembangkan program dan

16 Syarifuddin, Op Cit, Hlm. 40

17


(49)

layanan yang memenuhi kebutuhan pengguna seperti siswa dan masyarakat. Lebiih lanjut Juran mengatakan bahwa ―Tepat Untuk Pakai” lebih tepat ditentukan oleh pemakai bukan oleh pemberi..

Pandangan Juran tentang mutu merefleksikan pendekatan rasional yang berdasarkan fakta terhadap organisasi bisnis dan amat menekankan pentingnya proses perencanaan dan kontrol mutu. Titik fokus filosofi manajemen mutu adalah keyakinan organisasi terhadap produktifitas individual. Mutu dapat dijamin dengan cara memastikan bahwa setiap individu memiliki bidang yang diperlukan untuk menjalankan pekerjaan yang tepat. Dengan perangkat yang tepat, para pekerja akanmembuat produk dan jasa yang secara konsisten sesuai dengan harapan kustumer. Beberapa pandangan Juran tentang mutu sebagai berikut :

a. Meraih mutu merupakan proses yang tidak mengenal akhir

b. Perbaikan mutu merupakan proses berkesinambungan, bukan program sekali

jalam.

c. Mutu memerlukan kepemimpinan dari anggota dewan sekolah dan

administrator.

d. Pelatihan, merupakan prasyarat mutu.

e. Setiap orang di sekolah mesti mendapatkan pelatihan.18

Bila diterapkan secara tepat, Manajemen Mutu Terpadu merupakan metodologi yang dapat membantu para profesional pendidikan menjawab tantangan lingkungan masa kini. Manajemen Mutu Terpadu dapat digunakan untuk mengurangi rasa takut dan meningkatkan kepercayaan di lingkungan

18


(50)

sekolah. Manajemen Mutu Terpadu dapat digunakan sebagai perangkat untuk membangun aliansi antara pendidikan, bisnis dan pemerintahan. Aliansi pendidikan memastikan bahwa para profesional sekolah atau wilayah memberikan sumber daya yang dibutuhkan untuk mengembangkan program-progran pendidikan. Manajemen Mutu Terpadu dapat memberikan fokus pada pendidikan dan masyarakat. Manajemen Mutu Terpadu membentuk infrastruktur yang fleksibel yang dapat memberikan respon yang cepat terhadap perubahan tuntutan masyarakat. Manajemen Mutu Terpadudapat membantu pendidikan menyesuaikan diri dengan keterbatasan dana dan waktu. Manajemen Mutu Terpadu memudahkan sekolah mengelola perubahan.

Transformasi menuju sekolah bermutu terpadu diawali dengan mengadopsi dedikasi bersama terhaadap mutu oleh dewan sekolah, administrator, staf, siswa, guru, dan komunitas. Prosesnya diawali dengan mengembangkan visi dan misi untuk setiap sekolah tersebut. visi mutu difokuskan pada pemenuhan kebutuhan kustomer, mendorong keterlibatan total komunitas dalam program, mengembangkan sistem pengukuran nilai tambah pendidikan, menunjang sistem yang diperlukan staf dan siswa untuk mengelola perubahan, serta perbaikan berkelanjutan dengan selalu berupaya keras membuat produk pendidikan menjadi lebih baik.

Secara khusus dalam peningkatan mutu kepemimpinan Kepala Sekolah menurut Permendiknas Nomor 13 tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah dijelaskan tentang kualifikasi dan kompetensi kepala sekolah. Dalam kualifikasi kepala sekolah terdiri dari kualifikasi umum dan kualifikasi khusus, untuk lebih


(51)

jelas berikut isi dari Permendiknas nomor 13 tahun 2007 tentang standar kepala sekolah adalah sebagai berikut :

1. Kualifikasi Umum Kepala Sekolah/Madrasah, adalah sebagai berikut :

a.Memiliki kualifikasi akademik Sarjana (S1) atau Diploma Empat (D-IV)

kependidikan atau nonkependidikan pada perguruan tinggi yang terakreditasi.

b.Pada waktu diangkat kepala sekolah berusia setinggi-tingginya 56 tahun.

c.Memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 tahun menurut

jenjang sekolah masing-masing, kecuali di Taman Kanak-kanan/Raudhatul Athfal memiliki pengalaaman mengajar sekurang-kurangnya 3 tahun.

d.Memiliki pangkat serendah-rendahnya III/c bagi Pegawai Negeri Sipil dan

bagi nonPNS disetarakan dengan kepangkatan yang dikeluarkan oleh

yayasan atau lembaga yang berwenang.19

2. Kualifikasi khusus Kepala Sekolah//Madrasah meliputi :

a. Kulaifikasi Taman Kanak-kanan/Raudhatul Athfal adalah sebagai berikut :

1) Berstatus sebagai guru Tk/RA.

2) Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru Tk/RA

3) Memiliki sertifikat kepala TK/RA yang diterbitkan oleh lembaga yang

ditetapkan pemerintah.

b. Kepala Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah adalah sebagai berikut :

1) Berstatus sebagai guru SD/MI

2) Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru SD/MI

3) Memilki sertifikat kepala SD/MI yang diterbitkan oleh lembaga yang

ditetapkan pemerintah.

c. Kepala sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah sebagai berikut :

1) Berstatus sebagai guru SMP/MTs

2) Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru SMP/MTs

3) Memilki sertifikat kepala SMP/MTs yang diterbitkan oleh lembaga

yang ditetapkan pemerintah.

d. Kepala Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah adalah sebagai berikut :

1) Berstatus sebagai guru SMA/MA

2) Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru SMA/MA

3) Memilki sertifikat kepala SMA/MA yang diterbitkan oleh lembaga

yang ditetapkan pemerintah.

19 Suryadi, Manajemen Mutu Berbasis Sekolah Konsep Dan Aplikasi, Bandung, Sarana


(52)

e. Kepala sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK)

1) Berstatus sebagai guru SMK/MAK

2) Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru SMK/MAK

3) Memilki sertifikat kepala SMK/MAK yang diterbitkan oleh lembaga

yang ditetapkan pemerintah.

f. Kepala Sekolah Dasar Luar Biasa/Sekolah Menengah Pertama Luar

Biasa/Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SDLB/SMPLB/SMALB) sebagai berikut :

1) Berstatus sebagai guru SDLB/SMPLB/SMALB

2) Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru SDLB/SMPLB/SMALB

3) Memilki sertifikat kepala SDLB/SMPLB/SMALB yang diterbitkan

oleh lembaga yang ditetapkan pemerintah.

g. Kepala Sekolah Indonesia Luar Negeri yaitu sebagai berikut :

1) Memiliki pengalaman sekurang-kurangnya 3 tahun sebagai kepala

sekolah.

2) Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru pada salah satu satuan

pendidikan.

3) Memiliki sertifikat kepala sekolah yang diterbitkan oleh lembaga yang

ditetapkan pemerintah.20

II. Kompetensi kepala Sekolah

1. Kepribadian.

a. Berakhlak mulia, mengembangkan budaya dan tradisi akhlak mulia

dan menjadi teladan akhlak mulia bagi komunitas di

Sekolah/Madrasah.

b. Memiliki integritas kepribadian sebagai pemimpin.

c. Memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan diri sebagai

kepala madrasah.

d. Bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi.

e. Mengendalikan diri dalam menghadapai masalah dalam pekerjaan

sebgai kepala sekolah.madrasah.

f. Memiliki bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin pendidikan.

2. Manajerial

a. Menyusun perencanaan Sekolah/Madrasah untuk berbagai tingkatan

perencanaan.

b. Mengembangkan organisasi Sekolah/Madrasah sesuai dengan

kebutuhan.

20


(53)

c. Memimpin Sekolah/Madrasah dalam rangka mendayagunakan sumber daya Sekolah/Madrasah secara optimal.

d. Mengelola perubahan dan pengembangan Sekolah/Madrasah menuju

organisasi pembelajaran efektif.

e. Menciptakan budaya dan iklim sekolah/madrsah yang kondusif dan

inovatif bagi pembelajaran peserta didik.

f. Mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya

manusia secara optimal.

g. Mengelola sarana dan prasarana Sekolah/Madrasah dalam rangka

pendayagunaan secara optimal.

h. Mengelola hubungan Sekolah/Madrasah dan masyarakat dalam rangka

pencarian dukungan, ide, sumber belajar, dan pembiayaan Sekolah/Madrasah.

i. Mengelola pesertaa didik dalam rangka penerimaan peserta didik baru,

penempatan dan pengembangan kapasitas peserta didik.

j. Mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran

sesuai dengan arah dan tuujuan pendidikan nasional.

k. Mengelola keuangan Sekolah/Madrasah sesuai dengan prinsip

manajemen yang akuntabel, transparan, dan efesien.

l. Mengelola ketatausahaan Sekolah/Madrasah dalam rangka mendukung

pencapaian tujuan Sekolah/Madrasah.

m. Mengelola unit layanan khusus Sekolah/Madrasah dalam mendukung

kegiatan pembelajaran dan kegiatan peserta didik diSekolah/Madrasah.

n. Mengelola sistem informasi Sekolah/Madrasah dalam mendukung

penyusunan program dan pengambilan keputusan.

o. Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi peningkatan

pembelajaran dan manajemen Sekolah/Madrasah.

p. Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program

kegiatan Sekolah/Madrasah dengan prosdur yang tepat, serta merencanakan tindaklanjutnya.

3. Kewirausahaan.

a. Menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan

Sekolah/Madrasah.

b. Bekerja keras untuk keberhasilan Sekolah/Madrasah sebagai

organisasi pembelajaran yang efektif.

c. Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas

dan fungsinya sebagai seorang pemimpin sekolah/madrsah.

d. Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam


(54)

e. Memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan produksi/jasa Sekolah/Madrasah sebagai sumber belajar peserta didik.

4. Supervisi

a. Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan

profesionalisme guru.

b. Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan

pendekatan dan teknik supervisi yang tepat.

c. Menindak lanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka

peningkatan profesionalismeguru.

5. Sosial.

a. Bekerja sama dengan pihak lain untuk kepentingan Sekolah/Madrasah

b. Berpartisipasi dalam kegiatan sosial masyarakat.

c. Memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok lain.21

Dengan sudah terpenuhinya kualifikasi dan kompetensi kepala Sekolah/Madrasah yang dapat dibuktikan dengan bukkti spesifikasi kepala sekolah, diharapkan mutu kepemimpinan kepala sekolah sudah seuai dengan harapan stakeholder dan dapat membawa sekolahnya menuju sekolah yang bermutu.

B. STANDAR MUTU PENDIDIKAN

Mutu yang baik memiliki standar. Oleh karena itu, secara nasional diberlakukanlah standar-standar mutu pendidikan, yang disebut Standar Nasional Pendidikan (SNP). Dalam pasal 2 ayat 1 PP No. 19 tahun 2005 dinyatakan bahwa ruang lingkup SNP meliputi: (1) standar isi; (2) standar proses; (3) standar kompetensi lulusan; (4) standar pendidik dan tenaga kependidikan; (5) standar sarana dan prasarana; (6) standar pengelolaan sekolah; (7) standar pembiayaan,

dan (8) standar penilaian pendidikan.22

21 Ibid, Hlm. 90-92

22 Peraturan Pemerintah Nomor 32 Trntang Standar Nasional Pendidikan dan Sistem


(1)

C.PEDOMAN WAWANCARA

IMPLEMENTASI MANAJEMEN MUTU TERPADU PADA STANDAR PROSES DI MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) 2

BANDAR LAMPUNG A.Untuk Kepala Madrasah

No Fokus Pertanyaan

1. Kepemimpinan Kepala Madrasah

1. Apa yang menjadi visi dan misi bapak selaku

kepala Madrasah dalam memimpin Madrasah ini ?

2. Bagaimana cara bapak dalam memutuskan suatu

kebijakan di MAN 2 Bandar Lampung ?

3. Apakah bapak mendelegasikan tugas kepada

bawahan ?

4. Apakah bapak biasa meminta pendapat bawahan

dalam mengambil keputusan ? 2. Manajemen Kepala

Madrasah

1. Bagaimana pendapat bapak tentang kompetensi

yang di miliki oleh guru di MAN 2 Bandar Lampung?

2. Bagaaimana cara bapak dalam mengelola sumber

daya guru di MAN 2 Bandar Lampung ?

3. Apakah bapak selalu memotivasi guru dan staf

dalam melaksanakan tugas?

4. Strategi apa yang bapak gunakan dalam

meningkatkan mutu pendidikan di MAN 2 Bandar Lampung ?

5. Apakah bapak selalu melaksanakan monitoring dan

evaluasi terhadap kinerja guru ?

6. Apakah bapak selalu melaksanakn supervisi

terhadap kinerja guru ?

3. Usaha yang

dilakukan dalam

meningkatkan proses

pembelajaran

1. Apakah bapak selalu membuat program kerja

dalam kaitannya dengan meningkatkan mutu pendidikan di MAN 2 Bandar Lampung?

2. Kendala apa sajakan yang bapak temui dalam

upaya peningkatan mutu pendidikan di MAN 2 Bandar Lampung ?


(2)

B. Untuk Guru

No Fokus Pertanyaan

1. Kompetensi Guru 1. Apakah guru membuat persiapan sebelum

mengajar ?

2. Apakah guru melaksanakan pembelajaran

dengan baik ?

3. Apakah guru menilai prestasi belajar siswa?

4. Apakah guru menerapkan strategi belajar yang

baik ?

5. Apakah guru menguasai pembelajaran sesuai

dengan bidangnya ?

6. Apakah guru membuat alat peraga ?

7. Apakah gur memanfaatkan teknologi ?

8. Apakah guru merespon keaktifan siswa dikelas ?

2. Kegiatan Lain 1. Apakah guru mengikuti organisasi pprofesi

(MGMP, KKg, Dll)


(3)

C. Siswa MAN 2 Bandar Lampung

No Fokus Pertanyaan

1. Persiapan guru dalam

pembelajaran dan Usaha guru dalam meningkatkan prestasi belajar siswa

1. Bagaimana sikap guru dalam proses pembelajran

?

2. Apakah guru memberikan motivasi atau arahan

kepada siwanya ?

3. Apakah guru selalu merespon setiap pertanyaan

yang diajukan siswa ?

4. Apakah guru selalu bersosialisai dengan

siswanya ?

5. Bagaimana cara guru dalam bebrsosialisai kepada

siswa?

6. Apakah guru sering mengontrol tugas belajar

siswa?

7. Apakah guru selalu memberikan evaluasi

terhadap materi yang telah disampaikan ?

8. Apakah guru selalu memberikan penilaian

terhadap evaluasi yang telah diberikan ?

9. Apakah guru selalu menilai hasil pekerjaan siswa

?

10. Apakah guru mengajar sesuai dengan

bidang yang dimilikinya ?

11. Apakah sarana dan prasarana di Man 2

Bandar lampung memadai untuk kegiatan pembelajaran ?


(4)

D. Orang tua siswa (pelanggan)

No Fokus Pertanyaan

1. Mutu Pendidikan Madrasah

1. Bagaimana pendapat bapak/ibu tentang

mutu pendidikan di MAN 2 Bandar Lampung?

2. Apa yang menarik bapak/ibu ingin

menyekolahkan anak ke MAN 2 Bandar Lampung ?

3. Apakah lulusan MAN 2 Bandar Lampung

banyak yang memasuki perguruan tinggi negeri/favorit ?

4. Bagaimana proses pembelajaran yang

dilakukan oleh Guru ?

5. Apakah warga sekolah bersosialisasi dengan

baik terhadap pelanggan/lingkungan sekolah ?

6. Bagaimana sarana dan prasarana yang di


(5)

A. Uji Keabsahan Data

Teknik pengujian keabsahan data dalam penelitian ini meliputi uji credibility (validitasinternal), uji transferability (validitaseksternal), dependability (reliabilitas), dan uji confirmability (obyektivitas).

Dalam hal ini,karena penelitian yang digunakaan adalah studi kasus data tunggal, maka peneliti hanya menguji validitas dan reliabilitasnya dengan tiga uji, yaitu:

1. Uji Kredibilitas (Validitas Internal)

Kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan, triangulasi, analisis kasus negatif dan member check. Pada penelitian ini peneliti menggunakan triangulasi.

a. Triangulasi

1) Triangulasi sumber, menguji kredibilitas dilakukan dengan

cara menngecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Data yang diperoleh kemudian dideskripsikan dan dikategorisasikan sesuai dengan apa yang diperoleh dari berbagai sumber tersebut. Peneliti akan melakukan pemilihan data yang sama dan data yang berbeda untuk dianalisis lebih lanjut.

2) Triangulasi teknik, pengujian ini dilakukan dengan cara

mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda, misalnya dengan melakukan observasi, wawancara, atau dokumentasi. Apabila terdapat hasil yang berbeda maka peneliti melakukan konfirmasi kepada sumber data guna memperoleh data yang dianggap benar.

3) Triangulasi waktu, narasumber yang ditemui pada

pertemuan awal dapat memberikan informasi yang berbeda pada pertemuan selanjutnya. Oleh karena itu, perlu


(6)

dilakukan penngecakkan berulang-ulang agar ditemukan

kepastian data yang lebih kredibel.1

1