P E M B IN A A N 0 R 4 N G T U A P E N G A R U H N Y A TERHADAP AKHLAK REMAJA DI DESA K A L IY O S O K E L U R A H A N K U T O W i N A N G U N K E C A M A T A N T I N G K I R K O T A S A L A T IG A T A H U N 2008

  

P E M B IN A A N 0 R 4 N G T U A P E N G A R U H N Y A

T E R H A D A P A K H L A K R E M A J A D I D E S A

K A L IY O S O K E L U R A H A N K U T O W i N A N G U N

K E C A M A T A N T I N G K I R K O T A S A L A T IG A

  

T A H U N 2008

Diajukan Guna Memenuhi l ugas dan

  Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

Gelar Sarjana Dalam Ilmu Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam

  

Disusun oleh:

M i . ' S T I K O W A T !

  

M M . I 1406016

  J U K I S A N T A R B I Y A H P R O G R A M S T U D I P U N D I D I K A N A G A M A I S L A M S E K O L A H T I N G G I A G A M A I S L A M N KG U RI ( S T A I N )

  S A L A I ' G A

DEPARTEMEN AGAMA

  SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

  JI.Tentara Pelajar No. 02 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax 323433 Salatiga 50721

  N O T A PE M B IM B IN G Salatiga, 04 Agustus 2008

  Lamp : 3 ( Tiga ) naskah Hal : Pengajuan naskah skripsi

  Yth. Kcliia STAIN Salaliga Di Salatiga Assalamu'alaikum WR. Wb.

  Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi mahasiswa : Nama : Mustikowati

  NIM : 11406016 Program Studi: Pendidikan Agama Islam

  Judul : P E M B IN A A N O R A N G TU A PEN G A R U H N Y A T E R H A D A P A K H LA K R E M A JA D I D ESA K A L IY O SO K E L U R A H A N K U TO W IN A N G U N K ECA M A TA N T IN G K IR KOTA SALATIGA TA H U N 2008

  Untuk diajukan dalam Sidang Munaqasyah Skripsi Demikian harap menjadi periksa.

  Wassalamu'alaikum WR. Wb.

  Pembimbing

DEPARTEMEN AGAMA

  SALATIGA

  Jl. Tentara Pelajar No.2 Telepon (0298)323706,323433, Faks. 3234333 Kode Pos 50721

  Website: tiga.ac.id Email: administrasi@stainsalatiga.ac.id

  

PENGESAHAN SKRIPSI

  Judul : PEMBINAAN ORANG TUA PENGARUHNYA

TERHADAP AKHLAK REMAJA DI DESA KALIYOSO

  

KELURAHAN KUTOWINANGUN KECAMATAN

TINGKIR KOTA SALATIGA TAHUN 2008

  Nama : Mustikowati NIM : 11406016

  Program Study Pendidikan Agama Islam (PAI) Salatiga, 23 Agustus 2008

  Dewan Penguji,

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

  Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Mustikowati NIM : 11406016

  Judul Skripsi : PEMBINAAN ORANG TUA PENGARUHNYA TERHADAP AKHLAK REMAJA DI DESA KALIYOSO KELURAHAN KUTOWINANGUN KECAMATAN TINGKIR KOTA SALATIGA TAHUN 2008

  Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Skripsi yang saya serahkan ini benar- benar merupakan hasil karya saya sendiri, kecuali kutipan-kutipan dan ringkasan- ringkasan yang semuanya telah saya jelaskan sumbernya. Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Skripsi ini hasil jiplakan, maka gelar dan ijazah yang diberikan oleh SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) Salatiga batal saya terima.

  Salatiga, 08 Agustus 2008

  

MOTTO

“TIADA HARI BERLALU TANPA BERTAMBAHNYA

  

ILMU”

  

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini kupersembahkan kepada:

  1. Ayah dan Ibuku tercinta utas segala kasih sayang dan bimbingan serta doa mereka.

  2. Suamiku tercinta, Saryo Utomo yang tanpa henti memberikan dukungan dan kasih sayang

  3. Putra-putriku, buah hati tercinta yang menjadi semangatku

  4. Rekan-rekan guru di MTs Al-Manar Bener Tengaran, Semarang

  

A B STR A K

  PEMBINAAN ORANG TUA PENGARUHNYA TERHADAP AKHLAK REMAJA DI DESA KALIYOSO KELURAHAN KUTOWINANGUN KECAMATAN TINGKIR KOTA SALATIGA TAHUN 2008 M UStlK O W A TI: NIM. 11406016, Program Studi SI PAI STAIN Salatiga Agama adalah hak asasi manusia yang paling asasi sekaligus juga merupakan kebutuhan ruhaniyah pokok setiap manusia. Di setiap peradaban manusia yang terbentuk, sejarah mencatat, bahwa selalu ada praktek keberagamaan yahg menyertai setiap perkembangan kebudayaan menjadi peradaban, peranan orang tua sangatlah penting dalam membentuk pondasi yang kuat terhadap terbentuknya pribadi anak hingga menginjak masa remaja. Pendidikan agama merupakan uhsur terpenting dalam pembentukan mental dan moral, oleh karena itu pendidikan agama harus dilaksanakan secara intensif di rumah tangga. Biasanya orang tua yartg mempunyai tingkat keagamaan yang tinggi, akan lebih memperhdtlkan kebutuhan pendidikan anaknya dan akhirnya akan membimbing anak-anaknya, pembinaan orang tua adalah segala usaha, tindakan, dan kegiatan yang dilakukan secara efisien dan efektif oleh ayah dan ibu kandung, orang yang dianggap tua, cerdik pandai, ahli dan orang yang disegani di kampung, untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Akhlak remaja adalah budi pekerti dan perilaku remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah hubungan antara pembinaan orang tua dan akhlak remaja di Desa Kaliyoso Kelurahan Kutowinangun tahun 2008. Selain itu juga untuk mengetahui pembinaan orang tua dan akhlak siswa di desa tersebut serta mencari cara bagaimana mendidik remaja agar berakhlak yang benar. Hipotesis yang penulis ajukan adalah ada hubungan antara pembinaan orang tua dengan akhlak remaja di Desa Kaliyoso Kelurahan Kutowinangun Kecamatan Tingkir Kota Salatiga tahun 2008. Populasi penelitian adalah 4.053 jiwa dan jumlah KK 450 jiwa. Sampel yang diambil 10% yaitu sebanyak 50 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah proportional random sampling. Hasil analisis data kusioner menunjukkan bahwa tingkat pembinaan orang tua dan akhlak remaja di Desa Kaliyoso adalah baik. Pengolahan data dari pembinaan orang tua dan akhlak remaja menghasilkan nilai rxy = 0,849. Sedangkan nilai r, untuk taraf signifikansi 5% dan 1% berturut-turut adalah 0,279 dan 0,361. Karena rxy > r, maka terbukti bahwa ada pengaruh positif dan signifikan antara pembinaan orang tua terhadap akhlak remaja di Desa Kaliyoso tahun 2008. Berarti hipotesis penulis diterima. Kata kunci: pembinaan, keteladanan, orang tua, akhlak, remaja

  KATA PENGANTAR Assalamu'alaikum H r. Wb.

  Puji syukur, alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Hanya karena kemurahan-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam senantiasa penulis persembahkan kepada junjungan kita, nabi agung Muhammad SAW, nabi dengan akhlak terbaik yang dapat mensyafaati umatnya di yaumul kiyamah. Semoga kita tergolong umat beliau yang mendapat syafaat. Amiin.

  Dalam rangka memenuhi salah satu syarat akademik guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam pada Fakultas Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, maka penulis mengajukan skripsi yang beijudul

  "PEMBINAAN ORANG TUA PENGARUHNYA TERHADAP AKHLAK REMAJA DI DESA KALIYOSO KELURAHAN KUTOWINANGUN KECAMATAN T1NGKIR KOTA SALATIGA TAHUN 2008”.

  Selesainya penyusunan skripsi ini merupakan buah dari bantuan berbagai pihak. Penulis tidak akan mampu menyelesaikan skripsi ini tanpa bantuan dari pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu. Pada kesempatanini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

  1. Allah SWT, Tuhan sekalian alam

  2. Bapak Drs. Imam Sutomo, M.Ag. selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama i slam Negeri Salatiga, beserta jajaran staf.

  3. Bapak Drs. H. Sa'adi, M. Ag, selaku Ketua Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Isiam Negeri Salatiga, beserta Jajaran dan Staf tingkat Jurusan.

  4. Bapak Drs. Joko Sutopo, selaku ketua Progdi Ekstensi PAI Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Saiatiga beserta staf.

  5. Drs. Masykurminan, selaku pembimbing yang telah mengarahkan dan membimbing penulis selama studi.

  6. Dosen-dosen Jurusan Tarbiyah yang telah memberikan penulis ilmu dan pengetahuan yang tak terhingga nilainya. Akhirnya, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi Seluruh insan pendidikan Islattl di tanah air. Amiih.

  Wassalamu’alailcum Wr. IVb

  Salatiga, 08 Agustus 2008 Penulis

  MtJSTiKbWATl

  

  BAB I PENDAHULUAN

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

   D A FT A R ISI

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  1. Pembinaan Orang Tua di Desa Kaliyoso Kelurahan

  

  2. Akhlak Remaja di Desa Kaliyoso Kelurahan Kutowinangun

  

  3. Pembinaan Orang Tua terhadap Akhlak Remaja di Desa

   feABV PENUTUP

  

  

   DAFTAR PUSTAKA

  LAMPIRAN

  D A FT A R T A B E L

  Tabel 1. Tabel Keagamaan Pendudu!: Desa Kaliyoso Tahun 2008 Tabel 2 Data Pembinaan Orang Tua di Desa Kaliyoso Tabel 3 Data Akhlak Remaja di Desa Kaliyoso Tabel 4 Distribusi Frekuensi Pembinaan Orartg Tua Tabel 5 DlstribUsi Frekuensi Akhlak Rehiaja Tabel 6 Tabel Reija Koefisien korelasi Antara Variabel X dan Y

  Tabel 7 Tihgkat Penibinaan btang ttia Tabel 8 Tingkat Akhlak Rettiaja dl Bbsa Kaliyoso

  D A FTA R GAM BAR

  Struktur Organisasi Desa K?.!iyoso Kelurahan Kutowinangun Gambar !

  Kecamatan Tingkir Kota Salatiga

  DAFTAR LAMPIRAN Lampiran ! Angket Untuk Orang Tua

  Lampiran 2 Angket Untuk Remaja Lampiran 3 Tabulasi Data Kuesioner Untuk Variabel X Lampiran 4 Tabulasi Data Kuesioner Untuk Variabel Y Lampiran 5 Koding Data Kuesioner Variabel X Lampiran 6 Koding Data Kuesioner Variabel Y Lampiran 7

  Tabel Kerja Koefisien Korelasi Antara Variabel X dan Y Lampiran 8 Tabel Distribusi Frekuensi Variabel X Lampiran 9 Tabel Distribusi Frekuensi Variabel Y Lampiran 10 Statistik Deskriptif Variabel X dan Y Lampiran 11

  Perhitungan Korelasi antara Variabel X dan Y Lampiran 12 Uji Hipotesis Lampiran 13 Perhitungan Tinggi Rendah Pembinaan Orang Tua Lampiran 14

  Perhitungan Tinggi Rendah Akhlak Remaja Lampiran 15

  Tabel Value o f r Product Moment Lampiran 16 Tabel Nilai t

  

B A B I

P E N D A H U L U A N

  A. L atar Belakang Masalah Agama adalah hak asasi manusia yang paling asasi sekaligus juga merupakan kebutuhan ruhaniyah pokok setiap manusia. Di setiap peradaban manusia yang terbentuk, sejarah mencatat, bahwa selalu ada praktek keberagamaan yang menyertai setiap perkembangan kebudayaan menjadi peradaban. Jika makan adalah kebutuhan pokok bagi fisik manusia, maka agama adalah kebutuhan pokok bagi jiwa manusia.

  Seperti yang ditegaskan oleh Rasulullah SAW,

  ( - l a - J e l j j ^ C H » ) Laj]

  Artinya: Bahwasanya aku diutus Allah untuk menyempurnakan keluhuran akhlak (budi pekerti) (H.R. Ahmad).1 Maka jelas bahwa kerosulan beliau bertujuan untuk menyempurnakan akhlak manusia maka Islam adalah agama yang sangat menekankan pentingnya pendidikan akhlak. Kebutuhan terhadap pendidikan tersebut bukan sekedar untuk mengembangkan aspek-aspek individualisasi dan sosialisasi, melainkan juga mengerahkan perkembangan kemampuan dasar tersebut kepada pola hidup yang dihajatkan manusia dalam bidang duniawiyah dan keharmonisan. Oleh karena itu dalam apa yang disebut “keharusan 1

  2

  pendidikan” itu sebenarnya mengandung aspek paedagogis, psikologis, sosiologis dan kultural dan aspek fisiologis.2 Disinilah peran lembaga pendidikan sangatlah penting. Karena manusia selalu belajar sejak lahir hingga mati, sadar ataupun secara tidak sadar. Masa remaja adalah masa sulit, masa fakim, masa goncang dan masih banyak lagi nama yang diberikan oieh para ahli.3 Masa ini memerlukan perhatian yang lebih agar generasi muda dapat menjadi tumpuan bangsa di masa mendatang.

  Remaja yang mengalami kegoncangan akan menghasilkan generasi muda yang lemah. Secara umum, remaja mula-mula tidak mau memakai pedoman hidup dan sikap atau pedoman hidup yang baru, hal inilah yang menyebabkan kegoncangan. Kadang-kadang juga karena pedoman yang sudah dimiliki berbeda dengan yang baru ia temui. Hasil penelitian Dr. Zakiah menunjukkan bahwa kelambangan remaja tentang nilai-nilai timbul ketika mereka bandingkan dengan yang mereka pelajari di sekolah. Karena mereka bimbang kadang-kadang lalu yang lama ditinggalkan dan yang baru sedang dipertimbangkan.4

  Pada masa ini remaja perlu dibimbing oleh orang tua. Bimbingan orang tua dapat berupa nasihat, teladan dan teguran sewaktu remaja melakukan kesalahan. Nasihat dengan kata-kata harus diberikan dengan lembut dan tidak menggurui, disinilah orang tua juga harus berperan sebagai

  2 M. Arifin. Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama Islam. Bulan Bintang,

  3

  sahabat. Sedangkan teladan sangat perlu diberikan karena remaja senang mencontoh perilaku. Bimbingan berupa teguran berlaku sebagai alat kontrol, seperti hukuman bagi orang yang salah, sehingga mereka tahu bahwa mereka salah dan harus berani menanggung konsekwensinya. Bimbingan tersebut harus dilakukan oleh orang tua kandung maupun guru.

  Faktor keteladanan orang tua tidak dapat dikesampingkan. Hal ini karena keteladanan merupakan masalah utama karena manusia belajar dengan meneladani. Disamping hal itu, proses pembelajaran sesungguhnya berawal dari keluarga. Orang tua adalah teladan pertama dan paling utama bagi anak dalam hidupnya. Orang tua adalah peletak dasar-dasar kepribadian seorang anak. Apabila bimbingan dan keteladanan yang dilakukan orang tua tidak sesuai dengan ajaran Islam, maka hal itu juga akan ditiru oleh anak. Dalam hal ini, Dr. Zakiyah Daradjat mengatakan, “Orang tua adalah pembina dalam kehidupan anak, kepribadian orang tua, sikap dan cara hidup mereka merupakan unsur-unsur pendidikan yang tidak langsung dengan sedikitnya masuk ke dalam pribadi anak yang sedang tumbuh.5

  Pada bagian ini, peranan orang tua sangatlah penting dalam membentuk pondasi yang kuat terhadap terbentuknya pribadi anak hingga menginjak masa remaja. Diperlukan keteladanan yang hati-hati dari orang tua, karena apabila salah, maka tidak hanya kepribadian anak akan menjadi salah bentuk, namun kepribadian masa remajanya juga akan menjadi lebih salah lagi. Pada bagian ini pulalah, pendidikan Agama mengambil peranan yang

  4

  amat mendasar. Yaitu menunjukkan, membimbing dan mengevaluasi keteladanan yang dilakukan oleh orang tua kepada anaknya. Mula-mula setelah meninggalkan pedoman hidup ma^a kanak-kanaknya mereka mengalami masa fakim, lalu mereka mulia merindukan dan mencari nilai-nilai meskipun seringkah remaja tidak tahu tentang nilai apa yang sedang mereka cari.6 Sering pada tahap ini mereka mengambil resiko dengan mencoba hal-hal atau nilai yang belum mereka ketahui. Sehingga tak jarang banyak remaja yang teijerumus pada hal-hal atau nilai-nilai yang salah, kenakalan remaja, narkoba, dan pergaulan bebas yang menjerumus ke seks bebas.

  Pendidikan agama merupakan unsur terpenting dalam pembentukan mental dan moral, oleh karena itu pendidikan agama harus dilaksanakan secara intensif di rumah tangga.7 Keluarga diharapkan mampu memberikan bekal pengetahuan dan pemahaman nilai-nilai agama, moral dan kesusilaan.

  Karena selain implikasi normatifnya jelas bahwa seks bebas adalah pelanggaran, secara kesusilaan, juga termasuk perbuatan asusila secara sosiologis juga akan menimbulkan persoalan-persolan yang sangat merugikan.8

  Kesimpulan sementara yang dapat diambil adalah bahwa orang tua sangat menentukan perkembangan jiwa anaknya pada masa remaja, karena dari orang tua mereka dapat mengetahui sesuatu itu baik atau buruk. Biasanya orang tua yang mempunyai tingkat keagamaan yang tinggi, akan lebih

  6 Mustaqim. Op.Cit .h\m.22

1 Zakiyah Daradjat, Peranan Aeama dalam Kesehatan Mental. Toko Gunung Agung, Jakarta. 1995, him.72.

  5

  memperhatikan kebutuhan pendidikan anaknya dan akhirnya akan membimbing anak-anaknya. Sebagai contoh, orang yang mempunyai tingkat keagamaan di atas rata-rata akan mempunyai pola pikir yang lebih maju terhadap pembinaan belajar anaknya, sekolah, teman bermain dan kelompok yang sesuai agar anak mendapatkan pendidikan keimanan, moral, fisik, spiritual dan pendidikan mental. Dan apabila pembinaan pendidikan anak berhasil dengan baik, maka si anak akan memasuki masa remaja dengan normal dan pembinaan pribadi anak nanti di masa remaja tidak akan mengalami kesukaran.9

  Latar belakang permasalahan di atas mendorong penulis untuk mengadakan penelitian tentang “PEMBINAAN ORANG TUA PENGARUHNYA TERHADAP AKHLAK REMAJA DI DESA KALIYOSO KELURAHAN KUTOWINANGUN KECAMATAN TINGKIR KOTA

  SALATIGA TAHUN 2008.”

B. Penegasan Istilah

  Agar terhindar dari salah tafsir, maka penulis akan memberikan penjelasan dan pembahasan dari judul di atas sebagai berikut:

  1. Pembinaan orang tua Pembinaan adalah “proses, cara, perbuatan membina (negara dsb); 2 pembaharuan; penyempurnaan; 3 usaha, tindakan, dan kegiatan yang

  6

  dilakukan secara efisien dan efektif untuk memperoleh hasil yang lebih baik*’.10 Menurut definisi kata yarg diambil dari kamus di atas, maka penulis mengartikan pembinaan sebagai usaha, tindakan, dan kegiatan yang dilakukan secara efisien dan efektif untuk memperoleh hasil yang lebih baik.

  Orang tua: *‘l ayah ibu kandung; 2 (orang tua) orang yang dianggap tua (cerdik pandai, ahli, dsb); orang-orang yang dihormati (disegani) di kampung; tetua;”.11

  Pengertian orang tua di sini tidak terbatas pada ayah dan ibu kandung, namun juga termasuk orang yang dianggap tua, cerdik pandai, ahli, dan orang yang disegani di kampung.

  Jadi pembinaan orang tua adalah segala usaha, tindakan, dan kegiatan yang dilakukan secara efisien dan efektif oleh ayah dan ibu kandung, orang yang dianggap tua, cerdik pandai, ahli dan orang yang disegani di kampung, untuk memperoleh hasil yang lebih baik

  Adapun indikator pembinaan orang tua adalah:

  a. Orang tua memperingatkan jika remaja melakukan salah

  b. Orang tua. cerdik pandai dan orang yang disegani di kampung melakukan pertemuan untuk membahas masalah remaja c. Orang tua, cerdik pandai dan orang yang disegani di kampung

  10 Pusat Bahasa, ”Kamus Besar Bahasa Indoensia”, Diknas: KBBI Daring, 2008,

  7

  d. Orang tua memberi teladan akhlak yang baik bagi remaja

  2. Pengaruhnya terhadap akhlak remaja di Desa Kaliyoso

  a. Pengaruhnya berarti: daya yang ada atau timbul dari sesuatu yang berkuasa atau berkekuatan.12 1

  3

  b. Akhlak berarti: sifat-sifat yang dibawa manusia sejak lahir yang tertanam dalam jiwanya dan selalu ada padanya.1J c. Akhlak juga berarti: kelakuan baik yang merupakan akibat dari sikap jiwa yang benar terhadap khaliqnya dan terhadap manusia.14 d. Remaja adalah: mulai dewasa; sudah sampai umur untuk kawin.15

  e. Desa adalah: kesatuan wilayah yang dihuni oleh sejumlah keluarga yang mempunyai sistem pemerintahan sendiri; kelompok ruah di luar kota yang merupakan kesatuan16

  f. Akhlak adalah: budi pekerti, kelakuan.17 Akhlak remaja yang dimaksud di sini adalah perilaku remaja selama di masyarakat. Untuk memudahkan dalam variabel akhlak remaja di masyarakat maka diajukan indikator-indikator sebagai berikut: a Akhlak pergaulan remaja dengan orang tua

  1) Sopan santun dalam bicara 2) Mengucapkan salam terlebih dahulu ketika masuk rumah

  12 WJS Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia. Balai Pustaka, Jakarta, 1978, hlm.731.

  13 Asmarama A. S. M. A, Pengantar Studi A khlak, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. 1994, him. 1.

  14 Tim Penyusun Kamus, O p. ciL, him. 12.

  8

  3) Minta ijin jika akan meninggalkan rumah 4) Berani mengakui kesalahan dan minta maaf b Akhlak pergaulan remaja dengan masyarakat sekitar

  1) Berbicara dengan sopan ?.) Bersabar dalam menghadapi masalah

  3) Tidak suka memandang rendah c Akhlak pergaulan remaja dengan sesama teman 1) Mengucapkan salam bila bertemu

  2) Menunjukkan rasa senang bila bertemu 3) Mau memaafkan kesalahan teman 4) Sopan santun dalam bicara 5) Mau memberi pertolongan pada yang membutuhkan 6) Tidak suka menganggap rendah terhadap sesama teman 7) Mau menasehati terhadap sesama teman

  C. Pokok Masalah Berdasarkan latar belakang dan penjelasan sebagaimana tersebut di atas, penulis dalam penelitian ini mengambil pokok-pokok permasalahan sebagai berikut:

  1. Bagaimana pembinaan orang tua kepada remaja di Desa Kaliyoso Kelurahan Kutowinangun Kecamatan Tingkir Kota Salatiga?

  2. Bagaimana akhlak remaja di Desa Kaliyoso Kelurahan Kutowinangun

  9

  3. Adakah hubungan antara pembinaan orang tua dengan akhlak remaja di Desa Kaliyoso Kelurahan Kutowinangun Kecamatan Tingkir Kota Salatiga?

  |1. Tujuan Penelitian Yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

  1. Untuk mengetahui pembinaan orang tua terhadap remaja di Desa Kaliyoso Kelurahan Kutowinangun Kecatnatan Tingkir Kota Salatiga?

  2. Untuk mengetahui akhlak remaja di Desa Kaliyoso Kelurahan Kutowinangun Kecamatan Tingkir Kota Salatiga?

  3. Untuk mengetahui hubungan antara pembinaan orang tua dengan akhlak remaja di Desa Kaliyoso Kelurahan Kutowinangun Kecamatan Tingkir Kota Salatiga?

  E. Hipotesis Hipotesis adalah suatu teori sementara yang kebenarannya masih diuji

  (di bawah kebenaran). Dari judul di atas penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut: “Ada pengaruh antara pembinaan orang tua terhadap akhlak remaja di Desa Kaliyoso Kelurahan Kutowinangun Kecamatan Tingkir Kota Salatiga/' Hal ini berani bahwa semakin tinggi pembinaan orang tua, maka semakin tinggi pula akhlak remaja di Desa Kaliyoso Kelurahan Kutowinganun

  10

  F. Metode Penelitian

  1. Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian.18 Populasi pada penelitian ini adalah sebagian dari masyarakat di Desa Kaliyoso Kelurahan

  Kutowinangun Kecamatan Tingkir Kota Salatiga. Jumlah populasi di Desa Kaliyoso adalah sebanyak 5.043 jiwa dengan 450 KK.

  2. Sampel Sampel adalah sebagian yang diambil dari seluruh obyek yang diteliti y* n g dianggap mewakili terhadap populasi yang diambil.19 2 dalam penelitian ini, berdasarkan apa yang dikatakan oleh Suharsimi Arikunto,

  “Untuk sekedar ancar-ancar maka apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah seubyeknya besar dapat diambil antara

  10-15% atau 20-25% atau lebih.’'"0 Di dalam penelitian ini, penulis mengambil sampel sebanyak 10%, yaitu 50 orang.

  3. Teknik Sampling Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik Proportional

  Random Sampling , yang maksudnya dalam pengambilan sampel itu

  berdasarkan kondisi masyarakat dan memberikan kesempatan untuk menjadi sampel.

  18 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian. Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta,

  11

G. Teknik Pengumpulan Data

  Untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode-metode sebagai berikut:

  1. Angket Angket adalah sejumlah pertanyaan yang digunakan untuk memperoleh informasi dari icsponden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang dia ketahui.'1

  Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data tentang pembinaan orang tua dan akhlak remaja di Desa Kaliyoso Kelurahan Kutowinganun Kecamatan Tingkir Kota Salatiga. Angket disebarkan kepada 50 orang tua untuk memperoleh data pembinaan orang tua dan 50 remaja untuk memperoleh data akhlak remaja.

  2. Metode Interview Yaitu metode pengumpulan data dengan cara tanya jawab sepihak yang dikerjakan secara sistematis dan berlandaskan tujuan penelitian.22 Metode ini digunakan sebagai alat bantu dalam memperoleh data tentang pembinaan orang iua pengaruhnya terhadap akhlak remaja di Desa

  Kaliyoso Kelurahan Kutowinganun Kecamatan Tingkir Kota Salatiga.

  3. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip. buku, notulen, raport, leber, agenda, majalah dan sebagainya.

  12

  Metode ini penulis gunakan untuk mengumpulkan data tentang keadaan Desa, jumlah orang tua, remaja, sarana dan prasarana.

  H. Analisis Data

  1. Analisis Pendahuluan Analisis pendahuluan adalah analisis data deskriptif. Penulis melakukan koding atas angket yang penulis sebarkan kepada kuesioner, jawaban-jawaban angket tersebut penulis catat dan penulis ubah menjadi data-data angkat serta penulis hitung nilainya.

  Data yang ada dikelompokkan. Pengelompokan data tersebut dilakukan dengan menyusun tabel-tabel distribusi frekuensi untuk setiap variabel yang terdapat dalam penelitian. Untuk merubah data yang bersifat kualitatif menjadi kuantitatif penulis menggunakan kriteria tertentu. Dalam hal ini penulis menggunakan standar skor sebagai berikut:

  1) Jawaban responden a diberi skor 5 2) Jawaban responden b diberi skor 4 3) Jawaban responden c diberi skor 3

  4) Jawaban responden d diberi skor 2 5) Jawaban responden e diberi skor 1

  b. Analisis Uji Hipotesis Dalam analisis ini penulis mengadakan perhitungan lebih lanjut pada tabel distribusi frekuensi dilanjutkan dengan menguji hipotesis.

  13

  Dalam analisis ini penulis menggunakan rumus korelasi product

  moment , sebagai berikut:

  Keterangan: : korelasi antara xy f"xy : product dari x dan y xy

  N : jumlah subyek yang diteliti X : variabel pembinaan orang tua Y : variabel akhlak remaja23

  Untuk menghitung signifikansi hasil pengujian, penulis melakukan uji signifikansi satu arah (one tail test) dengan menggunakan rumus t

  r . J n -

  2 Keterangan: t : signifikansi koefisien korelasi r : nilai korelasi antar variabel x dan y n : jumlah sampel

  Hasil perhitungan kemudian dikonsultasikan dengan t tabel untuk mengetahui apakah korelasi tersebut signifikan atau tidak. Signifikan

  14

  lebih besar dari t tabel maka korelasi tersebut signifikan dan jika kurang dari t tabel, maka korelasi tersebut tidak signifikan, c. Analisis Lanjut

  Yaitu pengolahan lebih lanjut dari uji hipotesis. Dalam hal ini penulis menginterpretasikan hasil analisis uji hipotesis, jika rxy > rt berarti ada pengaruh yang positif antara pembinaan orang tua dengan akhlak remaja, dengan demikian hipotesis yang penulis ajukan diterima. Tetapi bila rxy < r, berarti tidak ada hubungan atau pengaruh yang positif antara pembinaan orang tua dengan akhlak remaja, dengan demikian hipotesis yang penulis ajukan ditolak atau tidak diterima.

I. Sistematikan Skripsi

  Sistematika yang penulis ketengahkan di sini terdiri dari 5 (lima) bab, dan masing-masing bab terdiri dari sub atau bagian.

  Adapun sebelum bab pertama terdapat halaman yang bersifat formal yang berhubungan dengan skripsi ini yaitu: halaman nota pembimbing, halaman persembahan, kata pengantar, daftar isi, dan daftar tabel.

  Penulisan skripsi ini terdiri dari 5 (lima) bab yaitu sebagai berikut:

  BAB 1 Pendahuluan Berisi antara lain: alasan pemilihan judul, penegasan istilah, permasalahan, tujuan penelitian, hipotesis, metode penelitian dan sistematika skripsi.

  BAB II Landasan Teori Terdiri dari empat bagian meliputi:

  15

  1. Yang berhubungan dengan pembinaan orang tua meliputi: pengertian pembinaan, pengertian orang tua, pentingnya pembinaan dan pembinaan yang baik kepada remaja

  2. Yang berhubungan dengan akhlak _ meliputi: pengertian akhlak, tujuan akhlak, urgensi akhlak serta macam dan pembagian akhlak

  3. Yang berhubungan dengan Anak meliputi bagaimana sifat-sifat anak pada masa-masa tertentu dalam perkembangannya, faktor- faktor apakah yang mempengaruhi perkembangan anak?

  BAB III Laporan Hasil Penelitian Yang meliputi dua bagian yaitu:

  1. Keadaan Umum Desa Kaliyoso yang meliputi: sejarah Desa Kaliyoso, letak geografis, data keadaan penduduk, struktur organisasi dan kegiatan yang ada.

  2. Data khusus yang meliputi: data pembinaan orang tua dan data akhlak remaja di Desa Kaliyoso Kelurahan Kutowinangun Kecamatan Tingkir Kota Salatiga.

  BAB IV Analisis Data Pada bab ini berisi tentang penyajian data dan pengolahannya. Analisis data berupa analisis pendahulu m, analisis uji hipotesis, dan analisis lanjut.

  BAB V Penutup Pada bab ini terdiri dari kesimpulan, saran-saran, kata penutup, dan

  BAB II LAND AS AN TEORI A. PEMBIN4AN ORANG TUA

  1. Pengertian Pembinaan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia online, Pembinaan adalah

  “proses, cara, perbuatan membina (negara dsb); 2 pembaharuan; penyempurnaan: 3 usaha, tindakan, dan kegiatan yang dilakukan secara efisien dan efektif untuk memperoleh hasil yang lebih baik".1 Pembinaan adalah usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara efisien dan efektif untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Dalain hal ini usaha yang dilakukan tersebut harus memiliki tujuan yang jelas. Tujuan yang ingin dicapai tersebut harus dirumuskan dengan jelas sehingga dalam prosesnya tidak berbelok ke arah yang tidak semestinya.

  Tanpa adanya pembinaan, maka hasil yang dicapai tidak akan maksimal. Sebuah lembaga pendidikan, apabila tidak melakukan pembinaan pada anak-anak didiknya yang “nakal” akan menghasilkan keluaran yang berkualitas pas-pasan atau bahkan jelek. Pembinaan dalam arti pembaharuan berani memperbaharui nilai-nilai yang dianggap telah tidak sesuai. Jika pembaharuan tidak dilakukan dikhawatirkan sang pemilik nilai tersebut akan ketinggalan jaman dan tidak dapat lagi eksis karena tidak mampu beradaptasi.

  1 Pusat Bahasa, "Kamus Besar Bahasa Indoensia", Diknas: KBBI Daring. 2008. dikunjugni: 5 Mei 2008 >

  17 Demikian pula dalam pendidikan. Pembinaan perlu sekali dilakukan. Hal ini disebabkan karena pendidikan bertujuan membentuk insan yang kompeten dan memiliki keterampilan serta emosi yang baik. Sehingga akhirnya insan tersebut dapat menggunakan segala yang dia miliki sebagai bekal menghadapi kehidupan.

  Menurut Islam, perlakuan terhadap anak didik besar sekali pengaruhnya terhadap mereka, sehingga nabi Muhammad saw berkata: O

  Artinya: Tidaklah dilahirkan seorang anak melainkan atas fitrah Islam, kemudian orang tuanyalah vang menjadikannya Yahudi, Nasrani dan Majusi (HR Muslim).2

  Dalam hadits tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa bimbingan dalam pendidikan sangat penting perannya. Kenyataan bahwa semua anak dilahirkan dalam keadaan fitrah Islam, namun atas bimbingan orang tuanyalah kemudian mereka menjadi Yahudi, Nasrani dan Majusi, bahkan mungkin tidak mempercayai adanya Tuhan. Bimbingan yang benar akan semakin mempertebal fitrah anak, sedangkan bimbingan yang salah akan menjauhkan anak dari fitrahnya, dan pada akhirnya ia akan menjadi remaja yang sama sekali tidak mengenal Tuhan.

  Pembinaan yang dilakukan dalam pendidikan harus kontinu. Tidak boleh dilakukan sepotong-sepotong. Telah banyak realitas yang menunjukkan bahwa pembinaan yang dilakukan secara tidak utuh akan

  18

  menghasilkan generasi yang tidak utuh pula, serba gamang dan tidak mantap menghadapi tantang dunia. Banyak sekali anak-anak yang belajar r.gaji di surau sampai ^erusia 17 tahun. Namun setelah ia berusia 17 tahun, ia mulai meninggalkan kebiasaannya tersebut. Ketika ia memasuki jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas, ketika ia menjadi remaja, pembinaan dari orang tua mengendur atau bahkan hilang sama sekali. Padahal pada masa ini ia menjadi sangat rentan terhadap perubahan, la memasuki masa kebimbangan, masa mencari jati diri, masa pergolakan.

  Masa remaja adalah masa suiit, masa fakim, masa concang dan masih banyak lagi nama yang diberikan oleh para ahli. Secara umum remaja mula-mula tidak mau memakai pedoman hidup dan sikap atau pedoman hidup yang baru, hai inilah yang menyebabkan kegoncangan/ Pada masa inilah pembinaan dari orang tua sangat diperlukan, bukan justru ditinggalkan.

  Telah banyak lembaga pendidikan anak yang baik menghasilkan anak-anak cerdas yang berakhlak baik. Namun hasil ini tidak diteruskan dengan pembimbingan di tingkat pendidikan dan umur selanjutnya. Banyak ditemui anak yang sebelum masuk Sekolah Menengah Atas adalah anak yang penurut dan sopan serta taat beragama, namun setelah memasuki jenjang pendidikan SMA ia berubah total. Sikapnya menjadi penentang, tidak memiliki akhlak baik dan mulai malas menjalankan perilaku beragama. Apabila tidak dicermati dan ditanggulangi, maka bisa 3

  19

  jadi mereka menjadi orang dewasa yang tidak bertanggung jawab dan tidak beraklak.

  2. Pengertian orang tua Mengambil definisi dalam kamus, maka orang tua adalah 441 ayah ibu kandung; 2 (orang tua) orang yang dianggap tua (cerdik pandai, ahli, dsb); orang-orang yang dihormati (disegani) di kampung; tetua;".4 Orang tua memiliki arti yang luas, orang tua dapat berani ayah ibu kandung. Yaitu orang yang menjadi lantaran kita lahir di dunia. Orang tua juga dapat berarti orang yang dianggap tua, orang yang telah hidup lebih lama, juga orang yang dihormati dan disegani di daerah kita menetap.

  Pengertian orang tua di sini tidak terbatas pada ayah dan ibu kandung, namun juga termasuk orang yang dianggap tua, cerdik pandai, ahli, dan orang yang disegani di kampung. Penulis ingin mengetahui adakah pembinaan yang dilakukan oleh orang tua di Desa Kaliyoso kemudian mencari hubungan antara pembinaan yang dilakukan, jika ada. dengan akhlak para remaja.

  Sebagai orang tua, baik yang menduduki posisi sebagai ayah dan ibu ataupun guru serta sebagai orang yang dihormati, harus memiliki persepsi yang baik tentang mendidik remaja. Pentingn>a persepsi ini ditunjukkan secara jelas oleh sebuah penelitian yang dilakukan oleh Rosenthal dan Jacobson pada tahun 1968. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa

  Cara berpikir dan cara pandang seseorang akan menentukan sikap individu tersebut terhadap lingkungannya. Selanjutnya.

  20

  lingkungannya pun akan memberikan respons atau reaksi sesuai dengan harapan individu yang mempersepsikan.' Jadi, jika orang tua menganggap anaknya nakal, apalag' memberikan label nakal pada anaknya, besar kemungkinan anaknya akan menjadi benar-benar nakal. Hasil penelitian mereka disebut dengan istilah dampak Pyangnialion.

  Hasil penelitian kedua ilmuwan tersebut berhasil menunjukkan bahwa harapan guru atau pendidik, sebagai orang tua pula, berfungsi sebagai pengerak serangkaian perilaku yang diarahkan untuk memenuhi harapan diri mereka sendiri. Karenanya pyangmalion juga dikenal dengan istilah falsafah pemenuhan diri (.self-fulfilling prophecies). Sedangkan di dalam keluarga, persepsi orang tua ternyata mempengaruhi sikapnya kepada anak-anak mereka. Adanya label dan atribut tertentu yang disandang oleh anak juga merangsang orang-orang di sekelilingnya untuk memanggil mereka sesuai dengan label dan atribut yang mereka sandang. Hal inilah yang perlu diwaspadai oleh orang tua dalam mendidik dan menumbuhkembangkan anak.

  Orang tua tidak boleh memberikan label negatif seperti: pemalas, bodoh, nakal dan label-label negatif lainnya.

  3. Pentingnya Pembinaan Yang Baik Arti pentingnya pembinaan terlihat dalam Hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Muslim, bahwa “tidaklah anak yang dilahirkan itu kecuali telah membawa fithrah (kecenderungan untuk percaya kepada Allah). Maka kedua orang tuanyalah yang menjadikan anak tersebut beragama Yahudi, 5

  21

  Nasrani, ataupun Majusi." Jika anak mendapatkan pendidikan dan bimbingan agama yang baik, mereka akan menjadi orang yang taat beragama pula. Tetapi b i lama benih agama yang telah dibawa itu tidak iipupuk dan dibina dengan baik, maka anak akan menjadi orang yang tidak beragam ataupun jauh dari agama.

  Pembinaan penting artinya, karena tanpa pembinaan, benih-benih agama yang ada dalam diri anak akan pupus ketika ia menjadi remaja dan dewasa kelak. Apabila benih-benih agama telah pupus, sudah hampir bisa dipastikan bahwa ia akan menjadi remaja yang mungkin cerdas tetapi tidak berakhlak.

  Sigmund Freud berpendapat bahwa: Anak-anak semenjak kecilnya telah ada perasaan dan percaya kepada Dzat Yang Maha Kuasa. Bahkan pada tahun-tahun pertama dalam hidupnya, anak mempunyai anggapan, bahwa orang tuanya itu sebagai

  Tuhannya. Karena menurut pandangan mereka orang tua itu sebagai sumber keadilan, sumber kasih sayang dan merupakan sumber kekuasaan, tempat mereka bergantung dan tempat mereka meminta segala keinginannya.6 Dalam perkembangan selanjutnya orang tua harus membimbing anak untuk mengetahui hal yang sebenarnya mengenai kehidupan. Jangan sampai orang tua membiarkan anak berkembang dengan sendirinya karena sangat berbahaya. Pembinaan dari orang tua bersifat mengarahkan agar perkembangan berpikir anak mengarah pada yang benar, sehingga saat remaja menjadi generasi yang tangguh sesuai potensi yang dimiliki dan ketika dewasa menjadi orang dewasa yang memiliki kecerdasaran dan akhlak yang baik.

  22

  Oleh sebab itu. orang tua harus memberikan bimbingan yang baik kepada anak ketika berkembang menjadi remaja. Remaja adalah masa kritis seseorang, jad: harus diperhatikan secarn serius agar tidak terjad'' perkembangan yang salah. Pembinaan yang baik secara islami adalah pembinaan yang menekankan unsur-unsur tertentu dalam Islam. Unsur-unsur tersebut adalah: kasih sayang, lemah lembut, memberikan kemerdekaan, memberikan penghargaan, sesuai dengan perkembangannya, mengarahkan ke masa depan, berbicara kepada mereka dengan benar, baik lembah lembut dan mudah dimengerti, dan disiplin.7

  a) Kasih Sayang Orang tua harus selalu menanamkan pemahaman bahwa “barang siapa yang tidak mengasihi tidak akan dikasihi. Untuk itu, jika ingin dikasihi, dia harus mengasihi orang dan makhluk hidup lain. Orang tua juga harus menunjukkan sikap kasih sayangnya kepada anaknya. Ini akan membentuknya menjadi remaja yang penuh kasih sayang.

  b) Lemah Lembut Pembinaan orang tua selanjutnya adalah dengan bersikap lembah lembut kepada anak. Orang tua harus mendidik dan membimbing anak dengan lemah lembut. Jika orang tua mendidik dan membina anak dengan kasar, maka anak akan pergi dari didikan dan pembinaan orang tua. Sering sekali ditemukan kasus anak kabur dari rumah karena tidak tahan dengan orang

  23

  tuanya yang kasar. Oleh karena itu, tutur kata orang tua pun harus lemah lembut, tidap boleh kasar kepada anak.

  c)

  Memberikan kemerdekaan Manusia tidak boleh dipaksa. Allah sendiri berfirman dalam surat Al

  Ghasiyah : 22 bahwa ✓ /

  ( U " * g

  Artinya: “Bukanlah engkau seorang yang berhak memaksa mereka”.

  Karena itulah, orang tua dalam melakukan pembinaan kepada remaja tidak boleh melakukan pemaksaan karena dalam agama pun tidak ada paksaan. Remaja harus diberikan kebebasan memilih dengan didampingi dan diarahkan oleh orang tua.

  d) Memberikan Penghargaan Unsur penghargaan harus ditonjolkan daiam membina remaja. Dalam sebuah haditsnya nabi Muhammad berkata: , \ ) . f i \ \ y f \ j j

  (jL JI lyLJ-lj

  Artinya: hargailah anak-anakmu dan baguskanlah budi pekerti rnereka (HR Nasafi)9 Allah melarang umatnya menghina dan merendahkan seseorang.

  Orang tua harus dapat menghargai pribadi anak, karya anak pendapat anak dan

  • keyakinan anak. *

  24

  e) Sesuai dengan Perkembangannya Orang tua tidak boleh tergesa-gesa dalam membina remaja. .Anak berkembang sesuai tahapan tertentu. Orang tua harus -am pu mengetahui seorang anak sampai tahap apa. Saat anak mencapai usia remaja, orang rua harus menerapkan cara-cara yang sesuai untuk membina seorang remaja, caranya tentu berbeda dengan caranya mendidik saai ia masih balita.

  0 Mengarahkan ke masa depan Anak diciptakan untuk menghadapi jaman yang berbeda dengan jaman yang dihadapi oleh orang tua. Oleh karena itu, pendidikan dan pembinaan yang diterima oleh remaja haruslah sesuai dengan kondisi jamannya berada sekarang tidak selalu berpegang dan berdasarkan pada ajaran jaman orang tua dulu. Harus pula ditekankan mengenai kampung akhirat karena itulah masa depan yang harus dihadapi oleh remaja.

  g) Berbicara kepada mereka dengan benar, baik, lembah lembut dan mudah dimengerti Perkataan yang benar membina remaja untuk berkaia jujur, selain itu memang hal itu diperintahkan oleh Allah dalam QS. An Nisa: 9,

  • (

  1 > _

  2 . i \ly *

  Artinvardan hedaklah mereka berkata dengan perkataan yang benar (S. An ' Nisa: 9)”.'"

  25

  Bahasa yang mudah dimaksudkan adalah bahasa yang diketahui oleh remaja. Dengan bahasa yang mudah dimengerti mereka akan semakin mudah menyerap pembinaan yang dilakukan oleh orang tua.

  h) Disiplin Pembinaan mengenai disiplin erat kaitannya dengan pelaksanaan shalat lima waktu. Dengan menyuruh anak melakukan shalat lima waktu ketika waktunya tiba dengan segera akan mendidik anak untuk berlaku disiplin. Hal ini akan berakar di kehidupannya kelak dan akan membimbingnya melakukan segala sesuatu dengan disiplin.

  Dalam penelitian ini penulis mengambil beberapa indikator untuk mengukur pembinaan yang dilakukan oleh orang tua. Adapun indikator pembinaan orang tua adalah:

  a. Orang tua memperingatkan jika remaja melakukan salah

  b. Orang tua, cerdik pandai dan orang yang disegani di kampung melakukan pertemuan untuk membahas masalah remaja c. Orang tua, cerdik pandai dan orang yang disegani di kampung melakukan kegiatan untuk membimbing remaja d. Orang tua memberi teladan akhlak yang baik bagi remaja B. AKHLAK

  1. Pengertian Akhlak Akhlak adalah “bud< pekerti; kelakuan”11, sedangkan menurut

  Mohammad Damami Zein, muatan istilah “akhlak” pada hakikatnya di selingkar pandangan, sifat, sikap dan tingkah laku yang seharusnya disadari dan dihayati dalam kehidupan nyaUt sehari-hari Dalam konteks ini, istilah akhlak yang dipakai mengandung pengertian budi pekerti.

  2. Tujuan Akhlak Akhlak pembeda antara manusia dengan makhluk hidup lain, terutama hewan. Manusia adalah sebaik-baiknya makhluk. Namun posisi tinggi manusia itu dapat langsung turun menjadi serendah-rendahnya lebih rendah dari hewan jika manusia tidak memegang sifat-sifat kemanusiaan.

  Salah satu sifat kemanusiaan adalah akhlak.

Dokumen yang terkait

B E N T U K PE N GA W A S A N B E B A S V I S A K U N J U N G A N S I N G K A T ( B V K S ) O L E H K A N T O R K E I M I G R A S I A N K E P A D A W A R G A N E G A R A A S I N G Y A N G T I N G G A L D I I N D O N E S I A

0 4 15

E F E K T I V I T A S A B U S E K A M D A N Z E O L I T S E R T A P E N G U R A N G A N P U P U K N P K T E R H A D A P P R O D U K S I G A N D U M I N D O N E S I A P A D A ME D I A P A S I R A N

0 3 14

E F E K T I V I T A S A B U S E K A M D A N Z E O L I T S E R T A P E N G U R A N G A N P U P U K N P K T E R H A D A P P R O D U K S I G A N D U M I N D O N E S I A P A D A ME D I A P A S I R A N

0 3 14

E V A L U A S I P E L A K S A N A A N P E N D I S T R I B U S I A N P R O G R A M B E R A S M I S K I N ( R A S K I N ) T A H U N 2 0 1 1 D I D E S A G E N T E N G K U L O N K E C A M A T A N G E N T E N G K A B U P A T E N B A N Y U W A N G I

0 9 21

E V A L U A S I T E R H A D A P P E L A K S A N A A N R U JU K A N B E R JE N JA N G K A S U S K E G A WA T D A R U T A N M A T E R N A L D A N N E O N A T A L P A D A P R O G R A M JA M P E R S A L D I P U S K E S M A S K E N C O N G T A H U N 2012

0 2 19

H U B U N G A N A N T A R A P R O F E S I O N A L I S M E P E G A W A I D E N G A N K U A L I T A S P E L A Y A N A N P E N E R B I T A N K T P D A N K K D I K A N T O R K E C A M A T A N G A M B I R A N K A B U P A T E N B A N Y U W A N G I

0 6 22

H U B U N G A N T I N G K A T P E N G E T A H U A N I B U T E N T A N G D A M P A K K E C E L A K A A N P A D A B A L I T A D I R U M A H D E N G A N T I N D A K A N P E N C E G A H A N K E C E L A K A A N D I W I L A Y A H P O S Y A N D U A L A M A N D A

0 4 19

I D E N T I F I K A S I P E N G A R U H L O K A S I U S A H A T E R H A D A P T I N G K A T K E B E R H A S I L A N U S A H A M I N I M A R K E T W A R A L A B A D I K A B U P A T E N J E M B E R D E N G A N S I S T E M I N F O R M A S I G E O G R A F I S

0 3 19

R E S P O N TA N A M A N C A B E M E R A H T E R H A D A P P U P U K N K M A J E M U K YA N G D I A P L I K A S I K A N S E C A R A L A N G S U N G M E L A L U I TA N A M A N

0 0 10

P E N G A R U H K E D E K A T A N H U B U N G A N M A H A S IS W A D E N G A N D O SE N T E R H A D A P O B J E K T IV IT A S P E N IL A IA N D O S E N P R O G R A M S T U D I P E N D ID IK A N A G A M A ISL A M S T A IN S A L A T IG A T A H U N A K A D E

0 1 111