PROGRAM ECO CAMPUS DALAM PENDIDIKAN UNTUK PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN PADA UNIVERSITAS KONSERVASI - Test Repository

LAPORAN PENELITIAN PROGRAM ECO CAMPUS DALAM PENDIDIKAN UNTUK PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN PADA UNIVERSITAS KONSERVASI

  OLEH: MASLIKHAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA PUSAT PENELITIAN DAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT

  (P3M) 2013

ABSTRAK

  

MASLIKHAH, 2013. Penelitian Unggulan STAIN Salatiga. Program Eco Campus

Dalam Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan pada Universitas Konservasi.

STAIN Salatiga.

  Key Words: Eco Campus, Pendidikan, Pembangunan Berkelanjutan Penelitian ini untuk mengetahui perencanaan pendidikan lingkungan hidup pada

program eco campus dalam pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan pada

universitas konservasi, Pelaksanaan pendidikan lingkungan hidup kebijakan program

eco campus dalam pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan pada universitas

konservasi, Hambatan pelaksanaan pendidikan lingkungan hidup pada program eco

campus dalam pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan pada universitas

konservasi.

  Metode penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan penelitian

kualitatif. Tempat penelitian di Unnes Semarang Jawa Tengah. Waktu penelitian

dilaksanakan selama enam bulan dari Juni sampai Desember 2013. Jenis dan

pendekatan penelitian adalah field research. Subyek penelitian adalah mahasiswa dan

tim lembaga pengembang konservasi Unnes. Sumber data dari unsur 3 P, yang

meliputi person, paper, dan place. Teknik Pengumpulan data dengan menggunakan

wawancara mendalam dan observasi. Teknik analisis data dengan reduksi data,

penyajian data, dan display data. Pengecekan keabsahan data dengan mendasarkan

pada kriteria derajat kepercayaan, keteralihan, kebergantungan, dan kepastian.

  Hasil penelitian menunjukkan perencanaan pendidikan lingkungan hidup pada

program eco campus dalam pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan pada

universitas konservasi melalui perkuliahan pada mata kuliah pendidikan lingkungan

hidup dan integrasi mata kuliah lain pada setiap fakultas. Di samping itu juga melalui

pendidikan dan latihan di luar perkuliahan untuk mendukung 7 (tujuh) pilar

konservasi yang disebut sebagai bagian dari eco campus. Tujuh pilar tersebut antara

lain arsitektur hijau dan transportasi internal, biodiversitas, energi bersih, seni budaya,

kaderisasi konservasi, kebijakan nirkertas, dan pengolahan limbah. Perencanaan

pendidikan lingkunga hidup melalui prosedur perencanaan, pengembangan,

monitoring, tata kelola, dan evaluasi. Pelaksanaan dengan menggunakan siste

perkuliahan yang tepat dari sisi materi, metode, media, dan sistem evaluasi. Hambatan

pelaksanaan terdapat pada administrasi, sistem manajemen, pendanaan, dan kesadaran

yang rendah, sarana dan prasarana yang kurang memadai, dan kebijakan Unnes

sebagai universitas konservasi belum dapat didukung dan diterima oleh

lembaga/institusi lain.

  

KEMENTERIAN AGAMA

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

PUSAT PENELITIAN DAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (P3M)

JL. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706, 323433 Faks 323433 Salatiga 50721

  

PENGESAHAN

Judul Penelitian

PROGRAM ECO CAMPUS DALAM PENDIDIKAN

UNTUK PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

PADA UNIVERSITAS KONSERVASI

Ketua Peneliti : MASLIKHAH Tema : Pendidikan Jenis Penelitian : Kualitatif Klasifikasi : Penelitian Unggulan Waktu Penelitian : Enam Bulan (Juni s.d Desember 2013) Besar/Sumber Dana : ………./DIPA STAIN Salatiga

  

tahun 2013

Salatiga, 19 Desember 2013 Kepala P3M Dr.Adang Kuswaya, M.Ag NIP 19720531 199803 1 002

SURAT PERNYATAAN

  yang bertanda tangan di bawah ini, saya: Nama : MASLIKHAH NIP : 19700529 200003 2 001 Golongan/Pangkat : IV/a (Lektor Kepala) Jabatan : Peneliti menyatakan dengan sesungguhnya bahwa, penelitian dengan judul:

  

PROGRAM ECO CAMPUS DALAM PENDIDIKAN UNTUK PEMBANGUNAN

BERKELANJUTAN PADA UNIVERSITAS KONSERVASI

  telah dilaksanakan sesuai dengan kaidah dan etika penelitian di STAIN Salatiga. Laporan penelitian ini merupakan karya saya sendiri, dan kutipan yang diterakan ditandai dengan citasi yang dituliskan dalam daftar pustaka. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya, apabila di kemudian hari pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi hukum yang berlaku.

  Dinyatakan di : Salatiga Tanggal : 19 Desember 2013 Peneliti M A S L I K H A H 19700529 200003 2 001

    

  Peneliti hanya bisa sampaikan syukur tak berbilang atas nikmat-nikmat yang Allah swt gulirkan untuk peneliti, sehingga penelitian ini dapat dilaksanakan dan laporan ini dapat disampaikan meskipun tidak dapat tercapai sesuai dengan target waktu yang ditetapkan. Secara khusus peneliti sampaikan sholawat dan salam kepada junjungan Nabi Agung Muhammad saw sebagaimana titah Al-quran yang suci: innallaha wamalaikatahu yushollina alannabiy, ya ayuhalladzina amanu shollu alaihi wasallimu taslima.

  Penelitian ini dilakukan atas dasar pengamatan peneliti tentang pelaksanaan pendidikan lingkungan hidup di Unnes yang memiliki visi dan misi untuk menggalakkan program eco

  

campus sebagai Universitas Konservasi dengan 7 (tujuh) pilar konservasi. Unnes sebagai

  universitas konservasi memiliki karakteristik yang berbeda dengan perguruan tinggi di Indonesia, sekalipun. Implementasi eco campus yang ada di Unnes tidak sekadar sebagai motto, tetapi sangat implementatif yang didukung oleh Rektor sebagai vocal point dan seluruh sivitas akademika sebagai kader konservasi. Meskipun demikian, masih ada beberapa hal yang perlu dipelajari bersama agar mendapatkan perhatian yang memadai dari lembaga terkait dan rektorat.

  Penelitian ini dapat dilaksanakan dengan baik dan dapat dilaporkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di STAIN Salatiga. Penelitian ini dapat dilaksanakan dengan baik atas bantuan beberapa pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Peneliti hanya memanjatkan doa mudah-mudahan Allah berkenan melebihkan segala sesuatunya bagi beberapa pihak yang secara langsung maupun tidak langsung berperan dalam pelaksanaan penelitian ini. Secara khusus peneliti sampaikan terima kasih kepada Ketua STAIN Salatiga beserta Pembantu Ketua atas kebijakan yang ditetapkan sehingga penelitian Unggulan ini mendapatkan dana yang memadai. Kepada Kepala P3M dan kepala Kepegawaian dan Keuangan kami sampaikan terima kasih.

  Segala keterbatasan sistematika, contents dan sequences dalam laporan penelitian ini kami akui sepenuhnya. Untuk itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan topik penelitian ini, harapannya penelitian dengan topik ini menjadi inspirasi bagi orang lain untuk melakukan penelitian yang lebih mendalam untuk menemukan variasi pembentukan karakter peduli dan cinta lingkungan melalui pendidikan lingkungan hidup untuk pembangunan berkelanjutan.

  Salatiga, 19 Desember 2013 Peneliti Hj. MASLIKHAH, S.Ag., M.Si

  Abstrak .......................................................................................................................... ii Lembar Pengesahan ...................................................................................................... iii Surat Pernyataan ........................................................................................................... iv Kata Pengantar .............................................................................................................. v Daftar Isi ....................................................................................................................... vi

  54 3. Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan ..................................

   Kerangka Berpikir ..................................................................................... 88

  86 C.

  84 3. Pendidikan Lingkungan Hidup .............................................................

  83 2. Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan ...................................

  83 1. Pembangunan Berkelanjutan ...............................................................

  

Temuan Hasil Penelitian Terdahulu ......................................................

  70 B.

  64 4. Program Eco Campus ...........................................................................

  13 2. Pembangunan Berkelanjutan ................................................................

  BAB 1 PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Masalah ...........................................................................

  13 1. Pendidikan Lingkungan Hidup .............................................................

  

Kerangka Teori ........................................................................................

  12 BAB II LANDASAN TEORI A.

  

Manfaat Penelitian ...................................................................................

  11 D.

  

Tujuan Penelitian .....................................................................................

  11 C.

  

Rumusan Masalah ...................................................................................

  1 B.

  BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu .................................................................................... 95 B. Jenis dan Pendekatan Penelitian .............................................................. 95 C. Subyek Penelitian ....................................................................................... 96 D. Sumber Data ............................................................................................... 97 E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 98 F. Teknik Analisis Data .................................................................................. 99 G. Pengecekan Keabsahan Data .................................................................... 100

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................................... 101

A. Hasil Penelitian .......................................................................................... 101 B. Pembahasan ............................................................................................... 148

BAB V PENUTUP ........................................................................................................ 155

A. Kesimpulan ................................................................................................ 200 B. Saran ........................................................................................................... 156

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 157

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fenomena lingkungan yang ekstrim menimbulkan keresahan banyak pihak. Fenomena

  lingkungan yang ditandai dengan suhu bumi yang sangat panas, anomali cuaca yang tidak dapat diprediksikan dengan tepat yang dialami oleh seluruh negara memberikan dampak sistemik bagi manusia dan makhluk hidup lainnya. Fenomena ini menjadikan beberapa pakar di berbagai disiplin ilmu mencoba membuat prediksi yang akan terjadi pada kurun waktu tertentu di masa yang akan datang. Beberapa orang merasa pesimis dengan fenomena lingkungan yang terjadi sekarang ini. Golongan yang pesimistis memberikan gambaran bahwa perjalanan hidup ini bagaikan orang yang sedang menggunakan kapal dengan bekal terbatas untuk perjalanan yang sangat jauh. Perjalanan panjang harus diprediksikan dengan baik pada perbekalan yang terbatas. Golongan yang pesimis harus dapat mengatur perbekalan dengan perjalanan jauh agar dapat bertahan hidup. Golongan yang pesimis mentransfernya dengan mengatur sumber daya alam dengan baik agar tetap sustainable untuk generasi yang akan datang.

  Kerusakan alam dan lingkungan hidup yang lebih dahsyat bukanlah disebabkan oleh proses penuaan alam itu sendiri, tetapi justru diakibatkan oleh tangan-tangan yang selalu berdalih memanfaatkannya, yang sesungguhnya adalah mengeksploitasi tanpa memperdulikan kerusakan lingkungan. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadikan manusia semakin besar dalam mengeksplotasi lingkungan alam. Menggunakan teknologi yang ditemukan oleh manusia menjadikan manusia mengeruk sumber daya alam hingga di dasar laut dan pucuk gunung. Kekuatan manusia untuk menggunakan teknologi dalam mengekploitasi lingkungan menjadikan manusia seakan-akan hanya memanfaatkan tanpa memperdulikan dengan hak-hak makhluk hidup lainnya. Padahal, manusia tetap membutuhkan makhluk hidup lain dalam berbagai kepentingan sebagaimana dikonsepkan oleh Hamm dan Pandurang (1998: 148) bahwa despite the development of technologies to

  

control our enviroment, we human beings are still dependent on the same environmental

condition that support both ourselves and all other animal species on the planet. These

include such life sustaining requisites as gravity, the warmth and energy of the sun,

atmospheric protection from cosmic radiation, air, water, and food, to name but a few.

  

These, along with innumerable other components, represent and integrated an balanced

system on which we all depend. Oleh karena itu, perilaku manusia dinyatakan secara khusus

  sebagai unsur penting yang mempengaruhi kualitas sumber daya alam. Manusia menjadi unsur paling dominan di alam ini, sebagaimana dikonsepkan oleh Shrivastava dan Ranjan (2005: 65) bahwa Human, too, accupy a position in the flow of energy through the biosphere

  

and must necessarily interact with thousands of other species of plants and animals. There is

a temporal and spatial variation in the relationship between human and environment.

  

Initially humans concidered the environment to be dominant while now environment get

declined and human being is dominant. Sebagai unsur dominan, maka kualitas manusia

  menjadi isu sentral dalam upaya penyelamatan lingkungan dan sumber daya alam (SDA). Lebih lanjut disampaikan oleh Shrivastava and Ranjan (2005: 65) bahwa Human resouces

  

are most important resources of nation. The number of persons living in nation does not give

an indication of the human resources available, as many of them may be illiterate or do not

posses skills or any adequate training for development of natural resources. Hence

development of human resources is essential. This involves not only general education which

develops an awakening only among the people but also imparting of skills in the use of

mechanical power and mechanics for development of different resources.

  Hak setiap orang untuk mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat sebagai bagian dari hak asasi manusia menjadi terpenuhi apabila manusia mampu menjaga kualitas SDA. Kualitas SDA akan tetap terjaga dengan baik manakala manusia memiliki pengetahuan yang memadai arti pentingnya SDA bagi kesejahteraan manusia sekarang dan yang akan datang. Pengetahuan itu hanya dapat diperoleh melalui pendidikan, baik pendidikan formal, informal, maupun non formal. Pemerintah sebagai pemegang kekuasaan diharapkan dapat menjadi mediator antara masyarakat, dunia pendidikan, dan dunia usaha. Manusia memiliki hak atas lingkungan yang baik dan sehat sebagai bagian dari hak asasi manusia. Sebagaimana dituangkan dalam Undang-undang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (UPPLH) No 32 tahun 2009 bahwa setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat sebagai bagian dari hak asasi manusia. Sebagai hak asasi manusia, maka lingkungan itu harus dapat dijaga agar dapat memberikan yang baik dan sehat. Agar lingkuungan tetap terjaga kondisi baik dan sehat itu, maka lingkugnan tidak dapat melakukan purifikasi dengan cepat dan baik tanpa dibantu oleh usaha secara bersama antar manusia. Oleh karena itu, mendapatkan pengetahuan tentang lingkungan hidup menjadi hak asasi mansuai yang sangat diperlukan oleh semua lapisan masyarakat agar bersama-sama mengupayakan penyelamatan dan pelestarian lingkungan hidup secara kolektif melalui jalur pendidikan. Piagam Bumi dalam Mangunjaya (2008: 86) mengamanatkan bahwa untuk menyelamatkan lingkungan dengan cara mengintegrasikan pengetahuan, nilai-nilai keahlian yang berkelanjutan ke dalam pendidikan formal dan pembelajaran seumur hidup. Kebijakan PLH ini merupakan kebijakan dasar sebagai arahan bagi semua pemangku kepentingan (stakeholders) dalam pelaksanaan dan pengembangan PLH di Indonesia. PLH ini perlu segera dilakukan mengingat UUPLH nomor 32 tahun 2009 Bab X Pasal 65 Ayat (2) menyatakan bahwa setiap orang berhak untuk mendapatkan pendidikan lingkungan hidup, akses informasi, akses partisipasi, dan akses keadilan dalam memenuhi hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat (UUPLH, 2009: 44). Pada pasal 65 Ayat (4) Setiap orang berhak untuk berperan dalam Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup sesuai peraturan Peraturan Undang-undangan (UUPLH,

  2009: 44). Pada pasal 67 dinyatakan dengan jelas bahwa setiap orang berkewajiban memelihara kelestarian fungsi lingkungan serta mengendalikan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup. Pasal 69 Ayat (1) (a) UUPLH. Setiap orang dilarang melakukan perbuatan yang mengakibatkan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup.

  Pendidikan lingkungan hidup sebagai bidang ilmu yang multidisiplin diberlakukan dalam rangka mengembangkan pengetahuan, kesadaran, sikap, nilai-nilai dan keterampilan.

  Hal ini memungkinkan masyarakat untuk berkontribusi lebih bermakna dalam menjaga dan meningkatkan kualitas lingkungan. Gerakan cinta lingkungan melalui pendidikan lingkungan merupakan langkah penting untuk mendapatkan pengetahuan tentang konsep-konsep yang diperlukan untuk memahami dan menghargai hubungannya antara manusia, budaya dan lingkungan biofisiknya. Pendidikan lingkungan juga mencakup praktek dalam pengambilan keputusan dan perumusan kode etik yang mengatur perilaku manusia dengan lingkungan.

  Pendidikan lingkungan merupakan suatu proses yang bertujuan untuk mengembangkan warga negara yang dapat mengetahui kemampuan lingkungannya agar dapat bersaing dalam perekonomian global dalam rangka memenuhi hak dan tanggung jawab anggota masyarakat sebagaimana diteorikan oleh Chaudhry, Shukla, dan Pandey. Konsep Chaudhry, (2010: 30) menyebutkan tentang pendidikan lingkungan bahwa environmental education is

  

multidisciplinary in nature with respect to learning and developing knowledge, awareness,

attitudes, values and skills. This enables society to contribute more meaningfully to

maintaining and improving the quality of its surroundings. Environmental action is the next

important step in the process. Shukla and Nasdeshwar Sharma (1996: 82) mendefinisikan

environmetal education is the process of recognising value and clarifying concepts in order

to develop skill and attitude necessary to understand and apreciate the interrelatedness

among man, his culture and his biophysical surroundings. Environmental education also

entails practice in decision making and self formulation of a code of behaviour about issues

  

concerning environmental quality . Sedangkan Pandey (2010: 7) As defined in the national

project for excellence in environmental education, environmental education is a process that

aims to develop an environmentally literate citizenry that can compete in our global

economy, has the skills, knowledge and inclinations to make well-informed choices and

exercises the rights and responsibilities of members of a community.

  Hubungan partisipatif antara pemerintah dengan masyarakat, pemerintah dengan dunia usaha, pemerintah dengan dunia pendidikan, dunia usaha dan dunia pendidikan, masyarakat dan dunia usaha menjadi pasangan yang dipersyaratkan untuk kebangunan prinsip ecological

  

awareness . Partisipasi yang ideal dibutuhkan prinsip interaksi timbal balik antara masyarakat,

  pemerintah, dunia pendidikan, dan dunia usaha. Pemerintah menyusun regulasi bagi dunia usaha agar dapat menjaga lingkungan dan dan makhluk hidup lain agar tetap mendapatkan hak atas lingkungan hidup yang baik. Pemerintah, dunia pendidikan, dan dunia usaha dengan masyarakat saling memberi dukungan untuk menjaga kualitas dan fungsi lingkungan hidup melalui pendidikan lingkungan hidup.

  Prinsip interaksi tersebut diupayakan untuk meningkatkan kualitas manusia, melestarikan vitalitas dan keanekaragaman bumi agar pembangunan dapat berlanjut, meminimalisir penciutan sumberdaya alam, mengubah kelangkaan menjadi kemelimpahan, dan berorientasi pada keberlanjutan terhadap daya dukung alam dan lingkungan. Harapan yang diinginkan adalah kelestarian fungsi lingkungan bagi kelangsungan hidup secara baik bagi manusia di masa sekarang dan generasi yang akan datang.

  Isu pelestarian lingkungan hidup merupakan isu global yang tidak dapat ditawar lagi. Pentingnya pelestarian lingkungan hidup membuat isu ini menjadi pusat perhatian dalam berbagai program yang dilaksanakan oleh pemerintah maupun lembaga-lembaga swadaya masyarakat. Perguruan tinggi sebagai jenjang pendidikan tertinggi memegang peranan penting dalam mewujudkan terciptanya pembangunan berkelanjutan di suatu negara. Perguruan tinggi sebagai wadah peningkatan kemampuan akademis mahasiswa memiliki peluang besar dalam mengembangkan pengetahuan, pengalaman, sikap, dan keterampilan dengan mengarusutamakan pelestarian lingkungan.

  Perguruan Tinggi merupakan lembaga untuk menghasilkan pemikir dan perintis kemajuan ilmu dan teknologi, untuk itu diupayakan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian, mengembangkan dan menyebar luaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian serta mengoptimalkan penggunaannya untuk meningkatkaLebih dari itu, peguruan tinggi memiliki menanggung tanggung jawab yang mendalam untuk meningkatkan kesadaran, pengetahuan, teknologi dan alat untuk menciptakan masa depan yang ramah lingkungan. Hal ini karena perguruan tinggi memiliki semua keahlian yang diperlukan untuk mengembangkan kerangka kerja intelektual dan konseptual untuk mencapai tujuan ini. Perguruan Tinggi harus memainkan peran yang kuat dalam pengembangan, penelitian pendidikan, kebijakan, pertukaran informasi, dan membangun partisipasi masyarakat untuk membantu menciptakan masa depan yang berkelanjutan. Sebagaimana diungkapkan oleh Pandey dan Vedak (2010: 6) bahwa: Universities bear profound

  

responsibilities to increase the awareness, knowledge, technologies and tools to create an

environmentally sustainable future. Universities have all the expertise necessary to develop

the intellectual and conceptual framework to achieve this goal. Universities must play a

strong role in the education, research, policy development, information exchange and

community outreach to help create an equitable and sustainable future. Peran perguruan

  tinggi untuk melaksanakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat berdasarkan dasar hukum yang berlaku. Beberapa dasar hukum yang mendukung pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan di perguruan tinggi, dasar hukum tersebut adalah Undang- undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 24 ayat (1) dalam penyelenggaraan pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan, pada perguruan tinggi berlaku kebebasan akademik dan kebebasan mimbar akademik serta otonomi keilmuan. Pasal 24 ayat (2) Perguruan Tinggi memiliki otonomi untuk mengelola sendiri lembaganya sebagai pusat penyelenggaraan pendidikan tinggi, penelitian ilmiah, dan pengabdian pada masyarakat. Pasal 38 ayat (3) Kurikulum pendidikan tinggi dikembangkan oleh perguruan tinggi yang bersangkutan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk setiap program studi. Pasal 38 ayat (4) Kerangka dasar dan struktur kurikulum pendidikan tinggi dikembangkan oleh perguruan tinggi yang bersangkutan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk setiap program studi. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Pasal 56 ayat (2) Setiap orang berhak mendapatkan Pendidikan Lingkungan Hidup, akses informasi, akses partisipasi, dan akses keadilan dalam memenuhi hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat. Pasal 67 Setiap orang berkewajiban memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup serta mengendalikan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Pasal 9 ayat (3) menyatakan bahwa “Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Tinggi Program Sarjana dan Diploma wajib memuat mata kuliah yang bermuatan kepribadian, kebudayaan serta mata kuliah statistika dan/atau matematika”.

  Melalui tiga pilar (Tridharma) Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat, maka perguruan tinggi menjadi tombak pembangunan yang berkelanjutan. Pendidikan dapat memberikan fungsi untuk mengubah manusia menjadi orang yang lebih baik. Perubahan dalam pengetahuan, nilai-nilai, perilaku dan gaya hidup yang diperlukan untuk mencapai kesinambungan dan stabilitas negara. Melalui pendidikan merupakan cara terbaik dan efektif dalam upaya untuk mencapai pembangunan berkelanjutan. Penerapan pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan di perguruan tinggi di Indonesia dapat dilakukan dengan mengintegrasikan pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan ke dalam tiga fungsi utama perguruan tinggi, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk menyokong pelaksanaan Tridharma perguruan tinggi melalui pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan adalah menjadikan perguruan tinggi sebagai kampus yang berkelanjutan, yaitu kampus yang memegang prinsip-prinsip kepedulian untuk pelestarian lingkungan. Implementasi upaya tersebut terakumulasi dalam program eco campus/green campus.

  Beberapa istilah mengikuti isu-isu lingkungan antara lain green school, green house,

  

green kitchen, green hotel, green hospital, green industry, green campus/eco campus, dan

  lain sebagainya. Beberapa istilah tersebut memiliki visi yang sama untuk melaksanakan tugas dan fungsinya masing-masing yang berorientasi pada upaya untuk menjaga kelestarian lingkungan, dengan meminimalisir dampak yang dapat merugikan dan merusak lingkungan hidup.

  Green campus/eco campus merupakan salah satu program untuk mewujudkan

  terciptanya suatu kampus yang berkelanjutan. Kampus yang berkelanjutan pada dasarnya merupakan kampus yang dapat mengintegrasikan konsep berwawasan lingkungan ke dalam setiap komponen kehidupan kampus. Kampus memiliki dua komponen utama yaitu komponen Tridharma Perguruan Tinggi dan manajemen kampus. Green campus/eco campus menjadi tempat pendidikan lingkungan, praktek pelestarian dan pemeliharaan lingkungan yang harmoni. Pelaksanaan Green campus/eco campus dibedakan menjadi dua komponen utama yaitu Tridharma Perguruan Tinggi dan manajemen kampus (Kementerian Negara Lingkungan Hidup dan UI, 2011). Program Green campus/eco campus diusahakan dapat mengintegrasikan pengelolaan dan perlindungan lingkungan ke dalam Tridharma Perguruan Tinggi.

  Green campus/eco campus bukan berarti fisik harfiah kampus saja yang penuh dengan

  tanaman hijau, baju hijau, cat bangunan serba hijau, rumput yang hijau, slogan-slogan yang bermuatan peduli lingkungan, namun komponen-komponen lain yang ada dikampus juga harus menunjukkan konsep hijau yang berarti berorientasi pada kepedulian terhadap lingkungan. Oleh karena, itu suatu kampus yang bertekad untuk menjadi green campus harus mengintegrasikan konsep green campus/eco campus ke dalam kedua komponen utama kehidupan kampus tersebut. Diharapkan dengan diintegrasikannya konsep green campus/eco

  

campus ke dalam kedua komponen utama kehidupan kampus berupa pendidikan, penelitian,

  dan pengabdian masayarakat dapat terwujud dengan baik. Pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi ini menjadi tolok ukur keberhasilan dalam menunjukkan program perguruan tinggi yang berorientasi pada konsep green campus/eco campus akan terwujud.

  Green campus/eco campus merupakan sebuah media belajar di kampus yang bertujuan

  untuk memprediksi kemungkinan untuk menjaga lingkungan agar lingkungan di sekitarnya menjadi hijau dengan konsep utama menjaga kelestarian lingkungan. Sebagaimana diteorikan oleh Gobinath dan Mahendran (2010: 21) Eco campus is a study was conducted aimed to

  

predict the possibilities of maintaining the greener environement inside the university campus

which main concept of environmental sustainability within the campus. Green campus/eco

campus di dalamnya terdapat berbagai kriteria dan indikator yang harus dipenuhi untuk

  mewujudkan suatu perguruan tinggi yang benar-benar green campus. Pelaksanaan program

  

green campus/eco campus harus selalu dipantau, sehingga green campus/eco campus yang

  diinginkan benar-benar terwujud dan tidak hanya sekadar slogan belaka. Oleh karena itu, maka perlu dilakukan monitoring dan evaluasi baik yang dilakukan oleh internal kampus maupun pihak luar.

  Civitas akademika di perguruan tinggi berpotensi mempengaruhi cara pandang masyarakat terhadap pelestarian lingkungan. Lulusan perguruan tinggi pada fakultas tertentu akan dipersiapkan untuk memasuki pasar kerja dan tampil dengan kemampuan untuk mendukung ekonomi hijau dan sebagai pembawa ide-ide segar dalam mewujudkan ekonomi hijau (green economic). Di samping itu lulusan perguruan tinggi tertentu juga akan menjadi guru yang akan menjadi tenaga pendidik di semua jenjang pendidikan, mulai dari pendidikan anak usia dini hingga sekolah menengah atas serta pendidkan tinggi. Pengetahuan guru tentang prinsip pembangunan berkelanjutan akan ditransfer kepada anak didiknya sehingga dapat tercipta generasi-generasi yang berbudaya lingkungan dan memahami prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan.

  Prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan meliputi bidang ekonomi, sosial, dan lingkungan, yang berada dalam keadaan harmonis. Selama ini pembangunan berkelanjutan berorientasi pada kemampuan sumber daya alam dan lingkungan untuk mendukung kebutuhan secara ekonomi belaka. Namun, dengan ketanggapsegeraan masyarakat dengan isu-isu lingkungan menjadikan pembangunan berkelanjutan berorientasi pada ekonomi hijau. Masyarakat mengenal pembangunan dengan ekonomi hijau sebagai pembangunan yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dan memperhatikan hak-hak lingkungan agar fungsi lingkungan dapat terpenuhi. Upaya mewujudkan pembangunan ekonomi hijau, maka lembaga pendidikan tinggi memegang peranan penting dalam mengarahkan mahasiswa agar dapat berkontribusi menyelesaikan permasalahan lingkungan hidup dengan variasinya. Konservasi yang bermakna perlindungan, pelestarian, pemeliharaan, dan proteksi harus diwujudkan agar predikat universitas konservasi dapat diterima dengan baik.

  Penelitian ini dalam rangka mengetahui perencanaan, pelaksanaan, dan hambatan yang ditemukan dalam perencanaan pendidikan lingkungan hidup pada program eco campus dalam pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan pada universitas konservasi bertaraf internasional, Unnes Semarang. Apabila penelitian ini tidak segera dilakukan dikhawatirkan pendidikan yang dilakukan di perguruan tinggi tidak mampu menciptakan peserta didik yang memiliki orientasi program eco campus pada pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan. Implementasi program eco campus melalui pendidikan lingkungaan hidup untuk pembangunan berkelanjutan dapat mengusung terwujudnya program MDG’s di Indonesia.

  Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti melakukan penelitian PROGRAM ECO

  

CAMPUS DALAM PENDIDIKAN UNTUK PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

PADA UNIVERSITAS KONSERVASI BERTARAF INTERNASIONAL.

B. Rumusan Masalah

  Rumusan masalah dapat diperinci dalam sejumlah pertanyaan sebagai berikut: 1. Bagaimana perencanaan pendidikan lingkungan hidup pada program eco campus dalam pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan pada universitas konservasi?,

  2. Bagaimana pelaksanaan pendidikan lingkungan hidup pada program eco campus dalam pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan pada universitas konservasi?,

C. Tujuan Penelitian

  Tujuan penelitian merupakan jawaban mengapa penelitian ini perlu dilakukan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui:

  1. Perencanaan pendidikan lingkungan hidup pada program eco campus dalam pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan pada universitas konservasi,

  2. Pelaksanaan pendidikan lingkungan hidup kebijakan program eco campus dalam pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan pada universitas konservasi,

D. Manfaat Penelitian

  Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai pedoman untuk melaksanakan pendidikan lingkungan hidup melalui berbagai macam program eco campus di perguruan tinggi dalam rangka mewujudkan pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan.

  1)

Pengertian Pendidikan

  Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (Undang-undang Sisdiknas, 2003: 2).

  Pendidikan sebagai usaha sadar yang diupayakan oleh lembaga dan dipertanggung jawabkan oleh yang bersangkutan, maka pendidikan sudah semestinya mengarahkan pada pembentukan karakter yang diinginkan agar memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Kekuatan spiritual yang menandai ketertundukan, kepatuhan dan tanggung jawab kepada Allah swt dapat menjadi modal utama untuk membangun kepribadian yang mulia. Salah satu kepribadian mulia itu adalah mensyukuri segala karunia yang telah diberikan oleh Allah swt berupa memelihara dan melestarikan fungsi lingkungan hidup.

  Pendidikan sebagai usaha perencanaan yang matang, maka pendidikan harus dapat menyatukan berbagai macam kemajemukan bangsa sebagai satu kesatuan sistemik. Penghargaan terhadap kemajemukan bangsa perlu diberikan sistem pendidikan yang terbuka bagi kemajemukan bangsa agar kemajemukan itu dapat diterima dan bermakna dalam berkehidupan dan berkebangsaan. Pendidikan harus dapat menjadi mediator proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang multikultur yang berlangsung sepanjang hayat. Memperhatikan pada tujuan dari pendidikan yang dikonsepkan, maka pendidikan harus dapat memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik agar dapat memberikan nilai yang dapat dimiliki peserta didik dan berguna dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa.

  Pendidikan sebagai proses panjang di dalamnya terdapat beberapa komponen yang dapat mengantarkan pada tujuan pendidikan yang dicita- citakan. Komponen tersebut antara lain kepala sekolah, guru, pegawai/karyawan, siswa itu sendiri, dan masyarakat di sekitar sekolah, serta orang tua siswa. Komponen tersebut dapat menciptakan dan mengorganisir sejumlah pengetahuan dan pengalaman bagi peserta didik untuk menambah makna pengalaman dan meningkatkan kemampuan untuk meningkatkan kemampuan dalam mengarahkan jalannya pengalaman berikutnya.

  Sebagaimana dikonsepkan oleh Schultz (2001: 40) bahwa education is that

  

reconstruction and reorganization of experience which adds to the meaning of

experience and which increases ability to direct the course of subsequent

experience.

  Pengetahuan dan sejumlah pengalaman yang diberikan kepada peserta didik dalam proses pendidikan menyangkut semua tata kehidupan yang diperlukan manusia dalam menghadapi realitas kehidupan. Alam dan segala hal yang terjadi di dalamnya merupakan realitas yang perlu dicermati dan dipelajari bagi peserta didik. Seluruh komponen dalam proses pendidikan bekerja dan berkonsentrasi untuk melihat dan mempelajari realitas alam semesta yang sedang terjadi. Oleh karena itu, pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran dapat mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Pendidikan perlu memperhatikan kondisi lingkungan hidup agar dapat mendukung pada tujuan yang hendak dicapai. Menciptakan kondisi lingkungan yang baik untuk mendukung pada pencapaian pendidikan secara tidak langsung turut serta menciptakan kondisi lingkungan yang baik.

  Penciptaan kondisi lingkungan yang baik berarti turut serta membangun peserta didik agar dapat memiliki kepedulian terhadap lingkungan. Kepedulian terhadap lingkungan yang diciptakan oleh lembaga pendidikan secara langsung maupun tidak langsung turut serta dalam mewujudkan pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan. 2)

Prinsip Pendidikan

  Prinsip pendidikan sebagaimana diterakan dalam (Undang-undang Sisdiknas, 2003: 4) antara lain pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa. Pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistemik dengan sistem terbuka dan multimakna. Pendidikan diselenggarakan sebagai satu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran .... Pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan.

  Pendidikan sebagai sebuah usaha terencana di dalamnya terdapat tujuan dan ruang lingkup pelaksanaan pendidikan. Prinsip pendidikan yang ada di Indonesia dengan berbagai macam suku dan agama, serta adat istiadat, maka pelaksanaan pendidikan harus dapat diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa.

  Pendidikan yang dilaksanakan harus dapat membangun kekuatan spiritual yang baik sebagai bekal utama dalam bermasyarakat berbagsa dan bernegara.

  Ketutamaan penguatan sipritual diharapkan dapat menjadi pegangan untuk melakukan pengendalian diri, meningkatkat kualitas kepribadian, meningkatkan kecerdasan, memiliki keterampilan yang memadai yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

  Penyelenggaraan pendidikan nasional dengan menerapkan prinsip demokratis, adil, tidak diskriminatif, menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, kultural, dan kemajemukan bangsa, sistemik dengan sistem terbuka dan multimakna, proses pembudayaan dan pemberdayaan yang berlangsung sepanjang hayat, memberikan keteladanan, kemauan, kreativitas, memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan. Prinsip pendidikan tersebut membuka peluang kepada peserta didik dan penyelenggara pendidikan serta komponen evaluator pendidikan untuk menerima nilai demokratis dalam segala bentuk penyelenggaraan pendidikan pada satuan pendidikan yang dijalankan. Demokratis dalam menentukan arah kebijakan lembaga pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan, termasuk di dalamnya pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan.

  3)

Fungsi Pendidikan

  Fungsi pendidikan adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupa bangsa (Undang-undang Sisdiknas, 2003: 3). Pendidikan memiliki fungsi strategis yang dapat menentukan derajat manusia dan bahkan dapat menempatkan peradaban bangsa pada posisi yang tinggi.

  Besar kecilnya sebuah negara dalam satu sisi ditentukan oleh derajat pendidikan yang dimiliki oleh warganegaranya. Mangunjaya (2008: 22) memberikan pernyataan yang lebih konkret tentang fungsi pendidikan bahwa pendidikan mempunyai peran/fungsi yang sangat strategis dalam membentuk karakter bangsa dan sarana untuk menularkan pengetahuan, persepsi dan budaya manusia. Eksistensi budaya, akan mempengaruhi pandangan manusia terhadap alam, dan sifat paling mendasar secara evolusi tentang keterkaitannya manusia dan alam. Hal ini senada dengan teori yang dikemukakan oleh Mangunjaya, Heriyanto, dan Gholami (2007: xxii) bahwa kecintaaan dan kebiasaan untuk memelihara lingkungan hidup dan alam sekitar tentunya akan sejalan dengan tingkat pendidikan dan kematangan budaya, pengalaman, dan kedewasaan sebuah bangsa.Pengetahuan dan nilai-nilai keahlian diberikan secara individual agar masing-masing peserta didik memiliki kematangan secara pribadi. Kematangan pribadi pada setiap peserta didik diharapkan dapat memiliki kontrol pribadi dan tanggung jawab pada sikap dan perilaku terhadap lingkungan. Sebagaimana dikonsepkan oleh Oztas dan Kalipsi (2009: 186). At