Pengantar Teori dan Metodologi Pelatihan Fisik - Universitas Negeri Padang Repository



PENGANTAR TEORI DAN
METODOLOGI PELATI HAN

DE Emr al ′

M. Pd.

PENGANTAR TEORI DAN METODOLOGI PELATIHAN FISIK
Edisi Pertama
Copyright @ 2017

Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT)

tsBN 978.602.422.097.6
13,5 x 20,5 cm
viii, 236 hlm
Cetakan ke-l , Agustus 2017
Kencana. 2O!7.AAl7


Penulis
Dr. Emral, M.Pd.

Desain Sampul
lrfan Fahmi
Penata Letak
Y. Rendy

Penerbit

KENCANA
Jl. Kebayunan No. 1
Tapos - Cimanggis, Depok 16457
Telp: (021) 290.63243 Faks: (021) 475-4134
Divisi dari PRENADAMEDiA GROUP
e-mail: pmg@prenadamedia.com

wwwprenadamedia.com
INDONESIA


Dila,ang mengutip sebagian atau seluruh isi buku ini dengan cara apa pun;
termasuk dengan cara penggunaan mesin fotokopi, tanpa izin sah dari penerbit.

KATA PENGANTAR

uji syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah atas segala
rahmat dan karunia serta hidayah-Nya yang telah mem_
berikan kekuatan kepada penulis, sehingga telah dapat
menyelesaikan penyusunan buku yang be rjudul pengantar kori
tlan Metodologi pelatihan Fisjk penulis mengharapkan saran
dan kritik dari pembaca untuk penyempurnaan buku ini pada
masa yang akan datang.
Bab I menguraikan tentang rentang bahasan latihan, definisi latihan, ciri-ciri latihan, dan sasaran latihan. Saat menyrsun
menu program latihan harus disesuaikan dengan prinsip_prinsip latihan dibahas dalam Bab II. Adapun Bab III membahas
variabel latihan yang membahas volume, intensitas, hubungan
antara volume dan intensitas, kepadatan, kompleks itas, reco_
uery, interval, repetisi, durasi, frekuensi, dan tempo yang diper_
lukan selama proses latihan. Bab IV membahas sistem energi
yang diperlukan selama proses latihan, merupakan landasan pe_
nyusunan setiap program latihan. Berikutnya pada Bab V mem_

bahas tentang langkah-langkah penyusunum program dan peri_
odisasi latihan, sebagai pedoman para pelatih dalam menyusun
program latihan. Bab VI membahas tentang komponen bio_
motor yang diperlukan dalam olahraga, beserta metode latihan
untuk meningkatkan setiap komponen biomotor. Komponen
biomotor merupakan dasar yang diperlukan hampir setiap cabang olahraga di antaranya daya tahan, kekuatan, kecepatan,
fl eksibilitas, dan koordinasi.

PEilGTTTAN TEORI DAN MET()DOT()GI PELATIflAII

fISII

Buku ini termasuk ke dalam ilmu eksak, karena itu istilahistilah Pengantar Teori dan Metodologi Pelatihan Fisik yang
digunakan merupakan istilah yang sudah baku, karena itu
apabila terdapat kesamaan dalam penggunaan istilah dengan
buku-buku yang lain, itu bukan bermaksud penjiplakan, tetapi begitulah adanya, dan penyusunan buku ini bermaksud
mempermudah praktisi olahraga dalam mencari referensi demi
menunjang profesinya serta demi perkembangan ilmu pengetahuan.
Penulis mengucapkan selamat membaca buku ini, semoga
bermanfaat dalam menambah wawasan terutama dalam menunjang profesi.


Wassalam,

Penulis

Vl

DAFTAR I SI

KATA PENGANT駅
BAB l PENDAHULUAN
A. Rent ang Bahasan Lat i han. …

……………………………¨ ……¨ ¨ … 1

B. Denni si Lat i han. ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ _¨ ¨・
・¨ ¨・
・¨ ¨ ¨ ¨ "¨ ¨ ¨ ¨ ¨・
・¨ …… 8
C. Ci r i ‐ ci ● Lat i han. … …¨

・¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ………………¨ ¨・11
………. . ¨ ¨・
D. Sasar an Lat i han. ¨ ¨ ¨ . . … ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ 12




BAB 2 PRI NSI 】 卜PRI NSI P

mTI I I AN

19

A. P五 nsi p Mul t i l at er al . . ¨

¨ ¨ ¨ ●¨ ¨ ¨ ¨ ●● ●¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ●●●¨ ●20


B. PHnsi p Kesi apal l Ber l at i h. … ……


・…… ¨・
…… …… ……

・24
C. PHnsi p l ndi vi dual 。 ¨ ¨ . . . . ¨ ¨ "¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ 26
“ “
Do P亘 nsi p Adapt asi . . . ¨ ¨ . “ ¨ ¨ ●¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ●¨ ¨ ●●¨ ¨ ●¨ ●31



E. PHnsi p Beban Lebi h( OVer r Oad) . ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨・
・…………。32

R Pnnsi p penambahan Beban Pr ogr esi f

( Peni ngkat an) . ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ""¨ ¨ ¨ ¨ ¨・
・¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ “ … 33
G. Pnnsi p spesi al i sasi ( Kekhususan) . ¨ ¨ ・
・¨ ¨ ¨ ¨ ¨ 34



……

H. PHnsi p Lat i han vaHasi . … …… ¨ …… ¨

…… …… …… ¨・35
1. PHnsi p Pemanasan dan Pendi ngi nan( waI I "‐ Up
and C00″ _Down) . …
¨ ¨・ ¨
¨¨¨¨
35
………… ………

・ …… …・

……・
“ ¨ . . ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨・37

J . Pdnsi p Pul i h Asal ( ReVensf bf r f t yp。


BAB 3 VARI ABEL LATI HAN

39
41

A. Vol ume. …

●・¨・¨ ¨ ● ¨ ¨ ●●¨ ●¨ ¨・¨ ¨ "¨
…. ¨ ¨ . … …・“ ¨ ¨ ●¨ ¨ ¨ ・

B. I nt ensi t as。 ………………


¨
¨
¨
¨
¨
¨
¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨・44

………

C. Hubungan ant ar a vOl ume dan l nt ensi t as. ¨ ¨ ¨ ¨
"53
D. Kepadat an Lauhan. “ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ………¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ●54


E. Kompl eksi t as. ¨ ¨ "¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ………・・ ¨
“ …………………………・55
R RecOッ er y( t . r ) . ¨ ¨ . . ¨ . ¨ ¨・¨ ¨・・¨ ¨・¨ ¨・・¨ ¨ ¨ ¨ ¨・ ¨ 55

"・
“ ・ ・
G. I nt er val ( t 。 1) . ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨・・¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨
¨ ¨ ・56




PENGANTAR TEORI DAN METOD01001 PELATI I AN FI SI K


Ho Repet i si ( ul angan) 。 ¨ “ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ………¨ “・
・¨ ¨ ¨ ¨・
・¨ ¨ ¨ ¨・57

1. Dur asi 。 ¨ . . ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ “ “ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ “ “ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ 57
¨ ¨・
・¨¨ ¨¨ ¨ ¨¨ ¨ - 57
・¨ ¨・
・¨¨¨ ¨¨ ¨¨ ¨ ¨ ¨ ………・
J ・ Set ・ ………………
Ko Ser i at au Si r kui t . . . ¨ ¨ ¨ ¨¨ "¨ ¨¨ ¨ ¨ “ ¨ ¨¨ ¨ "¨ ●●¨¨ ¨ - 58
L. Tempo Lat i han. ¨ ¨ ¨ . . ¨ ¨ "¨ ……¨ …………¨ ¨¨ ¨ ¨¨ ¨¨ ¨ "● 58
M. Fr ekuensi . ¨ ¨ ¨¨¨ ¨ "¨ ¨ ●●¨¨ ¨ ¨ ¨¨ ¨ ¨¨ ¨¨ ¨ “ ¨ ¨¨ ¨ "¨ 59

BAB 4 SI S口 EM ENERCI ′



I I AN DAYA TAI I AN


AEROBI K DAN ANAEROBI K

61

63
・¨ ●74
“ ¨・

Ao Si st el D Ener gi . ¨ ¨ ¨ “ ¨ ¨ ●●¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ "¨ “ ¨ “ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨

B. Lat i han Daya Tahan. ¨ ¨ ¨ “ “ “ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ "¨

BAB 5 PENYUSUNAN PROGRAM LATI HAN

91

........92
A. Jadwal Kompetisi yang Pasti...
B. Even Lainnya yang Mendukung. ......................... 93
C. Biodata Atlet/Kondisi Terkini Atlet. .......,............ 9 3
D. Langkah-Langkah peDyusunan Program Latihan95
E. Peninjauan Karakteristik Cabang Olahraga..... 103

BAB 6 KOMPONEN BI OMOTOR

115
A. Daya Tahan( Endur ance) 。 ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨・・¨ ¨ “ 。120
B. Kekuat an( St r engt h) . ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ … 150
C. Kecepat an( Speed) . ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ "・・¨・・…¨ ……¨ ………………。181
D. Fl eksi bi l i t as. ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ . . … ……¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ………………・・¨ ¨ "● 209
E. Ю or di nasi . ¨ ¨ . . ¨ ¨ ¨ ●●¨ ¨ ¨ ¨ ¨ "¨ "¨ ¨ ¨ ………………………… 220
.・

DAFr AR PUSTAKA
Ⅱ NTANC PENULI S

Vl l l

231
235

PENDAHULUAN

A.

RENTANG BAHASAN TATIHAN

Prinsip latihan merupakan suatu proses perubahan ke arah yang
lebih baik. Dalam hal ini untuk meningkatkan kualitas fisik,
kemampuan fungsional organ tubuh, dan kualitas psikis atlet.
Proses yang dilakukan dalam olahraga prestasi akan berhasil
apabila ada kerja sama antara pelatih vang berpengalaman dan
berpengetahuan dengan ilmuwan olahraga yang benar-benar
rnenekuni bidang pelatihan yang sering di sebut adanya team
behind teant. Dengan adanya teant behirtd teant pada suatu pelatihan di mana masing-nrasing merniliki keahliannya untuk
bekerja sama meningkatkan prestasi atlet. Seperti yang telah
dilakukan Indra Sjafri pada Timnas U-19 di mana ada 13 orang
personel yang rnembantu di belakang pelatih kepala yang memiliki keahlian berbeda, seperti asisten pelatih teknik, pelatih
fisik, pelatih penjaga gawang, fisioterapi, psikolog, masseur, dokter tim, dan tim technical study group (TSG). Untuk itu, idealnya
seorang pelatih dituntut memiliki pengalaman dan pengetahuan pada cabang olahraga yang digelutinya. Di bawah ini foto
team behind teamTimnas lJ-19 bersama tim. (lihat Gambar I)
Selain itu, juga dituntut rnemiliki latar beiakang pendidikan
vang menjadikannva sebagai seorang ilmuwan di bidang olahraga. Proses berlatih melatih diperlukan berbagai pengetahuan

PEI GAI I TAR TEORI DAN METOD01001 PELム TI I AN FI SI K

pendukung agar latihan dapat berhasil sesuai dengan yang diharapkan. Pengetahuan pendukung tersebut menurut Bompa
(2009) seperti yang terlihat pada Gambar 2, Antara lain tentang:
anatomi, fisiologi, kedokteran olahraga, biomekanika, statistik,
tes dan pengukuran, psikologi, pembelal'aran motorik, ilmu pendidikan, ilmu gizi, sejarah, dan sosiologi.

Gambar l : Ti l nnas l ndOnesi a U‐ 19 Ber sal l l a Ti EEI Pel at i h
dal l Team Bchi nd Team yang Ber hasi l Meni uar ai Pi al a AFF 2013
dan Lol os Put ar al l Fi naI Pi al a AFC di Myanmar 2014.
St l l mber r abノ o/ d3ο / a77o々 t ober 207ζ





00

B10MEKANI KA

TEORI DAN

METODOLOC:
LMU SOS10L061

Gambar

2

2i

Pengetahuan Pendukung dalam proses latihan.
(Bompa: 2009)

BAB l ) , Pendahul uan

Oleh karena itu, dalam clunia olahraga prc,stasi proses latihan vang clilakukan untuk rneraih prest;rsi puncak merupakan
stratu pekerjaan yang sangat rumit dan unik. Pekerjaar.r rnelatilr
dikatakan rumit karena seorang pelatih harus rnenguasai bertlagai disiplin ilmu. Pekerjaan melatih unik karena objek latihannya adalah manusia, di nrana manusia merupakan satu totalitas sistem psikofisik yang kompleks. Manusia sebagai atlet yang
dilatih dalam proses latihan tidak dapat diperlakukan seperti

robot. Namun aktualisasi setiap aktivitas anak latih sangat dipengaruhi oleh faktor perasaan, kognisi, emosi, dan kondisi fisik
yang berbeda.

Melatih juga penuh dengan risiko karena dalam prcses latihan olahraga tentu akan terjadi perubahan-perubahan atau
kerusakan baik secara fisik maupun psikis. Dengan kata lain,
karena pengaruh latihan akan terjadi perubahan dari kondisi sebelumnya, baik kondisi fisiologis maupun psikologis atlet yang
kita latih. Akan tetapi, sifat perubahan dan kerusakan akibat
latihan sifatnya untuk memperbaiki. Sebagai contoh, dalam melatih kekuatan yang semula otot-otot anak latih ukurannya hanya kecil, setelah latihan beberapa minggu akan menjadi lebih
besar. Keadaan ini yang dimaksud dengan merusak tetapi untuk
memperbaiki, di mana perbaikan terjadi pada fungsi dari otot
yang diberikan beban latihan. Pada awalnya otot hanya mampu
mengangkat beban 15 kilogram setelah diberikan beban latihan beberapa minggu kemampuan mengangkatnya meningkat
menjadi 19 kilogram. Oleh karena itu, apabila dalam menentukan beban latihan tidak disesuaikan dengan keadaan anak latih
bersifat individu, maka proses latihan yang dilakukan tidak punya makna. Bahkan kalau beban latihan yang diberikan terlalu berat di atas kemampuan anak, hal ini akan mengakibatkan
kerusakan yang benar-benar merusak potensi dan kemampuan
atlet yang kita latih.
Hal lain yang perlu dipertimbangkan dalam pemberian beban latihan adalah kondisi anak latih, yang secara umum memi3

PTIIIiAII

IIR

TTORI DAII MET{)D()[()6I PETTTIIAN FISII

liki sifat yang labil dan sementara. Labil dan sementara, artinya
kondisi manusia sangat dipengaruhi oleh faktor psikologisnya.
Belum tentu beban yang sama diberikan pada saat anak dalam
keadaan senang, akan berpengaruh sama bila dilakukan pada
saat anak dalam keadaan sedih. Selain itu, prestasi setiap orang
dalam berolahraga sifatnya hanya sementara. Har itu disebabkan

oleh kondisi manusia yang fluktuasi bioritmiknya selalu ber_
ubah-ubah, sehingga mengakibatkan prestasi bersifat semen_
tara pula. Untuk itu, setiap proses Iatihan selalu didahului de_
ngan analisis dan diagaosis kemampuan setiap anaklatih secara
cermat, dan tepat agar diketahui secara pasti beban latihan yang

diperlukan dalam latihan. Apabila penentuan beban latihannya
tepat sesuai dengan keadaan dan kebutuhan anak latih, maka
diharapkan proses latihan akan memberikan pengaruh yang
positifterhadap atlet. sebaliknya, bila tidak sesuai akan terjadi
perubahan ke arah yang lebih buruk atau negatif pada atlet yang
kita latih. flasil analisis dan diagnosis kemampuan awal sebagai
patokan dalam menentukan beban dan metode latihan, sehing_
ga tujuan latihan dapat tercapai dengan baik.
Kesalahan dalam
menentukan beban dan metode ratihan akan berakibat fatal bagi
atlet, maka proses latihan harus benar dan tepat sesuai dengan
kemampuan atlet secara individu.
Teori dan metodologi latihan berisikan teori dan praktik.
Secara teori mencakup ilmu-ilmu pendukung dan penunjang
yang mendasari dalam proses berlatih melatih. Fungsi dari teori
pendukung menyajikan berbagai pengetahuan tentang metode
dan pengaruh proses latihan secara ilmiah, terencana, sistema_
tik dan tercatat, serta terukur. Oleh karenanya, hampir semua
bentuk aktivitas olahraga prestasi sifatnya adalah diawali dengan analisis masalah kemudian merumuskan masalah, peren_
canaan dilakukan dengan sistematis dan terukur serta teicatat.
Artinya, latihan itu berdasarkan masalah yang teriadi dan di_
laksanakan berdasarkan perencanaan yang sistematis sampai
seberapa jauh prestasi seseorang selalu dapat diketahui dengan

4

BAB

Ir

pendahuluan

cara rnengukur dirn nrenc.tatnya. Agar clapat rnengetahtri sejauh
mana l)restirsi clicapai dc'ngan mengtrkur dan nrencatat
llrcstasi
seseorang diperlukan pengetahuan teori clari ilrnu_ihnu pendu_

kung yang dapat diperolch nrelalui pcndidikall di bidang ilnru
olahr-aga, penataran-penatararl atau rnelalui kcgiatan yang scjenis. Adapun materi praktik rnerupakan penerapatr dari rnetodc
untuk meningkatkan kemarnpuan teknik dan keteranrpilan ge_
rak cabang olahraganya. Di sinilah peranan ilmu tentatrg ge_
rak manusia, yaitu biomekanika, yang tugas utanranya adalah
mengajarkan tentang efisiensi gerak dalam olahraga. Dengan
bekal penguasaan dan pemahaman tentang pengetahuan teori
dan praktik, diharapkan para pelatih dapar merancang latihan
dengan benar, tepat, dan berkualitas. pada akhirnya latihan yang
benar, tepat, dan berkualitas dan berlangsung secara terus_me_
nerus akan menghasilkan prestasi yang lebih baik bagi para atlet
yang kita latih.
Keberhasilan dalam proses latihan sangat tergantung dari ku_
alitas latihan yang dilaksanakan, karena proses latihan merupa_
kan perpaduan kegiatan dari berbagai faktor pendukung. Kualitas

latihan ditentukan oleh keadaan dan kemampuan olahragawan
dan pelatih. Kedua unsur ini harus memiliki kompetensi, kemau_
an, dan komitmen yang tinggi untuk meraih hasil yang terbaik.
Sekalipun pelatih memiliki kompetensi yang hebat dan quali_
fied, tetapi jika atletnya tidak memenuhi persyaratan kemam_
puan yang ideal, maka sulit mencapai prestasi puncak. Demiki_
an sebaliknya, walaupun atletnya memiliki bakat yang istimewa
memiliki fisik, teknik, taktik dan menral bagus jika tidak dibina
dengan benar, sesuai dengan prinsip-prinsip training @ompa,
2009) maka prestasi akan layu sebelum berkembang dan hilang
percuma. Dengan demikian, hubungan timba.l balik, dan saling
rasa respek, kerja sama yang harmonis diperlukan antara pelatih
dan atlet.

Pelatih adalah seseorang yang memiliki kemampuan profesional untuk membantu mengungkapkan potensi atlet men5

PENGANTAR TEORI DAI I METOD010GI PEl l TI I AN FI SI K

jadi kemampuan yang nyata seca-ra optimal dalam waktu relatif
singkat. Dengan demikian, tugas pokok pelatih yaitu mengarahkan, membimbing, mendidik dan membantu mengungkapkan
potensi yang dimiliki atlet, sehingga atlet tersebut sadar dan
dapat mandiri sebagai peran utama mengaktualisasikan akumulasi hasil latihan ke dalam suatu pertandingan. Selain itu, tugas
pelatih, antara lain: (l) mencari dan memilih bibit-bibit atlet
potensial yang berbakat; (2) mengetahui kemampuan awal atlet
melalui pengukuran dan tes; (3) merencanakan, merumuskan,
menyusun, melaksanakan, dan mengevaluasi proses latihan; (4)
memimpin dan membimbing dalam pertandingan (kompetisi),
(5) mengorganisasi dan mengelola proses latihan; dan (6) meningkatkan pengetahuan dan keterampilan.

Garnhar 3: Tes kemampuan masing-masing atlet untuk dasar
pembuatan pro$*am latihan,
Sumber: https://r.rwwgoogle. com/=gambar+atlet+sedang+melakukan+tes&client

Untuk itu seyogianya seorang pelatih yang baik minimal
harus memiliki, antara lain: (l) kemampuan dan keterampilan
cabang olahraga yang bina; (2) pengetahuan dan pengalaman di
bidangnya; (3) dedikasi dan komitmen melatih; serta (4) memi-

liki moral dan sikap kepribadian yang baik.
Atlet adalah seseorang yang menggeluti dan aktif melaku_
kan latihan untuk meraih prestasi optimal pada cabang olahraga
yang digelutinya. Dalam rangka mendukung kegiatan proses
latihan, keadaan atlet dipengaruhi oleh berbagai faktor kesiapan
6

BAB l , ) Pendahul uan

vang dil)utul)kan dalam n-rcngikuti latihan, t,aitu: luktor lisik, teknik, taktik, llsikis, dan sosiologis. l)elrgarr de nrikian, karcna pres-

tasi olahraga nrerupakan aktuulisasi dari akurnLrlasi hasil proses
latihan yang tlitanrpilkan atlct sesuai dengan kernarnpuan yang

dimitikinya. Oleh karenanva, selama proses latihan diperlukan
kerja sarna yang baik antala pelatih, atlet, serta (lukungan dari
orar)gtua atlet merupakan hubuDgan tinrbal balik agar tujuan
latihan dapat tercapai. Penrbirraan olahraga prestasi sekarang ini
juga memerlukan dukungan dari berbagai pihak, yaitu: pelatih,
atlet, orangtua, dan pihak sponsor, sebagai satu kesatuan jalinan
yang utuh. Dengan hubungan timbal balik yang baik diharapkan
akan dapat saling menguntungkan semua pihak.

Gambar 4: Instruktur/pelatih sedang memberikan arahan
kepada atlet sepakbola.
Sumber. https://www.google.com/search?q=PELATIH+

l','lE I',I BERlKAN+ARAHAN

+pADA+ATLET&ie

Gambar 6: Dukungan orang tua sangat diperlukan untuk
menunjang Pencapaian prestasi atlet.
Sumber: Harian Anaiisadaih.com.

7

EE E E E E I ︰ ︱ ︱ ︱ ︱

PEI GANTAR TEORI DAN METOD010GI PELATI EAN FI SI K

B.

DIFINISI LATTHAN

Istilah latihan berasal dari kata da.lam bahasa Inggris yang
dapat mengandung beberapa makna seperti: practice, exercises,
dan training. Dalam istilah bahasa Indonesia kata-kata tersebut semuanya mempunyai arti yang sama yaitu latihan. Namun
dalam bahasa Inggris kenyataannya setiap kata tersebut memiliki maksud yang berbeda-beda (Syafruddin, 2009). Dari beberapa istilah tersebut, setelah diaplika-sikan di lapangan memang
tampak sama kegiatannya, yaitu aktivitas fisik.
Definisi latihan yang berasal dari kata practice adalah aktivitas untuk meningkatkan keterampilan (kemahiran) berolahraga
dengan menggunakan berbagai peralatan sesuai dengan tujuan
dan kebutuhan cabang olahraganya. Artinya, selama dalam kegiatan proses latihan agar dapat menguasai keterampilan gerak
cabang olahraganya selalu dibantu dengan menggunakan berbagai peralatan pendukung.
Sebagai contoh, apabila seorang pemain sepakbola agar
dapat menggiring bola dalam penguasaan penuh, maka diperlukan practice dalam menggiring bola. Untuk itu diperlukan
alat bantu seperti conditioning equipment: hardles, sticks/poles,
hoops, benches, boxes, ropes, floor mats, measuring tape, marka,
cones, lader untuk latihan kelincahan dan koordinasi serta latihan dribblingdan lain sebagainya.

﹄︶
Gambar 7: Perlengkapan latihan untuk meningkatkan prestasi atlet
Sumber www.suppliyeralatolahraga.com

8

BAB

I

rr pendahuluan

Dalam proses berlatih melatih practice sifatnya sebagai ba_
giarr dan proses latihan yang berasal dari kata exercises. Artinya,
dalam setiap proses latihan yang berasal dan kata exercises pasti
ada bentuk latihan practice.
Definisi latihan yang berasal dari kata exercises adalah pe_
rangkat utama dalam proses latihan harian untuk meningkatkan
kualitas fungsi sistem organ tubuh manusia, sehingga mempermudah olahragawan dalam penyempurnaan geraknya. Latihan
exercises merupakan materi latihan yang dirancang dan disusun

oleh pelatih untuk satu sesi latihan atau satu kali tatap muka
dalam latihan, misalnya susunan materi latihan dalam satu kali
tatap muka pada umumnya berisikan, aniara lain: (l) pembu_
kaan/pengantar latihan, (2) pemanasan (warmingup); (3) latih_
an inti, (4) latihan tambahan (suplemen); dan (5) coolingdown
penutup. Latihan yang dimaksudkan oleh kata ercersrses terse_
but adalah match dar, bentuk latihan yang ada pada latihan inti
dan latihan tambahan (suplemen). Adapun materi dan bentuk
latihan dalam pembukaan, pemanasan, dan cooling downpad,a
umumnya sama, bagi istilah practice maupun istilah exerclies.
Latihan exercises sifatnya sebagai bagian dari istilah kata train_
ingyang dilakukan pada saat latihan harian atau dalam satu kali
tatap muka.
Definisi latihan yang berasal dan kata training adalah penerapan dari suatu perencanaan untuk meningka&an kemam_
puan berolahraga yang berisikan materi teori dan praktik, me_
tode, dan aturan pelaksanaan sesuai dengan tujuan dan sasaran
yang akan dicapai (Martin dalam Nossek, l9g2). Adapun menu_
rut Harre dalam Nossek (1982) latihan yang berasal dari kata
trainingadalah suatu proses penyempumaan kemampuan ber_
olahraga dengan pendekatan ilmiah, memakai prinsip training
yang terencana dan teratur, sehingga dapat meningkatkan ke_
siapan dan kemampuan olahragawan. Dengan demikian, definisi latihan yang berasal dari kata training dapat disimpulkan sebagai suatu proses penyempumaan kemampuan berolahraga

PEI{GIIITAR TEORI DAN METODOTOGI

PIIATIIN

TISM

yang berisikan materi teori dan praktik, menggunakan metode,
dan aturan pelaksanaan dengan pendekatan ilmiah, memakai
prinsip trainingyangterencana dan teratur, sehingga tujuan latihan dapat tercapai tepat pada waktunya sesuai dengan yang

diinginkan.
Salah satu ciri dari latihan, baik yang berasal dari kata prac-

tice, exercises, maupun ffaining adalah adanya beban latihan.
Oleh karena diperlukannya beban latihan selama proses berlatih
melatih agar hasil latihan dapat berpengaruh terhadap peningkatan kualitas fisik, psikis, sikap, dan sosial atlet, sehingga puncak prestasi dapat dicapai dalam waktu yang singkat dan dapat
bertahan relatif lebih lama. ICrusus latihan yang bertujuan untuk
meningkatkan kualitas fisik atlet secara keseluruhan dapat dilakukan dengan caralatihan dan pembebanan, yang dirumuskan'
Adapun sas.u.rn utama dari latihan fisik adalah untuk meningkatkan kualitas kebugaran ener$ (energy fitness) dan kebugaran
otot (muscul.ar fitness). Kebugaran energi meliputi peningkatan
kemampuan aerobic intensitas rendah, intensitas sedang, maupun intensitas tinggi dan anerobik baik alaktik maupun yang
menimbulkan laktik (Bangsbo, 2011). Untuk kebug,uan otot
meliputi peningkatan kemampuan komponen biomotor' yang
antara lain mencakup: kekuatan, ketahanan, kecepatan, power,
kelentukan, keseimbangan, koordinasi, dan kelincahan.
Beban latihan merupakan rangsrlng motorik yang menyebabkan gerak di mana dapat diaflrr dan dikontrol oleh pelatih
maupun atlet untuk memperbaiki kualitas fungsional berbagai
peralatan tubuh. Ada dua jenis beban latihan, yaitu beban luar
dan beban dalam. Beban luar adalah rangsang motorik yang

dapat diatur dan dikontrol oleh pelatih maupun olahragawan
dengan cara memvariasikan komponen-komponen latihan (intensitas, volume, recouery, densiry, frekuensi, dan interval). Adapun yang dimaksud dengan beban dalam adalah perubahan
fungsional yang terjadi pada peralatan tubuh sebagai akibat dari
pengaruh beban luar (Harsono, I 988). Perubahan fungsi peralat10

BAB

Ir

Pendahuluan

an tubuh yang dikarenakan pengaruh beban luar, antara

lain: (a)
perubahan morfologis (struktur) dari luas penampang lintang
otot, (b) perubahan faal dan biokimia, yakni sistem paru dan
sirkulasi darah sehingga proses r.netabolisme menjadi lebih baik,
serta kapasitas vital lebih besar, dan (c) perubahan psikologis,
yakni meningkatnya kemampuan atlet dalam menerima srressing (tekanan), tetap berkonsentrasi, dan dapat mengatasi tantangan yang lebih berat.

C. CIRT-CIRI

TATIHAN

Berdasarkan uraian tentang definisi latihan yang meliputi
practice, exercises, dan training, serta pendukung pencapaian tujuan latihan yaitu dengan pembebanan, maka dapat disimpulkan bahwa tugas utama dalam latihan adalah menggali,
menyusun, dan mengembangkan konsep berlatih melatih dengan memadukan antara pengalaman praktis dan pendekatan
keilmuan, sehingga proses berlatih melatih dapat berlangsung
tepat, cepat, efektii dan efisien. Untuk proses latihan tersebut
selalu bercirikan, antara lain:
Suatu proses untuk mencapai tingkat kemampuan yang

l.

lebih baik dalam berolahraga, yang memerlukan waktu tertentu (penahapan), serta memerlukan perencanaan yang

2.

3.
4.

tepat dan cermat.
Proses latihan harus teratur dan bersifat progresif. Teratur
maksudnya Iatihan harus dilakukan secara ajek, maju, dan
berkelanjutan (kontinu). Sedang bersifat progresif maksudnya materi latihan dibebankan dari yang mudah ke yang
sukar, dari yang sederhana ke yang Iebih sulit (kompleks),
dan yang ringan ke yang lebih berat.
Pada setiap satu kali tatap muka (satu sesi/satu unit latihan)
harus memiliki tujuan dan sasaran.
Materi latihan harus berisikan materi teori dan praktik, agar
pemahaman dan penguasaan keterampilan menjadi relatif
permanen.
1■
1■

PEI{GAIITAR TEORI

Dril

METODOTOGI

PEUTIIAII fISII

5.

Menggunakan metode tertentu, yaitu cara paling efektif
yang direncanakan secara bertahap dengan memperhitungkan faktor kesulitan, kompleksitas gerak, dan penekanan
pada sasaran latihan.

D.

SASARANTATIHAN

Objek dari proses Iatihan adalah manusia yang harus diting_
katkan kemampuan, keterampilan, dan penampilannya dengan

bimbingan pelatih. Oleh karena anak latih merupakan satu to_
talitas sistem psikofisik yang kompleks, maka proses latihan se_
baiknya tidak hanya menitikbera&an kepada aspek fisik saja,
melainkan juga harus melatihkan aspek psikisnya secara seim_
bang dengan fisik. Untuk itu aspek psikis harus diberikan dan
mendapa&an porsi yang seimbang dengan aspek flsik dalam
setiap sesi latihan, yang disesuaikan dengan periodisasi ratihan.
Jangan sampai proses latihan yang berlangsung hanya ,,mero_
bo&an" manusia, akan tetapi harus memandirikan olahragawan
sehingga akan memanusiakan manusia. Dengan demikian, di_
harapkan prestasi yang diaktualisasikan oleh anak latih benar_
benar merupakan satu totaritas akumurasi hasil clari latihan fisik
dan psikis. Oleh karena itu, latihan harus berisikan di antara_
nya materi teori-teori tentang cabang olahraga, terutama untuk
latihan strategi dan taktik harus lebih dahulu dibekali dengan
teori. Untuk itu pada setiap sesi latihan harus memiliki sasaran
yangjelas agar tujuan latihan dapat tercapai seperti yang diren_
canakan. Dengan penentuan tujuan latihan diharapkan akan
membantu olahragawan agar memiliki kemampuan konseptual
dan keterampilan gerak untuk diterapkan dalam upaya meraih
prestasi puncak.
Sasaran latihan adalah membantu para pembina, pelatih,

guru olahraga agar dapat tnenerapkan dan memiliki kemam_
puan konseptual serta keterampilan dalam membantu meng_
ungkap potensi olahragawan mencapai puncak prestasi. Ada_

12

BAB

Il

pendahuluan

pun sasaran latihan secara urnum adalah untuk meningkatkan
kemampuan dan kesiapan olahragawan dalam mencapai puncak prestasi. Rumusan tujuan dan sasaran latihan dapat bersi_
fat untuk jangka panjang maupun jangka pendek. Unttrk jangka
panjang merupakan sasaran dan tujuan yang akan datang dalam
satu tahun di depan atau lebih. Sasaran ini umumnya merupakan proses pembinaan jangka panjang untuk olahragawan yang

masih Iunior. Tujuan utamanya adalah untuk pengayaan kete_
rampilan berbagai gerak dasar dan dasar gerak serta dasar_dasar
teknik yang benar.
Adapun sasaran jangka pendek waktu persiapan yang dilakukan kurang dari satu tahun. Sasaran dan tujuan utamanya
langsung diarahkan pada peningkatan unsur-unsur yang mendukung kinerja fisik, di antaranya kekuatan, kecepatan, ketahanan, power, kelincahan, kelentukan, dan keterampilan teknik ca_
bang olahraga. Biasanya setiap dalam waktu interval 3 sampai
4 minggu latihan telah berjalan, selalu dilakukan pemantauan
pencapaian hasil latihan. Dengan demikian, setiap sesi latihan
harus mempunyai sasaran dan tujuan yang nyata dan terukur.
HaI itu dimaksudkan bagi olahragawan agar selalu termotivasi
untuk lebih giat berlatih. Adapun bagi pelatih proses pemantauan sebagai sarana umpan baJik \feedbact) dari proses latihan,
apakah program yang sudah disusun dan dilaksanakan berjalan

efektif atau tidak, sehingga bila terjadi penyimpangan tujuan
dan sasaran dapat segera dibenahi.

Adapun sas€uan dan tujuan latihan secara garis besar, anta_
ra lain untuk: (a) meningkatkan kualitas fisik dasar secara umum
dan menyeluruh; (b) mengembangkan dan meningkatkan potensi fisik khusus; (c) menambah dan menyempurnakan teknik;
(d) mengembangkan dan menyempurnakan strategi, taktik, dan
pola bermain; dan (e) meningkatkan kualitas dan kemampuan
psikis olahragawan dalam bertanding.

lR

PEI GAl l TAR TEORI DAN METODOL001 PEl l TI Ⅱ AN FI SI K

L

Meningkatkan kualitas fisik dasar secara
umum dan menyeluruh

Dalam setiap proses latihan selalu berorientasi untuk meningka&an kualitas fisik dasar secara umum dan menyeluruh'
Kualitas fisik dasar ditentukan oleh tingkat kebugaran energi
dan kebugaran otot. Kebugaran energi meliputi sistem aerobik
dan anaerobik baik yang laktik maupun alaktik. Sedang kebugaran otot adalah keadaan seluruh komponen biomotor, yang meliputi: ketahanan, kekuatan. kecepatan, power, kelentukan, keseimbangan, dan koordinasi. Untuk semua cabang olahraga
kualitas fisik dasar yang diperlukan hampir sama, sehingga harus ditingkatkan sebagai landasan dasar dalam pengembangan
unsur-unsur fisik khusus.

2.

Mengembargkan dan meningkatkan potensi
fisik yang khusus.

iatihan untuk meningkatkan potensi fisik khusus untuk setiap cabang olahraga, sasarannya berbeda-beda satu dengan
yang lain. Hal itu antara lain disesuaikan dengan kebutuhan gerak, lama pertandingan, dan predominan sistem energi yang digunakan oleh cabang olahraga, sehingga akan mendukung olahragawan dalam menampilkan potensi kemampuan yang dimiliki'

3.

Meningkatkan dan menyempurnakan teknik
Sasaran Iatihan di antaranya untuk meningkaikan dan me-

nyempumakan teknik yang benar. Sebab teknik yang benar
dari awal selain akan menghemat tenaga untuk gerak sehingga
mampu bekerja lebih lama dan berhasil baik, juga merupakan
landasan dasar menuju prestasi yang lebih tinggi. Dengan teknik
dasar yang tidak benar akan mempercepat proses terjadinya stagnasi prestasi, sehingga pada waktu tertentu prestasinya stag-

nasi (mentok), padahal semestinya masih dapat meraih prestasi
yang lebih tinggi lagi.

14

BAB

4.

I

rr pendahuluan

Mengembangkan dan menyempurnakan
strategi, taktik, dan pola bermain

Dalam latihan selalu mengajarkan strategi, taktik, dan ltola
bermain. Untuk dapat menyusun strategi diperlukan ketajaman
dan kejelian dalam menganalisis kelebihan dan kekurangan baik
anak latihnya sendiri maupun calon lawan. Sedang untuk mengajarkan taktik harus didahului dengan penguasaan teknik dan
pola-pola bermain. Dengan latihan semacam ini akan menarnbah keterampilan dan membantu olahragawan dalam rnengatasi berbagai situasi di lapangan, sehingga melatih kemandirian
olahragawan.

5.

Meningkatkan kualitas dan kemampuan
psikis olahragawan dalam bertandinQ

Latihan harus melibatkan dan meningkatkan aspek psikis
olahragawan. Sebab aspek psikis merupakan salah satu faktor
pendukung dalam pencapaian prestasi maksimal, yang sering
kali masih mendapatkan porsi latihan yang relatif sedikit daripada latihan teknik dan fisik. Aspek fisik juga memberikan sumbangan yang besar, tetapi umumnya sudah dipersiapkan jauh
sebelum kompetisi, sehingga bila dites kemampuan fisik dan
teknik sesuai parameter cabang olahraganya menjelang pertandingan rata-rata baik. Namun pada saat bertanding sering kali
hasilnya belum memuaskan seperti hasil tes fisik dan teknik sebelum bertanding, hal itu disebabkan oleh perubahan keadaan
psikis. Oleh karena pada saat pertandingan aspek psikis memberikan sumbangan yang terbesarhingga mencapai 90 persen.
Dalam setiap unit (satu tatap muka atau satu sesi) Iatihan
pembebanan yang diberikan harus mencakup pembebanan
terhadap unsur-unsur fisik, teknik, taktik, dan psikis. Hal itu didasari oleh karena manusia merupakan satu totalitas sistem psikofisik yang kompleks. Adapun untuk meraih prestasi sebagai
akumulasi dari hasil belajar, selain faktor flsik dan psikis, juga di-

15

FEIII

PEI Gl NTAR TEORI DAN METOD01001 PELATI I AR FI SI I

tentukan oleh tingkat keterampilan dan kemampuan olahragawan mengaplikasikan taktik dalam pertandingan.
Penekanan dalam memberikan beban latihan tentu mempertimbangkan skala prioritas sasaran latihan yang disesuaikan dengan periodisasi latihan. Sebagai contoh latihan yang
menekankan pada unsur teknik, tentu akan melibatkan kemampuan fisik, taldik serta mental (psikis). Di mana fisik merupakan
sarana pendukung utama untuk merealisasikan gerak teknik,
sedang taktik, merupakan suatu cara agar gerak yang dilakukan
dapat efektif dan efisien, dan peranan mental (psikis) dalam
setiap proses latihan gerak selalu diawali oleh rencana motorik
(motor plnn) lebih dahulu yang menggunakan pemikiran. tatihan teknik adalah latihan untuk bentuk gerak, bentuk gerak tersebut harus menyesuaikan dengan fungsinya, sehingga bentuk itu
mengikuti fungsi, yang sudah pasti memerlukan taktik. Contoh,
bentuk teknik (gerakan) melempar pada target yang berjarak I
meter, akan berbeda bentuk tekniknya dengan yang jarak targetnya 10 meter. Perbedaan bentuk gerak tersebut tentu akan mengubah pula pada unsur fisik, teknik, taktik, dan psikis.
Oleh karena itu, sasaran latihan harus mencakup seluruh
unsur yang mendukung pencapaian prestasi olahragawan, tidak
boleh hanya menekankan pada salah satu unsur saja. Iadi, proses latihan harus komprehensif sas.uannya, bukan lagi bagian
per bagian. Untuk membedakan skala prioritas terhadap sasaran
pembebanan terletak pada penyrsunan materi dalam latihan
inti dan latihan suplemen (pendukung). Selain itu, pengaturan
dalam memberikan intensitas, volume, recouery, dan interval
juga merupakan salah satu cara untuk menentukan skala prioritas pembebanan. Dalam latihan suplemen sasarannya lebih
berorientasi pada peningkatan kualitas kebugaran energi dan
kebugaran otot. Pada sasaran latihan untuk kebugaran energi
dan kebugaran otot unsur psikis sangat berpengaruh terhadap
tercapainya sasaran latihan. Oleh karena umumnya latihan un-

16

BAB

Ir

Pendahuluan

tuk kedua sasaran tersebut memerlukan semangat dan motivasi
yang tinggi dari olahragawan, terutama sasaran latihan untuk
meningkatkan kecepatan.
Dengan demikian, penentuan sasaran latihan diharapkan
akan dapat meningkatkan kemampuan olahragawan baik secara fisik (teknik dan keterampilan) maupun psikis (strategi dan

taktik) untuk mencapai puncak prestasi dengan proses waktu
yang singkat dan prestasi mampu bertahan lebih lama. Untuk
itu, proses latihan harus dilakukan secara benar sesuai dengan
kondisi olahragawan, sebab kesalahan dalam menentukan beban latihan akan berdampak negatif dan membahayakan oiahragawan itu sendiri. Oleh karena itu, dalam setiap proses latihan
harus selalu mempertimbangkan prinsip-prinsip latihan, yang
akan dibahas dalam bab berikutnya.

17

PRI NSI P¨ PRI NSI P LATI HAN

Prinsip latihan merupakan hal-hal yang harus ditaati, dilakukan atau dilaksanakan agar tuiuan latihan dapat tercapai sesuai
dengan yang diharapkan (Lubis, 2013: l2). Prinsip-prinsip latihan memiliki peranan penting terhadap aspek fisiologis dan psikologis atlet. Dengan memahami prinsip-prinsip latihan, akan
mendukung upaya dalam meningkatkan kualitas latihan. Selain
itu, akan dapat menghindarkan atlet dari rasa sakit dan timbulnya cedera selama dalam proses latihan. Adapun latihan adalah
proses yang sistematis dari berlatih atau bekerja yang dilakukan
secara berulang-ulang dengan kian hari kian bertambah beban
latihan dan pekerjaannya (Harsono, 19BB). Dengan demikian,
prinsip latihan merupakan sesuatu yang harus ditaati dalam
mencapai tujuan latihan agar memperoleh prestasi optimal.
Dalam satu kali tatap muka, seluruh prinsip Iatihan dapat
diterapkan secara bersamaan dan saling mendukung. Apabila
ada prinsip latihan yang tidak diterapkan, maka akan berpengaruh terhadap keadaan fisik dan psikis atlet. Untuk itu, para pelatih perlu memahami beberapa prinsip latihan tersebut dan
dapat menerapkannya dalam proses latihan.
Dalam mempelajari dan menerapkan prinsip-prinsip latihan ini harus hati-hati, serta memerlukan ketelitian, ketepatan
dalam penyusunan dan pelaksanaan program. Pada dasarnya,

PENGANTAR TEORI DAN METOD010GI PELATI I l l I FI SI I

latihan olahraga adalah merusak, tetapi proses perusakan yang
dilalcukan agar berubah menjadi lebih baik, tetapi dengan syarat
pelaksanaan latihan harus mengacu dan berpedoman pada
prinsip-prinsip latihan. Proses latihan yang menyimpang dari
prinsip latihan, sering kali mengakibatkan kerugian bagi atlet
maupun pelatih.
Sebagai contoh, atlet yang menginjak masa remaja, ia bukan lagi anak kecil, tetapi keadaan tubuhnya (secara fisiologis)
belum sepenuhnya matang hingga pertumbuhan tulangnya berhenti. Pertumbuhan tulang anak akan berhenti pada kira-kira
usia antara 18-21 tahun. Pada masa pertumbuhan, anak memerlukan banyak sumber tenaga dan waktu istirahat yang cukup. Sumber tenaga untuk pertumbuhan terutama berasal dari
makanan yang dimakan. Dengan demikian, aktivitas olahraga
seharusnya dapat membantu dan mengakselerasi pertumbuhan
anak, dan jangan sampai mengakibatkan sebaliknya yaitu akan
merusak anak. Sebagai seorang pelatih akan berhasil dan sukses
dalam membina prestasi anak latihnya, bila dalam pemrosesannya selalu memahami dan menerapkan prinsip-prinsip latihan
secara cennat dan akurat.

Berikut ini akan dijabarkan beberapa prinsip-prinsip yang
seluruhnya dapat dilaksanakan sebagai pedoman agar tujuan
latihan tercapai dalam satu kali tatap muka, antara lain: prinsip
kesiapan, individual, adaptasi, beban lebih, progresif, spesifik,
variasi, pemanasan dan pendinginan, latihan jangka panjang,
prinsip pulih asal, dan sistematik.

A.

PRINSIPMUITITATERAT

Multilateral adalah pengembangan kondisi fisik secara menyeluruh (Bompa, 2009: 3l). Adapun Lubis (2013: 12) juga mengatakan multilateral adalah pengembangan fisik secaca keseluruhan. Pengembangan secara multilateral sangat penting
selama tahap awal pengembangan atlet yang dibina. Meleta-k-

20

BAB2

l

Prinsip-prinsippelatihan

kan tbndasi secara menyeluruh dalarn beberapa tahun terhadap
atlei untuk mencapai ke tingkat spesialisasi suatu keharusan.

Belum ada penelitian menemukan bahwa pembinaan langsung
spesialisasi dari usia dini mencapai prestasi tinggi dan pembinaan yang mendasari pengernbangan rnultilaterallah mencapai
prestasi tinggi (Lubis, 2013: 13). Untuk itu jika prinsip ini diterapkan akan menguntungkan pengembangan kemampuan fisik dan
mental atlet yang merupakan dasar untuk memaksimalkan kinerjanya di masa mendatang. Tahapan multilateral tidak dapat
dipisahkan dari proses latihan spesialisasi, di mana selama tahap multilateral, persentase dari latihan spesialisasi sangat kecil. Ketika atlet mencapai kematangan derajat spesialisasi akan
mengalami peningkatan. Hal ini dapat dipercaya bahwa latihan
multilateral sebagai penyediaan landasan bagi pengembangan
atlet di kemudian hari dan membantu atlet mencegah terjadinya
cedera dalam latihan (Lubis,2013: 13).
Pendekatan bertahap untukpengembangan atlet, yutu progress latihan dari multilateral ke spesialisasi sebagai pematangan

atlet, penampilan untuk menjadi prasyarat penampilan maksimal olahraga. Hal ini dapat dilihat gambar di bawah ini.

COE QO一
0>00﹂
0 ∽0ぃ0]



performance
Junior athletes
Specialized

training
Multilateral

development

Gambar 8: Tahapan nl odel l at i han at l et unt ukj angka pani ang.

Sumber Tudor O Bompa, pe″ Odl zal l o12刀 りeor y a17c/ Meめ odOl ogy oF 7r al 171na
( USA: Human Ki net i cs, 2009) , p 32

21

PENGANTAR TEORI DAN METODOL001 PELATI I AN FI SI K

Banyak kesalahan dari para pelatih temtama di cabang se-

pakbola, pelatih ingin cepat-cepat pemainnya menjadi pemain
top, sehingga melupakan prinsip multilateral. Kita melihat di
lapangan banyak terjadi pemaksaan prestasi di grassroots dan
akhirnya adanya pemain inti dan cadangan, padahal pemain-

pemain harus mendapatkan kesempatan yang sama dalam
pembinaan. Apa yang terjadi pemalsuan umur, hal ini adalah
ambisi para orangtua dan pelatih agar anaknya cepat berprestasi. Bila ini dilakukan ketika memasuki usia senior mereka mengalami kemunduran prestasi, karena sudah terbiasa bermain
dengan lawan di bawah umurnya. Dengan demikian, perlu kita
harus sabar dalam pembinaan prestasi atlet. Pembinaan tidak
bisa seperti membalikkan telapak tangan, pembinaan sama dengan menanam tanaman keras, seperti: kelapa, sawit, dan karet.
Pembinaa memakan waktu yang lama 10-12 tahun untuk mendapatkan prestasi tinggi.

,