C.. -- - Pengantar Sosiologi - Universitas Negeri Padang Repository

PENGANTAR SOSIOLOGT

.
r
C..

--

Oleh

DRS. BUSTAMAM

-

Drs.SUTAJhlAM KE%P,lrY.
V.S'

FAKUETAS ILMU-ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2005


KATA PENGANTAR
Puji dan syukur di panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha kuasa, dimana
atas rahmat dan karuniaNya, naskah yang berjudul "Pengantar Sosiologi" ini te!ah
dapat diselesaikan dengan baik dalam bentuknya yang sekarang.
Naskah ini disusun dalam rangka melengkapi khasanah ilmu sosiologi,
disamping memenuhi keinginan para peminat d m pemerhati

soal-soal

kemasyarakatan yang secara terus menerus mengalami perbuhan. Perbuhan yang
terjadi dalam masyarakat disebabkan oleh banyak faktor. Salah satu diatamya
adalnh karena secara fitrah manusia memiliki sifat "bosan", dan tidak pernah pws
dengan apa yang ada.
Dalam upaya menyelesaikan penyusunan ini telah diperoleh bantuan dari
berabgai pihak. Tanpa menyebutkm namanya satu persatu, kepada semua pihak
yang telah memberikan sumbangan pikiran, moral dan material, disampaikan
penghargaan dan terima kasih yang sedalarn-dalamnya.
Naskah ini teridiri atas tiga bahagian pokok. Bahagian pertarna, memuat
tentang konsep-konsep dasar sosiologi. Bahagian kedua, menguraikan organisasi
masyarakat. Dan bahagian tiga, menjelaskan perubahan dan pembangunan di

Indonesia.
Dengan penuh kesadaran, bahwa dalam wujudnya yang sekarang, naskah
ini masih jauh dari sempurna, sehubungan dengan itu kepada para pembaca sangat
diaharapkan sumbangan pikiran, kritikan dan saran-saran untuk penyempurnaan
naskah ini dimasa yang akan datang. Atas semua sumbangan, kritikan dan saransaran tersebut terlebih dahulu diucapkan terima kasih.

Padang, Medio Septermber 2005

Penulis

K A T A PENGANTAR ............................................................................................ i

..
.
............................................................................

DAFTAR IS1................
....
BAB I


SOSIOLOGT DAN MASYARAICAT ..................................................

..

iI

I

A . KONSEP DASAR SOSIOLOGI .......................................................1

.

B METODE-METODE

DAN

TEKNIK-TEKNII<

ILMU


SOSlOLOGl ..................................................................................... 13

.
D . KOMUNITAS ...................................................................................
E. KEPRIBADIAN DAN SOSIALISASl .............................................

C MASYARAKA'T DALAM KONTEKS KEBUDAYAAN .............. 21

25
30

.

F STRATIFIKASI SOSIAL ........................
.
..................................... 35
G . MOBILITAS SOSIAL .................................................................... 39

BAB II


ORGANISASI DAN MASYARAKAI' ............................................... 44
.

A . KELOMPOK SOSIAL ......................................................................44

B. KELUARGA ...................................................................................

51

C. LEMBAGA SOSIAL ....................................................................... 60
D . KEKUASAAN DAN WEWENANG ..........................................
BAB 111 l'ERU13AHAN

SOSIAL

DAN

1'EMIZANC;tINAN

60


D1

INDONESIA ..........................................................................................
72
A . PERUBAMAN SOSIAL DAN KEBUDAYAAN ........................

72

B. RAS DAN HUBUNGAN ETNIK .................................................

81

C . PEMBANGUNAN

DI

INDONESIA

DAN


PERMASALAHANNY A ...........................................................

DAFTAR PUSTAKA

91

RAB I
SOSIOLOGI DAN MASYARAKAT
A. Konsep Dasar Sosiologi

1. Pengertian
Sosiologi berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kata Socious dan
Logos. Socious artinya "berteman" dan Logos artinya "ilmu". Dalam artian
yang lazim arti dari gabungan dari kedua kata itu adalah "llmu tentang
kehidupan bersama tersebut terkandung makna yang sangat luas". Selanjutnya
di bawah ini dikemukakan beberapa definisi Sosiologi menurut para ahli.
Dr. Bouman memberikan definisi, bahwa sosiologi adalah ilmu
tentang kehidupan manusia dalam kelompok. Bierens de Haan mengatakan,
sosiologi adalah suatu ilmu tentang pergaulan hidup. Selanjutnya Moris

Ginsberg mengemukakan, sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari antar
aksi dan antar relasi manusia serta syarat-syarat dan akibatnya. Fransklin
Hendry Gladdings mengemukakan sosiologi adalah ilmu yang menguraikan
tentang gejala sosial. Dan Kovelevsky mendefinisikan, bahwa sosiologi
merupakan suatu ilmu yang menguraikan tentang organisasi sosial dan
perubahan sosial ( G. Kartasaputra, 1982 : 2).
Berolak dari batasan konseptual di atas dapat dikemukakan, bahwa
sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hal-ha1 yang disebut :"socio reality",
yaitu hubungan-hubungan yang stabil antar manusia dengan manusia, antar
kelompok dengan kelompok dan dinamika atau perubahan yang terdapat
dalam struktur sosial. Karena itu sosiologi juga mempelajari tingkah laku
sosial baik dari sudut objektif maupun subjektif.
2. Hakekat Ilrnu

Tiga pertanyaan penting yang diajukan orang berkenaan dengan
hakekat ilmu adalah apakah bidang kajian ilmu, bagaimana ia diperoleh dan
bagaimana ia digunakan. Ketiga pertanyaan ini dapat ditukar secara berturutturut dengan istilah antologi, epistimologi dan aksiologi ilmu (Abizar dan

.


Z.Mawardi Efendi, 1993:2).
Sebelum kita membicarakan ketiga unsur ilmu di atas ada baiknya
dibahas dulu masalah apa itu "pengetahuan", karena erat kaitannya dengan ha1
yang dikemukakan di atas. Jujun S. Suruasumantri, 1984 : 13) mengatakan,
pengetahuan pada hakekatnya adalah segenap slpa yang kita ketahui tentang

sesuatu objek tertentu. Maksudnya segala yang kita ketahui adalah
pengetahuan. Lebih lanjut Jujun menjelaskan alam jagad raya ini penuh
dengan informasi. lnformasi tersebut tanpa disadari telah rnenambah memori
yang ada di kepala kita, tentu saja informasi tersebut diterima pada waktu kita
dalam keadaan sadar.
Pengetahuan yang dikemukakan di atas pada dasarnya dapat dibagi
atas dua kategori. Pertama, pengetahuan yang bersifat metafisik dan kedua
pengetahuan yang non metafisik. Pengetahuan metafisik adalah pengetahuan
yang berhubungan dengan hal-ha1 yang non fisik yang tidak dapat dijangkau
oleh panca indra, tidak adpat dilihat, diraba, dirasa dan lain-lain. Sebagai
contoh, azab kubur, dosa pahala, Tuhan, malaikat, iblis, mak lampir dan lainlain sebagainya. Yang pasti hal-ha1 yang dikemukakan di atas ada, karena itu
pengetahuan yang bersifat metafisik ini lebih dikenal dengan "kepercayaan".
Sebagai suatu kepercayaan kita hanya bisa dan harus bertolak dari keyakinan
ia tidak ada menurut jangkauan panca indra, tetapi ada dalam keyakinan.

Sedangkan pengetahuan yang bersifat non metafisik atau lebih dikenal
dengan fi sik adalah pengetahuan yang berhubungan dengan hal-ha1 yang bisa
dijangkau oleh panca indra yang dapat dibuktikan secara empiris. Sebagai
contoh, air kalu dipanaskan akan mendidih, besi kalau diapanaskan akan
memuai dan banyak lagi yang lain. Pengetahuan yang kedua ini lebih dikenal
dengan "llmu".
Dari uraian di tas dapat dikemukakan, bahwa pengetahuan secar tegas
dapat dibagi dua, yaitu pengetahuan yang bersifat non metafisik atau fisik
yang disebut dengan ilmu. Untuk lebih memudahkan pemahaman anda
perhatikan skema di bawah ini:

llmu t

/

Non
metafisik
atau fisik

Metafisik

atau
non fisik

.-

\

b Kepercayaan

Dari skeina di atas jelas yang menjadi objek kajian kita adalah
pengetahuan yang bcrsifat non rnetafisik atau fisik yang lebih populer dengan
istilah 'Ilmu", sedangkan pengctahuan yang bcrsifat metafisik merupakan
pusat kajian bidang keagamaan.
llmu sebagai suatu pengetahuan yang dapat dibuktikan secara empiris
pada hakekatnya dapat dilihat dari tiga segi yaitu:

a. Ontologi
Ki ta kembali kepada pertanyaan semua yai tu apa bidang kaj ian
ilmu. Jawabannya adalah ontologi, artinya secara ontologi ilmu membatasi
diri pada pengkajian objek yang berada dalam lingkup pengetahuan
manusia (Jujun Suriasumantri, 1984 : 13). Pada tahap ontologi ini,
manusia mengambil sikap dimana dirinya tidak lagi terkekang oleh
kekuatan gaib dan bersikap mengambil jarak dari objek disekitarnya.
Sejalan dengan itu manusia melakukan penelaahan-penelaahan terhadap
objek tersebut. Paad tahap antologis inilah ilmu berkembang, karena
manusia berpendapat bahwa terdapat hukum-hukum tertentu yang terlepas
dari kekuasaan dunia mistis, yang menguasai gejala-gejala empiris. Lebih
lanjut, dalarn tahap antalogis ini manusia mulai menentukan batas-batas
eksistensi suatu masalah yang memungkinkan dapat inengenal ujud
masalah untuk kemudian ditelaah dan dicarikan pemecahan jawabannya.
Ilmu sebagai sesuatu yang dapat dibuktikan secara empiris terdiri
atas tiga unsur, yaitu fakta, ciri atau atri but dan rumus atau hukum. Oleh
sebab itu setiap harus didukung oleh teori-teori yang sekaligus
membedakannya dengan ilmu yang lain. Ilmu dimulai dengan fakta dan
diakhiri dengan fakta apapun juga teori yang menjembatani antara
keduanya (Jujun Suriasumantri, 1984 : 26). Teori adalah penjelasan
mengenai gejala yang terdapat dalam dunia fisik dan merupakan suatu
abstraksi intelektual dimana pendekatan secara rasional digabung dengan
pengalaman empiris. Justru karena itu semua teori ilmiah harus memenuhi
dua syarat utama yaitu: pertama, harus konsisten dengan teori-teori dan
kedua, harus cocok dengan fakta empiris.
h. I