PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA DAN PENGARUHNYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KALIGAWE KECAMATAN GAYAMSARI KOTA SEMARANG - Test Repository

  

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI GAYA DAN

PENGARUHNYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)

PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KALIGAWE

  

KECAMATAN GAYAMSARI KOTA SEMARANG

TAHUN 2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  

Oleh

RIFA’ATUL MUNA

NIM: 115-13-010

  

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2018

  

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA DAN

PENGARUHNYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)

PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KALIGAWE

  

KECAMATAN GAYAMSARI KOTA SEMARANG

TAHUN 2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  

Oleh

RIFA’ATUL MUNA

NIM: 115-13-010

  

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2018

  

MOTTO

Sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang senantiasa mencari

ilmu dan menjadikan ilmu itu bermanfaat

  

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini penulis persembahkan kepada: 1.

   Kedua orang tuaku (Almarhum Bapak Djarir Ibrahim dan Ibu Miskiyah) yang senantiasa mendoakan dalam setiap sujudnya, memberi semngat serta dukungan yang tak tethingga sehingga penulis dapat menyelesaikan studi ini. Semoga ibu senatiasa diberikan nikamat umar panjang, kesehatan serta rezeki yang berkah 2. Kakakku Ahmad Shofwan Zabidi yang selalu memberikan semangat dan dukungan kepada penulis serta kedua adikku tercinta Ahmad Fatih Ar

  Rozi dan Muhammad Ahdan Al Farih yang senantiasa memberi kecerian kepada penulis

  3. Kakak-kakak dan adik-adikku Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi yang banyak memberikan pengalaman, kebahagian, mengajarkan tentang kesederhanaan, dan ilmu yang tidak pernah penulis dapatkan dari yang lain. Semoga Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi semakin jaya untuk selamanya.

KATA PENGANTAR

  

ِمي ِح هزلا ِهَمْحهزلا ِ هاللَّ ِمْسِب

  Puji syukur senantiasa penulis haturkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Gaya dan Pengaruhnya Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams

  

Achievement Devisions (STAD) Pada Siswa Kelas V SD Negeri Kaligawe

Kecamatan Gayamsari Kota Semarang.

  Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Agung Muhammad SAW yang telah meberikan sauri tauladannya, sehingga kita dapat mengikuti ajaran-ajan serta sunnahnya yang beliau sebarkan sebagai bekal hidup kita di akhirat kelak.

  Penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa motivasi, bimbingan, dan bantuan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini selesai. Oleh karena itu, penulis sampaikan terima kasih kepada:

  1. Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga;

  2. Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga;

  3. Peni Susapti, M.Si. selaku Ketua Jurusan PGMI IAIN Salatiga;

  4. Dr. Maslikhah, S.Ag., M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah membimbing, memberikan saran, motivasi, arahan, dan meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dalam penulisan skripsi ini;

5. Sri Guno Najib Chaqoqo, S.Pdi., M.A. selaku dosen pembimbing akademik

  yang telah memberikan bimbingannya;

  

ABSTRAK

  Muna, Rifa’atul. 2018. Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Gaya dan

  Pengaruhnya Melalui Model Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisisons (STAD) Pada Siswa Kelas V SD Negeri Kaligawe Kecamatan Gayamsari Kota Semarang . Skripsi. Jurusan

  Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen Pembimbing Dr. Maslikhah, S.Ag., M.Si.

  

Kata Kunci: Hasil Belajar IPA, Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student

Teams Achievement Divisisons (STAD).

  Pembelajaran IPA di SD Negeri Kaligawe Semarang Kecamatan Gayamsari Kota Semarang belum menggunakan berbagai model pembelajaran aktif dan masih bersifat konvensional. Hal ini menyebabkan siswa cenderung pasif dan kurangnya perhatian siswa terhadap materi yang disampaikan oleh guru terutama materi gaya dan pengaruhnya. Terbukti dari rendahnya hasil belajar siswa yang belum mencapai KKM 60. Rumusan masalah penelitian ini adalah apakah model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi gaya dan pengaruhnya pada siswa Kelas V SD Negeri Kaligawe Kecamatan Gayamsari Kota Semarang tahun 2018?. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA materi gaya dan pengaruhnya melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa Kelas V SD Negeri Kaligawe Kecamatan Gayamsari Kota Semarang tahun 2018.

  Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam tiga siklus yang masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa Kelas V SD Negeri Kaligawe Kecamatan Gayamsari Kota Semarang yang berjumlah 28 siswa meliputi 16 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Instrumen penelitian meliputi RPP, lembar observasi guru, lembar observasi siswa, dan tes evaluasi. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara, observasi, dokumentasi, dan tes. Data dianalisis secara statistik menggunakan rumus persentase, apabila ≥ 85% siswa tuntas belajar maka siklus dihentikan.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe

  

STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa Kelas V SD Negeri Kaligawe

  Kecamatan Gayamsari Kota Semarang tahun 2018. Peningkatan siswa yang tuntas belajar dari Siklus I ke Siklus II 18% dan Siklus II ke Siklus III 25%. Hal ini dapat dilihat dari perolehan ketuntasan hasil belajar siswa pada Siklus I 46% siswa tuntas belajar, Siklus II 64% siswa tuntas belajar, dan Siklus III 89% siswa tuntas belajar. Siswa yang belum tuntas belajar pada Siklus III akan diberikan tindakan mandiri berupa latihan-latihan atau remidiasi yang dipantau oleh guru sehingga diharapkan semua siswa dapat tuntas belajar.

  

DAFTAR ISI

  SAMPUL ...................................................................................................... i LEMBAR BERLOGO .................................................................................. ii HALAMAN JUDUL ..................................................................................... iii PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................. iv PENGESAHAN KELULUSAN .................................................................. v PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................................... vi MOTTO ....................................................................................................... vii PERSEMBAHAN ......................................................................................... viii KATA PENGANTAR .................................................................................. ix ABSTRAK .................................................................................................... xi DAFTAR ISI ................................................................................................. xii DAFTAR TABEL ......................................................................................... xv DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvii

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ............................................................................. 5 C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 6 D. Kegunaan Penelitian .......................................................................... 6 E. Definisi Operasional .......................................................................... 7 F. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ............................... 9 G. Metode Penelitian .............................................................................. 10 H. Sistematika Penulisan ....................................................................... 16

  BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat IPA 1. Hakikat IPA .......................................................................... 18 2. Tujuan Pembelajaran IPA .................................................... 19 3. Materi Gaya dan Pengaruhnya ............................................. 20 B. Model Pembelajaran Tipe STAD 1. Pengertian Model Pembelajaran Tipe STAD ........................ 29 2. Langkah-langkah Model Pembelajaran Tipe STAD ............. 31 3. Kelebihan Model Pembelajaran Tipe STAD ........................... 32 C. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar 1. Pengertian Belajar ................................................................ 32 2. Ciri-ciri Belajar .................................................................... 34 3. Pengertian Hasil Belajar ....................................................... 35 4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ................ 36 D. Penelitian yang Relevan 1. Penelitian yang dilakukan oleh Bunga Apriella ................... 40 2. Penelitian yang dilakukan oleh Isti Ana Tussniyah ............. 41 BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum SD Negeri Kaligawe .................................... 43 B. Pelaksanaan Penelitian ............................................................... 46 1. Diskripsi Siklus I .................................................................. 47 2. Diskripsi Siklus II ................................................................ 54 3. Diskripsi Siklus III ............................................................... 61 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Diskripsi Paparan Siklus 1. Diskripsi Data Siklus I ......................................................... 68

  2. Diskripsi Data Siklus II ............................................................... 71 3.

  Diskripsi Data Siklus III ............................................................. 73 B. Pembahasan ....................................................................................... 76

  BAB V PENUTUP A. Simpulan ........................................................................................... 79 B. Saran .................................................................................................. 79 DAFTAR PUSTAKA

  DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Identitas Sekolah ................................................................... 43Tabel 3.2. Daftar Guru SD Negeri Kaligawe ......................................... 44Tabel 3.3. Daftar Jumlah Siswa SD Negeri Kaligawe ........................... 44Tabel 3.4. Daftar Siswa Kelas V SD Negeri Kaligawe ............................ 45Tabel 3.5. Jadwal Pelaksanaan Penelitian .............................................. 46Tabel 4.1. Daftar Hasil Belajar Siswa Siklus I ...................................... 68Tabel 4.2. Daftar Hasil Belajar Siswa Siklus II .................................... 71Tabel 4.3. Daftar Hasil Belajar Siswa Siklus III .................................... 74Tabel 4.4. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus I

  • – Siklus III .......... 76

  DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Bagan Rancangan PTK .................................................... 11Gambar 2.1. Macam-macam Magnet .................................................... 24Gambar 2.2. Magnet Menarik Benda .................................................... 25Gambar 2.3. Garis Gaya Magnet ............................................................ 26Gambar 2.4. Benda yang Menggunakan Magnet .................................. 27Gambar 2.5. Pembuatan Magnet dengan Digosok ................................. 28Gambar 2.6. Pembuatan Magnet dengan Induksi .................................. 29Gambar 2.7. Pembuatan Magnet dengan Aliran Listrik ........................ 29Gambar 4.1. Diagram Lingkaran Hasil Belajar Siswa Siklus I .............. 70Gambar 4.2. Diagram Lingkaran Hasil Belajar Siswa Siklus II ............ 73Gambar 4.3. Diagram Lingkaran Hasil Belajar Siswa Siklus III ........... 76Gambar 4.4. Diagram Batang Hasil Belajar Siswa Siklus I-III ............. 78

  DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1. Riwayat Hidup Penulis ............................................................. 82 Lampiran 2. Nilai SKK Mahasiswa .............................................................. 83 Lampiran 3. Surat Tugas Pembimbing Skripsi ............................................. 90 Lampiran 4. Lembar Konsultasi Skripsi ....................................................... 91 Lampiran 5. Surat Izin Penelitian .................................................................. 93 Lampiran 6. Identitas Kolaborator ................................................................ 94 Lampiran 7. Nilai Ulangan Harian (Pra Siklus) ............................................ 95 Lampiran 8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ............................. 96 Lampiran 9. Lembar Kerja Siswa Kelompok Siklus I .................................. 106 Lampiran 10. Soal Evaluasi Siklus I ............................................................. 107 Lampiran 11. Catatan Lapangan Pelaksanaan Siklus I .................................... 108 Lampiran 12. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ........................... 112 Lampiran 13. Lembar Kerja Siswa Kelompok Siklus II .................................. 122 Lampiran 14. Soal Evaluasi Siklus II ............................................................... 123 Lampiran 15. Catatan Lapangan Pelaksanaan Siklus II ................................... 125 Lampiran 16. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III .......................... 129 Lampiran 17. Lembar Kerja Siswa Kelompok Siklus III ................................ 144 Lampiran 18. Soal Evaluasi Siklus III ............................................................. 145 Lampiran 19. Catatan Lapangan Pelaksanaan Siklus III ................................. 148 Lampiran 20. Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian ........................................ 152 Lampiran 21. Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian.................................. 158

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan seseorang

  untuk merubah pola pikir dan pengalaman manusia untuk berkembang sesuai dengan zamannya. Perkembengan zaman sekarang ini tentulah tidak lepas dengan adanya kemajuan teknologi yang membuat manusia mau tidak mau harus mau belajar untuk mengejar perkembangan tersebut. Jalur pendidikan merupakan salah cara untuk memenuhi tuntutan zaman. Pendidikan merupakan langkah untuk meningkatkan kualitas manusia karena semakin tinggi pendidikan yang telah didapatkan, maka semakin tinggi pula derajat yang diperoleh. Alquran surat al-Mujadalah ayat 11 menjelaskan tentang janji Allah Swt kepada orang-orang yang beriman dan berilmu.

  ْمُكَل ُ هاللَّ ِحَسْفَي اىُحَسْفاَف ِسِلاَجَمْلا يِف اىُحهسَفَت ْمُكَل َليِق اَذِإ اىُىَمآ َهيِذهلا اَهُّيَأ اَي ُ هاللَّ َو ٍتاَج َرَد َمْلِعْلا اىُتوُأ َهيِذ هلا َو ْمُكْىِم اىُىَمآ َهيِذهلا ُ هاللَّ ِعَف ْزَي اوُزُشْواَف اوُزُشْوا َليِق اَذِإ َو زيِبَخ َنىُلَمْعَت اَمِب

  Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman apabila dikatakan kepadamu, “Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,” maka lapangkanlah, niscaya Allah Swt akan memberikan kelapangan untuk mu. Dan apabila dikatakan, “Berdirilah kamu,” maka berdirilah, niscaya Allah Swt akan mengangkat (derajat) orang- orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Swt Maha Teliti apa yang kamu kerjakan.”

  Berbagai upaya pembenahan sistem pendidikan dan perangkatnya di Indonesia terus dilakukan untuk saling melengkapi dan menyempurnakan peraturan-peraturan yang sudah berlaku. Undang- Undang RI No. 20 tahun 2003 yang mengatur tentang Sistem Pendidikan Nasional bab 1 pasal 1 ayat 1 menerangkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (Sekertariat Negara RI, 2003). Pengertian tersebut dapat dipahami bahwa pendidikan merupakan suatu usaha atau aktivitas untuk membentuk manusia-manusia yang cerdas dalam berbagai aspek baik intelektual, sosial, emosioanal maupun spiritual, terampil serta berkepribadian, dan dapat berpelilaku dengan dihiasi akhlak mulia.

  Pendidikan diharapkan dapat terwujud suatu kualitas manusia yang baik dalam seluruh dimensinya baik dimensi intelektual, emosional, mapun spiritual yang nantinya mengisi kehidupan manusia secara produktif, bagi kepentingan diri manusia tersebut maupun masyarakat.

  Ihsan (2005: 2) berpendapat bahwa pendidikan merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan mustahil suatu kelompok menusia dapat berkembang sejalan dengan cita- cita untuk maju, sejahtera, dan bahagia menurut konsep pandangan hidup manusia. Wahyudin (2008: 1.1) bependapat bahwa pendidikan adalah humanisasi, yaitu upaya memanusiakan manusia agar mampu mewujudkan siswa mengerti, paham, dan lebih dewasa serta mampu membuat siswa lebih kritis dalam berfikir. Guna mewujudkan tujuan pendidikan tersebut, tentunya diperlukan adanya kemampuan guru dalam mengelola dan menggunakan model pembelajaran yang tepat serta menarik dalam proses pembelajaran.

  Ilmu Pengetahuan Alam merupakan rumpun ilmu, memiliki karakteristik khusus yaitu mempelajari fenomena alam yang faktual (factual), baik berupa kenyataan (reality) atau kejadian (event) dan berhubungan sebab akibat. Ilmu Pengethuan Alam merupakan ilmu yang pada awalnya diperoleh dan dikembangkan berdasarkan percobaan (induktif) namun dalam perkembangan selanjutnya IPA juga diperoleh dan dikembangkan berdasarkan teori deduktif (Wisudawati, 2014: 22).

  Ilmu Pengetahuan Alam memegang peranan yang sangat penting sebagai kehidupan manusia. Hal ini disebabkan karena kehidupan manusia sangat tergantung dari alam dan segala jenis gejala yang terjadi di alam. Ilmu Pengetahuan Alam juga dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang sebab dan akibat yang terjadi di alam. Pembelajaran

  IPA adalah salah satu pembelajaran yang membutuhkan pemahaman mengenai konsep-konsep, teori-teori, hokum-hukum, bukan hanya sekedar menghafal saja, oleh karena itu dalam proses pembelajaran IPA guru harus kreatif dalam menggunakan model pembelajaran yang tepat.

  Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Aan Ernawati, S.Pd. selaku guru Kelas V SD Negeri Kaligawe Semarang pada Rabu 28 Februari 2018 bahwa proses pembelajaran IPA di SD Negeri Kaligawe Kecamatan Gayamsari Kota Semarang dilakukan dengan model pembelajara yang biasa dan belum maksimal. Guru biasanya serimg menggunakan metode cermah, tanya jawab, dan penugasan tanpa dipadukan dengan menggunakan model-model pembelajaran yang lebih menarik. Guru hanya sebatas menyampaikna materi dan siswa hanya menyimak melaui buku. Guru memberikan soal-soal latihan yang berada dalam lembar kerja siswa. Guru tidak pernah meminta siswa untuk aktif berdiskusi dengan temannya maupun mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Siswa hanya sebagai penerima materi dari guru, kondisi tersebut menyebabkan siswa pasif, jenuh, bosan, bahkan ada yang bermain sendiri, sehinnga siswa kurang memperhatikan materi yang disampaiakan oleh guru. Guru mengemukakan bahwa materi pelajaran yang dianggap sulit bagi siswa adalah materi gaya dan pengaruhnya Hal ini terbukti dari hasil belajar siswa yang belum dapat memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

  Berdasarkan permasalahan tersebut, maka untuk menciptakan pembelajaran yang lebih menarik dengan menerepkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar. Model Pembelajaran tipe STAD merupakan salah satu model kooperatif yang di dalamnya terdapat beberapa kelompok kecil siswa dengan level kemampuan akademik yang berbeda-beda saling bekerja sama untuk menyelesaikan tujuan pembelajaran. Guru menggunakan model STAD mengacu pada belajar kelompok siswa, menyajikan informasi akademik baru kepada siswa setiap pembelajaran menggunakan presentasi verbal atau teks. Siswa dalam kelas tertentu dipecah menjadi kelompok dengan anggota 4-5 orang setiap kelompok haruslah heterogen, terdiri atas laki-laki dan perempuan, berasal dari berbagai suku, memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah.

  Anggota tim menggunakan lembar kegiatan atau perangkat pembelajaran yang lain untuk memahami bahan pelajaran melalui tutorial, kuis satu sama lain dan atau melakukan diskusi. Secara individual, setiap pembelajran siswa diberi kuis. Setiap individu diberikan skor perkembangan (Hamdayama, 2014: 115). Kelebihan dari penggunaan model dan media ini siswa lebih aktif terlibat dalam proses pembelajaran, saling bertukar pikiran serta berani untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Model pembelajaran ini diharapkan meningkatkan hasil belajar IPA Kelas V materi Gaya dan Pengaruhnya. Pemilihan kelas dan materi ini dianggap sangat tepat untuk menerapkan model pembelajaran

  STAD .

  Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA DAN PENGARUHNYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

  STUDENTS TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) PADA SISWA

  KELAS V SDN KALIGAWE KECAMATAN GAYAMSARI KOTA SEMARANG TAHUN 2018.

  B. Rumusan Masalah

  Apakah Model Pembelajaran Kooperatif tipe Students Team

  Achievement Divisions (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar IPA

  materi gaya dan pengaruhnya pada siswa Kelas V SDN Kaligawe Kecamatan Gayamsari Kota Semarang pada tahun 2018? C.

   Tujuan Penelitian

  Tujuan peneliti melakukan penelitian adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA materi gaya dan pengaruhnya dengan menggunkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada kelas V SDN Kaligawe Kecamatan Gayamsari Kota Semarang tahun 2018.

  D. Hipotesis dan Indikator Keberhasilan 1. Hipotesis Tindakan

  Hipotesis penelitian ini adalah jika model pembelajaran tipe

  STAD diterapakan dengan baik diharapkan dapat meningkatkan hasil

  belajar IPA materi gaya dan pengaruhnya pada Siswa Kelas V SD Negeri Kaligawe Kecamatan Gayamsari Kota Semarang Tahun 2018.

2. Indikator Keberhasilan

  Indikator hasil belajar IPA materi gaya dan pengaruhnya dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini melalui penilaian individual dan klasikal.

  a. Individual

  Indikator keberhasilan individual yang dicapai adalah adanya peningkatan hasil belajar IPA materi gaya dan pengaruhnya melalui model pembelajaraan kooperatif tipe STAD dapat mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) ≥ 60.

  b. Klasikal

  Indikator ketuntasan klasikal yang dicapai adanya peningkatan hasil belajar IPA materi gaya dan pengaruhnya melalui model pembelajaraan kooperatif tipe STAD dengan mencapai persentase ≥ 85% peserta didik mencapai KKM (Trianto, 2010: 241).

E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis a.

  Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan wawasan dalam bidang penelitian dan pembuatan karya ilmiah; dan b.

   Memberikan masukan dalam khasanah keilmuan untuk perkembangan kemajuan dalam bidang pendidikan.

2. Manfaat Praksis a. Bagi Siswa

  1) Siswa lebih tertarik dan aktif serta tidak merasa bosan dalam proses belajar mengajar IPA di SD Negeri Kaligawe

  Kecamatan Gayamsari Kota Semarang;

  2) Siswa dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA pada materi gaya dan pengaruhnya dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD; dan

  3) Siswa dapat meningkatkan keaktifan belajar dalam proses pembelajaran.

  b. Bagi Guru

  1) Guru dapat menambah wawasan dan kemampuan untuk berinovasi dalam pembelajaran; dan

  2) Guru dapat lebih teliti dan dapat menggunakan model pembalajaran yang tepat sehingga dapat mengatasi permasalahan dalam pembelajaran IPA.

  c. Bagi Sekolah

  1) Mutu sekolah dapat meningkat melalui peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA; dan

  2) Sekolah dapat berkembang karena memiliki guru-guru yang kreatif, inovatif, dan profesional dalam menggunakan berbagai model pembelajaran.

  d. Bagi Peneliti

  Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai penggunaan model pembelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi siswa.

F. Definisi Operasional 1. Belajar Belajar merupakan perubahan tingkah laku yang relatif menetap.

  Perubahan tingkah laku yang membedakan antara keadaan individu berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan akativitas belajar serta dilakukan lewat kegiatan atau usaha atau praktik yang dilakukan secara sengaja (Kastolani dan Mochlasin, 2014: 57). Belajar merupakan suatu proses kegiatan yang berkesinambungan yang dimulai sejak lahir dan terus menerus berlangsung seumur hidup.

  Dalam belajar terjadi perubahan tingkah laku yang bersifat relatif permanen (Rahman, 2014: 26).

  Penulis menyimpulkan bahwa belajar adalah suatu kegiatan yang berkesinambungan yang dimulai sejak lahir dan terus menerus beragsung seumur hidup yang menimbulkan adanya perubahan tingkah laku yang relatif menetap dan dilakukan secara sadar.

2. Hasil belajar

  Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian- pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan (Suprijono, 2011: 15). Hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes (Susanto, 2013: 5).

  Penulis menyimpulkan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi yang diperoleh dari hasil tes berupa nilai, apresiasi, keterampilan, dan sikap.

3. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

  Model Pembelajaran tipe STAD merupakan salah satu model kooperatif yang di dalamnya terdapat beberapa kelompok kecil siswa dengan level kemampuan akademik yang berbeda-beda saling bekerja sama untuk menyelelesaikan tujuan pembelajaran.

  Penerapan model STAD mengorganisir siswa untuk membentuk kelompok heterogen yang masing-masing terdiri dari 4-5 anggota, setelah pengelompokan yang dilakukan, ada 4 tahapan yang harus dilakukan, yakni pengajaran, tim studi, tes, dan rekognisi (Huda, 2013: 202).

G. Metode Penelitian 1. Rancangan Penelitian

  Penelitian yang dilakukan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian praktis yang dimaksudkan untuk memperbaiki tindakan di kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan kegiatan yang lagsung berhubungan dengan tugas guru di lapangan. Singkatnya, PTK merupakan penelitian praktis yang dilakukan di kelas dan bertujuan untuk memperbaiki praktik pembelajaran yang ada (Basrowi dan Suwandi, 2008: 25)

  Penelitan tindakan kelas tidak hanya terbatas pada kelas yang sedang aktif melangsungkan proses belajar mengajar di dalam suatu rungan tertutup saja, tetapi dapat juga terjadi ketika siswa melaksanakan aktivitas di luar kelas, seperti ketika siswa sedang karya wisata (study tour), di laboratorium, di kebun, di masyarakat, dan berbagai tempat lainnya (Kunandar, 2008: 66). Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan mutu pembelajaran.

  Alasan peneliti menggunakan jenis PTK adalah untuk meningkatkan mutu pembelajaran yang dilakukan oleh guru di dalam kelas dengan cara menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe

  STAD sehingga hasil belajar siswa diharapkan dapat meningkat terutama pada mata pelajaran IPA materi gaya dan pengaruhnya.

  Gambaran tahapan penelitian adalah sebagai berikut (Arikunto, 2014: 16)

  Perencanaan Refleksi Pelaksanaan

  SIKLUS I

  Pengamatan Perencanaan

  Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan Pengamatan

  ?

Gambar 1.1. Bagan Rancangan PTK (Sumber: Arikunto, 2014: 16)

2. Subyek Penelitian

  Subjek penelitian ini adalah siswa Kelas V SD Negeri Kaligawe Kecamatan Gayamsari Kota Semarang. Jumlah siswa Kelas V ada 28 siswa terdiri dari 12 siswa perempuan dan 16 siswa laki-laki dengan kolaborator guru Kelas V yaitu Ibu Aan Ernawati, S.Pd. Peneliti dapat berkolaborasi dengan guru kelas sehingga model pembelajaran tipe

  STAD dapat diterapkan pada pembelajaran IPA materi Gaya dan

  Pengaruhnya 3.

   Langkah-langkah Penelitian

  Arikunto (2014: 17) berpendapat bahwa tahap-tahap PTK terdiri dari empat tahapan meliputi planning (rencana), action (pelaksanaan),

  observation (pengamatan), dan reflection (refleksi).

  a. Perencanaan (planning)

  Perencanaan merupakan kegiatan awal yang harus dilakukan peneliti sebelum seluruh rangkaian kegiatan dilakukan.

  Kegiatan perencanaan pada penelitian ini adalah: 1)

  Membuat skenario pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD seperti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP);

  2) Mempersiapkan sumber belajar yang relevan;

  3) Menyiapkan lembar observasi guru dan siswa untuk mengetahui kondisi saat proses pembelajaran berlangsung;

  4) Melakukan evaluasi terhadap pembelajaran menggunakan model pembelajaran tipe STAD

  b. Tahap Pelaksanan (action)

  Tahapan kedua dari Penelitian Tindakan Kelas adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu menggunakan tindakan di kelas. Guru harus ingat dan berusaha menaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan pelaksanaan pembelajaran (Arikunto, 2014:18).

  c. Tahap Pengamatan (observation).

  Pada tahapan ini segala aktivitas siswa dalam proses pembelajaran diamati, dicatat, dan dinilai, kemudian dianalisis untuk dijadikan umpan balik. Pengamatan tersebut meliputi keaktifan dan inisiatif siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

  d. Tahap Refleksi (reflection).

  Istilah refleksi berasal dari bahasa inggris reflection yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia yaitu pemantulan. Refleksi juga diartikan sebagai upaya untuk mengkaji apa yang telah atau belum terjadi, apa yang dihasilkan, kenapa dan apa yang perlu dilakukan selanjutnya. Refleksi sebagai usaha untuk memahami data yang diperoleh dari kegiatan observasi dan menjadi dasar untuk menentukan tindakan selanjutnya. Refleksi ini sangat tepat untuk dilakukan ketika guru pelaksana selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasi rancangan tindakan (Arikunto, 2014:19).

  4. Instrumen Penilaian

  Instrumen merupakan alat pengumpulan data dalam penelitian, instrument yang digunkan dalam penelitian ini adalah lembar soal- soal, lembar observasi, dan RPP.

  5. Pengumpulan Data

  Data merupakan informasi tentang objek penelitian. Data digunakan untuk menjawab masalah-masalah yang telah dirumuskan dan menguji hipotesis. Pengumpulan data dalam PTK diantaranya adalah pengematan atau observasi, wawancara, tes dan dokumentasi.

  a. Pengamatan atau Observasi

  Pengamatan atau observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran (Kunandar, 2008:143). Pengamatan atau observasi digunakan untuk memperoleh informasi yang berhubungan dengan kegiatan siswa selama proses pembelajaran dengan melalui model pemebelajaran kooperatif tipe STAD yang dilakuakan oleh Bu Aan Ernawati, S.Pd. selaku guru Kelas V serta peneliti sebagai kolabolator dengan guru tersebut.

  b. Wawancara

  Wawancara merupakan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang dipandang perlu dan memiliki relevansi dengan permasalahan penelitian tindakan kelas (Kunandar, 2008:157). Peneliti menggunakan wawancar dengan guru kelas untuk mendapatakan data mengenai model yang sering digunakan guru sebelum menggunakan model STAD dalam pembelajaran IPA di SD Negeri Kaligawe Semarang.

  c. Tes

  Tes adalah sejumlah pertanyaan yang disampaikan pada seseorang atau sejumlah orang untuk mengungkapkan keadaan atau tingkat perkembangan salah satu atau beberapa aspek psikologis di dalam dirinya. Aspek psikologis itu dapat berupa prestasi atau hasil belajar, minat, bakat, sikap, kecerdasan, reaksi motorik, dan berbagai aspek kepribadian lainnya (Kunandar, 2008:186). Tes digunakan peneliti untuk mengetahui hasil belajar siswa Kelas V SD Negeri Kaligawe Semarang pada materi gaya dan pengaruhnya dengan menggunakan model kooperatif tipe

  STAD . Tes disusun berdasarkan materi yang ada dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sudah disediakan.

  d. Dokumentasi Dokumentasi merupakan salah satu alat pengumpulan data.

  Dokumentasi digunakan untuk memotret saat pembelajaran berlangsung dan menemukan gambaran tentang SD Negeri Kaligawe Semarang.

6. Analisis Data

  Analisis data rumus untuk menghitung persentase ketuntasan klasikal (Daryanto, 2011:192) adalah sebagai berikut:

  ∑

  x 100%

  ∑ H.

   Sistematika Penulisan

  BAB I Pendahuluan Bab ini memuat tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan dan indikator keberhasilan, manfaat penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

  BAB II Kajian Pustaka. Bab ini memuat tentang hakikat hasil belajar, hakikat IPA, model pembelajaran kooperatif tipe STAD, dan penelitian yang relevan.

  BAB III Pelaksanaan Penelitian. Bab ini memuat tentang gambaran umum SD Negeri Kaligawe Kecamatan Gayamsari Kota Semarang dan pelaksanaan penelitian.

  BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Bab ini memuat tentang diskripsi hasil penelitian per siklus dan pembahasan. BAB V Penutup. Bab ini memuat tentang simpulan dan saran.

BAB II LANDASAN TEORI A. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar 1. Pengertian Belajar Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua

  situasi yang ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar juga merupakan proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu. Belajar merupakan suatu proses kegiatan yang berkesinambungan yang dimulai sejak lahir dan terus menerus berlangsung seumur hidup. Proses belajar terjadi karena adanya perubahan tingkah laku yang bersifat relatif permanen dan hasil dari belajar tersebut ditunjukkan dengan adanya aktivitas- aktivitas secara keseluruhan (Rahman, 2014: 26).

  Belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman, atau pengetahuan baru sehingga memungkinkan seseorang terjadi perubahan perilaku yang relatif tetap baik dalam berpikir, merasa maupun dalam bertindak (Susanto, 2013: 4).

  Gagne (dalam Susanto, 2013: 4) berpendapat bahwa belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dua konsep ini menjadi terpadu dalam satu kegiatan dimana terjadi interaksi antara guru dengan siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Belajar dimaknai sebagai suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku. Selain itu juga menekankan bahwa belajar sebagai suatu upaya memperoleh pengetahuan atau keterampilan melalui intruksi. Intruksi yang dimaksud adalah perintah atau arahan atau bimbingan dari seseorang pendidik atau guru.

  Belajar sebagai karakteristik yang membedakan manusia dengan makhluk lain, belajar merupakan aktivitas yang selalu dilakukan sepanjang hayat manusia. Belajar tidak hanya dipahami sebagai aktivitas di sekolah saja melainkan segala aktivitas yang berada dilingkungan individu. Belajar merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan perubahan dalam dirinya melalui pelatihan-pelatihan atau pengalaman (Bahruddin dan Esa, 2008: 12).

  Peneliti menyimpulkan bahwa belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seorang individu dengan sengaja dalam keadaan sadar untuk mendapatkan adanya perubahan tingkah laku dari berbagai pelatihan dan pengalaman. Belajar adalah proses perubahan manusia ke arah tujuan yang lebih baik dan bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain.

  2. Ciri-ciri Belajar

  Bahruddin dan Esa (2008: 12) berpendapat bahwa beberapa ciri- ciri belajar yaitu: a.

  Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku (change

  behavior ). Ini berarti bahwa hasil dari belajar hanya dapat diamati

  dari tingkah laku yaitu adanya perubahan tingkah laku, dari tidak tahu manjadi tahu, dari tidak terampil menjadi terampil; b.

  Perubahan tingkah laku relatif permanen. Ini berarti perubahan tingkah lakuyang terjadi karena belajar untuk waktu tertentu akan tetap atau tidak berubah-ubah; c. Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada saat proses belajar sedang berlangsung; d.

  Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau pengalaman; e. Pengalaman atau latihan itu dapat memberikan penguatan.

  Sesuatu yang memperkuat itu akan memberikan semangat atau dorongan untuk mengubah tingkah laku.

  3. Pengertian Hasil Belajar

  Hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Pengertian tentang hasil belajar sebagaimana diuraikan di atas dipertegas oleh Nawawi (dalam susanto, 2013: 5) yang menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu.

  Hasil belajar merupakan perubahan perilaku baik peningkatan pengetahuan, perbaikan sikap, maupun peningkatan keterampilan yang dialami siswa setelah menyelesaikan kegiatan pembelajaran. Hasil belajar sering disebut juga dengan prestasi belajar tidak dapat dipisahkan dari perbuatan belajar, karena belajar merupakan suatu perubahan sikap dan tingkah laku seseorang berdasarkan pengalamannya (Hosnan, 2014: 158).

  Hasil belajar yang dicapai telah sesuai dengan tujuan yang dikehendaki dapat ketahui melalui evaluasi. Sunal (dalam susanto, 2013: 6) evaluasi adalah proses penggunaan informasi untuk membuat pertimbangan seberapa efektif suatu program telah memenuhi kebutuhan siswa. Evaluasi ini dapat dijadikan feedback atau tindak lanjut, atau bahkan cara untuk mengukur tingkat penguasaan siswa.

  Kemajuan prestasi belajar siswa tidak saja diukur dari tingkat penguasaan ilmu pengetahuan, tetapi juga sikap dan kepterampilan.

  Penilaian hasil belajar siswa mencakup segala hal yang dipelajari di sekolah, baik itu pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang berkaitan dengan mata pelajaran yang diberikan kepada siswa (Susanto, 2013: 6).

  Penulis menyimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku baik peningkatan pengetahuan, perbaikan sikap, maupun peningkatan keterampilan yang dialami siswa setelah menyelesaikan kegiatan pembelajaran serta tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes dalam mempelajari materi.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar.

  Secara umum faktor yang memengaruhi hasil belajar dibedakan atas dua katagori, yaitu faktor internal dan eksternal. Kedua faktor internal dan eksternal tersebut saling mempengaruhi dalam proses belajar individu sehingga menentukan kualitas hasil belajar (Bahruddin dan Esa, 2008: 19).

a. Faktor Internal

  Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar individu. Faktor internal ini meliputi faktor fisiologis dan psikologis.

1) Faktor Fisiologis

  Faktor fisiologis adalah faktor yang berhubungan dengan kodisi fisik individu. Faktor ini dibedakan menjadi dua macam. Pertama keadaan kesehatan jasmani. Keadaan kesehatan jasmani pada umumnya sangat mempengaruhi aktivitas belajar seseorang. Kodisi fisik yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan individu dan begitu pula sebaliknya kondisi fisik yang lemah atau sakit akan menghambat tercapainya hasil belajar yang maksimal oleh karena itu, kesehatan jasmani sangat mempengaruhi proses belajar, maka untuk meningkatkan hasil belajar perlu ada usaha menjaga kesehatan jasmani.

Dokumen yang terkait

PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DALAM PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VA SD NEGERI 06 METRO BARAT

0 16 69

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS II SD NEGERI 1 TALANG JAWA TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 11 34

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS II SD NEGERI 1 TALANG JAWA TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 12 36

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA SISWA KELAS 1V SD NEGERI 2 MATARAM KABUPATEN PRINGSEWU

0 6 38

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA SISWA KELAS 1V SD NEGERI 2 MATARAM KABUPATEN PRINGSEWU

0 5 40

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) KELAS IV SISWA SD NEGERI TANJUNG SENANG BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 17 67

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DEVISION (STAD) PADA SISWA KELAS V A SD NEGERI WAY HALIM PERMAI

0 12 45

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) PADA SISWA KELAS V SD N 2 GEDUNG AIR BANDAR LAMPUNG

0 7 46

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 BOJONG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 8 107

KOMPARASI KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DAN TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS) PADA SISWA SMP

0 0 8