EVALUASI PROGRAM GERAKAN PEMBANGUNAN MASYARAKAT PANTAI (GERBANG MAPAN) DI KABUPATEN TANGERANG - FISIP Untirta Repository

  

EVALUASI PROGRAM GERAKAN PEMBANGUNAN

MASYARAKAT PANTAI (GERBANG MAPAN)

DI KABUPATEN TANGERANG

SKRIPSI

  Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Administrasi Publik Pada Konsentrasi Kebijakan Publik

  Program Studi Administrasi Publik Oleh:

SITI MAEZAHROH

  6661142851

  

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

SERANG, 2018

  JIKA KAMU TIDAK TAHAN AKAN LELAHNYA BELAJAR, MAKA KAMU HARUS SANGGUP MENAH LELAHNYA DIBODOHI SEUMUR HIDUPMU

  • SKRIPSI INI KU PERSEMBAHKAN UNTUK KEDUA ORANGTUAKU,

    ADIK, SAHABAT DAN MEREKA YANG SENATIASA SELALU MENDOAKAN

  

IMAM SYAFI’I-

  ABSTRAK

  

Siti Maezahroh. NIM. 6661142851. Skripsi. Evaluasi Program Gerakan

Pembangunan Masyarakat Pantai (Gerbang Mapan) di Kabupaten

Tangerang. Pembimbing I: Drs. Oman Supriyadi, M.Si dan Pembimbing II:

Riny Handayani, M. Si

  Fokus penelitian adalah evaluasi Program Gerakan Pembangunan Masyarakat Pantai (Gerbang Mapan) di Kabupaten Tangerang. Permasalahan pada penelitian adalah kurang siapnya agen pelaksana di tingkat SKPD maupun aparatur desa, rendahnya partisipasi masyarakat, tidak sesuainya anggaran, belum adanya peningkatan ekonomi dan perbaikan infrastruktur dasar yang signifikan. Tujuan penelitian adalah untuk mengevaluasi Program Gerbang Mapan di Kabupaten Tangerang dan mengetahui sejauhmana pengaruh yang ditimbulkan dari Program Gerbang Mapan. Teori yang digunakan adalah teori Evaluasi Kebijakan Publik CIPP (Context, Input, procces, Product) oleh Daniel Stufflebeam (1966). Metode penelitian yang digunakan metode kualitatif deskriptif. Analisis data yang digunakan dengan prosedur reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan oleh Matthew B. Milles dan Michael Huberman. Hasil penelitian menunjukkan pelaksanaan Program Gerbang Mapan belum berjalan dengan optimal secara pelaksanaan masih banyak desa dan kegiatan yang belum dilaksanakan, Program Gerbang Mapan belum memberikan dampak signifikan, belum terbangunnya koordinasi di lingkungan SKPD maupun pemerintahan desa dan belum adanya pengawasan. Saran yang menjadi rekomendasi adalah merubah leading sector, melaksanakan program dengan bertahap sesuai potensi dan karakteristik desa, memberikan pengawasan dan pembinaan yang intensif pada penerima bantuan, menyelaraskan rencana Program Gerbang Mapan dengan rencana kerja dinas dan menjalin koordinasi yang lebih baik dengan SKPD maupun pemerintahan desa.

  Kata Kunci : Evaluasi, Program Gerbang Mapan, Pesisir.

  

ABSTRACT

Siti Maezahroh. NIM. 6661142851. Research Paper. The Evaluation of Coastal

Community Development Movement Program in Tangerang Regency. First

Supervisor: Drs. Oman Supriyadi, M.Si and Second Supervisor: Riny

Handayani, M. Si

This research was focused on evaluation of coastal community development

movement program in Tangerang Regency. The problems found in this research

were the lack of agents ’ readiness on either government agent level or the village

apparatus, the low participation of the community, the inappropriate budget, the

absence of significant economic improvement, the absence of basic infrastructure

improvements. This research was intended to evaluate evaluation of coastal

community development movement program in Tangerang Regency and to find

out how far the influence of evaluation of coastal community development

movement program was. Theory used was CIPP (Context, Input, Process,

Product) Public Policy Evaluation theory by Daniel Stufflebeam (1966). Method

used was desciptive qualitative method. Data analysis used was procedures of

data reduction, data presentation, and conclusion by Matthew B. Milles and

Michael Huberman. The results showed that evaluation of coastal community

development movement program has not been optimally implemented; several

villages and agendas have not been done, evaluation of coastal community

development movement program has not provide a significant influence, the

coordination in either government agent or village government environment has

not been found and the supervision has not been conducted. Related to the results,

the researcher offered some suggestions such as changing leading sector,

implementing the program gradually according to the village's potential and

characteristics, providing intensive supervision and guidance to beneficiaries,

align the plans of evaluation of coastal community development movement

program with the work plan, being better at coordinating with government agent

or village apparaturs.

  

Keywords : Coast, Evaluation , Evaluation of Coastal Community Development

Movement Program .

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur peneliti ucapkan kehadirat Allah Swt atas segala rahmat hidayah dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul Evaluasi Program Gerakan Pembangunan Masyarakat

  

Pantai (Gerbang Mapan) di Kabupaten Tangerang. Skripsi ini disusun dalam

  rangka memenuhi syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Administrasi Publik pada Konsentrasi Kebijakan Publik Program Studi Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  Terimakasih atas dukungan dari berbagai pihak yang telah membantu secara moriil maupun materiil dalam melakukan penelitian untuk kelancaran penyusunan skripsi ini, secara khusus untuk doa yang tiada henti dari Mama dan Bapak, atas jerih payah yang tulus ikhlas, tidak pernah menyerah dalam mendidik dan memberi semangat serta untuk Adiya sebagai adik yang selalu menyemangati, mengingatkan serta menghibur selama proses penulisan skripsi. Sehubungan dengan hal itu maka peneliti juga menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:

  1. Bapak Prof. Dr. Soleh Hidayat, M.Pd., Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  2. Bapak Dr. Agus Sjafari, S.Sos., M.Si., Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirayasa.

  3. Ibu Rahmawati S.Sos., M.Si., Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  4. Bapak Iman Mukhroman, M.Si., Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  5. Bapak Kandung Sapto Nugroho S.Sos., M.Si., Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan juga sebagai Dosen Pembimbing Metodologi Penelitian Administrasi.

  6. Ibu Listyaningsih, S.Sos., M.Si., Ketua Program Studi Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  7. Ibu Dr. Arenawati, S.Sos., M.Si.,Wakil Ketua Program Studi Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  8. Ibu Rina Yulianti, M.Si., Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan banyak arahan dan perhatian dalam perkuliahan dan penyusunan skripsi ini.

  9. Bapak Drs. Oman Supriyadi, M.Si., Dosen Pembimbing I yang selalu memberikan arahan dan masukan dalam penyusunan skripsi.

  10. Ibu Riny Handayani, M.Si., Dosen Pembimbing II yang juga selalu memberikan arahan, masukan dan kritik yang membangun serta semangat dalam penyusunan skripsi.

  11. Kepada seluruh Dosen Program Studi Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang telah mendidik dan membekali penulis dengan ilmu-ilmu pengetahuan yang bermanfaat selama perkuliahan.

  12. Para Staff Tata Usaha Program Studi Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa atas segala bantuan administrasi dan informasi selama perkuliahan.

  13. Bapak SM. Agustin Hari Mahardika Selaku Kasubag TU Upt BBI Dinas Perikanan Kab. Tangerang/Sekretaris Program Gerbang Mapan yang telah memberikan informasi yang diperlukan, selalu memberikan semangat dan menjadi teman diskusi dalam penelitian ini.

  14. Kepada seluruh informan penelitian yang telah memberikan informasi dan meluangkan waktu untuk penulis demi kelancaran penelitian.

  15. Terima kasih kepada Pasukan Tempur (S)(K)R(I)(P)SI M. Irfan Nawawi, Rifda Deliana, Rachmi Hidayati, Luthfan Dwi A.P., Ilham Gunawan, Dede Ayub, Randy Arlan, Dhany Subarkah, Anggita Adeliani, Annisa Rizqiyah, Megawati, Zetha Bernynda dan Anna Novita Sari yang selalu menyemangati serta ikhlas mendengarkan keluh kesah selama menjalani penyusunan skripsi.

  16. Terima kasih kepada seluruh kawan-kawan Administrasi Publik Angkatan 2014, yang tidak dapat disebutkan satu persatu namun telah memberikan kesan, tawa, serta dukungan agar kelak sukses bersama.

  17. Terima kasih kepada kawan-kawan Himane 2015, Himane 2016 dan Bem FISIP 2017 yang telah memberikan kebahagiaan dalam berorganisasi dan hangatnya kekeluargaan

  18. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu namun telah membantu selama perkuliahan dan penyusunan skripsi.

  Atas segala bantuan dan bimbingan serta kerjasama yang baik yang telah diberikan selama penyusunan skripsi, maka peneliti ucapkan terimakasih dan hanya dapat memanjatkan doa semoga kebaikan tersebut dibalas dengan pahala yang berlipat ganda dan merupakan suatu amal kebaikan di sisi Allah SWT.

  Peneliti juga menyadari bahwa dalam penyususnan skripsi ini masih terdapat kekurangan-kekurangan, maka dengan segala kerendahan hati penulis menerima kritik dan saran yang membangun dari semua pihak.

  Akhir kata penulis berharap agar upaya ini dapat mencapai maksud yang diinginkan dan dapat menjadi tulisan yang berguna bagi semua pihak.

  Serang, Juli 2018 Peneliti

  Siti Maezahroh

  

DAFTAR ISI

Halaman PERNYATAAN ORISINALITAS LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ABSTRAK ABSTRACT

  

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... v

DAFTAR TABEL............................................................................................ vi

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................

  1

  1.2 Identifikasi Masalah ................................................................... 15

  1.3 Rumusan Masalah ...................................................................... 15

  1.4 Tujuan Penelitian ....................................................................... 15

  1.5 Manfaat Penelitian ..................................................................... 16

  1.6 Sistematika Penulisan ................................................................ 17

  BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA BERFIKIR DAN ASUMSI DASAR

  2.1 Tinjauan Pustaka ....................................................................... 20

  2.1.1 Pengertian Kebijakan Publik ............................................ 20

  2.1.2 Pengertian Evaluasi kebijakan ......................................... 24

  2.1.3 Pengertian Evaluasi Program ........................................... 25

  2.1.4 Model Evaluasi Kebijakan ............................................... 27

  2.1.4.1 Model Evaluasi Kebijakan William Dunn ........... 27

  2.1.4.2 Model Evaluasi Kebijakan Leo Agustino ............ 31

  2.1.4.3 Model Evaluasi Kebijakan CIPP ......................... 33

  2.1.5 Pengertian Wilayah dan Masyarakat Pesisir .................... 36

  2.1.5.1 Pengertian Wilayah pesisir ................................... 36

  2.1.5.2 Pengertian Masyarakat Pesisir ............................. 38

  2.1.6 Pengertian Program Gerbang Mapan ............................... 41

  2.2 Penelitian Terdahulu .................................................................. 47

  2.3 Kerangka Berfikir ...................................................................... 53

  2.4 Asumsi Dasar ............................................................................. 54

  BAB III METODOLOGI PENELITIAN

  3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian ........................................... 55

  3.2 Ruang Lingkup/Fokus Penelitian .............................................. 56

  3.3 Lokasi Penelitian ........................................................................ 57

  3.4 Variabel Penelitian ..................................................................... 57

  3.4.1 Definisi Konsep ................................................................ 57

  3.4.2 Definisi Operasional ......................................................... 59

  3.5 Instrumen Penelitian .................................................................. 60

  3.6 Informan Penelitian .................................................................... 61

  3.7 Teknik pengumpulan Data ......................................................... 62

  3.8 Teknik Analisis Data ................................................................. 66

  3.9 Uji Keabsahan Data ................................................................... 68

  3.10 Jadwal Penelitian ..................................................................... 70

  BAB IV PEMBAHASAN

  4.1 Deskripsi Objek Penelitian ........................................................ 71

  4.1.1 Gambaran Umum Kabupaten Tangerang ......................... 72

  4.1.2 Gambaran Kondisi Umum Pesisir Kabupaten Tangerang......................................................................... 83

  4.1.3 Gambaran Umum Dinas Perikanan Kabupaten Tangerang......................................................................... 86

  4.2 Deskripsi Data Penelitian .......................................................... 89

  4.2.1 Daftar Informan Penelitian ............................................... 89

  4.2.2 Deskripsi Data .................................................................. 90

  4.3 Deskripsi Hasil Penelitian ......................................................... 92

  4.3.1 Evaluasi Konteks .............................................................. 93

  4.3.2 Evaluasi Input ................................................................... 103

  4.3.3 Evaluasi Proses ................................................................. 112

  4.3.4 Evaluasi Produk ................................................................ 125

  4.4 Pembahasan ................................................................................ 132

  BAB V PENUTUP

  5.1 Kesimpulan ................................................................................ 160

  5.2 Saran .......................................................................................... 161

  DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

  DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Daftar Klasifikasi Rumah Tangga Miskin Kabupaten Tangerang ..

  6 Tabel 2.1 Tahapan Kebijakan Publik ............................................................. 23

Tabel 3.1 Informan Penelitian ......................................................................... 62Tabel 3.2 Pedoman Wawancara ...................................................................... 63Tabel 3.3 Jadwal Penelitian ............................................................................ 70Tabel 4.1 Wilayah Administrasi Kabupaten Tangerang .................................. 75Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Kabupaten Tangerang 2017 ................................. 77Tabel 4.3 Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Tangerang 2014-2016 ..... 78Tabel 4.4 Jumlah Rumah Tangga di Kabupaten Tangerang 206 ...................... 79Tabel 4.5 Kepadatan Penduduk Kabupaten Tangerang 2016 ........................... 81Tabel 4.6 Luas Wilayah Kecamatan Pesisir ...................................................... 84Tabel 4.7 Luas Wilayah dan Nama Desa Kecamatan Pesisir 2017 .................. 85Tabel 4.8 Informan Penelitian ........................................................................... 89Tabel 4.9 Rekapitulasi Pelaksanaan Kegiatan Program Gerbang Mapan ......... 118Tabel 4.10 Desa-Desa Penerima Program Gerbang Mapan.............................. 150Tabel 4.11 Ringkasan Hasil Penelitian ............................................................. 153Tabel 4.12 Anggaran Program Gerbang Mapan Tahun 2014-2017 .................. 158

  

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Potensi Besar Laut Indonesia ........................................................

  2 Gambar 1.2 Tumpukan Sampah di Desa Pesisir ..............................................

  7 Gambar 2.1 Model Evaluasi Leo Agustino ....................................................... 31

Gambar 2.2 Diagram Pembagian Zonasi/Wilayah Kepesisiran ........................ 37Gambar 2.3 Kerangka Berfikir .......................................................................... 53Gambar 3.1 Teknik Analisis Data ..................................................................... 66Gambar 4.1 Peta Administrasi Kabupaten Tangerang ...................................... 74Gambar 4.2 Peta Topografi Wilayah Pesisir Kabupaten Tangerang ................ 83Gambar 4.4 Framework Program Gerbang Mapan........................................... 115

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

  Indonesia merupakan sebuah negara yang terdiri dari lautan dan daratan, dimana Indonesia terbentang dari Sabang sampai Merauke. Salah satu keunikan Indonesia yaitu memiliki wilayah lautan yang lebih luas dibandingkan wilayah daratan. Luas wilayah laut Indonesia adalah dua per tiga dari seluruh luas Negara Indonesia, yaitu sekitar 3.273.810 km² sedangkan luas daratan Indonesia adalah 1.919.440 km². Wilayah Indonesia terbentang sepanjang 3.977 mil yang berawal dari Samudera Hindia hingga Samudera Pasifik, menjadikan Indonesia sebagai negara kepualauan terbesar di dunia, terdiri dari lima pulau besar yaitu Pulau Sumatera, Pulau Jawa, Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi dan Pulau Papua. Bukan hanya pulau-pulau besar, Indonesia juga memiliki pulau-pulau kecil nan indah yang tersebar di seluruh Indonesia.

  2 Sebagai negara kepulauan terbesar (1.904 ribu km ) dan negara dengan garis

  2

  pantai terpanjang kedua (55 ribu km ) setelah Kanada serta letaknya yang berada di garis khatulistiwa menjadikan Indonesia dijuluki sebagai negara mega

  

biodiversity , karena memiliki keragaman dan kekayaan sumberdaya yang

  melimpah. Hal tersebut tidak hanya berlaku pada daratan Indonesia tetapi lautan Indonesia juga memiliki kekayaan yang sangat luar biasa. Di dalam laut Indonesia tersimpan begitu banyak kekayaan alam yang tidak dimiliki negara lain. Bahkan Indonesia menjadi habitat dari 37% spesies ikan terumbu karang dan 76% spesies terumbu karang dunia. Kekayaan kelautan Indonesia juga dapat berpotensi menjadi pusat bisnis perikanan, pelayaran sampai pariwisata, dan diharapkan mampu menopang kehidupan 7,9 juta penduduk miskin yang bergantung pada laut Indonesia. Seperti yang terdapat pada gambar yang peneliti lampirkan di bawah ini.

Gambar 1.1 Potensi Besar Laut Indonesia

  

  (Sumber : diakses pada 21 Desember 2017) Besarnya potensi kelautan yang dimiliki Indonesia sampai saat ini belum bisa dimanfaatkan dengan maksimal. Sebagai negara maritim terbesar, pembangunan di wilayah pesisir dan laut belum mendominasi, sehingga kenyataan ini tidak serta merta menjadikan pembangunan sektor kelautan dan maritim sebagai primadona pembangunan. Hal ini disebabkan oleh dua hal, yaitu pemilihan strategi pembangunan Indonesia yang tidak memihak pada kelautan sebagai salah satu penggerak utama pembangunan serta ketidakjelasan perencanaan pembangunan di wilayah pesisir. Kekayaan dan potensi yang sangat besar dari pengelolaan kelautan Indonesia sampai saat ini dirasa belum berperan besar bagi kemajuan bangsa Indonesia dalam hal ekonomi maupun pemberdayaan masyarakat. Berbeda dengan yang pernah dikatakan Presiden Republik Indonesia saat ini Bapak Jokowi, kita harus bekerja dengan sekeras-kerasnya untuk mengembalikan Indonesia sebagai negara maritim. Samudera, laut, selat dan teluk adalah masa depan peradaban kita. Kita telah terlalu lama memunggungi laut, memunggungi samudera, memunggungi selat dan teluk. Kini saatnya kita mengembalikan semuannya sehingga Jalesveva Jayamahe, di laut justru kita jaya, sebagai semboyan nenek moyang kita d i masa lalu, bisa kembali membahana” (Sumber : kompas.com diakses pada 21 Desember 2017).

  Sedangkan sekarang ini pemerintah belum memfokuskan pembangunan pada potensi kelautan Indonesia, hal ini diperkuat dengan Badan Pusat Satistik Indonesia yang mencatat sekitar 7,87 juta jiwa penduduk miskin nasional menggantungkan hidupnya dari laut. Mereka tersebar di 10.666 desa pesisir yang berada di 300 kota/kabupaten di Indonesia, daerah pesisir masih menjadi daerah- daerah yang tertinggal di Indonesia dengan masih kurangnya infrastruktur dasar, sarana kesehatan, pendidikan dan sebagainnya. Masyarakat pesisir juga masih terikat pada pemikiran yang tertinggal dan tidak dapat mengoptimalkan potensi yang ada. Hal ini berdampak pada penurunan kualitas dan kurang berkembangnya kegiatan ekonomi yang berbasis pemanfaatan sumber daya pesisir dan lautan. (Sumber: www.neraca.co.id)

  Dari tiga puluh tiga provinsi yang dimiliki Indonesia, Banten merupakan salah satu provinsi yang memiliki potensi laut dan wilayah pesisir yang besar, tetapi belum dapat mengoptimalkan pembangunan dari daerah pesisir maupun lautnya. Wilayah pesisir dan laut Provinsi Banten memiliki luas perairan

  2

  11.134,22 km (belum termasuk perairan nusantara/teritorial dan ZEEI yang dapat dimanfaatkan) dengan panjang garis pantai 509 km serta 55 pulau-pulau kecil dan pulau terluar yang menyimpan keragaman dan kekayaan sumberdaya pesisir dan laut. Banten terkenal dengan potensi lautnya seperti jejeran pantai-pantai (Anyer, Carita, Sawarna) bahkan Tanjung Lesung sebagai Kawasan Ekonomi Khusus dan jumlah tangkapan ikan di Provinsi Banten sebanyak 60.000 ton/tahun. Jumlah tersebut mampu untuk pemenuhan di pasar lokal Banten, dijual ke pasar-pasar Jakarta bahkan ekspor. Seperti yang disebutkan di atas, wilayah pesisir dapat menjadi daerah yang memiliki potensi ekonomi namun pada kenyataannya tidak didukung dengan pemberdayaan masyarakat pesisir. Masyarakat pesisir belum memiliki pengetahuan yang luas mengenai cara mengelola wilayah pesisirnya.

  Sehingga di Provinsi Banten wilayah pesisir merupakan wilayah dengan daerah yang masih miskin (Sumber : Dokumen RPJM Provinsi Banten 2007-2012).

  Pembangunan pesisir yang terabaikan dan kurang mendapat perhatian menyebabkan desa pesisir dihadapkan dengan empat persoalan pokok, yaitu tingginya tingkat kemiskinan masyarakat pesisir, kerusakan sumber daya pesisir, rendahnya kemandirian organisasi sosial desa dan minimnya infrastruktur serta kesehatan lingkungan (Sumber: http://pdpt.gaismedia.com ).

  Buruknya pengelolaan dan regulasi pada pemerintahan pusat tentu akan memberikan dampak pada daerah-daerah pesisir lainnya, karena kondisi yang sama juga ditemui di wilayah pesisir Kabupaten Tangerang yang tidak jauh berbeda dengan kondisi nasional, dimana kondisi pesisir Kabupaten Tangerang juga cukup memperihatinkan. Permasalahan di wilayah pesisir Pantai Utara Kabupaten Tangerang memang sangat krusial, banyak permasalahan- permasalahan yang sampai saat ini belum terselesaikan seperti permasalahan kemiskinan, sampah sampai pada abrasi yang menjadi bencana atau fenomena alam yang terus terjadi di Kabupaten Tangerang.

  Menurut data yang diperoleh peneliti dari jurnaltangerang.com sebanyak 7% dari 3,1 jiwa masyarakat Kabupaten Tangerang tinggal di wilayah pesisir, yaitu sekitar 81.603 rumah tangga atau 314.351 penduduk miskin yang perlu dientaskan.. Dengan adanya sumberdaya laut semestinya masalah ini dapat diatasi, dengan membuat masyarakat yang lebih berdaya guna. Berikut daftar klasifikasi rumah tangga miskin berdasarkan kecamatan di pesisir Kabupaten Tangerang yang disajikan pada tabel 1.1.

Tabel 1.1 Data Klasifikasi Rumah Tangga Miskin Kecamatan Pesisir

  Kabupaten Tangerang 2017

  

NAMA JUMLAH RUMAH TANGGA JUMLAH

KECAMATAN DESIL 1*) DESIL 2*) DESIL 3*) DESIL 4*)

KRONJO 1.958 2.041 3.539 2.409 9.947

  MEKAR BARU 2.104 1.963 2.548 1.026 7.641

MAUK 1.875 1.964 3.874 3.556 11.269

KEMIRI 1.956 1.552 2.427 1.530 7.465

SUKADIRI 9.80 1.257 2.469 1763 6.469

PAKUHAJI 3.544 4.158 6.104 2.596 16.402

  

TELUKNAGA 3.136 3.191 4.927 2.204 13.458

KOSAMBI 1.474 1.923 3.524 2.031 8.952

TOTAL 17.027 18.049 29.412 17..115 81.603

  • Catatan Desil 1 : (kondisi kesejahteraan sampai dengan 10% terendah di Indonesia) Desil 2 : (kondisi kesejahteraan sampai dengan 11% - 20% terendah di Indonesia) Desil 3 : (kondisi kesejahteraan sampai dengan 21% - 40% terendah di Indonesia) Desil 4 : (kondisi kesejahteraan sampai dengan 31% - 40% terendah di Indonesia) (Sumber: Basis Data Terpadu Untuk Perlindungan Sosial, )

  Masalah lain yang sangat penting adalah masalah sampah, sampah menjadi gambaran utama di wilayah pesisir Kabupaten Tangerang. Hal ini dikarenakan wilayah pesisir Kabupaten Tangerang merupakan hilir dari perjalanan panjang Daerah Aliran Sungai Cisadane. Mulai dari Kabupaten Bogor sampai dengan Kota DKI Jakarta. Selain itu pencemaran juga terjadi di laut Kabupaten Tangerang, hal tersebut dikarenakan laut Kabupaten Tangerang yang dilintasi oleh kapal-kapal yang akan bersandar di Pelabuhan Tanjung Priok kemudian melakukan pertukaran air balas (Water Ballast Change), yang berisi zat-zat kimia dan membuat pencemaran pada air laut Kabupaten Tangerang. (Pemaparan Bupati Tangerang pada kegiatan high level meeting integrated coastal management, pada

  2 Februari 2018). Dan dibuktikan dengan dokumentasi peneliti sebagai berikut pada gambar 1.2.

Gambar 1.2 Tumpukan Sampah di Wilayah Pesisir Kabupaten Tangerang

  (Sumber : Peneliti, 2018) Selain itu wilayah pesisir Kabupaten Tangerang dihadapkan pula pada ancaman fenomena alam atau yang lebih dikenal dengan abrasi dengan tingkat yang cukup tinggi. Fenomena abrasi adalah permasalahan yang krusial dan sangat berpengaruh di wilayah pesisir. Abrasi yang terjadi di wilayah pesisir utara Kabupaten Tangerang merupakan dampak negatif dari kegiatan pengembangan wilayah yang tidak diantisipasi pada pembangunan masa lampau. Abrasi di sepanjang pesisir pantai menimbulkan kerugian seperti penurunan luasan daratan dan terancamnya pemukiman dan aktivitas penduduk. Peristiwa abrasi dapat disebabkan oleh beberapa hal antara lain hilangnya pohon bakau (Rhizopora sp.) dan api-api (Avicennia sp) yang seharusnya dapat menjadi gerbang utama penyelamat pantai dari ancaman gelombang, serta ancaman angin muson barat, penggalian pasir baik secara legal maupun illegal dan adanya bangunan tegak lurus pantai yang mempercepat terjadinya abrasi.

  Berdasarkan data yang diperoleh peneliti dari Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Tangerang, abrasi yang terjadi di wilayah pesisir Kabupaten Tangerang terhitung sejak tahun 1995-2015 sudah mencapai 579,8 Ha. Fenomena ini perlu penanganan serius, jika tidak hal ini berpotensi merusak sumberdaya alam dan mengakibatkan masyarakat kehilangan mata pencaharian karena masyarakat pesisir sangat bergantung pada sumberdaya alam tersebut.

  Potensi sumberdaya pesisir dan laut Kabupaten Tangerang yang cukup tinggi, mulai dari tersedianya sumber bahan makanan utama seperti ikan dan rumput laut, potensi pariwisata dan lainnya seharusnya dapat menjadi keunggulan komparatif yang tinggi pula. Potensi keunggulan komparatif yang tinggi ini dapat dikembangkan sebagai keunggulan kompetitif yang dapat dikembangkan oleh desa-desa di wilayah pesisir sehingga mampu meningkatkan kemajuan wilayahnya, meningkatkan pendapatan daerah, dan kesejahteraan masyarakat. Menurut Dinas Perikanan Kabupaten Tangerang, strategi dalam mendorong pembangunan di wilayah pesisir harus berpegang pada prinsip pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Pembangunan ekonomi wilayah berbasis sumberdaya dapat bertumpu pada tiga pilar yaitu sebagai sentral produsen, sentral konsumen, dan sentral sumberdaya itu sendiri. Ketiga pilar ini dapat dioptimalisasi secara bersamaan maupun parsial tergantung pada kondisi dan situasi wilayah serta kemampuan wilayah tersebut untuk mengembangkan potensinya.

  Kabupaten Tangerang seharusnya mampu menjalankan pembangunan khususnya di wilayah pesisir dalam kerangka tiga pilar ini. Dalam konteks tersebut, Kabupaten Tangerang dapat dikatakan memiliki pilar pertama yaitu

  

resources center . Sementara itu, peran provinsi sebagai pusat produsen

  (producers center) bagi produk dan jasa kelautan dan perikanan juga memiliki arti penting dan cukup potensial. Sebagai pusat konsumen (consumers center), Kabupaten Tangerang berpotensi menjadi salah satu pintu keluar bagi ekspor hasil kelautan dan perikanan (pasar ekspor) maupun menjadi salah satu pusat pertumbuhan pasar daerah (pasar domestik).

  Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah, mendorong daerah-daerah untuk dapat mengurusi potensi daerahnya dengan mandiri sesuai dengan kondisi dan potensi daerah yang ada. Selain adanya wewenang untuk mengurusi wilayahnya sendiri, pada tahun 2012-2014 Kementerian Kelautan dan Perikanan RI meluncurkan sebuah program untuk membantu membangun masyarakat dan wilayah pesisir. Program tersebut adalah Program Pengembangan Desa Pesisir Tangguh, program ini dilaksanakan di 16 kawasan pesisir kabupaten/kota yang ada di Indonesia dan salah satunya adalah Kabupaten Tangerang. Program ini dilaksanakan di Kecamatan Teluknaga meliputi Desa Muara, Desa Tanjung Burung dan Desa Tanjung Pasir. Kata “Tangguh” yang menjadi ciri khas dari program PDPT ini betul-betul menjadi pegangan kuat bagi masyarakat pesisir yang merasakan program tersebut. Sebagai catatan kecil, program ini mempunyai aturan main implementasi dalam kegiatan fisik tidak diberikan insentif khusus karena akan meruntuhkan semangat partisipasi dan rasa kepemilikan (sense of belonging) terhadap apa yang sudah mereka bangun untuk desa. Semangat rasa kepemilikan ini menjadi penting guna menjamin keberlanjutan manfaat dari fasilitas tersebut terkait unsur pengelolaan dan pemeliharaan. Jika masyarakat merasa fasilitas itu dibuat oleh mereka dan untuk mereka sendiri, maka akan ada perasaan untuk selalu menjaga serta merawat fasilitas tersebut.

  Program di atas menginspirasi Kabupaten Tangerang untuk mendorong pembangunan di wilayah pesisir yang berkelanjutan selepas dari berakhirnya program PDPT pada tahun 2014. Selain keberhasilan PDPT melihat banyaknya permasalahan yang ditemukan di wilayah pesisir Kabupaten Tangerang, kemudian Bupati Kabupaten Tangerang lewat Peraturan Daerah No. 5 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Tangerang mencanangkan 25 program unggulan. Salah satunya yaitu Program Gerakan Pembangunan Masyarakat Pantai (Gerbang Mapan). Program Gerbang Mapan merupakan sebuah program yang dibuat untuk menjalankan salah satu misi Bupati “Mewujudkan keserasian dan keseimbangan pembangunan yang berwawasan lingkungan melalui sistem perencanaan dan pengendalian tata ruang yang terstruktur, khususnya program ini dirancang untuk membantu menyelesaikan permasalahan-permasalahan wilayah pesisir Kabupaten Tangerang, memperbaiki perekonomian masyarakat, perbaikan infrastuktur dasar dan membuat masyarakat menjadi lebih berdaya. Program ini merupakan sebuah program lintas sektor, yang melibatkan lebih dari satu dinas pemerintahan. Program Gerbang Mapan juga mengusung pengelolaan pesisir berkelanjutan atau ICM yang dianggap mampu membantu pelaksanaan program. Program ini dibuat dengan sasaran 25 desa pesisir yang tersebar di delapan kecamatan pesisir di Kabupaten Tangerang yaitu Kecamatan Kronjo, Kecamatan Mekarbaru, Kecamatam Kemiri, Kecamatan Mauk, Kecamatan Sukadiri. Kecamatan Pakuhaji, Kecamatan Teluknaga dan Kecamatan Kosambi.

  Program ini mulai dirancang pada tahun 2014, dan bekerja sama dengan PKSPL IPB sebagai rekan akademisi yang akan membantu dalam pendampingan dan penyusununan isu-isu strategis yang muncul serta merancang rencana aksi dari Program Gerbang Mapan, yang selanjutnya hasil kerjasama tersebut tertuang dalam sebuah dokumen perencanaan atau yang sering disebut Roadmap Gerbang Mapan. Dari roadmap tersebut tertuang Program Gerbang Mapan memiliki tiga fokus utama yang hendak dicapai, yaitu peningkatakan perekonomian masyarakat pesisir, untuk mendukung peningkatan ekonomi masyarakat pesisir, perbaikan infrastuktur dasar dan membangun masayarakat pesisir yang lebih berdaya.

  Dari pelaksanaan Program Gerbang Mapan selama kurang lebih lima tahun belum semua desa pesisir menerima Program Gerbang Mapan, dari 25 desa yang menjadi sasaran program, yang menerima Program Gerbang Mapan ada 9 desa yaitu Desa Patramanggala, Desa Marga Mulya, Desa Muara, Desa Ketapang, Desa Kronjo, Desa Muncung, Desa Tanjung Burung, Desa Surya Bahari dan Desa Karang Serang. Dari Sembilan desa ini, penerimaan bantuan Program Gerbang Mapan juga tidak sama dari desa dengan desa yang lainnya hal ini dilakukan dengan mempertimbangkan potensi desa dan tingkat keaktifan atau partisipasi masyarakat dalam Program Gerbang Mapan. Selain itu ketidakmerataan Program Gerbang Mapan dikarenakan sudah bergesernya lahan perairan atau tambak menjadi daratan hal ini terjadi di Kecamatan Kosambi. Dengan demikian juga belum terjadi perubahan yang signifikan baik dari segi peningkatan perekonomian, perberdayaan masyarakat maupun perbaikan infrastruktur dalam hal ini yang berkaitan langsung dengan Program Gerbang Mapan. Karena dari pelaksanaan program ini masih ditemukan beberapa permasalahan yang kemudian Program Gerbang Mapan ini menjadi hambatan untuk dapat mencapai sasaran yang hendak dicapai. Peneliti akan mencoba menjabarkan masalah-masalah yang terjadi selama pelaksanaan Program Gerbang Mapan berlangsung.

  Pertama, kurang siapnya agen pelaksana progam baik tingkat desa maupun ditingkatan SKPD. Rendahnya partisipasi dari aparatur desa terlihat pada tahun 2014 program ini mulai berjalan dengan sosialisasi dan FGD yang dilakukan oleh Dinas Perikanan Kabupaten Tangerang. Pada kegiatan ini hanya dihadiri oleh 15 perwakilan desa untuk mewakili desanya masing-masing, sehingga Porgram Gerbang Mapan tidak banyaknya diketahui oleh aparatur desa maupun masyarakat desa pesisir. Hal ini juga berdampak kepada pelaksanaan Program Gerbang Mapan, karena stakeholders yang dianggap bisa menjembatani antara pemerintah dengan masyarakat juga kurang kooperatif. Saat observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti di desa-desa pesisir, peneliti menemukan aparatur desa yang tidak tahu dengan adanya pelaksanan Program Gerbang Mapan dan menunjukan sikap tidak peduli (apatis).

  Program Gerbang Mapan merupakan sebuah program lintas sektor, dimana pelaksanaan program ini akan melibatkan dinas-dinas lain. Dinas atau SKPD terkait yang ikut serta dalam program ini diantaranya adalah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA), Badan Lingkungan Hidup dan Kebersihan, Dinas Tata Ruang dan Bangunan Kabupaten Tangerang dengan leading sector Dinas Perikanan. Sebagai program lintas sektor tentu ada koordinasi yang dibangun dalam pelaksanaan program ini dan sudah dibentuk tim koordinasi Gerbang Mapan yang dilegalkan dengan SK Bupati. Namun pada fakta di lapangan menurut pemaparan sekretaris maupun pendamping Program Gerbang Mapan dari Dinas Perikanan, koordinasi yang diharapkan dari setiap sektor kurang berjalan dengan baik, hal ini terjadi salah satunya karena tidak sejalannya program unggulan dengan program dinas yang ada. Sehingga terjadi penumpukan dan tumpang tindih tugas atau program yang harus dijalankan. Sehingga tim koordinasi yang sudah dibentuk tidak berjalan dan tidak memaksimalkan pencapaian dari Program Gerbang Mapan. Dan dalam pelaksanaannya Program Gerbang Mapan hanya mengandalkan Dinas Perikanan saja. Sedangkan untuk mencapai tiga fokus yang sebelumnya disampaikan harus dibantu oleh dinas-dinas lain. Sehingga bantuan yang diberikan terkesan tidak tuntas, sebagai contoh bantuan untuk mendistribusikan produk barang hasil olahan masyarakat yang dapat dilakukan oleh Dinas Koperasi dan UMKM, namun karena tidak berjalannya koordinasi hal tersebut tidak dapat dilaksanakan.

  Masalah lain yang ditemukan yaitu masih rendahnya partisipasi masyarakat terhadap pelaksanaan Program Gerbang Mapan. Hal ini dikatakan oleh pendamping Program Gerbang Mapan saat peneliti melakukan wawancara, masalah ini juga merupakan dampak dari masalah ketidakpedulian aparatur desa yang sebelumnya disampaikan, namun yang sangat sulit diatasi adalah karakteristik sosiologi masyarakat pesisir yang cuek dan terus ingin dibantu menjadi hambatan paling berat. Hal tersebut juga telah dikeluhkan oleh pemerintah karena sulitnya merubah mindset dari masyarakat pesisir. Dalam sebuah kebijakan, masyarakat berperan penting dalam keberhasilan atau kegagalan dari kebijakan atau program tersebut. Lebih buruk lagi, orientasi masyarakat pesisir Kabupaten Tangerang akan adanya program pemerintah adalah sebatas karena uang. Masyarakat akan mengikuti kegiatan pemerintah asal ada insentif yang diberikan seusai kegiatan. Masyarakat belum berpikir manfaat dan pengetahuan yang didapat dari kegiatan yang diikuti. Masyarakat yang demikian cenderung ingin cara-cara yang instan untuk mendapat uang, sehingga sebesar apapun bantuan yang diberikan pemerintah tidak akan dapat dimanfaatkan menjadi sebuah usaha dan yang terjadi bantuan yang diberikan akan habis untuk digunakan sehari-hari. Hal ini juga yang menyebabkan masyarakat belum dapat meningkatkan perekonomian dari hasil pengolahan maupun tangkapan ikan.

  Masalah selanjutnya yang menjadi permasalahan dalam pelaksanaan Program Gerbang Mapan adalah masalah anggaran Program Gerbang Mapan yang diberikan kerap kali dicairkan tidak sesuai dengan perencanaan, anggaran yang turun ada di akhir tahun dan hal tersebut mengakibatkan perlu adanya penyesuaian-penyesuaian dalam pelaksanaan Program Gerbang Mapan. Dengan anggaran yang terbatas dan untuk menjalankan tiga fokus atau tujuan yang hendak dicapai dengan beberapa masalah di atas tentu akan sulit ditambah lagi dengan masalah-masalah yang telah disebutkan di atas.

  Melihat permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam pelaksanaan Program Gerbang Mapan di Kabupaten Tangerang, maka akan berpengaruh pada keberhasilan dan pencapaian tujuan dari Program Gerbang Mapan, maka dari itu perlu diadakan penelitian lebih dalam mengenai evaluasi Program Gerakan Pembangunan Masyarakat Pantai (Gerbang Mapan) di Kabupaten Tangerang.

  1.2 Identifikasi Masalah

  1. Kurangnya siapnya agen pelaksana baik di tingkat SKPD maupun Aparatur Desa

  2. Rendahnya partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan Program Gerbang Mapan.

  3. Ketidaksesuaian anggaran dalam pelaksanaan Program Gerbang Mapan.

  4. Program Gerbang Mapan belum mencapai 25 desa pesisir yang menjadi sasarannya.

  5. Program Gerbang Mapan belum menunjukan peningkatan pada tiga aspek utama yaitu ekonomi, infrastruktur dasar dan pemberdayaan masyarakat

  1.3 Rumusan Masalah

  Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang telah dijelaskan oleh peneliti dan sesuai dengan identifikasi masalah maka peneliti menyimpulkan rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah Evaluasi Program Gerakan Pembangunan Masyarakat Pantai (Gerbang Mapan) di Kabupaten Tangerang?

  1.4 Tujuan Penelitian

  Tujuan dalam penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui keberhasilan pelaksanaan Program Gerbang Mapan dalam memperbaiki perekonomian, infrastruktur dasar dan pemberdayaan masyarakat pesisir di Kabupaten Tangerang dan mengetahui dampak yang dirasakan wilayah pesisir dengan adanya Program Gerbang Mapan serta mengupayakan pemerintah/dinas menambah dan/atau, mengurangi hal-hal yang terdapat dalam program sehingga dapat memaksimalkan pelaksanaan program dan dapat dikembangkan diberbagai wilayah pesisir lainnya.

1.5 Manfaat Penelitian

  Tercapainya tujuan penelitian di atas, maka diharapkan peneliatian ini juga dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis. Manfaat teoritis yang diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dan masukan bagi perkembangan program studi Administrasi Publik khusunya mengenai evaluasi kebijakan publik dan penelitian ini dapat menjadi referensi untuk peneliti lainnya.

  Sedangkan manfaat praktis yang diharapakan peneliti adalah hasil penelitian ini dapat memberikan informasi-informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam upaya pemerintahan daerah Kabupaten Tangerang dalam peningkatan kesejahteraan wilayah pesisir. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan pemikiran untuk melakukan evaluasi Program Gerbang Mapan oleh dinas terkait.

1.6 Sistematika Penulisan

  Sistematika penulisan dalam penelitian ini yaitu:

  BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini terdiri dari :

  a. Latar belakang masalah, menjelaskan mengenai ruang lingkup dan kedudukan peramasalahan yang akan menjadi alasan dilakukannya penelitian tersebut.

  b. Identifikasi masalah, menjelaskan mengenai identifikasi masalah yang ditemukan oleh peneliti dan dikaitkan dengan topik/judul penelitian.

  c. Rumusan masalah, menjelaskan mengenai penetapan masalah yang dianggap paling penting yang berkaitan dengan fokus penelitian.

  d. Tujuan penelitian, menjelaskan mengenai sasaran yang diinginkan peneliti dalam penelitiannya dan harus sejalan dengan rumusan masalah yang ada.

  e. Manfaat penelitian, menjelaskan manfaat teoritis dan praktis dari hasil penelitian.

  f. Sistematika penulisan.

  BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR DAN ASUMSI DASAR Terdiri dari :