EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA CILEGON TAHUN 2015

EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL)

  

DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL

KOTA CILEGON TAHUN 2015

SKRIPSI

  Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Pada Konsentrasi Kebijakan Publik

  Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh

  ALFI SYAHRIYANTI NIM 6661110742

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

  

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

SERANG 2017

  

ABSTRAK

Alfi Syahriyanti. NIM. 6661110742. Skripsi. Evaluasi Pelaksanaan KTP

Elektronik (KTP-el) di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota

Cilegon Tahun 2015. Pembimbing I: Maulana Yusuf, S.IP., M.Si dan

Pembimbing II: Riny Handayani, M.Si

  Kata Kunci : Evaluasi Kebijakan, KTP-el, Cilegon Tahun 2011 Kota Cilegon merupakan salah satu dari 197 Kota/Kabupaten yang telah melaksanakan program KTP-el, pada pelaksanaannya Disdukcapil Kota Cilegon masih mengalami banyak kendala yaitu masih kurang memadainya blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data biometrik menyebabkan KTP-elnya tidak bisa dicetak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Evaluasi Pelaksanaan KTP-el di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Cilegon Tahun 2015. Penelitian ini menggunakan teori kriteria evaluasi Dunn (2012:728), yaitu efektivitas, efisiensi, kecukupan, perataan, responsivitas, dan ketepatan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan teknik deskriptif, dalam pemilihan informan menggunakan metode purposive. Adapun teknik yang peneliti gunakan adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah analisa data lapangan Miles dan Huberman. Komponen dalam analisis data diantaranya, reduksi data, display data, pengelompokkan data dan penyimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa program KTP-el yang sudah dicapai masih belum maksimal, dimana masih banyaknya ketidaksesuaian NIK di Kartu Keluarga dengan di KTP-el, kemudian sering terjadinya kekosongan blangko KTP-el menyebabkan pelayanan menjadi terlambat dan banyaknya data duplicated record karena belum adanya pengecekan biometrik di Kecamatan. Adapun saran dalam penelitian ini yaitu perlunya dilakukannya sosialiasasi secara komprehensif dan perlunya ditambahkan aplikasi untuk cek biometrik di kecamatan supaya lebih efektif dan efisien.

  

ABSTRACT

Alfi Syahriyanti. NIM. 6661110742. Research. Evaluation of Electronic Identity

Card (KTP-el) in the Department of Population and Civil Registration Cilegon

2015. Advisor I: Maulana Yusuf, S.IP., M.Si and Advisor II: Riny Handayani, M.Si Keywords: Evaluation of Policy, KTP-el, Cilegon

In 2011 Cilegon is one of 197 Cities / Regencies which has been implementing the

program ID-el, in practice Disdukcapil Cilegon still has many obstacles are still

inadequate blank KTP-el, duplicate data, and unable to be printed because of the

number of biometric data. The purpose of this research was to find out the the

Evaluation of KTP-el in the Department of Population and Civil Registration

Cilegon Year 2015. This study used Dunn (2012: 728) evaluation criteria theory of

the effectiveness, efficiency, adequacy, flattening, responsiveness, and accuracy.

The method used is qualitative method with descriptive techniques, so in choosing

informants used purposive method. Besides, the techniques that researcher used

were interview, observation and documentation. Analysis of the data used was the

analysis the field of data by Miles and Huberman. Components in the data analysis

were data reduction, data display, data collecting and verification. Based on the

results of this study of the program KTP-el that has been achieved is still not

maximal, where there are many incompatibilities between NIK in Family Card

(KK) and KTP-el, and the frequent vacancy of blank KTP-el causing the overdue

service, and a lot of data duplicated record because there is no biometric checks in

the District. The suggestions in this study is the need to do a comprehensive

socialization and the need for added applications for biometric checks in the district in order to more effectively and efficiently. Semua itu adalah proses belajar Dan kamu harus melewati setiap tingkatannya”.

  Skripsi ini kupersembahkan untuk Bapak dan mamah tercinta Yang selalu menjadi semangat saya dan yang selalu mendo’akan.

  “ Tuhan membiarkan semua terjadi dengan satu alasan.

  • - Mike Tyson

KATA PENGANTAR

  Puji syukur peneliti panjatkan kepada kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya peneliti dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul

  “Evaluasi Pelaksanaan KTP Elektronik (KTP-el) di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Cilegon Tahun 2015” dengan baik.

  Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana Strata I (Satu) Pada program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun sebagai perbaikan dan untuk menambah wawasan dimasa yang akan datang. .

  Ucapan terima kasih peneliti ucapkan kepada pihak yang telah memberikan pengajaran, bantuan serta dorongan dalam upaya menyelesaikan penelitian ini. Untuk itu penulis sampaikan terimakasih kepada :

  1. Bapak Prof. Dr. H. Soleh Hidayat, M.Pd sebagai Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  2. Bapak Dr. Agus Sjafari, M.Si sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa .

  3. Ibu Rahmawati, S.Sos, M.Si sebagai Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan juga sebagai Dosen Pembimbing Akademik yang selalu memberikan masukan motivasi dari awal perkuliahan.

  4. Bapak Iman Mukroman, M. Ikom sebagai Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  5. Bapak Kandung Sapto Nugroho, S.Sos, M.Si sebagai Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  6. Ibu Listyaningsih, S.Sos, M.Si sebagai Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  7. Bapak Riswanda, Ph.D sebagai Sekretaris Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  8. Bapak Maulana Yusuf, S.Ip, M.Si sebagai Dosen Pembimbing I yang selalu memberikan arahan dan masukan dalam penyusunan skripsi ini.

  9. Ibu Rini Handayani, M.Si sebagai Dosen Pembimbing II yang selalu membantu dan memberikan arahan dalam penyusunan skripsi ini.

  10. Semua Dosen dan Staf Jurusan Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang membekali penulis dengan ilmu pengetahuan selama perkuliahan.

  11. Bapak Joko Purwanto, MM sebagai Camat Citangkil dan atasan di Kantor Kecamatan Citangkil yang telah memberikan motivasi dalam penelitian ini.

  12. Bapak Drs.H.Suadilah, M.Si sebagai Kasi Bidang Tata Pemerintahan selaku atasan peneliti yang senantiasa memberikan ijin dan motivasi kepada peneliti untuk menyelesaikan penelitian ini.

  13. Bapak dan Ibu Pegawai di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Cilegon.

  14. Kedua orang tua tercinta Bapak Habibullah dan Ibu Neti Herawati yang selalu sabar dan telah menjadi motivasi terbesar dalam perjalanan hidupku, terimakasih atas do’a serta motivasi yang tiada hentinya selalu diberikan untukku.

  15. Seluruh keluarga tersayang Nurhayati, Althaf Ghiffari, Alya Salsabiela, Alfan Nur Iman yang selalu memberikan semangat dan motivasi.

  16. Rekan-rekan di Kantor Kecamatan Citangkil Teh Novi, Teh Nenty, Euis yang tidak pernah lelah mengingatkan peneliti.

  17. Sahabat Perjuangan Magda Lena, Putri Permatasari, Anis Yuliana, Vergi Putri Gayatri, Rizki Septi Nurafifah, Lailatul Aliya, Mursi dan Iwan yang selalu memberikan motivasi.

  18. Teman-teman seperjuangan kelas B Administrasi Negara angkatan 2011yang saling mendukung.

  19. Teman-teman angkatan 2011 Adminitrasi Negara tahun 2011 yang memberikan kesan selama perkuliahan.

  Selain itu peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu peneliti memohon untuk kritik dan saran yang membangun. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

  Cilegon, Maret 2016 Alfi Syahriyanti

  DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ABSTRAK ABSTRACT LEMBAR PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR ....................................................................................... i DAFTAR ISI ...................................................................................................... iv DAFTAR TABEL ............................................................................................. vii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ ix

  

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... x

  BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................

  1 1.2 Identifikasi Masalah .............................................................................

  16 1.3 Pembatasan Masalah ............................................................................

  17 1.4 Rumusan Masalah ................................................................................

  18 1.5 Tujuan Penelitian .................................................................................

  18 1.6 Manfaat Penelitian ..............................................................................

  18 1.6.1 Manfaat Teoritis ........................................................................

  18 1.6.2 Manfaat Praktis .........................................................................

  19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN ASUMSI DASAR 2.1 Landasan Teori ....................................................................................

  20 2.1.1 Kebijakan Publik .......................................................................

  20 2.1.2 Evaluasi Kebijakan Publik ........................................................

  26 2.1.3 Evaluasi Implementasi Kebijakan .............................................

  29

  2.1.4 Model Evaluasi Kebijakan ........................................................

  33 2.1.5 Konsep E-Government ..............................................................

  40 2.1.6 Konsep Administrasi Kependudukan .......................................

  43 2.1.7 Konsep KTP-el (Kartu Tanda Penduduk Elektronik)................

  45 2.2 Penelitian Terdahulu ..........................................................................

  65 2.3 Kerangka Berfikir ..............................................................................

  68 2.4 Asumsi Dasar .....................................................................................

  72 BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian .......................................................

  73 3.2 Instrumen Penelitian ............................................................................

  73 3.3 Lokasi Penelitian .................................................................................

  74 3.4 Variabel Penelitian ..............................................................................

  74 3.4.1 Definisi Konsep ..........................................................................

  74 3.4.2 Definisi Operasional ...................................................................

  75 3.5 Teknik Pengumpulan Data ..................................................................

  79 3.6 Informan Penelitian .............................................................................

  81 3.7 Teknik Analisis dan Uji Keabsahan Data ...........................................

  83 3.7.1 Teknik Analisis Data ..................................................................

  83 3.7.2 Uji Keabsahan Data ....................................................................

  86 3.1 Jadwal Penelitian .................................................................................

  89 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ..................................................................

  90 4.1.1 Gambaran Umum Kota Cilegon ....................................................

  90 4.1.2 Gambaran Umum DKCS Kota Cilegon ........................................

  96

  4.2 Deskripsi Data ...................................................................................... 112

  4.2.1 Deskripsi Data Penelitian .............................................................. 112

  4.2.2 Data Informan ................................................................................ 114

  4.3 Penyajian Data ..................................................................................... 115

  4.4 Pembahasan Hasil Penelitin ................................................................. 144

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

  5.1 Kesimpulan .......................................................................................... 160

  5.2 Saran .................................................................................................... 162

DAFTAR PUSTAKA

  DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Jumlah Penduduk dan Jumlah Penerbitan KTP di Cilegon ...........

  9 Tabel 1.2 Laporan Perekaman KTP-el di Kota Cilegon Tahun 2012 s/d 2015...........................................................................................

  9 Tabel 2.1 Pendekatan-pendekatan dalam Evaluasi Kebijakan .....................

  30 Tabel 2.2 Kriteria Evaluasi Kebijakan menurut Dunn ..................................

  34 Tabel 2.3 Penelitian Terdahulu .....................................................................

  65 Tabel 3.1 Pedoman Wawancara ....................................................................

  77 Tabel 3.2 Daftar Informan Penelitian ............................................................

  82 Tabel 3.3 Jadwal Penelitian ..........................................................................

  89 Tabel 4.1 Jumlah Penduduk, Luas Daerah dan Kepadatannya Di Kota Cilegon Tahun 2015 .......................................................................

  93 Tabel 4.2 Jumlah Keluarga dan Penduduk berdasar Jenis Kelamin Kota Cilegon Tahun 2015 .......................................................................

  94 Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pekerjaan Kota Cilegon Tahun 2015 ....................................................................................

  95 Tabel 4.4 Tujuan dan Sasaran Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Cilegon ..................................................................................

  97 Tabel 4.5 Data Informan Penelitian ............................................................... 114

Tabel 4.6 Capaian Perekaman KTP-el Di Dinas Kependudukan dan

  Catatan Sipil Kota Cilegon ............................................................ 146

Tabel 4.7 Laporan Perekaman KTP-el Oktober 2016 Di Dinas

  Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Cilegon ............................ 152

Tabel 4.8 Hasil Temuan Lapangan ................................................................ 155

  

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kebijakan Sebagai Proses .................................................... 24Gambar 2.2 Proses Kebijakan yang Ideal ............................................... 25Gambar 2.3 Sekuensi Implementasi Kebijakan ...................................... 26Gambar 2.4 Skema Kerangka Berfikir .................................................... 71Gambar 3.1 Komponen dan Analisis Data (Interactive Model) .............. 84Gambar 4.1 Mobil pelayanan keliling Dinas Kependudukan dan

  Catatan Sipil Kota Cilegon ................................................... 124

Gambar 4.2 Surat Keterangan Pengganti KTP-el .................................... 125Gambar 4.3 Sosialisasi yang dilakukan DKCS ........................................ 134Gambar 4.4 Pelayanan Keliling di Kecamatan Pulomerak ...................... 139

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 Matriks Wawancara Lampiran 2 Dokumentasi Wawancara Lampiran 3 Membercheck Lampiran 4

  Peraturan Presiden RI Nomor 26 Tahun 2009 Tentang Penerapan Kartu Tanda Penduduk berbasis Nomor Induk Kependudukan Secara Nasional

  Lampiran 5 Peraturan Presiden RI Nomor 126 Tahun 2012 Tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Presiden RI Nomor 26 Tahun 2009 Tentang Penerapan Kartu Tanda Penduduk berbasis Nomor Induk Kependudukan Secara Nasional

  Lampiran 6 Surat Edaran Kemendagri Nomor 471.13/10231/Dukcapil Tentang Format Surat Keterangan sebagai Pengganti KTP-el

  Lampiran 7 Surat Edaran Kemendagri Nomor 470/296/SJ Tentang KTP Elektronik (KTP-el) Berlaku Seumur Hidup

  Lampiran 8 Surat Edaran Kemendagri Nomor 471/1768/SJ Tentang Percepatan Penerbitan KTP-el dan Akta Kelahiran

  Lampiran 9 Surat Edaran Kemendagri Nomor 471.13/5216/Dukcapil.Ses Tentang Proses Penunggalan Hasil Perekaman KTP-el

  Lampiran 10 Laporan Pelaksanaan Perekaman dan Pencetakan KTP-el Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Cilegon

  Lampiran 11 Surat Penelitian Lampiran 12 Daftar Riwayat Hidup

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

  Penduduk merupakan aset yang sangat berharga bagi suatu negara. Hal ini dikarenakan penduduk adalah salah satu dari unsur-unsur negara yang berperan sebagai sekaligus sasaran pembangunan. Maju mundurnya suatu negara secara tidak langsung bergantung kepada sumber daya manusia yang dimiliki dalam hal ini penduduk. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk tertinggi urutan keempat yaitu sebanyak 253.609.643 jiwa setelah Amerika Serikat. Negara indonesia merupakan negara bagian Asia Tenggara yang memiliki jumlah penduduk paling besar dibandingkan dengan negara-negara lainnya di Asia Tenggara. Jumlah tersebut akan semakin meningkat mengingat tingkat kelahiran yang cukup tinggi di Indonesia.

  Indonesia merupakan negara berkembang dengan penguasaan teknologi yang masih rendah, sehingga perlu meningkatkan pengetahuan dan penguasaan teknologi terhadap segala bidang terutama berkaitan dengan pelayanan kepada masyarakat. Melakukan pengaturan terhadap jumlah penduduk yang besar tidaklah mudah, diperlukan suatu pengaturan yang komprehensif agar data mengenai penduduk bersifat valid dan dapat digunakan oleh pemerintah sebagai dasar untuk membuat suatu keputusan atau kebijakan. Berdasarkan hal tersebut maka dibuat suatu sistem yang mengatur mengenai kependudukan yang dikenal dengan administrasi kependudukan.

  Administrasi kependudukan menurut Undang-Undang No.23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan Pasal 1 ayat (1) adalah rangkaian kegiatan penataan dan penertiban dalam penerbitan dokumen dan data kependudukan melalui pendaftaran penduduk, pencatatan sipil, pengelolaan informasi administrasi kependudukan serta pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik dan sektor lain. Administrasi Kependudukan sebagai suatu sistem diharapkan dapat memberikan pemenuhan hak-hak administratif, seperti pelayanan publik serta perlindungan yang berkenaan dengan dokumen kependudukan, tanpa adanya perlakuan yang diskriminatif.

  Penyelenggaraan administrasi kependudukan bertujuan untuk mewujudkan tertib administrasi kependudukan secara nasional dan terpadu. Tertibnya database kependudukan akan membangun database kependudukan yang akurat ditingkat kabupaten/kota, provinsi dan pusat yang mana tersambung (online) dengan provinsi dan pusat menggunakan SIAK (Sistem Infomasi Administrasi Kependudukan). Dalam UU RI No. 24 Tahun 2013 disebutkan bahwa Sistem Informasi Administrasi Kependudukan atau yang disingkat SIAK adalah sistem informasi yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk memfasilitasi pengelolaan informasi administrasi kependudukan di tingkat penyelenggara dan instansi pelaksana sebagai satu kesatuan.

  Tertib dalam penerbitan NIK (Nomor Induk Penduduk) yaitu setiap penduduk wajib memiliki NIK. NIK wajib dicantumkan pada setiap dokumen kependudukan dan dijadikan dasar penerbitan paspor, SIM, NPWP dan penerbitan dokumen lainnya. Dalam rangka mewujudkan kepemilikan 1 (satu) KTP untuk 1

  (satu) penduduk, maka dari itu diperlukan sistem keamanan/pengendalian dari sisi administrasi ataupun teknologi informasi dengan melakukan verifikasi dan validasi dalam sistem database kependudukan. Kemudian tertibnya dokumen kependudukan dimaksudkan agar tidak adanya dokumen kependudukan yang ganda dan pemalsuan data. Salah satu bentuk dokumen kependudukan yang penting di Indonesia adalah Kartu Tanda Penduduk (KTP).

  Pemerintah sebagai pembuat kebijakan, melakukan berbagai upaya dalam mewujudkan tertib administrasi kependudukan dengan memanfaatkan perkembangan teknologi sebagai solusi mengatasi masalah kependudukan. Sistem pemerintahan sekarang ini sudah mulai diintegrasikan dalam suatu teknologi yang dapat dikendalikan dari pusat pemerintahan. Dengan adanya Pelaksanaan e-

  

government yang telah diterapkan di Indonesia dengan Intruksi Presiden

No.3/2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan e-government.

  Pemerintah melalui Kementerian Dalam Negeri selaku pihak yang berkewajiban dan bertanggung jawab dalam menyelenggarakan administrasi kependudukan pada tahun 2006 membuat suatu program strategis nasional yaitu KTP berbasis Nomor Induk Kependudukan atau yang sekarang disebut KTP elektronik (KTP-el) sebagai salah satu langkah pencapaian e-government untuk mengatasi problematika kependudukan terutama pencatatan dan kependudukan, KTP ganda, pemalsuan KTP yang diharapkan akan mendukung terciptanya keakuratan data penduduk. KTP-el bertujuan untuk memberlakukan data kependudukan secara nasional. Sehingga seorang warga hanya memiliki satu KTP yang berlaku di wilayah administratif manapun di Indonesia.

  KTP-el merupakan dokumen kependudukan yang memuat sistem keamanan/ pengendalian baik dari administrasi maupun teknologi informasi dengan berbasis pada database administrasi kependudukan. KTP-el sebagai kartu identitas penduduk berbasis Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang dilengkapi dengan rekaman elektronik yang berisi biodata, foto, sidik jari, iris mata dan tanda tangan penduduk. KTP-el merupakan sebuah inovasi yang dilakukan pemerintah yang bertujuan untuk mewujudkan kepemilikan satu KTP satu penduduk. Pembuatan KTP elektronik juga memanfaatkan teknologi informasi yaitu menggunakan sistem pengamanan biometric, seperti fingerpint (sidik jari) dan pemindai mata. Selain itu, untuk mendukung pembuatan KTP elektronik ini diperlukan alat-alat seperti komputer, signature pad, kamera, dan lain-lain. Data penduduk yang telah terekam secara digital kemudian akan dikirimkan melalui jaringan internet kepada pemerintah pusat dan disimpan dalam satu database nasional. Di masa mendatang database tersebut dapat diakses oleh masyarakat untuk mengurus surat perijinan, pembukaan rekening bank, dan fasilitas pelayanan publik lainnya. (Sumber : Draft Materi sosialisasi pelaksanaan KTP-el oleh DKCS Kota Cilegon Tahun 2015)

  Implementasi KTP-el secara nasional merupakan hal yang penting dalam

  • – penataan sistem administrasi kependudukan sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan. Pelaksanaan KTP-el yang dilaksanakan merupakan bagian dari upaya untuk mempercepat dan mendukung akurasi terbangunnya database kependudukan yang terintegrasi di
seluruh kabupaten/kota, provinsi maupun database kependudukan secara nasional.

  Berdasarkan Peraturan Presiden RI No.26 Tahun 2009 tentang Pelaksanaan Kartu Tanda Penduduk berbasis Nomor Induk Kependudukan secara nasional bahwa Kartu Tanda Penduduk (KTP) adalah identitas resmi penduduk sebagai bukti diri yang diterbitkan oleh instansi pelaksana yang berlaku di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Nomor Induk Kependudukan (NIK) adalah nomor identitas penduduk yang bersifat unik atau khas, tunggal dan melekat pada seseorang yang terdaftar sebagai penduduk Indonesia. Penduduk wajib KTP adalah warga negara Indonesia yang telah berumur 17 (tujuh belas) tahun atau telah kawin atau pernah kawin secara sah.

  Dengan kepemilikan KTP, seseorang dapat mengurus berbagai perijinan seperti pembuatan SIM, STNK, dan sebagainya. KTP-el memuat kode keamanan (sidik jari) dan rekaman elektonik (chip). Chip bermanfaat sebagai alat penyimpan data elektronik penduduk yang diperlukan, data yang termuat dalam chip dapat dibaca secara elektronik dengan alat tertentu (Reader). (Sumber : Draft Materi sosialisasi pelaksanaan KTP-el oleh Disdukcapil Kota Cilegon 2015)

  Program KTP-el dilatarbelakangi oleh sistem pembuatan KTP konvensional di Indonesia yang memungkinkan seseorang dapat memiliki lebih dari satu KTP. Hal ini disebabkan belum adanya basis data terpadu yang menghimpun data penduduk dari seluruh Indonesia. Fakta tersebut memberi peluang penduduk yang ingin berbuat curang terhadap negara dengan menggandakan KTP-nya. Beberapa diantaranya digunakan untuk menghindari pajak, memudahkan pembuatan paspor yang tidak dapat dibuat di seluruh kota, mengamankan korupsi serta menyembunyikan identitas (misalnya oleh para teroris).

  KTP-el menjadi sangat penting dikarenakan dalam beberapa tahun terakhir ini, masyarakat Indonesia dihadapkan pada beberapa permasalahan yang berkaitan dengan lemahnya sistem Administrasi Kependudukan di Indonesia. Diantara masalah tersebut adalah mulai dari orang yang meninggal yang masih mendapatkan hak suara ataupun kepemilikan KTP ganda yang menyebabkan permasalahan pada kepemilikan hak suara ganda dalam pemilu. Jumlah KTP palsu yang sangat besar dapat dipastikan bahwa dengan menggunakan KTP manual pemerintah sering mengalami kecolongan dalam mengawasi penggunaan KTP manual, karena KTP manual dapat dibuat dengan mudah dimana saja, apalagi jika memiliki orang dalam disebuah instansi kecamatan.

  Sejauh ini program KTP-el sudah dilaksanakan hampir di seluruh Indonesia. Di Provinsi Banten , pada tahun 2011 telah dilakukan perekaman KTP- el di 3 (tiga) daerah yaitu Kota Cilegon, Kota Tangerang dan Kabupaten Serang.

  Dan 5 (lima) daerah kota/kabupaten lainnya mulai melaksanakan program KTP-el pada tahun 2012 yaitu Kabupaten Tangerang, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Lebak , Kota Tangerang Selatan dan Kota Serang. Kepala Biro Pemerintahan Provinsi Banten, Anwar Sulaeman mengatakan, capaian target perekaman KTP-el Banten masuk peringkat enam nasional dari 33 Provinsi. Sementara progres capaian perekaman KTP-el hingga Oktober 2012 mencapai 81,81 persen atau sebanyak 3.588.535 jiwa dari total 4.386.638 jiwa wajib KTP-el di provinsi tersebut. .

  Kota Cilegon merupakan kota industri , banyak penduduk yang melakukan pindah datang sehingga jumlah penduduk terus mengalami peningkatan, namun tidak sedikit juga yang mengurus poses pindah dengan benar atau bahkan tidak mengurus surat pindah dari tempat asal. Dikarenakan sebelum tahun 2013 Disdukcapil Cilegon masih menggunakan SIAK dengan sistem offline sehingga tidak dipungkiri disdukcapil masih kecolongan dalam penerbitan Kartu Keluarga dan KTP padahal Tahun 2011 sudah mulai diterapkannya KTP-el di hampir semua daerah , tentu hal seperti akan mempengaruhi keakuratan database kependudukan di Disdukcapil Kota Cilegon.

  Pada tahun 2011 Kota Cilegon sebagai salah satu dari 197 kota/kabupaten yang telah melaksanakan program KTP-el dengan melalui tahap-tahap sebagai berikut : (1) Pemutakhiran data penduduk, dan (2) Penerbitan NIK . Di Kota Cilegon melalui Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Program KTP-el telah dilaksanakan pada bulan Oktober 2011 di 7 (Tujuh) kecamatan yaitu Cibeber, Cilegon, Pulomerak, Ciwandan, Jombang, Grogol, Purwakarta. Sedangkan satu kecamatan yaitu Kecamatan Citangkil baru bisa melaksanakan program KTP-el pada bulan Desember 2011 karena terjadi kesalahan teknis yaitu server KTP-el nya tertukar dengan Jawa Timur. Perekaman KTP-el dilakukan secara masal dalam kurun waktu kurang lebih 6 (enam) bulan. Dan juga ada beberapa server

  

mobile yang melakukan perekaman KTP-el di sekolah-sekolah bagi siswa yang

  sudah berumur 17 tahun, server mobile ini melakukan perekaman KTP-el di sekolah-sekolah sampai akhir tahun 2012. (Wawancara dengan Bapak Parko Prahima, Pelaksana Bidang Kependudukan, 23 Oktober 2015, pukul 14.25 WIB di Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Cilegon).

  Pada Perpres No.26 Tahun 2009 pasal 10 disebutkan bahwa Pelaksanaan KTP-el paling lambat akhir tahun 2011. Dan kemudian pada Perpres No.35/2010 tentang perubahan atas Perpres 26/2009 bahwa Pelaksanaan KTP-el paling lambat akhir tahun 2012. Dan pada Perpres No.112 Tahun 2015 Pasal 10 tentang perubahan keempat atas Perpres No.26 Tahun 2009 disebutkan bahwa KTP non elektronik tetap berlaku bagi penduduk yang belum mendapatkan KTP-el sampai dengan paling lambat tanggal 31 Desember 2014, namun kenyataannya tidak demikian karena sampai pada saat ini masih banyak yang menggunakan KTP non elektronik karena belum mendapatkan KTP-el.

  Pada awalnya pencetakan KTP-el ini dilakukan oleh pusat , namun program ini tidak berjalan dengan baik dan muncul berbagai masalah seperti kesalahan cetak KTP-el yang tidak sesuai sehingga KTP-el yang sudah jadi dan sudah didistribusikan ke daerah dikembalikan lagi ke pusat , sehingga program ini sempat dihentikan dan kembali pada KTP non elektronik atau KTP manual. Namun , banyak KTP-el yang tidak tercetak karena terjadi kesalahan biometrik pada saat perekaman. Maka dari itu tidak sedikit masyarakat yang telah melakukan perekaman tetapi tidak mendapatkan KTP-el nya.

  Tahun 2014 menjadi tahun transisi program KTP-el berdasarkan Undang- Undang Nomor 24 Tahun 2013 terkait pencetakan dokumen dan personalisasi KTP-el oleh pemerintah kabupaten dan pemerintah kota. Dan pemerintah Kota Cilegon melalui Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Cilegon mulai melakukan pencetakan dan personalisasi KTP-el pada bulan Januari Tahun 2015.

  Dan juga KTP-el yang dicetak oleh daerah telah memberlakukan KTP-el seumur hidup. Salah satu urgensi pemberlakuan KTP-el seumur hidup yaitu untuk penghematan anggaran negara. Setalah dihitung oleh tim perumus ada penghematan sebesar Rp. 4 Triliun pertahun. Selain soal penghematan, perubahan masa berlaku KTP-el seumur hidup ini sebagai upaya penyederhanaan. Sehingga masyarakat tidak perlu lagi memperpanjang tiap 5 (lima) tahun.

  Berikut ini adalah jumlah penduduk serta jumlah penerbitan KTP di Kota Cilegon, yaitu pada tabel 1.1 berikut :

Tabel 1.1 Jumlah Penduduk dan Jumlah Penerbitan KTP di Kota Cilegon

  Tahun Jumlah Penduduk (jiwa) Jumlah KTP 2011 431.936 262.680 2012 441.787 273.287 2013 429.751 264.741 2014

  436.450 290.852 2015 438.348 256.800

  

(Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Cilegon, 2015)

  Berdasarkan data di atas, peneliti menyimpulkan bahwa dari tahun ke tahun jumlah penduduk Kota Cilegon selalu bertambah begitu juga dengan penerbitan dokumen KTP mengalami peningkatan. Namun pada Tahun 2013 jumlah penduduk dan penerbitan KTP mengalami penurunan, hal ini dikarenakan adanya integrasi perekaman KTP-el terhadap data hasil pelayanan. Di Tahun 2014 kepemilikan KTP-el meningkat kembali, hal ini dikarenakan jumlah penduduk yang meningkat di Tahun 2014 dan karena kembali diterbitkannya KTP non elektronik karena program KTP-el yang sempat dihentikan oleh pusat. Dan pada tahun 2015, pencetakan KTP-el dilanjutkan , sehingga terjadi penurunan kepemilikan KTP-el di Kota Cilegon.

  Pelaksanaan program KTP-el di Kota Cilegon telah berjalan kurang lebih 4 (empat) tahun, berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Cilegon , capaian realisasi program KTP-el yaitu dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1.2 Laporan Perekaman KTP-el di Kota Cilegon

  

Tahun 2013 s/d 2015

(Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Cilegon, 2015)

  Berdasarkan data di atas, peneliti menyimpulkan bahwa antusiasme penduduk cukup tinggi dalam pelaksanaan program KTP-el di Kota Cilegon ini.

  Tiap tahunnya hasil capaian perekaman KTP-el telah mengalami peningkatan. Berdasarkan data tersebut sebanyak 16,6% atau sebanyak 51.282 penduduk belum melakukan perekaman KTP-el. Hasil capaian rekaman KTP-el tersebut masih

  KECAMATAN WAJIB KTP DESEMBER 2013 HASIL

  PEREKAMAN DESEMBER 2013 CAPAIAN

  REKAMAN KTP-EL 2013 WAJIB KTP

  DESEMBER 2014 HASIL PEREKAMAN DESEMBER

  2014 CAPAIAN REKAMAN KTP-EL

  2014 WAJIB KTP DESEMBER 2015

  HASIL PEREKAMAN DESEMBER 2015 CAPAIAN

  REKAMAN KTP-EL 2015

CIBEBER 36.698 26.434 72,0% 36.589 28.557 78,0% 38.955 29.589 76,0%

  

CILEGON 33.429 27.352 81,8% 33.088 27.867 84,2% 34.726 30.068 86,6%

PULOMERAK 38.026 27.535 72,4% 37.510 27.841 74,2% 39.041 29.589 75,8%

CIWANDAN 34.038 28.341 83,3% 33.888 28.341 83,6% 35.164 29.406 83,6%

JOMBANG 48.638 37.266 76,6% 47.897 37.527 78,3% 47.814 40.162 84,0%

  

GROGOL 30.147 24.363 80,8% 29.769 24.525 82,4% 30.116 25.664 85,2%

PURWAKARTA 30.964 24.646 79,6% 30.400 24.780 81,5% 30.583 27.553 90,1%

CITANGKIL 49.729 41.898 84,3% 49.497 42.246 85,4% 51.683 44.769 86,6%

  

JUMLAH 301.669 237.835 78,8% 298.638 241.684 80,9% 308.082 256.800 83,4% bersifat sementara, tentunya akan semakin bertambah mengingat jumlah penduduk wajib KTP yang setiap harinya terus bertambah.

  Dalam Pelaksanaan KTP-el di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Cilegon, meskipun pemerintah daerah telah melaksanakan program ini tersebut dengan semaksimal mungkin, tetapi berdasarkan observasi awal yang peneliti dapatkan di lapangan dan berdasarkan wawancara awal yang peneliti lakukan, terjadi beberapa permasalahan dalam Pelaksanaan KTP-el yang menjadi kendala bagi pemerintah, yaitu :

  Pertama , kurang memadainya blangko KTP-el serta jaringan sering

  mengalami gangguan. Blangko KTP-el merupakan bahan baku utama dalam pencetakan KTP-el. Tidak ada blangko berarti KTP-el tidak bisa dicetak. Hal tersebut berkaitan dengan hasil yang akan dicapai dari program KTP-el, tentu saja hal ini menjadi penghambat untuk mencapai hasil yang maksimal.

  Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti, total blangko yang diterima dari pusat pada tahun 2015 yang dilakukan secara bertahap yaitu sebanyak 33.284 keping, tidak sesuainya dengan rencana distribusi blangko yang diminta oleh dinas yaitu sebanyak 54.347 keping. Jumlah blangko yang diterima tidak mencukupi sehingga banyak KTP-el yang belum tercetak karena kehabisan blangko, melihat antusiasme penduduk yang terus meningkat tiap harinya dibutuhkan banyak blangko dan ribbon untuk penerbitan KTP-el di Disdukcapil Kota Cilegon. (Sumber : Laporan Pelaksanaan Perekaman dan Pencetakan KTP-el Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Desemer 2015).

  Pada awal bulan Juni sampai akhir Agustus 2015, tidak adanya pencetakan KTP-el di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dikarenakan blangko dan

  

ribbon kosong. Kualitas blangko dan ribbon yang kurang baik juga menjadi

  masalah , karena seringkali terjadi kecacatan dalam pencetakan KTP-el sehingga harus dicetak ulang. Bahan baku seperti blangko dan ribbon masih disediakan oleh pusat, pencetakan KTP-el di daerah masih sangat tergantung pada pengadaan di pusat. Sehingga apabila dipusat kosong, maka di daerahpun tidak akan mendapat blangko. (Wawancara dengan bapak Parko Prahima , Pelaksana Bidang Kependudukan, 22 Juli 2016, pukul 16.00 WIB, di Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Cilegon).

  Selain permasalahan blangko dan ribbon , permasalahan lainnya yaitu jaringan atau server KTP-el di dinas maupun di kecamatan-kecamatan yang sering

  

trouble juga menghambat warga yang ingin melakukan perekaman, sehingga

  dialihkan ke dinas untuk melakukan perekaman. Sedangkan di dinas hanya ada dua alat yang dipakai untuk perekaman, sehingga banyak warga yang mengantri untuk melakukan perekaman. Jaringan yang sering trouble pun menghambat dalam proses pencetakan KTP-el di Disdukcapil Kota Cilegon. Masalah-masalah tersebut mengakibatkan pelayanan pembuatan KTP-el baik di Dinas maupun di Kecamatan-kecamatan menjadi terlambat, sehingga melebihi dari batas waktu pengambilan yang harusnya paling lambat 14 hari kerja namun kenyataanya lebih dari 14 hari kerja.

  Kedua, Nomor Induk Kependudukan tidak terdaftar di SIAK (Sistem

  Informasi Administrasi Kependudukan). A tau biasa disebut dengan istilah “data tidur” menjadi kendala dalam pelaksanaan KTP-el di Kecamatan - kecamatan. SIAK merupakan sistem informasi yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk memfasilitasi pengelolaan informasi administrasi kependudukan di tingkat penyelenggara dan instansi pelaksana sebagai satu kesatuan supaya terciptanya database yang akurat secara nasional.

  Karena NIK nya tidak muncul , warga tidak bisa melakukan perekaman pada saat itu juga. Dan untuk pengembalian data tidur petugas kecamatan tidak bisa memastikan kapan warga tersebut bisa perekaman KTP-el, karena terkadang operator di dinas yang mengerjakan tidak ada ditempat sehingga berkas-berkas dari 7 (tujuh) Kecamatan yang ada di Cilegon menumpuk di dinas. (Wawancara dengan Bu Nunung , Operator Kecamatan Ciwandan, 29 Juli 2016, pukul 11.00 WIB, di Kantor Kecamatan Ciwandan).

  Istilah “data tidur” tersebut merupakan indikasi dari data ganda yang mana tercatat dalam database memiliki NIK lebih dari satu yang mungkin berada di daerah-daerah lain. KTP-el merupakan single identity number yang artinya hanya ada satu NIK untuk satu orang penduduk. Apabila memiliki NIK lebih dari satu indikasi ganda maka oleh kementrian akan di nonaktifkan sementara datanya.

  Ketiga, masalah SDM yang masih harus ditingkatkan lagi kemampuannya.

  Setelah peneliti melakukan observasi awal, peneliti menemukan bahwa sebelum diterapkannya program KTP-el di Kota Cilegon, hanya sekali dilakukan bintek untuk para operator KTP-el di Kota Cilegon karena waktu yang tidak memungkinkan, dalam bintek tersebut operator hanya diberitahu penggunaan alat perekaman KTP-el sambil berjalannya waktu. Tidak sedikit pula operator- operator dipindah tugaskan dan kemudian diganti dengan petugas operator yang baru tanpa adanya bintek atau pelatihan lagi. Untuk terus meningkatkan kualitas para operator , diperlukan bintek tidak hanya sekali karena sistem dan informasi yang selalu update.

  Hampir semua operator KTP-el maupun SIAK se-Kota Cilegon masih non-PNS sehingga dari sisi kesejahteraan akan mempengaruhi kinerja para operator. Dan juga tidak dibekali dengan bintek yang cukup sehingga masih banyak yang belum paham baik dalam pelaksanaan KTP-el maupun dalam mengakses SIAK. Sebelum diterapkannya SIAK versi 5.7 , operator-operator SIAK masih dengan mudahnya meng-input data penduduk. Itu merupakan salah satu penyebab mengapa banyaknya data ganda di Kota Cilegon.

  Keempat, terjadinya kesalahan biometrik menjadi kendala dalam

  pencetakan KTP-el di Kota Cilegon. Bahwa NIK yang diajukan dalam permohonan pembuatan KTP-el tidak bisa dicetak KTP-el nya. Dalam hal ini warga yang bersangkutan harus datang langsung ke Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil untuk melakukan pengecekan biometrik supaya diketahui permasalahannya. Karena biometrik disebabkan oleh beberapa faktor seperti

  

Adjudicate record, Duplicated record, Enroll failureat central dan Sent for

enrollment . (Wawancara dengan Bu Nenty, Operator Citangkil, 29 Juli 2016,

  pukul 09.00 WIB, di Kantor Kecamatan Citangkil) Permasalahan duplicated record merupakan yang paling sering terjadi.

  

Duplicate record merupakan situasi dimana seseorang telah melakukan

  perekaman KTP-el lebih dari satu kali dengan NIK yang berbeda. Setelah dilakukan observasi yang dilakukan peneliti, bahwa di tingkat kecamatan untuk pelaksanaan perekaman KTP-el tidak dilengkapi dengan pengecekan biometrik seperti yang ada di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Cilegon. Sehingga tidak dapat diketahui apakah seseorang sudah pernah melakukan perekaman KTP-el atau belum, karena ketika seorang warga ditanya apakah sudah pernah perekaman KTP-el atau belum, kebanyakan dari mereka menjawab belum. padahal sebelumnya mungkin sudah pernah didaerah lain atau dengan NIK yang berbeda yang akhirnya menyebabkan duplicated record.

  Kelima, masih belum tertibnya dokumen, NIK, dan database dalam

  penyelenggaraan administrasi kependudukan di Kota Cilegon. Program KTP-el merupakan salah satu upaya untuk menertibkan administrasi kependudukan.

  Belum tertibnya dokumen yaitu masih banyaknya masyarakat yang tidak mengikuti prosedur dalam penerbitan KTP-el. Dalam observasi awal yang dilakukan peneliti, peneliti menemukan tidak sedikit penduduk yang masih memiliki Kartu Keluarga(KK) dengan tanda tangan camat, padahal kartu keluarga tersebut sudah tidak berlaku. Kartu Keluarga (KK) merupakan dasar dalam pembuatan KTP-el. Dan tidak sedikit masyarakat yang ingin mengajukan permohonan KTP-el tetapi kartu keluarganya tidak diperbaharui, baik untuk perubahan status, alamat, maupun pekerjaan. Ketika KTP-el nya sudah diterbitkan dan kartu keluarga tidak tidak diperbaharui ini akan menjadi masalah ketika akan mengurus kepentingan seperti pelayanan perijinan, perbankan maupun BPJS karena adanya perbedaan data antara KTP-el dan kartu keluarga.

  Belum tertibnya database kependudukan, dalam mewujudkan 1(satu) KTP untuk 1 (satu) identitas. Semenjak diberlakukannya KTP-el di Kota Cilegon, tentunya administrasi kependudukan menjadi lebih tertib dan data ganda pun berkurang. Namun masih terdapat sekitar 10.000 data ganda yang tercatat oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Cilegon. (Wawancara dengan Bu Nuriyana, ADB Kota Cilegon, 30 Maret 2016, pukul 15.00 WIB).

  Oleh karena permasalahan-permasalahan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul