BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran Pembelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan 1. Peran - PERAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKn) DALAM MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB PESERTA DIDIK KELAS X KEPERAWATAN SMK MUHAMMADIYAH 3 PUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran Pembelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan

  1. Peran

  Peran merupakan sebuah kegiatan yang dilakukan karena adanya sebuah keharusan maupun tuntutan dalam sebuah profesi atau berkaiatan dengan keadaan dan kenyataan. Jadi peran merupakan perilaku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang yang sesuai dengan kedudukan dalam suatu sistem. Jadi peran dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. (Fadil, 2013: 3).

  

2. Definisi Pembelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan

Istilah “pembelajaran” sama dengan “instruction” atau “pengajaran”.

  Dimyati dan Mudjiono dalam Lestari (2010: 33) berpendapat bahwa “Pembelajaran adalah proses yang diselenggarakan oleh guru untuk membelajarkan siswa dalam belajar bagaimana belajar memperoleh dan memproses pengetahuan, ketrampilan, dan sikap”. Menurut E. Mulyasa dalam Lestari (2010: 33) “pembelajaran pada hakikatnya adalah proses interaksi antar peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik”. Adapun Dasim Budimansyah dalam Lestari (2010: 33) berpendapat bahwa “pembelajaran dapat diartikan sebagai perubahan dalam kemampuan, sikap atau perilaku siswa yang relative permanen sebagai akibat dari pengalaman atau pelatihan”. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah cara atau pendekatan yang dipergunakan dalam menyajikan atau menyampaikan materi pelajaran pendidikan kewarganegaraan. (Lestari, 2010: 33).

  3. Definisi Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan

  Dalam tinjauan pedagogik, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) merupakan bidang kajian keilmuan, program kurikuler, dan aktivitas sosial-kultural yang bersifat multidimensional.

  Sifat multidimensional ini menyebabkan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dapat disikapi sebagai: pendidikan nilai dan moral, pendidikan kemasyarakatan, pendidikan kebangsaan, pendidikan kewarganegaraan, pendidikan politik, pendidikan hukum dan hak asasi manusia, serta pendidikan demokrasi. (Kemendikhud, 2014: 1).

  4. Tujuan Pembelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan

  Tujuan pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan merupakan fokus utama perubahan perilaku dalam proses penguasaan kompetensi yang dikembangkan dalam proses pembelajaran untuk mencapai standar kompetensi lulusan yang telah dicanangkan. Oleh karena itu, keterkaitan antara SKL, KI, KD, indikator, dan tujuan pembelajaran sangatlah penting untuk memastikan bahwa RPP tersebut dapat memfasilitasi guru untuk mewujudkan pembelajaran dan belajar otentik serta pada gilirannya dapat ditakar dengan menggunakan penilaian otentik. ( Permendikbud nomor 58).

5. Komponen-Komponen Pembelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan

  a. Tujuan Pembelajaran

  Tujuan pembelajaran adalah target atau hal-hal yang harus dicapai dalam proses pembelajaran. Tujuan pembelajaran biasanya berkaitan dengan dimensi kognitif, afektif, dan psikomotorik. Tujuan pembelajaran bisa tercapai jika pembelajar atau peserta didik mampu menguasai dimensi kognitif dan afektif dengan baik, serta cetakan dan terampil dalam aspek psikomotoriknya.

  Selain itu, tujuan pembelajaran akan tercapai jika pembelajar atau peserta didik mampu mengekspresikan dan menampilkan bakat serta potensinya secara optimal. Dengan demikian, ruang untuk menjadi manusia paripurna (insane kamil) pun terbuka lebar.

  (Rahyubi, 2012: 234).

  b. Media Pembelajaran

  1) Definisi Media Pembelajaran Media pembelajaran merupakan perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima. Media sebagai alat komunikasi merupakan segala sesuatu yang membawa informasi (pesan) dari sumber informasi kepada penerima informasi. Oleh sebab itu media pembelajaran merupakan segala wujud yang tepat dipakai sebagai sumber belajar yang dapat merangsang pikirian, perasaan, perhatian, kemauan peserta didik, sehingga dapat mendorong terjadinya proses pembelajaran ke tingkat lebih efektif dan efisien. ( Permendikbud nomor 58).

  Media pada hakikatnya merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran. Sebagai komponen, media hendaknya merupakan bagian intergral dan harus sesuai dengan proses pembelajaran secara menyeluruh. Ujung akhir dari pemilihan media adalah penggunaan media tersebut dalam kegiatan pembelajaran, sehingga memungkinkan siswa dapat berinterakasi dengan media yang kita pilih. (Rahyubi, 2012: 244)

  2) Jenis Media Menurut Karakteristiknya Sebagai Berikut:

  a) Media asli dan media tiruan

  b) Media grafis

  c) Media bentuk papan

  d) Media yang disaratkan

  e) Media dengar f) Media cetak (printed maferials). ( Permendikbud nomor 58).

c. Strategi Dan Metode Pembelajaran

  1) Strategi Pembelajaran Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis- garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru anak didik dalam mewujudkan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. (Djamarah, 2010: 5)

  2) Metode Pembelajaran

  a) Definisi Metode Pembelajaran Metode pembelajaran adalah suatu model dan cara yang dapat dilakukan untuk menggelar aktivitas belajar-mengajar agar berjalan dengan baik. (Rahyubi, 2012: 236)

  b) Macam-Macam Metode Pembelajaran (1) Metode Ceramah

  Metode ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif.

  (2) Metode Tanya Jawab Metode tanya jawab adalah suatu metode dimana guru menggunakan atau memberi pertanyaan kepada murid dan murid menjawab, atau sebaliknya murid bertanya pada guru dan guru menjawab pertanyaan murid itu.

  (3) Metode Diskusi Metode diskusi adalah metode mengajar yang sangat erat hubunganya dengan pemecahan masalah (problem solving). Metode diskusi dapat pula diartiakan sebagai siasat “penyampaian” bahan ajar yang melibatkan peserta didik untuk membicarakan dan menemukan alternatif pemecahan suatu topic bahasan yang bersifat problematis.

  (4) Metode Demontrasi Metode demontrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadaian, aturan, dan urutan melakukan sesuatu kegiatan, baik secara langsung maupun menggunakan media pembelajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang di sajikan. (5) Metode Karya Wisata

  Metode karya wisata, kunjungan, atau studi banding adalah metode pembelajaran yang mengajak siswa untuk mengunjungi obyek-obyek tertentu yang relevan dengan proses pembelajaran guna memperluas wawasan.

  (6) Metode Penugasan Metode penugasan adalah metode penyajian bahan di mana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. (7) Metode Bermain Peran/Simulasi

  Metode ini menampilkan simbol-simbol atau peralatan yang menggantikan proses kejadian atau benda sebenarnya. Metode ini adalah suatu cara penguasaan bahan pelajaran melalui pengembangan dan penghayatan peserta didik. metode ini melibatkan interakasi antara dua siswa atau lebih tentang suatu topic atau situasi. (Rahyubi, 2012: 237-241).

d. Evaluasi

  1) Pengertian Evaluasi Istilah evaluasi berasal dari bahasa Inggris yaitu “evalutiaon”.

  Evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari suatu hal. Evaluasi yang efektif harus mempunyai dasar yang kuat dan tujuan yang jelas. (Rahyubi, 2012: 245)

  2) Tujuan Evaluasi Adalah Sebagai Berikut: (a) Memperoleh informasi yang diperlukan untuk meningkatkan produktifitas serta evektifitas belajar siswa.

  (b) Memperoleh informasi yang diperlukan untuk memperbaiki dan menyempurnakan kegiatan mengajar guru.

  (c) Memperoleh informasi yang diperlukan untuk memperbaiki, menyempurnakan serta mengembangkan program pendidikan dan pembelajaran. (Rahyubi, 2012: 245)

e. Guru

  1) Definisi Guru Kata guru berasal dari bahasa sansekerta “guru” yang juga berarti guru atau pendidik atau pendidik, yaitu seorang pengajar suatu ilmu. Dalam bahasa Indonesia, guru umumnya merujuk pendidikan profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, memfasilitasi, menilai dan mengevaluasi peserta didik. (Rahyubi, 2012: 235)

  2) Konsep Peranan Guru Didalam masyarakat, dari yang paling terbelakang sampai yang paling maju, guru memegang peranan penting. Guru merupakan satu diantara pembentuk-pembentuk utama calon warga masyarakat. Peranan guru tidak hanya terbatas sebagai pengajar (penyampai ilmu pengetahuan), tetapi juga sebagai pembimbing, pengembang, dan pengelola kegiatan pembelajaran yang dapat memfasilitasi kegiatan belajar siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (Rahyubi, 2012: 235) 3) Peran Guru Sebagai Agen Pembelajaran

  a) Guru sebagai fasilitator

  b) Guru sebagai motifator

  c) Guru sebagai pemacu

  d) Guru sebagai inspirasi. (Mulyasa, 2007: 53)

  f. Siswa Atau Peserta Didik

  Siswa atau peserata didik adalah seseorang yang mengikuti suatu program pendidikan di sekolah atau lembaga pendidikan di bawah bimbingan seorang atau beberapa guru, pelatih, dan instruktur. Siswa jangan selalu dianggap sebagai objek belajar yang tidak tahu apa-apa, melainkan subyek pendidikan yang punya pengetahuan, kelebihan, dan potensi tertentu. Siswa memiliki latar belakang, minat, dan kebutuhan serta kemampuan yang berbeda. (Rahyubi, 2012: 235).

  g. Materi

  Materi merupakan salah satu faktor tertentu penentu keterlibatan siswa. Jika materi pembelajaran yang diberikan menarik, kemungkinan besar keterlibatan siswa akan tinggi. Sebaliknya, jika materi pembelajan tidak menarik, keterlibatan siswa akan rendah atau bahkan ia akan menarik diri dari proses pembelajaran motorik yang digelar. (Rahyubi, 2012: 243).

h. Sumber Belajar

  1) Sumber Belajar Dapat Diartikan :

  a) Dalam arti sempit, sumber belajar hanya terkait dengan buku

  dan bahan-bahan cetak untuk memperlancar kegiatan proses belajar mengajar yang didominasi oleh pendidik.

  ( Permendikbud nomor 58)

  b) Dalam arti luas, sumber belajar adalah segala apa yang dapat

  digunakan dan dimanfaatkan dalam proses belajar mengajar guna memudahkan pencapaian tujuan secara efektif dan efisien. ( Permendikbud nomor 58)

  2) Fungsi Sumber Belajar

  a) Menimbulkan kegairahan belajar. Karena bukan guru saya yang dapat dijadikan tumpuan untuk memecahkan masalah dalam proses belajar mengajar, melainkan lingkungan sekitar, manusia sumber (nara sumber) juga dapat dijadikan pedoman dalam memecahkan masalah.

  b) Memungkinkan adanya interaksi yang lebih langsung antara peserta didik dengan lingkungan. Lingkungan yang sudah dirancang oleh pendidik untuk disajikan dalam proses belajar mengajarnya akan memberikan peluang kepada peserta didik untuk berinteraksi secara langsung dengan lingkungannya.

  c) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mencari pengalaman-pengalaman langsung mempunyai nilai tersendiri bagi peserta didik yang tetap akan mengakar pada pikirannya untuk waktu yang relatif lama.

  d) Memungkinkan peserta didik untuk belajar mandiri sesuai dengan tingkat kemampuannya.

  e) Menghilangkan kekacauan penafsiran yang berbeda itu akibat sumber yang digunakan belum bisa menggambarkan atau menjelaskan hakekat/pengertian dari sesuatu yang diajarkan. ( Permendikbud nomor 58) .

B. Tanggung Jawab

  1. Definisi Tanggung Jawab Tanggung jawab adalah sikap atau perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagaimana yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, social dan budaya), Negara dan Tuhan. (Mustari 2014: 19).

  Strategi pembelajan kooperatif (cooperative learning) juga mentransmisikan nilai-nilai tanggung jawab yang sangat tinggi. Peserta didik yang lebih pandai mempunyai tanggung jawab untuk berbagi kepada mereka yang kurang pandai. Demikian pula sebaliknya peserta didik yang kurang pandai mempunyai tanggung jawab untuk dapat berperan dalam kelompok secara maksimal dengan keterbatasan. Hal ini mencerminkan tanggung jawab bersama hal-hal tertentu, khususnya tugas kelompok.

  Adapun sikap tanggung jawab secara personal akan tumbuh dengan sendirinya seiring dengan tumbuhnya jiwa tanggung jawab social tersebut.

  (Suyadi, 2013: 66).

  2. Istilah-Istilah Yang Berkaitan Dengan Tanggung Jawab Antara Lain:

  a. Duty (tugas): artinya apa yang telah diberikan pada kita sebagai tugas kita harus melaknakanya.

  b. Contras (kontrak): kesepakatan yang harus di ikuti dan melanggarnya tidak bertanggung jawab.

  c. Promis (janji): sebuah kesepakatan yang di ucapkan yang harus di tepati sesuai dengan apa yang dibuat.

  d. Diligence (ketekunan, sifat rajin): orang yang rajin dan tekun biasanya adalah orang yang bertanggung jawab. Tidak rajin dan tidak tekun dalam menjalankan sesuatu sama dengan orang tidak bertanggung jawab. Ketika mengerjakan sesuatu secara malas-malasan pada saat tujuan untuk mencapai sesuatu sudah di tetapkan dan standar kerja untuk mencapainya bisa diukur, dia adalah orang yang tidak bertanggung jawab. (Fatchul, 2011: 218-220).

  3. Ciri-Ciri Tanggung Jawab a. Memilih jalan lurus.

  b. Selalu memajukan diri sendiri.

  c. Menjaga kehormatan diri.

  d. Selalu waspada.

  e. Memiliki komitmen pada tugas.

  f. Melakukan tugas dengan standar yang terbaik.

  g. Mengetahui semua perbuatanya.

  h. Menempati janji i. Berani menanggung resiko. (Mustari: 22)

  4. Bentuk-Bentuk Tanggung Jawab Sukanto dalam Mustari (2014: 20) menyatakan bahwa diantara tanggung jawab yang mesti ada pada manusia adalah: a. Tanggung jawab kepada kepada Tuhan, yang telah memberikan kehidupan dengan cara takut kepada-Nya, bersyukur, dan memohon petunjuk. Semua manusia bertanggung jawab kepada Tuhan Pencipta Alam Semesta. Tak ada seorang pun manusia yang lepas bebas dari tanggung jawab, kecuali orang itu gila atau anak-anak.

  b. Tanggung jawab untuk membela diri dari ancaman, siksaan, penindasan dan perlakuan kejam dari mana pun datangnya.

  c. Tanggung jawab diri dari kerakusan ekonomi yang berlebih dalam mencari nafkah, ataupun sebaliknya dan bersifat kekurangan ekonomi. d. Tanggung jawab terhadap anak, suami/istri, dan keluarga.

  e. Tanggung jawab sosial kepada masyarakat sekitar.

  f. Tanggung jawab berpikir, tidak perlu mesti meniru orang lain dan menyetujui pendapat umum atau patuh secara membuta terhadap nilai- nilai tradisi, menyaring segala informasi untuk dipilih, mana yang berguna dan mana yang merugikan kita. Dalam kebebasan berpikir perlu ada pemupukan kreasi, yang berarti mampu mencari pemecahan dari masalah-masalah hidup yang kian rumit kita hadapi, dan menciptakan alternatif baru yang berguna bagi masyrakat.

  g. Tanggung jawab dalam memelihara hidup dan kehidupan, termasuk kelestarian lingkungan hidup dari berbagai bentuk pencemaran.

  5. Nilai-Nilai Tanggung Jawab Nilai-nilai yang harus ada apabila berientraksi dalam masyarakat ataupun dengan orang lain diantaranya adalah : a. Senantiasa berbicara benar.

  b. Menghindarkan perasaan iri dengki.

  c. Tidak bakhil.

  d. Bersikap pemaaf.

  e. Adil.

  f. Amanah.

  g. Tidak sombong. ( Mustari 2014: 24)

  C. Kerangka Berpikir

  Tabel 2.1 Peran Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Dalam

  Meningkatkan Tanggung Jawab Peserta Didik Kelas X Keperawatan SMK Muhammadiyah 3 Purwokerto Tahun Pelajaran 2014/2015

  Peserta didik Peran Tanggung kurang tanggung pembelajaran jawab peserta jawab atau bahkan PPKn untuk didik tidak tanggung meningkatkan meningkat tanggung jawab jawab peserta didik

  D. Penelitian Yang Relevan

  1. Penelitian yang dilakukan oleh Fitriani tahun 2014 berjudul Peran Pembelajaran PPKn Dalam Membentuk Karakter Siswa Sebagai Warga Negara Yang Baik Di SMK Negri 3 Purwokerto . Jika dihubungkan dengan penelitiaan peneliti, maka kesimpulanya:

  Pembelajaran PPKn berperan dalam membentuk karakter siswa, pembelajaran digunakan guru PPKn baik berupa materi, media, metode dan sumber dan evaluasi mendukung untuk membentuk karakter siswa sebagai warga negara yang baik.

  2. Penelitian yang dilakukan oleh Marisqa Kinanti Widitama tahun 2014 berjudul Peran Pembelajaran PPKn Dalam Mengembangkan Sikap Demokratis Peserta Didik Di SMP Gunung Jati 1 Purwokerto. Jika dihubungkan dengan penelitian peneliti, maka kesimpulanya:

  Pelaksanaan pembelajaran PPKn dapat mengembangkan sikap demokratis peserta didik di SMP Gunung Jati 1 Purwokerto tersebut, bahwa dalam pelaksanaanya pembelajaran PPKn guru masih menggunakan metode yang bervariasi dapat mengembangkan sikap demokratis peserta didik.