MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKn)
MODEL SILABUS MATA PELAJARAN SEKOLAH MENENGAH ATAS /MADRASAH ALIYAH/SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN
(SMA/MA/SMK/MAK)
MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
(PPKn)
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
JAKARTA, 2017
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI i
I. PENDAHULUAN
A. Rasional
B. Kompetensi yang Diharapkan Setelah Siswa Mempelajari Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
C. Kompetensi yang Diharapkan Setelah Siswa Mempelajari Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah/Sekolah
2 Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMA/ MA/SMK/MAK)
D. Kerangka Pengembangan
Kurikulum
Pendidikan
Pancasila dan
Kewarganegaraan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah/Sekolah
3 Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMA/MA/SMK/MAK)
E. Pembelajaran dan penilaian
1. Pembelajaran
2. Penilaian
F. Kontekstualisasi Pembelajaran Sesuai dengan Kondisi Lingkungan dan Siswa
II. KOMPETENSI DASAR, MATERI POKOK DAN PEMBELAJARAN
A. Kelas X
B. Kelas XI
C. Kelas XII
III. MODEL SILABUS SATUAN PENDIDIKAN
A. Kelas X
B. Kelas XI
C. Kelas XII
IV. MODEL RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
A. Kelas X
B. Kelas XI
C. Kelas XII
A. Rasional Mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) memiliki visi dan misi
mengembangkan siswa menjadi warga negara yang baik yang memiliki rasa kebanggaan terhadap Negara Indonesia, cinta tanah air, jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi di lingkungan rumah, sekolah, dan sekitarnya serta berbangsa dan bernegara . Untuk itu dikembangkan substansi pembelajaran yang dijiwai oleh 4 (empat) konsensus kebangsaan yaitu (1) Pancasila, sebagai dasar negara, ideologi nasional , dan pandangan hidup bangsa; (2) Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, sebagai hukum dasar tertulis yang menjadi landasan konstitusional kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara; (3) Bhinneka Tunggal Ika, sebagai
wujud filosofi kesatuan dalam keberagaman yang melandasi dan mewarnai harmoni
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara; (4) dan Negara Kesatuan Republik Indonesia, sebagai kesepakatan final bentuk negara Republik Indonesia.
Pembelajaran PPKn dirancang sebagai wahana untuk mengembangkan keterampilan abad ke-21 (The 21 st Century Skills) agar para guru PPKn menjadi lebih kreatif dan inovatif
dalam mengelola dan mengembangkan pembelajarannya. Silabus PPKn di
SMA/MA/SMK/MAK disusun dengan format dan penyajian/penulisan yang sederhana agar mudah dipahami dan dilaksanakan guru dengan tetap mempertimbangkan tata urutan (sequence) materi dan kompetensinya. Prinsip penyusunan silabus antara lain mudah
diajarkan/dikelola oleh guru (teachable); mudah dipelajari oleh siswa (learnable); terukur
pencapaiannya (measurable assessable), dan bermakna untuk dipelajari (worth to learn) sebagai bekal untuk kehidupan dan kelanjutan pendidikan siswa.
B. Kompetensi yang Diharapkan Setelah Siswa Mempelajari Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
Mata Pelajaran PPKn diharapkan dapat berfungsi sebagai wahana bagi siswa untuk menumbuhkembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan kewarganegaraan dalam kehidupan sehari – hari. Untuk itu pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung dan tidak langsung untuk penguasaan kompetensi yang merepresentasikan sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dicapai setelah menyelesaikan masa belajarnya. Kompetensi setelah mempelajari mata pelajaran PPKn di Pendidikan Dasar dan Menengah adalah Bertanggungjawab pada setiap keputusan bersama berdasar nilai-nilai Pancasila sebagai
Dasar Negara dan penghargaan atas kewajiban dan hak warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,
Melaksanakan kewajiban, hak, dan tanggung jawab sebagai warga negara yang
mendukung pelindungan dan penegakkan hukum dalam menjamin keadilan dan kedamaian berdasar Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
Bertoleransi terhadap masalah-masalah dalam bidang sosial, budaya, ekonomi, dan
gender, serta mengantisipasi pengaruh positif dan negatif kemajuan iptek terhadap negara dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika,
Mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa sebagai wujud rasa cinta dan bangga
dalam upaya menjaga dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
C. Kompetensi yang Diharapkan Setelah Siswa Mempelajari Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah/Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMA/MA/SMK/MAK)
Berdasarkan pada aspek materi PPKn, maka kompetensi yang harus dicapai siswa setelah mempelajari Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di SMA/MA/SMK/MAK sebagai berikut:
Tabel 1: Kompetensi setelah mempelajari PPKn di SMA/MA/SMK/MAK Kelas Rendah
SMA Mencintai
Kelas Tinggi
SMP
Berintegritas sesuai Bangga sebagai bangsa lambang garuda
Berperilaku
Indonesia yang Pancasila sebagai Pancasila yang
sesuai nilai-nilai
dengan nilai-nilai
menghargai kewajiban dasar Negara
Pancasila dalam
dan hak sesuai dengan Indonesia
merupakan dasar
kehidupan
Negara Indonesia berbangsa dan
nilai-nilai Pancasila
bernegara
Bekerjasama
Berpartisipasi aktif melaksanakan
Melaksanakan
Berperan serta
kewajiban dengan dalam menjaga
dalam upaya
kewajiban dan
pelindungan dan memenuhi hak
penuh
kedaulatan Negara
penegakan hukum untuk masing-masing
tanggungjawab
sesuai dengan
menciptakan kedamaian dengan penuh
serta peduli
Undang-Undang
di Negara Republik percaya diri
terhadap hak
Dasar Negara
yang dimilikinya
Repulbik Indonesia Indonesia
sebagai anggota
sebagai anggota
tahun 1945
keluarga dan
masyarakat
warga sekolah Bertanggung-
Bangga sebagai bangsa jawab
Berperan serta
Mendukung
Indonesia yang mampu melaksanakan
dalam
persatuan dan
berperan dalam berbagai aktivitas
melaksanakan
kesatuan dalam
kemajuan IPTEK (Ilmu dalam suasana
berbagai aktivitas menyelesaikan
Pengetahuan dan kebersamaan di
yang beragam
masalah nasional
Teknologi) dalam kehidupan yang
dengan penuh
konteks lokal dan global beragam
percaya diri di
masyarakat
Mengenali dirinya Bertanggugjawab
Berperan aktif dalam dalam
Mencintai Negara
Kesatuan Republik menjaga dan keberagaman
untuk menjaga
mempertahankan anggota keluarga, kesatuan dalam
persatuan dan
Indonesia dengan
persatuan dan kesatuan teman di sekolah
membela
Negara Kesatuan dan teman
keberagaman
kebenaran,
Republik Indonesia bermain di
kehidupan di
persatuan dan
dengan berpikir dan lingkungannya
masyarakat
kesatuan di
lingkungannya
berperilaku positif
D. Kerangka Pengembangan Kurikulum Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di SMA/ MA/SMK/ MAK
Kompetensi Dasar PPKn disusun sesuai dengan Kompetensi Inti tiap kelas. Kompetensi inti dirancang seiring dengan meningkatnya usia siswa pada kelas tertentu. Melalui kompetensi inti, integrasi vertikal berbagai KD pada kelas yang berbeda dapat dijaga. Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut:
1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual;
2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;
3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan
4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan Rumusan Kompetensi Dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik siswa,
kemampuan awal, dan ciri khas mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.
Pengorganisasian ruang lingkup materi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dikembangkan sesuai dengan prinsip mendalam dan meluas, mulai dari jenjang SD/MI sampai dengan jenjang SMA/MA/SMK/MAK. Prinsip mendalam berarti materi PPKn dikembangkan dengan materi pokok sama, namun semakin tinggi tingkat kelas atau jenjang semakin mendalam pembahasan materi. Prinsip meluas berarti lingkungan materi dari keluarga, teman pergaulan, sekolah, masyarakat, bangsa dan negara, serta pergaulan dunia. Kedalaman dan keluasan materi dapat dilihat dari rumusan Kompetensi Dasar.
Kurikulum Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah disusun dengan ruang lingkup sebagai berikut: Pancasila, sebagai dasar negara, ideologi nasional , dan pandangan hidup bangsa.
tertulis yang menjadi landasan konstitusional kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Bhinneka Tunggal Ika, sebagai wujud filosofi kesatuan dalam keberagaman yang melandasi dan mewarnai harmoni kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Negara Kesatuan Republik Indonesia, sebagai kesepakatan final bentuk negara Republik Indonesia.
Kerangka Pengembangan Kurikulum Mata Pelajaran PPKn. Secara epistemologis PPKn dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1 Kerangka Epistemologis/Konseptual PPKn
Materi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dari Kelas X sampai Kelas XII dengan keluasan dan kedalaman seperti tabel berikut.
Tabel 2: Peta Materi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMA/MA/SMK/MAK
Kelas X
Kelas XI
Kelas XII
1. Nilai-nilai Pancasila
1. Nilai-nilai Pancasila dalam kerangka praktik
1. Pelanggaran hak asasi
terkait dengan kasus- penyelenggaraan
manusia dalam
kasus pelanggaran pemerintahan Negara
perspektif pancasila
dalam kehidupan
hak dan pengingkaran
kewajiban warga 2. Ketentuan
berbangsa dan
negara dalam UndangUndang Dasar kehidupan berbangsa Negara Republik
bernegara
2. Sistem dan dinamika
dan bernegara Indonesia Tahun 1945
demokrasi Pancasila
yang mengatur tentang
2. Perlindungan dan wilayah negara, warga
sesuai dengan Undang-
penegakan hukum negara dan penduduk,
Undang Dasar Negara
untuk menjamin agama dan kepercayaan,
Republik Indonesia
keadilan dan serta pertahanan dan
Tahun 1945
kedamaian
3. Sistem hukum dan
keamana
3. Pengaruh kemajuan 3. Fungsi dan kewenangan
peradilan di Indonesia
ilmu pengetahuan dan lembaga-lembaga
sesuai dengan Undang-
teknologi terhadap Negara menurut
Undang Dasar Negara
negara dalam bingkai Undang-Undang Dasar
Republik Indonesia
Bhinneka Tunggal Ika Negara Republik
Tahun 1945
4. Dinamika persatuan Indonesia Tahun 1945
4. Dinamika peran
dan kesatuan bangsa 4. Hubungan pemerintah
Indonesia dalam
sebagai upaya pusat dan daerah
perdamaian dunia
menjaga dan menurut Undang-
sesuai Undang-Undang
mempertahankan Undang Dasar Negara
Dasar Negara Republik
Negara Kesatuan Republik Indonesia
Indonesia Tahun 1945
Republik Indonesia
5. Kasus-kasus ancaman
Tahun 1945
terhadap Ideologi,
5. Faktor-faktor pembentuk
politik, ekonomi, sosial, politik, ekonomi, sosial,
keamanan dan strategi
Tunggal Ika
mengatasinya dalam bingkai Bhinneka
6. Ancaman terhadap
Tunggal Ika
negara dan upaya penyelesaiannya di
6. Faktor pendorong dan
bidang ideologi, politik,
penghambat persatuan
ekonomi, sosial, budaya,
dan kesatuan bangsa
pertahanan, dan
dalam Negara Kesatuan
keamanan dalam bingkai
Republik Indonesia
Bhinneka Tunggal Ika
7. Pentingnya Wawasan
Nusantara dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia
E. Pembelajaran dan Penilaian
1. Pembelajaran
Pelaksanaan Pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran, meliputi kegiatan pendahuluan, inti dan penutup.
1) Kegiatan Pendahuluan Dalam kegiatan pendahuluan, guru wajib:
a. menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran;
b. memberi motivasi belajar siswasecara kontekstual sesuai manfaat dan aplikasi materi ajar dalam kehidupan sehari-hari, dengan memberikan contoh dan perbandingan lokal, nasional dan internasional, serta disesuaikan dengan karakteristik dan jenjang peserta didik;
c. mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari;
d. menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai; dan
e. menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.
2) Kegiatan Inti Kegiatan inti menggunakan model pembelajaran, metode pembelajaran, media
pembelajaran, dan sumber belajar yang disesuaikan dengan karakteristik siswadan mata pelajaran. Pemilihan pendekatan tematik dan /atau tematik terpadu dan/atau saintifik dan/atau inkuiri dan penyingkapan (discovery) dan/atau pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning) disesuaikan dengan karakteristik kompetensi dan jenjang pendidikan.
a. Sikap Sesuai dengan karakteristik sikap, maka salah satu alternatif yang dipilih adalah
proses afeksi mulai dari menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, hingga mengamalkan. Seluruh aktivitas pembelajaran berorientasi pada tahapan kompetensi yang mendorong siswauntuk melakuan aktivitas tersebut.
b. Pengetahuan Pengetahuan dimiliki melalui aktivitas mengetahui, memahami, menerapkan,
menganalisis, mengevaluasi, hingga mencipta. Karakteritik aktivititas belajar dalam domain pengetahuan ini memiliki perbedaan dan kesamaan dengan aktivitas belajar dalam domain keterampilan. Untuk memperkuat pendekatan saintifik, tematik terpadu, dan tematik sangat disarankan untuk menerapkan belajar berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning). Untuk menganalisis, mengevaluasi, hingga mencipta. Karakteritik aktivititas belajar dalam domain pengetahuan ini memiliki perbedaan dan kesamaan dengan aktivitas belajar dalam domain keterampilan. Untuk memperkuat pendekatan saintifik, tematik terpadu, dan tematik sangat disarankan untuk menerapkan belajar berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning). Untuk
c. Keterampilan Keterampilan diperoleh melalui kegiatan mengamati, menanya, mencoba,
menalar, menyaji, dan mencipta. Seluruh isi materi (topik dan sub topik) mata pelajaran yang diturunkan dari keterampilan harus mendorong siswauntuk melakukan proses pengamatan hingga penciptaan. Untuk mewujudkan keterampilan tersebut perlu melakukan pembelajaran yang menerapkan modus belajar berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning) dan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning ).
3) Kegiatan Penutup Dalam kegiatan penutup, guru bersama siswa baik secara individual maupun
kelompok melakukan refleksi untuk mengevaluasi:
a. seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yang diperoleh untuk selanjutnya secara bersama menemukan manfaat langsung maupun tidak langsung dari hasil pembelajaran yang telah berlangsung;
b. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
c. melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas, baik tugas individual maupun kelompok; dan
d. menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.
2. Penilaian
Lingkup dan Teknik Penilaian
1) Lingkup Lingkup penilaian hasil belajar oleh pendidik mencakup aspek sikap, aspek
pengetahuan, dan aspek keterampilan, sedangkan lingkup penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan mencakup aspek pengetahuan dan aspek keterampilan.
2) Teknik Penilaian
a. Penilaian Sikap Penilaian sikap dimaksudkan sebagai penilaian terhadap perilaku siswadalam
proses pembelajaran yang meliputi sikap spiritual dan sosial. Penilaian sikap memiliki karakteristik yang berbeda dari penilaian pengetahuan dan keterampilan sehingga teknik penilaian yang digunakan juga berbeda. Dalam hal ini, penilaian sikap lebih ditujukan untuk membina perilaku dalam rangka pembentukan karakter peserta didik.
(1) Sikap Spiritual Kompetensi sikap spiritual (KI-1) yang akan diamati adalah menerima,
menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya. Contoh penjabaran indikator sikap spiritual misalnya sebagai berikut:
a) ketaatan beribadah; perilaku patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya
mau mengajak teman seagamanya untuk melakukan ibadah bersama mengikuti kegiatan keagamaan yang diselenggarakan sekolah melaksanakan ibadah sesuai ajaran agama, misalnya: shalat dan puasa merayakan hari besar agama melaksanakan ibadah tepat waktu
b) berperilaku syukur;
menjaga kelestarian alam, tidak merusak tanaman tidak mengeluh selalu merasa gembira dalam segala hal tidak berkecil hati dengan keadaannya suka memberi atau menolong sesama selalu berterima kasih bila menerima pertolongan menerima perbedaan karakteristik sebagai anugerah Tuhan selalu menerima penugasan dengan sikap terbuka berterima kasih atas pemberian orang lain
c) berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan; berdoa sebelum dan sesudah belajar
berdoa sebelum dan sesudah makan mengajak teman berdoa saat memulai kegiatan mengingatkan teman untuk selalu berdoa
d) toleransi dalam beribadah;
tindakan yang menghargai perbedaan dalam beribadah menghormati teman yang berbeda agama berteman tanpa membedakan agama tidak mengganggu teman yang sedang beribadah menghormati hari besar keagamaan lain tidak menjelekkan ajaran agama lain.
Indikator sikap spiritual tersebut dapat ditambah sesuai karakteristik satuan pendidikan dan dicantumkan dalam dokumen I Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
(2) Sikap Sosial Kompetensi sikap sosial (KI-2) yang akan diamati mencakup perilaku antara
lain: jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangga, dan negara. Contoh penjabaran indikator sikap sosial Penjelasan dari masing-masing perilaku adalah:
a) jujur merupakan perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya, selaras dalam perkataan dan tindakan;
tidak berbohong tidak mencontek mengerjakan sendiri tugas yang diberikan pendidik, tanpa menjiplak
tugas orang lain mengerjakan soal penilaian tanpa mencontek mengatakan dengan sesungguhnya apa yang terjadi atau yang
dialaminya dalam kehidupan sehari-hari mau mengakui kesalahan atau kekeliruan mengembalikan barang yang dipinjam atau ditemukan mengemukakan pendapat sesuai dengan apa yang diyakininya,
walaupun berbeda dengan pendapat teman mengemukakan ketidaknyamanan belajar yang dirasakannya di sekolah membuat laporan kegiatan kelas secara terbuka (transparan)
b) disiplin merupakan tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan;
mengikuti peraturan yang ada di sekolah tertib dalam melaksanakan tugas
hadir di sekolah tepat waktu masuk kelas tepat waktu
tertib mentaati peraturan sekolah melaksanakan piket kebersihan kelas mengumpulkan tugas/pekerjaan rumah tepat waktu mengerjakan tugas/pekerjaan rumah dengan baik membagi waktu belajar dan bermain dengan baik mengambil dan mengembalikan peralatan belajar pada tempatnya tidak pernah terlambat masuk kelas.
c) tanggung jawab merupakan sikap dan perilaku siswauntuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dilakukan terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan, negara, dan Tuhan Yang Maha Esa;
menyelesaikan tugas yang diberikan
mengakui kesalahan melaksanakan tugas yang menjadi kewajibannya di kelas seperti piket
kebersihan melaksanakan peraturan sekolah dengan baik mengerjakan tugas/pekerjaan rumah sekolah dengan baik mengumpulkan tugas/pekerjaan rumah tepat waktu mengakui kesalahan, tidak melemparkan kesalahan kepada teman berpartisipasi dalam kegiatan sosial di sekolah menunjukkan prakarsa untuk mengatasi masalah dalam kelompok di
kelas/sekolah membuat laporan setelah selesai melakukan kegiatan.
d) santun merupakan perilaku hormat pada orang lain dengan bahasa yang baik;
menghormati orang lain dan menghormati cara bicara yang tepat menghormati pendidik, pegawai sekolah, penjaga kebun, dan orang
yang lebih tua berbicara atau bertutur kata halus tidak kasar berpakaian rapi dan pantas dapat mengendalikan emosi dalam menghadapi masalah, tidak marah-
marah mengucapkan salam ketika bertemu pendidik, teman, dan orang-orang
di sekolah menunjukkan wajah ramah, bersahabat, dan tidak cemberut mengucapkan terima kasih apabila menerima bantuan dalam bentuk
jasa atau barang dari orang lain.
e) peduli merupakan sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan kepada orang lain atau masyarakat yang membutuhkan;
ingin tahu dan ingin membantu teman yang kesulitan dalam
pembelajaran, perhatian kepada orang lain berpartisipasi dalam kegiatan sosial di sekolah, misal: mengumpulkan sumbangan untuk membantu yang sakit atau kemalangan meminjamkan alat kepada teman yang tidak membawa/memiliki menolong teman yang mengalami kesulitan menjaga keasrian, keindahan, dan kebersihan lingkungan sekolah melerai teman yang berselisih (bertengkar) menjenguk teman atau pendidik yang sakit menunjukkan perhatian terhadap kebersihan kelas dan lingkungan
sekolah.
f) percaya diri merupakan suatu keyakinan atas kemampuannya sendiri untuk melakukan kegiatan atau tindakan.
berani tampil di depan kelas berani mengemukakan pendapat berani mencoba hal baru
mengajukan diri menjadi ketua kelas atau pengurus kelas lainnya mengajukan diri untuk mengerjakan tugas atau soal di papan tulis mencoba hal-hal baru yang bermanfaat mengungkapkan kritikan membangun terhadap karya orang lain memberikan argumen yang kuat untuk mempertahankan pendapat.
Indikator sikap sosial tersebut dapat ditambah sesuai karakteristik satuan pendidikan dan dicantumkan dalam dokumen I Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
b. Teknik Penilaian Sikap Penilaian sikap terdiri atas penilaian utama dan penilaian penunjang. Penilaian
utama diperoleh dari hasil observasi harian yang ditulis di dalam jurnal harian. Penilaian penunjang diperoleh dari penilaian diri dan penilaian antarteman, hasilnya dapat dijadikan sebagai alat konfirmasi dari hasil penilaian sikap oleh pendidik.
Teknik penilaian yang digunakan adalah observasi melalui wawancara, catatan anekdot (anecdotal record), dan catatan kejadian tertentu (incidental record) sebagai unsur penilaian utama.
Dalam pelaksanaan penilaian sikap, pendidik dapat merencanakan indikator sikap yang akan diamati sesuai dengan karakteristik proses pembelajaran yang akan dilakukan, misalnya perilaku kerjasama dalam diskusi kelompok dan kerapihan dalam praktikum. Selain itu, penilaian sikap dapat dilakukan tanpa perencanaan, misalnya perilaku yang muncul tidak terduga selama proses pembelajaran dan di luar proses pembelajaran. Hasil pengamatan perilaku tersebut dicatat dalam jurnal.
Penilaian sikap dilakukan oleh guru kelas, guru mata pelajaran agama dan budi pekerti, guru PJOK, dan pembina ekstrakurikuler. Guru kelas mengumpulkan data dari hasil penilaian sikap yang dilakukan oleh guru mata pelajaran lainnya, kemudian merangkum menjadi deskripsi (bukan angka atau skala).
Siswayang berperilaku menonjol sangat baik diberi penghargaan, sedangkan siswayang berperilaku kurang baik diberi pembinaan.
Penilaian sikap spiritual dan sosial dilaporkan kepada orangtua dan pemangku kepentingan sekurang-kurangnya dua kali dalam satu semester. Hasil akhir penilaian sikap diolah menjadi deskripsi sikap yang dituliskan di dalam rapor peserta didik.
Dilaporkan juga pada saat ditemukan ada sikap spiritual atau sikap sosial yang menonjol perlu diberi pembinaan.
Pada saat
Di luar
Obser- vasi
Pada saat
guru mata
Di luar
ran pembelaja-
(agama
ran
dan PPKn)
guru untuk Penilaian
c. Penilaian Pengetahuan Penilaian pengetahuan (KD dari KI-3) dilakukan dengan cara mengukur
penguasaan siswa yang mencakup dimensi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan metakognisi dalam berbagai tingkatan proses berpikir.
Prosedur penilaian pengetahuan dimulai dari penyusunan perencanaan, pengembangan instrumen penilaian, pelaksanaan penilaian, pengolahan, dan pelaporan, serta pemanfaatan hasil penilaian.
Hasil penilaian pencapaian pengetahuan dilaporkan dalam bentuk angka, predikat, dan deskripsi. Angka menggunakan rentang nilai 0 sampai dengan 100. Predikat disajikan dalam huruf A, B, C, dan D. Rentang predikat (interval) ini ditentukan oleh Satuan Pendidikan dengan mempertimbangkan KKM.
Deskripsi dibuat dengan menggunakan kalimat yang bersifat memotivasi dengan pilihan kata/frase yang bernada positif.
Teknik penilaian pengetahuan menggunakan tes tertulis, lisan, dan penugasan.
1) Tes Tertulis
Tes tertulis adalah tes yang soal dan jawabannya secara tertulis, antara lain berupa pilihan ganda, isian, benar-salah, menjodohkan, dan uraian. Instrumen tes tertulis dikembangkan dengan mengikuti langkah-langkah berikut.
(a) Melakukan analisis KD. (b) Menyusun kisi-kisi soal sesuai dengan KD. (c) Menulis soal berdasarkan kisi-kisi dan mengacu pada kaidah-kaidah
penulisan soal. (d) Menyusun pedoman penskoran. (e) Melakukan penskoran berdasarkan pedoman penskoran.
2) Tes Lisan
Tes lisan berupa pertanyaan-pertanyaan, perintah, kuis yang diberikan pendidik secara lisan dan siswamerespon pertanyaan tersebut secara lisan. Tes lisan bertujuan menumbuhkan sikap berani berpendapat, mengecek penguasaan pengetahuan untuk perbaikan pembelajaran, percaya diri, dan kemampuan berkomunikasi secara efektif. Langkah-langkah pelaksanaan tes lisan sebagai berikut:
a) Melakukan analisis KD.
b) Menyusun kisi-kisi soal sesuai dengan KD.
c) Membuat pertanyaan atau perintah.
e) Memberikan tindak lanjut hasil tes lisan
3) Penugasan
Penugasan adalah pemberian tugas kepada siswauntuk mengukur pengetahuan dan memfasilitasi siswamemperoleh atau meningkatkan pengetahuan. Tugas dapat dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai karakteristik tugas. Tugas tersebut dapat dilakukan di sekolah, di rumah, atau di luar sekolah.
Gambar 2.2 Skema Penilaian Pengetahuan
Tes
Pilihan ganda, benar-salah,
tertulis
menjodohkan
Perintah, kuis dan Tanya- pengetahuan
Penilaian Tes
Tugas yang dilakukan secara individu atau
kelompok di sekolah, di luar sekolah dan di rumah
d. Penilaian Keterampilan Penilaian keterampilan (KD dari KI-4) dilakukan dengan teknik penilain kinerja,
penilaian proyek, dan portofolio. Penilaian keterampilan menggunakan angka dengan rentang skor 0 sampai dengan 100, predikat, dan deskripsi.
1) Penilaian Kinerja Penilaian kinerja (performance assessment) adalah penilaian yang menuntut
siswa untuk mendemonstrasikan dan mengaplikasikan pengetahuannya ke dalam berbagai macam konteks sesuai dengan kriteria yang diinginkan. Pada penilaian kinerja, penekanannya dapat dilakukan pada proses atau produk. Penilaian kinerja yang menekankan pada produk disebut penilaian produk, misalnya poster, puisi, dan kerajinan. Penilaian kinerja yang menekankan pada proses disebut penilaian praktik, misalnya bermain sepak bola, memainkan alat musik, menyanyi, melakukan pengamatan menggunakan mikroskop, menari, bermain peran, dan membaca puisi.
2) Penilaian Proyek Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang
harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengolahan data, dan pelaporan.
Pada penilaian proyek ada 4 (empat) hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu: (a) Kemampuan pengelolaan
Kemampuan siswa dalam memilih topik, mencari informasi, mengelola waktu pengumpulan data, dan penulisan laporan yang dilaksanakan secara kelompok.
(b) Relevansi
Kesesuaian tugas proyek dengan muatan pelajaran.
Proyek yang dilakukan siswa harus merupakan hasil karya sendiri di bawah bimbingan pendidik.
(d) Inovasi dan kreativitas Proyek yang dilakukan siswa mengandung unsur-unsur kebaruan atau sesuatu yang berbeda dari biasanya.
3) Penilaian Portofolio Portofolio merupakan kumpulan dokumen hasil penilaian, penghargaan, dan
karya siswa dalam bidang tertentu yang mencerminkan perkembangan (reflektif-integratif) dalam kurun waktu tertentu. Pada akhir periode portofolio tersebut dinilai oleh pendidik bersama-sama dengan siswa dan selanjutnya diserahkan kepada pendidik pada kelas berikutnya dan dilaporkan kepada orangtua sebagai bukti autentik perkembangan siswa.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dijadikan panduan dalam penggunaan penilaian portofolio di sekolah adalah sebagai berikut:
1) karya asli siswa
2) saling percaya antara pendidik dan siswa
3) kerahasiaan bersama antara pendidik dan siswa
4) milik bersama antara siswadan pendidik
5) kepuasan pada diri siswa
6) kesesuaian dengan kompetensi dalam kurikulum
7) penilaian proses dan hasil
8) penilaian yang tidak terpisahkan dari proses pembelajaran.
9) Bentuk portofolio (a) File folder yang bisa digunakan untuk menyimpan berbagai hasil karya terkait dengan produk seni (gambar, kerajinan tangan, dan sebagainya).
(b) Album berisi foto, video, audio. (c) Stopmap berisi tugas-tugas imla ’/dikte dan tulisan (karangan,
catatan) dan sebagainya. (d) Buku siswa yang disusun berdasarkan Kurikulum 2013, juga
merupakan portofolio siswaSD. Dalam menggunakan portofolio, pendidik beserta siswa perlu
memperhatikan hal-hal berikut: (a) masing-masing siswa memiliki portofolio sendiri yang di dalamnya
memuat hasil belajar siswa; (b) menentukan hasil kerja yang perlu dikumpulkan/disimpan; (c) sewaktu-waktu siswa diharuskan membaca catatan pendidik yang berisi
komentar, masukan, dan tindakan lebih lanjut yang harus dilakukan siswa dalam rangka memperbaiki hasil kerja dan sikap;
(d) siswa dengan kesadaran sendiri menindaklanjuti catatan pendidik; (e) catatan pendidik dan perbaikan hasil kerja yang dilakukan siswa perlu
diberi tanggal sehingga perkembangan kemajuan belajar siswa dapat terlihat.
Kinerja
Mengukur capaian pembelajaran berupa keterampilan proses dan/atau hasil (produk)
Mengetahui kemampuan siswa Penilaian
Proyek
dalam mengaplikasikan
Keterampilan
pengetahuannya melalui penyelesaian suatu tugas dalam periode/waktu tertentu
Portofolio
Rekaman penilaian autentik yang memperkuat kemajuan dan
kualitas pekerjaan peserta didik
F. Kontekstualisasi Pembelajaran sesuai dengan Kondisi Lingkungan dan Siswa Kegiatan pembelajaran pada silabus ini dapat disesuaikan dan diperkaya dengan konteks
daerah/sekolah dan konteks global untuk mencapai kualitas optimal hasil belajar siswa. Kontekstualisasi pembelajaran tersebut agar siswa tetap berada pada budayanya, mengenal dan mencintai alam serta sosial di sekitarnya, dan dengan perspektif global sekaligus menjadi pewaris bangsa, sehingga akan menjadi generasi tangguh dan berbudaya Indonesia.
Dalam konteks pembelajaran PPKn, lingkungan (alam, sosial, budaya, dan spiritual) merupakan kelas global yang terbuka (open global classroom) yang berfungsi sebagai sumber belajar. Oleh karena itu guru PPKn harus selalu berupaya untuk memanfaatkan lingkungan dalam rangka memberikan pengalaman belajar (learning experience) siswa dengan memberikan tugas belajar (learning task) yang digali dari lingkungan belajar dengan prinsip semakin meluas, misalnya: karyawisata/studiwisata, dan proyek belajar kewarganegaraan.
Dalam abad teknologi dan informasi (TI) saat ini, guru dan siswa merupakan warga sekolah, warga negara, dan warga jaringan (netizen). Oleh karena itu guru dan siswa sebagai pendatang baru dan pengguna TI memerlukan pelatihan pemanfaatan TI agar tidak terjadi kesenjangan informasi. Guru dapat juga menggunakan dan memanfaatkan sumber belajar bebas/open education resources (OERS) baik nasional maupun global, sehingga guru PPKn harus berupaya mengembangkan pembelajaran berbasis jaringan (pembelajaran daring). Dengan demikian pembelajaran PPKn menjadi proses belajar yang
terpadu/teraduk (blended learning). Guru yang belum maksimal memanfaatkan TI tetap
dapat menggunakan sumber belajar yang konvensional/nonteknologi seperti buku teks dan buku lainnya.
DAN PEMBELAJARAN
A. Kelas X Alokasi waktu 2 jam pelajaran/minggu
Pembelajaran Siswa mampu:
Kompetensi Dasar
Materi Pokok
1.1 mensyukuri keberadaan
Mengamati gambar nilai-nilai Pancasila
Nilai-nilai Pancasila dalam
/tayangan vidio/film dengan dalam praktik
kerangka praktik
penuh rasa syukur dan atau penyelenggaraan
penyelenggaraan pemerintahan
membaca dari berbagai pemerintahan negara
Negara
sumber (buku, media cetak sebagai salah satu bentuk
a. Sistem Pembagian
maupun elektronik)/nilai-
Kekuasaan Negara
pengabdian kepada nilai Pancasila dalam Tuhan Yang Maha Esa
b. Kedudukan dan Fungsi
kerangka praktik
penyelenggaraan 2.1 Menunjukkan sikap
Kementerian Negara
gotong royong sebagai pemerintahan negara
Republik Indonesia dan
Mengidentifikasi dan nilai Pancasila dalam
Lembaga Pemerintah Non
bentuk penerapan nilai
Kementerian
mengajukan pertanyaan kehidupan berbangsa dan
mendalam/dialektis dengan bernegara
c. Nilai-nilai Pancasila dalam
Penyelenggaraan
menggunakan High-Order-
3.1 menganalisis nilai-nilai Thinking Skills (HOTS) Pancasila dalam
pemerintahan
tentang Nilai-nilai Pancasila kerangka praktik
dalam kerangka praktik penyelenggaraan
penyelenggaraan pemerintahan negara
pemerintahan Negara 4.1 Menyaji hasil analisis
Mengumpulkan informasi nilai-nilai Pancasila
dari berbagai sumber (Buku dalam kerangka praktik
yang relevan, media masa, penyelenggaraan
memanfaatkan Teknologi pemerintahan Negara
Informasi dan Negara
Komunikasi)/dengan penuh kejujuran dan toleransi tentang Nilai-nilai Pancasila dalam kerangka praktik penyelenggaraan pemerintahan negara
Menganalisis nilai-nilai Pancasila dalam kerangka praktik penyelenggaraan pemerintahan negara
Mendemonstrasikan pengambilan keputusan bersama dalam kerangka praktik penyelenggaraan pemerintahan negara
Siswa mampu: 1.2 Menerima ketentuan
Mengamati gambar UndangUndang Dasar
Ketentuan Undang-Undang
/tayangan vidio/film dengan Negara Republik
Dasar Negara Republik
penuh rasa syukur dan atau Indonesia Tahun 1945
Indonesia tahun 1945 yang
melakukan kajian yang mengatur tentang
mengatur tentang wilayah
konstitusionalitas wilayah negara, warga
negara, warga negara dan
(membaca ketentuan negara dan penduduk,
penduduk, agama dan
Undang-Undang Dasar agama dan kepercayaan,
kepercayaan, pertahanan dan
Negara Republik Indonesia pertahanan dan
keamanan
Tahun 1945) yang keamanan sebagai wujud
a. Wilayah Negara Kesatuan
mengatur tentang wilayah rasa syukur pada Tuhan
Republik Indonesia
negara, warga negara dan Yang Maha Esa
b. Kedudukan warga negara
penduduk, agama dan
kepercayaan, pertahanan 2.2 Bersikap peduli terhadap
dan Penduduk Indonesia dan Penduduk Indonesia
dan keamanan Undang-Undang Dasar
c. Kemerdekaan beragama
dan berkepercayaan
Mengidentifikasi dan mengajukan pertanyaan
Negara Republik
terhadap Tuhan YME di
Indonesia Tahun 1945
Indonesia
dengan menggunakan High- yang mengatur tentang
Order-Thinking Skills wilayah negara, warga
d. Sistem Pertahanan dan
(HOTS) tentang Ketentuan negara dan penduduk,
Keamanan Negara
agama dan kepercayaan, Undang-Undang Dasar pertahanan dan
Republik Indonesia
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang mengatur
keamanan tentang wilayah negara,
3.2 Menelaah ketentuan warga negara dan UndangUndang Dasar
penduduk, agama dan Negara Republik
kepercayaan, pertahanan Indonesia Tahun 1945
dan keamanan yang mengatur tentang wilayah negara, warga
Mengumpulkan informasi negara dan penduduk,
dari berbagai sumber agama dan kepercayaan,
tentang Ketentuan Undang- serta pertahanan dan
Undang Dasar Negara keamanan.
Republik Indonesia Tahun 1945 yang mengatur
4.2 Menyaji hasil telaah tentang wilayah negara, tentang ketentuan
warga negara dan Undang-Undang Dasar
penduduk, agama dan Negara Republik
kepercayaan, pertahanan Indonesia Tahun 1945
dan keamanan yang mengatur wilayah
negara, warga negara Menganalisis dan
dan penduduk, agama menyimpulkan serta dan kepercayaan, serta
mempresentasikan hasil pertahanan dan
diskusi kelompok tentang keamanan
Ketentuan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang mengatur tentang wilayah negara, warga negara dan penduduk, agama dan kepercayaan, pertahanan dan keamanan
Mempresentasikan hasil analisis tentang ketentuan Undang-Undang Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang mengatur wilayah negara, warga negara dan penduduk, agama dan kepercayaan, serta pertahanan dan keamanan
Siswa mampu: 1.3 Menghargai nilai-nilai
Mengamati gambar terkait fungsi dan
Kewenangan lembaga-
/tayangan vidio/film dengan kewenangan lembaga-
lembaga negara
penuh rasa syukur dan atau lembaga negara menurut
a. Suprastruktur dan
membaca dari berbagai Undang-Undang Dasar
Infrastruktur sistem politik
sumber (buku, artikel, Negara Republik
Indonesia
media cetak maupun Indonesia Tahun 1945
elektronik) tentang sebagai bentuk sikap
b. Lembaga-lembaga negara
kewenangan lembaga- beriman dan bertaqwa
Republik Indonesia
menurut Undang-Undang
lembaga negara
Mengidentifikasi dan lembagalembaga di
Dasar Negara Republik
2.3 Bersikap peduli terhadap
Indonesia Tahun 1945
mengajukan pertanyaan sekolah sebagai cerminan
dengan menggunakan High- dari lembaga-lembaga
Order-Thinking Skills Order-Thinking Skills
3.3 Menganalisis fungsi dan lembaga negara kewenangan lembaga-
lembaga Negara menurut Mengumpulkan informasi Undang-Undang Dasar
dari berbagai sumber Negara Republik
dengan penuh disiplin dan Indonesia Tahun 1945
tanggung jawab tentang 4.3 Mendemonstrasikan hasil
kewenangan lembaga- analisis tentang fungsi
lembaga negara menurut dan kewenangan
Undang-Undang Dasar lembaga-lembaga Negara
Negara Republik Indonesia menurut Undang-Undang
Tahun 1945 Dasar Negara Republik
Mempresentasikan hasil Indonesia Tahun 1945
kesimpulan tentang kewenangan lembaga- lembaga negara menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Siswa mampu: 1.4 Menghormati hubungan
Mengamati gambar pemerintah pusat dan
Hubungan struktural dan
/tayangan vidio/film dengan daerah menurut
fungsional pemerintahan pusat
penuh rasa syukur dan atau UndangUndang Dasar
dan daerah
membaca dari berbagai Negara Republik
a. Desentralisasi atau
sumber (buku, artikel,
otonomi daerah dalam
Indonesia Tahun 1945
media cetak maupun sebagai anugerah Tuhan
konteks Negara Kesatuan
elektronik) tentang Yang Maha Esa
Republik Indonesia
hubungan struktural dan
2.4 Bersikap peduli terhadap fungsional pemerintahan
b. Kedudukan dan Peran
hubungan pemerintah pusat dan daerah pusat dan daerah yang
Pemerintah Pusat
Mengidentifikasi dan harmonis di daerah
c. Kedudukan dan Peran
mengajukan pertanyaan setempat
Pemerintah Daerah
secara proaktif dan 3.4 Merumuskan hubungan
d. Hubungan Struktural dan
responsif dengan pemerintah pusat dan
Fungsional Pemerintah
menggunakan High-Order- daerah menurut Undang-
Pusat dan Daerah
Thinking Skills (HOTS) Undang Dasar Negara
tentang hubungan struktural Republik Indonesia
dan fungsional Tahun 1945
pemerintahan pusat dan daerah
4.4 Merancang dan melakukan penelitian
Mengumpulkan data dari sederhana tentang
berbagai sumber termasuk hubungan pemerintah
media cetak dan elektronik pusat dan pemerintah
secara proaktif dan daerah setempat menurut
responsif tentang hubungan Undang-Undang Dasar
struktural dan fungsional Negara Republik
pemerintahan pusat dan Indonesia Tahun 1945
daerah Menyimpulkan hubungan
struktural dan fungsional pemerintahan pusat dan daerah menurut Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Mempresentasikan hasil kesimpulan secara proaktif dan responsif tentang hubungan struktural dan fungsional pemerintahan Mempresentasikan hasil kesimpulan secara proaktif dan responsif tentang hubungan struktural dan fungsional pemerintahan
1.5 mensyukuri nilai-nilai
Mengamati gambar yang membentuk
Faktor-faktor pembentuk
tayangan vidio/film dengan komitmen integrasi
integrasi nasional.
penuh rasa syukur dan atau nasional dalam bingkai
a. Kebhinnekaan Bangsa
membaca dari berbagai
Indonesia
Bhinneka Tunggal Ika sumber (buku, media cetak sebagai wujud syukur
maupun elektronik) tentang kepada Tuhan Yang
b. Konsep Integrasi Nasional
Faktor-faktor pembentuk Maha Esa
c. Faktor-faktor Pembentuk
integrasi nasional 2.5 Menunjukkan sikap
Integrasi Nasional
d. Tantangan dalam Menjaga Mengidentifikasi dan kerjasama dalam rangka
bertanya mewujudkan komitmen
Keutuhan Negara Kesatuan
mendalam/dialektis secara integrasi nasional dalam
Republik Indonesia
damai dan toleran dengan bingkai Bhinneka
menggunakan High- Order- Tunggal Ika
e. Peran serta warga negara
dalam menjaga Persatuan
Thinking Skills (HOTS)
3.5 Mengidentifikasi faktor- tentang faktor-faktor faktor pembentuk
dan Kesatuan Bangsa
pembentuk integrasi integrasi nasional dalam
nasional
bingkai Bhinneka Mengumpulkan informasi Tunggal Ika
dengan Memanfaatkan 4.5 Mendemonstrasikan
Teknologi Informasi dan faktor-faktor pembentuk
Komunikasi, menga-nalisis integrasi nasional dalam
dan menyimpulkan hasil bingkai Bhinneka
analisis/diskusi kelompok Tunggal Ika
tentang faktor-faktor pembentuk integrasi nasional
Mendemonstrasikan hasil analisis kerja kelompok melalui debat pro kontra tentang faktor-faktor pembentuk integrasi nasional
Siswa mampu: 1.6 Bersyukur kepada Tuhan
Mengamati gambar Yang Maha Esa atas
Indikator ancaman terhadap
/tayangan vidio/film dengan nilai-nilai yang
negara dan upaya
penuh rasa syukur dan atau membentuk kesadaran
penyelesaiannya di bidang
membaca dari berbagai atas ancaman terhadap
Ideologi, politik, ekonomi,
sumber (buku, artikel, negara dan upaya
sosial, budaya, pertahanan, dan
media cetak maupun penyelesaiannya dalam
keamanan.
elektronik) tentang bingkai Bhinneka
a. Ancaman terhadap
indikator ancaman terhadap Tunggal Ika
integritas nasional
negara dan upaya
2.6 Bersikap responsif dan penyelesaiannya di bidang
b. Ancaman di bidang
proaktif atas ancaman ideologi, politik, ekonomi,
Ideologi, politik, ekonomi,
terhadap negara dan sosial, budaya, pertahanan,
sosial, budaya, pertahanan,
dan keamanan upaya penyelesaiannya
dan keamanan
dibidang Ideologi,
Mengidentifikasi dan politik, ekonomi, sosial,
c. Peran masyarakat untuk
mengajukan pertanyaan budaya, pertahanan, dan
mengatasi berbagai
dengan menggunakan High- keamanan dalam bingkai
ancaman dalam rangka
Order-Thinking Skills Bhinneka Tunggal Ika
membangun integritas
(HOTS) tentang indikator 3.6 Menganalisis ancaman
nasional
ancaman terhadap negara terhadap negara dan
dan upaya penyelesaiannya upaya penyelesaiannya di
di bidang ideologi, politik, bidang ideologi, politik,
ekonomi, sosial, budaya, ekonomi, sosial, budaya,
pertahanan, dan keamanan pertahanan, dan
Mengumpulkan informasi keamanan dalam bingkai
dengan memanfaatkan
Bhinneka Tunggal Ika Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dan
4.6 Menyaji hasil analisis menganalisis secara bekerja tentang ancaman sama tentang indikator terhadap negara dan ancaman terhadap negara upaya penyelesaiannya di dan upaya penyelesaiannya bidang Ideologi, politik, di bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan pertahanan, dan keamanan keamanan
Mempresentasikan hasil prediksi secara bekerjasama dan bergotong royong tentang indikator ancaman terhadap negara dan upaya penyelesaiannya di bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan
Siswa mampu: 1.7 Menghargai wawasan
Mengamati gambar nusantara dalam konteks
Arti pentingnya Wawasan
/tayangan video/film Negara Kesatuan
Nusantara
dengan penuh rasa syukur Republik Indonesia
a. Konsep Wawasan
dan atau membaca dari sebagai anugerah Tuhan
Nusantara
berbagai sumber (buku, Yang Maha Esa
b. Fungsi dan Tujuan
artikel, dan media cetak
maupun elektronik tentang 2.7 Bertanggungjawab
Wawasan Nusantara
mengembangkan
arti pentingnya Wawasan kesadaran akan
c. Aspek Trigatra dan
Nusantara pentingnya wawasan
Pancagatra dalam
Mengidentifikasi dan nusantara dalam konteks
Wawasan Nusantara
mengajukan pertanyaan Negara Kesatuan
d. Peran serta warga negara
dengan menggunakan Republik Indonesia
dalam mendukung
High-Order-Thinking Skills 3.7 Menginterpretasi
implementasi wawasan
(HOTS) tentang arti pentingnya Wawasan
nusantara
pentingnya Wawasan
Nusantara dalam konteks Nusantara Negara Kesatuan
Mengumpulkan informasi, Republik Indonesia
dan menganalisis tentang 4.7 Mempresentasikan hasil
arti pentingnya Wawasan interpretasi terkait
Nusantara pentingnya Wawasan
Menyimpulkan dan Nusantara dalam konteks
mengambil keputusan Negara Kesatuan
bersama hasil analisis Republik Indonesia
tentang arti pentingnya Wawasan Nusantara
Menyajikan hasil analisis tentang arti pentingnya Wawasan Nusantara
B. Kelas XI Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran/minggu
Pembelajaran Siswa mampu:
Kompetensi Dasar
Materi Pokok
1.1 Menghargai hak asasi
Mengamati tayangan manusia berdasarkan
Kasus-kasus
film/vidio dan atau perspektif pancasila
pelanggaran hak asasi
membaca dari berbagai sebagai anugerah Tuhan
manusia dalam
sumber dengan penuh rasa yang Maha Esa
prespektif Pancasila.
a. Konsep Hak dan
syukur tentang kasus-kasus pelanggaran hak asasi
2.1 Bersikap peduli terhadap
Kewajiban Asasi
manusia dalam prespektif berdasarkan perspektif
hak asasi manusia
Manusia
Pancasila
b. Substansi Hak dan
pancasila dalam
Mengajukan pertanyaan kehidupan berbangsa
Kewajiban Asasi
dengan penuh kejujuran dan dan bernegara
Manusia dalam
Pancasila
kedisiplinan tentang kasus-
3.1 Menganalisis kasus pelanggaran hak asasi
pelanggaran hak asasi manusia dalam prespektif
c. Kasus-kasus
manusia dalam Pancasila
pelanggaran hak
asasi manusia
perspektif pancasila Mengumpulkan data dari dalam kehidupan
berbagai sumber termasuk berbangsa dan bernegara
d. Upaya Penegakan
Hak Asasi Manusia
media cetak dan elektronik
4.1 Menyaji hasil analisis dengan penuh kejujuran pelanggaran hak asasi
dan kedisiplinan tentang manusia dalam
kasus-kasus pelanggaran perspektif pancasila
hak asasi manusia dalam dalam kehidupan
prespektif Pancasila berbangsa dan
Menganalisis kasus-kasus pelanggaran hak asasi manusia dalam prespektif Pancasila
Mempresentasikan hasil analisis dengan penuh kedisiplinan tentang kasus- kasus pelanggaran hak asasi manusia dalam prespektif Pancasila
Siswa mampu:
1.2 Menghargai nilai-nilai
Mengamati tayangan ke-Tuhanan dalam
Sistem dan dinamika
vidio/film/gambar, berdemokrasi Pancasila
demokrasi Pancasila.
Membaca dari berbagai sesuai Undang-Undang
a. Hakikat demokrasi
sumber dengan rasa Dasar Negara Republik
tanggung jawab, tentang Indonesia Tahun 1945
b. Dinamika
penerapan
sistem dan dinamika
2.2 Berperilaku santun demokrasi Pancasila
demokrasi di
Indonesia
dalam berdemokrasi Mengidentifikasi dan Pancasila sesuai
mengajukan pertanyaan UndangUndang Dasar
c. Membangun
tentang sistem dan dinamika Negara Republik
kehidupan yang
demokrasi Pancasila Indonesia Tahun 1945
demokratis di
Indonesia
Mengumpulkan data dari
3.2 Mengkaji sistem dan berbagai sumber secara dinamika demokrasi
bertanggung jawab tentang Pancasila sesuai dengan
sistem dan dinamika Undang-Undang Dasar
demokrasi Pancasila Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 Menilai dan
4.2 Menyajikan hasil kajian membandingkan sistem dan tentang sistem dan
dinamika demokrasi dinamika demokrasi
Pancasila dalam berbagai Pancasila sesuai dengan
kurun waktu UndangUndang Dasar
Mendemonstrasikan hasil Negara Republik
penilaian tentang sistem dan Indonesia Tahun 1945
dinamika demokrasi Pancasila sesuai dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Menyaji hasil evaluasi tentang sistem dan dinamika demokrasi Pancasila sesuai dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Siswa mampu:
Mengamati tayangan dalam sistem hukum dan peradilan di Indonesia
1.3 Mensyukuri nilai-nilai
Sistem hukum dan
vidio/film/gambar dengan peradilan di Indonesia
penuh rasa syukur dan atau sesuai dengan Undang-
a. Sistem hukum di
membaca dari berbagai Undang Dasar Negara
Indonesia
sumber tentang sistem Republik Indonesia
hukum dan peradilan di Tahun 1945 sebagai
b. Mencermati sistem
Indonesia bentuk pengabdian
peradilan di
Indonesia
Mengidentifikasi dan kepada Tuhan Yang
mengajukan pertanyaan dari Maha Esa
c. Menampilkan sikap
yang sesuai dengan
konsep sampai hipotesis
2.3 Menunjukkan sikap
secara proaktif dan disiplin terhadap aturan
hukum
responsif tentang sistem sebagai cerminan sistem