BAB II TINJAUAN TEORI A. TINJAUAN TEORI MEDIS 1. KEHAMILAN a. Definisi - Ade Ninik Setyorini BAB II

BAB II TINJAUAN TEORI A. TINJAUAN TEORI MEDIS

1. KEHAMILAN

  a. Definisi

  Masa kehamilan dimulai dari

  konsepsi sampai lahirnya

  janin.Lama kehamilan yaitu 280 hari atau 40 pekan (minggu) atau 10 bulan (lunar months). Kehamilan dibagi atas 3 triwulan (trimester) : (a) kehamilan triwulan I antara 0-12, (b) kehamilam triwulan II antara minggu 12-28, dan (c) kehamilan triwulan III antara minggu 28- 40(Mochtar,R.2012;hal 35).

  Kehamilan adalah bertemunya sel spermatozoa dan ovum yang akan dilanjutkan dengan proses nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat

  fertilisasi sampai dengan lahirnya bayi,kehamilan normal

  akan berlangsung dengan dalam waktu 40 minggu (Prawirohardjo,2010;h.213).

  b. Tanda-tanda dan gejala kehamilan

1) Tanda – tanda presumtif.

  a)

  Amenorea (tidak mendapat haid)

  Wanita harus mengetahui tanggal hari pertama haid terakhir (HT) supaya dapat ditaksir umur kehamilan dan taksiran tanggal persalinan dan taksiran tanggal persalinan (TTP), yang dihitung dengan menggunakan rumus Naegele : TTP = (hari HT + 7) dan (bulan HT-3) dan (tahun HT+1).

  13 b) Mual dan muntah ( nausea and vomiting) Biasanya terjadi pada bulan

  • – bulan pertama kehamilan hingga akhir triwulan pertama.Karena sering terjadi pada pagi hari, disebut morning sickness (sakit pagi).Apabila timbul mual dan muntah berlebihan karena kehamilan, disebut

  hiperemesis gravidarum.

  c) Mengidam (ingin makanan khusus) Ibu hamil sering meminta makanan atau minuman tertentu terutama pada bulan

  • – bulan triwulan pertama.Mereka juga tidak tahan suatu bau – bauan.

  d) Pingsan Jika berada pada tempat ramai yang sesak dan padat, seorang wanita yang sedang hamil dapat pingsan.

  e) Tidak ada selera makan ( anoreksia) Hanya berlangsung pada triwulan pertama kehamilan, kemudian nafsu makan timbul kembali.

  f) Lelah (

  fatigue)

  g) Payudara membesar, tegang dan sedikit nyeri, disebabkan pengaruh estrogen dan progesteron yang merangsang duktus dan elveoli payudara. Kelenjar Montgomery terlihat lebih membesar.

  h)

  

Miksi sering, karena kandung kemih tertekan oleh rahim yang

  membesar. Gejala itu akan hilang pada triwulan kedua kehamilan. Pada akhir kehamilan, gejala tersebut muncul kembali karena kandung kemih ditekan oleh kepala janin. i) Konstipasi/ obsitpasi karena tonus otot

  • – otot usus menurun oleh pengaruh hormon steroid.

  j) Pigmentasi kulit kulit oleh pengaruh hormon kortikosteroid plasenta, dijumpai di muka

  (chloasma gravidarum), areola payudara, leher dan dinding perut (linea nigra = grisea).

  k) Pemekaran vena

  • – vena (varises) dapat terjadi pada kaki, betis, dan vulva, biasanya dijumpai paa triwulan akhir (Mochtar,R.2012;hal 35).

  2) Tanda

  • – tanda kemungkinan hamil a) Perut membesar.

  Uterus membesar, terjadi perubahan dalam bentuk, besar, dan konsistensi rahim.

  b) Tanda

  hegar, ditemukannya serviks dan isthmus uteri yang lunak

  pada pemeriksaan bimunial saat usia kehamilan 4 sampai 6 minggu c) Tanda

   Chadwick; perubahan warna menjadi kebiruan yang

  terlihat du porsio, vagina dan labia. Tanda tersebut timbul akibat pelebaran veria karena peningkatan kadar estrogen d) Tanda

  Piskacek : pembesaran dan pelunakan rahim ke salah

  satu sisi rahim yang berdekatan dengan tuba uterina. Biasanya tanda ini ditemukan di usia kehamilan 7-8 minggu e) Kontraksi = kontraksi uterus jika dirangsang = Braxton Hicks

  f) Teraba

  ballotement g) Reaksi kehamilan positif(Manuaba,2009;hal 73).

  3) Tanda pasti (tanda positif) Gerakan janin yang dapat dilihat atau dirasa atau diraba, juga bagian

  • – bagian janin. Denyut jantung janin

  a) Didengar dengan stetoskop monoaural Laenec

  b) Dicatat dan didengar dengan alat doppler

  c) Dicatat dengan foto elektrodiogram d) Dilihat pada ultrasonografi(Mochtar,R.2012;hal 36-37).

c. Diagnosis Banding Kehamilan

  Suatu kehamilan kadang kala harus dibedakan dengan keadaan atau penyakit yang menimbulkan keraguan dalam pemeriksaan : 1) Hamil palsu (

  pseudocyesis= kehamilan spuria): Gejala dapat sama

  dengan kehamilan, seperti amenorea, perut membesar, mual, muntah, air susu keluar, bahkan wanita tersebut merasakan gerakan janin. Namun, pada pemeriksaan, uterus tidak membesar, tanda

  • – tanda kehamilan lain dan reaksi kehamilan negatif 2) Miomi uteri. Perut dan rahim membesar, tetapi pada perabaan, rahim terasa padat, kadang kala berbenjol
  • – benjol. Tanda kehamilan negatif dan tidak dijumpai t
  • – tanda kehamilan lainnya.

  3) Kista ovarium. Perut membesar, bahkan makin bertambah besar, tetapi pada pemeriksaan dalam, rahim teraba sebesar biasa. Reaksi kehamilan negatif, tana- tanda kehamilan lain negatif

  4) Kandung kemih penuh dan terjadi retensi urin. Pada pemasangan kateter, keluar banyak urin

  5) Hematometra. Uterus membesar karena terisi darah yang disebabkan himen imperforata,stenosis vagina atau serviks (Mochtar,R.2012;hal 36-37).

Tabel 2.1 Diagnosis banding Nulipara dan Multipara No Nulipara Multipara

  1 Perut tegang Perut longgar, perut gantung, banyaks triae

  2 Pusat menonjol Tidak begitu menonjol

  3 Rahim tegang Agak lunak

  4 Payudara tegang Kurang tegang dan tergantung, ada striae

  5 Labia Mayora nampak bersatu Terbuka

  6 Himen koyak pada beberapa tempat Karunkula himenalis

  

7 Vagina sempit dengan rugae yang utuh Kurang lebar, rugae kurang menonjol

  8 Serviks licin, bulat dan tidak dapat dilalui oleh satu ujung jari Bisa terbuka satu jari kadang kala ada bekas robekan persalinan yang lalu

  

9 Perineum utuh dan baik Bekas robekan atau bekas episiotomi

  10 Pembukaan serviks : - Serviks mendatar dulu, baru

  • - membuka Pembukaan rata
    • – rata 1 cm dalam 2 jam Mendatar sambil membuka hampir bersamaan 2 cm dalam 1 jam

  11 Bagian terbawah janin turun pada 4-6 minggu terakhir kehamilan Biasanya tidak terfiksasi pada PAP sampai persalinan mulai

  13 Persalinan hampir selalu dengan episotomi Tidak

  Sumber: Mochtar,R (2012)

  d. Tujuan Pemeriksaan dan Pengawasan Ibu Hamil

  Tujuan umum adalah menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak selama dalam kehamilan, persalinan dan nifas; dengan demikian, didapatkan ibu dan anak yang sehat. Tujuan khusus adalah :

  1) Mengenali dan menangani penyulit

  • – penyulit yang mungkin dijumpai dalam kehamilan, persalinan dan nifas

  2) Mengenali dan mengobati penyakit

  • – penyakit yang mungkin diderita sedini mungkin

  3) Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan anak 4) Memberikan nasihat

  • – nasihat tentang cara hidup sehari – hari dan keluarga berencana, kehamilan, persalinan, nifas dan laktasi (Mochtar,R.2012;hal 38).

  e. Standar pelayanan Antenatal

  1) Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan 2) Pengukuran tekanan darah 3) Pengukuran lingkar lengan atas (LILA) 4) Pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri) 5) Penentuan status imunisasi tetanus dan pemberian imunisasi tetanus toxoid sesuai status imunisasi 6) Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan 7) Penentuan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ) 8) Pelaksanaan temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan konseling, termasuk Keluarga Berencana)

  9) Pelayanan tes laboratorium sederhana, minimal tes haemoglobin darah (Hb), pemeriksaan protein urin dan pemeriksaan golongan darah (bila belum pernah dilakukan sebelumnya) 10) Tatalaksana kasus (DinKes Jateng,2014 h;59).

  f. Jadwal Pemeriksaan Kehamilan

Trimester jumlah kunjungan minimal waktu kunjungan yang

dianjurkan

  I 1 x sebelum minggu ke 16

  II 1 x antara minggu ke 24-28

  III 2 x antara minggu 30-32 antara minggu 36-38 Sumber: KemenKes,2013

  g. Pemeriksaan Ibu Hamil

  1) Anamnesis

  a) Anamnesis identitas istri dan suami: nama, umur, agama, pekerjaan, alamat dan sebagainya.

  b) Anamnesis umum Tentang keluhan

  • – keluhan, bafsu makan, tidur, miksi, defekasi, perkawinan, dan sebagainya. Tentang haid, kapan mendapat haid terakhir (HT). Bila hari pertama haid terakhir diketahui, maka dapat dijabarkantaksiran tanggal persalinan memakai rumus Naegele : hari + 7 bulan -3, dan tahun + 1 TTP = hari+ 7 bulan – 3 tahun +1 HT.

  Tentang kehamilan, persalinan, keguguran, dan kehamilan ektopik, atau kehamilan mola sebelumnya (Mochtar,R.2012;hal 38-39).

  2) Inspeksi dan Pemeriksaan Fisik Diagnostik Pemeriksaan seluruh tubuh secara baik: tekanan darah, nadi, suhu, pernapasan jantung, paru

  • – paru dan sebagainya. 3) Perkusi Perkusi adalah tindakan pemeriksaan dengan mendengarkan bunyi getaran / gelombang suara yang dihantarkan ke permukaan tubuh yang diperiksa (Ambarwati,2011;h.121).

  4) Palpasi Ibu hamil diminta berbaring telentang, kepala dan bahu sedikit ditinggikan dengan memakai bantal.Pemeriksa berdiri di sebelah kanan ibu hamil.Dengan sikap hormat, lakukanlah palpasi bimanual, terutama pada pemeriksaan perut.

  Leopold I Menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin yang terdapat dalam fundusuteri(dilakukan sejak awal trimester I) Leopold II Menentukan bagian janin pada sisi kanan-kiri ibu.(dilakukan pada awal trimester II).

  Leopold III Menentukan bagianjanin yang terletak dibagian bawah uterus.

  Leopold IV Menentukan berapa jauh masuknya janin ke pintu atas panggul(dilakukan bila usia kehamilan >36 minggu) (KemenKes RI.2013;hal 26). Palpasi perut untuk menentukan : a) Besar dan konsistensi rahim

  b) Bagian

  • – bagian janin, letak, presentasi

  c) Gerakan janin

  d) Kontraksi rahim-Braxton Hicks dan his menentukan tuanya kehamilan dan berat badan janin dalam kandungan. (1) Dihitung dari tanggal haid terakhir (2) Ditambahkan 4,5 bulan dari waktu ibu merasa janin hidup

  “feeling life” (quickening) (3) Menurut Spiegelberg: dengan jalan mengukur tinggi fundus uteri dari simfisis, diperoleh tabel :

  22-28 mg 24-25 cm di atas simfisis 28 mg 26,7 diatas simfisis 30 mg 29,5-30 diatas simfisis 32 mg 29,5-30 cm diatas simfisis 34 mg 31 cm diatas simfisis 36 mg 32 cm diatas simfisis 38 mg 33 cm diatas simfisis 40 mg 37,7 cm diatas simfisis

  (4) Menurut Mac Donald adalah modifikasi cara Spiegelberg, yaitu jarak fundus-simfisi dalam cm dibagi 3,5 merupakan tuanya kehamilan dalam bulan

  (5) Menurut Ahlfeld : “Ukuran kepala – bokong” = 0,5 panjang anak sebenarnya. Jika jarak kepala

  • – bokong janin adalah 20 cm, tua kehamilan adalah 8 bulan

  (6) Rumus Jhonson

  • – Tausak : BB = (mD – 12 x 155) BB = Berat badan; mD= jarak simfisis
  • – fundus uteri(Mochtar,R.2012;hal 39-41)

  5) Auskultasi Menggunakan fetoskop atau doppler (jika usia kehamilan >16 minggu) untuk mendengarkan denyut jantung janin (DJJ) (KemenKes RI.2013;hal 26). 6) Pemeriksaan Laboratorium

  Ibu hamil hendaknya diperiksa urine dan darahnya sekurang

  • – kurangnya 2 kali selama kehamilan, sekali pada permulaan dan sekali lagi pada akhir kehamilannya(Mochtar,R.2012;hal 45).

  7) Ultrasonografi Dibandingkan dengan pemeriksaan rontgen, USG tidak berbahaya untuk janin, karena memakai prinsip Sonar (bunyi).Jadi, boleh dipergunakan pada kehamilan muda. Pada layar dapat dilihat letak, gerakan, dan gerakan jantung janin(Mochtar,R.2012;hal 45).

h. Nasihat – nasihat untuk Ibu Hamil

  Contoh pemeriksaan lengkap ( status obstetrikus) ada di setiap rumah sakit dan pusat kesehatan ( KIA dan PUSKESMAS) dan harus diisi selengkap

  • – engkapnya. Dari hasil pemeriksaan, dapat dibuat diagnosis, lalu diberikan pengobatan dan penanganan.Kepada ibu hamil, diberikan nasihat
  • – nasihat untuk memelihara kesehatannya selama hamil, nifas dan laktasi.

  1) Makanan (Diet) Ibu Hamil Wanita hamil dan menyusui harus betul betul diperhatikan susunan dietnya, terutama mengenai jumlah kalori, protein yang berguna untuk pertumbuhan janin, dan kesehatan ibu. Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan anmia, abortus, partus prematurus, inersia

  • – uteri, perdarahan pasca persalinan, sepsis puerperalis, dan lain lain. Di sisin lain, makan berlebihan, karena dianggap untuk 2 orang ibu dan janin dapat mengakibatkan komplikasi, seperti gemuk, preeklamasi, janin besar, dan sebagainya. Zat – zat yang diperlukan
  • – adalah protein; karbohidrat;zat lemak; mineral atau bermacam macam garam, terutama kalsium, fosfor dan zat besi (Fe); vitamin; dan air. Semua zat tersebut diperoleh dari makanan yang dimakan sehari- hari dan, jika kurang, ditambahkan suplemen Yang sebenarnya penting diperhatikan adalah :

a) Cara mengatur menu, dan

  Cara pengolahan menu makanan

  b)

  Menu disusun menurut petunjuk baku “ 4 sehat 5 sempurna” dan perlu diketahui bahwa makanan yang mahal harganya belum tentu tinggi nilai gizinya. Sebaliknya, banyak makanan yang murah hraganya, tetapi memiliki nilai gizi yang tinggi.Hendaknya selalu makan sayur

  • – sayuran dan buah – buahan yang berwarna karena nilai gizi mereka tinggi untuk kesehatan.
Banyak wanita berpendapat bahwa selagi hamil, makanan dikurangi, karena mereka takut janin menjadi besar sehingag sulit melahirkan. 2) Merokok jelas bahwa bayi dari ibu

  • – ibu perokok aktif maupun pasif memiliki berat badan lebih rendah. Karena itu, wanita hamil dilarang merokok dan dianjurkan untuk menghindari asap rokok

  3) Obat-obatan Prinsip : sedapat mungkin dihindari pemakaian obat

  • – obatan selama kehamilan, terutama dalam triwulan

  I. Perlu dipertimbangkan apakah manfaat pemberian obat lebih besar dibandingkan bahayanya terhdap janin. 4) Lingkungan

  Saat sekarang, bahaya polusi udara, air dan makanan terhadap ibu dan anak sudah mulai diselidiki seperti halnya merokok.

  5) Gerak badan Kegunaanya : Sirkulasi darah menjadi baik, nafsu makan bertambah, pencernaan lebih baik, dan tidur lebih nyenyak. Gerak badan yang melelahkan dilarang.Dianjurkan berjalan

  • – jalan pada pagi hari dalam udara masih segara. Gerak badan di tempat :

  a) Berdiri - jongkok

  b) Telentang

  • – kaki diangkat

  c) Telentang

  • – perut diangkat

  d) Melatih pernapasan

  6) Kerja

  a) Boleh bekerja seperti biasa

  b) Cukup istirahat dan makanan teratur

  c) Pemeriksaan hamil yang teratur 7) Bepergian

  a) Jangan terlalu lama dan melelahkan

  b) Duduk lama menyebabkan terjadinya stasis vena (stagnasi vena), yang dapat menyebabkan tromboflebitis dan kaki bengkak c) Bepergian dengan pesawat udara boleh dilakukan, tidak ada bahaya hopksia dan tekanan oksigen cukup dalam pesawat udara.

  d) Tidak dianjurkan bepergian pada usia kehamilan di atas 32 minggu dan masuk ke fase persalinan selama di perjalanan.

  8) Pakaian

  a) Pakaian harus longgar, bersih, dan tidak ada ikatan yang ketat pada daerah perut b) Dianjurkan memakai kutang yang menyokong payudara

  c) Disarankan memakai sepatu dengan tumit yang tidak terlalu tinggi d) Pakaian dalam selalu bersih

  9) Istirahat dan rekreasi Wanita pekerja harus sering istirahat.Tidur siang menguntungkan dan baik untuk kesehatan.Tempat hiburan yang terlalu ramai, sesak dan panas lebih baik dihindari karena dapat menyebabkan jatuh pingsan.

  10) Mandi Mandi diperlukan untuk kebersihan / higiene, terutama untuk perawatan kulit, karena fungsi ekskresi dan keringat bertambah.Dianjurkan menggunakan sabun lembut/ rinagn.Jangan sampai tergelincir di perigi dan jagalah kebersihannya.Douching dan mandi berendam tidak dianjurkan.

11) Coitus

  Koitus tidak dihalangi kecuali ada riwayat sering mengalami abortus / persalinan premature(Mochtar,R,2012;hal 47).

i. Tanda Bahaya Kehamilan

  Menurut (KemenKes,2013 h;31) Tanda-tanda bahaya yang perlu diwaspadai adalah: 1) Sakit kepala lebih dari biasa 2) Perdarahan pervaginam 3) Gangguan penglihatan 4) Pembengkakan pada wajah/tangan 5) Nyeri abdomen 6) Mual dan muntah berlebihan 7) Demam 8) Janin tidak bergerak sebanyak biasanya.

  j. Ketidaknyamanan Dalam Kehamilan

  1) Trimester I

  a) Nausea Nausea, di sertai muntah-muntah, ditafsirkan keliru sebagai morning sickness, tetapi paling sering terjadi pada siang atau sore hari atau bahkan sepanjang hari.nausea lebih kerap terjadi pada saat perut kosong sehingga biasanya lebih parah di pagi hari (Varney, 2007;h.536).

  b) Ptialisme (saliva berlebihan) Saliva berlebihan disebabkan oleh peningkatan keasaman di dalam mulut atau peningkatan asupan zat pati, yang menstimulasi kelenjar saliva pada wanita yang mengalami ptialisme biasanya juga mengalami mual . saliva yang berlebihan ini membuat rasa mual semakin kuat (Varney, 2007;h.537).

  c) Keletihan Keletihan diakibatkan oleh penurunan drastic laju metabolisme dasar pada awal kehamilan, tetapi alasan hal ini terjadi masih belum jelas.Metode untuk meredakannya adalah meyakinkan kembali wanita tersebut bahwa keletihan adalah hal yang normal dan bahwa keletihan akan hilang scara spontan pada trimester dua .pengetahuan ini akan membantu wanita untuk sering beristirahat selama siang hari jika memungkinkan hingga kelelahannya menghilang.Nutrisi yang baik juga dapat membantu mengatasi keletihan (Varney, 2007;h.537).

  d) Nyeri punggung bagian atas (nonpatologis) Nyeri punggung akibat peningkatan ukuran payudara, yang membuat payudara menjadi berat.Metode untuk mengurangi nyeri ini ialah dengan menggunakan bra yang berukuran sesuai ukuran payudara.dengan mengurangi mebilisasi payudara , bra penyokong yang berukuran tepat juga mengurangi ketidaknyamanana akibat nyeri tekan pada payudara yang timbul karena pembesaran payudara (Varney, 2007;h.538).

  e) Leukorea Leukorea adalah sekresi vaginan dalam jumlah besar, dengan konsistensi kental atau cair.Sekresi ini bersifat asam akibat pengubahan sejumlah besar glikogen pada sel epitel vagina menjadi asam laktat oleh basil doderlain.untuk mengatasi leukorea adalah dengan memperhatikan kebersihan tubuh pada area tersebut dan mengganti panty berbahan katun dengan sering. Wanita sebaiknya tidak melakukan douch atau menggunakan semprot untuk menjaga kebersihan area genetalia (Varney, 2007;h.538).

  f) Peningkatan frekuensi berkemih (nonpatologis ) Terjadi akibat peningkatan berat pada fundus uterus.

  Peningkatan berat pada fundus uterus ini membuat istmus menjadi lunak (tanda hegar),menyebabkan antefleksi pada uterus yang membesar, hal ini menimbulkan tekanan langsung pada kandung kemih. Tekanan ini akan berkurang sering uterus terus membesar dan keluar dari panggul sehingga menjadi salah satu organ abdomen , sementara kandung kemih tetap merupakan organ panggul.Cara mengatasinyamengurangi asupan cairan sebelum tidur malam sehingga wanita tidak perlu bolak balik ke kamar mandi pada saat mencoba tidur (Varney, 2007;h.538). g) Nokturia Aliran balik vena dari ekstremitas difasilitasi saat wanita sedang berbaring pada posisi lateral rekumben karena uterus tidak lagi menekan pembuluh darah panggul dan vena kava inferior. Satu- satunya cara untuk mengatasi nokturia adalah menjelaskan mengapa hal ini terjadi lalu membiarkanya memilih cara yang nyaman baginya dan menganjurkan mengurangi cairan setelah makan sore sehingga asupannya selama sisa hari tersebut tidak akan memperberat masalah (Varney, 2007;h.541).

  2) Trimester II

  a) Konstipasi Konstipasi diduga terjadi akibat penurunan peristaltis yang disebabkan relaksasi otot polos pada usus besar ketika terjadi peningkatan jumlah progesterone .pergeseran dan tekanan pada usus akibat pembesaran uterus atau bagian presentase juga dapat menurunkan motilitas pada saluran gastroinstestinal sehinga menyebabkan (Varney, 2007;h.539).

  b) Hemoroid Progesterone menyebabkan relaksasi dinding vena dan usus besar.pembesaran uterus mengakibatkan peningkatan tekanan, secara spesifik juga secara umum pada vena hemoroid. Tekanan ini akan mengganggu sirkulasi vena dan mengakibatkan kongesti pada vena panggul (Varney, 2007;h.539). c) Kesemutan dan baal pada jari Perubahan pada pusat gravitasi akibat uterus yang membesar dan bertambah berat dapat menyebabkan wanita mengambil postur dengan posisi bahu terlalu jauh ke belakang dan kepalanya antefleksi sebagai upaya menyeimbangkan berat bagian depanya dan lengkung punggungnya. Postur ini diduga menyebabkan penekanan pada saraf median dan ulnar lengan, yang akan mengakibatkan kesemutan dan baal pada jari- jari.Gejala-gejala ini biasanya terjadi pada malam hari dan akan berakhir dengan sendirinya dua minggu pascapartum. Cara penanganan mencakup penjelasan penyebab yang mungkin dan mendorong agar wanita tersebut mempertahankan postur tubuh yang baik dan dengan cara berbaring (Varney, 2007;h.543).

  3) Trimester III

  a) Nokturia Aliran balik vena dari ekstremitas difasilitasi saat wanita sedang berbaring pada posisi lateral rekumben karena uterus tidak lagi menekan pembuluh darah panggul dan vena kava inferior. Satu- satunya cara untuk mengatasi nokturia adalah menjelaskan mengapa hal ini terjadi lalu membiarkanya memilih cara yang nyaman baginya dan menganjurkan mengurangi cairan setelah makan sore sehingga asupannya selama sisa hari tersebut tidak akan memperberat masalah (Varney, 2006;h.541).

  4) Nyeri ulu hati Penyebab nyeri ulu hati adalah sebagai berikut

  a) Relaksasi sfingter jantung pada lambung akibat pengaruh yang ditimbulkan peningkatan jumlah progesterone b) Penurunan motilitas gastrointestinal yang terjadi akibat relaksasi otot halus yang kemungkinan disebabkan peningkatan jumlah progesterone dan tekanan uterus.

  c) Tidak ada ruang fungsional untuk lambung akibat perubahan tempat dan penekanan oleh uterus yang membesar (Varney, 2007;h.538). 5) Konstipasi

  Konstipasi diduga terjadi akibat penurunan peristaltis yang disebabkan relaksasi otot polos pada usus besar ketika terjadi peningkatan jumlah progesterone .pergeseran dan tekanan pada usus akibat pembesaran uterus atau bagian presentase juga dapat menurunkan motilitas pada saluran gastroinstestinal sehinga menyebabkan konstipasi (Varney, 2007;h.539).

  6) Hemoroid Progesterone menyebabkan relaksasi dinding vena dan usus besar.

  Selain itu , pembesaran uterus mengakibatkan peningkatan tekanan, secara spesifik juga secara umum pada vena hemoroid.

  Tekanan ini akan mengganggu sirkulasi vena dan mengakibatkan kongesti pada vena panggul (Varney, 2007;h.539).

  7) Dispareunia Nyeri pada saat berhubungan seksual dapat berasal dari sejumlah penyebab selama kehamilan.Perubahan fisiologis dapat terjadi penyebab, seperti kongesti vagina atau panggul akibat gangguan sirkulasi yang dikarenakan tekanan uterus yang membesar atau tekanan bagian presentasi. Pemahaman yang salah dan kekhawatiran akan menyakiti jabang bayi meskipun kekhawatiran ini tidak beralasan kecuali terdapat perdarahan vagina atau pecah ketuban (Varney, 2007;h.540).

  8) Nyeri pada ligamentum teres uteri Nyeri pada ligamentum teres uteri diduga terjadi akibat peregangan dan kemungkinan akibat penekanan berat uterus yang meningkat pesat pada ligamen. 9) Hiperventilasi dan sesak napas ( nonpatologis)

  Peningkatan jumlah progesterone selama kehamilan diduga memengaruhi langsung pusat pernapasan untuk menurunkan kadar karbon dioksida dan meningkatkan kadar oksigen. Peningkatan kadar oksigen menguntungkan janin. Peningkatan aktivitas metabolic yang terjadi selama kehamilan mengakibatkan peningkatan kadar karbon dioksida. Hiperventilasi akan menurunkan kadar karbon dioksida. 10) Kesemutan dan baal pada jari

  Perubahan pada pusat gravitasi akibat uterus yang membesar dan bertambah berat dapat menyebabkan wanita mengambil postur dengan posisi bahu terlalu jauh ke belakang dan kepalanya antefleksi sebagai upaya menyeimbangkan berat bagian depanya dan lengkung punggungnya. Postur ini diduga menyebabkan penekanan pada saraf median dan ulnar lengan, yang akan mengakibatkan kesemutan dan baal pada jari-jari.gejala-gejala ini biasanya terjadi pada malam hari dan akan berakhir dengan sendirinya dua minggu pascapartum. Cara penanganan mencakup penjelasan penyebab yang mungkin dan mendorong agar wanita tersebut mempertahankan postur tubuh yang baik dan dengan cara berbaring (Varney, 2007;h.543). 11) Varises

  Perubahan ini diakibatkan penekanan uterus yang membesar pada vena panggul saat wanita tersebut duduk atau berdiri dan penekanan pada vena kava imperior saat ia berbaring (Varney, 2007;h.543).

  k. Komplikasi dalam Kehamilan

  1) Hiperemesis gravidarum Definsi Mual dan muntah yang terjadi pada kehamilan hingga usia 16 minggu. Pada keadaan muntah muntah yang berat, dapat terjadi dehidrasi, gangguan asambasa dan elektrolit dan ketosis; keadaan ini disebut hiperemesis gravidarum (KemenKes, 2013; hal 82 ).

  Diagnosis Mual dan muntah sering menjadi masalah pada ibu hamil. Pada derajat yangberat, dapat terjadi hiperemesis gravidarum, yaitu bila terjadi:

  Mual dan muntah hebat, berat badan turun > 5% dari berat badan sebelum hamil, ketonuria, dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit.

  Faktor Predisposisi Peningkatan hormon-hormon pada kehamilan berkontribusi terhadap terjadinya mual dan muntah. Beberapa faktor yang terkait dengan mual danmuntah pada kehamilan antara lain:Riwayat hiperemesis gravidarum pada kehamilan sebelumnya ataukeluarga,Status nutrisi; wanita obesitas lebih jarang dirawat inap karena hiperemesis,Faktor psikologis: emosi, stress (KemenKes,2013;hal 82).

  2) Perdarahan antepartum

  a) Perdarahan pada usia kehamilan < 22 minggu (1) Abortus

  Definisi

  Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi

  sebelum janin dapathidup di luar kandungan. WHO IMPAC menetapkan batas usia kehamilankurang dari 22 minggu, namun beberapa acuan terbaru menetapkan batasusia kehamilan kurang dari 20 mingguatau berat janin kurang dari 500 gram (Kemenkes RI,2013;hal 84).

  Macam-macam Abortus:

  1) Abortus iminens

  Perdarahan sedikit,nyeri perut sedang, uterus sesuai usia gestasi, serviks tertutup dan tidak ada ekspulsi jaringan konsepsi.

  2) Abortus insipiens

  Perdarahan sedang-banyak, nyeri perut sedang-hebat, uterus sesuai usia kehamilan, seviks terbuka dan tidak ada ekspulsi jaringan konsepsi.

  3) Abortus inkomplit

  Perdarahan sedang-banyak, nyeri perut sedang-hebat, uterus sesuai dengan usia kehamilan, serviks terbuka dan ekspulsi sebagian jaringan konsepsi.

  4) Abortus komplit

  Perdarahan sedikit, tanpa/ sedikit nyeri perut, uterus lebih kecil dari usia gestasi, serviks terbuka/ tertutup, ekspulsi seluruhjaringan konsepsi.

  5) Missed abortion

  Perdarahan tidak ada, nyeri perut tidak ada, uterus lebih kecil dari usia kehamilan, serviks tertutup, dan janin telah mati tapi tidak ada ekspulsi jaringan konsepsi (KemenKes,2013;hal 85).

  (2) Mola Hidatidosa

  Definisi

  

Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik

gestasional, yang disebabkan oleh kelainan pada villi

  

khorionik yang disebabkan oleh proliferasitrofoblastik dan

edem (Kemenkes RI,2013;hal 92).

  (3) Kehamilan Ektopik Terganggu Definisi Kehamilan ektopik adalah kehamilan yang terjadi di luar rahim (uterus).Hampir 95% kehamilan ektopik terjadi di berbagai segmen tuba Falopii,dengan 5% sisanya terdapat di ovarium, rongga peritoneum atau di dalamserviks. Apabila terjadi ruptur di lokasi implantasi kehamilan, maka akanterjadi keadaan perdarahan masif dan nyeri abdomen akut yang disebut kehamilan ektopik terganggu (Kemenkes RI,2013;hal 94).

  Diagnosis Perdarahan pervaginam dari bercak hingga berjumlah sedang, kesadaran menurun, pucat, hipotensi dan hipovolemia, nyeri abdomen dan pelvis, nyeri goyang porsio, serviks tertutup. Penegakkan diagnosis dibantu dengan pemeriksaan USG. Faktor Predisposisi Riwayat kehamilan ektopik sebelumnya, riwayat operasi di daerah tuba dan/atau tubektomi, riwayat penggunaan AKDR, Infertilitas, riwayat inseminasi buatan atau teknologi bantuan reproduktif (

  assistedreproductive technology/ART), riwayat

  infeksi saluran kemih dan

  pelvic inflammatory disease/PID,

  merokok, riwayat abortus sebelumnya, riwayat promiskuitas, riwayat seksio sesarea sebelumnya (Kemenkes RI,2013;hal 94).

  b) Perdarahan pada usia kehamilan >22 minggu

  (1) Plasenta previa

  Definisi Keadaan implantasi plasenta sedemikian rupa sehingga menutupi sebagian atau seluruh mulut rahim,sehingga pembuluh darah besar ada pada sekitar mulut rahim. Dengan makin tuanya kehamilan dan terjadi pembentukan segmen bawah rahim, terjadinya pergeseran plasenta beserta pembuluh darahnya sehingga terjadi perdarahan.

  (Manuaba,2009;hal102). Terdapat empat macam plasenta previa berdasarkan lokasinya,yaitu:

  Plasenta previa totalis Plasenta previa parsialis Plasenta previa marginalis

Plasenta previa letak rendah. (KemenKes RI,2013;hal 96).

  Diagnosis Perdarahan tanpa nyeri, usia kehamilan>22 minggu, darah segar yang keluar sesuai dengan beratnya anemia, syok, tidak ada kontraksi uterus, bagian terendah janin tidak masuk pintu atas panggul,kondisi janin normal atau terjadi gawat janin. Penegakkan diagnosis dibantu dengan pemeriksaan USG (Kemenkes RI,2013;hal 96).

  (2) Solusio plasenta

  Definisi Terlepasnya plasenta dari tempat implantasinya.

  Diagnosis Perdarahan dengan nyeri intermiten atau menetap, warna darah kehitaman dan cair, tetapi mungkin ada bekuan jika solusiorelatif baru, syok tidak sesuai dengan jumlah darah keluar (tersembunyi), anemia berat, gawat janin atau hilangnya denyut jantung janin,uterus tegang terus menerus dan nyeri.

  Faktor Predisposisi Penyebab dari solusio plasenta dapat dikaitkan dengan trauma langsung pada kehamilan (jatuh pada saat hamil tua , trauma langsung pada perut ), ibu yang mengidap tekanan darah tinggi, kehamilan disertai pre-eklampsia dan eklampsia , ibu yang mengidap penyakit ginjal (Manuaba,2009;hal 103). (3) Persalinan preterm

  Persalinan preterm adalah persalinan yang terjadi sebelum usia kehanilan 37 minggu (KemenKes,2013 h;118).

  3) Hipertensi dalam kehamilan, Pre-eklamsia dan Eklamsia Definisi Hipertensi adalah tekanan darah sekurang-kurangnya 140 mmHg sistolik atau 90 mmHg diastolik pada dua kali pemeriksaan berjarak 4-6 jam pada wanita yang sebelumnya normotensi (KemenKes,2013 h;109).

  Bila ditemukan tekanan darah tinggi pada wanita hamil,lakukan pemeriksaan kadar protein urine dengan tes celup urin atau protein urin 24 jam dan tentukan diagnosis (KemenKes,2013 h;109).

  a) Hipertensi kronik Yaitu hipertensi tanpa proteinuria yang timbul dari sebelum kehamilan dan menetap setelah persalinan.

  b) Hipertensi gestasional Yaitu hipertensi tanpa proteinuria yang timbul setelah kehamilan 20 minggu dan menghilang setelah persalinan.

  c) Preeklamsia dan Eklampsia (1) Preeklampsia ringan

  Tekanan darah ≥140/90 mmHg pada usia kehamilan > 20 minggu. Tes celup urine menunjukan proteinuria +1 atau pemeriksaan protein kuantitaif menunjukan hasil > 300 mg/24 jam.

  2. Preeklampsia berat Tekanan darah >160/110 mmHg pada usia kehamilan >20 minggu, tes celup urine menunjukan proteinuria ≥+2 atau pada pemeriksaan protein kuantitatif menunjukan hasil >5g/24 jam atau disertai keterlibatan organ lain meliputi trombositopenia (>100.000 sel/uL), peningkatan SGOT/SGPT, nyeri abdomen kuadran kanan atas, sakit kepala skotoma penglihatan, pertumbuhan janin terhambat, oligohidramnion, oedema paru dan/atau gagal jantung kongesif, oliguria (>500 ml/24 jam)

  3. Eklampsia Kejang umum dan/atau koma, ada tanda dan gejala preeklampsia, tidak adakemungkinan penyebab lain (misalnya epilepsi, perdarahan subarakhnoid dan meningitis) (KemenKes,2013 h;109-112).

I. Standar ANC Terpadu

  ANC terpadu adalah program pelayanan untuk ibu hamil dengan prinsip menyediakan pelayanan antenatal terintegrasi, komprehensif dan berkualitas mendeteksi secara dini kelainan / penyakit/ gangguan yang diderita ibu hamil. Integrasi program dari ANC terpadu yaitu maternal neonatal tetanus elimination (MNTE), antisipasi defisiensi gizi dalam kehamilan, pencegahan malaria dalam kehamilan, pencegahan penularan HIV dari ibu ke bayi, perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K), pencegahan dan pengobatan ISK/IMS dalam kehamilan, eliminasi sifilis congenital dan penatalaksanaan TB dalam kehamilan serta pemeriksaan kesehatan gigi ibu hamil.

2. PERSALINAN

a. Pengertian

  Persalinan adalah proses alami yang akan berlangsung dengan sendirinya, tetapi persalinan pada manusia setiap saat terancam penyulit yang membahayakan ibu maupun janinnya sehingga memerlukan pengawasan , pertolongan dan pelayanan dengan fasilitas yang memadai. Persalinan pada manusia dibagi menjadi empat tahap penting dan kemungkinan penyulit dapat terjadi pada setiap tahap tersebut. Persalinan dapat terjadi karena adanya kekuatan yang mendorong janin (Manuaba,2009;hal 144).

  Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun ke dalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala, tanpa komplikasi baik ibu maupun janin.Beberapa pengertian lain dari persalinan spontan dengan tenaga ibu, persalinan buatan dengan bantuan, persalinan anjuran bila persalinan terjadi tidak dengan sendirinya tetapi melalui pacuan. Persalinan dikatakan normal bila tidak ada penyulit (Hidayat A,Sujiyatini.2010;hal 1).

b. Tahap Persalinan

  1) Kala I atau kala pembukaan dimulai dari adanya his yang adekuat sampai pembukaan lengkap. Kala I dibagi dalam 2 fase : fase laten ( serviks 1- 3 cm – dibawah 4 cm) , fase aktif ( serviks 4 - 10 cm/ lengkap) Fase aktif dibagi menjadi 3 fase yaitu fase Accelerasi(fase percepatan)dari pembukaan 3-4 cm , fase Dilatasi Maksimal dari pembukaan 4 -9 cm, fase Decelerasi(kurangnya kecepatan) dari pembukaan 9-10 cm.

  2) Kala II/ kala pengeluaran : dari pembukaan lengkap sampai lahirnya bayi. Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan satu jam pada multi. 3) Kala III/ kala uri : dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit.

  4) Kala IV/kala pengawasan : kala IV dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam post partum(Hidayat A,Sujiyatini.2010;hal 2).

  c. Teori persalinan

  1) Teori kadar progesteron. Progesteron yang mempunyai tugas mempertahankan kehamilan semakin menurun dengan makin tuanya kehamilan ,sehingga otot rahim mudah dirangsang oleh oksitosin.

  2) Teori oksitosin. Menjelang kelahiran oksitosin makin meningkat sehingga cukup kuat untuk merangsang persalinan.

  3) Teori regangan otot rahim. Dengan meregangnya otot rahim dalam batas tertentu menimbulkan kontraksi persalinan dengan sendirinya.

  4) Teori prostaglandin. Prostaglandin banyak dihasilkan oleh lapisan dalam rahim yang diduga dapat menyebabkan kontraksi rahim.

  Pemberian prostaglandin dari luar dapat merangsang kontraksi otot rahim dan terjadi persalinan atau gugur kanung.

  (Manuaba,2009;hal 144).

  d. Macam-macam persalinan

  1) Persalinan spontan. Bila persalinan seluruhnya berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri 2) Persalinan buatan. Bila proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar 3) Persalinan anjuran (partus presipitatus)(Manuaba, 2013;h.164).

  e. Tanda dan Gejala Persalinan

  1) Ligtening dirasakan dua minggu sebelum persalinan, yaitu penurunan bagian presentasi bayi kedalam pelvis minor.lightening menyebabkan tinggi fundus menurun keposisi yang sama dengan posisi fundus pada usia kehamilan 8 bulan.penyebabnya peningkatan intensitas kontrasi Braxton hick dan tonus otot abdomen yang baik (Varney, 2008;h.673).

  2) Perubahan serviks masih lunak dengan konsistensi seperti pudding, dan mengalami sedikit penipisan (effacement) dan kemungkinan sedikit dilatasi (Varney, 2008;h.673). 3) Persalinan palsu yaitu kontraksi yang sangat nyeri akibat kontraksi Braxton hicks (Varney, 2008;h.673).

  4) Ketuban pecah dini yaitu normalnya ketuban pecah pada akhir kala satu persalinan, tetapi ini sebelum awitan persalinan (Varney, 2008;h.673). 5) Bloody show adalah pengeluaran plak lender sebagai hasil proliferasi kelenjar lender serviks pada awal kehamilan. Terlihat sebagai rabas lender bercampur darah yang lengket dan harus dibedakang dengan perdarahan murni (Varney, 2008;h.673).

f. Faktor – faktor yang mempengaruhi persalinan

  Menurut Rustam Mochtar, 2011 faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan adalah: 1) Kekuatan mendorong janin keluar (power)

  a) His (kontraksi uterus )

  b) Kontraksi otot-otot dinding perut

  c) Kontraksi diafragma 2) Faktor janin 3) Faktor jalan lahir 4) Penolong 5) Psikologis.

g. Mekanisme Persalinan

  1) Engagement Diameter biparietal kepala melewati pintu atas panggul , kepala menancap (engaged) pada pintu atas panggul. Wanita nulipara ini terjadi sebelum persalinan aktif dimulai karena otot-otot abdomen masih tegang , sehingga bagian presentasi terdorong kedalam panggul. Pada wanita multipara , otot-otot abdomen lebih kendur kepala seringkali tetap dapat digerakkan diatas permukaan panggul sampai persalinan dimulai (Bobak, 2005;h.247). Penurunan adalah gerakan bagian presentasi melewati panggul. Penurunan terjadi akibat tiga kekuatan :

  a) Tekanan dari cairan amnion

  b) Tekanan langsung kontraksi fundus pada janin

  c) Kontraksi diafragma dan otot-otot abdomen ibu pada tahap kedua persalinan (Bobak, 2005;h.248).

  2) Fleksi Segera setelah kepala yang turun tertahan oleh serviks,dinding panggul,atau dasar panggul,dalam keadaan normal fleksi terjadi dan dagu didekatkan kearah dada janin.sukoksipitobbregmatika yang berdiameter lebih kecil (9,5 cm) dapat masuk ke dalam pintu bawah panggul (Bobak, 2005;h.248). 3) Putaran paksi dalam

  Putaran paksi dalam dimulai pada bidang setinggi spina iskiadika , tetapi putaran ini belum selesai sampai bagian presentasi mencapai panggul bagian bawah.ketika oksiput berputar ke arah anterior, wajah berputar kearah posterior. setiap kali terjadi kontrasi , kepala janin diarahkan oleh tulang panggul dan otot-otot dasar panggul. Akhirnya oksiput berada di garis tengah di bawah lengkung pubis. Kepala hampir selesai berputar saat mencapai dasar panggul (Williams, 2014;h.248).

  4) Ekstensi Saat kepala janin mencapai perineum, kepala akan defleksi kearah anterior oleh perineum. Mula-mula oksiput melewati permukaan bawah simfisis pubis, kemudian kepala muncul keluar akibat ekstensi:pertama oksiput, kemudian wajah, dan akhirmya dagu (Bobak, 2005;h.248). 5) Restitusi dan putaran paksi luar

  Setelah kepala lahir , bayi berputar hingga mencapai posisi yang sama dengan saat ia memasuki pintu atas. Disebut restitusi.

  Putaran 45 derajat membuat kepala janin kembali sejajar dengan punggung dan bahunya. Putaran paksi luar terjadi saat bahu engaged dan turun dengan gerakan yang mirip dengan gerakan kepala..bahu anterior turun terlebih dahulu, ketika ia mencapai pintu bawah , bahu berputar kea rah garis tengah dan dilahirkan di bawah lengkung pubis. Bahu posterior diarahkan kea rah perineum sampai ia bebas keluar dari introitus vagina (Bobak, 2005;h.248). 6) Ekspulsi

  Setelah bahu keluar, kepala dan bahu diangkat ke atas tulang pubis ibu dan badan bayi di keluarkan dengan gerakan fleksi lateral kearah simfisis pubis. Ketika seluruh tubuh bayi keluar , persalinan bayi selesai (Bobak, 2005;h.248).

h. Asuhan kebidanan pada persalinan normal

  58 langkah asuhan persalinan normal menurut KemenKes (2013): 1) Mengenali tanda gejala kala II

  a) Mendengar, melihat dan memeriksa gejala dan tanda kala II: (1) Ibu merasa ada dorongan kuat untuk meneran (2) Ibu merasakan regangan yang semakin meningkat pada rectum dan vagina (3) Perineum tampak menonjol (4) Vulva dan sfingter ani membuka

  2) Menyiapkan pertolongan persalinan

  a) Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan esensial untuk menolong persalinan dan menatalaksana komplikasi ibu dan bayi baru lahir. Untuk asfiksia, tempat datar dank eras, 2 kain dan 1 handuk bersih dan kering, lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm dari tubuh bayi. (1) Menggelar kain diatas perut ibu, tampat resusitasi dan ganjal bahu bayi.

  (2) Menyiapkan oksitosin 10 unit dan alat suntik steril sekali pakai di dalam pasrtus set.

  b) Kenakan baju penutup atau celemek plastik yang bersih, sepatu tertutup kedap air, tutup kepala, masker, dan kacamata.

  c) Lepaskan dan simpan semua perhiasan yang dipakai, cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir kemudian kerigkan tangan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering.

  d) Pakai sarung tangan DTT untuk melakukan periksa dalam.

  e) Masukkan oksitosin ke dalam lubang suntik (gunakan tangan yang menggunakan sarung tangan DTT dan steril (pastikan tidak terjadi kontaminasi pada alat suntik). 3) Memastikan pembukaan lengkap dan keadaan janin baik

  a) Membersihkan vulva dan perineum , menyekanya dengan hati- hati dari depan ke belakag dengan menggunakan kapas atau kasa yang dibasahi air DTT.

  b) Jika introitus vagina, perineum atau anus terkontaminasi tinja, bersihkan dengan saksama dari arah depan ke belakang.

  c) Buang kapas atau kasa pembersih dalam wadah yang tersedia.

  d) Ganti sarung tangan jika terkontaminasi (dekontaminasi, lepaskan dan rendam dalam larutan klorin 0,5%) e) Lakukan periksa dalam untuk memastikan pembukaan lengkap.

  (1) Bila selaput ketuban dalam pecah dan pembukaan sudah lengkap maka lakukan amniotomi.

  f) Dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang masih memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5% kemudian lepaskan dan rendam dalam keadaan terbalik selama 10 menit. Cuci kedua tangan setelah sarung tangan dilepaskan.

  g) Periksa DJJ setelah kontraksi/saat relaksasi uterus untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (120-160x/menit).

  (1) Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal (2) Mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam, DJJ dan semua hasil-hasil penilaian serta asuhan lainnya pada partograf. 4) Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses bimbingan meneran