BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN MEDIS - ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN DARI KEHAMILAN, PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR (BBL), NIFAS MENYUSUI DAN PERENCANAAN KELUARGA BERENCANA (KB)PADA NY.M UMUR 30 TAHUN DI DESA PURBADANA WILAYAH KERJA PUSKESMAS 1 KEMBARA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN MEDIS

  1. KEHAMILAN

  a. Pengertian kehamilan Kehamilan merupakan suatu proses fisiologik yang hampir selalu terjadi pada setiap wanita. Kehamilan terjadi setelah bertemunya sperma dan ovum, tumbuh dan berkembang di dalam uterus selama 259 hari atau 37 minggu atau sampai 42 minggu (Nugroho dan Utama, 2014). Kehamilan normal berlangsung dalam waktu 40 minggu (10 bulan) dihitung saat hari pertama haid terakhir sampai lahirnya bayi.

  Dapat disimpulkan bahwa kehamilan adalah suatu proses penyatuan sel telur dan sperma yang berlangsung 40 minggu (Mochtar, 2012).

  Kehamilan adalah serangkaian proses yang diawali dari konsepsi atau pertemuan antara ovum dengan sperma sehat dan dilanjutkan dengan fertilisasi, nidasi dan implantasi (Sulistyawati, 2012).

  Berdasarkan beberapa pengertian tentang kehamilan, dapat disimpulkan bahwa kehamilan adalah suatu masa antara kehidupan sebelum memiliki anak yang didalamnya terjadi proses penyatuan sel telur dan sperma yang kemudian bernidasi pada uterus, normalnya berlangsung dalam waktu 40 minggu.

  

11 b. Tanda kehamilan Menurut Manuaba (2014) tanda-tanda kehamilan ada 3 yaitu: 1) Tanda persumtif atau tanda dugaan kehamilan

  Tanda persumtif atau tanda dugaan kehamilan adalah perubahan

  • –perubahan yang dirasakan ibu (subjektif) yang timbul selama kehamilan. Tanda persumtif atau tidak pasti yaitu:

  a) Amenorea (Tidak dapat haid) Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi pembentukan folikel de graaf dan ovulasi. Dengan mengetahui hari pertama haid terakhir dengan perhitungan rumus Naegle, dapat di tentukan perkiraan persalinan (Manuaba, 2014).

  b) Mual dan muntah Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan pengeluaran asam lambung yang berlebihan. Mual dan muntah terutama pada pagi hari disebut morning sickness. Dalam batas yang fisiologis, keadaan ini dapat diatasi. Akibat mual muntah, nafsu makan berkurang (Manuaba, 2014).

  c) Ngidam Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu, keinginan yang demikian disebut ngidam (Manuaba, 2014).

  d) Sinkope atau pingsan Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala

  (sentral) menyebabkan iskemia susunan saraf pusat dan menimbulkan sinkope atau pingsan. Keadaan ini menghilang setelah usia kehamilan 16 minggu (Manuaba, 2014).

  e) Payudara tegang Pengaruh estrogen-progesteron dan somatomamotrofin menimbulkan deposit lemak, air dan garam pada payudara.

  Payudara membesar dan tegang. Ujung saraf tertekan menyebabkan rasa sakit terutama pada hamil pertama (Manuaba, 2014).

  f) Sering miksi Desakan rahim ke depan menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh dan sering miksi (Mochtar, 2012).

  g) Konstipasi atau obstipasi Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltic usus, menyebabkan kesulitan untuk buang air besar.

  h) Pigmentasi kulit Keluarnya melanophorehipofisis anterior menyebabkan pigmentasi kulit di sekitar pipi (kloasmagravidarum), pada dinding perut (striae lividae, striae nigra, linea alba makin menghitam), dan sekitar payudara (hiperpigmentasi areola mamae, puting susu makin menonjol, kelenjar montgomery menonjol, pembuluh darah manifes sekitar payudara) (Manuaba, 2014). i) Epulis Hipertrofi gusi yang disebut epulis dapat terjadi bila hamil. j) Varises atau penampakan pembuluh darah vena

  Pengaruh dari estrogen dan progesteron terjadi penampakan pembuluh darah vena, terutama bagi mereka yang mempunyai bakat. Penampakan pembuluh darah itu terjadi disekitar genetalia eksterna, kaki dan betis dan payudara.

  Penampakan pembuluh darah ini dapat menghilang setelah persalinan (Manuaba, 2014).

  2) Tanda kemungkinan hamil Menurut Nugroho (2014) ada perubahan

  • –perubahan yang di observasi oleh pemeriksa (bersifat objektif). Tanda kemungkinan hamil yaitu:

  a) Uterus membesar Terjadi perubahan bentuk, besar dan konsistensi rahim.

  Pada pemeriksaan dalam dapat diraba bahwa uterus membesar dan makin lama makin bundar bentuknya.

  b) Tanda hegar Konsistensi rahim dalam kehamilan berubah menjadi lunak, terutama di daerah ismus (Nugroho, 2014).

  c) Tanda chadwik Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva tampak lebih merah, agak kebiru

  • – biruan (livide).
d) Tanda piscaseck Uterus mengalami pembesaran, kadang

  • –kadang pembesaran tidak rata tetapi di daerah telur bernidasi lebih cepat tumbuhnya (Nugroho, 2014).

  e) Tanda braxton hicks Bila uterus dirangsang akan mudah berkontraksi waktu palpasi atau pemeriksaan dalam uterus yang tadinya lunak akan menjadi keras karena berkontraksi (Nugroho, 2014).

  f) Goodell sign Diluar kehamilan konsistensi serviks keras, kerasnya seperti kita merasa ujung hidung, dalam kehamilan serviks menjadi lunak pada perabaan selunak vivir atau ujung bawah daun telinga (Nugroho, 2014).

  g) Reaksi kehamilan positif Cara khas yang dipakai dengan menentukan adanya

  Human Chorionic Gonadotropin pada kehamilan muda adalah air kencing pertama pada pagi hari. Dengan tes ini dapat membantu menentukan diagnose kehamilan sedini mungkin (Nugroho, 2014).

  3) Tanda pasti hamil Menurut Nugroho (2014) tanda pasti adalah tanda

  • – tanda obyektif yang di dapatkan oleh pemeriksa yang dapat digunakan
untuk menegakkan diagnosa pada kehamilan. Tanda pasti kehamilan yaitu: a) Terasa gerakan janin

  Gerakan janin pada primigravida dapat dirasakan oleh ibunya pada kehamilan 18 minggu, sedangkan pada multigravida pada kehamilan 16 minggu, karena telah berpengalaman dari kehamilan terdahulu (Nugroho, 2014).

  b) Teraba bagian

  • –bagian janin Bagian –bagian janin secara objektif dapat diketahui oleh pemeriksa dengan cara palpasi menurut Leopold pada akhir trimester II (Nugroho, 2014).

  c) Denyut jantung janin Denyut jantung janin secara objektif dapat diketahui oleh pemeriksa dengan menggunakan:

  (1) Fetal elektro cardiograph pada kehamilan usia 12 minggu (2) Sistem doppler pada kehamilan 12 minggu (3) Stetoskop laenec pada kehamilan 18

  • – 20 minggu (4) Terlihat kerangka janin pada pemeriksaan sinar rontgen dengan menggunakan USG dapat terlihat gambaran janin berupa ukuran kantong janin dan diameter biparentalis hingga dapat di perkirakan tuanya kehamilan.
c. Perubahan anatomi fisiologis dalam kehamilan 1) Sistem reproduksi

  a) Uterus Menurut Prawirohardjo (2010) selama kehamilan uterus akan beradaptasi untuk menerima dan melindungi hasil konsepsi (janin, plasenta, amnion). Pada perempuan tidak hamil uterus mempunyai berat 70 gr dan kapasitas 10 ml atau kurang. Selama kehamilan uterus akan berubah menjadi suatu organ yang mampu menampung janin, plasenta, dan cairan amnion rata-rata pada akhir kehamilan volume totalnya mencapai 5 l bahkan dapat mencapai 20 l atau lebih dengan berat rata-rata 1100 gr.

  Pada awal kehamilan penebalan uterus distimulasi terutama oleh hormon estrogen dan sedikit oleh progesteron.

  Tuba fallopi, ovarium, ligamentum rotundum berada sedikit dibawah apeks fundus, sementara di akhir kehamilan akan berada sedikit diatas pertengahan uterus.

  Posisi plasenta juga mempengaruhi penebalan sel-sel otot uterus, dimana bagian uterus mengelilingi tempat implantasi akan bertambah besar lebih cepat dibandingkan bagian lainnya sehingga akan menyebakan uterus tidak rata tanda ini dikenal dengan piscaceck (Prawirohardjo, 2010).

  Pada minggu-minggu pertama kehamilan uterus masih seperti bentuk aslinya seperti buah avokado. Seiring dengan perkembangan kehamilanya, daerah fundus dan korpus menjadi bentuk sferis pada usia kehamilan 12 minggu. Itsmus uteri pada kehamilan pertama mengadakan hipertrofi yang mengakibatkan uterus lebih panjang dan lunak yang dikenal dengan tanda hegar (Prawirohardjo, 2010).

Tabel 2.1 Perubahan TFU Sesuai Umur Kehamilan

  Tinggi Fundus Uteri Usia kehamilan 1/3 diatas simfisis 12 minggu ½ diatas simfisis pusat 16 minggu 2/3 diatas simfisis 20 minggu Setinggi pusat 22 minggu 1/3 diatas pusat 28 minggu ½ pusat prosesus xifoidus 34 minggu Setinggi prosesus xifoidus 36 minggu 2 jari (4cm) dibawah prosesus xifoidus 40 minggu Sumber: Manuaba, 2010

  b) Serviks Satu bulan setelah konsepsi servik akan menjadi lebih lunak dan kebiruan. Perubahan ini terjadi akibat penambahan vaskularisasi dan terjadinya edema pada seluruh serviks bersamaan dengan terjadinya hipertrofi dan hiperplasia pada kelenjar-kelenjar Serviks. Serviks didominasi jaringan ikat fibrosa. Komposisinya berupa jaringan matriks ekstraselular terutama mengandung kolagen dengan elastin dan proteoglikan dan bagian sel yang mengandung otot dan fibroblas, epitel, serta pembuluh darah. Pada akhir trimester pertama kehamilan, berkas kolagen menjadi kurang kuat terbungkus.hal ini terjadi akibat penurunan kolagen secara keseluruhan (Prawirohardjo, 2010).

  c) Ovarium Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan folikel baru juga ditunda. Hanya satu korpus luteum yang ditemukan ovarium. Folikel ini akan berfungsi maksimal 6-7 minggu awal kehamilan dan setelahnya berperan sebagai penghasil progesteron dalam jumlah minimal (Prawirohardjo, 2010).

  d) Vagina dan vulva Menurut Nugroho (2014) hipervaskularisasi pada vagina dan vulva mengakibatkan lebih merah, kebiru-biruan

  (livide) yang di sebut tanda chadwick. Warna portio tampak livide. Selama hamil PH sekresi vagina menjadi lebih asam, keasaman berubah dari 4 menjadi 6,5. Rentan terhadap infeksi jamur.

  e) Kulit Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi kemerahan, kusam, dan kadang juga ada payudara dan paha. Perubahan ini dikenal sebagai striae gravidarum. Banyak perempuan kulit digaris pertengahan perutnya (linea alba) akan berubah menjadi hitam kecoklatan yang disebut dengan linea nigra. Kadang muncul pada daerah wajah dan leher yang disebut chloasma atau melasma gravidarum. Selain itu, pada areola dan daerah genitalia akan terlihat pigmentasi yang berlebihan (Prawirohardjo, 2010).

  f) Payudara Pada awal kehamilan perempuan akan merasakan payudaranya menjadi lebih lunak. Setelah bulan kedua payudara akan bertambah ukurannya dan vena-vena dibawah kulit akan lebih terlihat. Puting payudara akan lebih besar, kehitaman, dan tegak. Setelah bulan pertama cairan berwarna kekuningan disebut kolostrum dapat keluar. Kolostrum ini berasal dari kelenjar-kelenjar asinus yang mulai bersekresi. Setelah persalinan kadar progeteron dan estrogen menurun sehingga pengaruh inhibisi pro gesteron terhadap α-laktabumin akan hilang, areola juga akan lebih besar dan kehitaman.

  Kelenjar mongtgomery, yaitu kelenjar sebase areola, akan membesar dan cenderung menonjol keluar (Prawirohardjo, 2010). 2) Perubahan metabolic

  Sebagian besar penambahan berat badan selama kehamilan berasal dari uterus dan isinya. Kemudian payudara, volume darah, dan cairan ekstraselular. Diperkirakan selama kehamilan berat badan akan bertambah 12,5 kg (Prawirohardjo, 2010).

  3) Sistem kardiovaskular Pada minggu ke

  • – 5 cardial output akan meningkat dan perubahan ini terjadi untuk mengurangi resistensi vascular sistemik. Antara minggu 10 dan ke 20 terjadi peningkatan volume plasma sehingga juga terjadi peningkatan preload. Sejak pertengahan kehamilan pembesaran uterus akan menekan vena kava inferior dan aorta bawah ketika berada dalam posisi terlentang. penekanan vena kava inferior ini akan mengurangi darah balik vena ke jantung. Akibatnya, terjadi penurunan preload dan cardiac output sehingga akan menyebabkan terjadinya hipotensi arterial yang dikenal dengan sindrom hipotensi supine. Pada aorta ini juga akan mengurangi aliran darah uteroplasenta ke ginjal. selama trimester akhir posisi terlentang akan membuat fungsi ginjal menurun dibandingkan dengan posisi miring. Volume darah akan meningkat secara progresif mulai minggu ke 6
    • 8 kehamilan dan puncaknya pada minggu ke 32 - 34. Volume plasma akan meningkat kira-kira 40

    >– 45%. Hal ini dipengaruhi oleh progesteron dan estrogen pada ginjal. Eripoetin ginjal akan meningkat jumlah sel darah sebanyak 20
  • – 30 %, tetapi tidak sebanding dengan peningkatan volume plasma sehingga akan mengakibatkan hemodilusi dan penurunan konsentrasi hemoglobin (Prawirohardjo, 2010).

  4) Sistem respirasi Frekuensi pernafasan mengalami perubahan saat kehamilan, volume ventilasi permenit dan pengambilan oksigen per menit akan bertambah secara signifikan pada kehamilan lanjut (Prawirohardjo, 2010).

  5) Traktus urinarius Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih akan tertekan oleh uterus yang mulai membesar sehingga menimbulkan sering berkemih. Keadaan ini akan hilang dengan makin tuanya kehamilan apabila uterus keluar dari rongga panggul. Pada akhir kehamilan, jika kepala janin sudah mulai turun ke pintu atas panggul, keluhan itu akan timbul kembali (Prawirohardjo, 2010).

  6) Sistem endokrin Selama kehamilan normal kelenjar hipofisis akan membesar ± 135%, tetapi kelenjar-kelenjar ini tidak mempunyai arti penting dalam kehamilan (Prawirohardjo, 2010). 7) Sistem musculoskeletal

  Lordosis yang progesif akan menjadi bentuk yang umum pada kehamilan. Akibat kompensasi dari pembesaran uterus ke posisi anterior, lordosis menggeser pusat daya kebelakang kearah dua tungkai (Prawirohardjo, 2010). d. Perubahan psikologi dalam kehamilan Secara umum, semua emosi yang dirasakan oleh wanita hamil cukup labil. Seorang wanita hamil sangat sensitif dan cenderung bereaksi berlebihan. mereka sangat takut akan kematian baik pada dirinya sendiri maupun pada bayinya. Cemas akan hal-hal yang tidak dipahami karena mereka merasa tidak dapat mengendalikan tubuhnya dan kehidupan yang mereka jalani sedang berada dalam suatu proses yang tidak dapat berubah kembali. Hal ini membuat sebagian besar wanita menjadi tergantung, dan selebihnya menjadi menuntut. selama kehamilan berlangsung, terdapat rangkaian proses psikologis khusus yang jelas, terkadang berkaitan erat dengan perubahan bilologis yang sedang terjadi (Varney, 2007).

  Trimester pertama sering disebut sebagai periode penyesuaian. Penyesuaian yang dilakukan seorang wanita terhadap kenyataan bahwa ia sedang megandung. Fokus wanita adalah pada dirinya sendiri.

  Tanggung jawab yang baru atau tambahan tanggungannya, kecemasan yang berhubungan dengan kemampuanya untuk menjadi seorang ibu.

  Trimester kedua dikenal sebagai periode kesehatan yang baik, yakni ketika wanita merasa nyaman dan bebas dari segala ketidaknyamanan yang normal dialami saat hamil. Lebih banyak bersosialisasi dengan wanita hamil lainnya, aktifitasnya berfokus pada kehamilan, mulai belajar cara merawat anak, mempersiapkan peran baru, mengalami kemajuan dalam hubungan seksual, telah mengalami perubahan dari seorang yang menuntut menjadi seorang yang mencari kasih sayang, dan semua faktor ini turut mempengaruhi peningkatan libido (Varney, 2007).

  Trimester ketiga disebut periode penantian dengan penuh kewaspadaan. Pada periode ini wanita mulai menyadari kehadiran bayi sebagai makhluk yang terpisah sehingga wanita menjadi tidak sabar menanti kehadiran sang bayi. Perhatian utama wanita hanya terfokus pada bayi yang akan segera dilahirkan. Wanita kembali merasakan ketidaknyamanan fisik menjelang akhir kehamilan (Varney, 2007).

  e. Pertumbuhan dan Perkembangan Janin Menurut Varney (2007) pertumbuhan dan perkembangan janin yaitu: 1) Trimester Pertama

  Pertumbuhan dan perkembangan dimulai dengan fertilisasi dan proses fusi pronekleus pada wanita dan pria masing masing ovum dan sperma. Proses fusi ini menghasilkan sel tunggal yang disebut zigot. Segera setalah fertilisasi zigot yang dihasilkan mulai mengalami pembelahan sel mitosis yang disebut pembelahan.

  a) Minggu ke-3 Ditandai dengan mulainya morfogenesis, yakni perkembangan bentuk tubuh (embrio).

  b) Minggu ke-4 Jantung mulai berdetak pasca fertilisasi (enam minggu berdasarkan menstruasi terakhir). Selama minggu ke-4 terjadi perkembangan lapisan longitudinal meliputi lapisan kepala dan lapisan ekor yang mengubah embrio dari bentuk yang lurus menjadi bentuk yang memiliki lekuk. Pada akhir minggu ke-4, embrio diperkirakan memiliki gambaran seperti kadal dan mempunyai bakal telinga (lubang otis), lengan(bakal lengan), tungkai(bakal tungkai), dan struktur leher serta wajah (empat lekuk brakial pertama) (Varney, 2007).

  c) Minggu ke-5 Perkembangan pesat pada otok menghasilkan perkembangan kepala yang membesar dan membuatnya menjadi bagian yang lebih besar dari pada anggota tubuh yang lain. Perkembangan berlangsung dari kepala hingga bokong dan tungkai berkembang, mata terbentuk bakal lensa, cangkir optic dan pigmen retina (Varney, 2007).

  d) Minggu ke-6 Perkembangan pada minggu ini terbentuk mulut hidung, dan mata mulai terlihat.

  e) Minggu ke-7 Perkembangan janin pada minggu ini yaitu berkembang lempeng kaki, kelopak mata dapat terllihat, usus halus mengalami herniasi kebagian belakang tali pusat yang memiliki ruan untuk usus tersebut (Varney, 2007). f) Minggu ke-8 Periode ini menandai akhir dari periode embroik.

  Semua struktur internal dan eksternal telah terbentuk dan mengalami perkembangan (Varney, 2007).

  2) Trimester kedua dan ketiga

  a) Minggu ke 13-16 Kelopak mata mengalami fusi sedangkan kepala berkembang lambat, sementara telinga bergerak ke posisi yang lebih tinggi pada kepala dan dagu, kedua lengan telah mencapai panjang sesungguhnya, kuku jari tangan mulai berkembang, respon reflek sudah terjadi meski ibu belum merasakan. Minggu ke 14 jenis kelamin mulai jelas terlihat, pada minggu ke 16 terjadi perkembangan tulang (Varney, 2007).

  b) Minggu ke 17-20 Kaki telah mencapai panjang total, kuku jari kaki mulai tumbuh, kelopak mata masih menyatu, pada akhir bulan vernik

  caseosa mulai menutupi seluruh tubuh. Vernik Caseosa adalah

  campuran sebum (sekresi dari kelenjar sebasea) dan sel epitel permukaan yang tebal, suatu substansi seperti keju yang melindungi kulit janin yang rapuh. Detak jantung dapat terdengar dengan menggunakan fetoskop (Varney, 2007). c) Minggu ke 21-24 Seluruh tubuh janin dilapisi Ianugo, yakni rambut halus yang menurun, bakal gigi permanen telah muncul, tangan mulai membentuk kepalan dan pegangan, lemak coklat yang merupakan sumber energi, produksi panas dan pengaturan panas pada bayi baru lahir juga mulai terbentuk (Varney, 2007).

  d) Minggu ke 25-28 Sufaktan mulai dihasilkan paru-paru pada usia 26 minggu, gerakan menghisap semakin kuat, mata mulai menutup dan membuka, kuku pada jari mulai terlihat (Varney, 2007).

  e) Minggu ke 29-32 Tubuh janin sudah berisi lemak, janin telah memiliki kendali terhadap gerak pernapasan yang berirama dan temperature tubuh, mata telah terbuka, reflek cahaya terhadap pupil muncul (Varney, 2007).

  f) Minggu ke 33-36 Kulit mulai halus, tubuh menjadi semakin bulat, rambut memanjang, kuku sudah sempurna, testis sebelah kiri biasanya telah turun ke skrotum. g) Minggu ke 37-40 Menurut Varney (2007) pertumbuhan dan perkembangan janin telah mencapai sempurna dengan dada dan kelenjar payudara menonjol pada kedua jenis kelamin, kedua testis sudah masuk ke skrotum, lanugo semakin menghilang.

  f. Ketidaknyamanan pada kehamilan Menurut Varney (2007) ketidaknyamanan umum selama kehamilan yaitu:

  1) Trimester pertama

  a) Nausea Dengan atau tanpa disertai muntah-muntah, nausea lebih kerap terjadi pada saat perut kosong sehingga biasanya lebih kerap terjadi dipagi hari. Penyebab morning sickness masih belum diketahui dengan pasti, tetapi sejumlah ide telah dikembangkan. Ide ini mencakup perubahan hormone selama kehamilan. Kadar gula darah yang rendah disebabkan oleh tidak makan sehingga mengakibatkan siklus yang tidak berujung pangkal. Lambung yang terlalu penuh paristaltik yang lambat dan factor lain emosi lainnya.

  b) Ptialisme Merupakan kondisi yang tidak lazim, yang dapat disebabkan oleh peningkatan keasaman didalam mulut atau peningkatan asupan zat peti, yang menstimulasi kelenjar saliva pada wanita yang rentan mengalami sekresi berlebihan (Varney, 2007).

  c) Keletihan Salah satu dugaan adalah bahwa keletihan diakibatkan oleh penurunan drastis laju metabolisme dasar pada awal kehamilan, tetapi hal tersebut masih belum jelas dugaan lain yaitu bahwa peningkatan progesterone memiliki efek sehingga menyebabkan tidur (Varney, 2007).

  d) Nyeri punggung bagian atas Nyeri punggung bagian atas terjadi selama trimester pertama akibat peningkatan ukuran payudara yang membuat payudara semakin membesar dan terasa berat.

  e) Leukorea Menurut Varney (2007) leukoria adalah sekresi vagina dalam jumlah besar dengan konsistensi kental atau cair yang dimulai pada trimester pertama.

  f) Peningkatan Frekuensi Berkemih Frekuensi berkemih selama trimester pertama terjadi akibat peningkatan berat pada fundus uterus. Peningkatan barat pada fundus uterus ini membuat istmus menjadi lunak (tanda

  hegar ) menyebabkan antefleksi pada uterus yang membesar (Varney, 2007).

  2) Trimester ke dua

  a) Nyeri ulu hati Nyeri ulu hati yaitu ketidaknyamanan yang mulai timbul menjelang akhir trimester ke 2 dan bertahan pada trimester ke 3.

  b) Konstipasi Konstipasi diduga terjadi akibat penurunan peristaltic yang disebabkan relaksi otot polos pada usus besar ketika terjadi peningkatan jumlah progesterone (Varney, 2007).

  c) Hemoroid Hemoroid sering didahului oleh konstipasi. Oleh karena itu, semua penyebab konstipasi berpotensial menyebabkan hemoroid.

  d) Varises Menurut Varney (2007) varises vena lebih mudah muncul pada wanita yang memiliki kecenderungan tersebut dalam keluarga atau juga memiliki faktor predisposisi kongenital.

  3) Trimester ketiga

  a) Nokturia Peningkatan frekuensi berkemih pada trimester ketiga. b) Insomnia Penyebabnya seperti kekhawatiran, kecemasan, terlalu gembira menyambut suatu acara untuk keesokan harinya.

  c) Kram tungkai Kram kaki diperkirakan disebabkan oleh gangguan asupan kalsium yang tidak adekuat atau ketidakseimbangan resiko kalsium dan fosfor dalam tubuh (Varney, 2007).

  g. Tanda Dan Bahaya dalam kehamilan Menurut Kusmiyati (2009) tanda dan bahaya dalam kehamilan yaitu: 1) Perdarahan pervaginam 2) Sakit kepala hebat 3) Penglihatan atau pandangan kabur 4) Bengkak di wajah dan jari-jari tangan 5) Keluar cairan pervaginam 6) Gerakan janin tidak terasa.

  h. Komplikasi dalam kehamilan 1) Hyperemesis Gravidarum adalah mual muntah yang berlebihan pada wanita hamil karena keadaan umumnya memburuk, karena terjadi dehidrasi. 2) Toksemia Gravidarum adalah kumpulan gejala-gejala dalam kehamilan yang merupakan trias HPE (Hipertensi, Proteinuria,

  Edema) yang kadang-kadang lebih parah diikuti oleh kejang- kejang/ konvulsi dan koma atau istilah lainnya pre eklamsia dan eklamsia.

  3) Abortus (keguguran) adalah (menurut eastman) pengeluaran hasil konsepsi pada umur kehamilan kurang dari 28 minggu sebelum janin dapat hidup dilaur kandungan. Beratnya antara 400-1000 gram. Jenis-jenis abortus menurut Prawirohardjo (2010) yaitu: a) Abortus Imminens

  Merupakan abortus tingkat permulaan dan merupakan ancaman terjadinya abortus, ditandai perdarahan pervaginam, ostium uteri masih tertutup dan hasil konsepsi masih baik dalam kandungan.

  b) Abortus Insipiens Merupakan abortus yang sedang mengancam yang ditandai serviks telah mendatar dan astium uteri telah membuka, akan tetapi hasil konsepsi masih dalam kavum uteri dan dalam proses pengeluaran.

  c) Abortus Kompletus Merupakan abortus yang seluruh hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri pada kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram (Prawirohardjo, 2010).

  d) Abortus Inkompletus Merupakan abortus yang sebagian hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri dan masih ada yang tertinggal

  (Prawirohardjo, 2010). e) Missed abortus Merupakan abortus yang ditandai dengan embrio atau fetus telah meninggal dalam kadungan sebelum kehamilan 20 minggu dan hasil konsepsi seluruhnya masih tertahan dalam kandungan (Prawirohardjo, 2010).

  f) Abortus habitualis Merupakan abortus spontan yang terjadi 3 kali atau lebih berturut-turut (Prawirohardjo, 2010).

  4) Kelainan Letak Kehamilan (Kehamilan Ektopik) adalah kehamilan dengan hasil konsepsi berimplantasi diluar endometrium rahim.

  5) Penyakit Trofoblas adalah karena kehamilan yang berasal dari kelainan pertumbuhan trofoblas plasenta dibagi empat bentuk klinik patologis yaitu: Molahidatidosa, Molainvasif,

  

Choriocarcinoma , dan Plasental site trophoblastic tumor

(Prawirohardjo, 2010).

  6) Penyakit dan Kelainan Plasenta dan Tali Pusat

  a) Penyakit plasenta (1) Infark plasenta adalah jaringan putih keras berukuran kecil sampai beberapa cm persegi panjang pada permukaan maternal maupun pada permukaan fetal plasenta (Prawirohardjo, 2010).

  (2) Kalsifikasi plasenta, bila plasenta menjadi tua, timbullah penimbunan kalsium pada lapisan atas desidua basalis, terutama ditempat sekitar tertanamya vili, dan ditempat- tempat yang telah terjadi degenerasi fibrin. Secara klinis dampaknya tidak banyak (Prawirohardjo, 2010). (3) Tumor plasenta (Kista plasenta, fibromata, miksifibromata, hemangioma, dan koriangioma).

  (4) Plasentitis dan korio-amnionitisinfeksi plasenta korion, dan amnion yang disebabkan oleh pemeriksaan dalam yang berulangulang yang dapat berakibat buruk pada janin dan ibu (Prawirohardjo, 2010).

  (5) Insufisiensi plasenta adalah ketidaksanggupan plasenta mencukupi oksigenasi, zat-zat makanan, ekskresi, dan hormone bagi janin.

  b) Kelainan dan penyakit tali pusat (1) Kelainan insersi tali pusat diantaranya adalah plasenta

  bailedore (insersi tali pusat di tepi plasenta), insersio velamentosa (bila tali pusat berinsersi dalam ketuban, dan

  pembuluh-pembuluh darah berjalan diantara lapisan amnoin dan korion ke plasenta (Prawirohardjo, 2010).

  (2) Kelainan panjang tali pusat dan kelainan lainnya. Panjang tali pusat rata-rata adalah 55 cm, tali pusat terpendek 2-3 cm dan terpanjang 200 cm. Tali pusat yang pendek dapat menghalangi turunya kepala dan menyebabkan solusio plasenta. Kelainan tali pusat seperti lilitan tali pusat, kelainan bawaan tali pusat, varises tali pusat, dan edema tali pusat (Prawirohardjo, 2010).

  7) Air ketuban (Liquor Amnii/ Amniotic Fluid dan kelainannya) oligohidramnion (air ketuban kurang dari normal, yaitu lebih kecil dari ½ liter). Hidramnion (jumlah air ketuban jauh lebih banyak dari normal, biasanya kalau lebih dari 2 liter). Ketuban pecah dini (pecahnya ketuban pembukaan pada primi kurang dari 3 cm dan multipara dari 5 cm).

  8) Kehamialn ganda atau hamil kembar kehamilan dengan dua janin atau lebih (Mochtar, 2012).

  9) Anemia pada kehamilan Kebutuhan zat besi pada ibu hamil 900 mg Fe untuk meningkatkan jumlah sel darah merah dan membentuk sel darah merah janin dan plasenta. Pemeriksaan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan HB sahli digolongkan sebagai berikut: a) Hb 11 gr% tidak anemia

  b) Hb 9-10 gr% anemia ringan

  c) Hb 7-8 gr% anemia sedang

  d) Hb < 7 gr% anemia berat Pengaruhnya pada kehamilan dan janin adalah dapat terjadi abortus, persalinan prematuritas, hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim, mudah terjadi infeksi, ancaman dekompensasi kordis (Hb <6 gr%), molahidatidosa , hiperemesis gravidarum , pendarahan antepartum, ketuban pecah dini (KPD). Pengobatannya dengan tablet Fe (Manuaba, 2010). i. Asuhan Antenatal atau Antenatal Care

  Asuhan antenatal atau antenatal care adalah upaya preventif program pelayanan kesehatan obstetric untuk optimalisasi luaran maternal dan neonatal melalui serangkaian kegiatan pemantauan rutin selama kehamilan (Prawirohardjo, 2010).

  Menurut Mochtar (2012) tujuan pemeriksaan dan pengawasan ibu hamil yaitu: 1) Tujuan umum menyampaikan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak selama masa kehamilan, persalinan, nifas, dengan demikian didapatkan ibu dan anak yang sehat. 2) Tujuan Khusus yaitu:

  a) Mengenali dan menangani penyulit yang mungkin dijumpai dalam kehamilan, persalinan, dan nifas.

  b) Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan anak.

  c) Memberikan nasihat-nasihat tentang cara hidup sehari-hari dan keluarga berencana kehamilan, persalinan, nifas, dan laktasi.

  3) Jadwal pemeriksaan kehamilan

  a) Pemeriksaan pertama kali yang ideal adalah sedini mungkin ketika haid terlambat satu bulan.

  b) Periksa ulang 1x sebulan sampai kehamilan 7 bulan.

  c) Periksa ulang 2x sebulan sampai kehamilan 9 bulan. d) Periksa ulang setiap minggu sesudah kehamilan 9 bulan.

  e) Periksa khusus jika ada keluhan-keluhan.

  Beberapa istilah yang dipakai untuk pemeriksaan dan pengawasan ibu hamil adalah sebagai berikut: 1) Antenatal care: pengawasan sebelum anak lahir, terutama ditujukan pada anak.

  2) Prenatal care: pengawasan pra-kelahiran. 3) Antepartal care: pengawasan sebelum bersalin, lebih ditujukan pada keadaan ibu.

  Bila kehamilan termasuk resiko tinggi perhatian dan jadwal kunjungan harus lebih ketat. Namun bila kehamilan normal, jadwal asuhan cukup 4 kali. Dalam Bahasa program kesehatan ibu dan anak, kunjungan antenatal diberi kode huruf K yang merupakan dari kunjungan. Pemeriksaan antenatal yang lengkap adalah K1, K2, K3 dan K4. Hal ini berarti, minimal dilakukan sekali hingga usia kehamilan 28 minggu, sekali kunjungan antenatal selama kehamilan 28-36 minggu dan sebanyak dua kunjungan antenatal pada usia kehamilan diatas 36 minggu (Prawirihardjo, 2010).

Tabel 2.2 Jadwal kunjungan antental care

  Kunjungan ke- Umur kehamilan Tujuan

  I

  a. Penapisan dan pengobatan anemia

  b. Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya

  II dan III 24-28 minggu dan 32 minggu a. Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya b. Penapisan preeklamsia, gemelli, infeksi alat reproduksi dan saluran perkemihan

  c. Mengulang perencanaan persalinan

  IV 36 minggu sampai lahir

  a. Kegiatan yang dilakukan sama dengan kunjungan I dan II b. Mengenali adanya kelainan letak dan presentasi c. Memantapkan rencana persalinan

  d. Mengenali tanda-tanda persalinan Sumber: Saifuddin (2009)

  Pada profil kesehatan Indonesia tahun (2015) dijelaskan bahwa pelayanan antenatal yang dilakukan diupayakan memenuhi standar kualitas yaitu: 1) Penimbangan berat badan dan pengukuran berat badan 2) Pengukuran tekanan darah 3) Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) 4) Pengukuran titik puncak Rahim (fundus uteri) 5) Penentuan status imunisasi tetanus dan toksoid sesuai status imunisasi 6) Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan 7) Penentuan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ) 8) Pelaksanaan temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan konseling, termasuk keluarga berencana)

  9) Pelayanan tes laboratorium sederhana, minimal tes hemoglobin darah (Hb), pemeriksaan protein urine dan pemeriksaan golongan darah (bila belum pernah dilakukan sebelumnya)

  10) Tatalaksana kasus.

Tabel 2.3 Jadwal Pemberian Imunisasi TT

  Antigen Interval Lama perlindungan % perlindungan TT1

  • 3 tahun 5 tahun 10 tahun 25 tahun atau seumur hidup
  • 80

  TT2 TT3 TT4 TT5 Pada kunjungan antenatal pertama 4 minggu setelah TT1 6 bulan setelah TT2 1 tahun setelah TT3 1 thun stelah TT4

  95

  99

  99 Sumber: Saifuddin (2009)

  j. Kekurangan Energi Kronik (KEK) Menurut Depkes tahun 1999 dalam Jurnal Nasional kejadian

  KEK pada Ibu Hamil Berdasarkan Umur, Paritas dan Pendidikan oleh Agustin Mayasari dkk tahun 2014, kurang energi kronis adalah keadaan dimana seseorang mengalami kekurangan gizi (kalori dan protein) yang berlangsung lama atau menahun. Ditandai dengan berat badan kurang dari 40 kg atau tampak kurus dan Lingkar Lengan Atas (LILA) kurang dari 23,5 cm. Menurut Chunnie dalam Jurnal Nasional Kejadian Kurang Energi Kronis Pada Ibu Hamil Berdasarkan Umur, Paritas, dan pendidikan oleh Agustin mayasari tahun 2014, ibu hamil yang menderita kurang energy kronis mempunyai resiko kematian ibu mendadak pada masa perinatal atau resiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah. Pada keadaan ini banyak ibu yang meninggal karena perdarahan, sehingga akan meningkatkan angka kematian ibu dan bayi. Status kesehatan dan gizi ibu kemungkinan sangat berpengaruh terhadap nafsu makannya. Kehamilan dengan jarak yang pendek dengan kehamilan sebelumnya (kurang dari 2 tahun) dapat mempengaruhi status gizi ibu hamil terutama dalam pola pemilihan makanan. Paritas dimana kehamilan memerlukan tambahan zat gizi untuk meningkatkan jumlah sel darah merah, membentuk sel darah merah, janin dan plasenta. Makin sering seorang wanita mengalami kehamilan dan melahirkan maka akan semakin banyak kehilangan cadangan zat gizi tubuh sehingga ibu akan kekurangan zat gizi. Usia hamil muda perlu tambahan gizi yang banyak karena selain digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan driri sendiri juga berbagi dengan janin yang dikandungan. Sedangkan untuk umur yang terlalu tua perlu energi yang besar juga karena fungsi organ yang semakin melemah dan diharuskan untuk bekerja maksimal maka memerlukan tambahan energi yang cukup guna mendukung kehamilan yang sedang berlangsung. Faktor-faktor predisposisi yang menyebabkan KEK pada ibu hamil yaitu faktor sosial ekonomi (pendapatan keluarga, pendidikan), faktor biologis (usia hamil, jarak kehamilan, paritas), faktor pola konsumsi dan faktor perilaku menurut Shopia tahun 2009 dalam Jurnal Nasional Kejadian Kurang Energi Krinik Pada Ibu Hamil Berdasarkan Umur, Paritas dan Pendidikan oleh agustin Mayasari dkk tahun 2014.

  2. PERSALINAN

  a. Pengetian Persalinan Menurut Manuaba (2010) persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang telah cukup bulan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain dengan bantuan atau dengan kekuatan sendiri. Menurut Mochtar (2012) persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin + uri) yang dapat hidup kedunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain.

  Berdasarkan beberapa pengertian tentang persalinan, dapat disimpulan bahwa persalinan merupakan proses pengeluaran hasil konsepsi melalui jalan lahir atau jalan lain.

Tabel 2.4 Teori kemungkinan terjadinya proses persalinan

  Teori Uraian Teori keregangan Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas waktu tertentu. Setelah melewati batas tersebut terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat dimulai. Teori penurunan progesterone Produksi progesteron mengalami penurunan, sehingga otot rahim lebih sensitif terhadap oksitosin. Akibatnya otot rahim mulai berkontraksi setelah tercapai tingkat penurunan progesterone tertentu. Teori oksitosin interna Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis keseimbangan antara estrogen dan progesteron dapat mengubah tingkat sensivitas otot rahim dan akan mengakibatkan terjadinya kontraksi uterus yang disebut Braxton hicks. Teori prostaglandin Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan 15 minggu yang dikeluarkan oleh desidua. Prostaglandin dianggap dapat menimbulkan kontraksi sehingga terjadinya persalinan. Teori hipotalamus-hipofisis dan glandula suprarenalis Pemberian kostikosteroid dapat menyebabkan maturitas janin, induksi mulainya persalinan. Percobaan tersebut disimpulkan ada hubungan antara hipotalamus-hipofisis dengan mulainya persalinan. Glandula suprarenal merupakan pemicu terjadinya persalinan. Sumber: Manuaba (2010)

  b. Macam-macam persalinan Beberapa istilah yang berhubungan dengan persalinan menurut

  (Mochtar, 2012) adalah sebagai berikut: 1) Menurut cara persalinan

  a) Persalinan spontan Bila persalinan berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri melalui jalan lahir ibu.

  b) Persalinan Buatan Bila persalinan dibantu tenaga dari luar, contohnya persalinan dengan ekstraksi vakum, forceps, atau dilakukan operasi section caesaria.

  c) Persalinan anjuran Persalinan yang tidak dimulai dengan sendirinya tetapi berlangsung setelah pemecahan ketuban (amniotomi) pembarian Pitocin atau prostaglandin.

  c. Tanda Mulainya Persalinan Menurut Manuaba (2010) Penurunan hormone progesteron menjelang persalinan dapat terjadi kontraksi. Kontraksi otot rahim menyebabkan:

  1) Turunnya kepala, masuk pintu atas panggul, terutama pada primigravida minggu ke-36 dapat menimbulkan sesak dibagian bawah, diatas simfisis pubis dan sering berkemih atau sulit kencing karena kandung kemih tertekan kepala bayi.

  2) Perut lebih melebar karena fundus uteri turun. 3) Muncul saat nyeri didaerah pinggang karena kontraksi ringan otot rahim dan tertekannya pleksus frankenhauser yang terletak sekitar Serviks (tanda persalinan palsu).

  Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi jalanya proses persalinan adalah penumpang (passenger), jalan lahir (passage), kekuatan (power), posisi ibu (positioning), dan respons psikologis (psychology response) (Sondakh, 2013).

  a) Penumpang (passengger) Penumpang dalam persalinan adalah janin dan plasenta. Hal hal yang perlu diperhatikan mengenai janin adalah ukuran kepala janin, presentasi, letak, sikap, dan posisi janin, sedangkan yang perlu diperhatikan pada plasenta adalah letak, besar, dan luasnya.

  b) Jalan lahir (passage) Jalan lahir terbagi atas dua, yaitu jalan lahir keras dan jalan lahir lunak. Hal-hal yang perlu diperhatikan dari jalan lahir keras adalah ukuran dan bentuk tulang panggul, sedangkan yang perlu diperhatikan pada jalan lahir lunak adalah segmen bawah uterus yang dapat meregang, serviks, otot dasar panggul, vagina, dan introitus vagina (Sondakh, 2013).

  c) Kekuatan (power) Faktor kekuatan dalam persalinan dibagi atas dua yaitu: (1) Kekuatan primer (kontraksi involunter)

  Kontraksi berasal dari segmen atas uterus yang menebal dan dihantarkan ke uterus bawah dalam bentuk gelombang (Sondakh, 2013). (2) Kekuatan sekunder (kontraksi volunter)

  Pada kekuatan ini, otot-otot diafragma dan abdomen ibu berkontraksi dan mendorong keluar isi ke jalan lahir sehingga menimbulkan tekanan intra abdomen.

  d) Posisi ibu (positioning) Posisi ini dapat mempengaruhi adaptasi anatomi dan fisiologi persalinan. Perubahan posisi yang diberikan pada ibu bertujuan untuk menghilangkan rasa letih, memberi rasa nyaman, dan memperbaiki sirkulasi (Sondakh, 2013).

  e) Respon psikologi (psychology response) Respons psikologi ibu dapat dipengaruhi oleh: (1) Dukungan ayah bayi/pasangan selama proses persalinan (2) Dukungan kakek-nenek (saudara dekat) selama persalinan (3) Saudara kandung bayi selama persalinan. d. Tahapan Persalinan Tahapan dari persalinan terdiri atas kala 1 (kala pembukaan), kala II (kala pengeluaran janin), kala III (pelepasan plasenta), dan kala

  IV (kala pengawasan/ observasi/ pemulihan) (Sondakh, 2013). 1) Kala I (Kala pembukaan)

  Kala I dimulai dari saat persalinan mulai (pembukaan nol) sampai pembukaan lengkap (10 cm). Proses ini terbagi dalam 2 fase, yaitu:

  a) Fase laten: berlangsung selama 8 jam, Serviks membuka sampai 3 cm.

  b) Fase aktif: berlangsung selama 7 jam, Serviks membuka dari 4 cm sampai 10 cm, kontraksi lebih kuat dan sering, dibagi menjadi 3 fase: (1) Fase akselerasi: dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm.

  (2) Fase dilatasi maksimal: dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat dari 4 cm menjadi 9 cm.

  (3) Fase deselerasi: pembukaan menjadi lambat sekali, dalam waktu 2 jam pembukaan 9 cm menjadi lengkap.

  2) Kala II (Kala pengeluaran janin) Menurut Sondakh (2013) Gejala utama kala II adalah sebagai berikut: a) His semakin kuat, dengan interval 2 sampai 3 menit, dengan durasi 50 sampai 100 detik.

  b) Menjelang akhir kala I, ketuban pecah yang ditandai dengan pengeluaran cairan secara mendadak.

  c) Ketuban pecah pada pembukaan mendekati lengkap diikuti keinginan mengejan akibat tertekanya pleksus frankenhauser.

  d) Kedua kekuatan his dan mengejan lebih mendorong kepala bayi sehingga terjadi: (1) Kepala membuka pintu (2) Subocciput bertindak sebagai hipomoglion, kemudian secara berturut turut lahir ubun-ubun besar, dahi, hidung dan muka, serta kepala seliruhnya.

  e) Kepala lahir seluruhnya dan diikuti oleh putar paksi luar, yaitu penyesuaian kepala dan punggung.

  f) Setelah putar paksi luar berlangsung, maka persalinan bayi ditolong dengan cara: (1) Kepala dipegang pada os occiput dan dibawah dagu, kemudian ditarik dengan menggunakan cunam kebawah untuk melahirkan bahu depan dan ke atas untuk melahirkan bahu belakang.

  (2) Setelah kedua bahu lahir, ketiak dikait untuk melahirkan sisa badan bayi.

  (3) Bayi lahir diikuti oleh sisa air ketuban g) Lamanya kala II untuk primigravida 1,5 - 2 jam dan multigravida 1,5

  • – 1 jam. 3) Kala III (Pelepasan plasenta)

  Kala III dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Proses lepasnya plasenta dapat diperkirakan dengan mempertahankan tanda-tanda dibawah ini: a) Uterus menjadi bundar

  b) Uterus terdorong ke atas karena plasenta dilepas ke segmen bawah rahim c) Tali pusat bertambah panjang d) Terjadi semburan darah tiba-tiba.

  4) Kala IV (kala pengawasan/ Observasi/ pemulihan) Kala IV dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam postpartum. Kala ini terutama bertujuan untuk melakukan observasi karena perdarahan postpartum paling sering terjadi pada 2 jam pertama, darah yang keluar selama perdarahan harus ditakar sebaik-baiknya. Kehilangan darah pada persalinan biasanya disebabkan oleh luka pada saat pelepasan plasenta dan robekan pada serviks dan perineum. Rata-rata jumlah perdarahan yang dikatakan normal adalah 250 cc, biasanya 100-300 cc. Jika perdarahan lebih dari 500 cc, maka sudah dianggap abnormal, dengan demikian harus dicari penyebabnya (Sondakh, 2013).

  Rencana asuhan kala I, II, III dan IV 1) Asuhan kala I

  Menurut Sondakh (2013) ada beberapa rencana tindakan dalam asuhan kala I dapat dilihat pada penjelasan dibawah ini:

  a) Mempersiapkan ruangan untuk persalinan dan kelahiran bayi b) Persiapan perlengkapan, bahan-bahan, dan obat-obatan yang diperlukan c) Persiapan rujukan

  d) Memberikan asuhan sayang ibu

  e) Pengurangan rasa sakit Menurut Varney (2007) pendekatan untuk mengurangi rasa sakit dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut: (1) Menghadirkan seseorang yang dapat memberikan dukungan selama persalinan (suami, orangtua) (2) Pengaturan posisi: duduk atau setengah duduk, merangkak, berjongkok, berdiri, atau berbaring miring kekiri

  (3) Relaksasi pernafasan (4) Istirahat dan privasi

  (5) Penjelasan mengenai proses/kemajuan persalinan/ prosedur yang akan dilakukan (6) Asuhan diri (7) Sentuhan

  f) Dukungan emosional

  g) Mengatur posisi

  h) Pemberian cairan dan nutrisi i) Kebutuhan psikologis j) Kamar mandi k) Pencegahan infeksi l) Persiapan persalinan

  2) Asuhan kala II

  a) Pemantauan ibu Tanda-tanda dan gejala kala II adalah sebagai berikut: (1) Ibu merasakan ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi (2) Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rektum dan atau vagina (3) Perineum terlihat menonjol (4) Vulva vagina dan sfingter ani terlihat membuka

  Tindakan yang dilakukan untuk mengevaluasi kesejahteraan ibu adalah sebagai berikut:

  (1) Tanda-tanda vital: tekanan darah (setiap 30 menit), suhu, nadi (setiap 30 menit), pernafasan (2) Kandung kemih (3) Urin: protein dan keton (4) Hidrasi: cairan, mual, muntah (5) Kondisi umum: kelemahan dan keletihan fisik, tingkah laku, dan respon terhadap persalinan, serta nyeri dan kemampuan koping

Dokumen yang terkait

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN MEDIS 1. KEHAMILAN - ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF DARI KEHAMILAN, PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR (BBL), NIFAS, DAN PERENCANAAN KELUARGA BERENCANA(KB) PADA NY.S UMUR 33 TAHUN DI PUSKESMAS II KEMBARAN - repository perpustak

0 0 72

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN TEORI 1. KEHAMILAN a) Definisi Kehamilan - ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. S UMUR 32 TAHUN DARI KEHAMILAN, PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR (BBL), NIFAS, DAN PERENCANAAN KELUARGA BERENCANA (KB) DI WILAYAH PUSKESMAS II

0 0 91

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA KEHAMILAN, PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR (BBL), NIFAS, DAN PERENCANAAN KELUARGA BERENCANA (KB) PADA NY.M UMUR 30 TAHUN G2P1A0 DI PUSKESMAS 2 SOKARAJA - repository perpustakaan

0 0 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. TINJAUAN MEDIS - ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA KEHAMILAN, PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR (BBL), NIFAS, DAN PERENCANAAN KELUARGA BERENCANA (KB) PADA Ny. Y UMUR 33 TAHUN G3P2A0 DI PUSKESMAS II KEMBARAN - repository perpustakaan

0 0 114

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA KEHAMILAN, PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR (BBL), NIFAS DAN PERENCANAAN KELUARGA BERENCANA (KB) PADA Ny. I UMUR 32 TAHUN DI DESA DUKUHWALUH WILAYAH KERJA PUSKESMAS I KEMBARAN - repository perpustakaan

0 0 14

BAB II TINJAUAN TEORI I. Kehamilan - ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF DARI KEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS, BAYI BARU LAHIR (BBL), DAN PERENCANAAN KELUARGA BERENCANA (KB) PADA NY.M UMUR 25 TAHUN DI PUSKESMAS I KEMBARAN - repository perpustakaan

0 0 86

BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. TINJAUAN MEDIS A. KEHAMILAN - ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA KEHAMILAN, PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR (BBL), NIFAS, DAN PERENCANAAN KELUARGA BERENCANA (KB) PADA NY.N UMUR 21 TAHUN G1P0A0 DI PUSKESMAS 2 SOKARAJA - repository pe

0 0 128

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. KEHAMILAN - ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN PADA KEHAMILAN,PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR (BBL)DAN NEONATUS,NIFAS DAN MENYUSUI SERTA PERENCANAAN KELUARGA BERENCANA (KB)PADA NY.M UMUR 31 TAHUN DI PUSKESMASII KEMBARAN - repository per

0 0 119

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. KEHAMILAN - ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN KEHAMILAN, PERSALINAN BAYI BARU LAHIR (BBL), NEONATUS, NIFAS , MENYUSUI, SERTA ERENCANAAN KELUARGA BERENCANA(KB) PADA NY SUMUR 29 TAHUN DI DESA PLIKEN WILAYAH KERJA PUSKESMAS II KEMBARA

0 0 80

BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. Tinjauan Medis A. Kehamilan 1. Pengertian Kehamilan - ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA KEHAMILAN, PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR (BBL), NIFAS DAN PERENCANAAN KELUARGA BERENCANA (KB) PADA NY. P UMUR 30 TAHUN DI PUSKESMAS 1 KEMBARA

0 0 102