Pengaruh modal kerja terhadap kinerja keuangan : studi perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic index tahun 2006-2007

(1)

PENGARUH MODAL KERJA TERHADAP KINERJA

KEUANGAN

(Studi Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index Tahun 2006-2007)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI)

Oleh :

Ishaq Bahruni Sinukaban NIM : 105046101557

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 06 November 2009


(3)

PENGARUH MODAL KERJA TERHADAP KINERJA

KEUANGAN

(Studi Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index Tahun 2006-2007)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Ekonomi Islam (SEI)

Oleh :

Ishaq Bahruni Sinukaban

NIM : 105046101557

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. H. Yayan Sofyan, M.Ag Indoyama Nasarudin, SE, MAB

NIP. 150277991 NIP. 19741127 200212 1 002

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(4)

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul PENGARUH MODAL KERJA TERHADAP KINERJA

KEUANGAN (Studi Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index Tahun 2006-2007) telah diujikan dalam siding Munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 25 Nopember 2009. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam).

Jakarta, 21 Desember 2009

Dekan Fakultas Syariah dan Hukum

Prof.Dr.H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM

NIP. 19550505 198203 1 012

PANITIA UJIAN

Ketua :Dr. Euis Amalia, M.Ag (….…………...)

NIP. 19710701 199803 2 002

Sekretaris :H. Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag, MH (………….…...)

NIP. 19740725 200112 1 001

Pembimbing I :Dr. H. Yayan Sopyan, M.Ag (………….…...)

NIP. 150277991

Pembimbing II :Indoyama Nasarudin, SE, MAB (………….…...)

NIP. 19741127 200212 1 002

Penguji I :Drs. Noryamin Aini, M.A (………... …)

NIP. 19630305 199103 1 002

Penguji II :Dr. Ir.M. Nadratuzzaman Hosen, Ms, M.Ec, Ph.D. (………) NIP. 19610624 198512 1 001


(5)

ABSTRAKSI

Ishaq Bahruni Sinukaban. Pengaruh Modal Kerja terhadap Kinerja Keuangan (Studi Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index), Skripsi, Konsentrasi Perbankan Syariah, Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam), Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Modal kerja merupakan dana yang dipergunakan oleh perusahaan untuk melangsungkan kegiatan operasi sehari-hari. Untuk mengetahui berapa jumlah modal kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan, manajer melakukan analisis terhadap modal kerjanya yang didasarkan kepada informasi atau laporan keuangan perusahaan, kemudian dikaitkan dengan kinerja keuangan yang diukur dengan penilaian analisis rasio keuangan. Debt to Equity Ratio (DER) termasuk bagian dari rasio-rasio keuangan yang dapat digunakan untuk menganalisis jumlah modal kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan.

Seluruh perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index Bursa Efek Indonesia merupakan 30 saham yang memenuhi kriteria syariah yang ditetapkan oleh Dewan Syariah Nasional (DSN). Selain mempertimbangkan aspek-aspek syariah, perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index juga merupakan perusahaan yang dipilih dengan mempertimbangkan aspek likuiditas dan kondisi keuangan. Maka dari itu, pengelolaan modal kerja pada perusahaan sangat memerlukan perhatian khusus. Perusahaan juga berkepentingan untuk menjaga kinerja keuangannya dengan baik terutama Debt to Equity Ratio agar perusahaan mampu untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya baik jangka panjang maupun jangka pendek.

Untuk itu tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh modal kerja (current ratio, quick ratio, cash ratio, cash to total asset) terhadap kinerja keuangan (Debt to Equity Ratio) baik secara parsial maupun simultan, bagaimana nilai rata-rata modal kerja perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index tahun 2006-2007 serta mencari variabel yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap Debt to Equity Ratio (DER).

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif, dilakukan pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index dengan pengambilan sampel bersifat purposive sampling. Teknik analisa data menggunakan uji asumsi klasik dan uji statistik dengan program SPSS 12. Hasil yang didapat adalah ada pengaruh antara modal kerja (current ratio, quick ratio, cash ratio, cash to total asset) terhadap kinerja keuangan (Debt to Equity Ratio) secara parsial. Hubungan modal kerja terhadap kinerja keuangan cukup kuat. Variabel yang paling berpengaruh terhadap kinerja keuangan(Debt to Equity Ratio) adalah quick ratio. Rata-rata perkembangan current ratio,quick ratio, cash ratio, cash to total asset ratio dan debt to equity ratio tahun 2006-2007 mengalami kenaikan yaitu current ratio naik 1,06%, quick ratio naik1,36%, cash ratio naik 1,36%, cash to total asset ratio naik 1,38% dan Debt to Equity Ratio naik 1,15%.


(6)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillahi Rabbil ‘alamin. Segala puji dan syukur kepada Allah SWT Tuhan semesta alam yang telah memberikan segala rahmat, hidayah serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dalam rangka memenuhi persyaratan mencapai gelar Sarjana Ekonomi Islam pada Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Sholawat dan salam penulis haturkan kepada penutup segala nabi dan rasul Muhammad SAW, tauladan dan panutan bagi seluruh umat manusia sampai akhir zaman.

Dalam melakukan penelitian ini, penulis sangat terbantu oleh partisipasi dari banyak pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung. Atas bantuan, motivasi serta masukan terhadap penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini, oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Dr. H. M. Amin Suma, SH, MA, MM, selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Euis Amalia, M.Ag, selaku Ketua Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam) Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.


(7)

3. Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag, selaku sekretaris Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam) Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Kepada Dr. H. Yayan Sopyan, M.Ag, dan Indoyama Nasarudin, SE, MAB, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, arahan, ilmu pengetahuan, koreksi serta saran-sarannya kepada penulis sehingga penulisan skripsi ini terselesaikan.

5. Kepada Drs. Noryamin Aini, M.A dan Dr. Ir.M. Nadratuzzaman Hosen, Ms, M.Ec, Ph.D selaku penguji dalam siding Munaqosah skripsi penulis.

6. Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) Bursa Efek Indonesia yang telah menyediakan data laporan keuangan untuk kelangsungan penelitian ini. 7. Kepada ayah dan bunda tercinta yang telah memberikan dukungan baik moril

maupun materil kepada penulis.

8. Pimpinan serta staff Perpustakaan Utama UIN, Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta serta Perpustakaan PDII-LIPI yang telah membantu penulis dalam melengkapi literatur guna mendukung penulisan skripsi ini.

9. Seluruh Dosen serta segenap Civitas Akademi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat untuk penulis.


(8)

10.My Siblings Nur Asiah S.Pd.I, Siti Fatimah SE, Ahmad Syukri dan segenap keluarga besar baik di Medan maupun Jakarta yang selalu memberikan motivasi.

11.Untuk semua sahabat, teman-teman KKS dan BAKSOS 2009, IKRH JABABODETABEK, teman-teman alumni angkatan 2005 RH Islamic Boarding School Medan, rekan-rekan Prodi Muamalat seangkatan khususnya teman-teman PS A, dan semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas bantuan, saran dan iringan do’anya. Semoga Allah SWT selalu memberikan yang terbaik untuk kalian semua. Amin

Jakarta, 06 November 2009


(9)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah C. Tujuan Penelitian

D. Kegunaan/Manfaat Penelitian E. Review Studi Terdahulu F. Kerangka Pemikiran G. Hipotesis

H. Metode Penelitian I. Sistematika Penulisan

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Modal Kerja

1. Pengertian Modal Kerja 2. Jenis-jenis Modal Kerja


(10)

3. Sumber dan Penggunaan Modal Kerja 4. Manfaat Modal Kerja

5. Pengendalian Modal Kerja

1. Pentingnya Pengendalian Modal Kerja 2. Komponen Modal Kerja

3. Rasio Modal Kerja

B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Modal Kerja C. Kinerja Keuangan

1. Pengukuran Kinerja Keuangan 2. Rasio Keuangan

D. Hubungan Modal Kerja terhadap Kinerja Keuangan

BAB III METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian B. Metode Penarikan Sampel C. Metode Pengumpulan Data

D. Operasional dan Pengukuran Variabel E. Metode Analisis Data

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN DAN ANALISA HASIL PENELITIAN


(11)

B. Gambaran Umum Jakarta Islamic Index C. Analisa Hasil Penelitian

1. Analisis Deskriptif 2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Heteroskedastisitas b. Uji Autokorelasi c. Uji Multikolinearitas d. Uji Normalitas Data 3. Uji Statistik

a. Persamaan Regresi Berganda

b. Analisis Pengaruh secara Parsial (Uji t) c. Analisis Pengaruh secara Simultan (Uji F) d. Uji Koefisien Determinasi

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan B. Rekomendasi

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN


(12)

DAFTAR TABEL

1. Tabel 3.1 Perusahaan-perusahaan yang dijadikan sampel penelitian 2. Tabel 3.2 Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi 3. Tabel 4.1 Sejarah Perkembangan Bursa Efek Indonesia 4. Tabel 4.2 Data Current Ratio

5. Tabel 4.3 Data Quick Ratio 6. Tabel 4.4 Data Cash Ratio

7. Tabel 4.5 Data Cash to Total Asset Ratio 8. Tabel 4.6 Data Debt to Equity Ratio 9. Tabel 4.7 Hasil Uji Autokorelasi 10.Tabel 4.8 Durbin Watson Test Bound 11.Tabel 4.9 Hasil Uji Multikolinearitas

12.Tabel 4.10 Model Regresi Linier Berganda dan Nilai Thitung


(13)

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 1.1 Bagan Kerangka Pemikiran Penelitian 2. Gambar 4.1 Struktur Pasar Modal Indonesia 3. Gambar 4.2 Grafik Perkembangan Current ratio 4. Gambar 4.3 Grafik Perkembangan Quick ratio 5. Gambar 4.4 Grafik Perkembangan Cash ratio

6. Gambar 4.5 Grafik Perkembangan Cash to total assets ratio 7. Gambar 4.6 Grafik Perkembangan Debt to Equity Ratio (DER) 8. Gambar 4.7 Grafik Scatterplot


(14)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran I Data Keuangan perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index Bursa Efek Indonesia Tahun 2006 - 2007

2. Lampiran II Hasil Perhitungan Debt to Equity Ratio 3. Lampiran III Hasil Perhitungan Current Ratio 4. Lampiran IV Hasil Perhitungan Quick Ratio 5. Lampiran V Hasil Perhitungan Cash Ratio

6. Lampiran VI Hasil Perhitungan Cash to Total Asset Ratio

7. Lampiran VII Perusahaan yang terdaftar dalam Jakarta Islamic Index (JII) Periode 2006-2007

8. Lampiran VIII Statistik d Durbin –Watson 9. Lampiran IX Tabel Uji t


(15)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Dengan arus globalisasi, perilaku bisnis pun secara cepat terus berubah. Berbagai parameter, nilai-nilai untuk memenuhi kepuasan dan selera konsumen harus terus ditingkatkan. Setiap perusahaan menginginkan bisnisnya tumbuh dan berkembang secara berkesinambungan. Kondisi demikian mengharuskan pelaku bisnis bertindak dengan hati-hati dan cermat dalam menentukan strategi usahanya, dengan tujuan menghindari adanya langkah keliru, dan dapat mempengaruhi kebijakan yang dapat mengancam kelangsungan hidup perusahaan.

Sejalan dengan perkembangan manajemen keuangan dalam mencapai tujuan perusahaan, setiap perusahaan seharusnya dapat memperlihatkan kebijakan dan keputusan yang akan diambil, terutama dalam hal yang berkaitan dengan masalah keuangan. Keuangan memegang peranan penting dalam setiap kegiatan operasi perusahaan, keuangan diibaratkan “urat nadi” perusahaan. Modal adalah satu diantara faktor terpenting untuk mengoperasikan suatu perusahaan, dan selalu diperlukan setiap saat. Perusahaan memerlukan dana atau modal yang digunakan untuk membiayai/membelanjai kegiatan operasional dan investasi jangka panjang perusahaan. Adapun belanja operasional yang dimaksud adalah membeli bahan mentah, bahan pembantu, mambayar upah, gaji karyawan dengan harapan bahwa melalui penjualan, perusahaan dapat memperoleh kembali dana


(16)

yang telah dikeluarkan beserta labanya, mengingat tujuan perusahaan adalah untuk memaksimalkan labanya, ini berarti bahwa setiap dana yang ditanam dalam aktiva harus dapat digunakan seefisien mungkin untuk dapat menghasilkan tingkat keuntungan yang maksimal serta dapat memenuhi seluruh kewajibannya.

Efisiensi dalam manajemen modal kerja diperlukan untuk menjamin kelangsungan atau keberhasilan jangka panjang dan untuk mencapai tujuan perusahaan secara keseluruhan yang dalam hal ini memperbesar kekayaan bagi para pemilik. Apabila manajer keuangan tidak dapat mengelola modal kerja perusahaan secara efisien, maka tidak akan ada gunanya untuk mempertimbangkan keberhasilan dalam jangka panjang. Karena keberhasilan jangka pendek adalah merupakan prasyarat untuk tercapainya keberhasilan jangka panjang.1

Peningkatan nilai perusahaan antara lain tercermin dari peningkatan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba (profit), maka perusahaan senantiasa menjaga kecukupan modal kerja secara seimbang dengan kebutuhan operasionalnya, sehingga perusahaan dapat menjalankan bisnisnya dengan baik.

Kesalahan pada pengelolaan modal kerja dapat mengakibatkan kelebihan atau kekurangan modal kerja, yang merupakan satu diantara penyebab kegagalan perusahaan.

1 Lukman Syamsuddin, Manajemen Keuangan Perusahaan : konsep aplikasi dalam : perencanaan, pengawasan, dan pengambilan keputusan Edisi Baru-9-, Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada, 2007, hal. 200.


(17)

Modal kerja yang berlebihan akan mengakibatkan inefisiensi terjadi pada dana yang menganggur dan tidak produktif, yang seharusnya dapat digunakan pada satu diantara alternatif investasi yang dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan. Sebaliknya dengan modal kerja yang kurang akan mengganggu kegiatan produksi dan penyediaan jasa, sehingga perusahaan akan mengalami kesulitan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek yang sudah jatuh tempo, dan mengganggu kelancaran aktivitas perusahaan, yang dapat mengakibatkan kerugian perusahaan. Efisiensi penggunaan dana secara langsung akan menentukan tingkat keuntungan dari investasi, dengan modal kerja yang cukup besar, belumlah tentu perusahaan memperoleh profit yang cukup tinggi, bila dengan pengelolaan modal kerjanya yang tidak efisien dan efektif. Sebaliknya dengan modal kerja yang relative kecil akan ada kemungkinan perusahaan mendapatkan profit yang tinggi, bila cara mengelola modal kerjanya dilakukan dengan baik.

Mengingat seluruh perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index merupakan perusahaan yang cukup besar, yang dipilih dengan mempertimbangkan faktor-faktor tertentu diantaranya perusahaan-perusahaan yang kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan syariah seperti : usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang, usaha yang memproduksi, mendistribusi serta memperdagangkan makanan dan minuman yang tergolong haram dan usaha yang memproduksi, mendistribusi


(18)

dan/atau menyediakan barang-barang ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat.

Firman Allah SWT dalam QS. An-Nisa ayat 29 :

$

y

γƒ

r

'

t

ƒ

š



$

#

(

#

θΨ

t

Β

#

u

Ÿ

ω

(

#

θ=2

'

s

?

Ν3

s

9≡

u

θΒ

r

&

Μ6

o

؏

/

t

Ü

t

6

9

$

$/

H

ω

)

β

r

&

š

χθ3

s

?

ο

t



p

gB

t

ã

Ú#

t



s

?

Ν3ΖΒ

Ÿ

ω

u

ρ

(

#

θ=

F

)

s

?

Ν3

|

¡

Ρ

r

&

β

)

©

!

$

#

t

β

%

x

.

Ν3

/

$

ϑŠ

m

u

∩⊄∪

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu dan janganlah kamu membunuh dirimu; Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu”.

Ayat diatas menunjukkan larangan memakan harta dengan jalan yang batil, termasuk dalam usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi serta memproduksi, mendistribusi dan memperdagangkan makanan,minuman, barang-barang ataupun jasa yang tergolong haram dan bersifat mudarat. Oleh karena itu prinsip-prinsip Islami sangat penting diaplikasikan pada setiap aspek kehidupan khususnya dalam kegiatan ekonomi, termasuk transaksi di bursa saham.

Perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) juga merupakan perusahaan yang dipilih dengan mempertimbangkan aspek likuiditas dan kondisi keuangan. Maka dari itu, pengelolaan modal kerja dalam perusahaan sangat memerlukan perhatian khusus. Perusahaan juga berkepentingan untuk menjaga kinerja keuangannya dengan baik terutama pada Debt to Equity Ratio agar perusahaan mampu untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya baik jangka panjang maupun jangka pendek.


(19)

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk menganalisis modal kerja serta kemampuan perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index untuk membayar semua kewajibannya. Penulisan ini didasarkan pada penelitian atas laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index Bursa Efek

Indonesia, dengan judul “PENGARUH MODAL KERJA TERHADAP

KINERJA KEUANGAN (Studi Perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index Tahun 2006-2007)’’

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

Untuk dapat mengetahui pengaruh Modal Kerja terhadap Kinerja Keuangan pada Perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index, penulis memberikan batasan masalah sebagai berikut :

1. Rasio Modal Kerja yang akan dijadikan variabel independen pada penelitian ini adalah Rasio Lancar (Current Ratio), Rasio Cepat (Quick Ratio), Rasio kas terhadap kewajiban lancar (Cash Ratio) dan rasio kas terhadap total aktiva (Cash to total assets ratio).

2. Untuk mengukur kinerja keuangan, maka dalam penelitian ini penulis menggunakan rasio solvabilitas yaitu Debt to Equity Ratio (DER) dan akan dijadikan sebagai variabel dependen.


(20)

4. Perusahaan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index yang akan diteliti yaitu pada laporan keuangan untuk tahun 2006 dan 2007 yang tersedia lengkap.

5. Laporan keuangan yang tersedia dinyatakan dalam rupiah.

2. Perumusan Masalah

1. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan (Debt to Equity Ratio)?

2. Bagaimana pengaruh Modal Kerja (Current Ratio, Quick Ratio, Cash Ratio dan Cash to Total Assets Ratio) terhadap Kinerja Keuangan (Debt to Equity Ratio) jika dianalisa secara parsial?

3. Dari keempat variabel modal kerja tersebut manakah yang mempunyai pangaruh paling dominan terhadap Kinerja Keuangan (Debt to Equity Ratio)?

C. Tujuan Penelitian

a) Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja keuangan (Debt to Equity Ratio).

b) Untuk mengetahui pengaruh Modal Kerja (Current Ratio, Quick Ratio, Cash Ratio dan Cash to total assets ratio ) terhadap Kinerja Keuangan (DER) jika dianalisa secara parsial.

c) Untuk mengetahui variabel yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap Kinerja Keuangan (DER).


(21)

D. Kegunaan/Manfaat Penelitian

a) Bagi Penulis, sebagai pembelajaran dalam menganalisis suatu laporan keuangan dan diharapkan hasil penelitian dapat menambah kemampuan berfikir dan menambah ilmu pengetahuan yang berharga.

b) Bagi Akademisi, sebagai bahan bacaan dan menambah referensi yang belum ada pada perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

c) Bagi Perusahaan, sebagai bahan masukan untuk merencanakan perbaikan kinerja keuangan perusahaan, khususnya dalam usaha memenuhi semua kewajibannya Debt to Equity Ratio (DER).

d) Bagi Mahasiswa dan Masyarakat, sebagai bahan bacaan yang relevan dengan ilmu yang dipelajari maupun sebagai acuan bagi penelitian selanjutnya.

E. Review Studi Terdahulu

Untuk mendukung materi dalam penelitian ini, penulis akan mengemukakan beberapa penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan variabel dalam penelitian ini :

1. Oktaviani, mahasiwa program studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Jakarta (2005) dalam skripsinya yang berjudul “Analisis Pengaruh Modal Kerja terhadap Profitabilitas pada Industri Properti (BEJ)”. Dalam penelitiannya digunakan 4 sub variabel bebas dari variabel modal kerja yaitu X1 (Current Ratio), X2 (Cash to Revenues Ratio), X3 (Quick Asset To


(22)

pada variabel terikatnya adalah rasio Net Profit Margin dari variabel profitabilitas. Objek penelitian ini didasarkan pada Industri Properti Bursa Efek Jakarta tahun 2002-2003. Dalam hasil analisisnya menunjukkan terdapat pengaruh positif yang signifikan antara keempat variabel modal kerja dengan profitabilitas (Net Profit Margin).

Perbedaan :

Penelitian penulis ini menganalisis pengaruh modal kerja terhadap kinerja keuangan pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index Bursa Efek Indonesia untuk laporan keuangan tahun 2006-2007. Variabel dalam penelitian ini yaitu variabel modal kerja (X) sebagai variabel bebas yang terdiri dari sub variabel X1 (Current Ratio), X2 (Quick Ratio), X3 (Cash

Ratio) dan X4 (Cash to total assets ratio) dan variabel kinerja keuangan yang

menggunakan Debt to Equity Ratio dari variabel solvabilitas sebagai variabel terikat.

Persamaan :

Persamaan penilitian ini dengan penelitian sekarang adalah sama-sama meneliti tentang modal kerja. Metode penelitian yang digunakan juga memiliki kesamaan yaitu menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif. Selain itu, tingkat signifikansi yang digunakan juga memiliki kesamaan yaitu 5%.

2. Bintang Dwi Ramadhan, mahasiswa Program Studi Akuntansi Universitas Widyatama Bandung dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh Modal Kerja


(23)

terhadap Rentabilitas pada PT. Pos Indonesia (PERSERO)”. Penelitian ini menganalisis pengaruh modal kerja terhadap rentabilitas pada PT. Pos Indonesia (PERSERO) tahun 1999-2002. Variabel yang menjadi bahan penelitian ini adalah variabel modal kerja (X) sebagai variabel bebas dan rentabilitas (Y) sebagai variabel terikat. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Penelitian ini menggunakan perhitungan statistik korelasi dan determinasi, pengujian dilakukan dengan uji t dengan tingkat signifikansi atau taraf nyata 5%. Adapun hasil pengujian secara statistik ternyata modal kerja tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap rentabilitas ekonomi.

Perbedaan :

Penelitian yang dilakukan oleh penulis sekarang ini menganalisis pengaruh modal kerja terhadap kinerja keuangan pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index Bursa Efek Indonesia untuk laporan keuangan tahun 2006-2007. Variabel dalam penelitian ini yaitu variabel modal kerja (X) sebagai variabel bebas yang terdiri dari sub variabel X1

(Current Ratio), X2 (Quick Ratio), X3 (Cash Ratio) dan X4 (Cash to total

assets ratio) dan variabel kinerja keuangan yang menggunakan Debt to Equity Ratio sebagai variabel terikat. Metode penelitiannya menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan analisis deskriptif serta perhitungan regresi


(24)

berganda. Pengujian dilakukan dengan uji asumsi klasik serta uji t dan uji F dengan tingkat signifikansi 5%.

Persamaan :

Penelitian ini dengan penelitian sekarang memiliki kesamaan diantaranya adalah meneliti tentang modal kerja, menggunakan tingkat signifikansi 5% dalam pengujian secara parsial.

3. Temi Apriani, mahasiswa Program Studi Manajemen Universitas Widyatama Bandung dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh Investasi dalam Aktiva Tetap dan Modal Kerja terhadap Profitabilitas PT. Telekomunikasi Indonesia periode 2001-2005”. Tujuan yang hendak dicapai adalah untuk mengetahui pengaruh investasi dalam aktiva tetap dan modal kerja terhadap profitabilitas. Adapun objek penelitian ini pada PT. Telekomunikasi Indonesia untuk tahun 2001-2005. Variabel yang menjadi bahan penelitian ini adalah variabel investasi dalam aktiva tetap (X1) dan investasi dalam modal kerja (X2) sebagai

variabel bebas dan variabel terikatnya yaitu variabel profitabilitas dengan menggunakan rasio Return On Investmen. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dan metode verifikatif. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa variabel-variabel independen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.


(25)

Perbedaan :

Penelitian yang dilakukan penulis sekarang ini menganalisis pengaruh modal kerja terhadap kinerja keuangan pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index Bursa Efek Indonesia untuk laporan keuangan tahun 2006-2007. Variabel dalam penelitian ini yaitu variabel modal kerja (X) sebagai variabel bebas yang terdiri dari sub variabel X1 (Current Ratio), X2

(Quick Ratio), X3 (Cash Ratio) dan X4 (Cash to total assets ratio) dan

variabel kinerja keuangan yang menggunakan Debt to Equity Ratio sebagai variabel terikat. Metode penelitiannya menggunakan metode kuantitatif dengan perhitungan regresi berganda. Pengujiannya dilakukan dengan menggunakan uji asumsi klasik dan uji statistik.

Persamaan :

Penelitian yang dilakukan Temi Apriani dengan penelitian penulis memiliki kesamaan yaitu sama-sama meneliti tentang modal kerja.

F. Kerangka Pemikiran

Setiap perusahaan dalam menjalankan aktivitas operasionalnya tentu membutuhkan dana yang cukup agar kontinuitas perusahaan dapat berjalan dengan baik. Disamping itu pengelolaan keuangan secara efektif dan efisien pun menjadi salah satu kunci di dalam keberhasilan suatu perusahaan untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya.

Keberhasilan suatu perusahaan akan lebih mudah dicapai dengan adanya perencanaan yang matang sebelum proses produksi dimulai, seperti pencarian


(26)

sumber-sumber daya yang berkualitas dan pengendalian dalam hal kualitas serta dengan adanya perluasan modal kerja. Keberhasilan tersebut dapat dilihat dari semakin berkembang dan tumbuhnya suatu perusahaan.

Pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index Bursa Efek Indonesia, modal kerja merupakan unsur yang berperan dalam menghasilkan pendapatan. Tingginya investasi perusahaan yang tercermin dalam aktiva lancar menunjukkan hal tersebut. Seluruh perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index harus menyediakan modal kerja untuk menjalankan kegiatan sehari-hari yang digunakan untuk membiayai kebutuhan-kebutuhannya, seperti pembayaran gaji, upah, biaya perawatan, biaya perbaikan, pembelian bahan dan biaya-biaya lainnya. Selain itu dengan modal kerja yang cukup perusahaan juga dapat memenuhi kewajiban-kewajibannya.

Tujuan pembentukan Jakarta Islamic Index adalah untuk meningkatkan kepercayaan investor untuk melakukan investasi pada saham berbasis syariah dan memberikan manfaat bagi pemodal dalam menjalankan syariah Islam untuk melakukan investasi di Bursa Efek Indonesia.

Untuk meningkatkan kepercayaan investor tersebut, para investor yang ingin melakukan investasi pada saham Jakarta Islamic Index dapat menilai kinerja keuangan yang diukur dari rasio-rasio keuangan pada laporan keuangan perusahaan. Rasio keuangan merupakan salah satu bentuk informasi akuntansi yang penting dalam proses penilaian kinerja perusahaan, sehingga dengan rasio


(27)

keuangan tersebut dapat mengungkapkan kondisi keuangan suatu perusahaan maupun kinerja yang telah dicapai perusahaan untuk suatu periode tertentu.

Modal Kerja merupakan dana yang dipergunakan oleh perusahaan untuk melangsungkan kegiatan operasi sehari-hari. Rasio-rasio keuangan dari modal kerja yang digunakan sebagai variabel-variabel independen adalah Current Ratio(X1), Quick Ratio(X2), Cash Ratio(X3), Cash to Total Asset(X4). Sedangkan

untuk mengukur kinerja keuangan, penulis menggunakan Debt to Equity Ratio (DER) sebagai variabel dependen.

Adapun alur pemikiran hubungan variabel-variabel independen terhadap variabel dependen adalah sebagai berikut :

1. Current Ratio

Current ratio adalah rasio yang membandingkan antara aktiva lancar yang dimiliki perusahaan dengan hutang jangka pendek, aktiva lancar meliputi kas, efek persediaan, dan aktiva lancar lainnya. Sedangkan hutang jangka pendek meliputi hutang dagang, hutang wesel, hutang bank, hutang gaji, dan hutang lainnya yang harus segera dibayarkan.

Semakin tinggi rasio ini berarti semakin bagus karena menunjukkan bahwa perusahaan mampu melunasi kewajiban jangka pendeknya tepat waktu. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin tinggi tingkat likuiditas perusahaan sehingga kinerja keuangan tersebut semakin baik.

Apabila dikaitkan Current ratio terhadap Debt to Equity Ratio yaitu jika Current ratio naik, belum menjadi ukuran bahwa Debt to Equity Ratio juga akan


(28)

mengalami kenaikan. Oleh karena itu, jika current ratio naik sedangkan Debt to Equity Ratio turun akan membawa dampak yang baik bagi perusahaan karena jika perusahaan memiliki tingkat Debt to Equity Ratio yang tinggi berarti semakin buruk kondisi solvabilitasnya berarti perusahaan akan mengalami kesulitan dalam menutupi hutang-hutangnya. Apabila semakin rendah Debt to Equity Ratio berarti perusahaan mampu menutup hutang-hutangnya kepada pihak luar. Current Ratio membandingkan aktiva lancar dengan kewajiban lancar, apabila rasio semakin naik berarti perusahaan semakin mampu untuk memenuhi kewajibannya dan akan mempengaruhi penurunan Debt to Equity Ratio yang berarti perusahaanpun akan mampu menutupi kewajiban-kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam hal ini kinerja keuangan perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index akan semakin baik sehingga investorpun semakin yakin untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut.

2. Quick Ratio

Quick Ratio adalah hasil pembagian antara aktiva lancar setelah dikurangi persediaan dengan kewajiban jangka pendek. Rasio ini digunakan untuk mengukur likuiditas dengan jangka yang sangat pendek. Quick ratio hanya memperhitungkan aset yang sudah lebih dekat dengan uang tunai.

Semakin tinggi rasio ini maka semakin baik, karena perusahaan mampu melunasi kewajiban jangka sangat pendeknya tepat waktu. Semakin tinggi rasio ini maka semakin tinggi tingkat likuiditas perusahaan tetapi belum tentu kondisi kinerja keuangan yang diukur oleh Debt to Equity Ratio akan semakin baik. Quick


(29)

ratio yang membandingkan aktiva lancar setelah dikurangi persediaan dengan kewajiban akan dapat mempengaruhi kenaikan Debt to Equity Ratio perusahaan karena dengan adanya pengurangan persediaan walaupun persediaan bukan termasuk aktiva paling likuid dalam aktiva lancar namun hal ini dapat mempengaruhi terhadap kondisi solvabilitas perusahaan. Oleh karena itu, jika rasio ini naik berarti perusahaan akan mampu memenuhi kewajiban jangka sangat pendek tepat waktu tapi akan mempengaruhi kenaikan Debt to Equity Ratio perusahaan yang berarti perusahaan akan mengalami kesulitan dalam menutupi kewajiban jangka panjangnya. Apabila Debt to Equity Rationya naik berarti kinerja perusahaan dinilai kurang baik.

3. Cash Ratio

Cash ratio yang tinggi akan semakin baik bagi suatu perusahaan. Rasio ini mengukur kemampuan sesungguhnya untuk memenuhi kewajiban tepat pada waktunya.2 Mengingat kembali komponen aktiva lancar, jika piutang usaha

dinilai akan sulit tertagih (kredit macet), komponen aktiva lancar yang benar-benar siap dicairkan hanyalah kas dan surat berharga jangka pendek. Jadi, rasio kas mengukur likuiditas dari aktiva lancar yang pasti dapat dicairkan menjadi kas. Bilamana persediaan diperkirakan lama terjual dan piutang lama tertagih, maka sebaiknya menggunakan rasio kas sebagai pengukur likuiditas.3

2

Agnes Sawir, “Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan”(Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2001), h. 147.

3

Handono Mardiyanto, “Intisari Manajemen Keuangan” (Jakarta :PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 2009), h. 56.


(30)

Rasio kas membandingkan kas dan surat berharga jangka pendek dengan kewajiban lancar. Semakin tinggi rasio ini akan semakin bagus karena perusahaan akan mampu memenuhi kewajibannya tepat waktu. Selain itu juga akan mempengaruhi penurunan Debt to Equity Ratio. Apabila Debt to Equity Ratio semakin kecil maka perusahaan akan mampu menutupi hutang-hutangnya baik jangka pendek maupun jangka panjang dari naiknya rasio kas tersebut. Dalam hal ini kondisi kinerja keuangan perusahaan akan semakin baik. Akibatnya investor akan semakin yakin untuk berinvestasi pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index.

4. Cash to Total Asset

Cash to total asset ratio merupakan rasio modal kerja yang membandingkan jumlah kas dengan total aktiva. Besarnya kas sebagai bagian dari aktiva merefleksikan kebijakan perusahaan tentang pentingnya likuiditas versus penggunaan dana untuk aktiva tetap.4

Semakin tinggi rasio ini maka akan semakin baik dalam memenuhi kewajiban hutang-hutang perusahaan. Akan tetapi cash to total asset ratio yang tinggi belum menjadi ukuran bahwa kinerja keuangan yang diukur oleh debt to equity ratio akan semakin baik. Karena apabila cash to total asset ratio naik maka debt to equity ratio juga akan naik. Apabila debt to equity ratio naik berarti menunjukan kondisi solvabilitas perusahaan semakin buruk karena perusahaan

4 Agnes Sawir, Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan”(Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2001), h. 147.


(31)

akan mengalami kesulitan dalam menutupi hutang-hutangnya baik jangka pendek maupun jangka panjang.

5. Debt to Equity Ratio

Kemampuan suatu perusahaan untuk membayar semua hutang-hutangnya menunjukkan “solvabilitas” suatu perusahaan. Suatu perusahaan yang “solvabel” berarti perusahaan tersebut mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk membayar semua hutang-hutangnya, tetapi tidak dengan sendirinya berarti bahwa perusahaan tersebut likuid.5

Debt to equity ratio adalah rasio pengukur leverage perusahaan. Debt to equity ratio menunjukan struktur permodalan suatu perusahaan, merupakan perbandingan antara total hutang dengan ekuitas yang digunakan sebagai sumber pendanaan perusahaan. Semakin tinggi debt to equity ratio, semakin besar persentase modal asing yang digunakan dalam operasional perusahaan, atau semakin besar debt to equity ratio menandakan struktur permodalan usaha lebih banyak memanfaatkan hutang-hutang relatif terhadap ekuitas.

Debt to equity ratio yang semakin tinggi menunjukkan semakin besarnya proporsi hutang terhadap ekuitas, sehingga mencerminkan risiko perusahaan yang relatif tinggi dan risiko yang harus ditanggung investor juga akan semakin tinggi. Pada akhirnya investor akan menghindari saham perusahaan yang memiliki debt to equity ratio yang tinggi. Semakin kecil rasio ini berarti menunjukkan bahwa

5 Bambang Riyanto, Dasar Dasar Pembelanjaan Perusahaan Edisi 4(Yogyakarta : BPFE-YOGYAKARTA, 2001),h. 32.


(32)

perusahaan mampu menutup hutang-hutangnya kepada pihak luar. Solvable suatu perusahaan, maka kinerja keuangan perusahaan tersebut semakin bagus.

Gambar 1.1 Bagan Kerangka Pemikiran Penelitian

Bursa Efek Indonesia (BEI)

Jakarta Islamic Index (JII)

Laporan Keuangan Perusahaan Tahun 2006-2007

Rasio Modal Kerja

Cash to total assets (X4) Cash Ratio (X3)

Quick Ratio (X2) Current Ratio (X1)

Kinerja Keuangan = Debt to Equity Ratio (Y)

Uji Asumsi Klasik

Uji Statistik : Regresi Linier Berganda Y = a + b1x1 + b2x2 +b3x3 + b4x4 + єi


(33)

G. Hipotesis

Adapun hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Ho : b1= 0 :Variabel modal kerja (Current ratio, Quick ratio, Cash ratio, Cash to

total asset) tidak berpengaruh secara parsial terhadap kinerja keuangan (Debt to Equity Ratio).

Ha : b1≠ 0 : Variabel modal kerja (Current ratio, Quick ratio, Cash ratio, Cash

to total asset) berpengaruh secara parsial terhadap kinerja keuangan (Debt to Equity Ratio).

H. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

Pada penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif yaitu penelitian yang menggunakan angka mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data serta penampilan hasilnya.6

Kemudian membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian, menerangkan hubungan-hubungan, menguji hipotesis, membuat prediksi serta mendapatkan makna dan implikasi dari suatu masalah yang ingin dipecahkan.

2. Objek Penelitian

Penulis melakukan penelitian di Bursa Efek Indonesia, pada seluruh perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index periode 2006-2007.

6 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, cet. XIII (Jakarta: PT Rinela Cipta, 2006), h. 12.


(34)

3. Teknik Penulisan

Teknik penulisan yang digunakan berpedoman pada buku “Pedoman Penulisan Skripsi” yang diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007.

4. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data kuantitatif khususnya data diskrit, yaitu data yang diperoleh dari perhitungan.7 Adapun

sumber data pada penelitian ini bersumber dari data sekunder, yaitu berupa data laporan keuangan perusahaan per 30 Desember untuk perhitungan rasio-rasio modal kerja dan rasio-rasio keuangan yang diteliti. Data penelitian yang digunakan adalah data pertahun atau per 30 Desember dari laporan keuangan dengan rentang waktu yang dijadikan analisa adalah dari tanggal 1 Januari 2006 hingga 31 Desember 2007.

5. Teknik Analisa Data

Analisa data dengan menggunakan program SPSS 12. Data diinput dan selanjutnya output dari program SPSS 12 tersebut dianalisa dengan uji asumsi klasik (Heterokedastisitas, Autokorelasi, Multikolinearitas, Normalitas) dan juga diuji secara statistik (Persamaan regresi berganda, Analisa pengaruh secara parsial dan uji koefisien determinasi).


(35)

I. Sistematika Penulisan

Untuk mendapatkan gambaran secara sederhana agar memudahkan penulisan skripsi, maka akan disusun sistematika penulisan yang terdiri dari lima bab dengan rincian sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan, akan memuat latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan/manfaat penelitian, review studi terdahulu, kerangka pemikiran, hipotesis, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II Tinjauan Teoritis, akan memuat tentang pengertian modal kerja, Jenis-jenis modal kerja, sumber dan penggunaan modal kerja, pengendalian modal kerja, kinerja keuangan dan hubungan modal kerja terhadap kinerja keuangan.

BAB III Metode Penelitian, akan memuat tentang ruang lingkup penelitian, metode penarikan sampel, prosedur pengumpulan data, operasional dan pengukuran variabel, dan metode analisa data.

BAB IV Gambaran umum objek penelitian dan analisa hasil penelitian, akan memuat tentang gambaran umum Bursa Efek Indonesia, Jakarta Islamic Index dan analisa hasil uji signifikansi.

BAB V Penutup, akan memuat kesimpulan dan rekomendasi. DAFTAR PUSTAKA


(36)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS A. Modal Kerja

1. Pengertian Modal Kerja

Modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan, atau dana yang harus tersedia untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan sehari-hari.

Gitman memberikan pengertian modal kerja sebagai berikut :“working capital is current assets, which represent the portion of investment that circulates from one form to another in the ordinary conduct of business.”8

Dari pengertian diatas, modal kerja adalah aktiva lancar, yang menghadirkan bagian investasi yang beredar dari satu bentuk ke lain bentuk yang biasa melakukan bisnis.

Menurut Dewi Astuti dalam bukunya “Manajemen Keuangan Perusahaan”, modal kerja adalah investasi perusahaan pada aktiva jangka pendek yaitu kas, sekuritas yang mudah dijual, persediaan dan piutang. Jadi modal kerja adalah dana yang digunakan untuk operasional sehari-hari dan wujud dari modal kerja tersebut adalah perkiraan-perkiraan yang ada dalam

8


(37)

aktiva lancar.9 Bambang Riyanto mengemukakan modal kerja dengan

beberapa konsep sebagai berikut10 :

1. Konsep Kuantitatif

Konsep ini mendasarkan pada kuantitas dari dana yang tertanam dalam unsur-unsur aktiva lancar di mana aktiva ini merupakan aktiva yang sekali berputar kembali dalam bentuk semula atau aktiva di mana dana yang tertanam di dalamnya akan dapat bebas lagi dalam waktu yang pendek. Dengan demikian modal kerja menurut konsep ini adalah keseluruhan dari jumlah aktiva lancar. Modal kerja dalam pengertian ini sering disebut modal kerja bruto (gross working capital).

2. Konsep Kualitatif

Apabila pada konsep kuantitatif modal kerja itu hanya dikaitkan dengan besarnya jumlah aktiva lancar saja, maka pada konsep kualitatif ini pengertian modal kerja juga dikaitkan dengan besarnya jumlah utang lancar atau utang yang segera harus dibayar. Dengan demikian maka sebagian dari aktiva lancar ini harus disediakan untuk memenuhi kewajiban finansiil yang segera harus dilakukan, di mana bagian aktiva lancar ini tidak boleh digunakan untuk membiayai operasinya perusahaan untuk menjaga likuiditasnya. Oleh karenanya maka modal kerja menurut konsep ini adalah

9

Dewi Astuti, Manajemen Keuangan Perusahaan ( Jakarta : Ghalia Indonesia, 2002), h. 156.

10 Bambang Riyanto, Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan Edisi 4 ( Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta, 1995), h.57-58.


(38)

sebagian dari aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasinya perusahaan tanpa mengganggu likuiditasnya, yaitu yang merupakan kelebihan aktiva lancar di atas utang lancarnya. Modal kerja dalam pengertian ini sering disebut modal kerja neto (net working capital).

Menurut Stephen A Ross, Randolf W Westerfield dan Bradford D Jordan, modal kerja bersih (net working capital) adalah selisih antara asset lancar sebuah perusahaan dengan kewajiban lancarnya. Modal kerja bersih akan positif ketika aset lancar lebih besar dari kewajiban lancar. Berdasarkan definisi tentang aset lancar dan kewajiban lancar, hal ini artinya kas yang akan tersedia sepanjang masa 12 bulan kedepan akan melebihi jumlah kas yang harus dibayarkan sepanjang masa yang sama. Karena alasan ini, modal kerja bersih biasanya akan positif pada sebuah perusahaan yang sehat.11

3. Konsep Fungsionil

Konsep ini mendasarkan pada fungsi dari dana dalam menghasilkan pendapatan (income). Setiap dana yang dikerjakan atau digunakan dalam perusahaan adalah dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan. Ada sebagian dana yang digunakan dalam suatu periode accounting tertentu yang seluruhnya langsung menghasilkan pendapatan bagi periode tersebut (current income) dan ada sebagian dana lain yang juga digunakan selama periode tersebut tetapi tidak seluruhnya digunakan untuk menghasilkan “current

11 Stephen A Ross, dkk, Pengantar Keuangan Perusahaan Corporate Finance Fundamentals Edisi 8 Terjemahan yang diterjemahkan oleh Ali Akbar Yulianto, Rafika Yuniasih dan Christine (Jakarta : Salemba Empat, 2009), h. 31.


(39)

income”. Sebagian dari dana itu dimaksudkan juga untuk menghasilkan pendapatan untuk periode-periode berikutnya (future income). Dalam hubungan ini, Bambang Riyanto juga memberikan definisi modal kerja sebagai dana yang digunakan selama periode accounting yang dimaksudkan untuk menghasilkan current income (sebagai lawan dari future income) yang sesuai dengan maksud utama didirikan perusahaan tersebut.

Menurut Sofyan Syafri Harahap, modal kerja adalah aktiva lancar dikurangi utang lancar. Modal kerja ini merupakan ukuran tentang keamanan dari kepentingan kreditur jangka pendek. Modal kerja bisa juga dianggap sebagai dana yang tersedia untuk diinvestasikan dalam aktiva tidak lancar atau untuk membayar utang tidak lancar. Kenaikan dalam modal kerja terjadi apabila aktiva menurun atau dijual atau karena kenaikan dalam utang jangka panjang dan modal. Penurunan dalam modal kerja timbul akibat aktiva tidak lancar naik atau dibeli atas utang jangka panjang dan modal naik.12

2. Jenis-Jenis Modal Kerja

Agnes Sawir menggolongkan modal kerja dalam 2 (dua) jenis :

a) Modal kerja permanen yaitu modal kerja yang harus tetap ada pada perusahaan untuk dapat menjalankan fungsinya, atau dengan kata lain modal kerja secara terus menerus diperlukan untuk kelancaran usaha, dan dapat dibedakan dalam :

12 Sofyan Syafri Harahap, “Analisis Kritis atas Laporan Keuangan”(Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada, 1997), h.288.


(40)

1) Modal kerja primer yaitu jumlah modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjamin kontinuitas usaha.

2) Modal kerja normal yaitu jumlah modal kerja diperlukan untuk menyelenggarakan produksi normal dalam artian yang dinamis.

b) Modal kerja variabel yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai perubahan keadaan, dan dapat dibedakan dalam :

1) Modal kerja musiman yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi musim.

2) Modal kerja siklis yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena fluktuasi konjungtur.

3) Modal kerja darurat yaitu modal kerja yang berdasarkan perubahan karena keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumnya.13

3. Sumber dan Penggunaan Modal Kerja

Apabila sumber lebih besar dari pada penggunaan, berarti ada kenaikan modal kerja. Sebaliknya apabila penggunaan lebih besar dari pada sumber, berarti terjadi penurunan modal kerja.

a. Sumber Modal Kerja

Sumber-sumber modal kerja yang akan menambah modal kerja adalah: 1) Adanya kenaikan sektor modal, baik yang berasal dari laba maupun

penambahan modal saham.

13 Agnes Sawir, Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan(Jakarta : PT.Gramedia Pustaka Utama, 2001),h.132.


(41)

2) Adanya pengurangan atau penurunan aktiva tetap karena adanya penjualan aktiva tetap maupun melalui proses depresiasi.

3) Ada penambahan utang jangka panjang, baik dalam bentuk obligasi atau utang jangka panjang lainnya.

b. Penggunaan Modal Kerja

Penggunaan-penggunaan modal kerja yang mengakibatkan turunnya modal kerja adalah sebagai berikut :

1) Berkurangnya modal sendiri karena kerugian, maupun pengambilan privasi oleh pemilik perusahaan.

2) Pembayaran utang-utang jangka panjang.

3) Adanya penambahan atau pembelian aktiva tetap.14

4. Manfaat Modal Kerja

Modal kerja harus cukup besar, dalam arti harus mampu membiayai pengeluaran atau operasi perusahaan sehari-hari, karena dengan modal kerja yang cukup akan menguntungkan perusahaan, disamping memungkinkan bagi perusahaan tidak mengalami kesulitan keuangan.

Menurut S.Munawir, keberadaan modal kerja yang cukup akan memberikan beberapa manfaat :

1. Melindungi perusahaan terhadap krisis modal kerja karena kurangnya aktiva lancar.

2. Memungkinkan untuk membayar semua kewajiban tepat pada waktunya.


(42)

3. Menjamin dimilikinya credit standing perusahaan semakin besar dan memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat menghadapi bahaya-bahaya atau kesulitan-kesulitan keuangan yang mungkin terjadi.

4. Memungkinkan untuk memiliki persediaan barang dalam jumlah yang cukup untuk melayani konsumen.

5. Memungkinkan bagi perusahaan untuk memberikan syarat-syarat kredit yang lebih menarik bagi pelanggan.

6. Memungkinkan bagi perusahaan untuk beroperasi lebih efisien karena tidak ada kesulitan untuk memperoleh barang atau jasa yang dibutuhkan.15

5. Pengendalian Modal Kerja

1. Pentingnya Pengendalian Modal Kerja

Setiap perusahaan perlu mengendalikan modal kerjanya agar dapat mengetahui apakah modal kerja perusahaan sudah sesuai dengan yang direncanakan. Disamping pengendalian, pengelolaan modal kerja juga dibutuhkan karena aktiva lancar merupakan bagian yang cukup besar dari total aktiva, umumnya sekitar 40%. Perusahaan harus mampu menyediakan modal kerja yang cukup untuk membiayai kegiatan usahanya. Kelebihan modal kerja akan menyebabkan inefisiensi, karena terjadi dana yang menganggur, disisi lain bila kekurangan dana dapat menimbulkan kesulitan bagi perusahaan.

15


(43)

2. Komponen Modal Kerja

Komponen modal kerja meliputi semua aspek pengelolaan dan pengendalian aktiva lancar dan kewajiban lancar. Aktiva lancar adalah aktiva yang habis dalam satu kali berputar dalam proses produksi dan proses perputarannya adalah dalam jangka waktu pendek, terdiri dari kas dan surat berharga, piutang dagang dan persediaan.

1) Kas

Kas merupakan unsur modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya. Tersedianya uang kas yang cukup akan lebih menguntungkan bagi perusahaan jika sewaktu-waktu harus mengadakan transaksi dengan pihak ketiga, yang nantinya menghasilkan keuntungan. Disamping itu dengan tersedianya uang kas yang cukup akan mampu mengatasi kesulitan-kesulitan dalam keadaan darurat. Yang dimaksud uang kas adalah uang tunai yang tersedia di perusahaan maupun yang berada di bank. Uang kas dapat digunakan untuk operasi perusahaan sehari-hari, memiliki barang dan jasa yang diharapkan juga memenuhi kewajiban perusahaan.

2) Surat berharga

Perusahaan dapat menggunakan kelebihan dananya untuk membeli surat berharga. Pembelian ini bertujuan untuk menjaga likuiditas juga merupakan investasi yang bersifat sementara, yaitu apabila perusahaan membutuhkan uang tunai untuk memenuhi kewajiban yang mendesak, perusahaan dapat segera menjual kembali surat-surat berharga tersebut.


(44)

3) Piutang Dagang

Piutang dagang timbul karena perusahaan menjual secara kredit. Penjualan kredit dimaksudkan untuk memperbesar volume penjualan. Penjualan kredit tidak segera menghasilkan penerimaan kas, tetapi menimbulkan piutang yang kemudian pada hari jatuh tempo pembayaan piutang tersebut adalah penerimaan kas. Pengaturan piutang ditujukan agar kredit yang diberikan dapat tertagih tepat pada waktunya. Oleh karena itu manajemen piutang perlu diperhatikan sebaik-baiknya.

4) Persediaan

Persediaan disini merupakan bagian-bagian yang ada pada perusahaan yang pada suatu saat akan dijual. Bagi suatu perusahaan, persediaan merupakan elemen modal kerja yang utama, yang selalu dalam keadaan berputar, dimana secara terus-menerus mengalami perubahan. Penentuan besarnya persediaan barang atau alokasi modal dalam persediaan merupakan masalah penting karena mempunyai efek yang langsung terhadap keuntungan perusahaan. Oleh karena itu perusahaan harus menentukan berapa besarnya persediaan dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya.16

16 Bintang Dwi Ramadhan, “ Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Perusahaan pada PT.Pos Indonesia (PERSERO) Bandung.” (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi, Universitas Widyatama, 2005), h.18-19.


(45)

3. Rasio Modal Kerja

Besarnya modal kerja sebuah perusahaan berhubungan dengan berbagai aktivitas operasional dan finansial. Tanpa modal kerja yang cukup aktivitas bisnis perusahaan dapat terancam.

Masalah likuiditas berhubungan dengan masalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya. Sebuah perusahaan yang mampu memenuhi segala kewajiban finansialnya digolongkan sebagai perusahaan “likuid”. Sebaliknya jika perusahaan tidak mampu memenuhi segala kewajiban finansialnya maka perusahaan tersebut dikatakan “illikuid”. Adapun rasio yang biasa digunakan untuk menghitung modal kerja adalah sebagai berikut:

a) Kecukupan Aktiva Lancar17

Aktiva lancar perusahaan merupakan tolak ukuran yang paling kasar yang menunjukkan adanya dana likuid yang segera menjadi kas dan tersedia untuk membayar tagihan-tagihan. Rasio yang dapat digunakan adalah:

1. Rasio aktiva lancar terhadap kewajiban lancar (current ratio)

Rasio ini untuk mengukur kesanggupan perusahaan dalam melunasi hutang jangka pendeknya dengan jumlah aktiva dan hutang lancar. Rasio yang rendah mengindikasikan bahwa perusahaan tidak dapat membayar tagihannya pada masa mendatang. Rasio yang tinggi mengindikasikan jumlah aktiva lancar yang berlebihan.


(46)

Current Assets Current Ratio = ---

Current Liabilities

2. Rasio aktiva lancar terhadap total aktiva

Rasio yang rendah menunjukkan kurangnya penjualan kredit (piutang yang rendah) atau kurangnya dukungan untuk produksi dengan persediaan yang cukup. Rasio yang tinggi mengindikasikan kebijakan piutang berlebihan atau persediaan yang besar.

Current Assets Current Assets to Total Asset Ratio = ---

Total Assets 3. Rasio aktiva lancar terhadap penjualan

Dengan adanya penjualan, maka terdapat tagihan untuk dibayar, piutang untuk didanai dan persediaan untuk mendukung penjualan. Besarnya aktiva haruslah cukup untuk membayar tagihan tepat waktu, memungkinkan pengiriman barang yang cepat, dan pemberian kredit dengan syarat kredit yang kompetitif, sehingga aktiva lancar seharusnya tumbuh secara professional dengan penjualan atau menurun apabila penjualan berkurang.

Quick Assets Quick Assets To Revenues Ratio = ---


(47)

b) Kecukupan Quick Asset18

Quick Asset terdiri dari kas dan piutang dan merupakan aktiva paling likuid dalam neraca, dengan menggunakan kas dan piutang, likuiditas dapat diukur dengan lebih tepat dari pada aktiva lancar.

1) Rasio quick assets terhadap kewajiban lancar (quick ratio)

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar tagihan tanpa bergantung pada penjualan persediaannya.

Rasio ini digunakan untuk mengukur likuiditas dengan menggunakan aktiva paling likuid terhadap kewajiban lancar. Adapun rumus yang dipakai adalah :

Quick Assets Quick Ratio = ---

Current Liabilities 2) Rasio quick assets terhadap total aktiva

Sebuah perusahaan membutuhkan aktiva likuid yang cukup sebagai bagian dari bauran total aktivanya. Rasio ini menunjukkan besar kas dan piutang dalam bauran total aktivanya.

Quick Assets Quick Assets To Total Asset Ratio = ---

Total Assets 3) Rasio quick assets terhadap penjualan

Kas dan piutang yang cukup juga diperlukan untuk mendukung penjualan. Rasio ini memperlihatkan kecukupan kas dan piutang apabila


(48)

penjualan meningkat. Rasio ini juga menunjukkan kas dan piutang yang berlebihan bila penjualan menurun.

Quick Assets Quick Assets to revenues ratio = ---

Revenues

c) Kecukupan Kas19

Kebanyakan perusahaan mempertahankan saldo kas seminimal mungkin tetapi menginvestasikan dalam efek yang setara kas yang dapat segera dicairkan. Efek-efek tersebut harus dimasukkan dalam perhitungan rasio untuk menghitung kecukupan kas. Rasio-rasio yang dapat berguna untuk keperluan analisis ini adalah:

1) Rasio kas terhadap kewajiban lancar (cash ratio)

Kas harus tersedia untuk membayar tagihan-tagihan yang jatuh tempo dalam hitungan minggu ataupun bulan. Pengukuran terhadap kecukupan kas dapat dilakukan dengan menggunakan rasio kas terhadap kewajiban lancar. Rasio ini mengukur kemampuan sesungguhnya untuk memenuhi kewajiban tepat pada waktunya.

Cash

Cash Ratio = --- Current Liabilities


(49)

2) Rasio kas terhadap total aktiva

Besarnya kas sebagai bagian dari aktiva merefleksikan kebijakan perusahaan tentang pentingnya likuiditas versus penggunaan dana untuk aktiva tetap. Hal ini dapat diukur dengan rasio dibawah ini:

Cash

Cash to total assets = --- Total Assets

3) Rasio kas terhadap penjualan

Bila perusahaan meningkatkan penjualannya, maka kas juga perlu ditingkatkan. Rasio ini mengukur kecukupan kas dibandingkan dengan kegiatan operasinya.

Cash Cash to revenues ratio = ---

Revenues

d) Arus dana dari persediaan20

Penting bagi sebuah perusahaan memiliki arus kas yang cukup dari kegiatan operasinya. Apabila perusahaan tidak menjual persediaan, maka tidak akan ada piutang. Apabila piutang tidak dilunasi, perusahaan tidak memiliki kas.

1) Perputaran persediaan dalam kas (Inventory turnover in cash)

Rasio ini mengukur berapa kali dalam 1 tahun sebuah perusahaan menghasilkan penjualan yang sama dengan saldo persediaannya.


(50)

Revenues Inventory turnover in cash = ---

Inventory

2) Perputaran persediaan dalam unit (Inventory turnover in unit)

Rasio ini mengukur kemampuan dana yang tertanam dalam persediaan berputar dalam suatu periode tertentu. Rasio ini mengukur perputaran fisik persediaan.

COGS Inventory turnover in units = ---

Inventory

e) Kecukupan Modal Kerja21

Modal kerja bersih, selisih antara aktiva lancar dan kewajiban lancar, adalah ukuran dasar dari likuiditas perusahaan. Kecukupan modal kerja dapat dievaluasi dengan menggunakan rasio:

1) Rasio total aktiva terhadap modal kerja bersih (total assets to net working capital)

Rasio yang tinggi mengindikasikan rendahnya tingkat likuiditas, sedangkan rasio yang rendah mengindikasikan tingkat likuiditas yang tinggi.

Total Assets

Total assets to net working capital= --- Net Working Capital


(51)

2) Rasio kewajiban lancar terhadap modal kerja bersih (current liabilities to net working capital ratio)

Rasio ini merupakan ekspresi alternative dari current ratio. Bila current ratio rendah, rasio ini akan tinggi, mengindikasikan likuiditas rendah. Bila rasio ini rendah, current ratio akan tinggi, mengindikasikan likuiditas tinggi.

Current Liabilities Current Liabilities to net working capital=---

Net working capital

3) Perputaran modal kerja (revenues to net working capital ratio)

Rasio ini mengukur aktivitas bisnis terhadap kelebihan aktiva lancar atas kewajiban lancar. Rasio yang tinggi mengindikasikan likuiditas yang rendah untuk mendukung operasional, rasio yang rendah menunjukkan likuiditas tinggi.

Revenues

Working capital turnover = --- Net Working Capital

B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Modal Kerja

Modal kerja memang sangat penting bagi perusahaan, oleh karena itu dalam menentukan besarnya besarnya modal kerja yang dibutuhkan, menurut Ridwan S. Sundjaja dan Inge Barlian dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :


(52)

1. Besar kecilnya skala usaha perusahaan

Kebutuhan modal kerja pada perusahaan besar berbeda dengan perusahaan kecil. Hal yang terjadi karena beberapa alasan. Perusahaan besar mempunyai keuntungan akibat lebih luasnya sumber pembiayaan yang tersedia dibandingkan dengan perusahaan kecil yang sangat tergantung pada beberapa sumber saja. Pada perusahaan kecil, tidak tertagihnya beberapa piutang para pelanggan dapat sangat mempengaruhi unsur-unsur modal kerja lainnya seperti kas dan persediaan.

2. Aktivitas perusahaan

Perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa tidak mempunyai persediaan barang dagangan, sedangkan perusahaan yang menjual persediaannya secara tunai tidak memiliki piutang dagang. Hal ini mempengaruhi tingkat perputaran dan jumlah modal kerja suatu perusahaan. Demikian pula dengan syarat pembelian dan waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi atau memperoleh barang yang akan dijual.

3. Volume Penjualan

Volume penjualan merupakan faktor yang sangat penting yang mempengaruhi kebutuhan modal kerja. Bila penjualan meningkat maka kebutuhan modal kerja pun akan meningkat, demikian pula sebaliknya.

4. Perkembangan Teknologi

Kemajuan teknologi, khususnya yang berhubungan dengan proses produksi akan mempengaruhi kebutuhan modal kerja. Otomatisasi yang


(53)

mengakibatkan proses produksi yang lebih cepat membutuhkan persediaan bahan baku yang lebih banyak agar kapasitas maksimum dapat dicapai, selain itu akan membuat perusahaan mempunyai persediaan barang jadi dalam jumlah yang lebih banyak pula bila tidak diimbangi dengan pertambahan penjualan yang besar.

5. Sikap perusahaan terhadap likuiditas dan profitabilitas

Adanya biaya dari semua dana yang digunakan perusahaan mengakibatkan jumlah modal kerja yang relatif besar mempunyai kecenderungan untuk mengurangi laba perusahaan, tetapi dengan menahan uang kas dan persediaan barang yang lebih besar akan membuat perusahaan lebih mampu untuk membayar transaksi yang dilakukan dan risiko kehilangan pelanggan tidak terjadi karena perusahaan mempunyai persediaan barang yang cukup.22

C. Kinerja Keuangan

Suatu kinerja perusahaan yang baik dapat dinilai dan berbagai bidang, baik pemasaran, produksi, distribusi, human resources, keuangan dan lain-lain.23

Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan merupakan salah satu sumber informasi mengenai posisi keuangan perusahaan, kinerja serta perubahan posisi

22

Ridwan S.Sundjaja dan Inge Barlian, Manajemen Keuangan Dua (Jakarta : Literata Lintas Media,2002),h.157.

23 Sayekti Suindyah D, “Penggunaan Rasio Keuangan untuk pengelompokan perusahaan dari segi kinerja keuangan Pada Industri Manufaktur Yang Go Publik di Bursa Efek Surabaya.” (Fakultas Ekonomi Darul ‘Ulum Jombang, 1998), h. 49.


(54)

keuangan perusahaan yang sangat berguna untuk mendukung pengambilan keputusan yang tepat.24 Untuk melakukan analisis perusahaan, disamping

dilakukan dengan melihat laporan keuangan perusahaan, juga bisa dilakukan dengan menggunakan analisis rasio keuangan.25 Salah satu analisis untuk

membuat perencanaan dan pengendalian keuangan yang baik adalah dengan melakukan analisis rasio keuangan. Rasio keuangan merupakan salah satu bentuk informasi akuntansi yang penting dalam proses penilaian kinerja perusahaan, sehingga dengan rasio keuangan tersebut dapat mengungkapkan kondisi keuangan suatu perusahaan maupun kinerja yang telah dicapai perusahaan untuk suatu periode tertentu.

1. Pengukuran Kinerja Keuangan

Pengukuran kinerja keuangan dapat dilakukan dengan penilaian analisis rasio keuangan. Analisis rasio keuangan merupakan dasar untuk menilai dan menganalisis prestasi operasi perusahaan atau kinerja perusahaan. Rasio keuangan dirancang untuk mengevaluasi keuangan, yang berisi data tentang posisi perusahaan pada suatu titik dan operasi perusahaan pada masa lalu. Nilai nyata laporan keuangan terletak pada fakta bahwa laporan keuangan dapat digunakan untuk membantu memperkirakan pendapatan dan dividen masa yang akan datang. Analisis laporan keuangan merupakan

24 Dian Meriewaty dan Astuti Yuli Setyani. “Analisis Ratio Keuangan terhadap perubahan Kinerja pada Perusahaan di Industri Food and Beverages yang Terdaftar di BEJ.” (Laporan Penelitian Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta, 2005), h. 105.

25 Umi Murtini dan Shinta Mareta.”Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Perubahan Harga Saham.” (Jurnal Riset Manajemen dan Bisnis 2006), h. 114.


(55)

permulaan masa depan bila dilihat dari sudut pandang investor, sedangkan bagi manajemen, bermanfaat untuk membantu mengantisipasi kondisi mendatang dan menjadi titik awal perencanaan tindakan yang akan mempengaruhi jalannya kejadian mendatang.

2. Rasio Keuangan

Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan.26 Menurut Keown, rasio keuangan adalah penulisan ulang data

akuntansi ke dalam bentuk perbandingan dalam rangka mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan keuangan perusahaan. Rasio keuangan dirancang untuk memperlihatkan hubungan antara perkiraan-perkiraan laporan keuangan.27 Ada beberapa rasio keuangan, yaitu :

1. Price Earning Ratio (PER)

PER tergolong dalam rasio penilaian yang merupakan ukuran prestasi perusahaan yang paling lengkap oleh rasio tersebut mencerminkan kombinasi pengaruh dari rasio resiko dengan rasio hasil pengembalian.

2. Return on Assets (ROA)

ROA tergolong dalam rasio profitabilitas yang merupakan hasil akhir bersih dari berbagai kebijakan dan keputusan. Rasio ini adalah

26 Dian Meriewaty dan Astuti Yuli Setyani, Ibid. h.107.


(56)

tingkat pengembalian atas total aktiva, yang dihitung dengan membagi laba bersih setelah pajak dengan total aktiva.

3. Net Profit Margin (NPM)

NPM tergolong dalam rasio profitabilitas yang merupakan hasil akhir bersih dari berbagai kebijakan dan keputusan. Rasio ini adalah marjin laba atas penjualan, yang dihitung dengan membagi laba bersih setelah pajak dengan penjualan bersih.

4. Debt Equity Ratio (DER)

Rasio ini menggambarkan perbandingan antara total hutang dengan total ekuitas perusahaan yang digunakan sebagai sumber pendanaan perusahaan.28

D. Hubungan Modal Kerja terhadap Kinerja Keuangan (Debt to Equity Ratio)

Besarnya modal kerja yang digunakan oleh perusahaan belum bisa menjamin bahwa kinerja keuangannya akan baik, namun sebaliknya penggunaan modal kerja yang kecil mungkin justru kinerja keuangannya akan baik, karena hal ini tergantung dari efisien dan efektifnya perusahaan dalam menggunakan modal kerja.

Berdasarkan uraian diatas mengenai faktor yang menyebabkan perubahan kinerja keuangan, semakin jelas bahwa perubahan modal kerja akan mempengaruhi kinerja keuangan. Hal tersebut dikarenakan aktiva likuid yang ada pada modal kerja seperti kas, piutang dan persediaan mempunyai peranan yang


(57)

sangat besar terutama dalam penentuan besarnya produksi, penjualan dan target akhir yaitu laba, serta perputaran aktiva.

Jadi apabila modal kerja mengalami perubahan maka secara otomatis produksi, penjualan, laba serta perputaran aktiva akan mengalami perubahan dan pada akhirnya kinerja keuangan juga akan mengalami perubahan. Untuk mengukur seberapa besar pengaruh modal kerja terhadap kinerja keuangan akan digunakan analisis regresi berganda dan analisis korelasi.


(58)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian ini akan membahas mengenai pengaruh modal kerja terhadap kinerja keuangan. Obyek penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index tahun 2006-2007. Oleh karena itu, ruang lingkup penelitian ini terdiri atas variabel modal kerja, yaitu Current Ratio, Quick Ratio, Cash Ratio, Cash to Total Asset yang merupakan variabel bebas (independen) dan variabel kinerja keuangan yaitu Debt to Equity Ratio yang merupakan variabel terikat (dependen). Sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari publikasi laporan keuangan perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index, profil Bursa Efek Indonesia, buku-buku, dan jurnal ilmiah yang membahas manajemen keuangan.

B. Metode Penarikan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index. Sedangkan metode penarikan sampel pada penelitian ini adalah dengan menggunakan metode Non Probability Sampling Purposive. Non Probability Sampling Purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (umumnya disesuaikan dengan tujuan dan masalah penelitian). Elemen populasi yang dipilih sebagai sampel dibatasi pada


(59)

elemen-elemen yang dapat memberikan informasi berdasarkan pertimbangan tersebut.29 Adapun pertimbangan yang menjadi dasar pemilihan sampel adalah

1. Perusahaan yang digunakan sebagai sampel merupakan perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index selama dua kali berturut-turut dalam periode tahun 2006 hingga tahun 2007.

2. Laporan keuangan perusahaan per 30 Desember dari tahun 2006 sampai tahun 2007 yang tersedia lengkap.

3. Laporan keuangan perusahaan dinyatakan dalam rupiah.

Dalam penelitian ini, hanya 23 perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index selama dua tahun berturut-turut dalam periode tahun 2006 hingga tahun 2007 dan laporan keuangannya dinyatakan dalam rupiah. Adapun 23 perusahaan yang dijadikan sampel pada penelitian ini adalah :

Tabel 3.1

Perusahaan-perusahaan yang dijadikan sampel penelitian

NO KODE NAMA PERUSAHAAN

1 AALI Astra Agro Lestari Tbk

2 ADHI Adhi Karya (Persero) Tbk

3 ASII Astra International Tbk

4 ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk

5 BLTA Berlian Laju Tanker Tbk

6 BNBR Bakri & Brothers Tbk

7 BTEL Bakrie Telecom Tbk

8 CTRA Ciputra Development Tbk

9 CTRS Ciputra Surya Tbk

10 GJTL Gajah Tunggal Tbk

11 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk

29 Ety Rochaety dkk, Metodologi Penelitian Bisnis: Dengan Aplikasi SPSS-Edisi pertama (Jakarta : Mitra Wacana Media,2007),h.66.


(60)

12 INTP Indocement Tunggal Perkasa Tbk

13 ISAT Indosat Tbk

14 KLBF Kalbe Farma Tbk

15 LPKR Lippo Karawaci Tbk

16 LSIP PP London Sumatera Tbk

17 PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk

18 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam Tbk

19 SMCB Holcim Indonesia Tbk

20 TLKM Telekomunikasi Indonesia Tbk

21 UNSP Bakrie Sumatera Plantations Tbk

22 UNTR United Tractors Tbk

23 UNVR Unilever Indonesia Tbk

Sumber : www.idx.co.id (Data diolah)

C. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah studi dokumentasi. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu berupa catatan atau laporan histeris yang telah dipublikasikan, yaitu laporan keuangan tahunan perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index tahun 2006 sampai dengan tahun 2007. Dimana data-data tersebut diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM). Selain itu metode yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu dengan mendownload di situs Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id). Data-data yang dikumpulkan merupakan data time series dan cross section yang disebut juga pooled data atau panel data. Data time series adalah data yang berurutan dari tahun ke tahun, sedangkan data cross section adalah data


(61)

berupa variabel-variabel baik itu variabel independen maupun variabel dependen.30

D. Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel adalah sesuatu yang akan menjadi obyek pengamatan dalam penelitian yang merupakan satu konsep yang telah dioperasionalisasikan menjadi berbagai variasi nilai (kategori)31. Variabel tersebut berupa variabel

bebas dan variabel terikat. Adapun variabel dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan yang dikontribusikan dengan huruf (Y), rasio yang digunakan adalah Debt to Equity, yaitu tingkat perbandingan utang atas ekuitas dalam pendanaan perusahaan, yang dihitung dengan membagi total utang dengan total ekuitas. Debt to Equity Ratio (DER) mengukur kemampuan modal sendiri perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya. Ratio ini mengukur keseimbangan proporsi antara aktiva yang didanai oleh kreditor dan yang didanai oleh pemilik perusahaan dan juga dapat memberikan gambaran mengenai struktur

30 Umi Murtini dan Shinta Mareta, “Pengaruh Rasio Keuangan terhadap perubahan Harga Saham.” Jurnal Riset Manajemen dan Bisnis, 2006.

31 Puguh Suharso, Metode Penelitian Kuantitatif Untuk Bisnis : Pendekatan Filosofi dan Praktis, Jakarta : Pusat Pengkajian Kebijakan Teknologi Pengembangan Wilayah (BPPT), 2007, hal. 46.


(62)

modal yang dimiliki oleh perusahaan, sehingga dapat dilihat tingkat risiko tak tertagihnya suatu utang.32

2. Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah modal kerja perusahaan yang dikontribusikan dengan huruf (X) yang terdiri dari:

a. Current Ratio yaitu perbandingan antara jumlah aktiva lancar dengan kewajiban lancar, yang memberikan gambaran tentang cukup tidak tersedianya modal kerja.

b. Quick Ratio yaitu perbandingan antara quick asset dengan current liabilities, yang mengukur likuiditas dengan menggunakan aktiva paling likuid terhadap kewajiban lancar.

c. Cash Ratio yaitu perbandingan antara kas dengan kewajiban lancar, yang mengukur kemampuan sesungguhnya untuk memenuhi utang-utang tepat pada waktunya.

d. Cash to total assets ratio yaitu perbandingan antara kas dengan total aktiva, besarnya kas sebagai bagian dari aktiva merefleksikan kebijakan perusahaan tentang pentingnya likuiditas versus penggunaan dana untuk aktiva tetap.

32 Dwi Prastowo dan Rifka Juliaty. Analisis Laporan Keuangan Konsep dan Aplikasi (Yogyakarta : UPP STIM YKPN, 2005), h.89.


(63)

E. Metode Analisis Data 1. Uji Asumsi Klasik

1) Uji Heterokedastisitas

Heterokedastisitas adalah suatu keadaan dimana varian dari kesalahan pengganggu tidak konstan untuk semua nilai variabel bebas. Uji heterokesdatisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain dengan menggunakan grafik Scatterplot. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas. Dasar pengambilan keputusannya, jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka mengindikasikan bahwa telah terjadi heterokedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.33

2) Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi.

33 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS(Semarang : BP. Undip, 2005),h.105.


(1)

LAMPIRAN X :

HASIL OUTPUT SPSS VERSI 12

Regression

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

Debt to Equity Ratio .0320 .35552 46

Current Ratio .2167 .25913 46

Quick Ratio .0607 .27769 46

Cash Ratio -.3321 .36692 46

Cash to Total Asset -.9973 .34939 46

Correlations

Debt to

Equity Ratio Current Ratio Quick Ratio Cash Ratio

Cash to Total Asset

Pearson Correlation Debt to Equity Ratio 1.000 -.580 -.342 -.530 -.244

Current Ratio -.580 1.000 .784 .587 .274

Quick Ratio -.342 .784 1.000 .695 .331

Cash Ratio -.530 .587 .695 1.000 .767

Cash to Total Asset -.244 .274 .331 .767 1.000

Sig. (1-tailed) Debt to Equity Ratio . .000 .010 .000 .051

Current Ratio .000 . .000 .000 .033

Quick Ratio .010 .000 . .000 .012

Cash Ratio .000 .000 .000 . .000

Cash to Total Asset .051 .033 .012 .000 .

N Debt to Equity Ratio 46 46 46 46 46

Current Ratio 46 46 46 46 46

Quick Ratio 46 46 46 46 46

Cash Ratio 46 46 46 46 46


(2)

Variables Entered/Removed(b)

Model Variables Entered

Variables

Removed Method

1

Cash to TotaAsset, Current Ratio, Quick Ratio, Cash Ratio(a)

. Enter

a All requested variables entered.

b Dependent Variable: Debt to Equity Ratio

Model Summary(b)

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of

the Estimate Durbin-Watson

1 .754(a) .568 .526 .24476 2.218

a Predictors: (Constant), Cash to Total Asset, Current Ratio, Quick Ratio, Cash Ratio b Dependent Variable: Debt to Equity Ratio

ANOVA(b)

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.


(3)

Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

95% Confidence Interval for

B Correlations Collinearity Statistics

B

Std.

Error Beta Lower Bound Upper Bound Zero-order Partial Part Tolerance VIF

1 (Constant) .335 .137 2.441 .019 .058 .613

Current

Ratio -.986 .229 -.719 -4.315 .000 -1.448 -.525 -.580 -.559 -.443 .379 2.636

Quick

Ratio .963 .251 .752 3.834 .000 .456 1.471 -.342 .514 .394 .273 3.657

Cash Ratio -.951 .228 -.981 -4.169 .000 -1.411 -.490 -.530 -.546 -.428 .190 5.262

Cash to

Total Asset

.465 .182 .457 2.558 .014 .098 .832 -.244 .371 .262 .330 3.032

a Dependent Variable: Debt to Equity Ratio

Collinearity Diagnostics(a)

Model

Dimensio

n Eigenvalue

Condition Index

Variance Proportions

(Constant) Current Ratio Quick Ratio Cash Ratio

Cash to Total Asset

1 1 2.988 1.000 .01 .01 .00 .01 .00

2 1.715 1.320 .00 .03 .07 .01 .00

3 .155 4.384 .02 .47 .78 .09 .01

4 .120 4.996 .24 .48 .00 .27 .01

5 .022 11.607 .74 .00 .14 .62 .98


(4)

Charts

2 4 6 8 10

F

re

q

u

e

n

c

y

Dependent Variable: Debt to Equity Ratio

Histogram


(5)

0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

Observed Cum Prob

0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

E

x

p

e

c

te

d

C

u

m

P

ro

b

Dependent Variable: Debt to Equity Ratio


(6)

-2 -1 0 1 2 3

Regression Standardized Predicted Value

-4 -2 0 2 4

R

e

g

re

s

s

io

n

S

tu

d

e

n

ti

z

e

d

R

e

s

id

u

a

l

Dependent Variable: Debt to Equity Ratio

Scatterplot


Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Jakarta Islamic Index Periode 2007 – 2010)

4 38 165

Analisis pengaruh harga komoditas dunia terhadap pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), indeks LQ 45, dan Jakarta Islamic Index (JII) di BEI

0 10 132

Pengaruh Struktur Modal, Kinerja Keuangan Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) (Studi Empiris pada Perusahaan yang terdaftar di JII Periode 2008-2011)

1 4 112

ANALISIS STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI JAKARTA ISLAMIC INDEX

0 4 103

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI JAKARTA ISLAMIC Pengaruh Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Perusahaan Yang Terdaftar Di Jakarta Islamic Index Tahun 2012-2015.

0 2 14

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI JAKARTA ISLAMIC Pengaruh Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Perusahaan Yang Terdaftar Di Jakarta Islamic Index Tahun 2012-2015.

0 3 15

PENGARUH STRUKTUR MODAL, UKURAN PERUSAHAAN,PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN KINERJA KEUANGAN Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan dan Kinerja Keuangan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index(JII

0 3 19

PENDAHULUAN Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan dan Kinerja Keuangan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index(JII) periode 2010-2015.

0 3 10

PENGARUH STRUKTUR MODAL, UKURAN PERUSAHAAN,PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN KINERJA Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan dan Kinerja Keuangan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index(JII) periode

0 3 17

PENGARUH LIKUIDITAS TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI JAKARTA ISLAMIC INDEX.

0 0 52