Korelasi hasil audit internal dengan kemampuan kinerja perusahaan : studi kasus pada pt.bank x persero tbk

(1)

KORELASI HASIL AUDIT INTERNAL DENGAN KEMAMPUAN KINERJA PERUSAHAAN

(Studi Kasus Pada PT. Bank X (Persero) Tbk)

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh

Syifa Fitria NIM: 204082002378

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

KORELASI HASIL AUDIT INTERNAL DENGAN KEMAMPUAN KINERJA PERUSAHAAN

(Studi Kasus Pada PT. Bank X)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh

Syifa Fitria NIM: 204082002378

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

DR. Yahya Hamja, MM NIP. 130 676 334

Hepi Prayudiawan, SE., Ak, MM

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(3)

Hari ini Selasa, Tanggal Empat Bulan Maret Tahun Dua Ribu Delapan telah dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Syifa Fitria NIM: 204082002378 dengan judul Skripsi ”KORELASI HASIL AUDIT INTERNAL DENGAN KEMAMPUAN KINERJA PERUSAHAAN (STUDI KASUS PADA PT. BANK X)”. Memperhatikan kemampuan keilmuan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 04 Maret 2008

Tim Penguji Ujian Komprehensif

Drs. Abdul Hamid Cebba, Ak., MBA Amilin, SE, Ak., M.Si Ketua Sekretaris

Prof. Dr. Abdul Hamid, MS


(4)

Hari ini Selasa, Tanggal 18 Bulan Maret Tahun Dua Ribu Delapan telah dilakukan Ujian Skripsi atas nama Syifa Fitria NIM: 204082002378 dengan judul

Skripsi ”KORELASI HASIL AUDIT INTERNAL DENGAN KEMAMPUAN

KINERJA PERUSAHAAN (STUDI KASUS PADA PT. BANK X)”. Memperhatikan kemampuan keilmuan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 18 Maret 2008

Tim Penguji Ujian Komprehensif

DR. Yahya Hamja, MM Hepi Prayudiawan SE, Ak., MM

Ketua Sekretaris

Amilin SE, Ak., M.Si


(5)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP DATA PRIBADI

Nama : Syifa Fitria

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat/Tanggal Lahir : Bogor, 10 Juni 1986

Agama : Islam

Alamat : Cilendek Timur RT/RW 002/010

Kelurahan Cilendek Timur Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor

Telepon/ Hp : (0251) 373176/ 085697283847

E-mail : cfa_medicin3@yahoo.com

RIWAYAT PENDIDIKAN FORMAL

1. TK Nurul Falah Bogor Lulus tahun 1992

2. SD Negeri DR Semeru 1 Bogor Lulus tahun 1998

3. SMP Negeri 6 Bogor Lulus tahun 2001

4. SMA Negeri 10 Bogor Lulus tahun 2004

5. S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Jurusan Akuntansi

Lulus tahun 2008

RIWAYAT PENDIDIKAN INFORMAL

Kursus Bahasa Inggris “Success” 2003-2004

Latihan Kepemimpinan di Biro Tata Negara Jabatan Perdana Menteri Malaysia

2007

PENGALAMAN ORGANISASI

1. BEM FEIS Anggota Divisi Penelitian dan

Pengembangan (Litbang)

2004-2005

2. BEM FEIS Anggota Divisi Gender 2005-2006

3. BEM FEIS Ketua BEM Fakultas Ekonomi

dan Ilmu Sosial Program Non Reguler

2006-2007

4. International Young Leadership Camp (IYLC) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


(6)

Correlation Of Internal Audit Result With Company Ability Performance (The Case Of Study to PT. Bank X (Persero) Tbk Jakarta)

By: Syifa Fitria ABSTRACT

The purpose of this research is to know how big correlation of internal audit result with company ability performance. The variable used in this research are internal audit result (X) as an independent variable and company ability performance (Y) as a dependent variable.

The research has been done by means of filling out questionnaires by internal auditor, and to used to secondary data too. The responders are internal auditor in PT. Bank X (Persero) Tbk, the samples included are 39 responders with a standard of error 12,5%. For analyzing the data researcher usage SPSS version 12.

The result of this research shows that the correlation between internal audit result with company ability performance are significantly positive, internal audit result have significant too on correlation 0,00 with company ability performance, and coefficients correlation 0,642.


(7)

Korelasi Hasil Audit Internal dengan Kemampuan Kinerja Perusahaan (Studi Kasus Pada PT. Bank X (Persero) Tbk Jakarta)

Oleh: Syifa Fitria

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar korelasi hasil audit internal dengan kemampuan kinerja perusahaan. Variabel yang menjadi fokus penelitian ini adalah hasil audit internal (X) sebagai variabel bebas dan kemampuan kinerja perusahaan (Y) sebagai variabel terikat.

Penelitian dilakukan melalui pengisian kuesioner oleh internal audit, dan data sekunder yang dapat mendukung penelitian. Responden penelitian adalah para auditor internal PT. Bank X (Persero) Tbk, sampel diambil sebanyak 39 responden berdasarkan tingkat kesalahan 12,5%. Untuk metode analisis dan uji hipotesis menggunakan korelasi, lalu perhitungannya menggunakan program SPSS versi 12.

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa korelasi antara hasil audit internal dengan kemampuan kinerja perusahaan adalah positif kuat, hasil audit internal mempunyai hubungan signifikan sebesar 0,00 dengan kemampuan kinerja perusahaan, dan nilai koefisien korelasi sebesar 0,642.


(8)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Robill ‘Aalamiin, segala puji dan syukur kepada sumber dari suara-suara hati yang bersifat mulia, sumber ilmu pengetahuan, sumber segala kebenaran, sang maha cahaya, penabur cahaya ilham, pilar nalar kebenaran dan kebaikan yang terindah, sang kekasih tercinta yang tak terbatas pencahayaan cinta-Nya, Allah SWT. Berkat limpahan taufik dan hidayah-Nya maka penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Shalawat serta salam teruntuk nabi akhir zaman baginda Muhammad SAW, yang telah menyampaikan ajaran islam yang telah terbukti kebenarannya, dan semakin terus terbukti kebenarannya.

Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi syarat-syarat meraih gelar Sarjana Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Selama proses pembuatan skripsi ini, berbagai hambatan dan kesulitan telah penulis hadapi. Namun, berkat petunjuk dan hidayah Allah SWT, dukungan, bimbingan, serta bantuan berbagai pihak, skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Kedua orang tuaku yang selamanya ku sayang disetiap nafasku. Terimakasih atas kehadiran kalian, kasih sayang, dan cinta disetiap hari-hariku. Doa yang kalian panjatkan dan kepercayaan yang kalian berikan disetiap langkahku. Semangat yang kalian berikan disetiap putus asa ku. Special thanks for my mom, yang sudah jadi mama sekaligus sahabat sejatiku, setia mendengarkan ceritaku, dan selalu memberikan jalan keluar yang bijak. Fa sayang kalian. 2. Terimakasih untuk kedua kakak dan adikku yang telah memberikan warna

begitu indah dalam hidupku, success for you. Study hard De. I miss you 3. Bapak DR. Yahya Hamja MM, selaku pembimbing I yang telah memberikan

perhatian dan waktunya dengan segala profesionalitas dan kesabaran, semoga segala kebaikan dan ketulusan yang Bapak berikan menjadi amal shaleh. 4. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., Ak, MM, selaku pembimbing II, atas segala


(9)

5. Om dan Tante ku yang sudah seperti orang tuaku. Terimakasih atas perhatian kalian. Serta saudara sepupuku, trimakasih atas kebersamaan kita selama ini. 6. Tempat penelitian, terutama kepada Bapak Edwin pada Learning Center dan

Bapak Saiful Huda selaku Team Leader of Intern Audit atas bantuannya. 7. Bapak H Diani Budiarto atas dukungan yang telah diberikan kepada penulis. 8. Bapak Herni Ali HT, SE,. MM, Bapak Drs. Slamet Riyadi MM.

9. Para penguji ujian komprehensif: Prof. Dr. Abdul Hamid MS, Drs. Abdul Hamid Cebba, Ak, MBA, Amilin, SE., Ak, MSi.

10. Para penguji ujian Skripsi: DR. Yahya Hamja, MM, Hepi Prayudiawan SE, AK., MM, Amilin, SE., Ak, MSi.

11. Semua dosen yang telah memberikan ilmunya, semoga Allah SWT membalas kebaikan Bapak dan Ibu.

12. Pengurus BEM Periode 2006-2007 atas kerjasama yang telah diberikan. 13. Sahabat-sahabatku tercinta, serta rekan sejawat jurusan Akuntansi yang tidak

bisa penulis sebutkan satu persatu. Tetap semangat untuk kalian. 14. Seseorang yang telah membantu dan menemani penulis observasi.

15. Ka Isma, Ka Yuli, Mba Ani, Pak Sukmadi, Mas Alfried, Mas Seandy, Mas Aziz, Mas Heri, Mas Budi, Mba Novi, Bu Siska, atas pelayanan yang diberikan. Sukses untuk kalian.

Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis dengan senang hati menerima saran dan kritik. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca.

Jakarta, Maret 2008


(10)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI……… i

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF……….. ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI………... iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP……… iv

ABSTRACT……….. v

ABSTRAK……….... vi

KATA PENGANTAR……….. vii

DAFTAR ISI………. ix

DAFTAR GAMBAR……… xi

DAFTAR TABEL ………... xii

DAFTAR LAMPIRAN……… xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian………...

B. Perumusan Masalah………

C. Tujuan dan Manfaat...

1. Tujuan Penelitian………

2. Manfaat Penelitian………..

1 7 7 7 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Akuntansi………..

B. Ruang Lingkup Auditing………

1. Definisi Auditing………

2. Jenis-jenis Audit……….

3. Jenis-jenis Auditor………..

4. Hubungan Antara Akuntansi dan Auditing………

C. Ruang Lingkup Audit Internal………

1. Definisi Audit Internal………...

2. Fungsi Audit Internal……….

3. Misi dan Peran Auditor Internal………. 4. Perbedaan Auditor Internal dengan Auditor Eksternal…..

5. Independensi Auditor……….

6. Teknik-teknik Audit Internal………..

D. Ruang Lingkup Perbankan………..

1. Definisi Bank………..

2. Fungsi Bank………

3. Peranan Bank………..

E. Kinerja……….

F. Kerangka Pemikiran………

9 10 10 13 15 16 18 18 19 19 20 21 21 27 27 29 30 31 32


(11)

BAB III METODELOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian………...

B. Metode Pemilihan Sampel……….

C. Metode Pengumpulan Data……….

1. Data Primer………

2. Data Sekunder………

D. Metode Analisis dan Pengolahan Data………...

1. Metode Analisis………..

2. Uji Kualitas Data……….………...

3. Uji Normalitas………

4. Uji Hipotesis………...

E. Variabel dan Pengukurannya………..

1. Variabel Independen (X)………

2. Variabel Dependen (Y)………..

33 33 34 34 35 35 35 36 38 38 39 40 40

BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian………

1. Sejarah dan Perkembangan PT. Bank X (Persero) Tbk…. 2. Struktur Organisasi Perusahaan……….

3. Visi dan Misi Perusahaan………...

B. Hasil Uji Instrumen Penelitian………

1. Hasil Try Out………...

2. Pasca Try Out……….

C. Hasil dan Pembahasan………

1. Deskripsi Data………

2. Analisis dan Pembahasan………...

3. Hasil Uji Normalitas Data………..

4. Hasil Korelasi Pearson………...

5. Hasil Uji Hipotesis Korelasi Pearson………. 43 43 43 45 45 45 49 51 51 53 80 81 82

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan………...

B. Implikasi……….

C. Saran………...

83 84 84

DAFTAR PUSTAKA………... 86


(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Hubungan Antara Akuntansi dan Auditing………... 17

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran………... 32


(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbedaan Auditor Internal dengan Auditor Eksternal………... 20

Tabel 3.1 Kriteria Korelasi ………. 38

Tabel 3.2 Operasional Variabel Penelitian……….. 41 Tabel 4.1 Uji Validitas Instrumen Hasil Audit Internal ………. 46 Tabel 4.2 Uji Validitas Instrumen Kemampuan Kinerja Perusahaan……. 47 Tabel 4.3 Uji Reliabilitas Instrumen Hasil Audit Internal……….. 48 Tabel 4.4 Uji Reliabilitas Instrumen Kemampuan Kinerja Perusahaan….. 48 Tabel 4.5 Uji Validitas Instrumen Hasil Audit Internal ………. 49 Tabel 4.6 Uji Validitas Instrumen Kemampuan Kinerja Perusahaan……. 50 Tabel 4.7 Uji Reliabilitas Instrumen Hasil Audit Internal……….. 51 Tabel 4.8 Uji Reliabilitas Instrumen Kemampuan Kinerja Perusahaan….. 51 Tabel 4.9 Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin……….. 51 Tabel 4.10 Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Formal

Terakhir………... 52

Tabel 4.11 Deskripsi Responden Berdasarkan Lama Bekerja……….. 52 Tabel 4.12 Deskripsi Responden Berdasarkan Usia………. 53 Tabel 4.13 Auditor Internal Memberikan Informasi yang Diperlukan

Manajer dalam Menjalankan Tanggung Jawab Secara Efektif... 54 Tabel 4.14 Auditor Internal Menelaah Operasional Perusahaan Dengan

Mengukur dan Mengevaluasi Kecukupan Kontrol Secara

Efisien……….. 55

Tabel 4.15 Auditor Internal Menelaah Operasional Perusahaan Dengan Mengukur dan Mengevaluasi Kecukupan Kontrol Secara

Efektivitas Kinerja Perusahaan………... 56

Tabel 4.16 Auditor Internal Berkaitan dengan Pengelolaan Perusahaan….. 56 Tabel 4.17 Auditor Internal Berkaitan dengan Risiko Terkait Perusahaan... 57 Tabel 4.18 Informasi Keuangan Auditor Internal Akurat………. 57 Tabel 4.19 Informasi Keuangan Auditor Internal dapat Diandalkan……… 58 Tabel 4.20 Auditor Internal Mengidentifikasi Risiko yang Terjadi……….. 59 Tabel 4.21 Auditor Internal Meminimalisasi Risiko yang Terjadi………... 60 Tabel 4.22 Kriteria Operasi yang Memuaskan Telah Dipenuhi Sesuai

Dengan Cara Akuntan………. 60

Tabel 4.23 Auditor Internal Menggunakan Sumber Daya yang Ada Secara

Efisien……….. 61

Tabel 4.24 Auditor Internal Menggunakan Sumber Daya yang Ada Secara

Ekonomis………. 62

Tabel 4.25 Auditor Internal Mencapai Tujuan Perusahaan Secara Efektif... 62 Tabel 4.26 Auditor Internal Melaksanakan Teknik Audit Internal

Penentuan Risiko dalam Melaksanakan Pekerjaannya………... 63 Tabel 4.27 Auditor Internal Melaksanakan Teknik Audit Internal Survei

Pendahuluan dalam Melaksanakan Pekerjaannya……….. 63 Tabel 4.28 Auditor Internal Melaksanakan Teknik Audit Internal Program


(14)

Audit dalam Melaksanakan Pekerjaannya………... 64 Tabel 4.29 Auditor Internal Melaksanakan Teknik Audit Internal

Pekerjaan Lapangan dalam Melaksanakan Pekerjaannya…….. 65 Tabel 4.30 Auditor Internal Melaksanakan Teknik Audit Internal Temuan

Audit dalam Melaksanakan Pekerjaannya………... 65 Tabel 4.31 Auditor Internal Melaksanakan Teknik Audit Internal Kertas

Kerja dalam Melaksanakan Pekerjaannya……….. 66 Tabel 4.32 Dalam Penyelesaian Tugas Auditor Internal Mengetahui

Kejelasan Visi, Misi, Tujuan Tugas yang Dikerjakannya……... 67 Tabel 4.33 Dalam Penyelesaian Tugas Auditor Internal Membantu

Ketepatan dalam Bertindak Sesuai Prosedur……….. 67 Tabel 4.34 Dalam Penyelesaian Tugas Auditor Internal Mengetahui

Gambaran Tugas yang Akan Dilakukan………. 68

Tabel 4.35 Auditor Internal Mengevaluasi Aktivitas dalam Bidang

Pengendalian Akuntansi Internal……… 68

Tabel 4.36 Auditor Internal Mengevaluasi Aktivitas dalam Bidang

Pencegahan Dan Pendeteksian Kecurangan……… 69

Tabel 4.37 Auditor Internal Mengevaluasi Aktivitas dalam Bidang

Pemeriksaan Keuangan………... 70

Tabel 4.38 Auditor Internal Mengevaluasi Aktivitas dalam Bidang

Pemeriksaan Ketaatan………. 70

Tabel 4.39 Auditor Internal Mengevaluasi Aktivitas dalam Bidang

Pemeriksaan Operasional……… 71

Tabel 4.40 Auditor Internal Mengevaluasi Aktivitas dalam Bidang

Pemeriksaan Manajemen………. 72

Tabel 4.41 Auditor Internal Mengevaluasi Aktivitas dalam Bidang

Pemeriksaan Kontrak……….. 72

Tabel 4.42 Auditor Internal Mengevaluasi Aktivitas dalam Bidang

Pemeriksaan Sistem Informasi……… 73

Tabel 4.43 Auditor Internal Mengevaluasi Aktivitas dalam Bidang

Pengembangan Kualitas Internal………. 73

Tabel 4.44 Auditor Internal Mengevaluasi Aktivitas Bidang Hubungan

dengan Entitas Luar Perusahaan………. 73

Tabel 4.45 Karyawan Cepat Merespon dalam Menanggapi Permintaan

Nasabah………... 74

Tabel 4.46 Karyawan Cepat dalam Menjawab dan Membantu Nasabah

Terhadap Kebutuhan………... 75

Tabel 4.47 Bersikap Komunikatif Terhadap Kebutuhan Nasabah………… 75 Tabel 4.48 Sikap dan Tanggapan Karyawan Saat Nasabah (Masyarakat)

Berkunjung Ke Perusahaan Baik………. 76

Tabel 4.49 Karyawan Cepat dalam Melayani Klaim Nasabah………. 76 Tabel 4.50 Auditor Internal Meminimalkan Risiko yang Terjadi Pada

Perusahaan………... 76

Tabel 4.51 Auditor Internal Memberikan Solusi Kepada Manajeman

Untuk Masalah yang Dihadapi Perusahaan………. 77 Tabel 4.52 Auditor Internal Memberikan Saran Kepada Manajeman


(15)

Untuk Masalah yang Dihadapi Perusahaan………. 77 Tabel 4.53 Karyawan Sigap dalam Melayani dan Menangani Nasabah…... 78 Tabel 4.54 Karyawan yang Dipekerjakan Sesuai dengan Bidang yang

Ditekuninya………... 78

Tabel 4.55 Karyawan yang Dipekerjakan Sesuai dengan Gelar yang

Dimilikinya………... 79

Tabel 4.56 Karyawan Bertindak Profesional dengan Peraturan Perusahaan 80

Tabel 4.57 Hasil Uji Normalitas Data………... 80

Tabel 4.58 Correlations... 81


(16)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Kuesioner Penelitian

2. Jawaban Try Out Responden atas Instrumen Variabel X (Hasil Audit Internal)

3. Uji Validitas dan Reliabilitas Try Out Instrumen Hasil Audit Internal (Variabel X)

4. Jawaban Try Out Responden atas Instrumen Variabel Y (Kemampuan Kinerja Perusahaan)

5. Uji Validitas dan Reliabilitas Try Out Instrumen Kemampuan Kinerja Perusahaan (Variabel Y)

6. Jawaban Responden Atas Instrumen Variabel X (Hasil Audit Internal) Pasca Try Out

7. Uji Validitas dan Reliabilitas Pasca Try Out Instrumen Hasil Audit Internal (Variabel X)

8. Jawaban Responden atas Instrumen Variabel Y (Kemampuan Kinerja Perusahaan) Pasca Try Out

9. Uji Validitas dan Reliabilitas Pasca Try Out Instrumen Kemampuan Kinerja Perusahaan (Variabel Y)

10. Hasil Uji Normalitas Data dan Korelasi Pearson 11. Surat Keterangan Riset


(17)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Keberadaan atau alasan diadakan audit dalam organisasi adalah bahwa audit ditujukan untuk memperbaiki kinerja. Suatu fungsi dapat berbentuk sebuah perusahaan, divisi, departemen, seksi, unit bisnis, fungsi bisnis, proses bisnis, layanan informasi, sistem atau proyek. Jika tindakan audit berhasil dalam meningkatkan kinerja unit, maka berarti menunjang ke arah perbaikan kinerja organisasi secara keseluruhan. Kegiatan audit internal menguji dan menilai efektivitas dan kecukupan sistem pengendalian internal yang ada dalam organisasi. Tanpa fungsi audit internal, dewan direksi dan atau pimpinan unit tidak memiliki sumber informasi internal yang bebas mengenai kinerja organisasi.

Hasil audit internal dapat memberikan berbagai jenis layanan kepada organisasi yaitu membantu mengevaluasi aktivitas dalam bidang sebagai berikut:

1. Pengendalian akuntansi internal;

2. Pencegahan dan pendeteksian kecurangan; 3. Pemeriksaan keuangan;

4. Pemeriksaan ketaatan; 5. Pemeriksaan operasional; 6. Pemeriksaan manajemen;


(18)

7. Pemeriksaan kontrak;

8. Pemeriksaan sistem informasi; 9. Pengembangan kualitas internal; dan

10. Hubungan dengan entitas di luar perusahaan.

(http//:www.internalauditing.or.id).

Auditor Internal baru muncul dua dasawarsa terakhir dan Sertifikasi Auditor Internal baru dimulai tanggal 21 Agustus 1996. Namun demikian enam tahun berikutnya yaitu mulai bulan Oktober 2002 Sertifikasi Qualified Internal Auditor ( QIA ) diakui. Masyarakat luas kemungkinan besar kurang memahami dengan baik peran auditor internal dalam organisasi. Peran auditor internal dalam organisasi dapat dikemukakan, antara lain :

1. Auditor internal melakukan pengujian dan evaluasi terhadap aktivitas organisasi dan memberikan layanan atau saran kepada manajemen.

2. Kegiatan penilaian auditor internal telah berkembang dan meliputi: penilai independen untuk menelaah operasional perusahaan dengan mengukur dan mengevaluasi kecukupan kontrol serta efisiensi dan efektivitas kinerja perusahaan, manajemen risiko, penilaian atas kontrol dan tata kelola (governance) perusahaan publik maupun privat.

3. Ruang lingkup tugas auditor internal menguji dan mengevaluasi kecukupan dan efektivitas sistem pengendalian internal

4. Kriteria keberhasilan dari sistem pengendalian internal adalah : a. efektivitas dan efisiensi kegiatan organisasi;


(19)

c. patuh terhadap hukum dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. (http//:www.internalauditing.or.id ).

Perkembangan profesi internal auditing dalam era globalisasi saat ini sangat pesat, bahkan internal auditor telah diakui keberadaannya sebagai bagian dari organisasi perusahaan yang dapat membantu manajemen dalam meningkatkan kinerja perusahaan, terutama dari aspek pengendalian. Dimana dalam perkembangannya, telah terjadi perubahan pandangan terhadap profesi internal auditor dari yang masih berorientasi pada mencari kesalahan menuju yang lebih mengedepankan peran sebagai konsultan dan katalis. (Majalah Auditor: 2002).

Komite audit yang diwajibkan dikalangan perbankan dinamakan Dewan Audit atau Badan Audit. Dewan Audit diatur berdasarkan Surat Keputusan Bank Indonesia No. 27/163/KEP/DIR/1995 tanggal 31 Maret 1995 dan Surat Edaran Bank Indonesia No. 27/8/UPPB/1995 tanggal 31 Maret 1995. Menurut ketentuan tersebut Dewan Audit dalam perbankan memiliki tanggung jawab sebagai berikut :

1. Menyetujui Internal Audit Charter, menanggapi rencana audit intern dan masalah-masalah yang ditemukan oleh Auditor Intern serta menentukan pemeriksaan khusus oleh Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) apabila terdapat dugaan terjadinya kecurangan, penyimpangan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. Mengambil langkah-langkah yang diperlukan dalam hal audit tidak menindaklanjuti laporan Kepala SKAI.


(20)

2. Memastikan bahwa laporan yang disampaikan kepada Bank Indonesia serta Instansi lain yang berkepentingan telah dilakukan dengan benar dan tepat waktu. Selain itu, Bank juga mematuhi ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku.

3. Memastikan bahwa manajemen menjamin baik auditor eksternal maupun internal dapat bekerja sama dengan standar auditing yang berlaku.

4. Memastikan bahwa manajemen telah menjalankan usahanya sesuai prinsip pengelolaan bank secara sehat.

5. Menilai efektivitas pelaksanaan fungsi SKAI.

(http://www.muharreffendi.wordpres.com).

Dewan Audit di perbankan dapat dipandang sebagai wujud mekanisme pengendalian yang diharapkan dapat mengoptimalkan fungsi pengawasan. Dalam prakteknya Dewan Audit di Perbankan, menurut para pengamat ekonomi atau perbankan sebagian besar ternyata tidak berjalan dengan efektif. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya Bank yang dilikuidasi, sehingga terpaksa harus dibekukan usahanya (ditutup). Pada awal terjadinya krisis moneter beberapa waktu yang lalu (1997–1999), banyak sekali bank yang masuk kategori Bank Beku Operasi (BBO), Bank Beku Kegiatan Usaha (BBKU) serta Bank dalam Likuidasi. Hal tersebut membuktikan bahwa aspek pengendalian di perbankan kita sangat lemah, meskipun telah ada Dewan Audit. Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 27/163/KEP/DIR tanggal 31 Maret 1995 tersebut akhirnya dicabut dan sebagai gantinya Bank Indonesia mengeluarkan peraturan Bank Indonesia No.


(21)

I/6/PBI/1999 tentang Penugasan Direktur Kepatuhan (Compliance Director).

(http://www.muharrefeffendi.wordpress.com)

Robohnya sektor perbankan sebenarnya dapat diduga akan terjadi jika melihat begitu banyak penyimpangan yang dilakukan oleh sektor perbankan didiamkan begitu saja oleh Bank Indonesia sebagai pengawas perbankan. Berbagai penyimpangan, seperti tidak terpenuhinya indikator kesehatan, banyaknya kredit fiktif, kolusi dalam pemberian kredit, laporan keuangan yang direkayasa, dan berujung pada mengucurnya Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) ratusan triliun untuk tujuan yang tidak jelas, hampir semuanya berasal dari kesengajaan pengelola bank dan kelemahan sistem pengawasan Bank Indonesia. Akibat berbagai moral hazard ini, sektor perbankan menjadi beban yang sangat berat bagi perekonomian nasional, dalam bentuk timbulnya biaya semacam berupa BLBI dan biaya penyehatan perbankan yang sangat tinggi. Sektor perbankan adalah pengerah dana masyarakat. Tidak hanya melalui tabungan, jika bank telah masuk bursa, bank bahkan menarik dana masyarakat dalam bentuk penanaman modal. Masyarakat akan menaruh dananya dalam berbagai bentuk jika bank menunjukkan kondisi keuangan yang sehat. Jika manajemen bank berhasil mengelabui masyarakat dengan menyajikan laporan keuangan yang seolah-olah mengambarkan keberhasilan perusahaan secara keuangan, maka dana masyarakat akan mengalir ke bank tersebut. Tetapi karena secara fundamental tidak sehat, maka bank tersebut justru menjadi beban bagi perekonomian. Informasi keuangan memang disajikan oleh manajemen bank, tanggung


(22)

jawabnya juga berada pada pundak pengelola bank. Informasi keuangan tersebut dapat mengandung kekeliruan, yaitu salah saji dalam laporan keuangan yang tidak disengaja. Tetapi yang sering terjadi justru terdapat ketidakberesan (irregularities), yaitu salah saji dalam laporan keuangan yang disengaja, atau berbagai pelanggaran dan penyimpangan yang dicoba ditutupi dengan rekayasa akuntansi. Karena manajemen dalam menyajikan laporan keuangan mempunyai tujuan tertentu, maka diperlukan jasa profesional untuk menilai kewajaran informasi keuangan yang disajikan manajemen. Jasa profesional inilah yang dilakukan oleh auditor independen. (http://www.ikastara.org).

Penelitian sebelumnya oleh Ayu (2007), dalam mengevaluasi hasil audit manajemen atas fungsi pemasaran, yang tujuannya untuk mengetahui apakah penerapan audit manajemen atas fungsi pemasaran telah dilaksanakan dengan baik, analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif, dengan menindaklanjuti hasil audit manajemen atas fungsi pemasaran melalui kuesioner, disimpulkan bahwa hasil audit manajemen atas fungsi pemasaran belum dilaksanakan dengan baik. Pada penelitian Hiro (2000), mengenai pengaruh peran auditor intern serta faktor pendukungnya terhadap peningkatan pengendalian intern dan kinerja perusahaan disimpulkan bahwa manajemen sangat besar pengaruhnya terhadap pelaksanaan pengendalian intern. Namun seberapa besar korelasi hasil audit internal dengan kemampuan kinerja perusahaan khusus pada PT Bank X (Persero) Tbk belum diketahui secara pasti, untuk itu penulis tertarik menelitinya dalam bentuk skripsi yang


(23)

berjudul, “Korelasi Hasil Audit Internal dengan Kemampuan Kinerja Perusahaan (Studi Kasus Pada PT. Bank X (Persero). Tbk. Jakarta)”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka perumusan masalah yang dapat penulis rumuskan yaitu untuk membuktikan seberapa besar korelasi hasil audit internal dengan kemampuan kinerja perusahaan (Studi kasus pada PT. Bank X (Persero). Tbk. Jakarta)?

C. Tujuan dan Manfaat

1. Tujuan penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar korelasi hasil audit internal dengan kemampuan kinerja perusahaan. 2. Manfaat penelitian

Penulis mengharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat diantaranya adalah:

a. Bagi Penulis

1) Untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar sarjana ekonomi pada program studi akuntansi.

2) Sebagai langkah penerapan ilmu pengetahuan yang diperoleh dibangku kuliah yang berupa teori-teori dengan kenyataan yang terjadi dilapangan, sehingga teori yang diperoleh dapat digunakan pada kondisi yang sesungguhnya.


(24)

3) Untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi penulis berkaitan dengan korelasi hasil audit internal dengan kemampuan kinerja perusahaan perbankan.

b. Bagi Pihak Perusahaan

1) Sebagai bahan evaluasi seberapa besar korelasi hasil audit internal dengan kemampuan kinerja perusahaan.

2) Sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan. c. Bagi Pembaca

1) Memberikan gambaran mengenai korelasi hasil audit internal dengan kemampuan kinerja perusahaan.

2) Memberikan gambaran mengenai ruang lingkup auditor internal. d. Bagi Lembaga Pendidikan

Dalam hal ini Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, penulis dapat memberikan sumbangan pikiran tentang korelasi hasil audit internal dengan kemampuan kinerja perusahaan pada PT. Bank X (Persero) Tbk. Jakarta.


(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Akuntansi

1. Rollin C. Niswonger, Carl S. Warren, James M. Reeve, Philip E. Fess dalam bukunya yang berjudul “Accounting” dan diterjemahkan oleh Alfonsus Sirait, Helda Gunawan, mendefinisikan akuntansi sebagai berikut:

“Secara umum akuntansi didefinisikan sebagai sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan”. (Rollin C. Niswonger, Carl S. Warren, James M. Reeve, Philip E. Fess, 1999:6).

Pihak pihak yang berkepentingan (stakeholders) menggunakan laporan akuntansi sebagai sumber informasi utama untuk pengambilan keputusan mereka.

2. Charles T. Horngren, Walter T. Harrison, Jr., Michael A. Robinson, 1997:3), mendefinisikan akuntansi dan laporan keuangan sebagai berikut:

“Akuntansi adalah suatu sistem yang mengukur aktivitas-aktivitas bisnis, memproses informasi tersebut ke dalam bentuk laporan-laporan, dan mengkomunikasikannya kepada para pengambil keputusan”. (Charles T. Horngren, Walter T. Harrison, Jr., Michael A. Robinson, 1997:3).


(26)

“Laporan keuangan adalah dokumen-dokumen yang melaporkan kegiatan bisnis pribadi atau organisasi ke dalam satuan moneter”. (Charles T. Horngren, Walter T. Harrison, Jr., Michael A. Robinson, 1997:3).

B. Ruang Lingkup Auditing 1. Definisi Auditing

Report of the committee on basic auditing concepts of the American Accounting Association” (Accounting Review, Vol 47)

memberikan definisi auditing sebagai:

“Suatu proses sistematis untuk memperoleh serta mengevaluasi bukti secara objektif mengenai asersi-asersi kegiatan dan peristiwa ekonomi, dengan tujuan menetapkan derajat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan”

Beberapa ciri penting yang ada dalam definisi tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Suatu proses sistematis berupa serangkaian langkah atau prosedur yang logis, terstruktur, dan terorganisir. Auditing Standards Board

(ASB=Dewan Standar Auditing) menerbitkan Generally Accepted Auditing Standards (GAAS=Standar Auditing yang Berlaku Umum) sebagai pedoman profesionalberkaiatan dengan proses audit.

b. Memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif berarti memeriksa dasar asersi serta mengevaluasi hasil pemeriksaan tersebut tanpa memihak dan berprasangka, baik untuk atau terhadap perorangan (entitas) yang memuat asersi tersebut.


(27)

c. Asersi tentang kegiatan dan peristiwa ekonomi merupakan representasi yang dibuat oleh perorangan atau entitas. Asersi ini merupakan subjek pokok auditing.

d. Derajat kesesuaian menunjuk pada kedekatan dimana asersi dapat diidentifikasi dan dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan. Ekspresi kesesuaian ini dapat berbentuk kuantitas, seperti jumlah kekurangan dana kas kecil, atau dapat juga berbentuk kualitatif, seperti kewajaran (keabsahan) laporan keuangan.

e. Kriteria yang telah ditetapkan adalah standar-standar yang digunakan sebagai dasar untuk menilai asersi atau pernyataan. Kriteria dapat berupa peraturan-peraturan spesifik yang dibuat oleh badan legislatif, anggaran atau ukuran kinerja lainnya yang ditetapkan oleh manajemen, Generally Accepted Accounting Principles (GAAP=Prinsip-prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum) yang ditetapkan oleh Financial Accounting Standards Board (FASB=Badan Standar Akuntansi Keuangan) serta badan-badan pengatur lainnya.

f. Penyampaian hasil diperoleh melalui laporan tertulis yang menunjukkan derajat kesesuaian antara asersi dan kriteria yang telah ditetapkan. Kepercayaan pemakai informasi keuangan atas asersi yang dibuat oleh pihak yang di audit.

g. Pihak-pihak yang berkepentingan adalah mereka yang menggunakan (mengandalkan) temuan-temuan auditor. Dalam


(28)

lingkungan bisnis, mereka adalah para pemegang saham, manajemen, kreditor, kantor pemerintah, dan masyarakat luas.

Tujuan menyeluruh dari audit laporan keuangan adalah untuk menyatakan pendapat apakah laporan keuangan klien telah menyatakan secara wajar, dalam semua hal yang material, sesuai dengan GAAP. Untuk mencapai tujuan tersebut, hal yang lazim dilakukan dalam audit adalah mengidentifikasi sejumlah tujuan audit yang spesifik bagi setiap akun yang dilaporkan dalam laporan keuangan.

Laporan keuangan terdiri dari asersi manajemen yang merupakan hal penting sebagai pedoman auditor dalam pengumpulan bukti.

Auditing Standards Board (ASB) telah mengakui lima kategori asersi laporan keuangan sebagai berikut

a. Keberadaan atau Keterjadian (Existence or Occurrence)

Berkaiatan dengan apakah aktiva atau kewajiban entitas benar-benar ada pada tanggal tertentu, dan transaksi yang dicatat benar-benar telah terjadi selama periode tertentu.

b. Kelengkapan (Completeness)

Berkaiatan dengan apakah semua transaksi dan akun yang harus disajukan dalam laporan keuangan benar-benar telah dicantumkan. c. Hak dan Kewajiban (Rights and Obligations)

Berkaitan dengan apakah aktiva telah menjadi hak entitas dan hutang memang telah menjadi kewajiban entitas pada suatu tanggal tertentu.


(29)

d. Penilaian atau Alokasi (Valuation or Allocation)

Berkaitan dengan apakah komponen aktiva, kewajiban, pendapatan, dan beban telah dicantumkan dalam laporan keuangan dengan jumlah yang semestinya.

e. Penyajian dan Pengungkapan (Presentation and Disclosure).

Berkaitan dengan apakah komponen tertentu laporan keuangan telah digolongkan, diuraikan, dan diungkapkan sebagaimana mestinya.

2. Jenis-jenis Audit

Terdapat tiga jenis audit yang umum dilakukan (Amir Abadi Jusuf, 2003:4), yaitu:

a. Audit Laporan Keuangan

Bertujuan menentukan apakah laporan keuangan secara keseluruhan yang merupakan informasi terukur yang akan diverifikasi telah disajikan sesuai dengan kriteria-kriteria tertentu. Umumnya, kriteria yang dimaksud adalah prinsip akuntansi yang berlaku umum. Prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia dimuat dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK).

Hasil audit laporan keuangan didistribusikan kepada para pengguna seperti, para pemegang saham, kreditur, kantor pemerintah dan masyarakat umum melalui laporan auditor atas laporan keuangan. Selain itu, auditor independen juga menyiapkan laporan kepada dewan direksi tentang pengendalian intern perusahaan serta temuan-temuan audit lainnya. Auditor eksternal juga menyiapkan laporan


(30)

kepada dewan direksi tentang pengendalian intern perusahaan serta temuan-temuan audit lainnya.

b. Audit Operasional

Merupakan penelaahan atas bagian manapun dari prosedur dan metode operasi suatu organisasi untuk menilai efisiensi dan efektifitasnya. Umumnya auditor akan memberikan saran atau rekomendasi kepada pihak manajemen untuk memperbaiki jalannya operasi perusahaan dan untuk peningkatan kinerja perusahaan. Karena lingkup evaluasi efektivitas operasi begitu luas, maka tidak mungkin untuk menentukan ciri pelaksanaan audit operasional dengan pasti. Di dalam suatu organisasi, bisa jadi auditor mengevaluasi apakah manajemen telah menggunakan informasi yang tepat dan mencukupi dalam pengambilan keputusan pembelian aktiva yang baru, sedang dalam organisasi yang berbeda barangkali ia akan mengevaluasi efisiensi administrasi penjualan. Dalam audit operasional, tinjauan yang dilakukan tidak terbatas pada masalah-masalah akuntansi, tetapi juga meliputi evaluasi terhadap struktur organisasi, pemanfaatan komputer, dan bidang-bidang lain sesuai dengan keahlian auditor.

c. Audit Ketaatan

Bertujuan mempertimbangkan apakah klien telah mengikuti prosedur atau aturan yang telah ditetapkan pihak yang memiliki otoritas lebih tinggi. Hasil audit ketaatan biasanya tidak dilaporkan


(31)

kepada pihak luar, tetapi kepada pihak tertentu dalam organisasi. Pimpinan organisasi adalah pihak yang paling berkepentingan atas dipatuhinya prosedur dan aturan yang telah ditetapkan.

3. Jenis-jenis Auditor

Dalam pelaksanaan suatu audit, pada umumnya jenis auditor diklasifikasikan menjadi tiga jenis (William C. Boynton, Raymond N. Johnson, Walter G. Kell, 2001:8), yaitu;

a. Auditor Independen (Independent Auditor)

Terdapat dalam Kantor Akuntan Pubik (KAP), yang umumnya mengambil peran sebagai seorang auditor eksternal atas perusahaannya yang menyediakan laporan guna kebutuhan tertentu dari klien untuk menjalankan bisnisnya. Klien para auditor independen dapat berasal dari perusahaan bisnis yang berorientasi laba, organisasi nirlaba, kantor pemerintah, atau perorangan.

b. Auditor Internal (Internal Auditors)

Merupakan pegawai dari organisasi yang diaudit. Tugas auditor internal beragam, sesuai dengan kebutuhan dan permintaan manajemen perusahaan. Auditor internal wajib memberikan informasi yang berguna bagi manajemen untuk pengambilan keputusan yang berkaitan dengan operasional perusahaan.

c. Auditor Pemerintah (Government Auditors)

Di Indonesia terdapat beberapa lembaga ataupun badan yang bertanggung jawab secara fungsional atas pengawasan terhadap


(32)

kekayaan atau keuangan Negara, diantaranya Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan Inspektorat Jendral (Itjen) pada departemen pemerintah. Sebagian tugas BPKP tidak jauh berbeda dengan KAP, sebagian besar informasi keuangan yang dibuat oleh berbagai badan pemerintah telah di audit oleh BPKP, disamping audit atas laporan keuangan, pada masa sekarang sering kali dilakukan evaluasi atas efisiensi dan efektifitas operasi berbagai program pemerintah dan BUMN.

4. Hubungan Antara Akuntansi dan Auditing

Metode akuntansi mencakup kegiatan mengidentifikasi bukti dan transaksi yang dapat mempengaruhi entitas. Setelah diidentifikasi, maka bukti transaksi diukur, dicatat, dikelompokkan, serta dibuat ikhtisar dalam catatan-catatan akuntansi. Hasil proses ini adalah penyusunan dan distribusi laporan keuangan yang sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (generally accepted accounting principles/GAAP). Tujuan akhir akuntansi adalah komunikasi data yang relavan dan andal sehingga dapat berguna bagi pengambilan keputusan. Tanggung jawab laporan keuangan terletak pada manajemen entitas.

Audit laporan keuangan terdiri dari memahami bisnis klien serta mendapatkan dan mengevaluasi bukti yang berkaitan dengan laporan keuangan manajeman, sehingga memungkinkan auditor meneliti apakah pada kenyataannya laporan keuangan telah menyajikan posisi keuangan entitas, hasil operasi, serta arus kas secara wajar sesuai dengan GAAP.


(33)

Tujuan utama audit laporan keuangan untuk menambah keandalan laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen.

Hubungan antara akuntansi dan auditing dalam proses pelaporan keuangan dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut ini:

Pelaporan Keuangan Akuntansi

Berpedoman pada GAAP Tanggung jawab manajemen

Auditing

Berpedoman pada GAAS Tanggung jawab auditor

Menganalisis bukti dan transaksi Memahami bisnis dan industri klien

Mengukur dan mencatat data transaksi

Memperoleh dan mengevaluasi bukti yang berkaiatan dengan

keuangan Mengelompokkan dan

mengikhtisarkan data yang dicatat

Membuktikan laporan disajikan secara wajar sesuai dengan GAAP

Mengevaluasi kewajaran Menyatakan pendapat dalam

laporan audit Menyusun laporan keuangan

sesuai GAAP

Mengirimkan laporan audit kepada klien Mengirimkan laporan keuangan

dan laopran auditor kepada para pemegang saham setiap tahun

Mengirimkan rekomendasi yang memiliki nilai tambah kepada manajemen dan dewan direksi

Sumber: William C. Boynton, Raymond N. Johnson, Walter G. Kell, 2001:51.

Gambar 2.1


(34)

C. Ruang Lingkup Audit internal 1. Definisi Audit Internal

American Accounting Association mendefinisikan internal audit sebagai,

“Proses sistematis untuk secara objektif memperoleh dan mengevaluasi asersi mengenai tindakan dan kejadian-kejadian ekonomis untuk meyakinkan derajat kesesuaian antara asersi ini dengan kriteria yang ditetapkan dan mengkomunikasikannya ke pengguna yang berkepentingan”. (Lawrence B. Sawyer, Mortimer A. Dittenhofer, James H. Scheiner, 2005:8)

Definisi tersebut ditujukan untuk menggambarkan proses yang dilakukan di semua jenis audit, tetapi istilah “tindakan dan kejadian ekonomi” mengarah pada aspek keuangan atau akuntansi.

Definisi audit internal berikut ini diciptakan untuk menggambarkan lingkup audit internal modern yang luas dan tak terbatas eksternal (Lawrence B. Sawyer, Mortimer A. Dittenhofer, James H. Scheiner, 2005:10):

Audit internal adalah sebuah penilaian yang sistematis dan objektif yang dilakukan auditor internal terhadap operasi dan kontrol yang berbeda-beda dalam organisasi untuk menentukan apakah (1) informasi keuangan dan operasi telah akurat dan dapat diandalkan; (2) resiko yang dihadapi perusahaan telah diidentifikasi dan diminimalisasi; (3) peraturan eksternal serta kebijakan dan prosedur internal yang bisa diterima telah diikuti; (4) kriteria operasi yang memuaskan telah dipenuhi; (5) sumber daya telah digunakan secara efisien dan ekonomis; dan (6) tujuan organisasi telah dicapai secara efektif semua dilakukan dengan tujuan untuk dikonsultasikan dengan manajemen dan membantu anggota organisasi dalam menjalankan tanggung jawab secara efektif.

Pengertian audit internal diatas tidak hanya mencakup peranan dan tujuan auditor internal, tetapi juga mengakomodasikan kesempatan


(35)

dan tanggung jawab. Dalam perkembangan terakhir seseorang yang melakukan peran sebagaimana seorang auditor internal, tidak selalu menggunakan sebutan internal auditor saja, namun telah meluas menjadi

control ataupun system analysis.

2. Fungsi Audit Internal

Pada awalnya, audit internal berfungsi sebagai “adik” dari profesi auditor eksternal, dengan pusat perhatian pada penilaian atas keakuratan angka-angka keuangan. Namun saat ini audit internal telah memisahkan diri menjadi disiplin ilmu yang berbeda dengan pusat perhatian yang lebih luas.

Karena pergeseran pandangan mengenai fungsi audit internal, maka audit internal yang memiliki aspek kerja yang lebih luas ini sering disebut sebagai audit internal modern. Audit internal modern menyediakan jasa-jasa yang mencakup pemeriksaan dan penilaian atas kontrol, kinerja, risiko, dan tata kelola (governance) perusahaan publik maupun privat. Aspek keuangan hanyalah salah satu aspek saja dalam lingkup pekerjaan audit internal.

3. Misi dan Peran Auditor Internal

Auditor internal memberikan informasi yang diperlukan manajer dalam menjalankan tanggung jawab mereka secara efektif. Audit internal bertindak sebagai penilai independen untuk menelaah operasional perusahaan dengan mengukur dan mengevaluasi kecukupan


(36)

kontrol serta efisiensi dan efektifitas kinerja perusahaan. Auditor internal memiliki peranan yang penting dalam semua hal yang berkaiatan dengan pengelolaan perusahaan dan risiko-risiko terkait dalam menjalankan usaha (Lawrence B. Sawyer, Mortimer A. Dittenhofer, James H. Scheiner, 2005:7).

4. Perbedaan Auditor Internal dengan Auditor Eksternal

Perbedaan utama antara auditor internal dengan auditor eksternal (Lawrence B. Sawyer, Mortimer A. Dittenhofer, James H. Scheiner, 2005:8),

Tabel 2.1

Perbedaan Auditor Internal dengan Auditor Eksternal

Auditor Internal Auditor Eksternal

a. Merupakan karyawan perusahaan, atau bisa saja merupakan entitas independen. b. Melayani kebutuhan

organisasi, meskipun fungsinya harus dikelola oleh perusahaan. c. Fokus pada kejadian-kejadian

di masa depan dengan mengevaluasi kontrol yang dirancang untuk meyakinkan pencapaian tujuan organisasi. d. Langsung berkaitan dengan

pencegahan kecurangan dalam segala bentuknya atau

perluasan dalam setiap aktivitas yang ditelaah.

e. Independen terhadap aktivitas yang diaudit, tetapi siap sedia untuk menanggapi kebutuhan

a. Merupakan orang yang

independen di luar perusahaan b. Melayani pihak ketiga yang

memerlukan informasi keuangan yang dapat diandalakan.

c. Fokus pada ketepatan dan kemudahan pemahaman dari kejadian-kejadian masa lalu yang dinyatakan dalam laporan keuangan.

d. Sekali-kali memperhatikan pencegahan dan pendeteksian kecurangan secara umum, namun akan memberikan perhatian lebih bila kecurangan tersebut akan mempengaruhi laporan keuangan secara material. e. Independen terhadap

manajemen dan dewan direksi baik dalam kenyataan maupun


(37)

dan keinginan dari semua tingkatan manajemen. f. Menelaah aktifitas secara

terus-menerus.

secara mental.

f. Menelaah catatan-catatan yang mendukung laporan keuangan secara periodik, biasanya setahun sekali.

5. Independensi Auditor

Auditor internal yang professional harus memiliki independensi untuk memenuhi kewajiban profesionalnya, memberikan opini yang objektif, tidak bias, dan tidak dibatasi, serta melaporkan masalah apa adanya, bukan melaporkan sesuai keinginan eksekutif atau lembaga. Auditor internal harus bebas dari hambatan dalam melaksanakan auditnya. Hanya dengan begitu auditor internal bisa disebut melaksanakan audit dengan professional (Lawrence B. Sawyer, Mortimer A. Dittenhofer, James H. Scheiner, 2005: 35).

6. Teknik-teknik Audit Internal

Lawrence B. Sawyer, Mortimer A. Dittenhofer, James H. Scheiner dalam bukunya yang berjudul “Sawyer’s Internal Auditing: audit internal sawyer”, menjelaskan tentang teknik-teknik audit internal sebagai berikut:

a. Penentuan Risiko

Penentuan risiko (risk assessment) adalah identifikasi dan analisis risiko-risiko yang relevan untuk mencapai tujuan (entitas), yang membentuk suatu dasar untuk menentukan cara pengelolaan risiko.


(38)

Auditor internal harus memasukkan hasil penentuan risiko kedalam program audit, untuk mengurangi risiko. Risiko audit terdiri atas; 1) Risiko bawaan (inherent risk), yaitu kerentanan suatu asersi atas

terjadinya salah saji yang material, dengan mengasumsikan bahwa tidak ada kebijakan atau prosedur struktur kontrol internal terkait yang ditetapkan. Bank menghadapi risiko bawaan karena bergerak dalam pengelolaan uang dan kredit.

2) Risiko kontrol (control risk), yaitu risiko bahwa salah saji material yang bisa terjadi pada suatu asersi tidak dapat dicegah atau dideteksi secara tepat waktu oleh struktur, kebijakan, atau prosedur kontrol internal suatu entitas.

3) Risiko deteksi (detection risk), yaitu risiko bahwa auditor tidak dapat mendeteksi salah saji material yang terdapat pada suatu asersi.

b. Survei Pendahuluan

Survei pendahuluan yang baik akan menghasilkan program audit yang tepat, dan program audit yang tepat akan menunjang keberhasilan audit. Dalam survei pendahuluan, auditor internal mengidentifikasi tujuan operasi, risiko, kondisi-kondisi operasi, dan kontrol yang diterapkan. Auditor internal sebaiknya melakukan survei dalam tujuh langkah dasar, yaitu:

1) Melakukan studi awal, mencakup penelaahan atas kertas kerja tahun sebelumnya, temuan-temuan audit, bagan organisasi, dan


(39)

dokumen lain yang membantu untuk lebih memahami subjek audit.

2) Pendokumentasian, mengarah pada pertemuan awal anatara auditor dengan manajer klien.

3) Bertemu klien, menjelaskan tujuan dan pendekatan audit yang akan dilakukan kepada manajer klien.

4) Mengumpulkan bahan bukti.

5) Mengamati, pengamatan dilakukan terus selama survei pendahuluan.

6) Membuat bagian alir, memberikan gamabaran sistem dan merupakan sarana untuk menganalisis operasi yang kompleks-analisis yang tidak selalu bisa dicapai dengan narasi yang rinci. 7) Melaporkan atas tahap-tahap yang telah dilakukan dalam survei

pendahuluan. c. Program Audit

Langkah-langkah audit dirancang untuk, mengumpulkan bahan bukti audit, dan untuk memungkinkan auditor internal mengemukakan pendapat mengenai efisiensi, ekonomis, dan efektivitas aktivitas yang akan diperiksa. Program audit merupakan alat yang menghubungkan survei pendahuluan dengan pekerjaan lapangan.


(40)

d. Pekerjaan Lapangan

Pekerjaan lapangan (field work) merupakan proses untuk mendapatkan keyakinan dengan mengumpulkan bahan bukti secara objektif mengenai operasi entitas, mengevaluasinya dan melihat apakah operasi tersebut memenuhi standar yang dapat diterima dan mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan, serta menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan oleh manajemen.

Tujuan Pekerjaan lapangan untuk membantu pemberian keyakinan dengan melaksanakan prosedur-prosedur audit yang ada di program audit, sesuai tujuan audit yang ingin dicapai. Tujuan audit dicapai dengan menerapkan prosedur-prosedur audit untuk menentukan apakah prosedur-prosedur operasi berfungsi sebagaimana mestinya dan mencapai tujuan-tujuan operasi. Tujuan operasi ditetapkan oleh manajemen. Tujuan operasi adalah hasil-hasil yang ingin dicapai manajer operasi. Tujuan audit ditetapkan oleh auditor.

e. Temuan Audit

Selama pelaksanaan pekerjaan, auditor internal mengidentifikasi kondisi-kondisi yang membutuhkan tindakan perbaikan. Penyimpangan-penyimpangan dari norma atau kriteria yang dapat diterima disebut temuan audit (audit findings). Beberapa kelemahan (temuan) bersifat kecil dan tidak membutuhkan perhatian manajemen. Semua temuan audit yang dapat dilaporkan haruslah:


(41)

1) Cukup signifikan agar layak dilaporkan ke manajemen.

2) Didokumentasikan dengan fakta, bukan opini, dan dengan bukti yang memadai, kompeten, dan relevan.

3) Secara objektif dibuat tanpa bias atau prasangka. 4) Relevan dengan masalah-masalah yang ada.

5) Cukup meyakinkan untuk memaksa dilakukannya tindakan untuk memperbaiki kondisi-kondisi yang mengandung kelemahan.

Dalam temuan audit ini auditor memberikan rekomendasi kepada manajemen. rekomendasi menggambarkan tindakan yang mungkin dipertimbangkan manajemen untuk memperbaiki kondisi-kondisi yang salah, dan untuk memperkuat kelemahan dalam sistem kontrol. Mengidentifikasi kondisi yang tidak memuaskan adalah tanggung jawab audit. Sedangkan memperbaikinya adalah tanggung jawab manajemn. Lebih disukai auditor internal mengusulkan metode tindakan perbaikan untuk pertimbangan manajemen.

Saran yang paling memuaskan untuk menyelesaikan temuan audit adalah membahasnya dengan manajemen operasional sebelum laporan audit tertulis diterbitkan. Pada saat itu harus dicapai kesepakatan mengenai fakta-fakta dan beberapa tindakan perbaikan untuk memperbaiki kekurangan.


(42)

f. Kertas Kerja

Kertas kerja (working paper) berisi catatan informasi yang diperoleh dan analisis yang dilakukan selam proses audit. Kertas kerja disiapkan sejak auditor memulai pekerjaannya hingga auditor menelaah tindakan perbaikan dan mengakhiri proyek audit. Kertas kerja berisi dokumentasi atas langkah-langkah berikut ini dalam proses audit:

1) Rencana audit, termasuk program audit.

2) Pemeriksaan dan evaluasi kecukupan dan efektivitas sistem kontrol internal.

3) Prosedur-prosedur audit yang dilakukan, informasi yang diperoleh, dan kesimpulan yang dicapai.

4) Penelaahan kertas kerja oleh penyelia. 5) Laporan audit.

6) Tindak lanjut dari tindakan perbaikan.

Auditor internal menyiapkan kertas kerja untuk beberapa tujuan yang yang berbeda, yaitu:

1) Untuk mendukung laporan audit.

2) Untuk menyimpan informasi yang diperoleh melalui tanya jawab, penelaahan instruksi dan arahan, analisis sistem dan proses, pengamatan kondisi, dan pemeriksaan transaksi.

3) Untuk mengidentifikasi dan mendokumentasikan temuan-temuan audit, mengumpulkan bukti yang diperlukan untuk


(43)

menentukan terjadi dan luasnya kondisi-kondisi yang mengandung kelemahan.

4) Untuk mendukung pembahasan dengan karyawan operasi. 5) Untuk menjadi dasar penyelia dalam menelaah kemajuan dan

penyelesaian audit.

6) Untuk memberi dukungan dan bukti untuk masalah-masalah yang melibatkan kecurangan, tuntutan hukum, dan klaim asuransi.

7) Untuk menjadi sarana bagi auditor eksternal dalam mengevaluasi pekerjaan audit internal dan kemudian menggunakannya dalam penilaian audit eksternal atas sistem kontrol internal organisasi.

8) Menjadi latar belakang dan data referensi untuk penelaahan selanjutnya.

9) Untuk membantu memfasilitasi penelaahan. Baik auditor eksternal atau konsultan perlu mengevaluasi aktivitas audit internal.

10) Menjadi bagian dokumentasi.

D. Perbankan 1. Definisi Bank

Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 mendefinisikan perbankan sebagai:


(44)

“Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”. (Totok Budisantoso, Sigit Triandaru, 2006:84).

Kegiatan usaha yang utama dari suatu bank adalah penghimpunan dan penyaluran dana. Penyaluran dana dengan tujuan untuk memeperoleh penerimaan akan dapat dilakukan jika dana telah dihimpun. Penghimpunan dana dari masyarakat perlu dilakukan dengan cara-cara tertentu sehingga efisien dan dapat disesuaikan dengan rencana penggunaan dana tersebut. Keberhasilan bank dalam memenuhi maksud itu dipengaruhi antara lain oleh hal-hal berikut ini:

a. Kepercayaan masyarakat pada bank yang bersangkutan. Semakin tinggi tingkat kepercayaan masyarakat pada sebuah, maka semakin tinggi pula kemungkinan bank tersebut untuk menghimpun dana dari masyarakat dengan efisien.

b. Perkiraan tingkat pendapatan yang akan diperoleh dari penyimpanan dana lebih tinggi dibanding pendapatan dari alternatif investasi lain dengan tingkat risiko yang seimbang. Semakin tinggi tingkat pendapatan yang diperkirakan oleh calon penyimpan dana, semakin mudah sebuah bank menarik dana dari calon penyimpan dananya. c. Risiko penyimpanan dana. Apabila sebuah bank dapat memberikan

tingkat kepastian yang tinggi atas dana masyarakat untuk dapat ditarik lagi sesuai waktu yang telah diperjanjikan, maka masyarakat semakin bersedia untuk menempatkan dananya di bank tersebut.


(45)

d. Pelayanan yang diberikan oleh bank kepada penyimpan dana. Pelayanan yang baik membuat penyimpan dana merasa dihargai, diperhatikan, dan dihormati, sehingga merasa senang untuk terus bertaransaksi keuangan denagan bank tersebut.

2. Fungsi Bank

Secara umum fungsi utama bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat. Menurut Totok Budisantoso, Sigit Triandaru (2006:8) secara lebih spesifik bank dapat berfungsi sebagai berikut:

a. Agent of Trust

Dasar utama kegiatan perbankan adalah kepercayaan (trust), baik dalam hal penghimpunan dana maupun penyaluran dana. Masyarakan bersedia menitipkan dananya di bank apabila dilandasi adanya unsur kepercayaan. Pihak bank sendiri akan menyalurkan dananya pada debitur atau masyarakat apabila dilandasi unsur kepercayaan.

b. Agent of Development

Kegiatan bank berupa penghimpunan dan penyaluran dana sangat diperlukan bagi lancarnya kegiatan perekonomian di sektor riil. Kegiatan bank tersebut memungkinkan masyarakat melakukan kegiatan investasi, kegiatan distribusi, serta kegiatan konsumsi barang dan jasa, mengingat bahwa kegiatan


(46)

investasi-distribusi-konsumsi tidak lain adalah kegiatan pembangunan perekonomian suatu masyarakat.

c. Agent of Services

Disamping kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana, bank memberikan penawaran jasa lain kepada masyarakat diantaranya berupa, jasa pengiriman uang, penitipan barang berharga, pemberian jaminan bank, dan penyelesaian tagihan.

3. Peranan Bank

Peran penting bank menurut Totok Budisantoso, Sigit Triandaru (2006:11) dalam sistem keuangan, yaitu:

a. Pengalihan asset (asset transmutation)

Dalam hal ini bank berperan sebagai pengalih asset yang likuid dari penabung kepada peminjam.

b. Transaksi (transaction)

Bank memberikan kemudahan kepada pelaku ekonomi untuk melakukan transaksi barang dan jasa. Produk yang dikeluarkan oleh bank (giro, tabungan, deposito, dan saham) merupakan pengganti uang dan dapat digunakan sebagai alat pembayaran.

c. Likuiditas (liquidity)

Penabung dapat menempatkan dananya dalam bentuk produk berupa giro, tabungan, deposito. Produk tersebut mempunyai tingkat likuiditas yang berbeda-beda.


(47)

d. Efisiensi (efficiency)

Bank dapat menurunkan biaya transaksi dengan jangkauan pelayanan. Peranan bank sebagai broker adalah menemukan peminjam dan pengguna modal tanpa mengubah produknya. Bank hanya memperlancar dan mempertemukan pihak-pihak yang saling membutuhkan. Adanya informasi yang tidak simetris antara peminjam dan investor menimbulkan masalah insentif. Peran bank menjadi penting untuk memecahkan masalah insentif ini. Adanya informasi yang tidak sempurna, menyebabkan ekonomi biaya tinggi.

E. Kinerja

Kinerja menurut Atkinson, dkk (1995: 51), dalam penelitian Nurul (2007:10) sistem penilaian kinerja sebaiknya mengandung indikator kinerja yaitu:

1. Memperhatikan setiap aktivitas organisasi dan menekankan pada perspektif pelanggan.

2. Menilai setiap aktivitas dengan menggunakan alat ukur kinerja yang mengesahkan pelanggan.

3. Memperhatikan semua aspek aktivitas kinerja secara komprehensif yang mempengaruhi pelanggan.

4. Menyediakan informasi berupa umpan balik untuk membantu anggota organisasi mengenai permasalahan dan peluang untuk melakukan perbaikan.


(48)

Koefisien Korelasi

F. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan kerangka teori yang telah dikemukakan sebelumnya, penulis menggambarkan kerangka pemikiran sebagai berikut:

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran

Kemampuan Kinerja Perusahaan

Hipotesis:

H0 : tidak terdapat hubungan signifikan Ha : terdapat hubungan signifikan Hasil Audit Internal


(49)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Tempat yang digunakan sebagai tujuan penelitian ini adalah perusahaan perbankan, yaitu PT. Bank X (Persero). Tbk Jakarta, untuk memperoleh data yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui seberapa besar korelasi hasil audit internal dengan kemampuan kinerja perusahaan. Objek penelitian dalam skripsi ini adalah auditor internal PT Bank X (Persero) Tbk Jakarta.

B. Metode Pemilihan Sampel

Populasi menurut Sugiyono (2005:55) adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah auditor internal PT. Bank X (Persero) Tbk Jakarta. Metode pemilihan sampel sampling purposive, yaitu penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu, umumnya disesuaikan dengan tujuan dan masalah penelitian, (Ety, dkk, 2007:66). Sedangkan metode pengambilan sampel menggunakan rumus Slovin (Ridwan, dkk, 2007:49):

N

n =


(50)

Keterangan: n = jumlah sampel N = jumlah populasi

d = presisi atau error yang diterorir (12,5%)

C. Metode Pengumpulan Data

Sumber data penelitian merupakan faktor penting yang menjadi pertimbangan dalam penentuan metode pengumpulan data. Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan beberapa metode yang digunakan untuk memperoleh data yang dibutuhkan dengan tujuan agar bisa memberikan gambaran yang jelas tentang korelasi hasil audit internal dengan kemampuan kinerja perusahaan, sehingga memiliki dasar yang benar. Metode pengumpulan data yang digunakan sebagai berikut:

1. Data Primer (Primary Data)

Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara), berupa opini subjek (orang) secara individual atau kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda (fisik), kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian. Adapun data primer yang penulis pakai yaitu:

a. Kuesioner

Kuesioner merupakan penelitian dengan cara mengajukan daftar pertanyaan langsung kepada responden, yaitu auditor internal PT Bank X (Persero) Tbk. Agar dapat memperoleh data yang relevan.


(51)

b. Observasi

Penelitian ini dilakukan dengan terjun langsung ke PT Bank X (Persero) Tbk untuk mengadakan pengamatan langsung dan pengambilan data objek penelitian.

2. Data Sekunder (Secondary Data)

Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Adapun data sekunder yang penulis pakai yaitu: a. Riset kepustakaan

Penelitian kepustakaan dilakukan dengan cara mengumpulkan, membaca dan memahami buku, literatur, catatan perkuliahan, artikel, jurnal, data dari internet.

b. Teknik dokumentasi

Teknik dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengutip langsung data yang diperoleh dari lembaga (instansi) terkait, yang berhubungan dengan penelitian yang penulis lakukan.

D. Metode Analisis dan Pengolahan Data

1. Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah koefisien korelasi, yaitu suatu analisis yang digunakan untuk menentukan suatu besaran yang menyatakan bagaimana korelasi suatu variabel dengan variabel lain.


(52)

Adapun koefisien korelasi dapat dirumuskan sebagai berikut:

X'. Y r =

( X1². Y²)

Keterangan:

Y = Kemampuan kinerja perusahaan X = Hasil audit internal

r = koefisien korelasi, dengan ketentuan -1 < r < 1, yaitu: r > 0 berarti terdapat hubungan yang positif (+) antara X dan Y

r < 0 berarti tidak terdapat hubungan yang positif ataupun negatif antara X dan Y.

2. Uji Kualitas Data

Instrumen penelitian ini adalah kuesioner, instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat mulak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel.

a. Uji Validitas

Pengujian validitas dilakukan untuk membuktikan sejauh mana data yang terdapat dalam kuesioner dapat mengukur tingkat kevaliditasan suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur. Setiap butir pertanyaan dikatakan valid bila angka korelasional yang diperoleh dari perhitungan lebih besar atau sama dengan r kritis. Untuk menentukan r hitung didapatkan dari perhitungan dengan rumus teknik korelasi karl pearson dengan menggunakan SPSS.


(53)

b. Uji Reliabilitas

Setelah melakukan validitas instrumen penelitian, tahap selanjutnya adalah mengukur reliabilitas data dan instrumen penelitian. Reliabilitas menunjukkan konsistensi dari data yang dikumpulkan. Suatu kuesioner dikatakan reliabel (handal) jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten dari waktu ke waktu. (Ghozali, 2005:45). Uji reliabilitas hanya dapat dilakukan setelah suatu instrumen telah dipastikan validitasnya. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini untuk menunjukkan tingkat reliabilitas konsistensi internal. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah alpha cronbach karena menggunakan jenis data likert. Rumus cronbach’s alpha (Sugiyono, 2005:283) sebagai berikut:

K σb²

r =

(k-1)

1 - σt²

Keterangan: r = reliabilitas

k = banyaknya pertanyaan

σt² = varians total

σb² = mean kuadrat kesalahan

Penelitian menggunakan bantuan program SPSS di dalam menghitung

alpha cronbach untuk menginterpretasikan nilai alpha yang diperoleh, digunakan kriteria korelasi menurut Sugiyono (2005:183) yaitu:


(54)

Tabel 3.1 Kriteria korelasi

0,00 - 0,200 = Korelasi sangat rendah

0,20 - 0,399 = Korelasi rendah

0,40 - 0,599 = Korelasi sedang

0,60 - 0,799 = Korelasi kuat

0,80 - 1,00 = Korelasi sangat kuat

3. Uji Normalitas

Menurut Stanislaus (2006:35), uji normalitas bertujuan untuk menguji variabel dependen dan variabel independen, apakah variabel tersebut berdistribusi normal atau tidak. Ada beberapa cara untuk mengeksplorasi uji normalitas, yaitu uji normalitas Shapiro-Wilk, dan uji normalitas Lilliefors (Kolmogorov-Smirnov).

4. Uji Hipotesis

a. Analisis koefisien korelasi

Analisis koefisien korelasi adalah suatu analisis yang digunakan untuk mengetahui seberapa kuat hubungan antara dua variabel yaitu variabel bebas dan terikat, yang dirumuskan sebagai berikut:

X'. Y r =

( X1². Y²)

Keterangan:

Y = Kemampuan kinerja perusahaan X = Hasil audit internal

r = koefisien korelasi, dengan ketentuan -1 < r < 1, yaitu: r > 0 berarti terdapat hubungan yang positif (+) antara X dan Y


(55)

r < 0 berarti tidak terdapat hubungan yang positif ataupun negatif antara X dan Y.

b. Signifikansi korelasi

Signifikansi korelasi adalah untuk menguji apakah angka korelasi yang didapat benar-benar signifikan atau dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan dua variabel, dengan menggunkan hipotesis: H0 : tidak terdapat hubungan signifikan

Ha : terdapat hubungan signifikan

Dasar pengambilan keputusan, berdasarkan probabilitas, Jika probabilitas > 0,05, H0 diterima

Jika probabilitas < 0,05, H0 ditolak

E. Variabel dan Pengukurannya

Menurut Sugiono (2005:2), variabel penelitian adalah suatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi, kemudian ditarik kesimpulannya.

Operasional variabel penelitian adalah sebuah konsep yang mempunyai penjabaran dari variabel yang ditetapkan dalam suatu penelian dan dimaksudkan untuk memastikan agar variabel yang diteliti secara jelas dapat ditetapkan indikatornya. Variabel penelitian dalam skripsi ini ada dua variabel, yaitu:


(56)

1. Variabel independen (X)

Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus. Dalam bahasa Indonesia disebut sebagai variabel bebas. Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah hasil audit internal. 2. Variabel dependen (Y)

Variabel ini sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut dengan variabel terikat. Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel independen. Yang menjadi variabel dependen dalam penelitian ini adalah kemampuan kinerja perusahaan.


(57)

Tabel 3.2

Operasional Variabel Penelitian

Variabel Subvariabel Indikator Ukuran

1. Misi auditor internal. (Lawrence B. Sawyer, Mortimer A. Dittenhofer, James H. Scheiner, 2005:7)

a. Memberikan informasi yang diperlukan manajer.

b. Bertindak sebagai penilai independen.

c. Memiliki peranan penting dalam hal pengelolaan perusahaan dan risiko terkait dalam menjalankan usaha.

Skala likert

2. Peran, tujuan, dan tanggung jawab auditor internal. (Lawrence B. Sawyer, Mortimer A. Dittenhofer, James H. Scheiner, 2005:10)

Penilaian yang sistematis dan objektif yang dilakukan auditor internal terhadap operasi dan kontrol yang berbeda-beda dalam organisasi untuk menentukan apakah,

d. Informasi keuangan dan operasi akurat dan dapat diandalakan

e. Risiko yang dihadapi telah diidentifikasi dan

diminimalisasi

f. Peraturan eksternal serta kebijakan dan prosedur internal telah diikuti

g. Kriteria operasi telah dipenuhi h. Sumberdaya digunakan secara

efisien dan ekonomis. i. Tujuan organisasi tercapai.

Skala likert

3. Teknik-teknik audit internal. (Lawrence B. Sawyer, Mortimer A. Dittenhofer, James H. Scheiner, 2005:109)

j. Penentuan risiko k. Survei pendahuluan l. Program audit m. Pekerjaan lapangan n. Temuan audit o. Kertas kerja

Skala likert

4. Penyelesaian tugas p. Kejelasan visi, misi, dan tujuan tugas.

q. Ketepatan dalam bertindak. r. Gambaran tugas yang akan

dilakukan. Skala likert Hasil audit internal (variabel X)

5. Hasil audit internal.

(http//:www.internalauditing .or.id).

dapat memberikan berbagai jenis layanan kepada organisasi yaitu membantu mengevaluasi aktivitas

Skala likert


(58)

s. Pengendalian akuntansi internal

t. Pencegahan dan pendeteksian kecurangan

u. Pemeriksaan keuangan v. Pemeriksaan ketaatan w. Pemeriksaan operasional x. Pemeriksaan manajemen y. Pemeriksaan kontrak

z. Pemeriksaan sistem informasi å. Pengembangan kualitas

internal

ä. Hubungan dengan entitas di luar perusahaan.

1. Pelayanan kepada masyarakat/ nasabah

a. Karyawan cepat merespon permintaan nasabah b. Karyawan cepat dalam

membantu kebutuhan nasabah c. Bersikap komunikatif kapada

nasabah

d. Sikap/tanggapan karyawan kepada nasabah

e. Kecepatan dalam melayani klaim

Skala likert

2. Minimalisasi risiko f. Auditor internal

meminimalisasi risiko yang terjadi

g. Auditor internal memberikan solusi kepada manajemen

Skala likert Kemampuan kinerja perusahaan (variabel Y)

3. Profesionalisme h. Kesigapan karyawan pada nasabah

i. Karyawan yang dipekerjakan sesuai dengan bidang yang ditekuninya

j. Karyawan yang dipekerjakan sesuai dengan gelar yang dimilikinya

k. Karyawan bertindak profesional

Skala likert


(59)

BAB IV

ANALISA DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah dan Perkembangan PT. Bank X (Persero). Tbk

PT. Bank X (Persero) Tbk berdiri pada tahun 1998. Saat ini, berkat kerja keras lebih dari 21.000 karyawan yang tersebar di 909 kantor cabang dan didukung oleh anak perusahaan, PT. Bank X (Persero) Tbk menyediakan solusi keuangan yang menyeluruh bagi perusahaan swasta maupun milik Negara. PT. Bank X (Persero) Tbk saat ini merupakan bank terbesar di Indonesia dalam jumlah aktiva, kredit dan dana pihak ketiga.

Dengan kinerja keuangan yang semakin membaik, PT. Bank X (Persero) Tbk, bertekad memasuki tahapan strategis menjadi salah satu bank terkemuka di kawasan regional Asia Tenggara. Visi strategis tersebut diawali dengan tahapan mengembangkan kekuatan di semua segmen nasabah untuk menjadi universal bank yang mendominasi pasar perbankan domestik (Domestic Power House), dengan fokus pada pertumbuhan segmen consumer dan commercial. Dengan menguasai pasar Indonesia sebagai fastest growing market di Asia Tenggara, Bank X berada dalam posisi lebih menguntungkan dibanding pesaing-pesaing regional.

2. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dapat dilihat pada gambar 4.1 sebagai berikut:


(60)

3. Visi dan Misi Perusahaan

a. Visi :

Bank terpercaya pilihan anda b. Misi :

1) Berorientasi pada pemenuhan kebutuhan pasar 2) Mengembangkan sumber daya manusia profesional 3) Memberi keuntungan yang maksimal bagi stakeholder 4) Melaksanakan manajemen terbuka

5) Peduli terhadap kepentingan masyarakat dan lingkungan

B. Hasil Uji Instrumen Penelitian

Untuk mendapatkan data primer, penulis melakukan penyebaran kuesioner kepada para auditor internal PT Bank X (Persero) Tbk sebayak 39 kuesioner, berdasarkan rumus Slovin yang penulis gunakan. Sebelum kuesioner disebar ke 39 responden, peneliti melakukan try out terhadap 10 responden dengan memberikan 32 pertanyaan yang berasal dari instrumen hasil audit internal, dan 11 pertanyaan yang berasal dari instrumen kemampuan kinerja perusahaan.

1. Hasil try out a. Uji validitas

Pengujuan validitas dari instrumen penelitian dilakukan dengan menghitung angka korelasional atau r hitung dari nilai jawaban tiap responden untuk tiap butir pertanyaan, kemudian dibandingkan dengan


(61)

r tabel. Nilai r tabel 0,308, didapat dari jumlah kasus-2, atau 43-2=41, tingkat signifikansi 5%, maka didapat r tabel 0,308. Suatu setiap butir pertanyaan dikatakan valid bila angka korelasional yang diperoleh dari perhitungan lebih besar atau sama dengan r tabel.

Tabel 4.1

Uji Validitas Instrumen Hasil Audit Internal Pertanyaan Nilai r hitung Nilai r tabel kriteria

1 0,709 0,308 Valid

2 0,866 0,308 Valid

3 0,757 0,308 Valid

4 0,819 0,308 Valid

5 0,762 0,308 Valid

6 0,819 0,308 Valid

7 0,559 0,308 Valid

8 0,757 0,308 Valid

9 0,866 0,308 Valid

10 0,395 0,308 Valid

11 0,397 0,308 Valid

12 0,274 0,308 Tidak Valid

13 0,387 0,308 Valid

14 0,821 0,308 Valid

15 0,866 0,308 Valid

16 0,642 0,308 Valid

17 0,193 0,308 Tidak Valid

18 0,642 0,308 Valid

19 0,642 0,308 Valid

20 0,727 0,308 Valid

21 0,693 0,308 Valid

22 0,803 0,308 Valid

23 0,285 0,308 Tidak Valid

24 0,895 0,308 Valid

25 0,764 0,308 Valid

26 0,593 0,308 Valid

27 0,827 0,308 Valid

28 0,360 0,308 Valid

29 0,624 0,308 Valid

30 0,193 0,308 Tidak Valid

31 -0,419 0,308 Tidak Valid


(1)

Tabel 4.59 Kriteria korelasi

0,00 - 0,200 = Korelasi sangat rendah

0,20 - 0,399 = Korelasi rendah

0,40 - 0,599 = Korelasi sedang

0,60 - 0,799 = Korelasi kuat

0,80 - 1,00 = Korelasi sangat kuat

Angka positif 0,642 menunjukkan bahwa semakin baik hasil audit internal maka semakin baik pula kemampuan kinerja perusahaan PT. Bank X (Persero) Tbk.

5. Hasil Uji Hipotesis Korelasi Pearson

Hipotesis dilakukan dengan mencari korelasi variabel penelitian yaitu hasil audit internal dengan kemampuan kinerja perusahaan.

Hasil korelasi dapat dilihat pada tabel 4.58 correlations. Pada tabel tersebut menunjukkan hasil korelasi pearson yaitu 0,642 dan P-value

0,000. Pada pembahasannya sebelumnya dijelaskan ketentuan sebagai berikut:

H0 : tidak terdapat hubungan signifikan Ha : terdapat hubungan signifikan

Dasar pengambilan keputusan, berdasarkan probabilitas, Jika probabilitas > 0,05, H0 diterima

Jika probabilitas < 0,05, H0 ditolak

Karena P-value = 0,000 lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak. Hasil analisa hipotesis menunjukkan bahwa adanya korelasi yang signifikan antara hasil audit internal dengan kemampuan kinerja


(2)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi hasil audit internal dengan kemampuan kinerja perusahaan pada sektor perbankan. Pengujian ini menggunakan korelasi pearson. Dari hasil pengujian statistik terhadap 39 responden auditor internal PT. Bank X (Persero) Tbk Jakarta, maka hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Hasil uji normalitas data menunjukkan bahwa, variabel independen yaitu hasil audit internal memiliki P-value = 0,306 dan P-value untuk variabel dependen yaitu kemampuan kinerja perusahaan bernilai 0,061. Kedua

P-value lebih besar dari = 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel penelitian berdistribusi normal.

2. Hasil uji korelasi pearson menunjukkan hubungan yang positif dan kuat antara variabel independen dengan variabel dependen. Hal ini dibuktikan dengan nilai pearson correlation 0,642 dengan tingkat signifikan pada level 0,01. Dari nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa H0 dinyatakan ditolak dan menerima Ha, yang artinya terdapat hubungan yang signifikan antara hasil audit internal dengan kemampuan kinerja perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya korelasi yang kuat, karena nilai korelasi bernilai 0,642, menurut Sugiono (2005:183), korelasi dinyatakan


(3)

B. Implikasi

Dari hasil penelitian, dapat diketahui bahwa semakin baik hasil audit internal maka semakin baik pula kemampuan kinerja perusahaan. Auditor intenal sudah baik dalam memberikan informasi, solusi, dan saran yang dibutuhkan manajer, kinerja karyawan perusahaan pun sudah baik dalam menjalankan pekerjaannya. Auditor internal harus bersikap profesional, oleh karena itu auditor internal perlu memberikan opini yang objektif, dan tidak dibatasi, serta melaporkan masalah atau temuan apa adanya. Auditor internal dapat menolak penugasan bila tidak memiliki cukup keahlian, dan pengetahuan. Tujuan perusahaan dapat tercapai dengan didukung oleh sumber daya yang baik.

C. Saran

Auditor internal perlu menjalankan misinya dengan baik, bertanggung jawab atas tugas yang telah diamanatkan, auditor perlu memiliki keahlian yang memadai, dan melakukan teknik-teknik audit internal. Pemenuhan dalam melakukan teknik-teknik audit dapat meminimalisasi risiko yang terjadi. Perusahaan sebaiknya mempekerjakan karyawan sesuai dengan gelar yang disandangnya, karena untuk menjalankan tugas dengan baik karyawan harus memiliki pengetahuan, dan keahlian yang dapat membantu perusahaan mencapai tujuannya. Perlu adanya reward, punishment dan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang mengarah pada peningkatan


(4)

kesejahteraan, agar kinerja karyawan lebih baik lagi, yang nantinya akan berdampak pada baiknya kinerja perusahaan.

Adapun keterbatasan dari penelitian ini adalah kurang mendalamnya pembahasan, karena dibatasinya penulis saat penelitian oleh pihak perusahaan, penulis pun tidak dapat melakukan wawancara untuk mendapatkan informasi yang lebih dalam lagi mengenai hasil audit internal PT. Bank X (Persero) Tbk. Oleh karena itu, penulis menyarankan bahwa, dalam penelitian selanjutnya laporan keuangan perusahaan dapat dijadikan indikator dari kemampuan kinerja perusahaan, selain itu perlu dikaji lebih mendalam variabel-variabel lain yang tidak masuk dalam penelitian yang terkait dengan hasil audit internal, dan kemampuan kinerja perusahaan. Disamping itu, objek penelitian perlu diperluas baik perusahaan yang bergerak dalam bidang perbankan, dalam bidang manufaktur, perusahaan swasta, ataupun perusahaan milik pemerintah yang didalamnya terdapat audit internal.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Agustiyanti, Ayu. “Evaluasi Hasil Audit Manajemen Atas Fungsi Pemasaran

Pada PT Roda Mas di Bandar Lampung”, Skripsi FEIS, Jakarta, 2007.

Bank X. “Prosper With Us: 2006 Annual Report”, Jakarta, 2006.

Boynton, William C., Raymond N. Johnson and Walter G. Kell. “Modern Auditing”, Edisi Ketujuh, Jilid I, Erlangga, Jakarta, 2001.

Budisantoso, Totok dan Sigit Triandaru. ”Bank Dan Lembaga Keuangan Lain”,

Edisi Kedua, Salemba Empat, Jakarta, 2006.

Effendi, Moh Arief. “Peran Komite Audit dalam Meningkatkan Kinerja

Perusahaan”, artikel diakses tanggal 8 November 2007, dari

http://www-muharreffendi.wordpres.com/2007/II/07

__________________”Paradigma Baru Internal Auditor”, Majalah Auditor, Rubrik “kolom 1”, Edisi No 05 Tahun 2002.

Fatchurrochman, Agam. “Melanggar Standar Atau Kejahatan Profesi/ Hasil Peer Review BPKP atas Kertas Kerja Auditor Bank-bank Bermasalah”,

artikel diaskses tanggal 5 Juli 2005, dari http:///www-ikastara.org

Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis multivariate Dengan Program SPSS”, Edisi Ketiga, Badan Peberbit UNDIP, Semarang, 2005.

Hamid, Abdul. “Panduan Penulisan Skripsi”, FEIS UIN Press, Jakarta, 2007.

Jusuf, Amir Abadi. “Auditing Pendekatan Terpadu”, Salemba Empat, Jakarta, 2003.

Kompyurini, Nurul. “Analisis Kinerja Rumah Sakit Daerah dengan Pendekatan

Balance Scorecard Berdasarkan Komitemen Organisasi, Pengendalian Intern dan Penerapan Prinsip-prinsip Good Corporate Governance


(6)

(GCG) (survei pada Rumah Sakit Daerah di Jawa Timur)”, Simposium Nasional Akuntansi X Universitas Hasanudin Makasar, 2007.

Niswonger, Rillin C., Carl S Warren, James M Reeve, Philip E. Fess. “Prinsip-prinsip Akuntansi”, Edisi 19, Buku I, Erlangga, Jakarta, 1999.

Ridwan, dan Engkos Achmad Kuncoro. “Cara Menggunakan dan Memaknai Analisis Jalur (Path Analysis)”, Alfabeta, Bandung, 2007.

Rochaety, Ety., Ratih Tresnati, Abdul Majdid Latief. “Metodologi Penelitian Bisnis Dengan Aplikasi SPSS”, Mitra Wacana Media, Jakarta, 2007.

Santoso, Singgih. “Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik”, PT Elex Media Komputindo, Jakarta, 2000.

Sawyer, Lawrence B., Mortimer A. Dittenhofer, James H. Scheiner. ”Sawyer’s Internal Auditing: Audit Internal Sawyer”, Buku Satu, Salemba Empat, Jakarta, 2005.

Sugiyono. “Metode Penelitian Bisnis”, CV Alfabeta, Bandung, 2005.

Tugiman, Hiro. “Qualified Internal Auditor Salah Satu Anggota Komite Audit”, artikel diakses tanggal 16 Februari 2006, dari http://www-internalauditing.or.id

_____________.”Pengaruh Peran Auditor Intern Serta Faktor-Faktor Pendukungnya Terhadap Peningkatan Pengendalian Intern dan Kinerja

Perusahaan”, Simposium Nasional Akuntansi Makasar, 2000.

Uyanto, Stanislaus S. “Pedoman Aplikasi Data Dengan SPSS”, Edisi Kedua, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2006.