Pengaruh jenis kelamin dan locus of control terhadap hubungan kultur keluarga, kultur lingkungan kerja, dan kultur lingkungan masayarakat dengan kecerdasan emosional guru : survei pada guru SMA di Kodya Yogyakarta, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta - US

  

SKRIPSI

PENGARUH JENIS KELAMIN DAN LOCUS OF CONTROL TERHADAP

HUBUNGAN KULTUR KELUARGA, KULTUR LINGKUNGAN KERJA,

DAN KULTUR LINGKUNGAN MASYARAKAT DENGAN

  Survei: Guru SMA di Kodya Yogyakarta, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Oleh:

  Sarinah NIM: 021334112

  Telah disetujui oleh: Pembimbing I, L. Saptono, S.Pd., M.Si. Tanggal 14 April 2007 Pembimbing II, Ag. Heri Nugroho, S.Pd. Tanggal 25 April 2007

  

SKRIPSI

PENGARUH JENIS KELAMIN DAN LOCUS OF CONTROL TERHADAP

HUBUNGAN KULTUR KELUARGA, KULTUR LINGKUNGAN KERJA,

DAN KULTUR LINGKUNGAN MASYARAKAT DENGAN

  Survei: Guru SMA di Kodya Yogyakarta, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Dipersiapkan dan ditulis oleh:

  Sarinah NIM: 021334112

  Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji pada tanggal 4 Juni 2007 dan dinyatakan telah memenuhi syarat Susunan Panitia Penguji

  Nama Lengkap Tanda Tangan Ketua Drs. Sutarjo Adisusilo J.R. ....................... Sekretaris S. Widanarto Prijowuntato., S.Pd., M.Si. ....................... Anggota L. Saptono, S.Pd., M.Si. ....................... Anggota Ag. Heri Nugroho, S.Pd. ....................... Anggota Bertanya kepada diri sendiri dalam segala hal yang Aku lakukan, bukan, ”Apa yang diinginkan orang lain?” tetapi, “Apa yang aku berikan kepada mereka hingga mereka merasa bahagia?” (J. Donald Walters)

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 4 Juni 2007 Penulis

  Sarinah

  

ABSTRAK

  PENGARUH JENIS KELAMIN DAN LOCUS OF CONTROL TERHADAP HUBUNGAN KULTUR KELUARGA, KULTUR LINGKUNGAN KERJA,

  DAN KULTUR LINGKUNGAN MASYARAKAT DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL GURU Survei : Guru SMA di Kodya Yogyakarta, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

  Sarinah Universitas Sanata Dharma

  2007 Tujuan penelitian ini untuk mengetahui: (1) pengaruh jenis kelamin terhadap hubungan kultur keluarga dengan kecerdasan emosional guru; (2) pengaruh jenis kelamin terhadap hubungan kultur lingkungan kerja dengan kecerdasan emosional guru; (3) pengaruh jenis kelamin terhadap hubungan kultur lingkungan masyarakat dengan kecerdasan emosional guru; (4) pengaruh locus of

  

control terhadap hubungan kultur keluarga dengan kecerdasan emosional guru;

  (5) pengaruh locus of control terhadap hubungan kultur lingkungan kerja dengan kecerdasan emosional guru; (6) pengaruh locus of control terhadap hubungan kultur lingkungan masyarakat dengan kecerdasan emosional guru.

  Penelitian ini dilaksanakan di 8 SMA di Kodya Yogyakarta, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta pada bulan Desember 2006. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Dengan menggunakan teknik purposive sampling dan proportional random sampling, peneliti mendapatkan 319 guru sebagai sampel. Teknik analisis data menggunakan model persamaan regresi yang dikembangkan oleh Chow.

  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) tidak ada pengaruh jenis kelamin terhadap hubungan kultur keluarga dengan kecerdasan emosional guru (

  ρ

  = 0,054 > α = 0,050); (2) ada pengaruh jenis kelamin terhadap hubungan kultur lingkungan kerja dengan kecerdasan emosional guru (

  ρ = 0,039 < α = 0,050); (3)

  ada pengaruh jenis kelamin terhadap hubungan kultur lingkungan masyarakat dengan kecerdasan emosional guru (

  ρ = 0,032 < α = 0,050); (4) tidak ada

  pengaruh locus of control terhadap hubungan kultur keluarga dengan kecerdasan emosional guru (

  ρ = 0,457 > α = 0,050); (5) ada pengaruh positif locus of control

  terhadap hubungan kultur lingkungan kerja dengan kecerdasan emosional guru (

  ρ

  = 0,044 < α = 0,050); (6) tidak ada pengaruh locus of control terhadap hubungan kultur lingkungan masyarakat dengan kecerdasan emosional guru (

  ρ = 0,354 > α = 0,050).

  

ABSTRACT

  THE INFLUENCE OF SEX AND LOCUS OF CONTROL TOWARD THE RELATION AMONG FAMILY CULTURE, WORKPLACE CULTURE, AND

  SOCIETY CULTURE WITH TEACHER’S EMOTIONAL INTELLIGENCE Survey: Teacher of Senior High Schools in Yogyakarta Regency, Province of Daerah Istimewa Yogyakarta.

  Sarinah Sanata Dharma University

  2007 This study aimed to know: (1) the influence of sex in the relation between family culture and teacher’s emotional intelligence; (2) the influence of sex in the relation between workplace culture and teacher’s emotional intelligence; (3) the influence of sex in the relation between society culture and teacher’s emotional intelligence; (4) the influence of locus of control in the relation between family culture and teacher’s emotional intelligence; (5) the influence of locus of control in the relation between workplace culture and teacher’s emotional intelligence; (6) the influence of locus of control in the relation between society culture and teacher’s emotional intelligence.

  This study was done in eight Senior High Schools in Yogyakarta Regency, Province of Daerah Istimewa Yogyakarta in December 2006. The technique of data gathering was questionnaire. By using purposive sampling technique and proportional random sampling, the researcher invited 319 teachers to be the samples. The technique of analyzing the data was regression model that was developed by Chow.

  The result showed: (1) there was not any influence of sex in the relation between family culture and teacher’s emotional intelligence (p = 0,054 > α =

  0,050); (2) there was an influence of sex in the relation between workplace culture and teacher’s emotional intelligence (p = 0,039 < α = 0,050); (3) there was an influence of sex in the relation between society culture and teacher’s emotional intelligence (p = 0,032 <

  α = 0,050); (4) there was not any influence of locus of control in the relation between family culture and teacher’s emotional intelligence (p = 0,457 >

  α = 0,050); (5) there was an influence of locus of control in the relation between workplace culture and teacher’s emotional intelligence (p = 0,044 <

  α = 0,050); (6) there was not any influence of locus of control in the relation between society culture and teacher’s emotional intelligence (p = 0,354 > α = 0,050). Puji syukur atas kasih dan karunia yang berlimpah yang telah diberikan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Pengaruh Jenis Kelamin Dan Locus Of Control

  

Terhadap Hubungan Kultur Keluarga, Kultur Lingkungan Kerja Dan

Kultur Lingkungan Masyarakat Dengan Kecerdasan Emosional Guru”.

  Survei: Guru SMA di Kodya Yogyakarta, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan akhir mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak menerima bantuan, semangat, dan doa dari berbagai pihak yang sangat mendukung penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati penulis ingin menyampaiakan rasa syukur dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

  1. Allah SWT atas berkah, rahmat dan karunia yang selalu menyertai dan melindungi hari-hariku.

  2. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  3. Bapak Drs. Sutarjo Adisusilo J.R, selaku Ketua Jurusan Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  4. Bapak S. Widanarto Prijowuntato, S.Pd., M.si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakata.

  5. Bapak L. Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Dosen Pembimbing I yang dengan dan saran, serta pengarahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini sampai selesai.

  6. Bapak Ag. Heri Nugroho S.Pd. selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan pengarahan, bimbingan, nasehat, dan saran kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

  7. Bapak S. Widanarto Prijowuntato., S.Pd., M.Si. selaku dosen tamu yang telah memberikan saran dan pengarahan dalam skripsi ini.

  8. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan ilmunya dan mendidik saya sehingga berguna untuk masa depan saya.

  9. Mba’ Aris dan Pak Wawi yang telah melayani dan membantu selama menjalankan pendidikan di Univeritas Sanata Dharma Yogyakarta.

  10. Kepala sekolah serta guru-guru SMA N 3 Yogyakarta, SMA N 6 Yogyakarta, SMA Marsudi Luhur, SMA Institut Indonesia, SMA Budya Wacana, SMA Taman Madya Jetis, SMA Piri 2 Yogyakarta, dan SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis dalam melaksanakan penelitian. Terima kasih banyak atas izin dan bantuannya.

  11. Kedua orang-tuaku tercinta, nasehatmu akan selalu kuingat,,,,,, (terimakasih atas dukungan, pengorbanan, perhatian, doa, cinta dan kasih sayang yang besar untukku).

  12. Mba’ yu Sumi & Kang Tu, Yu Tirah & Kang To, Yu Repi, Kang Lan, dan Yu Suji & Kang Rito (maafkan adek bungsumu ini yang selalu merepotkan kalian, terimakasih untuk semua bantuan, dukungan, motivasi, dan kasih

  sayang yang telah kalian curahkan padaku) untuk keponakanku Nuryono dan Antoro serta adek Rama (jangan malas belajar,,,,,perjuangan sekolahmu masih panjang) serta keponakanku Yuli dan Agus (yang selalu ceria dan lucu..... aku sayang kalian).

  13. Keluarga besar mbah Tinah (pak de, mbok de, pak lik, dan bu lik Verna & Om Is, (terima kasih atas motivasinya).

  14. Keluarga besar mbok de Sanuk, Pak de Rus, dan Lik Tupan (terima kasih atas doa dan dukungannya). Almarhum Pak de Kayat (terima kasih atas doa yang pernah diberikan untukku), semoga tenang di sisiNya.

  15. Br. Sarju (terima kasih atas bantuan sarana dan prasarana (tanpa bantuan Bruder mungkin skripsiku belum selesai....hix......), serta perhatian, doa, motivasi dan dukungan yang telah diberikan padaku selama ini. GOD BLESS

  YOU.....).

  16. Sephiaku, mas Agust (terimakasih untuk doa, pengertian, motivasi dan kasih sayang yang selama ini kamu berikan), semoga hubungan qta slalu terjaga.....

  ‘n semoga k-mu cepat dapet kerja yang terbaik buat k-mu......

  17. Mba’ Etty, makasih banyak ya atas kekeluargaan, perhatian, motivasi, semangat, dan doanya yang telah diberikan untukku, SUCCESS slalu ya karirnya.... D’ Chris (makasih doanya).

  18. Someone yang t’lah menghilang dari jejakku (makasih hadiahnya...., aku berharap kamu memaafkanku,,, dimanakah kamu sekarang ?????)

  19. Teman–teman seperjuanganku Lina Cipluxs (makasih atas bantuan dan saranmu), Spt (makasih, sayurmu enak kok,,,,,,,), MM (makasih ya catatannya

  yang membantuku untuk ujian,,,,,,,), dan Tante Tutik (makasih resep obatnya,,,,). Terima Kasih juga atas doa, semangat, motivasi, kebersamaan, serta keceriaan yang kita curahkan bersama.

  20. MM, Herlina Cipluk, Tuti, Suprapti, Banu, Toro, Risa, Esti, Nina Kokom, Catrin Ke2t, Dian Sastro, Putri, Tiara, Uchi, Edi (terima kasih atas motivasinya dan t’lah setia menunggu ujian pendadaranku), Dita dan Budhe Dewi (makasih dukungannya), Dika, Thomas, Candra, Satya, Valent, TM, Andre, Lia, Dewi, Heri, Sigit “frater, dan Wulan. Serta teman-teman PAK ’02 (terima kasih atas kebersamaannya....).

  21. Teman-teman kos Bambangtutuko, mba’ Deta, Keket, Tika, Maya (makasih untuk dukungan dan canda cerianya), Susi (makasih ya kompornya,,,,,,).

  Untuk Pak kos & Bu kos, (makasih atas kebaikannya yang diberikan padaku,, semoga kos-kosannya tetap laris manis).

  22. Teman-teman kos Brojowikalpo, Lusi, Dwi P, (tetap semangat.... selesaikan skripsimu), dan Yuni (Ayo... kejar karir, tapi jangan lupa tetap semangat selesaikan tugasmu).

  23. Teman-teman alumni Asrama Realino, Mas Agust, mas Bruno (terima kasih atas resep makan dan buahnya), Prima, Rida, Wiwid, Uut, Lukas, Step, Very, Ucil, dan M’ Maria, dan teman-teman yang lain di mana batang hidung kalian??? (terima kasih atas canda ceria, kebersamaan, suka duka kita semoga bermakna dan menjadi kenangan untuk mewarnai hidup di dunia ini).

  24. dan semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terima kasih untuk doa, dukungan, dan bantuannya.

  Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini jauh dari sempurna, sehingga masih perlu dikaji dan dikembangkan secara lebih lanjut. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

  Penulis Sarinah

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................. iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... v ABSTRAK ...................................................................................................... vi ABSTRACT .................................................................................................... vii KATA PENGANTAR .................................................................................... viii DAFTAR ISI ................................................................................................... xiii DAFTAR TABEL ........................................................................................... xvii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xix

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……………………………………………

  1 B. Identifikasi Masalah…………………………………………………

  5 C. Rumusan Masalah …………………………………………………

  5 D. Tujuan Penelitian……………………………………………………

  6 E. Manfaat Penelitian …………………………………………………

  7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

  A. Kultur Keluarga ……………………………………………………

  8

  1. Pengertian Kultur ………………………………………………

  8

  2. Pengertian Keluarga ……………………………………………

  9

  3. Dimensi Kultur Keluarga ………………………………………

  11 B. Kultur Lingkungan Kerja …………………………………………

  14

  1. Pengertian Lingkungan Kerja …………………………………

  14

  2. Dimensi Kultur Lingkungan Kerja ……………………………

  15 C. Kultur Lingkungan Masyarakat ……………………………………

  17 1. Pengertian Masyarakat ………………………………………..

  17

  2. Dimensi Kultur Lingkungan Masyarakat ………………………

  18

  D. Kecerdasan Emosional …………………………………………….

  21

  1. Pengertian Emosi ………………………………………………

  21 2. Pengertian Kecerdasan Emosional …………………………….

  22

  3. Dimensi Kecerdasan Emosional ………………………………

  23 4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosional ….

  27 E. Jenis Kelamin ………………………………………………………

  29 F. Locus of Control ……………………………………………………

  31 G. Kerangka Berpikir …………………………………………………

  34

  1. Pengaruh Jenis Kelamin Terhadap Hubungan Kultur Keluarga Dengan Kecerdasan Emosional Guru ……………………….....

  34

  2. Pengaruh Jenis Kelamin Terhadap Hubungan Kultur Lingkungan Kerja Dengan Kecerdasan Emosional Guru ………

  40

  3. Pengaruh Jenis Kelamin Terhadap Hubungan Kultur Lingkungan Masyarakat Dengan Kecerdasan Emosional Guru ..

  45

  4. Pengaruh Locus of Control Terhadap Hubungan Kultur Keluarga Dengan Kecerdasan Emosional Guru ………………..

  49

  5. Pengaruh Locus of Control Terhadap Hubungan Kultur Lingkungan Kerja Dengan Kecerdasan Emosional Guru ………

  52

  6. Pengaruh Locus of Control Terhadap Hubungan Kultur Lingkungan Masyarakat Dengan Kecerdasan Emosional Guru ..

  56 H. Perumusan Hipotesis ……………………………………………

  59 BAB III METODE PENELITIAN

  A. Jenis Penelitian ……………………………………………………

  61 B. Tempat dan Waktu Penelitian ……………………………………..

  61

  1. Tempat Penelitian ………………………………………………

  61

  2. Waktu Penelitian ………………………………………………

  61 C. Subyek dan Obyek Penelitian ………………………………………

  62

  1. Subyek Penelitian ………………………………………………

  62

  2. Obyek Penelitian ………………………………………………

  62 D. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ………………

  62

  1. Populasi Penelitian ……………………………………………

  76 H. Teknik Analisis Data ………………………………………………

  2. Pengaruh Jenis Kelamin Terhadap Hubungan Kultur Lingkungan Kerja Dengan Kecerdasan Emosional Guru ……… 125

  1. Pengaruh Jenis Kelamin Terhadap Hubungan Kultur Keluarga Dengan Kecerdasan Emosional Guru …………………………. 122

  C. Pembahasan Hasil Penelitian ……………………………………… 122

  2 Pengujian Hipotesis …………………………………………… 109

  1. Pengujian Prasyarat Analisis Data …………………………….. 108

  85 B. Analisis Data ……………………………………………………... 108

  84 2. Deskripsi Variabel Penelitian ………………………………….

  84 1. Deskripsi Responden Penelitian ……………………………….

  82 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ……………………………………………………..

  3. Pengujian Hipotesis Penelitian …………………………………

  80

  80 2. Pengujian Normalitas dan Linearitas …………………………..

  1. Statistik Deskriptif………………………………………………

  80

  2. Uji Reliabilitas …………………………………………………

  62

  65

  2. Sampel Penelitian dan Teknik Pengambilan Sampel …………

  63 E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya ……………………………

  63

  1. Kecerdasan Emosional …………………………………………

  63

  2. Kultur Keluarga…………………………………………………

  3. Kultur Lingkungan Kerja ………………………………………

  72

  67 4. Kultur Lingkungan Masyarakat ………………………………..

  69 5. Jenis Kelamin …………………………………………………..

  71

  6. Locus of Control ……………………………………………..... 71 F. Teknik Pengumpulan Data ………………………………………...

  72 G. Pengujian Validitas dan Reliabilitas …………………………….....

  72 1. Uji Validitas …………………………………………………....

  3. Pengaruh Jenis Kelamin Terhadap Hubungan Kultur Lingkungan Masyarakat Dengan Kecerdasan Emosional Guru .. 128

  4. Pengaruh Locus of Control Terhadap Hubungan Kultur Keluarga Dengan Kecerdasan Emosional Guru ……………… 131

  5. Pengaruh Locus of Control Terhadap Hubungan Kultur Lingkungan Kerja Dengan Kecerdasan Emosional Guru ……… 134

  6. Pengaruh Locus of Control Terhadap Hubungan Kultur Lingkungan Masyarakat Dengan Kecerdasan Emosional

  Guru …………………………………………………………… 137

  BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ……………………………………………………….. 141 B. Keterbatasan ……………………………………………................ 142 C. Saran ………………………………………………………………. 143 DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………….. 146 LAMPIRAN

  DAFTAR TABEL

  84 Tabel 4.2. Deskripsi Variabel Kecerdasan Emosional Guru ………………

  Power Distance ……………………………………………….. 93

  92 Tabel 4.8. Deskripsi Variabel Kultur Lingkungan Kerja Pada Dimensi

Tabel 4.7. Deskripsi Variabel Kultur Keluarga ……………………………

  Uncertainty Avoidance ………………………………………… 90

Tabel 4.6. Deskripsi Variabel Kultur Keluarga Pada Dimensi

  Femininity vs Masculinity ……………………………………… 89

Tabel 4.5. Deskripsi Variabel Kultur Keluarga Pada Dimensi

  Individualism vs Collectivism …………………………………. 88

Tabel 4.4. Deskripsi Variabel Kultur Keluarga Pada Dimensi

   Distance ………………………………………………………... 87

  85 Tabel 4.3. Deskripsi Variabel Kultur Keluarga Pada Dimensi Power

  78 Tabel 4.1. Deskripsi Jenis Kelamin Responden …………………………..

  Halaman Tabel 3.1. Operasionalisasi Variabel Kecerdasan Emosional Guru ……….

  76 Tabel 3.11. Hasil Pengujian Reliabilitas ……………………………………

  75 Tabel 3.10. Hasil Pengujian Validitas Variabel Locus of Control ………….

  75 Tabel 3.9. Hasil Pengujian Validitas Variabel Kultur Lingkungan Masyarakat ……………………………………………………..

  74 Tabel 3.8. Hasil Pengujian Validitas Variabel Kultur Lingkungan Kerja ……………………………………………………………

  74 Tabel 3.7. Hasil Pengujian Validitas Variabel Kultur Keluarga …………..

  Guru ……………………………………………………………

Tabel 3.6. Hasil Pengujian Validitas Variabel Kecerdasan Emosional

  70 Tabel 3.5. Operasionalisasi Variabel Locus of Control …………………… 71

  68 Tabel 3.4. Operasionalisasi Variabel Kultur Lingkungan Masyarakat ……

  66 Tabel 3.3. Operasionalisasi Variabel Kultur Lingkungan Kerja ………….

  64 Tabel 3.2. Operasionalisasi Variabel Kultur Keluarga ……………………

Tabel 4.9. Deskripsi Variabel Kultur Lingkungan Kerja Pada Dimensi

  Individualism vs Collectivism …………………………………. 94

Tabel 4.10. Deskripsi Variabel Kultur Lingkungan Kerja Pada Dimensi

  Femininity vs Masculinity ……………………………………… 96

Tabel 4.11. Deskripsi Variabel Kultur Lingkungan Kerja Pada Dimensi

  Uncertainty Avoidance ………………………………………… 97 Tabel 4.12. Deskripsi Variabel Kultur Lingkungan Kerja ………………….

  98 Tabel 4.13. Deskripsi Variabel Kultur Lingkungan Masyarakat Pada Dimensi Power Distance ………………………………………. 100

Tabel 4.14. Deskripsi Variabel Kultur Lingkungan Masyarakat Pada

  Dimensi Individualism vs Collectivism ………………………... 101

Tabel 4.15. Deskripsi Variabel Kultur Lingkungan Masyarakat Pada

  Dimensi Femininity vs Masculinity ……………………………. 103

Tabel 4.16. Deskripsi Variabel Kultur Lingkungan Masyarakat Pada

  Dimensi Uncertainty Avoidance ………………………………. 104

Tabel 4.17. Deskripsi Variabel Kultur Lingkungan Masyarakat …………... 105Tabel 4.18. Deskripsi Variabel Locus of Control ………………………….. 107Tabel 4.19. Hasil Pengujian Normalitas …………………………………… 108Tabel 4.20. Hasil Pengujian Linieritas Variabel Kultur Keluarga dengan

  Variabel Kecerdasan Emosional Guru ………………………… 109

Tabel 4.21. Hasil Pengujian Linieritas Variabel Kultur Lingkungan

  Kerja dengan Variabel Kecerdasan Emosional Guru …………. 109

Tabel 4.22. Hasil Pengujian Linieritas Variabel Kultur Lingkungan

  Masyarakat dengan Variabel Kecerdasan Emosional Guru …… 110

  

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 Kuesioner ................................................................................ 149 Lampiran 2 Data Prapenelitian ................................................................... 155 Lampiran 3 Validitas dan Reliabilitas ........................................................ 160 Lampiran 4 Data Induk ............................................................................. 165 Lampiran 5 Data Distribusi Frekuensi ........................................................ 195 Lampiran 6 Hasil Uji Normalitas dan Linieritas ........................................ 216 Lampiran 7 Hasil Uji Regresi ..................................................................... 218 Lampiran 8 Tabel ........................................................................................ 225 Lampiran 9 Surat Ijin Penelitian ................................................................. 227

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan wadah untuk membangun kepribadian yang

  unggul dan berpengetahuan di berbagai bidang peserta didik. Mengingat hal demikian, peran guru dalam pendidikan sangat strategis. Peran guru dalam pendidikan dijalankan dalam bentuk pengajaran, bimbingan, dan pelatihan yang mengarahkan pada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik peserta didik secara seimbang (Masidjo, 1996:164-171).

  Meskipun sudah ada kejelasan mengenai peran guru dalam proses pembelajaran di sekolah, namun praktik pendidikan di sekolah masih memprihatinkan banyak pihak. Misalnya, bentuk-bentuk hukuman kepada anak didik yang bersifat kurang mendidik dan kurang manusiawi masih terjadi dalam praktik pendidikan. Hal ini tentu saja menimbulkan keresahan dan kekecewaan masyarakat terhadap kinerja guru sebagai pendidik. Guru yang seharusnya mendampingi peserta didik menjadi manusia yang berkompeten, tetapi dalam praktik masih ditemukan hal yang berkebalikan.

  Ada beberapa dugaan yang menyebabkan persoalan tersebut. Di kelas, guru hanya sebatas menyampaikan ilmu pengetahuan pada saat proses pembelajaran berlangsung dan kecenderungan guru kurang memperhatikan pembentukan pribadi siswa yang baik. Padahal idealnya seorang guru tidak hanya melakukan transfer ilmu pengetahuan dalam proses pembelajaran di sekolah,

  2 tetapi jauh lebih penting dari itu guru harus mampu membimbing dan mengarahkan siswa agar menjadi manusia mempunyai integritas dan berbudi pekerti luhur. Kemampuan guru untuk melakukan hal tersebut mensyaratkan seorang guru yang memiliki kecerdasan emosional. Kecerdasan emosional menurut Ge Mozaik (Juni 2005) diartikan kemampuan untuk mengenali, mengekspresikan dan mengendalikan emosi, baik emosi dirinya maupun emosi orang lain, dengan tindakan yang konstruktif, yang mempromosikan kerja sama sebagai tim mengacu pada produktifitas dan bukan pada konflik (http://www.ganeca.biogspirit.com). Dengan demikian sebagai guru hendaknya mampu mengendalikan diri, bersemangat dan tekun, memiliki kemampuan untuk memotivasi diri sendiri, mengendalikan dorongan hati dan emosi, mengatur suasana hati, mampu membaca perasaan orang lain, dapat memelihara hubungan dengan sebaik-baiknya, mampu menyelesaikan konflik, serta mampu memimpin (Verina, http://www.secapramana.tripo.com). Hal ini dimaksudkan agar tujuan pembelajaran di sekolah dapat tercapai sesuai harapan masyarakat.

  Kecerdasan emosional guru berhubungan banyak faktor. Jika diklasifikasikan secara garis besar faktor tersebut adalah faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal adalah faktor-faktor dari luar pribadi guru seperti lingkungan keluarga, lingkungan kerja, dan lingkungan masyarakat. Sementara faktor internal adalah faktor-faktor yang ada dalam pribadi guru. Semakin konstruktif kultur pada lingkungan keluarga, lingkungan kerja, dan lingkungan masyarakat, semakin tinggi tingkat kecerdasan emosional guru.

  3 Ada dugaan bahwa ada perbedaan derajat hubungan kultur keluarga, kultur lingkungan kerja, dan kultur lingkungan masyarakat pada kecerdasan emosional untuk jenis kelamin guru yang berbeda. Pada jenis kelamin guru perempuan, diduga derajat hubungan kultur keluarga, kultur lingkungan kerja, dan kultur lingkungan masyarakat dengan kecerdasan emosional lebih tinggi dibanding pada guru yang berjenis kelamin laki-laki. Hal ini disebabkan pada perempuan umumnya bercirikan lebih tabah, mudah menerima, empaty terhadap orang lain, serta mampu mengendalikan dan mengatur emosi dengan perasaan yang lebih menonjol. Sementara pada guru yang berjenis kelamin laki-laki umumnya berperan sebagai kepala keluarga dan memegang kekuasaan mengambil keputusan, tetapi kurang dapat mengendalikan dan mengatur emosi.

  Dugaan yang kedua adalah ada perbedaan derajat hubungan kultur keluarga, kultur lingkungan kerja, dan kultur lingkungan masyarakat dengan kecerdasan emosional pada guru dengan locus of control yang berbeda. Seorang guru yang memiliki locus of control internal maka ia akan cenderung memandang dunia sebagai sesuatu yang dapat diramalkan dan tindakannya dianggap sangat menentukan akibat yang diterima, baik itu positif maupun negatif, lebih perseptif dan siap belajar dari lingkungan, memiliki daya tahan yang lebih besar terhadap pengaruh orang lain, lebih cepat dalam mengambil keputusan dan tindakan, (Engler,1985 dalam P.Eddy Suhartanto, 1996:6). Sementara pada guru yang memiliki locus of control eksternal menganggap bahwa sumber keberhasilan maupun kegagalan dipengaruhi akibat dari luar dirinya (lingkungan). Seorang guru yang berorientasi pada locus of control

  4 eksternal akan memandang dunia sebagai sesuatu yang tidak diramalkan, tidak berpengaruh besar dalam mengendalikan akibat hidupnya, lebih cemas dan depresif serta kurang baik dalam melakukan aktifitas bermasyarakat, dan lebih mempunyai kemungkinan besar untuk menampakkan perilaku yang negative seperti pasivitas, dan konformitas tinggi (Routhbaum,1982 dalam P.Eddy Suhartanto, 1996:6). Dengan demikian diduga bahwa derajat hubungan kultur keluarga, kultur lingkungan kerja, dan kultur lingkungan masyarakat dengan kecerdasan emosional akan lebih tinggi pada guru dengan locus of control internal dibandingkan guru dengan locus of control eksternal.

  Dari berbagai uraian di atas, penelitian ini dimaksudkan untuk menyelidiki faktor-faktor yang menentukan kecerdasan emosional guru ditinjau dari jenis kelamin dan locus of control guru. Penelitian ini selanjutnya dirumuskan dalam judul “PENGARUH JENIS KELAMIN DAN LOCUS OF

  LINGKUNGAN KERJA, DAN KULTUR LINGKUNGAN MASYARAKAT DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL GURUdan mengambil survei pada guru SMA di Kodya Yogyakarta.

  5 B.

Identifikasi Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dapat diketahui bahwa ada faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosional. Faktor-faktor tersebut adalah faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal terdiri dari faktor fisiologis yang meliputi ketrampilan emosional otak manusia. Sedangkan faktor psikologis meliputi keyakinan, rasa ingin tahu, niat, pengendalian diri, keterkaitan dan kemampuan bekerjasama dengan orang lain. Faktor eksternal meliputi lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat (sosial). Dari berbagai faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosional tersebut, namun penulis memfokuskan pada faktor-faktor kultur keluarga, kultur lingkungan kerja, kultur lingkungan masyarakat, dengan variabel pemoderasi jenis kelamin dan locus of

  control.

  1. Apakah ada pengaruh jenis kelamin terhadap hubungan kultur keluarga dengan kecerdasan emosional guru?

  2. Apakah ada pengaruh jenis kelamin terhadap hubungan kultur lingkungan kerja dengan kecerdasan emosional guru?

  masyarakat dengan kecerdasan emosional guru?

  4. Apakah ada pengaruh locus of control terhadap hubungan kultur keluarga dengan kecerdasan emosional guru?

  6

  5. Apakah ada pengaruh locus of control terhadap hubungan kultur lingkungan kerja dengan kecerdasan emosional guru?

  6. Apakah ada pengaruh locus of control terhadap hubungan kultur

  lingkungan masyarakat dengan kecerdasan emosional guru? D.

Tujuan Penelitian

  Berdasarkan rumusan masalah tersebut diatas, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sebagai berikut:

  1. Ada pengaruh jenis kelamin terhadap hubungan kultur keluarga dengan kecerdasan emosional guru.

  2. Ada pengaruh jenis kelamin terhadap hubungan kultur lingkungan kerja dengan kecerdasan emosional guru.

  3. Ada pengaruh jenis kelamin terhadap hubungan kultur lingkungan masyarakat dengan kecerdasan emosional guru.

  4. Ada pengaruh locus of control terhadap hubungan kultur keluarga dengan kecerdasan emosional guru.

  5. Ada pengaruh locus of control terhadap hubungan kultur lingkungan kerja dengan kecerdasan emosional guru.

  6. Ada pengaruh locus of control terhadap hubungan kultur lingkungan masyarakat dengan kecerdasan emosional guru.

  7 E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak, yaitu:

  a. Subyek Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi guru untuk memperluas pengetahuan mereka tentang pentingnya memiliki kecerdasan emosional sehingga diharapkan dapat membantu subyek untuk memahami bahwa kecerdasan emosional sangat penting dalam meningkatkan profesionalitas sebagai tenaga pendidik.

  b. Peneliti Lain Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan inspirasi untuk mengadakan dan mengembangkan penelitian lanjutan dalam bidang kecerdasan emosional.

  1. Pengertian Kultur Banyak ahli mendefinisikan kultur secara berbeda-beda. The

  American Heritage Dictionary (dalam Kotter, 1992:4) mendefinisikan kultur sebagai:

  The totality of socially transmitted behavior patterns, arts, beliefs, institutions, and all other products of human work and thought characteristics of a community or population.

  Kultur merupakan keseluruhan pola keperilakuan manusia, seni, kepercayaan, lembaga-lembaga, dan keseluruhan hasil karya manusia yang mewujudkan karakteristik-karakteristik yang dibawa dari komunitas atau masyarakatnya.

  Tylor dalam Conrad Phillip Kottak (1991:37) mendefinisikan kultur sebagai berikut:

  Cultur is that complex whole which includes knowledge, belief, arts, morals, law, custom, and any other capabilities and habits acquired by man as a member of society.

  Kultur merupakan sesuatu yang kompleks/menyeluruh mencakup pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan serta kebiasaan yang diperlukan manusia sebagai anggota masyarakat.

  9 Sementara itu, Hofstede (1994:5) mengartikan kultur sebagai:

  

A collective phenomenon, because it is at least partly shared with

people who live or lived within the same social environment,

which is there it was learned. It is collective programming of the

mind which distinguishes the members of the one group or

category of people from another.

  Kultur merupakan bentuk pemprograman mental secara kolektif yang membedakan anggota kelompok satu dengan kelompok yang lainnya dalam pola pikir, perasaan, dan tindakan anggota suatu kelompok. Hofstede (1994:4) karenanya menyebutkan kultur sebagai “software of the

  mind ”. Sebagai bentuk pemprograman mental secara kolektif, kultur

  cenderung sulit berubah karena telah terkristalisasi dalam lembaga yang telah mereka bangun.

  Dengan demikian kultur merupakan pandangan hidup yang diakui bersama dalam suatu kelompok, yang mencakup pola berpikir, berperilaku, sikap nilai yang tercermin dalam wujud fisik maupun abstrak yang membedakan anggota kelompok satu dengan kelompok yang lainnya.

  2. Pengertian Keluarga Yang dimaksud keluarga adalah keluarga asal anak, dimana anak dilahirkan, dibesarkan, dan hidup bersama ayah, ibu, dan saudaranya

  (Kartono, 1985:27). Sedangkan Paul B. Horton dalam Manurung (1995:47) mendefinisikan keluarga sebagai berikut:

  

The family is defined as a kinship grouping which provides for

the rearing of children and for certain other human needs.

  10 Keluarga diartikan sebagai suatu kelompok pertalian nasib keluarga yang dapat dijadikan tempat untuk membimbing anak-anak dan untuk pemenuhan kebutuhan hidup lainnya.

  Sementara menurut Ahmadi (1991:239), keluarga dalam bentuk murni merupakan satu kesatuan sosial yang terdiri dari suami, istri, dan anak-anak yang belum dewasa. Satuan ini mempunyai sifat-sifat tertentu yang sama dimana saja dalam satuan masyarakat manusia. Keluarga merupakan suatu kesatuan sosial yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak, yang dapat dijadikan tempat untuk membimbing anak-anak dan untuk pemenuhan kebutuhan hidup, baik kebutuhan fisik maupun psikis.