PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN DATAR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS V SDN BANJARNEGORO III SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 20112012 SKRIPSI

  

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI

BANGUN DATAR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS V

SDN BANJARNEGORO III

SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2011/2012

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

  

Oleh:

KARTINI, A.Ma.Pd

NIM: 101132021

PROGRAM SARJANA (S1) KEPENDIDIKAN BAGI GURU DALAM JABATAN

  

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

  Skripsi ini khusus kupersembahkan untuk :

  PERSEMBAHAN

  • Allah SWT tercinta
  • Suami dan anak – anak yang senantiasa memberikan semangat dan doa
  • Teman – teman guru SD Negeri Banjarnegoro III
  • Teman – teman S1PPKHB-PGSD Universitas Sanata Dharma

  MOTTO orang – orang yang berhenti belajar akan menjadi pemilik masa lalu. orang – orang yang masih terus belajar, akan menjadi pemilik masa depan” (Mario Teguh) “nikmatilah setiap proses kehidupan” (Mario Teguh)

PERNYATAAN KESALIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 31, Januari 2013 Penulis (Kartini, A.Ma.Pd)

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK

KEPENTINGAN AKADEMIS

  Yang bertandatanganan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Kartini, A.Ma.Pd Nomor Mahasiswa : 101132021

  Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: “Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Materi Bangun Datar dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD pada Siswa Kelas V SDN Banjarnegoro III semester II tahun pelajaran 2011/2012” Beserta perangkat yang diperlukan. Demikian saya memberitahukan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap menyantumkan nama saya sebagai penulis.

  Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

  Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 22 November 2013 Yang menyatakan Kartini, A.Ma.Pd

  

ABSTRAK

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN DATAR

DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

PADA SISWA KELAS V SDN BANJARNEGORO III SEMESTER II TAHUN

PELAJARAN 2011/2012 Kartini, A.Ma.Pd Universitas Sanata Dharma

  2012 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) peningkatan prestasi belajar Matematika menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa kelas V SDN Banjarnegoro III semester II tahun ajaran 2011/2012. Dan (2) sejauh mana tipe STAD dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan suatu teknik pembelajaran kooperatif yang bertujuan untuk mendorong siswa berdiskusi, saling membantu dalam hal menyelesaikan tugas, menguasai dan pada akhirnya menerapkan keterampilan yang diberikan.

  Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Banjarnegoro III yang berjumlah 30 orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes pilihan ganda dan isian singkat yang disusun oleh peneliti. Teknik analisis data yang digunakan untuk mengkaji data yaitu dengan cara mengumpulkan hasil tes siswa, mengubah skor mentah menjadi nilai jadi, mencari rata-rata kemudian membandingkannya dengan keadaan pada kondisi sebelumnya.

  Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Pada siklus pertama terdiri dari satu pertemuan, sedangkan siklus dua terdiri dari satu pertemuan. Pada siklus satu 22 siswa (73,3%) memperoleh nilai diatas KKM dan rata – rata kelas hanya mencapai 73,7. Sedangkan hasil evaluasi siklus II juga menunjukkan adanya peningkatan, yaitu 30 siswa (100%) memperoleh nilai diatas KKM dan nilai rata- rata mencapai 84,6.

  

ABSTRACT

  IMPROVED PERFORMANCE MATERIALS MATHEMATICS LEARNING TO BUILD FLAT WITH MODEL TYPE STAD COOPERATIF STUDENTS IN CLASS V SDN BANJARNEGORO III SEMESTER II SCHOOL YEAR 2011/2012

  Kartini, A.Ma.Pd Sanata Dharma University

  2012 This study aimed to determine: (1) an increase in mathematics achievement using cooperative learning model type STAD fifth grade students of SDN Banjarnegoro III semester academic year 2011/2012. And (2) the extent to which type STAD can improve student achievement. Type STAD cooperative learning model is a cooperative learning technique that aims to encourage students to discuss, help each other in terms of completing the task, control and ultimately implement a given skill.

  This research is a class act. The subjects were students of class V SDN Banjarnegoro III, amounting to 30 people. The instrument used in this study is a multiple-choice test and a short field prepared by the researcher. Data analysis techniques used to assess the data that is by collecting student test results, convert raw scores into value so, find the average and compares the situation to the previous condition.

  This study was conducted in two cycles. In the first cycle consisted of one meeting, while two cycles consisted of one meeting. In the cycle of the 22 students (73.3%) scored above the KKM and flat - just reach 73.7 grade average. While the results of the second cycle of evaluation also showed an increase, which is 30 students (100%) scored above the KKM and the average value reached 84.6. Keywords: learning achievement, type STAD cooperative learning model

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkat, rahmat dan karunia yang telah dilimpahkan-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Materi Bangun Datar Dengan Menggunakan Model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Siswa Kelas V SDN Banjarnegoro III Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012’’ sesuai dengan yang diharapkan.

  Adapun tujuan penulisan skripsi adalah untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan program studi S-1 PGSD Universitas Sanata Dharma.

  Pada kesempatan ini pula penulis hendak menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1. Rohandi, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan motivasi dalam penyusunan skripsi.

  2. Gregorius Ari nugrahanta, S.J., S.S., B.S.T., M.A., selaku Ketua Program Studi PGSD 3.

  Drs. Y.B Adimassana, M.A selaku coordinator program PPKHD- Program Studi PGSD 4. Drs. Puji Purnomo, M.Si dan Drs. J. Sumedi, selaku dosen pembimbing skripsi, yang dengan sabar membimbing dan memberikan banyak saran bagi penulis selama penyusunan skripsi.

  5. Para Staf secretariat PGSD yang senantiasa memberikan bantuan dalam mengurus keperluan untuk menyelesaikan skripsi ini.

  6. Perpustakaan Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan layanan kepada penulis dalam mendapat berbagai sumber referensi skripsi ini.

  7. Umi Muhtatimah, S.Pd selaku kepala SD Negeri Banjarnegoro III yang telah memberikan peneliti ijin untuk melakukan penelitian.

  8. Indarti, A.Ma.Pd selaku guru SD Negeri Banjarnegoro III yang telah bersedia menjadi kolabolator dalam penelitian ini.

  9. Siswa – siswi kelas V SD Negeri Banjarnegoro III terima kasih atas kerjasamanya.

  10. Seluruh pihak yang (mungkin) belum saya sebutkan, terimakasih atas bantuannya selama ini.

  Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sebagai penyempurnaan skripsi ini. Semoga karya ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.

  Yogyakarta, 22 November 2012 Penyusun Kartini, A.Ma.Pd

  

DAFTAR ISI

  Halaman HALAMAN JUDUL ...................................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................ iii HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................................... iv HALAMAN MOTO ....................................................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................................................... vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

  ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ....................................................... vii ABSTRAK ..................................................................................................................... viii ABSTRACT ................................................................................................................... ix KATA PENGANTAR .................................................................................................... x DAFTAR ISI .................................................................................................................. xii DAFTAR TABEL .......................................................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................. xvi BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................

  1 A.

  1 Latar Belakang Masalah .........................................................................

  B.

  3 Pembatasan Masalah ...............................................................................

  C.

  3 Rumusan Masalah ...................................................................................

  D.

  3 Pemecahan Masalah ................................................................................

  F.

  5 Tujuan Penelitian ....................................................................................

  G.

  5 Manfaat Penelitian ..................................................................................

  BAB II KAJIAN PUSTAKA ......................................................................................

  6 A.

  6 Prestasi belajar ........................................................................................

  B.

  7 Faktor – faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar .............................

  C.

  Pembelajaran Matematika ....................................................................... 10 1.

  Hakikat Matematika ......................................................................... 10 2. Pembelajaran Matematika di SD ..................................................... 11 3. Bangun Datar dan Sifat- sifatnya ..................................................... 15 D. Model Pembelajaran Kooperatif ............................................................. 24 E. Penerapan STAD dalam Pembelajaran Matematika ............................... 32 F. Penelitian yang Relevan .......................................................................... 34 G.

  Kerangka Berpikir ................................................................................... 35 H. Hipotesis Tindakan ................................................................................. 36 BAB III METODE PENELITIAN ...............................................................................

  37 A. Jenis Penelitian........................................................................................ 37 B. Setting Penelitian .................................................................................... 38 C.

  Waktu Penelitian ……………………………………………………….. 39 D. Rencana Tindakan ……………………………………………………… 40 E. Pengumpulan Data, Instrumen Penelitian, dan Analisis Data ………… 46 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …………………………….

  51

  B.

  65 Pembahasan …………………………………………………………….

  BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………………………..

  67 A.

  67 Kesimpulan …………………………………………………………..

  B.

  Saran………………………………………………………………………. 67 DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………..

  68 LAMPIRAN …………………………………………………………………...............

  69

  DAFTAR TABEL

  49 Tabel 3.6 Kriteria Keberhasilan ..............................................................................

  64 Tabel 4.6 Hasil Rekap Nilai KelasV Sebelumdan Sesudah Tindakan ....................

  63 Tabel 4.5 Data Hasil Analisis Data Siklus II ..........................................................

  58 Tabel 4.4 Data Hasil Belajar Siklus II ....................................................................

  57 Tabel 4.3 Data Hasil Analisis Data Siklus I ............................................................

  51 Tabel 4.2 Data Hasil Belajar Siklus I ……………………………………….. .......

  49 Tabel 4.1 Data Hasil Belajar Prasiklus ...................................................................

  48 Tabel 3.5 Kriteria Validasi Perangkat Pembelajaran ..............................................

  Halaman Tabel 2.1 Unsur – unsur Dalam Segitiga ................................................................

  47 Tabel 3.4 Hasil Perhitungan Validasi Perangkat Pembelajaran ..............................

  46 Tabel 3.3 Kisi- kisi Instrumen Soal Siklus II ..........................................................

  39 Tabel 3.2 Kisi- kisi Instrumen Soal Siklus I ...........................................................

  31 Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ................................................................

  31 Tabel 2.4 Tingkat Penghargaan kelompok .............................................................

  30 Tabel 2.3 Perhitungan Skor Perkembangan ............................................................

  16 Tabel 2.2 Fase- fase Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD....................................

  65

  DAFTAR LAMPIRAN

  Halaman Lampiran 1 Silabus .....................................................................................................

  70 Lampiran 2 Kisi – kisi Instrumen Soal Siklus I ……………………………….. ......

  72 Lampiran 3 Kisi – kisi Instrumen Soal Siklus II ………………………………. ......

  73 Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ……………………… .....

  74 Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ……………………........

  88 Lampiran 6 Ketuntasan Siklus I SDN Banjarnegoro III ……………………….. .....

  99 Lampiran 7 Ketuntasan Siklus II SDN Banjarnegoro III ………………………. ..... 100 Lampiran 8 Surat Permohonan Ijin Penelitian ……………………………………... 101 Lampiran 9 Surat Keterangan Kepada Sekolah ……………………………………. 102 Lampiran 10 Foto-foto Kegiatan ……………………………………………………. 105

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006

  tentang standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah bahwa standar kompetensi matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini.

  Tujuan mata pelajaran matematika dalam standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah adalah diharapkan membantu peserta didik memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Ruang lingkup mata pelajaran matematika pada satuan pendidikan SD/MI meliputi aspek bilangan, geometri dan pengukuran, serta pengolahan data (KTSP, 2008: 134). Dalam penelitian tindakan kelas ini difokuskan pada permasalahan sifat – sifat bangun ruang.

  Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Toni di SDN 3 Keden bahwa rendahnya hasil belajar siswa dikarenakan guru dalam menerangkan materi matematika kurang jelas dan kurang menarik perhatian siswa dan pada umumnya guru terlalu cepat dalam menerangkan materi pelajaran. Di samping itu, penggunaan metode pengajaran nilai yang diperoleh siswa cenderung rendah. ( http://etd.eprints.ums.ac.id/3259/2/A4 10020040.pdf , diunduh 21 april 2012: 16.00 ).

  Dari temuan penelitian di atas senada dengan permasalahan yang terjadi di SDN Banjarnegoro III. Pembelajaran Matematika pada aspek bangun datar belum optimal, karena cara mengajar guru menggunakan metode ceramah yang hanya memusatkan kegiatan pada guru, kurang memanfaatkan media dan belum menggunakan pembelajaran yang bervariasi sehingga mengakibatkan minat belajar siswa rendah.

  Hasil evaluasi siswa SDN Banjarnegoro III tahun 2010/2011 pada mata pelajaran matematika siswa kelas V menunjukkan bahwa masih banyak di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah yaitu 65. Data prestasi belajar ditunjukkan dengan nilai terendah 40 dan nilai tertinggi 80 dengan rerata kelas 57,3. Pada data awal terdapat 20 siswa dari 30 siswa mendapatkan nilai di bawah KKM. Dengan melihat data hasil belajar mata pelajaran tersebut maka perlu sekali proses pembelajaran untuk ditingkatkan kualitasnya, agar siswa mampu menyelesaikan masalah-masalah yang berkaitan dengan sifat-sifat bangun datar sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran matematika di SDN Banjarnegoro III.

  Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti menetapkan alternatif tindakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran matematika, yang dapat mendorong keterlibatan siswa dalam pembelajaran dan meningkatkan kreatifitas guru. Maka peneliti menggunakan salah satu model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Setiap siswa yang ada dalam kelompok mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda- beda (tinggi, sedang dan rendah) dan jika memungkinkan anggota kelompok berasal dari pembelajaran kooperatif mengutamakan kerja sama dalam menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Adapun salah satu model pembelajaran yang digunakan peneliti yaitu dengan menggunakan model kooperatif tipe STAD (Students Teams Achievement

  

Division ). Model kooperatif tipe STAD merupakan model pembelajaran kooperatif yang

  menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. STAD merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang paling sederhana.

  Dari ulasan latar belakang tersebut di atas maka peneliti akan mengajukan penelitian tindakan kelas dengan judul peningkatan prestasi belajar matematika melalui model kooperatif tipe STAD (Students Teams Achievement Division) pada siswa kelas V SDN Banjarnegoro III.

  B. Pembatasan Masalah

  Berdasarkan penjelasan diatas, maka peneliti akan membahas tentang soal bangun datar menggunakan pembelajara kooperatif tipe STAD pada siswa kelas V SDN Banjarnegoro III.

  C. Rumusan Masalah

  Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas V SDN Banjarnegoro III dalam hal soal bangun datar.

  D. Pemecahan Masalah

  Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan

E. Batasan pengertian 1.

  Prestasi belajar Prestasi belajar adaalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditujukan dengan nilai atau angka yang diberikan oleh guru. Prestasi dalam penelitian yangdiperoleh oleh siswa pada mata pelajaran matematika dalam bentuk berupa angka yang diberikan oleh guru kelasnya setelah melaksanakan tugas yang diberikan padanya.

  2. Soal objektif Soal objektif merupakan salah satu materi dari mata pelajaran matematika berupa soal pilihan ganda dari suatu pokok bahasan yang disajikan dengan item-item yang dijawab dengan jalan memilih salah satu alternative jawaban tersedia atau mengisi jawaban yang benar.

  3. Pembelajaran kooperatif tipe STAD Pembelajaran kooperatif tipe STAD ( student teams achievment division) merupakan suatu model pembelajaran kooperatif yang paling sedehana. Dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD, siswa dalam suatu kelas dipecah menjadi kelompok dengan anggota 4-5 orang, setiap kelompok haruslah heterogen, terdiri laki-laki dan perempuan, berasal dari berbagai suku,memiliki kemampuan akademik yang beragam sehingga akan saling membantu satu sama lain dalam menuntaskan materi pelajaran dan menyelesaikan tugas kelompok.

F. Tujuan Penelitian

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan model pembelajaran kooperatiftipe STAD dapat meningkatkan prestasi belajar matematika

G. Manfaat Penelitian 1.

  Manfaat teoritis Dengan melakukan penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan peneliti dalam menggunakan model kooperatif tipe STAD khususnya mata pelajaran matematika 2. Manfaat praktis a.

  Siswa Dengan menggunakan model kooperatif tipe STAD siswa akan mendapatkan pengalaman baru atau pembelajaran yang lebih bervariasi daripada pembelajaran sebelumnya sehingga pengalaman baru ini semakin mengaktifkan siswa dalam pembelajaran.

  b.

  Guru Merupakan pengalaman baru yang dapat dijadikan pedoman atas pembelajaran yang telah dilakukan, sehingga guru dapat berbenah diri untuk lebih mengefektifkan pembelajaran pada mata pelajaran yang lain dan memotivasi guru untuk berpikir inovatif.

  c.

  Lembaga / sekolah Memberi masukan atau sumbangan pikiran kepada sekolah untuk proses perbaikan pembelajaran, sehingga proses pembelajaran lebih efektif dan mutu pendidikan dapat meningkat.

  d. Bagi prodi Memberikan informasi tentang penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam meningkatkan prestasi siswa dalam pemecahan

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi belajar Prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil yang dicapai oleh individu setelah

  mengalami suatu proses belajar dalam jangka waktu tertentu. Prestasi belajar juga diartikan sebagai kemampuan maksimal yang dicapai seseorang dalam suatu usaha yang menghasilkan pengetahuan atau nilai–nilai kecakapan. Sunartana (1992) mengatakan bahwa prestasi belajar bisa juga disebut kecakapan aktual (actual ability) yang diperoleh seseorang setelah belajar, suatu kecakapan potensial (potensial ability) yaitu kemampuan dasar yang berupa disposisi yang dimiliki oleh individu untuk memcapai prestasi.

  Kecakapan aktual dan kecakapan potensial ini dapat dimasukkan kedalam suatu istilah yang lebih umum yaitu kemampuan (ability) ( http://ipotes.wordpress.com/2008/05/24/ prestasi-belajar/).

  Berdasarkan pengertian di atas, dapat diambil pengertian umum tentang prestasi belajar, yaitu tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari tes mengenai sejumlah materi pelajaran. Jadi yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan belajar siswa dalam mempelajari setiap mata pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor.

  Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah: 1) faktor intern yaitu faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri, meliputi kecerdasan, bakat, minat, dan motivasi; 2) faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar siswa meliputi

  Menurut pemaparan para ahli di atas dapat disimpulkan prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah melakukan proses belajar dan tes belajar. Prestasi belajar tersebut dapat dinilai baik apabila dalam proses belajar siswa melakukan kegiatan belajar tersebut dengan baik.

B. Faktor – faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

  Prestasi belajar dapat menjadi baik dan kurang baik. menurut Natawidjaya (1999) dalam Florianus Wisnu (2007: 6) ada beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu: faktor internal dan faktor eksternal.

  Faktor internal adalah faktor yang timbul dari dalam diri anak tersebut. Faktor internal meliputi:

1. Aspek fisiologis

  Aspek fisiologis merupakan aspek dalam diri seseorang yang berhubungan dengan keadaan fisiknya. Aspek ini bersifat jasmaniah. Aspek fisiologis yang dapat mempengaruhi prestasi belajar anak adalah: a.

  Fungsi panca indera Dengan panca indera yang berfungsi dengan baik, maka dalam mencapai prestasi belajar yang diharapkan dapat berjalan dengan lancar. Dan sebaliknya, jika terdapat panca idera yang berfungsi kurang baik, maka dalam mencapai prestasi belajar akan terjadi kendala.

  b.

  Kesehatan Kesehatan anak akan berpengaruh dalam kegiatan belajar untuk mencapai prestasi yang diinginkan. Jika anak sering sakit-sakitan, secara otomatis anak tersebut tidak dapat mengikuti kegiatan belajar dengan baik. dengan demikian, prestasi yang c.

  Kondisi tubuh Kondisi tubuh yang normal akan lebih mudah mencapai prestasi belajar yang diharapkan. Dan sebaliknya, jika terdapat organ tubuh yang kurang normal atau sakit, maka dapat menggangu kegiatan belajar anak sehingga hasil belajar tidak sesuai dengan yang diharapkan.

2. Aspek psikologis Aspek psikologis merupakan aspek yang berhubungan dengan kejiwaan seseorang.

  Aspek ini bersifat rohaniah. Aspek psikologis yang dapat mempengaruhi prestasi belajar anak antara lain a.

  Kondisi mental Kondisi ini dapat berupa kemampuan mental dan taraf kecerdasan anak. Anak yang memiliki taraf kecerdasan yang tinggi dan mental yang sehat, lebih mudah mencapai hasil yang diharapkan. Kegiatan belajar yang dilakukan anak akan berjalan dengan lancar. Dan sebaliknya, jika mental anak terganggu dan taraf kecerdasan relative rendah, maka dalam mencapai hasil belajar kurag sesuai dengan yang diharapkan.

  b.

  Emosi anak Emosi anak dapat berupa cara penyesuaian dirinya, kematangan emosi perasaan dan sikap terhadap teman sekelas, dan sebagainya c.

  Kebiasaan dan sikap terhadap pelajaran Untuk dapat mencapai prestasi belajar yang baik, anak harus memiliki kebiasaan dan sikap yang antusias terhadap pelajaran. Jika anak kurang perhatian dan kurang berminat terhadap pelajaran, maka akan menyebabkan kegiatan belajar menjadi

  Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang timbul dari luar diri anak. Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi prestasi belajar anak dapat berasal dari: a.

  Sekolah Sekolah adalah tempat anak melakukan kegiatan belajar. Dari lingkungan sekolah ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajaranak antara lain: 1)

  Sifat kurikulum 2)

  Interaksi guru dengan murid 3)

  Media yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar b. Keluarga

  Keluarga adalah tempat pendidikan utama dari anak. Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar di keluarga antara lain: 1)

  Cara yang digunakan orang tua untuk mendidik anak-anaknya 2)

  Suasana atau keharmonisan keluarga 3)

  Perhatian orang tu terhadap pendidikan anak-anaknya 4)

  Keadaan social ekonomi keluarga Dari penjelasan di atas, anak dipengaruhi beberapa faktor dalam mencapai prestasi belajar. Dalam keluarga, orang tua memegang peranan penting dalam proses pertumbuhan dan perkembangan anak dari masih dalam kandungan sampai anak tumbuh dan berkembang menjadi dewasa. Sebelum sekolah, anak melakukan pendidikan yang pertama di lingkungan keluarga. Keluarga terutama orang tua mendidik anak-anaknya dengan membina dan mengarahkan sesuai dengan minat dan bakat anak. Pendidikan dari orang tua berpengaruh besar terhadap anak di kemudian harinya. Bila pendidikan yang diterima anak dalam keluarga tidak memberikan kesempatan anak untuk mengembangkan potensi yang dimiliki dalam dirinya, Maka hal tersebut akan mempengaruhi kehidupan dan tingkah laku anak di kemudian hari. Jika anak memperoleh kesempatan untuk megembangkan potensinya, maka anak memiliki modal bagi kehidupan dan perkembangannya kelak di kemudian harinya.

  Jadi faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah faktor internal dan faktor external, faktor internal antara lain fungsi panca indera, kesehatan dan kondisi tubuh tubuh harus stabil. Selain itu faktor external juga mempengaruhi diantaranya adalah sekolah, krluarga yang kondusif. Jadi antara faktor internal dan external harus seimbang.

C. Pembelajaran matematika 1. Hakikat Matematika

  Menurut Ruseffendi dalam Heruman (2008 : 1), matematika adalah bahasa simbol; ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara induktif; ilmu tentang pola keteraturan, dan struktur yang terorganisasi, mulai dari unsur yang tidak didefinisikan, ke unsur yang didefinisikan, ke aksioma atau postulat, dan akhirnya ke dalil. Sedangkan hakikat matematika menurut Soedjadi yaitu memiliki objek tujuan abstrak, bertumpu pada kesepakatan, dan pola pikir yang dedukatif.

  Dalam matematika, setiap konsep yang abstrak yang baru dipahami siswa perlu segera diberi penguatan, agar mengendap dan bertahan lama dalam memori siswa, sehingga akan melekat dalam pola pikir dan pola tindakannya. Untuk pengertian, tidak hanya sekedar hafalan atau mengingat fakta saja, karena hal ini akan mudah dilupakan siswa.

2. Pembelajaran Matematika di SD

  Dalam pembelajaran matematika di tingkat SD, diharapkan terjadi

  reinvention (penemuan kembali). Penemuan kembali adalah penemuan suatu cara

  penyelesaian secara informal dalam pembelajaran di kelas. Walaupun penemuan tersebut sederhana dan bukan hal baru bagi orang yang telah mengetahui sebelumnya, tetapi bagi siswa SD penemuan tersebut merupakan sesuatu hal yang baru.

  Bruner dalam Heruman (2008: 4), metode penemuannya mengungkapkan bahwa dalam pembelajaran matematika, siswa harus menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang diperlukannya. ‘Menemukan’ di sini terutama adalah ‘menemukan lagi’ (discovery), atau dapat juga menemukan yang sama sekali baru (invention).

  Oleh karena itu, kepada siswa materi disajikan bukan dalam bentuk akhir dan tidak diberitahukan cara penyelesaiannya. Dalam pembelajaran ini, guru harus lebih banyak berperan sebagai pembimbing dibandingkan sebagai pemberi tahu.

  Menurut Hudoyo dalam Aisyah (2007: 1) matematika berkenaan dengan ide (gagasan–gagasan), aturan–aturan, hubungan-hubungan yang diatur secara logis sehingga matematika berkaitan dengan konsep–konsep abstrak. Pada pembelajaran matematika harus terdapat keterkaitan antara pengalaman belajar siswa sebelumnya dengan konsep yang akan diajarkan. Hal ini sesuai dengan “Pembelajaran spiral”, sebagai konsekuensi dalil Burner. Dalam matematika, setiap konsep berkaitan dengan konsep lain, dan suatu konsep menjadi prasyarat bagi konsep yang lain. Oleh karena itu, siswa harus lebih, banyak diberi kesempatan untuk melakukan keterkaitan tersebut.

  Siswa harus dapat menghubungkan apa yang telah dimiliki dalam struktur berpikirnya yang berupa konsep matematika, dengan permasalahan yang ia hadapi.

  Hal ini sesuai dengan pernyataan Suparno dalam Heruman (2008: 5) tentang belajar bermakna, yaitu “…kegiatan siswa menghubungkan atau mengaitkan informasi itu pada pengetahuan berupa konsep-konsep yang telah dimilikinya”. Akan tetapi, siswa dapat juga hanya mencoba-coba menghafalkan informasi baru tersebut, tanpa menghubungkan pada konsep-konsep yang telah ada dalam struktur kognitifnya. Hal ini terjadi belajar hafalan.

  Kaitan antara matematika di sekolah dengan penelitian ini yaitu matematika merupakan pengetahuan dasar sebagai bekal belajar siswa di sekolah dan berguna dalam menyelesaikan persoalan sehari-hari khususnya dalam materi bangun datar dan sifat-sifatnya. Selain itu, matematika juga sebagai bekal siswa untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan selanjutnya sehingga matematika merupakan mata pelajaran yang pokok untuk diajarkan di sekolah khususnya sekolah dasar.

  Ruseffendi dalam Heruman (2008: 5) membedakan antara belajar menghafal dengan belajar bermakna. Pada belajar menghafal, siswa dapat belajar dengan menghafalkan apa yang sudah diperolehnya. Sedangkan belajar bermakna adalah belajar memahami apa yang sudah diperoleh, dan dikaitkan dengan keadaan lain sehingga apa yang ia pelajari akan lebih dimengerti. Adapun Suparno menyatakan bahwa belajar bermakna terjadi apabila siswa mencoba menghubungkan fenomena baru ke dalam struktur pengetahuan mereka dalam setiap penyelesaian masalah. terjadi pula belajar secara “konstruktivisme” Piaget. Dalam konstruktivisme, konstruksi pengetahuan dilakukan sendiri oleh siswa, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan menciptakan iklim yang kondusif.

  Konsep matematika yang diberikan pada siswa sekolah dasar (SD) sangatlah sederhana dan mudah, tetapi sebenarnya materi matematika SD memuat konsep- konsep yang mendasar dan penting serta tidak boleh dipandang gampang. Diperlukan kecermatan dalam menyajikan konsep-konsep tersebut, agar siswa mampu memahaminya secara benar, sebab kesan dan pandangan yang diterima siswa terhadap suatu konsep di sekolah dasar dapat terus terbawa pada masa-masa selanjutnya. Misalnya, jika sejak semula dalam suatu gambar segitiga guru selalu menunjuk bahwa alas suatu segitiga adalah sisi yang berada di bagian bawah dan tinggi selalu ditunjukkan oleh segmen garis vertikal yang tegak lurus terhadap sisi alas dan berujung di titk sudut diatas sisi tersebut, maka untuk selanjutnya siswa akan terus melakukan hal serupa. Contoh tersebut menunjukkan bahwa konsep-konsep matematika harus diberikan secara benar sejak awal siswa mengenal suatu konsep, sebab kesan yang pertama kali ditangkap oleh siswa akan terus terekam dan menjadi pandangannya di masa-masa selanjutnya (Prihandoko 2006: 1).

  Siswa sekolah dasar (SD) umurnya berkisar antara 6 atau 7 tahun, sampai 12 atau 13 tahun. Menurut Piaget, mereka berada pada fase operasional konkret.

  Kemampuan yang tampak pada fase ini adalah kemampuan dalam proses berpikir untuk mengoperasikan kaidah-kaidah logika, meskipun masih terikat dengan objek yang bersifat konkret.

  Berdasarkan usia perkembangan kognitif, siswa SD masih terikat dengan matematika yang abstrak, siswa memerlukan alat bantu berupa media, dan alat peraga yang dapat memperjelas apa yang akan disampaikan oleh guru sehingga lebih cepat dipahami dan dimengerti siswa. Proses pembelajaran pada fase konkret dapat melalui tahapan konkret, semi konkret, dan selanjutnya abstrak.

  Konsep-konsep pada kurikulum matematika SD dapat dibagi menjadi tiga kelompok besar, yaitu penanaman konsep dasar (penanaman konsep), pemahaman konsep, dan pembinaan ketrampilan. Memang, tujuan akhir pembelajaran matematika di SD ini yaitu agar siswa terampil dalam menggunakan berbagai konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi untuk menuju tahap keterampilan tersebut harus memulai langkah-langkah benar yang sesuai dengan kemampuan dan lingkungan siswa. Berikut ini adalah pemaparan pembelajaran yang ditekankan pada konsep-konsep matematika.

  Penanaman Konsep Dasar (Penanaman Konsep), yaitu pembelajaran suatu konsep baru matematika, ketika siswa belum pernah mempelajari konsep tersebut.

  Kita dapat mengetahui konsep ini dari isi kurikulum, yang dicirikan dengan kata “mengenal”. Pembelajaran penanaman konsep dasar merupakan jembatan yang harus dapat menghubungkan kemampuan kognitif siswa yang konkret dengan konsep baru matematika yang abstrak. Dalam kegiatan pembelajaran konsep dasar ini, media atau alat peraga diharapkan dapat digunakan untuk membantu pola pikir siswa.

  Pemahaman konsep, yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman konsep, yang bertujuan agar siswa lebih memahami suatu konsep matematika. Pemahaman konsep terdiri atas dua pengertian. Pertama, merupakan kelanjutan dari pembelajaran penanaman konsep dalam satu pertemuan. Sedangkan kedua, pembelajaran lanjutan dari pemahaman konsep. Pada pertemuan tersebut, penanaman konsep dianggap sudah disampaikan pada pertemuan sebelumnya, di semester atau kelas sebelumnya.

  Pembinaan Keterampilan, yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman konsep dan pemahaman konsep. Pembelajaran pembinaan keterampilan bertujuan agar siswa lebih terampil dalam menggunakan berbagai konsep matematika. Seperti halnya pada pemahaman konsep, pembinaan keterampilan juga terdiri atas dua pengertian. Pertama, merupakan kelanjutan dari pembelajaran penanaman konsep dalam satu pertemuan. Sedangkan kedua, pembelajaran pembinaan keterampilan dilakukan pada pertemuan yang berbeda, tapi masih merupakan lanjutan dari penanaman dan pemahaman konsep. Pada pertemuan tersebut, penanaman dan pemahaman konsep dianggap sudah disampaikan pada pertemuan sebelumnya, di semester atau kelas sebelumnya.

3. Bangun Datar dan Sifat-sifatnya

  Pada penelitian kali ini, peneliti akan mengambil materi bangun datar berdasarkan macam dan sifat-sifat yang dimilikinya, yaitu:

1. Segitiga

  Gambar 1

  Segitiga merupakan bangun geometri yang dibentuk oleh 3 buah garis dibentuk dari tiga sisi yang panjangnya berbeda dengan syarat panjang salah satu sisinya tidak boleh lebih besar dibanding jumlah panjang dua sisi yang lainnya.

  Contoh apabila ada sisi-sisi yang masing-masing panjangnya 4 cm, 6 cm, dan 20 cm sisi-sisi tersebut apabila disusun tidak akan terbentuk sebuah segitiga karena karena salah satu panjang sisinya lebih besar dibanding jumlah panjang dua sisi yang lainnya. Sudut terbesar suatu segitiga terbentuk di antara dua sisinya yang panjangnya terkecil di antara ketiga sisinya atau sudut yang terletak di depan sisi terpanjang dalam segitiga. Jumlah sudut pada segitiga besarnya 180°. Segitiga terdiri dari enam unsur yaitu tiga sudut dan tiga sisi. Suatu segitiga dapat dilukis jika tiga dari lima unsurnya sudah diketahui, sebagai berikut.

  Tabel 2.1

Unsur-unsur dalam segitiga

  Ketiga buah sisi (s.s.s) Dua buah sisi dan sudut apitnya (s.sd.s) Sebuah sisi dan kedua sudut yang terletak pada sisi tersebut (sd.s.sd) Dua buah sisi dan sebuah sudut yang salah satu kakinya adalah salah satu sisi tadi (bukan sudut apit) (s.s.sd) Sebuah sisi, sebuah sudut pada sisi itu dan sebuah sudut di hadapan sisi yang diketahui (s.sd.sd) a) Bentuk-bentuk segitiga

  1) Segitiga Siku-Siku

  Segitiga siku-siku dapat dibentuk dari sebuah persegi panjang dengan menarik salah satu garis diagonalnya.

  Perhatikan gambar berikut:

  Gambar 2

  Bidang ABCD adalah persegi panjang. Dengan menarik diagonal AC, akan terbentuk dua segitiga siku-siku yang sama dan sebangun (konruen) yaitu ABC dan ADC.

  Segitiga siku-siku mempunyai dua sisi siku-siku yang mengapit sudut siku-siku dan satu sisi miring (hypotenusa).

  Gambar 3

  ABC mempunyai ciri-ciri: (a) mempunyai 2 sisi yang saling tegak lurus.

  (b) mempunyai 1 sisi miring.

  (d) tidak mempunyai simetri lipat dan putar.

  AB dan BC sebagai sisi siku-siku, AC sebagai hypotenusa dan sudut ABC atau sudut A adalah sudut siku-siku (= 90°). Dalam sebuah segitiga siku-siku, hypotenusa selalu terletak di depan sudut siku-siku.

  2) Segitiga Sama Kaki

  Dua buah segitiga siku-siku yang kongruen dapat membentuk sebuah segitiga sama kaki dengan mengimpitkan salah satu sisi siku-siku yang sama panjang dari kedua segitiga tersebut. Perhatikan gambar berikut:

   Gambar 4

  ABD dan DBC adalah dua segitiga siku-siku yang kongruen. Sisi BD adalah sisi siku-siku yang sama panjang dari kedua segitiga tersebut.

  Jadi ACD adalah segitiga sama kaki dengan sisi AD=DC. Di dalam segitiga sama kaki terdapat : (a) Dua sisi yang sama panjang, sisi tersebut sering disebut kaki segitiga.

  (b) Dua sudut yang sama besar yaitu sudut yang berhadapan dengan sisi yang panjangnya sama.

  (c) Satu sumbu simetri.

  Segitiga sama kaki merupakan bangun simetri lipat dan dapat menempati bingkainya dalam dua cara.

  Gambar 5

  Dari gambar di atas terlihat bahwa : 1.

  CD sebagai sumbu simetri 2. A pindah ke B; B pindah ke A dan C tetap.

3. AC pindah ke BC, maka AC=BC.

  4. CAB pindah ke ABC maka CAB = ABC 3)

  Segitiga Sama Sisi Tiga buah garis lurus yang sama panjang dapt membentuk sebuah segitiga sama sisi dengan cara mempertemukan setiap ujung garis satu sama lainnya.

  Gambar (i) di atas menunjukkan gambar tiga garis lurus yang sama panjang, yaitu AB= BC=CA. Apabila ujung-ujung ketiga garis tersebut saling dipertemukan, A dengan A, B dengan B, dan C dengan C, maka akan terbentuk segitiga sama sisi ABC seperti terlihat pada gambar (ii) di atas.

  Di dalam segitiga sama sisi terdapat : (a) Tiga sisi yang sama panjang.

  (b) Tiga sudut yang sama besar. (c) Tiga sumbu simetri.

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI BANGUN DATAR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SDN 2 KUPANG TEBA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 3 38

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD MENGGUNAKAN CD PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS V SDN GEDANGAN REMBANG

0 3 229

PENINGKATAN PENGUASAAN BANGUN DATAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS V SD NEGERI NGRECO 05 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2011

0 2 205

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI KELILING BANGUN DATAR DAN LUAS BANGUN DATAR SISWA KELAS III SEMESTER 2 SDN CEPIT DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BENDA KONGKRIT.

0 1 125

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI LUAS DAN KELILING BANGUN DATAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN STRATEGI PROBLEM SOLVING DI MADRASAH IBTIDAIYAH SEMESTA KELAS V KECAMATAN SOOKO KABUPATEN MOJOKERTO.

0 0 119

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PKN MELALUI MODEL BELAJAR KOOPERATIF STAD PADA SISWA KELAS VI SDN 1 TULUNGREJO KECAMATAN KARANGREJO TULUNGAGUNG SEMESTER I TAHUN 20112012

0 0 9

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN DATAR DI KELAS IV SD NEGERI KARANGTAWANG

0 0 16

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD SISWA KELAS V SD PANGUDI LUHUR I YOGYAKARTA SEMESTER I TAHUN AJARAN 2010 2011 SKRIPSI

0 0 166

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DALAM SOAL CERITA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS V SD NEGERI I SOMOKATON TAHUN AJARAN 2010 2011

0 2 135

PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI PADA OPERASI PENJUMLAHAN PECAHAN SISWA KELAS IV SD KANISIUS WIROBRAJAN SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 20112012 SKRIPSI

0 1 229