KONTRIBUSI SELF EFFICACY TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI PESERTA DIDIK KELAS V SDN GUGUS 1 KECAMATAN SANDUBAYA KOTA MATARAM TAHUN PELAJARAN 2016/2017 - Repository UNRAM

KONTRIBUSI SELF EFFICACY TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI
PESERTA DIDIK KELAS V SEKOLAH DASAR SE-GUGUS I
KECAMATAN SANDUBAYA KOTA MATARAM
TAHUN PELAJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Mataram
untuk Memenuhi Sebagian Syarat Menyelesaikan
Program Sarjana (S1) Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)

Oleh :
Dian Damayanti
NIM : E1E 213 043

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
MATARAM
2017


v

vi

xv

xvii

MOTO DAN PERSEMBAHAN

MOTO
“Ada 4 hal yang harus kamu percayai, Allah SWT, Rasulullah,
Keluarga dan dirimu sendiri”

PERSEMBAHAN
Rasa sayang dan cinta yang tak terungkap buat orang tua yang telah
melahirkan saya, mencurahkan segala cinta & sayang untuk saya yang telah
memberikan motivasi, materi & dukungan setiap perjuangan saya dari masih
dalam kandungan sampai besar sekarang ini.

Saya persembahkan kado kecil ini buat :
1. Kedua Orang Tua Tersayang Bapak Ruslan dan Ibu Nurhayati
2. Kakak dan adikku tersayang Rusanti dan Wahdatul Rifki
3. Almamater yang saya banggakan

xviii

ABSTRAK
KONTRIBUSI SELF EFFICACY TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI
PESERTA DIDIK KELAS V SDN GUGUS 1 KECAMATAN SANDUBAYA
KOTA MATARAM TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Dian Damayanti
NIM. E1E213043
Permasalahan yang dialami Sekolah Dasar di Gugus 1 Sandubaya cenderung sama
yaitu terkait rendahnya Motivasi Berprestasi dan Self Efficacy Peserta didik.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi Self Efficacy terhadap
Motivasi Berprestasi Peserta Didik Kelas V Gugus 1 Sandubaya Kota Mataram.
Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh peserta didik Kelas V yang berjumlah
179 orang. Penelitian ini menggunakan seluruh populasi sebagai responden

penelitian. Teknik pengambilan data berupa angket dan dokumentasi. Instrumen
angket digunakan untuk mencari nilai Self Efficacy dan Motivasi Berprestasi.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan tehnik korelasi. Jenis
data dalam penelitian ini adalah Interval sehingga metode analisis data yang
digunakan ialah rumus korelasi parsial product moment. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat kontribusi yang signifikan antara Self Efficacy
terhadap Motivasi Berprestasi. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil analisis data
dimana nilai dari korelasi product moment yaitu, 0,494 dengan df = 177 dan ts 5%.
Kontribusi Self Efficacy terhadap Motivasi berprstasi sebesar 24,40%. Hal
tersebut menunjukkan hipotesis yang menyatakan bahwa ada kontribusi yang
postif dan signifikan antara Self Efficacy terhadap Motivasi Berprestasi peserta
didik diterima. Positif dan signifikan berarti Self Efficacy peserta didik yang tinggi
akan mengakibatkan Motivasi Berprestasi peserta didik tinggi, demikian pula
sebaliknya Self Efficacy peserta didik yang rendah maka Motivasi Berprestasi
peserta didik juga rendah.
Kata Kunci : Self Efficacy, Motivasi Berprestasi

xix

ABSTRACT

THE CONTRIBUTION OF SELF EFFICACY TO THE ACHIEVEMENT
MOTIVATION OF STUDENTS IN GRADE 5TH ELEMENTARY SCHOOL
CLUSTER 1 SANDUBAYA MATARAM CITY YEARS 2016/2017

Dian Damayanti
NIM. E1E213043
The problem experienced by primary school group 1 Sandubaya tend to be the
same that is related to the low motivation of achievement and self efficacy of the
students. This study aims to determine the contribution of self efficacy to
achievement motivation of students in grade 5 primary school cluster 1
Sandubaya Mataram City School Year 2016/2017. Population in this study that is
all the 5th graders who amounted to 179 people. This study used the entire
population as the reasearch respondents. Data collection techniques in the form
of questinnaires and documentation. The questionnaire instrument is used to find
the value of self efficacy and achievement motivation. This research is a kind of
quantitative research with correlation teechnique. The type of data in this study is
the interval so that the data analysis used is the partial correlation formula
product moment. The result showed that there was a significant contribution
between self efficacy and achievement motivation. This can be proven from the
result of analysis where the value of r counted is 0,488 with degree of freedom =

177 and level of significance = 5%. The contribution is 23,52%. It shows the
hypothesis that there is a positive and significant contribution between self effcacy
to achievement motivation accepted. Positive and significant means of self
efficacy of high learners will result in high achievement motivation, and vice
versa low self efficacy learners then the achievement motivation of students is also
low.
Key Words : Self Efficacy, Achievement Motivation

xx

UCAPAN TERIMA KASIH
Sebagai rasa syukur yang mendalam saya ingin menyampaikan ucapan
terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang
telah membantu menyelesaikan skripsi ini:
1. Drs. I Ketut Widiada, M. Pd. selaku pembimbing I yang tidak pernah hentihentinya memberikan bimbingan, nasehat, arahan

dan mengoreksi demi

terselesainya skripsi ini dengan penuh kesungguhan, ketulusan dan
keikhlasan.

2. Moh. Irawan Zain, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pembimbing II yang telah
meluangkan waktunya ditengah-tengah kesibukanya untuk membimbing dan
mengarahkan dengan penuh kesabaran dalam penyusunan skripsi ini,
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan
3. Bapak dan Ibu Dosen S-1 PGSD, yang telah memberikan bekal ilmu
pengetahuan dan pengalaman berharga selama kami menempuh studi.
4. Staf Administrasi Program S-1

PGSD FKIP-UNRAM

yang telah

memberikan banyak kemudahan.
5. Kepada seluruh keluarga besar SDN Gugus 1 Sandubaya, Kepala Sekolah
SDN Gugus 1 Sandubaya yang telah memberikan ijin penelitian, semua guru
SDN Gugus 1 Sandubaya yang sangat membantu peneliti untuk melakukan
penelitian, tata usaha, serta siswa-siswi yang telah meluangkan waktunya.
Terima kasih karena bersedia bekerja sama dan membantu dalam pengerjaan
skripsi ini.
6. Kedua orang tua yang saya sayangi Bapak Ruslan dan Ibu Nurhayati,

terimakasih banyak atas doa, semangat, dan dukungan pada ananda selama
masa studi khususnya selama pengerjaan skripsi ini. Semoga bapak dan ibu
diberi kesehatan, keberkahan, dan rezeki dari Allah SWT. Kepada saudarasaudaraku Rusanti dan Wahdatul Refki serta seluruh keluarga besar. Terima
kasih atas doa dan dukungannya, baik dukungan moriil maupun materiil.
Semoga Allah selalu memberikan keberkahan dan kesuksesan kepada kita
semua.

xxi

7. Untuk sahabat-sahabatku yang memberikan canda dan tawa selalu, NCBS
(Wiwin, Vy, Rizka, Anggun, Sari, Echa dan Ikha) dan Rumpi (Dwi, Veby,
Nisa, As, Wangi dan Deby) terima kasih atas dukungan, doa dan
semangatnya yang diberikan kepada peneliti.
8. Untuk penyemangat, pemberi motivasi, moodbooster, yang selalu ada ketika
peneliti merasa putus asa. Uri oppadeul, my fandom, my lyfeu meanie,
L.O.˄.E, dunia per-KPOPan dan seluruh fandom yang tidak dapat disebutkan
satu-persatu.
9. Rekan-rekan Mahasiswa Program S-1 PGSD FKIP-UNRAM, Teman-teman
PPL, Kawan-kawan Kelas A PGSD Reguler Sore Angkatan 2013, temanteman seperjuangan sesama bimbingan yang setia menunggu setiap hari tanpa
lelah serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu. Terima

Kasih atas do’a dan dukungan kalian.
InsyaAllah segala kebaikan yang Bapak/Ibu serta rekan-rekan berikan pada
penulis dibalas kebaikan pula oleh Yang Maha Pengasih dan Maha Pemurah,Amin

Mataram,

Juli 2017

Penulis

xxii

KATA PENGANTAR
Assalammu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur peneliti panjatkatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat
dan karunia-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi
dengan judul “Kontribusi Self Efficacy terhadap Motivasi Berprestasi Peserta
Didik Kelas V Sekolah Dasar Se-Gugus I Kecamatan Sandubaya Kota Mataram
Tahun Pelajaran 2016/2017”.
Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh

Gelar Sarjana. Skripsi ini terdiri dari 5 (lima) bab. Bab I Pendahuluan yang berisi:
latar belakang, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, dan definisi operasional. Bab II Kajian Pustaka berisi: deskripsi teori,
kerangka berpikir/ desain penelitian, penelitian yang relevan dan hipotesis. Bab
III Metode Penelitian berisi: pendekatan penelitian, populasi, data penelitian,
teknik pengumpulan data, instrument penelitian, analisis data. Bab IV hasil
analisis data berisi: hasil analisis data dan pembahasan. Bab V pembahasan berisi
pembahasan teori terkait hasil analisis data. Bab VI Penutup berisi: Kesimpulan
dan saran. Semoga skripsi ini dapat memberikan penjelasan dan memberikan
masukan kepada guru maupun calon guru yang ingin meneliti lebih lanjut tentang
Self efficacy dan Motivasi Berprestasi. Kedua variable tersebut sangat berguna
bagi guru maupun calon guru untuk mengetahui karakteristik peserta didik.
Penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan
kelemahanya, oleh karna itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak
sangat diharapkan. Sehingga pada penyusunan karya ilmiah berikutnya dapat
lebih disempurnakan dan dapat lebih bermanfaat bagi dunia pendidikan,
sehinngga mampu berkiprah dalam kehidupan era globalisasi.
Mataram,

Juli 2017


Penulis

xxiii

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ..............................
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .....................................................
ABSTRAK
........................................................................
UCAPAN TERIMAKASIH ...............................................................
KATA PENGANTAR ........................................................................
DAFTAR ISI
........................................................................
DAFTAR TABEL
........................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................


i
ii
iv
v
vi
viii
x
xi
xiii
xiv

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................
A. Latar Belakang ........................................................................
B. Rumusan Masalah ....................................................................
C. Batasan Masalah.......................................................................
D. Tujuan Penelitian .....................................................................
E. Manfaat Penelitian....................................................................
F. Definisi Operasional Variabel...................................................

1
1
6
6
7
7
9

BAB II KAJIAN TEORI ...................................................................
A. Deskripsi Teori ........................................................................
1. Tinjauan tentang Self Efficacy .............................................
1.1 Pengertian Self Efficacy ................................................
1.2 Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Self Efficacy
1.3 Pengaruh Self Efficacy terhadap Perilaku dan Kognisi ...
1.4 Self Efficacy sebagai Prediktor Tingkah Laku ...............
1.5 Aspek-Aspek Self Efficacy ............................................
2. Tinjauan tentang Motivasi Berpestasi .................................
2.1 Pengertian Motivasi Berprestasi ....................................
2.2 Kebutuhan Motivasi Berprestasi ...................................
2.3 Karakter Individu yang Motivasi Berprestasinya Tinggi
2.4 Komponen Motivasi Berprestasi ...................................
2.5 Indikator-indikator Motivasi Berprestasi .......................
3. Hubungan Antara Self Efficacy dengan Motivasi Berprestasi
B. Kerangka Berfikir/ Desain Penelitian........................................
C. Penelitian yang Relevan ...........................................................
D. Hipotesis
........................................................................

11
11
11
11
12
15
16
17
19
19
20
23
25
26
27
29
31
32

BAB III METODE PENELITIAN ....................................................
A. Pendekatan Penelitian ...............................................................
B. Populasi
........................................................................
C. Data Penelitian ........................................................................
D. Teknik Pengumpulan Data .......................................................
1. Angket/Kuisioner ...............................................................
2. Dokumentasi ......................................................................
E. Instrumen Penelitian .................................................................

34
34
34
35
36
36
37
38

xxiv

1. Pedoman Angket/Kuesioner ...............................................
2. Dokumentasi ......................................................................
3. Uji Instrumen .....................................................................
F. Teknik Analisis Data ................................................................
1. Menentukan Interpretasi Variabel .......................................
2. Uji Hipotesis.......................................................................
3. Uji Koefisien Penentu (Determinansi).................................

38
40
40
43
44
44
45

BAB IV HASIL ANALISIS DATA ...................................................
A. Prosedur Penelitian ...................................................................
1. Pra Lapangan .....................................................................
2. Penyusunan Instrumen Penelitian .......................................
B. Validitas dan Reliabilitas Instrumen .........................................
C. Data Penelitian ........................................................................
D. Hasil Analisis Data ...................................................................
1. Rumusan Hipotesis ............................................................
2. Menyusun tabel bantu korelasi ...........................................
3. Menentukan intrepretasi variabel .......................................
4. Menentukan df (degree of freedom) ...................................
5. Menentukan taraf siginifikansi ...........................................
6. Merumuskan hasil penghitungan ........................................
7. Membandingkan dengan rtabel ..........................................
8. Mencari kontribusi variabel x terhadap variabel y ..............
E. Kesimpulan Hasil Analisis ........................................................

46
46
46
46
47
48
48
49
49
54
56
56
56
57
57
57

BAB V PEMBAHASAN ....................................................................

59

BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran

........................................................................
........................................................................
........................................................................

62
62
62

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................

xv

LAMPIRAN

xxv

DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Permasalahan di Sekolah Dasar Gugus 1 Sandubaya ....................... 4
Tabel 2.1 Kombinasi Efikasi dengan Lingkungan ........................................... 17
Tabel 3.1 Populasi siswa kelas V Gugus 1 Sandubaya ..................................... 35
Tabel 3.2 Skala Likert ..................................................................................... 37
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Self Efficacy ..................................................... 39
Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Motivasi Berprestasi ......................................... 39
Tabel 3.5 Pedoman untuk memberikan Interpretasi Variabel ........................... 44
Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Variabel X dan Y ............................................... 47
Tabel 4.2 Hasil Uji Reliabilitas Variabel X dan Y ........................................... 47
Tabel 4.3 Tabel bantu korelasi Variabel X dan Y ............................................ 49
Tabel 4.4 Interpretasi Variabel X .................................................................... 54
Tabel 4.5 Kualitas Variabel X ......................................................................... 54
Tabel 4.6 Interpretasi Variabel Y .................................................................... 55
Tabel 4.7 Kualitas Variabel Y ......................................................................... 55

xxvi

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kisi-kisi Intrumen Self Efficacy
Lampiran 2. Intrumen Self Efficacy Uji Coba
Lampiran 3. Data Mentah Hasil Uji Coba Instrumen Self Efficacy
Lampiran 4. Tabel bantu penghitungan Instrumen Uji Validitas Self Efficacy
Lampiran 5. Rekapitulasi Uji Validitas Self Efficacy
Lampiran 6. Perbandingan Uji Validitas SPSS dan Manual Self Efficacy
Lampiran 7. Analisis Uji Reliabilitas Instrumen Self Efficacy
Lampiran 8. Instrumen Self Efficacy Penelitian
Lampiran 9. Kisi-kisi Intrumen Motivasi Berprestasi
Lampiran 10. Instrumen Motivasi Berprestasi Uji Coba
Lampiran 11. Data Mentah Hasil Uji Coba Instrumen Motivasi Berprestasi
Lampiran 12. Tabel Bantu Uji Validitas Motivasi Berprestasi
Lampiran 13. Rekapitulasi Uji Validitas Motivasi Berprestasi
Lampiran 14. Perbandingan Uji Validitas Motivasi Berprestasi
Lampiran 15. Analisis Uji Reliabilitas Instrumen Motivasi Berprestasi
Lampiran 16. Instrumen Motivasi Berprestasi Penelitian
Lampiran 17. Data Mentah Hasil Penelitian Self Efficacy
Lampiran 18. Data Mentah Hasil Penelitian Motivasi Berprestasi
Lampiran 19. Daftar r tabel koefisien korelasi Product Moment
Lampiran 20. Contoh hasil pengisian angket di SDN Gugus 1 Sandubaya
Lampiran 21. Dokumentasi Penelitian
Lampiran 22. Surat Keterangan Validasi
Lampiran 23. Surat Keterangan telah melakukan Penelitian
Lampiran 24. Surat izin penelitian
Lampiran 25. Kartu Konsultasi

xxvii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal dasar yang harus dilakukan manusia untuk
memperoleh pembelajaran. Menurut Dimyati Mahmud (2009) Pendidikan
pada

hakikatnya adalah suatu proses, yaitu proses pendewasaan anak

didik. Proses ini dilakukan oleh pendidik dengan sadar, sengaja, dan
penuh tanggung jawab. Proses ini dilakukan untuk membawa anak didik
menjadi dewasa baik dewasa jasmaniah, dewasa rokhaniah maupun
dewasa sosial sehingga kelak anak didik menjadi orang yang mampu
melakukan tugas–tugas jasmaniah, maupun berpikir dewasa,

bersikap,

berkemauan secara dewasa, dan dapat hidup wajar di tengah-tengah
sesamanya

serta

berani

mempertanggung

jawabkan

sikap

dan

perbuatannya kepada orang lain.
Pendidikan erat kaitannya dengan proses pendewasaan, proses inilah yang
disebut proses belajar. Belajar merupakan tindakan dan perilaku peserta didik
yang kompleks, sebagai tindakan belajar hanya dialami oleh peserta didik
sendiri. Dimyati dan Mudjiono (1996) mengungkapkan peserta didik adalah
penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. Berhasil atau gagalnya
pencapaian tujuan pendidikan amat tergantung pada proses belajar dan
mengajar yang dialami peserta didik dan pendidik baik ketika para peserta
didik itu di sekolah maupun di lingkungan keluarganya sendiri.

1

2

Dalam belajar peserta didik seringkali merasa tidak yakin akan
kemampuan dirinya. Seseorang dengan Self Efficacy (keyakinan diri) rendah
menganggap dirinya pada dasarnya tidak mampu mengerjakan segala sesuatu
yang ada disekitarnya. Dalam situasi yang sulit, orang dengan Self Efficacy
yang rendah cenderung mudah menyerah. Menurut Alwisol (2014) orang bisa
memiliki ekspektasi hasil yang realistik (apa yang diharapkan sesuai dengan
kenyataan hasilnya), atau sebaliknya ekspektasi hasilnya tidak realistik
(mengharap terlalu tinggi dari hasil nyata yang dapat dicapai). Orang yang
ekspektasi efikasinya tinggi (percaya bahwa dia dapat mengerjakan sesuai
dengan tuntutan situasi) dan harapan hasilnya realistik (memperkirakan hasil
sesuai dengan kemampuan diri), orang itu akan bekerja keras dan bertahan
mengerjakan tugas sampai selesai.
Bandura dalam Mustaqim (2011) Self-Efficacy merupakan keyakinan
individu pada kemampuannya dalam mengatur dan melaksanakan efektifitas
dalam mencapai hasil yang harus digapai. Self Efficacy yang tinggi sangat
berperan dalam memberikan sumbangan yang bermakna dalam proses
kehidupan seseorang, karena apabila individu Self Efficacy mampu untuk
melakukan sesuatu, maka akan timbul motivasi pada diri individu untuk
melakukan hal-hal dalam hidupnya.
Atkinson seperti dikutip Houston dalam Djaali (2009) mengemukakan
bahwa diantara kebutuhan hidup manusia, terdapat kebutuhan untuk
berprestasi, yaitu dorongan untuk mengatasi hambatan, melatih kekuatan, dan
berusaha untuk melakukan suatu pekerjaan yang sulit dengan cara yang baik

3

dan secepat mungkin, atau dengan perkataan lain usaha seseorang untuk
menemukan atau melampaui standar keunggulan. Menurut Atkinson motivasi
seseorang ditentukan oleh dua faktor, yaitu harapan terhadap suatu objek dan
nilai objek tersebut. Lebih lanjut Atkinson mengemukakan bahwa di dalam
diri setiap individu selalu terdapat pertentangan antara harapan akan sukses
yang menyebabkan seseorang termotivasi untuk mencari atau mendekati
pencapaian tujuan, sedangkan rasa takut akan mengalami kegagalan
menyebabkan orang termotivasi untuk menjauhi atau menghindari pencapaian
tujuan. Motivasi yang terjadi pada diri seseorang menurut Atkinson adalah
hasil dari interaksi antara harapan akan sukses dan rasa takut akan mengalami
kegagalan. Jika kedua keadaan ini terjadi pada diri pribadi seseorang dalam
waktu yang bersamaan, maka motivasi yang muncul dalam diri orang itu
merupakan hasil (resultant) dari kedua keadaan tersebut, di mana keadaan
yang dominan akan menang.
Fakta di lapangan berdasarkan hasil observasi mendalam yang
dilaksanakan pada tanggal 15-20 Januari 2017 di Sekolah Dasar Gugus I
Kecamatan Sandubaya Kota Mataram yang berjumlah 5 Sekolah Dasar
menunjukkan

bahwa

Sekolah

Dasar

tersebut

cenderung

memiliki

permasalahan yang sama dalam proses pembelajaran yakni terkait dengan
motivasi berprestasi dan Self Efficacy peserta didik. Berikut disajikan ciri-ciri
yang ditunjukkan peserta didik menurut hasil wawancara dengan guru dan
peserta didik mengenai Self Efficacy dan Motivasi Berprestasi, yaitu:

4

Tabel 1.1 Permasalahan di Sekolah Dasar Gugus 1 Kecamatan Sandubaya
No.
Sekolah
1.
SDN 50 Cakranegara

2.

SDN 48 Cakranegara

3.

SDN 39 Cakranegara

4.

SDN 5 Cakranegara

5.

SDN 51 Cakranegara

Permasalahan
- Peserta didik terlalu cepat menyerah dengan
soal-soal yang dianggap sulit
- Lebih banyak bermain terutama bermain
gadget
- Ketika ditunjuk maju ke depan kelas untuk
mengerjakan soal, peserta didik cenderung
tidak percaya diri dan menyerah
- Rendahnya keinginan belajar peserta didik
- Rendahnya perhatian dan dukungan orang tua
- Rendahnya kepercayaan diri
- Rendahnya motivasi diakibatkan dukungan
dan pantauan dari orang tua tidak ada.
- Belajar hanya mereka lakukan di sekolah
- Tugas rumah seringkali tidak dikerjakan.
- Kurang cepat menangkap pelajaran yang
diberikan
- Lebih sering bermain saat tidak diawasi oleh
guru
- Kesenjangan penerimaan materi, sehingga
peserta didik yang cenderung mendapat nilai
yang rendah akan gampang menyerah jika
dihadapkan pada persoalan yang sulit karena
tahu mereka pasti akan mendapat nilai yang
sama yaitu buruk
- Kenakalan peserta didik seperti ribut saat
pelajaran dan sering berkelahi
- Kenakalan peserta didik seperti suka
berkelahi, saling mengolok, dan sebagainya
- Ada beberapa peserta didik yang tidak tuntas
mengerjakan tugasnya, hal ini kemungkinan
karena motivasinya rendah.

Menurut McClelland (Haryani & Tairas, 2014) ada 2 faktor yang
mempengaruhi motivasi berprestasi adalah: 1. Faktor Intrinsik (internal),
kemungkinan untuk sukses, ketakutan akan kegagalan, value (nilai), Self
Efficacy (efikasi diri), usia. 2. Faktor Ekstrinsik (eksternal), lingkungan

5

sekolah, keluarga, teman. Dari penjelasan diatas salah satu faktor yang
mempengaruhi motivasi berprestasi adalah Self Efficacy (efikasi diri).
Dari gambaran permasalahan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa
keyakinan dalam diri peserta didik saat belajar sangat mempengaruhi
motivasi belajarnya. Keyakinan peserta didik akan berpengaruh terhadap
tinggi rendahnya motivasi peserta didik. Seorang peserta didik seharusnya
bisa lebih aktif dan bisa belajar dari pengalaman-pengalaman yang
dialaminya dalam mengatasi setiap masalah yang menganggu kegiatan
belajarnya, sehingga peserta didik dapat mencapai keberhasilan dan tujuan
yang diinginkannya. Akan tetapi lebih kebanyakan peserta didik cendurng
memiliki banyak tujuan namun tidak yakin dan ragu terhadap kemampuan
yang dimiliki.
Peserta didik yang memiliki Self Efficacy yang tinggi atau keyakinan
dirinya tinggi maka ia akan lebih yakin dan percaya diri dalam menyelesaikan
tugasnya. Perhatian terhadap pelajaran atau tugas akan timbul apabila peserta
didik merasa yakin akan kemampuan yang dimiliki untuk menyelesaikannya.
Anak akan berusaha menyelesaikan tugas yang dibebankan padanya dan
menyesuaikan tugas yang berat atau ringan sesuai dengan kemampuan yang
dimilikinya. Hal ini dapat dilihat dari motivasi peserta didik yang tidak
maksimal, apabila di dalam diri peserta didik tersebut tidak memiliki Self
Efficacy yang tinggi dan kepercayaan diri baik di lingkungan sekolah maupun
kehidupan sehari-harinya.

6

Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah di atas, maka peneliti akan
melakukan penelitian untuk mengetahui apakah ada kontribusi antara Self
Efficacy (Kepercayaan Diri) terhadap Motivasi Berprestasi Pada Peserta didik
Kelas V Sekolah Dasar Gugus 1 Kecamatan Sandubaya Kota Mataram Tahun
Pelajaran 2016/2017.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan, maka dalam penelitian ini
dapat dirumuskan permasalahannya adalah:
1. Bagaimana Self Efficacy Peserta Didik Kelas V Sekolah Dasar Gugus 1
Kecamatan Sandubaya Kota Mataram Tahun Pelajaran 2016/2017?
2. Bagaimana Motivasi Berprestasi Peserta Didik Kelas V Sekolah Dasar
Gugus 1 Kecamatan Sandubaya Kota Mataram Tahun Pelajaran
2016/2017
3. Bagaimana kontribusi Self Efficacy terhadap Motivasi Berprestasi Peserta
Didik Kelas V Sekolah Dasar Gugus 1 Kecamatan Sandubaya Kota
Mataram Tahun Pelajaran 2016/2017?
C. Batasan Masalah
Untuk mempersempit ruang lingkup penelitian, maka peneliti membatasi
masalah pada hal-hal berikut :
1. Subyek penelitian ini adalah peserta didik kelas V Sekolah Dasar Gugus 1
Kecamatan Sandubaya Kota Mataram dan teknik pengumpulan data
dengan menggunakan angket dan dokumentasi.
2. Objek penelitian adalah Self Efficacy dan Motivasi Berprestasi

7

D. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Mengetahui Self Efficacy Peserta didik Kelas V Sekolah Dasar Gugus 1
Kecamatan Sandubaya Kota Mataram Tahun Pelajaran 2016/2017?
2. Mengetahui Motivasi Berprestasi Peserta didik Kelas V Sekolah Dasar
Gugus 1 Kecamatan Sandubaya Kota Mataram Tahun Pelajaran
2016/2017
3. Mengetahui Kontribusi Self Efficacy terhadap Motivasi Berprestasi
Peserta Didik Kelas V Sekolah Dasar Gugus 1 Kecamatan Sandubaya
Kota Mataram Tahun Pelajaran 2016/2017.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini meliputi manfaat teoritis dan
praktis, yaitu:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan mampu untuk memberikan
kontribusi secara ilmiah dalam bidang psikologi, lebih khususnya pada
ranah psikologi pendidikan dan terbimbing yaitu menambah wawasan
kajian bahasan tentang kontribusi Self Efficacy terhadap motivasi
berprestasi peserta didik. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi
referensi para peneliti dan mahasiswa yang terkait meneliti motivasi
berprestasi ataupun Self Efficacy.

8

2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi nyata
mengenai kontribusi self effiacy terhadap motivasi berprestasi bagi semua
elemen yang berpartisipasi dalam proses pendidikan, yaitu:
2.1. Bagi Orang Tua, Orang tua diharapkan selalu memotivasi anak
mereka untuk yakin pada kemampuan diri sendiri sehingga memiliki
persiapan dan keteraturan lebih dalam menghadapi tujuan yang ingin
dicapai.
2.2. Bagi Guru, Guru diharapkan mampu membimbing dan memotivasi
peserta didik yang memperoleh prestasi memuaskan dan terus
mempertahankan prestasinya dan mendorong peserta didik yang
memperoleh prestasi yang kurang memuaskan untuk bangkit dan
semangat belajar dalam mempersiapkan diri menjelang ujian.
2.3. Bagi Sekolah, Sekolah sebagai lembaga pendidikan diharapkan
dapat menjadi tempat untuk melahirkan generasi muda yang selalu
menyakini bahwa dengan kemampuan yang mereka miliki, mereka
siap menghadapi tantangan zaman.
2.4. Bagi Masyarakat, Masyarakat diharapkan mengetahui pentingnya
Self Efficacy yang harus dimiliki sejak dini karena dengan keyakinan
terhadap kemampuan yang dimiliki akan mendorong seseorang
untuk lebih mempersiapkan diri dalam menghadapi tantangan guna
mencapai keberhasilan.

9

F. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel digunakan sebagai penjelasan rinci dan tegas
dari variabel-variabel yang akan diteliti dalam penelitian. Dalam hal ini
sebelum mengkaji kedua variabel, akan dijelaskan makna dari kontribusi.
Kontribusi menurut KBBI ialah sumbangan berarti seberapa besar dampak
(sumbangan) variabel x terhadap variabel y. Adapun variabel yang akan
diteliti adalah Self Efficacy dan Motivasi Berprestasi, masing-masing variabel
tersebut dijelaskan sebagai berikut:
1.

Self Efficacy
Menurut Kamus terjemahan Bahasa Inggris, Self Efficacy berasal
dari kata “Self” dan “Efficacy”, Self berarti diri dan Efficacy berarti
kemujaraban/kemanjuran. Maka secara harfiah Self Efficacy diartikan
sebagai kemujaraban diri (Kepercayaan Diri). Self Efficacy adalah
keyakinan atau kepercayaan terhadap kemampuan yang dimiliki individu
untuk menghadapi tingkat kesulitan tugas, keyakinan dan harapan yang
dimiliki serta luas bidang perilaku.

2.

Motivasi Berprestasi
Dalam KBBI “Motivasi” berarti dorongan yang timbul pada diri
seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan
dengan tujuan tertentu. Sedangkan Berprestasi dari asal kata “Prestasi”
yang berarti hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan,
dikerjakan dsb). Maka dapat diambil kesimpulan bahwa Motivasi
Berprestasi berarti dorongan yang timbul dan berhubungan dengan

10

pencapaian beberapa hasil dengan berdasar dari hasrat keingintahuan
yang besar, pilihan dalam belajar, ulet, usaha dan kemampuan
memanajemen.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Tinjauan tentang Self Efficacy
1.1. Pengertian Self Efficacy
Konstruk tentang Self Efficacy diperkenalkan pertama kali oleh
Albert Bandura yang menyajikan satu aspek pokok dari teori kognitif
sosial. Bandura dalam Alwisol (2014) menyebut keyakinan atau
harapan diri sebagai efikasi diri (self efficacy) dan harapan hasilnya
disebut ekspektasi hasil. Self Efficacy menurut Albert Bandura
adalah persepsi diri sendiri mengenai seberapa bagus diri dapat
berfungsi pada situasi tertentu.
Efikasi diri berhubungan dengan keyakinan bahwa diri
memiliki kemampuan melakukan tindakan yang diharapkan. Efikasi
adalah penilaian diri, apakah dapat melakukan tindakan yang baik
atau buruk, tepat atau salah, bisa atau tidak bisa mengerjakan sesuai
dengan yang dipersyaratkan. Selajutnya Ormrod (2009) berpendapat
bahwa

Self

Efficacy

adalah

penilaian

seseorang

tentang

kemampuannya sendiri untuk menjalankan perilaku tertentu atau
mencapai tujuan tertentu. Lebih lanjut dijelaskan oleh Bong dkk
dalam Ormrod (2009) mengumukakan Self Efficacy adalah suatu
komponen dari keseluruhan perasaan diri seseorang. Ini mungkin
mirip dengan konsep lain seperti konsep diri (self-concept) dan harga

11

12

diri (self-esteem), tapi sifat-sifat yang penting membedakannya dari
keduua konsep tersebut. Ketika para psikolog berbicara tentang selfconcept dan self-esteem mereka biasanya menjelaskan gambaran diri
yang bersifat umum yang meliputi banyak aktivitas dan bisa
mencakup perasaan-perasaan dan juga kepercayaan-kepercayaan.
Sebaliknya, Self Efficacy lebih spesifik pada tugas atau situasi dan
hanya melibatkan penilaian (bukan perasaan).
Pendapat lain mengemukakan bahwa efikasi diri (self efficacy)
pada dasarnya adalah hasil dari proses kognitif berupa keputusan,
keyakinan, atau pengharapan tentang sejauh mana individu
memperkirakan kemampuan dirinya dalam melaksanakan tugas atau
tindakan tertentu yang diperlukan untuk mecapai hasil yang
diinginkan (Ghufron, 2014).
1.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Self Efficacy
Bandura dalam Alwisol (2014) Perubahan tingkah laku, dalam
sistem Bandura kuncinya adalah perubahan ekspektasi efikasi
(Efikasi Diri). Self-efficacy atau keyakinan kebisaan diri itu dapat
diperoleh, diubah, ditingkatkan dan diturunkan, melalui salah satu
atau kombinasi empat sumber, yakni pengalaman menguasai sesuatu
prestasi

(performance

accomplishment),

pengalaman

vikarius

(vicarious experience), persuasi sosial (social persuation), dan
pembangkitan emosi (Emotional/ Physiological states.

13

a.

Pengalaman Performansi (Performance Accomplishment)
Pengalaman Performansi adalah prestasi yang pernah
dicapai pada masa yang telah lalu. Sebagai sumber, performansi
masa lalu menjadi pengubah efikasi diri yang paling kuat
pengaruhnya. Prestasi (masa lalu) yang bagus menigkatkan
ekspektasi efikasi, sedang kegagalan akan menurunkan efikasi.
Mencapai keberhasilan akan memberikan dampak

yang

berbeda-beda, tergantung proses pencapaiannya:
1) Semakin sulit tugasnya, keberhasilan akan membuat efikas
semakin tinggi.
2) Kerja sendiri, lebih meningkatkan efikasi dibanding kerja
kelompok, dibantu orang lain.
3) Kegagalan menurunkan efikasi, kalau orang merasa sudah
merasa sebaik mungkin.
4) Kegagalan dalam suasana emosional/stress, dampaknya tidak
seburuk kalau kondisinya optimal.
5) Kegagalan sesudah orang memiliki keyakinan efikasi yang
kuat, dampaknya tidak seburuk kalau kegagalan itu terjadi
pada orang yang keyakinan efikasinya belum kuat.
6) Orang yang bisa berhasil, sesekali gagal tidak mempengaruhi
efikasi.

14

b. Pengalaman Vikarius
Pengalaman Vikarius diperoleh melalui model sosial.
Efikasi akan meningkat ketika mengamati keberhasilan orang
lain, sebaliknya efikasi akan menurun jika mengamati orang
yang kemampuannya kira-kira sama dengan dirinya ternyata
gagal. Kalau figur yang diamati berbeda dengan diri si pengamat,
pengaruh vikarius tidak besar. Sebaliknya ketika mengamati
kegagalan figur yang setara dengan dirinya, bisa jadi orang tidak
mau mengerjakan apa yang pernah gagal dikerjakan figur yang
diamatinya itu dalam jangka waktu yang lama.
c. Persuasi Sosial
Efikasi diri juga dapat diperoleh, diperkuat atau dilemahkan
melalui persuasi sosial. Dampak dari sumber ini terbatas tetapi
pada kondisi yang tepat persuasi dari orang lain dapat
mempengaruhi efikasi diri. Kondisi itu adalah rasa percaya
kepada pemberi pesuasi, dan sifat realistik dari apa yang
dipersuasikan.
d. Keadaan Emosi
Keadaan emosi yang mengikuti suatu kegiatan akan
mempengaruhi efikasi di bidang kegiatan itu. Emosi yang kuat,
takut, cemas, stress, dapat mengurangi efikasi diri. Namun bisa
terjadi, peningkatan emosi (yang tidak berlebihan) dapat
meningkatkan efikasi diri.

15

1.3. Pengaruh Self Efficacy terhadap Perilaku dan Kognisi
Bandura, 1982; Schunk & Pajares, 2004 dalam Ormrod (2009)
Perasaan self efficacy memengaruhi pilihan aktivitas mereka, tujuan
dan usaha serta persistensi mereka dalam aktivitas-aktivitas kelas.
Dengan demikian, self efficacy pun pada akhirnya memengaruhi
pembelajaran dan prestasi mereka.
a.

Pilihan Aktivitas
Orang cenderung memilih tugas dan aktivitas yang mereka
yakin akan berhasil dan menghindari tugas dan aktivitas yang
mereka yakin akan gagal.

b. Tujuan
Orang menetapkan tujuan yang lebih tinggi bagi diri
mereka sendiri ketika mereka memiliki self efficacy yang tinggi
dalam bidang tertentu. Sebagai contoh, pilihan karir para remaja
dan tingkat pekerjaannya menunjukkan bahwa mereka memiliki
self efficacy yang tinggi dalam bidang itu dan bukan sebaliknya
(Bandura et. Al., 2001)
c.

Usaha dan Persistensi
Orang dengan perasaan Self Efficacy yang tinggi lebih
mungkin mengerahkan segenap tenaga ketika mencoba suatu
tugas baru. Mereka juga lebih mungkin gigih dan tidak mudah
menyerah (untuk “mencoba, mencoba lagi”) ketika menghadapi
tantangan.

16

d. Pembelajaran dan Prestasi
Orang dengan Self Efficacy yang tinggi cenderung lebih
banyak belajar dan berprestasi daripada mereka yang self
efficacy-nya rendah. Hal ini benar bahkan ketika tingkat
kemampuan aktual sama Dengan kata lain, ketika beberapa
individu memiliki kemampuan yang sama, mereka yang yakin
dapat melakukan suatu tugas lebih mungkin menyelesaikan
tugas tersebut secara sukses daripada mereka yang tidak yakin
mampu mencapai keberhasilan. Peserta didik dengan Self
Efficacy yang tinggi bisa mencapai tingkatan yang luar biasa
sebagian karena mereka terlibat dalam proses-proses kogntif
yang

meningkatkan

pembelajaran

menaruh

perhatian,

mengorganisasi, mengelaborasi, dan seterusnya (Bong &
Skaalvik, 2003; Pintrich & Schunk 2002)
1.4. Self Efficacy sebagai Prediktor Tingkah Laku
Menurut Bandura dalam Alwisol (2014) sumber pengontrol
tingkah laku adalah resiprokal antara lingkungan, tingkah laku, dan
pribadi. Self Efficacy merupakan variabel pribadi yang penting, yang
kalau digabung dengan tujuan-tujuan spesifik dan pemahaman
mengenai prestasi, akan menjadi penentu tingkah laku mendatang
yang penting.
Berbeda dengan self concept yang bersifat kesatuan umum,
efikasi diri bersifat fragmental. Setiap individu mempunyai efikasi

17

diri yang berbeda-beda pada situasi yang berbeda, tergantung kepada:
1) kemampuan yang dituntut oleh situasi yang berbeda itu; 2)
kehadiran orang lain khususnya saingan dalam situasi itu; 3) keadaan
fisiologis dan emosional; kelelahan, kecemasan, apatis, murung.
Efikasi yang tinggi atau rendah, dikombinasikan dengan lingkungan
yang responsif atau tidak responsif akan menghasilkan empat
kemungkinan prediksi tingkah laku (Tabel 2.1)
Tabel 2.1
Kombinasi Efikasi dengan Lingkungan sebagai Prediktor Tingkah Laku
Efficacy
Tinggi

Lingkungan
Responsif

Rendah

Tidak Responsif

Tinggi

Tidak Responsif

Rendah

Responsif

Prediksi Tingkah Laku
Sukses melaksanakan tugas yang sesuai
dengan kemampuannya
Depresi, melihat orang lain sukses pada
tugas yang dianggapnya sulit
Berusaha keras mengubah lingkungan
menjadi responsif, melakukan protes,
aktivitas sosial, bahkan memaksakan
perubahan
Orang menjadi apatis, pasrah, merasa tidak
mampu

1.5. Aspek-Aspek Self Efficacy
Bandura (1997) dalam Ghufron (2014), efikasi diri tiap individu
berbeda satu sama lain, hal ini berdasarkan tiga dimensi Self Efficacy,
antara lain:
a. Dimensi Tingkat (Level)
Dimensi ini berkaitan dengan derajat kesulitan tugas ketika
individu merasa mampu untuk melakukannya. Apabila individu
dihadapkan pada tugas-tugas yang disusun menurut tingkat

18

kesulitannya, maka efikasi diri individu mungkin akan terbatas
pada tugas yang mudah, sedang, bahkan paling sulit sesuai
dengan batas kemampuannya untuk memenuhi tuntutan perilaku
yang dibutuhkan pada masing-masing tingkat. Dimensi ini
memiliki implikasi terhadap pemilihan tingkah laku yang akan
dicoba atau dihindari. Individu akan mencoba tingkah laku yang
dirasa mampu dilakukannya dan menghindari tingkah laku yang
berada diluar batas kemampuan yang dirasakannya.
b. Dimensi Kekuatan (Strength)
Dimensi ini berkaitan dengan tingkat kekuatan dari
keyakinan atau pengharapan individu mengenai kemampuannya.
Pengharapan yang lemah mudah digoyahkan oleh pengalamanpengalaman yang tidak mendukung. Sebaliknya, pengharapan
yang mantap mendorong individu tetap bertahan dalam
usahanya meskipun mungkin ditemukan pengalaman yang
kurang menunjang. Dimensi ini berkaitan langsung dengan
dimensi level yaitu semakin tinggi taraf kesulitan tugas, semakin
lemah keyakinan yang dirasakan untuk menyelesaikannya.
c.

Dimensi Generalisasi (Generality)
Dimensi ini berkaitan dengan luas bidang tingkah laku
dimana individu merasa yakin akan kemampuannya dan
bagaimana seseorang mampu menggeneralisasikan tugas dan
pengalaman sebelumnya ketika menghadapi suatu tugas atau

19

pekerjaan, misalnya apakah ia dapat menjadikan pengalaman
sebagai hambatan atau sebagai kegagalan.
Berdasarkan kajian teori yang telah dikemukakan oleh para ahli,
maka dapat disimpulkan bahwa Self Efficacy adalah keyakinan atau
kepercayaan terhadap kemampuan yang dimiliki individu untuk
menghadapi tingkat kesulitan tugas,

keyakinan dan harapan yang

dimiliki serta luas bidang perilaku.
2. Tinjauan tentang Motivasi Berpestasi
2.1.Pengertian Motivasi Berprestasi
Djaali (2009) Motivasi berprestasi adalah kondisi fisiologis dan
psikologis (kebutuhan untuk berprestasi) yang terdapat di dalam diri
peserta didik yang mendorongnya untuk melakukan aktifitas tertentu
guna mencapai suatu tujuan tertentu (berprestasi setinggi mungkin).
McClelland dalam The Encyclopedia Dictionary of Psychology yang
disusun oleh Hare dan Lamb (Djaali, 2009) mengungkapkan bahwa
motivasi berprestasi merupakan motivasi yang berhubungan dengan
pencapaian beberapa standar kepandaian atau standar keahlian.
Sementara itu,

Heckhakuen (1967)

mengemukakan bahwa

motivasi berprestasi adalah suatu dorongan yang terdapat dalam diri
peserta didik yang selalu berusaha atau berjuang untuk meningkatkan
atau memelihara kemampuannya setinggi mungkin dalam semua
aktivitas dengan menggunakan standar keunggulannya. Standar
keunggulan ini, menurut Heckhaunsen terbagi atas tiga komponen,

20

yaitu standar keunggulan tugas, standar keunggulan diri, dan standar
keunggulan peserta didik lain. Selanjutnya McClelland dalam
Khairani (2014) menyatakan bahwa motivasi berprestasi adalah
penentu yang mempengaruhi perilaku individu. Motivasi adalah daya
penggerak aktif, yang terjadi pada saat tertentu, terutama jika
kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan atau mendesak.
Kemudian McClelland mengatakan bahwa setiap orang mempunyai
keinginan untuk melakukan karya yang berprestasi atau yang lebih
baik daripada karya orang lain.
McClelland dalam Khairani (2014) merupakan seorang ahli yaang
mengemukakan teori motivasi yang dikenal dengan social motives
theory. Ia mengelompokkan motivasi dalam 3 kategori yakni motivasi
berprestasi, motivasi berafiliasi, dan motivasi berkuasa. Dalam hal ini,
motivasi berprestasi merupakan dorongan untuk mencapai sukses,
yang diukur berdasarkan standar kesempurnaan dalam diri seseorang.
Sedangkan motivasi berprestasi menurut Gallermen (1984) dalam
Khairani (2014) adalah sebagai suatu cara berfikir tertentu apabila
terjadi pada diri seseorang cenderung membuat orang itu bertingkah
laku secara giat untuk meraih suatu hasil atau prestasi.
2.2.Kebutuhan Motivasi Berprestasi
Teori motivasi McClelland dalam Khairani

(2014) lebih

memusatkan pada 3 kebutuhan manusia, yakni kebutuhan berprestasi
(need for achievement atau nAch), kebutuhan akan kekuasaan (need

21

for power atau nPow), kebutuhan akan kerjasama (need for afiliation
atau nAff).
Masing-masing motivasi itu, menurut Wahjosumidjo (1987) dapat
dibedakan sebagai berikut:
a. Kebutuhan Berprestasi (need for achievement atau nAch)
Orang yang mempunyai motivasi berprestasi yang tinggi,
secara umum mereka memiliki ciri-ciri :
1) Mereka menjadi bersemangat sekali apabila unggul
2) Menentukan tujuan secara realistik dan mengambil resiko
yang diperhitungkan
3) Mereka mau bertanggung jawab sendiri mengenai hasilnya
4) Mereka bertindak sebagai wirausaha, memilih tugas yang
menantang dan menunjukkan perilaku yang lebih berinisiatif
daripada kebanyakan orang
5) Mereka menghendaki umpan balik konkrit yang cepat
terhadap prestasi mereka
6) Mereka bekerja tidak terutama untuk mendapatkan uang atau
kekuasaan
7) Motivasi

yang

perlu

bagi

mereka:

Memberikan

pekerjaan/tugas yang membuat mereka puas, memberikan
mereka otonomi, umpan balik terhadap sukses dan kegagalan,
berikan mereka peluang untuk tumbuh, berikan mereka
tantangan

22

b. Kebutuhan Akan Kekuasaan (need for power atau nPow)
Orang yang mempunyai motivasi kekuasaan yang tinggi,
secara umum mereka memiliki ciri-ciri:
1) Merumuskan tujuan untuk kepentingan kelompok
2) Mengilhami kelompok untuk menyelesaikan soal-soal kecil
demi kebaikan
3) Mencari cara yang paling baik untuk mencapai sasaran dan
evaluasi
4) Bekerja sebagai katalisator
5) Tegas dan lancar berbicara, serta senang mengajar dan
berbicara di depan publik
c. Kebutuhan Akan Kerjasama (need for afiliation atau nAff)
Orang yang mempunyai motivasi afiliasi yang tinggi, secara
umum mereka memiliki ciri-ciri:
1) Bersifat sosial, suka berinteraksi, dan bersama dengan
individu-individu
2) Bersikap merasa ikut memiliki atau bergabung dalam
kelompok
3) Mereka menginginkan persahabatan dan kepercayaan yang
lebih jelas dan tegas
4) Mereka ingin mendapatkan saling pengertian bersama
mengenai apa yang yang telah terjadi dan apa yang harus
mereka percaya

23

5) Secara pribadi, mereka selalu bersedia untuk beronsultasi dan
suka menolong orang yang dalam kesukaran dan lebih
menyenangi saling adanya hubungan persahabatan.
2.3.Karakter Individu yang Motivasi Berprestasinya Tinggi
Menurut Johnson dan Schwitzgebel & Kalb dalam Djaali (2009)
mengemukakan bahwa individu yang memiliki motivasi berprestasi
tinggi memiliki karakteristik sebagai berikut :
a. Menyukai situasi atau tugas yang menuntut tanggung jawab
pribadi atas hasil-hasilnya dan bukan atas dasar untung-untungan,
nasib, atau kebetulan
b. Memilih tujuan yang realistis tetapi menantang dari tujuan yang
terlalu mudah dicapai atau terlalu besar resikonya
c. Mencari situasi atau pekerjaan dimana ia memperoleh umpan balik
dengan segera dan nyata untuk menentukan baik atau tidaknya
hasil pekerjaannya
d. Senang bekerja sendiri dan bersaing untuk mengungguli orang lain
e. Mampu menangguhkan pemuasan keinginannya demi masa depan
yang lebih baik
f. Tidak tergugah untuk sekedar mendapatkan uang, status atau
keuntungan lainnya. Ia akan mencarinya apabila hal-hal tersebut
merupakan lambang prestasi, suatu ukuran keberhasilan.

24

Lain lagi yang dikemukakan oleh Hechausen dalam Martaniah
(1984), yang

menunjukkan bahwa karakteristik

individu

yang

pada

situasi

memiliki motivasi berprestasi adalah:
a. Berorientasi sukses
Bahwa

jika

individu

di

harapkan

berprestasi ia akan merasa optimis bahwa sukses akan di
raihnya dalam mengerjakan tugas. Seseorang lebih terdorong
oleh harapan untuk sukses dari pada menghindar tetapi gagal.
b. Berorientasi kedepan
Bahwa seseorang memilki kehendak dan tujuan yang
luhur di masa mendatang dengan memperhatikan waktu.
Seseorang cendrung membuat tujuan-tujuan yang hendak
dicapainya

dalam

waktu

menghargai

waktu

serta

yang
ia

akan

lebih

datang

dapat

dan

ia

menangguhkan

pemuasan untuk mendapat penghargaan di waktu mendatang.
c. Suka tantangan
Seseorang lebih suka jenis tugas yang cukup rawan
antara sukses dan gagal. Dan hal itu menjadikan pendorong
baginya untuk melaksanakan dengan sungguh-sungguh, suka
situasi dan prestasi yang mendukung
untuk

gagal, dan

suka

akan

resiko yang cukup

perbedaan

dan

tersendiri sesuai dengan kompetensi yang dimiliki.
d. Tangguh / Pantang menyerah

kekhasan

25

Seseorang bisa di hadapkan pada suatu tugas yang
berat sekalipun tidak mudah menyerah, tetap bekerja dengan
baik untuk mencapai prestasi terbaiknya di banding dengan
oreng

lain, dalam

melakukan

tugas-tugasnya

menunjukan

keuletan dan tidak mudah putus asa serta terus berusaha
sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Di kutip oleh
(Baiq Kumala Indrasari, 2010).
2.4.Komponen Motivasi Berprestasif
Ausubel seperti dikutip olehf Howe dalam Djaali (2009)
mengemukakan bahwa motivasi bferprestasi terdiri atas 3 komponen,
yaitu :
a.

Dorongan Kognitif
Dorongan kognitif adalah keinginan peserta didik untuk
mempunyai kompetensi dalam subjek yang ditekuninya serta
keinginan untuk menyelesaikan tugas yang dihadapinya dengan
sebaik-baiknya.

b. An ego-echancing one
An ego-echancing one maksudnya ialah keinginan peserta
didik untuk meningkatkan status dan harga dirinya (self-esteem),
minsalnya dengan jalan berprestasi dalam segala bidang.
c.

Komponen Afiliasi
Keinginan peserta didik untuk selalu bekerjasama atau
berhubungan dengan peserta didik lain.

26

2.5.Indikator-Indikator Motivasi Berprestasi
Schunk, dkk. (2008); Wigfield dan Eccles, (2002) dalam Purwanto
(2014) mengemukakan bahwa indikator dari motivasi berprestasi,
khususnya dalam setting akademik, meliputi:
a. Choice
Choice atau memilih terlibat dalam tugas akademik
daripada tugas-tugas non-akademik. Perilaku memilih tugas
prestasi ini misalnya memilih mengerjakan tugas sekolah daripada
menonton TV, menelepon teman, bermain game, ataupun aktivitasaktivitas lainnya yang dapat dipilih untuk mengisi waktu luang;
b. Persistence
Persistence atau persisten (ulet) dalam tugas prestasi,
terutama pada waktu menghadapi rintangan seperti kesulitan,
kebosanan, ataupun kelelahan; dan
c. Effort
Effort atau mengerahkan usaha baik berupa usaha secara
fisik maupun usaha secara kognitif seperti misalnya menerapkan
strategi kognitif ataupun strategi metakognitif. Perilaku yang
mencerminkan usaha ini misalnya berupa mengajukan pertanyaan
yang bagus ketika di kelas, mendiskusikan materi pelajaran dengan
teman sekelas atau teman lain di luar jam sekolah, memikirkan
secara mendalam meteri pelajaran yang sedang dipelajari,

27

menggunakan waktu yang memadai untuk memper-siapkan ujian,
merencanakan aktivitas belajar, menerapkan mnemonic belajar.
Berdasarkan

kajian

teori

tentang

Motivasi

Berprestasi

yang

dikemukakan oleh para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa Motivasi
Berprestasi berarti dorongan yang