PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR.

(1)

PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI

BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR

(Studiterhadap Peserta Didik KelasXI SMA Negeri 6 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Departemen Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

Oleh

Novita Iin Yustari 1103489

D

EPARTEMEN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG


(2)

Oleh Novita Iin Yustari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas IlmuPendidikan

© Novita Iin Yustari 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI

BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR

(Studi terhadap Peserta Didik kelasXI SMA Negeri 6 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing

DadangSudrajat, M.Pd. NIP 19680828 1998021002

Mengetahui,

Ketua Departemen Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

Prof. Dr. Uman Suherman AS., M.Pd. NIP 19620623 198610 1 001


(4)

Novita Iin Yustari, 2015

PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berprestasi terhadap Prestasi Belajar. (Studi terhadap Peserta Didik Kelas XI SMA Negeri 6 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015).

Prestasi Belajar merupakan hal yang penting dalam mengetahui dan mengukur keberhasilan peserta didik dalam melaksanakan proses pembelajaran. Prestasi belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor serta disposisi perilaku seperti self efficacy dan motivasi berprestasi yang dimiliki oleh peserta didik. Self efficacy

merupakan keyakinan diri yang dimiliki oleh peserta didik dalam menyelesaikan tugas dan tanggung jawab yang dimiliki. Sedangkan motivasi berprestasi adalah dorongan dan upaya peserta didik dalam mencapai prestasi belajar setinggi-tingginya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh self efficacy dan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar peserta didik. penelitian ini dilakukan kepada 243 peserta didik kelas XI SMA Negeri 6 Bandung tahun ajaran 2014/2015 sebagai sample penelitian. metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasi dan path analisis dengan metode kuantitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa adanya pengaruh self efficacy dan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar. Serta hasil penelitian menunjukan bahwa self efficacy memengaruhi prestasi belajar, namun motivasi berprestasi tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar. Hasil dari penelitian ini diharapakan dapat dijadikan landasan dalam pembuatan program untuk pemberian layanan bimbingan dan konseling di bidang belajar agar dapat membantu peserta didik mencapai prestasi yang optimal.


(5)

Novita Iin Yustari, 2015

PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Novita Iin Yustari (1103489). The Influence ofSelf Efficacy and Motivation Achievement on Academic achievement. (A Study in The Eleventh Graders in SMA Negeri 6 Bandung in 2014/2015 Academic Year).

Academic achievement is an important aspect in figuring out and measuring the success of learners in learning process. Academic achievement is influenced by several factors and behavioral dispositions such as students' self efficacy and students' achievement motivation. Self efficacy is defined as students' confidence in completing tasks and responsibilities that they hold. Meanwhile, achievement motivation refers to students' encouragement and effort to achieve the highest academic achievements. The purpose of this study was to determine the effect of self-efficacy and achievement motivation on students'academic achievements. As samples, this study employed 243 eleventh graders in SMA 6 Bandung in 2014/2015 academicyear. The method used in this research is the correlation and path analysis with quantitative methods. The results revealed that there was influence of self-efficacy and achievement motivation toward students' academic achievement. Besides, the results also showed that self efficacy influences student achievement, but achievement motivation did not affect the academic achievement. The rsults from this study is expected to be used as a foundation in desigining program in Guidance and counselingservices in pedagogic realm in order to help students to achieve their optimal performance.


(6)

Novita Iin Yustari, 2015

PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1.Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2.Rumusan Masalah Penelitian ... 9

1.3.Tujuan Penelitian ... 13

1.4.Manfaat Penelitian ... 13

1.5.Struktur Organisasi Skripsi ... 14

BAB II KONSEP SELF EFFICACY, MOTIVASI BERPRESTASI DAN PRESTASI BELAJAR ... 15

2.1. Self Efficacy ... 15

2.1.1. Makna Self Efficacy ... 15

2.1.2. Proses Self Efficacy ... 17

2.1.3. Mekanisme Terbentuknya Self Efficacy ... 18

2.1.4. Dimensi Self Efficacy ... 21

2.1.5. Pengaruh Self Efficacy Pada Tingkah Laku ... 22

2.1.6. Self Efficacy dalam Berbagai ... 24

2.1.7. Pengukuran Self Efficacy ... 25

2.1.8. Cara Meningkatkan Self Efficacy ... 27

2.2. Motivasi Berprestasi ... 28

2.2.1. Pengertian Motivasi ... 28

2.2.2. Pengertian Motivasi Berprestasi ... 29

2.2.3. Karakteristik Motivasi Berprestasi ... 31


(7)

Novita Iin Yustari, 2015

PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2.2.5. Aspek-aspek Motivasi Berprestasi ... 34

2.2.6. Pengukuran Motivasi Berprestasi ... 35

2.3. Prestasi Belajar ... 36

2.3.1. Pengertian Prestasi Belajar ... 36

2.3.2 Faktor-faktor Yang Memengaruhi Prestasi Belajar ... 37

2.3.3. Indikator Prestasi Belajar ... 41

2.3.4. Pengukuran Prestasi Belajar ... 41

2.3.4. Penelitian Yang Relevan ... 42

2.3.5. Hipotesis Penelitian ... 43

BAB III METODE PENELITIAN ... 45

3.1. Desain Penelitian ... 45

3.2. Populasi dan Sample Penelitian ... 46

3.3. Instrumen Penelitian ... 47

3.3.1. Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 47

3.3.2. Proses Pengembangan Instrumen Penelitian ... 50

3.4. Perumusan Definisi Operasional Variabel ... 56

3.5. Analisis Data ... 58

3.5.1. Verifikasi Data ... 59

3.5.2. Penyekoran Instrumen ... 59

3.5.3. Pengolahan Data ... 60

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 69

4.1. Hasil Penelitian ... 69

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian ... 75

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI ... 89

DAFTAR PUSTAKA ... 92


(8)

Novita Iin Yustari, 2015

PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Jumlah Populasi Peserta Didik ... 46

Tabel. 3.2. Kisi-Kisi Instrumen Self Efficacy ... 48

Tabel 3.3. Kisi-Kisi Alat Ukur Motivasi Berprestasi ... 51

Tabel 3.4. Interpretasi Koefisien Korelasi ... 54

Tabel 3.5 Validitas Self Efficacy ... 55

Tabel 3.6 Skor Kategorisasi Reliabilitas ... 56

Tabel 3.7. Tingkat Reliabilitas Instrumen Self Efficacy ... 56

Tabel 3.8. Tingkat Reliabilitas Instrumen Motivasi Berprestasi ... 56

Tabel 3.9. Pengkategorian Self Efficacy ... 63

Tabel 3.10. Pengkategorian Motivasi Berprestasi ... 63


(9)

Novita Iin Yustari, 2015

PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Sistematik Komponen P.B.M ... 2

Gambar 2.1. Skala Self Efficacy ... 26

Gambar 3.1. Desain Penelitian ... 46

Gambar 3.2. Kriteria Penyekoran Self Efficacy ... 61

Gambar 3.3. Hasil Korelasi Self Efficacy, Motivasi Berprestasi Dan Prestasi Belajar ... 67

Gambar 3.4. Hasil Regresi Self Efficacy, Motivasi Berprestasi Dan Prestasi Belajar ... 69


(10)

Novita Iin Yustari, 2015

PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Administrasi Penelitian

Lampiran 2 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Lampiran 3 Instrumen Penelitian

Lampiran 4 Data Penelitian

Lampiran 5 Hasil Pengolahan Data Penelitian Lampiran 6 Dokumentasi Kegiatan


(11)

Novita Iin Yustari, 2015

PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam suatu kehidupanindividu. Proses pendidikan berlangsung secara formal, informal maupun nonformal. Dalam pendidikan formal yaitu sekolah memiliki peranan penting untuk setiap individu dalam pengembangan intelektual, potensi, dan keterampilan pada segi-segi afektif. Hal ini sesuai dengan pengertian pendidikan menurut UU tahun 2003 yang menyatakan bahwa:

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara” (Depdiknas, 2003, hlm. 2).

Mengacu pada pengertian pendidikan diatas dapat dinyatakan bahwa pendidikan tidak terlepas dari proses belajar dan mengajar antara peserta didik dan pendidik agar individu menjadi lebih baik dalam menjalani kehidupannya. Pendidikan merupakan interaksi antara pendidik dengan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan yang berlangsung dalam lingkungan sekolah. Interaksi ini disebut interaksi pendidikan, yaitu saling memengaruhi antar pendidik dan peserta didik (Sukmadinata,2009.hlm.10).

Dalam pencapaian tujuan pendidikan formal disekolah peserta didik harus melewati proses belajar. Belajar merupakan suatu proses yang dialami oleh setiap individu karena tanpa belajar individu tidak akan pernah memperoleh sesuatu yang diinginkan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Witherington (dalam Sukmadinata, 2009. hlm.155) belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang dimanisfestasikan sebagai pola-pola respons yang baru dalam bentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan. Manisfestasi dari proses belajar adalah adanya hasil belajar,dalam dunia pendidikan di Indonesia hasil belajar peserta didik berupa nilai raport, yang dapat menunjukan tingkat keberhasilan peserta didik dalam kegiatan belajar disekolah.


(12)

Novita Iin Yustari, 2015

PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keberhasilan belajar peserta didik dilihat dengan tercapainya nilai yang memenuhi standar kompetensi kelulusan yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Terkait standar kompetensi kelulusan ini dinyatakan bahwa untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut diperlukan profil kualifikasi kemampuan lulusan yang dituangkan dalam standar kompetensi lulusan, Standar kompetensi lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan (Depdikbud,2013, hlm. 1).Selain itu menurut Bloom (dalam Makmun, 2007, hlm.161) manisfestasi dalam hasil belajar dikategorikan dalam tiga domain yang pertama adalah kognitif (pengetahuan dan penguasaan materi) ,kedua adalah afektif (sikap-sikap apresiasi dan penghayatan) dan ketiga adalah psikomotorik (keterampilan).

Terkait dengan adanya standar kompetensi kelulusan sebagai acuan keberhasilan belajar peserta didik, maka dalam interaksi selama proses belajar diharapkan dapat membantu peserta didik mencapai keberhasilan dalam belajar dan standar kompetensi kelulusan guna tercapainya prestasi belajar. Menurut Winkel (1996) prestasi belajar adalah proses belajar yang dialami siswa untuk menghasilkan perubahan dalam bidang pengetahuan, pemahaman, penerapan, daya analisis, dan evaluasi. Prestasi belajar merupakan hasil belajar berupa angka yang diperoleh siswa selama pembelajaran berlangsung untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa dalam setiap mata pelajaran disekolah. hal ini sesuai dengan pendapat Suryabrata(1993) yang menjelaskan bahwa prestasi belajar adalah hasil evaluasi dari suatu proses yang biasanya dinyatakan dalam bentuk kuantitatif (angka) yang khusus dipersiapkan untuk proses evaluasi, misalnya raport.

Proses belajar dinyatakan berhasil jika adanya suatu perubahan sebagai akibat dari pengalaman yang telah dilakukan oleh individu. Menurut Djamarah (2008, hlm. 175) menyatakan bahwa individu yang telah berhasil dalam belajar maka telah mengalami proses tertentu dalam belajar. Dari penyataan dapat dikatakan bahwa individu yang telah mengalami perubahan dan mendapatkan hasil telah melewati proses belajar untuk mencapai tujuan. Proses belajar dipegaruhi oleh beberapa faktor yang bersumber pada dirinya dan dari luar dirinya. faktor dalam diri individu seperti minat, bakat, motivasi, kemampuan


(13)

Novita Iin Yustari, 2015

PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kognitif sedangkan faktor dari luar adalah lingkungan belajar dan instrumental yang terkait dalam proses belajar. Makmun (2007, hlm.165) mengugkapkan secara sistematik dan visual faktor-faktor yang memengaruhi perilaku belajar mengajar (PBM) dalam pendidikan adalah sebagai berikut.

Gambar 1.1 sistematik komponen P.B.M

(Makmun,2007,hlm.165)

Dari gambar diatas secara sistematik keempat komponen utama dari proses belajar mengajar akan memengaruhi perfomance dan outputnya. Raw input

menunjukan sebagai faktor yang terdapat dalam diri individu yang dapat menjadi fasilitas maupun penghambat, the expected output menunjukan kepada tingkat kualifikasi ukuran yang dapat menjadi daya penarik dan motivasi,

instrumentalinput adalah sarana yag dapat menunjang pelaksanaan belajar mengajar serta enviromental adalah situasi dan keadaan iklim sekolah.

Terkait dengan proses belajar yang dilaksanakan disekolah seiring dengan perkembangan zaman, ada beberapa tujuan dalam pembelajaran yang harus dicapai. Menurut Graffin,dkk (2012) dalam bukunya yang berjudul Assesment and Teaching 21 st Century Skillsmenyebutkan bahwa kebutuhan pendidikan dan keterampilan pada abad ke 21 adalah cara berpikir peserta didik harus kreatif dan inovasi, berpikir kritis, menguasai pemecahan masalah, pengembangan metakognisi, menguasai teknologi informasi dan komunikasi, terciptaya hubungan

Guru dan

lain-lain Bahan sumber

Metode, teknik, media input instrumental Program tugas (sarana) fisik sosial Enviromental input (lingkungan) Expected output (hasil belajar yang diharapkan) P. B. M

Raw input (siswa) Dan lain-lain kultural Kapasitas (IQ) Bakat khusus Motivasi n-Ach Sikap/kebiasaan dan lain-lain Kematangan kesiapan Minat Perilaku kognitif Perilaku afektif Perilaku psikomotor


(14)

Novita Iin Yustari, 2015

PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sosial, perkembangan karir, pengetahuan, keterampilan, sikap, nilai-nilai dan etika.

Dalam pandangan psikologi perkembangan, individu yang berada dalam jenjang pendidikan menengah atas termasuk ke dalam fase perkembangan masa remaja. Masa remaja merupakan masa yang paling penting dalam setiap fase perkembangan, pada masa ini merupakan masa transisi dari fase anak menuju dewasa. Remaja memiliki berbagai macam tujuan yang hendak dicapai, karena dalam masa ini remaja mulai memikirkan pencapaian prestasi agar dapat meraih suatu keberhasilan dimasa yang akan datang. Remaja selalu ingin sukses dalam hidupnya dan memiliki cita-cita dimasa depan. Menurut Havighurst (dalam Yusuf,2008)salah satu tugas perkembangan pada masa remaja adalah mengembangkan kemampuan intelektual, salah satu tujuan peserta didik pada masa remaja adalah mencapai prestasi belajarsebaik mungkin karena dengan demikian mereka dapat menunjukan eksistensi kepada teman, keluarga dan lingkungan sekitar. Prestasi menjadi hal yang sangat penting bagi remaja, dan remaja mulai menyadari bahwa pada saat inilah mereka dituntut untuk menghadapi kehidupan yang sebenarnya(Santrock, 2003).

Bandura (2002) mengatakan bahwaself efficacyberhubungan dengan diri individu dalam arah hubungan kemampuan yang dicapai dalam melaksanakan tugas khusus sebagai prediktor kuat tentang perilaku. Selain itu menurut Sudrajat

(2008, hlm. 10) “self efficacy dapat membantu perkembangan esensi minat dan

keseriusan dalam bertindak dan beraktivitas”. Hal ini berarti bahwa dalam proses pencapaian prestasi belajar salah satu faktor penentu keberhasilan adalah faktor dalam diri individu yangtidak lepas dari pengaruh keyakinan diri yang ada pada peserta didik, keyakinan diri ini sering disebut sebagai self efficacy.Self efficacy

adalah faktor penting yang memengaruhiprestasi belajar peserta didik (Bandura, 2002). Individu adalah seperti apa yang dia pikirkan, jika berpikir akan berhasil, maka kemungkinan besar keberhasilan tersebut akan mampu untuk diraih, begitu juga sebaliknya. Pada dasarnya setiap individu sudah memiliki kemampuan yang menjadi modal untuk mencapai keberhasilan,kuncinya adalah pada keyakinan yang merupakan penentu sikap dan perilaku yang akan dilakukan dalam menghadapi permasalahan dalam mencapai tujuan. Orang yang gagal dapat jadi


(15)

Novita Iin Yustari, 2015

PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bukan karena tidak mampu, tetapi karena tidak yakin bahwa setiap orang dapat mencapai apa yang diharapkan.

Menurut Bandura, dkk (dalam Nilsen. 2009) motivasi, Self efficacy dan nilai harapan merupakan faktor paling berpengaruh terhadap kinerja akademik peserta didik.Peserta didik yang memiliki self efficacy yang rendah akan mudah menyerah saat menghadapi kesulitan-kesulitanmenghadapi tugas sekolah. Sebaliknya remaja dengan self efficacy yang tinggi akan bertahandalam menghadapi kesulitan, dan mencoba mengatasinya hingga tuntas (Schunkdalam Steinberg, 2002). Self efficacy akan memberi landasan bagi remaja untukbertingkah laku secara tekun, ulet, dan berani menghadapi permasalahan (Bandura,1997).

Self efficacy berkaitan dengan keyakinan seseorang akan kemampuannya untuk menangani tugas-tugas akademik secara efektif dan melakukan tindakan yang diperlukan. Keberhasilan memungkinkan individu membandingkan kemampuan pribadi dengan kemampuan orang lain maupun kemampuan dirinya dalam menghadapi tugas serupa di masa lalu. Ketika seseorang mendapati dirinya berhasil dalam pencapaian prestasi, berarti orang tersebut mempunyai cukup kemampuan untuk berhadapan dengan situasi yang mengharuskannya melakukan pencapain prestasi dengan baik. Bila seseorang gagal dalam pencapaian prestasi, maka akan menilai negatif pada dirinya pada saat berhadapan dengan situasi yang mengharuskan untuk terus berusaha mencapai tujuan.

Reivich dan Shatte (dalam Wahyuni, 2013, hlm. 2) mendefinisikan self efficacysebagai keyakinan pada kemampuan diri sendiri untuk menghadapi dan memecahkan masalah dengan efektif. Keyakinan yang timbul dari diri peserta didik diharapkan dapat menjadi bekal berprestasi dalam menghadapi hambatan dan tantangan pada pencapaian prestasi akademik. Prestasi tidak datang begitu saja pada diri peserta didik yang hanya mengandalkan kesempatan, tetapi dengan adanya rasa keyakinan dan sikap sungguh-sungguh akan menuntun peserta didik pada pencapaian prestasi belajar.

Bandura dan Wood (1989) menyatakan bahwa self efficacy adalah keyakinan terhadap kemampuan seseorang untuk menggerakan motivasi,


(16)

sumber-Novita Iin Yustari, 2015

PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sumber kognitif, dan serangkaian tindakan yang diperlukan untuk memenuhi tuntutan-tuntutan dari situasi yang dihadapi.

Menurut Sukmadinata (2009, hlm.70) menyatakan bahwa dalam dunia pendidikan peserta didik memiliki banyak motivasi dasar yang berperan penting dalam dunia pendidikan yaitu motivasi berprestasi, motivasi berkuasa dan motivasi berafiliasi. Dari ketiga motivasi dasar tersebut, motivasi berprestasi memiliki peranan yang sangat besar dalam dunia pendidikan karenadengan motivasi berprestasi yang tinggi peserta didikakanberusaha secara terusmenerus dalam meraihprestasi belajar. Oleh sebab itumotivasi berprestasi sangat diperlukan dalam masa remaja agar dapat tercapaianya tugas perkembangan dalam hal meraih prestasi belajar dalam jenjang pendidikan sekolah menengah atas.

McCelland (1975) menyebutkan motivasi berprestasi adalah suatu pikiran yang berhubungan dengan bagaimana melakukan sesuatu dengan sebaik-baiknya bila dibandingkan dengan apa yang dilakukan sebelumnya dan lebih efisien dengan hasil maksimal.Santrock (2011) menjelaskan bahwa motivasi berprestasi merupakan keinginan untuk menyelesaikan sesuatu untuk mencapai suatu standar kesuksesan, dan untuk melakukan suatu usaha dengan tujuan untuk mencapai kesuksesan.

Menurut Morgan (1990) menyatakan bahwa banyak faktor yang memengaruhi motivasi berprestasi yaitu harapan orang tua, pengalamanan yang dialami individu, latar belakang kehidupan, lingkungan serta observasional learningyaitu proses peniruan atas model yang menjadi idola dari setiap individu.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Fu (2011) di Cina menyatakan bahwaadanya hubungan yang positif signifikan antara self efficacy dengan motivasi berprestasi, dengan korelasi positif kuat antara self efficacy dengan motif untuk meraih sukses dan korelasi negatif kuat antara self efficacy dengan motif menghindari kegagalan. Hal ini menunjukan bahwa semakin tinggi tingkat self efficacy maka akan semakin tinggi pula tingkat motivasi berprestasi, sedangkan semakin rendah tingkat self efficacy maka akan semakin rendah pula tingkat motivasi berprestasinya.


(17)

Novita Iin Yustari, 2015

PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan hasil penelitian lain oleh Mazub dan Yusuf (2012) di Malaysia menyatakan adanya hubungan antara self efficacy dengan motivasi berprestasi tetapi hubungan antara self efficacy dengan motivasi berprestasi memiliki hubungan lebih rendah dibandingkan dengan dengan hubungan motivasi berprestasi dengan strategi belajar. Penelitian menunjukan adanya gap antara penelitian sebelumnya yang dilakukan Fu di Cina yang menyatakan bahwa adanya hubungan yang tinggi positif signifikan antara self efficacy dengan motivasi berprestasi.

Selanjutnya berdasarkan hasil obeservasi didapatkan informasi bahwa sebagian besar peserta didik di SMAN 6 Bandung memiliki tingakatan prestasi belajar yang beragam, hal ini dapat dilihat dari nilai raport yang sudah memenuhi standar nilai yang ditentukan. Namun ada pula siswa yang belum mencapai standar nilai, hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti bermalas-malasan dalam belajar, sering tidak masuk sekolah tanpa alasan yang jelas, tidak memperhatikan guru pada saat menjelaskan pelajaran, dan ada pulapeserta didik tidak mengetahui tujuan yang jelas buat apa pergi ke sekolah, serta mengalami kebingungan dalam pemilihan karir sehingga membuat peserta didik tidak termotivasi mengejar prestasi belajar dalam pencapaian nilai yang maksimal.

Mengacu pada pentingnya self efficacydan motivasi berprestasi dalam menentukan prestasi belajar peserta didik maka Berdasarkan informasi mengenai fenomena di sekolah serta gap penelitian di cina dan di malaysia, perlu adanya kajian kembali mengenai pengaruh antara self efficacydan motivasi berprestasi tehadap prestasi belajar peserta didik di SMAN 6 Bandung.

Peserta didik yang memiliki self efficacy tinggi akan mampu mengatasi masalah yang timbul akibat stimulus-stimulus yang terbentuk dari lingkungan. Motivasi peserta didik terbentuk karena adanya rasa percaya akan kemampuan diri dalam menyelesaikan dan persepsi dalam menghadapi tugas. Peserta didik yang memiliki komitmen tinggi terhadap tujuannya akan memilih strategi dan berusaha semaksimal mungkin agar segala usaha yang sudah dilakukan mendapatkan hasil yang maksimal. Begitupun sebaliknya individu yang memiliki

self efficacy rendah maka akan cenderung menghindar dari tugas tertentu agar merasa lebih aman. Hal ini sesuai dengan pendapat (Atkinson, 1982) yang


(18)

Novita Iin Yustari, 2015

PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menyebutkan bahwa motivasi berprestasi adalah kecenderungan seseorang untuk berusaha meraih kesuksesan dan memiliki orientasi tujuan, aktivitas sukses atau gagal. Menurut Woolfolk (2008) pengertian motivasi berprestasi sebagai suatu keinginan untuk berhasil, berusaha keras dan mengungguli orang lain berdasarkan suatu standar mutu tertentu.

Setiap individu pasti memiliki potensi dan tujuan yang ingin dicapai, ketika individu memiliki potensi yang besar tetapi tidak memiliki keyakinan serta motivasi yang tinggi apakah dapat mencapai prestasi belajar yang baik, apabila peserta didik tidak memiliki keyakinan maka tidak dapat mengontrol dan menghadapai setiap hal yang dilakukan untuk mencapai tujuan dalam pencapaian prestasi belajar. Dalam perkembangan potensi setiap individu merupakan tujuan yang harus dicapai, menurut Graffin,dkk (2012) pada perkembangan abad 21 Guru harus semakin fokus pada perkembangan belajar individu secara personal untuk masing-masing peserta didik,mereka juga harus bekerja sama dengan timberdasarkan strategi intervensi dan penggunaan sumber daya keputusan agar siswa dapat meciptakan hasil dari pembelajaran dengan bukti karya bukan hanya sekedar pada pengetaguan dan wawasan.

Pengembangan potensi, kecakapan dalam belajar yang terkait dengan self efficacyserta peningkatan motivasi berprestasi yang ada dalam diri peserta didik menjadi peranan penting dari bimbingan dan konseling sebagai bagian integral tercapainya tujuan pendidikan. Hal ini tercantum dalam Peraturan Menteri No 111 tahun 2014 terkait bimbingan dan konseling disebutkan bahwa dalam rangka pengembangan kompetensi hidup, peserta didik memerlukan sistem layanan pendidikan di satuan pendidikan yang tidak hanya mengandalkan layanan pembelajaran mata pelajaran/bidang studi dan manajemen, tetapi juga layanan bantuan khusus yang lebih bersifat psiko-edukatif melalui layanan bimbingan dan konseling.Bimbingan dan Konseling adalah upaya sistematis, objektif, logis, dan berkelanjutan serta terprogram yang dilakukan oleh konselor atau guru Bimbingan dan Konseling untuk memfasilitasi perkembangan peserta didik/Konseli untuk mencapai kemandirian dalam kehidupannya. (Permendikbud, 2014, hlm. 2).Hal ini sesuai pula dengan pernyataan dari Yusuf (2008, hlm. 7) yang menyatakan bahwa tujuan bimbingan dan konseling adalah membantu peserta didik mencapai


(19)

Novita Iin Yustari, 2015

PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perkembangan yang optimal, yaitu perkembangan yang sesuai dengan potensi dan sistem nilai tentang kehidupan yang baik dan benar.perkembangan optimal bukan semata-mata pencapaian tingkat kemampuan intelektual tetapi menyangkut individu mampu mengenal dan memahamai diri, berani menerima kenyataan diri secara objektif, mengarahkan diri sesuai dengan kemampuan, kesempatan dan sistem nilai serta melakukan pilihan dan mengambil keputusan atas tanggung jawab sendiri.

Dalam pencapaian tujuan pendidikan nasional yang mengacu pada tercapainya prestasi belajar bagi peserta didik menjadi peranan bimbingan dan konseling sebagai sistem integral dari tercapainya tujuan pendidikan. Salah satu bagian layanan dari bimbingan dan konseling adalah pemberian bimbingan belajar, hal ini dapat membantu peserta didik dalam mengoptimalkan prestasi belajar yang ingin dicapai. Dalam Pemberian layanan bimbingan belajar agaroptimal maka diperlukannya penelitian mengenai beberapa faktor yang memengaruhi prestasi belajar peserta didik yaitu self efficacy dan motivasi berprestasi. Maka dalam penelitian ini difokuskan untuk melihat dan membuktikan sejauh mana self efficacydan motivasi berprestasi memberikan pengaruh terhadapprestasi belajarpeserta didik kelas XI SMA Negeri 6 Bandung tahun ajaran 2014/2015.

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah

Prestasi belajar merupakan suatu tolak ukur keberhasilan peserta didik selama proses belajar dilaksanakan. Prestasi belajar banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor dari dalam dan luar diri individu, salah satu faktor yang utama adalah dalam diri individu. Prestasi tidak semata-mata ditentukan hanya dari tingkat intelegensi tetapi ada faktor lain yaitu self efficacy dan motivasi berprestasi yang dapat ikut berkontribusi dalam pencapaian prestasi belajar peserta didik.

Menurut Sudrajat (2008, hlm. 21) “kuatnya keyakinan dan kemampuan (self

efficacy) seseorang berpengaruh terhadap perilakunya”. Hal ini menunjukan

bahwa self efficacy merupakan salah satu disposisi perilaku individu dalam setiap hal yang dilakukan guna tercapainya suatu tujuan salah satunya adalah pencapaian prestasi belajar. Hal ini sejalan dengan pendapat Maddux (dalam Sudrajat, 2008.


(20)

Novita Iin Yustari, 2015

PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

hlm.44) yang menyatakan bahwa keyakinan, usaha dan ketekunan akan menjadi kuat dibandingkan dengan kemampuan potensial.

Masa remaja merupakan suatu titik kritis dalam hal prestasi (Ecles, dkk dalam Santrock, 2011, hlm. 147). Tekanan sosial dan akademik memaksa remaja untuk memegang berbagai peran yang melibatkan tanggung jawab yang lebih besar. Prestasi belajar menjadi hal yang sangat penting bagi remaja, dan remaja mulai menyadari bahwa pada saat inilah mereka dituntut untuk menghadapi kehidupan yang sebenarnya (Santrock,2003).

Adanya prestasi belajar sebagai outcome dari usaha remaja untuk menjadi lebih baik tidak terlepas dari peranan self efficacy dan motivasi. Dalam pencapaian prestasi belajar yang ditampilkan oleh siswa bergantung pada usaha dan ekpetasi yang dilakukan oleh siswa, kombinasi dari ekspetasi dan nilai yang ada dalam diri individu merupakan fokus dari sejumlah upaya yang dilakukan untuk dapat memahami motivasi berprestasi para siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Graffin,dkk (2012) yang menyatakan bahwa Individu semakin perlu mengembangkan keterampilan dengan cara baru untuk bekerja, hidup, belajar dan berpikir. Mereka membutuhkan keterampilan baru untuk memanipulasi informasi baru berbasis alat kerja.

Self efficacy penting bagi siswa dalam proses belajarnya karena self efficacy dapat memengaruhi tingkah laku belajar yaitu, menentukan seberapa besar usaha yang diberikan seseorang dalam melakukan aktivitasnya, seberapa lama mereka dapat bertahan menghadapi sesuatu yang berlawanan dengan keyakinan mereka" Terpacu atau tidaknya anak untuk belajar dan mengerjakan semua tugas didorong oleh kekuatan mental yang berupa keinginan, perhatian, kemauan atau cita-cita. Kekuatan mental tersebut dapat tergolong rendah atau tinggi yang disebut dengan motivasi untuk berprestasi (Sepyaningtyas, 2009). Self efficacy mempunyai peran penting pada pengaturan motivasi seseorang. Seseorang percaya akan kemampuannya memiliki motivasi tinggi dan berusaha untuk sukses.

Santrock (2011) menyatakan bahwa self efficacy adalah keyakinan bahwa seseorang dapat menguasai situasi dan menghasilkan hasil positif. Self efficacy


(21)

Novita Iin Yustari, 2015

PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan prestasinya. Siswa yang memiliki keyakinan untuk dapat menguasai suatu keahlian atau melaksanakan tugas akan lebih siap untuk berpartisipasi, bekerja keras, lebih ulet dalam menghadapi kesulitan dan mencapai level yang lebih tinggi.

Salah satu jenis motivasi terpenting bagi psikoogi pendidikan ialah motivasi berprestasi (Achievement Motivation) atau kecenderungan umum untuk berjuang demi keberhasilan dan memilih kegiatan keberhasilan/kegagalan yang berorientasi sasaran (McClelland & Atkinson , 1975).

Motivasi berprestasi sangat diperlukan dalam proses belajar. Peserta didik yang tidak memiliki motivasi berprestasi akan berakibat buruk terhadap prestasi akademiknya (Agustin,2011,hlm.19). Seseorang yang memiliki motivasi berprestasi tinggi akan berusaha sehingga memiliki prestasi belajar yang baik dalam bidang akademik maupun non akademik.

Menurut Atkinson (1982), motivasi berprestasi dapat tinggi atau rendah, didasari pada dua aspek yang terkandung didalamnya yaitu harapanuntuk sukses atau berhasil (motive of success) dan juga ketakutan akankegagalan(motive to avoid failure). Seseorang dengan harapan untuk berhasil lebih besardaripada ketakutan akan kegagalan dikelompokkan kedalam mereka yangmemiliki motivasi berprestasi tinggi, sedangkan seseorang yang memilikiketakutan akan kegagalan yang lebih besar daripada harapan untuk berhasildikelompokkan kedalam mereka yang memiliki motivasi berprestasi yang rendah.

Prestasi belajar yang ingin diteliti dari para siswa yang berhubungan dengan bagaimana siswa tersebut mempunyai keyakinan atas kemampuannya untuk dapat mencapai prestasi belajardan dapat menentukan danmelaksanankan berbagai macam tugas serta dapat menampilkan performa perilaku untuk menyelesaikan tugas tertentu dengan baik dan efektif selama proses belajar.

Dari beberapa faktor mengenai hal yang berpengaruh terhadapprestasi belajarpeserta didik, ada peranan penting yang terlibat dalam pencapaian prestasi belajar yaitu adanya self efficacy dan proses motivasi, dimana self efficacy memiliki peranan penting dalam pembentukan motivasi individu.Hal ini sesuai dengan pendapat Bandura (2002) yang menjelaskan bahwa“efficacy beliefs play a


(22)

Novita Iin Yustari, 2015

PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penting pada pengaturan motivasi seseorang. Bandura (2002) “Perceived self efficacy contributes to motivation’’. Self efficacyseseorang memiliki efek utama terhadap perilaku individu, salah satunya adalah motivasi. Individu dengan self efficacyyang tinggi mengerahkan usaha yang lebih besar untuk meraih prestasi belajar sedangkan individu dengan self efficacy yang rendah cenderung menghindarkan tugas-tugas dalam proses pencapaian prestasi belajar yang akan dicapai.

Dari pemaparan latar belakang dan identifikasi masalah penelitian di atas, diperoleh sebuah pertanyaan umum sebagai arahan perumusan masalah dalam

penelitian ini yaitu: “Bagaimana pengaruhSelf efficacydan motivasi berprestasi

terhadapprestasi belajarpeserta didik di SMA Negeri 6 Bandung tahun ajaran 2014/2015”.

Rumusan umum ini, diturunkan menjadi sembilanpertanyaan penelitian sebagai berikut:

1) Bagaimana gambaranself efficacypeserta didik?

2) Bagaimana gambaran motivasi berprestasi peserta didik? 3) Bagaimana gambaran prestasi belajar peserta didik?

4) Apakah terdapat hubungan antara self efficacy dengan prestasi belajar peserta didik?

5) Apakah terdapat hubungan antara motivasi berprestasi dengan prestasi belajar peserta didik?

6) Apakah terdapat hubungan antara self efficacydan motivasi berprestasi peserta didik?

7) Apakah terdapat pengaruh self efficacyterhadap prestasi belajarpeserta didik?

8) Apakah terdapat pengaruh motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar peserta didik kelas?

9) Apakah terdapat pengaruh self efficacy dan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar peserta didik?


(23)

Novita Iin Yustari, 2015

PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan secara umum untuk memberikan gambaran empiris tentang menganalisis pengaruhself efficacydan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajarpeserta didik di SMA Negeri 6 Bandung tahun ajaran 2014/2015. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah menghasilkan gambaran empirik mengenai:

1) Profil self efficacyyang dimiliki peserta didik kelas XI SMA Negeri 6 Bandung.

2) Profil motivasi berprestasi yang dimiliki peserta didik kelas XI SMA Negeri 6 Bandung.

3) Profil prestasi belajar yang dimiliki peserta didik kelas XI SMA Negeri 6 Bandung.

4) Hubungan antara self efficacy dengan prestasi belajar pada peserta didik kelas XI SMA Negeri 6 Bandung?

5) Hubungan antara motivasi berprestasidengan prestasi belajar pada peserta didik kelas XI SMA Negeri 6 Bandung?

6) Hubungan antara self efficacydan motivasi berprestasiterhadap prestasi belajar pada peserta didik kelas XI SMA Negeri 6 Bandung?

7) Pengaruh self efficacy terhadap prestasi belajar pada peserta didik kelas XI SMA Negeri 6 Bandung.

8) Pengaruh motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar pada peserta didik kelas XI SMA Negeri 6 Bandung.

9) Pengaruh self efficacy dan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar pada peserta didik kelas XI SMA Negeri 6 Bandung.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1) Manfaat teoretis

Hasil penelitian diharapkan dapat berkontribusi dalam perkembangan keilmuan bimbingan dan konseling mengenai pengaruh self efficacy dan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar peserta didik.


(24)

Novita Iin Yustari, 2015

PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Secara praktis penelitian diharapkan dapat menganalisis secara mendalam terkait pengaruh self efficacydan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar peserta didik, sehingga dapat membantu guru bimbingan dan konseling dalam merancang suatu layanan bimbingan belajar untuk dapat meningkatkan self efficacy dan motivasi berprestasi peserta didik agar mencapai prestasi belajar yang optimal.

1.5 Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi skripsi ini meliputi Bab I merupakan pedahuluan yang berisi latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. Bab II merupakan konsep dariself efficacy,motivasi berprestasi dan prestasi belajar. Bab III merupakan metode penelitian yang terdiri dari lokasi, populasi, sampel penelitian, pendekatan dan desain penelitian, definisi operasional variabel, pengembangan instrumen penelitian, penimbangan penelitian, uji validitas dan realibilitas instrumen penelitian, prosedur dan teknik pengolahan data. Bab IV merupakan hasil penelitian dan pembahasan. Bab V merupakan kesimpulan dan rekomendasi penelitian.


(25)

Novita Iin Yustari, 2015

PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.1. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan dan berupa angka sebagai alat untuk menemukan keterangan apa yang ingin diketahui

Sukmadinata (2006, hlm.53) mengemukakan bahwa penelitian kuantitatif didasari oleh filsafat positivisme yang menekankan fenomena-fenomena objektif dan dikaji secara kuantitatif. Adapun maksimalisasi objektivitas desain penelitian ini dilakukan denga menggunakan angka-angka pengolahan statistik, struktur dan percobaan terkontrol.

Penelitian menekankan pada penggalian informasi atau data mengenai self efficacy, motivasi berprestasi, dan prestasi belajar peserta didik. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengetahui gambaran umum self efficacy dan motivasi berprestasi melalui pengembangan instrumen (angket) dengan mengacu pada definisi operasional variabel.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional yaitu penelitian yang dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih, tanpa melakukan perubahan, tambahan atau manipulasi terhadap data yang memang sudah ada. (Suharsimi ,2010, hlm. 4).

Teknik analisis data yang dipergunakan untuk mengetahui hubungan korelatif dalam penelitian ini yaitu teknik analisis jalur (path analysis).Menurut ahli Sewall (dalam Sitepu, 1994, hlm. 2) tujuan analisis menggunakan analisis jalur adalah untuk menerangkan akibat langsung dan tidak langsung seperangkat variabel, sebagai variabel penyebab (eksogenus variable) terhadap variabel lainnya yang merupakan variabel akibat (endogenus Variabel). Analisis ini digunakan untuk menentukan besarnya pengaruh variabel eksogenusSelf efficacy

dan Motivasi Berprestasi(X1dan X2) terhadap variabel endogenusprestasi belajar


(26)

Novita Iin Yustari, 2015

PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menggambarkan pengaruh self efficacy dan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar adalah sebagai berikut.

Gambar 3.1 Desain PenelitianSelf efficacy(X1), Motivasi berprestasi

(X1)Terhadap Prestasi Belajar (Y)

3.2. Populasi dan Sample Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 6 Bandung, penentuan lokasi berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti selama melaksanakan observasi mata kuliah dan PPL BK. Dalam studi pendahuluan ditemukan adanya beberapa peserta didik yang memiliki permasalahan dalam belajarnya yang terkait dengan self efficacy serta motivasi berprestasi.

Kegiatan pengumpulan data merupakan langkah penting untuk mengetahui karakteristik dari populasi yang merupakan elemen-elemen dalam objek penelitian. Data yang dikumpulkan digunakan untuk mengambil keputusan dalam menguji hipotesis. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XI tahun ajaran 2014/2015 di SMA Negeri 6 Bandung. Dalam hal ini Sugiyono (2011, hlm.80) menyebutkan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Maka berdasarkan pengertian diatas, populasi penelitian ini adalah:

Tabel 3.1 Jumlah Populasi Peserta didik Kelas XI SMA Negeri 6 Bandun Tahun Ajaran 2014/2015

No. Kelas Populasi Sample Keterangan

1. XI MIA 1 35 24 2 tidak hadir, 11 dispensasi

2. XI MIA 2 35 30 5 dispensasi

3. XI MIA 3 36 25 11 dispensasi

4. XI MIA 4 36 33 3 dispensasi

Self efficacy (X1)

Prestasi Belajar (Y) Motivasi Berprestasi (X2)


(27)

Novita Iin Yustari, 2015

PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. XI MIA 5 34 17 17 dispensasi

6. XI MIA 6 32 27 5 dispensasi

7. XI MIA 7 30 21 9 dispensasi

8. XI IPS 1 30 22 8 dispensasi

9. XI IIS 2 31 23 8 dispensasi

10. XI IIS 3 30 21 9 dispensasi

Total 365 243

Pada penyebaran instrumen akan diadakannya persiapan ulang tahun sma negeri 6 bandung sehingga beberapa siswa ada yang mengikuti pelatihan untuk persiapan acara dan ada juga beberapa siswa yang mengikuti latihan karna sebagai atlet dan juga ada siswa yang tidak hadir.

3.3. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan skala self efficacy dan skala motivasi berprestasi yang terdiri atas beberapa pernyataan yang disesuaikan dengan aspek dan indikatorSelf efficacydan Motivasi berprestasi.

Metode pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian adalah dengan kuesioner (angket), yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2011, hlm. 142). Untuk mengungkap data mengenai gambaran siswa yang memiliki keterampilan belajar rendah.

Jenis angket yang digunakan adalah angket tertutup dan langsung, yaitu angket yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih, dan responden menjawab pernyataan-pernyataan tentang dirinya. (Arikunto, 2010, hlm. 195).

3.3.1. Kisi-kisi Instrumen Penelitian 1. Instrumen Self efficacy

Dalam penelitian ini instrumen self efficacy diadaptasi dari instrumen self efficacy yang dikembangkan oleh(Purwanti,2015, hlm. 56) yang sudah diuji kelayakan dan keterbacaannya. Pengambilan keputusan menggunakan instrumen


(28)

Novita Iin Yustari, 2015

PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang sudah ada karna instrumen tersebut sesuai dengan kisi-kisi yang telah dikembangakn oleh peneliti. Instrumen ini sesuai dengan grand teori yang digunakan oleh peneliti yaitu mengacu pada dimensi self efficacyyang dikembangkan oleh ahlinya yaitu albert Bandura. Berikut kisi-kisi instrumen yang dikembangkan.

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Self efficacy

Dimensi Indikator No.Item

Magnitude atau Level Berpandangan optimis dalam mengerjakan tugas sekolah 1,2,3

Melihat tugas sekolah yang sulit sebagai tantangan 4,5,6 Mampu mengatasi kesulitan dalam menyelesaikan tugas sekolah 7,8,9

Strength Komitmen dalam

menyelesaikan tugas sekolah 10,11,12 Memiliki ketekunan untuk menyelesaikan tugas sekolah 13,14,15 Mampu mengerjakan tugas sekolah dalam berbagai situasi dan kondisi

16,17,18

Percaya dan yakin pada kemampuan yang dimiliki

19,20,21

Generality Yakin memiliki kemampuan dalam berbagai tugas sekolah

22,23,24

Menjadikan

pengalaman sebagai pembelajaran

25,26,27

Menyikapi situasi yang berbeda dengan baik dan berpikir positif

28,29,30

2. Instrumen Motivasi Berprestasi

Instrumen motivasi berprestasi menggunakan alat ukur motif berprestasi yang dikembangakan oleh Akhmad dan Budiman (2005, hlm. 5) yang dimiliki


(29)

Novita Iin Yustari, 2015

PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

oleh laboratorium psikologi pendidikan dan bimbingan. Landasan dalam penggunaan instrumen ini yaitu bahwa konstruk, isi dan konten mengacu pada aspek motivasi berprestasi yang dikembangkan oleh McClelland yang oleh peneliti sebagai grand teori dalam penelitian ini. Berikut kisi-kisi instrumen motivasi berprestasi

Tabel 3.3

Kisi-kisi pengembangan Alat Ukur Motivasi Berprestasi

No. Sub Kategori Butir Soal

1. Adanya suatu hasi yang ingi dicapai (AI) Pernyataan A: a.Kebutuhan memperoleh Hasil (N)

b.Kebutuhan untuk melakukan kegiatan dalam memperoleh hasil (I)

c.Intensitas kecemasan terhadap pencapaian tujuan yang ingin dicapai (Ga+)

d.Intensitas kecemasan terhada kemungkinan kegagalan sesuatu tujuan (Ga-)

e.Kebutuhan untuk mengatasi hambatan-hambatan yang datang dari diri sendiri untuk mencapai tujuan (Bp)

f.Kebutuhan untuk mengatasi hambatan-hambatan yang datang dari luar diri sendiri untuk mencapai tujuan (Bw) g. Intesitas kepuasaan subjek terhadap

hasil yang dicapai (G+)

h.Intensitas kekecewaan terhadap kegagalan (G-)

i.Dorongan yan membantu mengarahkan kegiatan (Nup)

j.Intensitas keinginan untuk mencapai hasil dengan sebaik-baiknya (Ach.T)

1,6,11,16,21,26,31,36,41,46 2,7,12,17,22,27,32,37,42,47 3,8,13,18,23,28,33,38,43,48 4,9,14,19,24,29,34,39,44,49 5,10,15,20,25,30,35,40,45, 50 56,61,66,71,81,86,91, 96 52,62,67,72,77,87,92,97 53,58,68,73,78,83,93,98 54,59,64,74,79,84,89,99 55,60,65,70,80,85,90,95 2. Tidak ada sesuatu yang ingin dicapai (UI) Pernyataan B:

26 s.d. 50 & 76 s.d. 100 3. Keraguan apa yang ingin dicapai (TI) Pernyataan B:

01 s.d. 25 & 51 s.d. 75

Setiap pasangan pernyataan terdiri atas pernyataan yang mengandung unsur achievement motive atau berorientasi pada pencapaian hasil dengan pernyataan yang tidak berorientasi pada pencapaian hasil.


(30)

Novita Iin Yustari, 2015

PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Instrumen Prestasi Belajar

Instrumen prestasi belajar diambil dari nilai rapot semester 1 peserta didik kelas XI di SMA Negeri 6 Bandung tahun ajaran 2014/2015. Nilai ini diambil dari nilai rata-rata semua mata pelajaran yang terdiri dari aspek pengetahuan dan keterampilan.

3.3.2 Proses Pengembangan Instrumen penelitian 1). Uji Validitas

(1) Uji Validitas Rasional Instrumen Self efficacy

Uji validitas rasional dilakukan perimbangan kembali oleh dosen ahli bahsa Indonesia agar mengetahui keterbacaan dan pernyataan setiap item sesuai dengan kaidah ejaan yang baik dan benar. Pada penimbangan ini beberapa pernyataan yang direvisi yaitu butir item no 7,9,20,23 yang sudah disesuaikan dengan bahasa yang baik dan benar. Lebih detail, revisi ini dapat dilihat pada lampiran 3.

2). Uji Validitas Butir Item

Data mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam suatu penelitian, karena menggambarkan variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai pembentuk hipotesis. Oleh karena itu, diperlukan pengujian data untuk mendapatkan mutu yang baik. Untuk menguji layak atau tidaknya instrumen penelitian (kuesioner) yang disebarkan kepada responden dilakukan dua tahap pengujian yakni uji validitas dan reliabilitas. Keberhasilan mutu hasil penelitian dipengaruhi oleh data yang valid dan reliabel. Oleh karena itu dibutuhkan instrumen penelitian yang

valid dan reliabel.Data valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.

Menurut Sugiyono (2013,hlm.361) menyatakan bahwa validitas merupakan derajat ketetapan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Penguji validitas instrumen dilakukan untuk menguji bahwa terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Selanjutnya, Malhotra (2009,hlm.316) mengemukakan “Validitas dapat didefinisikan sebagai sejauh


(31)

Novita Iin Yustari, 2015

PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mana perbedaan benar dalam apa yang sedang diukur bukan kesalahan sistematis

atau acak”.

Data yang digunakan untuk mengukur validitas item merupakan data hasil penyebaran instrumen. Dengan kata lain penyebaran instrumen dilaksananakan sekaligus untuk menguji validitas item (built-in). Uji validitas yang dilakukan bertujuan untuk menguji sejauh mana item angket yang valid dan mana yang tidak. Hal ini dilakukan dengan mencari korelasi setiap item pertanyaan dengan skor total pertanyaan untuk hasil jawaban responden yang mempunyai skala pengukuran interval. Adapun rumus yang dapat digunakan adalah rumus Korelasi

Product momment yang dikemukakan oleh Spearman ebagai berikut:

� = (Sugiyono, 2013,hlm.248)

Keterangan :

r = Koefisien validitas item yang dicari X = Skor yang diperoleh subjek seluruh item Y = Skor Total

= Jumlah skor dalam distribusi X = Jumlah skor dalam distribusi Y

2 = Jumlah kuadrat dalam distribusi X 2 = Jumlah kuadrat dalam distribusi Y

n = Banyak responden

Keputusan pengujian validitas responden menggunakan taraf signifikansi sebagai berikut:

1. Item pertanyaan penelitian dikatakan valid jika �ℎ� �� lebih besar dari � �� atau �ℎ� ��>� ��

2. Item pertanyaan-pertanyaan responden penelitian dikatakan tidak valid jika �ℎ� �� lebih kecil atau sama dengan � �� atau �ℎ� �� ≤ � ��

Uji validitas pada penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan alat bantu software komputer program SPSS (Statistical Product for Service Solutions) 16.0 for windows.Besarnya koefisiensi korelasi diinterpretasikan dengan menggunakan Tabel 3.2 di bawah ini


(32)

Novita Iin Yustari, 2015

PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.4

Interpretasi Besarnya Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

Antara 0,700 sampai dengan 1,000 Sangat Tinggi Antara 0,600 sampai dengan 0,500 Tinggi

Antara 0,500 sampai dengan 0,400 Agak Tinggi Antara 0,400 sampai dengan 0,300 Sedang

Antara 0,300 sampai dengan 0,200 Agak Tidak Tinggi Antara 0,200 sampai dengan 0,100 Tidak Tinggi

Antara 0,100 sampai dengan 0,000 Sangat Tidak Tinggi

Sumber: Suharsimi Arikunto (2010,hlm.245)

(1) Uji Validitas Butir item Instrumen Self efficacy

Hasil pengujian validitas dari 30 item instrumen self efficacy menyatakan bahwa semua item valid, Hal ini dapat dilihat dalam tabel dibawah ini.

Tabel 3.5 Validitas item self efficacy

Butir Item Baru Lama Validitas

Item 1 0,719** 0,666** Valid

Item 2 0,692** 0,625** Valid

Item 3 0,705** 0,720** Valid

Item 4 0,805** 0,708** Valid

Item 5 0,733** 0,614** Valid

Item 6 0,800** 0,664** Valid

Item 7 0,694** 0,696** Valid

Item 8 0,716** 0,744** Valid

Item 9 0,594** 0,712** Valid

Item 10 0,782** 0,680** Valid

Item 11 0,767** 0,686** Valid

Item 12 0,764** 0,636** Valid

Item 13 0,792** 0,733** Valid

Item 14 0,737** 0,712** Valid

Item 15 0,750** 0,656** Valid

Item 16 0,729** 0,631** Valid

Item 17 0,802** 0,718** Valid

Item 18 0,820** 0,685** Valid

Item 19 0,691** 0,652** Valid

Item 20 0,647** 0,715** Valid

Item 21 0,595** 0,678** Valid

Item 22 0,770** 0,772** Valid

Item 23 0,721** 0,667** Valid

Item 24 0,623** 0,695** Valid

Item 25 0.805** 0,613** Valid

Item 26 0.740** 0,610** Valid


(33)

Novita Iin Yustari, 2015

PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Item 28 0,756** 0,644** Valid

Item 29 0,783** 0,682** Valid

Item 30 0,660** 0,545** Valid

(2) Uji Validitas Butir item Instrumen Motivasi Berprestasi

Instrumen motivasi berprestasi tidak dilakukan uji validitas karena sudah teruji kelayakannya. Hal ini diperkuat oleh rekomendasi beberapa dosen ahli dan pengembang instrumen. Hasil uji validitas yang sudah dilakukan oleh laboratorium psikologi pendidikan dan bimbingan hasilnya terlampir.

3). Uji Reliabilitas

Instrument yang reliable adalah instrument yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama. Dengan menggunakan instrument yang valid dan reliable dalam pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan reliable (Sugiyono, 2013, hlm. 172-173).

Uji reliabilitas dilakukan untuk mendapatkan tingkat ketepatan alat pengumpulan data yang digunakan. Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data, karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dipercaya dan reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga.

Menurut Sugiyono (2013,hlm.183), “Reliabilitas adalah pengukuran yang berkali-kali menghasilkan data yang sama atau konsisten”. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2010,hlm.178) Reliabilitas adalah menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu.

Reliabilitas menunjukan tingkat keterandalan sesuatu. Sedangkan menurut Sugiyono (2013,hlm.172) “instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapakali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan

data yang sama”. Jika suatu Instrumen dapat dipercaya maka data yang dihasilkan

oleh Instrumen tersebut dapat dipercaya juga. Perhitungan reliabilitas dalam pada penelitian ini menggunakan rumus Cronbach Alpha. Rumus Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian.


(34)

Novita Iin Yustari, 2015

PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan:

r11 = Reliabilitas instrumen

K = Banyaknya butir pertanyaan atau butir soal

σt2 = Varian total

∑ σb2 = Jumlah varian butir soal

Keterangan:

N = Jumlah sampel

N = Jumlah responden

X = Nilai skor yang dipilih

σ2

= Nilai varians

Hasil uji reliabilitas ditentukan oleh ketentuan sebagai berikut:

Semakin tinggi koefisien realibilitas mendekati 1,00 maka semakin tinggi reliabilitannya dan semakin rendah koefisien realibilitas mendekati o maka semakin rendah reliabilitannnya. Berikut skor kategorisasi reliabilitas

Tabel 3.6skor kategorisasi Reliabilias 0,00-0,19 derajat keterandalan sangat rendah 0,20-0,39 derajat keterandalan rendah

0,40-0,59 derajat keterandalan cukup 0,60-0,79 derajat keterandalan tinggi

0,80-1,00 derajat keterandalan sangat tinggi

(Arikunto,2010,hlm.276) Berikut hasil pengujian reliabilitas kedua instrumen denganbantuan program SPSS 16.0 for windows.

(1) Uji Reliabilitas Instrumen Self efficacy

Hasil pengujian reliabilitas instrumen self efficacy dari seluruh item yang berjumlah 30 dan sudah valid, menunjukan koefisien reliabilitas sebesar 0,929.

(Husein Umar, 2008,hlm.170)


(35)

Novita Iin Yustari, 2015

PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Artinya tingkat korelasi dan keterandalan instrumen self efficacy berada pada kategori sangat tinggi, yang menunjukan bahwa instrumen ini dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data.

Tabel 3.7 Tingkat Reliabilitas instrumen Self efficacy

Cronbach's Alpha N of Items

.929 30

(2) Uji Reliabilitas Motivasi Berprestasi

Hasil pengujian reliabilitas instrumen motivasi berprestasi menunjukan koefisien reliabilitas sebesar 0,879. Artinya tingkat korelasi dan keterandalan instrumen self efficacy berada pada kategori sangat tinggi, yang menunjukan bahwa instrumen ini dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data.

Tabel 3.8 Tingkat reliabilitas instrumen Motivasi berprestasi

Cronbach's Alpha N of Items

.879 10

3.4. Prosedur Penelitian 3.4.1. Tahapan Penelitian

Dalam melakukan penelitian menurut Arikunto (2010, hlm.13) terdapat beberapa langkah yang ditempuh, yaitu sebagai berikut:

1. Memilih masalah penelitian

2. Melakukan studi literatur dengan mengkaji sumber-sumber yang relevan dengan permasalahan seperti buku, jurnal, artikel dst.

3. Merumuskan masalah penelitian 4. Merumuskan anggapan dasar 5. Merumuskan hipotesis

6. Memilih pendekatan penelitian 7. Menentukan variabel

8. Menentukan sumber data

9. Menentukan dan menyusun instrumen 10.Pengumpulan data


(36)

Novita Iin Yustari, 2015

PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

11.Analisis data

12.Menarik kesimpulan

Mengacu pada tahap penelitian berdasarkan penjelasan diatas, tahap penelitian ini terdiri atas tiga tahapan yaitu, tahapan persiapan, pelaksanaan, dan pelaporan. Adapun pemamparannya sebagai berikut:

a. Pengajuan proposal penelitian kepada dosen mata kuliah metodologi penelitian b. Pelaksanaan seminar proposal

c. Pengajuan dosen pembimbing skripsi kepada fakultas dan ketuadeparteman psikologi pendidikan dan bimbingan.

d. Mengadaptasi instrumen penelitian dari penelitian yang sudah ada

e. Penyebaran instrumen untuk memperoleh data self efficacy, motivasi berprestasi dan melakukan studi dokumentasi atas prestasi belajar peserta didik dari nilai rapot semester 1 kelas XI.

f. Melakukan pengolahan data untuk memperoleh hasil dari yujuan pertanyaan penelitian

g. Mendeskripsikan dan menganalisis data yang telah ydiolah, kemudian menarik kesimpulan dalam pelaksanaan penelitian

h. Penyususnan laporan akhir berdasarkan hasil yang telah diperoleh.

3.4.2. Perumusan Definisi Operasional Variabel 1. Self efficacy

Mengacu pada instrumen penelitian yang dikembangkan oleh Purwanti (20015,hlm.66), makaSelf efficacy dalam penelitian ini adalah keyakinan yang dimiliki peserta didik akan kemampuan yang dimilikinya untuk mengorganisasikan serangkaian tindakan untuk mengatasi hambatan-hambatan dalam meraih prestasi belajar, yang bervariasi pada beberapa dimensi seperti

Magnitude, strenght dan generality. (Purwanti, 2015, hlm.66). Bandura (2002,hlm. 3) menjelaskan self efficacymerupakan persepsi individu akan keyakinan kemampuannya untuk melakukan tindakan yang diharapkan. Individu dengan self efficacy tinggi akan memilih melakukan usaha lebih besar dan lebih pantang menyerah. Self efficacy mempunyai peran penting pada pengaturan


(37)

Novita Iin Yustari, 2015

PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

motivasi seseorang. Seseorang percaya akan kemampuannya memiliki motivasi tinggi dan berusaha untuk sukses.

Dimensi magnitude berhubungan dengan tingkat atau derajat kesulitan tugas yang dapat dihadapi peserta didik sebagai hasil persepsi tentang kompentensi dirinya. dimensi ini dijabarkan menjadi ebebrapa indikator seperti berpandangan optimis dalam mengerjakan tugas sekolah, melihat tugas yang sulit sebagai tantangan, dan memiliki keyakinan mampu mengatasi kesulitan dalam menyelesaikan tugas sekolah. Dimensi strenght berhubungan dengan tingkat kekuatan keyakinan untuk tetap bertahan dalam menghadapi kesulitan dan hambatan dalam menyelesaikan tugas sekolah melalui kompetensi diri peserta didik yang dipersepsinya dalam mencapai tujuannya. Dijabarkan dalam indikator sebagai berikut memiliki komitmen dalam menyelesaikan tugas sekolah, memiliki ketekunan untuk menyelesaikan tugas sekolah, mampu mengerjakan tugas sekolah mampu mengerjakan tugas sekolah dalam berbagai situasi dan kondisi, dan percaya dan yakin pada kemampuan yang dimiliki. Dimensi generality

berhubungan dengan luas bidang tingkat pencapaian keberhasilan yang dicapai oleh peserta didik dalam mengatasi atau menyelesaikan tugasna berdasarkan pengalaman sebelumnya. Dijabarkan dalam beberapa indikator yaitu memiliki kemampuan dalam berbagai jenis tugas sekolah, menjadikan pengalaman sebagai pembelajaran, dan menyikapi situasi yang berbeda dengan baik dan berpikir positif (Purwanti, 2015, hlm.66)

2. Motivasi Berprestasi

Teori yang digunakan sebagai acuan pengembangan alat ukur mengacu pada teori motivasi berprestasi yang dikembangkan oleh McClelland yaitu teori

achievement motive. Menurut McClelland (dalam Akhmad dan Budiman, 2005,hlm.2) menyatakan bahwa teori motif berprestasi merupakan teori pembangkit afeksi yang menjadi dasar timbulnya motif adalah perubahan afeksi. Intensitas motif dapat dilihat melalui fantasi dan imajinasi dalam respon-respon verbal. Motivasi berprestasi yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah skor dalam aspek fantasi terhadap suatu hasil yang ingin dicapai oleh peserta didik atau


(38)

Novita Iin Yustari, 2015

PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

double achievement imagery (TI), dan tidak menunjukan fantasi adanya suatu hasil yang ingin dicapai yakni unrelated imagery (UI). (Akhmad dan Budiman, 2005. Hlm.4)

Menurut McClelland (dalam Akhmad dan Budiman, hlm. 4-5) Intesitas motivasi berprestasi diukur dari 10 indikator yaitu kebutuhan memperoleh hasil, kebutuhan untuk melakukan kegiatan dalam memperoleh hasil, intensitas terhadap pencapaian tujuan, intensitas kecemasan terhadap kemungkinan gagalnya mencapai tujuan, kebutuhan untuk mengatasi hambatan-hambatan yang datang dari dalam diri sendiri dalam mencapai tujuan, kebutuhan untuk mengatasi hambatan-hambatan yang datang dari luar, intensitas kepuasaan subjek terhadap hasil yang dicapai, intensitas kekecewaan terhadap kegagalan, dorongan yang membantu mengarahkan kegiatan da intensitas keinginan untuk mencapai hasil yang sebaik-baiknya.

3. Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan hasil yang diperoleh peserta didik selama mengikuti kegiatan belajar mengajar, menurut Suryabrata (1993) menjelaskan bahwa prestasi belajar adalah hasil belajar evaluasi dari suatu proses yang biasanya dinyatakan dalam bentuk kuantitatif (angka) yang khusus dipersiapkan untuk proses evaluasi, misalnya rapor. Prestasi belajar dalam peneitian ini diperoleh dari rata-rata hasil nilai rapor semester 1 pada kelas XI peserta didik SMA Negeri 6 Bandung Tahun ajaran 2014/2015. Rata-rata nilai prestasi belajar diambil dari penjumlahan rata-rata nilai aspek pengetahuan dan keterampilan peserta didik.

3.5. Analisis Data

Proses analisis data dalam penelitian ini menempuh prosedur sebagai berikut:

1. Verifikasi data penelitian dengan tujuan untuk memilahkan antara data yang memadai dengan yang tidak memadai untuk diolah.

2. Menentukan skor setiap responden sesuai dengan ketentuan seperti telah diungkapkan dalam uraian model instrumen pengungkap data. Skoring


(1)

91

Novita Iin Yustari, 2015

PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Guru bimbingan dan konseling dalam upaya peningkatan self efficacy dan motivasi berprestasi harus mengetahui terlebih dahulu tingkatan self efficacy dan motivasi berprestasi, hal ini dapat dilakukan dengan pengukuran dengan menggunakan instrumen self efficacy yang dikembangakan oleh (Purwanti,2015) dan untuk motivasi berprestasi dapat menggunakan alat ukur yang dimiliki oleh Laboratorium Psikologi Pendidikan dan Bimbingan FIP UPI Bandung.

2. Bagi peneliti selanjunya

Berdasarkan keterbatan penelitian, maka diharapkan untuk peneliti berikutnya dapat melaksanakan penelitian terkait self efficacy, motivasi berprestasi dan prestasi belajar dengan membandingkan sekolah satu dan yang lain dalam kondisi yang berbeda. Kajian tersebut akan mampu memberi konfirmasi ataupun perbaikan terhadap temuan dari penelitian ini. Penelitian ini menunjukkan hasil yang berbeda dari penelitian yang pernah dilakukan. Oleh karena itu, penelitian ini perlu ditindaklanjuti dengan sampel yang lebih bervariasi. Penelitian ini perlu ditindaklanjuti dengan kajian korelasi prestasi belajar dengan faktor-faktor lain misalnya peran guru, metode, sarana prasarana, kurikulum. Serta penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan program bimbingan dan konseling untuk meningkatkan self efficacy dan motivasi berprestasi serta mengujicobakan program tersebut.


(2)

Novita Iin Yustari, 2015

PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Akhmad,Sudaryat Nurdin dan Budiman,N. (2005). Laporan hasil pengembangan alat ukur motif berprestasi. Laboratorium Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia. Al-Rasyid, Harun. (1994). Teknik Penarikan Sampel dan Penyusunan Skala.

Bandung : Universitas Padjajaran.

Agustin, Mubiar. (2011). Permasalahan belajar dan inovasi pembelajaran. Bandung: Refika Aditama.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Yogyakarta:Bina Aksara

Asnawi, S. (2002). Teori motivasi. Jakarta. Studia press.

Atkinson, J. (1982). Motivation and Achievement. Washington, D.C: V.H. winston and Sons.

Atkinson, J. (1984). Motivation in Fantasy, Action and Society. Englewoods Cliifs, New Jersey : D. Van Narst and Company. Inc.

Atkinson. (1995). Pengatar psikologi (Nurjanah dan Rukmini). Jakarta: Erlangga. Azwar. (2012). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Bandura. (2002). Self Efficacy The Exercise of Control. New York: W.H Freeman and Company.

Bandura. (2006). Guide for contructing self efficacy scales. USA: Age Publishing. Bandura. (1995). Social learning theory. Englewood clifts,NJ : Pretice Hall, inc.

Bandura, Wood, R. (1989). “ Effect of perceived controllability and performance

atandards on self-regulating of complex decision making”. Journal Of

Personality and Social Psychology, 56 (5), 805- 814.

Bandura. (1986). Social foundation of tought and action: A social Theory. New Jersey: Prentice Hall, inc.

Boggiano, A. K. Dkk. (1992). Helpless deficits in students: The role of motivational orientation. Motivation and Emotion, 16 (3), 271-296.

Chaplin, J.B. (2001). Kamus Lengkap Psikologi ( Kartini,Kartono). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Depdikbud. (2013). Standar kompetensi lulusan. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.


(3)

93

Novita Iin Yustari, 2015

PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Depdikbud. (2014). Modul bimbingan dan konseling. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Depdiknas. (2003). UU tentang sistem pendidikan nasional. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Dimyati & Mudjiiono. (1999). Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah, B. Syaiful. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Emmanuel, O,A. (2014). Achievement motivation, academic self conceptand academic achievement among high schhol students. Europeun Journal of Research and reflection in Educational Science. 2(2).

Farihah, Salwa. (2012). Hubungan antara Self efficacy dengan Motivasi Berprestasi Pada Siswa Sma Muhammadiyah 6 Yogyakarta. (Tesis). Psikologi Pendidkan dan Bimbingan Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.

Frieman, Howard S & Miriam Schustack. (2006). Kepribadian Teori Klasik dan Riset Modern. Jakarta: Airlangga.

Fu, Junqing. (2011). The relationships among self efficacy, achiement motivation and work values for reguler four year university student and community college student in china. Dissertation University of Illions at Urbana Champaign.

Garliah, L dan Fatma, K. (2005). Peran pola asuh orang tua dalam motivasi berprestasi.

Griffin,dkk. (2012). Asessment and teaching of 21st century skills. New York: Springer.

Gunarsa, S.D. (2004). Psikologi perkembangan anak dan remaja. Jakarta: PT. Gunung Mulya

Hambawany, E. (2008). Hubungan antara Self Efficacy dan Persepsi Anak Terhadap Perhatian Orang Tua dengan Proktinasi Belajar pada Penyandang Tuna Daksa. (Skripsi). Universitas Muhamadiyah, surakarta. Hamdan. (2006). Hubungan antara Kepercayaan Diri dengan Motivasi

Berprestasi Pada Siswa SMAN 1 Setu. [online]. Diakses dari:

www.gunadarma.ac.id/library/

Heckhausen, H. (1967). The Anatomy of Achievement Motivation. New York: academic Press.

Lisnawati, Wulan. (2013). Efektifitas Strategi Pengembangan Self Regulation Learning untuk meningkatkan Motif Berprestasi Siswa. (Skripsi). PPB FIP UPI, Bandung.


(4)

Novita Iin Yustari, 2015

PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mahalholta, N.K. (2009). Metode riset. Jakarta: Indeks

Makmun, A.Syamsudin. (2012). Psikologi Kependidikan. Bandung: PT.Rosda Karya.

Maryati, Ika. (2008). Hubungan antara kecerdasan Emosi dan Keyakinan diri dengan Kreativitas pada Siswa Akselerasi. (Skripsi). Psikologi, Universitas Muhamadiyah Surakarta.

Marzub, M.R dan Yusuf, M. (2012). Investigating relationship between self efficacy, achivement motivation and learning strategies of UKM undergraduate students. Malaysia: University Kebangsaan Malaysia.

McClelland, D.C. (1987). Human Motivation. New York: The Press Syndicate of The University of Chambridge.

McClelland,D.C. (1975). The Achievement Motive. New York: Irvington Publisher, INC

Morgan, C. (1990). Introduction to psycology. Palo arto c.a: Fearman Publication, inc.

Moekijat. Dasar-Dasar Motivasi. (2002). Bandung: Pionir Jaya Nazir, M. (1988). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia

Niebuhr, K. (1995). The effect of motivation on the relationship of school climate, family environment, and student characteristics to academic achievement (Report No. EA 027467). East Lansing, MI: National Center for Research on Teacher Learning.

Nilsen, H. (2009). Influence on student academic behavior through motivation, self efficacy and value expection: An Action research project to improve learning. Journal Issues in informing science and information tecnology. 6(1)

Pujianti, Nia Indah. (2010). Hubungan anatara Self efficacy dengan Kemandirian Belajar siswa.( Skripsi). PPB FIP UPI, Bandung.

Putri, Malahayati. (2012). Profil Motif Berprestasi siswa SMP Berdasarkan Urutan Kelahiran dalam keluara dan jenis keamin. (Skripsi). PPB FIP UPI, Bandung.

Purwanti, Indri. (2015). Hubungan antara self efficacy dan motivasi belajar dengan prestasi belajar. (Skripsi). PPB FIP UPI, Bandung.

Purwanto, Ngalim. (2011). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Rosda Karya. Sadirman, A.M. (2008). Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta: PT


(5)

95

Novita Iin Yustari, 2015

PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Santrock, J.W. (2003). Perkembangan Remaja. Jakarta : Airlangga.

Santrock, John W. (2011). Psikologi Pendidikan. Jakarta : Kencana prenada media Group.

Septiningtyas. (2009). Hubungan self efficacy dan motivasi berprestasi siswa kelas XI SMA Negeri 9 Malang. [Online]. Diakses dari: http://library.um.ac.id

Sikhwari T.D (2014): A study of the Relationship between Motivation Self-Concept and Academic Achievement of Students at a University of Limpopo Province, South Africa. International Journal of Educational Science 6(1) 19-25.

Sitepu. (1994). Analisis Jalur (Path analysis). Bandung: Universitas Padjajaran. Slameto. (2010). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta.

Steinberg. (2002). Adolence. New York; McGrow Hill, inc.

Sudjana, A. (2009). Pengantar evaluasi pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sudrajat, D. (2008). Program pengembangan self efficacy bagi konselor di SMA Negeri Se-Kota Bandung. Tesis Jurusan Bimbingan dan Konseling Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.Bandung : Alfabeta.

Sugiono. (2013). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta

Sujarwo. (2011). Pengaruh strategi pembelajaran inkuiri terbimbing dan ekspotori terhadap hasil belajar pada siswa yang memiliki tingkat motivasi dan kreatifitas yang berbeda. Disertasi Program Studi Tekonologi Pendidikan Universitas Negeri Malang: Tidak Diterbitkan.

Sukmadinata, N.S.(2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosda.

Sukmadinata, S. Nana. (2009). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Rosda Karya.

Supriyadi, Dedi. (2005). Membangun bangsa melalui pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Surakhmad, Wiranto. (1998). Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.


(6)

Novita Iin Yustari, 2015

PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Suryabarata. (1993). Psikologi pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo.

Syah, Muhibbin. (2013). Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT.Rosda Karya.

Tella A. (2007). The impact of motivation on students’ academic achievement

and learning outcomes in mathematics among secondary school students in Nigeria. Eurasia Journal of Mathematics, Science and Technology Education 3(2), 149-55

Yusuf, Syamsu & Juntika N. (2008). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Rosdakarya.

Yusuf, S. (2008). Psikologi perkembangan anak dan remaja. Bandung: Rosda Karya.

Umar, Husain. (2008). Metode penelitian untuk skripsi dan tesis. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Uno, B.Hamzah. (2010). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.

Winataputra, Udin. (2007). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.

Wahyuni, Sri. (2013). Hubungan antara Self efficacy dan Regulasi Emosi Terhadap Motivasi Berprestasi Pada Siswa SMKN 1 Samarinda. Ejournal psikologi. 1(1). 88-95 .

Winkel. (1997). Psikologi pendidikan dan evaluasi belajar. Jakarta: Gramedia. Woolfolk, A.E & Nicolich. L.M. (1984). Educational Psychology for Teaching.

New Jersey : Prentice Hall

Woolfolk,Anita. (2008). Educational Psychology Active Learning Edison. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Terjemahan