Tinjauan hukum Islam terhadap drop-dropan arisan di Kelurahan Putat Jaya Kecamatan Sawahan Kota Surabaya Jawa Timur.

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP DROP-DROPAN
ARISAN DI KELURAHANPUTAT JAYA KECAMATAN
SAWAHAN KOTA SURABAYA JAWA TIMUR

SKRIPSI

Oleh:
Diah Sulusia Amperawati
NIM: C02213020

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Fakultas Syariah dan Hukum
Jurusan Hukum Perdata Islam Prodi Hukum Ekonomi Syariah(Muamalah)
Surabaya
2017

ABSTRAK

Skripsi ini merupakan hasil penelitian lapangan (field research) dengan judul
‚Tinjauan Hukum Islam Terhadap Drop-dropan Arisan Di Kelurahan Putat Jaya
Kecamatan Sawahan Surabaya Jawa Timur‛ Penelitian ini bertujuan untuk

menjawab permasalahan tentang ‚Bagaimana praktik Drop-dropan Arisan Di
Kelurahan Putat Jaya Kecamatan Sawahan Surabaya Jawa Timur, dan bagaimana
Hukum Islam terhadap praktik Drop-dropan Arisan Di Kelurahan Putat Jaya
Kecamatan Sawahan Surabaya Jawa Timur‛.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
wawancara (interview) dan dokumentasi. Setelah data terkumpul data diolah dan
dianalisis dengan metode deskriptif analisis dengan pola pikir deduktif yaitu
menggambarkan prinsip umum utang-piutang hukum Islam untuk kemudian
dideduksi untuk menganalisa praktik drop-dropan arisan yang terjadi di lapangan.
Kesimpulan yang didapatkan tentu bersifat khusus.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa praktik arisan Di Kelurahan Putat
Jaya Kecamatan Sawahan Surabaya Jawa Timur menggunakan sistem drop-dropan.
ngedrop yakni siapa yang berani ngedrop dengan besaran pengurangan tertinggi
maka dialah yang akan keluar sebagai pemenang. Arisan dengan sistem utangpiutang ini termasuk dalam kategori riba, karena dari awal dibentuknya arisan ini
dengan maksud ingin menghutangi masyarakat yang membutuhkan, semua peserta
yang mengikuti arisan diwajibkan membayar sama tetapi siapa yang ngedrop tidak
mendapatkan hasil secara utuh atau penuh dan uang yang di dropkan akan menjadi
milik peserta yang tidak ngedrop dengan ketentuan menjadi urutan terakhir.
Dalam melakukan transaksi arisan dengan sistem drop-dropan bagi
masayarakat kelurahan Putat Jaya kecamatan Sawahan kota Surabaya Jawa Timur

hendaknya tidak melakukan praktek ngedrop yakni mengambil hak peserta yang
ngedrop sebagai tambahan untuk peserta terakhir yang tidak ngedrop sama sekali
dalam arisan itu, karena hal ini adalah perbuatan yang haram, mengingat didalamnya
adalah mengandung unsur riba (tambahan) yang dilarang dan di benarkan dalam
syariat Islam

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM .............................................................................................. i
PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................. ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................... iii
PENGESAHAN .................................................................................................. iv
MOTTO ............................................................................................................... v
PERSEMBAHAN ............................................................................................... vi
ABSTRAK .......................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xi
DAFTAR TRANSLITERASI ........................................................................... xiv

BAB

I

PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1
B. Identifikasi dan Batasan Masalah .............................................. 8
C. Rumusan Masalah ...................................................................... 8
D. Kajian Pustaka ........................................................................... 9
E. Tujuan Penelitian ...................................................................... 11
F. Kegunaan Penelitian.................................................................. 11
G. Definisi Operasional ................................................................. 12
H. Metode Penelitian ..................................................................... 13
I. Sistematika Pembahasan ............................................................ 19

BAB

II

UTANG PIUTANG, ARISAN DAN RIBA ................................... 21

A. QARD} ....................................................................................... 21
1. Pengertian Qard} dalam Islam................................................ 21

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby

2. Dasar Hukum Qard} ............................................................... 24
3. Rukun dan Syarat Qard} (utang-piutang) .............................. 27
4. Hukum Qard} .......................................................................... 30
5. Ketentuan Umum Qard}......................................................... 31
6. Kelebihan Membayar Hutang ............................................... 32
B. ARISAN .................................................................................... 33
1. Pengertian Arisan.................................................................. 33
2. Manfaat Arisan ..................................................................... 35
C. RIBA ......................................................................................... 37
BAB

III

PRAKTEK DROP-DROPAN ARISAN DI KELURAHAN
PUTAT


JAYA

KECAMATAN

SAWAHAN

KOTA

SURABAYA JAWA TIMUR ....................................................... 44
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................ 44
1. Letak Geografis..................................................................... 44
2. Keadaan Demografi .............................................................. 45
a) Kondisi Agama ..................................................................... 45
b) Kondisi Ekonomi .................................................................. 46
B. Drop-dropan arisan di Kelurahan Putat Jaya Kecamatan
Sawahan Kota Surabaya Jawa Timur ....................................... 46
BAB IV

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP DROP-DROPAN

ARISAN DI KELURAHAN PUTAT JAYA KECAMATAN
SAWAHAN KOTA SURABAYA JAWA TIMUR...................... 58
A. Analisis tentang Pelaksanaan Drop-dropan Arisan di di
Kelurahan Putat Jaya Kecamatan Sawahan Kota Surabaya
Jawa Timur................................................................................ 58

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby

B. Analisis Hukum Islam terhadap Drop-dropan Arisan yang
terjadi di Kelurahan Putat Jaya Kecamatan Sawahan Kota
Surabaya Jawa Timur ............................................................... 66
BAB V PENUTUP ........................................................................................ 71
A. Kesimpulan ............................................................................... 71
B. Saran.......................................................................................... 72
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan jaman membuat semakin berkembangnya kebutuhan
dalam kehidupan manusia yang sejalan dengan perkembangan budaya
manusia. Secara umum, kegiatan yang dilakukan manusia itu menyangkut
dimensi produksi, konsumsi dan distribusi.1 Kebutuhan materi manusia
senantiasa berkembang sejalan dengan perkembangan budaya manusia itu
sendiri, dalam bermuamalat manusia mempunyai kebebasan dalam
memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Kebebasan merupakan unsur dari
manusia. Namun kebebasan itu senantiasa dibatasi oleh kebebasan manusia
lain,2 karena manusia merupakan makhluk sosial, sebagai makhluk sosial,
Allah SWT menciptakan manusia dengan suatu sifat yang saling
membutuhkan satu sama lainnya.3 Muamalah dibutuhkan karena sifat
manusia sebagai makhluk sosial, dalam rangka memenuhi kebutuhannya.4
Mengenai kebutuhan manusia dapat digolongkan 3 (tiga) macam,
yaitu kebutuhan primer, sekunder dan te rsier. Kebutuhan primer adalah
kebutuhan yang harus diutamakan pemenuhannya setiap hari dan manusia
1


Syafiq M. Hanafi, Sistem Ekonomi Islam dan Kapitalisme (Yogyakarta: Cakrawala, 2007), 1.
Heri Sudarsono, Konsep Ekonomi Islam, cet. I (Yogyakarta: Ekonosia, 2003), 1.
3
M. Yusuf Qardawi. Halal dan Haram dalam Islam Alih bahasa H.Mu’ammal Hamidy
(Semarang: PT. Bina Ilmu, 1993), 348.
4
Ahmad Ifham Sholihin, Buku Pintar Ekonomi Syariah (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,
2010), 518.

2

1
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.

2

tidak mungkin dapat mengelaknya. Kebutuhan berikutnya adalah kebutuhan
sekunder yang tingkatnya tidak harus dipenuhi setiap haritetapi manusia
perlu memenuhinya. Kebutuhan tersier merupakan kebutuhan yang
tingkatnya lebih tinggi cenderung kearah kewewahan dan biayanya juga

mahal.5
Dalam kaitannya dengan muamalah, Islam mengatur segala
bentuk kegiatan manusia yang berhubungan dengan makhluk sosial lainnya
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya di dunia. Termasuk di
dalamnya adalah kaidah Islam yang mengatur tentang hutang piutang. Pada
dasarnya hutang piutang itu bisa terjadi karena adanya faktor kebutuhan
yang sangat mendesak oleh masing-masing individu, yang harus dipenuhi
agar dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Untuk menyelesaikan suatu masalah antar

masing-masing

individu, maka perlu diadakan kegiatan muamalah. Yaitu ketentuan syariat
yang berhubungan dengan tata cara hidup sesama umat manusia yang
menyangkut aspek ekonomi meliputi kegiatan dan bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan hidup masing-masing individu. Untuk itu
kadang seseorang saling berhutang kepada orang lain baik hutang itu berupa
uang atau berupa barang yang akan dibayar gantinya pada waktu yang akan
datang sesuai kesepakatan bersama, sesuai dengan ketentuan yang menjadi
kesepakatan antara dua pihak yang bersangkutan. Dengan adanya bantuan


5

Gatot Suparmono, Perjanjian Utang Piutang Edisi Pertama (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2013), 1-2.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.

3

dari orang lain untuk saling tolong menolong maka timbullah hutang
piutang.
Dari

penjelasan

di

atas


bisa

dipahami

bahwa

manusia

diperbolehkan bermuamalah. Maka dari itu hukum Islamlah yang harus
dijadikan pedoman atau acuan oleh umat manusia, agar manusia meraih
kebaikan di dunia dan di akhirat dengan saling tolong menolong atau dengan
tidak saling merugikan satu sama lain.
Hutang piutang adalah memberikan sesuatu kepada seseorang
dengan perjanjian dia akan membayar yang sama dengan itu. Pengertian
‚sesuatu‛ dari definisi diatas mempunyai makna yang sangat luas, selain
dapat berbentuk uang, juga bisa saja dalam bentuk barang.6
Utang-piutang pada dasarnya adalah saling tolong menolong
dalam lapangan kebajikan. Surat al-Ma’idah ayat 2 Allah berfirman:

ِ
ِ
ِ ‫وتَعا ونُوا ع‬
ِ ‫ىد الْعِ َق‬
‫اب‬
ُ ‫لى ِآِ ِْْ َوآلْ ُع ْد َوا ِن َواتَ ُق ْوا اهَ ا َن اهَ َشد‬
َ ‫لى اٌل رَِوالّتَ ْق َوى َواَ تَ َع َاونُ ْوا َع‬
َ َ َْ ََ
Dan tolong menolonglah kamu untuk berbuat kebaikan dan taqwa
dan janganlah kamu tolong menolong untuk berbuat dosa dan
permusuhan. (Al-Ma’idah : 2).7
Hutang piutang dibolehkan dalam pembayaran melebihi jumlah
yang dihutangkan, asalkan kelebihan itu merupakan kemauan dari yang
berhutang, hal ini menjadi kebaikan dari orang yang membayar hutang, jika
pembayaran tersebut dikehendaki oleh pemberi hutang atau telah menjadi
6

Chairuman Pasaribu Suhrawardi, Hukum Perjanjian Dalam Islam (Jakarta: Sinar Grafika, 2004),
136.
7
Departemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahannya (Surabaya: Mekar Surabaya, 2004), 157.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.

4

perjanjian dalam akad hutang maka tambahan itu tidak halal bagi pemberi
hutang untuk mengambilnya.8
Transaksi hutang piutang diharapkan bertujuan untuk memberikan
suatu kemudahan bagi semua individu serta memberikan jalan keluar dari
himpitan persoalan perekonomian yang sedang mereka jalani.
Dalam mencukupi kebutuhan-kebutuhan tersebut diantaranya
adalah arisan.9
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, definisi Arisan yaitu
kegiatan mengumpulkan uang atau barang yang bernilai sama oleh beberapa
orang yang kemudian diundi di antara mereka untuk menentukan siapa yang
memperolehnya, undian dilaksanakan di sebuah pertemuan secara berkala
sampai semua anggota memperolehnya.10 Hakekat arisan juga bisa dimaknai
setiap orang dari anggotanya meminjamkan uang kepada anggota yang
menerimanya dan meminjam dari anggota yang sudah menerimanya kecuali
orang yang pertama mendapatkan arisan maka ia menjadi orang yang
berhutang terus setelah mendapatkan arisan, dan juga orang yang terakhir
mendapatkan arisan, maka ia selalu menjadi pemberi hutang kepada anggota.
Pengembalian hutang tersebut juga harus sesuai dengan apa yang
dipinjamkan.11

8

Rahmat Syafe’i, Fiqh Muamalah (Bandung; CV Pustaka Setia, 2001), 38.
Arisan merupakan kumpulan uang senilai untuk di undi secara berkala. Pius A. Partanto dan M
Dahlan al-Barry, Kamus Ilmiah Populer (Surabaya: Arloka, 1994), 220.
10
http://kbbi.web.id/arisan. Diakses pada tanggal 20 Oktober 2016
11
Murtadhah Muthahhari, Asuransi dan Riba (Bandung: Pustaka Hidayah, 1995), 41.
9

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.

5

Arisan merupakan fenomena sosial yang terjadi di berbagai daerah
di Indonesia sebagai kegiatan sosial ekonomi yang sering dijumpai dalam
berbagai kegiatan masyarakat. Sebagai kegiatan sosial, arisan berfungsi
sebagai media untuk saling kunjung, saling memberi dan membutuhkan,
serta sebagai media bersilaturrahmi. Sedangkan sebagai media ekonomi,
arisan mempunyai fungsi simpan pinjam. Setiap anggota arisan, memiliki
dua peranan, yaitu sebagai pemberi pinjaman dan yang meminjam, kemudian
arisan juga dapat dijadikan sebagai ajang promosi suatu produk.12
Berkembangnya arisan sekarang ini membuat banyaknya arisan
yang bermunculan yang tidak diketahui dasar hukumnya secara jelas. Salah
satunya adalah adanya drop-dropan arisan di kelurahan Putat Jaya
kecamatan Sawahan kota Surabaya. Dinamakan dengan drop-dropan arisan
karena adanya peserta arisan yang ngedrop (membutuhkan) uang secara tibatiba

atau

mendesak.

Karena

terkadang

banyaknya

peserta

yang

membutuhkan uang tersebut maka mereka yang membutuhkan uang dengan
sangat mendesak tadi, saling berebut untuk mendapatkan uang arisan pada
waktu itu dengan besar-besaran pengurangan yang didapat dari kesepakatan
awal sehingga saat mendapatkan uang arisan, peserta ngedrop tidak
mendapatkan secara utuh meskipun mereka membayar dengan jumlah yang
sama.

Drop-dropan arisan di kelurahan Putat Jaya kecamatan Sawahan
kota Surabaya Jawa Timur awalnya hanya beranggotakan 50 peserta akan
12

Siti Juriah, ‚Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktek Arisan Bal-Balan Di Desa Bayem Wetan
Kecamatan Kartoharjo Kabupaten Magetan‛ (Skripsi- Uin Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2008).

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.

6

tetapi banyaknya perserta yang bertambah untuk mengikuti arisan ini, maka
sekarang ada 125 peserta. Dengan penarikan masing-masing peserta Rp.
200.000. dengan bukaan atau perolehan Rp. 25.000.000 Perminggu apabila
tidak ada yang ngedrop, tapi apabila ada yang ngedrop (membutuhkan) uang
secara mendesak atau tiba-tiba maka bukan Rp. 25.000.000 yang di dapat,
Melainkan seberapa besar yang di drop kan tersebut.13
Dalam hal ini ada pihak yang merasa dirugikan seperti halnya Ibu
Siti Musaryana (52 Tahun), saat itu Ibu Siti Musaryana mengedrop
(membutuhkan) uang karena alasan untuk kebutuhan keluarga yang sangat
mendesak, Ibu Musaryana berlomba-lomba dengan para peserta arisan lain
yang ngedrop pada waktu itu dengan besar-besaran pengurangan arisan,
pengurangan terbesar jatuh pada Ibu Siti Musaryana dengan ketentuan

ngedrop Rp. 35.000 per orang. Sedangkan 125 peserta drop-dropan arisan
yang awal penarikannya membayar Rp.200.000 tetapi Ibu Siti Musaryana
hanya memperoleh Rp. 165.000 per orang. Jadi yang Ibu Musaryana peroleh
hanya Rp. 165.000 x 125 = Rp. 20.625.000. sedangkan Ibu Siti Musaryana
dan para peserta arisan lainnya tetap membayar Rp. 200.000 setiap
minggunya. Dan uang yang di dropkan oleh Ibu Siti Musaryana Rp. 35.000 x
125 peserta lainnya akan menjadi hak peserta arisan yang tidak ngedrop
sama sekali dengan ketentuan ia akan mendapatkan urutan terakhir. Padahal
Ibu Siti Musaryana tidak mendapatkan perolehan secara utuh dari
kesepakatan awal. Dan seharusnya apabila ada orang yang membutuhkan
13

Ibu Bandi’, Wawancara, Surabaya, 01 November 2016.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.

7

pertolongan di wajibkan sebagai umat beragama Islam harus saling tolong
menolong.
Arisan akan kembali normal jika tidak ada peserta yang ngedrop
(membutuhkan) uang secara mendesak, Transaksi arisan yang berkembang di
masyarakat sejatinya merupakan hutang-piutang. Karena orang yang
memperoleh drop-dropan arisan hanya memperoleh lebih sedikit dari
kesepakatan awal, namun disaat yang lain memperoleh tanpa mengedrop
mereka memperoleh uang arisan secara utuh dan mendapatkan uang balen
atau uang drop dari peserta yang ngedrop di awal arisan. sehingga ada uang
tambahan dalam pemgembalian uang tersebut. Akan tetapi terkadang peserta
arisan yang tidak ngedrop malah (mengambil kesempatan dalam kesempitan)
kepada peserta arisan yang ngedrop, mereka senantiasa cenderung senang
karena akan mendapatkan uang balen
(tambahan) dari peserta yang ngedrop.
Dari uraian kasus diatas dapat di pahami bahwa drop-dropan
arisan yang terjadi di kelurahan Putat Jaya kecamatan Sawahan kota
Surabaya merupakan masalah muamalah yang perlu diadakan kajian hukum
agamanya. Melihat realita yang terjadi masalah drop-dropan arisan tersebut
maka penulis mengkategorikan tersebut sebagai transaksi hutang piutang
karena kesepakatan awal diadakannya arisan ini dengan system utangpiutang atau dengan kata lain ngutangi orang yang membutuhkan dengan
waktu yang mendesak . Penulis juga ingin melakukan penelitian terhadap
praktik drop-dropan arisan. Transaksi tersebut dilarang karena adanya selisih

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.

8

pembayaran yang dianggap sebagai harga dari arisan yang di dropkan oleh
orang yang ngedrop tersebut, dan masuk dalam kategori riba karena adanya
tambahan uang pada peserta terakhir yang tidak ngedrop.

B. Identifikasi dan Batasan Masalah
Berdasarkan

latar

belakang

masalah

di

atas,

maka

penulis

mengidentifikasi:
1. Latar belakang terjadinya pelaksanaan drop-dropan arisan
2. Pelaksanaan praktik drop-dropan arisan
3. Sistem hutang (qard) pada drop-dropan arisan
4. Akibat dari drop-dropan arisan
5. Tinjauan hukum Islam terhadap drop-dropan arisan di kelurahan Putat
Jaya kecamatan Sawahan kota Surabaya
Untuk menghasilkan penelitian yang lebih focus pada judul diatas,
penulis membatasi penelitian yakni pada : Tinjauan hukum Islam terhadap

drop-dropan arisan di kelurahan Putat Jaya kecamatan Sawahan Kota
Surabaya Jawa Timur, dengan focus bahasan antara lain :
1. Pelaksanaan praktik drop-dropan arisan di kelurahan Putat Jaya
kecamatan Sawahan Kota Surabaya Jawa Timur.
2. Tinjauan hukum Islam terhadap praktik drop-dropan arisan di
Kelurahan Putat Jaya Kecamatan Sawahan Kota Surabaya Jawa
Timur.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.

9

C.

Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah tersebut maka masalah yang akan peneliti
bahas dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana praktik drop-dropan arisan di kelurahan Putat Jaya
kecamatan Sawahan Kota Surabaya Jawa Timur ?
2. Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap praktik drop-dropan arisan
di kelurahan Putat Jaya kecamatan Sawahan Kota Surabaya Jawa
Timur ?

D. Kajian Pustaka
Kajian pustaka adalah deskripsi ringkas tentang kajian atau penelitian
yang sudah pernah dilakukan di seputar masalah yang diteliti sehingga
terlihat jelas bahwa kajian yang akan dilakukan ini tidak merupakan
pengulangan atau duplikasi dari kajian atau penelitian yang sudah ada.14
Pembahasan mengenai masalah arisan telah banyak dibahas dan ditulis
dalam karya ilmiah sebelumnya yang dijadikan sebagai gambaran penulisan,
sehingga tidak ada pengulangan permasalahan yang sama.
Berawal dari kajian yang ditulis oleh Anas pada tahun (2003) dengan
Judul : ‚Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual beli Arisan di Kelurahan
Tanah Kali Kedinding Kecamatan Kenjeran Kota Madya‚. Skripsi ini

14

Tim Penyusun Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Ampel Surabaya, Petunjuk Teknis
Penulisan Skripsi (Surabaya: UIN Sunan Ampel Surabaya, 2016), 8.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.

10

membahas tentang hak milik dan pengurangan harga serta penangguhan
barang. Hasil penelitian mengemukakan bahwa uang arisan sebelum waktu
penarikannya tidak dapat dikategorikan sebagai hak milik pribadi sehingga
tidak dapat diperjualbelikan, keberadaannya hanya sebagai milik yang tidak
sempurna, milik yang mengharuskan pemiliknya untuk memperoleh izin dari
pihak-pihak tertentu bila hendak melakukan tindakan atasnya.15
Yang kedua kajian yang ditulis oleh Nur Qomariyah (Skripsi 2009)
dengan judul : ‚Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktek Arisan Jajan
dengan Sistem Bagi Hasil di Tambak Lumpang Kelurahan Sukomanunggal
Kecamatan Sukomanunggal Surabaya‛. Skripsi ini membahas tentang arisan
jajan yang setiap tahunnya mengumpulkan dana akan tetapi yang didapat
berupa jajan (parcel) yang di ikuti oleh 110 peserta dengan satu orang
sebagai borg atau ketua. Perolehan hasil arisan akan di undi pada waktu satu
minggu sebelum Hari Raya Idul Fitri. Dan dalam arisan jajan ini
diberlakukannya beberapa syarat agar bisa mengikuti arisan sesuai dengan
kesepakatan bersama. Dalam arisan ini tidak ada yang merasa dirugikan
karena mereka menggunakan sistem bagi hasil karena saat mendapatkan
arisan jajan (parcel) tersebut mereka mendapatkannya secara rata dan adil.16
Dengan adanya kajian pustaka di atas jelas sangat berbeda dengan
penelitian yang penulis lakukan dengan judul ‚Tinjauan hukum Islam

15

Anas, ‚Tinjauan Hukum islam Terhadap Jual Beli Arisan di kelurahan Tanah KaliKedinding
Kecamatan Kenjeran Kota Madya Surabaya ‚ ( Skripsi—IAIN Sunan Ampel, Surabaya, 2003).
16
Nur Qomariyah, ‚Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktek Arisan Jajan dengan Sistem Bagi
Hasil di Tambak Lumpang Kelurahan Sukomanunggal Kecamatan Sukomanunggal Surabaya‛
( Skripsi—UIN Sunan Ampel, Surabaya, 2009).

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.

11

terhadap drop-dropan arisan di kelurahan Putat Jaya kecamatan Sawahan
kota Surabaya Jawa Timur‛. Perbedaan hasil penelitian diatas berbeda
dengan yang penelti teliti, pada penelitian ini penulis memfokuskan pada
sistem praktik drop-aropan arisan, agar mengetahui dan memahami masalah
yang ada dalam arisan tersebut.

E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui praktik drop-dropan arisan di kelurahan Putat Jaya
kecamatan Sawahan Kota Surabaya Jawa Timur
2. Untuk menganalisis hukum Islam terhadap praktik drop-dropan arisan di
kelurahan Putat Jaya kecamatan Sawahan Kota Surabaya Jawa Timur

F. Kegunaan Penelitian
Berdasarkan Rumusan Masalah dan Tujuan Penelitian diatas, maka
diharapkan dengan adanya penelitian ini mampu memberikan manfaat bagi
pembaca maupun penulis sendiri, baik secara teoretis maupun secara praktis.
Secara umum, kegunaan penelitian yang dilakukan ini dapat ditinjau dari dua
aspek, yaitu:
1. Secara Teoretis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
memperluas wawasan hukum Islam tentang praktik arisan dengan
sistem drop-dropan.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.

12

b. Diharapkan berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya
dalam bidang muamalah yang berkaitan dengan arisan serta
menerapkan masalah yang ada dalam drop-dropan arisan.
2. Secara Praktis
dapat dijadikan acuan oleh semua pihak yang terlibat dalam
kegiatan drop-dropan arisan baik di kelurahan Putat Jaya kecamatan
Sawahan Kota Surabaya, atau ditempat lain untuk bermuamalah secara
Islam.

G. Definisi Operasional
Agar dalam pembahasan selanjutnya tidak menimbulkan penyimpangan
dari arah penulisan tugas akhir ini, maka penulis akan menjelaskan tentang
bagian terpenting dari judul penelitian skripsi ini, yaitu ‚Tinjauan Hukum

Islam Terhadap Drop-dropan Arisan di Kelurahan Putat Jaya Kecamatan
Sawahan Kota Surabaya Jawa Timur‛. Maka perlu dijelaskan beberapa
istilah yang berkenaan dengan judul di atas.
Tinjauan Hukum Islam

: Pandangan tentang peraturan dan ketentuan
mengenai kehidupan yang berdasarkan alQur’an dan al-Hadist17. Yang dimaksud
adalah hukum tentang qa>rd atau hutangpiutang.

17

Gemala Dewi, Aspek Aspek Hukum dalam Perbankan dan Perasuransian Syariah di Indonesia
(Jakarta: Kencana, 2007), 2.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.

13

Drop-dropan

: drop-dropan yaitu berlomba-lomba untuk
mendapatkan, (memberikan) secara tiba-tiba
atau

mendesak

kepada

orang

yang

membutuhkan, dengan besaran pengurangan
yang akan diperoleh.
Arisan

: Arisan yaitu kegiatan mengumpulkan uang
atau barang yang bernilai sama oleh beberapa
orang yang kemudian diundi di antara mereka
untuk

menentukan

memperolehnya,

undian

siapa

yang

dilaksanakan

di

sebuah pertemuan secara berkala sampai
semua anggota memperolehnya.

H. Metode Penelitian
Agar penelitian berjalan dengan baik dan memperoleh hasil yang dapat
dipertanngung jawabkan maka penelitian ini memerlukan suatu metode
tertentu. Dalam melakukan penelitian ini peneliti menggunakan beberapa
metode sebagai berikut:
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research)
yakni penelitian yang dilakukan dalam kontek lapangan yang benarbenar terjadi adanya drop-dropan arisan di kelurahan Putat Jaya
kecamatan Sawahan kota Surabaya.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.

14

Selanjutnya, untuk dapat memberikan deskripsi yang baik,
dibutuhkan serangkaian langkah yang sistematis. Langkah-langkah
tersebut terdiri atas: data yang dikumpulkan, sumber data, teknik
pengumpulan data, teknik pengolahan data, teknik analisis data, dan
sistematika pembahasan.
2. Data yang dikumpulkan
Berdasarkan rumusan seperti yang telah dikemukakan di atas,
maka data yang akan dikumpulkan adalah sebagai berikut:

3.

a.

Latar belakang berdirinya drop-dropan arisan

b.

Data tentang praktik drop-dropan arisan

c.

Data tentang akibat atau resiko tentang drop-dropan arisan

Sumber Data
Data-data penelitian ini dapat diperoleh dari beberapa sumber
data sebagai berikut:
a.

Sumber Primer, data yang diperoleh langsung dari objek yang
diteliti,18 Dalam penelitian ini, yaitu sumber ini meliputi para
pihak yang terlibat dalam praktek drop-dropan arisan di
kelurahan Putat Jaya kecamatan Sawahan kota Surabaya,
diantaranya:
a) 125 Peserta drop-dropan arisan di kelurahan Putat Jaya
kecamatan Sawahan kota surabaya.

18

Rianto Adi, Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum (Jakarta: Granit, 2004), 57.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.

15

b) Penyelenggara drop-dropan Arisan di kelurahan Putat Jaya
kecamatan Sawahan kota surabaya.
c) Para peserta drop-dropan arisan yang merasa dirugikan
b.

Sumber Sekunder, informasi yang telah dikumpulkan pihak
lain.19 Dalam penelitian ini, merupakan data yang bersumber dari
buku-buku; catatan-catatan; publikasi atau dokumen tentang apa
saja yang berhubungan dengan penelitian, antara lain:
a) Chairuman Pasaribu Suhrawardi, Hukum Perjanjian dalam

Islam.
b) Murtadhah Muthahhari, Asuransi dan Riba.
c) M. Yusuf Qardawi. Halal dan Haram dalam Islam.
d) Rahmat Syafe’i, Fiqh Muamalah.
e) Syafiq M. Hanafi, Sistem Ekonomi Islam dan Kapitalisme.
4. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data
sebagai berikut:
a. Wawancara (interview)
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si
penanya dengan si penjawab dengan menggunakan alat yang
dinamakan

interview guide (panduan wawancara).20 Dimana

19

Hermawan Wasito, Pengantar Metodologi Penelitian-Buku Panduan Mahasiswa (Jakarta: PT.
Gramedia Pusaka Utama, 1992), 69.
20
Ibid, 193.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.

16

wawancara dilakukan dengan bertanya langsung kepada peserta yang
ikut serta dalam drop-dropan arisan. Wawancara sebagai alat
pengumpul data dengan jalan Tanya jawab sepihak yang dikerjakan
dengan sistematis dan berlandasaskan pada tujuan penelitian.
Wawancara yang peneliti lakukan, yaitu dengan:
a) Penyelenggara drop-dropan arisa atau borg
b) Para peserta drop-dropan arisan
c) Para peserta drop-dropan arisan yang merasa dirugikan,
diantaranya :
1) Ibu Siti musaryana 52 tahun
2) Ibu Hawriyah 50 tahun
3) Ibu Bandi 48 tahun
4) Ibu Heri 51 tahun
5) Ibu Fajar 50 tahun
6) Ibu Sulastri 54 tahun
7) Ibu Ida 61 tahun
8) Ibu Fatimah 49 tahun
9) Ibu Tia 47 tahun
10) Ibu Arafah 60 tahun
b. Dokumentasi
Sebagai pelengkap dalam pengumpulan data maka penulis
menggunakan data dari sumber-sumber yang memberikan informasi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.

17

terkait dengan permasalahan yang dikaji. Seperti peserta arisan dan
data peserta lain yang sudah mendapatkan arisan.
5. Teknik Pengolahan Data
Data-data yang diperoleh dari hasil penggalian terhadap sumber-sumber
data akan diolah melalui tahapan-tahapan berikut:
a. Editing
yaitu memeriksa kembali lengkap atau tidaknya data-data yang
diperoleh dan memperbaiki bila terdapat data yang kurang jelas atau
meragukan.21 Teknik ini betul-betul menuntut kejujuran intelektual
(intelectual honestly) dari penulis agar nantinya hasil data konsisten
dengan rencana penelitian.
b. Organizing
yaitu mengatur dan menyusun data sumber dokumentasi sedemikian
rupa sehingga dapat memperoleh gambaran yang sesuai dengan
rumusan masalah, serta mengelompokkan data yang diperoleh.22
Dengan teknik ini diharapkan penulis dapat memperoleh gambaran
secara jelas tentang praktik drop-dropan arisan di kelurahan Putat
Jaya kecamatan Sawahan kota Surabaya Jawa Timur.
c.

Analyzing,
yaitu dengan memberikan analisis lanjutan terhadap hasil editing
dan organizing data yang telah diperoleh dari sumber-sumber

21
22

Moh. Kasiram, Metodologi Penelitian (Malang: UIN-Maliki Press, 2010), 125.
Chalid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian (Jakarta: Bumi Aksara, 1997), 153.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.

18

penelitian, dengan menggunakan teori dan dalil-dalil lainnya,
sehingga diperoleh kesimpulan23.
6. Teknik Analisis Data
Hasil dari penggumpulan data tersebut akan dibahas dan kemudian
dilakukan analisis secara kualitatif, yaitu penelitian yang menghasilkan
data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang dapat diamanati dengan metode yang telah ditentukan.
a.

Analisis Deskriptif, yaitu dengan cara menuturkan dan menguraikan
serta menjelaskan data yang terkumpul. Tujuan metode ini adalah
untuk membuat deskripsi atau gambaran mengenai onjek penelitian
secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifatsifat serta hubungan antar fenomena yang telah diselidiki.24 Metode
ini digunakan untuk memberikan penjelasan lebih jelas lagi
mengenai drop-dropan arisan di kelurahan Putat Jaya kecamatan
Sawahan kota Surabaya.

b.

Pola Fikir Induktif, Dalam penelitian ini penulis menggunakan pola
pikir induktif yang berarti pola pikir yang berpijak pada fakta-fakta
yang bersifat khusus kemudian diteliti dan akhirnya dikemukakan
pemecahan persoalan yang bersifat umum.25 Pola pikir ini
digunakan untuk mengemukakan fakta-fakta dari hasil penelitian di

23

Ibid., 195.
Moh, Nazir, Metode Penelitian (Bogor : Penerbit Ghalia Indonesia, 2005), 63.
25
Sutrisno Hadi, Metodologi Research (Yogyakarta: Gajah Mada University, 1975), 16.

24

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.

19

kelurahan Putat Jaya kecamatan Sawahan kota Surabaya yang
kemudian di analisis secara umum menurut hukum Islam.

I.

Sistematika Pembahasan
Penulisan sistematika pembahasan ini dimaksudkan untuk memudahkan
pembaca dalam mengetahui secara menyeluruh melalui uraian singkat materi
skripsi. Sistematika dalam pembahasan skripsi ini, mencakup lima bab yaitu
:
Penelitian ini dimulai dengan bab pertama yaitu pendahuluan. Dalam
bab ini, penulis cantumkan beberapa sub bab yaitu; latar belakang masalah,
identifikasi dan batasan masalah, rumusan masalah, kajian pustaka, tujuan
penelitian, kegunaan hasil penelitian, definisi operasional, metode penelitian,
dan sistematika pembahasan.
Kemudian dilanjutkan dengan bab kedua yang membahas tentang
landasan teori yang mendukung dalam penelitian adalah : Utang piutang
(Qard}) yang meliputi pengertian hutang-piutang, Dasar hukum Qard}, rukun
dan syarat hutang piutang, Hukum utang-piutang, Ketentuan Umum Qard},
Kelebihan membayar Hutang, membahas mengenai arisan serta membahas
mengenai riba.
Bab ketiga membahas tentang Praktek Drop-dropan Arisan di
Kelurahan Putat Jaya Kecamatan Sawahan Kota Surabaya Jawa Timur yang
meliputi Gambaran Umum Lokasi Penelitian : Letak Geografis dan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.

20

Demografi, Sejarah Latar Belakang Drop-dropan arisan serta praktik drop-

dropan arisan di kelurahan Putat Jaya kecamatan Sawahan kota Surabaya.
Selanjutnya bab empat berisi tentang Analisis terhadap pelaksanaan

drop-dropan arisan di kelurahan Putat Jaya kecamatan Sawahan kota
Surabaya, dan analisis hukum Islam terhadap drop-dropan arisan di
kelurahan Putat Jaya kecamatan Sawahan kota Surabaya.
Skripsi ini diakhiri dengan bab lima, yaitu penutup dari pembahasan
skripsi ini yang berisikan kesimpulan dari hasil penelitian dan selanjutnya
memberikan saran.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.

BAB II
UTANG-PIUTANG, ARISAN DAN RIBA

A. Qard}
1. Pengertian Qard} dalam Islam

Qard} berarti pinjaman atau utang-piutang. Secara etimologi, qard}
bermakna ‫( ْالقطع‬memotong).1 Adapun qard} secara terminologis adalah
memberikan harta kepada orang yang memanfaatkannya dan mengembalikan
gantinya dikemudian hari.2 Berbicara tentang utang-piutang buka hal yang
asing ditelinga semua orang, karena setiap hari selalu ada saja masalah yang
satu ini. Utang-piutang merupakan perjanjian pada umunya adalah uang.
Kedudukan pihak yang satu sebagai pihak yang memberikan pinjaman,
sedang pihak yang lain menerima pinjaman uang. Uang yang dipinjam akan
dikembalikan

dalam

jangka

waktu

tertentu

sesuai

dengan

yang

diperjanjikan.3
Menurut kompilasi Hukum Ekonomi Syariah (KHES), qard} adalah
penyediaan dana atau tagihan antar lembaga keuangan syariah dengan pihak
peminjam yang mewajibkan pihak peminjam untuk melakukan pembayaran

1

Mardani, Hukum Perikatan Syariah di Indonesia (Jakarta: Sinar Grafika, 2013), 205
Abdullah bin Muhammad ath-Thayar,dkk. Ensiklopedia Fiqih Muamalah (Cet.1 ; Yogyakarta:
Maktabah al-Hanif, 2009), 153
3
Gatot Suparmono, Perjanjian Utang Piutang Edisi Pertama (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2013), 9.
2

21
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.

22

secara tunai atau cicilan dalam jangka waktu tertentu.4 Definisi yang
dikemukakan dalam Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah (KHES) bersifat
aplikatif dalam akad pinjam-meminjam antara nasabah dan lembaga
keuangan syariah.
Menurut Firdaus at al., qard} adalah pemberian harta kepada orang lain
yang dapat ditagih atau diminta kembali. Dalam literatur fikih, qard}
dikategorikan dalam aqad tat}hawwu’i atau akad saling membantu dan bukan
transaksi komersil.5
Pengertian al-qard} juga dikemukakan oleh para ulama, manurut ulama
Hanafiyah al-qard} adalah ‚sesuatu yang diberikan dari harta mitsil (yang
memiliki perumpamaan) untuk kemudian dibayar atau dikembalikan, atau
dengan ungkapan yang lain, qard} adalah suatu perjanjian khusus untuk
menyerahkan harta (mal mitsil) kepada orang lain untuk kemudian
dikembalikan persis seperti yang diterimanya.6 Sedangkan definisi al-qard}
menurut ulama Malikiyah adalah ‚suatu penyerahan harta kepada orang lain
yang tidak disertai dengan iwadh (imbalan) atau tambahan dalam
pengembaliannya‛. Dan menurut ulama Syafi’iyah qard} mempunyai
pengertian yang sama dengan term al salaf, yakni akad pemilikkan sesuatu
untuk dikembalikan dengan sejenis atau yang sepadan.

4

Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah : Fiqh Muamalah (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group,
2012), 334.
5
Ismail Nawawi, Fikih Muamalah Klasik dan Kontemporer (Bogor: Ghalia Indonesia, 2012), 178
6
Mustafa Al-Babiy Al-Halabiy, Al-Muamalat al-maddiyah wa al-adabiyah terjemahan Ali Fikri
(Mesir: 1356 H), 346

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.

23

Dalam perjanjian qard}, pemberi pinjaman memberikan pinjaman dengan
ketentuan bahwa penerima pinjaman akan mengembalikan pinjamannya
sesuai dengan jangka waktu yang telah diperjanjikan dengan jumlah yang
sama dengan pinjaman yang diterima. Artinya, penerima pinjaman tidak
perlu memberikan tambahan atas pinjamannya.7
Adapun yang dimaksud dengan utang-piutang adalah memberikan sesuatu
kepada seseorang dengan perjanjian dia akan membayar yang sama dengan
itu.8 Pengertian utang-piutang ini sama pengertiannya dengan ‚perjanjian
pinjam-meminjam‛ yang dijumpai dalam ketentuan kitab Undang-undang
Hukum Perdata, yang mana dalam pasal 1754 dijumpai ketentuan yang
berbunyi sebagai berikut : ‚pinjam-meminjam adalah suatu perjanjian
dengan mana pihak yang satu memberikan kepada pihak yang lain suatu
jumlah tertentu barang-barang yang habis karena pemakaian, dengan syarat
bahwa pihak yang belakangan ini akan mengembalikan sejumlah yang sama
dari macam dan keadaan yang sama pula‛.9
Menurut Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) Nomor:19/DSNMUI/IV/2011 tentang al-qard} menetapkan bahwa al-qard} adalah pinjaman
yang diberikan kepada nasabah (muqtaridh) yang memerlukan, dan nasabah

7

Ismail, Perbankan Syariah (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2011), 212-213.
Chairuman Pasaribu Suhrawardi, Hukum Perjanjian Dalam Islam (Jakarta: Sinar Grafika, 2004),
136.
9
Ibid., 136.
8

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.

24

al-qard} wajib mengembalikan jumlah pokok yang diterima pada waktu yang
telah disepakati bersama.10
Dari berbagai pengertian diatas, penulis menarik kesimpulan bahwa al-

qard} adalah akad tolong-menolong. Artinya peminjam mengembalikan
pinjaman sesuai sesuai besarnya pinjaman yang diberikan di awal perjanjian.
Tetapi peminjam boleh saja memberikan kelebihan saat mengembalikan
pinjaman selama tidak ada kesepakatan atau perjanjian dari awal. Karena
apabila ada kesepakatan tambahan dari awal saat pengembalian hutang itu
dalam agama Islam diharamkan.

2. Dasar Hukum Qard}
Dasar Hukum Al-Qur’an
Dasar Hukum utang-piutang atau qard}, dalam Al-Qur’an diantaranya:
a) Al-Baqarah (2): 245

ِ
ِ
‫ض‬
ْ ‫ضعِ َف ُ لَ ُ أ‬
َ ُ‫ض الىل َ قَ ْرضا َح َس ا فَي‬
ُ ‫َم ْن َذا الىذى يُ ْق ِر‬
ُ ِ‫َض َعافا َكثْي َرة َوالىل ُ يَ ْقب‬
‫ط َوإِلَْي ِ تُ ْر َجعُ ْو َن‬
ُ‫ص‬
ُ ‫َويَْب‬
‚siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik
(menafkahkan harta dijalan Allah), maka Allah akan melipatkandakan
pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak, dan Allah
menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dam kepada-Nyalah kamu
dikembalikan‛\.11
10

Djoko Mulyono, Buku Pintar Akuntansi Perbankan dan Lembaga Keuangan Syariah
(Yogyakarta: ANDI Yogyakarta, 2015), 196.
11
Departemen Agama RI. Al-Qur’an Dan Terjemahannya. Surabaya: Mekar Surabaya, 2004.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.

25

Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman
yang baik dalam masalah bersedekah di jalan Allah, seraya melakukannya
dengan tulus dan ikhlas semata-mata ingin memperoleh ridha-Nya, maka
Allah akan melipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda
yang banyak dengan ukuran satu banding dua juta. Dan Allah
menggenggam (menyempitkan) dan melapangkan (rezeki) meluaskan
harta dan rejeki di dunia ini bagi siapa saja yang Dia kehendaki. Dan
kepada-Nya-lah kamu dikembalikan setelah kematian. Lalu kamu akan
memperoleh balasan atas amal perbuatan yang kamu lakukan.12
b) Al-Baqarah : 280

‫َوإِ ْن َكا َن ذُ ْو عُ ْسَرة فََ ِظَرة إِ ََ َمْي َسَرة‬

‚Dan jika ia (orang yang berhutang itu) dalam kesulitan, berilah tangguh
sampai ia berkelapangan..‛13
Apabila ada seseorang yang berada dalam situasi sulit, atau akan
terjerumus dalam kesulitan bila membayar utangnya, tangguhkan
penagihan sampai dia lapang. Jangan menagihnya jika kamu tau dia
sempit, apalagi memaksanya dengan sesuatu yang amat ia butuhkan.
Yang menangguhkan itu dinilai sebagai qard} hasan yakni pinjaman yang
baik. Setiap hari ia mengangguhkan dan menahan diri untuk tidak
menagih, setiap saat itu pula Allah memberinya ganjaran sehingga
berlipat ganda ganjaran itu. Yang lebih baik dari yang meminjamkan
Abu Thahir Muhammad bin Ya’kub Al-Fairuzabadi, Tafsir Ibnu ‘Abbas Disertai Asbabun
Nuzul Karya Imam Jalaluddin As-Suyuthi Jilid 1 terjemahan Ubaidillah Saiful Akhyar (Bandung:
12

Padi Bandung, 2008), 188.
13
Ibid.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.

26

adalah menyedekahkan sebagian atau semua hutang itu. Kalau demikian,
jika kamu mengetahui bahwa hal tersebut lebih baik, bergegaslah
meringankan yang berhutang atau membebaskannya dari utang.14
c) At-Taqhabun ayat 17

‫ضعِ َف ُ لَ ُك ْم َويَ ْغ ِف ْر لَ ُك ْم َوالىل ُ َش ُك ْور َحلِْيم‬
َ ُ‫ض ْوا الىل َ قَ ْرضا َح َس ا ي‬
ُ ‫إِ ْن تُ ْق ِر‬

‚Jika kamu meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya
Allah melipat gandakan balasannya kepadamu dan mengampuni kamu,
dan Allah Maha pembalas jasa lagi Maha penyantu‛.15
Jika kalian menginfakkan harta kalian di jalan Allah dengan
keikhlasan dan kerelaan hati, maka Allah melipat gandakan pahala yang
kalian infakkan, dan mengampuni dosa-dosa kalian. Allah Maha pembalas
jasa kepada orang-orang yang berinfak dengan balasan yang baik atas apa
yang mereka infakkan, lagi Maha Penyantun yang tidak bersegera
menimpakan hukuman kepada siapa yang durhaka kepada-Nya.16

Dasar Hukum Al-Hadits

ِ ‫من فَ ىرج َعن مسلِم ُكربة ِمن ُكر‬
، ‫ فَ ىر َج الىل ُ َعْ ُ ُك ْربَة ِم ْن ُكَر ِب يَ ْوِم الْ ِقيَ َام ِة‬، ‫ب الدنْيَا‬
َ ْ َْ ْ ُ ْ َ ْ َ
ِ ‫والىل ِف عو ِن الْعب ِد ما دام الْعب ُد ِف عو ِن أ‬
.)‫َخْي ِ (روا مسلم‬
ْ َ ْ َْ َ َ َ َْ ْ َ ْ ُ َ
‚Orang yang melepaskan seorang muslim dari kesulitannya di dunia,
Allah akan melepaskan kesulitannya di hari kiamat; dan Allah

M Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah Vol.1: Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur’an (Jakarta:
Lentera Hati, 2002), 727-728.
15
Ibid.
16
Syaikh Shalih bin Abdul Aziz Ulusy Syaikh (dikoreksi dan diteliti ulang oleh: Syaikh Bakar
Abu Zaid et. Al.), Tafsir Al-Muyasar Jilid 3 Juz 21-30 (Solo: An-Naba’, 2011), 625
14

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.

27

senantiasa menolong hamba-Nya
saudaranya‛ (HR. Muslim).17

selama

ia

(suka)

menolong

Hadits Baik dalam Pembayaran

ِ
‫اسلى َم َوُ َو ِ ْف‬
َ َ‫َع ْن َجابِ ِر بْ ِن َعْب ِدالىل ِ َر ِض َي الىل ُ َعْ ُه َما ق‬
‫ت ال ِ ى‬
ُ ‫ أَتَْي‬: ‫ال‬
َ ِ‫ى‬
َ ‫صلىى الىل ُ َعلَْي و‬
ِِ
ِ
ِ
ِ َ ‫ْ وَكا َن ِِ َعلَْي ِ َديْن فَ َق‬
)٤٩٣٢ : ‫ِ (خارى‬
َ ‫ضحى فَ َق‬
ُ ‫الْ َم ْسجد‬
َ : ‫ال‬
ْ ‫اِ َوَز َاد‬
ْ ‫ض‬
ْ
َ ْ َ‫صل َرْك َعت‬
Dari Jabir bin Abdullah Radhiyallahu ‘Anhuma, dia berkata; ‚Aku
menemui Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wassalam saat beliau berada di
masjid‛. Mis’ar berkata; ‚Aku menduga dia berkata; ‚Beliau
mengerjakan sholat dhuhah dua rakaat‛. Ketika itu beliau mempunyai
hutang kepadaku. Maka beliau membayarnyadan memberi tambahan
kepadaku. (Bukhori, 2934).18
Tambahan dalam pembayaran hutang pada hadits di atas dimaksudkan
adalah tambahan pengembalian hutang secara sukarela, bukan berdasarkan
perjanjian dari awal ingin membayar hutang beserta tambahannya.
Sedangkan dalam sunnah Rasulullah saw. Dapat ditemukan antara lain
dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah yang artinya
berbunyi sebagai berikut : ‚Dari Ibnu Mas’ud: sesungguhnya Nabi Besar
saw. Bersabda: seorang muslim yang mempiutangi seorang muslim dua kali,
seolah-olah ia bersedekah kepadanya satu kali‛.\

3. Rukun dan Syarat Qard} (Utang-Piutang)
17

Ibid., 207
Imam Zainuddin Ahmad Az-Zabidi, Tajridush Sharir Ringkasan Shahih Bukhori Terjemahan
Tajridush Sharir Li a Hadits al-Jami’ ash shahih (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2013), 842.
18

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.

28

Memberikan hutang kepada seseorang yang sunat hukumnya dapat
dilakukan dengan kerelaan, dan sunat ini menjadi wajib apabila dilakukan
kepada orang terlantar atau sangat memerlukan bantuan.
Untuk menimbulkan hutang-piutang dirukunkan beberapa hal dengan
syarat-syarat yang harus dipenuhi, adapun rukun dan syarat hutang-piutang
antara lain:
a) Rukun Qard}
Seperti halnya akad-akad yang lain, qard} memiliki r