TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PELAYANAN PAKET PERAWATAN JENAZAH ONLINE DI KELURAHAN SUMBER REJO KECAMATAN PAKAL KOTA SURABAYA.
TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PELAYANAN
PAKET PERAWATAN JENAZAH
ONLINE
DI KELURAHAN
SUMBER REJO KECAMATAN PAKAL KOTA SURABAYA
SKRIPSI
Oleh:
Indana Zulfa
NIM. C52212102
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Fakultas Syari’ah dan
Hukum
Jurusan Hukum Perdata Isl
am Prodi Hukum Ekonomi Syari’ah
Surabaya
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
ABSTRAK
Skripsi ini adalah hasil penelitian lapangan yang dilakukan di Kelurahan
Sumber Rejo Kecamatan Pakal Kota Surabaya dengan judul
“
Tinjauan Hukum
Islam Terhadap Akad Pelayanan Paket Perawatan Jenazah
Online di Kelurahan
Sumber Rejo Kecamatan Pakal Kota Surabaya
”.
Skripsi ini bertujuan untuk
menjawab permasalahan yang dituangkan dalan dua rumusan masalah yaitu:
bagaimana akad pelayanan paket perawatan jenazah online di Kelurahan Sumber
Rejo Kecamatan Pakal Kota Surabaya? dan bagaimana tinjauan hukum Islam
terhadap akad pelayanan paket perawatan jenazah
online di Kelurahan Sumber
Rejo Kecamatan Pakal Kota Surabaya?
Skripsi ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang pengumpulan
datanya menggunakan cara observasi, wawancara dan dokumentasi kemudian
diolah dengan cara
editing, organizing, dan analizing. Dan untuk teknik analisis
datanya menggunakan analisis secara deskriptif analisis dengan menggunakan
pola pikir induktif yaitu mendeskripsikan masalah yang diteliti yakni data-data
tentang akad pelayanan paket perawatan jenazah
online kemudian dianalisis
menggunakan hukum Islam.
Hasil penelitian di Kelurahan Sumber Rejo Kecamatan Pakal Kota
Surabaya ini ditemukan bahwa akad pada pelayanan paket perawatan jenazah
online di Kelurahan Sumber Rejo Kecamatan Pakal Kota Surabaya ini
merupakan kombinasi akad antara jual beli barang (
bay’
) sekaligus jasa (ija>rah)
berupa
ju’a>lah
yang ada dalam satu transaksi. Keduanya merupakan akad
tija>rah
yakni akad yang bersifat komersial dan bertujuan mencari keuntungan. Dan
ketika pembeli layanan hanya membutuhkan perlengkapan jenazah saja, maka
akad yang berlaku di dalamnya adalah akad jual beli. Sedangkan jika pembeli
layanan hanya membutuhkan jasanya (ambulance jenazah, memandikan,
mengkafani, dan menguburkan jenazah), maka akad yang berlaku adalah
ija>rah
yang berupa
ju’a>lah.
Adapun jika dianalisis dengan hukum Islam, pelayanan
paket perawatan jenazah
online di Kelurahan Sumber Rejo Kecamatan Pakal
Kota Surabaya ini akadnya sah jika memenuhi rukun dan syarat yang ada pada
akad
bay’
maupun
ija>rah. Namun, meskipun terdapat unsur ghara>r
(ketidakjelasan) terkait masalah harga, kualitas dan kuantitas yang tidak
dicantumkan pada barang yang dijual, maupun upah yang akan dibayarkan,
ketidakjelasan tersebut tidak mengakibatkan tidak sah (
fasid) nya
akad, karena tingkat gharar nya adalah ringan dan tidak berarti.
Sejalan dengan kesimpulan di atas, maka pembeli paket perawatan
jenazah
online seharusnya menanyakan hal-hal yang terkait dengan harga,
kualitas, dan kuantitas barang yang diperjualbelikan, jika pembeli tidak ingin
mengambil resiko kerugian karena ketidaksesuai dari harga, kualitas, dan
kuantitas barang yang diperjualbelikan. Dan hendaknya
owner membuat daftar
harga yang terperinci serta prosedur pelayanan yang lebih jelas.
(7)
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DALAM ... i
PERNYATAAN KEASLIAN ... ii
PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... iii
PENGESAHAN ... iv
ABSTRAK ... v
MOTTO ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR TRASLITERASI ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A.
Latar Belakang Masalah ... 1
B.
Identifikasi dan Batasan Masalah ... 6
C.
Rumusan Masalah ... 8
D.
Kajian Pustaka ... 8
E.
Tujuan Penelitian ... 10
F.
Kegunaan Hasil penelitian ... 10
G.
Definisi Operasional ... 11
H.
Metode Penelitian ... 13
I.
Sistematika Pembahasan ... 18
(8)
A.
Jual Beli ... 20
1.
Pengertian Jual Beli ... 20
2.
Dasar Hukum Jual Beli ... 22
3.
Rukun dan Syarat Jual Beli ... 24
4.
Macam-Macam Jual Beli ... 30
B.
Ija>rah ... 31
1.
Pengertian Ija>rah ... 31
2.
Dasar Hukum Ija>rah ... 33
3.
Rukun dan Syarat Ija>rah... 36
4.
Upah dalam Pekerjaan Ibadah ... 37
BAB
III
PELAKSANAAN
AKAD
PELAYANAN
PAKET
PERAWATAN JENAZAH
ONLINE DI KELURAHAN
SUMBER REJO KECAMATAN PAKAL KOTA
SURABAYA ...
A.
Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 39
1.
Letak Geografis ... 39
2.
Keadaan Penduduk ... 39
3.
Keadaan Sosial Ekonomi ... 40
4.
Keadaan Sosial Pendidikan ... 41
5.
Keadaan Sosial Keagamaan ... 41
B.
Profil Usaha Pelayanan Paket Perawatan Jenazah
Online di Kelurahan Sumber Rejo Kecamatan Pakal
Kota Surabaya ...
C.
Praktik Pelayanan Paket Perawatan Jenazah Online di
Kelurahan Sumber Rejo Kecamatan Pakal Kota
Surabaya ...
BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD
PELAYANAN PAKET PERAWATAN JENAZAH
ONLINE
DI
KELURAHAN
SUMBER
REJO
KECAMATAN PAKAL KOTA SURABAYA ...
39
46
50
42
(9)
A.
Analisis Praktek Akad Pelayanan Paket Perawatan
Jenazah Online di Kelurahan Sumber Rejo Kecamatan
Pakal Kota Surabaya ... 50
B.
Analisis Hukum Islam Terhadap Akad Pelayanan
Paket Perawatan Jenazah Online di Kelurahan Sumber
Rejo Kecamatan Pakal Kota Surabaya ... 53
BAB V
PENUTUP ... 60
A.
Kesimpulan ... 60
B.
Saran ... 61
DAFTAR PUSTAKA ... 62
(10)
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Manusia yang merupakan khalifah Allah di bumi tidak hanya sebagai
makhluk individu melainkan juga sebagai makhluk sosial yang dalam
kehidupan sehari-harinya tidak terlepas dari manusia yang lainnya. Dalam
memenuhi kebutuhan yang beraneka ragam, manusia tidak akan pernah bisa
memenuhinya sendiri. Adanya orang lain sangat dibutuhkan dalam
pemenuhan dan kelangsungan kehidupannya, baik dalam pemenuhan
kebutuhan primer, sekunder maupun tersier.
Interaksi yang mereka lakukan dalam pemenuhan kebutuhan yang erat
kaitannya dengan ekonomi bisa dilakukan dengan jual beli, kerja sama,
pinjam-meminjam, pesanan dan lain-lain. Dan hal tersebut tidak terlepas dari
aturan-aturan, baik aturan yang ada di agama hingga aturan yang dibuat oleh
pemerintah. Adanya aturan-aturan tersebut tidak lain adalah untuk kebaikan
dan kesejahteraan mereka sehingga tercipta kehidupan yang harmonis.
Dalam Islam aturan-aturan atau hukum-hukum yang terkait dengan
hubungan manusia lebih dikenal dengan istilah
fiqh mu’a>m
alah. Yang mana
dalam arti luas merupakan aturan-aturan (hukum) Allah Swt yang ditujukan
untuk mengatur kehidupan manusia dalam urusan keduniaan atau urusan
yang berkaitan dengan urusan duniawi dan sosial kemasyarakatan.
1
1 Ismail Nawawi, Fikih Muamalah Klasik dan Kontemporer, (Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2012), 11.
(11)
2
Pengertian lain dari
fiqh mu’a>malah
yakni hukum-hukum
shara’
yang bersifat
praktis yang diperoleh dari dalil-dalil yang terperinci yang mengatur
keperdataan seseorang dengan orang lain dalam hal ekonomi, diantaranya
dagang, pinjam meminjam, sewa-menyewa, kerjasama dagang, simpanan
barang atau uang, penemuan, pengupahan rampasan perang, utang-piutang,
pungutan, warisan, wasiat, nafkah, barang titipan, dan pesanan.
2Sebagai
seorang muslim kegiatan muamalah yang dilakukan harus dalam rangka
mengabdikan diri kepada Allah serta tidak tidak keluar dari nilai-nilai
kemanusiaan. Oleh karenanya, dalam melakukan interaksi diperlukan adanya
pengetahuan mengenai aturan-aturan yang telah ditetapkan sehingga salah
satu pihak tidak merasa dirugikan dan kedua belah pihak saling
rid}a>.
Sebagaimana firman Allah Swt dalam surat al-
Nisa>’
ayat 29:
Artinya:
“
Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang bat}il (tidak
benar), kecuali dalam perdagangan yang berlaku atas dasar suka
sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh
dirimu, sungguh
Allah Maha Penyayang kepadamu”.
(Q.S.
al-Nisa@’
: 29).
3Hubungan yang erat antar manusia bahkan berlangsung ketika salah
satu dari mereka meninggal. Dalam perawatan jenazah baik memandikan,
mengkafani, mensalati serta memakamkan, campur tangan orang lain sangat
2 Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah, Cet. 3, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2015), 2.
3 Kementerian Agama Republik Indonesia, Alquran dan Terjemahnya, (Bekasi: PT. Sinergi Pustaka Indonesia, 2012), 107-108.
(12)
3
dibutuhkan. Karena perawatan tersebut hukum nya
fard}u kifa>yah, artinya
suatu kewajiban untuk melaksanakan perintah Allah Swt yang bersifat wajib
mutlak dan berlaku hanya pada satu atau sebagian orang saja, asalkan pada
suatu lingkungan tersebut terdapat pihak yang melaksanakannya dan akan
gugur kewajiban yang lain.
Sangat penting bagi kita untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan
dengan perawatan jenazah karena manusia tidak akan hidup di dunia ini
secara kekal. Allah Swt berfirman dalam surat al-
‘Ankabu>t
ayat 57:
Artinya:
“
Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kemudian
hanya
kepada Kami kamu dikembalikan”
. (Q.S. al-
‘Ankabu>t
: 57).
4Berkenaan dengan meninggalnya seseorang, dalam perawatannya
membutuhkan barang-barang yang diperlukan, seperti kain kafan,
wewangian, sabun, kapas dan lain-lain. Bahkan, untuk pemakaman jenazah
diperlukan biaya dalam pengurusannya, seperti penggalian kubur sampai
membeli tanah ataupun pembayaran retribusi pemakaman (di kota).
Untuk mendapatkan barang-barang yang dibutuhkan dalam perawatan
jenazah, keluarga dari jenazah bisa membeli langsung ataupun mewakilkan
kepada seseorang untuk membelikannya. Sedangkan kaitannya dengan
memandikan jenazah ataupun pemakaman jenazah, keluarga dari jenazah
membutuhkan orang lain dalam penanganannya. Sehingga mereka berhak
mendapatkan upah atau balasan jasa dari apa yang telah mereka kerjakan.
4 Ibid., 568.
(13)
4
Dengan kemajuan zaman, teknologi informasi dan komunikasi pun
semakin pesat kemajuannya, sehingga interaksi antara satu orang dengan
orang yang lainnya bisa dilakukan jarak jauh tanpa harus bertemu secara
langsung, sehingga di kota-kota besar telah berkembang proses perawatan
jenazah yang dikemas secara berbayar oleh suatu pihak tertentu. Bahkan juga
berkembang proses pemakaman yang dikemas secara mewah. Berbeda dengan
masyarakat desa yang pelaksanaan perawatan jenazah dilakukan secara
sukarela yakni saling tolong menolong ataupun biasanya diatur oleh aparatur
desa dengan adanya mudin desa.
Dalam kaitan dengan perubahan sosial, maka Ibnu Qayyim
al-Jauziyah mengungkapkan sebagaimana dikutip Mardani yaitu sebuah kaidah
us{u<l
yang berbunyi: “
Taghayur fatwa> wakhtilafuha> bih{asbi taghyuri
al-azma>n wa al-amkinah wa al-ah{wa>l wa al-niyat wa al-
awa’id” (berubah dan
berbedanya fatwa sesuai dengan perubahan tempat, zaman, kondisi sosial,
niat, dan adat kebiasaan).
5Perubahan sosial yang terjadi akibat beberapa sebab tersebut diatas,
membuat manusia berfikir kreatif dalam usaha memenuhi kebutuhan
sehari-hari. Dalam hal ekonomi tak jarang transaksi dilakukan melalui online karena
dirasa lebih mudah dan efisien, tanpa harus bertemu dengan pihak yang
terkait, seperti pembeli dan penjual.
Salah satu yang menarik adalah usaha yang dilakukan oleh Bapak
Maliki Ainur Sholeh yang mendirikan usaha pelayanan paket perawatan
(14)
5
jenazah
online di Kelurahan Sumber Rejo Kecamatan Pakal Kota Surabaya
yang didirikan pada tahun 2011. Beberapa pelayanan yang ditawarkan
diantaranya adalah pengawetan jenazah, perawatan jenazah, dan menjual
berbagai perlengkapan jenazah seperti kafan, kapas, minyak wangi dan
lain-lain, serta pemakaman jenazah secara
online. Pelayanan ini hadir 24 jam
dalam sehari ditawarkan kepada pihak-pihak yang membutuhkan pelayanan
jenazah.
Media yang dipilih oleh bapak Malik dalam menawarkan pelayanan
paket perawatan jenazah adalah melalui blog. Bagi yang menginginkan
pelayanan tersebut bisa langsung menghubungi beliau. Dan untuk
pembayaran dilakukan setelah pelayanan selesai.
Terdapat tiga paket harga yang ditawarkan di dalamnya, diantaranya
adalah paket muslim dan ambulance jenazah (pemakaman dalam kota)
dengan harga Rp 1.000.000, paket muslim
non ambulance dengan harga Rp
800.000, paket muslim 1 dengan harga Rp 3.500.000.
6Untuk pemakaman jenazah di luar Kota Surabaya seperti Gresik dan
Sidoarjo dikenakan tambahan biaya, yang setiap daerah berbeda tergantung
jaraknya.
7Adanya pelayanan paket perawatan jenazah
online merupakan
trobosan baru yang masih langka dan asing bagi masyarakat secara umum.
6 Maliki Ainur Sholeh, “Perawatan Jenazah Online”, dalam http://perawatanjenazah 2011online.blogspot.co.id/2013/05/paket-muslim-dan-muslimah-pelayanan.html, diakses pada 18 April 2016.
7 Maliki Ainur Sholeh, “Perawatan Jenazah Online”, dalam http://perawatanjenazah 2011online.blogspot.co.id/, diakses pada 18 April 2016.
(15)
6
Karena mengkomersialkan pekerjaan yang hukumnya
fard}u kifa>yah masih
terdapat perbedaan pendapat dalam hukum pelaksanaannya.
Kemudian mengenai paket yang ditawarkan harga yang dicantumkan
hanya secara global, tidak spesifik dari harga tiap barang, sehingga tidak bisa
memilah berapa harga barang dan berapa harga jasa. Selain itu kualitas serta
kuantitas dari barang yang diperjualbelikan tidak disebutkan secara detail.
Padahal dalam jual beli khususnya yang dilakukan secara
online haruslah
jelas, baik kualitas, kuantitas, harga dan juga waktu penyerahan barang. Hal
tersebut diperlukan agar ketidakjelasan dalam pelaksanaan akad dapat
dihindari dan kedua belah pihak tidak dirugikan.
Dari pemaparan diatas penulis tertarik dan berkeinginan untuk
menulis dan meneliti bagaimana pelayanan paket perawatan jenazah
online,
yang lebih khususnya terkait akad dalam pelayanan paket perawatan jenazah
yang dilakukan secara
online yang objeknya berupa barang dan jasa untuk
dituangkan sebagai suatu karya ilmiah dalam bentuk skripsi dengan judul
“Tinjauan Hukum Islam Terhadap
Akad Pelayanan Paket Perawatan Jenazah
Online di Kelurahan Sumber Rejo Kecamatan Pakal Kota
Surabaya”.
B.
Identifikasi dan Batasan Masalah
Berdasarkan pemaparan latar belakang masalah diatas, penulis
mengidentifikasi beberapa masalah yang muncul dari pelayanan paket
perawatan jenazah
online di Kelurahan Sumber Rejo Kecamatan Pakal Kota
Surabaya yakni sebagai berikut:
(16)
7
1.
Faktor terjadinya akad pelayanan paket perawatan jenazah
online di
Kelurahan Sumber Rejo Kecamatan Pakal Kota Surabaya.
2.
Mengkomersialkan pekerjaan yang hukumnya fard}u kifa>yah.
3.
Akad pelayanan paket perawatan jenazah
online di Kelurahan Sumber
Rejo Kecamatan Pakal Kota Surabaya.
4.
Objek yang diperjual belikan dalam pelayanan paket perawatan jenazah
online di Kelurahan Sumber Rejo Kecamatan Pakal Kota Surabaya.
5.
Hak dan kewajiban penjual pelayanan paket perawatan jenazah
online di
Kelurahan Sumber Rejo Kecamatan Pakal Kota Surabaya.
6.
Hak dan kewajiban pembeli pelayanan paket perawatan jenazah
online di
Kelurahan Sumber Rejo Kecamatan Pakal Kota Surabaya.
7.
Ketidakjelasan harga dan spesifikasi barang yang diperjual belikan.
8.
Sistem pembayaran dan penyerahan barang dan jasa.
9.
Tinjauan Hukum Islam Terhadap Akad Pelayanan Paket Perawatan
Jenazah
Online di Kelurahan Sumber Rejo Kecamatan Pakal Kota
Surabaya.
Dari beberapa identifikasi masalah diatas, untuk menghasilkan
penelitian yang lebih terfokus pada judul, penulis membatasi penelitian yakni
sebagai berikut:
1.
Akad pelayanan paket perawatan jenazah
online di Kelurahan Sumber
Rejo Kecamatan Pakal Kota Surabaya.
2.
Tinjauan hukum Islam terhadap akad pelayanan paket perawatan jenazah
online di Kelurahan Sumber Rejo Kecamatan Pakal Kota Surabaya.
(17)
8
C.
Rumusan Masalah
Dari pembatasan masalah dalam identifikasi masalah, maka dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1.
Bagaimana akad pelayanan paket perawatan jenazah online di Kelurahan
Sumber Rejo Kecamatan Pakal Kota Surabaya?
2.
Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap akad pelayanan paket
perawatan jenazah
online di Kelurahan Sumber Rejo Kecamatan Pakal
Kota Surabaya?
D.
Kajian Pustaka
Kajian Pustaka adalah deskripsi ringkas tentang kajian/ penelitian yang
sudah pernah dilakukan di seputar masalah yang akan diteliti sehingga
terlihat jelas bahwa kajian yang akan dilakukan ini tidak merupakan
pengulangan atau duplikasi dari kajian/penelitian yang telah ada.
Berdasarkan deskripsi tersebut, posisi penelitian yang akan dilakukan harus
dijelaskan.
8Dari beberapa penelitian terdahulu yang telah penulis telusuri, penulis
menemukan beberapa kajian seputar jual beli, di antaranya adalah:
1.
Skripsi yang terbit pada tahun 2011, yakni berjudul “Tinja
uan Hukum
Islam Terhadap Jual Beli Perlengkapan Jenazah di Kelurahan Karah
Surabaya”
yang ditulis oleh Alvie Zulfiah. Skripsi ini menjelaskan
bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap jual beli perlengkapan
8 Tim Penyusun Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam, Petunjuk Teknis Penulisan Skripsi, (Surabaya, 2014), 8.
(18)
9
jenazah. Skripsi ini lebih fokus membahas tentang jual beli yang harga
jual nya tidak diketahui oleh pembeli karena keadaan duka yakni
kematian keluarganya.
92.
Skripsi yang ditulis oleh Mochammad Choirul Huda pada tahun 2010
dengan judul “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Transaksi Jual Beli
Dengan Sistem
Online”.
Penelitian tersebut merupakan studi
kepustakaan yang di dalamnya membahas hukum jual beli yang
dilakukan secara
online. Dalam skripsi tersebut menyatakan bahwa
sistem jual beli
online (e-commerce) dalam konteks hukum Islam
diperbolehkan karena dalam sistem jual beli ini tidak mengandung unsur
penipuan, barang yang dijual sesuai dengan informasi yang telah ada
pada website yang disediakan oleh penjual.
103.
Skripsi yang ditulis oleh Nurman Najib pada tahun 2013 dengan judul
“Pelaksanaan Penjualan Langsung Berjenjang Syariah Umrah
-Haji Plus
PT. Arminareka Perdana Cabang Surabaya: Prespektif Fatwa DSN-MUI
No 75-DSN-MUI-VII-2009 Tentang Penjualan Langsung Berjenjang
Syariah”.
Penelitian tersebut lebih fokus pada penjualan produk jasa
perjalanan umrah haji plus dengan menggunakan sitem penjualan
langsung berjenjang syariah yaitu penyampaian informasi tentang
produk kepada konsumen, konsumen boleh membeli produk saja dengan
9Alvie Zulfiah, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli Perlengkapan Jenazah di Kelurahan
Karah Surabaya” (Skripsi--IAIN Sunan Ampel Surabaya, 2011).
10 Mochammad Choirul Huda, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Transaksi Jual Beli Dengan Sistem Online” (Skripsi--IAIN Sunan Ampel Surabaya, 2010).
(19)
10
akad jual beli atau sekaligus menjadi anggota yakni dengan
menggunakan akad
ju’a>lah
.
11Dari ketiga kajian pustaka diatas, bahwa jelas terdapat perbedaan
dengan penelitian yang akan penulis teliti yakni
dengan judul “
Tinjauan
Hukum Islam Terhadap Pelayanan Paket Perawatan Jenazah
Online
Kelurahan Sumber Rejo Kecamatan Pakal Kota Surabaya
”
. Perbedaannya
terletak pada objek yang diteliti. Dalam penelitian ini, penulis ingin
memfokuskan pada akad yang digunakan dalam pelayanan paket perawatan
jenazah secara online dan bagaimana tinjauan hukum Islamnya.
E.
Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka dalam melakukan
penelitian ini penulis memiliki tujuan:
1.
Mengetahui akad pelayanan paket perawatan jenazah online di Kelurahan
Sumber Rejo Kecamatan Pakal Kota Surabaya
2.
Memahami tinjauan hukum Islam terhadap akad pelayanan paket
perawatan jenazah
online di Kelurahan Sumber Rejo Kecamatan Pakal
Kota Surabaya
F.
Kegunaan dan Hasil Penelitian
Dari penelitian yang berjudul
“
Tinjauan Hukum Islam Terhadap Akad
Pelayanan Paket Perawatan Jenazah
Online Kelurahan Sumber Rejo
11 Nurman Najib, “Pelaksanaan Penjualan Langsung Berjenjang Syariah Umrah-Haji Plus PT. Arminareka Perdana Cabang Surabaya: Prespektif Fatwa DSN –MUI No 75-DSN-MUI-VII-2009
(20)
11
Kecamatan Pakal Kota Surabaya
”
, diharapkan dapat memberikan manfaat
serta dapat depergunakan untuk:
1.
Dari aspek teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah dan memperluas
wawasan serta ilmu pengetahuan terkait akad pelayanan paket
perawatan jenazah online dan dapat dijadikan sumber pengetahuan baik
dalam ranah formal maupun non formal. Serta bisa dijadikan sebagai
tambahan pemikiran dalam khazanah keilmuan bagi peneliti-peneliti,
khususnya mahasiswa jurusan muamalah yang ingin mendalami masalah
yang terkait dengan akad pelayanan paket perawatan jenazah online.
2.
Dari aspek praktis
Sebagai bahan pertimbangan bagi masyarakat yang terlibat dalam
praktik pelayanan paket perawatan jenazah yang dilakukan secara online
untuk kemudian bisa diterapkan sesuai dengan akad yang diperbolehkan
dalam fikih muamalah. Di sisi lain, diperuntukkan bagi peneliti
berikutnya sebagai perbandingan untuk membuat karya ilmiah yang
lebih sempurna.
G.
Definisi Operasional
Untuk lebih memahami penelitian yang berjudul “Tinjauan Hukum
Islam Terhadap Akad Pelayanan Paket Perawatan Jenazah
online di
Kelurahan Sumber Rejo Kecamatan Pakal Kota Surabaya
”, maka penulis
(21)
12
perlu memberikan pemahaman terkait istilah-istilah yang ada di dalam judul
penelitian yakni sebagai berikut:
1.
Hukum Islam : aturan-aturan atau ketentuan hukum Islam yang
bersumber dari al-
Qur’an, hadis, dan pendapat ulama tentang
jual beli
dan ija>rah.
2.
Akad: kesepakatan dalam suatu perjanjian antara dua pihak atau lebih
untuk melakukan dan/ atau tidak melakukan perbuatan hukum tertentu.
12Dalam penelitian ini akad yang dilakukan adalah antara ahli waris
jenazah dengan penyedia paket pelayanan perawatan jenazah
online di
Kelurahan Sumber Rejo Kecamatan Pakal Kota Surabaya.
3.
Paket perawatan jenazah: sejumlah barang dan sebagainya yang dijual
secara keseluruhan sebagai satu-satuan yang di dalamnya terdapat
perawatan manusia setelah meninggal, termasuk di dalamnya
memandikan, mengkafani, dan menguburkan kecuali menshalati serta
juga mencakup barang-barang yang dibutuhkan dalam perawatan
tersebut. Paket yang ditawarkan oleh Bapak Malik sebagai penyedia
paket pelayanan perawatan jenazah
online di Kelurahan Sumber Rejo
Kecamatan Pakal Kota Surabaya adalah pelayanan ambulance jenazah,
memandikan jenazah, kain kafan, wewangian, bunga, sabun, sampo,
kapas, dan kapur barus.
4.
Online: keadaan ketika sedang terhubung dengan internet. Dalam
pelayanan paket perawatan jenazah
online di Kelurahan Sumber Rejo
12 Pusat Pengkajian Hukum Islam dan Masyarakat Madani, Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), 15.
(22)
13
Kecamatan Pakal Kota Surabaya, penawaran pelayanan dishare melalui
blog dan untuk membeli pelayanan tersebut bisa dilakukan melalui
whatsapp, telepon ataupun short message service (sms).
H.
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
kualitatif karena metode ini dapat menghubungkan peneliti dan responden
secara langsung. Dengan menggunakan jenis penelitian lapangan (field
research) yang bisa memfokuskan pada kasus yang terjadi di lapangan.
Teknik
untuk
mendapatkan
data
diperoleh
dari
observasi,
wawancara/interview dan dokumentasi.
Untuk menghasilkan gambaran yang maksimal terkait “Tinjauan Hukum
Islam Terhadap Akad Pelayanan Paket Perawatan Jenazah Online Kelurahan
Sumber Rejo Kecamatan Pakal Kota Surabaya
”
, dibutuhkan serangkaian
langkah yang sistematis. Langkah-langkah tersebut terdiri atas:
1.
Data yang dikumpulkan
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini diantaranya adalah
sebagai berikut:
a.
Data tentang akad pelayanan paket perawatan jenazah
online di
Kelurahan Sumber Rejo Kecamatan Pakal Kota Surabaya.
b.
Data tentang kuantitas, kualitas, harga, serta waktu penyerahan objek
pelayanan paket perawatan jenazah yang dilakukan secara
online di
Kelurahan Sumber Rejo Kecamatan Pakal Kota Surabaya.
(23)
14
c.
Data tentang hukum akad pelayanan paket perawatan jenazah yang
dilakukan secara
online di Kelurahan Sumber Rejo Kecamatan Pakal
Kota Surabaya.
2.
Sumber data
Sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sumber data
primer dan sekunder:
a.
Sumber Data Primer
Sumber primer adalah sumber yang langsung berkaitan dengan
objek penelitian
13. Adapun sumber primer dalam penelitian ini yaitu
melalui wawancara dengan pemilik usaha pelayanan paket perawatan
jenazah online yaitu bapak Maliki Ainur Sholeh di Kelurahan Sumber
Rejo Kecamatan Pakal Kota Surabaya dan blog perawatan jenazah
online (perawatanjenazah2011online.blogspot.com).
b.
Sumber Data Sekunder
Sumber Sekunder yaitu sumber yang mendukung atau
melengkapi dari sumber primer
14yang dapat berupa dokumen, buku,
dan karya ilmiah yang mendukung sumber primer. Diantara sumber
buku yang penulis jadikan rujukan diantaranya yakni:
1)
Wahbah az-Zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu.
2)
Ismail Nawawi, Fikih Muamalah.
3)
Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah.
13 Andi Prastowo, Memahami Metode-metode Penelitian, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), 31
(24)
15
4)
Adiwarman A. Karim dan Oni Sahroni, Riba, Gharar dan
Kaidah-Kaidah Ekonomi Syariah.
5)
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah.
3.
Teknik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini diperoleh dengan beberapa teknik antara
lain:
a.
Observasi
Observasi adalah studi yang disengaja dan sistematis tentang
fenomena sosial dan gejala-gejala alam dengan pengamatan dan
pencatatan.
15Penulis mengamati bagaimana praktik pelayanan paket
perawatan jenazah
online di Kelurahan Sumber Rejo Kecamatan
Pakal Kota Surabaya.
b.
Wawancara
Wawancara merupakan percakapan dengan maksud tertentu.
Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara
(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara
(interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.
16Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan cara mengadakan
tanya jawab langsung dengan pihak yang berkaitan dengan masalah
yang diteliti, yaitu pemilik usaha pelayanan paket perawatan jenazah
15
Masruhan, Metologi Penelitian Hukum, Cetakan II, (Surabaya: Hilal Pustaka, 2013), 212. 16 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), 186.
(25)
16
online yaitu bapak Maliki Ainur Sholeh di Kelurahan Sumber Rejo
Kecamatan Pakal Kota Surabaya.
c.
Dokumentasi
Dokumentasi merupakan pengumpulan data yang diperoleh
melalui dokumen-dokumen.
17Dalam hal ini dokumen yang
terkumpul adalah data pembeli pelayanan paket perawatan jenazah
online, gambaran umum Kelurahan Sumber Rejo Kecamatan Pakal
Kota Surabaya dan perjanjian-perjanjian serta peaturan-peraturan
yang berhubungan dengan bahasan penelitian.
4.
Teknik pengolahan data
Pengolahan data merupakan suatu proses dalam memperoleh data
ringkasan atau angka ringkasan dengan menggunakan cara-cara atau
rumus-rumus tertentu.
18Dalam hal ini data penelitian diperoleh dari
buku, kitab, internet dan lainnya. Setelah data terkumpul, maka langkah
selanjutnya adalah mengolah data melalui metode:
a.
Editing, yaitu pengecekan atau pengkoreksian data yang telah
dikumpulkan. Sanapah Faisal mengartikan “mengedit data” dengan
kegiatan memeriksa data yang terkumpul dari segi kesempurnaannya,
kelengkapan jawaban yang diterima, kebenaran cara pengisiannya,
kejelasannya, konsistensi jawaban atau informasi relevansinya bagi
17 Husaini Usman dan Pornom Setyadi Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta:Bumi Aksara, 1996), 73.
(26)
17
penelitian, maupun keragaman data yang diterima peneliti.
19Yaitu
dengan memeriksa data-data tentang akad pelayanan paket
perawatan jenazah
online di Kelurahan Sumber Rejo Kecamatan
Pakal Kota Surabaya.
b.
Organizing, yaitu menyusun secara sistematis data-data yang
diperoleh dalam kerangka paparan yang sudah direncanakan
sebelumnya dan kerangka tersebut dibuat berdasarkan data yang
relevan dengan sistematika pertanyaan dalam rumusan masalah.
c.
Analizing, yaitu tahapan analisis dan perumusan terkait tinjauan
hukum Islam terhadap akad pelayanan paket perawatan jenazah
online.
5.
Teknik Analisis Data
Dalam menganalisis data yang telah terkumpul, penulis
menggunakan analisis secara diskriptif analisis, yaitu bertujuan
mendiskripsikan masalah yang ada sekarang dan berlaku berdasarkan
data-data tentang akad pelayanan paket perawatan jenazah online yang
didapat dengan mencatat, menganalisis dan menginterpretasikannya.
Kemudian dikembangkan dengan pola pikir induktif, yaitu cara
penyajian dimulai dari fakta-fakta yang bersifat khusus dari hasil riset
dan terakhir diambil kesimpulan yang bersifat umum.
19 Ibid., 253.
(27)
18
I.
Sistematika Pembahasan
Terdapat lima bab pembahasan dalam sistematika pembahasan
penelitian ini yang disusun secara sistematis agar mudah untuk dipahami.
Berikut lima bab yang tersusun:
Bab pertama yaitu pendahuluan meliputi latar belakang permasalahan,
identifikasi dan batasan masalah, perumusan masalah, kajian pustaka, tujuan
penelitian, kegunaan hasil penelitian, definisi operasional, metode penelitian
serta sistematika pembahasan.
Bab kedua membahas mengenai kajian pustaka yang menguraikan
teori-teori yang berkaitan dengan akad yang digunakan serta perawatan jenazah,
dalam hal ini mencakup bahasan tentang jual beli barang (
bay’
) dan jual beli
jasa (ijara>h) dan perawatan jenazah dalam Islam yang di antaranya mengenai
pengertian dan dasar hukum jual beli dan
ija>rah, rukun dan syarat jual beli
dan
ija>rah, dan macam-macam jual beli dan ija>rah, dan perawatan jenazah
dalam Islam yang meliputi tata cara memandikan, mengkafani, menshalati,
dan menguburkan.
Bab ketiga yaitu membahas tentang obyek pembahasan yang berkaitan
dengan akad pelayanan paket perawatan jenazah
online yakni mengenai
pelaksanaan jual beli sistem online yang termasuk didalamnya subyek, obyek
dan akad serta keadaan umum Kelurahan Sumber Rejo Kecamatan Pakal
Kota Surabaya, yang terdiri dari letak geografis, keadaan penduduk, keadaan
sosial ekonomi, keadaan sosial pendidikan, dan keadaan sosial keagamaan.
(28)
19
Bab keempat merupakan analisis dan intrepretasi data, yakni tinjauan
hukum Islam terhadap akad pelayanan paket perawatan jenazah
online di
Kelurahan Sumber Rejo Kecamatan Pakal Kota Surabaya yang bertujuan
untuk memberikan penjelasan sah atau tidaknya jual beli paket perawatan
jenazah online.
Bab kelima yakni penutup terdiri dari kesimpulan dan saran mengenai
akad pelayanan paket perawatan jenazah
online di Kelurahan Sumber Rejo
Kecamatan Pakal Kota Surabaya.
(29)
BAB II
JUAL BELI DANIJA <RA H
A. Jual Beli\
1. Pengertian Jual Beli
Jual beli dalam istilah fiqh disebut , berasal dari kata yang
artinya menjual.1 Lafal dalam terminologi fikih terkadang dipakai
untuk pengertian lawannya, yaitu lafal yang berarti membeli.
Dengan demikian mengandung arti menjual sekaligus membeli atau
jual beli.2
Secara bahasa jual beli adalahmuqa>balatu shay’in bi shay’inyaitu
suatu bentuk akad penyerahan sesuatu dengan sesuatu yang lain. Sedangkan menurut istilah adalah memiliki suatu harta dengan cara mengganti dengan izin syara’, atau memiliki manfaatnya saja yang
diperbolehkan syara’ dengan melalui pembayaran yang berupa uang”.3
Menurut Hanafiah pengertian jual beli secara definitif yaitu tukar menukar harta benda atau sesuatu yang diinginkan dengan sesuatu yang sepadan melalui cara tertentu yang bermanfaat. Adapun menurut Malikiyah, Syafi’iyah, dan Hanabilah, bahwa jual beli yaitu tukar-menukar harta dengan harta pula dalam bentuk pemindahan milik dan
kepemilikan.4
1
Isriani Hardini, Muh. H. Giharto,Kamus Perbankan Syariah, Cet. 2 (Bandung: PT Kiblat Buku
Utama, 2012), 25. 2
Mardani,Fiqh Ekonomi Syariah, Cet. 3 (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2015), 102.
3
Imam Ahmad,Fath}ul Qari>b(Surabaya: Nurul Huda, t.t.), 30. 4
(30)
21
Jual beli tergolong dalam akad tija>rah (bersifat komersil dan
bertujuan mencari keuntungan) yang tingkat kepastian dari hasil yang
diperoleh dari akadnya adalah Natural Certainty Contracts (akad dalam
bisnis yang memberikan kepastian pembayaran, baik dari segi jumlah
(amount) maupun waktu (timing) nya) yang sifatnya fixed (marginnya
harus tetap dan tidak boleh berubah) dan predetermined (sesuatu yang
sengaja ditentukan di depan ketika akad).5
Jual beli adalah suatu pertukaran (exchanging) antara suatu
komoditas dengan uang atau antara komoditas dan komoditas yang lain.6
Umumnya pada masyarakat saat ini, yang sering terjadi adalah jual beli yang dilakukan dengan uang sebagai alat tukar, karena dianggap lebih
praktis danefisien.
Dari segi pembayarannya Islam membolehkan jual beli dilakukan
secara tunai (bay’ naqda>n), secara tangguh bayar (bay’ muajjal), atau
secara tangguh serah (bay’ sala>m).7 Hal tersebut dilakukan sesuai
kesepakatan antara penjual dan pembeli.
Dan menurut Pasal 20 ayat 2 bab I ketentuan umum Kompilasi
Hukum Ekonomi Syariah, bay’ adalah jual beli antara benda dengan
benda, atau pertukaran antara benda dengan uang.8 Selanjutnya, pada
pasal 58 menyebutkan bahwa objek jual beli terdiri atas benda yang
5
Adiwarman A. Karim, Bank Islam A nalisis Fiqih dan Keuangan, Cet. 10 (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2014), 51. 6
Sutan Remy Sjahdeini,Perbankan Syariah(Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2014), 7.
7
Adiwarman A. Karim,Bank Islam…, 54.
8
Pusat Pengkajian Hukum Islam dan Masyarakat Madani,Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah
(31)
22
berwujud maupun yang tidak berwujud, yang bergerak maupun tidak
bergerak, dan yang terdaftar maupun yang tidak terdaftar.9
2. Dasar Hukum Jual Beli a. Al-Quran
Q.S.al-Baqarah(2) ayat 275:
Artinya: “Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan karena gila. Yang demikian itu karena mereka berkata bahwa jual beli sama dengan riba. Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Barang siapa mendapat peringatan dari Tuhannya, lalu dia berhenti, maka apa yang telah diperolehnya dahulu menjadi miliknya dan urusannya (terserah) kepada Allah. Barang siapa mengulangi, maka mereka itu penghuni neraka, mereka kekal
di dalamnya.” (Q.S.al-Baqarah: 275).10
Q.S.al-Nisa>’(4) ayat 29:
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dalam perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama suka diantara kamu. Dan janganlah kamu 9
Ibid., 31. 10
Kementerian Agama Republik Indonesia, A lquran dan Terjemahnya, (Bekasi: PT. Sinergi
(32)
23
membunuh dirimu. Sungguh Allah Maha Penyayang
kepadamu.” (Q.S.al-Nisa>’: 29).11
b. Hadis
:
:
,
,
,
" :
,
:
,
,
"
)
(
١ ٢Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Badal ibnu al-Muhabbar: telah menceritakan kepada kami Syu’bah dari Qatadah berkata: saya mendengar aba al-Khalil bercerita, dari Abdillah Ibnu al-Haris, dari Hakim bin Hizam r.a., dari Nabi Saw bersabda: “apabila terdapat dua orang melakukan jual beli, maka masing-masing dari keduanya mempunyai hak khiyar (memilih antara membatalkan atau meneruskan jual beli) selama mereka belum berpisah”. Atau bersabda: “Sehingga mereka berpisah, kemudian jika mereka benar dan jujur maka mereka diberkati dalam jual belinya, tetapi jika berdusta dan menyembunyikan, maka dihapuslah berkah jual beli mereka”. (H.R. Bukhari)
,
,
) ,
(
:
,
:
"
) "
(
١ ٣Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Nashru bin Ali, telah menceritakan kepada kami Abu Ahmad, telah menceritakan kepada kami Yahya bin Ayub, beliau berkata: aku mendengar Aba Zur’ah bin ‘Amr dan bercerita dari Abi Hurairah, dari Nabi Saw bersabda: “Janganlah kamu sekalian berpisah dari jual beli kecuali jika saling rida”. (H.R. at -Tirmidzi)
:
,
,
,
,
11 Ibid., 107-108. 12Al-Bukhari,S}ah}i>h}al-Bukha>ri, Juz 2, (Lebanon:Da>r al-Kutub al-Ilmiyah, 2008), 14. 13
(33)
24
:
(
)
١ ٤
Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Hanad: Telah menceritakan kepada kami Qabisah dari Sufyan, dari Abi Hamzah, dari al-Hasan, dari Abi Sa’id, dari Nabi Saw bersabda: “Pedagang yang jujur dan terpercaya itu sejajar (tempatnya di surga) dengan para nabi, para sahabat, dan syuhada’.” (H.R. at-Tirmidzi).
c. Ijma>’
Kaum muslimin telah sepakat dari dahulu sampai sekarang tentang kebolehan hukum jual beli. Oleh karena itu hal ini merupakan bentuk ijma’ umat, karena tidak ada seorang pun yang
menentangnya.15
Dari kandungan ayat al-Quran di atas, hadis Nabi Saw dan
ijma>’, para ulama mengatakan bahwa hukum asal jual beli adalah
muba>h}atau jawa>z (boleh) apabila terpenuhi syarat dan rukunnya.
Tetapi pada situasi tertentu, hukum bisa berubah menjadi wajib,
haram,mandu>bdanmakru>h.16
3. Rukun dan Syarat Jual Beli
Rukun jual beli ada tiga yaitu:
a. Pelaku transaksi yaitu penjual dan pembeli
b. Objek transaksi yaitu harga dan barang (ma’qu>d ‘alayh)
c. Akad, yaitu segala tindakan yang dilakukan kedua belah pihak yang menunjukkan mereka sedang melakukan transaksi, baik tindakan itu 14
Ibid., 5. 15
Enang Hidayat,Fiqih Jual Beli,(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2015), 15.
16
(34)
25
berbentuk kata-kata maupun perbuatan.17
Menyatukan antara akad jual beli dengan salah satu akad enam
yaitu jua>lah, sharf, musa>qah, shirkah, nikah dan qira>d} dalam satu
transaksi adalah tidak sah dan dilarang menurut pendapat yang
mashhu>rmenurut ulama Malikiyah. Sedangkanas}habmembolehkan.18
Ulama Shafi>’iyyah menyebutkan bahwa jika dua akad yang
berbeda hukumnya di satukan dalam satu transaksi, seperti ija>rahdan
bay’ atau sepeti ija>rah dan sala>m maka kedua akadnya tersebut sah
menurut pendapat yangaz}har. Oleh karena itu, tidak boleh membawa
hukum salah satunya pada yang lainnya, sehingga keduanya tetap
pada hukumnya masing-masing.19
Syarat-syarat dari ketiga rukun diatas adalah sebagai berikut: a. Syarat bagi orang yang melakukan akad adalah:
1) Baligh dan berakal agar tidak mudah ditipu oleh orang lain. Jual beli akan menjadi batal jika yang melakukan akad adalah anak kecil, orang gila dan orang bodoh karena mereka tidak pandai mengendalikan harta. Oleh karena itu anak kecil, orang gila, dan
orang yang bodoh tidak boleh menjual harta sekalipun miliknya.20
Bentuk penipuan dalam jual beli ada dalam segi kuantitas, kualitas, harga, bahkan waktu pembayaran. Oleh karenanya
17
Mardani,Fiqh Ekonomi… ,102.
18
Wahbah az-Zuhaili, Wahbah az-Zuhaili,Fiqih Islam W a A dillatuhu, Jilid 5, (Abdul Hayyi
al-Kattani), (Jakarta: Gema Insani, 2011), 175. 19
Ibid., 190. 20
(35)
26
penjual dan pembeli harus mempunyai syarat baligh dan berakal. Al-Quran dengan tegas melarang semua transaksi bisnis yang mengandung unsur penipuan dalam segala bentuknya terhadap
pihak lain.21
2) Tidak terlarang membelanjakan harta, baik terlarang itu hak dirinya atau yang lainnya. Jika terlarang melakukan akad, maka
akadnya tidak sah menurut Shafi>’iyyah. Sedangkan menurut
jumhur ulama, akadnya tetap sah jika terdapat izin dari yang
melarangnya, jika tidak ada izin, maka tidak sah akadnya.22
3) Tidak dalam keadaan terpaksa ketika melakukan akad.23
b. Syarat-syarat yang berkaitan dengan objek transaksi yaitu harga dan
barang (ma’qu>d ‘alayh):
1) Ulama menyepakati tiga syarat berikut ini:
a) Harta yang diperjualbelikan itu harta yang dipandang sah oleh agama.
b) Harta yang diperjualbelikan itu dapat diketahui oleh penjual dan pembeli.
c) Harta yang diperjualbelikan itu tidak dilarang oleh agama.
2) Hanafiyah mensyaratkan keberadaan ma’qu>d ‘alayh dapat
diketahui (barang yang diperjualbelikan ada dan dapat dilihat oleh penjual dan pembeli).
21
Adiwarman A. Karim, Oni Sahroni, Riba, Gharar, dan Kaidah-Kaidah Ekonomi Syariah
(Jakarta: Rajawali Pers, 2015), 100. 22
Enang Hidayat,Fiqih Jual… ,18.
23 Ibid.
(36)
27
3) Jumhur ulama mensyaratkan keberadaan ma’qu>d ‘alayh bisa
diserahkan ketika terjadinya akad, sedangkan Zhahiriyah tidak mensyaratkannya.
4) Hanafiyah dan Malikiyah tidak mensyaratkan keberadaan ma’qu>d
‘alayhmilik sendiri sebagai syarat kesempurnaan akad. Sedangkan
ulama lainnya mengatakan termasuk syarat sahnya.
5) Jumhur ulama berpendapat bahwa syarat-syarat yang berhubungan
dengan ma’qu>d ‘alayh semuanya mempunyai nilai yang sederajat.
Tidak adanya syarat tersebut menjadikan akad tersebut batal. Sedangkan Hanafiyah membagi syarat yang berhubungan dengan
ma’qu>d ‘alayhtersebut kepada dua macam, yakni sebagai berikut:
a) Syarat yang berhubungan dengan pelaksanaan akad.
Keberadaan syarat ini menyebabkan akad dipandang sah, dan jika tidak ada, maka dipandang batal.
b) Syarat yang berhubungan dengan sahnya akad. Ketiadaan
syarat ini menyebabkan akad dipandang rusak (fasad).24
Dr. Bayu Krisnamurthi menegaskan pentingnya pemahaman yang sama tentang apa yang diperdagangkan. Informasi yang harus jelas, terbuka dan dapat dipahami oleh penjual maupun pembeli. Standardisasi
dan labelisasi menjadi faktor yang menentukan.25 Karena transaksi yang
dilakukan dengan objek akad yang tidak diketahui jenis, sifat dan
24
Enang Hidayat,Fiqih Jual… ,20-21.
25
Oni Sahroni, Adiwarman A. Karim, Maqashid Bisnis dan Keuangan Islam (Jakarta: PT
(37)
28
jumlahnya akan menjadikan akad tidak sah (fasi>d).
Beberapa ketidakjelasan (ghara>r) yang terjadi pada obyek akad
(barang yang dijual) adalah bentuk dan jenis objek akadnya tidak diketahui dengan jelas, objek akadnya tidak ditentukan, sifat objek
akadnya tidak diketahui, dan jumlah barang yang tidak diketahui.26
AdapunShafi’imenurut pendapat yang lebih jelas dan dalam salah
satu pendapat kelompok ‘iba>diyyah mengatakan bahwa tidak sah secara
mutlak jual beli barang yang tidak kelihatan oleh kedua belah pihak atau
salah satu pihak saja meskipun barang itu ada.27Hanafi, Maliki, Hambali
dalam pendapat yang lebih jelas,Z}ahiri, Zaidiyyah, Ima>miyyah, dan salah
satu pendapat dalam kelompok‘iba>diyyah membolehkan jual beli barang
yang tidak ada dengan menyebutkan sifatnya. Sedangkan jual beli barang tanpa melihat barang dan tanpa dijelaskan sifatnya boleh dan sah menurut
Hanafi dan Maliki dalam pendapat yang kuat dalam madzhab mereka.28
Ghara>r yang terjadi pada harga adalah seperti menjual barang
dengan harga yang biasa digunakan masyarakat, membeli barang secara rutin dari para penjual dengan sistem jual beli tanpa ijab kabul dan
harganya ditentukan setelah dikonsumsi dengan mengikuti harga ‘urf
masyarakat atau dengan harga indeks dan menjual barang dengan harga paket dan tidak mengetahui rincian barangnya dan harga keseluruhannya.
Akad-akad tersebut sah, walaupun terdapat unsur ghara>r, karena
26
Adiwarman A. Karim, Oni Sahroni,Riba, Gharar… ,90.
27
Wahbah az-Zuhaili,Fiqih Islam W a A dillatuhu, 130.
28
(38)
29
ghara>rnya termasuk kategori ringan (dapat ditolerir).29
Adapun Maliki dan Hambali mereka membolehkan secara umum
jual beli yang mengandung ghara>ryang tidak berarti, atau bila jual beli
ghara>r harus dilakukan karena darurat.30 Hanafi mengatakan bahwa
apabila barang atau harga tidak diketahui dan ketidakjelasannya menonjol sekali, yaitu biasanya mengakibatkan sengketa, maka jual beli dianggap
fa>sid. Sebab ketidaktahuan yang meliputi barang dan harga berakibat
pada kesulitan menyerahkan dan menerima barang, karenanya juga tujuan dari jual beli tidak tercapai. Akan tetapi, jika ketidakjelasan itu tidak terlalu menonjol, yaitu tidak sampai mengakibatkan sengketa, maka jual
beli tidak menjadi fa>sid. Karena ketidakjelasannya tidak berakibat pada
susahnya menyerahkan dan menerima barang sehingga tujuan jual beli bisa terwujud. Untuk standar mengenai jelas atau tidaknya sifat barang
adalah tradisi masyarakat.31
Keterbatasan pengetahuan mengenai dimensi teknis barang dapat dibantu dengan meyakini ketentuan standar tertentu yang ditetapkan oleh suatu otoritas. Standar suatu barang menjadi sarana untuk membangun
kesetaraan antara penjual dan pembeli.32
c. Syarat-syarat yang berkaitan dengan shighat (ijab qabul):
1) Ijab qabul diungkapkan dengan kata-kata yang menunjukkan jual beli yang telah lazim diketahui masyarakat. Apabila antara ijab dan qabul 29
Ibid., 90-91. 30
Wahbah az-Zuhaili,Fiqih Islam W a A dillatuhu, 104.
31
Ibid., 123. 32
(39)
30
tidak sesuai maka jual beli tidak sah.33
2) Ijab qabul dilakukan dalam satu majelis. Maksudnya kedua belah pihak yang melakukan jual beli hadir dan membicarakan topik yang sama, atau antara ijab dan qabul tidak terpisah oleh sesuatu yang
menunjukkan berpalingnya akad menurut kebiasaan.34 Jangan ada
yang memisahkan, pembeli jangan diam saja setelah penjual
menyatakan ijab dan sebaliknya.35
3) Terdapat kesepakatan berkenaan dengan barang, baik jenis, macamnya, sifatnya, begitu juga harga barang yang diperjualbelikan,
baik kontan atau tidaknya.36 Harga harus jelas saat transaksi. Maka
tidak sah jual beli dimana penjual mengatakan: “Aku jual mobil ini
kepadamu dengan harga yang akan kita sepakati nantinya.”37
4. Macam-macam Jual Beli
Pada dasarnya ada 5 (lima) bentuk akad jual beli, yaitu:38
a. al-Bay’ Naqda>n
al-Bay’ naqda>n adalah akad jual beli biasa yang dilakukan secara
tunai. Baik uang maupun barang diserahkan di muka pada saat yang bersamaan, yakni diawal transaksi (tunai).
b. al-Bay’ Muajjal
al-Bay’ muajjal adalah jual beli yang tidak dilakukan secara tunai,
33
Enang Hidayat,Fiqih Jual…, 22
34 Ibid. 35
Hendi Suhedi,Fiqh…, 71.
36
Enang Hidayat,Fiqih Jual…, 22.
37
Mardani,Fiqh Ekonomi…, 104
38
(40)
31
tapi dengan cicilan. Barang diserahkan di awal periode sedangkan uang diserahkan diakhir periode secara sekaligus (lump-sum).
c. al-Bay’ Taqsi>t}
al-Bay’ taqsi>t}adalah jual beli yang tidak dilakukan secara tunai, tapi
dengan cicilan. Barang diserahkan di awal periode sedangkan uang (pembayaran) diserahkan secara cicilan selama periode utang.
d. Sala>m
Dalam jual bali jenis ini, barang yang ingin dibeli biasanya belum ada (misalnya masih harus diproduksi). Jual beli salam adalah kebalikan
dari jual beli muajjal. Dalam jual beli sala>m, uang diserahkan
sekaligus di muka sedangkan barangnya diserahkan di akhir periode pembiayaan.
e. Istis}na’
Istis}na’ merupakan akad salam yang pembayaran atas barangnya
dilakukan secara cicilan selama periode pembiayaan (tidak dilakukan
secaralump-sumdi depan).Istis}na’adalah bentuk lawan daritaqsi>t}.
B. Ija>rah
1. PengertianIja>rah
Sewa (ija>rah) berasal dari kata al-ajru artinya ganti, upah atau
menjual manfaat.39 Ija>rah adalah hak untuk memanfaatkan barang/ jasa
dengan membayar imbalan tertentu. Transaksi ija>rah dilandasi adanya
perpindahan manfaat (hak guna), bukan perpindahan kepemilikan (hak
39
(41)
32
milik). Jadi, pada dasarnya, ija>rah sama dengan jual beli, tapi
perbedaannya terletak pada objek transaksinya. Bila pada jual beli objek
transaksinya adalah barang, padaija>rahobjek transaksinya adalah barang
maupun jasa.40
Menurut fatwa Dewan Syariah Nasional, ija>rah adalah akad
perpindahan hak guna atau (manfaat) atas suatu barang atau jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa/ upah, tanpa diikuti dengan
perpindahan kepemilikan barang itu sendiri.41
Ija>rahtergolong pada akadtija>rah(compensational contract) yakni
segala macam perjanjian yang menyangkut for profit transaction(tujuan
mencari keuntungan). Oleh karenanya akadtijarahbersifat komersil.42
Ija>rah dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu ija>rah yang
pembayarannya tergantung pada kinerja yang disewa (ju’a>lah), danija>rah
yang pembayarannya tidak tergantung pada kinerja yang disewa (disebut
ija>rah,gaji dan sewa).43
Menurut Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah pada Bab I
Ketentuan Umum Pasal 20 ayat 18, ju’a>lah adalah perjanjian imbalan
tertentu dari pihak pertama kepada pihak kedua atas pelaksanaan suatu tugas/ pelayanan yang dilakukan oleh pihak kedua untuk kepentingan
40
Adiwarman A. Karim,Bank Islam… ,137.
41
Dewan Syariah Nasional MUI, Himpunan Fatwa Keungan Syariah Fatwa MUI (Jakarta:
Penerbit Erlangga, 2014), 91. 42
Adiwarman A. Karim,Bank Islam… ,70.
43
(42)
33
pihak pertama.44
Perbedaan antara ju’a>lah dan ija>rah yang berupa gaji dan sewa
adalah jika ju’a>lah pendapatannya adalah berupa upah (fee/ ujrah) dan
upah diberikan karena kinerja/ perform yang berhasil diselesaikan.
Sedangkan ija>rah yang berupa gaji dan sewa adalah jasa akan dibayar
pada tiap minggu/ bulan (terkait dengan jangka waktu).
2. Dasar HukumIja>rah
a. Al-Quran
Q.S.al-Baqarah(2) ayat 233:
Artinya: “Dan ibu-ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, bagi yang ingin menyusui secara sempurna. Dan kewajiban ayah menanggung nafkah dan pakaian mereka dengan cara yang patut. Seseorang tidak dibebani lebih dari kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita karena anaknya dan jangan pula seorang ayah (menderita) karena anaknya. Ahli warispun (berkewajiban) seperti itu pula. Apabila keduanya ingin menyapih dengan persetujuan dan permusyawaratan antara keduanya, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin menyusukan anakmu kepada orang lain, maka tidak ada dosa bagimu memberikan pembayaran dengan cara yang patut. 44
(43)
34
Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha
Melihat apa yang kamu kerjakan.”(Q.S. al-Baqarah (2):
233).45
Q.S.al-Qas}as}(28) ayat 26:
Artinya: ”Dan salah seorang dari kedua (perempuan) itu berkata: "Wahai ayahku! Jadikanlah dia sebagai pekerja (pada kita), sesungguhnya orang yang paling baik yang engkau ambil sebagai pekerja (pada kita) ialah orang yang
kuat dan dapat dipercaya”. (Q.S.al-Qas}as}(28): 26).46
Q.S.Y u>suf(12) ayat 72:
Artinya: “Mereka menjawab: “Kami kehilangan piala raja dan siapa yang dapat mengembalikannya akan memperoleh bahan makanan (seberat) beban unta, dan aku jamin itu".
(Q.S.Y u>suf(12) ayat 72).47
b. Hadis:
, ,
:
:
:
(
)
٤ ٨Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Musa bin Isma’il: telah menceritakan kepada kami Wuhaib: telah menceritakan kepada kami Ibnu Thawus dari ayahnya, dari Ibnu ‘Abbas r.a. berkata: Diriwayatkan dari Ibnu Abbas
bahwa Rasulullah Saw bersabda: “Nabi Saw pernah
berbekam dan beliau memberi upah kepada tukang
bekamnya.” (H.R.Bukhari).
45
Kementerian Agama Republik Indonesia,A lquran dan Terjemahnya, 47.
46
Ibid., 547. 47
Ibid., 329. 48
(44)
35
:
:
,
,
,
:
)
.(
٤ ٩Artinya: “Telah bercerita kepada kami Abbas bin al-Dimasqy ia berkata: telah bercerita kepada kami Wahb bin Salim al-Sulaimiy berkata: telah bercerita kepada kami Abdurrahman bin Zaid bin Aslam dari ayahnya dari kakeknya dari Abdullah bin Umar berkata: Rasulullah Saw bersabda: “Berikanlah upah (gaji) pekerja sebelum keringatnya kering”. (H.R. Ibnu Majah).
:
: ,
,
.
Artinya: “Imam Bukhari berkata: dan Ibnu Umar Berkata: “Nabi Saw memberi (upah) separoh (dari hasil) tanah Khaibar (kepada para pekerja). Dan yang demikian itu terjadi pada masa Nabi Saw, Abu Bakar dan di permulaan masa pemerintahan Umar. Sedang Ibnu Umar tidak menyebutkan bahwa Abu Bakar dan Umar memperbarui (perjanjian) penyewaan itu sesudah wafat Nabi Saw”.
c. Ijma’
Semua umat bersepakat tidak ada seorang ulama pun yang
membantah kesepakatan kebolehanija>rahini, sekalipun ada beberapa
orang diantara mereka yang berbeda pendapat, tetapi hal itu tidak
dianggap.50
49
Ibnu Majah,Sunan Ibnu Majah, Jiid II, (Beirut: Dar al-Fikr, t.t.), 817.
50
(45)
36
3. Rukun dan Syarat Ija>rah
Menurut Hanafiah, rukun ija>rahhanya satu, yaitu ijab dan qabul,
yakni pernyataan dari orang yang menyewa dan menyewakan. Lafal yang
digunakan adalah lafalija>rah(ة َرﺎَﺟ ِإ), isti’ja>r ( َرﺎَﺟ ْﺋِﺗ ْﺳٍإ), iktira>’(ء ار ﺗﻛ إ ) dan
ikra>’(ء ار ﻛ إ).51
Sedangkan menurut jumhur ulama, rukunija>rahada empat, yaitu:
a. ‘A <qid, yaitu mu’jir (orang yang menyewakan) dan musta’jir (orang
yang menyewa).
b. S}ighat, yaitu perbuatan yang menunjukkan terjadinya akad berupa
i<jabdanqabu>l.
c. Ujrah(uang sewa atau upah).
d. Manfaat, baik manfaat dari suatu barang yang disewa atau jasa dan
tenaga dari orang yang bekerja.52
Syarat-syarat sewa-menyewa adalah sebagai berikut:
a. Manfaatnya diketahui, misalnya menempati rumah, menjahit pakaian,
dan sebagainya. Karena ija>rah seperti jual beli, dan jual beli
disyaratkan barangnya harus diketahui.
b. Manfaatnya diperbolehkan. Jadi, tidak diperbolehkan penyewaan budak wanita untuk digauli, atau penyewaan wanita untuk bernyanyi, atau tanah untuk pembangunan gereja atau pabrik minuman keras.
c. Biaya sewa/ upahnya diketahui, karena Abu Sa’id al-Khudriy r.a.
berkata, “Rasulullah Saw melarang penyewaan pekerja hingga 51
Ahmad Wardi Muslich,Fiqh Muamalat(Jakarta: Amzah, 2010), 320.
52
(46)
37
upahnya dijelaskan kepadanya.” (HR. Ahmad)53. Kejelasan tentang
biaya sewa/ upah ini diperlukan untuk menghilangkan perselisihan antara kedua belah pihak. Penentuan upah atau sewa ini boleh didasarkan kepada kebiasaan yang ada di masyarakat. Misalnya, sewa (ongkos) kendaraan angkutan kota, bus atau becak, yang sudah lazim
berlaku, meskipun tanpa menyebutkannya, hukumnya sah.54
4. Upah dalam Pekerjaan Ibadah
Upah dalam pekerjaan ibadah (ketaatan seperti shalat, puasa, haji, dan membaca al-Quran diperselisihkan kebolehannya oleh para ulama
karena berbeda cara pandang terhadap pekerjaan-pekerjaan ini.55 Tidak
sah menyewakan tenaga untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang
sifatnya taqarrub dan taat kepada Allah, seperti shalat, puasa, haji,
menjadi imam, adzan, dan mengajarkan al-Quran, karena semuanya itu mengambil upah untuk pekerjaan yang wajib. Pendapat ini disepakati
oleh Hanafiah dan Hanabilah.56
Madzhab Maliki, Syafi’i dan Ibnu Hazm membolehkan mengambil upah sebagai imbalan mengajarkan al-Quran dan ilmu-ilmu karena ini termasuk jenis imbalan perbuatan yang diketahui dan dengan tenaga yang
diketahui pula.57
:
53
Ismail Nawawi,Fikih Muamalah,186.
54
Ahmad Wardi Muslich,Fiqh Muamalat, 326.
55
Hendi Suhendi,Fiqh Muamalah, 118.
56
Ahmad Wardi Muslich,Fiqh Muamalat, 324.
57
(47)
38
.
Artinya: “Dari Ibnu Abbas r.a. bahwa sesungguhnya Rasulullah Saw bersabda: sesungguhnya perbuatan yang paling berhak
untuk mengambil upah adalah kitabullah.” (H.R. Bukhari).58
Imam Syafi’i berpendapat bahwa pengambilan upah dari pengajaran berhitung, khat, bahasa, sastra, fiqh, hadis, membangun masjid, menggali kuburan, memandikan mayit, dan membangun madrasah
adalah boleh.59
Dalam hal perawatan jenazah, Ulama H{ana>fiyyah melarangija>rah
untuk memandikan mayit karena termasuk kewajiban, tetapi
membolehkan ija>rah untuk menggali kuburan dan mengangkat jenaazah.
Sedangkan Ulama Shafi>>’iyyah membolehkan ija>rah untuk pengurusan
mayit dan menguburkannya. Termasuk dalam pengurusan mayit adalah
memandikan dan mengkafani.60
58
Ahmad Wardi Muslich,Fiqh Muamalat, 325.
59
Hendi Suhendi,Fiqh Muamalah, 120.
60
(48)
BAB III
PELAKSANAAN AKAD PELAYANAN PAKET PERAWATAN JENAZAH
ONLINEDI KELURAHAN SUMBER REJO KECAMATAN PAKAL KOTA
SURABAYA
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis
Kelurahan Sumber Rejo adalah sebuah kelurahan yang terletak di wilayah Kecamatan Pakal Kota Surabaya dengan luas wilayah 753.067 Ha. Secara topografi, ketinggian Kelurahan Sumber Rejo adalah berupa dataran rendah yaitu sekitar 6 meter di atas permukaan laut. Jarak tempuh antara Kelurahan Sumber Rejo ke Kecamatan Pakal yaitu 4 Km
sedangkan jarak ke pemerintahan Kota adalah 22 Km.1
Kelurahan Sumber Rejo jika dilihat dari batas wilayahnya adalah:
a. Sebelah Utara : Kali Lamong (Kab. Gresik)
b. Sebelah Barat : Desa Jono (Kab. Gresik)
c. Sebelah Selatan : Desa Kepatihan (Kab. Gresik)
d. Sebelah Timur : Kelurahan Benowo
2. Keadaan Penduduk
Penduduk Kelurahan Sumber Rejo berjumlah 2.266 KK (Kepala Keluarga), dengan jumlah total 11.684 jiwa, dengan rincian 5.886 laki-laki dan 5.798 perempuan.
1
(49)
40
Tabel 3.1
Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia2
No Usia Jumlah
1 0-3 1590 jiwa
2 4-6 2194 jiwa
3 7-12 1839 jiwa
4 13-15 1054 jiwa
5 16-18 1172 jiwa
6 19-keatas 3835 jiwa
3. Keadaan Sosial Ekonomi
Secara umum mata pencaharian warga masyarakat Kelurahan Sumber Rejo dapat teridentifikasi ke dalam beberapa sektor yaitu jasa, perdagangan, pertanian, industri, dan lain-lain. Berikut ini adalah tabel jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian.
Tabel 3.2
Mata Pencaharian dan Jumlahnya3
No Mata Pencaharian Jumlah
1 Pegawai Negeri Sipil 179 orang
2 TNI 51 orang
3 POLRI 9 orang
4 Swasta 2938 orang
5 Pensiunan/ purnawirawan 92 orang
6 Wiraswasta 207 orang
7 Tani/ Ternak 1035 orang
8 Pelajar 2348 orang
9 Buruh Tani 82 orang
10 Pedagang 126 orang
11 Nelayan 3 orang
12 Ibu Rumah Tangga 1691 orang
2 Ibid., 3. 3
(50)
41
4. Keadaan Pendidikan
Pendidikan di Kelurahan Sumber Rejo secara umum tergolong baik, hal tersebut dilihat dari banyaknya penduduk yang menempuh pendidikan hingga tingkat perguruan tinggi. Akan tetapi, untuk sarana pendidikan yang ada hanya sampai pada tingkat SD, yakni 10 Taman Kanak-kanak (TK) dan 2 Sekolah Dasar (SD). Selain sekolah formal, pendidikan non formal yakni madrasah cukup tinggi peminat, yakni terdapat 872 orang yang menempuhnya. Berikut data tingkat pendidikan dan jumlahnya:
Tabel 3.3
Tingkat Pendidikan dan jumlahnya4
No Keterangan Jumlah
1 Taman Kanak-kanak 1506 orang
2 Sekolah Dasar 2128 orang
3 SMP/ SLTP 1826 orang
4 SMA/ SLTA 3060 orang
5 Akademi (D1-D3) 807 orang
6 S1 986 orang
7 S2 113 orang
8 S3 1 orang
5. Keadaan Keagamaan
Dari segi agama, mayoritas masyarakat Kelurahan Sumber Rejo Kecamatan Pakal Kota Surabaya adalah beragama Islam, untuk sarana keagamaannya terdapat 13 masjid dan 9 mushala.
4 Ibid.
(51)
42
Tabel 3.4
Agama yang dianut dan jumlahnya5
No Keterangan Jumlah
1 Islam 11012 orang
2 Kristen 476 orang
3 Katholik 134 orang
4 Hindu 36 orang
5 Budha 26 Orang
B. Profil Usaha Pelayanan Paket Perawatan Jenazah Online di Kelurahan Sumber Rejo Kecamatan Pakal Kota Surabaya
Pelayanan paket perawatan jenazah online adalah usaha yang
didirikan pada tahun 2011 oleh seorang perawat jenazah yakni Bapak H. Maliki Ainur Sholeh, S.Sos yang merupakan pegawai dari sebuah rumah sakit pemerintah yang telah bersertifikasi sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit bertaraf nasional.
Ide untuk mendirikan usaha ini berawal dari berubahnya pola kehidupan yang ada pada masyarakat berupa kesenjangan antara masyarakat menengah ke atas dan masyarakat menengah ke bawah yakni yang bawah semakin guyub dan yang atas (mereka yang hidup di perumahan-perumahan elit dan lingkungannya tertutup) semakin individual. Selain hal tersebut, alasan yang lain adalah terinspirasi dari semakin sedikitnya tenaga perawat jenazah Islam yang berorientasi pada keagamaan Islam sendiri. Hal tersebut
terjadi karena didominasi oleh non muslim.6
Bapak H. Maliki Ainur Sholeh, S.Sos. dalam menjalankan usaha yang sudah berlangsung kurang lebih selama 5 tahun ini dibantu oleh 2 orang 5
Ibid. 6
(52)
43
rekannya. Dua orang tersebut adalah satu sebagai driverambulance dan satu
orang lagi membantu dalam perawatan jenazah.
Selain pelayanan paket perawatan jenazahonline, pelayanan lain yang
ditawarkan adalah layanan ambulance jenazah, pengawetan jenazah
(formalin), perawatan jenazah, menjual berbagai perlengkapan jenazah, dan pemakaman jenazah. Pelayanan ini hadir 24 jam dalam sehari dan ditawarkan
kepada pihak-pihak yang membutuhkan pelayanan jenazah.7
Media yang dipilih oleh bapak Maliki dalam menawarkan pelayanan adalah melalui blog. Bagi pihak yang membutuhkan pelayanan tersebut bisa
langsung menghubungicontact personyang sudah dicantumkan. Pembayaran
dilakukan setelah pelayanan selesai, bisa secara cashmaupun transfer. Dalam
melakukan transaksi, media yang digunakan adalah melalui telepon, sms,
atauwhatsapp.
Terdapat 3 paket harga yang ditawarkan dalam pelayanan paket perawatan jenazah, diantaranya adalah:
1. Paket muslim dan ambulance jenazah (pemakaman dalam kota) dengan harga Rp 1.000.000, meliputi:
a. Pelayanan ambulance jenazah untuk pemakaman dalam kota (wilayah Surabaya).
b. Memandikan jenazah c. Perawatan jenazah. d. Kain kafan 12 m. 7
Maliki Ainur Sholeh, “Perawatan Jenazah Online”, dalam http://perawatan
(1)
59
orang yang sudah berkompeten di bidangnya, sehingga pihak pembeli layanan tidak perlu untuk meragukannya.
Praktik pelayanan paket perawatan jenazah online di Kelurahan Sumber Rejo Kecamatan Pakal Kota Surabaya sudah memenuhi rukun dan syarat yang ada pada akad jual beli maupunju’a>lahmeskipun terdapat unsur
ghara>r (ketidakjelasan) terkait masalah objek yaitu harga dan barang yang
dijual maupun upah yang akan dibayarkan, namun ket idakjelasan t ersebut t idak mengakibat kan rusak (f asid) nya akad, yang dalam hal ini adalah akad jual beli dan ju’a>lah. Karena tingkat ghara>r nya adalah tidak terlalu menonjol menurut pendapat Imam Hanafi, yaitu tidak sampai mengakibatkan sengketa. Hal tersebut terjadi karena ketidakjelasannya tidak berakibat pada susahnya menyerahkan dan menerima barang sehingga tujuan jual beli bisa terwujud. Dan Imam Maliki dan Hambali pun membolehkan secara umum jual beli yang mengandung ghara>r yang tidak berarti.
(2)
60 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan
Dari penjelasan permasalahan yang telah dibahas oleh penulis, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa:
1. Akad pada pelayanan paket perawatan jenazah online di Kelurahan Sumber Rejo Kecamatan Pakal Kota Surabaya merupakan kombinasi akad antara jual beli barang (bay’) sekaligus jasa (ija>rah) berupa ju’a>lah yang ada dalam satu transaksi. Keduanya merupakan akad tija>rah yakni akad yang bersifat komersial dan bertujuan mencari keuntungan. Pada praktiknya ketika pembeli layanan hanya membutuhkan perlengkapan jenazah saja, maka akad yang berlaku di dalamnya adalah akad jual beli. Sedangkan jika pembeli layanan hanya membutuhkan jasanya (ambulance jenazah, memandikan, mengkafani, dan menguburkan jenazah), maka akad yang berlaku adalah ija>rah yang berupa ju’a>lah. Dan jika pembeli layanan membeli satu paket, maka dalam transaksi tersebut terdapat dua akad, yakni bay’ dan ija>rah yang berupa ju’a>lah.
2. Pelayanan paket perawatan jenazah online di Kelurahan Sumber Rejo Kecamatan Pakal Kota Surabaya akadnya sah jika memenuhi rukun dan syarat yang ada pada akad bay’ maupun ija>rah. Namun, meskipun terdapat unsur ghara>r (ketidakjelasan) terkait masalah harga, kualitas dan kuantitas yang tidak dicantumkan pada barang
(3)
61
yang dijual, maupun upah yang akan dibayarkan, ketidakjelasan tersebut tidak mengakibatkan tidak sah (fasid) nya akad, karena tingkat gharar nya adalah ringan dan tidak berarti.
B. Saran
1. Usaha yang dimiliki oleh bapak Maliki Ainur Sholeh yakni pelayanan paket perawatan jenazah online hendaknya dalam menawarkan usaha yang dimiliki tidak hanya melalui blog, namun juga dishare melalui media sosial yang lainnya agar memudahkan baik itu untuk penyedia layanan maupun pembeli layanan.
2. Hendaknya owner membuat daftar harga tiap barang dan perubahan kebijakan jika diperlukan mengenai prosedur dan penetapan tarif sehingga tidak menimbulkan ketidakjelasan (ghara>r) lagi.
(4)
62
DAFTAR PUSTAKA Ahmad, Imam. Fathul Qari>b. Surabaya: Nurul Huda. t.t.
Al-Bukhari. Sahih al-Bukhari. Juz 2. Lebanon: Dar al-Kutub al-Ilmiyah. 2008. Dewan Syariah Nasional MUI. Himpunan Fatwa Keungan Syariah Fatwa MUI.
Jakarta: Penerbit Erlangga. 2014.
Hardini, Isriani dan Muh. H. Giharto. Kamus Perbankan Syariah. Cet. 2. Bandung: PT Kiblat Buku Utama. 2012.
Hidayat, Enang. Fiqih Jual Beli. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2015.
Huda, Mochammad Choirul. “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Transaksi Jual
Beli Dengan Sistem Online”. Skripsi--IAIN Sunan Ampel Surabaya. 2010.
Karim, Adiwarman A. Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan. Cet. 10. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2014.
Karim, Adiwarman A. dan Oni Sahroni. Riba, Gharar, dan Kaidah-Kaidah Ekonomi Syariah Jakarta: Rajawali Pers. 2015.
Kementerian Agama Republik Indonesia. Alquran dan Terjemahnya. Bekasi: PT. Sinergi Pustaka Indonesia. 2012.
Majah, Ibnu. Sunan Ibnu Majah. Jiid II. Beirut: Dar al-Fikr. t.t.
Maliki Ainur Sholeh, “Perawatan Jenazah Online”, dalam
http://perawatanjenazah2011online.blogspot.co.id/, diakses pada 18 April 2016.
---“Perawatan Jenazah Online”, dalam
http://perawatanjenazah2011online.blogspot.co.id/2014/12/daftar -harga-layanan-ambulance-jenazah-html., diakses pada 18 April 2016.
---“Perawatan Jenazah Online”. dalam
http://perawatanjenazah2011online.blogspot.co.id/2013/05/paket-muslim-dan-muslimah-pelayanan.html, diakses pada 18 April 2016.
(5)
63
Mardani. Fiqh Ekonomi Syariah. Cet. 3. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group. 2015.
Masruhan. Metologi Penelitian Hukum. Cet. II. Surabaya: Hilal Pustaka. 2013. Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya. 2009.
Monografi Kelurahan Sumber Rejo Kecamatan Pakal Triwulan I. Surabaya: t.t.t., 2016.
Muhammad, Abi ‘Isa bin ‘Isa. Sunan At Tirmidzi. juz 3. Lebanon: Dar al-Fikr. 2005.
Muhyiddin. Fiqh Tradisionalis. Cet. 3. Malang: Pustaka Bayan. 2005. Muslich, Ahmad Wardi. Fiqh Muamalat. Jakarta: Amzah. 2010.
Najib, Nurman. “Pelaksanaan Penjualan Langsung Berjenjang Syariah Umrah -Haji Plus PT. Arminareka Perdana Cabang Surabaya: Prespektif Fatwa DSN –MUI No 75-DSN-MUI-VII-2009 Tentang Penjualan Langsung
Berjenjang Syariah”. Skripsi--IAIN Sunan Ampel Surabaya. 2013.
Nawawi, Ismail. Fikih Muamalah Klasik dan Kontemporer. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia. 2012.
Prastowo, Andi. Memahami Metode-metode Penelitian. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. 2011.
Pusat Pengkajian Hukum Islam dan Masyarakat Madani. Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2009\.
Sahroni, Oni dan Adiwarman A. Karim. Maqashid Bisnis dan Keuangan Islam. Jakarta: PT Rajagrafindo. 2015.
Sjahdeini, Sutan Remy. Perbankan Syariah. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group. 2014.
Suhedi, Hendi. Fiqh Muamalah. Cet. 10. Jakarta: Rajawali Pers. 2016.
Tim Penyusun Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam. Petunjuk Teknis Penulisan Skripsi. Surabaya. 2014.
Usman, Husaini dan Pornom Setyadi Akbar. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara. 1996.
(6)
64
Zuhaili, Wahbah. Al Fiqh al Islami wa Adillatuh. Juz 2. Damaskus: Dar al-Fikr. 2008.
Zuhaili, Wahbah. Fiqih Islam Wa Adillatuhu. Jilid 5. (Abdul Hayyi al-Kattani). Jakarta: Gema Insani. 2011.
Zulfiah, Alvie. “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli Perlengkapan Jenazah
di Kelurahan Karah Surabaya”. Skripsi--IAIN Sunan Ampel Surabaya. 2011.