Analisis implementasi kerjasama Bank Syariah Mandiri dengan Bank Mandiri Konvensional (ATM bersama) Cabang Darmo.

ANALISIS IMPLEMENTASI KERJASAMA BANK SYARIAH
MANDIRI DENGAN BANK MANDIRI KONVENSIONAL (ATM
BERSAMA) CABANG DARMO
SKRIPSI

Oleh:
NOVIA MAULIDIYAH
NIM. C04211108

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
SURABAYA
2017

ABSTRAK

Skripsi yang berjudul “Analisis Implementasi Kerjasama Bank Mandiri syari’ah dengan
Bank Mandiri Konvesional (ATM Bersama Cabng Darmo)” adalah hasil penelitian field
research untuk menjawab pertanyaan yaitu bagaimana implementasi kerjasama bank Mandiri
Syari’ah dengna Bank Konvesional Syariah dalam bidang ATM Bersama cabang Darmo serta

bagaimana Analisa hukum islam terkait implementasi kerjasama bank Mandiri Syari’ah dengna
Bank Konvesional Syariah dalam bidang ATM Bersama cabang Darmo
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), maka dalam
pengumpulan data nya digukan metode observasi yang berkaitan dengan permasalahan dan
wawancara secara langsung dengan pihak-pihak yang terkait secara langsung Kantor Bank
Syariah mandiri Cabang Darmo serta Nasabah bank Syariah Mandiri dengan menggunkan
Schedule, tepatnya adalah adalah metode wawancara berstruktur ( closed Question).
Sifat penelitian ini adalah prespektif, yaitu merupakan seluruh hasil penelitian,
kemudian meninjau hasil tersebut dari sudut pandang Hukum Islam, sehingga pendekatannya
yang dipakai adalah pendekatan normative.
Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa pelaksanaan kerjasama ATM BERSAMA
antara Bank Syariah Mandiri dengan Bank Mandiri konvesional telah memenuhi rukun dan
syarat dari sebuah syirkah, dimana dalam rukun disebutkan ada tiga hal yaitu: shigat, pihakpihak yang berkerjasama, dan obyek. Sistem yang digunkan Bank Syariah Mandiri untuk
membagi hasil dengan Bank Konvesional Mandiri adalah dengan menggunkan sistem profit
Sharing, dimana sistem ini dilakukan dengan membagikan keuntungan yang di dapat dari suatu
usaha. Keuntungan yang didapat berasal dari selisih antara pendapatan dari uasaha yang telah
dikurangi dnegan biaya lainnya, jadi dapat dikatakan sebagai laba bersih.
Berdasarkan metode yang digunakan, maka tertangkap bahwa akad yang digunakan
dalam kerj\asama ATM BERSAMA antara Bank Syariah Mandiri dengan Bank Mandiri
konvesional sesuai dengan aturan Syariah karena telah memenuhi rukun dan syarat sah syirkah,

dan terkait sistem bagi hasil yang digunkan merupkan kesepakatan bersama antara kedua beah
pihak.

Keyword: Implementasi. Kerjasama ATM BERSAMA. Bank Syariah Mandiri dan Bank
Konvesional Mandiri.

v

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR ISI

Halaman
SAMPUL DALAM ...........................................................................................

I

PERNYATAAN KEASLIAN .............................................................................

ii


PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................................

iii

PENGESAHAN ................................................................................................

iv

ABSTRAK ........................................................................................................

v

KATA PENGANTAR .......................................................................................

vi

DATAR ISI .......................................................................................................

vii


DAFTAR TRANSLITERASI ............................................................................

viii

BAB I

PENDAHULUAN .........................................................................

1

A. Latar Belakang .......................................................................

1

B. Identifikasi dan Batasan Masalah ..........................................

7

C. Rumusan Masalah ..................................................................


8

D. Tujuan Penelitian ...................................................................

8

E. Definisi Operasional ..............................................................

10

F. Kajian Pustaka........................................................................

12

G. Metode Penelitian .................................................................

14

H. Sistematika Pembahasan........................................................


18

LANDASAN TEORI MENGENAI SYIRKAH ...........................

21

I. Ketentuan Umum mengenai Syirkah......................................................

21

A. Pengertian dan dasar Hukum Syirkah ....................................

21

B. Macam-macam Syirkah .........................................................

24

C. Rukun dan Syarat Syirkah .....................................................


30

D. Batalnya Perjanjian Syirkah...................................................

33

E. Aplikasi Syirkah dalam Perbankan ........................................

34

BAB II

vii

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

II. Ketentuan Mengenai ATM…..……………………………………….. ...

37


A. Pengertian ATM ....................................................................

37

B. Fungsi dan Keguaan ATM ....................................................

37

BAB III

PELAKSANAAN KERJASAMA ATM BERSAMA BANK
SYARIAH

DENGAN

BANK

MANDIRI


KONVESIONAL ........................................................................

40

A. Gambaran Umum Bank Syariah Mandiri ..............................

40

1. Sejarah berdirinya Bank Syariah Mandiri ..........................

40

2. Visi-misi .............................................................................

42

3. Struktur Organisasi ............................................................

43


4. Sistem Kepegawaian ..........................................................

44

5. Prodak jasa Bank Syariah Mandiri .....................................

46

B. Gambaran

BAB IV

MANDIRI

Pelaksanaan

kerjasama

ATM


BERSAMA..….………… ......................................................

49

1. Pelaksanaan Kerjasama ......................................................

49

2. Ketentuan Bagi Hasil .........................................................

51

ANALISA IMPLEMENTASI KERJASAMA ATM BERSAMA
BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN BANK SYARIAH
KONVESIONAL………………………………………………...

57

A. Analisis pelaksanaan kerjasama ATM BERSAMA Bank
Syariah Mandiri dengan Bank Mandiri Konvesional ...............

57

B. Analisis implementasi kerjasama ATM BERSANA Bank

BAB V

Syariah Maniri dengan Bank Mandiri Konvesional .................

64

PENUTUP ..................................................................................

68

A. Kesimpulan ..............................................................................

68

B. Saran .........................................................................................

69

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vii

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

1

BAB I
PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang Masalah
Agama Islam merupakan agama yang mengatur seluruh sistem
kehidupan (way of life). Aturan agama Islam diberikan oleh Allah SWT
kepada manusia melalui petunjuk rasul-NYA berupa akidah, akhlak dan
syariah.1 Satu petunjuk ini di berikan supaya manusia dapat menjalankan
tugas kekhalifahan dengan sebaik baiknya, tugas kekhalifahan dalam
menjaga segala ciptaan-NYA termasuk di dalamnya menjaga bumi
beserta isinya.
Akidah dan akhlak sebagai sesuatu yang konstan, tidak mengalami
perubahan walaupun adanya perubahan waktu dan tempat. Sedangkan
syariah senantiasa mengalami perubahan sesuai dengan kebutuhan dan
kondisi umat pada Rasul masing masing.2 Syariah Islam sebagai syariah
yang terakhir, yang di sampaikan Rasulullah Muhammad SAW memiliki
dua

keistimewaan

yaitu

sebagai

syariah

yang

komprehensif

(meneyeluruh) dan universal (umum).3
Komprehensif artinya, syariah Islam mengatur seluruh aspek
kehidupan yang meliputi ibadah dan muamalah. Ibadah disini adalah
ibadah

khusus,

yang

mengaturhubungan

antara

manusia

1

Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah dari teori ke praktek, (Jakarta: Gema Insani Press,
Cet. Ke-1, 2001), 4.
2
Ibid.,
3
Muhammad, Sistem dan Prosedur Operasional Bank Syariah, (Yogyakarta: UII Press, 2000), 1.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2

(makhluk/ciptaan) dengan Allah SWT sebagai bagian khaliqnya
(penciptanya). Sedang muamalah mengatur hubungan antar sesame
manusia sebagai makhluk social dalam segala bidang.4 Universal artinya,
syariah islam bersifat umum,5 yaitu mengatur hubungan semua pihak
pada waktu dan tempat yang tidak terbatas, atau sa{hi}h fi kulli zama>n wal

maka>n (dapat digunakan setiap masa dan tempat). Ke-universal-annya ini
sebagai bukti bahwa agama Islam sebagai pembawa rahmat bagi seluruh
alam (rahmatan lil alamin).6 Misalnya dalam muamalat islam tidak
membeda-bedakan antara muslim dan non muslim.
Sebagaimana dicontohkan Rasulullah SAW melalui hadisnya :
ََ‫ب‬
ََ َ‫ض َيََاهََُ َعَنَ َُه َمَاَق‬
َِ ‫ََع َنَ ََعَب ِدَاهََُ َالرحََ ِنَََب ِنَََاَََِِبََكَرََََر‬
ََ‫ش ََعاَنََطََِويَلََبَِغََنََ ُم‬
َ َ‫صَمَثََ َجَاءَََََر َُجلََ ُمَشََِر َكَ َم‬
ُ
ّ َِ‫اَمَ ََعَالن‬
َ ََ‫َ((َكَن‬:َ‫ال‬
)‫ََفاشَ ََِتيََ ِمَنَ َهَُ َشَاَةََ(رو َالبخاري‬,َ‫ََبَلََبَََي َع‬,َََّ:َ‫ال‬
ََ َ‫ََاَمََ َِبَ ِةََ)) َفق‬:َ‫ال‬
ََ ‫ َاوَََق‬.ًََ‫ََبِبََيَ َعَاَاَََمَ َعَ ِطَيَة‬,َ‫بَصَم‬
َّ َِ‫الََالن‬
َ َ‫َفَق‬,‫َيَ ُسَ َوقَ َهَا‬
“Sungguh kami bersama Rasulullah SAW, kemudian datang seorang laki
laki musyrik yang berambut kusut tinggi besar dengan membawa
kambing yang di gembalakannya, kemudian Rasulullah SAW bersabda:
“dijual atau dihibahkan?”, maka berkata (laki laki musyrik tersebut):
“dijual”, kemudian Rosulullah membelinya satu ekor. (HR. Imam
Bukhari).7
Ada sebuah hadits dari Rasulullah SAW yang di riwayatkan oleh
Imam Bukhari dari Aisyah r.a yang berbunyi:
4

Muhammad Syafi’I Antonio, …, 5.
Ibid.
6
Info Bank, No. 295, November 2003, Vol. XXV , 77.
7
Imam Bukhari, Shaheh Bukhari, (terj: Yuliana Purnama, Beirut: Darul fikr, 1995), 31.
5

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3

ِ َ‫صَمَاِشَ َِتيََ ِمَنََيَ َه َوِدَيََطَع‬
ِ ‫ََوَارتََهَنََ ِمَنَ َهَ ِدََرَع‬,ََ‫َّاََجَلََمَعَلََُوم‬
َ(ََ‫اَمَ َنَ َحَ ِدَيَد‬
َّ َِ‫ض َيََاهََُ ََعنَ ُهَ َمَاَاََ َنَالن‬
َِ ‫اء َشَ ِةََََر‬
َِ ‫ََعنََ ََع‬
َ َ َ‫ب‬
ََ ُ ُ َ
َ َ َ َ‫اَمَاَا‬
ً َ َ َُ
)‫رو َالبخاري‬
“Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW telah member makanan dari
orang yahudi sampai batas waktu tertentu, dan kemudian beliau
menggadaikan baju perang dari besi beliau (kepada orang yahudi
tersebut),” (HR. Imam Bukhari)8
Muamalah (hubungan) tidak sebatas pada kegiatan ekonomi,
tetapi muamalat dalam segala bidang: politik, social, budaya, hukum dan
lain lain. Sebagai makhluk social manusia tidak dapat lepas dari kegiatan
muamalah, dan salah satu wujud muamalah tersebut dilakukan melalui
kerjasama dan tolong menolong ini, sebagaimana firman Allah SWT:
ِ َ‫اَعل‬
ِ
)ََ٤ََ:َ‫َ(َاماءدة‬.‫ىَاَّ َِثَََوَال ُعَدَََواَ َُن‬
ََ ‫اَونََُو‬
ََ َ‫يَوَََّتَ َع‬
ََ ‫ََوتَ َعَ ََاونََُواَ َعَلَىَالَ َِبَََوالتَقَََو‬
“ Dan tolong menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan
ketakwaan, dan janganlah kamu tolong menolong dalam (mengerjakan)
dosa dan permusuhan “

( QS. Al- Maidah : 2 )9

Di bidang ekonomi, misalnya kerjasama dengan sesama lembaga
perbankan yang dapat dilakukan dalam segala hal, contohnya adalah
kerjasama dalam penggunaan teknologi. Dimana teknologi ini diyakini
merupakan salah satu factor yang dapat mempengaruhi kinerja suatu
8

Ibid., 38.
Departemen Agama RI, Al-Qur’anul Karim dan Terjemahnya, (Semarang: CV. Toha Putra,
1996), 85.
9

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4

bank.10 Penggunaan teknologi dalam perbankan mengalamikemajuan yang
luar biasa, dibidang teknologi komunikasi misalnya; internet banking/
web banking, telepon seluler (mobile banking), wireless application
protocol (WAP), short message servise (SMS),dan lain lain. Di bidang
teknologi (Hardwere dan Software), misalnya sistem komputerisasi,
termasuk didalamnya teknologi ATM. Bahkan diperbankan syariah saat
ini telah ada perangkat lunak (Software) khusus perbankan syariah yang
di kembangkan PT. Sigma Cipta Caraka.11
Perkembangan perbankan nasional Indonesia saat ini, dengan
disahkannya UU No 21tahun 2008 yang merupakan penyempurnaan UU
No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan, secara tegas menjelaskan bahwa
ada dua sistem perbankan di Indonesia (dual banking system), yaitu
perbankan syariah dan perbankan konvensional. Di dalam UU No. 10
Tahun 1998 tersebut juga menjelaskan tentang dasar operasional serta
produk produk perbankan syariah.12
Sebagai bagian dari perbankan nasional tentu diharapkan antara
bank syariah dan bank konvensional dapat bekerjasama, tentunya dengan
batas batas yang di perbolehkan dalam undang undang syariah.
Bank Syariah Mandiri sebagai bagian dari sistem perbankan di
Indonesia yang berdasar syariah, telah menggunakan beberapa teknologi
10

Tim Penyusun Pengembangan Perbankan Syariah Institut Bankir Indonesia, Bank Syariah;
Konsep, Produk dan Implementasi Operasional, (Jakarta: Djambatan, 2001), 296.
11
Info bank, No. 273, Vol. XXIV, April 2002, 76.
12
Zainul Arifin,., Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, (Jakarta: AlvaBet, Cet. Ke-2, 2003), 9.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5

tersebut terutama dalam usahanya memberikan jasa (fee) kepada
masyarakat salah satunya adalah menggunakan teknologi ATM.
Konsep dasar sistem jasa (fee) yang di kembangkan bank syariah
mandiri (BSM) sendiri adalah sistem kegiatan yang meliputi seluruh
layanan non pembiayaan yang di berikan bank, antara lain bank garansi,
kliring, inkso, jasa transfer dan lain lain.13 Termasuk didalamnya adalah
ATM.
Dalam menjalankan ATM nya bank syariah mandiri (BSM) telah
melakukan

kerjasama

penggunaan

ATM dengan

beberapa

bank

konvensional dan bank syariah lainnya. Antara lain: BCA, BRI, CIMB
NIAGA, NISP, MEGA dan lain lain yang termasuk dalam akad
(perjanjian) kerjasama.14 Kerjasama ATM ini dalam prakteknya
diwujudkan dalam program ATM BERSAMA, dengan sarana ini
diharapkan masing-masing nasabah bank yang bersangkutan dapat
memanfaatkan terminal ATM degan logo ATM BERSAMA.
Menurut

Undang-undang

Nomor

10

Tahun

1998

Bank

Konvensional adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas

13

Warkum Sumitri, Asas-Asas Perbankan Islam dan Lembaga-Lembaga Terkait (BMUI &
Takaful)di Indonesia, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Prakasa, Cet. Ke-1, 1996), 82.
14

Data di peroleh dari buku “Lokasi ATM bersama Bank Syariah Mandiri (BSM”.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

6

pembayaran.15 Prinsip yang digunakan bank konvensional terdapat dua
metode, yaitu :
a. Menetapkan bunga sebagai harga, baik untuk produk simpanan seperti
tabungan, deposito berjangka, maupun produk pinjaman (kredit) yang
diberikan berdasarkan tingkat bunga tertentu.
b. Untuk jasa-jasa bank lainnya, pihak bank menggunakan atau
menerapakan berbagai biaya dalam nominal atau prosentase tertentu.
Sistem penetapan biaya ini disebut fee based.16
Istilah “kerjasama” dalam perbankan syariah identik dengan akad
musyarakah, mudharabah, musaqah, dan muzara’ah. Akan tetapi berbeda
di dalam penggunaannya dimana musaqah danmuzara’ahmerupakan
istilah kerjasama di bidang pertanian, sedang mudharabah adalah
merupakan kerjasama antara dua belah pihak pertama (bank) sebagai
penyedia 100% dana kepada pihak kedua (pengelola atau nasabah).17 Ada
pula yang memasukkan mudharabah sebagai bagian dari syirkah. Jadi
secara umum kerjasama identik dengan syirkah.
Dewan Syariah Nasional (DSN) sebagai lembaga legalitas
religious telah mengeluarkan fatwa tentang syirkah dengan No: 08/DSNMUI/IV/2000 yang di tetapkan di Jakarta tanggal13 April 2000 M, yang
di tandatangani oleh DSN-MUI Ali Yafie dan A Nazri Adlani sebagai

15

Santoso Sembiring, Hukum Perbankan, (Bandung: Mandar Maju, 2000), 23.
Ibid., 25.
17
Muhammad Syafi’I Antonio,…, 90.
16

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

7

ketua dan sekretaris, dimana di dalamnya memuat tentang pertimbangan
dan dasar di perboehkannya syirkah serta ketetapannya.18 Namun
permasalahannya apakah sebenarnya yang mendasari kerjasama ATM
BERSAMA tersebut dan sejauh mana syirkah tersebut dilaksanakan.
Penelitian

tentang

kerjasama

ATM

(ATM

BERSAMA)

banksyariah dengan bank bank konvensional ini dilakukan di Bank
Syariah Mandiri (BSM) cabang Darmo.
B.

Identifikasi dan Batasan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di paparkan di atas, peneliti
mengidentifikasi permasalahan yang muncul di dalamnya, yaitu:
a. Implementasi

kerjasama

antara

kerjasama

antar

ATM

BERSAMA Bank Syariah Mandiri (BSM) cabang Darmo
dengan Bank Konvensional Mandiri.
b.

Model kerjasama dan bagi hasil antara kerjasama antar ATM
BERSAMA Bank Syariah Mandiri (BSM) cabang Darmo
dengan Bank Konvensional Mandiri.

c. Akad apa yang di gunakan dalam kerjasama antara kerjasama
antar ATM BERSAMA Bank Syariah Mandiri (BSM) cabang
Darmo dengan Bank Konvensional Mandiri.

18

Dewan Syariah Nasional, Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional Untuk Lembaga
Keuangan Syariah, edisi pertama, (Jakarta: DSN-MUI,2001), 48-54.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

8

2. Batasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah dan tidak terlalu meluas, sehingga
lebih sistematis dengan prosedur penelitian ilmiah, dan tidak terjadi
kesalah fahaman terhadap masalah yang terkandung di dalam penelitian
ini. Untuk itu maka peneliti member ruang lingkup sebagai batasan
masalah yang jelas untuk penelitian ini. Yaitu hanya pada praktek
penerapan

(implementasi)

dan

analisis

penerapan

(implementasi)

kerjasama antara ATM BERSAMA Bank Syariah Mandiri (BSM) cabang
DARMO dengan Bank konvensional Mandiri.
C.

Rumusan Masalah
Adapun yang jadi pokok permasalahan peneliti adalah:
1. Bagaimana implementasi kerjasama ATM BERSAMA antara Bank
Syariah Mandiri (BSM) cabang Darmo dengan Bank Konvensional
Mandiri ?
2. Bagaimana analisis implementasi kerjasama ATM BERSAMA antara
Bank Syariah Mandiri cabang Darmo dengan Bank Konvensional
Mandiri ?

D.

Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Setiap penulisan ilmiah tentu memiliki tujuan pokok yang akan
dicapai atas pembahasan materi tersebut. Oleh karena itu, penulis
merumuskan tujuan penelitian skripsi sebagai berikut:

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

9

a. Untuk mengetahui Implementasi Kerjasama Bank Mandiri syari’ah
dengan Bank Mandiri Konvesional (ATM Bersama Cabng Darmo)
b. Untuk mengetahui Analisis Implementasi Kerjasama Bank Mandiri
syari’ah dengan Bank Mandiri Konvesional (ATM Bersama Cabng
Darmo)
2. Kegunaan Penelitian
Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut :
a. Manfaat teoritis
Adapun manfaat teoritis dari hasil penelitian ini di harapkan
dapat memberikan teori yang berarti bagi perkembangan dan
penerapan Analisis Implementasi Kerjasama Bank Mandiri
syari’ah dengan Bank Mandiri Konvesional (ATM Bersama
Cabng Darmo)
b. Manfaat Praktis
Adapun manfaat praktis dari penelitian ini adalah :
1.

Penelitian ini menjadi salah satu pedoman pengembangan Bank
Syariah Mandiri (BSM), khususnya untuk pengembangan produkproduk dengan berdasarkansistem syirkah (kerjasama)

2. Penelitian ini menjadi salah satu sumber informasi bagi akademisi,
praktisi perbankan, masyarakat umum dan peneliti selanjutnya.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

10

E.

Definisi Operasional
Untuk mempermudah pembaca memahami istilah-istilah yang
terkandung dalam penelitian ini, maka peneliti akan menjelaskan
beberapa istilah yang peneliti rasa sangat penting untuk pembaca ketahui.
Yaitu :
1.

Implementasi
Jika merujuk pada kamus besar bahasa Indonesia,

Pengertian Implementasi adalah pelaksanaan atau penerapan.
Definisi Implementasi itu sendiri adalah suatu hal yang bermuara
pada aksi, aktivitas, tindakan, serta adanya mekanisme dari suatu
sistem. Implementasi tidak hanya aktivitas monoton belaka, tetapi
merupakan suatu kegiatan yang terencana secara baik yang
berguna untuk mencapai tujuan tertentu.
Implementasi merupakan penerapan, metode, cara-cara,
strategi terhadap keadaan yang nyata atau proses. Disini Bank
Syariah Mandiri (BSM) cabang darmo menerapkan metode
kerjasama antara ATM bank syariah dan bank konvensional
dengan menggunakan akad Syirkah (kejasama) yang sesuai dengan
aturan dan kaidah-kaidah secara islam.
2.

Kerjasama

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

11

Kerjasama merupakan salah satu bentuk interaksi sosila
yang bersifat asosiatif, yaitu apabial suatu kelompok masyarakat
mempunyai pandangan yang sama untuk mencapai tujuan tertentu.
Kerjasama adalah suatu bentuk interaksi sosial antara
orang perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai tujuan
bersama. Kerjasama timbul Karena orientasi orang perorangan
dengan kelompoknya (in-group) dan kelompok lainnya (outgroup).
Disini, kerjasama yang dilakukan Bank Syariah Mandiri
(BSM) cabang Darmo adalah kerjasama antara ATM BERSAMA
Bank Syariah Mandiri (BSM) cabang Darmo dan bank
konvensional Mandiri dengan menggunakan akad Syirkah
(kerjasama) yang tentunya sesuai aturan dan kaidah-kaidah islam.
3. ATM Bersama
ATM bersama adalah salah satu jaringan terminal ATM
antar bank di Indonesia. Di dirikan sejak 1990. ATM bersama
merupakan layanan yang memungkinkah nasabah suatu bank
dapat menggunakan kartu ATM nya untuk bertransaksi di mesin
ATM bank lain yang termasuk dalam jaringan ATM bersama.
Jaringan ATM bersama dikelola oleh PT. Artajasa pembayaran
elektronis (ARTAJASA), sebuah perusahaan penyedia layanan
trandaksi elektonik terdepan.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

12

Disini Bank Syariah Mandiri (BSM) mempunyai layanan
ATM bersama yang bekerjasama dengan bank konvensional
Mandiri.

F.

Kajian Pustaka
Kajian pustaka ini pada dasarnya adalah deskripsi ringkas tentang
sebuah kajian atau penelitian yang pernah dilakukan di seputar masalah
yang akan diteliti sehingga terlihat jelas bahwa kajian ini bukan
merupakan pengulangan atau duplikasi dari penelitian yang pernah ada.19
Tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran tentang hubungan topik
yang akan diteliti dengan penelitian sejenis yang pernah dilakukan oleh
peneliti sebelumnya.
Dengan pengetahuan penulis sebenarnya ada beberapa skripsi yang
terlebih dahulu membahas tentang masalah kerjasama antara ATM
bersama, seperti apa yang dibahas dalam skripsi yang ditulis oleh Aloen
Sagara Badruzzaman yang berjudul “ Tinjauan Yuridis Perjanjian

Kerjasama PT. Bank DKI sebagai Issuer Bank PT. Rintis Sejahtera
mengenai penggunaan fasilitas ATM Acquirer dan EDC Acquirer” dalam
skripsi ini banyak membahas tentang hukum dari perjanjian kerjasama
anatar PT. Bank DKI dengan PT> Rintis Sejahtera mengenai penggunaan
fasilitas ATM ATM Acquirer dan EDC Acquirer.dan sistem yang
19

Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam UIN Sunan Ampel Surabaya, Petunjuk Teknis Penulisan

Skripsi, (Surabaya: t.p., 2014).,8.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

13

digunakan dalam kerjasama tersebut adalah sistem sewa-menyewa.20
Namun dalam skripsi yang penulis susun ini akan menekankan pada
implementasi kerjasama antara ATM bersama

Bank konvesional dan

Bank Syariah. Yang nantinya akan membahas tentang sistem bagi hasil
anatara ATM Bank Konvesional dan Bank Syariah.
Skripsi yang disusun oleh

Choirul Arif Harahap yang berjudul “

Aspek Hukum pelaksanaan perjanjian kerjasama antara Bank dengan
layanan jasa Cash Management (Studi pada PT. Kelola Jasa Arta cabang
Medan)”, pada skripsi ini membahas tentang aspek hukum yang diterima
oleh PT. Kelola Jasa Arta sebagai pemberi layanan Cash Management
yang melakukan wanprestasi terhadap Bank.21 Sangat berbeda dengan
skripsi yang penulis susun, namun pembahasan skripsi ini lebih kepada
akibat kerjasama bagi hasil serta penerapan antara ATM Bank
Konvesional dan Bank Syariah.
Dari beberapa telaah pustaka di atas penulis menyimpulkan,
meskipun pembahasan tentang syirkah (kerjasama) telah banyak di bahas
baik dalam buku-buku perbankan syariah ataupun kitab-kitab fiqh. Akan
tetapi pembahasan tentang syirkah (kerjasama) dalam perbankan syariah
khusunya dalam bidang ATM serta ketentuan penggunaan teknologi
tersebut belum pernah di bahas sebelumnya.
Aloen Sagara Badruzzaman, “Tinjauan Yuridis Perjanjian Kerjasama PT. Bank DKI sebagai
Issuer Bank PT. Rintis Sejahtera mengenai penggunaan fasilitas ATM Acquirer dan EDC
Acquirer” (Skripsi—Universitas Jendral Soedirman Purwokerto, 2011), 11
21
Chairul Arif Harahap, “Aspek Hukum pelaksanaan perjanjian kerjasama antara Bank dengan
layanan jasa Cash Management (Studi pada PT. Kelola Jasa Arta cabang Medan)” (Skripsi—

20

Universitas Negeri Medan, 2000), 13

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

14

G.

Metode Peneltian Skripsi
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini jika di tinjau dari obyeknya merupakan penelitian
lapangan,22 akan tetapi jika di tinjau dari metode pengumpulan data yang
berkaitan dengan populasi tetap merupakan studi kasus,23 yaitu mengenai
kasus kerjasama ATM Bank Syariah Mandiri (BSM) cabang Darmo,
untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, penulis
mengadakan penelitian lapangan sesuai dengan masalah yang penulis
kemukakan di atas, sehingga penelitian ini lebih bersifat menggambarkan
realita yang ada.
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif yaitu
suatu metode penelitian yang di tujukan untuk menggambarkan
fenomena-fenomena yang ada, yang sedang berlangsung saat ini atau saat
yang lampau. Penelitian ini tidak mengadakan manipulasi atau
pengubahan pada variable-variabel bebas, tetapi menggambarkan suatu
kondisi apa adanya. Penelitian deskriptif ini untuk mengetahui gambaran
nyata tentang penerapan (implementasi) pelaksanaan kerjasama antara
ATM BERSAMA Bank Syariah Mandiri (BSM) cabang Darmo dengan
Bank konvensional mandiri.
a. Jenis data

22

Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarat: PT. Rineka
Cipta, Cet. Ke-10, 1996), 11.
23
Hermawan Warsito, Pengantar Metodologi Penelitian: Buku Panduan Mahasiswa, (Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 1992), 70.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

15

Data dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu data primer dan
data sekunder :


Data primer
Data primer adalah data yang di peroleh dan di kumpulkan secara
langsung yang diambil dari hasil wawancara.



Data sekunder
Data sekunder adalah data pendukung dari literatur (bahan
perpustakaan atau dengan sumber lain yang ada sangkut paut
dengan penelitian ini).

b. Sumber Data


Data dari lokasi yang di peroleh secara langsung melalui
wawancara, observasi dan lain sebagainya.



Data yang bersumber dari bahan buku-buku perpustakaan yang
bersangkut paut dengan penelitian ini.

2. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan langkah penting dalam penelitian.
Pengumpulan data akan berpengaruh pada langkah-langkah berikutnya
sampai

pada

tahap

penarikan

kesimpulan.

Pentingnya

teknik

pengumpulan data ini maka di perlukan teknik yang benar dan akurat,
relevan dan dapat di percaya. Dalam setiap pengumpulan data, peneliti
merupakan instrument penting dan paling utama, dimana menyangkut

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

16

kondisi peneliti, pertanyaan yang di ajukan, dan beberapa hal yang akan
di ungkapkan. Interaksi antara informan dan peneliti sangat di butuhkan
suasana yang mendukung dan berjalan dengan baik agar data yang di
peroleh benar-benar data yang akurat.
Adapun teknik yang di gunakan adalah sebagai berikut :
a. Metode observasi, yaitu metode penelitian dengan pengamatan yang
di catat secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang di
selidiki.24 Metode ini bermanfaat untukmendefisinikan data-data
lapangan, teori-teori ataupun hal-hal lain yang penulis peroleh di
lapangan.
b. Metode interview, yaitu pengumpulan data dengan jalan wawancara
dengan seseorang secara sistematik berdasarkan dengan tujuan
penyelidikan.25 Metode ini bermanfaat untuk mendapatkan informasi
mengenai pelaksanaan kerjasama ATM dengan salah satu staff di
Bank Syariah Mandiri (BSM) cabang darmo. Dan bermanfaat untuk
mendapatkan pendapat dari seseorang yang ahli di bidang perbankan
syariah dan hukum islam.
c. Dokumentasi, yaitu penelitian terhadap benda-benda tertulis seperti
buku-buku, artikel, peraturan-peraturan dan lain-lain. Metode ini
bermanfaat dalam pengumpulan data pada semua bab penelitian,

24
25

Drs. Suharsini Arikunto,…, 144.
Ibid.,145.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

17

khusunya yang berkaitan dengan teori,26 metode ini identik dengan
metode kepustakaan, artinya dalam penelitian ini tidak lepas dari
data-data yang di peroleh dari kepustakaan.
3. Teknik Pengolahan Data
Setelah semua data terkumpul kemudian di olah dengan tahapan-tahapan
sebagai berikut:
a. Editing, yaitu pemeriksaan kembali terhadap semua data yang
telah di peroleh, terutama dari segi kelengkapan, kevalidan,
kejelasan makna, keselarasan, dan kesesuaian antara data primer
dan data sekunder tentang kerjasama antar ATM BERSAMA
Bank Syariah Mandiri (BSM) cabang Darmo dengan Bank
Konvensional Mandiri.
b. Organizing, yaitu menyusun dan mensistematiskan data-data yang
telah di peroleh tentang kerjasama antar ATM BERSAMA Bank
Syariah

Mandiri

(BSM)

cabang

Darmo

dengan

Bank

Konvensional Mandiri.
c. Analyzing, yaitu menganalisis kerjasama antar ATM BERSAMA
Bank Syariah Mandiri (BSM) cabang Darmo dengan Bank
Konvensional Mandiri.
4. Teknik Analisis Data

26

Ibid., 148.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

18

Data yang telah di dapatkan dengan metode di atas kemudian
diklasifikasikan sesuai dengan kategori masing-masing, baru kemudian di
adakan analisis data. Analisis yang di gunakan dalam penelitian ini adalah
analisis data kualitatif, dengan analisis non-statistik yang tidak dapat di
ukur dengan angka.
Namun karena peneliti ini bersifat deskriptif, maka analisis data
lebih di fokuskan pada analisa kualitatif, sehingga peneliti ini berifat
menggambarkan objek penelitian yang sebenarnya.

H.

Sistematika Pembahasan Skripsi
Skripsi ini di bagi menjadi V (lima) Bab, dengan sistematika
sebagai berikut :
Bab I : Pendahuluan
Bab pertama merupakan pendahuluan yang memuat uraian latar
belakang masalah dan identifikasi dan batasan masalah yang di jadikan
pijakan awal untuk merumuskan masalah sehingga dapat menentukan
tujuan tujuan penelitian dan manfaat penelitian. Definisi operasional
merupakan penjelasan pengertian tentang variable yang di teliti yang
bersifat operasional.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

19

Bab II : Gambaran Umum Tentang Kerjasama (Syirkah) dan ATM
Dalam bab ini menjelaskan konsep kerjasama (syirkah) yang
meliputi: pengertian syirkah, dasar hukum syirkah, macam-macam
syirkah, rukun dan syarat syirkah serta Syirkah dalam perbankan modern
(jasa hukum). Dijelaskan pula tentang ATM yang meliputi: pengertian
ATM, dasar dan manfaatnya dari segi ekonomi dan syariah.
Bab III : Pelaksanaan Kerjasama ATM (ATM BERSAMA) BSM
Bab ini menjelaskan pelaksanaan kerjasama ATM (ATM
BERSAMA) Bank Syariah Mandiri (BSM) sebagai syariah yang
pembahasannya meliputi: sejarah Bank Syariah Mandiri (BSM) di
Indonesia, syirkah dalam perbankan syariah, pelaksanaan kerjasama ATM
(ATM BERSAMA) Bank Syariah Mandiri.
Bab IV : Analisis Pelaksanaan Kerjasama ATM (ATM BERSAMA) BSM
Bab ini merupakan analisis-analisis penulis yang isinya meliputi;
Analisis terhadap pelaksanaan kerjasama ATM (ATM BERSAMA) Bank
Syariah Mandiri (BSM), analisis pendapat pakar perbankan dan ulama’
terhadap kerjasama ATM (ATM BERSAMA) Bank Syariah Mandiri
(BSM).
Bab V : Penutup

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

20

Bab ini merupakan bab terakhir yang isinya meliputi: Kesimpulan,
sara-saran dan penutup.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

21

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB II
LANDASAN TEORI MENGENAI KONSEP SYIRKAH

A. Pengertian dan Dasar Hukum Syirkah
1. Pengertian Syirkah
Istilah lain dari musyarakah adalah Syirkah. Kata Syirkah dalam bahasa arab
berasal dari kata syarika (fiil madhi), yasyraku (fiil mudhari’), syarikan/ syirkatan/
syarikatan (mashdar/ kata dasar), artinya menjadi sekutu atau serikat.1 Secara bahasa alsyirkah berarti al-Ikhtilat yang artinya percampuran atau persekutuan dua hal atau lebih,
sehingga antara masing-masing sulit dibedakan. Seperti persekutuan hak milik atau
perserikatan usaha.2
Yang dimaksud percampuran disini adalah seseorang mencampurkan hartanya
dengan harta orang lain sehingga tidak mungkin untuk dibedakan. Sedangkan menurut
istilah, para Fuqaha berbeda pendapat mengenai pengertian syirkah, diantaranya
menurut Sayyid Sabiq, yang dimaksud dengan syirkah ialah akad antara orang yang
berserikat dalam modal dan keuntungan. Menurut Hasbi ash-Shidieqie, bahwa yang
dimaksud dengan syirkah ialah akad yang berlaku antara dua orang atau lebih untuk
ta’awun dalam bekerja pada suatu usaha dan membagi keuntungannya.3
Jadi dapat disimpulkan bahwa Musyarakah/ syirkah adalah kerjasama antara kedua
belah pihak untuk memberikan kontribusi dana dengan keuntungan dan resiko akan
ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.
Rahmat Syafe’I, Fiqh Muamalah (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2004), 12.
Heri Sudarsono, Bank dan Lembangan Keuangan Syariah: Diskripsi dan Ilustrasi (Yogyakarta:
Ekonosia, 2003), 87.
3
Sayyid Sabiq, Fiqh sunnah (Jakarta: Pena Pundi Aksara, 2006), 317.

1

2

21

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

22

Dari beberapa pengertian diatas, pada intinya pengertian syirkah sama, yaitu
kerjasama antara dua orang atau lebih dalam berusaha, yaitu keuntungan dan
kerugiannya ditanggung bersama. Hasil keuntungan dalam musyarakah juga diatur,
seperti halnya pada mudarabah, sesuai prinsip pembagian keuntungan dan kerugian
(profit and loss sharing prinsiple atau pls) atau seperti yang istilahnya digunakan
oleh Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 Tentang Bagi Hasil. Keuntungan dibagi
menurut proporsi yang telah disepakati sebelumnya, kedua pihak memikul resiko
kerugian financial. 4
Dalam hal pembagian kewenangan yang dimiliki setiap patner, pendapat
Mazhab Hanafi mengatakan, bahwa setiap patner dapat mewakilkan seluruh
pekerjaannya, meliputi penjualan, pembelian, peminjaman dan penyewaan terhadap
orang lain, namun patner yang lainnya mempunyai hak untuk tidak mewakilkan
pekerjaannya kepada orang lain.5
Dapat dipahami, literature fiqih memberikan kebebasan kepada patner untuk
mengelola (managing) kerjasama atas dasar kontrak musyarakah. Setiap patner dapat
mengadakan bisnis dengan berbagai jalan yang mendukung untuk merealisasikan
tujuan kontrak ini, yaitu untuk mencapai keuntungan (profit) sesuai dengan
persetujuan yang mereka sepakati.

2. Dasar Hukum Syirkah
Adapun yang dijadikan dasar hukum oleh para ulama atas kebolehan syirkah,
antara lain:
4
5

Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga…, 90.
Abdurrahman, Fiqh Empat Mazhab (Surabaya: Adi Grafindo 1994), 150.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

23

ِ ََ َ‫َق‬,‫ماروا َأَب وَداودَعنَأََِِ ري رَ َةَمرَفُوَعا‬
ِ
َ‫َََ َنَاَ َح ُد‬
َ ََ َ‫ثَالشركِ َن ََما‬
ُ ‫َاَناَثَاَل‬:َ‫ََانَاهََيَ ُقو ُل‬:‫ال‬
َ َ ُ َ ُ ُ ََ َ
ً
َ َ َُ
ِ ِ
ِ
َ‫َمنَبَي نَ ُه َما‬
َ‫ت‬
ُ ‫َج‬
َ ‫اَصاَحبَهَُفَأَ َذ‬
َ َُ
َ ‫اَخاَنَهَُ َخَر‬

Artinya: “hadits yang diriwayatkan oleh abu dawud dari abu hurairah, dalam
sebuah hadits marfu’, ia berkata, sesungguhnya Allah berfirman, “aku jadi yang ketiga
diantara dua orang yang berserikat selama yang satu tidak khianat terhadap yang lainnya,
apabila yang satu berkhianat kepada pihak yang lain, maka keluarlah aku dari mereka”.6
Selain itu diterangkan dalam al-Qur’an surat Sad ayat 24:

ِ
ِ
ِ
ِ ِ ِ ََ ِ‫عجت‬฀َ‫الَن‬
ِ ِ ََ ‫َۖظَلَم‬฀‫الَلََقد‬
َ‫ين‬
ََ ‫ۖضََإََِّٱل ِذ‬฀‫َۖ َعلَ ىَىَبَع‬฀‫ض ُهم‬
ََ َ‫ق‬
ُ ฀‫غيَبَع‬฀‫ َءَلَيَب‬฀‫ل ُخلَطَا‬฀‫راَ ِم َنََٱ‬฀‫كَإِ َ ىلََن َعاج َهۦَۖ َوإِنََ َكث‬
َ َ ‫كَب ُس َؤ‬
َ
‫ء َامنُواََو َع ِملُواََٱ ى‬
َ‫لصَلِ َى‬
َُ ‫مَ َوظَنََ َد‬฀ُ َ‫يلَما‬
฀ ِ‫تَ َوقَل‬
َِ ‫ح‬
َ٤٢َ۩‫اب‬
ََ َ‫اََ َوأَن‬฀‫غفَ ََرَ َربهَُۥَ َو َخرََ َراكِع‬฀َ‫ست‬
฀ ‫اوۥ َُدَأَ َاَفَتَ ىنَهَََُفٱ‬
َ َ
َ
Artinya: “Daud berkata: "Sesungguhnya dia Telah berbuat zalim kepadamu
dengan meminta kambingmu itu untuk ditambahkan kepada kambingnya. dan
Sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebahagian mereka
berbuat zalim kepada sebahagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal yang saleh; dan amat sedikitlah mereka ini". dan Daud mengetahui
bahwa kami mengujinya; Maka ia meminta ampun kepada Tuhannya lalu menyungkur
sujud dan bertaubat7”.
Ayat di atas mencela perilaku orang-orang yang berkongsi atau berserikat dalam
berdagang dengan menzalimi sebagian dari pihak mereka dengan menambahkan harta
perkongsian mereka.Menurut penulis, kedua ayat al-Qur’an tersebut di atas jelas
menunjukkan bahwa syirkah pada hakekatnya diperbolehkan oleh risalah-risalah yang
terdahulu dan telah dipraktekkan.
Selain itu, landasan dan dasar hukum syirkah juga diatur dalam peratuaran DSN
MUI yaitu fatwa DSN MUI nomor 08 tahun 2000 tentang akad musya>rakah, dimana
akad ini muncul sebagai alternatif pembiayaan yang menguntungkan bagi nasabah dan
juga bank syariah.

6
7

Ibnu Rusdy, Bidayatul al- Mujtahid (Jakarta: Pustaka Amini, 1995), 57
Departemen Agama Republik Indonesia, Qur’an dan Terjemah, ( Bogor: Toha Putra, 2000), 454.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

24

B. Macam- macam Syirkah

Secara umum, pembagian syirkah terbagi menjadi dua, yaitu syirkah Amlak dan
syirkah Uqud.8 syirkah Amlak mengandung pengertian kepemilikan bersama dan
keberadaannya muncul apabila dua atau lebih orang secara kebetulan memperoleh
kepemilikan bersama atas suatu kekayaan tanpa membuat perjanjian kemitraan yang
resmi. Misalnya dua orang yang memperoleh warisan atau menerima pemberian sebidang
tanah atau harta kekayaan, baik yang dapat atau yang tidak dapat dibagi.
Syikah amlak sendiri terbagi menjadi dua bentuk, yaitu syirkah ijbariyyah dan
syirkah ikhtiyariyyah. Syirkah ijbariyyah adalah syirkah terjadi tanpa kehendak masingmasing pihak. Sedangkan syirkah ikhtiyariyyah adalah syirkah yang terjadi karena
adanya perbuatan dan kehendak pihak-pihak yang bersyerikat.9
Sedangkan syirkah al-Uqud dapat dianggap sebagai kemitraan yang sesunguhnya,
karena pihak yang persangkutan secara suka rela berkeingginan untuk membuat suatu
perjanjian investasi bersama dan berbagi untung dan risiko. Perjanjian yang dimaksud
tidak perlu merupakan perjanjian yang formal dan tertulis. Dapat saja perjanjian itu
informal dan secara lisan. Dalam syirkah ini, keuntungan dibagi secara proporsional
diantara para pihak seperti halnya mudarabah. Kerugian juga dtanggung secara
proporsional sesuai dengan modal masing-masing yang telah diinvestasikan oleh para

8
9

Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah,…, 318.
Ibid., 319.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

25

pihak. Fuqaha‟ Mesir yang kebanyakan bermazhab Syafi’i dan Maliki berpendapat
bahwa perkongsian (syirkah) terbagi atas empat macam :10
a. Syirkah ‘Inan
Syirkah ‘inan adalah persekutuan dalam pengelolaan harta oleh dua orang.
Mereka memperdagangkan harta tersebut dengan keuntungan dibagi dua. Dalam
syirkah ini, tidak disyaratkan sama dalam jumlah dalam jumlah modal, begitu juga
wewenang dan keuntungan. 11
Ulama fiqih sepakat membolehkan perkongsian jenis ini. Hanya saja mereka
berbeda pendapat dalam menentukan persyaratannya, sebagaimana mereka berbeda
pendapat dalam memberikan namanya. Dalam syirkah ‘inan, para mitra tidak perlu
orang yang telah dewasa atau memiliki saham yang sama dalam permodalan.
Tanggung jawab mereka tidak sama sehubungan dengan pengelolaan bisnis mereka.
Sejalan dengan itu, pembagian keuntungan diantara mereka mungkin pula tidak sama.
Namun, mengenai hal ini harus secara tegas dan jelas ditentukan didalam perjanjian
kemitraan yang bersangkutan. Bagian kerugian yang harus ditanggung oleh masingmasing mitra sesuai dengan besarnya modal yang telah ditanamkan oleh masingmasing mitra.
Perkongsian ini banyak dilakukan maysarakat karena didalamnya tidak
disyaratkan adanya kesamaan dalam modal dan pengelolaan. Boleh saja modal satu
orang lebih banyak dibandingkan yang lainnya, sebagaimana dibolehkan juga
seseorang bertanggung jawab sedang yang lain tidak. Begitu pula dalam bagi hasil,

10
11

Rahmat Syafi‟i, Fiqih Muamalah, (Bandung: Pustaka Setia, 2006), 188
Ibid.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

26

dapat sama juga dapat berneda, bergantung pada persetujuan yang mereka buat sesuai
dengan syarat transaksi.
Perseroan model inan ini dibangun dengan prinsip perwakilan (wakalah) dan
kepercayaan (amanah), sebab masing-masing pihak mewakilkan kepada perseronya.
Kalau perseroan telah sempurna dan telah menjadi satu maka para persero tersebut
harus secara langsung terjun melakukkan kerja, sebab perseroan tersebut pada badan
atau diri mereka. Sehingga tidak diperbolehkan seseorang mewakilkan kepada orang
lain untuk mengantikann posisinya dengan badan orang tersebut untuk mengolah
perseroannya.12
b. Syirkah mufawadah
Arti dari mufawadah menurut bahasa adalah persamaan. Syirkah mufawadah
adalah sebuah persekutuan dimana posisi dan komposisi pihak-pihak yang terlibat
didalamnya adalah sama, baik dalam hal modal, pekerjaan maupun dalam hal
keuntungan dan risiko kerugian13. Syirkah mufawadah ini mempunyai syarat-syarat
sebagai berikut:
1. Harta masing-masing persero harus sama
2. Persamaan wewenang dalam membelanjakan
3.

Persamaan agama

4. Setiap persen harus dapat menjadi penjamin, atau wakil dari persero lainnya
dalam hal pembelian dan penjualan barang yang diperlukan.
Dari imam mazhab berbeda pendapat mengenai hukum dan bentuk syirkah
mufawadah ini.
12

Taqyuddin an-Nabhani, An-Nidlam Al-Iqtishadi Fil Islam. Alih bahasa. Drs. Moh. Magfur Wachid,
Membangun Sistem Ekonomi At-Ternatif Persepektif Islam, (Surabaya: Risalah Gusti, 1996), 156-157.
13
Rachmad Syafe’I Fiqh Muamalah,…66.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

27

Imam Malik dan Abu Hanifah secara garis besar sependapat atas
kebolehannya, meski keduanya masih berselisih pendapat tentang beberapa syarat.
Sedangkan Imam Syafi’i berpendapat bahwa syirkah mufawadah itu tidak boleh.14
Imam Malik berpendapat, dinamakan syirkah mufawadah ialah persekutuan
antara dua orang atau lebih dalam modal dan keuntungan, dengan ketentuan masingmasing angota menyerahkan kepada orang lain, hak bertindak atas nama syirkah, baik
para anggotanya hadir semua atau tidak hadir, tanpa syarat modal masing-masing
harus sama besarnya serta tanpa kewajiban memasukkan harta baru yang diperoleh
salah seorang anggota di dalam modal syirkah.15
Imam Malik berpendapat, dinamakan syirkah mufawadah ialah persekutuan
antara dua orang atau lebih dalam modal dan keuntungan, dengan ketentuan masingmasing angota menyerahkan kepada orang lain, hak bertindak atas nama syirkah, baik
para anggotanya hadir semua atau tidak hadir, tanpa syarat modal masing-masing
harus sama besarnya serta tanpa kewajiban memasukkan harta baru yang diperoleh
salah seorang anggota di dalam modal syirkah.16
Imam Abu Hanifah mempertegas perbedaan syirkah „inan dengan
mufawadah. Dalam syirkah „inan hanya uang saja yang diperhatikan tidak mesti sama
besar jumlah sahamnya, sedangkan dalam syirkah mufawadah haruslah sama jumlah
modal dari para persero. Sesuai dengan sebutan “mufawadah”, dikehendaki adanya
dua perkara: kesamaan macam hartanya (modal), juga keseluruan hak, milik kedua
belah pihak.17

14

Abdur Rahman, Fiqh 4 Mazhab.,,, 155.
Ibid.
16
Ibid., 156.
17
Ibid.

15

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

28

Imam Syafi’i mengemukakan alasan bahwa sebutan syirkah itu hanya berlaku
pada percampuran harta saja. Dan syirkah itu bukan merupakan jual beli dan
pemberian kuasa.

c. Syirkah wujuh
Yaitu bahwa dua orang atau lebih membeli sesuatu tanpa permodalan, yang
ada hanyalah pedagang, terhadap mereka dengan catatan bahwa keuntungan
terhadap mereka. Syirkah ini adalah syirkah tanggung jawab, tanpa kerja dan modal.
Menurut Hanafi dan Hambali syirkah ini boleh, karena suatu bentuk
pekerjaan, dengan demikian syirkah dianggap sah, dan untuk syirkah ini dibolehkan
berbenda pemilikan dalam suatu yang dibeli, sesuai denggan bagian masing-masing
(tanggung jawab masing-masing).
Asy Syafi’Syirkah wujuh adalah syirkah antara dua orang dengan modal dari
pihak di luar kedua orang tersebut. Artinya, salah seorang memberikan modalnya
kepada dua orang atau lebih tersebut, yang bertindak sebagai mudha>rib, sehingga
kedua pengelola tersebut menjadi persero yang sama-sama bisa mendapatkan
keuntungan dari modal pihak lain.
Disebut syirkah al-wuju>h karena didasarkan pada kedudukan, ketokohan,
atau keahlian (wuju>h) seseorang di tengah masyarakat.Syirkah al-wuju>h adalah
syirkah antara dua pihak (misal A dan B) yang sama-sama memberikan konstribusi
kerja (al-‘amal), dengan pihak ketiga (misalnya C) yang memberikan konstribusi
modal (mal)..

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

29

Bentuk kedua syirkah wuju>h adalah syirkah antara dua pihak atau lebih yang
bersyirkah dalam barang yang mereka beli secara kred