Analisis Kinerja Bank Konvensional Dan Bank Syariah Di Indonesia
ANALISIS KINERJA BANK KONVENSIONAL DAN BANK
SYARIAH DI INDONESIA
SKRIPSI
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
dalam Program Studi Ekonomi Pembangunan
pada Fakultas Ekonomi Sumatera Utara
Oleh :
POLTAK BASTIAN GEA
080501109
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
(2)
ANALISIS KINERJA BANK KONVENSIONAL DAN BANK
SYARIAH DI INDONESIA
SKRIPSI
Oleh :
POLTAK BASTIAN GEA
080501109
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
(3)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI
MEDAN
Nama : POLTAK BASTIAN GEA
PENANGGUNG JAWAB SKRIPSI
Nim : 080501109
Departemen : Ekonomi Pembangunan
Judul Skripsi : Analisis Kinerja Bank Konvensional dan Bank Syariah Di Indonesia
Tanggal, Mei 2012
Pembimbing Skripsi
NIP. 1975 0909 200801 1 012 (Syarief Fauzie, SE.Ak, M.Ak)
(4)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI
MEDAN
Hari :
BERITA ACARA UJIAN
Tanggal :
Nama : POLTAK BASTIAN GEA
NIM : 080501019
Departemen : Ekonomi Pembangunan
Konsentrasi : Perbankan
Judul Skripsi : Analisis Kinerja Bank Konvensional dan Bank Syariah Di Indonesia
Tanggal, Mei 2012
Pembimbing skripsi
(Syarief Fauzie, SE.Ak, M.Ak) NIP. 1975 0909 2008 01 1 012
Tanggal, Mei 2012
Pembaca Penilai
NIP. 130 251 879
(5)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI
MEDAN
Nama : POLTAK BASTIAN GEA
PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK
NIM : 080501109
Departemen : Ekonomi Pembangunan
Konsentrasi : Perbankan
Judul Skripsi : Analisis Kinerja Bank Konvensional dan Bank Syariah Di Indonesia
Tanggal,
Ketua Program Studi
Mei 2012
NIP. 19710503 200312 1 003 (Irsyad Lubis, SE, M.Soc.Sc, PhD)
Tanggal,
Ketua Departemen Mei 2012
NIP. 19730408 199802 1 001 (Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec)
(6)
ABSTRACT
This research aimed to analyze the performance of conventional banks and Islamic banks in response to PBI 6/10/PBI/2004 which then became the PBI 13/1/PBI/2011of RATING on BANKS. This study focuses on the performance of CR, CAR, ROA and OCR. The results of this study essentially provides an overview and understanding more about the performance of conventional banks and Islamic banks are also evaluating the health of the bank's financial performance.
Conclusions of this study due to differences in CR performance period and term placements receiving funding. CAR due to basic differences in bank operations. OCR due to differences in personnel expenses. And there is no difference in ROA caused the profit generated by a conventional bank assets and the assets of Islamic banks is the same, although different assets. Therefore, the conventional bank suggested further develop its loan portfolio again, especially long-term loan and Islamic banks are advised to pay more attention to liquidity risk by developing a portfolio of short-term loans.
(7)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja bank konvensional dan bank syariah dalam merespon PBI No. 6/10/PBI/2004 yang selanjutnya menjadi PBI No. 13/1/PBI/2011 tentang PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM. Penelitian ini berfokus kepada kinerja CR, CAR, ROA dan OCR. Hasil penelitian ini pada hakikatnya memberikan gambaran dan pemahaman lebih tentang kinerja bank konvensional dan bank syariah juga penilaian terhadap kesehatan kinerja keuangan bank.
Kesimpulan penelitian ini perbedaan kinerja CR disebabkan jangka waktu penempatan dana dan jangka waktu penerimaan sumber dana. Perbedaan CAR disebabkan dasar operasional bank. Perbedaan OCR disebabkan beban kepegawaian. Dan tidak terdapat perbedaan ROA disebabkan laba yang dihasilkan oleh aset bank konvensional dan aset bank syariah adalah sama, walau asetnya berbeda. Oleh karena itu, bank konvensional disarankan lebih mengembangkan lagi portopolio pinjaman yang dimilikinya, terutama pinjaman jangka panjang dan untuk bank syariah disarankan lebih memperhatikan resiko likuiditasnya dengan mengembangkan portopolio pinjaman jangka pendek.
(8)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan YME yang telah mengaruniakan rahmatNya sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Kinerja Bank
Konvensional dan Bank Syariah”. Isi dan materi skripsi ini didasarkan pada
penelitian kepustakaan dan data sekunder yang diperoleh dari Bank Indonesia.
Adapun skripsi ini diselesaikan sebagai tugas akhir penulis melengkapi syarat
untuk memperoleh gelar sarjana ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara.
Dalam penulisan skripsi ini tidak sedikit tantangan yang harus dihadapai baik
materil maupun moril, oleh sebab itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan
rasa terimakasih atas bantuan yang telah diberikan oleh semua pihak yang terkait
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan, khususnya kepada :
1. Ayahanda D. Gea dan Ibunda L. br. Marpaung tercinta yang selalu
mendukung dalam doa dan kasih sayang.
2. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec dan Bapak Drs. Syahrir Hakim
Nasution, M.Si selaku Ketua dan Seketaris Departemen Ekonomi
(9)
4. Bapak Irsyad Lubis, Ph.D dan Bapak Paidi Hidayat, SE, M.Si selaku Ketua
dan Sekretaris Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Sumatera
Utara.
5. Bapak Syarief Fauzie, SE.Ak, M.Ak selaku dosen pembimbing yang banyak
membantu, mengarahkan, membuka wawasan dan berjiwa besar dalam
penyempurnaan penulisan skripsi ini.
6. Bapak Drs. Sahat Silaen, M.Si selaku dosen pembaca penilai yang telah
banyak memberikan masukan dalam penyempurnaan penulisan skripsi ini.
7. Bapak Prof. Dr. Lic.rer.reg.Sirojuzilam, SE selaku dosen wali dan dosen
pengajar mata kuliah di FE-USU yang mengarahkan dan membuka wawasan
selama perkuliahan.
8. Staf administrasi FE-USU yang membantu dalam menyelesaikan urusan-urusan
administrasi selama perkuliahan.
9. Pemimpin dan pegawai Bank Indonesia Medan Sumatera Utara, terutama kepada
ibu Anna, kakak Sofia, kakak Linda yang membantu dalam memperoleh data
yang diperlukan.
10. Adik-adik tercinta Magdalena, Deswanti yang selalu mendukung dalam doa
dan kasih sayang.
11. Semua sahabat EP’08 yang selalu mendukung dan memberikan saran.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyempurnaan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa masih ada
(10)
yang bersifat membangun guna meningkatkan kualitas skripsi ini. Semoga hasil
penelitian ini dapat bermanfaat bagi pengembangan studi ilmiah kedepan.
Medan, Mei 2012
Penulis
Poltak Bastian Gea DAFTAR ISI
ABSTRACT i
ABSTRAK ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR GAMBAR ix
DAFTAR LAMPIRAN x
BAB I PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang Masalah 1
1. 2. Perumusan Masalah 6
1. 3. Tujuan Penelitian 7
1. 4. Manfaat Penelitian 8
BAB II KERANGKA TEORITIS
2. 1. Pengertian Bank 9
2. 2. Jenis Bank 9
2.2.1 Menurut Fungsi 9
2.2.2 Menurut Kepemilikan 12
2.2.3 Menurut Cara Menentukan Harga 13
2. 3. Laporan Keuangan 16
2. 4. Komponen Laporan Keuangan 16
2.3.1. Neraca 16
2.3.2. Laporan Laba Rugi 18
2.3.3. Laporan Perubahan Ekuitas 19
2.3.4. Laporan Arus Kas 19
2.3.5. Catatan Atas Laporan Keuangan 19
2. 5. Tehnik-Tehnik Analisa Laporan Keuangan 20
2.4.1. Analisa Komparatif 20
2.4.2. Analisa Titik Pulang Pokok / Break Even Point Analysis 21
(11)
2.5.3. Rasio Rentabilitas 24
2. 7. Standar Rasio-Rasio Kesehatan Kinerja Bank Konvensional dan
Bank Syariah 25
2. 8. Kerangka Pemikiran 26
2. 9. Hipotesis Penelitian 28
BAB III METODE PENELITIAN
3. 1. Jenis Penelitian 29
3. 2. Ruang Lingkup Penelitian 29
3. 3. Defenisi Operasional 29
3. 4. Populasi dan Sampel 30
3. 5. Jenis dan Sumber Data 31
3. 6. Teknik Analisis Data 31
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4. 1. Hasil Perhitungan Rasio-Rasio Bank 34
4. 2. Bank Mandiri 34
4. 3. Bank Central Asia (BCA) 47
4. 4. Bank Mega 59
4. 5. Bank Syariah Mandiri (BSM) 70
4. 6. BCA Syariah 82
4. 7. Bank Syariah Mega Indonesia (BSMI) 91
4. 8. Uji Hipotesis 101
4.8.1 Rasio Likuiditas 102
1. Cash Ratio (CR) 102
4.8.2 Rasio Sovabilitas 103
1. Capital Adequency Ratio (CAR) 103
4.8.3 Rasio Rentabilitas 105
1. Return On Asset (ROA) 105
3. Operasional Cost Ratio (OCR) 105
BAB V KESIMPULAN DA SARAN
5. 1. Kesimpulan 107
5. 2. Saran 107
DAFTAR PUSTAKA 109
(12)
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 1.1. Perkembangan Kinerja Rasio-Rasio Bank 3
Tabel 2.1 Perbedaan Bank Konvensional dengan Bank Syariah 15
Tabel 4.1 Neraca Bank Mandiri 34
Tabel 4.2 Perkembangan Hasil Usaha Bank Mandiri 41
Tabel 4.3 Rasio-Rasio Kinerja Bank Mandiri 44
Tabel 4.4 Akun-Akun Indikator dari Laporan Keuangan 44
Tabel 4.5 Neraca BCA 47
Tabel 4.6 Perkembangan Hasil Usaha BCA 52
Tabel 4.7 Rasio-Rasio Kinerja BCA 55
Tabel 4.8 Akun-Akun Indikator dari Laporan Keuangan 56
Tabel 4.9 Neraca Bank Mega 59
Tabel 4.10 Perkembangan Hasil Usaha Bank Mega 64
Tabel 4.11 Rasio-Rasio Kinerja Bank Mega 66
Tabel 4.12 Akun-Akun Indikator dari Laporan Keuangan 67
(13)
(14)
Tabel 4.16 Akun-Akun Indikator dari Laporan Keuangan 78
Tabel 4.17 Neraca BCA Syariah 82
Tabel 4.18 Perkembangan Hasil Usaha BCA Syariah 84
Tabel 4.19 Rasio-Rasio Kinerja BCA Syariah 87
Tabel 4.20 Akun-Akun Indikator dari Laporan Keuangan 87
Tabel 4.21 Neraca BSMI 90
Tabel 4.22 Perkembangan Hasil Usaha BSMI 94
Tabel 4.23 Rasio-Rasio Kinerja BSMI 97
Tabel 4.24 Akun-Akun Indikator dari Laporan Keuangan 97
Tabel 4.25 Uji T-Statistik CR 101
Tabel 4.26 Uji T-Statistik CAR 102
Tabel 4.27 Uji T-Statistik ROA 103
(15)
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Analisis Kinerja Bank Konvensional dan
Bank Syarian Di Indonesia 27
Gambar 4.1 Perkiraan Sumber Dana Bank Mandiri 45
Gambar 4.2 Modal dan ATMR Bank Mandiri 46
Gambar 4.3 Perkiraan Sumber Likuiditas BCA 57
Gambar 4.4 Modal dan ATMR BCA 58
Gambar 4.5 Perkiraan Sumber Likuiditas Bank Mega 68
Gambar 4.6 Modal dan ATMR Bank Mega 69
Gambar 4.7 Perkiraan Penyaluran Dana BSM 79
Gambar 4.8 Modal dan ATMR BSM 80
Gambar 4.9 Perkiraan Penyaluran Dana BCA Syariah 88
Gambar 4.10 Modal dan ATMR BCA Syariah 89
Gambar 4.11 Perkiraan Penyaluran Dana BSMI 98
(16)
(17)
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
Lampiran 1 Laporan Keuangan Bank Mandiri Tahun 2006-2010 110
Lampiran 2 Laporan Keuangan Bank Central Asia Tahun 2006-2010 117
Lampiran 3 Laporan Keuangan Bank Mega Tahun 2006-2010 124
Lampiran 4 Laporan Keuangan Bank Syariah Mandiri Tahun 2006-2010 131
Lampiran 5 Laporan Keuangan BCA Syariah Tahun 2006-2010 137
(18)
ABSTRACT
This research aimed to analyze the performance of conventional banks and Islamic banks in response to PBI 6/10/PBI/2004 which then became the PBI 13/1/PBI/2011of RATING on BANKS. This study focuses on the performance of CR, CAR, ROA and OCR. The results of this study essentially provides an overview and understanding more about the performance of conventional banks and Islamic banks are also evaluating the health of the bank's financial performance.
Conclusions of this study due to differences in CR performance period and term placements receiving funding. CAR due to basic differences in bank operations. OCR due to differences in personnel expenses. And there is no difference in ROA caused the profit generated by a conventional bank assets and the assets of Islamic banks is the same, although different assets. Therefore, the conventional bank suggested further develop its loan portfolio again, especially long-term loan and Islamic banks are advised to pay more attention to liquidity risk by developing a portfolio of short-term loans.
(19)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja bank konvensional dan bank syariah dalam merespon PBI No. 6/10/PBI/2004 yang selanjutnya menjadi PBI No. 13/1/PBI/2011 tentang PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM. Penelitian ini berfokus kepada kinerja CR, CAR, ROA dan OCR. Hasil penelitian ini pada hakikatnya memberikan gambaran dan pemahaman lebih tentang kinerja bank konvensional dan bank syariah juga penilaian terhadap kesehatan kinerja keuangan bank.
Kesimpulan penelitian ini perbedaan kinerja CR disebabkan jangka waktu penempatan dana dan jangka waktu penerimaan sumber dana. Perbedaan CAR disebabkan dasar operasional bank. Perbedaan OCR disebabkan beban kepegawaian. Dan tidak terdapat perbedaan ROA disebabkan laba yang dihasilkan oleh aset bank konvensional dan aset bank syariah adalah sama, walau asetnya berbeda. Oleh karena itu, bank konvensional disarankan lebih mengembangkan lagi portopolio pinjaman yang dimilikinya, terutama pinjaman jangka panjang dan untuk bank syariah disarankan lebih memperhatikan resiko likuiditasnya dengan mengembangkan portopolio pinjaman jangka pendek.
(20)
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Selama tahun 2009-2010, pertumbuhan bank di Indonesia sangat pesat. Terbukti
dari banyaknya pembukaan bank baru maupun unit bank diseluruh wilayah Indonesia.
Pesatnya pertumbuhan perbankan dipengaruhi peluang usaha yang masih cukup
menjanjikan pada sektor perbankan, baik kovensional maupun bank syariah. Selain itu,
perbaikan ekonomi nasional karena mulai berkembangnya sektor industri dan ke tujuh
sektor lainnya setelah krisis global yang menyebabkan kebutuhan akan jasa keuangan
meningkat pula.
Berdasarkan data Bank Indonesia pada Statistik Perbankan Indonesia (2011),
jumlah unit bank umum yang disebut juga bank konvensional di Indonesia pada tahun
2008 sebanyak 10.868 unit, mengalami peningkatan di tahun 2009 menjadi 12.837 unit
dan pada tahun 2010 menjadi 13.837 unit. Untuk jumlah unit bank syariah di Indonesia,
tercatat di tahun 2008 sebanyak 790 unit. Pada tahun 2009, naik menjadi 998 unit dan di
tahun 2010 naik menjadi 1.477 unit. Beberapa diantara bank konvensional yang berhasil
adalah Bank Mandiri, Bank Central Asia dan Bank Mega. Pada bank syariah ada Bank
Muamalat Indonesia.
Bank Mandiri didirikan pada 2 Oktober 1998, sebagai bagian dari program
restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia. Pada bulan Juli
1999, empat bank pemerintah: Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Exim dan
(21)
Desember 2010 kepada Bank Indonesia, tercatat total aset sebesar + Rp. 408 Triliun
dengan total Dana Pihak Ketiga (DPK) + Rp. 331 Triliun. Hal ini menunjukan begitu
besar kepercayaan nasabah dan mau menyimpan uangnya kepada Bank Mandiri. Bank
Mandiri juga menempati 10 besar bank yang menguasai pangsa kredit di Indonesia.
Karena dedikasinya kepada masyarakat Indonesia, Bank Mandiri juga mendapat
Penghargaan Corporate Governance Award oleh AsiaMoney magazine untuk katagori
Best Overall for Corporate Governance in Indonesia dan Best for Disclosure and
transparency untuk tahun 2007-2008, www.mandiri.com.
Bank Muamalat Indonesia disebut-sebut sebagai pelopor lahirnya instrumen
syariah dalam perbankan di Indonesia. Pada tahun 1991, Bank Muamalat Indonesia
didirikan sebagai hasil pembentukan nyata dari perdebatan panjang tentang dasar-dasar
bunga yang diterapkan oleh bank konvensional. Bank Muamalat Indonesia tidak
memakai instrument bunga dalam operasionalnya, tetapi memakai sistem bagi hasil
yang diterapkan dari dasar-dasar keislaman. Saat ini, perkembangan Bank Muamalat di
Indonesia cukup baik, terbukti dari total aset tahun 2010 telah mencapai + 21,449
Triliun. Selama lima tahun terakhir Bank Muamalat Indonesia tidak berkembang
sendiri. Bank Syariah Mandiri yang merupakan produk Bank Mandiri yang telah spin
off (berdiri sendiri) juga mendapat tanggapan positif dari masyarakat. Terbukti dari total
aset pada Bank Syariah Mandiri sampai akhir tahun 2010 telah mencapai + 32,455
Triliun. Di tahun yang sama, beberapa bank umum syariah swasta seperti: BCA Syariah
telah membukukan total aset + 873 Miliar dan Bank Syariah Mega Indonesia
(22)
Dalam bukunya Edward W. Reed dan Edward K. Gill (1995), menyatakan
bahwa bank umum adalah perusahaan dagang swasta yang berusaha mencari laba yang
wajar dengan memperhatikan kendala likuiditas. Tujuan Edward agar bank umum
memperoleh keuntungan yang tetap memperhatikan kesehatan banknya. Pernyataan
Edward tentu berlaku juga pada bank syariah, dimana bank syariah harus tetap
memperhatikan kendala likuiditasnya.
Penelitian ini berfokus kepada beberapa rasio kinerja perbankan seperti Cash
Ratio (CR), Capital Adequency Ratio (CAR), Return On Asset (ROA) dan Operational
Cost Ratio (OCR) guna mengetahui penyebab ketidaksehatan kinerja bank yang kerap
terjadi di dunia perbankan.
Tabel 1.1
Perkembangan Kinerja Rasio-Rasio Bank (%)
Nama Bank
Tahun
2009 2010
CR CAR ROA OCR CR CAR ROA OCR Bank Mandiri 7.5 20.3 1.8 61.81 6.7 8.7 2.1 87.46 BCA 6.9 22.2 2.4 77.57 6.6 6 2.5 98.56 Bank Mega 8.9 17 1.4 77.58 8.1 9 1.9 88.11 Bank Syariah
Mandiri (BSM) 15.1 9.2 1.31 51.24 15 7.8 1.24 50.81 BCA Syariah 19.7 73 0.42 51.12 9.4 59 0.48 51.37 Bank Syariah
Mega Indonesia 10.9 9.5 1.3 51.85 11.3 12.2 1.94 50.15 Sumber: BI Data Diolah
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan kinerja antara bank
konvensional dan bank syariah di tahun 2009 – 2010. Perbedaan kinerja bank yaitu:
• CR Bank Mandiri dan CR BSM. Tahun 2009 Bank Mandiri memiliki CR sebesar
7.5% sedangkan BSM memiliki CR sebesar 15.1%. Di tahun 2010, CR Bank
Mandiri turun 0.8% pada posisi CR 6.7%. Di tahun yang sama, CR BSM juga
(23)
• CAR BCA dan CAR BCA Syariah. Tahun 2009 BCA meliliki CAR sebesar 22.2% sedangkan BCA Syariah memiliki CAR sebesar 73%. Tahun berikutnya, CAR BCA
turun ke posisi 6% sedangkan CAR BCA Syariah juga turun ke posisi 59%.
• ROA dan OCR Bank Mega dengan ROA dan OCR Bank Syariah Mega Indonesia.
Tahun 2009 Bank Mega memiliki ROA sebesar 1.4% dan OCR sebesar 77.8%
sedangkan Bank Mega Syariah Indonesia memiliki ROA sebesar 1.3% dan OCR
sebesar 51.85%. Di tahun 2010. ROA dan OCR Bank Mega mengalami kenaikan ke
posisi 1.9% dan 88.11% sedangkan ROA dan OCR Bank Syariah Mega Indonesia
juga meningkat ke posisi 1.94% tetapi OCR turun ke posisi 50.15%.
Perbedaan kinerja antara bank konvensional dengan bank syariah sangat
dipengaruhi oleh bagaimana menejemen bank menjaga kesehatan kinerja banknya.
Untuk menjaga kesehatan kinerja perbankan Indonesia maka Bank Indonesia
mengeluarkan PBI No. 13/1/PBI/2011 yang berlaku pada tanggal 5 januari 2011 yang
merupakan penyempurnaan dari PBI No. 6/10/PBI/2004 tentang PENILAIAN
TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM. Berikut adalah alasan yang menurut saya
mengapa rasio-rasio tersebut harus tetap dijaga dalam keadaan sehat oleh bank.
• Cash Ratio (CR) dianggap perlu untuk dijaga tetap sehat untuk memenuhi
kebutuhan bila terjadi penarikan dana oleh masyarakat sehari-hari. Juga untuk
berjaga-jaga bila terjadi penarikan secara besar-besaran atau disebut dengan Bank
Rush secara tiba-tiba. Disamping itu, sangatlah tidak wajar bila saat seorang nasabah
yang ingin mengambil uangnya yang ada di suatu bank, ternyata tidak bisa. Bahkan
(24)
nasabah. Penundaan ini akan menghambat bagi kegiatan ekonomi nasabah yang
pada akhirnya berdampak ketidakstabilan perekonomian Indonesia.
• Capital Adequency Ratio (CAR) dianggap perlu untuk di jaga tetap sehat untuk memberi pesan kepada masyarakat terutama investor asing bahwa perbankan
Indonesia dapat dipercaya. Karena memiliki ketahanan modal yang kuat dalam
menutupi resiko kredit. Menurut Bank Indonesia pada laporan Perkembangan
Moneter, Sistem Pembayaran dan Perbankan (2010) perbaikan stabilitas sektor
keuangan didukung oleh cukup kuatnya kinerja perbankan yang mencapai 17,4 %
pada akhir Desember 2010. Selama semester laporan, CAR mencapai puncaknya
pada September 2009, yaitu 17,7 %. Sejalan cukup kuatnya kinerja perbankan, pada
bulan Januari 2010 Fitch (lembaga pemeringkat dari Amerika Serikat) menaikkan
rating beberapa bank besar di Indonesia dari BB menjadi BB+, sedangkan Moody’s
(lembaga perating dari Amerika Serikat) juga menaikkan peringkat industri
perbankan Indonesia dari negatif menjadi stabil.
• Retun on Asset (ROA) dianggap perlu untuk di jaga tetap sehat untuk mendapati aset-aset produktif dan sumber pendapatan produktif sudah dengan wajar dikelola
oleh bank dan jika terjadi ketidaksesuaian penempatan aset produktif dengan
pasivanya, dapat dengan segera diperbaiki.
• Operation Cost Ratio (OCR) dianggap perlu untuk dijaga agar tetap sehat untuk menekan besarnya suku bunga kredit. Hasil penelitian Anna Retnawati (2007),
tingginya margin bunga yang secara dominan disebabkan oleh terkonsentrasinya
(25)
manajemen pada tingkat individual bank.
Perubahan PBI No. 6/10/PBI/2004 menjadi PBI No. 13/1/PBI/2011 tentang
Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum menurut Bank Indonesia adalah:
1. Perubahan kompleksitas usaha dan profil risiko, penerapan Pengawasan secara
konsolidasi, serta perubahan pendekatan penilaian kondisi Bank yang diterapkan
secara internasional mempengaruhi pendekatan penilaian Tingkat Kesehatan Bank.
2. Dalam rangka meningkatkan efektivitas penilaian Tingkat Kesehatan Bank untuk
menghadapi perubahan kompleksitas usaha dan profil risiko sebagaimana diatas
maka diperlukan penyempurnaan penilaian Tingkat Kesehatan Bank dengan
pendekatan berdasarkan resiko.
Berdasarkan latar belakang, peneliti tertarik membuat penelitian yang berjudul
“ANALISIS KINERJA BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH DI INDONESIA”.
1.2 Perumusan Masalah
Penelitian akan kesehatan kinerja perbankan adalah penting, guna mendapatkan
kepercayaan masyarakat terhadap perbankan. Penelitian ini ingin mengetahui kesehatan
kinerja bank konvensional dan bank syariah dengan standar rasio-rasio berdasarkan
pada SK DIR BI No. 30/11/KEP/DIR TGL 30 April 1997 dan SK DIR BI No.
30/277/KEP/DIR 19 Maret 1998. Sehingga dapat dianalisis penyebab rasio-rasio
tersebut sehat atau tidak sehat. Berdasarkan latar belakang dan batasan penelitian diatas
(26)
1. Apakah perbedaan kinerja CR antara bank konvensional dengan bank syariah?
2. Apakah terdapat perbedaan kinerja CAR antara bank konvensional dengan bank
syariah?
3. Apakah terdapat perbedaan kinerja ROA antara bank konvensional dengan bank
syariah?
4. Apakah terdapat perbedaan kinerja OCR antara bank konvensional dengan bank
syariah?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kenerja CR, CAR, ROA dan OCR
dari bank konvensional dan bank syariah. Sehingga diharapkan dapat diketahui seberapa
baik penerapan kesehatan kinerja bank. Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui perbedaan kinerja CR bank konvensional dengan bank syariah
terhadap perekonomian Indonesia.
2. Untuk mengetahui perbedaan kinerja CAR bank konvensional dengan bank syariah
terhadap perekonomian Indonesia.
3. Untuk mengetahui perbedaan kinerja ROA bank konvensional dengan bank syariah
terhadap perekonomian Indonesia.
4. Untuk mengetahui perbedaan kinerja OCR bank konvensional dengan bank syariah
(27)
1.4 Manfaat Penelitian
Berdasarkan perumusan dan tujuan diatas manfaat penelitian ini adalah:
1. Manfaat penelitian ini untuk masyarakat, sebagai masukan dan menambah
pemahaman bagi masyarakat dalam mengambil keputusan menyimpan uang di
bank.
2. Manfaat penelitian ini untuk BI, mempermudah BI dalam mengambil langkah
pengawasan kesehatan terhadap bank konvensional dan bank syariah.
3. Manfaat penelitian ini untuk bank yang terkait, dapat dijadikan informasi dan bahan
pertimbangan dalam menentukan strategi kedepan.
4. Manfaat penelitian ini untuk peneliti, menambah wawasan dan pemahaman peneliti.
5. Manfaat penelitian ini untuk akademisi, dapat dijadikan referensi dalam
(28)
BAB II
KERANGKA TEORITIS
2.1 Pengertian Bank
Berdasarkan UU No. 14 tahun 1967, Bank adalah lembaga keuangan yang usaha
pokoknya adalah memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan
peredaran uang. Selanjutnya, perbaikan pengertian Bank pada UU RI No. 10 Tahun
1998 tanggal 10 November 1998, Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat
dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainya dalam rangka meningkatkan taraf hidup
rakyat banyak. Bank memiliki fungsi sebagai perantara keuangan antara pihak yang
memiliki dana lebih atau surplus kepada pihak yang membutuhkan dana atau defisit.
Bank juga sering digunakan untuk mengaktualisasikan beberapa kebijakan moneter
diseluruh dunia seperti; menaikan suku bunga guna menarik uang yang terlalu banyak
beredar atau menurunkan suku bunga guna mempercepat pertumbuhan ekonomi.
2.2 Jenis Bank
2.2.1 Menurut Fungsinya Bank 1. Bank Sentral
Bank sentral ialah Bank Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
Dasar 1945 dan selanjutnya diatur dengan Undang-undang sendiri UU No. 14 tahun
(29)
masyarakat dan tidak menyalurkan kredit seperti bank umun dan bank perkreditan
rakyar (BPR). Tujuan Bank Indonesia yang tercantum dalam UU No. 23 Tahun 1999,
yaitu Mencapai dan memelihara kestabilan nilai tukar Rupiah.
Tugas pokok Bank Indonesia:
1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter.
2. Mengatur dan menjaaga kelancaran system pembayaran.
3. Mengatur dan mengawasi Bank.
Pengawasan terhadap bank yang dilakukan oleh Bank Indonesia dengan memeriksa
laporan keuangan bank.
2. Bank Umum
Bank Umum ialah bank yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima simpanan dalam bentuk giro dan deposito dan dalam usahanya terutama memberikan kredit jangka pendek. Edward W. Reed dan Edward K. Gill (1995 : 1) juga menyatakan
bank umum lembaga yang paling penting dalam suatu negara dilihat dalam jumlah
asetnya (total asetnya sekitar $3 triliun pada tahun 1800-an).
Selain kredit jangka pendek, bank juga memiliki usaha selain non-bunga seperti:
1. Keuntungan penjualan surat berharga: surat tanah.
2. Dividen, keuntungan dari penyertaan dengan komisi/provisi/fee dan administrasi.
Usaha non-bunga oleh bank sangat wajar. Karena bank umum juga merupakan suatu
lembaga yang hasil akhir usahanya adalah keuntungan, sehingga bank mencari
pendapatan lain sebagai pengganti pendapatan dari bunga untuk memperoleh
(30)
kepada tujuan pokok didirikannya sebuah bank yang alasan ijinnya diberikan oleh
pemerintah adalah untuk menggairahkan perekonomian dengan pemberian kredit yang
diawasi pelaksanaannya oleh bank sentral. Fungsi bank umum menurut Edward W.
Reed dan Edward K. Gill (1995 : 1):
1. Menciptakan uang: dilakukan dengan kegiatan memberikan pinjaman uang,
investasi dan kerjasama dengan bank sentral.
2. Mekanisme pembayaran (pemindahbukuan): karena penggunaan cek dan kartu
kredit yag semakin besar
3. Pengumpulan tabungan
4. Pemberian kredit
5. fasilitas untuk mempelancar perdagangan luar negeri
6. Penyimpan barang berharga/sefe deposite box
Dalam fungsi bank yang diberikan oleh Edward W. Reed dan Edward K. Gill terdapat
nyata bahwa bank adalah perantara keuangan, dalam kegiatannya pengumpul tabungan
dan pemberian kredit yang terdapat pada butir 3 dan 4. Selain itu peran bank umum
dalam kebijakan moneter seperti penarikan dan pengedaran uang berada pada butir 1.
sedangkan butir 5, bank umum juga aktif berperan dalam penyedian data keuangan
ekspor dan impor yang nantinya dipakai dalam menyusun neraca perdagangan
(31)
3. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Menurut Komaruddin Sastradipoera (2004 : 130) BPR adalah bank yang menerima
simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka, tabungan dan/atau bentuk lain yang
sejenis dengan itu; memberikan kredit; menyediakan biaya bagi nasabah berdasarkan
prinsip bagi hasil; dan menempatkan dananya dalam deposito, dan/atau tabungan pada
bank lainnya.
2.2.2 Menurut Kepemilikannya Bank 1. Bank Milik Pemerintah
Kasmir (2008 : 36) menyatakan baik akte pendirian maupun modalnya dimiliki oleh
pemerintah sehingga seluruh keuntungan bank ini dimiliki oleh pemerintah. Bank
Pemerintah ada Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia 46 (BNI 46), Bank Rakyat
Indonesia (BRI), Bank Tabungan Negara (BTN), Bank Ekspor Inonesia.
2. Bank Milik Swasta
Bank jenis ini seluruh atau sebagian besar dimiliki oleh swasta serta akte pendiriannya
didirikan oleh swasta dan keuntungan untuk swasta. Bank Swasta ada Bank Central
Asia (BCA), Bank Danamon, Bank Mega, Bank Bukopin, Bank Panin, Bank Permata.
3. Bank Milik Koperasi
Bank yang modalnya berasal dari perkumpulan koperasi Indonesia dalam bentuk bank
umum koperasi, bank tabungan koperasi dan bank pembangunan koperasi, Komaruddin
Sastradipoera (2004 : 132).
(32)
Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri, baik bank milik
swasta asing atau pemerintah asing dan kepemilikan bank oleh pihak luar negeri. Bank
milik asing ada American Express Bank LTD, Bank of America, N.A., Bank of China
Limited, City Bank N.A., Deutsche Bank AG., JP. Morgan Chase Bank, N.A., Standard
Chatered Bank, The Bangkok Bank Comp. LTD, The Bank of Tokyo Mitshubishi UFJ
LTD, The Hongkong & Shanghai B.C, The Royal Bank of Scotland N.V.
2.2.3 Menurut Cara Menentukan Harga 1. Bank Konvensional
Kasmir (2008 : 40) dalam mencari keuntungan dan menentukan harga kepada para
nasabahnya, bank yang berdasarkan prinsip konvensional menggunakan dua metode:
1. Menetapkan bunga sebagai harga, baik untuk produk simpanan seperti giro,tabungan
maupun deposito. Demikian juga harga untuk pijamannya (kredit) juga ditentukan
berdasarkan tingkat suku bunga tertentu.
2. Untuk jasa-jasa bank lainya pihak perbankan barat menggunakan atau menerapkan
berbagai biaya-biaya dalam bentuk nominal atau persentase tertentu. Sistem
pengenaan biaya-biaya ini dikenal dengan istilah fee based.
2. Bank Syariah
Bagi bank yang memakai prinsip syariah dalam penentuan harga produknya sangat
(33)
hukum islam antara bank dan pihak lain untuk menyimpan dana atau pembiayaan usaha
atau kegiatan perbankan. Dalam menentukan harga atau mencari keuntungan bagi bank
yang berdasarkan syariah memakai metode:
1. Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah).
2. Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musyarakah).
3. Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (mudharabah).
4. Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan (ijarah).
5. Pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihal bank oleh pihak lain
(34)
Tabel 2.1 Perbedaan Bank Konvensional dengan Bank Syariah
Jenis perbedaan Bank syariah Bank konvensional
Landasan hokum Al Qur`an & as Sunnah + Hukum positif Hukum positif
Basis operasional Bagi hasil Bunga
Skema produk Berdasarkan syariah, semisal mudharabah, wadiah, murabahah,
musyarakah dsb
Bunga
Perlakuan terhadap Dana Masyarakat Dana masyarakat merupakan titipan/investasi yang baru
mendapatkan hasil bila diputar/di’usahakan’ terlebih dahulu
Dana masyarakat merupakan simpanan yang
harus dibayar bunganya saat jatuh tempo
Sektor penyaluran dana Harus yang halal Tidak memperhatikan halal/haram
Organisasi Harus ada DPS (Dewan Pengawas Syariah) Tidak ada DPS
Perlakuan Akuntansi Accrual dan cash basis (untuk bagi hasil) Accrual basis
(35)
Bunga diaplikasikan pada pokok pinjaman (untuk kredit) Nisbah bagi hasil diaplikasikan pada pendapatan yang diperoleh
nasabah pembiayaan
Suku bunga dapat berubah sewaktu-waktu secara sepihak oleh bank Nisbah bagi hasil dapat berubah bila disepakati kedua belah pihak
(36)
2.3 Laporan Keuangan
Munawir (2007 : 2) memberikan pengertian laporan keuangan pada dasarnya hasil dari
proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data
keuangan dan aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan
dengan data dan aktivitas perusahaan tersebut. Sedangkan Teguh Pudjo Muljono (1992 :
3) menyatakan laporan keuangan adalah produk dari akuntansi, begitu juga interpretasi
laporan keuangan juga merupakan salah satu fungsi pokok dari akuntansi. Erich A.
Helfert (1996 : 13) laporan keuangan merupakan dasar bagi upaya analitis atas suatu
perusahaan.
Sehingga dapat disimpulkan, dengan adanya laporan keuangan dapat diketahui
seluruh aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan sebelumnya dan peristiwa apa saja
yang sudah terjadi pada perusahaan yang semuanya terangkum dalam angka-angka yang
ada dalam laporan keuangan. Hasil evaluasi dari angka-angka tersebut dapat dijadikan
sebagai dasar pengambilan strategi keuangan dan operasional perusahaan kedepan.
2.4 Komponen Laporan Keuangan
Laporan keuangan terbagi kedalam beberapa bagian yaitu:
1. Neraca
Neraca dapat dipandang sebagai daftar kumulatif dari dampak keputusan investasi dan
pembiayaan yaitu adanya catatan historis dari seluruh transaksi bisnis yang
mempengaruhi bisnis saat itu. Neraca memiliki sifat statis dan kumulatif, statis seperti
(37)
pengaruh semua keputusan serta transakasi yang telah terjadi dan telah
dipertanggungjawabkan sampai dengan tanggal pembuatan neraca, Erich A. Helfert
(1996 : 15).
Neraca pada perbankan sekurang-kurangnya terdapat pos-pos Teguh Pudjo Muljono
(1992 : 16):
1. Aktiva
a. Kas
b. Penempatan pada Bank Indonesia
c. Surat berharga: Sertifikat Bank Indonesia, Surat Berharga Pasar Uang, Saham,
Obligasi
d. Tagihan pada bank lain: Giro, Call Money (simpanan pada bank lain), Deposito
berjangka, Kredit yang diberikan kepada bank lain
e. Kredit
f. Penyertaan
g. Cadangan yang diklasifikasikan
h. Aktiva tetap dan invetaris
i. Rupa-rupa aktiva (saldo rekening aktiva lainnya baik dalam rupiah maupun
valas yang tidak dapat dimasukkan atau digolongkan kedalam salah satu pos
aktiva dari a sampai h).
2. Pasiva
a. Giro yag dimaksud dari dana pihak ketiga
(38)
c. Tabungan
d. Deposito Berjangka
e. Kewajiban lainnya
f. Surat berharga
g. Pinjaman diterima baik dari bank lain dan Bank Indonesia
h. Rupa-rupa pasiva (saldo rekening pasiva lainnya baik dalam rupiah maupun
valas yang tidak dapat dimasukkan atau digolongkan kedalam salah satu pos
pasiva dari a sampai g)
i. Modal
j. Laba/rugi
2. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi merupakan suatu laporan yang sistematis tentang penghasilan, biaya,
rugi laba yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama periode tertentu Munawir (2007 :
26). Tujuan laporan laba rugi mencerminkan pengaruh keputusan operasional
manajemen terhadap kinerja perusahaan dan laba atau rugi operasional bagi pemilik
perusahaan selama suatu periode waktu tertentu Erich A. Helfert (1996 : 17). Pada
laporan laba rugi bank kepada Bank Indonesia sekurang-kurangnya terdapat pos-pos:
a. Pendapatan dan beban bunga
b. Pendapatan dan beban operasional selain bunga
c. Pendapatan (beban) non operasional
(39)
3. Laporan Perubahan Ekuitas
Erich A. Helfert (1996 : 20) laporan perubahan ekuitas adalah suatu analisis tentang
perubahan utama perkiraan modal pemilik atau kekayaan bersih selama suatu periode
tertentu. Tujuan laporan perubahan ekuitas untuk melihat kemampuan sebuah
perusahaan dalam megembalikan kekayaan pemilik, apakah mengalami pertambahan
atau berkurang selama tahun berjalan.
Laporan perubahan ekuitas sekurang-kurangnya menyajikan pos-pos, Standar Akuntasi
Pemerintah (SAP) No. 1 tahun 2005:
a. Sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran
b. Setiap pos pendapatan dan belanja berserta totalnya seperti diisyaratkan dalam
standar-standar lainya yang diakui secara langsung dalam ekuitas
c. Efek kumulatif atas perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan yang
mendasar diatur dalam suatu standar terspisah.
4. Laporan Arus Kas
Erich A. Helfert (1996 : 19) menyatakan laporan arus kas adalah laporan yang memuat
perubahan dalam pergerakan dana. Dalam SAP No. 3 tahun 2005 laporan arus kas
menyajikan informasi penerimaan dan pengeluran kas selama periode tertentu yang
diklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasi, investasi aset keuangan, pembiayaan dan
nonanggaran.
(40)
Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam
neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas harus berkaitan dengan informasi yang
terdapat catatan atas laporan keuangan SAP No. 4 2005. Catatan atas laporan keuangan
berbentuk pendapat atau opini dari seorang auditor tentang kelayakan laporan keuangan
yang disajikan.
Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan IAI (2004):
a. Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang
dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi yang penting
b. Informasi yang diwajibkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan tetapi
tidak disajikan di neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan
ekuitas
c. Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi diperlukan
dalam rangka penyajian secar wajar.
2.5 Teknik-Teknik Analisa Laporan Keuangan
Dalam bukunya Teguh Pudjo Muljono (1992 : 34) mengklasifikasikan beberapa
teknik analisa laporan keuangan bank secara intern yang meliputi:
A. Analisa Komparatif
Analisa yang meliputi analisa Ttrend/analisa Horizontal dan analisa Vertikal
(Analisa Common Size) dari suatu laporan keuangan.
(41)
Adalah analisa yang membandingkan kegiatan usaha suatu bank secara konstan
maupun dalam bentuk relatif atas bagian kegiatan yang ada dengan kegiatan yang
telah dicapai pada periode sebelumnya. Dari analisa ini akan diperoleh suatu
kesimpulan apakah telah terjadi kemajuan atau kemunduran usaha dari
masing-masing bank yang bersangkutan.
2. Analisa Vertikal
Agar para menagemen dapat mengetahui dan memanfaatkan pos-pos mana yang
dominan untuk mencapai tujuan bank dengan menberikan perhatian yang khusus
maka analisa komparatif horizontal harus dilengkapi dengan analisa vertikal untuk
mengetahui seberapa besar peran dari suatu pos terhadap kegiatan bank secara
keseluruhan.
B. Analisa Break Even Point Analysis untuk Bank
Pada perusahaan-perusahaan industri terdapat analisa Break Even Point (BEP)
maka dalam perbankan juga dipakai analisa BEP yang memiliki manfaat:
1. Untuk profit planning and control baik dalam long run maupun short run period.
2. Untuk menetapkan mininmal target baik bagi unit bank secara keseluruhan maupun
bagian-bagian yang ada.
3. Sebagai bahan pegukuran efisiensi dan efektivitas kerja bank cabang maupu
bagian-bagian yang ada.
C. Analisis Rasio
Munawir (2007 : 64) rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan
(42)
dengan menggunakan alat analisis berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau
memberikan gambaran kepada penganalisis tentang baik atau buruknya keadaan atau
posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka-angka tersebut dibadingkan
dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standard.
2.6 Analisis Rasio Kinerja Bank
Analisis ratio kinerja bank diklasifikasikan kedalam beberapa jenis:
1. Rasio Likuiditas
Likuiditas adalah mutu suatu aset yang dengan mudah diuangkan dengan sedikit
atau tanpa resiko Edward W. Reed dan Edward K. Gill (1995 : 109). Rasio likuiditas
digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam membayar kewajiban yang segera
harus dibayarkan.
• Cash Rasio (CR)
Rasio yang menunjukkan kemampuan bank untuk melunasi kewajiban-kewajiban
yang harus segera dibayarkan dengan alat likuid yang dipunyainya Teguh Pudjo
Muljono (1992 : 69). Dalam hal ini kewajiban yang dimaksud merupakan
kewajiban yang memiliki sifat jangka pendek. Rasio ini sangat penting karena
sumber utama dana yang dimiliki oleh bank merupakan sumber yang perputarannya
sangat cepat seperti: tabungan dan giro berasal dari masyarakat yang penarikannya
sangat sulit diperkirakan. Biasanya hanya pada musim panen, membayar karyawan,
(43)
dimiliki oleh bank.Rumus CR Sesuai dengan SE No. 6/23/DPNP tanggal 31 mei
2004:
CR = Alat Likuid
Hutang Lancar
x 100%
2. Rasio Solvabilitas
Mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya
bila terjadi likuidasi pada bank tersebut.
• Capital Adequency Ratio (CAR)
CAR menunjukkan kemampuan permodalan untuk menutup kemungkinan kerugian
atas kredit yang diberikan berserta kerugian pada investasi surat-surat berharga
Teguh Pudjo Muljono (1992 : 87). Jumlah dana yang dibutuhkan sebuah bank
berkaitan degan resiko yang dipikulnya. Misalnya, jika sebuah bank memikul resiko
yang lebih besar pada portofolio pinjamanya maka bank tersebut harus memiliki
dana modal yang lebih besar dibandingkan jika bank tersebut lebih konservatif
(berhati-hati) dalam kebijaksanaan kreditnya. Rumus CAR:
CAR = Modal Bank (inti + pelengkap) Total ATMR
x 100%
• Modal inti: modal disetor, agio, modal sumbangan, cadangan umum modal,
cadangan tujuan modal, laba tahun-tahun berjalan setelah diperhitungkan pajak,
laba tahun berjalan setelah diperhitungkan taksiran pajak, selisih lebih
(44)
revaluasi aktiva tetap, cadangan umum Pembentukan Penyisihan Penghapusan
Aktiva Produktif (max 1,25 dari ATMR ), modal pinjaman.
• Total aktiva tertimbang menurut resiko (ATMR) yang dimaksud mencakup
aktiva yang tercanum dalam neraca maupun neraca yang bersifat administratif
dan terhadap masing-masing jenis aktiva tersebut diterapkan bobot resiko yang
besarnya didasarkan pada kdat tesiko yang terkandung dalam aktiva itu sendiri
(berdasarkan pada golongan nasabah, peminjam, atau sifat barang jaminan)
Teguh Pudjo Muljono (1992 : 88). Peraturan Bank Indonesia saat ini CAR
minimum sebesar 8% dengan bobot 25% (Sesuai dengan SE No. 6/23/DPNP
tanggal 31 mei 2004).
3. Rasio Rentabilitas
Untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan kemampuan memperoleh laba.
• Return on Asset (ROA)
ROA sering digunakan dalam perbankan utuk mengetahui seberapa besar
kemampuan aset bank dalam memperoleh laba bersih. Aset bank terbagi atas uang
tunai, investasi surat berharga, pinjaman yang diberikan dan aset tetap Edward W.
Reed dan Edward K. Gill (1995 : 96). Dengan adanya kenaikan atau penurunan atas
ROA dapat memberikan informasi seberapa tepat aset yang dialokasikan oleh bank
dan kemampuan menajemen asetnya. Rumus ROA Sesuai dengan SE No.
6/23/DPNP tanggal 31 mei 2004:
(45)
Total aktiva
• Operation Cost Ratio (OCR)
Tujuan OCR guna mengukur tingkat efisiensi dan menilai kemampuan bank dalam
melakukan aktivitasnya. Dalam jangka pajang semua biaya adalah variable. Biaya
terbagi dalam: upah, gaji dan tunjagan karyawan, bunga atas deposito berjangka,
cadangan kerugian pinjaman dan biaya operasional lainnya. Semakin besar OCR
maka semakin tidak efisien bank tersebut. Rumus OCR:
OCR = Biaya Operasional
Pendapatan Operasional
x 100%
2.7 Standar Rasio-Rasio Kesehatan Kinerja Bank Konvensional dan Bank Syariah
Berdasarkan SK DIR BI No. 30/11/KEP/DIR TGL 30 April 1997 dan SK DIR
BI No. 30/277/KEP/DIR 19 Maret 1998 menetapkan standar rasio kesehatan bank
umum sebagai tolak ukur bagi manajemen untuk menilai apakah pengolahan bank telah
dilakukan dengan ketentuan yang berlaku. Dan bagi bank yang tidak sehat dapat segera
dilakukan pembinaan. Standar rasio ini juga dapat digunakan untuk membantu calon
nasabah dalam mengambil keputusan untuk menyimpan uangnya di bank yang memiliki
kinerja yang sehat. Dengan membandingkan dan menilai sendiri rasio-rasio yang
(46)
juga mengacu pada standar rasio-rasio bank konvensional. Berikut standar rasio
kesehatan kinerja bank:
1. Hasil penilaian CR dengan bobot 5%
- Sehat : > 4,05%
- Cukup sehat : > 3,30% - < 4,05%
- Kurang sehat : >2,55% - < 3,30%
- Tidak sehat : < 2,55%
2. Hasil penilaian CAR dengan bobot 25%
- Sehat : > 9%
- Cukup sehat : > 8% - < 9%
- Kurang sehat : > 6% - < 8%
- Tidak sehat : ≤ 6%
3. Hasil penilian ROA dengan bobot 10%
- Sehat : > 1,215%
- Cukup sehat : > 0,999% - < 1,215%
- Kurang sehat : > 0,765% - < 0,999%
- Tidak sehat : < 0,76%
4. Hasil penilaian OCR dengan bobot 5 %
(47)
- Cukup sehat : > 93,53% - < 94,72%
- Kurang sehat : > 94,72% - < 95,92%
- Tidak sehat : > 95,92%
2.8 Kerangka Pemikiran
Komposisi setiap alokasi dana bank selalu berujung kepada memperbesar laba.
Laba yang tinggi tentu memiliki resiko gagal yang tinggi pula ini sesuai dengan teori
Robert Levy dan Mashal Blume (Wahyu Ariopratomo, Pengajaran Mata Kuliah Pasar Uang Dan Modal). Bila bank memiliki portofolio dalam surat berharga dengan
suku bunga yang tinggi, tentu juga memiliki resiko yang juga ditanggung bersama oleh
pemegang saham jika ternyata bank tidak dapat membayar sesuai bunga yang
dijanjikan. Karena pemegang saham memilih untuk investasi dalam bentuk surat
berharga dengan adanya harapan deviden. Bagi masyarakat umum yang hanya memiliki
motif untuk menabung dengan alasan keamanan, tidak boleh sampai menanggung
kerugian atas investasi bank tersebut.
Laporan Keuangan
Analisis Rasio
Kondisi Kesehatan Bank
PBI Tingkat Kesehatan Bank Rasio Kinerja
(48)
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Memeriksa laporan keuangan bank umum dan bank syariah dengan
menggunakan metode analisis rasio yang bertujuan untuk mendapatkan kondisi rasio
kinerja bank diharapkan sesuai dengan standar rasio pada SK DIR BI No.
30/11/KEP/DIR TGL 30 April 1997 dan SK DIR BI No. 30/277/KEP/DIR 19 Maret
1998. Hasil perbandingan memberikan informasi kondisi nyata yang terjadi pada bank
dan dapat dinilai apakah bank itu sehat atau tidak.
2.9 Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian ini adalah:
a. Terdapat perbedaan tingkat kesehatan Cash Ratio (CR) antara Bank Konvensional
dengan Bank Syariah.
b. Terdapat perbedaan tingkat kesehatan Capital Adequency Ratio (CAR) antara Bank
Konvensional dengan Bank Syariah.
c. Terdapat perbedaan tingkat kesehatan Return on Asset (ROA) antara Bank
Konvensional dengan Bank Syariah.
d. Terdapat perbedaan tingkat kesehatan Operational Cost Ratio (OCR) antara Bank
(49)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian historis dengan mengevaluasi data historis.
Mudrajad Kuncoro (2009 : 10) Kegiatan penelitian historis meliputi penyelidikan,
pemahaman dan penjelasan keadaan yang lalu. Tujuan penelitian historis adalah
mendapati suatu kesimpulan mengenai sebab-sebab, dampak, atau perkembangan dari
kejadian yang telah lalu yang dapat dipergunakan untuk menjelaskan kejadian sekarang
dan mengantisipasi kejadian yang akan datang.
3.2 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini pada hakikatnya memberikan gambaran dan pemahaman lebih
tentang kesehatan kinerja keuangan bank konvensional dan bank syariah. Ruang
lingkup penelitian ini berdasarkan analisis rasio kinerja bank (CR, CAR, ROA dan
OCR) dari laporan keuangan tahun 2006 dan 2010 yang kemudian dibandingkan dengan
standar rasio yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
3.3 Definisi Operasional
Variabel dari penelitian ini meliputi variabel kinerja keuangan bank yang disebut
sebagai rasio-rasio keuangan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Variabel-variabel ini
adalah suatu prestasi kinerja keuangan perbankan yang telah dicapai oleh manajemen
(50)
a. Cash Ratio(CR), yaitu indikator kemampuan perbankan dalam melunasi
kewajiban-kewajiban yang segera dibayarakan oleh bank. CR dapat diperoleh dengan cara
perhitungan alat likuid bank dibagi dengan hutang lancar.
b. Capital Adequency Ratio (CAR), yaitu indikator kemampuan permodalan untuk
menutup kemungkinan kerugian atas kredit yang diberikan berserta kerugian pada
investasi surat-surat berharga. CAR dapat diperoleh dengan cara perhitungan modal
bank baik inti maupun pelengkap dibagi total aktiva tertimbang menurut resiko
(ATMR)
c. Return On Asset (ROA), yaitu indikator kemampuan bank dalam memperoleh laba
bersih atas sejumblah aset bank. ROA dapat diperoleh dengan cara perhitungan
Laba bersih dibgi total aktiva.
d. Operational Cast Ratio(OCR), yaitu indikator kemampuan efisiensi bank dalam
melakukan aktivitasnya. OCR dapat diperoleh dengan cara perhitungan biaya
operasional dibagi pendapatan operasional.
3.4 Populasi dan Sampel
Teknik yang digunakan dalam pengambilan data adalah nonprobability sampling
dengan metode yang digunakan adalah judgement sampling. Dimana peneliti
memutuskan sendiri untuk memilih Bank Mandiri, Bank Central Asia, Bank Mega
sebagai sampel untuk bank konvensional dan Bank Syariah Mandiri, BCA Syariah,
Bank Syariah Mega Indonesia sebagai sampel bank syariah pada penelitian ini dari
(51)
Kriteria yang dimaksudkan peneliti yaitu bank konvensional yang memiliki bank
syariah, baik bank konvensional dan bank syariah yang mengeluarkan laporan keuangan
dari tahun 2006 sampai 2010. Jika kedua syarat tersebut tidak terpenuhi maka sampel
akan dikeluarkan.
3.5 Jenis dan Sumber Data
Jenis data historis yang digunakan adalah data kuantitatif sekunder. Data yang
dipakai dalam penelitian ini adalah laporan keuangan bank konvensional dan bank
syariah di Indonesia. Sedangkan standar rasio pembanding diperoleh dari SK DIR BI
No. 30/11/KEP/DIR TGL 30 April 1997 dan SK DIR BI No. 30/277/KEP/DIR 19
Maret 1998. Sumber data diperoleh dari publikasi laporan keuangan bank kepada Bank
Indonesia pada situs www.bi.go.id, laporan perekonomian Bank Indonesia Medan
Sumatera Utara dan sumber-sumber data lainnya seperti: literatur, jurnal-jurnal dan
hasil penelitian sebelumnya.
3.6 Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan teknik analisis data laporan keuangan yaitu analisis
rasio kinerja bank Cash Ratio, Capital Adequency Ratio, Return on Asset dan Operation
Cost Ratio. Metode perhitungan rasio berdasarkan SE No. 6/23/DPNP tanggal 31 mei
2004. Setelah menghitung CR, CAR, ROA dan OCR tahun 2009 dan 2010, kemudian
dibandingkan dengan standar rasio kesehatan bank pada SK DIR BI No.
(52)
1998, selanjutnya melakukan pengujian hipotesis yang membandingkan kesehatan dari
masing-masing kinerja rasio antara bank konvensional dengan bank syariah di
Indonesia.
Hipotesis yang coba diajukan adalah:
Ho : µ1 = µ2
Ha : µ1 ≠ µ2
Keterangan:
- H0 = tidak dapat perbedaan yang signifikan baik cash ratio, capital adequency
ratio, return on asset dan operational cost ratio antara Bank Konvensional dan Bank
Syariah.
- H1 = terdapat perbedaan yang signifikan baik cash ratio, capital adequency
ratio, return on asset dan operational cost ratio antara Bank Konvensional dan Bank
Syariah.
- Dengan tingkat signifikan 5%.
Selanjutnya menentukan nilai t-stastistik (sampel kecil) untuk uji beda rata-rata
sampel t-test dari masing-masing kinerja rasio bank:
Keterangan:
(53)
x2 = Rata-rata CR, CAR, ROA dan OCR Bank Syariah.
s = Varians CR, CAR dan ROA dan OCR.
n1 = Jumlah sampel Bank Konvensional.
n2 = Jumlah sampel Bank Syariah.
Kesimpulan yang mungkin didapatkan:
• Jika t-statistik > t-tabel maka H1 diterima
• Jika t-statistik < t-tabel maka H0 diterima
Atau
• Jika sig t-statistik < 0,05 maka H1 ditolak
(54)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Perhitungan Rasio-Rasio Bank
Hasil perhitungan rasio-rasio untuk mengetahui kinerja perbankan yang terdiri
dari rasio likuiditas dengan Cash Ratio (CR), rasio sovabilitas dengan Capital
Adequency Ratio (CAR) dan rasio rentabilitas yaitu Return On Asset (ROA) dan
Operational Cost Ratio (OCR) berdasarkan pada data laporan keuangan per 31
Desember 2006 sampai 31 Desember 2010.
4.2Bank Mandiri A. Neraca
Posisi neraca Bank Mandiri per 31 Desember 2006 sampai 31 Desember 2010 dalam
jutaan rupiah adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1 Neraca Bank Mandiri
Dalam Juta Rupiah
Akun 12/31/2006 12/31/2007 12/31/2008 12/31/2009 12/31/2010 Audited Audited Audited Audited Audited
Rp Rp Rp Rp Rp
AKTIVA
Kas
3,828,154
5,707,807
8,063,502
7,998,246
8,342,365
Giro pada Bank Indonesia
21,119,659
27,449,153
12,526,144
15,070,892
-
Giro pada Bank Lain
489,437
1,356,307
6,899,442
6,794,626
-
Penempatan pada Bank Lain dan Bank Indonesia
22,938,888
39,117,722
49,467,747
49,182,388
57,326,724
PPAP- Penempatan pada bank lain
(107,705)
(70,286)
(470,954)
(460,398)
-
(55)
LanjutanTabel 4.1
Dalam Juta Rupiah
Obligasi Pemerintah 90,636,049 89,329,712 87,771,938 88,127,818 -
Reverse Repo (neto)
441,512 2,145,230 95,934 4,730,712 8,977,703
Tagihan Derivatif (neto)
405,973 336,651 327,230 166,571 40,469
Kredit yang di berikan
109,379,723 126,826,445 159,007,051 179,687,845 218,992,542
PPAP- Kredit yang di berikan
(14,084,689) (12,694,900) (11,271,655) (11,642,955) -
Tagihan Akseptasi (neto)
3,450,924 4,953,481 3,596,359 4,300,617 3,950,506
Penyertaan Saham (neto)
2,209,393 2,533,683 2,965,034 3,684,249 4,140,223
Pendapatan yang Masih Akan Diterima 1,634,932 1,620,748 2,011,847 1,491,659 -
Biaya Dibayar Dimuka
284,750 230,169 274,955 341,570 -
Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan - - - - (11,694,721) Cadangan kerugian penurunan nilai ase
t lainnya - - - - (20,478)
Uang Muka Pajak
3,963 4,358 3,543 2,523 -
Aktiva Pajak Tangguhan
3,280,444 4,080,468 6,081,870 6,006,074 5,156,474
Aktiva Tetap (Neto)
4,541,005 4,361,764 4,417,162 4,728,406 4,847,761 Properti Terbengkalai 416,167 258,735 215,365 94,204 186,095
Aset tidak berwujud
- - - - 262,681 Rekening tunda - - - - 1,485,815 Penyisihan penghapusan aset non
produktif - - - - (3,076,592) Aset antarkantor - - - - 463,797
Agunan yang Diambil Alih
158,922 135,084 135,084 62,222 130,036 Aktiva Lain-lain 2,680,636 3,409,719 4,947,409 7,165,924 7,893,159
Jumlah Aktiva
256,211,217 303,435,870 338,404,265 373,508,708 408,771,732
Dalam Juta Rupiah
Akun 12/31/2006 12/31/2007 12/31/2008 12/31/2009 12/31/2010 Audited Audited Audited Audited Audited
Rp Rp Rp Rp Rp
Kewajiban Kewajban Segera 783,049 1,003,590 824,961 761,827 -
Kewajiban kepada Bank Indonesia
- - - - 27,121
(56)
LanjutanTabel 4.1
Dalam Juta Rupiah
Kewajiban kepada bank lain
- - - - 7,261,213
Simpanan Pihak Ketiga
197,438,261 235,802,393 273,565,821 299,721,940 332,727,856
Simpanan dari Bank Lain
7,491,735 4,118,104 5,776,330 9,735,677 - Repo 1,603,053 2,507,123 885,478 316,356 -
Pinjaman Yang di terima
7,486,807 11,628,336 11,475,233 9,524,898 4,686,900 Kewajiban Derivatif 100,246 33,279 150,644 41,611 36,837 Kewajiban Akseptasi 3,606,147 5,023,235 3,842,367 4,356,773 3,950,506
Surat Berharga yang Diterbitkan
3,594,560 3,769,660 779,203 622,619 564 Setoran jaminan - - - - 1,419,359 Estimasi kerugian Komitment dan
kontijensi 512,189 467,979 313,889 413,535 -
Beban yang Masih Harus Dibayar
516,201 460,206 641,750 443,764 -
Taksiran Pajak Penghasilan
1,345,436 1,022,689 2,865,154 1,483,680 -
Penyisihan penghapusan transaksi rekening administrative - - - - 368,063
Kewajiban Sewa Guna Usaha
- - 2,248 1,008 - Kewajiban lain-lain 5,392,863 8,355,544 6,767,318 11,299,581 10,588,461 Jumlah Kewajiban 229,870,547 274,192,138 307,890,396 338,723,269 361,066,880 Ekuitas Modal Disetor 10,315,609 10,374,776 10,452,824 10,485,058 10,498,247
Tambahan modal dasar
6,433,948 6,570,959 6,809,056 6,911,587 6,960,679 Modal Pinjaman - - - - 6,062,186
Dana Setoran Modal
- 127,593 - - - Cadangan - - - - 2,659,986
Selisih Penilaian Kembali Aktiva Tetap
3,046,936 3,046,936 - - -
Selisih Penjabaran Laporan Keuangan
86,867 113,447 239,625 120,444 69,593
Pendapatan Komprehensif Lainnya
344,220 105,184 (166,780) (159,220) 39,206 Lainnya - - - - 1 Saldo laba 6,113,090 8,904,837 13,179,144 17,427,570 21,414,954 Jumlah Ekuitas 26,340,670 29,243,732 30,513,869 34,785,439 47,704,852
Jumlah Kewajiban & Ekuitas
256,211,217 303,435,870 338,404,265 373,508,708 408,771,732
(57)
Dari tabel neraca di atas menunjukkan total pertumbuhan aset dan kewajiban serta
ekuitas Bank Mandiri per 31 Desember 2006 sampai per 31 Desember 2010 sebesar
Rp.38.140.129 juta atau 12,44%. Hal ini disebabkan oleh:
1. Pada sisi aset, akun-akun yang mengalami pertumbuhan, yaitu kas, penempatan pada
bank lain dan Bank Indonesia, surat-surat berharga, kredit, tagihan derivatif dan
akseptasi, reverse repo, penyertaan saham, aktiva pajak tangguhan, aset tetap, aset
tidak berwujud dan aset lainnya.
2. Pada sisi kewajiban dan ekuitas, akun-akun kewajiban yang mengalami pertumbuhan,
yaitu simpanan pihak ketiga, kewajiban akseptasi dan kewajiban lainnya. Untuk
akun-akun ekuitas yang mengalami pertumbuhan, yaitu modal disetor, tambahan
modal dasar dan saldo laba.
Akun-Akun Aset
1. Giro pada Bank Indonesia
Giro pada Bank Indonesia mengalami pertumbuhan rata-rata yang negatif sebesar
Rp.5.279.915 juta atau -26,02%. Penurunan terendah terdapat pada tahun 2008
sebesar Rp.14.923.009 juta atau -54,37% dari tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan
bertambahnya penyaluran kredit jangka pendek. Di tahun 2008, permintaan kredit
jangka pendek meningkat pesat untuk memenuhinya Bank Mandiri memutuskan
mengurangi gironya di Bank Indonesia. Dengan total giro pada Bank Indonesia tahun
2008 sebesar Rp.12.526.144 juta atau 4.5% dari total simpanan pihak ketiga. Jumlah
(1)
Neraca
PT BANK SYARIAH MEGA INDONESIA
MEGA TOWER,JL.KAPTEN TANDEAN NO.12-14,MAMPANG PRAPATAN,JKT Telp. 021-5208428
dahulu PT BANK UMUM TUGU s/d JULI 2004
Lampiran 6
per Desember 2006-2010
AKTIVA 2006 2007 2008 2009 2010
Rp (Juta) Rp (Juta) Rp (Juta) Rp (Juta) Rp (Juta)
Kas
4,669
11,453
46,399
111,551
135,190 Penempatan Pada BI 178,418 636,474 282,273 388,933 670,313 a. Giro Wadiah
128,418
104,474
132,273
213,933
195,313 b. Sertifikat Wadiah Bank
Indonesia
50,000
532,000
150,000
175,000
475,000 Penempatan Pada Bank
Lain
331
1,186
13,357
18,069
25,755 a. Rupiah
331
1,186
13,325
17,379
21,214 PPAP -/- (6) (12) (160) (353) (214) b. Valuta asing
32
690
4,541
PPAP -/- (7) (45)
Surat Berharga Yang
Dimiliki
1,293
12,000
532,000
532,000
532,000 a. Rupiah
1,293
12,000
532,000
532,000
532,000 I. Dimiliki hingga jatuh
tempo
1,293
12,000
532,000
532,000
532,000
ii. Lainnya
PPAP -/-
(13)
(120)
(820)
(820)
(820)
b. Valuta asing
I. Dimiliki hingga jatuh
tempo
ii. Lainnya
PPAP -/-
Piutang Murabaha 1,944,482 1,744,128 1,957,787 2,870,847 2,937,755 a. Rupiah
1,944,482
1,744,128
1,957,787
2,870,847
2,937,755 a.1. Terkait dengan bank
608
846
1,877
5,970
6,019 1. Piutang Murabaha
736
1,093
2,863
12,996
12,855
LanjutanLampiran 6
(2)
2. Pendapatan MarginMurabaha yang
ditangguhkan -/-
(128)
(247)
(986)
(7,026)
(6,836) a.2. Tidak terkait dengan bank
1,943,874
1,743,282
1,955,910
2,864,877
2,931,736 1. Piutang Murabaha 2,444,178 2,057,735 2,621,099 4,046,920 4,231,215 2.Pendapatan margin Murabaha yang
ditangguhkan -/-
(500,304)
(314,453)
(665,189)
(1,182,043)
(1,299,479) PPAP -/- (22,763) (27,329) (30,673) (46,989) (62,444)
b. Valuta asing
a.1. Terkait dengan bank
1. Piutang Murabaha
2. Pendapatan margin Murabaha yang
ditangguhkan -/-
a.2. Tidak terkait dengan bank
1. Piutang Murabaha
2.Pendapatan margin Murabaha yang
ditangguhkan -/-
PPAP -/-
Piutang Salam
PPAP -/-
Piutang Istishna'
Pendapatan Margin Istishna' yang
ditangguhkan -/-
PPAP -/-
Piutang Qardh
200
664
122,954
66,783 PPAP -/-
(2)
(7)
(3)
(412) Pembiayaan
165,716
98,559
135,521
201,452
149,474 a. Rupiah
165,716
98,559
135,521
201,452
149,474
a.1. Terkait dengan bank
a.2. Tidak terkait dengan bank
165,716
98,559
135,521
201,452
149,474 PPAP -/-
(2,825)
(2,629)
(2,899)
(7,526)
(9,379)
b. Valuta asing
b.1. Terkait dengan bank
a.2. Tidak terkait dengan bank
PPAP -/-
Persediaan
Ijarah
39
a. Aktiva Ijarah
73
b. Akumulasi Penyusutan/Amortisasi Aktiva
Ijarah -/-
(34)
PPAP -/-
Tagihan Lainnya
PPAP -/-
Penyertaan
PPAP -/-
LanjutanLampiran 6
Dalam juta Rupiah
Aktiva Istishna'
dalam penyelesaian
Termin Istishna'
-/-
Pendapatan Yang
Akan Diterima
37,885
30,412
34,838
30,693
27,148
(3)
Biaya dibayar
dimuka
11,514
9,656
66,569
73,628
58,905 Uang muka pajak
7,164
34,204
11,479
11,479
27,035 Aktiva pajak
tangguhan
483
363
1,330
2,072
2,072 Aktiva Tetap dan
Inventaris
27,102
58,227
68,888
103,118
123,910 Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap
dan Inventaris -/-
(8,828)
(14,271)
(22,681)
(37,341)
(58,067) Agunan yang
diambil alih
4,051
4,035
4,590
27,346 Aktiva lain-lain
3,507
654
2,297
3,644
8,457
JUMLAH AKTIVA
2,352,180
2,597,188
3,096,201
4,381,991
4,660,762
PASIVA
2006 2007 2008 2009 2010
Rp (Juta)
Rp (Juta)
Rp (Juta)
Rp (Juta)
Rp (Juta)
Dana Simpanan Wadiah
248,761
532,582
654,701
996,778
1,182,822
a. Giro Wadiah
23,481
111,768
126,424
267,939
312,241
b. Tabungan Wadiah
225,280
420,814
528,277
728,839
870,581
Kewajiban segera lainnya
3,636
3,033
6,034
19,180
7,251
Kewajiban Kepada Bank Indonesia
59,917
a. FPJPS
59,917
b. Lainnya
Kewajiban Kepada Bank Lain
152
7
19,982
3,694
6,441
Surat Berharga Yang Diterbitkan
121,500
90,000
54,000
150,000
Pembiayaan/Pinjaman Yang Diterima
a. Rupiah
i. Terkait dengan bank
ii.Tidak terkait dengan bank
b. Valuta asing
i. Terkait dengan bank
ii.Tidak terkait dengan bank
Estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi
3
Beban yang masih harus dibayar
8,113
4,307
8,684
9,722
7,444
Taksiran pajak penghasilan
Kewajiban pajak tangguhan
LanjutanLampiran 6
Dalam juta Rupiah
Kewajiban Lainnya
10,077
14,201
26,178
29,104
39,242 Pinjaman
Subordinasi
a. Rupiah
i. Terkait dengan
bank
ii.Tidak terkait
(4)
b. Valuta asing i. Terkait dengan
bank
ii.Tidak terkait
dengan bank
Rupa-Rupa Pasiva
Modal Pinjaman
Hak minoritas (Hanya diisi untuk
kolom konsolidasi)
Dana investasi Tidak Terikat
(Mudharabah Muthlaqah)
1,909,343
1,636,874
1,971,770
2,950,592
2,858,159 a. Tabungan
Mudharabah
564
925
6,249
14,913
404,097 b. Deposito
Mudharabah
1,908,779
1,635,949
1,965,521
2,935,679
2,454,062
b.1. Rupiah
1,908,779
1,635,949
1,965,521
2,935,135
2,451,213
b.2. Valuta asing
544
2,849
Ekuitas
172,095
284,684
258,935
318,921
409,403
a. Modal Disetor
140,060
150,060
150,060
150,060
318,864
b. Agio (disagio)
c. Modal
Sumbangan
d. Dana Setoran
Modal
10,000
e. Penyesuaian akibat penjabaran
laporan keuangan
f. Selisih Penilaian Kembali
Aktiva Tetap
g. Saldo laba (rugi)
22,035
134,624
108,875
168,861
90,539 JUMLAH
PASIVA
2,352,180
2,597,188
3,096,201
4,381,991
4,660,762
PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL
2006 2007 2008 2009 2010
Rp (Juta)
Rp (Juta)
Rp (Juta)
Rp (Juta)
Rp (Juta)
I. PENDAPATAN OPERASIONAL
258,446
397,589
367,313
764,195
971,574
A. Pendapatan dari Penyaluran Dana
243,350
384,752
331,257
702,227
893,452
1.Dari Pihak Ketiga Bukan Bank
242,292
381,126
311,662
695,161
890,334
LanjutanLampiran 6
Dalam juta Rupiah
a.Pendapatan Margin
Murabahah
203,649
359,323
266,706
605,529
786,942 b.Pendapatan Bersih
Salam Paralel
c.Pendapatan Bersih
Istishna Paralel
i.Pendapatan
Istishna'
ii.Harga Pokok
Istishna' -/-
d.Pendapatan Sewa
Ijarah
43
42
91
70
42 e.Pendapatan bagi hasil
Mudharabah
38,596
20,932
8,706
3,136
793 f.Pendapatan bagi hasil
Musyarakah
177
12,042
21,813
24,904
(5)
g.Pendapatan dari
penyertaan
h.Lainnya
4
652
24,117
64,613
77,653 2.Dari Bank
Indonesia
979
3,548
19,545
6,261
3,073
a.Bonus SWBI
979
3,548
19,545
4,685
601
b.Lainnya
1,576
2,472 3.Dari bank-bank lain di
Indonesia
79
78
50
805
45 a.Bonus dari Bank
Syariah lain
b.Pendapatan bagi hasil
Mudharabah
79
3
50
736
2 i.Tabungan
Mudharabah
ii.Deposito
Mudharabah
iii.Sertifikat Investasi
Mudharabah Antarbank
79
3
50
736
2
iv.Lainnya
c.Lainnya
75
69
43 B. Pendapatan Operasional
Lainnya
15,096
12,837
36,056
61,968
78,122 1. Jasa Investasi Terikat
(Mudharabah Muqayyadah)
2. Jasa layanan
100
112
242
759
1,771 3. Pendapatan dari
transaksi valuta asing
187
48
4. Koreksi PPAP
2,176
4,860
17,787
16,569
33,490 5. Koreksi Penyisihan Penghapusan Transaksi Rek.
Administratif
3
2
6. Lainnya
12,820
7,862
18,025
44,453
42,813 II. Bagi hasil untuk Investor Dana Investasi
Tidak Terikat -/-
109,366
155,141
116,738
215,858
185,703 1.Pihak ketiga bukan
bank
103,662
153,816
107,618
207,967
173,684
LanjutanLampiran 6
Dalam juta Rupiaha.Tabungan
Mudharabah
13
21
87
270
4,344 b.Deposito
Mudharabah
103,649
153,795
107,531
207,697
169,327
c.Lainnya
13
2.Bank Indonesia
806
351
a.FPJP Syariah
806
339
b.Lainnya
12
3.Bank-bank lain di Indonesia dan
diluar Indonesia
5,704
1,325
8,314
7,540
12,019 a.Tabungan
Mudharabah
b.Deposito
Mudharabah
720
53
11
c.Sertifikat Investasi Mudharabah
Antarbank
4,984
1,272
8,031
7,540
12,019
d.Lainnya
(6)
III. Pendapatan Operasional setelah distribusi bagi hasil untuk Investor Dana Investasi Tidak Terikat ( I - II )
149,080
242,448
250,575
548,337
785,871 IV. Beban (pendapatan) penyisihan
penghapusan aktiva
(21,132)
(19,784)
(24,968)
(50,503)
(134,261) V. Beban (pendapatan) estimasi kerugian komitmen
dan kontinjensi
(3)
(2)
VI. Beban
Operasional lainnya
(74,861)
(94,995)
(202,024)
(414,440)
(560,350) A.Beban Bonus
titipan wadiah
(32,686)
(34,627)
(65,097)
(103,096)
(100,021) B.Beban
administrasi dan
umum
(9,793)
(12,057)
(17,239)
(55,178)
(84,155) C.Biaya
personalia
(16,966)
(25,081)
(88,912)
(188,979)
(290,677) D.Beban penurunan nilai
surat berharga
E.Beban transaksi
valuta asing
F.Beban promosi
(2,340)
(3,933)
(3,853)
(10,775)
(6,466)
G.Beban lainnya
(13,076)
(19,297)
(26,923)
(56,412)
(79,031) VII. Laba (Rugi) Operasional
(III - (IV+V+VI))
53,084
127,669
23,581
83,394
91,260 PENDAPATAN DAN BEBAN
NON OPERASIONAL
VIII. Pendapatan Non
Operasional 2)
1,867
1,838
769
509
720 IX. Beban Non
Operasional 3)
(149)
(414)
(633)
(118)
(1,498) X. Laba (Rugi) Non
Operasional (VIII - IX)
1,718
1,424
136
391
(778) XI. Laba (Rugi) Tahun
Berjalan (VII + X)
54,802
129,093
23,717
83,785
90,482 XII. Taksiran Pajak
Penghasilan
(7,398)
(23,799) XIII. Jumlah Laba
(Rugi) 4)
54,802
129,093
16,319
59,986
90,482