Bahan Ajar HI HPI 13

PENUNJUKAN
KEMBALI
BY : Narzif, SH,MH

HPI

1

DOKTRIN TENTANG PENUNJUKAN
KEMBALI (RENVOI)




Penunjukan kembali (Renvoi) timbul
karena adanya berbagai sistem hukum
di dunia yang memiliki sistem hukum
perdata Internasionalnya sendiri.
Suatu kaidah HPI (Choice of Law Rule)
pada dasarnya dibuat untuk
menunjuk ke arah suatu sistem hukum

tertentu sebagai sistem hukum yang
harus diberlakukan dalam
penyelesaian atau masalah HPI.
HPI

2

Pengertian Penunjukan Kembali




Penunjukan ke arah Kaidah-kaidah hukum
Internasional saja dari suatu sistem hukum
tertentu (aturan aturan hukum suatu
negara). Penunjukan seperti ini dinamakan
Sachnormverweisung.
Penunjukan yang diarahkan ke seluruh
sistem hukum (asing). Termasuk kaidah
kaidah HPI (Kollsionsnormen) dari sistem

hukum asing tersebut. Penunjukan seperti
ini disebut Gesamtverweisung (berdasrkan
sistem hukum suatu negara).
HPI

3

KAPAN RENVOI DIPERLUKAN




Renvoi hanya mungkin terjadi bila
penunjukan oleh kaidah-kaidah HPI Lex Fori
diarahkan ke seluruh sistem hukum asing
yang bersangkutan (Gesamtverweisung),
termasuk kaidah kaidah HPI sistem hukum
itu.
“mungkin tejadi”, maksudnya hanya terjadi
apabila kaidah-kaidah HPI asing itu menunjuk

kembali ke arah Lex Fori (atau menunjuk lagi
ke arah suatu sistem hukum ketiga)
HPI

4

Mengapa dan untuk apa melakukan
penunjukan ke arah kaidah HPI dari suatu
sistem hukum asing ?
 Hal tersebut dilakukan agar perkara
dapat diputuskan dengan cara sesuai
dengan apa yang akan dilakukan oleh
pengadilan di mana perkara itu
seharusnya diadili.
 Renvoi dilakukan agar dapat tercipta
keseragaman dalam penyelesaian
perkara perkara HPI, walaupun orang
mengahadapi doktrin-doktrin HPI yang
berbeda-beda di setiap negara.
HPI


5

Pengertian Renvoi






Renvoi adalah penunjukan kembali oleh
kaidah-kaidah HPI dari suatu sistem hukum
asing yang ditunjuk oleh Kaidah HPI Lex Fori.
Doktrin renvoi tumbuh di dalam tradisi HPI
Eropa Kontinental dan penganut doktrin HPI
Tradisional.
Doktrin renvoi umumnya ditolak oleh
penulis-penulis Amerika Serikat karena
adanya lingkaran setan di dalam logika
doktrin renvoi.

HPI

6

Beberapa Pengertian pokok dalam
lembaga renvoi


Terjadinya renvoi apabila apabila Hakim
Lex Fori menunjuk suatu sistem hukum
asing dan penunjukan ini dianggap
sebagai suatu Gesamtverweisung
(penunjukan ke arah sistem hukum)
atau bila hakim menganggap bahwa
penunjukan kembali oleh kaidah HPI
diarahkan kepada kaidah-kaidah hukum
intern lex fori (Sachnormverweisung).
HPI

7


Kapan Lex Fori menolak renvoi ?




Apabila suatu sistem hukum (Lex Fori)
menunjuk kepada suatu sistem hukum
asing dan penunjukkan itu langsung
dianggap sebagai Sachnormverweisung
(penunjukkan ke arah kaidah kaidah
hukum intern dari sistem hukum itu.
Bila hakim (lex fori) menganggap bahwa
penunjukkan kembali itu diarahkan ke
seluruh sistem hukum lex fori (termasuk
dalam kaidah HPI Lex Fori)
HPI

8


Kapan lex fori dianggap menerima
Renvoi ?


Bila dalam hal hakim (lex fori)
menganggap bahwa penunjukkan
kembali oleh kaidah HPI asing itu
diarahkan ke Kaidah kaidah hukum
Intern Lex Fori
(Sachnormverweisung)

HPI

9

Jenis renvoi ada 2 yaitu :





1. Penunjukkan Kembali (Reimission),
yaitu penunjukkan oleh kaidah HPI
asing kembali ke arah lex Fori.
2. Penunjukan lebih lanjut
(Transmission) yaitu kaidah HPI yang
telah ditunjuk oleh Lex Fori tidak
menunjuk kembali ke arah lex fori,
tetapi menunjuk lebih lanjut ke arah
suatu sistem hukum asing lain.
HPI

10

Contoh kasus


Kasus Posisi : kasus Forgo Case
1. Forgo adalah warganegara Bavaria
(jerman).
2. Ia berdomisili di prancis sejak

berusia 5 tahun, tanpa memperoleh
kwargaan perancis.
3. forgo meninggal dunia di Perancis
secara ab intestatis (tanpa
meninggalkan testament.

neneng oktarina

HPI

11

lanjutan
4. Forgo sebenarnya adalah seorang
anak diluar kawin.
5. Forgo meninggalkan sejumlah
barang-barang bergerak di perancis.
6. Perkara pembagian warisan forgo
diajukan di depan pengadilan
perancis


HPI

12







Masalah : berdasarkan hukum mana
pengaturan pembagian waris itu
harus dilakukan? Berdasarkan hukum
bavaria ataukah hukum perancis.
Kaedah HPI lex fori perancis
menyatakan bahwa:
Persoalan pewarisan benda-benda
bergerak harus diatur berdasarkan
kaidah-kaidah hukum dari tempat

dimana pewaris menjadi warga
negara.
HPI

13

lanjutan







Kaedah HPI Bavaria menetapkan bahwa
pewarisan benda-benda bergerak harus diatur
berdasarkan hukum dari tempat dimana pewaris
bertempat tinggal sehari-hari (Habitual Residence
).
Proses Penyelesaian perkara :
- pada tahap pertama hakim perancis melakukan
penunjukan ke arah Hukum Bavaria sesuai
kaedah HPI Peracis
-tampak hakim Perancis menganggap penunjukan
itu sebagai gesamtverweisung sehingga meliputi
pula kaidah-kaidah HPI Bavaria.
HPI

14

lanjutan


- telah diketahui bahwa kaedah HPI
Bavaria yang menyangkut pewarisan
benda-benda bergerak, menetapkan
bahwa hukum yang harus digunakan
untuk mengatur hal itu adalah hukum
dari tempat tinggal tetap pewaris. Jadi
kaedah HPI Bavaria menunjuk kembali ke
arah Hukum Perancis . (hukum dari
tempat kediaman tetap pewaris ). Pada
tahap ini baru terjadi apa yang disebut
Ranvol.
HPI

15

lanjutan




- hakim perancis ternyata kemudian
menganggap bahwa “ penunjukan
Kembali” oleh kaedah HPI Bavaria sebagai
suatu “ sachnormversuing” dalam teori
HPI, sikap Hakim Lex fori ini dikatakan
“menerima renvoi”
- berdasarkan anggapan itu Hakim lalu
memberlakukan kaidah hukum waris
Perancis (code civil) untuk memutus
perkara. (penyelesaian).
HPI

16

lanjutan





Catatan :
-perbedaan antara pemberlakukan hukum
perancis atau hukum bavaria untuk
memutuskan perkara, bukanlah sekedar
merupakan masalah teoritik saja, tetapi
juga dapat menghasilkan keputusan
perkara yang mungkin berlainan.
Menurut Hukum perdata Bavaria ; saudara
saudara kandung dari seorang anak luar
kawin tetap berhak untuk menerima harta
warisan dari anak luar kawin tersebut.
HPI

17

lanjutan




Menurut hukum Perdata (Perancis) ;
harta peninggalan dari seorang anak
luar kawin akan jatuh ke tangan negara.
Karena hakim (perancis) menerima
renvoi, dan hal itu berarti menganggap
bahwa penunjukan ke arah hukum intern
Perancis (code civil) , maka yang
menjadi keputusan perkara adalah harta
peninggal forgo jatuh ketangan
pemerintah perancis.
HPI

18