Edisi Dua

DAFTAR I SI

32

LAPORAN KHUSUS

Foto cover: Petugas Desk Info MA

No. 3 Edisi Desember 2013
5

LAPORAN UTAMA

Para hakim empat lingkungan peradilan mengikuti Munas Ikahi XVII di Denpasar, Bali.
KONFERENSI PERS
Capaian MA di Tahun 2013 ......................................................... 36
DHARMAYUKTI
Melindungi Keluarga dari Bahaya Narkoba .............................................46
Bermain Sambil Peduli dengan Lingkungan? Bisa Kok! .........................47

BUKU

Perjalanan Panjang Peradilan Umum di Jakarta .....................................48
Hukum Harus Selalu Dinamis.................................................................. 50

PUSTAKA

Koreksi bersama dalam satu forum dihadiri oleh
Hakim Agung, Panitera Pengganti, Panitera
Muda, dan Operator. Di Hotel Aryaduta, 11-13
November 2013.
38

WAWANCARA

Peneliti dan Mahasiswa: Pengunjung Potensial Perpustakaan...............52
Membangun Masyarakat Cinta Perpustakaan ........................................54

TIRTA
Pembawa Damai Dalam Kegaduhan ......................................................56
Tuhan Melawat Umat-Nya .......................................................................58


KOLOM
Informasi Perkara Dalam Genggaman .................................................... 60
Pelayanan Publik ..................................................................................... 62
“Perbuatan Melawan Hukum” dalam Tipikor pada Putusan MA ..............64

BERANDA
Pola Karir dalam Jabatan Fungsional......................................................69
Sidang Pleno Akhir Tahun ....................................................................... 72

RAGAM

Dr. Mohammad Saleh S.H., M.A.: “Hakim
Harus Belajar Terus- Menerus dan Tahan
Godaan”

Pelantikan Kepala Badan Pengawasan MA ............................................74
Kunjungan Perwakilan Mahasiswa Hukum ............................................. 75
Empat Hakim Agung Perkuat Formasi MA di tahun 2013 .......................76
MA Raih Peringkat Pertama Integritas Sektor Publik Tahun 2013 ..........77
Bersama Ketua PN Denpasar ................................................................. 78


SISTEM INFORMASI
Pengembangan SIMARI Terpadu ............................................................ 80

TOKOH
Terganjal Anggaran.................................................................................. 86
Menafsir Makna Ahli Waris ...................................................................... 87

- No. 3 Edisi Desember 2013 | 1

SALAM REDAK SI

PELINDUNG
DR. H.M. HATTA ALI, SH., MH.
DR. H. MOHAMMAD SALEH, SH., MH.
DR. H. AHMAD KAMIL, SH., M.Hum.
PEMBINA
WIDAYATNO S. HARDJONO, SH., MSC.
NURHADI, SH.,MH.
DR. DRS. ACO NUR, MH.

PENANGGUNG JAWAB
KEPALA BIRO HUKUM DAN HUMAS
MAHKAMAH AGUNG RI
PEMIMPIN REDAKSI
DR. RIDWAN MANSYUR, SH.,MH.
REDAKSI
ASEP NURSOBAH
LILIK MULYADI
HIRFAN HILMI
ANDRI TATENGKENG
KARTIKA SANDY TAURUS
DWI LISTIANI
NUR AZIZAH
IFAH ATUR
EDITOR
JOKO UPOYO PRIBADI, SH.
M.E.R HERKI ARTANI R, SH.,MH.
SEKRETARIS REDAKSI
DEWA NYOMAN SWASTIKA, SH.,MSi.
FOTOGRAFER

DEVI SUGARA
PEPPY NOFRIANDI
SONNY FEBIANTO
KONTRIBUTOR DAERAH
PENGADILAN NEGERI BANDA ACEH
PENGADILAN NEGERI MAKASAR
PENGADILAN NEGERI DENPASAR
SIRKULASI DAN DISTRIBUSI
HIDAYAT, SH.
MUHAMMAD UDIN
DITERBITKAN OLEH
BIRO HUKUM DAN HUMAS
BADAN URUSAN ADMINISTRASI
MAHKAMAH AGUNG RI
Jl. Merdeka Utara No. 9-13
JAKARTA 10010
Telepon: 3843348, 3810350, 3457661
www.mahkamahagungri.go.id
2|


- No. 3 Edisi Desember 2013

Edisi Akhir Tahun
Assalamualaikum wr.wb.
Redaksi bersyukur kepada Allah SWT karena majalah Mahkamah Agung
edisi ketiga telah sampai ke tangan pembaca.
Tahun 2013 merupakan tahun yang membahagiakan, banyak capaian yang
diraih Mahkamah Agung baik pada bidang kesekretariatan maupun kepaniteraan
bukti roda pembaruan terus berjalan.
Ada dua hal besar yang sekarang sedang diupayakan penyelesaiannya oleh
Mahkamah Agung. Pertama, lambatnya penyelesaian perkara. Kedua, lamanya
putusan sampai ke tangan pihak yang berperkara.
Sebuah kelompok bentukan Ketua MA, yaitu Kelompok Kerja Manajemen
Perkara, yang terus menyuarakan sistem membaca berkas secara bersama,
tidak bergiliran lagi seperti cara lama. Ada SK Ketua MA Nomor 119/KMA/SK/
VII/2013. Apa dan bagaimana implementasinya dua unsur ini terhadap manajemen perkara, kami kemas dalam Laporan Utama.
Untuk mendukung Laporan Utama, kami mewawancarai Panitera dan Ketua Pokja yang juga Ketua Kamar Perdata, Dr. Suwardi, S.H.,M.A. Sedangkan
wawancara utama kami pilih Wakil Ketua MA bidang Yudisial, agar pembaca
mendapat informasi lengkap tentang dua wakil yang dimiliki Ketua Mahkamah
Agung.

Salah satu strategi percepatan penyelesaian perkara di MA adalah pengadilan tingkat pertama, apakah sudah efektif dalam memanfaatkan fasilitas IT yang
disediakan oleh MA. Oleh sebab itu, Redaksi mengangkat PN Denpasar dan PN
Balikpapan sebagai sumber di hulu.
Redaksi merasa perlu menyajikan Munas IKAHI yang diselenggarakan akhir
Oktober lalu. Pembaca bisa mendapat info: Apa sikap IKAHI terhadap kehidupan
hukum ke depannya.
Edisi pertama Majalah Mahkamah Agung terbit pada Mei 2013. Dengan
segala keterbatasannya akhirnya sampai pada edisi ketiga. Redaksi bersyukur
cukup mendapat apresiasi dari pembaca, baik dari lingkungan Mahkamah Agung
dan peradilan di bawahnya maupun dari masyarakat peduli hukum dan peduli
media. Berharap di tahun 2014 Majalah Mahkamah Agung terus eksis dengan
isi dan tampilan yang lebih baik. Redaksi selalu menerima saran dan kritik untuk
kemajuan majalah ini.
Mari kita sambut tahun 2014 dengan semangat dan harapan baru. Seluruh
jajaran Redaksi mengucapkan Selamat Natal 2013 bagi pembaca yang merayakannya dan Selamat Tahun Baru 2014.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
Ridwan Mansyur

SU RAT PEM BACA


SAYA dari Pengadilan Tinggi Jayapura mengucapkan selamat atas terbitnya Majalah Mahkamah Agung. Semoga terus berkembang. Saya
berharap agar liputan dan berita yang dimuat dalam majalah ini merata
di badan peradilan seluruh Indonesia. Termasuk badan peradilan yang
berada di ujung timur Indonesia, khususnya di Papua dan Papua Barat.
Selain itu, kiranya jumlah eksemplar majalah Mahkamah Agung juga
diperbanyak, misalnya setiap pengadilan mendapatkan lebih dari 2 eksemplar. Hal ini dimaksudkan agar semakin banyak orang di lingkungan
peradilan yang membacanya, baik hakim, pengunjung, staff, dll. Terima
kasih.
Tom m y K .I . M e de llu, S.H ., Panitera Muda Pidana Pengadilan

Tinggi Jayapura
Terima kasih atas ucapan selamat dan apresiasi Anda.
Liputan dan berita MMA akan diusahakan meliputi seluruh
empat peradilan di bawah Mahkamah Agung. Sebelum tim
redaksi Majalah Mahkamah Agung (MMA) sampai ke Papua,
jika ada hal yang menarik di lingkungan peradilan di Papua,
kami berharap Anda ataupun yang lainnya mengirimkan
tulisan ke Redaksi MMA. Jika cocok dan memenuhi syarat,
tulisan itu akan kami muat. Redaksi akan mengirimkan dua
eksemplar MMA ke Pengadilan Tinggi dan Pengadilan Negeri Kelas I A. - Redaksi


Law Ofice Makugawene dan LBH D’sula menyampaikan apresiasi serta menyambut hangat atas diterbitkannya Majalah Mahkamah Agung
sebagai media komunikasi, bukan saja untuk kalangan praktisi hukum,
tetapi juga untuk masyarakat pemerhati hukum, bahkan untuk pada
masyarakat luas pada umumnya. Diharapkan dari majalah ini masyarakat mendapat informasi tentang kiprah Mahkamah Agung RI sebagai
benteng terakhir dalam penentu keadilan.
Dr. Ra djik a n Pa lopia n, SH .,M Si, Ternate, Maluku Utara
Terima kasih atas apresiasi dan sambutan hangat Anda.
Harapan Anda sesuai dengan tujuan diterbitkannya MMA,
antara lain sebagai sarana komunikasi, khususnya yang berkaitan dengan aktivitas dan kinerja Mahkamah Agung serta
seluruh jajarannya dan empat peradilan di bawahnya. MMA
menjadi bagian yang menyehatkan kinerja MA yang begitu berat beban tugasnya sebagai ‘gerbang terakhir pencari
keadilan’. - Redaksi

hakim yang berperilaku buruk segera ditindak secara objektif dan berimbang sesuai dengan mekanisme yang berlaku. Kiranya Tuhan memberkati
seluruh pengelola majalah Mahkamah Agung. Amin.
M at ius Dj. N doda , S.H ., advokat, Tangerang
Terima kasih atas ucapan selamat Anda. Usul Anda bagus
sekali. Redaksi akan mempertimbangkannya pada penerbitan berikutnya. - Redaksi


Saya sebagai alumni fakultas hukum yang berkunjung ke pengadilan
agama di Banten sangat senang bisa membaca majalah Mahkamah
Agung. Saya pun mengapresiasi laporan utama atas transparansi mengenai anggaran MA yang dimuat pada edisi lalu. Saya berharap bukan hanya anggaran saja yang dapat diketahui oleh publik, namun juga
keterbukaan mengenai perkara-perkara di MA juga perlu dimuat, agar
masyarakat lebih mengetahui bagaimana tahapan penanganan perkara ditangani. Kemudian agar kiranya ditambahkan rubrik atau konten
tentang igure of the edition (sosok edisi ini), tentunya tokoh yang
berkecimpung dalam bidang hukum. Besar harapan saya, semoga bisa
terbit setiap bulan dan mampu bertahan seterusnya. Terima kasih.
I lha m , FH Untirta Banten
Terima kasih atas apresiasi Anda. Untuk lebih jelasnya,
Anda bisa menggunakan desk info MA melalui CTS/SIPP.
Anda juga bisa membaca MMA edisi ketiga ini, karena redaksi mengangkat manajemen perkara sebagai laporan utama. - Redaksi

Sebagai pemerhati media, saya mengapresiasi Mahkamah Agung
yang notabenenya sebagai institusi tinggi negara untuk keadilan sudah
memiliki media internal berupa majalah. Semoga majalah ini menjadi wadah keterbukaan informasi yang berkaitan dengan hukum dan
keadilan.
Setelah membaca 2 edisi yang lalu, saya menjadi tahu bahwa ternyata
perpustakaan MA memiliki koleksi buku-buku hukum yang cukup lengkap, sehingga bisa menjadi referensi hukum yang lengkap pula.
Saya usul agar ditampilkan juga gambar ilustrasi, bukan hanya berupa foto, agar majalah semakin menarik. Semoga majalah ini menjadi wadah keterbukaan informasi yang berkaitan dengan hukum dan

keadilan.
SU CI , alumni Fisip, Komunikasi Massa, Universitas Tirtayasa, Banten

Saya menyampaikan ucapan selamat atas diterbitkannya media komunikasi Mahkamah Agung, yaitu majalah Mahkamah Agung. Saya berharap
agar media ini dapat lebih mendekatkan para pencari keadilan dengan
Mahkamah Agung RI. Mudah-mudahan penerbitan majalah ini dapat berjalan lancar dan berkesinambungan.
Saya usul ada rubrik khusus yang menyampaikan permasalahan hukum
yang dihadapi oleh masyarakat di daerah, khususnya yang beperkara
di tingkat peradilan pertama (Pengadilan Negeri) dan di tingkat banding
(Pengadilan Tinggi), sebagai bentuk kontrol sosial dari masyarakat pencari
keadilan. Dengan demikian, ke depan akan terpola hakim yang berprestasi
dan berkinerja baik yang pantas mendapatkan penghargaan. Sementara

Terima kasih Anda telah membaca MMA. Semoga terus update pada terbitan-terbitan MMA selanjutnya. Usul Anda
menginspirasi Redaksi untuk edisi berikutnya. - Redaksi

Saya, sebagai masyarakat yang peduli hukum, ingin mendapatkan informasi tentang mekanisme penyelesaian perkara yang masuk ke MA,
apakah sudah dilakukan dengan cepat dan tepat waktu, sehingga pihak-pihak yang berperkara mengetahui bagaimana keadaan perkaranya sekarang. Dengan demikian, orang yang sedang mencari keadilan
mendapat kepastian hukum. Saya berharap bisa mendapatkan informasi
ini dari majalah Mahkamah Agung. Semoga majalah MA terus berjaya.
- No. 3 Edisi Desember 2013 | 3

M uha m m a d Andi, Jakarta

ADV ERTORI AL

Gayung bersambut antara keinginan Anda dan Laporan Utama MMA edisi ketiga ini yang memuat antara lain beberapa
artikel tentang manajemen perkara. Untuk lebih jelasnya,
silakan membaca MMA edisi ini. Terima kasih atas ucapan
selamat Anda. - Redaksi

Selamat atas terbitnya Majalah Mahkamah Agung. Saya usul, ada
baiknya jika ada pengamat hukum/narasumber dari luar Mahkamah
Agung untuk menulis artikel yang memberikan masukan untuk MA dan
lembaga peradilan lainnya. Supaya ada komunikasi yang interaktif antara institusi peradilan dan masyarakat.
M ur niat i, pemerhati media hukum, Jakarta
Usul yang bagus. Redaksi akan mempertimbangkannya. Terima kasih atas ucapan selamat Anda. - Redaksi

Saya ikut bersyukur atas terbitnya majalah Mahkamah Agung, semoga
bisa menjadi media informasi, edukasi, peningkatan kreativitas, dan
khazanah keilmuan bagi pembaca, khususnya warga peradilan.
Saya mengusulkan adanya rubrik khusus tanya jawab masalah hukum dan administrasi peradilan untuk menambah pengetahuan dan
wawasan sebagai upaya peningkatan kinerja bagi aparatur peradilan,
dalam rangka mewujudkan cita-cita Reformasi Birokrasi Menuju Badan
Peradilan yang Agung.
Agung Ridw a n Sa ni, S.H ., Pengadilan Tinggi Agama Yogya-

karta
Usul Anda sangat bagus. Semoga bisa direalisasikan untuk
edisi-edisi berikutnya. Terima kasih. - Redaksi

Selamat atas terbitnya Majalah Mahkamah Agung. Semoga terus
berkembang, baik isi beritanya maupun jumlah eksemplarnya. Selain
itu dapat menjadi sumber informasi dan inspirasi dalam pelaksanaan
tugas sehari-hari.
Lilik Sriha r t at i, Sekretaris Bawas, MA-RI
Terima kasih atas ucapan selamat Anda. Harapan Anda semoga bisa terwujud pada edisi-edisi berikutnya. Jumlah eksemplar akan ditambah untuk edisi ketiga. - Redaksi

Redaksi menerima artikel ilmiah tentang hukum dan laporan kegiatan di lingkungan peradilan. Naskah harus asli dan
belum pernah dimuat di media manapun. Naskah dikirim ke alamat redaksi:
Perpustakaan Mahkamah Agung RI
Jl. Medan Merdeka Utara no. 9-13
JAKARTA 10010
Telepon: 3843348, 3810350, 3457661

LAPORAN U TAM A

2013, Tahun Bahagia
Mahkamah Agung
JUDUL di atas betul. Tahun 2013 banyak capaian
dan prestasi yang sudah dicapai Mahkamah Agung. Baik
dari bidang kesekretariatan maupun bidang kepaniteraan.
Kesekretariatan
Pada 31 Oktober 2013, Mahkamah Agung mendapat
penghargaan dari Kementerian Keuangan sebagai juara
ketiga dalam kinerja pengelolaan barang milik Negara dalam kategori Sertiikat Barang Milik Negara untuk kelompok
Kementerian/Lembaga dengan jumlah unit kuasa pengguna barang lebih dari satuan kerja.
Beberapa bulan sebelumnya, dalam laporan keuangan, MA meraih opini Wajar Tanpa Pengecualian (laporan
lengkap baca Majalah Mahkamah Agung edisi 1 dan edisi
2).
Prestasi bidang kesekertariatan selengkapnya dapat
dibaca dalam laporan konferensi pers MA tgl 30 Desember
2013 (hlm. 36).

Kepaniteraan
Untuk edisi ketiga ini, laporan utama difokuskan pada
bidang kepaniteraan. Itu karena semua usaha yg dilakukan MA bermuara pada penyelesaian perkara. Bagaimana
perkara kasasi dan peninjauan kembali yang masuk ke
MA bisa cepat diputus, serta bagaimana putusannya cepat
sampai ke pihak yang berperkara, semuanya masuk dalam
bagian manajemen perkara.
Mahkamah Agung terus berupaya untuk mempercepat penyelesaian perkara. Untuk itu Ketua MA telah
mengeluarkan beberapa SK. Mulai dari SK Ketua MA
Nomor 138/KMA/SK/IX/2008 tanggal 11 September 2009
tentang Jangka Waktu Penanganan Perkara di Mahkamah
Agung, SK Nomor 142/KMA/SK/IX/2011 tentang Pedoman
Penerapan Sistem Kamar di MA, SK Nomor 017/KMA/SK/
II/2012 tentang Perubahan Pertama SK KMA Nomor 142/
KMA/SK/IX/2011, sampai pada SK KMA Nomor 119/KMA/
SK/VII/2013 tentang Penetapan Hari Musyawarah dan

Pengunjung PN Denpasar
sedang mengecek perkaranya
dalam SIPP/CTS.

- No. 3 Edisi Desember 2013 | 5

LAPORAN U TAM A

Petugas Desk Info, memandu
pengunjung menggunakan SIPP/
CTS di Mahkamah Agung.

Ucapan pada MA.
Lebih dari setengah abad MA memberlakukan sistem
penanganan perkara dengan membaca bersama. Sejak
tanggal 1 Agustus 2013 sistem tersebut mulai ditinggalkan.
Menyusul perubahan besar dalam sistem penanganan
perkara yang dipicu oleh SK KMA Nomor 119/KMA/SK/
VII/2013 tentang Penetapan Hari Musyawarah dan Ucapan pada MA. Oleh sebab itu, Asep Nursobah (Redaksi
MMA, Hakim Yustisial, dan Koordinator Data dan Informasi
Kepaniteraan) menurunkan tulisan dengan judul ‘Empat
Lembar yang Membawa Perubahan Besar di Mahkamah
Agung’ sebagai artikel utama dalam Laporan Utama (hlm.
7) serta dua tulisan artikel pendukung (hlm. 14 & 16)
SK KMA Nomor 119/2013 benar-benar ‘revolusioner’.
SK ini memaksa MA keluar dari comfort zone (memeriksa
berkas bergiliran), menggantinya dengan membaca berkas secara serentak/bersamaan. Langkah ini sangat berani karena wacana perubahan sistem ini telah lama bergulir,
bahkan tertuang dalam SK Sistem Kamar, namun “tidak berani” dieksekusi. Bayangkan saja, setelah setengah abad
berada di zona nyaman, MA dipaksa menjalani sistem baru
yang berbeda. Semua pihak yang terkait dengan proses
pemeriksaan perkara dituntut untuk beradaptasi dengan
sistem ini. Ada tujuh diktum yang terkandung dalam SK
KMA Nomor 119/2013. Secara lengkap disajikan sebagai
artikel pendukung dalam Laporan Utama (hlm. 10).
Perubahan besar oleh MA tentunya harus mendapat

6|

- No. 3 Edisi Desember 2013

dukungan dari pengadilan tingkat pertama. “Dukungan
tersebut dalam bentuk kepatuhan mengirimkan dokumen
elektronik, karena pembacaan berkas oleh hakim agung
diarahkan pada e-reading (pembacaan elektronik),” demikian disampaikan Panitera Mahkamah Agung, Soeroso
Ono. Ia pun meminta seluruh pengadilan untuk menggunakan aplikasi komunikasi data Direktori Putusan.
Sistem ini lebih efektif dan memiliki nilai plus dibanding menggunakan media lain CD atau e-mail misalnya.
Penelusuran Redaksi terhadap aktivitas upload dan komunikasi data dari pengadilan menunjukkan fakta yang cukup
menggembirakan (selengkapnya baca hlm. 18).
Menyangkut penyelesaian perkara, Kepaniteraan MA
terus berinovasi untuk menyelesaikan tiga isu utama yang
dihadapi MA. Pertama, lambatnya penyelesaian perkara
(delay); kedua, sulitnya mengakses informasi pengadilan
(access); dan ketiga, integritas aparatur peradilan (integrity). Kepaniteraan MA mengatasinya dengan sederet kebijakan inovatif berbasis teknologi informasi.
Semua terobosan di atas diharapkan dapat menyelesaikan persoalan, khususnya dalam bidang penyelesaian
perkara yang terangkum dalam sistem manajemen perkara. Dan pada akhirnya, semua usaha Mahkamah Agung
dapat melayani masyarakat pencari keadilan.
Harapan masyarakat akan proses peradilan modern
dan berbiaya murah segera terwujud. Semoga.
(AN/MMA)

LAPORAN U TAM A

SK K M A 1 1 9 /2 0 1 3 :
Empat Lembar yang Membawa Perubahan Besar
KAPAN sebuah perkara di
Mahkamah Agung akan diputus?
Ini pertanyaan yang sangat sulit dijawab. Apalagi kalau jawaban yang
diinginkan harus menunjuk hari dan
tanggal tertentu.
Sulitnya mengetahui hari musyawarah dan ucapan suatu perkara
yang ditangani MA dipicu oleh sistem
pemeriksaan perkara yang dianutnya.
MA menganut sistem pemeriksaan
berkas perkara secara bergiliran.
Diawali dari hakim agung Pembaca
1 (P-1), kemudian Pembaca 2 (P-2),
baru ditetapkan hari musyawarah
ucapan setelah berkas “berpindah”
ke Pembaca 3 (P-3, ketua majelis).
Sistem ini telah dianut sejak lembaga kekuasaan kehakiman tertinggi di
negeri ini berdiri, 68 tahun yang lalu.
Dalam sistem membaca berkas
bergiliran, kecepatan suatu perkara
diputus sangat tergantung kepada
kecepatan anggota majelis menuangkan pendapatnya di adviseblad.
P-2 tidak bisa memberikan pendapat
apabila P-1 belum berpendapat. Demikian juga Ketua Majelis (P-3) belum bisa menetapkan kapan perkara
yang ditanganinya tersebut diputus apabila P-2 belum memberikan
pendapatnya. Walhasil, jangka waktu pemeriksaan perkara pun diliputi
ketidakpastian dan saling ketergantungan.
Sebenarnya MA telah berupaya
meminimalisasi ketidakpastian waktu
pemeriksaan perkara dengan mener-

bitkan SK KMA 138/KMA/SK/IX/2008
tanggal 11 September 2009 tentang
Jangka Waktu Penanganan Perkara
di Mahkamah Agung. Dalam diktum
ketiga huruf C diatur jangka waktu
majelis hakim agung dalam memeriksa perkara.

Meskipun SK KMA tersebut telah secara limitatif mengatur jangka
waktu bagi majelis hakim untuk memeriksa perkara, namun angka-angka yang menunjukkan batasan waktu
dalam aturan tersebut tidak berdaya
untuk memaksa majelis menyelesaikan pendapatnya sesuai durasi
yang ditetapkan. Monitoring terhadap
kepatuhan pun terasa sangat sulit.
Bukan saja karena beban perkara
yang ditangani sangat tinggi (melampaui angka 20.000 per tahun), namun
juga pergerakan berkas dari P-1, P-2
dan P-3 tidak terekam oleh sistem informasi. Selain itu, karena tidak ada

majelis tetap, kedudukan seorang
hakim agung dalam majelis pun berbeda untuk masing-masing perkara.
Dalam satu perkara, ia bisa menjadi
P-1 namun di perkara lain ia menjadi
P-2 bahkan P-3.
Wacana untuk mengubah sistem
memeriksa berkas
secara bergiliran pun
kerap dikumandangkan. Yang paling getol menyuarakannya
adalah
Kelompok
Kerja
Manajemen
Perkara,
sebuah
kelompok bentukan
Ketua
Mahkamah
Agung yang bertugas
melakukan kajian dan
evaluasi manajemen
perkara di MA dan
peradilan di bawahnya. Namun, wacana untuk meninggalkan sistem membaca berkas
secara bergiliran kurang mendapat
respon dari para aktor pemutus perkara di MA. Hal ini bisa dipahami
karena membongkar sistem yang
sudah mapan—di mana pun—perlu ikhtiar yang luar biasa. Apalagi,
dengan sistem “membaca bersama”
para hakim agung harus menuangkan pendapatnya secara individual.
Ia tidak bisa sekedar menuliskan dua
huruf “CF”, untuk mengutarakan kesamaan pendapatnya dengan pembaca sebelumnya. Tentu hal ini cukup
merepotkan di tengah-tengah meng-

- No. 3 Edisi Desember 2013 | 7

LAPORAN U TAM A

gunungnya perkara yang ditangani
para hakim agung.
Akan tetapi wacana tentang hijrah dari cara membaca bergiliran ke
membaca bersama terus digulirkan.
Upaya ini akhirnya menunjukkan hasil. Dalam SK KMA Nomor 017/KMA/
SK/II/2012 tanggal 3 Februari 2012
tentang Perubahan Pertama SK KMA
Nomor 142/KMA/SK/IX/2011 tentang
Pedoman Penerapan Sistem Kamar di Mahkamah Agung, ketentuan
membaca bersama mulai diberlakukan. Hal ini dapat dilihat dalam Lampiran I angka rumawi IV yang berjudul
Pemeriksaan Perkara dalam Majelis
Hakim Agung, sebagai berikut:
1. Anggota Majelis Hakim Agung
membaca berkas perkara secara
serentak atau bersamaan;
2. Setelah para Hakim Agung dalam
majelis membaca perkara dan memberikan pendapatnya, maka kemudian perkara dimusyawarahkan;
3. Ketua Majelis menunjuk seorang
anggota majelis untuk menyusun
konsep putusan serta menetapkan
waktu musyawarah majelis.
Meskipun sistem membaca
berkas serentak atau bersama telah
mendapat legitimasi yuridis melalui
SK KMA Nomor 017/KMA/SK/II/2012
yang berlaku mulai tanggal 3 Februari 2013, namun ternyata hingga
pertengahan 2013 (1,5 tahun sejak
SK lahir), belum ada perubahan dalam sistem membaca berkas. Semua
majelis dalam setiap kamar masih
kompak menggunakan sistem lama
dalam membaca berkas. Membaca
secara bergiliran!

8|

- No. 3 Edisi Desember 2013

Berawal dari Rapim
Juni 2013, Ketua MA menggelar
Rapat Pimpinan dengan agenda utama evaluasi kinerja penanganan perkara. Dalam acara tersebut, Panitera
MA, Soeroso Ono, memaparkan
keadaan perkara periode Januari-Mei 2013. Dikatakannya, perkara yang diterima MA pada periode
Januari-Mei 2013 berjumlah 5.359
perkara, sedangkan perkara yang
diputus pada periode tersebut berjumlah 4.372 perkara. “Dibandingkan
perkara putus, lebih banyak perkara masuk. Keadaan ini menjadikan
jumlah sisa perkara jadi meningkat,”
jelas Soeroso Ono.
“Jika dirata-ratakan, setiap bulannya ada selisih 197 perkara. Jika
ini dibiarkan, maka sisa perkara akhir
tahun bisa menyentuh angka 12.000an. Padahal di akhir tahun 2011, sisa
perkara sudah turun di level 7.600an,” imbuh Panitera.
Satu upaya ditawarkan Panitera
untuk mendorong peningkatan produktivitas dalam memutus perkara.
Yaitu “menghidupkan” sistem membaca berkas bersama atau membaca
serentak yang telah diatur dalam SK
KMA Nomor 017/KMA/SK/II/2012.
Sistem ini diyakini Panitera bisa menjadi obat mujarab untuk meningkatkan produktivitas MA dalam memutus
perkara.
Ada dua alasan yang membuat
Panitera yakin sistem “membaca serentak” ampuh untuk mendongkrak
produktivitas. Pertama, hilangnya
ketidakpastian dan saling ketergantungan dalam proses memberikan
pendapat di antara para anggota
majelis. Kedua, hari musyawarah
dan ucapan sudah ditentukan di awal

oleh Ketua Majelis ketika ia menerima berkas perkara. Cara ini akan
mendatangkan kepastian waktu dalam pemeriksaan perkara.
Dalam kesempatan itu, Panitera
mempresentasikan draft yang menjadi cikal bakal SK KMA tentang “membaca berkas bersama”.
Gayung
bersambut.
Para
pimpinan MA yang dimotori oleh Ketua MA, H. M. Hatta Ali, menyetujui
gagasan “membaca serentak” yang
bunyi aturannya sudah ada di SK 017/
KMA/SK/II/2012. Ketua MA, meminta
agar Panitera segera menyusun draft
SK KMA yang memuat aturan teknis
mengenai sistem membaca serentak
tersebut.
Empat Lembar yang Membawa Perubahan Besar
Kurang lebih satu bulan sejak
Rapat Pimpinan MA, tepatnya Jumat 19 Juli 2013, terbitlah SK KMA
Nomor 119/KMA/SK/VII/2013. SK ini
bertitel Penetapan Hari Musyawarah
dan Ucapan pada Mahkamah Agung
RI.
Dilihat dari isiknya , SK ini hanya
berjumlah empat lembar, versi pdfnya hanya sebesar 1,57 megabytes,
dan jumlah diktum aturannya pun
hanya delapan. Namun jika dilihat
dari resonansinya, empat lembar SK
ini membawa gelombang perubahan
besar dalam sistem penanganan perkara di Mahkamah Agung. Betapa tidak, setelah lebih dari setengah abad
MA memberlakukan sistem penanganan perkara dengan membaca
bersama, terhitung mulai 1 Agustus
2013 sistem tersebut ditinggalkan.
Perubahan besar dalam sistem penanganan perkara yang “dipicu” oleh

LAPORAN U TAM A

empat lembar SK 119/2013 ini adalah
sebagai berikut:
1. Sistem membaca berkas
perkara secara bersama/serentak

menimpa kepada hakim agung P-3.
Kinerja ketua majelis ini sangat tergantung kepada dua hakim anggotanya.
Apabila suatu perkara ditangani

Prestasi Mahkamah Agung sejak berdiri, 68 tahun silam

Dalam sistem membaca berkas
bergiliran, jalannya berkas dimulai
dari hakim agung Pembaca 1 (P-1)
dilanjutkan ke hakim agung Pembaca 2 (P-2) dan berakhir di hakim
agung Pembaca 3 (P-3) yang bertindak sebagai ketua majelis. Pergerakan berkas dalam sistem ini terjadi
ketika hakim agung (P-1, P-2, dan
P-3) selesai membaca berkas dan
menuangkan pendapatnya di lembar advise blaad yang disediakan.
Oleh karena itu, hakim agung P-2
belum bisa membaca berkas dan
menuangkan pendapatnya apabila
P-1 selesai membaca dan menuangkan pendapat. Hal yang sama juga

oleh para hakim agung yang memiliki “kecepatan” yang tinggi dalam
membaca berkas, maka perkara
tersebut akan cepat selesai. Namun jika semua atau salah seorang
hakim agung yang berada di majelis
“kecepatan” dalam membaca berkas
kualiikasinya rendah, maka perkara
tersebut akan lambat diputus.
SK KMA 119/2013 mengubah semua
prosedur pemeriksaan tersebut di
atas. Berkas perkara—setelah ditunjuk majelis hakim yang menangani
–pertama kali disampaikan kepada
Ketua Majelis (dulu disebut P-3).
Ketua Majelis selanjutnya membuat penetapan hari musyawarah

dan ucapan untuk perkara tersebut.
Oleh SK 119/2013, penetapan hari
musyawarah ditentukan paling lama
3 (tiga) bulan sejak perkara diterima
oleh ketua majelis.
Setelah tanggal dan hari musyawarah ditetapkan, masing-masing
anggota majelis diberi bundel B
(dalam bentuk hard copy atau soft
copy) yang dilampiri penetapan
hari musyawarah dan ucapan dan
lembar pendapat (advise blaad) .
Masing-masing hakim agung dalam majelis kemudian menuangkan
pendapatnya ke dalam advise blad.
Jangka waktu memberikan pendapat
ini dibatasi hingga waktu sebelum
pelaksanaan musyawarah dan ucapan yang telah ditetapkan oleh Ketua
Majelis.
Dalam sistem membaca berkas
bersama/serentak ini, setiap hakim
agung harus memberikan pendapatnya secara lengkap. Masing-masing
tidak bisa mengetahui pendapat dua
hakim agung lain karena advise blad
dibuat untuk masing-masing. Oleh
karena itu, dalam sistem baru ini
hakim agung tidak bisa memberikan
pendapat dengan hanya menulis dua
hurup “CF” (conirm) seperti yang
sering terjadi dalam sistem membaca
berkas bergiliran. “CF” dalam sistem
lama bermakna hakim agung yang
bersangkutan sependapat dengan
hakim agung yang mendapat giliran
membaca berkas sebelumnya.
Pada hari dan tanggal musyawarah
yang ditetapkan, selanjutnya masingmasing anggota majelis membawa
advise blad. Di forum musyawarah
majelis ini, para hakim agung beradu argumentasi mempertahankan
pendapatnya hingga tercapai kese-

- No. 3 Edisi Desember 2013 | 9

w

LAPORAN U TAM A

pakatan dan akhirnya perkara tersebut diputus.
2. Hari musyawarah/ucapan
ditetapkan di muka
Diktum Ketiga angka 3 (tiga) SK
KMA 119/2013 menyebutkan bahwa
“Hari Musyawarah dan Ucapan harus ditetapkan paling lama 3 (tiga)
bulan sejak berkas perkara diterima
oleh Ketua Majelis, kecuali terhadap
perkara yang jangka waktu penanganan perkaranya ditentukan lebih
cepat oleh undang-undang (misal-

nya perkara-perkara Perdata Khusus, atau perkara Pidana yang Terdakwanya berada dalam Tahanan)”.
Ketentuan ini memberikan kewajiban kepada majelis hakim agung
untuk menetapkan kapan sebuah
perkara yang ditanganinya akan
diputus. Majelis hakim pun dibatasi
waktu untuk memutus perkara yang
ditanganinya, yaitu maksimum tiga
bulan.
Konsekuensi administratif dari
aturan ini adalah adanya instru-

men baru bernama Penetapan Hari
Musyawarah dan Ucapan (PHM).
PHM ini harus diterbitkan oleh Ketua Majelis paling lama 3 (tiga) hari
sejak berkas perkara diterima.
Sistem ini berbeda secara diametral dengan sistem membaca berkas bergiliran. Dalam sistem lama,
kapan musyawarah dan ucapan
dilakukan nyaris tidak bisa diketahui.
Selain karena tidak ada instrumenPHM, proses pemberian pendapat
oleh hakim agung dilakukan secara

Tujuh Diktum SK ‘Revolusioner’

Koreksi bersama dalam satu forum dihadiri oleh Hakim Agung,
Panitera Pengganti, Panitera Muda, dan Operator. Di Hotel Aryaduta, 11-13 November 2013.

SELAMA kurang lebih 68 tahun MA menerapkan sistem membaca berkas bergiliran. Karena sudah
berlangsung lama, sistem ini sudah mendarah daging.
Semua yang terlibat dalam penyelesaian perkara pun
telah merasa “nyaman” dengan sistem ini.
Sesungguhnya tidak ada yang salah dengan
sistem ini. 68 tahun perjalanan MA telah membuktikan
ketangguhan sistem ini. Akan tetapi ketika arus perkara
masuk yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun
dan MA juga dibebani tunggakan perkara yang tidak

10 |

- No. 3 Edisi Desember 2013

sedikit serta tuntutan publik agar pemeriksaan perkara
kasasi dan peninjauan kembali memiliki kepastian waktu, sistem ini kurang mampu memberikan solusi.
Sebuah kebijakan revolusioner dikeluarkan oleh
Ketua Mahkamah Agung, Dr. H. Hatta Ali, SH, MH di
hari Jumat 19 Juli 2013. Ketua MA kelahiran Pare-Pare
7 April 1950 ini menandatangani SK KMA Nomor 119/
KMA/SK/VII/2013 tentang Penetapan Hari Musyawarah
dan Ucapan pada Mahkamah Agung RI. SK ini memaksa MA keluar dari “comport zone” memeriksa berkas
bergiliran dan menggantinya dengan membaca berkas
secara serentak/bersamaan.
Langkah itu sangat berani karena wacana perubahan sistem ini telah lama bergulir, bahkan tertuang
di SK Sistem Kamar, namun “tidak berani” dieksekusi.
Bayangkan saja, setengah abad berada di zona nyaman sistem membaca berkas bergiliran, tiba-tiba dipaksa keluar dan harus menjalani sistem baru yang
berbeda. Semua pihak yang terkait dengan proses pemeriksaan perkara dituntut untuk beradaptasi dengan
sistem ini.
Berikut tujuh diktum yang terkandung dalam SK
KMA Nomor 119/KMA/SK/VII/2013 tentang Penetapan
Hari Musyawarah dan Ucapan pada Mahkamah Agung
RI.

LAPORAN U TAM A

bergiliran. Hari musyawarah dan
ucapan dalam “sistem lama” ditetapkan ketika berkas berada di tangan
P-3 (Ketua Majelis). Kapan sebuah
berkas perkara “sampai” ke P-3,
itu tidak bisa dipastikan waktunya,
karena sangat bergantung berapa
lama P-1 dan P-2 dapat memberikan
pendapatnya masing-masing. Sistem
ini membuat SK KMA 138/KMA/SK/
IX/2009 tentang jangka waktu penanganan perkara menjadi tidak berdaya.

Adanya keharusan ketua majelis menetapkan hari dan tanggal
musyawarah dan ucapan bagi perkara yang ditanganinya memberikan
kepastian waktu penyelesaian perkara. Setiap perkara yang diterima
di Mahkamah Agung harus diputus
paling lama pada tiga bulan berikutnya. Bahkan bagi perkara yang
jangka waktu penanganan perkaranya ditentukan oleh undang-undang
akan diputus lebih cepat. Sistem ini
diharapkan akan mencegah terjadi-

1.Masing-masing Ketua Kamar Perkara menetapkan majelis tetap dan jadwal hari tetap musyawarah
dan ucapan yang berlaku untuk periode tertentu pada
lingkungan kamar yang dipimpinnya.
2.Kepaniteraan menggandakan bundel B dari setiap
berkas perkara sesuai dengan jumlah anggota majelis hakim dalam bentuk cetak (atau elektronik sesuai
dengan kebutuhan) setelah proses registrasi perkara
diselesaikan.
3.Setelah Ketua Kamar menetapkan Majelis Hakim
yang akan memeriksa dan memutus perkara, maka:
Kepaniteraan harus sudah menyampaikan berkas perkara kepada Ketua Majelis dalam waktu paling lama 3
(tiga) hari kerja;
a. Ketua Majelis membuat Surat Penetapan Hari
Musyawarah dan Ucapan paling lama 3 (tiga) hari
kerja sejak berkas perkara tersebut diterimanya;
b. Hari Musyawarah dan Ucapan harus ditetapkan
paling lama 3 (tiga) bulan sejak berkas perkara
diterima oleh Ketua Majelis, kecuali terhadap perkara yang jangka waktu penanganan perkaranya
ditentukan lebih cepat oleh undang-undang (misalnya perkara-perkara Perdata Khusus, atau perkara
Pidana yang Terdakwanya berada dalam Tahanan);
c. Surat Penetapan Hari Musyawarah dan Ucapan di-

nya tunggakan perkara di Mahkamah
Agung.
3.Kalender persidangan online
Perubahan lain yang ditimbulkan dari SK 119/2013 adalah adanya
kalender persidangan online yang
bisa diakses di internal Mahkamah
Agung RI. Kalender ini disajikan
oleh Kepaniteraan MA berdasarkan
tembusan PHM dari masing-masing
ketua majelis yang ditujukan kepada
Panitera Mahkamah Agung.

gandakan dan disampaikan kepada masing-masing
anggota majelis bersamaan dengan penyampaian
berkas, dengan tembusan pada Ketua Kamar dan
Panitera Mahkamah Agung;
d. Kepaniteraan harus sudah mendistribusikan salinan bundel B berkas perkara kepada anggota majelis paling lambat 3 (tiga) hari kerja setelah Ketua
Majelis menetapkan Hari Musyawarah dan Ucapan;
e. Pada saat yang sama Kepaniteraan menyerahkan
bundel A kepada Ketua Majelis untuk disimpan dan
dipergunakan sesuai dengan kebutuhan anggota
majelis.
4.Panitera Mahkamah Agung melakukan kompilasi atas
jadwal tersebut dan secara berkala melaporkan jadwal agenda persidangan dan pelaksanaannya kepada
Wakil Ketua Mahkamah Agung Bidang Yudisial melalui
Sistem Informasi yang dimiliki oleh Kepaniteraan MARI.
5.Masing-masing Hakim dalam Majelis menuangkan
pendapatnya di dalam Adviesblad untuk dibawa ke Sidang Musyawarah Ucapan yang telah ditetapkan.
6.Mekanisme ini harus sudah berjalan pada perkara-perkara yang akan diregister terhitung tanggal 1
Agustus 2013.
7.Seluruh prosedur yang tidak sesuai dengan Surat
Keputusan ini dinyatakan tidak berlaku. (AN/MMA)

- No. 3 Edisi Desember 2013 | 11

LAPORAN U TAM A

Diktum keempat SK 119/2013
memerintahkan Panitera Mahkamah
Agung melakukan kompilasi atas

[email protected]. Melalui
account ini, kepaniteraan mengagendakan setiap rencana musyawarah

Petugas Desk Info melayani penggunjung yang menanyakan perkaranya ke MA

jadwal tersebut dan secara berkala
melaporkan jadwal agenda persidangan dan pelaksanaannya kepada Wakil Ketua Mahkamah Agung
Bidang Yudisial melalui Sistem Informasi yang dimiliki oleh Kepaniteraan
MARI. Berdasarkan ketentuan ini,
Kepaniteraan memanfaatkan aplikasi
kalender gratis yang disediakan oleh
Google di aplikasi surat elektronik
Gmail. Kepaniteraan membuat sebuah account e-mail untuk kebutuhan pelaporan dan monitoring, moni-

12 |

- No. 3 Edisi Desember 2013

dan ucapan dalam aplikasi kalender
gmail yang sumber informasinya berasal dari tembusan PHM yang disampaikan kepada Panitera MA. Kepaniteraan pun “mengundang” majelis
atau panitera pengganti yang memiliki account gmail untuk bergabung
di agenda muscap yang ditentukan.
Mereka yang “diundang” tersebut
akan diberi tanda dalam menu kalender di gmail-nya bahwa pada hari
dan tanggal yang dijadwalkan ada
agenda musyawarah dan ucapan.

Mereka pun bisa mengatur sistem
peringatan (reminder) akan adanya agenda tersebut sesuai dengan
keinginan, misalnya sehari sebelumnya. Pimpinan Mahkamah Agung
dapat mengakses agenda persidangan online ini melalui account “bersama” monitoring.muscap@gmail.
com. Bagi pimpinan, adanya agenda
persidangan online ini, selain untuk
melakukan monitoring, juga untuk
memastikan SK 119/2013 berjalan
dengan efektif.
4.Majelis dan hari muscap
yang tetap
Keharusan menetapkan hari
musyawarah dan ucapan di muka,
yaitu maksimal tiga hari setelah ketua
majelis menerima berkas, mengandung risiko terjadinya “bentrokan”
jadwal sidang. Hal ini dikarenakan
seorang hakim agung bisa berada
di lebih satu majelis. Untuk mengantisipasi terjadinya jadwal yang
bersamaan, maka diktum Kesatu SK
KMA 119/2013 memerintahkan kepada masing-masing Ketua Kamar
Perkara menetapkan majelis tetap
dan jadwal hari tetap musyawarah
dan ucapan yang berlaku untuk periode tertentu pada lingkungan kamar
yang dipimpinnya. Menindaklanjuti
ketentuan diktum Pertama SK KMA
119/2013 ini, masing-masing Ketua
Kamar telah menetapkan susunan
majelis dan hari musyawarah ucapan. Sebagai contoh, Ketua Kamar
Tata Usaha Negara telah mengeluarkan penetapan hari musyawarah
Nomor 27/Td.TUN/IX/2013 tanggal
11 September 2013.
Dalam penetapan itu terjadwal
hari musyawarah/ucapan Kamar Tata
Usaha Negara sebagai berikut:

LAPORAN U TAM A

No

Ketua Majelis

Hari Muscap

1

Dr. H. Imam Soebechi, SH, MH

Senin

2

Marina Sidabutar, SH, MH

Selasa

3

H. Yulius, SH, MH

Rabu

4

Dr. H. Supandi, SH, M.Hum

Kamis

Hari Musyawarah Pengucapan

5.Mendorong Implementasi
e-Dokumen
Sebagai konsekuensi menerapkan sistem membaca berkas bersama, berkas bundel B harus digandakan sesuai dengan jumlah hakim
anggota. Hingga akhir 2013, proses
penggandaan ini dilakukan oleh
Panitera Muda.
Hal penggandaan berkas ini, jika
dilakukan secara hard copy, akan
menjadi isu serius. Konsumsi kertas untuk pemeriksaan berkas perkara akan sangat banyak. Padahal
setelah pemeriksaan selesai, berkas yang digandakan akan menjadi
sampah. Bayangkan saja, jika satu
tahun MA rata-rata menerima 12.000
berkas, dan rata-rata berkas bundel
B berjumlah 50 halaman, maka untuk kepentingan membaca berkas
bersama untuk dua orang anggota
majelis diperlukan 1.200.000 lembar
atau 2.400 rim. Berat satu rim kertas
rata-rata 2,27 kg, sehingga per tahun MA akan mengkonsumsi 5,4 ton
kertas. Artinya, MA akan membuang
minimal 5,4 ton per tahun.
Untuk efektivitas sistem membaca berkas sekaligus mengeliminasi
dampak negatif penggandaan berkas
isik, MA menginisiasi pemanfaatan
dokumen elektronik dalam pengajuan
kasasi dan peninjauan kembali. Dua

tahun sebelum terbit SK 119/2013,
MA telah mewajibkan pengadilan
untuk mengirimkan dokumen elektronik ketika mengajukan upaya hukum kasasi dan peninjauan kembali
melalui SEMA 14 Tahun 2010. Dokumen elektronik yang diwajibkan
oleh SEMA 14 Tahun 2010 berupa
putusan tingkat pertama, putusan
tingkat banding, dan dakwaan jaksa.
Lahirnya kewajiban pengiriman e-dokumen ini didasari pada tujuan untuk
mempercepat proses minutasi perkara di Mahkamah Agung.
SK KMA 119/2013 yang lahir tiga
tahun kemudian setelah SEMA 14 Tahun 2010 mendorong pemanfaatan
dokumen elektronik yang dikirim oleh
pengadilan pengaju. Jika SEMA 14
Tahun 2010 memanfaatkan dokumen elektronik untuk mempercepat
penyusunan draft putusan, maka SK
KMA 119/2013 menjadikan dokumen
elektronik sebagai bahan “bacaan”
hakim agung dalam rangka membaca
berkas secara serentak. Oleh karena
itu, jenis dokumen elektronik yang
wajib dikirim oleh pengadilan pengaju bukan hanya 3 item sebagaimana
ketentuan SEMA 14/2010, melainkan
harus ditambah dengan memori kasasi, kontra memori kasasi, bahkan
akta pernyataan kasasi/peninjauan
kembali. Dengan demikian diperlu-

kan perubahan terhadap SEMA 14
Tahun 2010.
Sistem membaca berkas bersama ini memberikan efek domino terhadap pengadilan pengaju. Mereka
harus memiliki kepatuhan yang tinggi
dalam mengirim e-dokumen setiap
permohonan kasasi dan peninjauan
kembali. Pengadilan pun harus memberlakukan SOP pengajuan permohonan kasasi/peninjauan kembali.
Yaitu, para pihak wajib menyertakan
dokumen elektronik seperti memori
kasasi, kontra memori kasasi, dakwaan ataupun tuntutan jaksa.
(AN/MMA)

Petugas kepaniteraan bidang pidana sedang mengelompokan berkas-berkas untuk
diserahkan kepada majelis hakim kamar
pidana

- No. 3 Edisi Desember 2013 | 13

LAPORAN U TAM A

Ke sia pa n M e ngirim e -Dok um e n
via Dire k t ori Put usa n
MEMBIDIK hingga hulu adalah salah satu strategi percepatan penyelesaian perkara yang dilakukan oleh
Mahkamah Agung. Hulu di sini tentu saja hulu perkara,
yaitu pengadilan tingkat pertama. Ya, pengadilan tingkat
pertama didorong untuk patuh mengirim e-dokumen saat
mengajukan permohonan kasasi atau peninjauan kembali.
Kepaniteraan meyakini bahwa kepatuhan pengadilan mengirim dokumen elektronik akan berbanding lurus dengan
percepatan penyelesaian perkara di MA. Apalagi dengan
penerapan sistem membaca berkas bersama/serentak,
e-dokumen sangat diperlukan untuk pemeriksaan berkas
oleh para hakim anggota.
Untuk efektivitas pengiriman e-dokumen, Kepaniteraan telah mempersiapkan sistem komunikasi data yang
dibenamkan di sistem Direktori Putusan. Sistem inilah yang
disosialisasikan ke lebih dari 100 pengadilan di daerah hukum PT Mataram, PT Kupang, PT dan PTA Yogyakarta,
PT dan PTA Balikpapan, PT dan PTA Pontianak, PT dan
PTA Palangkaraya, PT Makassar, PT Maluku Utara, PT
Ambon , PT dan PTA Medan, PT dan MS Aceh serta PTUN
dan Dilmil yang ada di daerah-daerah tersebut tersebut.
Selain pertemuan tatap muka, sosialisasi juga dilakukan
secara virtual dengan mem-publish materi pelatihan di
website Kepaniteraan. Pengadilan bisa mengunduh materi
tersebut. Dan jika ada kesulitan, mereka bisa berkonsultasi
melalui telepon, e-mail, atau chatting dengan tim Kepaniteraan Mahkamah Agung.
Menarik ditelusuri bagaimana progres publikasi dan
komunikasi data dari pengadilan tingkat pertama saat ini.
Penelusuran redaksi terhadap aktivitas upload dan komunikasi data dari pengadilan menunjukkan fakta yang cukup
menggembirakan. Jumlah pengadilan yang mempublikasi
putusan dan melakukan aktivitas komunikasi data elektronik menunjukkan tren yang meningkat dari waktu ke waktu.
Publikasi Putusan
Hingga akhir November (Kamis 28/11/2013), jumlah

14 |

- No. 3 Edisi Desember 2013

putusan yang di-upload di tahun 2013 berjumlah 260.081
putusan. Jumlah ini melampaui publikasi di tahun 2012
yang berjumlah 234.320 putusan (+10,99%).
Capaian selama 11 bulan meng-upload 260.081 putusan menunjukkan bahwa Direktori Putusan setiap bulannya
rata-rata meng-upload 23.644 putusan. Jika dirata-ratakan
dalam sebulan ada 20 hari kerja, maka setiap harinya ada
1.182 putusan yang di-publish. Dan jika jam kerja per hari
adalah 8 jam, maka dalam setiap jam kerja ada 148 putusan yang di-publish di website.

Graik putusan yang di-publish di Direktori Putusan
periode 2011-2013

Fakta mengenai jumlah putusan yang ter-publish
ini, kata Panitera, menjadi salah satu indikator kesiapan
pengadilan untuk menyertakan dokumen elektronik dalam
pengajuan kasasi dan peninjauan kembali.
“Dokumen utama untuk bahan pemeriksaan kasasi/PK
adalah putusan. Ketika pengadilan sudah meng-upload,
berarti mereka sudah sangat siap untuk mendukung pembacaan berkas secara elektronik di Mahkamah Agung,”
ujar Panitera menyimpulkan.
Hingga akhir November 2013, jumlah pengadilan yang
sudah berpartisipasi meng-upload putusannya di Direktori Putusan berjumlah 693 pengadilan (85%). Tinggal 126
pengadilan (15%) yang belum mempublikasikan putusan,
yakni 88 dari lingkungan peradilan umum (65%) dan 44
dari lingkungan peradilan agama (35%). Sementara peng-

LAPORAN U TAM A

adilan dari lingkungan peradilan militer dan TUN seluruhnya
sudah mempublikasikan putusan.Sejak Direktori Putusan
mempublikasikan putusan pengadilan tingkat pertama dan
banding di tahun 2011, jumlah pengadilan yang berpartisipasi terus meningkat . Tahun 2011 partisipasi pengadilan
sebanyak 61 % (502 satker), tahun 2012 sebanyak 77 %
(634 satker), dan tahun 2013 sebanyak 85% (693 satker).
Dengan kecenderungan meningkatnya jumlah satker yang
berpartisipasi, otomatis jumlah yang belum upload dari tahun ke tahun terus berkurang seperti terlihat dari tabel di
bawah ini.

Panitera Mahkamah Agung berharap tahun depan
partisipasi pengadilan mencapai 100%. “Tahun 2014 targetnya seluruh pengadilan berpartisipasi dalam publikasi
putusan maupun komunikasi data,” ungkap Soeroso Ono.

Komunikasi Data
Indikator paling kuat untuk menggambarkan kesiapan
pengadilan untuk mendukung sistem membaca berkas
elektronik adalah penggunaan komunikasi data. Aplikasi
ini dibenamkan pada Direktori Putusan Mahkamah Agung
untuk efektivitas SEMA 14 Tahun 2010. Dan kini aplikasi ini
semakin “bermanfaat” ketika MA memberlakukan sistem
membaca berkas bersama.
Di tahun 2013, pengadilan yang sudah melakukan
pengiriman e-dokumen dengan aplikasi komunikasi data
Direktori Putusan berjumlah 274 satker dengan jumlah
berkas yang diajukan 3.210 berkas. Jumlah ini meningkat
38% dari tahun sebelumnya , di mana satker yang menggunakan aplikasi komunikasi data hanya 170 satker dengan jumlah berkas sebanyak 1907 berkas.
Diharapkan di tahun 2014 Pengadilan akan menjadikan
Direktori Putusan sebagai satu-satunya media pengiriman
e-dokumen permohonan kasasi dan peninjauan kembali.
Untuk itu, kata Panitera MA, SEMA 14 Tahun 2010 akan
direvisi sehingga nantinya pengadilan tidak boleh memilih
media CD atau e-mail untuk pengiriman e-dokumen. Selain itu, revisi juga akan menyangkut dokumen yang wajib
dilampirkan, seperti memori dan kontra memori kasasi.
“Dokumen elektronik saat ini bukan hanya untuk
kepentingan percepatan minutasi tetapi juga untuk kepentingan membaca berkas bersama,” jelas Panitera.
(AN/MMA)

Panitera MA, Soeroso Ono, dalam pertemuan Monitoring dan Evaluasi Pengiriman
e-Dokumen untuk Kelengkapan Permohonan Kasasi dan Peninjauan Kembali, di ruang
pertemuan PT Makassar pada 25 Oktober
2013.

- No. 3 Edisi Desember 2013 | 15

LAPORAN U TAM A

Inovasi Tiada Henti untuk
Percepatan Penyelesaian Perkara

SIADPA dimanfaatkan oleh pengunjung untuk melihat perkaranya di PA Jakarta Timur

MASIH ingatkah dengan kalimat
“Inovasi Tiada Henti”? Kalimat itu
merupakan tagline dari salah satu
produsen kendaraan roda dua di
era tahun 2000-an. Tagline tersebut
adalah maklumat pelayanan sekaligus nilai yang membingkai gerak
langkah perusahaan, bahwa untuk

16 |

- No. 3 Edisi Desember 2013

memuaskan pelanggan mereka akan
terus-menerus berinovasi.
Tagline tersebut tampaknya cukup menggambarkan sederet aktivitas pembaruan yang dilakukan oleh
Kepaniteraan Mahkamah Agung di
bidang manajemen perkara.
Inovasi yang dilakukan Kepanit-

eraan Mahkamah Agung ini diarahkan
untuk menyelesaikan tiga isu utama
yang dihadapi MA sebagai lembaga
peradilan, yaitu: pertama, lambatnya
penyelesaian perkara (delay); kedua,
sulitnya mengakses informasi pengadilan (access); dan ketiga, integritas
aparatur peradilan (integrity). Ketiga
isu tersebut menurut tesis Dory Reiling dalam Technology for Justice:
How Information Technology Can
Support Judicial Reform (Leiden University Press:2009), bukan hanya dihadapi oleh MA RI, namun juga menjadi persoalan yang dihadapi oleh
setiap badan peradilan di dunia.
Sama dengan kesimpulan Reiling, Kepaniteraan Mahkamah Agung
mengatasi tiga persoalan tersebut
dengan sederet kebijakan inovatif
berbasis teknologi informasi. Berikut
adalah sebagian kebijakan inovatif yang digulirkan untuk mengatasi
persoalan kelambatan penyelesaian
perkara dan kesulitan mengakses informasi.
Pertama,
mewajibkan
penyertaan dokumen elektronik
Salah satu pemicu lambatnya
penyelesaian minutasi perkara di
Mahkamah Agung adalah karena
format putusannya mengharuskan
dimuatnya kembali bagian-bagian
dari putusan tingkat pertama dan
banding. Dulu, bagian-bagian putusan tersebut harus diketik ulang di MA.

LAPORAN U TAM A

Jumlahnya bisa mencapai puluhan bahkan ratusan halaman. Untuk
mempercepat proses ketik ulang,
ada yang memanfaatkan teknologi
scanning.
Padahal, dokumen yang dikirim
pengadilan semuanya diketik dengan
komputer, sehingga hampir dipastikan pengadilan masih menyimpan
ilenya.
Maka muncullah pemikiran agar
pengadilan diwajibkan menyertakan
dokumen elektronik sehingga MA
tidak perlu mengetik ulang, namun
cukup copas atau copy paste. Gagasan ini terus dielaborasi bersama
semua pihak yang terkait di MA. Akhirnya, di penghujung tahun 2010, lahirlah SEMA Nomor 14 Tahun 2010
tentang Dokumen Elektronik sebagai
Kelengkapan Permohonan Kasasi
dan Peninjauan Kembali.
Substansi SEMA ini adalah mewajibkan kepada pengadilan untuk
menyertakan dokumen elektronik dalam pengajuan permohonan kasasi
dan peninjauan kembali melalui tiga
pilihan media, yaitu: compact disc,
email, atau aplikasi komunikasi data.
Karena sifatnya wajib, jika e-dokumen tidak ada, berkas tersebut dianggap tidak lengkap!
Kedua, menyediakan itur
komunikasi data di Direktori
Putusan
Sejak 2007, MA telah memiliki
sistem untuk mempublikasikan putusannya melalui website. Ketika
lahir kebijakan inovatif yang mewajibkan pengadilan untuk menyertakan/mengirim e-dokumen setiap
kali mengajukan kasasi/peninjauan
kembali, muncul gagasan agar yang
dapat mempublikasikan putusan di

Direktori Putusan MA bukan hanya
MA, tetapi juga seluruh pengadilan.
Ide ini akhirnya diwujudkan di awal
tahun 2011. Setiap pengadilan diberikan hak akses ke Direktori Putusan,
sehingga mereka bisa meng-upload
putusan di Direktori Putusan dan
memiliki halaman tersendiri, lengkap
dengan rekapitulasi dan kategorisasi
perkaranya. Jika ada perkara yang
diajukan kasasi, pengadilan pun bisa
mengirimkan e-dokumen yang diwajibkan melalui Direktori Putusan di
itur komunikasi data.
Mengirim e-dokumen dari pengadilan ke MA lewat Direktori putusan
terbukti lebih efektif dibanding dengan media lain seperti CD. Sebab CD,
sesampainya di MA, banyak yang tidak terbaca, pecah, atau