edisi 35 Edisi 35

(1)

(2)

SALAM REDAKSI

DAFTAR ISI

Redaksi menerima kiriman naskah dari pembaca

berupa ile dalam berbagai bentuk seperi arikel, tu

-lisan, laporan hasil peneliian, karikatur dan foto yang mendukung visi, misi dan tujuan Perusahaan.

Arikel harus berupa pemikiran penulis atau interpre

-tasi dari berbagai sumber dan idak berupa saduran keseluruhan. Redaksi berhak mengedit naskah tanpa izin penulis dengan idak mengurangi makna.

Kirim ke :

info9@ptpn09.com

SUSUNAN PENGURUS DEWAN REDAKSI MAJALAH INFO 9 PTPN IX

Penanggung Jawab Direksi PTPN IX | Pemimpin Redaksi Wahyudi |

Wakil Pimp. Redaksi Tiurnida Silvia | Staf Redaksi Agung Prasetyo, Didik Margani, Luti Firdaus, Veronica, Saiful Mu-taqin, M. Jauhari, Joko Purwanto | Keuangan Asih Warastuti, Didik Maryono | Kontributor Seluruh Bagian, Kebun & PG | Desainer, Fotografer Gatot Caesario T | Sirkulasi Suwarni, Agung Wibowo |

Alamat Redaksi & Sirkulasi Jl. Mugas Dalam (atas) Semarang 50243 T : 024 - 8414635 F : 024 - 8449082 Penerbit PTPN IX Percetakan CATUR KARYA MANDIRI

www.ptpnix.co.id

INFO UTAMA

3

Kaleidoskop 2017

Dewan Direksi JENDELA KITA

6

We Need Tea For Unity

8

Pendayagunaan Aset

KOMODITAS

10

Total Care kepada perfor mance & Produkivitas

Tanaman INOVASI

12

Maksimalkan proses peng asapan, Tingkatkan Kuali tas RSS

TEKNOLOGI

14

PTPN IX Sukseskan Implementasi ERP

VAKANSI

16

Kebun Semugih

PRODUK

17

Kepak Sayap Produk Hilir

ROHANI

18

Rohani Islam

19

Rohani Nasrani

ARTIKEL

20

Internal Control

22

SOP Mendukung Produk iitas Perusahaan

23

Kebangkitan Gula PTPN IX

25

Manajemen Mutu dalam bingkai Malcolm Baldrige

27

Producivity Improvement

LIPUTAN

28

Liputan

PRODUCTIVITY IMPROVEMENT

Pertengahan tahun 2016 yang lalu, strategi “Corporate Turnaround” telah digaungkan dan mulai dijalankan di semua anak perusahaan PTPN III (Persero) Holding Perke

-bunan, termasuk PT Perkebunan Nusantara IX. Salah satu program dalam strategi tersebut adalah ‘Producivity Im

-provement’ atau peningkatan produkivitas.

Produkivitas adalah keluaran (output) produk atau jasa

per seiap masukan (input) sumber daya yang digunakan

dalam suatu proses produksi. Tingkat ukur produkivitas sangat beragam bergantung kepada kepeningan yang terkait. Produkivitas dapat dinyatakan dalam ukuran isik (physical producivity) dan ukuran inansial (inancial pro

-ducivity) apabila kepeningan tersebut adalah keuntungan. Produkivitas dapat menggunakan ukuran moneter sebagai tolak ukur. Apabila waktu menjadi kepeningan manajemen produkivitas maka dapat menggunakan ukuran moneter sebagai tolak ukurnya. Secara sederhana, berbicara menge

-nai produkivitas adalah pengembalian dari investasi. Me-rupakan indikator seberapa eisien kita bisa mengkonver

-sikan input ke dalam output, dalam kata lain berapa rasio yang kita peroleh dari pemberian input (material, tenaga kerja, peralatan dan lainnya) dalam bentuk hasil akhir atau nilai tambah.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa peningkatan produkivitas adalah memaksimalkan produksi output

(barang dan/atau jasa), secara terpadu melibatkan semua usaha manusia dengan menggunakan ketrampilan, modal, teknologi, manajemen, informasi, energi, dan sumber-sum

-ber daya lainnya, dengan tujuan untuk mencapai hasil yang telah ditetapkan.

Dalam majalah Info 9 Edisi 35 ini, kami menyajikan ulasan tentang produkivitas dari berbagai perspekif, antara lain dari perspekif budidaya tanaman, processing (pengola

-han), pengelolaan asset, pengembangan produk, peng-awasan, sistem, dan pengelolaan SDM. Sebagai Info Utama, pembaca dapat menyimak Sambutan Awal Tahun Direktur Utama PTPN III (Persero) Holding Perkebunan serta Dewan Direksi PTPN IX yang berisi arahan dalam melakukan ‘Pro

-ducivity Improvement’ di tahun 2017.

Selamat membaca dan mari bekerja dengan jujur, tulus, ikhlas!


(3)

Salam sejahtera dan selamat menyambut tahun baru 2017 kepada seluruh Direksi, Dewan Komisaris dan kar

-yawan/i Perkebunan Nusantara Group baik yang berada

di Kantor Direksi dan yang berada di kebun-kebun yang jauh dari hingar bingar perkotaan.

Pertama-tama mari kita mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas rahmat-NYA lah kita telah berhasil melewai tahun 2016 dengan menorehkan

beberapa progress transformasi yang semakin meyakin

-kan kita semua, bahwa kita sudah berada di jalur yang benar untuk membawa Perkebunan Nusantara Group

menjadi Group Usaha yang membanggakan bagi seluruh

stakeholders dan bangsa Indonesia.

Pada kurun waktu 7 bulan terakhir di tahun 2016 kita telah berhasil memetakan permasalahan, menyusun pro

-gram transformasi serta mengimplementasikan pro-gram transformasi kita. Program transformasi yang melipui peningkatan produkivitas, eisiensi biaya, restrukturisasi keuangan, talent pool dan pencanangan implementasi Enterprise Resources Planning-SAP (“ERP-SAP”) telah kita mulai dan jalankan. Selain itu pula, yang idak kalah pen-ing adalah dimulainya budaya kerja baru yang berbasis jujur, tulus dan ikhlas sebagai nilai-nilai yang menyatukan hai kita semua untuk berkomitmen menumbuh kem

-bangkan budaya kerja yang lebih bermartabat dan bero

-rientasi pada kepeningan perusahaan.

Tahun 2016 adalah tahun yang idak mudah untuk kita semua di tengah wajah laporan keuangan kita yang idak menjanjikan prospek usaha bagi lembaga perbankan, di

-mana rugi berjalan tahun 2015 mencapai Rp. 613,27 mi-liar dan total hutang kepada perbankan Rp. 33 triliun. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi Holding Perkebunan untuk kembali meyakinkan lembaga perbankan bahwa kita semua telah berubah dan siap untuk duduk bernego

-siasi dengan lembaga perbankan. Namun demikian, saya berkeyakinan seiring dengan terlihatnya indikasi-indikasi perubahan yang lebih baik dari aspek operasional dan produksi di beberapa komodii, khususnya komodii ke

-lapa sawit. Perubahan-perubahan inilah yang telah kami sampaikan kepada publik dan stakeholders Perkebunan Nusantara Group serta lembaga perbankan untuk terus

mendukung kelanjutan restrukturisasi keuangan yang akan dilakukan di tahun 2017. 

Kita semua patut berbangga, hasil kerja nyata kita juga ter

-lihat dari performa karet. Bisnis karet yang dalam empat ta

-hun terakhir di PTPN III idak pernah untung, kini sudah mu

-lai mencatatkan keuntungan sejak September 2016. Dengan perbaikan performa komodii karet di PTPN III tersebut, kita harapkan di tahun 2017 semua bisnis karet di Perkebunan Nusantara Group bisa mulai mencatatkan keuntungan juga. Secara konsolidasi, setelah pada 2015 total rugi Rp. 613,27 miliar, tahun ini telah berhasil menurunkan ingkat kerugian yang diesimasikan menjadi Rp. 226 miliar, serta net

opera-ing cashlow sebesar Rp. 2,1 triliun di akhir 2016. Ini semua tentunya merupakan prestasi kita bersama, yang saya yakini karena hai dan komitmen kita telah disatukan oleh nilai-nilai jujur, tulus dan ikhlas. Semua prestasi tersebut kiranya dapat menjadi buki bahwa hasil pemetaan masalah dan program yang kita susun di bulan April 2016 telah menunjuk an kita berada di track yang benar.

Tahun 2017 adalah tahun yang juga penuh tantangan bagi kita semua untuk terus konsisten melanjutkan kerja keras yang berbasis jujur, tulus dan ikhlas dan meneruskan pro

-gram transformasi yang sudah kita canangkan di tahun 2016. Di tahun 2017, kita akan terus melakukan penguatan pada beberapa aspek yakni restrukturisasi keuangan, im

-plementasi e-procurement, meneruskan program ERP-SAP,

strategi pemasaran dan sumber daya manusia.

Sebagai penutup, saya mengajak seluruh Direksi, Dewan Komisaris dan karyawan/i Perkebunan Nusantara Group untuk terus fokus melanjutkan perubahan budaya kerja dan produkivitas secara konsisten. Kita akan bekerja bersama menyatukan hai kita dan membangun legacy bagi kema

-juan Perkebunan Nusantara yang akan menjadi kebanggan kita semua dan bangsa Indonesia. Semoga Tuhan meridhoi niat baik kita untuk bekerja secara amanah di tahun 2017.

God bless Perkebunan Nusantara Group.

Salam hangat

Elia Massa Manik

Direktur Utama PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Holding Perkebunan

“AYO TERUS BEKERJA DENGAN

JUJUR, TULUS DAN IKHLAS”


(4)

INFO UTAMA

Salam sejahtera bagi kita sekalian! Marilah idak heni-heninya kita panjat

-kan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena kita masih diberikan kese

-lamatan, kesehatan, dan kesempatan un

-tuk memasuki tahun 2017 ini.

Tahun 2017 merupakan tahun harapan, tahun di mana PT Perkebunan Nusantara IX harus mampu bangkit dan mencetak laba. Harga komoditas karet yang terpu

-ruk hingga tahun lalu, berangsur-angsur membaik. Ini merupakan kesempatan bagi kita untuk meraih pendapatan dan produksi semaksimal mungkin dengan berorientasi pada kualitas dan HPP yang kompeiif. Kita manfaatkan seiap jengkal tanah HGU dan seiap rupiah agar dapat memberi kontribusi maksimal bagi pe

-rusahaan, karyawan, masyarakat sekitar, bangsa dan negara.

Rencana Kerja Anggaran Pendapatan (RKAP) tahun 2017 telah ditetapkan. Kita harus terus bergerak mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Dengan kerja sama im, perbaikan sistem, investasi yang tepat guna, eisiensi biaya, sasaran itu akan bisa kita wujudkan.

Mari berkreasi, berkontribusi dan fokus terhadap pekerjaan masing – masing. Tingkatkan semangat kedisiplinan dan profesionalisme, kerja keras dan kerja cer

-das, serta idak melupakan doa. Kita ba - ngun PTPN IX dengan jujur, tulus, dan ikh

-las menuju hari esok yang lebih baik. Kiranya Tuhan Yang Maha Esa selalu mem

-berikan kekuatan dan petunjuk-Nya kepa

-da kita sekalian. Amin Jayalah selalu PTPN IX!

BUDI ADI PRABOWO

DIREKTUR UTAMA

KOMITMEN UNTUK MENCAPAI SASARAN

RENCANA KERJA & ANGGARAN PERUSAHAAN

(RKAP) 2017


(5)

INFO UTAMA

Perusahaan yang sehat adalah yang mampu melakukan improvement disemua bidang. PTPN IX dengan komoditas karet, tebu dan aneka tanaman harus mampu bersaing menjadi the best di

bidang perkebunan. Untuk menjadi the best diperlukan langkah-langkah yang nyata dari on farm

hingga of farm dengan knowledge yang cukup.

Speed yang inggi dan guts dalam pengambilan keputusan. Producivity improvement hanya akan

dicapai dengan perhaian yang totalitas pada kesehatan tanaman dan SDM sebagai pengawas yang mempunyai komitment inggi.

Kesehatan tanaman dengan tagline tanaman tegak berseri-seri mampu diwujudkan dengan ba

-han tanam/bibit yang baik, pemeliharaan terutama pemupukan sesuai dengan kebutu-han tana

-man dan -manajemen panen yang terencana dan terawasi dengan baik. Program-program perbaik an tanaman yang ada dalam roadmap harus menjadi guidence dalam upaya perbaikan menuju

produkivitas tanaman yang inggi, dengan cita-cita karet 1.700 kg/ha, tebu 1.700 kg/ ha , teh 2.500 kg/ha, kopi 1.000/ha serta panen kayu yang terkawal 90% dengan lilit batang diatas 60 cm. Implementasi kultur teknis hanya akan berhasil apabila dikawal oleh SDM yang punya komitment inggi yang membumikan tagline Jujur, Tulus, Ikhlas. Mari bersama bergandeng tangan memajukan PTPN IX tercinta untuk menjadi the best. Man jadda wa jadda

Assalamualaikum Wr. Wb., segenap insan PTPN IX yang kami

banggakan.

Sejak tahun 2012 kita telah melalui masa-masa sulit, di mana kinerja perusahaan membukukan kerugian yang terus-me

-nerus menggerus modal kita. Kondisi perekonomian global yang belum pulih, memberikan tahun 2017 peluang dan tan

-tangan. Keidakpasian yang berlanjut memberikan dampak menguatnya nilai dollar dan naiknya harga komoditas. Ini me-rupakan tantangan dan sekaligus peluang bagi kita, menjadikan tahun ini momentum untuk kebangkitan, menjadikan PTPN IX laba. Now or never...

Harga komoditas karet yang terpuruk hingga tahun lalu, be

-rangsur-angsur membaik. Ini merupakan peluang bagi kita untuk membukukan laba dengan menaikkan produksi, me-ningkatkan produkivitas, dan memperbaiki kualitas untuk mendapatkan harga jual yang lebih inggi. Investasi pabrik baru untuk memproduksi SIR diyakini akan memberikan nilai tam

-bah bagi harga jual karet kita.

Produksi gula tahun 2016 sebesar 95.000 ton, produksi te- rendah PTPN IX sepanjang berdiri, memberikan pengalaman berharga bagi kita untuk memperbaiki diri, baik dalam aspek tanaman maupun pabrik. Upaya menyewa lahan sendiri dan konversi sebagian dari kebun kita untuk menanam tebu, di

-harapkan dapat memberikan muliplier efect untuk perbaikan bahan baku produksi pada waktu mendatang. Di samping itu, dana PMN (Penyertaan Modal Negara) untuk perbaikan pabrik kita, dapat menaikkan kepercayaan stakeholder terhadap PTPN IX.

Produksi kopi tahun 2016 diproyeksikan meningkat setelah mengalami gagal panen karena El Nino di tahun 2015. Mana

-jemen berupaya untuk memperbaiki kinerja teh dengan mem

-perbaiki kebun dan peluang masuk dalam produksi teh hijau dengan pasar yang lebih terbuka. Di samping itu, perbaikan yang terus menerus pada komoditas kayu, horikultura, produk

RM SATRIJO WIBOWO

DIREKTUR OPERASIONAL

HERRY TRIYATNO

DIREKTUR KOMERSIL

hilir dan agrowisata diharapkan memberikan kontribusi posiif dalam menopang pertumbuhan perusahaan.

Upaya perbaikan dalam hal pengadaan barang dan jasa telah dilakukan sejak 1 September 2016. Walaupun masih berjalan belum sempurna, namun kami meyakini akan memberikan dampak posiif dalam hal eisiensi, kualitas, transparansi, pengelolaan manajemen resiko dan eksistensi perusahaan di mata publik dalam mewujudkan Good Corporate Govern -ance.

Sistem Teknologi Informasi juga dalam proses perbaikan melalui penerapan Enterprise Resources Planning (ERP), di

mana sistem informasi terintegrasi di segenap lini. Sistem informasi terpadu ini merupakan iik awal perusahaan me-nuju paperless company, menuju world class company. ERP

PTPN IX direncanakan akan live mulai 1 Juni 2017.

Ini semua idak akan terwujud tanpa peran serta dan pari

-sipasi segenap jajaran karyawan. Semua hal tersebut idak akan terwujud tanpa adanya perbaikan Human Capital kita.

Pelaihan yang berkesinambungan, baik sot skill maupun

hard skill, diperlukan untuk menaikkan kompetensi kar

-yawan. Sistem career path perlu diperbaiki untuk memberi

-kan penghargaan dan menaik-kan moivasi karyawan. Tidak dipungkiri sebagai suatu perusahaan yang harus tumbuh, diperlukan sumber daya manusia yang handal. Karenanya, selain mengembangkan sumber daya yang ada perlu rekruit

-men sumber daya yang berkualitas.

Akhir kata, marilah kita bersama-sama membangun PTPN IX yang kita cintai dengan Jujur, Tulus dan Ikhlas. Semoga Al

-lah SWT meridhoi langkah kita semua. Wassalammualaikum Wr. Wb.

MENJADIKAN PTPN IX LABA,

NOW OR NEVER . .


(6)

JENDELA KITA

Teh telah menjadi minuman populer di dunia setelah air mine- ral. Sejak pertama kali ditemukan, sekitar 2700 SM, minuman teh merupakan salah satu minuman tertua di dunia. Saat ini ketersedian teh untuk dikonsumsi dapat diperoleh dalam berba

-gai macam ragam jenis dan bentuk. Banyaknya ragam jenis dan bentuk ketersediaan teh mampu meningkatkan konsumsi teh di dunia sebesar 5% dari 4,62 juta ton ditahun 2012 menjadi 4,84 juta ton ditahun 2013. The Economist Intelligence Unit mempre

-diksi adanya peningkatan konsumsi teh global pada kisaran 5% ditahun 2016.

Peningkatan konsumsi teh secara global dipengaruhi pengua

-tan ekonomi di China dan India sebagai salah satu pasar teh terbesar di Dunia dan juga peningkatan pendapatan per ka

-pita di seiap negara. Peningkatan konsumsi teh secara global diharapkan turut berdampak terhadap harga komoditas teh dipasaran internasional maupun pasar nasional.

Bank Dunia memprediksi harga teh pada tahun berikutnya akan lebih baik jika dibandingkan dengan tahun 2015. FAO memprediksi terjadi peningktan produksi sebesar 2,9% seiap tahunnya hingga mencapai 4,17 juta ton pada tahun 2023

Produktifitas (kg/ha)

Luas Areal Tanaman Menghasilkan Teh (Ha) Produksi (kg)

USWATUN KHASANAH

KA URS. TRANSFORMASI BISNIS


(7)

INFO UTAMA

JENDELA KITA

Dari tahun ke tahun, tanaman teh PTPN IX mengalami penurunan, hal ini dis

-ebabkan oleh banyak faktor. Sampai den

-gan bulan November 2016 komodii teh PTPN IX membukukan kerugian sebesar Rp 19,51 Milyar. Sehingga perlu adanya perbaikan secara sistemais dan menye

-luruh di semua aspek dan lini.

Kondisi tersebut menuntut perusahaan mengambil langkah-langkah kreaif pen

-ciptaan nilai untuk menjaga keberlang

-sungan perusahaan dengan memanfaat

-kan potensi yang dimiliki.

Salah satu upaya untuk menekan angka kerugian komoditas teh PTPN IX adalah dengan memproduksi teh hijau. Tahapan pengolahan teh hijau lebih sederhana apabila dibandingkan dengan teh hitam terdiri atas pelayuan, penggulungan, pengeringan, sortasi dan grading serta pengemasan.

Tahapan yang lebih sederhana ini diha - rapkan dapat menurunkan biaya produk

-si teh.

Selain itu, ingginya permintaan pasar menjadi salah satu aspek yang men

-dorong pengembangan teh hijau. Sei- ring dengan kesadaran masyarakat akan kesehatan, konsumsi teh hijau dunia diproyeksi akan bertumbuh jauh lebih kencang dibandingkan dengan teh hitam Teh hijau memiliki potensi akivitas ke-sehatan yang paling baik. Hal tersebut di

-karenakan katekin yang merupakan kom

-ponen bioakif, selama pengolahan teh hijau dipertahankan jumlahnya dengan cara menginakivasi enzim polifenol ok

-sidasi, baik itu melalui proses pelayuan maupun pemanasan.

Pada proses pengolahan teh lainnya, katekin dioksidasi menjadi senyawa or

-thoquinon, bislavanol, thealavin dan thearubigin yang kemampuannya idak sehebat katekin. Pengolahan teh hijau menganut serangkaian proses isik dan mekanis tanpa atau sedikit mengalami proses oksimais terhadap daun teh me-lalui sistem panning (sangray).

Pada tahap awal, rencana produksi teh hijau akan dilaksanakan di Kebun Joloigo dimulai pada awal tahun 2017. Dalam hal teknis produksi (budidaya tanaman, per

-siapan sarana & prasarana proses peng-olahan) serta pemasaran teh hijau PTPN IX menggandeng PT KABEPE CHAKRA. PT KABEPE CHAKRA merupakan perusa

-haan yang bergerak di bidang produksi dan pemasaran teh. PT KABEPE CHAKRA mempunyai wilayah kerja yang tersebar di Jawa Barat dan Sumatera dengan luas total ± 8.000 Ha dan telah mengantongi beberapa seriikat diantaranya Food

Safety System Ceriicaion, HACCP Cer

-iicaion, Ethical Tea Partnership Ceri

-icaion & Rainforest Alliance Ceriica

-ion. Produk yang dihasilkan PT KABEPE CHAKRA terdiri dari teh hijau (80%) dan teh hitam (20%). Dengan jangkauan emasaran produk 60% di eropa, Asia & Amerika 25% dan domesik 15%.

Beberapa unit kebun teh yang dimiliki oleh PT KABEPE CHAKRA diantaranya :

Perkebunan teh Dewata

Dengan luas 593,75 Ha mempunyai topogri berbukit dengan keinggian 1.150-2.434 m dpl dapat memproduksi teh hijau 1.250.000 kg per tahun dan produkiitas rata-rata 2.700 kg per ha per tahun.

Perkebunan Teh Negara Kanaan

Mempunyai topograi yang relaif datar dengan keinggin kurang lebih 700 m dpl, luas 400 ha dapat mencapai produkivi

-tas rata-rata 3.300 kg per ha per tahun.

Untuk menunjang keberlangsungan produksi teh hijau di Kebun Joloigo be

-berapa hal yang menjadi fokus perhaian -Program perbaikan tanaman dapat di

-realisasikan dengan lebih intensif untuk menjamin produkivitas tanaman de-ngan mengopimalkan rencana biaya operasional yang telah dianggarkan di RKAP 2017.

- Dengan kondisi exising tanaman teh di Kebun Joloigo, perlu adaya perbaikan secara menyeluruh khususnya dari segi pemeliharaan dan pemanenan untuk mencapai produkiitas opimal.

- Dari segi pengolahan perlu adanya pelaihan proses pengolahan teh hijau yang baik dan benar sesuai standar yang ditentukan/ ketentuan pasar.

- Kebutuhan tenaga kerja pengolahan teh hijau lebih sedikit dibandingkan dengan teh hitam sehingga diharapkan dapat mengurangi beban Harga Pokok Produksi teh. Namun demikian, diperlukan solusi terkait dengan pengopimalan SDM pe-ngolahan teh exising yang idak terpakai. Dengan adanya kerjasama tersebut dan dukungan seluruh komponen manaje

-men PTPN IX, diharapkan performance

budidaya teh di PTPN IX semakin mem

-baik menuju kebangkitan teh di PTPN IX khususnya dan di Indonesia ke depan


(8)

JENDELA KITA

Acara sharing session yang baru saja

di-selenggarakan PTPN IX di akhir tahun 2016 dengan pembicara utama Direk

-tur Holding Perkebunan, Massa Manik, menghasilkan beberapa poin pening yang harus segera dilakukan di tahun 2017 oleh seluruh insan PTPN IX agar tetap selamat, mampu bersaing, siap menghadapi perubahan dan selalu berki

-nerja unggul.

Disampaikan bahwa jaminan keberhasi

-lan perusahaan sangat ditentukan oleh komitmen dan kesiapan masing-masing anak perusahaan dalam menjalankan program perbaikan yang telah ditetap

-kan. Grand strategy yang digulirkan ada

-lah melaksanakan Corporate Turnaround

yang mencakup proses transformasi se

-cara menyeluruh dibidang SDM, Ope

-rasional, Finansial. Instruksi yang sangat jelas bahwa harus selalu konsisten dalam upaya perbaikan dan melibatkan seluruh level organisasi sebagai bagian im kerja. Salah satu wujud pelaksanaan program transformasi dalam bidang inaNsial yang sangat dimungkinkan segera dilaksana

-kan adalah opimalisasi nilai perusahaan melalui ideniikasi dan inventarisasi aset-aset yang dimiliki perusahaan. Baik berupa peninjauan aset yang produk

-if maupun aset yang selama ini idak produkif.

Sebelum lebih jauh, pengerian Aset Tetap adalah aset berwujud yang dimiliki dan/atau dikuasai oleh BUMN untuk di

-gunakan dalam operasional BUMN idak dimasudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan memi

-liki masa manfaat lebih dari satu tahun. Dalam rangka opimalisasi nilai perusa

-haan keberadaan aset tetap yang kurang atau idak opimal pemanfaatannya, ten

-tunya tetap menanggung beban biaya, antara lain berupa biaya Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), biaya pemeliharaan dan pengamanan, serta biaya lain-lain,sedangkan hasil yang diterima oleh perusahaan dari aset tersebut idak da

-pat menutupi biaya yang dikeluarkan. Mengacu pada peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negera (BUMN) Nomor: PER-13/MBU/09/2014 tentang Pedoman

Pendayagunaan Aset Tetap BUMN, seiap BUMN wajib melakukan pemetaan ter

-hadap aset yang dimiliki dan wajib me

-nyusun rencana pendayagunaannya. Di sebutkan dalam pasal 1 bahwa: “Direksi harus menyusun datar Aset Tetap yang kurang dan/atau idak opimal peman

-faatannya disertai dengan penjelasan mengenai lokasi, kondisi, status kepemi

-likan, rencana awal pemanfaatan oleh perusahaan dan khusus terhadap Aset Tetap berupa tanah dan /atau bangunan disertai dengan penjelasan mengenai Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) di

-mana Aset Tetap tersebut berada”. Prinsip umum dalam pendayagunaan Aset diantaranya adalah:

1. Pendayagunaan Aset Tetap dilakukan dengan memperhaikan asas ransi, kemandirian, akuntabilitas, tanggungjawaban, kemanfaatan serta kewajaran;

2. Pendayagunaan Aset Tetap harus sesuai dengan peruntukannya ber

-dasarkan ketentuan Peraturan Perun

-dang-undangan

PENDAYAGUNAAN ASET

SEBAGAI WUJUD LANGKAH NYATA

IMPLEMENTASI CORPORATE TURNAROUND

AGUNG PRASETYO

STAF DIREKSI


(9)

INFO UTAMA

JENDELA KITA

3. Pendayagunaan Aset Tetap idak mengganggu kegiatan utama BUMN; 4. Pendayagunaan Aset Tetap

dilaku-kan untuk jangka waktu yang tecantum dalam perjanjian;

5. Pendayagunaan Aset Tetap meng - utamakan sinergi antar BUMN dan/ atau Anak Perusahaan BUMN dan/ atau Perusahaan Terailiasi BUMN; 6. Aset Tetap yang dikerjasamakan dila

-rang untuk digunakan oleh Mitra; 7. Direksi bertanggung jawab atas pelak

sanaan pendayagunaan Aset Tetap untuk kepeningan Perusahaan, serta menjamin bebas dari tekanan, paksaan dan campur tangan dari pihak lain; 8. Direksi wajib mengevaluasi Pendaya

gunaan Aset Tetap.

Dalam mendayagunakan Aset Tetap, pe

-rusahaan dapat melakukan dengan be

-rapa bentuk yaitu:

a) Bangun Guna Serah (Build Operate and Transfer) / BGS

yang selanjutnya disebut BGS, adalah kerjasama BUMN dengan pihak lain untuk melakukan pendayagunaan Aset Tetap berupa tanah dan/atau bangunan milik atau dikuasai BUMN dengan cara mendirikan bangunan, sarana berikut fasilitasnya, kemudian didayagunakan oleh pihak lain tersebut dalam jangka waktu tertentu yang disepakai, untuk selanjutnya tanah beserta bangunan dan/atau sarana berikut fasilitasnya diserahkan kepada BUMN setelah ber-akhirnya jangka waktu;

b) Bangun Serah Guna (Build Transfer and Operate)/ BSG

Kerjasama BUMN dengan pihak lain untuk melakukan pendayagunaan Aset Tetap berupa tanah dan/atau bangu

-nan milik atau dikuasai BUMN dengan cara mendirikan atau meningkatkan kualitas dan/atau kuanitas bangunan, sarana berikut fasilitasnya, kemudian setelah selesai pembangunan, ba-ngunan dan/atau sarana berikut fasili

-tasnya menjadi milik BUMN untuk ke

-mudian didayagunakan oleh pihak lain tersebut dalam jangka waktu tertentu yang disepakai;

c) Kerjasama Operasi /KSO

Kerjasama dengan prinsip bagi hasil yang saling menguntungkan antara BUMN dengan mitra kerja, di mana BUMN ikut terlibat dalam manajemen pengelolaan;

d)Kerjasama Usaha /KSU

Kerjasama dengan prinsip bagi hasil yang saling menguntungkan antara BUMN dengan mitra kerjasama di

-mana BUMN idak ikut terlibat dalam manajemen pengelolaannya;

e)Sewa

Pemanfaatan Aset Tetap oleh Mitra dalam jangka waktu tertentu dan me

-nerima imbalan uang tunai;

f) Pinjam Pakai

Pemanfaatan Aset tetap oleh Mitra untuk jangka waktu tertentu dengan memberikan kompensasi.

Pendayagunaan aset di PTPN IX masih menjadi persoalan tersendiri yang harus segera terselesaikan. Penulis yang men

-dapatkan tugas untuk melakukan in

-ventarisasi ulang terhadap pengelolaan Aset di Kebun-kebun, didapatkan dari 38.890,80 hektar total areal yang dimiliki PTPN IX, masih terdapat 4.214,99 hek

-tar yang idak opimal yang terangkum dalam tabel dibawah:

Realisasi kondisi Aset Tetap yang dimiliki PTPN IX diatas didominasi pada aset yang idak opimal yang sampai dengan saat ini idak mampu mendapatkan hasil bagi perusahaan. Tentunya hal ini idak sesuai dengan amanat Pemerintah yang mem

-berikan HGU kepada kita.

Beberapa hal yang kiranya perlu segera diselesaikan berdasarkan hasil inventa

-risasi Aset Tetap PTPN IX adalah;

1. Pada beberapa areal masih merupakan tanah sengketa yang sampai saat ini belum dapat terselesaikan meskipun secara hukum dimenangkan oleh PTPN IX;

2.Beberapa areal yang diperjanjikan dalam bentuk sewa, kerjasama bagi hasil ditemukan idak terdapat perjan

-jian tertulis dan beberapa di antaranya telah habis masa berlakunya, sehingga perlu segera diperbaharui;

3.Banyaknya areal yang digunakan untuk sarana umum seperi perumahan, sa

-rana pendidikan, pasar, lapangan olah raga harus tetap dimonitor dengan pemberian plang nama kepemilikan PTPN IX;

4.Banyak areal yang masih berpotensi didayagunakan, idak hanya diperun

-tukkan untuk komoditas pokok, namun dapat dikembangkan menjadi usaha bisnis lain yang dapat memberikan ke

-untungan bagi perusahaan.

5. Perlunya koordinasi diingkat internal dan eksternal guna pendayagunaan aset yang dimiliki.

Langkah-langkah di atas harus didukung seluruh elemen terkait mengingat lua

-san aset tetap yang dimiliki semakin berkurang akibat dialihkan untuk men

-dukung program pemerintah seperi mis

-alkan pembangunan jalan tol, pembua

-tan waduk, dan pembangunan double track Kereta Api. Sebisa mungkin seluruh karyawan sebagai bagian dari Tim Kerja perusahaan utamanya di Kebun/Unit Ker

-ja harus benar-benar perhaian terhadap segala bentuk pengelolaan aset, peman

-faatan lahan oleh oknum yang idak ber

-tanggungjawab.

Seluruh aset seopimal mungkin dapat memberikan nilai lebih / berdaya guna bagi perusahaan karena saat ini tuntut

-annya idak hanya sekedar produkivitas tanaman yang dibudidayakan, namun produkivitas tanah yang dikelola. Se

-mangat opimalisasi lahan dengan pe

-nanaman tanaman kayu, horikultura, tanaman penghasil minyak atsiri, pusat ekonomi dan bisnis harus selalu digelora

-kan seiap saat. Harapannya dengan melakukan perbaikan terhadap pendaya

-gunaan aset perusahaan, PTPN IX dapat mendukung program Corporate Turna -round Holding Perkebunan dan menjadi

salah satu perusahaan yang bernilai ing

-gi. Selamat bekerja, salam sukses selalu.

Tabel Inventarisasi Aset Tetap PTPN IX Luas (Hektar)

Sewa 187,70

Sarana Umum 115,11

Pengelolaan sendiri 7,40 Tidak Opimal 3.904,78 Jumlah 4.214,99

Sumber: Olahan sendiri


(10)

KOMODITAS

Peningkatan produkivitas tanaman merupakan salah satu kunci keberhasilan bisnis perkebunan. Beberapa faktor yang mampu mendongkrak produkivitas antara lain pemupukan, penentuan populasi serta komposisi tanaman, bahan tanam (bibit) yang pri

-ma dan pengolahan tanah. Salah satu program ini yang sedang digaungkan oleh Holding Perkebunan ialah transformasi bisnis. Hal tersebut menuntut perusahaan (salah satunya PTPN IX) un

-tuk melaksanakan determinasi pada semua aspek.

Tanaman merupakan jantung utama perkebunan oleh sebab itu PTPN IX berupaya memperbaiki performance tanaman sesuai

dengan kultur teknis tanaman. PTPN IX mencanangkan program perbaikan tanaman karet, teh dan kopi tahun 2016 serta tetap berlanjut pada tahun 2017. Harapan dari program perbaikan tanaman ini menjadikan tanaman yang prima baik kualitas dan kuanitas tanaman dengan output produkivitas yang inggi.Se

-bagai gambaran program perbaikan tanaman yang dilaksanakan oleh seluruh unit kebun PTPN IX pada tahun 2016 dengan ang

-garan sebesar Rp 7,5 M untuk tanaman karet, Rp 2,02 M untuk tanaman teh dan Rp 2 M untuk tanaman kopi.

Besarnya anggaran yang dikucurkan untuk memperbaiki per

-forma tanaman tersebut harus diiringi dengan upaya yang ekstra antara lain :

1.Fokus pada pemeliharaan kondisi tajuk TM karet dengan gambaran tahun 2016 sebagai berikut :

Adanya kondisi tajuk sedang hingga ipis sebesar 50,13% dari total areal TM karet merupakan tantangan tersendiri sehingga proses pemupukan harus dijamin efekif pelaksanaannya de-ngan mengarahkan sumberdaya yang fokus saat pemupukan. Selain itu harus memasikan pelaksanaan simulansia berjalan secara efekif dan manajemen waktu sadap melalui pembentu

-kan sistem sehingga dapat menganisipasi gagal sadap, sadap penggani (sore hari).

2. Kerjasama dgn BMKG prakiraan harian per jam per iik koor dinat ( per afdeling)

3. Pemasangan rain-guard alis pada panel BO/perawan secara

total ( tahun 2016/2017 sebesar 1,2 jt pohon)

4. Peningkatan trust penyadap dgn pembangunan TPH Digital

dan penggunaan metrolak sampai ingkat kemandoran. 5. Reward & Punishment berbasis produksi

TOTAL CARE

KEPADA PERFORMANCE DAN

PRODUKTIVITAS TANAMAN

KONDISI

TAJUK

TAJUK

TIPIS

TAJUK

SEDANG

TAJUK

NORMAL

18.73 %

31.47 %

31.47 %

Rainguard alis

Pupuk Organik Metrolax

TPH Digital

6. Pupuk Organik pada TBM V (persiapan buka sadap) 7. Pembangunan sistem pengawasan (penguatan im hanca

tuntas dgn pembentukan controller)

8. Sasaran buka sadap dari 60% menjadi 80% dengan produk ivitas > 1.200 kg/ha dari standar 660 kg/ha melalui :

Program Manajemen individu :

• Aplikasi bahan organik (pupuk kandang) • Pengolahan tanah cangkul growal

• Pemupukan dari 2 x menjadi 3 kali

Pelaksanaan program perbaikan tanaman tersebut telah menunjukkan hasil yang memuaskan dari beberapa indika

-tor antara lain respons serapan hara tanaman, kondisi tajuk yang prima. Yang paling dinani dari tanaman tersebut ialah produksi, produkivitas dan kualitas yang inggi sehingga perusahaan memperoleh laba yang signiikan untuk dikem

-balikan kepada perbaikan performance tanaman sebagai investasi jangka menengah dan jangka panjang serta kes

-ejahteraan karyawan sebagai reward sehingga menumbuh

-kan moivasi serta merangsang inovasi yang idak terbatas untuk keberlangsungan perusahaan.

Selain dari program perbaikan tanaman yang sedang di

-teribkan oleh Direktorat Operasional khususnya Bagian Tanaman serta 15 unit kebun, program lain yang sedang difokuskan oleh Bagian Tanaman ialah program perbaikan kualitas produksi karet. Hal tersebut merupakan indaklan

-jut dari monitoring dan evaluasi yang dilaksanakan im Ad

-hoc Holding tanggal 29-31 Agustus 2016 yang terdiri dari 4 (empat) personil antara lain : Hendra Putra (PTPN VII/Ketua Tim), Yus Murba (PTPN XII), Dewa Putu Siantara (PTPN IV) dan Khoirullah Alatas (PTPN VIII).

M. DION TIARA

STAF TANAMAN


(11)

KOMODITAS

Pembahasan seputar kualitas karet tak lekang dari KKK (kadar karet kering/ dry

rubber content) yang masih sangat ren

-dah dimana laporan dari PTPN III (pers

-ero) Holding, KKK PTPN IX sampai dengan bulan November 2016 sebesar 19,83% dengan rincian sebagai berikut :

Hal tersebut menuntut segenap karyawan yang bergerak di bidang produksi dari mulai ingkat kantor direksi (Bagian Tana

-man), manajemen kebun hingga penya

-dap bergerak lebih cepat dalam perbai

-kan kualitas. Pada tahun 2016, Bagian Tanaman telah meluncurkan SE terkait perbaikan bahan baku karet dengan Su

-rat Direksi Nomor :SEP.00/14/9.2T/2016 tanggal 29 Juni 2016. Dengan poin uta -ma pemenuhan sarana dan prasarana

(mangkok plasik dan aluminium) yang difokuskan untuk seluruh tahun tanam kecuali tahun tanam yang akan di bong

-kar. Dengan adanya nilai low grade

yang masih inggi Bagian Tanaman yang berkoordinasi dengan semua Bagian terkait hingga unit kebun merumuskan matriks indak lanjut penekanan lump dan tetap mengedepankan kuanitas dan kualitas.

Produksi karet baik secara kuantum dan kualitas merupakan tanggungjawab serta kesadaran bersama sehingga dalam pem

-benahan pun dapat dicapai secara efekif. Beberapa point pening yang dituangkan antara lain sebagai berikut :

1.Pembenahan SDM yang langsung bergerak di bidang produksi.

2.Menjaga bahan baku dalam meningkat kan pendapatan perusahaan melalui program perbaikan mutu low grade

dibawah 20%.

3.Meningkatkan trust penyadap

terha-dap output kadar karet kering (KKK)

sehingga mampu menjaga mutu bahan baku.

4.Mengambil langkah prioritas diren - canakan dalam RKAP 2017 terkait per

-baikan jalan produksi yang merupakan faktor signiikan yang mempengaruhi mutu bahan baku di masing – masing kebun.

5.Melaksanakan inventarisasi sarana dan prasarana pabrik serta indaklanjutnya sehingga mampu mendukung perbai

-kan mutu bahan baku karet. 6.Dalam meningkatkan KKK baik unit

kebun maupun corporate maka harus

segera dibentuk IK yang jelas disertai dengan SOP antara Bagian Tanaman dengan Bagian Teknik & Pengolahan. Terkait dengan upaya tersebut diharap

-kan bisa menjadi faktor corporate turna-round yang telah dicanangkan Holding

Perkebunan yang fokus kepada

produc-ivity improvement antara lain pemeli

-haraan tanaman dan sistem panen yang diberlakukan pada seiap unit kebun.

Hal yang menarik keika melihat be

-berapa pos pekerjaan mekanisasi di areal karet terutama sistem mekanisasi telah dilaksanakan di 2 (dua) kebun lingkup Di

-visi Tanaman Tahunan yaitu kebun Balong dan kebun Merbuh pada tahun 2016. Selama ini sistem persiapan lahan dan

land clearing untuk tanaman karet men

-jadi persoalan yang belum terpecahkan secara baku teknis. Selain itu keadaan tanah di seiap unit kerja PTPN IX khu

-susnya areal karet memerlukan treat-ment khusus dalam pengolahan tanah

yang diterapkan. Adapun hal – hal yang bisa menjadi solusi dalam menjawab permasalahan pengolahan tanah terse

-but melalui introduksi land clearing & land preparaion system karet pada areal TTAD dan TTI karet. Beberapa pekerjaan yang memungkinkan atau bahkan bisa diterapkan antara lain :

1. Perataan Tanah (Bulldozer).

Pemerataan tanah pada lahan miring/ bergelombang dan mendongkel sisa tunggak pohon yang masih tersisa di la

-han dengan alat bulldozer.

2) Bajak I.

a. Pengolahan tanah untuk membong

-kar tanah, mengangkat pera-karan de-ngan memotong dan melonggarkan ta-nah menggunakan traktor 100-150 HP 4 WD dengan kedalaman olah tanah 30-35 cm.

b. Implement yang digunakan adalah

Disc Plough ( bajak piring ) ukuran 28

dengan jumlah disk minimal 4.

PTPN

PTPN VII

PTPN VIII

PTPN V

PTPN XII

PTPN XIII

PTPN IX

30.14 29.00

26.80 24.00

26.64 27.00

24.58 24.00

23.97 25.30

23.28 25.00

19.83 25.00

RSS

REAL

RKAP

3)Bajak II.

a. Pengolahan tanah untuk membong

-kar tanah, mengangkat pera-karan de-ngan memotong dan melonggarkan tanah menggunakan traktor 100-150 PK dengan kedalaman olah tanah 30-35 cm berlawanan arah tegak lurus dengan bajak I.

b. Implement yang digunakan adalah

Disc Plough ( bajak piring ) ukuran 28

dengan jumlah disk minimal 4.

4) Boom Sprayer.

a. Pelaksanaan pekerjaan mengguna

-kan Unit Traktor 90 – 110 HP 4 WD. b. Implement yang digunakan adalah

Boom Sprayer yang telah dikalibrasi

sesuai dosis dan macam herbisida yang direkomendasikan sehingga diperoleh hasil penyemprotan yang merata. c. Kapasitas tangki boom 600 liter. d. Keinggian nozle dan tanah waktu tanah waktu aplikasi kurang dari 50 cm. e. Arah operasi Boom Sprayer searah

dengan barisan tanaman karet. f. Pekerjaan herbisida mekanis dilak

-sanakan selambat – lambatnya 5 hari sebelum tanam.

5) Kulivasi. ( Terra Tyne )

a. Pelaksanaan pekerjaan mengguna

-kan Unit Traktor 100 – 110 HP 4 WD. b. Implement yang digunakan adalah

Tyne mata 6 sehingga diperoleh hasil dengan kedalaman 25 – 30 cm

c. Pelaksanaan Terra Tyne dilaksanakan pada semester II sebelum sebelum pe

-mupukan (posisi TBM I).

d. Bertujuan untuk menggemburkan tanah.

Beberapa faktor yang menjadi bahan per

-imbangan untuk dilaksanakannya sistem di atas antara lain :

1.Faktor kemiringan idak lebih dari 80. 2.Tidak adanya dominasi bebatuan besar pada areal TTAD dan TTI karet.

3. Adanya akses jalan untuk menuju ke lokasi (memperimbangkan pengguna an alat berat).

Penerapan sistem tersebut diharapkan mampu menghasilkan performa po

-hon yang baik sehingga mendongkrak produkivitas karet seiap tahunnya. Ma

-tangnya perencanaan bahan tanam dan

land clearing akan berdampak posiif

pada jangka panjang serta masa depan perusahaan PTPN IX JAYA!!!

Apa formula dalam mengurangi

supply

lump???

Introduksi

land clearing

&

land

preparaion system

karet dalam

persiapan lahan karet


(12)

INOVASI

Berdasarkan data 3 tahun terakhir, pencapaian RSS 1 di Pabrik RSS kerjo selalu di bawah target yang ditetapkan sebesar 95 %. Pada tahun 2013 pencapaian RSS 1 sebesar 91,16 %, tahun 2014 sebesar 88,82 % dan Pencapaian kualitas pada tahun 2015 sebesar 92,08 %. Hasil ini menunjukkan bahwa indakan untuk meningkatkan kualitas RSS 1 belum mencapai maksimal sesuai target yang telah ditetapkan.

Ada beberapa faktor-faktor pening yang mempengaruhi mutu akhir dalam pengolahan sheet asap/Ribbed Smoked Sheet (RSS) adalah penggumpalan lateks, pengasapan dan

pengeringan. Proses pengasapan dan pengeringan menggu

-nakan kayu bakar mempunyai kelemahan yakni sulit menca

-pai konsentrasi konsituen asap, waktu opimum dan suhu pengasapan yang konstan. Kamar asap harus selalu dijaga agar kayu bakar selalu menghasilkan asap yang berfungsi se

-bagai pengawet sheet dan udara panas se-bagai pengering sheet. Proses pengeringan RSS memerlukan kayu sebanyak ± 4 m3 per ton karet kering dan waktu yang lama (5 - 6 hari). Masalah utama yang dihadapi oleh PT Perkebunan Nusan

-tara IX Kebun Batujamus Pabrik RSS Kerjoarum dalam mem

produksi RSS adalah pada proses pengasapan dan pengeri -ngan sheet menggunakan kamar asap konvensional sehingga banyak kebocoran panas, suhunya idak terkendali, pemana

-san kurang merata dan ingkat kelembaban udara yang inggi. Dampak dari cara pengeringan ini adalah warna sheet idak merata, RSS teroksidasi (rapuh/lengket), banyak gelembung-gelembung udara di dalam RSS, dan banyak jamur di permu

-kaan RSS, sehingga Sheet yang seharusnya bisa menjadi RSS 1 idak bisa dijadikan RSS 1 dan dijadikan RSS 3 atau 4. Padahal harga RSS 3 atau 4 biasanya selisih 10 sampai 20 sen US dollar per kilogram lebih inggi dibandingkan dengan RSS 1.

Untuk mengatasi masalah kualitas RSS yang dihadapi pabrik RSS Kerjoarum salah satunya dipengaruhi oleh proses peng asapan. Pada proses pengasapan, lembaran sheet hasil giling dimasukkan dalam ruang pengasapan dalam kondisi basah. Hal ini menimbulkan kenaikan kelembaban dalam ruang peng- asapan. Kelembaban yang inggi berpotensi menumbuhkan jamur pada lembaran sheet sehingga menyebabkan penu

-runan kualitas RSS. Selain itu, lembaran sheet yang basah, keika dipanasi, terjadi kontak suhu dengan lembaran sheet yang masih basah, yang berpotensi menimbulkan gelembung. Kelembaban ruang pengasapan, ingkat keirisan lembaran sheet dan distribusi panas diruang pengasapan merupakan faktor-faktor yang berpengaruh dalam proses pengasapan dan mempengaruhi kualitas RSS.

Oleh karena itu, im teknik pabrik RSS Kerjoarum melakukan inovasi penambahan cabang kisi-kisi supaya panas di ruang asap cepat merata sampai ke celah-celah lembaran sheet, ke -mudian pemberian blower untuk mengurangi kelembaban. Dengan adanya inovasi ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas RSS pada pabrik Kerjaorum dengan harapan distribusi panas ruang pengasapan cepat menyebar keseluruh ruangan sehingga sheet yang di asapi cepat kering dan matang. Menu

-runkan kelembaban suhu udara ruang pengasapan agar mikro organisme/ jamur yang ada di ruang pengasapan idak tum

-buh berkembang di lembaran-lembaran sheet sehingga kuali

-tas RSS dapat meningkat. Mengurangi jumlah asap ulang dan memudahkan penyoriran RSS di ruang sortasi.

TIM TEKNIK KERJOARUM

KEBUN BATUJAMUS

Sheet yang dimasukkan dalam

ru-ang pengasapan dalam kondisi

ba-sah menyebabkan kenaikan

kelem-baban dalam ruang pengasapan.

Kelembaban yang tinggi berpotensi

menumbuhkan jamur pada lembaran

sheet sehingga menyebabkan

penu-runan kualitas RSS

MAKSIMALKAN

PROSES PENGASAPAN,

TINGKATKAN


(13)

INFO UTAMA

INOVASI

Metode Penambahan Kisi-Kisi dan Blow-er pada Ruang Pengasapan

Blower berfungsi pada saat penirisan mendorong udara dari luar masuk ke dalam ruangan agar proses penirisan cepat kering, pada hari pertama dengan suhu normal blower berfungsi menarik udara atau asap didalam ruangan keluar sehingga kelembaban di dalam ruangan cepat menurun.

ANALISIS

Berdasarkan data produksi RSS Kerjo-arum, diperoleh bahwa sebelum penera

-pan pengaplikasi penambahan kisi-kisi pada lorong-lorong pengasapan dan pe

-masangan blower di ruang pengasapan untuk uji coba yaitu dari tanggal 1 Janu

-ari 2016 sampai dengan 19 Janu-ari 2016 menunjukkan bahwa kualitas produksi RSS 1 mengalami perubahan yang sig

-niikan, dari 92% naik hingga menyentuh 94%.

Hasil nilai tambah penjualan RSS 3 men

-jadi RSS 1

Produksi RSS 1 dari tanggal 20 Januari - Februari 2016 : 148.592 kg Harga RSS1 : 17.483,-Harga RSS 3 : 15.719,-Dari hasil produksi meningkat 2%

Produksi :

148.592 x 2% = 2.971.82 Harga RSS 1 :

17.483,- X 2.971.82 = 51.956.329,-Harga RSS 3 : 15.719,- X 2.971.82 = 46.714.038,-Selisih produksi dengan harga jual RSS 3 menjadi RSS 1 : 51.956.329 - 46.714.038 = 5.242.291,-

selama 21 hari

Asumsi selama satu tahun

RKAP tahun 2016 :

3.323.660 kg X 2% = 66.473.20 kg Harga RSS 1 :

17.483,- X 66.473.20 kg =

1.162.084.482,40,-Harga RSS 3 : 15.719,- X 66.473.20 kg =

1.044.892.230,80,-Selisih produksi dengan harga jual RSS 3 menjadi RSS 1 : 1.162.084.482,40 - 1.044.892.230,80 =

117.192.251.60,-Hasil percobaan sebelumnya menun

-jukkan bahwa penerapan pengaplikasi penambahan kisi-kisi pada lorong-lorong pengasapan dan pemasangan blower di

ruang pengasapan hasil kualitas RSS yang diharapkan dapat meningkat dengan sig

-niikan. Distribusi panas pada ruang

pe-ngasapan lebih cepat menyebar keselu

-ruh ruangan sehingga sheet yang diasapi cepat kering dan matang. Serta kelemba

-ban suhu udara ruang pengasapan dapat berkurang dan mikroorganisme/ jamur yang ada di ruang pengasapan berkurang.

Untuk menjaga kelancaran operasional, meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan serta pelaporan keuangan, dengan berakhirnya tahun 2016, PTPN IX melak

-sanakan tutup buku pada tanggal 4 Januari sampai dengan 8 Januari 2017. Acara dilaksanakan di Ruang Hevea Kantor Direksi Semarang dan dibuka oleh Direktur Komersil PTPN IX (Herry Triyatno) didampingi oleh Kepala Bagian Pembiayaan ( Eriek Krisiono). Hadir dalam acara tersebut Pemangku Jabatan Puncak, dan Sinder kantor beserta jajarannya dari se

-luruh unit usaha yang ada di Divisi Tanaman Tahunan PTPN IX. Dalam sambutannya Direktur Komersil mengucapkan rasa te rimakasih kepada segenap karyawan atas kinerja yang cukup baik di tahun 2016. Selanjutnya di tahun yang baru Herry Tri

-yatno berpesan agar mengopimalkan upaya-upaya untuk menjaga produkivitas, kualitas, dan eisiensi bisnis utama yaitu karet, serta menciptakan parasut penyelamat saat ter

-jadi luktuasi harga komoditas.

Untuk peningkatan transparansi dan akuntabilitas pengelo

-laan serta pelaporan bidang administrasi keuangan, Herry Triyatno berpesan kepada para sinder kantor untuk melaku

-kan pengendalian biaya dan manajemen arus kas serta terib administrasi terutama perpajakan yang ada di unit masing – masing.

LIPUTAN

TUTUP BUKU TAHUN 2016


(14)

TEKNOLOGI

PTPN IX SUKSESKAN IMPLEMENTASI

E-PROCUREMENT

M. SUNHAJI

KA. URS TI

PTPN III (Persero) sebagai induk Holding Perkebunan terus melakukan terobosan program kerja untuk meningkatkan kinerja seluruh Anak Perusahaan. Program kerja

Corporate Turnaraund digalakkan disemua lini fungsional perusahaan.

Kinerja PTPN saat ini belum menggembirakan, sampai dengan bulan Oktober 2016, PTPN masih mengalami kerugian sebesar 240,749 Milyar

Permasalahan PTPN saat ini antara lain : Hutang ke supplier dan buyer yang inggi,

permasalahan cash low, cost structure idak eisien, produkivitas beberapa ptpn

rendah, pemupukan idak berjalan dengan baik dll yang perlu segera dibenahi se

-cara bersama-sama. Sampai dengan bulan Oktober, hutang ke Perbankan senilai 34,167 Milyar.

Strategi peningkatan kinerja perusahaan yang dilaksanakan PTPN III selaku induk holding adalah Strategi Corporate Turnaround.

Implementasi E-Procurement di semua anak perusahaan dilaksanakan oleh PTPN III sebagai salah satu program kerja Corporate Turnaround untuk perbaikan sistem dan prosedur.


(15)

INFO UTAMA

TEKNOLOGI

E-Procurement merupakan sistem pe ngadaan barang atau jasa dengan meng

-gunakan media elektronik seperi inter

-net atau jaringan komputer.

Sistem ini diterapkan dalam proses pem

-belian dan penjualan secara online su

-paya lebih eisien dan efekif. E-Procure

-ment mengurangi proses-proses yang idak diperlukan dalam sebuah proses bisnis. Dalam prakteknya, e-Procurement mengurangi penggunaan kertas, meng

-hemat waktu dan mengurangi peng

-gunaan tenaga kerja dalam prosesnya, meningkatkan transparansi dan akunta

-bilitas, memudahkan sourcing dalam

memperoleh data, lebih cepat dan aku

-rat, menciptakan situasi yang kondusif, serta menjamin terselenggaranya komu

-nikasi online.

Pada prinsipnya, dalam implementasi e-Procurement adalah teamwork untuk meghasilkan barang dan jasa yang cepat, tepat dan murah karena semua terlibat dalam proses pengadaaan.

Tim Yang terlibat dalam proses pen

-gadaan barang dan jasa berbasis E-Pro

-curement adalah :

1. Admin Sistem = adalah bagian yang mendeinisikan user id dan password

serta kewenangannya sesuai jabatan dalam system e-Procurement

2.Tim DRT = adalah bagian yang melak sanakan veriikasi DRT

3. Pengguna Anggaran = adalah bagian di Kantor Direksi dengan sumber data dari Kebun / PG

4. Tim HPS = adalah bagian yang menen tukan harga barang dan jasa (terletak di kantor Direksi)

5. Tim PBJ = adalah Tim Pengadaan ba rang dan jasa PTPN IX (terletak di kan

-tor Direksi)

6. Vendor = adalah rekanan yang terdaf tar dalam DRT PTPN

Alur Proses pengadaan berbasis e-pro

-curement

Alur proses e-procurement sangat seder

-hana, mulai dari proses pengumpulan data di Pengguna Anggaran, input data paket anggaran, penentuan HPS, proses pengadaan barang dan jasa, dan penun

-jukan pemenang.

PRINSIP - PRINSIP E - PROCUREMENT

At the right place

e-procurement memasikan bahwa barang yang dikirim ketempat yang benar. Hal ini meningkatkan efekiitas karena barang akan sampai ketem

-pat yang benar dengan ingkat keakuratan 100%% karena jalur pengiri

-man sudah diatur oleh sistem

Delivered at the right ime

e-procurement memasikan bahwa seiap barang dikirim tepat waktu. Hal ini meningkatkan efekivitas perusahaan dalam proses bisnisnya, karena perusahaan membutuhkan material-material yang dibutuhkan tepat waktu

Are of the right quality

e-procurement memasikan bahwa kualitas barang yang sampai diperu

-sahaan benar-benar sama dengan yang dipesan. Hal ini meningkatkan eisiensi perusahaan karena kualiyas barang terjamin sehingga berpotensi mengurangi kemungkinan terjadi defect

Of the right quanity

e-procurement memasikan bahwa barang yang dipesan sampai dengan jumlah yang tepat. Hal ini memasikan bahwa idak ada kehilangan yang menyebabkan kerugian perusahaan

From the right source

e-procurement memasikan bahwa barang yang dipesan berasal dari sum

-ber yang benar. Hal ini sangatlah -berguna untuk menghilangkan pemalsu

-an terhadap bar-ang y-ang dipes-an

Insan Perusahaan pihak ketiga yang mengetahui

adanya pelanggaran terhadap ketentuan agar segera

melaporkan pelanggaran dimaksud sesuai ketentuan

yang berlaku di Perusahaan atau melaporkan

mela-lui saluran Whistle Blowing System (WBS).

Perusahaan menjamin bahwa proses pelaporan yang

dilakukan oleh Insan Perusahaan maupun pihak

ketiga akan dijaga kerahasiaannya.


(16)

VAKANSI

Kebun Semugih mempunyai pesona alam tersendiri dengan view Gunung Slamet yang memanjakan pengunjungnya. Menikmai indahnya suasana perkebu

-nan teh dan sejuknya udara khas pegu

-nungan sambil menikmai hangatnya minuman Teh Hijau, Teh Hitam dan Teh Puih ditemani camilan gorengan seperi mendoan, pisang goreng, singkong gore

-ng, dan nanas goreng.

Wisata Agro Semugih terletak di Desa Banyumudal Kecamatan Moga Kabupa-ten Pemalang, berjarak tempuh sekitar 60 KM atau 1,5 jam selatan kota Pema

-lang.

Dengan semakin maraknya desinasi wisata alam di Kabupaten Pemalang, maka Wisata Agro Semugih berbenah untuk dijadikan desinasi berlatar Perke

-bunan Teh. Adapun wahana yang dian

-dalkan Wisata Agro Semugih adalah Kafe,

Camping Ground, Aula, Wisma, Tea Walk,

Wisata Edukasi ( Proses budidaya tana

-man Teh dan Pengolahan Teh Hitam),

Outbond, Lapangan Tenis, Masjid, Flying Fox, Gazebo, arena bermain anak, dan

Lapangan upacara.

Wisata Agro Semugih banyak diminai oleh instansi, sekolah, komunitas sampe keluarga untuk bisa memanfaatkan fasili

-tas yang ada disini, mulai dari seminar, pelaihan, perkemahan, gathering, atau

-pun hanya sekedar berliburan menikmai sejuknya udara pegunungan.

Seminar atau pelaihan seringkali dis

-elenggarakan instansi pemerintahan baik sekolah ataupun Pemerintah Daerah menggunakan Aula maupun ruang rapat wisma, diselingi juga untuk refreshing

dan melaih Teamwork dengan Outbond dan Flying fox.

Perkemahan di Kebun Wisata Agro Se

-mugih bisa menampung kurang lebih 500 peserta dengan lapangan upacara yang cukup memadai, serta sarana MCK yang cukup.

Komunitas pun seringkali menggunakan lapangan, aula, atau kafe sebagai sarana silaturahmi komunitas tersebut, seperi komunitas sepeda motor,

MENGENAL WISATA AGRO

KEBUN SEMUGIH

mobil, fotograi, pecinta burung, olahraga (Tenis Lapangan), ataupun musik.

Wisata Agro Semugih juga menyediakan paketan Outbond, menginap, dan Flying Fox dengan wisata petualangan alam sep

-eri rating, tea walk, berkunjung ke Kam

-pung Wisata di sekitar Semugih, Air Terjun Sibedil, Wana Wisata Cempaka Wulung, Wisata Air Panas Guci, dan Goa Lawa.

NANANG YUNANTO

KARY. KEBUN SEMUGIH

Pemandangan gu-nung Slamet dari Kebun Semugih

Tempat Favorit para pengunjung untuk ber-foto.

Program wisata out-bond untuk para siswa siswi


(1)

INFO UTAMA

6. Sosialisasi & Uji Penerapan

SOP yang sudah dengan susah payah disusun terkadang masih saja me- ngalami kesulitan dalam penerapannya karena mengalami resistensi (penen

-tangan) dari pihak karyawan dan / atau manajemen. Resistensi dapat dimini

-malkan dengan cara melibatkan pihak-pihak terkait dalam pengembangan prosedur baru, mensosialisasikan man

-faat dan konsekuensi penerapan SOP baru secara transparan serta seimbang, menjelaskan tentang tahapan rencana penerapan serta berbagai upaya evalu

-asi yang akan dilakukan.

Setelah sosialisasi dilaksanakan maka SOP perlu mendapatkan uji penerapan. Uji penerapan bertujuan untuk mem

-peroleh umpan balik terhadap keber

-hasilan penerapan serta manfaat pen

-erapan prosedur baru. Uji pen-erapan umumnya dilakukan secara bertahap untuk mengurangi gangguan terhadap kelancaran proses bisnis.

7.Evaluasi & Revisi

Evaluasi SOP dilakukan untuk mengi

-deniikasi SOP / bagian dari SOP yang idak dapat dilaksanakan sesuai SOP yang telah disepakai, pelaksanaan me

-kanisme kerja yang terpaksa dilakukan dengan idak mengikui SOP / bagian dari SOP, alasan / perimbangan / latar belakang keidaksesuaian antara SOP yang direncanakan / disepakai den

-gan yang dilakukan, upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemam

-puterapan SOP. Upaya sistemaik dan periodik untuk menjaga kemamputera

-pan prosedur disebut juga sebagai pemeliharaan prosedur.

8. Rencana Implementasi

Rencana implementasi adalah seiap langkah yang dibutuhkan untuk mem

-perkenalkan SOP kepada seiap orang yang terlibat dalam SOP tersebut dan menjadikan SOP sebagai bagian pent

-ing dalam seiap operasi ruin.

SOP yang terintegrasi antar fungsi me

-mang sangat dibutuhkan bagi kelang

-sungan proses bisnis suatu perusahaan. Oleh karena itu, penyusunan SOP idak bisa dipandang sebelah mata. Melihat kondisi SOP yang berlaku di PTPN IX, se

-baiknya memang dilakukan pembenahan. Pembenahan tersebut bisa dengan cara melakukan penyeragaman format SOP yang ada di PTPN IX, semua SOP terdaf

-tar dalam satu data base untuk memu

-dahkan penataan dan pengaturan, perlu direview dan diintegrasikan antar SOP, se

-lanjutnya agar pembuatan SOP disentral

-isasi oleh satu bagian dengan input dari masing-masing unit kerja sebagai pemilik

AHAAN

Rendahnya produksi dan produkivitas gula nasional saat ini menyebabkan idak pernah terwujudnya usaha swasembada gula. Pelaksanaan budidaya tanaman tebu yang kurang opimal dan terus menerus hingga saat ini menjadi salah satu penyebab menurunnya produkivitas. Dari permasalahan tersebut dituntut untuk melakukan perubahan dalam melakukan budidaya tebu untuk mendukung swasembada gula. Dengan semakin rendahnya produksi, produkivitas serta luas areal milik petani, berdampak pada pengelolaan kebun menjadi berkurang, dimana sebagian besar merupakan tanaman Ratoon yang terus menerus. Ketergantungan ini yang ber

-dampak langsung terhadap kerugian yang oleh PTPN IX (Divisi Tanaman Semusim) dalam kurun waktu 10 tahun ini.

Perlu adanya perencanaan yang matang dan berkesinambungan untuk mewujud

-kan kebangkitan perusahaan serta meningkat-kan produksi dan produkivitas yang berorientasi pada laba perusahaan.

Dari data tersebut diatas dapat diketahui bahwa selama kurun waktu tahun 2010 – 2015, tebu yang digiling di PT. Perkebunan Nusantara IX berkisar antara 1.130.552 – 2.312.966 Ha dengan total tebu teringgi sebesar 2.312.966 Ton dan produkivitas 67,7 Ton/Ha. Dari tabel tersebut diatas dapat diketahui bahwa rencana luas areal perkebunan tebu PT. Perkebunan Nusantara IX (DTS) pada tahun 2019 sebesar 40.417 Ha dengan total tebu digiling 2.975.574 Ton, produkivitas tebu 73,7 Ton/ha dan rendemen sebesar 8,50%.

KEBANGKITAN GULA PTPN IX

“Melalui penerapan 7 Gatra Pengelolaan

Tebu dan Strategi Operasional 2017”

SAIFUL MUTTAQIN


(2)

Rendahnya produksi dan produkivitas gula nasional saat ini menyebabkan idak pernah terwujudnya usaha swasembada gula. Pelaksanaan budidaya tanaman tebu yang kurang opimal dan terus menerus hingga saat ini menjadi salah satu penyebab menurunnya produkivitas. Dari permasalahan tersebut ditun

-tut untuk melakukan perubahan dalam melakukan budidaya tebu untuk mendukung swasembada gula.

Dengan semakin rendahnya produksi, produkivitas serta luas areal milik petani, berdampak pada pengelolaan kebun menjadi berkurang, dimana sebagian besar merupakan tanaman Ratoon yang terus menerus. Ketergantungan ini yang berdampak lang

-sung terhadap kerugian yang oleh PTPN IX (Divisi Tanaman Se

-musim) dalam kurun waktu 10 tahun ini.

Perlu adanya perencanaan yang matang dan berkesinambun

-gan untuk mewujudkan kebangkitan perusahaan serta mening

-katkan produksi dan produkivitas yang berorientasi pada laba perusahaan.

Dari data tersebut diatas dapat diketahui bahwa selama kurun waktu tahun 2010 – 2015, tebu yang digiling di PT. Perkebunan Nusantara IX berkisar antara 1.130.552 – 2.312.966 Ha dengan total tebu teringgi sebesar 2.312.966 Ton dan produkivitas 67,7 Ton/Ha. Dari tabel tersebut diatas dapat diketahui bahwa rencana luas areal perkebunan tebu PT. Perkebunan Nusan

-tara IX (DTS) pada tahun 2019 sebesar 40.417 Ha dengan total tebu digiling 2.975.574 Ton, produkivitas tebu 73,7 Ton/ha dan rendemen sebesar 8,50%.

Beberapa aspek on farm yang harus diperhaikan dalam budi

-daya tebu (7 Gatra Pengelolaan Kebun) adalah :

1. Masa Tanam Opimal, yaitu pada bulan Mei, Juni, atau Juli 2. Persiapan Lahan

3. Pengelolaan Lahan (Manual & Traktor), dapat menggunakan beberapa pola yaitu Pola Reynoso, Pola Mekanisasi maupun Pola Kombinasi

4.Bibit (Macam dan Varietas), kesesuaian varietas/jenis tebu terhadap ipologi wilayah harus diperhaikan untuk menda

-patkan produksi dan produkivitas tebu yang lebih baik. 5. Pengairan & Pemupukan, drainase yang baik serta pemupu

kan 5 tepat (tepat dosis, tepat cara, tepat waktu, tepat tem

-pat, dan tepat eisien)

6. Pemeliharaan, beberapa hal yang perlu di perhai kan dalam pemeliharaan tebu adalah :

a.Pengendalian hama (ikus & pengerek) b.Pengendalian gulma (rumput)

c.Pengendalian penyakit d.Bumbun I, II, III

e.Pendalaman got (setelah bumbun III & pada saat Tabel Kesesuaian Varietas terhadap Tipologi Wilayah

turun hujan lebat / banjir)

f.Kletek minimal 2x (kletek I = 8-10 ruas, kletek II = 14 -16 ruas)

g.Ikat tebu roboh

7. Tebang & Angkut, penebangan tebu haruslah bersih yaitu bersih dari kotoran seperi :

a.Daun tebu kering b.Pucuk tanaman tebu c.Tebu tunas

d.Tanah dan lainnya idak boleh lebih besar dari 5% e.Tebu terbakar

Upaya atau strategi operasional Tahun 2017 a.Perluasan areal tanaman tebu

1.Pengembangan areal TS melalui sewa lahan dan konversi lahan tanaman karet

2.Mengembangkan areal tebu di wilayah pengemba-ngan (Jawa Barat, Purbalingga, Rembang, Blora, Sema

-rang, Wonogiri, Boyolali dan Sukoharjo)

3.Kerjasama dengan Perum Perhutani untuk pemanfatan la-han (Wilayah Tegal, Pemalang, Banyumas, Blora, Cepu dan Surakarta)

4.Pengembangan areal kerjasama dengan investor 5.Mendorong petani untuk menanam tebu tunas I (PC) 6.Menjalin komunikasi dan koordinasi yang intensif serta

pelayanan yang tebaik kepada PTR

7.Mapping areal secara digital dan terintegrasi untuk semua

kebun

b.Pembangunan Bibit

1.Penyediaan Bibit Berkualitas, tepat jumlah dan waktu mela lui penjenjangan kebun bibit yang benar

2.Kebun bibit hamparan untuk lahan perhutani. c. Peningkatan produkivitas tebu

1.Program full mekanisasi (lahan konversi tanaman ka ret)

2.Gerakan kepras dan putus akar menggunakan traktor 3.Pemberian bahan organik

4.Penyediaan pupuk tepat waktu

5.Penyediaan bibit berjenjang sesuai pola tanam (awal, tengah, lambat)

6.Mengakikan program bongkar ratoon dan rawat ra toon

7.Membentuk kelompok tani hamparan (KTH) dan Kelompok Kerja Tebang Angkut (KKTA)


(3)

tentang kepuasan konsumen sulit untuk menciptakan pembentukan loyalitas kon

-sumen. Pemahaman tentang kepuasan berbeda untuk masing-masing perusa

-haan. Program total quality difokuskan pada pemahaman harapan konsumen dan pengembangan program untuk mewujudkannya.

Sehingga dalam hal ini, diperlukan suatu sistem manajemen mutu yang merupa

-kan suatu metode untuk meningkat-kan kemampuan dan moivasi tenaga kerja sehingga akan mengubah mental agar memiliki kesadaran untuk mengetahui peningnya mutu produk atau jasa dan mampu memecahkan masalah secara terpadu.

Hermawan Kartajaya (2000:218) me-nyatakan bahwa manajemen mutu yang dikembangkan dalam Malcolm Bald

-rige diarahkan untuk mencapai tujuan total quality. Dalam rangka mewujud

-kan standar quality excellence tersebut,

diperlukan adanya kesesuaian dengan se

-mua sektor produk dan jasa pada se-mua skala organisasi dan penyederhanaan dalam penggunaan, serta kemampuan untuk menghubungkan sistem manaje

-men mutu pada semua proses di organ

-isasi. Selain itu juga, orientasi yang lebih besar terhadap coninuous improvement dan customer saisfacion (kepuasan pe-langgan) serta kompabilitas dengan sis

-tem manajemen yang lain.

Menurut peneliian yang pernah dilaku

-kan oleh The Naional Insitute of Stan-dard and Technology (NIST) di Amerika Serikat pada tahun 1990 ditemukan fakta bahwa perolehan Malcolm Baldrige telah memicu terjadinya beberapa doku

-mentasi, peningkatan proses, hubungan kerja yang lebih baik, fokus terhadap konsumen, mengurangi scrap product,

peningkatan produkivitas, peningkatan kepuasan pelanggan dan peningkatan penjualan serta peningkatan pangsa pasar.

Kementerian BUMN menangkap peluang ini dan menciptakan serta menetapkan KPKU yang mengadop bisnis ekselen dari Malcolm Baldrige, guna diimplementa

-sikan pada semua BUMN di Indonesia sampai sekarang ini.

Sekian semoga bermanfaat dan salam ekselen.

Dalam menganisipasi perkembangan ekonomi dalam persaingan, dimana per

-saingan kini telah bergeser dari produk atau jasa yang murah dengan mutu yang rendah akan diinggalkan konsumen. Produk yang bisa menerobos pangsa pasar adalah produk atau jasa yang mem

-punyai mutu fungsi dengan harga yang opimal sehingga output yang dihasilkan akan mempunyai keunggulan komparaif dengan para pesaing dan akan memuas

-kan konsumen. A-kan tetapi pada ke-nyataannya idak mudah untuk mencapai keunggulan komparaif ini apabila idak didukung oleh tenaga kerja yang memiliki kemauan untuk bekerja dan didukung ke

-mampuan dalam bekerjanya.

Pembaca Info9, sampai saat ini tenaga kerjalah yang lazim dijadikan faktor pe ngukur produkivitas itu. Hal ini disebab

-kan, pertama, besarnya biaya yang dikor

-bankan untuk tenaga kerja bagian dari biaya yang terbesar untuk pengadaan produk atau jasa. Kedua, masukan pada sumber daya manusia lebih mudah dihi

-tung daripada masukan

Untuk itu, standar kualitas harus dikem

-bangkan guna memberi ari bagi pe ngukuran kualitas dan produkivitasnya. Sehingga banyak perusahaan yang me

-nerapkan program total quality, namun ternyata idak seluruhnya berhasil, dalam ari idak dapat meningkatkan keuntu ngan perusahaan.

Permasalahan utamanya bukan terletak pada keidakefekifan program, namun lebih terbentur pada pengaplikasian prinsip-prinsip total quality yang kurang tepat. Pendekatan total quality merupa

-kan suatu sistem yang terstruktur, satu set peralatan, tehnik dan ilosoi yang didesain untuk menciptakan budaya or

-ganisasi yang terfokus pada konsumen, parisipasi karyawan dan perbaikan se

-cara terus menerus untuk mempertemu

-kan dan memenuhi harapan konsumen. Perbaikan kualitas untuk meningkatkan keuntungan dilakukan dengan mengu

-rangi cost dan meningkatkan pendapa

-tan, sehingga biaya-biaya yang idak per

-lu harus diminimalisasi. Pada saat yang sama produk atau jasa dengan kualitas yang inggi akan meningkatkan loyalitas dan antusiasme konsumen. Kegagalan program total quality dapat dikelompok

-kan dalam iga aspek, yaitu:

Kegagalan Strategis

Aspek strategis yang memandang keingi

-nan jangka panjang atau mencapai target perusahaan yang dianjurkan. Realisasi visi perusahaan sangat dipengaruhi oleh kemauan perusahaan dalam merubah paradigma lama menuju paradigma baru. Visi perusahaan idak dapat disamakan dengan mimpi atau khayalan, namun harus dapat dipraktekkan, direalisasi dan direleksikan untuk mencapai keunggu

-lan dimasa datang. Suatu visi akan mem

-beri petunjuk kemana perusahaan akan diarahkan dan rencana-rencana aksinya serta struktur organisasi dan sistem yang dibutuhkan untuk mewujudkan aksi. Kurangnya memahami visi dan gagalnya menerapkan kualitas sebagai bagian dari perencanaan strategik menyebabkan tujuan dan berbagai prioritas kegiatan sering idak dipahami. Untuk mencapai sukses total quality, perusahaan mem

-butuhkan perubahan dalam cara pikir dan menciptakan budaya coninuous im

-provement.

Kegagalan Manajerial dan Organisasi

Sebagian besar program total quality ga

-gal, idak disebabkan oleh aspek teknis, namun lebih disebabkan oleh aspek manajerial. Kurangnya komitmen mana

-jemen puncak merupakan hal yang ber

-pengaruh terhadap kegagalan program. Manajemen kurang mengkomunikasikan ilosoi perusahaan kepada karyawan melalui indakan dan metode yang me

-nekankan bahwa semua karyawan dan akivitas difokuskan pada perbaikan terus

menerus (coninuous improvement).

Kegagalan Program

Program total quality dimaksudkan

un-tuk mencapai kepuasan konsumen mela

-lui perbaikan terus menerus (coninuous improvement). Kurangnya pemahaman

MANAJEMEN

MUTU DALAM

BINGKAI

MALCOLM

BALDRIGE

F. DIDIK M.


(4)

Secara teori produkivitas dapat didei-nisikan sebagai berikut:

1. Produkivitas adalah konsep univer

-sal, dimaksudkan untuk menyediakan semakin banyak barang dan jasa untuk semakin banyak orang dengan menggu

-nakan sedikit sumber daya. (Kohler’s Dic

-ionary for accountant 1983 (dikuip oleh Mulyono, 1993))

2.Produkivitas pada dasarnya adalah suatu sikap mental yang selalu mempu

-nyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini lebih baik dari pada kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini. Rumu

-san tradisional bagi keseluruhan produksi idak lain adalah raio apa yang dihasil

-kan (output) terhadap keseluruhan per

-alatan produksi yang digunakan. (Marvin E Mundel, yang dipublikasikan oleh The Asian Producivity Organizaion)

Jadi untuk menjawab pertanyaan se

-derhana diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Tenaga penjual. Pengukuran produk

-ivitas seorang tenaga penjual dapat di

-lakukan dengan melihat data keuangan, data penjualan dan sebagainya. Jika per

-bandingan barang yang terjual dari tahun ke tahun meningkat maka dapat dika

-takan produkivitas tenaga penjual me ningkat. Atau jika sebaliknya maka dapat dikatakan produkivitas menurun. Dalam menentukan produkivitas diperlukan evaluasi, perencanaan dan perbaikan produkivitas itu sendiri.

2. Profesor/tenaga ahli dikatakan sebagai seseorang yang memiliki ilmu penge -tahuan dan wawasan yang luas dan kom

-prehensif. Untuk mengukur produkivi

-tasnya dapat dilihat dari ilmu dan pen

-galaman yang dimiliki dan apakah dapat mengaplikasikannya pada kehidupan sehari-hari atau membagikan ilmu terse

-but kepada orang lain. Dapat dikatakan pula bahwa produkivitas seorang profes

-sor dapat dilihat dari banyak buku, kajian atau makalah yang ditulisnya.

3. Untuk mengukur produkivitas seorang pekerja sosial idak bisa hanya dilihat dari satu sudut pandang. Biasanya pekerja so

-sial idak melihat dari sisi materi tetapi lebih kepada kemanusiaan yang bersifat sosial. Sehingga produkivitasnya dapat dilihat dari sudut pandang kinerja yang dilakukannya apakah sudah sesuai de-ngan ketentuan yang berlaku di organ

-isasi tersebut, apakah itu kualitas pelaya-nan, kuanitas pelayanan dan kepuasan pelanggan.

Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa produkivitas secara terpadu melibatkan semua usaha manusia dengan mengandung penger

-ian sikap mental yang selalu mempu-nyai pandangan bahwa kehidupan hari ini harus lebih baik dari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini.

Faktor-faktor yang mempengaruhi produkivitas antara lain faktor internal (individual/karyawan) dan faktor ekter

-nal (organisasi/perusahaan):

1. Faktor yang berpengaruh terhadap produkivitas secara individual antara lain:

a. Pengetahuan, konsep pengetahuan lebih berorientasi kepada intelegensi, daya pikir, dan penguasaan ilmu serta lebih pada wawasan yang dimiliki sese

-orang. Dengan pengetahuan yang luas dan pendidikan yang inggi seorang pegawai diharapkan mampu melakukan pekerjaan dengan baik dan produkif. b. Ketrampilan adalah kemampuan dan penguasaan teknis operasional mengenai bidang tertentu, yang bersifat kekaryaan. Keterampilan berkaitan dengan kemam

-puan seseorang untuk melakukan atau menyelesaikan pekerjaan yang bersifat teknis. Dengan keterampilan yang dimi

-liki oleh seorang karyawan diharapkan mampu menyelesaikan pekerjaan secara produkif.

c. Kemampuan terbentuk dari sejumlah

kompetensi yang dimiliki seseorang kar

-yawan. Yang termasuk faktor pembentuk kemampuan yaitu pengetahuan dan kete-rampilan.

d. Perilaku merupakan suatu kebiasaan yang telah terpolakan. Jika kebiasaan yang terpolakan tersebut memiliki implikasi posiif dalam hubungannya dengan per

-ilaku kerja seseorang, maka akan mengun

-tungkan. Arinya apabila kebiasaan-kebi

-asaan yang dimaksudkan karyawan baik pula, maka hal tersebut akan menjamin perilaku pekerja yang baik pula. Dengan kondisi karyawan tersebut maka produk

-ivitas dapat dipasikan dapat terwujud. 2. Faktor yang berpengaruh terhadap produkivitas secara organisasional antara lain:

a. Remunerasi, merupakan imbalan atau balas jasa yang diberikan perusahaan kepada karyawan sebagai hasil dari pres

-tasi yang telah diberikannya dalam rangka mencapai tujuan perusahaan. Besarnya ingkat remunerasi untuk masing-masing perusahaan adalah berbeda. Perbedaan tersebut disebabkan oleh beberapa fak

-tor yang mempengaruhinya diantaranya, yaitu: Permintaan dan penawaran tenaga kerja, kemampuan perusahaan, kemam

-puan dan keterampilan tenaga kerja, besar kecilnya resiko pekerjaan, biaya hidup. b. Program pengembangan kompetensi karyawan dipandang sebagai suatu inves

-tasi di bidang sumber daya manusia yang bertujuan untuk meningkatkan produk

-ivitas dari tenaga kerja. Agar program berhasil secara efekif dan eisien, maka yang harus diperhaikan, yaitu: Adanya perbedaan pola pengembangan secara individual, berhubungan dengan analisis pekerjaan seiap individual, moivasi indi

-vidual, pemilihan metode yang tepat bagi individual yang memiliki pola pengemba-ngan yang berbeda.

c. Perencanaan tenaga kerja, merupakan bagian integral dari perencanaan strate

-gi perusahaan secara kompleks dalam

PENINGKATAN

PRODUKTIVITAS SDM

UNTUK HARI ESOK

YANG LEBIH BAIK

“Bagaimana Anda akan mengukur produktivitas tenaga penjual

/ marketing, professor / tenaga ahli, atau pekerja sosial?”

ADITYA TEJA UTAMA


(5)

menghadapi persaingan global. Dengan perencanaan tenaga kerja yang tepat, di

-harapkan proses bisnis perusahaan ber

-langsung tanpa ada halangan dari peren

-canaan tenaga kerja. Hambatan tersebut dapat berupa kaderisasi yang belum siap disaat dibutuhkan oleh perusahaan, hal ini dapat menghambat produkivitas proses bisnis perusahaan dan membutuhan biaya yang lebih untuk memacu persiapan kader tersebut.

Tahapan peningkatan produkivitas yang komprehensif dan terintegrasi yang perlu diperhaikan dan disiapkan oleh organisasi / perusahaan antara lain sebagai berikut : 1. Analisa situasi. Langkah awal dalam manajemen produkivitas adalah menga

-nalisa situasi sebelum mengambil kepu

-tusan ataupun mengambil indakan yang akan ditetapkan. Contoh: Pada sebuah organisasi produsen jasa seperi restoran, kedatangan konsumen menurun drasis dari biasanya, maka idak perlu menam

-bah tenaga kerja baru.

2. Merancang program peningkatan produkivitas. Untuk peningkatan produk

-ivitas maka di butuhkan pula dasar pro

-gram dengan rancangan yang tepat, efek

-if dan eisien. Contoh: Untuk menambah kunjungan konsumen disebuah restoran, maka bisa dilakukan langkah-langkah pro

-mosi, baik dilakukan melalui media iklan, maupun bisa langsung melaksanakan keg

-iatan pendukung promosi lainnya. 3. Menciptakan kesadaran akan produk

-ivitas. Kesadaran dari semua pihak yang terlibat dalam sebuah perusahaan / or

-ganisasi merupakan kunci pening untuk peningkatan produkivitas seperi yang di

-harapkan. Contoh : Karyawan memaikan alat-alat listrik yang idak sedang diguna

-kan, untuk menghemat energi dengan tu

-juan menghemat pengeluaran biaya. 4. Menerapkan Program, Untuk mening

-katkan produkivitas program sudah disu

-sun dan diputuskan, maka harus diimple

-mentasikan dalam pelaksanaannya untuk mencapai tujuan akhir. Contoh : Program peningkatan keterampilan SDM dengan cara mengadakan berbagai pelaihan se- peri pelaihan service excellent kepada

konsumen dan lain sebagainya, dengan tujuan untuk peningkatan produkivitas. 5. Mengevaluasi program dan memberi

-kan umpan balik, Untuk menilai hasil akhir maka perlu dilakukan evaluasi program dengan memberikan umpan balik. Contoh : Mengevaluasi hasil dari pelaihan service

excellent dengan menanyakan langsung

kepada konsumen perihal pelayanan yang diberikan oleh karyawan pada perusahaan tersebut.

Beberapa strategi percepatan peningkatan produkivitas yang perlu diperhaikan dan diterapkan untuk mencapai tujuan antara lain:

1. Ikatan kriis antara manajemen pe

-rusahaan dengan produkivitas adalah saksi dalam deinisi dasar produkivitas itu sendiri. Untuk mencapai produkivi

-tas inggi, seiap anggota manajemen harus memberi moivasi inggi bagi seluruh insan karyawan perusahaan secara posiif dan secara penuh ikut melakukan pekerjaan secara bersama-sama sehingga membentuk kebersama-samaan sikap untuk kekuatan kerja dalam rang

-ka pening-katan produkivitas perusa

-haan.

2. Kepemimpinan manajerial memiliki pengaruh terbesar dalam produkivi

-tas. Tujuan seiap organisasi bergan

-tung pada kualitas kepemimpi

-nan. Seorang pemimpin dalam seiap unit

d i h a r a p k a n mampu

me-nyesuai -k a n

g a y a

kepem-

impinan-nya seka

-ligus juga m e n ga ra h ka n unit yang dipimpin

-nya menuju arah yang su

-dah ditetapkan oleh organisasi/peru

-sahaan.

3. Susunan struktur organisasi harus diusahakan agar sederhana, luwes dan dapat menyesuaikan dengan dinamika organisasi itu sendiri. Hal ini diharap-kan memberidiharap-kan garis pengarahan lebih jelas, juga tanggung jawab yang idak terpecah-belah sehingga dapat menunjang pengambilan inisiaif lebih besar oleh siapa saja pemangku kepu

-tusan dalam organisasi tersebut. 4. Pemilihan karyawan/tenaga kerja ditekankan pada mutu kualitas dan bukan kuanitas. Menambah lebih ba -nyak pegawai belum tentu berari meningkatkan produkivitas. Dan se

-belum mempekerjakan orang baru, seharus-nya dipasikan dahulu bahwa yang ada sekarang sudah berkinerja menurut kemampuan. Jika tenaga ker

-ja yang tersedia belum berkemampuan maka pilihan pengembangan karyawan adalah solusi sebelum menarik karyawan baru yang sesuai dengan kompetensi. 5. Tugas merupakan kunci untuk proses yang kreaif dan produkif. Seiap indi

-vidu mempunyai suatu suasana khu

-sus kegiatan kreaif dan produkif yang inggi. Akan tetapi, orang yang tepat harus disesuaikan dengan masalah yang tepat baginya. Pekerjaan itu sendiri harus memberikan moivasi. Hal ini terutama menjadi kunci ke proses yang kreaif/ino

-vaif. Menurut deinisi, jangan sekali-kali memberikan suatu tugas kepada orang yang mempunyai keterampilan yang dipersyaratkan; berikan tugas itu kepada orang yang menginginkannya dan senang melakukannya; dan jangan sekali-kali mem

-berikan tugas, yang dalam keadaan lain, kita sendiri idak

akan mau

me-nerima. 6. Perenca

-naan yang idak efekif menyebab

-kan kebo

-coran be

-sar dalam p r o d u k

-t i v i -t a s , m i s a l n y a orang yang idak tahu apa yang di -harapkan dari

mereka, tugas yang idak satu fasa dengan tugas lain. Sebaliknya, peren

-canaan yang efekif meningkatkan produkivitas operasional, yaitu membantu me

-masikan penggunaan sumberdaya de - ngan sebaik- baiknya, memadukan se

-mua aspek program ke dalam sesuatu yang eisien, upaya yang tepat, memini

-malkan permulaan yang salah dan pelak

-sanaan usaha yang idak produkif. Peningkatan produkivitas merupakan dambaan seiap organisasi proit/ peru

-sahaan dimana keberlangsungan perusa

-haan dapat terjaga dengan baik sehingga berimbas pada kesejahteraan seiap ang

-gota. Selanjutnya sebagai insan perusa

-haan yang mendambakan keberlangsu-ngan perusahaan terjaga dekeberlangsu-ngan baik dan kesejahteraan anggota perusahaan, sudah siapkah kita meningkatkan produk

-ivitas untuk mencapai tujuan tersebut?? Tanyakan dalam diri kita masing masing. “Apapun yang idak membunuhmu, men


(6)

Bawen – Sabtu 14 Januari 2017 Persekutuan Umat Krisiani PT Perkebunan Nusantara IX menggelar perayaan Natal di Kampoeng Kopi Banaran, Bawen – Kab. Semarang. Perayaan tersebut dihadiri oleh Jajaran Dewan Komisaris, Direksi dan perwakilan para karyawan PT Perkebunan Nusantara IX dari seluruh kebun dan PG.

Suharnomo, Komisaris Utama PT Perkebunan Nusantara IX memberikan sambutan dengan berpesan untuk menjaga ke

-bhinekaan dan toleransi demi utuhnya bangsa dan kejayaan Perusahaan ke depan.

Dalam kesempatan tersebut Persekutuan Umat Krisiani memberikan bantuan kepada Pani Asuhan “ Kasih Harapan “ yang diserahkan langsung oleh Direktur Utama PTPN IX serta didampingi Ketua Persekutuan Krisiani PTPN IX (Petrus Budi

-man) dan Ketua Paniia Natal 2016 (Redah Respaningsih).

LIPUTAN

PERAYAAN NATAL PTPN IX

Semugih – Dalam rangka perbaikan tanaman teh dan penga

-walan produksi tahun 2017, Bagian Tanaman PT Perkebunan Nusantara IX melaksanakan pertemuan teknis budidaya teh di Kebun Semugih - Moga Kab. Pemalang bersama Administra

-tur, sinder kepala dan sinder kebun / sinder budidaya teh yang ada di PT Pekebunan Nusantara IX.

PERTEMUAN TEKNIS

BUDI-DAYA TEH UNTUK TINGKATKAN

PRODUKTIVITAS

Acara teknis budidaya teh dibuka oleh Mahmudi (Kepala Bagian Tanaman) dilanjutkan dengan penyampaian materi dan diskusi serta pre

-sentasi oleh masing – masing kebun teh terkait upaya perbaikan tanaman yang akan dilakukan di tahun 2017. Di tahun yang baru, korporasi memberikan perhaian kepada upaya perbaikan tanaman antara lain dengan pemberian pupuk daun, pupuk organik, dan oleh tanah, serta aplikasi alat pemeik otomais dan guning pangkas.

PT Perkebunan Nusantara IX mengelola 982.77 Ha Komoditas Teh yang tersebar Di 3 Unit kebun yaitu Kebun Teh yaitu Semugih – Kab. Pemalang, Kaligua – Kab. Brebes dan Joloigo – Kab. Pekalongan. Pada tahun 2017 PTPN IX menargetkan produkivitas tanaman teh sebesar 1.940 Kg/ Hektar. Diharapkan program perbaikan tanaman yang akan berjalan berkesinambungan dari tahun ke tahun ini akan mendong

-krak produkivitas tanaman teh yang ada di PTPN IX.

Bawen – Jumat 16 Desember 2016 , telah dilaksanakan So

-sialisasi Implementasi ERP dan E-Procurement oleh Divisi Teknologi Informasi PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Holding di Kampoeng Kopi Banaran.

Herry Triyatno – Direktur Keuangan PTPN IX membuka Sosial

-isasi di Kampoeng Kopi Banaran. Sosial-isasi dihadiri oleh Seger Budiarjo – Direktur HCM & Umum PTPN III (Persero), Herry Triyatno – Direktur Keuangan PTPN IX, dan Para Pemang-ku Jabatan Puncak (PJP) beserta karyawan PTPN IX. Dalam samb

-utannya Direktur HCM & Umum PTPN III (Persero) mengajak seiap insan di PTPN IX untuk meningkatkan kinerja dengan mengopimalkan Teknologi Informasi. Salah satunya dengan penerapan ERP dan E-Procurement. Dengan penerapan a-plikasi berbasis teknologi informasi ini, Seger Budiarjo ber

-harap pekerjaan kinerja yang ada di PTPN Holding Perkebu

-nan dapat lebih eisien dari segi biaya dan waktu.

Sosialisasi implementasi ERP dan E-Procurement disampaikan Setyawan Tarigan – Kepala Divisi Teknologi Informasi PTPN III (Persero) Holding. E-Procurement merupakan sistem layanan pengadaan online melalui internet, sedangkan ERP (Enter

-prise Resource Planning) adalah sebuah aplikasi manajemen bisnis yang memudahkan pengelolaan bisnis secara terinte

-grasi.

ERP mengintegrasikan berbagai sistem informasi di dalam perusahaan secara end to end, mulai dari fungsi pengadaan, produksi, distribusi, penjualan, keuangan, maintenance hingga pengelolaan sumber daya

manusia.

SOSIALISASI IMPLEMENTASI ERP

DAN E-PROCUREMENT PTPN IX