POTENSI DAN KENDALA BATAS LAUT INDONESIA
DOSEN : NARZIF, SH.MH
Indonesia Political Map
Preface
Sebelum Deklarasi Djoeanda, dunia internasional
hanya mengakui wilayah laut Indonesia 3 (tiga)
mil dari pantai.
Dengan diterimanya Konsep Wawasan Nusantara
oleh dunia internasional, maka luas teritorial RI
bertambah sekitar ¾ dari luas semula.
Untuk pengamanan dan pengelolaan maritim
Indonesia tersebut, diperlukan batas laut yang
pasti dan tegas sebagai pagar negara nusantara
Indonesia dalam rangka melindungi,
mengamankan dan menegakkan kedaulatan
sebagai negara kepulauan terbesar di dunia.
Nilai Strategis Batas Laut
Indonesia
Zona perbatasan laut Indonesia mengandung banyak
kerawanan dan sensitivitas karena berbagai faktor, baik yang
bersifat permanen maupun yang sementara, antara lain:
Letaknya yang secara geografis di persimpangan jalan antara
Samudera Pasifik dengan Samudera Hindia dan antara Benua
Asia dengan Benua Australia, karena itu merupakan daerah
yang sering dilewati pelayaran Internasional,
Struktur negerinya yang berbentuk kepulauan dengan
panjang pantai lebih dari 80.000 km (terpanjang di dunia)
yang pada umumnya terbuka di kawasan sekitar 8 (delapan)
juta km2 yang tersebar secara tidak teratur yang didiami
oleh penduduk secara tidak merata bahkan masih banyak
pulau-pulau yang tidak berpenduduk.
Isu-isu globalisasi terutama yang menyangkut demokratisasi
hak asasi manusia, liberalisasi ekonomi dan informasi telah
meningkatkan kerawanan-kerawanan di daerah perbatasan.
Faktor-faktor yang telah disebutkan menegaskan betapa penting
dan strategisnya kepastian batas laut karena tanpa itu
menegakkan hukum di laut tidak memiliki landasan yang kuat
dan akan selalu mengundang kontroversi yang dapat
menimbulkan konflik di perairan perbatasan negara. Hingga saat
ini masih banyak batas laut yang belum disepakati antara kita
dan negara tetangga yang berbatasan. Sementara itu batasbatas laut negara yang sudah dirundingkan dan disepakati secara
bilateral, belum memiliki pengakuan secara internasional
dikarenakan batas-batas laut tersebut belum didepositkan di PBB.
Di luar batas-batas laut yang telah disepakati sesungguhnya
masih ada beberapa segmen batas laut yang harus dirundingkan.
Tuntutan adanya, kesepakatan baru tersebut sejalan dengan
ditemukannya sumberdaya laut bernilai ekonomi tinggi seperti
minyak dan gas bumi serta barang tambang berharga lainnya.
Potensi Batas Laut
Indonesia
Dengan adanya batas perairan/laut yang sudah pasti dan legal diakui
secara internasional akan berdampak positif terhadap kinerja aparat Kamla
dalam melaksanakan tugasnya. Mereka tidak akan ragu-ragu dalam
menindak tegas semua pelanggaran dan perbuatan kriminal yang terjadi
dalam wilayah yurisdiksi perairan NKRI.
Dengan peta batas wilayah laut yang legal dapat menjadi sarana
penegakkan hukum yang efektif di laut. Demikian juga dengan semua stake
holder yang berkepentingan dengan wilayah perairan seperti Dephan, DKP,
Dep. Pariwisata, Dephub, Depdiknas, Dep, ESDM, KNLH, TNI-AL, PolAir, dll.
dapat
meningkatkan
peran
aktifnya
dalam
pengelolaan
dan
penanggulangan kriminalitas di perairan, bilamana batas laut sebagai
bingkai wilayah negara sudah jelas dan pasti.
Dengan adanya batas laut yang pasti/tegas lebih memungkinkan negara
tetangga untuk diajak berunding guna menyelesaikan masalah yang terjadi
di zona batas perairan.
Kendala Batas Laut
Indonesia
Sumberdaya manusia (SDM) di bidang kelautan yang sangat minim
baik di bidang perencanaan, pengelolaan, maupun hukum dan
pengamanan kelautan,
Pemanfaatan teknologi maju melalui pengamatan satelit dalam
rangka pengawasan dan pengamanan laut masih sangat terbatas dan
belum terintegrasi secara permanen,
Minimnya jumlah dan kualitas sarana dan prasarana (kapal, peralatan,
dll) menyebabkan seringkali aparat keamanan laut (Kamla) kita tidak
berdaya mempertahankan laut kita,
Biaya yang sangat besar yang dibutuhkan untuk melaksanakan
semua kegiatan penentuan dan pembuatan peta batas laut Indonesia,
Adanya batas yang sangat panjang dan khususnya alur laut yang
tidak dapat diawasi secara memadai karena keterbatasan aparat,
sarana dan prasarana. Waspam laut banyak dimanfaatkan sebagai
alur perlintasan kriminal seperti penyelundupan barang ilegal (illegal
logging/ fishing/imigrants), pengungsi, trafficking dan akhir-akhir ini
terorisme Internasional,
Keadaan ekonomi negara dan rakyat (khususnya nelayan) yang masih
sulit menyebabkan kepedulian dan kemampuan terhadap pengelolaan
dan waspada laut sangat rendah,
Kondisi Wilayah Perbatasan
Banyak WNI penduduk wilayah perbatasan lebih banyak
berhubungan dengan warga negara tetangga/asing yang
lebih maju, mereka menggunakan uang asing, menonton
TV asing, mendengarkan radio asing dan menggunakan
bahasa asing (bahasa negara tetangga)
Penduduk suatu negara yang secara sosial, ekonomi dan
budaya sudah berorientasi kepada pihak negara tetangga,
secara “de facto” komunitas tersebut dapat dikatakan
sudah hilang keberadaannya dan ada dalam ancaman
potensial. Suatu saat daerah perbatasan tersebut dapat
dieksploitasi oleh negara tetangga untuk menjadi bagian
dari negara itu.
ANCAMAN LAINNYA:
Masih banyak pulau-pulau kosong yang ada di daerah
perbatasan yang status kepemilikannya belum tegas/pasti,
sehingga hal ini sangat rawan. Pendudukan beberapa
pulau kecil Indonesia yang diduduki pihak asing tidak dapat
dipandang remeh, karena boleh jadi hal tersebut
merupakan suatu strategi pihak asing untuk mencoba
menggoyang integritas kedaulatan wilayah dan kredibilitas
NKRI.
ANCAMAN LAINNYA:
Kenaikan muka air laut secara umum akan mengakibatkan
dampak sebagai berikut :
(a) perubahan garis pantai,
(b) perubahan kondisi batimetri,
(c) berkurangnya luas daratan serta hilangnya pulau-pulau
kecil, dan
(d) berubahnya jumlah kedangkalan dan karang.
cont..
Kenaikan permukaan air laut
mengakibatkan berubahnya garis pantai
menuju ke arah daratan, ini ditandai oleh
sebagian wilayah pantai selalu tergenang
air laut seperti yang terjadi di pantai kota
Semarang, Jawa Tengah
Perubahan garis pantai tersebut mempunyai
dampak yang lebih luas pada peta laut,
selain pantai berubah secara fisik daerah
tersebut rentan terhadap proses erosi
pantai/ abrasi, sehingga pantai akan
semakin tergerus ke arah daratan.
cont..
Untuk keselamatan navigasi berkurangnya
atau berubahnya ukuran garis pantai akan
berakibat pada berubahnya tampilan pada
layar radar.
Pada daerah yang berdasar laut karang,
meningkatnya air laut juga akan berpengaruh
pada kehidupan karang, makin besar
perubahan semakin besar pula potensi
terjadinya perubahan kedalaman pada daerah
yang berdasar laut karang.
Bertambah naiknya permukaan air laut secara
global mengakibatkan berkurangnya luas
daratan bahkan di beberapa pulau-pulau kecil
sampai hilang
Penentuan Batas Laut dengan
Citra Satelit
Dalam kegiatan penentuan garis pangkal, fenomena dinamika pantai
menjadi pertimbangan penting
Dinamika pantai dapat mengakibatkan pergeseran garis pangkal baik
secara alami maupun akibat perbuatan manusia
Pemantauan dinamika pantai dari pergeseran garis pantai dapat
dilaksanakan secara Terestris, Fotogrametris, dan Penginderaan Jauh
Penentuan titik pangkal secara Terestris memiliki keterbatasan dalam hal
jangkauan pengamatan
cont..
>>Metode Fotogrametris memerlukan intepreter
yang handal untuk membedakan kenampakan
detail garis pangkal dan merupakan metode
disarankan untuk dikembangkan karena
informasi titik-titik pangkal yang diperoleh
secara visual lebih jelas.
>>Untuk Peta Garis Pangkal yang merupakan peta
skala kecil dapat digunakan metode pengnderaan
jauh. Selain itu, untuk keperluan pemantauan
teknologi penginderaan jauh dapat memberikan
informasi up-to-date, multitemporal dan kontinyu.
>>Terkait dengan penentuan kedudukan garis
pangkal, penggunaan citra satelit Landsat ETM
memiliki potensi untuk digunakan dalam
penentuan batas laut.
Indonesia Political Map
Preface
Sebelum Deklarasi Djoeanda, dunia internasional
hanya mengakui wilayah laut Indonesia 3 (tiga)
mil dari pantai.
Dengan diterimanya Konsep Wawasan Nusantara
oleh dunia internasional, maka luas teritorial RI
bertambah sekitar ¾ dari luas semula.
Untuk pengamanan dan pengelolaan maritim
Indonesia tersebut, diperlukan batas laut yang
pasti dan tegas sebagai pagar negara nusantara
Indonesia dalam rangka melindungi,
mengamankan dan menegakkan kedaulatan
sebagai negara kepulauan terbesar di dunia.
Nilai Strategis Batas Laut
Indonesia
Zona perbatasan laut Indonesia mengandung banyak
kerawanan dan sensitivitas karena berbagai faktor, baik yang
bersifat permanen maupun yang sementara, antara lain:
Letaknya yang secara geografis di persimpangan jalan antara
Samudera Pasifik dengan Samudera Hindia dan antara Benua
Asia dengan Benua Australia, karena itu merupakan daerah
yang sering dilewati pelayaran Internasional,
Struktur negerinya yang berbentuk kepulauan dengan
panjang pantai lebih dari 80.000 km (terpanjang di dunia)
yang pada umumnya terbuka di kawasan sekitar 8 (delapan)
juta km2 yang tersebar secara tidak teratur yang didiami
oleh penduduk secara tidak merata bahkan masih banyak
pulau-pulau yang tidak berpenduduk.
Isu-isu globalisasi terutama yang menyangkut demokratisasi
hak asasi manusia, liberalisasi ekonomi dan informasi telah
meningkatkan kerawanan-kerawanan di daerah perbatasan.
Faktor-faktor yang telah disebutkan menegaskan betapa penting
dan strategisnya kepastian batas laut karena tanpa itu
menegakkan hukum di laut tidak memiliki landasan yang kuat
dan akan selalu mengundang kontroversi yang dapat
menimbulkan konflik di perairan perbatasan negara. Hingga saat
ini masih banyak batas laut yang belum disepakati antara kita
dan negara tetangga yang berbatasan. Sementara itu batasbatas laut negara yang sudah dirundingkan dan disepakati secara
bilateral, belum memiliki pengakuan secara internasional
dikarenakan batas-batas laut tersebut belum didepositkan di PBB.
Di luar batas-batas laut yang telah disepakati sesungguhnya
masih ada beberapa segmen batas laut yang harus dirundingkan.
Tuntutan adanya, kesepakatan baru tersebut sejalan dengan
ditemukannya sumberdaya laut bernilai ekonomi tinggi seperti
minyak dan gas bumi serta barang tambang berharga lainnya.
Potensi Batas Laut
Indonesia
Dengan adanya batas perairan/laut yang sudah pasti dan legal diakui
secara internasional akan berdampak positif terhadap kinerja aparat Kamla
dalam melaksanakan tugasnya. Mereka tidak akan ragu-ragu dalam
menindak tegas semua pelanggaran dan perbuatan kriminal yang terjadi
dalam wilayah yurisdiksi perairan NKRI.
Dengan peta batas wilayah laut yang legal dapat menjadi sarana
penegakkan hukum yang efektif di laut. Demikian juga dengan semua stake
holder yang berkepentingan dengan wilayah perairan seperti Dephan, DKP,
Dep. Pariwisata, Dephub, Depdiknas, Dep, ESDM, KNLH, TNI-AL, PolAir, dll.
dapat
meningkatkan
peran
aktifnya
dalam
pengelolaan
dan
penanggulangan kriminalitas di perairan, bilamana batas laut sebagai
bingkai wilayah negara sudah jelas dan pasti.
Dengan adanya batas laut yang pasti/tegas lebih memungkinkan negara
tetangga untuk diajak berunding guna menyelesaikan masalah yang terjadi
di zona batas perairan.
Kendala Batas Laut
Indonesia
Sumberdaya manusia (SDM) di bidang kelautan yang sangat minim
baik di bidang perencanaan, pengelolaan, maupun hukum dan
pengamanan kelautan,
Pemanfaatan teknologi maju melalui pengamatan satelit dalam
rangka pengawasan dan pengamanan laut masih sangat terbatas dan
belum terintegrasi secara permanen,
Minimnya jumlah dan kualitas sarana dan prasarana (kapal, peralatan,
dll) menyebabkan seringkali aparat keamanan laut (Kamla) kita tidak
berdaya mempertahankan laut kita,
Biaya yang sangat besar yang dibutuhkan untuk melaksanakan
semua kegiatan penentuan dan pembuatan peta batas laut Indonesia,
Adanya batas yang sangat panjang dan khususnya alur laut yang
tidak dapat diawasi secara memadai karena keterbatasan aparat,
sarana dan prasarana. Waspam laut banyak dimanfaatkan sebagai
alur perlintasan kriminal seperti penyelundupan barang ilegal (illegal
logging/ fishing/imigrants), pengungsi, trafficking dan akhir-akhir ini
terorisme Internasional,
Keadaan ekonomi negara dan rakyat (khususnya nelayan) yang masih
sulit menyebabkan kepedulian dan kemampuan terhadap pengelolaan
dan waspada laut sangat rendah,
Kondisi Wilayah Perbatasan
Banyak WNI penduduk wilayah perbatasan lebih banyak
berhubungan dengan warga negara tetangga/asing yang
lebih maju, mereka menggunakan uang asing, menonton
TV asing, mendengarkan radio asing dan menggunakan
bahasa asing (bahasa negara tetangga)
Penduduk suatu negara yang secara sosial, ekonomi dan
budaya sudah berorientasi kepada pihak negara tetangga,
secara “de facto” komunitas tersebut dapat dikatakan
sudah hilang keberadaannya dan ada dalam ancaman
potensial. Suatu saat daerah perbatasan tersebut dapat
dieksploitasi oleh negara tetangga untuk menjadi bagian
dari negara itu.
ANCAMAN LAINNYA:
Masih banyak pulau-pulau kosong yang ada di daerah
perbatasan yang status kepemilikannya belum tegas/pasti,
sehingga hal ini sangat rawan. Pendudukan beberapa
pulau kecil Indonesia yang diduduki pihak asing tidak dapat
dipandang remeh, karena boleh jadi hal tersebut
merupakan suatu strategi pihak asing untuk mencoba
menggoyang integritas kedaulatan wilayah dan kredibilitas
NKRI.
ANCAMAN LAINNYA:
Kenaikan muka air laut secara umum akan mengakibatkan
dampak sebagai berikut :
(a) perubahan garis pantai,
(b) perubahan kondisi batimetri,
(c) berkurangnya luas daratan serta hilangnya pulau-pulau
kecil, dan
(d) berubahnya jumlah kedangkalan dan karang.
cont..
Kenaikan permukaan air laut
mengakibatkan berubahnya garis pantai
menuju ke arah daratan, ini ditandai oleh
sebagian wilayah pantai selalu tergenang
air laut seperti yang terjadi di pantai kota
Semarang, Jawa Tengah
Perubahan garis pantai tersebut mempunyai
dampak yang lebih luas pada peta laut,
selain pantai berubah secara fisik daerah
tersebut rentan terhadap proses erosi
pantai/ abrasi, sehingga pantai akan
semakin tergerus ke arah daratan.
cont..
Untuk keselamatan navigasi berkurangnya
atau berubahnya ukuran garis pantai akan
berakibat pada berubahnya tampilan pada
layar radar.
Pada daerah yang berdasar laut karang,
meningkatnya air laut juga akan berpengaruh
pada kehidupan karang, makin besar
perubahan semakin besar pula potensi
terjadinya perubahan kedalaman pada daerah
yang berdasar laut karang.
Bertambah naiknya permukaan air laut secara
global mengakibatkan berkurangnya luas
daratan bahkan di beberapa pulau-pulau kecil
sampai hilang
Penentuan Batas Laut dengan
Citra Satelit
Dalam kegiatan penentuan garis pangkal, fenomena dinamika pantai
menjadi pertimbangan penting
Dinamika pantai dapat mengakibatkan pergeseran garis pangkal baik
secara alami maupun akibat perbuatan manusia
Pemantauan dinamika pantai dari pergeseran garis pantai dapat
dilaksanakan secara Terestris, Fotogrametris, dan Penginderaan Jauh
Penentuan titik pangkal secara Terestris memiliki keterbatasan dalam hal
jangkauan pengamatan
cont..
>>Metode Fotogrametris memerlukan intepreter
yang handal untuk membedakan kenampakan
detail garis pangkal dan merupakan metode
disarankan untuk dikembangkan karena
informasi titik-titik pangkal yang diperoleh
secara visual lebih jelas.
>>Untuk Peta Garis Pangkal yang merupakan peta
skala kecil dapat digunakan metode pengnderaan
jauh. Selain itu, untuk keperluan pemantauan
teknologi penginderaan jauh dapat memberikan
informasi up-to-date, multitemporal dan kontinyu.
>>Terkait dengan penentuan kedudukan garis
pangkal, penggunaan citra satelit Landsat ETM
memiliki potensi untuk digunakan dalam
penentuan batas laut.