Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Negara Hukum Pancasila (Analisis terhadap Undang-Undang Dasar 1945 Pra dan Pasca Amandemen) T2 322010004 BAB IV

Bab IV Penutup

BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN.
1. Pengaturan negara hukum di dalam tiap UUD terdapat
perbedaan terutama perumusan dalam UUD 1945 dengan UUD
1945 amandemen. Pengaturan negara hukum dalam UUD 1945
di atur dalam penjelasan umum yang dirumuskan negara
Indonesia berdasar atas hukum (rechtsstaat). Pengaturan
negara hukum
perbedaan

dalam

pendapat

Penjelasan

karena


ada

tersebut

menimbulkan

beberapa

pihak

yang

mengatakan bahwa Penjelasan UUD 1945 bukan bagian dari
UUD 1945 karena tidak disahkan oleh PPKI pada tanggal 18
Agustus 1945. Namun pihak lain mengatakan bahwa penjelasan
tersebut sah karena telah dimuat dalam Berita Republik
Indonesia Tahun II No. 7 dan juga menjadi bagian tak
terpisahkan dari UUD 1945 setelah dilampirkan dalam Dekrit
Presiden 5 Juli 1959.

Adapun pengaturan negara hukum dalam Konstitusi RIS 1945
digunakan rumusan Republik Indonesia Serikat yang
merdeka berdaulat ialah suatu negara hukum yang
demokrasi dan berbentuk federasi. Rumusan yang hampir
sama digunakan oleh UUDS 1950. Dalam UUDS 1950
dinyatakan bahwa Republik Indonesia yang merdeka
berdaulat ialah suatu negara hukum yang demokratis dan
berbentuk kesatuan. Sedangkan dalam UUD NRI 1945 negara
329

Bab IV Penutup

hukum dirumuskan dengan kalimat negara Indonesia adalah
negara hukum. Pengaturan negara hukum dalam Konstitusi
RIS 1949, UUDS 1950 dan UUD 1945 amandemen lebih
memberikan kejelasan karena diatur dalam batang tubuh. Selain
hal tersebut pemgaturan ketiga UUD tersebut menunjukkan
bahwa negara hukum yang lebih netral dibandingkan dalam
UUD 1945. Netral dalam arti bahwa negara hukum yang
terdapat dalam Konstitusi RIS 1949, UUDS 1950, dan UUD

1945 amandemen merupakan konsep yang menggabungkan
unsur yang terdapat diantara konsep rechtstaat maupun rule of
law.

2.

Konsep negara hukum yang terdapat dalam UUD 1945

maupun UUD NRI 1945 menunjukkan bahwa konsep negara
hukum Indonesia bukanlah konsep negara hukum sebagaimana
konsep rechtsstaat maupun konsep rule of law, melainkan
konsep Negara Hukum Pancasila. Hal ini dikarenakan konsep
negara hukum Pancasila lahir bukan karena adanya perlawanan
terhadap absolutisme yang dilakukan oleh penguasa atau raja,
melainkan lahir karena adanya keinginan bangsa Indonesia
terbebas dan imperialisme dan kolonialisme yang dilakukan
oleh penjajah Belanda. Selain hal tersebut kata rechtsstaat yang
terdapat di dalam penjelasan UUD 1945 juga tidak identik
dengan konsep rechtsstaat yang terdapat di negara-negara civil
law. Kata rechtsstaat tersebut adalah istilah saja yang digunakan

untuk menyebutkan istilah negara hukum di dalam bahasa
Indonesia. Sebagaimana diketahui bahwa istilah negara hukum
dlm negara-negara civil law digunakan istilah rechtsstaat, dlm
330

Bab IV Penutup

negara anglo saxon digunakan istilah rule of law, dinegara
sosialis digunakan istilah socialist legality dan di negara-negara
Islam digunakan istilah siyasah diniyah. Kecenderungan
digunakan istilah rechtsstaat dikarenakan adanya pengaruh dari
penjajahan Belanda yang menggunakan istilah rechtsstaat dalam
negara hukumnya. Sehingga konsep negara hukum Pancasila
Yang juga bercirikan atau berlandaskan kepada identitas dan
karakteristik yang terdapat dalam falsafah Pancasila, yaitu
Ketuhanan Yang Maha Esa, kekeluargaan, gotong royong dan
kerukunan. Selain itu negara hukum Pancasila juga merupakan
negara hukum yang prismatik yaitu negara hukum yang
menggabungkan antara konsep rechtsstaat maupun konsep rule
of law.


3. Meskipun negara hukum Pancasila merupakan negara hukum
prismatik. Namun unsur-unsur negara hukum Pancasila menurut
UUD 1945 pra dan pasca amandemen terdapat perbedaan.
Dalam UUD 1945 terdapat sepuluh unsur negara hukum
Pancasila sedangkan dalam UUD 1945 amandemen terdapat
dua belas unsur negara hukum Pancasila. Perbedaan tersebut
terletak pada unsur impeachment dan peradilan tata negara
(Mahkamah Konstitusi). Sehingga dalam unsur-unsur negara
hukum Pancasila yang terdapat dalam UUD 1945 adalah (1)
Ketuhanan Yang Maha Esa; (2) Supremasi hukum (supremacy
of law), (3) Pemerintahan berdasarkan hukum (4) Demokrasi;

(5) Pembatasan kekuasaan negara; (6) Pengakuan dan
perlindungan HAM; (7) Persamaan di depan hukum (equality
before the law); (8) Kekuasaan kehakiman yang bebas dan

331

Bab IV Penutup


merdeka; (9) Peradilan tata usaha negara; dan (10) Negara
kesejahteraan (welfare state);
Adapun unsur negara hukum Pancasila yang terdapat dalam
UUD 1945 amandemen adalah (1) Ketuhanan Yang Maha Esa;
(2) Supremasi hukum (supremacy of law), (3) Pemerintahan
berdasarkan hukum (4) Demokrasi; (5) Pembatasan kekuasaan
negara; (6) Pengakuan dan perlindungan HAM; (7) Persamaan
di depan hukum (equality before the law); (8) Impeachment
(Pemakzulan) (9) Kekuasaan kehakiman yang bebas dan

merdeka; (10) Peradilan tata negara (Mahkamah Konstitusi);
(11) Peradilan tata usaha negara; dan (12) Negara kesejahteraan
(welfare state);
Walaupun demikian unsur-unsur negara hukum Pancasila dalam
UUD 1945 lebih bercirikan kepada nilai-nilai yang terkandung
di dalam Pancasila, namun setelah adanya amandemen UUD
1945 nilai-nilai Pancasila yang terkandung dalam unsur negara
hukum Pancasila berdasarkan UUD 1945 amandemen secara
perlahan-lahan mulai terkikis oleh faham-faham dari barat yaitu

individualisme dan liberalisme.

B. SARAN.
Dari rangkuman kesimpulan diatas, maka penulis memberikan
tiga rekomendasi atau saran mengenai permasalahan negara hukum
Pancasila. Ketiga saran tersebut adalah:
1. Agar lebih memperjelas negara Indonesia adalah negara hukum
maka penulis menyarankan agar rumusan negara hukum dalam
332

Bab IV Penutup

Pasal 1 ayat (3) UUD NRI 1945 diubah menjadi Negara Republik
Indonesia adalah Negara Hukum yang demokratis dan
berkesejahteraan.
2. Agar dalam bernegara hukum, bangsa dan negara Indonesia
kembali kepada falsafah Pancasila. Hal ini karena setelah adanya
amandemen, negara hukum menurut UUD 1945 telah mulai
mengikis keberadaan Falsafah Pancasila sebagai dasar negara.
Maka dengan itu diperlukan amandemen kelima dengan maksud

memperkuat kedudukan Pancasila di dalam kehidupan bernegara
terutama yang terkait dengan unsur-unsur negara hukum Pancasila.
3. Di negara hukum Pancasila, dalam hal kehidupan bernegara
terutama dalam pembuatan hukum positif atau pembuatan peraturan
perundang-undangan

harus

berlandaskan

kepada

nilai-nilai

staatsfundamentalnorm Pancasila yang merupakan sumber dari

segala hukum di Indonesia. Sehingga akan menghasilkan produk
hukum yang berkualitas.
4. Dalam tataran kehidupan bernegara baik pemerintah maupun rakyat
Indonesia harus mengimplementasikan atau menerapkan nilai-nilai

dan unsur-unsur yang terkandung dalam negara hukum Pancasila
dalam

setiap

kehidupannya.

Sehingga

akan

menghasilkan

masyarakat madani yang berkeadilan dan sejahtera.

333