Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Tipe Kepribadian Ekstrovert dan Introvert didalam Frekuensi Terkena Bullying (Studi Kepada Siswa SMA Negeri 3 Salatiga) T1 132007090 BAB IV

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pengumpulan Data

Data diperlukan untuk menjawab masalah penelitian, data merupakan hasil pencatatan suatu penelitian baik yang berupa angka maupun fakta yang dijadikan bahan untuk menyusun informasi. Untuk mendapatkan data penelitaan, perijinan merupakan suatu hal yang penting. Sebelum melakukan penelitian penulis terlebih dahulu meminta surat ijin penelitian dari dekan FKIP UKSW dan ditujukan kepada Bapak kepala sekolah SMA Negeri 3 Salatiga. Setelah memperoleh izin secara lisan dari kepala sekolah penulis berkoordinasi dengan guru BK sekaligus koordiantor BK untuk menyusaikan jadwal pengumpulan data di kelas X, XI dan XII. Setelah mendapat persetujuan dari guru BK langkah selanjutnya adalah memilih kelas - kelas untuk dilakukan pengambilan data.

Penulis telah melakukan pengambilan data awal di SMA Negeri 3 Salatiga untuk keperluan uji validitas item dan reliabilitas instrumen penelitian kepada 50 siswa dari kelas X, XI dan XII secara random pada tanggal 10 dan 12 Desember 2013 di kantin kejujuran sekolah. Setelah melakukan uji validitas dan reliabilitas instrumen dan instrumen penelitian telah dinyatakan valid dan reliabel maka langkah berikutnya adalah pengambilan data. Setelah mendapatkan ijin dari guru Bimbingan dan Konseling dan hari pengupulan data telah disetujui dan disepakati yaitu pada hari sabtu tanggal 9 dan 16 februari dan rabu 14 Februari 2013.


(2)

Ekstrovert dan Introvert dalam frekuensi terkena Bullying di SMA Negeri 3 Salatiga dilakukan pada hari sabtu tanggal 9 Februari 2013 di di kelas XI IA 1, XI IS 2 dan XI IS 3 pada jam ke 3, 4 dan 7. Penulis melakukan bimbingan klasikal dengan materi tipe kepribadian dan Bullying disekolah sesuai dengan tema skripsi dan dilanjutkan dengan pembagian JTI test dan skala terkena Bullying, karna yang menjadi subjek hanyalah siswa yang menjadi korban Bullying maka yang mengerjakan hanyalah siswa yang menjadi korban bullying dan siswa yang tidak menjadi korban tidak mengerjakan.

Pengambilan data tahap kedua dilakukan pada hari sabtu minggu berikutnya yaitu pada tanggal 16 Februari 2013 dikelas X5, X7 dan X8, pada jam ke 5, 6 dan 7. Pengambilan data pada jam ke 5 dan 7 karena bertepatan dengan jam PPL BK UKSW maka proses pembagian JTI tes dan skala terkena Bullying dilakukan oleh praktikan dengan koordinasi dengan penulis sehingga pengambilan data berjalan dengan semestinya. Pada jam ke enam penulis kembali melakukan bimbingan klasikal dengan materi tipe kepribadian dan Bullying disekolah dilanjutkan dengan pembagian JTI tes dan skala terkena Bullying pada siswa yang menjadi korban bullying disekolah. Setelah siswa mengisi instrument, penulis memastikan kelengkapan kedua instrument tersebut. Setelah data terkumpul penulis mengecek kembali dan memastikan kedua instrumen dijawab dengan lengkap dan tidak ada item yang tidak dijawab.


(3)

Pengambilan data ketiga dilakukan pada hari kamis, 14 Februari 2013 untuk siswa kelas XII. Karena keterbatasan waktu pengambilan data dilakukan pada saat jam istirahat bertempat di taman dan kantin kejujuran sekolah. Pengambilan data untuk kelas XII IS 2 dan XII IS 3 dilakukan serempak pada saat istirahat jam pertama dan kedua. Penulis berkoordinasi dengan ketua kelas masing masing untuk mengumpulkan siswa di kantin kejujuran. Setelah siswa berkumpul, penulis kembali memperkenalkan diri serta menjelaskan kembali maksud dan tujuan penelitian. Setelah selesai siswa yang berpartisipasi mengisi instrument yang telah dibagikan dengan memberi waktu 10 menit untuk mengerjakan JTI Test dan waktu 7 menit untuk mengisi skala frekuensi terkena Bullying. Setelah siswa selesai mengisi instrument yang diberikan, penulis memberikan ucapan terima kasih dan berpamitan.

B. Gambaran Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Negeri 3 Salatiga yang menjadi korban Bullying dengan berjumlah 380 siswa dari kelas X, XI dan XII. SMA Negeri 3 Salatiga merupakan salah satu sekolah tingkat menengah atas di kota Salatiga yang mempunyai jumlah pelajar sebanyak 1027 siswa pada tahun ajaran 2012 - 2013. Dalam penelitian ini subjek penelitian yang berjenis kelamin perempuan lebih banyak dibanding dengan laki laki.

Secara umum karakteristik subjek penelitian pada penelitian ini berdasarkan jenis kelamin dan usia dapat dilihat pada tabel 4.1 dan 4.2 berikut :


(4)

Data subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Prosentase

Laki - Laki 77 42,3%

Perempuan 105 57,7%

N 182 100

Sumber : Olahan data statistic

Berdasarkan tabel 4.1 mayoritas responden dalam penelitian ini adalah perempuan (57,7%)

Tabel 4.2

Data subjek penelitian berdasarkan kelompok usia

Usia Frekuensi Prosentase

14 Tahun 31 17%

15 Tahun 40 22%

16 Tahun 58 31,8%

17 Tahun 42 23%

18 Tahun 11 6%

N 182 100%

Sumber : Olahan data statistik

Berdasarkan perhitungan statistik dengan menggunakan program SPSS 21 for window 7 dari 182 subjek penelitian diperoleh data usia subjek berkisar antara 14 sampai 18 tahun. Dari table 4.2 dapat di ambil kesimpulan bahwa sebagian besar responden yang menjadi korban Bullying berusia 16 dengan prosentase sebanyak 31,8%.


(5)

C. Analisis Data

Setelah data terkumpul langkah selanjutnya adalah menganalisis data secara statistik deskriptif untuk mendapatkan data dalam bentuk tabulasi, dengan cara memasukkan seluruh data kemudian diolah secara statistik deskriptif yang digunakan untuk melaporkan hasil dalam bentuk distribusi frekuensi dan prosentase (%) dari masing masing variabel yaitu tipe kepribadian Ekstrovert dan Introvert serta frekuensi terkena Bullying sebagai berikut :

1. Frekuensi Terkena Bullying

Untuk mengukur frekuensi siswa terkena Bullying disekolah dikelompokan kedalam 5 kategori yaitu : Low (Rendah), Infrequent (kadang kadang),

Intermediate(Menengah),Frequent(sering) dan Constantly(sering). Skor Interval diperoleh dengan perhitungan rumus skor maksimal dikurangi skor minimal dan dibagi banyaknya kategori secara rinci = = . Adapun tujuan pengkategorian tersebut adalah untuk menempatkan subjek penelitian kedalam kelompok kelompok terpisah secara berjenjang, cenderung tinggi skor menunjukan bahwa subjek mengalami Bullying yang tinggi begitu pula sebaliknya semakin rendah skor menunjukan subjek cenderung mengalami tingkat bullying yang rendah.


(6)

Data Frekuensi Terkena Bulling

Kategori Interval Frekuensi Prosentase

Low(rendah) 40 72 19 10,4%

Infrequent(kadang - kadang) 73 103 38 20,9%

Intermediate(sedang) 104 136 62 34,1%

Frequent(sering) 137 168 40 22%

Constantly(selalu) 169 200 23 12,6%

N 182 100

Sumber : olahan data statistik

Dari tabel 4.4 diperoleh data bahwa subjek penelitian yang mengalami bullying disekolah paling banyak berada pada kategori Intermediate (sedang) dengan jumlah sebanyak 62 orang siswa atau (34,1%), disusul pada kategori

Frequent (sering) dengan jumlah siswa sebanyak 40 orang siswa (22%), pada kategori Infrequent (kadang kadang) sebanyak 38 orang siswa (20,9%), pada kategori Constantly (selalu) sebanyak 23 orang siswa (12,6%) dan 19 siswa (10,4%) berada pada kategoriLow(rendah).

2. Tipe Kepribadian Ekstrovert dan Introvert

Setelah dilakukan pengambilan analisis data dariJung s Type Indicator testuntuk mengetahui kecenderungan tipe kepribadian Ekstrovert dan Introvert pada siswa SMA Negeri 3 Salatiga yang menjadi korban Bullying di sekolah, langkah selanjutnya adalah menganilis data tersebut dengan teknik analisis


(7)

statistik untuk mengetahui kecendurungan tipe keribadian Ekstrovert atau Introvert pada siswa, dan hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut :

Tabel 4.4

Data subjek berdasarkan tipe kepribadian

Tipe Kepribadian Frekuensi Prosentase

Ekstrovert 97 53,3%

Introvert 85 46,7%

Jumlah 182 100%

Sumber : olahan data Statistik

Dari tabel 4.3 dapat di ambil kesimpulan bahwa Subjek yang termasuk kedalam tipe kepribadian Ekstrovert berjumlah 97 orang siswa (53,3%) dan subjek yang termasuk kedalam tipe kepribadian Introvert berjumlah 85 orang siswa (46,7%). Dari data tersebut di atas di dapatkan hasil bahwa subjek lebih banyak memiliki kecenderungan tipe kepribadian Ekstrovert dari pada Introvert.

D. Hasil Analisis

Untuk mengetahui perbedaan tipe kepribadian Ekstrovert dan Introvert dalam frekuensi terkena bullying dilakukan analisis dengan metode statistik menggunakan rumus Chi Square dengan bantuan software SPSS 21.00 for windows 7. Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel 4.5 dan 4.6 berikut :


(8)

Distribusi Subjek Penelitian berdasarkan Tipe kepribadian Ekstrovert dan Introvert Dalam Frekuensi Terkena Bullying

Frekuensi terkena

Bullying interval EkstrovertTipe kepribadianIntrovert Total

Low 40 - 72 10 9 19

Infrequent 73 - 104 15 23 38

Intermediate 105 - 136 35 27 62

Frequent 137 - 168 25 15 40

Constantly 169 - 200 12 11 23

Total 97 85 182

Dari tabel 4.5 dapat diperoleh informasi bahwa siswa dengan tipe kepribadian Ekstrovert lebih dominan dalam penelitian ini dengan perbandingan 97 orang siswa dengan tipe kepribadian Ekstrovert dan 85 orang siswa dengan tipe kepribadian Introvert. Siswa dengan tipe kepribadian Ekstrovert pada kategori Constantly sebanyak 12 orang siswa Ekstrovert, 25 orang siswa Ekstrovert pada kategori Frequent, 35 orang siswa Ekstrovert pada kategori Intermediate, dan 15 orang siswa Ekstrovert pada kategori

Infrequentserta 10 orang siswa Ekstrovert di kategoriLow. Sedangakan siswa dengan tipe kepribadian Introvert pada kategoriConstantlysebanyak 11 orang siswa, pada kategori Frequent sebanyak 15 orang siswa Introvert, 27 orang siswa Introvert berada pada kategori Intermediate, 23 orang siswa Introvert pada kategori Infrequentdan 9 orang siswa dengan tipe kepribadian Introvert


(9)

kepribadian yang dominan pada korban bullying di SMA Negeri 3 Salatiga adalah siswa yang memiliki tipe kepribadianEkstrovert.

Untuk mengetetahui ada tidak perbedaan tipe kepribadian Ekstrovert dan Introvert di dalam frekuensi terkena Bullying pada siswa SMA Negeri 3 Salatiga, dilakukan Uji beda Chi Square atau juga disebut Pearson s Chi Square untuk menguji hipotesis komparatif. Setelah dilakukan analisis data statistic dengan software SPSS 21.00 for windows 7 di peroleh hasil seperti pada tabel 4.6 di bawah ini :

Tabel 4.6

Dari hasil pengolahan data secara statistik untuk mengetahui nilai Chi Square (X2) dengan bantuan software SPPS 21.00 for windows 7, diperoleh Chi - Square hitung sebesar 4,541, dengan Assymp. Sig 0,338, didasarkan pada keluaran di atas dengan tingkat signifikansi ( ) 5% atau 0,05 dan degree of freedom (df) 4 maka diperoleh nilai p 0,338 > 0,05 yang berarti tidak ada perbedaan yang signifikan pada tipe kepribadian Ekstrovert dan Introvert dalam frekuensi terkena Bullying pada siswa SMA Negeri 3 Salatiga.

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig.

(2-sided)

Pearson Chi-Square 4.541a 4 .338

Likelihood Ratio 4.563 4 .335

Linear-by-Linear Association 1.224 1 .269

N of Valid Cases 182


(10)

Setelah dilakukan analisis data diperoleh hasil bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara tipe kepribadian Ekstrovert dan Introvert dalam frekuensi terkena Bullying pada siswa SMA Negeri 3 Salatiga dengan nilai p: 0,338 > 0,05, maka hipotesis nihil (Ho) yang diajukan dalam penelitian ini yang berbunyi tidak ada perbedaan yang signifikan tipe kepribadan Ekstrover dan Introvert dalam frekuensi terkena Bullying pada siswa SMA Negeri 3 Salatiga Diterimadan Hipotesis alternatif (Ha) ditolak.

F. Pembahasan penelitian

Penelitian ini memperoleh hasil bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara tipe kepribadian Ekstrovert dan Introvert dalam frekuensi terkena bullying kepada siswa SMA Negeri 3 Salatiga, dari hasil analisis Chi Square (X2) 4,541 koefisien p = 0,338 > 0,05. Responden 182 orang siswa terbagi dalam tipe kepribadian Ekstrovert sebanyak 97 orang siswa dan 85 orang siswa memiliki tipe kepribadian Introvert. Penelitian ini tidak menemukan perbedaan yang signifikan tipe kepribadian Ekstrovert dan Introvert di dalam frekuensi terkena bullying karena skala frekuensi terkena bullying yang dipakai dalam penelitian ini hanya mengukur perilaku bullying dalam periode satu bulan terahir, sehingga akan diperoleh hasil yang berbeda


(11)

Dari penelitian ini diperoleh hasil tipe kepribadian Ekstrovert dan Introvert pada siswa yang menjadi korban bullying jumlahnya hampir seimbang, sehingga dapat disimpulkan bahwa pelaku atau bully dalam melakukan aksi bullying-nya tidak padang bulu terhadap korbannya. Siswa yang memiliki tipe kerpribadian Ekstrovert maupun Introvert mempunyai peluang dan kesempayan yang sama untuk terkena perilaku bullying di sekolah.

Hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Budiarti (2009) yang menemukan ada perbedaan intensitas terkena Bullying antara siswa dengan tipe kepribadian Ekstrovert tipe kepribadian Introvert lebih dominan terkena Bullying dari pada siswa dengan tipe kepribadian Ekstrovert. Hal ini dimungkinkan karena perbedaan karakteristik dari subjek penelitian, subjek dalam penelitian Budiarti adalah siswa SLTP sedangkan subjek dalam penelitian ini adalah siswa SMA. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Sesar (2009) kepada 372 orang anak usia 10 14 tahun (mean age 12.3 ± 1.6 years) dengan alat ukur completed a School Relationship Questionnaire (SRQ) dan

the Junior Eysenck Personality Questionnaire (EPQ Junior), yang memperoleh hasil korban Bullying cenderung memiliki tipe kepribadian Ekstrovert.

Dari penelitian Sesar (2009) yang memperoleh hasil bahwa siswa dengan tipe kepribadian Ekstrovert lebih dominan dalam frekuensi terkena


(12)

berpendapat bahwa Mereka yang aktif dan terbuka cenderung berpotensi menjadi korban Bullying karena baik kepribadian Ekstrovert atau Introvert keduanya memiliki potensi yang sama untuk menjadi korban Bullying, karena Bullying bisa menimpa siapa saja. Hasil dalam penelitian ini juga menguatkan pendapat dari Leymann (1996) yang menentang gagasan bahwa kepribadian seseorang dapat menjadi alasan seseorang terkena Bullying, Leyman menyatakan kepribadian seseorang tidak dapat menjadi alasan seseorang untuk terkena perilaku Bullying dan Mobing, karena kepribadian seseorang berkembang dan berubah dan baik kepribadian Ekstrovert dan Introvert keduanya mempunyai peluang yang sama untuk terkena perilaku Bullying.


(1)

statistik untuk mengetahui kecendurungan tipe keribadian Ekstrovert atau Introvert pada siswa, dan hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut :

Tabel 4.4

Data subjek berdasarkan tipe kepribadian Tipe Kepribadian Frekuensi Prosentase

Ekstrovert 97 53,3%

Introvert 85 46,7%

Jumlah 182 100%

Sumber : olahan data Statistik

Dari tabel 4.3 dapat di ambil kesimpulan bahwa Subjek yang termasuk kedalam tipe kepribadian Ekstrovert berjumlah 97 orang siswa (53,3%) dan subjek yang termasuk kedalam tipe kepribadian Introvert berjumlah 85 orang siswa (46,7%). Dari data tersebut di atas di dapatkan hasil bahwa subjek lebih banyak memiliki kecenderungan tipe kepribadian Ekstrovert dari pada Introvert.

D. Hasil Analisis

Untuk mengetahui perbedaan tipe kepribadian Ekstrovert dan Introvert dalam frekuensi terkena bullying dilakukan analisis dengan metode statistik menggunakan rumus Chi Square dengan bantuan software SPSS 21.00 for windows 7. Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel 4.5 dan 4.6 berikut :


(2)

Tabel 4.5

Distribusi Subjek Penelitian berdasarkan Tipe kepribadian Ekstrovert dan Introvert Dalam Frekuensi Terkena Bullying

Frekuensi terkena

Bullying interval EkstrovertTipe kepribadianIntrovert Total

Low 40 - 72 10 9 19

Infrequent 73 - 104 15 23 38

Intermediate 105 - 136 35 27 62

Frequent 137 - 168 25 15 40

Constantly 169 - 200 12 11 23

Total 97 85 182

Dari tabel 4.5 dapat diperoleh informasi bahwa siswa dengan tipe kepribadian Ekstrovert lebih dominan dalam penelitian ini dengan perbandingan 97 orang siswa dengan tipe kepribadian Ekstrovert dan 85 orang siswa dengan tipe kepribadian Introvert. Siswa dengan tipe kepribadian Ekstrovert pada kategori Constantly sebanyak 12 orang siswa Ekstrovert, 25 orang siswa Ekstrovert pada kategori Frequent, 35 orang siswa Ekstrovert pada kategori Intermediate, dan 15 orang siswa Ekstrovert pada kategori

Infrequentserta 10 orang siswa Ekstrovert di kategoriLow. Sedangakan siswa dengan tipe kepribadian Introvert pada kategoriConstantlysebanyak 11 orang siswa, pada kategori Frequent sebanyak 15 orang siswa Introvert, 27 orang siswa Introvert berada pada kategori Intermediate, 23 orang siswa Introvert pada kategori Infrequentdan 9 orang siswa dengan tipe kepribadian Introvert


(3)

kepribadian yang dominan pada korban bullying di SMA Negeri 3 Salatiga adalah siswa yang memiliki tipe kepribadianEkstrovert.

Untuk mengetetahui ada tidak perbedaan tipe kepribadian Ekstrovert dan Introvert di dalam frekuensi terkena Bullying pada siswa SMA Negeri 3 Salatiga, dilakukan Uji beda Chi Square atau juga disebut Pearson s Chi Square untuk menguji hipotesis komparatif. Setelah dilakukan analisis data statistic dengan software SPSS 21.00 for windows 7 di peroleh hasil seperti pada tabel 4.6 di bawah ini :

Tabel 4.6

Dari hasil pengolahan data secara statistik untuk mengetahui nilai Chi Square (X2) dengan bantuan software SPPS 21.00 for windows 7, diperoleh

Chi - Square hitung sebesar 4,541, dengan Assymp. Sig 0,338, didasarkan pada keluaran di atas dengan tingkat signifikansi ( ) 5% atau 0,05 dan degree of freedom (df) 4 maka diperoleh nilai p 0,338 > 0,05 yang berarti tidak ada perbedaan yang signifikan pada tipe kepribadian Ekstrovert dan Introvert dalam frekuensi terkena Bullying pada siswa SMA Negeri 3 Salatiga.

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig.

(2-sided)

Pearson Chi-Square 4.541a 4 .338

Likelihood Ratio 4.563 4 .335

Linear-by-Linear Association 1.224 1 .269

N of Valid Cases 182


(4)

E. Uji Hipotesis

Setelah dilakukan analisis data diperoleh hasil bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara tipe kepribadian Ekstrovert dan Introvert dalam frekuensi terkena Bullying pada siswa SMA Negeri 3 Salatiga dengan nilai p: 0,338 > 0,05, maka hipotesis nihil (Ho) yang diajukan dalam penelitian ini yang berbunyi tidak ada perbedaan yang signifikan tipe kepribadan Ekstrover dan Introvert dalam frekuensi terkena Bullying pada siswa SMA Negeri 3 Salatiga Diterimadan Hipotesis alternatif (Ha) ditolak. F. Pembahasan penelitian

Penelitian ini memperoleh hasil bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara tipe kepribadian Ekstrovert dan Introvert dalam frekuensi terkena bullying kepada siswa SMA Negeri 3 Salatiga, dari hasil analisis Chi Square (X2) 4,541 koefisien p = 0,338 > 0,05. Responden 182 orang siswa

terbagi dalam tipe kepribadian Ekstrovert sebanyak 97 orang siswa dan 85 orang siswa memiliki tipe kepribadian Introvert. Penelitian ini tidak menemukan perbedaan yang signifikan tipe kepribadian Ekstrovert dan Introvert di dalam frekuensi terkena bullying karena skala frekuensi terkena bullying yang dipakai dalam penelitian ini hanya mengukur perilaku bullying dalam periode satu bulan terahir, sehingga akan diperoleh hasil yang berbeda


(5)

Dari penelitian ini diperoleh hasil tipe kepribadian Ekstrovert dan Introvert pada siswa yang menjadi korban bullying jumlahnya hampir seimbang, sehingga dapat disimpulkan bahwa pelaku atau bully dalam melakukan aksi bullying-nya tidak padang bulu terhadap korbannya. Siswa yang memiliki tipe kerpribadian Ekstrovert maupun Introvert mempunyai peluang dan kesempayan yang sama untuk terkena perilaku bullying di sekolah.

Hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Budiarti (2009) yang menemukan ada perbedaan intensitas terkena Bullying antara siswa dengan tipe kepribadian Ekstrovert tipe kepribadian Introvert lebih dominan terkena Bullying dari pada siswa dengan tipe kepribadian Ekstrovert. Hal ini dimungkinkan karena perbedaan karakteristik dari subjek penelitian, subjek dalam penelitian Budiarti adalah siswa SLTP sedangkan subjek dalam penelitian ini adalah siswa SMA. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Sesar (2009) kepada 372 orang anak usia 10 14 tahun (mean age 12.3 ± 1.6 years) dengan alat ukur completed a School Relationship Questionnaire (SRQ) dan

the Junior Eysenck Personality Questionnaire (EPQ Junior), yang memperoleh hasil korban Bullying cenderung memiliki tipe kepribadian Ekstrovert.


(6)

Bullying temuan ini sejalan dengan pendapat dari Wiyani (2012) yang berpendapat bahwa Mereka yang aktif dan terbuka cenderung berpotensi menjadi korban Bullying karena baik kepribadian Ekstrovert atau Introvert keduanya memiliki potensi yang sama untuk menjadi korban Bullying, karena Bullying bisa menimpa siapa saja. Hasil dalam penelitian ini juga menguatkan pendapat dari Leymann (1996) yang menentang gagasan bahwa kepribadian seseorang dapat menjadi alasan seseorang terkena Bullying, Leyman menyatakan kepribadian seseorang tidak dapat menjadi alasan seseorang untuk terkena perilaku Bullying dan Mobing, karena kepribadian seseorang berkembang dan berubah dan baik kepribadian Ekstrovert dan Introvert keduanya mempunyai peluang yang sama untuk terkena perilaku Bullying.


Dokumen yang terkait

PERBEDAAN KECENDERUNGAN PERILAKU BULLYING DITINJAU DARI TIPE KEPRIBADIAN EKSTROVERT DAN INTROVERT PADA REMAJA

2 19 19

INTENSITAS TERKENA BULLYING DITINJAU DARI TIPE KEPRIBADIAN EKSTROVERT DAN INTROVERT.

2 1 9

PERBEDAAN KREATIVITAS KARYAWAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN INTROVERT DAN TIPE KEPRIBADIAN EKSTROVERT Perbedaan Kreativitas Karyawan Antara Tipe Kepribadian Introvert dan Kepribadian Ekstrovert.

1 3 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Tipe Kepribadian Ekstrovert dan Introvert didalam Frekuensi Terkena Bullying (Studi Kepada Siswa SMA Negeri 3 Salatiga)

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Tipe Kepribadian Ekstrovert dan Introvert didalam Frekuensi Terkena Bullying (Studi Kepada Siswa SMA Negeri 3 Salatiga) T1 132007090 BAB I

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Tipe Kepribadian Ekstrovert dan Introvert didalam Frekuensi Terkena Bullying (Studi Kepada Siswa SMA Negeri 3 Salatiga) T1 132007090 BAB II

0 0 24

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Tipe Kepribadian Ekstrovert dan Introvert didalam Frekuensi Terkena Bullying (Studi Kepada Siswa SMA Negeri 3 Salatiga) T1 132007090 BAB V

0 1 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Tipe Kepribadian Ekstrovert dan Introvert didalam Frekuensi Terkena Bullying (Studi Kepada Siswa SMA Negeri 3 Salatiga)

0 0 8

Manajemen Konflik Dan Tipe Kepribadian Ekstrovert Introvert

1 1 5

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Penalaran Moral dengan Bullying pada Siswa SMA Negeri 3 Salatiga

0 0 2