Proses Menua | Karya Tulis Ilmiah BAB 2. PROSES MENUA

(1)

BAB II

PROSES MENUA

TUJUAN BELAJAR

TUJUAN KOGNITIF

Setelah membaca bab ini dengan seksama, maka anda sudah akan dapat: : 1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan proses menua

2. Menjelaskan tentang proses menua

3. Menjelaskan dengan kata-kata sendiri mengenai pentingnya memahami proses menua

4. Mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia TUJUAN AFEKTIF

Setelah membaca bab ini dengan penuh perhatian, maka penulis mengharapkan anda akan dapat:

1. Mengetahui pentingnya pengetahuan tentang proses menua 2. Menciptakan hidup yang berguna bagi lansia


(2)

Keinginan untuk hidup dengan lebih baik selalu diimpikan oleh semua manusia. Salah satu keinginan tersebut adalah hidup selamanya atau hidup abadi, artinya manusia sangat menginginkan menjadi panjang umur dan tidak akan pernah meninggal dunia atau mati.Dalam sejarah pencarian “kehidupan abadi” dikenal beberapa peradaban dengan tekad yang luar biasa untuk menemukan dan mempraktekkan cara hidup yang baik untuk mencapai keabadian. Hal ini dapat kita lihat pada peradaban Mesir kuno, dimana telah muncul praktek tentang tata cara mengawetkan jenazah para raja pada masa tersebut dengan tujuan apabila suatu saat hari nanti ditemukan obat pembangkit kehidupan, maka raja-raja Mesir kuno dapat dihidupkan kembali oleh rakyatnya.

Lain lagi dengan bangsa Cina, di Cina telah terdapat sebuah pendapat yang mengatakan bahwa obat keabadian dapat ditemukan oleh manusia, dimana seorang raja yang bernama Qin Shihuang menugaskan kepada para ahli kesehatan di negerinya untuk mencari obat yang dapat menghindari kematian, bahkan pada masa tersebut setelah sang raja meninggal khusus dibuat sebuah pemakaman yang bernama Terracotta. Dimana didalamnya terdapat replika tubuh dari pasukan Raja Qin Shihuang yang berharap dapat dihidupkan kembali setelah berhasil ditemukan rahasia obat kematian.

Tidak hanya di negeri Tiongkok, legenda tentang hidup abadi juga telah berkembang di negara Eropa, dimana pada masa tersebut telah muncul ide tentang adanya sebuah ‘mata air keabadian’, yang apabila airnya diminum maka manusia tersebut dapat mencapai hidup yang abadi. Tulisan ini juga tercantum di dalam Injil umat Kristiani.

Pada zaman Romawi kuno bahkan telah berkembang pengertian tentang penuaan dan orang lanjut usia yang lebih maju. Pada masa tersebut dikenal istilah ‘ipsa est morpus’, yang berarti lanjut usia merupakan sebuah penyakit yang harus dicarikan cara atau obat untuk menyembuhkannya. Lanjut usia juga diartikan sebagai kelemahan atau ketidakberdayaan.

Pada awal masehi pun telah berkembang berbagai cara yang digunakan oleh masyarakat Cina yang lebih maju pemikirannya yaitu dengan menggunakan obat-obatan tradisional dan batu-batuan jenis giok untuk mengobati penyakit penuaan.

Pada masa sekarang telah banyak yang dilakukan oleh para ilmuan untuk mencari penyebab dari proses penuaan dan dengan harapan manusia dapat mengatasi proses tersebut. Namun sampai dengan hari ini, belum didapatkan penelitian yang memuaskan dan dapat dipraktekkan untuk mengatasi masalah penuaan bahkan masalah kematian. II. TEORI TENTANG PROSES PENUAAN

DEFINISI

Menua adalah suatu proses menghilangnya kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas dan tidak dapat pula memperbaiki kerusakan yang dialami. Menua bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan suatu proses menurunnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam maupun luar tubuh. Walaupun demikian, memang harus diakui bahwa ada berbagai penyakit yang sering menghinggapi kaum lanjut usia.

Proses menua sudah mulai berlangsung sejak seseorang mencapai usia dewasa, misalnya dengan terjadinya kehilangan jaringan pada otot, susunan saraf dan jaringan lainnya, hingga tubuh ‘mati’ sedikit demi sedikit. Sebenarnya, tidak ada batas yang tegas pada usia berapa penampilan seseorang mulai menurun.


(3)

Pada setiap orang fungsi fisiologis tubuhnya sangat berbeda, baik didalam hal pencapaian puncaknya maupun saat menurunnya. Hal ini juga sangat individual. Namun umumnya, fungsi fisiologis tubuh kita mencapai puncaknya pada umur antara 20-30 tahun. Setelah mencapai puncak, fungsi alat tubuh akan berada dalam kondisi tetap untuk beberapa saat, kemudian menurun sedikit demi sedikit sesuai bertambahnya umur.

Sampai saat ini banyak sekali teori yang menerangkan proses menua, mulai dari teori degeneratif yang didasari oleh habisnya daya cadangan vital, teori terjadinya atrofi yang mengatakan bahwa proses tua adalah proses evolusi, teori imunologik mengenai adanya produk sampah dari tubuh sendiri yang makin bertumpuk, dan lain sebagainya. Tetapi seperti kita ketahui, usia lanjut akan selalu ditandai dengan perubahan fisiologik maupun psikologik.

Manusia secara progresif akan kehilangan daya tahan secara progresif terhadap infeksi dan akan menumpuk makin banyak distorsi metabolik dan struktural yang disebut sebagai penyakit degeneratif, seperti hipertensi, aterosklerosis, diabetes mellitus, dan kanker, yang akan mengakhiri hidup dengan proses yang dramatik seperti stroke, infark miokard, dan lain sebagainya. Yang jelas bahwa proses menua itu merupakan kombinasi dari bermacam-macam faktor yang saling berkaitan.

TEORI-TEORI PROSES PENUAAN 1. Teori Genetik Clock

Menurut teori ini, menua telah terprogram secara genetik untuk tiap spesies tertentu. Di mana setiap spesies mempunyainya di dalam inti sel, suatu jam genetik yang telah diputar menurut suatu replikasi tertentu. Konsep ini didukung oleh kenyataan bahwa ini merupakan cara yang menerangkan mengapa pada beberapa spesies terlihat perbedaan usia yang nyata. Secara teoritis dapat dimungkinkan memutar jam ini lagi meski hanya untuk beberapa waktu dengan dengan pengaruh-pengaruh dari luar misalnya dengan pencegahan penyakit dengan obat-obatan atau tindakan-tindakan tertentu. Pengontrolan genetik umur menurut Hayflick dilakukan di tingkat selular melalui sebuah penelitian kultur sel in vivo yang menunjukkan adanya hubungan antara kemampuan membelah sel dengan umur spesies, dan dari penelitian itu jelas bahwa inti sel yang menentukan jumlah replikasi, kemudian menua dan mati, bukan sitoplasmanya.

2. Teori Non Genetik

Teori ini dapat dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Teori Mutasi Somatik

Teori ini membahas tentang pentingnya faktor lingkungan yang dapat menjadikan mutasi. Menurut teori ini terjadinya mutasi yang progresif pada DNA sel somatik akan menyebabkan terjadinya penurunan kemampuan fungsi sel tersebut. Hal tersebut bisa terjadi karena adanya radiasi atau zat kimia yang berbahaya yang dapat memperpendek umur. Salah satu teori yang mendukung ini adalah hipotesa “Error Catastrophe.” Menurut hipotesa ini, menua disebabkan kesalahan beruntun sepanjang waktu yang lama, adanya kesalahan proses transkripsi DNA dan RNA dan translasinya, menyebabkan timbulnya enzim yang salah dan menganggu


(4)

metabolisme, sehingga merusak fungsional sel dan terjadi dalam jumlah besar dan mengakibatkan terjadinya catastrophe.

b. Teori Kerusakan Immunitas Tubuh

Jika mutasi somatik dapat menyebabkan kelainan permukaan sel, maka hal ini dapat menyebabkan kelainan pada antigen permukaan sel, sehingga sistem imun menganggap sel yang berubah adalah sel asing dan menghancurkannya. Peristiwa ini yang menjadi dasar terjadinya peristiwa autoimun. Hasilnya dapat pula berupa reaksi antigen yang luas yang mengenai jaringan, efek menua akan menyebabkan reaksi histoinkomtabilitas pada banyak jaringan. Di pihak lain sistem imun menurun pada proses menua, daya serang terhadap sel kanker menurun sehingga kanker meningkat sesuai dengan bertambahnya usia.

c. Teori Kerusakan Akibat Radikal Bebas

Radikal bebas dapat terbentuk di alam bebas dan di dalam tubuh jika fagosit pecah dan sebgai produk sampingan di dalam rantai pernafasan dalam mitokondria. Radikal bebas dalam rantai pernafasan bersifat merusak, sangat reaktif, dapat bereaksi dengan DNA, protein, dan dengan gugus SH. Selain ini radikal bebas dapat dinetralkan dengan senyawa non enzimatik seperti Vitamin C, Provitamin A, dan Vitamin E.

d. Teori Menua Akibat Metabolisme

Pada tahun 1935 McKay, memperlihatkan bahwa pengurangan intake kalori pada rodentia muda akan menghambat pertumbuhan dan memperpanjang umur, hal ini terjadi karena menurunnya salah satu atau beberapa proses metabolisme. Menurut Balin dan Alllen, ada hubungan antara tingkat metabolisme dengan panjang umur. Hal ini dapat ditunjukkan melalui modifikasi cara hidup yang jarang bergerak ke hidup yang lebih banyak bergerak, dapat meningkatkan usia hidup. Dari penyebab-penyebab terjadinya proses menua tersebut ada beberapa peluang yang memungkinkan kita dapat mengintervasi, supaya proses menua dapat diperlambat. Yang paling banyak kemungkinannya adalah mencegah meningkatnya radikal bebas, kedua dengan manipulasi sistem imun tubuh, ketiga melalui metabolisme makanan. Selain faktor-faktor tersebut, juga terdapat faktor lain seperti lingkungan dan gaya hidup.

PERKEMBANGAN TERBARU TEORI TENTANG PROSES PENUAAN Dalam perkembangan ilmu pengetahuan pada masa kini, telah diketahui banyak hal tambahan dan beberapa teori terbaru yang dapat dijadikan acuan dalam memahami terjadinya proses penuaan pada manusia. Hal ini terungkap suatu simposium CIGP (Collegeum Internationale of Gerontology and Pharmacologhical) di Beijing China, acara ini juga dihadiri oleh dr. Tony Setiabudhi, Ph. D. Dengan Prof. Yin sebagai narasumbernya. Dalam seminar tersebut terungkap beberapa penemuan atau publikasi baru mengenai penyebab dari terjadinya penuaan pada manusia. Hal tersebut antara lain:

1. Penuaan dan Pengaruh Genetika

Dalam sebuah penelitian ditemukan sebuah gen mutan yang disebut sebagai Caenorabditis elegans yang disinyalir membuat beberapa perubahan gen yang menyebabkan terhentinya beberapa tahap metabolisme yang berlebihan pada sel di sekitarnya dan dianggap sebagai salah satu faktor penyebab terjadinya peningkatan umur kehidupan pada beberapa spesies, contohnya pada lalat


(5)

buah (Drosophila). Dalam penelitian lainnya juga ditemukan bahwa kandungan Superoxide dalam mitokondria dan jumlah produksi hidrogen peroksida dalam hati dan ginjal berhubungan dengan umur kehidupan maksimal suatu spesies.

2. Stress Carbon

Carbon adalah salah satu hasil sampingan yang terdapat pada proses metabolisme manusia. Biasanya zat kimia ini dikeluarkan oleh manusia melalui sistem ekskresi. Pada kenyataannya di beberapa kasus yang dianggap sebagai penyebab terjadinya proses penuaan, ditemukan adanya penimbunan zat karbon ini. Sehingga dapat dianggap bahwa penimbunan karbon merupakan salah satu unsur yang terdapat dalam tahapan proses terjadinya penuaan pada manusia atau makhluk hidup.

3. Peran Penting Tidur Dalam Mencegah Penuaan

Dalam perkembangan penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa tidur adalah proses dimana sebagian sel tubuh mengalami istirahat. Hal ini dimungkinkan sebagai salah satu cara untuk memperlambat kerja metabolisme merugikan yang menyebabkan terjadinya penuaan. Namun hal ini masih dalam penelitian.

4. Stem Cell

Dalam perkembangan penelitian terbaru yang dilakukan, didapatkan sebuah fakta mengejutkan dimana terdapat sebuah cairan bernama Cardio-Lysin yang merupakan sebuah cairan yang dapat digunakan untuk mencetak bentuk sebuah jantung yang mati, dan apabila dalam cetakan tersebut dibenamkan stem cell jantung baru, maka akan perlahan-lahan terbentuk kembali sebuah organ jantung dan dikatakan dapat berdenyut seperti jantung normal.

PROSES TERJADINYA PENUAAN

Manusia senantiasa mengalami proses penuaan yang hingga kini tak dapat dihindari. Proses penuaan ditandai dengan adanya kemunduran fungsi dari berbagai organ tubuh secara perlahan-lahan. Proses menua tersebut ada yang normal yaitu yang tidak menimbulkan sakit dan ada pula yang patologis yang terjadi karena kemunduran fungsi akibat penyakit. Dengan disertai daya imunologik yang menurun karena usia lanjut, maka peluang terserang penyakit lebih besar. Dalam hal ini jumlah sel Limfosit T yang sangat berperan dalam sistem pertahanan tubuh fungsinya telah menurun, walaupun jumlahnya sama. Pada penyakit AIDS jumlah sel Limfosit T sangat berkurang sehingga sering dihinggapi macam-macam penyakit infeksi sebagai komplikasi.

Arteriosklerosis adalah dasar dari proses ini. Dalam hal ini terdapat pengerasan dari dinding pembuluh darah sehingga kurang elastis seperti semula, seringkali ada bercak-bercak endapan kapur pada lapisan sel-sel endotel yang melapisi bagian dalam dari pembuluh darah yang ikut membuat pembuluh darah menjadi kaku. Pada usia lanjut selain perubahan dari penampilan seperti tersebut diatas, pada kulit dan rambut terdapat pula kemunduran dari fungsi otak dikarenakan otak yang makin mengecil. Daya keseimbangan mungkin terganggu dan fungsi panca indra mengalami kemunduran disertai fungsi organ-organ yang juga mundur antara lain paru-paru, jantung, ginjal, hati dan otot. Tinggi badan dapat berkurang beberapa sentimeter karena keping-keping tulang belakang menipis. Kini diketahui bahwa penuaan antara lain disebabkan juga karena


(6)

kerusakan DNA dari sel-sel tubuh pada masa proses penuaan. Beberapa komponen yang mempengaruhi proses menua.

a. Faktor fisiologik - Genetik - Sirkulasi darah

- Regulasi hormon dan neural. b. Gaya hidup

- Nutrisi - Stress

- Aktifitas fisik c. Lingkungan

- Kimia - Obat - Radiasi

- Mikroorganisme

d. Proses menua pada Makromolekul - Protein

- DNA-RNA - Lipid

e. Proses menua pada sel - Hilangnya sel - Penurunan fungsi f. Penyakit terkait

- Kardiovaskular

Gangguan fungsi yang merupakan manifestasi awal penyakit: - Berhenti makan dan minum

- Inkontinesia urin - Pusing

- Acute Confusional State - Demensia

- Kehilangan berat badan - Failure to Thrive

Oleh karena itu, proses atau mekanisme penuaan merupakan gabungan beberapa faktor yang dapat mempercepat terjadinya peristiwa tersebut. Proses dan faktor-faktor ini sekaligus menjelaskan tentang beberapa proses terjadinya penuaan yang telah diketahui sampai saat ini.

III. PERUBAHAN-PERUBAHAN YANG TERJADI PADA LANSIA

1. Perubahan Fisik

Meliputi perubahan dari tingkat sel sampai semua sistem organ tubuh, diantaranya sistem pernafasan, pendengaran, penglihatan, kardiovaskuler, sistem pengaturan tubuh, muskuloskeletal, gastrointestinal, genito urinaria, endokrin dan integumen. a. Sistem pernafasan

o Otot pernafasan kaku dan kehilangan kekuatan, sehingga volume udara inspirasi


(7)

o Penurunan aktivitas silia menyebabkan penurunan reaksi batuk sehingga potensial

terjadi penumpukan sekret.

o Penurunan aktivitas paru sehingga jumlah udara pernafasan yang masuk ke paru- paru mengalami penurunan, kalau pada pernafasan yang tenang kira kira 500 ml.

o Alveoli semakin melebar dan jumlahnya berkurang ( luas permukaan normal 50m²), sehingga menyebabkan terganggunya proses difusi. o Penurunan oksigen (O2) Arteri menjadi 75 mmHg mengganggu proses

oksigenasi

dari hemoglobin, sehingga O2 tidak terangkut semuake jaringan.

o CO2 pada arteri tidak berganti sehingga komposisi O2 dalam arteri juga menurun

yang lama kelamaan menjadi racun pada tubuh sendiri.

o Kemampuan batuk berkurang, sehingga pengeluaran sekret dan corpus alineum dari saluran nafas berkurang sehingga potensial terjadinya obstruksi.

b. Sistem saraf

o Cepatnya menurunkan hubungan persarafan.

o Lambat dalam merespon dan memerlukan waktu lebih untuk berpikir. o Mengecilnya saraf panca indera, mengakibatkan berkurangnya

penglihatan, hilangnya pendengaran dan menurunnya daya penciuman dan lebih sensitif terhadap perubahan suhu dengan rendahnya ketahanan terhadap dingin.

c. Panca indera  Penglihatan

o Kornea lebih berbentuk skeris.

o Sfingter pupil timbul sklerosis dan hilangnya respon terhadap sinar. o Lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa).

o Meningkatnya ambang pengamatan sinar : daya adaptasi terhadap kegelapan lebih lambat, susah melihat dalam cahaya gelap.

o Hilangnya daya akomodasi.

o Menurunnya lapang pandang & berkurangnya luas pandang. o Menurunnya daya membedakan warna biru atau warna hijau.  Pendengaran

o Presbiakusis, yaitu menurunnya kemampuan atau daya pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap bunyi suara, antara lain nada nada yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit mengerti kata-kata, 50 % terjadi pada usia diatas umur 65 tahun.

o Membran timpani menjadi atropi menyebabkan otosklerosis.

o Terjadinya pengumpulan serumen, dapat mengeras karena meningkatnya kreatin.

 Pengecap dan penghidu


(8)

o Menurunnya kemampuan penghidu sehingga mengakibatkan selera makan

berkurang.  Peraba

o Kemunduran dalam merasakan sakit.

o Kemunduran dalam merasakan tekanan, panas dan dingin. d. Kardiovaskuler

o Katub jantung menebal dan menjadi kaku.

o Kemampuan jantung memompa darah menurun 1 % pertahun sesudah berumur 20 tahun. Hal ini menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.

o Kehilangan elastisitas pembuluh darah.

o Kurangnya efektifitasnya pembuluh darah perifer untuk oksigenasi, perubahan posisi dari tidur ke duduk, duduk ke berdiri  bisa menyebabkan tekanan darah menurun menjadi 65 mmHg ( mengakibatkan pusing mendadak ).

o Tekanan darah tinggi akibat meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer (normal ± 170/95 mmHg ).

e. Sistem genito urinaria

o Ginjal, mengecil dan nephron menjadi atropi, aliran darah ke ginjal menurun sampai 50 %, penyaringan di glomerulus menurun sampai 50 %, fungsi tubulus berkurang akibatnya kurangnya kemampuan mengkonsentrasi urin, berat jenis urin menurun proteinuria ( biasanya + 1 ) ; BUN meningkat sampai 21 mg %, nilai ambang ginjal terhadap glukosa meningkat.

o Vesika urinaria atau kandung kemih, otot-otot menjadi lemah, kapasitasnya menurun sampai 200 ml atau menyebabkan frekuensi BAK meningkat, vesika urinaria sulit dikosongkan pada pria lanjut usia. o Pembesaran prostat ± 75 % dimulai oleh pria usia diatas 65 tahun. o Atropi vulva.

o Vagina, selaput menjadi kering, elastisitas jaringan menurun dan permukaan menjadi halus, sekresi menjadi berkurang.

o Daya sexual, frekuensi sexsual intercouse cenderung menurun tapi kapasitas untuk melakukan dan menikmati berjalan terus.

f. Sistem endokrin atau metabolik

o Produksi hampir semua hormon menurun. o Fungsi paratiroid dan sekresinya tidak berubah.

o Pituitari, pertumbuhan hormon ada tetapi lebih rendah dan hanya ada di pembuluh darah dan berkurangnya produksi dari ACTH, TSH, FSH dan LH.

o Menurunnya aktivitas tiriod, BMR turun dan menurunnya daya pertukaran zat.

o Menurunnya produksi aldosteron.

o Menurunnya sekresi hormon gonad, seperti progesteron, estrogen dan testosteron.


(9)

o Defisiensi hormonal dapat menyebabkan hipotirodism, depresi dari sumsum tulang serta kurang mampu dalam mengatasi tekanan jiwa. g. Sistem pencernaan

o Kehilangan gigi, penyebab utama adanya periodontal disease yang biasa terjadi setelah umur 30 tahun, penyebab lain meliputi kesehatan gigi yang buruk dan gizi yang buruk.

o Indera pengecap menurun, adanya iritasi yang kronis dari selaput lendir, atropi indera pengecap (± 80 %), hilangnya sensitivitas dari saraf pengecap di lidah terutama rasa manis, asin, asam dan pahit.

o Esofagus melebar.

o Lambung, rasa lapar menurun (sensitivitas lapar menurun ), asam lambung menurun dan waktu mengosongkan menurun.

o Peristaltik usus lemah dan biasanya timbul konstipasi. o Fungsi absorbsi melemah ( daya absorbsi terganggu ).

o Makin mengecil dan menurunnya tempat penyimpanan disertai berkurangnya aliran darah.

h. Sistem muskuloskeletal

o Tulang kehilangan densitasnya sehingga rapuh, resiko terjadi fraktur. o Kyphosis

o Persendian besar & menjadi kaku.

o Pada wanita lansia, resiko fraktur lebih tinggi. o Pinggang, lutut dan jari pergelangan tangan terbatas.

o Diskus intervertebralis menipis dan menjadi pendek sehingga tinggi badan berkurang.

o Gerakan reflektonik, gerakan diluar kemauan sebagai reaksi terhadap rangsangan pada lobus.

o Gerakan involunter, gerakan diluar kemauan, tidak sebagai reaksi terhadap suatu perangsangan terhadap lobus.

o Gerakan sekutu, gerakan otot lurik yang ikut bangkit untuk menjamin efektifitas dan ketangkasan otot volunter.

i. Sistem kulit dan jaringan ikat

o Kulit keriput akibat kehilangan jaringan lemak.

o Kulit kering dan kurang elastis karena menurunnya cairan dan hilangnya jaringan lemak.

o Kelenjar keringat mulai tak bekerja dengan baik, sehingga tidak begitu tahan terhadap panas dengan temperatur yang tinggi.

o Kulit pucat dan terdapat bintik bintik hitam akibat menurunnya aliran darah dan menurunnya sel yang memproduksi pigmen.

o Menurunnya aliran darah dalam kulit juga menyebabkan penyembuhan luka kurang baik.

o Kuku pada jari tangan dan kaki menjadi tebal dan rapuh.

o Pertumbuhan rambut berhenti, rambut menipis dan botak serta warna rambut kelabu.

o Temperatur tubuh menurun akibat kecepatan metabolisme yang menurun. o Keterbatasan reflek menggigil dan tidak dapat memproduksi panas.


(10)

j. Sistem reproduksi dan kegiatan seksual o Perubahan sistem reproduksi.

o Selaput lendir vagina menurun dan kering. o Menciutnya ovarium dan uterus.

o atrofi payudara.

o Testis masih dapat memproduksi meskipun adanya penurunan secara berangsur-angsur.

o Dorongan seks menetap sampai usia diatas 70 tahun, asal kondisi kesehatan baik.

2. Perubahan mental atau psikologis

Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental adalah : o Pertama-tama perubahan fisik, khususnya organ perasa. o Kesehatan umum

o Tingkat pendidikan o Keturunan (herediter) o Lingkungan

o Gangguan saraf panca indra, timbul kebutaan dan ketulian o Gangguan konsep diri akibat kehilangan jabatan

o Rangkaian dari kehilangan, yaitu kehilangan hubungan dengan teman dan keluarga.

o Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik, perubahan terhadap gambaran diri dan perubahan konsep diri.

Perubahan kepribadian yang drastis keadaan ini jarang terjadi lebih sering berupa ungkapan yang tulus dari perasaan seseorang. Kekakuan mungkin oleh karena faktor lain seperti penyakit-penyakit.

3. Pengaruh proses penuaan pada fungsi psikososial.

o Perubahan fisik, sosial mengakibatkan timbulnya penurunan fungsi, kemunduran orientasi, penglihatan, pendengaran mengakibatkan kurangnya percaya diri pada fungsi mereka.

o Mundurnya daya ingat, penurunan degenerasi sel sel otak. o Gangguan halusinasi.

o Lebih mengambil jarak dalam berinteraksi.

o Fungsi psikososial, seperti kemampuan berfikir dan gambaran diri.

4. Perubahan Spiritual

Agama atau kepercayaan makin terintegarsi dalam kehidupannya (Maslow,1970). Lansia makin matur dalam kehidupan keagamaannya, hal ini terlihat dalam berpikir dan bertindak dalam sehari-hari. (Murray dan Zentner,1970).

IV. KESIMPULAN

Penuaan bukanlah suatu penyakit yang harus ditakuti, tetapi merupakan suatu proses yang terjadi pada semua makhluk hidup. Namun pada perkembangannya, kita


(11)

harus mencari penyebab dari proses penuaan tersebut, dengan harapan bahwa kita dapat mengurangi dampak negatif dari setiap proses yang terjadi, selain itu apabila dimungkinkan kita dapat menemukan obat dari Penuaan tersebut.

Dalam mencari obat atau treatment tersebut terdapat beberapa teori yang menjelaskan mengenai faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya penuaan, antara lain:

1. Teori Mutasi Somatik 2. Teori Genetik Clock

3. Teori Kerusakan Immunitas Tubuh 4. Teori Kerusakan Akibat Radikal Bebas 5. Teori Menua Akibat Metabolisme 6. Penuaan dan Pengaruh Genetika 7. Stress Carbon

8. Stem Cell

9. Peran Penting Tidur Dalam Mencegah Penuaan

Proses penuaan dapat terjadi pada semua organ tubuh, antara lain ditandai dengan adanya kemunduran produksi sel Limfosit T dan kemunduran pada beberapa organ manusia termasuk rambut, dsb. Mekanisme penuaan juga dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:

1. Faktor fisiologik 2. Gaya Hidup 3. Lingkungan

4. Proses Menua pada Makromolekul 5. Proses Menua Pada Sel

6. Penyakit Terkait

Pada lansia terjadi perubahan-perubahan, yaitu : 1. Perubahan Fisik

Meliputi perubahan dari tingkat sel sampai kesemua sistem organ tubuh, diantaranya sistem pernafasan, pendengaran, penglihatan, kardiovaskuler, sistem pengaturan tubuh, muskuloskeletal, gastrointestinal, genito urinaria, endokrin dan integumen.

2. Perubahan-perubahan mental/ psikologis

3. Pengaruh proses penuaan pada fungsi psikososial 4. Perubahan spiritual

DAFTAR PUSTAKA

Hardywinoto, Dr , SKM , Setiabudi Toni, Ph.D, Panduan Gerontoroli, cetakan 2 , PT Gramedia pusaka utama Jakarta, 2005


(12)

www.wikipedia.or.id

www.freewebtown.com/gerontologi www.google.com


(1)

o Penurunan aktivitas silia menyebabkan penurunan reaksi batuk sehingga potensial

terjadi penumpukan sekret.

o Penurunan aktivitas paru sehingga jumlah udara pernafasan yang masuk ke paru- paru mengalami penurunan, kalau pada pernafasan yang tenang kira kira 500 ml.

o Alveoli semakin melebar dan jumlahnya berkurang ( luas permukaan normal 50m²), sehingga menyebabkan terganggunya proses difusi. o Penurunan oksigen (O2) Arteri menjadi 75 mmHg mengganggu proses

oksigenasi

dari hemoglobin, sehingga O2 tidak terangkut semua ke jaringan.

o CO2 pada arteri tidak berganti sehingga komposisi O2 dalam arteri juga menurun

yang lama kelamaan menjadi racun pada tubuh sendiri.

o Kemampuan batuk berkurang, sehingga pengeluaran sekret dan corpus alineum dari saluran nafas berkurang sehingga potensial terjadinya obstruksi.

b. Sistem saraf

o Cepatnya menurunkan hubungan persarafan.

o Lambat dalam merespon dan memerlukan waktu lebih untuk berpikir. o Mengecilnya saraf panca indera, mengakibatkan berkurangnya

penglihatan, hilangnya pendengaran dan menurunnya daya penciuman dan lebih sensitif terhadap perubahan suhu dengan rendahnya ketahanan terhadap dingin.

c. Panca indera  Penglihatan

o Kornea lebih berbentuk skeris.

o Sfingter pupil timbul sklerosis dan hilangnya respon terhadap sinar. o Lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa).

o Meningkatnya ambang pengamatan sinar : daya adaptasi terhadap kegelapan lebih lambat, susah melihat dalam cahaya gelap.

o Hilangnya daya akomodasi.

o Menurunnya lapang pandang & berkurangnya luas pandang. o Menurunnya daya membedakan warna biru atau warna hijau.  Pendengaran

o Presbiakusis, yaitu menurunnya kemampuan atau daya pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap bunyi suara, antara lain nada nada yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit mengerti kata-kata, 50 % terjadi pada usia diatas umur 65 tahun.

o Membran timpani menjadi atropi menyebabkan otosklerosis.

o Terjadinya pengumpulan serumen, dapat mengeras karena meningkatnya kreatin.

 Pengecap dan penghidu


(2)

o Menurunnya kemampuan penghidu sehingga mengakibatkan selera makan

berkurang.  Peraba

o Kemunduran dalam merasakan sakit.

o Kemunduran dalam merasakan tekanan, panas dan dingin. d. Kardiovaskuler

o Katub jantung menebal dan menjadi kaku.

o Kemampuan jantung memompa darah menurun 1 % pertahun sesudah berumur 20 tahun. Hal ini menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.

o Kehilangan elastisitas pembuluh darah.

o Kurangnya efektifitasnya pembuluh darah perifer untuk oksigenasi, perubahan posisi dari tidur ke duduk, duduk ke berdiri  bisa menyebabkan tekanan darah menurun menjadi 65 mmHg ( mengakibatkan pusing mendadak ).

o Tekanan darah tinggi akibat meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer (normal ± 170/95 mmHg ).

e. Sistem genito urinaria

o Ginjal, mengecil dan nephron menjadi atropi, aliran darah ke ginjal menurun sampai 50 %, penyaringan di glomerulus menurun sampai 50 %, fungsi tubulus berkurang akibatnya kurangnya kemampuan mengkonsentrasi urin, berat jenis urin menurun proteinuria ( biasanya + 1 ) ; BUN meningkat sampai 21 mg %, nilai ambang ginjal terhadap glukosa meningkat.

o Vesika urinaria atau kandung kemih, otot-otot menjadi lemah, kapasitasnya menurun sampai 200 ml atau menyebabkan frekuensi BAK meningkat, vesika urinaria sulit dikosongkan pada pria lanjut usia. o Pembesaran prostat ± 75 % dimulai oleh pria usia diatas 65 tahun. o Atropi vulva.

o Vagina, selaput menjadi kering, elastisitas jaringan menurun dan permukaan menjadi halus, sekresi menjadi berkurang.

o Daya sexual, frekuensi sexsual intercouse cenderung menurun tapi kapasitas untuk melakukan dan menikmati berjalan terus.

f. Sistem endokrin atau metabolik

o Produksi hampir semua hormon menurun. o Fungsi paratiroid dan sekresinya tidak berubah.

o Pituitari, pertumbuhan hormon ada tetapi lebih rendah dan hanya ada di pembuluh darah dan berkurangnya produksi dari ACTH, TSH, FSH dan LH.

o Menurunnya aktivitas tiriod, BMR turun dan menurunnya daya pertukaran zat.

o Menurunnya produksi aldosteron.

o Menurunnya sekresi hormon gonad, seperti progesteron, estrogen dan testosteron.


(3)

o Defisiensi hormonal dapat menyebabkan hipotirodism, depresi dari sumsum tulang serta kurang mampu dalam mengatasi tekanan jiwa. g. Sistem pencernaan

o Kehilangan gigi, penyebab utama adanya periodontal disease yang biasa terjadi setelah umur 30 tahun, penyebab lain meliputi kesehatan gigi yang buruk dan gizi yang buruk.

o Indera pengecap menurun, adanya iritasi yang kronis dari selaput lendir, atropi indera pengecap (± 80 %), hilangnya sensitivitas dari saraf pengecap di lidah terutama rasa manis, asin, asam dan pahit.

o Esofagus melebar.

o Lambung, rasa lapar menurun (sensitivitas lapar menurun ), asam lambung menurun dan waktu mengosongkan menurun.

o Peristaltik usus lemah dan biasanya timbul konstipasi. o Fungsi absorbsi melemah ( daya absorbsi terganggu ).

o Makin mengecil dan menurunnya tempat penyimpanan disertai berkurangnya aliran darah.

h. Sistem muskuloskeletal

o Tulang kehilangan densitasnya sehingga rapuh, resiko terjadi fraktur. o Kyphosis

o Persendian besar & menjadi kaku.

o Pada wanita lansia, resiko fraktur lebih tinggi. o Pinggang, lutut dan jari pergelangan tangan terbatas.

o Diskus intervertebralis menipis dan menjadi pendek sehingga tinggi badan berkurang.

o Gerakan reflektonik, gerakan diluar kemauan sebagai reaksi terhadap rangsangan pada lobus.

o Gerakan involunter, gerakan diluar kemauan, tidak sebagai reaksi terhadap suatu perangsangan terhadap lobus.

o Gerakan sekutu, gerakan otot lurik yang ikut bangkit untuk menjamin efektifitas dan ketangkasan otot volunter.

i. Sistem kulit dan jaringan ikat

o Kulit keriput akibat kehilangan jaringan lemak.

o Kulit kering dan kurang elastis karena menurunnya cairan dan hilangnya jaringan lemak.

o Kelenjar keringat mulai tak bekerja dengan baik, sehingga tidak begitu tahan terhadap panas dengan temperatur yang tinggi.

o Kulit pucat dan terdapat bintik bintik hitam akibat menurunnya aliran darah dan menurunnya sel yang memproduksi pigmen.

o Menurunnya aliran darah dalam kulit juga menyebabkan penyembuhan luka kurang baik.

o Kuku pada jari tangan dan kaki menjadi tebal dan rapuh.

o Pertumbuhan rambut berhenti, rambut menipis dan botak serta warna rambut kelabu.

o Temperatur tubuh menurun akibat kecepatan metabolisme yang menurun. o Keterbatasan reflek menggigil dan tidak dapat memproduksi panas.


(4)

j. Sistem reproduksi dan kegiatan seksual o Perubahan sistem reproduksi.

o Selaput lendir vagina menurun dan kering. o Menciutnya ovarium dan uterus.

o atrofi payudara.

o Testis masih dapat memproduksi meskipun adanya penurunan secara berangsur-angsur.

o Dorongan seks menetap sampai usia diatas 70 tahun, asal kondisi kesehatan baik.

2. Perubahan mental atau psikologis

Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental adalah : o Pertama-tama perubahan fisik, khususnya organ perasa. o Kesehatan umum

o Tingkat pendidikan o Keturunan (herediter) o Lingkungan

o Gangguan saraf panca indra, timbul kebutaan dan ketulian o Gangguan konsep diri akibat kehilangan jabatan

o Rangkaian dari kehilangan, yaitu kehilangan hubungan dengan teman dan keluarga.

o Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik, perubahan terhadap gambaran diri dan perubahan konsep diri.

Perubahan kepribadian yang drastis keadaan ini jarang terjadi lebih sering berupa ungkapan yang tulus dari perasaan seseorang. Kekakuan mungkin oleh karena faktor lain seperti penyakit-penyakit.

3. Pengaruh proses penuaan pada fungsi psikososial.

o Perubahan fisik, sosial mengakibatkan timbulnya penurunan fungsi, kemunduran orientasi, penglihatan, pendengaran mengakibatkan kurangnya percaya diri pada fungsi mereka.

o Mundurnya daya ingat, penurunan degenerasi sel sel otak. o Gangguan halusinasi.

o Lebih mengambil jarak dalam berinteraksi.

o Fungsi psikososial, seperti kemampuan berfikir dan gambaran diri. 4. Perubahan Spiritual

Agama atau kepercayaan makin terintegarsi dalam kehidupannya (Maslow,1970). Lansia makin matur dalam kehidupan keagamaannya, hal ini terlihat dalam berpikir dan bertindak dalam sehari-hari. (Murray dan Zentner,1970).

IV. KESIMPULAN

Penuaan bukanlah suatu penyakit yang harus ditakuti, tetapi merupakan suatu proses yang terjadi pada semua makhluk hidup. Namun pada perkembangannya, kita


(5)

harus mencari penyebab dari proses penuaan tersebut, dengan harapan bahwa kita dapat mengurangi dampak negatif dari setiap proses yang terjadi, selain itu apabila dimungkinkan kita dapat menemukan obat dari Penuaan tersebut.

Dalam mencari obat atau treatment tersebut terdapat beberapa teori yang menjelaskan mengenai faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya penuaan, antara lain:

1. Teori Mutasi Somatik 2. Teori Genetik Clock

3. Teori Kerusakan Immunitas Tubuh 4. Teori Kerusakan Akibat Radikal Bebas 5. Teori Menua Akibat Metabolisme 6. Penuaan dan Pengaruh Genetika 7. Stress Carbon

8. Stem Cell

9. Peran Penting Tidur Dalam Mencegah Penuaan

Proses penuaan dapat terjadi pada semua organ tubuh, antara lain ditandai dengan adanya kemunduran produksi sel Limfosit T dan kemunduran pada beberapa organ manusia termasuk rambut, dsb. Mekanisme penuaan juga dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:

1. Faktor fisiologik 2. Gaya Hidup 3. Lingkungan

4. Proses Menua pada Makromolekul 5. Proses Menua Pada Sel

6. Penyakit Terkait

Pada lansia terjadi perubahan-perubahan, yaitu : 1. Perubahan Fisik

Meliputi perubahan dari tingkat sel sampai kesemua sistem organ tubuh, diantaranya sistem pernafasan, pendengaran, penglihatan, kardiovaskuler, sistem pengaturan tubuh, muskuloskeletal, gastrointestinal, genito urinaria, endokrin dan integumen.

2. Perubahan-perubahan mental/ psikologis

3. Pengaruh proses penuaan pada fungsi psikososial 4. Perubahan spiritual

DAFTAR PUSTAKA

Hardywinoto, Dr , SKM , Setiabudi Toni, Ph.D, Panduan Gerontoroli, cetakan 2 , PT Gramedia pusaka utama Jakarta, 2005


(6)

www.wikipedia.or.id

www.freewebtown.com/gerontologi www.google.com