Teknik Evaluasi Perencanaan Evaluasi dal
Evaluasi dalam
Kebijakan
Spasial
Chikita Yusuf W.
Anindita Wilandari
3613100026
3613100030
Dian Fajar N
Wiratama Adi N
3613100028
3613100036
Azizah Faridha E.
3613100046
The Team
Kegiatan Evaluasi
RTR
Variabel Evaluasi
RTR
Kedudukan
Evaluasi dalam RTR
Konsep Dasar
Evaluasi
Kriteria Penilaian
Studi Kasus
Konsep Dasar Evaluasi
Tyler (1950) - Evaluasi adalah proses penentuan sejauh mana tujuan telah tercapai.
Kirkpatrick - Evaluasi merupakan sebuah untuk mengetahui apakah sebuah program dapat
direalisasikan atau tidak dengan cara mengetahui efektifitas masing-masing komponennya melalui
rangkaian informasi yang diperoleh evaluator.
Komite Studi Nasional tentang Evaluasi (National Study Committee on Evaluation) dari UCLA (Stark &
Thomas, 1994: 12) - Evaluasi merupakan suatu proses atau kegiatan pemilihan, pengumpulan,
analisis dan penyajian informasi yang sesuai untuk mengetahui sejauh mana suatu tujuan program,
prosedur, produk atau strategi yang dijalankan telah tercapai, sehingga bermanfaat bagi
pengambilan keputusan serta dapat menentukan beberapa alternatif keputusan untuk program
selanjutnya.
Kegiatan tindak lanjut dari hasil kegiatan (keputusan) akan dari keputusan yang telah diambil dan
dikerjakan sebelumnya.
Tujuan
Evaluasi
Kegiatan yang dilakukan untuk mengukur, membandingkan dan menilai sesuatu yang telah dijadikan
sebagai keputusan, dan yang telah di kerjakan atau dilakukan, dengan melihat standar-standar
ukuran yang dijadikan tolak ukur baik atau buruk, berhasil atau tidak berhasil.
Kedudukan Evaluasi dalam
Rencana Tata Ruang
Penyusunan
RTRW
Pengesahan
Rencana
Implementasi
Rencana
Pengesahan
Perbaikan
EVALUASI
Kegiatan Evaluasi
Rencana Tata Ruang
Tahap Persiapan
Tahap Pelaksanaan
Tahap Analisis
Tahap
Rekomendasi
Tahap
Persiapan
Pengumpulan data dasar berupa peta ataupun data numerik;
Penyiapan penggunaan lahan terakhir Kabupaten
Penyiapan peta-peta rencana Kabupaten
Mengumpulkan peta-peta kebutuhan analisis
Menyiapkan peta distribusi penduduk
Peta jaringan jalan
Peta batas administrasi desa dan kecamatan
Peta jaringan utilitas
Tahap
Pelaksanaan
Peta dan data yang
sudah didapat
Bahan bandingan
Penilaian terhadap
penyimpangan
Ditambah keterangan
penyebab
Tahap ANalisis
Penyimpangan setiap aspek dan selanjutnya
dijumlahkan nilai seluruh aspek yang
menyimpang untuk kemudian dihitung rataratanya.
Hasil rata-rata akan memberi makna
besarnya tingkat penyimpangan suatu
rencana dengan kondisi eksisting.
Nilai tersebut kemudian dibandingkan dengan
klasifikasi nilai untuk rekomendasi yang telah
ditetapkan, untuk mengetahui kebijaksanaan
apa yang harus diusulkan dari hasil evaluasi
ini.
Tahap Rekomendasi
Penyusunan rekomendasi akan sangat bergantung pada besaran
nilai dari hasil analisa.
Hasil evaluasi, pada dasarnya akan
merekomendasikan 3(tiga) kemungkinan, yaitu :
• RTRW Kabupaten tidak perlu perubahan, karena masih dianggap
valid untuk digunakan sebagai alat pengendalian pemanfaatan
ruang;
• RTRW Kabupaten perlu direvisi sebagian, karena beberapa
kawasan sudah mengalami perubahan fungsi;
• RTRW Kabupaten perlu direvisi total dalam arti RTRW yang baru
perlu disusun ulang, karena rencana yang telah ada tidak dapat
lagi digunakan sebagai pedoman pelaksanaan pembangunan,
khususnya dalam hal pengendalian pemanfaatan ruang kota.
BERFUNGSI SEBAGAI BAHAN EVALUASI RENCANA TATA RUANG
Penentuan variabel yang dapat memberikan indikasi atau mempengaruhi
pelaksanaan rencana tata ruang adalah kesesuaian wujud fisik yang
terbentuk saat ini (eksisting) dengan materi setiap hirarki rencana tata
ruang.
Penentuan
Variabel Ukur
Rincian variabel yang digunakan sebagai bahan evaluasi RTRW
Kabupaten adalah :
• Analisis kedudukan dalam sistem perwilayahan
• Analisis demografi
• Analisis sosial kemasyarakatan
• Analisis ekonomi
• Analisis fisik dan daya dukung lingkungan
• Analisis sarana dan prasarana
• Analisis struktur dan pola pemanfaatan ruang yang ada dan kecenderungan
perkembangannya
• Analisis potensi dan kondisi sumber daya alam, sumber daya buatan dan
sumber daya manusia
PENENTUAN KRITERIA DAN CARA PENILAIAN
EVALUASI KEBIJAKAN SPASIAL
Penentuan kriteria
dan tata cara
penilaian dalam
evaluasi kebijakan
spasial
Untuk menghasilkan
rumusan kebijakan
Beberapa kriteria dan cara penilaian evaluasi RTRW Kabupaten
yang dapat dilakukan antara lain:
Struktur Pemanfaatan Ruang
Stuktur Utama Tingkat Pelayanan
Sistem Utama Transportasi
Sistem Jaringan Utilitas
Struktur Pemanfaatan Ruang
Cara penilainnya adalah dengan menghitung persentase luas masing-masing jenis penyimpangan
terhadap kawasan yang direncanakan.
Keterangan:
�
�
%= %
A
= Hasil pengurangan luas kawasan pada RTRW
dengan luas eksisting
x
= Kawasan RTRW
Bila dalam RTRW terdapat 5 (lima) kawasan, maka nilai
penyimpangan seluruhnya adalah:
+
+ +
�
+
Stuktur Utama Tingkat Pelayanan
Cara penilaiannya adalah dengan membuat matriks jumlah fasilitas dan utilitas pada
kecamatan/kelurahan yang ditunjuk sebagai pusat pelayanan. Apabila ternyata kecamatan/kelurahan
yang ditunjuk tidak memenuhi kriteria, berarti telah terjadi penyimpangan.
Penyimpangan terjadi bila direncanakan ada 4 (empat)
pusat pelayanan dan yang sesuai hanya 3 (tiga) pusat
pelayanan, berarti 1 (satu) pusat pelayanan tidak
sesuai. Penyimpangan yang terjadi adalah:
1/4 x 100% = 25%
Sistem Utama Transportasi
Cara penilaiannya adalah berdasarkan program pembangunan
yang ada untuk jangka waktu sejak ditetapkan RTRW Kabupaten hingga
saat evaluasi dilaksanakan. Penyimpangan terjadi apabila:
Dalam rencana ada sistem utama transportasi, dalam program juga
ada, tetapi pelaksanaannya tidak melalui pusat-pusat yang telah
ditentukan, maka penyimpangannya dinilai sebesar 100%.
Dalam rencana tidak ada sistem utama transportasi tetapi dalam
program ada, maka penyimpangan dinilai sebesar 100%.
Dalam rencana ada sistem utama transportasi tetapi dalam program
tidak ada, maka penyimpangan dinilai sebesar 100%.
Sistem Jaringan Utilitas
Bila ada jaringan bukan pada kawasan yang perlu pelayanan, berarti terjadi penyimpangan
sebesar 100%.
Penyimpangan terjadi bila ada jaringan tepat pada kawasan yang perlu pelayanan,
dihitung luasan yang dilayani.
Keterangan:
�
�
%= %
B
dilayani
= Hasil pengurangan luas yang harus
dengan luas pelayanan saat
ini
x
= Luas kawasan
Penyimpangan-penyimpangan yang terjadi pada beberapa aspek
dikumulatifkan sehingga diperoleh hasil akhir penyimpangan. Dengan
kriteria yang telah ditetapkan, maka hasil akhir dari evaluasi RTRW ini akan
memberikan rekomendasi sebagai berikut:
Jika penyimpangan < 20%, maka revisi tidak perlu dilakukan
Jika penyimpangan antara 20 – 50%, maka perlu dilakukan revisi
sebagian
Jika penyimpangan > 50%, maka perlu dilakukan revisi total
Studi Kasus
RTRW KABUPATEN BLITAR TAHUN 2008-2028
searching...
Sinkronisasi Kebi jakan
Spasial
RTRW Kabupaten Blitar Tahun 2008 - 2028
ASPEK
RTRW PROVINSI JAWA
TIMUR 2012-2031
RTRW KABUPATEN BLITAR
2008-2028
Struktur Pusat
Perkotaan
Pemindahan pusat Ibu Kota
ke Perkotaan Kanigoro
Perkotaan Kanogoro sebagai
perkotaan utama
SINKRON
Permukiman
Pusat permukiman di Kota
Blitar
SSWP dengan pusat di Kota
Blitar berfungsi sebagai
permukiman dan pelayanan
umum
SINKRON
Transportasi
Pola Ruang
Pengembangan Bandar udara perintis
Pengembangan Terminal Wlingi sebagai terminal induk
dan transit
Potensi pengembangan
kawsan industri pupuk
Belum terdapat arahan
pengembangan kawasan
industri pupuk
KETERANGAN
SINKRON
KURANG SINKRON,
diperlukan penambahan
EVALUASI RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN BLITAR TAHUN 2008-2028
Berdasarkan Pedoman Kementrian Pekerjaan Umum
1
2
Evaluasi Data
Penentuan
Keperluan Evaluasi
3
4
Penentuan
Tipologi
Penanganan
Berdasarkan Tipologi
Tahap 1 : Evaluasi Data
Pemanfaatan
Ruang
Jaringan
Prasarana
Dasar
Fasilitas
Lingkungan
Kawasan lindung : tidak ada penyimpangan
Kawasan budidaya : tidak ada penyimpangan
Penggunaan lahan : terjadi penyimpangan dari segi luas pemanfaatan
lahan
Jaringan air bersih : terjadi penyimpangan sebesar 1,97%
Jaringan listrik : terjadi penyimpangan sebesar 42,86%
jaringan telepon : terjadi penyimpangan sebesar 18,74%
Persampahan : terjadi penyimpangan sebesar 1,71%
Saluran drainase dan air limbah : tidak ada penyimpangan.
Fasilitas
Fasilitas
Fasilitas
Fasilitas
Fasilitas
pendidikan : terjadi penyimpangan sebesar 63,74%
peribadatan : terjadi penyimpangan sebesar 59,02%
kesehatan : terjadi penyimpangan sebesar 60,50%
Pemerintahan : terjadi penyimpangan sebesar 39,95%
ruang terbuka dan rekreasi : tidak terjadi penyimpangan
Tahap 2:
Penentuan
Terjadi banyak penyimpangan
pada masing-masing aspek. Hasil
evaluasi menunjukkan
penyimpangan dalam
pembangunan RTRW Kabupaten
Blitar sehingga perlu dilakukan
evaluasi.
Keperluan
Evaluasi
Tahap 3 : Penentuan Tipologi
Sah
RTR
Terdapat Raperda Besar
tentang RTRW Kab.
Blitar
Simpangan
Faktor Eksternal
Berikut besar simpangan:
Berubah
Terjadinya
A. Pemanfaatan Ruang
perubahan
Pemantauan penggunaan lahan.
rencana tata
a. kawasan pertanian 41,16%,
ruang di atasnya
b. kawasan
permukiman
dengan
yaitu RTRW
penyimpangan sebesar 36,80%
Provinsi Jawa
c. Pertanian tanaman pangan sebesar 35,14%
Timur Tahun
2012-2031
B. Struktur Ruang
- Sistem Prasarana Dasar
a. Jaringan listrik sebesar 42,86 %
b. Jaringan telepon sebesar 18,74 %
- Sarana Fasilitas Lingkungan
a. Fasilitas Pendidikan sebesar 63,74%
b. Fasilitas Peribadatan sebesar 59,02%
c. Fasilitas Kesehatan sebesar 60,50%
d. Fasilitas Pemerintahan sebesar 39,95%
e. Fasilitas Perdagangan sebesar 37,65%
Jenis Tipologi:
Tipologi A
Tipologi B
Kondisi RTRW sah, terjadi simpangan kecil
dan tidak terjadi perubahan faktor
eksternal.
Kondisi RTRW sah, terjadi simpangan kecil,
namun terjadi perubahan signifikan pada
faktor-faktor eksternal berpengaruh
terhadap kinerja RTRW.
Tipologi C
Tipologi D
RTRW sah, terjadi simpangan besar dan
perubahan perubahan faktor eksternal
secara signifikan.
RTRW sah terjadi simpangan yang besar
namun tidak terjadi perubahan pada
faktor-faktor eksternal.
Tipologi E, F, G, H
Keempat tipologi ini pada dasarnya mempunyai kondisi
sama yaitu RTRW yang bersangkutan tidak sahih.
Sumber : Pedoman Peninjauan Kembali RTRW oleh PU
Tahap 4 : Peninjauan Kembali
1
Dalam melakukan kegiatan peninjauan RTRW Kabupaten Blitar Tahun 2008 – 2028, terdapat beberapa hal yang
perlu dilakukan antara lain:
Kajian/penilaian terhadap kelengkapan materi dan proses penyusunan
Evaluasi sebagai alat perencanaan, Penyesuaian materi Rencana Tata Ruang dalam mengakomodasi perubahan kebijakan,
tujuan, sasaran, strategi serta struktur dan pola pemanfaatan ruang
Evaluasi untuk mengakomodasi dinamika perkembangan pemanfaatan ruang serta sekaligus melakukan penyesuaian
rencana
Evaluasi kesesuaian antara perwujudan struktur dan pola pemanfaatan ruang
Penyesuaian Terhadap Faktor Eksternal RTRW Kab. Blitar Tahun 2008
-2028:
• Analisis hubungan faktor eksternal terhadap kebijakan
pembangunan daerah
• Analisis hubungan faktor eksternal terhadap rencana struktur dan
pola pemanfaatan ruang
• Apabila faktor eksternal tidak lagi sejalan dengan strategi
pengelolaan, rencana struktur dan pola pemanfaatan ruang,
dilanjutkan dengan:
Pemutakhiran tujuan dan sasaran pembangunan
daerah
Perumusan permasalahan pembangunan dan
pemanfaatan ruang
Perumusan kembali strategi pengembangan wilayah
2
RTRW Kabupaten Blitar Tahun 2008 - 2028
Pemantapan pemanfaatan dan pengendalian RTRW Kab.
Blitar Tahun 2008 - 2028 :
•
•
•
Penyempurnaan/peningkatan pemanfaatan RTRWK
sebagai acuan pembangunan
Peningkatan diseminasi RTRWK ke setiap sektor dan
menyepakati RTRWK sebagai acuan pembangunan
Peningkatan pemanfaatan RTRWK sebagai dokumen
acuan dalam forum Rapat Koordinasi Pembangunan
.
3
Tahap 5 : Pengesahan Dokumen Evaluasi
RTRW Kabupaten Blitar Tahun 2008 - 2028
SK Gubernur
Jawa Timur
Menteri
Dalam Negeri
Indonesia
Kesimpulan
Penataan ruang diselenggarakan atas asas keterpaduan sehingga
diperlukan adanya evaluasi terhadap rencana tata ruang.
Pelaksanaan evaluasi harus mengikuti prosedur yang sesuai dengan
pedoman yang ada.
Evaluasi bertujuan untuk menghindari penyimpangan dalam penataan
ruang.
Kebijakan
Spasial
Chikita Yusuf W.
Anindita Wilandari
3613100026
3613100030
Dian Fajar N
Wiratama Adi N
3613100028
3613100036
Azizah Faridha E.
3613100046
The Team
Kegiatan Evaluasi
RTR
Variabel Evaluasi
RTR
Kedudukan
Evaluasi dalam RTR
Konsep Dasar
Evaluasi
Kriteria Penilaian
Studi Kasus
Konsep Dasar Evaluasi
Tyler (1950) - Evaluasi adalah proses penentuan sejauh mana tujuan telah tercapai.
Kirkpatrick - Evaluasi merupakan sebuah untuk mengetahui apakah sebuah program dapat
direalisasikan atau tidak dengan cara mengetahui efektifitas masing-masing komponennya melalui
rangkaian informasi yang diperoleh evaluator.
Komite Studi Nasional tentang Evaluasi (National Study Committee on Evaluation) dari UCLA (Stark &
Thomas, 1994: 12) - Evaluasi merupakan suatu proses atau kegiatan pemilihan, pengumpulan,
analisis dan penyajian informasi yang sesuai untuk mengetahui sejauh mana suatu tujuan program,
prosedur, produk atau strategi yang dijalankan telah tercapai, sehingga bermanfaat bagi
pengambilan keputusan serta dapat menentukan beberapa alternatif keputusan untuk program
selanjutnya.
Kegiatan tindak lanjut dari hasil kegiatan (keputusan) akan dari keputusan yang telah diambil dan
dikerjakan sebelumnya.
Tujuan
Evaluasi
Kegiatan yang dilakukan untuk mengukur, membandingkan dan menilai sesuatu yang telah dijadikan
sebagai keputusan, dan yang telah di kerjakan atau dilakukan, dengan melihat standar-standar
ukuran yang dijadikan tolak ukur baik atau buruk, berhasil atau tidak berhasil.
Kedudukan Evaluasi dalam
Rencana Tata Ruang
Penyusunan
RTRW
Pengesahan
Rencana
Implementasi
Rencana
Pengesahan
Perbaikan
EVALUASI
Kegiatan Evaluasi
Rencana Tata Ruang
Tahap Persiapan
Tahap Pelaksanaan
Tahap Analisis
Tahap
Rekomendasi
Tahap
Persiapan
Pengumpulan data dasar berupa peta ataupun data numerik;
Penyiapan penggunaan lahan terakhir Kabupaten
Penyiapan peta-peta rencana Kabupaten
Mengumpulkan peta-peta kebutuhan analisis
Menyiapkan peta distribusi penduduk
Peta jaringan jalan
Peta batas administrasi desa dan kecamatan
Peta jaringan utilitas
Tahap
Pelaksanaan
Peta dan data yang
sudah didapat
Bahan bandingan
Penilaian terhadap
penyimpangan
Ditambah keterangan
penyebab
Tahap ANalisis
Penyimpangan setiap aspek dan selanjutnya
dijumlahkan nilai seluruh aspek yang
menyimpang untuk kemudian dihitung rataratanya.
Hasil rata-rata akan memberi makna
besarnya tingkat penyimpangan suatu
rencana dengan kondisi eksisting.
Nilai tersebut kemudian dibandingkan dengan
klasifikasi nilai untuk rekomendasi yang telah
ditetapkan, untuk mengetahui kebijaksanaan
apa yang harus diusulkan dari hasil evaluasi
ini.
Tahap Rekomendasi
Penyusunan rekomendasi akan sangat bergantung pada besaran
nilai dari hasil analisa.
Hasil evaluasi, pada dasarnya akan
merekomendasikan 3(tiga) kemungkinan, yaitu :
• RTRW Kabupaten tidak perlu perubahan, karena masih dianggap
valid untuk digunakan sebagai alat pengendalian pemanfaatan
ruang;
• RTRW Kabupaten perlu direvisi sebagian, karena beberapa
kawasan sudah mengalami perubahan fungsi;
• RTRW Kabupaten perlu direvisi total dalam arti RTRW yang baru
perlu disusun ulang, karena rencana yang telah ada tidak dapat
lagi digunakan sebagai pedoman pelaksanaan pembangunan,
khususnya dalam hal pengendalian pemanfaatan ruang kota.
BERFUNGSI SEBAGAI BAHAN EVALUASI RENCANA TATA RUANG
Penentuan variabel yang dapat memberikan indikasi atau mempengaruhi
pelaksanaan rencana tata ruang adalah kesesuaian wujud fisik yang
terbentuk saat ini (eksisting) dengan materi setiap hirarki rencana tata
ruang.
Penentuan
Variabel Ukur
Rincian variabel yang digunakan sebagai bahan evaluasi RTRW
Kabupaten adalah :
• Analisis kedudukan dalam sistem perwilayahan
• Analisis demografi
• Analisis sosial kemasyarakatan
• Analisis ekonomi
• Analisis fisik dan daya dukung lingkungan
• Analisis sarana dan prasarana
• Analisis struktur dan pola pemanfaatan ruang yang ada dan kecenderungan
perkembangannya
• Analisis potensi dan kondisi sumber daya alam, sumber daya buatan dan
sumber daya manusia
PENENTUAN KRITERIA DAN CARA PENILAIAN
EVALUASI KEBIJAKAN SPASIAL
Penentuan kriteria
dan tata cara
penilaian dalam
evaluasi kebijakan
spasial
Untuk menghasilkan
rumusan kebijakan
Beberapa kriteria dan cara penilaian evaluasi RTRW Kabupaten
yang dapat dilakukan antara lain:
Struktur Pemanfaatan Ruang
Stuktur Utama Tingkat Pelayanan
Sistem Utama Transportasi
Sistem Jaringan Utilitas
Struktur Pemanfaatan Ruang
Cara penilainnya adalah dengan menghitung persentase luas masing-masing jenis penyimpangan
terhadap kawasan yang direncanakan.
Keterangan:
�
�
%= %
A
= Hasil pengurangan luas kawasan pada RTRW
dengan luas eksisting
x
= Kawasan RTRW
Bila dalam RTRW terdapat 5 (lima) kawasan, maka nilai
penyimpangan seluruhnya adalah:
+
+ +
�
+
Stuktur Utama Tingkat Pelayanan
Cara penilaiannya adalah dengan membuat matriks jumlah fasilitas dan utilitas pada
kecamatan/kelurahan yang ditunjuk sebagai pusat pelayanan. Apabila ternyata kecamatan/kelurahan
yang ditunjuk tidak memenuhi kriteria, berarti telah terjadi penyimpangan.
Penyimpangan terjadi bila direncanakan ada 4 (empat)
pusat pelayanan dan yang sesuai hanya 3 (tiga) pusat
pelayanan, berarti 1 (satu) pusat pelayanan tidak
sesuai. Penyimpangan yang terjadi adalah:
1/4 x 100% = 25%
Sistem Utama Transportasi
Cara penilaiannya adalah berdasarkan program pembangunan
yang ada untuk jangka waktu sejak ditetapkan RTRW Kabupaten hingga
saat evaluasi dilaksanakan. Penyimpangan terjadi apabila:
Dalam rencana ada sistem utama transportasi, dalam program juga
ada, tetapi pelaksanaannya tidak melalui pusat-pusat yang telah
ditentukan, maka penyimpangannya dinilai sebesar 100%.
Dalam rencana tidak ada sistem utama transportasi tetapi dalam
program ada, maka penyimpangan dinilai sebesar 100%.
Dalam rencana ada sistem utama transportasi tetapi dalam program
tidak ada, maka penyimpangan dinilai sebesar 100%.
Sistem Jaringan Utilitas
Bila ada jaringan bukan pada kawasan yang perlu pelayanan, berarti terjadi penyimpangan
sebesar 100%.
Penyimpangan terjadi bila ada jaringan tepat pada kawasan yang perlu pelayanan,
dihitung luasan yang dilayani.
Keterangan:
�
�
%= %
B
dilayani
= Hasil pengurangan luas yang harus
dengan luas pelayanan saat
ini
x
= Luas kawasan
Penyimpangan-penyimpangan yang terjadi pada beberapa aspek
dikumulatifkan sehingga diperoleh hasil akhir penyimpangan. Dengan
kriteria yang telah ditetapkan, maka hasil akhir dari evaluasi RTRW ini akan
memberikan rekomendasi sebagai berikut:
Jika penyimpangan < 20%, maka revisi tidak perlu dilakukan
Jika penyimpangan antara 20 – 50%, maka perlu dilakukan revisi
sebagian
Jika penyimpangan > 50%, maka perlu dilakukan revisi total
Studi Kasus
RTRW KABUPATEN BLITAR TAHUN 2008-2028
searching...
Sinkronisasi Kebi jakan
Spasial
RTRW Kabupaten Blitar Tahun 2008 - 2028
ASPEK
RTRW PROVINSI JAWA
TIMUR 2012-2031
RTRW KABUPATEN BLITAR
2008-2028
Struktur Pusat
Perkotaan
Pemindahan pusat Ibu Kota
ke Perkotaan Kanigoro
Perkotaan Kanogoro sebagai
perkotaan utama
SINKRON
Permukiman
Pusat permukiman di Kota
Blitar
SSWP dengan pusat di Kota
Blitar berfungsi sebagai
permukiman dan pelayanan
umum
SINKRON
Transportasi
Pola Ruang
Pengembangan Bandar udara perintis
Pengembangan Terminal Wlingi sebagai terminal induk
dan transit
Potensi pengembangan
kawsan industri pupuk
Belum terdapat arahan
pengembangan kawasan
industri pupuk
KETERANGAN
SINKRON
KURANG SINKRON,
diperlukan penambahan
EVALUASI RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN BLITAR TAHUN 2008-2028
Berdasarkan Pedoman Kementrian Pekerjaan Umum
1
2
Evaluasi Data
Penentuan
Keperluan Evaluasi
3
4
Penentuan
Tipologi
Penanganan
Berdasarkan Tipologi
Tahap 1 : Evaluasi Data
Pemanfaatan
Ruang
Jaringan
Prasarana
Dasar
Fasilitas
Lingkungan
Kawasan lindung : tidak ada penyimpangan
Kawasan budidaya : tidak ada penyimpangan
Penggunaan lahan : terjadi penyimpangan dari segi luas pemanfaatan
lahan
Jaringan air bersih : terjadi penyimpangan sebesar 1,97%
Jaringan listrik : terjadi penyimpangan sebesar 42,86%
jaringan telepon : terjadi penyimpangan sebesar 18,74%
Persampahan : terjadi penyimpangan sebesar 1,71%
Saluran drainase dan air limbah : tidak ada penyimpangan.
Fasilitas
Fasilitas
Fasilitas
Fasilitas
Fasilitas
pendidikan : terjadi penyimpangan sebesar 63,74%
peribadatan : terjadi penyimpangan sebesar 59,02%
kesehatan : terjadi penyimpangan sebesar 60,50%
Pemerintahan : terjadi penyimpangan sebesar 39,95%
ruang terbuka dan rekreasi : tidak terjadi penyimpangan
Tahap 2:
Penentuan
Terjadi banyak penyimpangan
pada masing-masing aspek. Hasil
evaluasi menunjukkan
penyimpangan dalam
pembangunan RTRW Kabupaten
Blitar sehingga perlu dilakukan
evaluasi.
Keperluan
Evaluasi
Tahap 3 : Penentuan Tipologi
Sah
RTR
Terdapat Raperda Besar
tentang RTRW Kab.
Blitar
Simpangan
Faktor Eksternal
Berikut besar simpangan:
Berubah
Terjadinya
A. Pemanfaatan Ruang
perubahan
Pemantauan penggunaan lahan.
rencana tata
a. kawasan pertanian 41,16%,
ruang di atasnya
b. kawasan
permukiman
dengan
yaitu RTRW
penyimpangan sebesar 36,80%
Provinsi Jawa
c. Pertanian tanaman pangan sebesar 35,14%
Timur Tahun
2012-2031
B. Struktur Ruang
- Sistem Prasarana Dasar
a. Jaringan listrik sebesar 42,86 %
b. Jaringan telepon sebesar 18,74 %
- Sarana Fasilitas Lingkungan
a. Fasilitas Pendidikan sebesar 63,74%
b. Fasilitas Peribadatan sebesar 59,02%
c. Fasilitas Kesehatan sebesar 60,50%
d. Fasilitas Pemerintahan sebesar 39,95%
e. Fasilitas Perdagangan sebesar 37,65%
Jenis Tipologi:
Tipologi A
Tipologi B
Kondisi RTRW sah, terjadi simpangan kecil
dan tidak terjadi perubahan faktor
eksternal.
Kondisi RTRW sah, terjadi simpangan kecil,
namun terjadi perubahan signifikan pada
faktor-faktor eksternal berpengaruh
terhadap kinerja RTRW.
Tipologi C
Tipologi D
RTRW sah, terjadi simpangan besar dan
perubahan perubahan faktor eksternal
secara signifikan.
RTRW sah terjadi simpangan yang besar
namun tidak terjadi perubahan pada
faktor-faktor eksternal.
Tipologi E, F, G, H
Keempat tipologi ini pada dasarnya mempunyai kondisi
sama yaitu RTRW yang bersangkutan tidak sahih.
Sumber : Pedoman Peninjauan Kembali RTRW oleh PU
Tahap 4 : Peninjauan Kembali
1
Dalam melakukan kegiatan peninjauan RTRW Kabupaten Blitar Tahun 2008 – 2028, terdapat beberapa hal yang
perlu dilakukan antara lain:
Kajian/penilaian terhadap kelengkapan materi dan proses penyusunan
Evaluasi sebagai alat perencanaan, Penyesuaian materi Rencana Tata Ruang dalam mengakomodasi perubahan kebijakan,
tujuan, sasaran, strategi serta struktur dan pola pemanfaatan ruang
Evaluasi untuk mengakomodasi dinamika perkembangan pemanfaatan ruang serta sekaligus melakukan penyesuaian
rencana
Evaluasi kesesuaian antara perwujudan struktur dan pola pemanfaatan ruang
Penyesuaian Terhadap Faktor Eksternal RTRW Kab. Blitar Tahun 2008
-2028:
• Analisis hubungan faktor eksternal terhadap kebijakan
pembangunan daerah
• Analisis hubungan faktor eksternal terhadap rencana struktur dan
pola pemanfaatan ruang
• Apabila faktor eksternal tidak lagi sejalan dengan strategi
pengelolaan, rencana struktur dan pola pemanfaatan ruang,
dilanjutkan dengan:
Pemutakhiran tujuan dan sasaran pembangunan
daerah
Perumusan permasalahan pembangunan dan
pemanfaatan ruang
Perumusan kembali strategi pengembangan wilayah
2
RTRW Kabupaten Blitar Tahun 2008 - 2028
Pemantapan pemanfaatan dan pengendalian RTRW Kab.
Blitar Tahun 2008 - 2028 :
•
•
•
Penyempurnaan/peningkatan pemanfaatan RTRWK
sebagai acuan pembangunan
Peningkatan diseminasi RTRWK ke setiap sektor dan
menyepakati RTRWK sebagai acuan pembangunan
Peningkatan pemanfaatan RTRWK sebagai dokumen
acuan dalam forum Rapat Koordinasi Pembangunan
.
3
Tahap 5 : Pengesahan Dokumen Evaluasi
RTRW Kabupaten Blitar Tahun 2008 - 2028
SK Gubernur
Jawa Timur
Menteri
Dalam Negeri
Indonesia
Kesimpulan
Penataan ruang diselenggarakan atas asas keterpaduan sehingga
diperlukan adanya evaluasi terhadap rencana tata ruang.
Pelaksanaan evaluasi harus mengikuti prosedur yang sesuai dengan
pedoman yang ada.
Evaluasi bertujuan untuk menghindari penyimpangan dalam penataan
ruang.