Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas V SDN I Kombo Kecamatan Dampal Selatan Kabupaten Tolitoli | Nurbayah | Jurnal Kreatif Tadulako Online 4062 13020 1 PB

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X

Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas V SDN I Kombo
Kecamatan Dampal Selatan Kabupaten Tolitoli
Nurbayah, Mestawaty, AS.A, dan Ritman Ishak Paudi
Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako
ABSTRAK
Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana penggunaan metode
eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas V SDN 1
Kombo. Tujuannya untuk mengetahui sejauhmana penerapan metode eksperimen
dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA. Adapun subjek
penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Kombo berjumlah 22 siswa terdiri dari 7
siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Penelitian ini dilaksanakan 2 siklus setiap
siklus terdiri dari 4 tahap yaitu: 1) perencanaan, 2) pelaksanaan tindakan, 3)
observasi, dan 4) refleksi. Data yang diperoleh dalam penelitian ini meliputi hasil
belajar siswa yang diambil dari pemberian soal tes pada akhir siklus. Kemampuan
guru dalam pengelolaan pembelajaran yang diambil dari observasi kegiatan siswa.
Melalui prosedur diketahui bahwa pada siklus I ketuntasan belajar klasikal siswa

mencapai 59,9% dengan nilai rata-rata hasil belajar siswa 60,9. Dengan demikian
indikator kinerja yang ditetapkan belum tercapai sehingga perlu dilanjutkan siklus II,
dan pada kegiatan siklus II mengalami peningkatan keberhasilan dengan ketuntasan
belajar klasikal 90,9% dengan nilai rata-rata hasil belajar siswa 85,5. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode
eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas V SDN 1 Kombo
Kecamatan Dampal Selatan Kabupaten Tolitoli.
Kata Kunci: Hasil Belajar, Metode Eksperimen
I.

PENDAHULUAN
Agar pelaksanaan pembelajaran dapat terlaksana dengan baik, dalam upaya

pencapaian tujuan pendidikan di Sekolah Dasar (SD), maka guru dituntut untuk
menggunakan media pembelajaran, agar materi yang disampaikan atau disajikan
pada pembelajaran dapat diterima oleh peserta didik dengan baik.
Proses belajar mengajar siswa di kelas mempunyai tujuan yang bersifat
transaksional, artinya diketahui secara jelas dan operasional oleh guru dan siswa.
Tujuan tercapai jika siswa memperoleh hasil belajar seperti yang diharapkan di
dalam proses belajar mengajar tersebut. Oleh sebab itu, hasil belajar harus

dirumuskan dengan baik untuk dapat dievaluasi pada akhir pembelajaran. Belajar

159

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
adalah aktivitas mental yang langsung dalam interaksi anak dengan lingkungan yang
menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap dan
nilai. Jadi hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai siswa dalam
mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang
ditetapkan yang meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
Menurut Syah dalam Bundu (2007:15) bahwa hasil belajar siswa dapat dilihat
dari tiga aspek, yakni secara kuantitatif, institusional, dan kualitatif. Aspek
kuantitatif menekankan pada pengisian dan pengembangan kemampuan kognitif
dengan fakta-fakta yang berarti. Aspek institusional atau kelembagaan, menekankan
pada ukuran seberapa baik perolehan belajar siswa yang dinyatakan dalam angkaangka. Sedangkan, aspek kualitatif menekankan pada seberapa baik pemahaman dan
penafsiran siswa terhadap lingkungan di sekitarnya sehingga dapat memecahkan
masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran sains pada hakekatnya mencakup beberapa aspek antara lain: a)
Faktual, b) keseimbangan antara proses dan produk, c) aktif melakukan investigasi,

d) berpikir induktif dan deduktif, dan e) pengembangan sikap. Dimana hakekat sains
adalah sebagai produk dan proses, maka dalam pembelajarannya diharapkan tidak
hanya menyampaikan pengetahuan yang berupa fakta, konsep atau prinsip saja
melainkan proses bagaimana produk sains tersebut ditemukan. Oleh karena itu,
pemilihan materi dan pendekatan pembelajaran merupakan keberhasilan pencapaian
tujuan pembelajaran sains. Di samping itu, bila dilihat salah satu fungsi mata
pelajaran sains adalah mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan/
keterkaitan yang saling mempengaruhi antara sains, lingkungan, teknologi
masyarakat dalam pembelajarannya dibutuhkan wahana yang dapat memfasilitasi
tumbuhnya kesadaran tersebut.
Powler dalam Bundu (2006) mengatakan bahwa IPA merupakan ilmu yang
berhubungan dengan gejala-gejala alam yang sistematis yang tersusun teratur,
berlaku umum yang berupa kumpulan dari hasil observasi, sistematis (teratur) artinya
pengetahuan itu tersusun dalam suatu sistem, tidak terdiri sendiri, satu dengan yang
lainnya saling berkaitan, saling menjelaskan sehingga seluruhnya merupakan satu
kesatuan yang utuh, sedangkan berlaku umum artinya pengetahuan itu tidak hanya

160

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10

ISSN 2354-614X
berlaku atau oleh seorang atau beberapa orang dengan cara eksperimentasi yang
sama akan memperoleh hasil yang sama atau konsisten.
Pada proses pembelajaran IPA di SDN 1 Kombo masih terdapat kelemahankelemahan dan kekurangan, guru masih menerapkan metode pembelajaran yang
konvensional dimana proses tersebut guru yang bertindak aktif dan siswa hanya
terlihat duduk, mendengar dan mencatat materi yang diberikan guru. Pada proses
pembelajaran tersebut siswa terlihat pasif, selain itu guru hanya mengandalkan
materi pelajaran yang terdapat di dalam buku paket saja. Sehingga berpengaruh pada
hasil belajar siswa.
Tabel 1. Data Nilai Rata-Rata IPA Siswa Kelas V SDN 1 Kombo
Nilai Rata-Rata Kelas
Tahun Ajaran/Semester
Nilai Awal

Nilai Akhir

2011/2012 Genap/ganjil

55,33


55,55

2012/2013 Genap/ganjil

55,45

55,55

Berdasarkan hasil di atas, penulis berpendapat bahwa rendahnya nilai
perolehan siswa pada pembelajaran sains disebabkan oleh metode pembelajaran
konvensional yang masih diterapkan oleh guru.
Dari permasalahan di atas, penulis mencoba menerapkan pendekatan
eksperimen pada pembelajaran IPA. Dimana pengguna pendekatan eksperimen atau
percobaan diharapkan dapat memperbaiki/meningkatkan praktek pembelajaran di
kelas secara efektif dan efisien sehingga siswa tidak banyak diam dan pasif dalam
proses pembelajaran IPA.
Metode eksperimen sebagai cara belajar-mengajar yang melibatkan peserta didik
dengan mengalami, menguji, membuktikan sendiri proses dan hasil percobaan. Karena
itu untuk melakukan suatu eksperimen dalam pembuktian konsep-konsep pengetahuan
dapat diuji kebenarannya dalam setiap pembelajaran IPA, sehingga percobaan dapat

menghasilkan kepuasan yang ingin dicapai (Sumantri dan Permana, 1999).
Berdasarkan dasar-dasar pemikiran dan kenyataan di lapangan yang
dikemukakan di atas, peneliti terdorong untuk melakukan penelitian tindakan kelas
(PTK) yang berjudul “Penerapan Metode Eksperimen untuk Meningkatkan Hasil

161

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
Belajar IPA pada Siswa Kelas V SDN 1 Kombo”. Adapun permasalahan utama pada
penelitian ini adalah “Apakah hasil belajar siswa dapat ditingkatkan dengan
menggunakan metode eksperimen pada pembelajaran sifat cahaya di Kelas V SDN 1
Kombo”? tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar siswa pada sifat cahaya melalui metode eksperimen pada
siswa kelas V SDN 1 Kombo.
II.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan pada SDN 1 Kombo. Adapun subjek penelitian ini


adalah siswa kelas V yang jumlahnya 22 orang siswa, 7 siswa laki-laki dan 15 siswa
perempuan yang aktif dan terdaftar pada semester ganjil tahun ajaran 2014/2015.
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (action
research) yaitu rancangan penelitian berdaur ulang (siklus). Hal ini mengacu kepada
pendapat Mc. Taggart dalam Dahlia (2012) bahwa penelitian tindakan kelas
mengikuti proses siklus atau daur ulang mulai dari perencanaan tindakan, observasi/
pengamatan dan refleksi (perenungan, pemikiran dan evaluasi).
Jenis data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan
kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang diperoleh dari siswa berupa data dari
hasil lembar observasi guru dan siswa, sedangkan data kuantitatif yaitu data yang
diperoleh dari tes hasil belajar siswa. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan
setelah pengumpulan data. Adapun tahap-tahap kegiatan analisis data kualitatif
adalah mereduksi data, menyajikan data, penarikan kesimpulan, dan verifikasi.
Teknik analisis data yang digunakan dalam menganalisis data kuantitatif yang
diperoleh dari hasil tes belajar siswa dan menentukan persentase ketuntasan belajar
siswa dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
1.

Daya Serap Individu
Analisis data untuk mengetahui daya serap masing-masing siswa

digunakan rumus sebagai berikut:
DSI =

Dengan:

X
x
Y

X
Y

%

= Skor yang di peroleh siswa
= Skor maksimal soal
162

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X

DSI = Daya serap individu
Seorang siswa di katakan tuntas belajar secara individu jika persentase daya
serap individu sekurang-kurangnya 65 % (KKM SDN I Kombo).
2.

Ketuntasan Belajar Klasikal
Analisis data mengetahui ketuntasan belajar seluruh siswa yang menjadi
sampel dalam penelitian ini. Maka di gunakan rumus sebagai berikut:
KBK =

Dengan:

∑ N
x
∑ S

%

∑ N = Banyaknya siswa yang tuntas
∑ S = Banyaknya siswa seluruhnya

KBK = Ketuntasan Belajar Klasikal

Suatu kelas di katakan tuntas belajar klasikal jika rata-rata 80 % siswa telah
tuntas secara individu (SDN I KOMBO )
3.

Daya serap klasikal
Analisis data untuk mengetahui daya serap klasikal atau daya serap
seluruh sampel penelitian, maka di gunakan rumus sebagai berikut:
DSK =

Dengan:

∑P
x
∑I

%

∑ P = Skor total persentase

∑ I = Skor ideal seluruh siswa
DSK = Daya Serap Klasikal

Suatu kelas di katakan tuntas belajar jika persentase daya serap klasikal
sekurang-kurangnya 65% (SDN I Kombo).
Untuk memperoleh data hasil aktivitas siswa dan guru tersebut di
gunakan lembar observasi yang dianalisis dalam bentuk persentase yang
dihitung dengan menggunakan rumus:
Persentase nilai rata-rata (NR) =

Ju

Dengan kriteria tahap keberhasilan:
90% ≤ NR ≤ 100%
80% ≤ NR < 90%
70% ≤ NR < 80%
60% ≤ NR < 70%
0% ≤ NR < 60%

:
:
:
:
:

a S

S

Ma

Pe

e a

a

x

%

Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat kurang

163

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
Indikator yang menunjukkan keberhasilan pembelajaran yaitu jika daya
serap individu memperoleh nilai minimal 65% dan ketuntasan klasikal minimal
80% ketuntasan ini sesuai KKM yang diberlakukan di sekolah tersebut.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Peneliti mengadakan tes awal yang di ikuti oleh 22 orang siswa. Tes awal
menjadi bahan perbandingan adanya peningkatan hasil penelitian. Berdasarkan hasil
analisis tes awal tentang kemampuan akademik siswa pada pembelajaran IPA, di
peroleh siswa yang tuntas hanya 36%. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak
siswa yang belum menguasai konsep Ilmu Pengetahuan Alam yang diajarkan.
Tindakan siklus I dilaksanakan dengan dua kali pertemuan kegiatan belajar
mengajar yang ditutup dengan tes akhir. Pelaksanaan penelitian diamati oleh seorang
observer pada proses belajar mengajar diterapkan pembelajaran yang menggunakan
metode eksperimen. Pada pertemuan pertama siklus I, indikator pembelajaran
sebagai berikut: a) Menjelaskan materi ajar tentang sifat cahaya dapat merambat
lurus; dan b) Melakukan percobaan tentang sifat cahaya dapat merambat lurus.
Tabel 2. Hasil Evaluasi Siswa Siklus I
No

Aspek Perolehan

Hasil

1

Skor tinggi

80

2

Skor terendah

40

3

Banyak siswa yang tuntas

13

4

Persentase tuntas klasikal

59,9%

5

Persentase Daya Serap Klasikal

60,9%

6

Rata-Rata Nilai Perolehan
6
Berdasarkan data tabel di atas persentase daya serap (DSK) sebesar 60,9%

belum mencapai indikator yang di tetapkan SDN 1 Kombo yaitu 65% demikian juga
persentase ketuntasan belajar klasikal yang di peroleh sebesar 59,9% belum
mencapai prosentase ketuntasan belajar klasikal yang di tetapkan oleh sekolah yaitu
sebesar 75% sehingga hasil tersebut di atas mengharuskan peneliti tahap siklus II
untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa terhadap pembelajaran IPA.

164

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
Selama pelaksanaan tindakan, dilakukan observasi terhadap aktivitas siswa
dan guru. Observasi dilakukan oleh observer yang merupakan teman sejawat di
sekolah tersebut dengan cara mengamati kegiatan siswa dan guru. Hasil observasi
aktivitas siswa secara singkat dapat di lihat pada tabel 3.
Tabel 3. Observasi Aktivitas Guru Siklus I
Tahap

Indikator yang Diamati

Pertemuan
1
4

2
4

Persiapan a. Mengucapkan salam
pembelajaran b. Bersama-sama berdoa menurut agama dan
kepercayaan masing-masing
4
4
c. Mengecek kehadiran siswa
3
4
d. Menyiapkan bahan-bahan pembelajaran
3
3
Awal
a. Memberikan Apersepsi
2
3
b. Memperkenalkan tujuan pembelajaran
2
3
Inti
a. Menjelaskan materi pembelajaran yang akan
diajarkan
2
4
b. Membagi siswa ke dalam beberapa kelompok
3
4
c. Membagikan LKS kepada tiap-tiap kelompok
4
4
d. Membimbing siswa bereksperimen
3
3
e. Meminta siswa mempersentasekan hasil diskusi
kelompok
4
4
Akhir
a. Memberikan penghargaan kepada kelompok dengan
kinerja baik
4
4
b. Bersama siswa menyimpulkan materi dari hasil
eksperimen
2
4
c. Memberikan evaluasi
4
4
- Jumlah Skor Indikator
44
52
- Skor Maksimal
56
56
- Persentase Nilai Rata-rata Aktivitas Guru
78,5% 92,8%

165

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
Tabel 4. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I
Tahap

Indikator yang Diamati

Pertemuan
1
2
4
4

Persiapan a. Memberi salam
mengikuti b. Bersama-sama berdoa menurut agama dan keyakinan
pembelajaran
masing-masing
3
4
c. Duduk di kursi masing-masing dengan tenang sambil
mendengarkan guru mengabsen.
2
3
d. Menyiapkan buku pelajaran.
3
4
Awal
a. Mendengarkan informasi yang disampaikan guru.
2
3
b. Memperhatikan tujuan pembelajaran yang di
sampaikan oleh guru.
2
2
Inti
a. Memperhatikan penjelasan materi yang di sampaikan
guru.
1
2
b. Duduk berdasarkan pembagian kelompok.
4
4
c. Menerima LKS yang di bagikan oleh guru.
4
4
d. Melakukan kegiatan eksperimen.
2
2
e. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok.
3
3
Akhir
a. bersama guru membuat kesimpulan pembelajaran.
2
3
b. Mengikuti tes evaluasi
1
2
c. Menyetor hasil evaluasi
3
4
- Jumlah skor indikator
36
44
- Skor maksimal
56
56
- Persentase nilai rata-rata aktivitas siswa.
64,2% 78,6%
Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa dan guru siklus 1, hasil tes
tindakan siklus I selanjutnya dilakukan refleksi, dari hasil refleksi siklus I di peroleh
kesan bahwa pembelajaran IPA dengan menggunakan metode eksperimen belum
terlaksana dengan baik. Oleh karena itu peneliti melanjutkan penelitian pada siklus
berikutnya.
Adapun hasil refleksi siklus I dengan kekurangan yaitu: a) Pada awal
pembelajaran penyampaian guru dalam apersepsi masih kurang; b) Motivasi siswa
dalam pembelajaran masih kurang, sehingga proses pembelajaran masih di dominasi
oleh guru; c) Pada saat pelaksana eksperimen masih ada beberapa siswa yang tidak
aktif dalam kelompoknya; d) Dalam penyelesaian tugas, siswa cenderung bertanya
jawaban kepada temannya; dan e) Dari hasil analisis tes formatif di peroleh
persentase ketuntasan belajar klasikal sebesar 64%

166

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
Berdasarkan observasi selama proses pembelajaran, tidak berhasilnya proses
pembelajaran pada siklus I ini karena beberapa faktor yaitu: a) Pengelolaan kelas
yang kurang maksimal; b) Sebagian siswa masih segan bertanya; dan c) Sebagian
siswa masih ribut dan tidak mengikuti proses belajar dengan baik.
Tabel 5. Hasil Evaluasi Siswa Siklus II
No
1
2
3
4
5
6

Aspek Perolehan
Skor tertinggi
Skor terendah
Banyak siswa yang tuntas
Persentase tuntas klasikal
Persentase daya serap klasikal
Rata-rata nilai perolehan

Hasil
100
60
19
86,3%
84,5%
85

Tabel 6. Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II
Tahap

Indikator yang Diamati

Pertemuan
1
2
4
4

Persiapan a. Mengucapkan salam
pembelajaran b. Bersama-sama berdoa menurut agama dan keyakinan
masing-masing.
4
4
c. Mengecek kehadiran siswa
4
4
d. Menyiapkan bahan-bahan pembelajaran
4
4
Awal
a. Memberikan apersepsi
3
3
b. Memperkenalkan tujuan pembelajaran
3
4
Inti
a. Menjelaskan materi pembelajaran yang akan
3
4
diajarkan
b. Membagi siswa ke dalam beberapa kelompok
4
4
c. Membagikan LKS kepada tiap-tiap kelompok
4
4
d. Membimbing siswa melakukan suatu percobaan
4
4
e. Meminta siswa mempertasikan hasil diskusi kelompok
4
4
Akhir
a. Memberikan penghargaan kepada kelompok dengan
kinerja yang baik
4
4
b. Bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran
berdasarkan eksperimen yang di lakukan
4
4
c. Memberikan Evaluasi
4
4
- Jumlah Skor Indikator
53
52
- Skor Maksimal
56
56
- Persentase Nilai Rata-Rata Aktivitas Guru
85,7% 92,8%

167

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
Tabel 7. Hasil Observasi Siswa Siklus II
Tahap

Indikator yang Diamati

Pertemuan
1
2
4
4

Persiapan a. Memberi salam
mengikuti b. Bersama-sama berdoa menurut agama dan
pembelajaran
keyakinan masing-masing
4
4
c. Duduk di kursi masing-masing dengan tenang
sambil mendengarkan guru mengabsen.
4
4
d. Menyiapkan guru pembelajaran yang di sampaikan
oleh guru
4
4
Awal
a. Mendengarkan informasi yang di sampaikan oleh
guru.
3
3
b. Memperhatikan tujuan pembelajaran yang di
sampaikan oleh guru
3
4
Inti
a. Memperhatikan penjelasan materi
2
3
b. Duduk berdasarkan pembagian kelompok
4
4
c. Menerima LKS yang di bagikan oleh guru
4
4
d. Melakukan suatu percobaan
3
4
e. Mempresentasikan hasil pengamatan yang
didiskusikan dalam kelompok masing-masing
3
3
Akhir
a. Bersama guru membuat kesimpulan
3
3
b. Mengikuti tes evaluasi
4
4
c. Menyetor hasil evaluasi
4
4
- Jumlah Skor Indikator
48
52
- Skor Maksimal
56
56
- Persentase Nilai Rata-Rata Aktivitas Siswa
85,7% 92,8%
Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa dan guru siklus II, hasil tes
tindakan siklus II selanjutnya di lakukan refleksi, dari hasil refleksi siklus II di
peroleh bahwa pembelajaran IPA dengan menggunakan metode eksperimen sudah
terlaksana dengan baik. Adapun hasil refleksi siklus II sebagai berikut: 1) Guru telah
melaksanakan dengan baik mulai dari penyampaian tujuan pembelajaran,
membimbing dan menyarankan siswa bekerja secara individu maupun secara
kelompok; 2) Motivasi siswa dalam pembelajaran terlihat aktif dalam kerja
kelompok maupun kerja individu; 3) Pelaksanaan eksperimen sangat menyenangkan
siswa karena belajar sambil bermain dan memudahkan memahami konsep yang
dipelajarinya; 3) Dalam pelaksanaan penyelesaian tugas siswa sudah memiliki
keberanian mengemukakan pendapat sendiri; dan 4) Dari hasil analisis tes formatif

168

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
diperoleh persentase ketuntasan belajar klasikal sebesar 86%. Oleh karena itu peneliti
menghentikan penelitian pada siklus II ini.
Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah di lakukan, memberikan informasi
bahwa penerapan metode eksperimen merupakan alternatif untuk meningkatkan hasil
belajar siswa. Siswa merasa bahwa langkah-langkah yang dilakukan guru dalam
mengajar dapat memotivasi siswa untuk cepat mengerti dan memahami materi
pelajaran. selain itu, siswa juga merasa tidak terbebani dalam mempelajari materi,
karena kebebasan berfikirnya dihargai. Disamping itu, semua aktifitas yang
dilakukan siswa, hanya diarahkan dan diberi bimbingan seperlunya. Hal ini sesuai
dengan pendapat (Suparno, 2001:44) yang menyatakan bahwa pengetahuan yang
diperoleh siswa selama pembelajaran merupakan hasil bentukan siswa itu sendiri.
Pengetahuan siswa dibentuk berdasarkan interaksi dengan pengalamanpengalaman salah satunya adalah dengan melakukan eksperimen, kegiatan
eksperimen dilakukan dengan cara beberapa siswa dan siswa lain diminta untuk
memperhatikan dengan baik.
Dalam kegiatan pembelajaran, siswa bekerja dalam kelompok dengan
memanipulasi benda kongkrit yaitu lilin, karton, gunting, gelas bening/warna, cermin
dan pensil. Aktivitas yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok yaitu melakukan
percobaan untuk mengetahui sifat cahaya, kegiatan ini dapat menciptakan
pengalaman yang menyenangkan siswa dalam melakukan percobaan, juga dapat
melibatkan siswa secara fisik dan mental dalam belajar sehingga siswa dapat
membangun pengetahuannya. Pengalaman bersentuhan dengan objek belajarnya
menjadi sangat penting, aktivitas siswa menjadi syarat mutlak agar siswa mampu
mengumpulkan fakta, melainkan juga dapat menemukan sesuatu (pengetahuan) dan
mengalami perkembangan pemikiran (Suparno, 2001:44).
Pada hasil analisis tes evaluasi siklus I, diperoleh persentase ketuntasan
belajar klasikal sebesar 59,9% dengan 13 siswa yang tuntas dari 22 siswa. Persentase
daya serap klasikal ini sangat jauh dari indikator keberhasilan yaitu sebesar 70%.
Rendahnya persentase ketuntasan belajar klasikal pada siklus I ini disebabkan karena
pengelolaan kelas yang kurang maksimal, ini terlihat dari banyaknya siswa yang

169

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
ribut dalam kelas sehingga masih perlu dilakukan perbaikan pada siklus II, dengan
meningkatkan motivasi dan bimbingan pada siswa .perlakuan ini memberikan
dampak baik. Hasil belajar siswa pada siklus II meningkat dengan persentase
ketuntasan belajar klasikal (KBK) mencapai 86,3% dengan 19 siswa yang tuntas dari
22 siswa.
Persentase peningkatan hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II
memperoleh skor rata-rata siklus I sebesar 61 dan skor rata-rata siklus II sebesar 85.
Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa siklus I pertemuan 1 diperoleh persentase
nilai rata-rata 64,2% ini menunjukkan bahwa aktivitas siswa pada pertemuan 1
berada dalam kategori kurang. Hal ini disebabkan karena guru belum menguasai
kelas, sehingga suasana kelas ribut pada saat KBM berjalan. Siswa juga masih
terlihat pasif dan belum berani untuk mengemukakan pendapat maupun pertanyaan.
Pada pertemuan 2 diperoleh persentase nilai rata-rata aktivitas siswa sebesar 78,6%
ini menunjukkan aktivitas siswa berada pada kategori cukup

dan mengalami

peningkatan dari pertemuan sebelumnya. Peningkatan aktivitas siswa disebabkan
siswa sedikit lebih aktif dibanding pertemuan sebelumnya walaupun secara
keseluruhan proses pembelajaran masih didominasi oleh guru.
Pada siklus II pertemuan 1 diperoleh persentase nilai rata-rata sebesar 78,5%
dan pertemuan ke 2 dan pertemuan ke 3 diperoleh 92,8%.ini menunjukkan aktivitas
guru meningkat pada tiap pertemuan. Pada siklus II pertemuan 1 diperoleh
persentase nilai rata-rata aktivitas guru 94,6% dengan kategori sangat baik dan
pertemuan ke 2 diperoleh persentase nilai rata-rata aktivitas guru sebesar 98,2%
dengan kategori sangat baik.ini menunjukkan adanya peningkatan. Hal ini
membuktikan bahwa guru sudah memberikan yang terbaik untuk peserta didik dan
berusaha meningkatkan hasil belajar yang optimal dan meningkatkan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran IPA.
Penerapan metode eksperimen dalam pembelajaran IPA, siswa dilatih untuk
memahami materi, menyelesaikan soal dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa
juga dapat meningkatkan kompetensi guru, mengembangkan keterampilan dan
memberikan motivasi untuk menampilkan ide-ide baru dalam proses pembelajaran.

170

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
IV.

PENUTUP

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh hasil tindakan siklus I
menunjukkan ketuntasan belajar klasikal mencapai 59,9% dengan nilai rata-rata
perolehan siswa 60,9. Hasil tindakan siklus II menunjukkan bahwa ketuntasan
belajar klasikal mencapai 90,9% dan nilai rata-rata perolehan siswa 85,5.
Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa penerapan metode
eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas V SDN 1
Kombo.
Saran
Sesuai hasil yang di peroleh selama melaksanakan penelitian, maka peneliti
menyarankan sebagai berikut: Kepada pengajar khususnya Guru Sekolah Dasar
hendaknya

mempertimbangkan

pembelajaran

dengan

menerapkan

metode

eksperimen dijadikan alternatif untuk meningkatkan hasil belajar dan aktifitas belajar
serta kemampuan siswa menyelesaikan soal-soal IPA.

171

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
DAFTAR PUSTAKA
Bundu Patta. (2006). Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah. Jakarta:
Depatremen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi
Direktorat Ketenagaan.
Dirham. (2012). Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Sains dengan
Mengunakan Metode Eksperimen di Kelas IV SD Kecil Ampera Kecamatan
Parigi Tengah. Skripsi Sarjana pada FKIP Universitas Tadulako Palu: tidak
diterbitkan.
Lunetta, V. (1984). Science Teacher Diploma Programmer In Indonesia.
Mc. Taggart. (1992). Analisis Data Kualitatif. Terjemahan oleh Tjetjep Rohidu
Rihidi. Jakarta: UI Press.
Suparno. (2001). Meningkatkan Efektivitas Praktikum Sebagai Belajar Fisika.
Desember (hal 73-85).
Syah. (2007). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Sumantri, Permana. (1999). Peranan dan Tugas Eksperimen dalam Menunjang
Pendidikan Fisika. (Hal: 73-85)
Soedarsono. (1997). Metodologi Peniltian Tindakan Kelas. Jakarta:
Aksara.

PT Bumi

172

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45