T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: FaktorFaktor yang Mempengaruhi Anak Jalanan Mengkonsumsi Minuman Beralkohol T1 BAB IV

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.

Hasil Penelitian
A.1 Gambaran Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini dilaksanakan di Terminal Tingkir
Salatiga Jawa Tengah. Terminal Tingkir merupakan satusatunya terminal di kota Salatiga. Kebanyakan anak jalanan
menjadikan tempat ini untuk mencari uang dengan cara
mengamen. Salah satu hasil mengamen mereka untuk
membeli minuman beralkohol karena terminal satu-satunya
di Salatiga mereka juga menjadikan tempat berkumpul
minum minuman beralkohol.

Gambar 01. Gambar Peta Kota Salatiga
Sumber: www.wordpress.com
24

A.2 Proses Pelaksanaan
Dalam


proses

persiapan

penelitian

peneliti

mempersiapkan panduan wawancara dan handphone untuk
merekam hasil wawancara. Peneliti menemui beberapa
informan di warung kelontong yang tempatnya tidak jauh
dari Terminal Tingkir. Peneliti meminta persetujuan sebagai
informan penelitian supaya informan membantu dalam
penelitian tentang minuman keras beralkohol, penelitian ini
diawali dengan wawancara di Terminal Tingkir. Pelaksanaan
wawancara ini 5 orang yang berada dirumah dan 5 orang
yang di Terminal Tingkir. Dalam proses penelitian peneliti
mengalami kesulitan dalam mencari keberadaan informan
yang lain, sehingga peneliti mencari solusi dengan meminta

nomor handphone semua informan, dengan meminta nomor
handphone informan maka peneliti mudah untuk dihubungi
dan mengetahui dimana informan berada, sehingga peneliti
mudah untuk bertemu ketika ingin mengumpulkan data.
A.3 Gambaran Informan
Informan yang terlibat dalam penelitian ini adalah
remaja pria yang berada di Terminal Tingkir Salatiga.Jumlah
partisipan yang terlibat dalam penelitian ini adalah sepuluh
orang remaja pria. Dalam seminggu remaja ini minum
25

alkohol di hari yang tidak menentu, sebagian dari remaja
disana ada yang putus sekolah serta menjadi pengangguran
sehingga semakin lebih leluasa untuk minum minuman
beralkohol sebagai kegiatan mengisi waktu luang mereka.
Beberapa

kelompok

remaja


tersebut

yang

sering

mengkonsumsi alkohol berkisaran umur 12-18 tahun.
Mereka minum minuman yang beralkohol terhitung sudah
sejak 5 tahun yang lalu, karena banyaknya pengaruhpengaruh yang mempengaruhi mereka sehinggga ingin
mencoba untuk meminum alkohol.
Tabel 1 : Karakteristik Informan
Inisial

Kode

Umur

Pendidikan


Pekerjaan

Agama

Terakhir

Jenis
kelamin

Sdr.ST

I1

17 tahun

SMP

Buruh

Islam


Laki-laki

Sdr.SR

I2

18 tahun

SMP

Serabutan

Islam

Laki-laki

Sdr.BA

I3


17 tahun

SMP

Bangunan

Islam

Laki-laki

Sdr.Y

I4

18 tahun

SMA

Pengangguran


Islam

Laki-laki

Sdr.D

I5

17 tahun

SMP

Pengamen

Islam

Laki-laki

Sdr.B


I6

18 tahun

SMA

Pengamen

Islam

Laki-laki

Sdr.M

I7

18 tahun

SMP


Pengangguran

Islam

Laki-laki

Sdr.BJ

I8

18 tahun

SMP

Pengamen

Islam

Laki-laki


Sdr.KC

I9

17 tahun

SMP

Pengamen

Islam

Laki-laki

26

Sdr.SL

I10


18 tahun

SMP

Pengamen

Islam

Laki-laki

Sumber : Data Pribadi, 2016

Gambaran informan :
Informan pertama Sdr.ST berumur 17 tahun, kesibukan
sehari-harinya yaitu buruh.Sdr.ST anak nomer tiga dari tiga
bersaudara.Sdr.ST sudah minum minuman beralkohol sejak lulus
SD sekitar dua 2 tahun.
Informan kedua Sdr.SR berumur 18 tahun, kesibukan sehariharinya

yaitu

serabutan.Sdr.SR

anak

pertama

dari

dua

bersaudara.Sdr.SR sudah minum minuman keras sejak SMP.
Informan ketiga Sdr.BA berumur 17 tahun, kesibukan sehariharinya yaitu kerja bangunan.Sdr.BA anak terakhir dari tiga
bersaudara.Sdr.BA minum minuman beralkohol sudah 5 tahun ini.
Informan keempat Sdr.Y berumur 18 tahun, kesibukan sehariharinya yaitu pengangguran.Sdr.Y anak pertama dari empat
bersaudara.Sdr.Y minum minuman beralkohol sejak 3 tahun yang
lalu.
Informan kelima Sdr.D berumur 17 tahun, kesibukan sehariharinya yaitu menjadi pengamen.Sdr.D anak pertama dari dua

27

bersaudara.Sdr.D minum minuman beralkohol sejak SMP sekitar 5
tahunan yang lalu.
Informan keenam Sdr.B berumur 18 tahun, kesibukan sehariharinya yaitu menjadi pengamen. Sdr.B anak kedua dari lima
bersaudara. Sdr.B minum minuman beralkohol sejak SMP kelas 2.
Informan ketujuh Sdr.M berumur 18 tahun, kesibukan sehariharinya

yaitu

pengangguran.Sdr.M

anak

pertama

dari

dua

bersaudara.Sdr.M minum minuman beralkohol sejak 5 tahun yang
lalu.
Informan kedelapan Sdr.BJ berumur 18 tahun, kesibukan
sehari-harinya yaitu pengamen.Sdr.BJ anak kedua dari tiga
bersaudara.Sdr.BJ minum minuman beralkohol sejak 5 tahun yang
lalu.
Informan kesembilan Sdr.KC berumur 17 tahun, kesibukan
sehari-harinya yaitu pengamen.Sdr.KC anak ketiga dari tiga
bersaudara.Sdr.KC minum minuman beralkohol sejak SMP.
Informan kesepuluh Sdr.SL berumur 18 tahun, kesibukan
sehari-harinya yaitu pengamen.Sdr.SL anak pertama dari dua
bersaudara.Sdr.SL minum minuman beralkohol sejak SMP 5 tahun
yang lalu.

28

4. 1 Hasil Penelitian
Dari hasil analisi tema dapat terlihat 5 tema yang
menjadi faktor yang mempengaruhi remaja pria minum
minuman beralkohol, yaitu: (1) Coba-coba, (2) Minuman keras
karena pergaulan dengan teman sebaya, (3) Lingkungan
keluarga, (4) Tidak adanya dukungan dari masyarakat.
Masing-masing tema tersebut dijelaskan secara detail
sebagai berikut:
Tema 1: Coba-coba
Dari wawancara yang dilakukan 10 informan, diketahui
bahwa dari 4 informan menjawab jika mereka mengkonsumsi
alkohol disebabkan oleh rasa keingintahuan mereka sendiri.
Tiga

informan

tersebut

menjawab

mereka

ingin

mengkonsumsi alkohol atas dasar coba-coba dan rasa ingin
tahu yang besar karena teman-teman mereka sudah banyak
yang merasakan dan mencobanya. Pernyataan ini dapat
didukung dengan kutipan wawancara berikut ini:
(I3): “ pertamanya aku itu cuma pengen coba-coba aja
gitu lho mbak, tapi kok akhire malah terjerumus, kok enak
ternyata yaudah akhire malah jadi terbiasaan.”

29

(I4): “ya awalnya sih coba-coba gitu mbak, lha kok
ketagihan ya biasa kan temenku ngajak maen akhirnya
mabuk-mabuk gitu mbak, jadi ya ketagihan.”
(I6): “itu kan biasa temen-temen ngajakin maen gitu
lombak, ya aku pertamanya nggak tau kalo disuruh minum,
minum apa?, yaudah ini lo enak, jadi atas dasar nyoba mbak.”
Sebagaimana yang telah diungkapkan informan tersebut,
dapat disimpulkan bahwa mereka awalnya coba-coba dan
akhirnya mereka menjadi ketagihan.

Tema 2: Minuman Keras Karena Pergaulan DenganTeman
Sebaya
Dari hasil wawancara dengan 10 informan, beberapa dari
seperti informan 1, 2, 5, 7, 8, 9 mengatakan pengaruh yang
besar didapatkan dari teman-teman mereka sendiri yang
sering mengajak mereka minum bersama, ini menjadi alasan
sehingga mereka tidak bisa lepas dari keinginan minum dan
rasa solidaritas dari pertemanan mereka sehingga para
informan tidak bisa menolak. Pernyataan ini dapat didukung
dengan kutipan wawancara berikut ini:
(I1): “Ya sebenarnya itu ya tidak kepengen mbak, dulu ya
gara-gara pergaulan juga mbak aku diajakin temenku pas
lagi haus-hausnya diambilin minum sama temenku mbak, tak
30

kirain itu air putih mbak ternyata itu ciu (alcohol) saya tidak
tahu, aku dibohongi mbak, tapi tak cicipin ternyata ya rasanya
enak mbak. Kalo mau berhenti ya rasanya tidak enak ek
mbak.”
(I2): “Yo pertama itu dulu dikasih temen-temen mbak,
sebenernya aku juga nggak mau, eh habis ngerasain kok yo
pertamane rasane aneh gitu, habis itu aku dikasih lagi rasane
kok makin enak yo? mungkin gara-gara itu kali yo, habis
dikasih sekarang sama dulu itu rasanya beda mungkin ya
terus mikirnya kok enakmen, malah sekarang keterusan
sampai sekarang. Wahh..kan payah kalo gitu mbak.”
(I5): “yakan dulu pernah minum bareng-bareng, terus
pas diajak minum bareng lagi masak nggak mau, yakan nggak
enak sama temenku mbak.”
(I7): “sebenarnya sih saya nggak suka yang namanya
alkohol dll, karena teman-teman saya SMP sudah banyak
yang minum ya awalnya sih coba-coba aja, nah dari situ saya
jadi suka minum alkohol.”
(I8): “dilingkungan sekolah mbak, ya pas awal-awal
masuk SMP dulu saya diajakin temen-temen saya. Ya kan
tau sendiri mbak pergaulan SMP itu kayak gimana.”
(I9): “ya kapannya lupa aku, sudah lama kayak’e ya
sekitar jaman aku SMP. Itu gara-garane aku dibujuk-bujuk’i

31

temenku buat minum, pertamane aku penasaran, tak coba
dikit-dikit kok rasanya enak juga. Terus dulu meh tiap hari aku
diajak temenku minum, ya aku ngikut aja.”
Berdasarkan

pernyataan

informan

tersebut

dapat

dinyatakan bahwa mereka gara-gara pergaulan disuruh
teman-temannya untuk mencicipi minuman beralkohol dan
mengakibatkan ketagihan.

Tema 3: Lingkungan Keluarga
Dari hasil wawancara dengan 10 informan, informan 1
mengatakan bahwa merasa kalo orangtuanya sudah jarang
memperhatikannya dan bosan melihat suasana rumah yang
tidak nyaman karena orangtuanya yang selalu bertengkar,
sedangkan informan 2 dan 5 mengatakan jika orangtuanya
menganggap hal seperti minum alkohol sudah biasa, hal ini
bisa dikatakan alkohol tidak asing lagi. Pernyataan ini dapat
didukung dengan kutipan wawancara berikut ini:
(I1): “ya takut mbak, tapi mau gimana lagi, orangtuaku aja
sudah kayak nggak mau ngurusin aku mbak, sebenernya
aku dirumah udah nggak betah mbak gara-garanya ngliat
mereka berantem terus mbak.”
(I2): “yo dielengke mbak, tapi nek wis kadung wong
ndablek yo angel mbak, meh piye meneh.”. (ya diingatkan
32

mbak, tapi kalo sudah terlanjur orang ngeyel ya susah mbak,
mau gimana lagi)
(I5): ”ya gapapa,bapak diem aja kalo aku minum mbak
udah biasa kan sama temen-temenku juga banyak.”
Keluarga bisa menjadi lingkungan yang sangat penting
dan cepat dalam mempengaruhi perilaku dari anggota
keluarga, dalam hal mempengaruhi perkembangan psikologis
serta tingkah laku dari masing-masing anggota keluarga.
Informan 1, 2, 3, 5 mengatakan bahwa sebagian dari anggota
keluarganya juga ikut mengkonsumsi alkohol. Pernyataan ini
dapat didukung dengan kutipan wawancara berikut ini:
(I1): ”Ada mbak, ya kayak saudaraku mbak sering
minum-minum juga.”
(I2): “Nek seko keluargaku dewe ki yo ra eneng mbak.
Tapi nek om’ku kae yowis podo wae edan’e, tapi sak
ndelalahe aku ngasi seprene yo ra tau barengan mbek dek’ne,
yo rikuh to mbak.”. (kalo dari keluargaku sendiri ya tidak ada
mbak. Tapi kalo om’ku itu ya sama saja gilanya, tapi semenjak
aku sampai sekarang ya tidak pernah bareng sama dia)
(I3): “Yo enek mbak, mas-masku kabeh do ngombenan,
aku nek ngombe yo kadang mbek mas-masku og mbak, yo
sak keluarga yo meh do ngombe”. (ya ada mbak, mas-masku

33

semua juga peminum, aku kalo minum kadang juga sama
mas-masku kok mbak, ya satu keluarga sudah pernah
minum).
(I5): “Dari keluargaku ada, bapakku dulu ya suka minum,
terus mbakyuku dulu cerita ya suka minum kabeh og mbak
kecuali yo ibukku.”
Berdasarkan ungkapan informan diatas bahwa orang
tuanya sering berkelahi dan orangtua membiarkan anaknya
minum minuman beralkohol, ada juga yang saudaranya juga
ikut-ikutan mengkonsumsi alkohol, hal ini dapat disimpulkan
bahwa informan termasuk dalam tema lingkungan keluarga.

Tema 4 :Tidak Adanya Dukungan Dari Masyarakat
Informan 4 dan 8 mengatakan bahwa lingkungan juga
seolah-olah cenderung diam saja tanpa ada protes jika ada
yang minum minuman alkohol disekitar kampung. Pernyataan
ini dapat didukung dengan kutipan wawancara berikut ini:
(I3): “Yo biasanya aku kayak ditempat basecamp gitu
mbak, kayak rumahe temenku, ditempat-tempat sepilah
pokoknya yang nggak menggangu orang lain”

34

(I4): “Sudah pernah mbak kalo itu, tapi gimana ya tementemenku, maksudnya gimana ya mbak ya, maksudku dari
lingkungannya sendiri udah dididik kayak gitu mbak, tapi
kalo niat berhenti itu ada mbak, ya mbak ada.”
(I7): “Ya mungkin ada 1-2 orang ya, mungkin ngiranya
saya itu anak nakal karena saya suka minum, padahal kalo
saya minum itu nggak pernah buat keonaran mbak, kalo
kita minum itu cuma di basecamp aja.”
(I8): “Nggak ada mbak, ya sekarang kan ibaratnya kan
kebanyakan sudah banyak yang pada sama-sama tau kan
mbak, sama-sama sering minum jadi kan bisa saling
pengertian mbak.”
Dalam

ungkapan

diatas

dapat

disimpulkan

bahwa

informan mengatakan jika dilingkungannya sudah dididik
seperti itu, terkadang mereka juga minum minuman beralkohol
di basecamp. Ungkapan tersebut termasuk dalam tema tidak
adanya dukungan dari masyarakat.
4. 2 Pembahasan Hasil Penelitian
Dalam pembahasan, peneliti akan menginterpretasikan
tema yang sudah didapatkan dari penelitian yang berfokus
padafaktor-faktor

yang

memengaruhi

mengonsumsi minuman beralkohol.
35

anak

jalanan

4.2.1 Coba-coba
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketidaktahuan
para informan mengenai alkohol mampu membuat mereka
tertarik serta mempunyai niat untuk mencoba. Penelitian ini
juga

didukung

pengetahuan

oleh

Anderson

remaja

(2007)

tentang

kurangnya

dampak,

resiko

mengkonsumsi minuman keras dan kurangnya pendidikan
tentang minuman keras akhirnya remaja ingin coba-coba
tentang minuman keras.
Hasil penelitian ini berbeda dengan pendapat Teguh
dalam Pribadi

(2008),

yang

mengemukakan bahwa

biasanya seseorang terjerumus dalam
minuman

keras

karena

menunjukan keberanian
melepaskan

diri

dari

ingin

penyalahgunaan

membuktikan

atau

kepada orang lain, untuk
kesepian

dan

memperoleh

pengalaman emosional, mencari dan menemukan arti
dalam hidup, menghilangkan rasa gelisah dan frustasi
dalam

menjalani

hidup,

mengikuti

kemauan teman-

teman dalam menjalin solidaritas, dan mengkonsumsi
minuman keras karena didorong oleh rasa ingin tahu.

36

4.2.2 Minuman Keras Karena Pergaulan Dengan Teman
Sebaya
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh
yang

besar

datang

dari

teman-teman

yang

sering

berkumpul dengan mereka dan sering mengajak mereka
minum

bersama,

yang

mampu

membuat

remaja

terjerumus dalam masalah minuman keras. Hal ini
didukung oleh Lukito (2009) yang menyebutkan beberapa
remaja terjerumus dalam masalah minuman keras karena
dipengaruhi lingkungan pergaulan, antara lain sebagai
berikut: remaja yang selalu minum minuman keras selalu
mempunyai “kelompok pemakai”.
Awalnya
keluarga

remaja

atau

hanya

teman-teman

mencoba-coba
ada

juga

karena
yang

menggunakannya, namun ada yang kemudian menjadi
kebiasaan. Pada remaja yang “kecewa” dengan kondisi
diri dan keluarganya sering menjadi lebih suka untuk
mengorbankan apa saja hubungan baik dengan temanteman sebayanya. Adanya “ajakan” atau “tawaran” dari
teman serta banyaknya film dan sarana hiburan yang
memberikan contoh “model” pergaulan modern” biasanya
mendorong

remaja minum minuman keras

berkelompok. Apabila remaja telah menjadi

37

secara
terbiasa

minum

minuman

keras

dan

karena

mudah

mendapatkannya, maka remaja akan memakainya sendiri
sehingga

tanpa

disadari

lama-kelamaan

ketagihan.

Penggunaan minuman keras di kalangan remaja umumnya
karena minuman keras tersebut menjanjikan sesuatu yang
menjadi rasa kenikmatan, kenyamanan, kesenangan dan
ketenangan.
4.2.3 Lingkungan Keluarga
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sikap dari
orangtua yang memang sengaja membiarkan anak-anak
remaja mereka mengkonsumsi alkohol tersebut sudah
dianggap menjadi hal yang biasa, bahkan beberapa
remaja

juga

ada

yang

mengalami

konflik

didalam

keluarganya yang dapat menyebabkan memburuknya
jalinan komunikasi antar anggota keluarga, sehingga
beberapa remaja berisiko melakukan hal-hal yang negatif
dan memilih jalan untuk melampiaskan emosinya tersebut
dengan mengkonsumsi alkohol. Hal ini telah sejalan
dengan pernyataan Sarwono (2001) yang mengatakan
semakin buruk tingkat komunikasi antara remaja dengan
orangtuanya,

semakin

besar

kemungkinan

remaja

melakukan perilaku berisiko. Kurang dekatnya hubungan
antara remaja dengan orangtuanya, menyebabkan remaja
38

lebih dekat dengan teman sebayanya. Remaja yang
memiliki

hubungan

yang

baik

dengan

orangtuanya

cenderung dapat menghindarkan diri dari pengaruh negatif
teman sebayanya, dibandingkan dengan remaja yang
kurang baik hubungan dengan orangtuanya (Yusuf, 2009).
Perkembangan remaja akhir sudah mulaimampu
mengendalikan emosi. Remaja yang berkembang di
lingkungan

yang

kurang

kondusif,

kematangan

emosionalnya terhambat. Sehingga sering mengalami
akibat negatif berupa
melawan,

tingkah laku

keras kepala,

berkelahi,

misalnya
suka

agresif:

menggangu

dan lain-lainnya, lari dari kenyataan (regresif) suka
melamun, pendiam, senang menyendiri,

mengkonsumsi

obat penenang, minuman keras, atau obat terlarang
(Hariyanto, 2011).
Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Yunisyah (2008), lingkungan keluarga yang baik tidak
juga akan menghasilkan anak yang baik karena sering
orang

tua

memberikan

perhatian

berlebihan,

akan

membuat anak menjadi manja dan dengan kemanjaan
dari orang tua akan

membuat anak menjadi nakal

karena anak tersebut akan berpikir bahwa orang tua akan
selalu mendukung apa yang dilakukan mereka. Hal lain

39

juga yang bisa menyebabkan pergaulan yang salah
pada

remaja

ialah banyak

sekali

orang

tua

yang

membatasi pergaulan anaknya karena kurangnya rasa
percaya orang tua terhadap anaknya dalam hal memilih
teman sepergaulan dan takut bila anaknya terjerumus
dalam pergaulan bebas, terutama saat usia anak itu
menginjak

masa-masa

remaja.

Namun,

pembatasan

pergaulan itu hendaknya dilakukan dengan melihat serta
mempelajari pergaulan yang dilakukan anak terlebih
dahulu. Jangan sampai dalam melakukan
pergaulan

akan mengakibatkan

hal

pembatasan

buruk

terhadap

perkembangan anak, misalnya kurang pergaulan. Jika
pembatasan pergaulan ini memang perlu dilakukan, maka
tetaplah memberi keadilan kepada sang anak dengan
memperbolehkan bergaulan dan mengenal lingkungan
yang ada di sekitarnya.
Informan 1 dan 2 mengatakan dari anggota keluarga
kandungnya
mengkonsumsi
mereka

sendiri

sebenarnya

alkohol

terdapat

yang

tetapi
ikut

dari

tidak

ada

yang

saudara-saudara

mengkonsumsi

alkohol.

Sedangkan informan 3 dan 5 dari anggota keluarga
kandungnya sendiri ada yang ikut mengkonsumsi alkohol,
seperti kakak dan ayah dari informan. Remaja bisa

40

mengenal alkohol mungkin dikarenakan faktor kurangnya
perhatian orang tua, kurangnya rasa kasih sayang dari
keluarga. Seharusnya dari lingkup keluarga sendiri lebih
bisa komunikatif kepada sesama anggota keluarga yang
lain dan memberikan contoh yang positif terutama kepada
anak-anaknya, serta bisa lebih memberikan perhatian dan
kasih sayang lebih kepada anak-anaknya, karena lingkup
keluarga adalah lingkup yang akan paling sering ditemui
oleh remaja dibanding oleh teman-teman maupun orang
lain disekitarnya.
4.2.4 Tidak Adanya Dukungan Dari Masyarakat
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa informan 4
dan 8 yang sudah biasa mabuk-mabukkan disekitar
wilayah

perkampungan.

Orang

dewasa

ataupun

masyarakat diperkampungan seperti diam saja tanpa
bertindak ataupun mengingatkan para remaja yang sedang
mabuk-mabukan, serta masyarakat seolah-olah cenderung
diam saja tanpa ada protes jika ada yang minum minuman
alkohol disekitar kampung. Hal ini sedikit berbeda dengan
penjelasan Zakiyah Derajat (1983), apabila golongan tua
atau dewasa dalam masyarakat mempunyai satu pendirian
yang tetap yaitu anak-anak harus tunduk dan patuh pada
peraturan-peraturan,

terhadap

41

kebiasaan

yang

turun

temurun

tanpa

pertanyaan,

boleh

maka

mengajukan

anak-anak

akan

bantahan
merasa

dan

bahwa

orangtua dan orang dewasa tidak memahami dan tidak
menghargai

mereka.

Akibatnya

mereka

akan

mempertahankan diri terhadap perlakuan masyarakat yang
kurang menyenangkan, bahkan mereka akan selalu
berusaha menyelidiki kesalahan orangtua dan orang
dewasa sebagai alasan terhadap perlakuan mereka. Akan
hilanglah penghargaan mereka kepada orangtua dan
orang dewasa bukan karena kedurhakaan atau keburukan
mereka, akan tetapi sebagai akibat kurang mempunyai
kemampuan mereka menerima dan memahami tindakan
orangtua yang menunjukkan kurang pengertian dan
penghargaan kepadanya atau timbullah yang dinamakan
kenakalan anak-anak remaja.
4.3

Keterbatasan Penelitian
Dari awal penulisan skripsi berupa proposal skripsi sampai
pada penelitian, ada beberapa keterbatasan peneliti.
1. Tidak melakukan tes laborat untuk mendukung data
primer.
2. Peneliti tidak bisa memantau informan selama 24 jam
sehingga peneliti tidak dapat mengobserfasi informan
sepanjang hari.

42

Dokumen yang terkait

ANALISIS DANA PIHAK KETIGA PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE TRIWULAN I 2002 – TRIWULAN IV 2007

40 502 17

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Hubungan Antara Kompetensi Pendidik Dengan Kecerdasan Jamak Anak Usia Dini di PAUD As Shobier Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember

4 116 4

Integrated Food Therapy Minuman Fungsional Nutrafosin Pada Penyandang Diabetes Mellitus (Dm) Tipe 2 Dan Dislipidemia

5 149 3

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan manajemen mutu terpadu pada Galih Bakery,Ciledug,Tangerang,Banten

6 163 90

Efek ekstrak biji jintan hitam (nigella sativa) terhadap jumlah spermatozoa mencit yang diinduksi gentamisin

2 59 75

Peranan United Nation Children's Fund (UNICEF) Dalam Penanganan Pekerja Seks Komersial Anak Di India

5 83 96

Pengaruh Rasio Kecukupan Modal dan Dana Pihak Ketiga Terhadap Penyaluran Kredit (Studi Kasus pada BUSN Non Devisa Konvensional yang Terdaftar di OJK 2011-2014)

9 104 46