T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pelaksanaan Strategi Pemasaran pada Diva Snack T1 BAB IV

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1.

Hasil Penelitian

4.1.1. Gambaran Umum Diva Snack
Banyubiru merupakan salah satu Kecamatan yang masuk didalam
wilayah Kabupaten Semarang. Secara geografis daerah Banyubiru terbentang
pegunungan yang berada di Selatan, dan danau Rawa Pening yang berada di
timur laut. Terdapat dua jalur utama untuk menuju Banyubiru yakni melalui
Ambarawa menuju kearah Magelang dan melalui Salatiga. Banyubiru masih
banyak terdapat lahan kebun milik warga dan juga persawahan, yang menjadi
salah satu sumber mata pencaharian penduduk setempat. Selain itu juga
berprofesi sebagai nelayan di danau rawa pening.
Diva Snack merupakan salah satu industri rumah tangga yang berlokasi
di Banyubiru. Diva Snack didirikan pada tahun 2009 oleh Bapak Taat beserta
istri. Pada awalnya usaha ini tidak fokus dalam pembuatan dan penjualan
snack, melainkan hanya sebuah warung yang menjual berbagai keperluan


sehari-hari. Snack pada saat itu hanya merupakan usaha sampingan saja karena
keterbatasan sumber daya manusia dan modalnya. Lambat laun snack yang
merupakan usaha sampingan justru banyak peminat. Banyak pesanan yang
mulai berdatangan. Melihat banyaknya pesanan, warung yang sedianya
sebagai usaha utama kemudian ditutup dan digantikan dengan snack. Pada
awal mulai fokus akansnack, pemilik baru memiliki dua produk, yakni keripik

gembus dan keripik tempe. Kondisi tersebut berlangsung hingga tahun 2010.
Mulai tahun 2011, pemilik mencoba untuk menambah jenis produknya. Kini,
Diva Snack memiliki lima jenis produk yakni, keripik gembus, tempe, pisang,
bayam, dan talas.
Gambar 4.1. Proses Produksi di Diva Snack

4.1.2. Strategi produk dalam meningkatkan omset penjualan
Produk merupakan perwujudan dari kebutuhan dan keinginan
konsumen yang direalisasi dan diciptakan oleh perusahaan. Produk sendiri ada
dua macam yakni barang dan jasa. Diva Snack merupakan salah satu pelaku
usaha yang memproduksi barang khususnya untuk konsumsi manusia yakni
sncak. Diva Snack sampai saat ini memiliki lima jenis produk.


Tabel 4.1. Daftar Produk Diva Snack
PRODUK
KERIPIK GEMBUS
KERIPIK TEMPE
KERIPIK TALAS
KERIPIK BAYAM
KERIPIK PISANG
Sumber ; Diva Snack
Produksi dari berbagai produk Diva Snack dilakukan menurut jumlah
pesanan dari pelanggan saja. Konsumen harus memesan dahulu produk yang
diinginkan. Dalam jangka waktu satu hingga tiga hari konsumen baru bisa
mendapatkan produk pesanannya tersebut. Adanya proses pemesanan produk
dahulu ditambah hingga baru mendapatkan produk yang dipesan adalah bagian
dari strategi yang dilakukan oleh Diva Snack. Diva Snack ingin membangun
pandangan konsumen bahwa barang yang dijual selalu baru. Hal tersebut juga
berkaitan dengan tidak dipakainya bahan pengawet kimia yang digunakan
pada setiap produknya. Oleh karena itu, dengan tidak adanya bahan pengawet,

maka daya tahan produk tidak terlalu lama, berkisar satu hingga tiga bulan,
bergantung dengan cara penyimpanannya.

Bahan baku yang dipilih Diva Snack selalu baru. Artinya bahwa bahan
baku yang dibeli hanya digunakan cukup untuk produksi hari itu saja yang
mana proses tersebut mulai dilakukan pada pukul 06.00 – 16.00 WIB dan
dilakukan oleh tiga orang, dua orang yakni pegawai, dan satu orang lagi
merupakan istri dari pemilik yang turut membantu. Jika hasil produksi masih
kurang dari yang seharusnya dipesan konsumen, maka keesokan harinya
pemilik akan membeli bahan baku kembali untuk memenuhi pesanan
pelanggan. Oleh karena hal tersebut, terdapat jangka waktu untuk konsumen
mendapatkan barang yang dipesannya, bergantung dengan banyak dan pilihan
produknya.
Diva Snack hingga saat ini belum mencantumkan merek untuk setiap
produknya. Produk hanya dikemas dalam kantong plastik sesuai dengan
pesanan para konsumen, dari yang berukuran seperempat hingga lima
kilogram. Konsumen yang ingin menjual kembali produk dari Diva Snack
bisa menggunakan merek mereka sendiri tanpa ada kompensasi apapun.
4.1.3. Strategi harga dalam meningkatkan omset penjualan
Harga merupakan satu-satunya bagian dari bauran pemasaran yang
menghasilkan uang. Penetapan harga untuk setiap produk tentu sangat
berpengaruh terhadap respon konsumen. Oleh sebab itu penetapan harga harus


dilakukan dengan penuh pertimbangan, baik pertimbangan dari internal
maupun ekternal perusahaan.
Diva Snack mematok harga untuk setiap produknya cukup bersaing
dengan para kompetitor. Berikut daftar produk dan harga Diva Snack.
Tabel 4.2. Daftar Produk dan Harga Diva Snack Tahun 2016
PRODUK

HARGA/KILOGRAM

KERIPIK GEMBUS

Rp 29.000

KERIPIK TEMPE

Rp 29.000

KERIPIK TALAS

Rp 20.000


KERIPIK BAYAM

Rp 30.000

KERIPIK PISANG

Rp30.000

Sumber; Diva Snack
Penetapan harga tersebut dirasa oleh pemilik masih cukup bisa
bersaing dengan kompetitor. Bahkan menurut pemilik harga tersebut lebih
mahal dibanding kompetitor. Pemilik berani mengambil keputusan tersebut
karena didasari oleh produk yang dibuatnya antara lain, barang yang diberikan
kepada konsumen merupakan barang yang masih baru, bahan baku yang
digunakan pun selalu baru untuk setiap harinya, ditambah lagi tidak adanya
bahan pengawet untuk setiap produknya. Namun Diva Snack tidak pernah
menerapkan potongan harga kepada setiap pelangganya berapapun banyaknya
jumlah yang dipesan. Diva Snack hanya menambahkan sejumlah produk dari
yang seharusnya dipesan. Hal itupun bergantung dengan banyaknya pesanan


untuk masing-masing konsumen. Jadi tidak semua konsumen mendapat
perlakuan yang sama.
Diva Snack memberlakukan kenaikan harga hanya pada saat harga
bahan baku dan pendukung lainnya mengalami kenaikan yang signifikan.
Kenaikan harga turut mempengarui proses produksi. Ketika harga mengalamai
kenaikan yang signifikan, pemilik biasanya akan menawarkan dahulu kepada
konsumen, apakah dengan harga yang mengalami kenaikan, konsumen akan
tetap memesan atau tidak. Jika bersedia maka proses produksipun akan
berjalan begitun sebaliknya, jika konsumen tidak bersedia maka proses
produksipun akan berhenti.
4.1.4. Strategi distribusi dalam meningkatkan omset penjualan
Distribusi merupakan kegiatan menyalurkan barang dari produsen
hingga ke konsumen. Kegiatan penyaluran barang tersebut bisa secara
langsung ketangan konsumen ataupun melalui bantuan pihak lainnya.
Kegiatan penyaluran barang sebisa mungkin harus lancer, hal tersebut guna
menjamin ketersediaan barang dipasaran. Hal tersebut juga guna menunjang
perputaran proses produksi agar tidak terganggu.
Diva Snack merupakan salah satu pelaku usaha yang menerapkan
pendistribusian barang secara langsung kepada konsumen akhir dan juga

melalui bantuan pihak lainnya. Konsumen Diva Snack terbagi menjadi dua,
konsumen akhir dan konsumen yang membeli barang untuk dijual kembali.
Dalam pendistribusian barang bergantung dengan konsumen yang memesan,

ada yang meminta untuk diantarkan, ada juga yang ingin mengambil sendiri
ketempat produksi. Bagi pelanggan yang meminta diantarkan barang
pesanannya, Diva Snack tidak mematok biaya tambahan sama sekali, namun
hal tersebut bergantung pada jarak tempuh pengantaran dari tempat produksi.
Daerah disekitar tempat produksi, seperti Ambarawa, Bawen, Salatiga, dan
Secang yang berada di Kabupaten Magelang tidak ada tambahan biaya
pengantaran. Daerah lain diluar wilayah tersebut akan dihitung biaya
tambahan sebagai ongkos kirim.
Diva Snack sendiri tidak memiliki gerai penjualan khusus. Diva Snack
lebih memilih tempat produksi sebagai tempat penjualan juga.Hal tersebut
semakin ditunjang dengan akses jalan untuk sampai ketempat produksi sudah
semakin baik Semua barang yang diproduksi merupakan pesanan dari
konsumen. Artinya Diva Snack tidak pernah melebihkan jumlah produksinya
ataupun untuk cadangan jika sewaktu-waktu ada konsumen lain yang ingin
membli barang yang sudah ada. Hal tersebut berkaitan dengan tujuan pemilik
ingin membangun pandangan konsumen bahwa barang yang dijual selalu baru.

Waktu bagi konsumen untuk mendapatkan barang yang dipesan berkisar 1-3
hari atau lebih, tergantung dari jumlah dan jenis barang pesanannya.
4.1.5. Strategi promosi dalam meningkatkan omset penjualan
Promosi merupakan kegaitan mengenalkan produk kepada konsumen.
Promosi bisa dilakukan dengan berbagai cara, bisa memanfaatkan media cetak,
media televise ataupun yang lainnya. Harapan dari pengenalan promosi

bertujuan agar konsumen tertarik untuk mencoba suatu produk dan akhirnya
akan menjadi konsumen yang loyal terhadapa produk tersebut.
Diva Snack tidak pernah melakukan promosi menggunakan berbagai
media cetak ataupun elektronik yang bisa dimanfaatkan dari awal usaha
dijalankan. Pengenalan produk hanya dilakukan melalui “lips to lips”. Setelah
usaha dirasa berjalan dengan baik, pemilik tidak pernah melakukan promosi
apapun. Berbagai alasan melatar belakangi promosi urung dilakukan. Hal yang
sangat menjadi pertimbangan pemilik adalah persoalan biaya. Pemilik
beranggapan biaya untuk promoi cukup banyak, jadi hal tersebut urung
dilakukan. Selain itu, jika gencar melakukan promosi, pemilik takut kewalahan
jika sewaktu-waktu mendapatkan pesanan yang terlampau banyak. Hal
tersebut karena keterbatasan sumber daya manusianya.
4.2.


Pembahasan

4.2.1. Penjualan
Selama periode tahun 2015 Diva Snack mampu menjual produknya
hingga 5760 kilogram yang berasal dari kelima produk yang dimiliki. Dari
kelima produk tersebut, keripik gembus menjadi penyumbang penjualan
terbanyak hingga 1912 kilogram, disusul dengan keripik tempe, pisang, bayam
dan talas yang rata-rata berkisar pada angka penjualan hingga 950 kilogram.
Namun tren penjualan tersebut tidak berlanjut ditahun 2016. Pada tahun 2016
justru terjadi penurunan yang cukup signifikan. Keripik gembus pada tahun
2015 dapat terjual hingga 1912 kilogram, justru mengalamai penurunan cukup

signifikan yang mana Diva Snack hanya mampu menjual 902 kilogram saja,
hal itu juga diikuti dengan penurunan di keempat produk yang lain.
Tabel 4.3. Omset Penjualan Diva Snack pada tahun 2015
Keripik
Keripik
Keripik
BULAN


Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Total

Januari
Februari
Maret
April
Mei

Juni
Juli
Agustus

Keripik

gembus

pisang

tempe

bayam

talas

(Kg)

(Kg)

(Kg)

(Kg)

(Kg)

90

90

91

81

83

87

91

70

75

75

92

85

71

78

69

98

90

82

72

76

82

81

81

75

73

20

85

101

93

89

60

70

64

81

75

66

67

83

69

75

76

65

80

82

71

82

73

90

75

73

93

83

82

74

85

192

94

92

90

98

1912

974

987

945

942

Keripik

Keripik

Tabel 4.4. Omset Penjualan Diva Snack pada tahun 2016
Keripik
Keripik
Keripik
BULAN

Keripik

gembus

pisang

tempe

bayam

talas

(Kg)

(Kg)

(Kg)

(Kg)

(Kg)

67

83

65

55

61

75

54

55

58

61

66

48

71

52

65

88

72

68

55

71

72

67

65

64

55

123

58

89

69

75

51

73

61

76

76

64

72

67

75

63

September
Oktober
November
Desember
Total

58

67

73

56

65

52

72

55

49

51

59

45

55

67

54

127

47

51

58

58

902

758

775

734

755

4.2.2. Strategi produk dalam meningkatkan omset penjualan
Produk merupakan ujung tombak perusahan agar tetap eksis dalam
menjaga keberlangsungannya. produksendiri dapat berupa barang ataupun
jasa. Penciptaan produk tidak bisa dengan sembarangan. Produk harus mampu
menjadi daya tarik bagi konsumen untuk mau mencoba dan menggunakan, dan
yang terlebih penting adalah mampu menjawab akan kebutuhan dan keinginan
konsumen. Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan dipasar
yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan para konsumen.
“Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada
pasar untuk mendapatkan perhatian, dimiliki, digunakan atau
dikonsumsi, yang meliputi barang fisik, jasa, kepribadian,
tempat, organisasi dan gagasan atau buah pikiran.”1
Dalam perkembangannya, kebutuhan dan keinginan manusia akan
terus berkembang. Hal tersebut harus mampu diikuti oleh perusahaan.
Perusahaan harus mampu menghadirkan sesuatu yang baru, yang bisa menjadi
alternatif-alternatif bagi konsumen. Perusahaan harus selalu hadir dengan
inovasi terhadap produk yang diciptakan.
“Faktor-faktor yang terkandung dalam suatu produk adalah
mutu/kualitas, penampilan (features), pilihan yang ada (options),
gaya (styles), merek (brand names), pengemasan (packaging),
1

Sofjian Assauri. 2013. Manajemen Pemasaran. PT Rajagrafindo Persada . Jakarta. Hal.

200

ukuran (size), jenis (product lines), macam (product items),
jaminan (warranties), dan pelayanan (service).”2

Produk sendiri hendaknya tidak hanya satu macam saja, hal tersebut
akan membuat konsumen cepat merasa bosan, alangkah baiknya juga
diciptakan berbagai produk lainnya sebagai alternatif pilihan. Dengan hadirnya
berbagai produk yang bisa dinikmati konsumen, diharapkan akan turut
meningkatkan penjualan. Selain diferensiasi produk, yang tidak kalah penting
adalah selalu menjaga kualitas produk tersebut. Barang yang selalu baru dan
tanpa bahan pengawet bisa menjadi nilai plus bagi produk tersebut.
Strategi produk yang dijalankan oleh Diva Snack sampai saat ini adalah
dengan mengandalkan lima jenis produk yang dimiliki disertasi dengan
berbagai jenis ukuran kemasan. Selain itu, Diva Snack hanya memproduksi
sejumlah pesanan dari pelanggan saja. Artinya, barang yang akan diterima
oleh konsumen merupakan produk yang baru. Namun sayang, dengan
keunggulan yang dimiliki tersebut, Diva Snack kurang memperhatikan dari
segi pengemasan. Pengemasan hanya menggunakan stapler yang mana
memungkinkan udara masuk dalam kemasan yang menyebabkan daya tahan
produk berkurang. Selain itu, Diva Snack tidak pernah memberikan merek
pada setiap produknya. Padahal merek merupakan identitas akan suatu produk.
Merek tentu akan membuat konsumen merasa yakin untuk membeli produk
tersebut. Merek juga akan mempermudah konsumen untuk membeli produk
yang diingkannya.

2

Ibid

4.2.2. Strategi harga dalam meningkatkan omset penjualan
Harga merupakan satu-satunya elemen dari bauran pemasaran uang dapat
menghasilkan pendapatan bagi perusahanaan. Harga merupakan sejumlah biaya
yang harus dikeluarkan konsumen untuk mendapatkan barang yang diinginkan.
Perusahaan perlu berhati-hati dalam menentukan kebijakan harga untuk setiap
produknya. Alangkah baiknya jika penetapan besaran harga untuk setiap produk
yang

akan

dilepas

ke

pasar

sudah

dikaji

secara

matang

dengan

mempertimbangkan berbagai hal seperti ongkos produksi, gaji pegawai, harga
kompetitor dll.. Hal ini mendukung pendapat Rambat Lupiyoado mengemukakan
bahwa “strategi penentuan harga sangat segnifikan dalam pemberian nilai
kepada konsumen dan mempengaruhi citra produk, dan keputusan untuk

membeli”.3 Namun,Diva Snack memberikan harga yang lebih mahal dibanding
kompetitor. Selain itu, Diva Snack tidak pernah memberikan potongan harga
kepada para konsumennya.
4.2.3. Strategi distribusi dalam meningkatkan omset penjualan
Distribusi merupakan kegiatan menyalurkan barang dari produsen hingga
kepaa konsumen. Kegiatan distribusi bukan semata-mata menyalurkan barang
saja, melainkan juga sebagai sarana menyebar produk tersebut keberbagai daerah
agar konsumen mudah untuk mendapatkan barang tersebut. Pemilihan rantai
produksi ada berbagai cara, secara langsung ataupun tidak langsung. Secara

3

Rambat Lupiyoadi, 2013. Manajemen Pemasaran Jasa :Berbasis Kompetensi,

Jakarta : Salemba Empat. Hal. 95.

langsung, artinya barang dari produsen bisa langusung dinikmati oleh konsumen
akhir. Distribusi tidak langsung artinya barang dari produsen akan disalurkan ke
pihak lainnya, sebelum pihak lain tersebut akan menyampaikan kepada konsumen
akhir. Kegiatan distribusi ini tidak boleh berjalan sembarangan. Distribusi barang
harus dilakukan dengan tepat waktu. Selain agar konsumen puas dengan
pelayanan tetapi juga agar ketersediaan barang dipasar selalu terjamin
ketersediaannya. Namun dalam kenyataanya, kegiatan distribusi barang sering
kali masih tidak berjalan sebagaimana mestinya. Sering terjadi keterlambatan
pendistribusian barang dari yang seharusnya. Hal tersebut dikarenakan sering
terjadi kekurangan bahan baku, jumlah pegawai yang dirasa kurang dll. Hal
tersebut tentu segera harus diperbaiki demi kepercayaan konsumen. Perencanaan
akan kebutuhan bahan baku perlu dikaji ulang. Keinginan untuk selalu
memberikan barang yang baru juga harus diimbangi dengan jaminan ketepatan
waktu pendistribusian barang. Hal ini sesuai dengan pendapat Rambat Lupiyoadi
mengatakan sehubungan dengan saluran distribusi, “perusahaan harus dapat
memilih saluran yang tepat untuk menyampaikan jasanya. Sebab hal tersebut
mempengaruhi kualitas jasa yang akan diberikan”.4

4.2.4

Strategi promosi dalam meningkatkan omset penjualan
Promosi merupakan tindakan mengenalkan suatu produk kepada

konsumen dengan harapan mendapat respon yang baik, sehingga muncul
ketertarikan untuk menggunakan produk tersebut.

4

Rambat Lupiyoadi, 2013. Ibid. Hal 96

“Bauran promosi adalah kombinasi strategi yang paling baik
dari unsur-unsur promosi tersebut, maka untuk dapat efektifnya
promosi yang dilakukan oleh peruasahaan, perlu ditentukan
terlebih dahulu peralatan atau unur promosi apa yang sebaiknya
digunakan dan bagaimana pengkombinasian unsur-unsur
tersebut, agar hasilnya dapat optimal”.5
Promosi bisa dilakukan dengan berbagai cara, bisa melalui media
cetak, media elektronik, promosi penjualan secara langsung dengan pelanggan
ataupun yang lainnya. Pemilihan media yang akan digunakan sebagai media
promosi perlu diperhatikan tingkat efektivitas dan efisiensinya dan juga
bergantung dengan tingkat kemampuan perusahaan dalam pembiayaan untuk
melakukan hal tersebut. Namun dalam kenyataannya, promosi urung
dilakukan karena faktor biaya yang dirasa mahal. Padahal, banyak cara
promosi yang tidak terlalu mahal dari segi pembiayaan, seperti memanfaatkan
media sosial. Selain itu, pemilik urung melakukan promosi karena takut
kewalahan jika mendapat pesanan yang terlampau banyak karena keterbatasan
sumber daya manusia. Padahal, seharusnya pemilik justru semakin giat
mengenalkan produknya agar semakin banyak pesanan yang masuk.

5

Sofjian Assauri. 2013.Ibid. Hal. 269

Dokumen yang terkait

ANALISIS DANA PIHAK KETIGA PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE TRIWULAN I 2002 – TRIWULAN IV 2007

40 502 17

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22