Pertanggungjawaban Pidana Anak Terhadap Tindak Pidana Turut Sertadengan Sengaja Membujuk Anak Melakukan Persetubuhan (Analisis Nomor 14 Pid.Sus-Anak 2015 PN-Pdg)

BAB II
PENGATURAN TINDAK PIDANA ANAK TURUT SERTA DENGAN
SENGAJA MEMBUJUK ANAK MELAKUKAN PERSETUBUHAN
YANG DILAKUKAN OLEH ANAK

C. Tindak Pidana Persetubuhan dalam KUHPidana
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) memasukkan perbuatan
persetubuhan sebagai kejahatan terhadap kesusilaan atau kejahatan terhadap
kesopanan 36 Kesusilaan adalah (goede zeden) adalah kesusilaan moral dengan
norma kesopanan, khususnya dibidang seksual. 37 Tindak pidana kesopanan
dibentuk untuk melindungi kepentingan (recbtsbelang) terhadap rasa kesopanan
masyarakat (rasa keadilan termasuk di dalamnya). 38`
Persetubuhan secara sederhana diartikan sebagai aktifitas/hubungan
seksual yang umum dilakukan untuk memperoleh kenikmatan seksual atau untuk
proses memperoleh anak. Persetubuhan dengan demikian bukanlah sebuah bentuk
kejahatan tapi merupakan perbuatan manusiawi karena lumrah dilakukan bahkan
merupakan kebutuhan kodrati. Sifat jahat terhadap aktifitas seksual ini kemudian
melekat jika itu dilakukan tidak sesuai dengan hukum sehingga disebutlah
perbuatan

itu


sebagai

kejahatan

seksual.Terminologi

persetubuhan

dan

terminologi pencabulan memiliki perbedaan prinsipil secara yuridis.

36

P.A.F. Lamintang dan Theo Lamintang, Kejahatan Melanggar Norma Kesusilaan dan
Norma Kepatutan, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), h 7
37
Andi Hamzah, Terminologi Hukum Pidana, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), h.150
38

Adami Chazawi, (3) Tindak Pidana Mengenai Kesopanan, (Jakarta: RajaGrafindo
Persada, 2007), h. 1

Universitas Sumatera Utara

Tindak pidana persetubuhan dalam KUHPidana, yaitu
1. Pasal 287 KUHP menyatakan :
(1) Barangsiapa bersetubuh dengan perempuan yang bukan istrinya, sedang
diketahuinya atau harus patut disangkakannya, bahwa unsur perempuan itu
belum cukup 15 (lima belas) tahun kalau tidak nyata berapa umurnya,
bahwa perempuan itu belum masanya untuk kawin, dihukum penjara
selama-lamanya 9 (Sembilan) tahun.
(2) Penuntutan hanya dilakukan kalau ada pengaduan, kecuali umur perempuan
itu belum sampai 12 (dua belas) tahun atau jika ada salah satu hal tersebut
pada Pasal 291 dan 294.
2. Pasal 288 KUHP menyatakan :
(1) Barangsiapa bersetubuh dengan yang bukan istrinya yang diketahuinya atau
patut disangkanya, bahwa perempuan itu belum masanya untuk dikawinkan,
dihukum penjara selama-lamanya 4 (empat) tahun, kalau perbuatan itu
berakibat badan perempuan itu mendapat luka.

(2) Kalau perbuatan itu menyebabkan perempuan mendapat luka berat,
dijatuhkan hukuman penjara selama-lamanya 8 (delapan) tahun.
(3) Jika perbuatan itu mengakibatkan kematian perempuan itu dijatuhkan
hukuman penjara selama-lamanya 12 (dua belas) tahun.
3. Pasal 291 KUHP menyatakan:
(1) Kalau salah satu kejahatan yang diterangkan dalam Pasal 286, 287, 289 dan
290 itu menyebabkan luka berat pada tubuh, dijatuhkan hukuman penjara
selama-lamanya 12 (dua belas) tahun.

Universitas Sumatera Utara

(2) Kalau salah satu kejahatan yang diterangkan dalam Pasal 285, 286, 287,
289, dan 290 itu menyebabkan orang mati, dijatukan hukuman penjara
selama-lamanya 15 (lima belas) tahun. 39

D. Tindak Pidana Persetubuhan diluar KUHPidana
Pada umumnya perbuatan persetubuhan dapat dilakukan dengan pemaksaan
yang lebih dikenal dengan pemerkosaan dan dapat dilakukan tanpa pemaksaan.
Hukum positif yang berlaku di Indonesia telah mengatur perbuatan persetubuhan
secara umum terhadap orang yang dewasa dan anak-anak secara khusus jika

dilakukan terhadap anak diatur dalam Undang-Undang No. 35 Tahun 2014 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
serta jika dilakukan terhadap orang yang masih termasuk dalam hubungan
keluarga diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 Tentang
Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga.
Tindak Pidana Persetubuhan diluar KUHPidana, antara lain :
1. Undang-Undang No. 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang
No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
Undang-Undang No. 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas UndangUndang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, maka persetubuhan
terhadap anak yakni seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun
(vide Pasal 1 angka 1) mendapat pengaturan lebih khusus yakni dalam Pasal 81
dinyatakan :

39

Maidin Gultom, Op.Cit, h. 4-5

Universitas Sumatera Utara

(1) Setiap orang yang melangggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 76D dipidana dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan
paling

lama

15

(lima

belas)

tahun

dan

denda

paling

banyak


Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
(2) Ketentuan pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku pula bagi
Setiap Orang yang dengan sengaja melakukan tipu muslihat, serangkaian
kebohongan, atau membujuk Anak melakukan persetubuhan dengannya
atau dengan orang lain.
(3) Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
oleh Orang Tua, Wali, pengasuh Anak, pendidik, atau tenaga kependidikan,
maka pidananya ditambah 1/3 (sepertiga) dari ancaman pidana sebagaimana
dimaksud pada ayat (1).
Pasal 82
(1) Setiap orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
76E dipidana dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling
lama 15 (lima belas) tahun dan denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima
miliar rupiah).
(2) Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh
Orang Tua, Wali, pengasuh Anak, pendidik, atau tenaga kependidikan, maka
pidananya ditambah 1/3 (sepertiga) dari ancaman pidana sebagaimana
dimaksud pada ayat (1).
2. Undang-Undang No. 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam

Rumah Tangga (PKDRT)

Universitas Sumatera Utara

Dalam bahasa Inggris, kekerasan diistilah dengan violence. Secara
etimologi, violence merupakan gabungan dari “vis” yang berarti daya atau kekuatan
dan “latus” yang berasal dari kata “ferre” yang berarti membawa. 40 Jadi violence
adalah tindakan yang membawa kekuatan untuk melakukan paksaan atau tekanan
fisik maupun non fisik.
Undang-undang No. 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan
Dalam Rumah Tangga (PKDRT) ini secara khusus berlaku dan diberlakukan bagi
orang dalam lingkup rumah tangga. Salah satu jenis kejahatan dalam rumah tangga
adalah kekerasan seksual, Pasal 5 huruf c UU PKDRT dilarang setiap orang
melakukan kekerasan seksual yakni meliputi a. pemaksaan hubungan seksual yang
dilakukan terhadap orang yang menetap dalam lingkup rumah tangga tersebut dan
b. pemaksaan hubungan seksual terhadap salah seorang dalam lingkup rumah
tangganya dengan orang lain untuk tujuan komersial dan/atau tujuan tertentu
(Vide Pasal 8).
Kekerasan seksual (sexsual abuse), meliputi, pemeriksaan hubungan
seksual yang dilakukan terhadap orang yang menetap dalam rumah tangga,

hubungan seksual terhadap salah seorang dalam lingkup rumah tangganya dengan
orang lain untuk tujuan komersial dan/atau tertentu (vide Pasal 8). 41 Kekeasan
seksual menunjukkan kepada setiap aktivitas seksual, bentuknya dapat berupa
penyerangan atau tanpa penyerangan. Kategori penyerangan, menimbulkan
penderitaan berupa cedera fisik, kategori kekerasan seksual tanpa penyerangan

40
41

Ibid, h.14
Ibid, h. 16-17

Universitas Sumatera Utara

menderita trauma emosional. Bentuk-bentuk kekerasan seksual, dirayu, dicolek,
dipeluk dengan paksa, diremas, dipaksa onani, oral seks, anal sek dan diperkosa. 42
Larangan melakukan kekerasan seksual dalam Pasal 5 huruf c jo Pasal 8
UU PKDRT diancam dengan pidana dalam Pasal 46, Pasal 47 dan Pasal 48.
Pasal 46 Undang-Undang KDRT berbunyi:”Setiap orang yang melakukan
perbuatan kekerasanseksualsebagaimana dimaksudpadapasal8huruf (a) dipidana

dengan pidana penjara paling lama 12 (dua belas) tahun atau denda paling banyak
Rp 36.000.000,00 (tigapuluh enam juta rupiah)”.
Pasal

47

Undang-Undang

KDRT

berbunyi:

Setiaporangyang

memaksaorangyang

menetapdalamrumahtangganya

melakukanhubunganseksualsebagaimana


dimaksuddalampasal8huruf(b)

dipidanadenganpidanapenjarapaling singkat4(empat)tahundanpidana penjara paling
lama

15

(lima

belas)

tahun

atau

denda

paling

sedikit


Rp.

12.000.000,00(duabelasjutarupiah)ataupaling banyakRp.300.000.000,00 (tigaratus
juta rupiah).
Pasal 48 Undang-Undang

KDRT berbunyi:Dalam hal perbuatan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 dan Pasal 47 mengakibatkan korban
mendapat luka yang tidak memberi harapan akan sembuh sama sekali, mengalami
gangguan daya pikir atau kejiwaan sekurang-kurangnya selama 4 (empat) minggu
terus menerus atau 1 (satu) tahun tidak berturut-turut, gugur atau matinya janin
dalam kandungan, atau mengakibatkan tidak berfungsinya alat reproduksi, dipidana
dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan pidana penjara paling lama

42

Ibid, h. 17

Universitas Sumatera Utara

20 (dua puluh) tahun atau denda paling sedikit Rp 25.000.000,00 (dua puluh lima
juta rupiah) dan denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
Penggunaan

pasal-pasalinihanya

dalamlingkuprumahtanggayang

padastatuspelakudankorbansebagai

meliputisuami,isteri,anak,orang-orangyang

mempunyai hubungan keluarga karena darah, perkawinan, susuan, pengasuhan,
perwalianyangmenetapdalamrumahtanggatersebutdanpembanturumahtangga.
Haliniberartikekerasanseksualyang diatur dalam Pasal 46 dan Pasal 47 serta Pasal
48Undang-Undang KDRT, dapat menjerat pelaku persetubuhan jika dilakukan
terhadap seseorang yang termasuk anak, dimana hubungan pelaku dengananak
dimaksud

terikat

dalam

ruanglingkup

rumah

tangga

yangmenetapdalamrumahtanggatersebut.
3. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Perdagangan Orang
Tindak pidana perdagangan orang adalah setiap tindakan atau serangkaian
tindakan yang memenuhi unsur-unsur tindak pidana yang ditentukan dalam UU
Perdagangan orang No. 21 tahun 2007. 43
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 Tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Perdagangan Orang Pasal 2 sampai Pasal 27. Yang dalam Pasal 2 ayat (1)
menyatakan

“Setiap

orang

yang

melakukan

perekrutan,

pengangkutan,

penamoungan, pengiriman,pemindahan, atau penerimaan seseorang dengan
ancaman kekerasan,penggunaan kekerasan, penculikan, penyekapan, pemalsuan,
penipuan, penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan, penjeratan utang, atau

43

Aziz Syamsuddin, Tindak Pidana Khusus, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), h 57

Universitas Sumatera Utara

memberi bayaran atau manfaat walaupun memperoleh persetujuan dari orang yang
memegang kendali atas orang lain, untuk tujuan mengeksploitasi orang tersebut di
wilayah Negara Republik Indonesia, dipidana dengan pidana penjara singkat 3
tahun dan paling lama 15 tahun dan dipidana denda paling sedikit Rp 120.000.000
(seratus duapuluh juta rupiah) dan paling banyak Rp 600.000.000 (enam ratus juta
rupiah). 44
Persetubuhan merupakan kejahatan kesusilaan (kemanusiaan). Kamus
Istilah Fiqh menyebutkan pengertian persetubuhan sebagai berikut: Hubungan
kelamin/seks antara laki-laki dan perempuan tanpa ada ikatan perkawinan yang sah,
yaitu memasukkan dzakar/kelamin laki-laki ke dalam farji/kelamin perempuan,
minimal sampai batas qulfah (kepala dzakar). 45

44

Henny Nuraeny, Tindak Pidana Perdagangan Orang, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011),

h. 130
45

Sudaryono dan Natangsa Surbakti, Buku Pegangan Kuliah Hukum Pidana, (Surakarta:
UNS, 2005), h. 123.

Universitas Sumatera Utara