Pengaruh Media Video dan Permainan Ular Tangga dalam Peningkatan Perilaku Anak Mengenai Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) di TK Dian Ekawati Medan tahun 2017

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat atau biasa juga disebut sebagai PHBS
adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil
pembelajaran, yang menjadikan seseorang, keluarga, kelompok atau masyarakat
mampu menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam
mewujudkan kesehatan masyarakat (Kementerian Kesehatan RI, 2011). Hidup
bersih dan sehat sendiri merupakan suatu hal yang seharusnya memang diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari oleh masyarakat sebagai salah satu cara menjaga
kesehatannya. Mengingat kesehatan merupakan hal penting bagi setiap manusia
mulai dari konsentrasi dalam bekerja dan beraktivitas dalam kehidupan seharihari.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia telah membuat Pedoman
Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang ada dalam Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 2269/MENKES/PER/XI/2011 yang
mengatur mengenai upaya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat. Dalam
perilaku hidup bersih dan sehat ada beberapa indikator yang harus diikuti untuk
memenuhi kriteria perilaku hidup bersih dan sehat yang baik. Beberapa indikator
tersebut adalah persalinan oleh tenaga kesehatan, melakukan penimbangan bayi
dan balita, memberikan ASI Eksklusif, mencuci tangan dengan sabun dan air

bersih, memakai jamban sehat, melakukan aktivitas fisik setiap hari, konsumsi

1
Universitas Sumatera Utara

2

buah dan sayur setiap hari, tidak merokok dalam rumah, penggunaan air bersih,
dan memberantas jentik nyamuk (RISKESDAS, 2013).
Secara nasional persentase rumah tangga yang melakukan perilaku hidup
bersih dan sehat sebesar 56,58%, dengan proporsi rumah tangga dengan perilaku
hidup bersih dan sehat baik lebih tinggi di perkotaan yaitu 41,5% dibandingkan di
pedesaan 22,8%. Di Sumatera Utara pencapaian rumah tangga berperilaku hidup
bersih dan sehat adalah 60,04% (Kementerian Kesehatan RI, 2015) dan estimasi
jumlah penduduk di Sumatera Utara pada 2014 adalah sekitar 13.527.937 jiwa
(Pusat data dan informasi Kementerian Kesehatan, 2014). Menurut RISKESDAS
2013 Kota Medan berada diurutan ke dua puluh dengan proporsi 20% dan berada
dibawah proporsi nasional yaitu 32,3%.
Masyarakat sering menganggap pelaksanaan perilaku bersih dan sehat
merupakan hal yang tidak begitu penting sehingga sering dalam pelaksanaannya

tidak dilakukan secara benar. Peran orang tua sangat penting dalam mengajarkan
perilaku hidup bersih dan sehat pada anaknya, bukan sampai tahap itu saja tapi
juga

sebagai

pembimbing,

memberikan

pengertian,

mengingatkan,

dan

menyediakan fasilitas kepada anak. Namun pengetahuan dan pemahaman yang
kurang di masyarakat menyebabkan kurangnya juga pengetahuan dan pemahaman
anak tentang perilaku hidup bersih dan sehat (Setiawan,2014).
Salah satu perilaku hidup bersih dan sehat yang paling mudah dilakukan

dan memiliki manfaat yang paling besar adalah Cuci Tangan Pakai Sabun
(CTPS). Menurut data Kementerian Kesehatan RI (2015) tentang CTPS proporsi
masyarakat melakukan CTPS adalah 47,0% sedangkan di Sumatera utara proporsi

2
Universitas Sumatera Utara

3

ini hanya sebesar 32,9% dan termasuk kedalam lima provinsi dengan proporsi
terendah. Data CTPS di Kota Medan menurut LSM HeartIndo (2011) berdasarkan
kegiatan LSM tersebut di 10 kecamatan di Medan ada sekitar 28.721 orang yang
sudah mendapat sosialisasi CTPS.
Kementerian Kesehatan (2015) menyatakan kegiatan cuci tangan pakai
sabun ini dilaksanakan untuk tujuan menurunkan tingkat kematian pada anak
terutama yang terkait dengan kurangnya akses sanitasi dan pendidikan kesehatan.
Menurut peneliti World Health Organization (WHO) mencuci tangan pakai sabun
dan air bersih menurunkan resiko diare hingga 50%. Cuci Tangan Pakai Sabun
(CTPS) bila dipraktikkan secara tepat dan benar juga merupakan cara termudah
dan efektif untuk mencegah berjangkitnya penyakit seperti ISPA , kolera,

cacingan, flu, hepatitis A, dsb (Setiawan, 2014).
Perilaku cuci tangan dengan sabun sangat dekat kaitannya dengan
pencegahan kejadian diare dan ISPA. Pada tahun 2013, jumlah perkiraan kasus
diare sebanyak 285.183 kasus yang ditemukan dan ditangani sebanyak 223,895
kasus (78,5%) dengan period prevalence diare dari semua umur yaitu 7,0%
dengan insiden 3,5%, di Sumatera Utara period prevalence diare terjadi sebanyak
6.7% dengan insiden 3,3% (Riskesdas 2013). Khusus di Kota Medan angka
perkiraan kejadian diare terjadi sebanyak 45.437 dengan jumlah penduduk
2.123.210 jiwa (Dinas Kesehatan Kota Medan 2015 dalam Nasution,2016).
Sedangkan period prevalence ISPA di Indonesia terdapat sebanyak 25,0%
dan di Sumatera Utara period prevalence ISPA sebanyak 19,9% (Riskesdas2013).

3
Universitas Sumatera Utara

4

Menurut dinas kesehatan kota Medan pada September 2015 diperkirakan
mencapai 23.393 jiwa.
Anak merupakan kelompok yang paling rentan terserang penyakit.

Permasalahan perilaku kesehatan pada anak terutama usia dini ( usia setelah
kelahiran sampai dengan usia sekitar 6 tahun) biasanya berkaitan dengan
kebersihan perorangan dan lingkungan. Penyakit yang sering muncul akibat
rendahnya perilaku hidup bersih dan sehat antara lain cacingan, diare, sakit gigi,
sakit kulit, gizi buruk, dan lain sebagainya. Hal ini akan mempengaruhi tumbuh
kembang anak dan kualitas kesehatannya.
Perilaku cuci tangan pakai sabun ini umumnya telah diajarkan dan
diperkenalkan kepada anak-anak sejak dini, tidak hanya di lingkungan rumah tapi
juga di lingkungan sekolah. Beberapa sekolah bahkan sudah menjadikan
pembelajaran tentang cuci tangan pakai sabun (CTPS) sebagai kegiatan rutin di
sekolah terutama di Taman Kanak-kanak sampai Sekolah Dasar hal ini mengingat
usia anak pada tahap ini berkisar 3-6 tahun yang termasuk usia rentan untuk
terinfeksi penyakit.
Pada umumnya proses pembelajaran pada anak usia dini lebih diutamakan
pada metode bermain sambil belajar. Hal ini sesuai dengan kondisi anak-anak
yang cenderung lebih suka bermain. Langkah yang dapat diambil dalam
menunjang kegiatan pembelajaran agar efektif dan efisien adalah pemanfaatan
media pembelajaran yang disesuaikan dengan metode pembelajaran (Windaviv,
2013).


4
Universitas Sumatera Utara

5

Penggunaan media pembelajaran dapat memperjelas pesan yang ingin
disampaikan kepada anak, dapat membantu anak untuk meningkatkan
motivasinya dalam belajar, serta membuat pembelajaran lebih bervariasi dan
diharapkan pembelajaran yang dilakukan anak lebih bermakna ( Ermayani, 2009
dalam Windaviv, 2013). Selain itu menurut Musfiqon (2012) dalam Utari (2015)
media pembelajaran merupakan alat bantu yang berfungsi untuk menjelaskan
sebagian dari keseluruhan program pembelajaran yang sulit dijelaskan secara
verbal.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan perkembangan media
dalam pembelajaran juga semakin berkembang salah satu contoh media lain yang
sering digunakan dalam pembelajaran untuk anak adalah penggunaan video.
Video dianggap mampu dalam melukiskan gambar hidup dan suara yang
memberikan daya tarik tersendiri (windaviv, 2013). Media pembelajaran video
merupakan media pendidikan yang mengandung unsur audio dan unsur visual,
sehingga memberikan informasi yang jelas terhadap pesan yang disampaikan

(Sardiman dalam Siburian, 2016).
Beberapa penelitian yang memperlihatkan pengaruh video terhadap anak
Siburian, 2016 juga meneliti tentang efektivitas media leaflet dan media video
terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap terhadap deteksi dini kanker
payudara dan bersadarkan penelitian tersebut menyatakan bahwa video terbukti
lebih efektif.
Selain itu penelitian Windaviv pada tahun 2013 yaitu pengaruh
penggunaan media audio visual untuk meningkatkan minat belajar anak di

5
Universitas Sumatera Utara

6

kelompok B TK Perwadina Rejoso Nganjuk dari penelitian tersebut diperoleh
hasil bahwa penggunaan media audio visual berpengaruh secara signifikan untuk
meningkatkan minat belajar anak di kelompok B TK Perwanida Rejoso Nganjuk.
Menurut Departemen Kesehatan RI (2008), untuk mempromosikan
kesehatan di sekolah sebaiknya menggunakan pendekatan yang sesuai dengan
dunianya anak sekolah. Salah satu metode promosi kesehatan yang dapat

digunakan untuk anak TK dan SD adalah dengan menggunakan permainan ular
tangga, dimana pesan-pesan kesehatan dapat dituangkan kedalam permainan
tersebut sehingga anak lebih tertarik. Selain itu permainan ular tangga mudah
dimodifikasi sesuai kebutuhan pembelajaran. permainan juga merupakan media
yang baik untuk mengajari anak sesuatu hal. Salah satu permainan yang biasa
digunakan sebagai media dalam proses belajar anak adalah ular tangga.
Permainan ular tangga merupakan alat bermain yang bersifat edukatif
sehingga membuat anak-anak senang bermain sekaligus dapat mengembangkan
kemampuan mengasah logika dan meningkatkan keterampilan juga melatih anak
untuk berkonsentrasi, teliti dan sabar menunggu giliran (Anonim dalam Yandri,
2015).
Salah satu penelitian yang pernah dilakukan berkaitan dengan permainan
ular tangga dilakukan oleh

Sumantri

tentang pengaruh perubahan tingkat

pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada pelajar usia 7-8 tahun di dua sekolah
dasar kecamatan Mandiangin Koto Selayan Kota Bukittinggi melalui permainan

edukasi kedokteran gigi, berdasarkan hasil yang diperoleh permainan edukasi
kedokteran gigi menggunakan media ular tangga memberikan pengaruh lebih baik

6
Universitas Sumatera Utara

7

dalam peningkatan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut dan dapat dikatakan
metode ini efektif untuk dijadikan metode pendidikan kesehatan gigi dan mulut
untuk pelajar usia 7-8 tahun.
Indrawati (2016) melakukan pengujian terhadap pengaruh penyuluhan
dengan media monolog dan ular tangga terhadap pengetahuan dan sikap siswa SD
mengenai rokok dan hasil yang diperoleh adalah metode ular tangga dan monolog
berpengaruh terhadap pengetahuan dan sikap siswa dan metode ular tangga lebih
efektif.
Selain itu penelitian mengenai ular tangga sebagai media pembelajaran
juga pernah diteliti oleh Hanum (2015) dari hasil penelitian yang dilakukan
diperoleh hasil bahwa media ular tangga efektif dalam meningkatkan pengetahuan
dan sikap siswa sekolah dasar di Desa Tanoh Mirah, Di Kota Medan penggunaan

ular tangga sebagai media pembelajaran telah digunakan juga di beberapa
TK/PAUD salah satunya TK Pelangi yang pernah menggunakan metode ini dalam
pengajaran berhitung kepada anak didiknya.
TK Dian Ekawati adalah salah satu TK yang berada di kecamatan Medan
Tembung. Di TK Dian Ekawati pengajaran tentang PHBS personal pada anak
telah diajarkan dengan metode ceramah dan praktik. Salah satu PHBS yang
diajarkan kepada anak adalah CTPS. Pengajaran mengenai CTPS juga terbatas
pada pengetahuan guru-guru mengenai CTPS. Sehingga pengetahuan dan
pemahaman yang diperoleh anak menjadi tidak maksimal. CTPS di sekolah ini
belum berjalan dengan baik, pengawasan dari guru untuk memantau anak
melakukan CTPS terbatas. Sarana dan prasarana CTPS di sekolah ini sudah

7
Universitas Sumatera Utara

8

tersedia seperti kran air, handsoap, dan lap tangan namun jarang digunakan dan
tidak terawat. Menurut Kepala Sekolah TK Dian Ekawati belum pernah dicoba
mengajarkan anak mengenai CTPS dengan metode yang lain. Penggunaan media

sebagai pendukung pembelajaran juga tidak pernah dilakukan oleh pihak sekolah.
Dengan demikian, berdasarkan uraian yang telah dijabarkan diatas maka
peneliti tertarik melakukan penelitian dengan desain yang dirancang, yaitu
mengunakan media video dan permainan ular tangga. Video dan permainan ular
tangga ini akan di padukan dengan pembelajaran mengenai perilaku cuci tangan
dengan sabun dan diberikan kepada anak usia dini yang berada di Taman Kanakkanak khususnya TK Dian Ekawati melihat latar belakang pengajaran CTPS yang
pernah dilakukan di sekolah ini sebelumnya.

1.2 Permasalahan Penelitian
Berdasarkan latar belakang, maka permasalahan penelitian ini adalah
bagaimana pengaruh media video dan ular tangga dalam peningkatan perilaku
anak mengenai cuci tangan pakai sabun (CTPS) di TK Dian Ekawati, Medan.

1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh media video dan ular tangga dalam peningkatan
perilaku anak mengenai cuci tangan pakai sabun (CTPS) di TK Dian Ekawati,
Medan.

8
Universitas Sumatera Utara

9

1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui perbedaan perilaku anak sebelum dan sesudah diberikan
media video mengenai cuci tangan pakai sabun (CTPS) di TK Dian
Ekawati, Medan.
2. Mengetahui perbedaan perilaku anak sebelum dan sesudah diberikan
media permainan ular tangga mengenai cuci tangan pakai sabun (CTPS) di
TK Dian Ekawati, Medan.
3. Mengetahui perbedaan perilaku antara kelompok media video dengan
kelompok metode media ular tangga.

1.4 Hipotesis
1. Ho: tidak ada perbedaan perilaku anak berdasarkan hasil pretest dan
posttest kelompok media video dan permainan ular tangga mengenai
perilaku cuci tangan pakai sabun (CTPS).
H1: ada perbedaan perilaku anak berdasarkan hasil pretest dan posttest
kelompok media video dan permainan ular tangga mengenai perilaku cuci
tangan pakai sabun (CTPS).
2. Ho : tidak ada perbedaan perilaku antara kelompok media video dengan
kelompok media ular tangga.
H1 : ada perbedaan perilaku antara media video dengan kelompok media
ular tangga.

9
Universitas Sumatera Utara

10

1.5 Manfaat Penelitian
1. Bagi Departemen Kesehatan seperti Dinas Kesehatan, video dan
permainan ular tangga mengenai perilaku cuci tangan pakai sabun dapat
dijadikan sebagai program alternatif intervensi untuk anak usia dini di
PAUD maupun di TK dalam meningkatan pengetahuan mengenai PHBS
terkhusus tentang CTPS untuk anak usia dini.
2. Bagi Dinas Pendidikan video dan permainan ular tangga mengenai
perilaku cuci tangan pakai sabun dapat dijadikan alat bantu belajar
mengajar bagi sekolah-sekolah yang memiliki program kesehatan.
3. Bagi sekolah, video dan permainan ular tangga mengenai perilaku cuci
tangan pakai sabun dapat dimasukkan dalam kegiatan belajar mengajar
sebagai alat bantu, terutama bagi sekolah untuk anak usia dini yang
konsepnya bermain sambil belajar.
4.

Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat, video dan permainan ular tangga
mengenai perilaku cuci tangan pakai sabun dapat dijadikan alternative
media edukasi kepada anak-anak usia dini baik untuk kegiatan pengabdian
masyarakat seperti penyuluhan dan Pengalaman Belajar Lapangan (PBL).

10
Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Media Video dan Permainan Ular Tangga dalam Peningkatan Perilaku Anak Mengenai Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) di TK Dian Ekawati Medan tahun 2017

0 2 19

Pengaruh Media Video dan Permainan Ular Tangga dalam Peningkatan Perilaku Anak Mengenai Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) di TK Dian Ekawati Medan tahun 2017

0 0 2

Pengaruh Media Video dan Permainan Ular Tangga dalam Peningkatan Perilaku Anak Mengenai Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) di TK Dian Ekawati Medan tahun 2017

0 1 23

Pengaruh Media Video dan Permainan Ular Tangga dalam Peningkatan Perilaku Anak Mengenai Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) di TK Dian Ekawati Medan tahun 2017 Chapter III VI

0 0 75

Pengaruh Media Video dan Permainan Ular Tangga dalam Peningkatan Perilaku Anak Mengenai Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) di TK Dian Ekawati Medan tahun 2017

3 10 4

Pengaruh Media Video dan Permainan Ular Tangga dalam Peningkatan Perilaku Anak Mengenai Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) di TK Dian Ekawati Medan tahun 2017

0 1 51

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN MENGGUNAKAN MEDIA VIDEO DAN BERNYANYI TERHADAP KETERAMPILAN CUCI TANGAN PAKAI SABUN (CTPS) PADA SISWA TK PKK INDRIARINI YOGYAKARTA

1 7 6

Faktor Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) di SMP

0 0 8

PENGARUH CERITA BERGAMBAR TERHADAP PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN (CTPS) DI TK PERTIWI 55 KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Pengaruh Cerita Bergambar terhadap Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) di TK Pertiwi 55 Kasihan Bantul Yogyakarta

0 0 17

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN MEDIA PUZZLE TERHADAP PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN (CTPS) ANAK DI TK ABA SILIRAN I KARANGSEWU GALUR KULON PROGO NASKAH PUBLIKASI - PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN MEDIA PUZZLE TERHADAP PERILAKU CUCI TANGAN PAK

0 2 11